laporan posisi keuangan (sap 9).doc

17
LAPORAN POSISI KEUANGAN 1. Aset-Aset Entitas Menurut FASB, aset adalah kemungkinan-kemungkinan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu”. 1.1. Pengakuan dan Penilaian Aset APB mengatakan bahwa pengakuan dan penilaian aset maupun kewajiban sebagai pencatatan aktiva yang didasarkan pada kejadian saat entitas tersebut mendapatkan kekayaan atau aktiva tersebut dari pihak lain, sedangkan kewajiban diakui saat kewajiban muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbanan (exchange atau market change) pada saat pengalihan tersebut terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost. Untuk pengorbanan yang diberikan pada aktiva bukan utang (non-moneter), maka nilai yang dipakai adalah harga pasar yang diserahkan. Di samping nilai pertukaran atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga berbagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai-nilai tersebut, yaitu: a. Book value, adalah harga yang diperoleh dari nilai perolehan historis dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebaskan kepada pendapatan. 1

Upload: ngurah-panji-putra

Post on 27-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

LAPORAN POSISI KEUANGAN

1. Aset-Aset Entitas

Menurut FASB, aset adalah kemungkinan-kemungkinan ekonomi yang

diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh entitas tertentu sebagai

akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu”.

1.1. Pengakuan dan Penilaian Aset

APB mengatakan bahwa pengakuan dan penilaian aset maupun kewajiban

sebagai pencatatan aktiva yang didasarkan pada kejadian saat entitas tersebut

mendapatkan kekayaan atau aktiva tersebut dari pihak lain, sedangkan kewajiban

diakui saat kewajiban muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan

pada nilai tukar, nilai pengorbanan (exchange atau market change) pada saat

pengalihan tersebut terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost.

Untuk pengorbanan yang diberikan pada aktiva bukan utang (non-moneter),

maka nilai yang dipakai adalah harga pasar yang diserahkan. Di samping nilai

pertukaran atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga berbagai nilai

yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai-nilai tersebut, yaitu:

a. Book value, adalah harga yang diperoleh dari nilai perolehan historis

dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebaskan kepada

pendapatan.

b. Replacement cost, adalah nilai yang diberikan pada suatu barang yang

dimaksud, jika barang tersebut diganti dengan barang lain yang sama.

c. Selling price, adalah harga penjualan.

d. Net realizable value, adalah harga jual dikurangi biaya penjualannya atau

dikurangi tingkat margin yang normal.

FASB dalam SFAC No.5 merekomendasi 5 (lima) metode pengukuran

sebagai berikut:

a. Harga perolehan (historical cost). Aktiva dan hutang diakui sebesar

jumlah kas, atau ekuivalennya yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva

atau terjadinya hutang.

b. Harga kini atau nilai ganti (current of replacement cost). Aktiva dan

hutang diakui sebesar jumlah kas, atau ekuivalennya yang harus dibayar

jika aset yang sama atau ekuivalen diperoleh sekarang.

1

Page 2: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

c. Nilai pasar (current market value). Aktiva dan hutang diakui sebesar

jumlah kas atau ekuivalennya yang akan diterima jika aktiva itu dijual.

d. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable or settlement value).

Jumlah kas atau ekuivalennya yang tidak didiskon di mana aktiva dan

hutang diharapkan untuk dikonversi dengan jumlah tersebut di masa yang

akan datang.

e. Nilai sekarang atau nilai yang telah didiskontokan dari nilai arus kas di

masa yang akan datang (present or discounted value of future cash flows).

Merupakan nilai arus kas masuk di masa mendatang yang didiskontokan

yang akan digunakan sebagai dasar konversi aktiva dan hutang.

1.2. Metode Penilaian Aset

Dua bentuk klasifikasi yang digunakan yaitu current (lancar) dan non-current

(tidak lancar). Current dinyatakan sebagai siklus operasi atau satu tahun,

sedangkan non-current adalah lebih lama dari satu tahun. Siklus operasional

adalah waktu yang dibutuhkan untuk menuju akuisisi material dan mengumpulkan

kas dari pendapatan.

1.3. Piutang Usaha (Receivable)

Piutang usaha berhubungan erat dengan pengakuan pendapatan. Dua konsep

yang mendasari pengakuan pendapatan tersebut, yaitu (1) earning process dan (2)

realization process. Terdapat beberapa metode pengakuan pendapatan sebagai

berikut, (1) Pengakuan pendapatan atas dasar kemajuan produksi; (2) Pengakuan

pendapatan atas dasar saat produksi selesai; (3) Pengakuan pendapatan atas dasar

saat penjualan; (4) Pengakuan pendapatan atas dasar saat penerimaan kas.

1.4. Investasi Sementara

Secara umum investasi dalam saham diklasifikasikan pada salah satu dari 3

(tiga) motif, yaitu:

a. Held-to-maturity (motif investasi), di mana investasi mengarah pada

intensitas positif dan kemampuan untuk membawa ke dalam kedewasaan.

b. Trading (motif spekulasi), maksudnya adalah untuk menjual saham dalam

waktu dekat.

c. Available-for-sale (motif lainnya), di mana tidak ada dua kategori lainnya

yang diterapkan.

2

Page 3: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

1.5. Persediaan (Inventory)

Suatu entitas bisnis dapat menggunakan metode first in first out (FIFO), last

in first out (LIFO), dan rata-rata tertimbang dalam menilai jumlahnya

persediaannya. Penilaian persediaan juga melibatkan nilai-nilai sebagai berikut:

a. Persediaan terendah dicatat dengan nilai antara historis cost atau market

(replacement) cost.

b. Nilai riil bersil (net realizable value) atau nilai bersih (net) realisasi

dikurangi dengan mark up normal.

1.6. Aset yang Dibangun Sendiri dan Persediaan Manufaktur

Dua metode yang sering dibahas dalam literatur akuntansi, terkait dengan

penentuan kos suatu produk yang diproduksi sendiri adalah variable costing dan

full absorption costing. Hanya biaya produksi variabel yang dilekatkan atau

diperhitungkan pada inventori di bawah variabel costing. Berbeda halnya dengan

full absorption costing, metode ini mencoba untuk menghitung semua biaya

produksi baik biaya tetap maupun biaya variabel untuk inventori atau aset yang

diproduksi.

1.7. Depresiasi dan Deplesi terhadap Aset Tetap

Depresiasi merupakan alokasi yang bersifat sistematis dan rasional atas nilai

aset sesuai masa manfaatnya, karena aset tersebut telah memberikan kontribusi

berupa penghasilan. Depresiasi dapat menggunakan beberapa metode, seperti: (a)

Straight line; (b) Sum of years digit; (c) Declining balance; (d) Unit produksi.

1.8. Aset yang Nilainya Mengalami Penurunan (Merugikan)

Aset yang dimiliki oleh suatu entitas sangat mungkin nilainya menurun pada

periode berjalan. Faktor penyimpanan terhadap persediaan yang buruk dapat

menyebabkan kualitas persediaan yang dimiliki menurun. Penurunan kualitas

akan menyebabkan penurunan harga jualnya. Permasalahan yang muncul terhadap

aset tersebut adalah memberikan nilai yang relevan dengan kondisinya serta nilai

representasi yang tepat.

1.9. Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat di identifikasi

sebagai aset yang tidak memiliki wujud fisik. Suatu transaksi dapat diakui sebagai

aset tidak berwujud jika memenuhi syarat berikut, yaitu: kemungkinan entitas

3

Page 4: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut dan biay perolehan

aset tersebut dapat diukur dengan andal.

1.10. Biaya yang Ditangguhkan

Dalam akuntansi keuangan, terdapat dua tipe biaya yang ditangguhkan,

yaitu sebagai berikut:

a. Tipe yang menggambarkan prepaid cost.

Tipe ini diharapkan menyediakan keuntungan masa mendatang dalam bentuk

pengurangan aliran kas untuk jasa yang berhubungan seperti prepaid insurance.

b. Tipe yang menggambarkan biaya ditangguhkan.

Tipe ini menggambarkan penangguhan pengakuan biaya karena alas an

peraturan pengukuran pendapatan (matching principles).

2. Kewajiban

Kewajiban didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomis yang

mungkin terjadi di masa akan datang yang muncul dari kewajiban-kewajiban

sekarang pada suatu kesatuan usaha tertentu untuk mentransfer aset atau jasa

kepada entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi-transaksi

atau event-event di masa lalu (FASB 1985, paragraf 35).

2.1. Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban

Secara umum, kewajiban diukur dengan jumlah yang disepakati dalam

pertukaran. Hutang lancar diukur berdasarkan nilai kewajiban yang akan dibayar

di masa yang akan datang, sedangkan hutang jangka panjang diukur berdasarkan

pada present yang dihitung berdasarkan current interest rates.

2.2. Hutang Wesel (Notes Payable)

Hutang wesel merupakan bukti bahwa entitas memiliki hutang usaha yang

bersifat jangka pendek, baik untuk tujuan operasi maupun pembelian barang

dagangan. Hutang ini biasanya disertai dengan tingkat bunga pasar yang harus di-

discounted, dengan tujuan agar wesel berada pada nilai bunga pasar yang

sesungguhnya. Discount yang muncul dari perbedaan rates diamortisasi selama

umur wesel dan dibiayakan sebagai interest rates to market rates

2.3. Hutang Obligasi (Bonds Payable)

Obligasi merupakan surat pernyataan kewajiban (hutang) yang dikeluarkan

oleh suatu entitas atau lembaga pemerintah yang menjamin pembayaran pokok

4

Page 5: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

pinjaman pada waktu tertentu di masa mendatang ditambah dengan bunga

periodik, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang.

2.4. Obligasi Konvertibel (Convertible Bonds)

Obligasi konvertibel memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut: (1) Tingkat

bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh entitas

untuk obligasi non-konvertibel; (2) Harga konversi awal yang lebih tinggi

daripada harga saham biasa pada tanggal keluarannya; (3) Hak penarikan

dipertahankan oleh entitas tersebut.

3. Modal

Dua elemen modal para pemegang saham adalah modal setoran dan laba

ditahan. Pada umumnya, tujuan pelaporan modal para pemegang saham adalah

menyajikan informasi kepada pihak yang berkepentingan tentang efisiensi dan

kepengurusan (stewardship) manajemen, serta menyediakan informasi tentang

riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya.

3.1. Komponen modal

Beberapa komponen yang membentuk modal perseroan yaitu:

a. Jumlah rupiah maksimum yang dapat disetorkan para pemegang saham.

b. Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham yang disebut dengan

modal disetor, dan selisih antara modal dasar dengan modal disetor disebut

dengan modal portepel.

c. Jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi atau revaluasi aset-aset

berwujud (fisik) yang dimiliki perseroan (entitas).

d. Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen.

e. Jumlah rupiah donasi dari pihak non pemegang saham.

3.2. Pemesanan Pembelian Saham (Capital Stock Subscription)

Biasanya, jika investor berkeinginan membeli saham maka mereka harus

memesan (to subscribe) terlebih dahulu lembar saham yang akan dibeli dengan

harga sesuai kesepakatan pada saat pemesanan.

3.3. Obligasi Berhaktukar (Convertible Bonds)

Perseroan sering menertbitkan obligasi dengan karakteristik bahwa obligasi

tersebut dapat ditukarkan dengan saham biasa atas inisiatif pemegang obligasi

dalam periode konversi tertentu.

5

Page 6: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

3.4. Saham Prioritas Berhaktukar (Convertible Preferred Stock)

Pengukuran jumlah rupiah yang diakui sebagai modal pemegang saham dapat

menggunakan pendekatan seperti obligasi berhaktukar. Jika terdapat selisih antara

harga pasar baik saham biasa maupun saham prioritas, selisih tersebut harus

dikompensasi ke atau dari laba ditahan.

3.5. Dividen Saham dan Pemecahan Saham (Stock Dividend and Stock

Splits)

Pemecahan saham (stock splits) adalah penurunan nominal saham atau nilai

yuridis per lembar saham dengan cara menukar tiap satu lembar saham yang

beredar dengan dua atau lebih saham baru yang nilai nominal per lembarnya

merupakan pecahan dari nilai nominal saham semula. Dividen saham memiliki

karakteristik bahwa dividen tersebut bukan merupakan pendapatan/laba dari

penerimanya. Dari sudut pandang kesatuan usaha, dividen saham bukan

merupakan pembagian laba karena tidak ada penurunan aktiva atau hutang yang

dimiliki suatu entitas.

3.6. Hak Beli Saham (Stock Rights)

Hak untuk membeli saham suatu entitas pada penerbitan saham baru biasanya

diberikan kepada pemegang saham lama untuk tujuan mempertahankan

kepemilikan pemegang saham lama. Hak beli saham biasanya umurnya tidak lama

dan harga beli saham dengan hak beli tersebut biasanya lebih rendah dari harga

pasar saham yang bersangkutan. Harga pasar hak beli saham dihitung dari selisih

harga pasar saham dengan harga yang harus dibayar para pemegang saham yang

memiliki hak beli saham tersebut.

3.7. Opsi Saham (Stock Options)

Opsi saham merupakan jenis kontrak yang memberi hak kepada karyawan

suatu entitas bisnis untuk membeli saham yang dimiliki oleh entitas tersebut

dalam jangka waktu tertentu dengan harga tertentu pula.

3.8. Kupon Saham (Stock Warrants)

Kupon saham berbeda dengan opsi saham dalam beberapa aspek yakni:

a. Kupon saham dijual kepada pihak yang bukan pemegang saham atau

karyawan perseroan.

b. Kupon saham dijual tunai.

6

Page 7: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

c. Total harga pembelian saham biasaya melebihi harga pasar saham pada

saat kupon diterbitkan atau dijual.

3.9. Laba Ditahan

Secara teoritis, laba ditahan yang tersedia secara keseluruhan adalah untuk

dibagikan sebagai dividen. Jika dividen yang dibagikan melebihi laba ditahan

yang dimiliki perseroan atau ada sebagian modal setoran yang didistribusikan

sebagai dividen, maka kelebihan atau sebagian modal setoran yang didistribusikan

tersebut bukan merupakan dividen biasa, tetapi merupakan dividen likuidasi.

Laba ditahan yang tidak dibagi sebagai dividen berarti bahwa laba tersebut

diinvestasikan kembali secara permanen dan ini berarti bahwa laba ditahan

tersebut secara konseptual merupakan modal setoran kendali para pemegang

saham yang tidak secara langsung melakukan setoran tersebut.

3.10. Perubahan Laba Ditahan

Jika pemisahan transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap

dipertahankan, maka terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba

ditahan, yaitu laba periodik dan pembagian dividen. Transaksi lain yang juga

berpengaruh terhadap laba ditahan adalah transaksi yang tergolong transaksi

modal dan langsung dimasukkan dalam laba ditahan serta tidak melalui laporan

laba-rugi.

3.11. Penyesuaian Periode Sebelumnya (Prior – Period Adjustments)

Penyesuaian periode sebelumnya yang merupakan perlakuan terhadap

suatu jumlah rupiah yang mempengaruhi operasi masa sebelumnya bukan

sebagai pengurangan atau penambahan perhitungan laba tahun sekarang.

Tujuannya adalah agar saldo awal menggambarkan kondisi yang semestinya.

3.12. Koreksi Kesalahan dalam Laporan Keuangan Periode Sebelumnya

Dalam hal tertentu, sangat mungkin kesalahan baru dapat diketahui setelah

laporan keuangan diterbitkan. Kesalahan seperti kesalahan hitung, kesalahan

aplikasi, atau kekeliruan menggunakan fakta yang tersedia pada saat penyusunan

laporan keuangan harus diperlakukan sebagai kesalahan periode lalu, dan

dilakukan penyesuaian pada laba ditahan awal tahun sekarang.

3.13. Perubahan Metode Akuntansi (Accounting Changes)

Terdapat tiga perubahan akuntansi, yaitu:

7

Page 8: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

a. Perubahan Prinsip atau Metode Akuntansi

Banyak kondisi yang dapat membawa pada perubahan metode akuntansi

ini seperti perubahan peraturan pajak, aturan beli-sewa dan lainnya.

b. Perubahan Taksiran Akuntansi (changes in accounting estimate)

Perubahan ini dapat terjadi sebagai akibat ditemukannya fakta baru atau

informasi baru oleh suatu entitas menggunakan taksiran tertentu.

c. Perubahan Kesatuan/Subjek Pelaporan (changes in the reporting entity)

Perubahan subjek pelaporan berarti perubahan organisasi atau lingkup

kesatuan usaha yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

3.14. Kuasi Reorganisasi

Kuasi-reorganisasi adalah mekanisme untuk menghilangkan defisit dan

menjadikan entitas seakan-akan baru berdiri dengan modal yuridis yang baru.

Proses dari kuasi-reorganisasi yaitu:

a. Aktiva dan hutang dinilai kembali atas dasar nilai pasar pada saat

reorganisasi

b. Premium modal saham harus ditentukan jumlahnya cukup besar agar dapat

digunakan untuk menutup deficit. Setelah itu defisit dapat langsung

dikompensasi dengan premium modal saham tersebut, dan kalau tidak

cukup, maka modal yuridis harus diturunkan atau dimintakan kesediaan

dari pemegang saham untuk menutup deficit dengan mendonasikan

sebagian modal sahamnya.

c. Saldo debit laba ditahan dihilangkan dengan cara mendebit premium

modal saham untuk menyerap defisit.

Setelah kuasi-reorganisasi, laba ditahan akan bersaldo nol dan mungkin

terdapat sisa premium modal saham. Laporan keuangan untuk tahun terjadinya

kuasi-reorganisasi harus mengungkapkan rincian jumlah yang membentuk

struktur modal yang baru.

4. Kelompok Derivatif

SFAS No. 133 menyatakan bahwa instrument derivatif merupakan suatu

instrument keuangan atau perjanjian lainnya yang memiliki tiga karakteristik

sebagai berikut:

8

Page 9: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

a. Memiliki satu atau lebih peristiwa yang menjadi dasar dan satu lebih

gagasan, atau syarat pembayaran atau keduanya.

b. Tidak memerlukan investasi awal bersih atau kalau diperlukan jumlahnya

lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis

perjanjian lainnya yang diperkirakan akan memiliki response yang sama

terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.

c. Perjanjian mengharuskan adanya syarat atau memungkinkan penyelesaian

bersih (net settlement).

Transaksi derivatif dibedakan menjadi dua kategori, yaitu (1) fungsi

spekulasi, berkaitan dengan kondisi di masa yang akan datang untuk memperoleh

suatu profit atau kondisi yang diperkirakan; (2) Fungsi Hedging, merupakan salah

satu bentuk pengelolaan resiko, seperti halnya asuransi.

4.1. Klasifikasi Utama Produk-Produk Derivatif

Secara umum derivatif diklasifikasikan ke dalam futures contracts, forward

contracts, swap contracts, option contracts, dan instrument keuangan lainnya

dengan karakteristik yang sama.

1) Future Contracts

Merupakan perjanjian antara dua pihak untuk jual beli komoditi atau asset

pada waktu dan tempat yang ditentukan, dan dengan harga yang disepakati

saat ini.

2) Forward Contracts

Adalah kontrak antara dua pihak untuk membeli atau menjual suatu aset

pada suatu waktu yang ditetapkan dengan harga yang pasti dan penyerahan

dilakukan dikemudian hari.

3) Swap Contracts

Swap adalah sebuah kontrak transaksi finansial yang menyebabkan dua

pihak setuju bertukar cash flow secara periodik dalam periode tertentu sesuai

dengan aturan yang telah disepakati bersama.

4) Options

Options adalah suatu kontrak yang memberikan hak kepada pemiliknya

untuk membeli atau menjual underlying aset pada harga tertentu yang

ditetapkan sekarang.

9

Page 10: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

4.2. Mengapa Derivatif Menjadi Penting

Banyak entitas bisnis menggunakan derivatif sebagai suatu media untuk

tujuan sebagai berikut: (1) Memperoleh pendanaan dengan biaya yang lebih

rendah melalui arbitrase atau instrumen-instrumen yang telah lazim digunakan;

(2) Mendiversifikasikan sumber-sumber pembiayaan di mana entitas tersebut

masih dimungkinkan untuk memperoleh dana dari suatu pasar, kemudian mereka

meng swap-kan semua atau sebagian dari arus kas tersebut ke suatu valuta asing

atau indeks tertentu yang diinginkan; (3) Membiayai operasi entitas di banyak

negara dengan biaya yang paling rendah; (4) Menghedging biaya dari hutang di

masa mendatang yang memiliki bunga tetap; (5) Menghedging biaya dari hutang

di masa mendatang yang berbunga mengambang.

4.3. Pengelolaan Risiko Derivatif

Beberapa langkah pengelolaan risiko dalam menggunakan derivatif, yaitu: (1)

Harus dipastikan bahwa dewan direksi dan manajemen senior memahami, mampu

mengelola, dan mengendalikan penggunaan derivatif; (2) Diperolehnya otorisasi

manajemen puncak; (3) Harus dipastikan bahwa siapa yang bertanggung jawab

(accountable) atas setiap transaksi derivatif; (4) Lakukan audit atau penilaian

yang menyeluruh terkait dengan praktek pengelolaan risiko yang ada

dibandingkan dengan “praktek terbaik” yang sekarang berlaku; (5) Jika dipandang

perlu, ciptakan suatu fungsi pengawasan risiko; (6) Lakukan analisis sensitivitas

terhadap transaksi derivatif; (7) Entitas secara teratur harus menyatakan semua

transaksi keuangan; (8) Diperlukan cadangan yang cukup untuk mengurangi

risiko likuiditas; (9) Entitas harus memiliki struktur pembatasan risiko yang

memadai dan memastikan bahwa pembatasan tersebut ditinjau secara reguler; (10)

Suatu entitas dapat menggunakan bantuan stress testing dan mark to market

model.

4.4. Pelaporan Transaksi Derivatif

Model akuntansi sekarang mengharuskan bahwa instrumen derivatif harus

diakui dalam laporan keuangan karena instrumen tersebut memenuhi syarat untuk

digolongkan sebagai aset ataupun sebagai kewajiban. Transaksi derivatif

menimbulkan untung-rugi bagi suatu entitas. Oleh sebab itu, derivatif harus

dilaporkan dalam laporan keuangan.

10

Page 11: LAPORAN POSISI KEUANGAN (SAP 9).doc

11