laporan perbaikan pembelajaran devi

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sini (Hadiat dan Kertiasa, 1984 : 3). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya dan alam sekitar. Dalam proses belajar IPA, siswa tidak hanya sekedar menghafal teori atau rumus, akan tetapi lebih ditekankan pada terbentuknya proses pengetahuan dan penguasaan konsep. Mereka lebih dituntun untuk dapat membangun pengetahuan dalam benak mereka sendiri dengan peran aktifnya dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, pengajaran IPA sangat penting diterapkan di SD. Mengingat pentingnya pengajaran IPA di SD demi mengembangkan pengetahuan siswa, maka seorang guru harus dapat membentuk konsep yang benar pada siswa sehingga pemahaman dan hasil belajarnya pun akan meningkat. Dalam kenyataannya, pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru masih rendah dan cenderung salah. Berdasarkan pengumpulan data awal, hasil belajar siswa hanya 60 jauh dibawah rata-rata kelas 1

Upload: talangnet

Post on 11-Jun-2015

4.161 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat

disebut ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sini

(Hadiat dan Kertiasa, 1984 : 3). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar diharapkan

dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya dan alam sekitar.

Dalam proses belajar IPA, siswa tidak hanya sekedar menghafal teori atau

rumus, akan tetapi lebih ditekankan pada terbentuknya proses pengetahuan dan

penguasaan konsep. Mereka lebih dituntun untuk dapat membangun

pengetahuan dalam benak mereka sendiri dengan peran aktifnya dalam proses

belajar mengajar. Untuk itu, pengajaran IPA sangat penting diterapkan di SD.

Mengingat pentingnya pengajaran IPA di SD demi mengembangkan

pengetahuan siswa, maka seorang guru harus dapat membentuk konsep yang

benar pada siswa sehingga pemahaman dan hasil belajarnya pun akan

meningkat.

Dalam kenyataannya, pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan guru masih rendah dan cenderung salah. Berdasarkan pengumpulan

data awal, hasil belajar siswa hanya 60 jauh dibawah rata-rata kelas padahal

SKBM mata pelajaran IPA adalah 65. adapun beberapa penyebab terjadinya

kesalahan tersebut karena beberapa faktor, diantaranya, penjelasan guru yang

kurang jelas dan sulit ditangkap oleh siswa karena tidak diberikannya contoh

nyata dan strategi belajar yang kurang tepat.

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya guru

menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

IPA, salah satunya adalah model konstruktivisme. Model ini dipilih dengan

alasan munculnya filsafat pengetahuan yang banyak mempengaruhi

perkembangan pendidikan (terutama sains dan matematika). Aliran filsafat ini

menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan) manusia.

Melalui penggunaan model konstruktivisme diharapkan prestasi belajar siswa

dalam belajar IPA tentang kegunaan energi dapat meningkat.

1

Page 2: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Dengan demikian, penelitian ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar

IPA (Energi Listrik) Melalui Model Konstruktivisme Siswa Kelas II MI Al-

Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Bagaimanakah prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA di

kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk ?

2.Apakah ada upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran IPA ?

3.Apakah upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran IPA di kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso

Nganjuk ?

4.Bagaimanakah penerapan Model Konstruktivisme pada pembelajaran IPA

siswa kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk ?

C.Tujuan Perbaikan

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran IPA di kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan

Rejoso

2.Untuk mengetahui pelaksanaan upaya dalam menumbuhkan dan

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang

dilakukan dengan menggunakan model; konstruktivisme

3.Mengetahui gambaran penerapan Model Konstruktivisme pada pembelajaran

IPA untuk menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II

MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk

4.Menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA

D.Manfaat Perbaikan

2

Page 3: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Penelitian yang dilakukan di MI Al-hikmah Mojorembun ini

diharapkan bermanfaat, antara lain :

1.Untuk Siswa

Dapat menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajarnya pada pelajaran

eksakta yang sering dianggap sulit, terutama mata pelajaran IPA sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2.Untuk Guru

Penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi guru untuk

meningkatkan kualitas dan keprofesionalan guru sehingga dapat

melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPA sesuai dengan kebutuhan

tumbuh kembang anak.

3.Untuk Kepala Madrasah

Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman pembinaan

terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah sebagai tempatnya

memimpin kegiatan pendidikan yang baik.

4.Untuk Lembaga Pendidikan Madrasah

Penelitian ini nantinya dapat dipergunakan bahan referensi untuk penelitian

sejenis sesuai konteks dalam penelitian ini.

BAB II

3

Page 4: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

KAJIAN PUSTAKA

A.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan terjemahan kata-kata

dari bahasa inggris, “Natural Science”. “Natural” berarti alamiah,

berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sedangkan

“Science” artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau

science secara harfiah dapat disebut ilmu yang mempelajari peristiwa-

peristiwa yang terjadi di ala mini (Hadiat dan kertiasa, 1984 : 3)

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di SD sebagai suatu

mata pelajaran yang merupakan suatu program untuk mencapai tujuan

pendidikan yaitu membentuk manusia yang cakap dan terampil, cakap dalam

berpikir untuk menyelesaikan masalah serta terampil dalam menggunakan

alat inderanya, dan tangan (dalam mnggunakan alat) untuk mengumpulkan

data secara obyektif menurut fakta yang diamati, melakukan pengukuran

dengan alat-alat, melakukan percobaan-percobaan. Dalam hal ini peserta

didik dilatih untuk menempuh cara kerja secara ilmiah dalam menghadapi

dan memecahkan masalah, serta tekun dan tidak mudah putus asa (Hadiat dan

Kertiasa, 1984 : 19)

Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan sebagai

suatu alat untuk mengembangkan ketrampilan mengamati fakta dengan

seluruh panca indera terhadap masalah yang dihadapinya. Materi Ilmu

Pengetahuan Alam yang akan dilatihkan harus di modifikasi dan disesuaikan

dengan perkembangan peserta didik di tingkat SD.

B.Kurikulum KTSP SD (IPA)

Standart Kompetensi : 3.1 Mengenal berbagai sumber energi yang sering

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 3.2 Mengidentifikasikan jenis energi yang paling

sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara

menghematnya.

C.Pengertian Energi

4

Page 5: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Energi disebut juga tenaga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

pengertian dari energi adalah daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk

melakukan berbagai proses kegiatan. Energi diperlukan benda untuk bekerja.

Tanpa energi suatu benda tidak dapat bekerja. Energi juga diperlukan

manusia untuk bekerja.

Setiap malam kita menyalakan lampu. Untuk apa lampu dinyalakan ?

agar ruangan menjadi terang. Mengapa lampu bisa dinyalakan ? agar ruangan

menjadi terang. Mengapa lampu bisa dinyalakan ? lampu dihubungkan

dengan sumber listrik. Lampu mendapat energi listrik

D.Tujuan pembelajaran Energi

Kita menggunakan sumber energi untuk berbagai tujuan, antara lain :

1.Energi digunakan untuk menghasilkan panas

2.Energi digunakan untuk menghasilkan bunyi

3.Energi digunakan untuk menghasilkan cahaya

Alat yang menghasilkan panas misalnya, kompor, setrika,

pemanggang roti dan dispenser. Alat yang menghasilkan bunyi misalnya,

radio, jam beker dan televise. Sedangkan alat untuk menghasilkan cahaya

lilin dan lampu.

E.Energi yang sering digunakan

Tubuh kita memerlukan energi. Energi tersebut diperoleh dari

makanan. Setiap hari kita melakukan pekerjaan. Untuk meringankan beban,

kita memerlukan alat Bantu. Alat Bantu tersebut memerlukan energi. Energi

yang banyak digunakan adalah energi listrik, energi yang berasal dari minyak

bumi dan energi lainnya.

Energi listrik merupakan salah satu jenis energi yang sangat penting.

Dalam kehidupan sehari-hari kita hampir tidak dapat berpisah dengan energi

listrik. Jadi, apabila listrik mati, kita akan mengalami kesulitan. Apalagi jika

listrik mati pada malam hari, kita tidak dapat belajar dengan nyaman. Kita

tidak dapat menonton televisi, kita tidak dapat mendengarkan radio, kita tidak

5

Page 6: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

dapat menggunakan komputer. Banyak lagi kegiatan lain yang tidak dapat

kita lakukan.

Alat-alat yang memerlukan energi listrik misalnya lampu belajar,

lemari es, komputer, mesin cuci, blender dan AC (pendingin ruangan)

Sebagian besar energi listrik berasal dari minyak bumi. Padahal

minyak bumi makin lama makin sedikit jumlahnya. Suatu saat minyak bumi

akan habis. Oleh karena itu, energi listrik harus dihemat.

Beberapa tindakan yang dapat menghemat energi listrik, misalnya

sebagai berikut :

1.Menggunakan lampu hemat energi

2.Mematikan TV apabila tidak ditonton

3.Segera mematikan lampu apabila pagi tiba

F.Model Konstruktivisme pada Pembelajaran Energi Listrik

Model kurikulum ini di latar belakangi oleh munculnya filsafat

pengetahuan yang banyak mempengaruhi perkembangan pendidikan

(terutama sains dan matematika), yaitu filsafat konstruktivisme. Aliran ini

menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan)manusia.

Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,

fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Suatu pengetahuan di anggap

benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan

memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.

Dalam filsafat konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer

begitu saja dari seseorang kepada yang lainnya, tetapi harus diinterprestasikan

sendiri oleh masing0masing orang. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah

jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Pengetahuan

tidak lepas dari subjek yang sedang belajar, pengetahuan lebih dianggap

sebagai proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus

berkembang, dan berubah. Teori yang dulu dianggap sudah kuat, bisa saja

berubah karena tidak lagi dapat memberikan penjelasan yang memadai.

Menurut Driver dan Bell (suparno 1997), ilmu pengetahuan

bukanlah hanya kumpulan hukum atau fakta, tetapi merupakan ciptaan

6

Page 7: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang di temukan

secara bebas. Para konstruktivis percaya bahwa pengetahuan itu ada dalam

diri seseorang yang sedang mengetahui.

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak sang guru

ke kepala siswa. Siswa sendirilah yang harus mengertikan apa yang telah

diajarkan dengan menyesuaikan dengan pengalaman-pengalaman mereka.

Tanpa pengalaman, seseorang (siswa) tidak dapat membentuk pengetahuan.

Pengalaman dalam hal ini bukan hanya pengalaman yang bersifat fisik, tetapi

mencakup pengalaman kognitif dan mental.

Kurikulum yang bercorak kostruktivisme memandang kurikulum itu

tidak bisa dilepaskan dari siswa yang belajar, lingkungan tempat dia belajar,

kultur/kebudayaan, pengetahuan, kebiasaan serta banyak lagi hal lainya.

Kurikulum harus ditekankan dalam rangka yang sangat luas yang

menyangkut konteks histories, ekonomi, politik, orang tua, administrator dan

guru (Tobin, dkk, 1994). Dengan demikian kurikulum itu harus memuat (a)

pengalaman-pengalaman apa yang harus disediakan bagi para siswa dapat

mengungkapkan /menyajikan apa yang telah mereka ketahui untuk memberi

arti pada pengalaman-pengalaman itu.

Para perencana kurikulum, menurut pandangan konstruktivisme,

tidak begitu saja mengambil atau menerapkan kurikulum setandar yang

menekankan kepada aktivitas guru (teacher oriented), sedangkan siswa hanya

sebagai objek semata. Isi kurikulum bukan sebagai kumpulan pengetahuan

atau kumpulan keterampilan, melainkan lebih sebagai progam aktivitas

dimana pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksikan. Kurikulum

bukan kumpulan bahan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk diajarkan,

melainkan lebih sebagai suatu persoalan yang perlu dipecahkan oleh para

siswa untuk lebih mengerti.

Menurut teori konstruktivisme, kegiatan belajar merupakan kegiatan

yang aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti

sendiri dari apa yang mereka pelajari. Setiap siswa bertangggung jawab atas

hasil belajarnya. Setiap siswa harus memahami tentang kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya, mereka perlu menemukan cara belajar yang

7

Page 8: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

tepat bagi mereka sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuanya. Seorang

guru harus berperan sebagai mediator dan fasilisator yang membantu agar

proses belajar siswa berjalan dengan baik, tekanan ada pada siswa yang

belajar. Peran ini menuntut guru untuk menyediakan pengalaman-pengalaman

belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam memperoleh

hasil belajarnya. Guru harus menyediakan dan menciptakan kegiatan-kegiatan

yang merangsang keingintahuan siswa serta membantu mereka

mengekspresikan gagasan-gagasannya, menyediakan sarana yang

merangsang siswa untuk berpikir secara produktif, serta memberi semangat

belajar.

Pandangan konstruktivisme dari piaget, berpendapat bahwa dalam

proses belajar anak membangun pengetahuanya sendiri dan memperoleh

banyak pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989 : 160). Oleh karena itu,

setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama

berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat

beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme (Tasker, 1992 :

30), yaitu sebagai berikut :

1. peran aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan secara bermakna

2. pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalam

mengonstruksi pengetahuan

3. mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas.

Kurikulum yang bercorak konstruktivisme dalam pelaksanaanya

menerapkan beberapa prinsip sebagaimana dikemukakan oleh (Cunningham,

Duffy, dan Kauth (sulton, 1998), yaitu sebagai berikut :

a. mengembangkan pengalaman melelui proses konstruksi pengetahuan.

Prinsip ini menghendaki agar siswa dilibatkan dalam menentukan

topik/subtopik mata pelajaran yang mereka pelajari, metode belajar, dan

strategi pemecahan masalah.

b. Mengembangakan pengalaman belajar yang memungkinkan apresiasi dan

kaya akan berbagai alternatif. Problema dalam dunia nyata hampir tidak

pernah teratasi dengan hanya satu pendekatan yang benar atau hanya ada

satu solusi. Biasanya terdiri dari beberapa cara untuk berpikir tentang

8

Page 9: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

sesuatu atau mencari solusi tentang sesuatu. Oleh karena itu, siswa harus

menggunakan beberapa aktivitas yang memungkinkan mereka

mengevaluasi alternatif pemecahan sesuatu problema serta memperkaya

pemahaman mereka.

c. Mengintergrasikan proses belajar dengan pengalaman yang nyata dan

relevan. Sebagian besar belajar berlangsung dalam konteks sekolah,

hendaknya guru dapat mengubah situasi nyata masuk dalam aktivitas

belajar. Untuk itu desain kurikulum harus memasukkan konteks yang

nyata sebagai bagian tugas belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar

kompleksitas situasi pemecahan masalah diluar kelas.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan isi dan arah

belajar mereka sendiri . hal ini merupakan inti dari pembelajaran

konstruktivisme. Oleh kartena itu, fungsi guru adalah sebagai konsultan

untuk menolong siswa dalam rangka pencapaian tujuan.

e. Menanamkan belajar melalui pengalaman bersosialisasi. Perkembangan

intelektual berkaitan dan dipengaruhu oleh interaksi sosial, oleh karena itu

aktivitas belajar harus merupakan kolaborasi antara guru dengan siswa

dan siswa dengan siswa.

f. Mendorong penggunaan berbagai bentuk representasi. Komunikasi lisan

dan tulis merupakan bentuk yang umum dalam penyampaian pengetahuan

dan setting pembelajaran. Belajar yang hanya membatasi siswa dalam

melihat dunia. Karena itu, kurikulum harus dapat mengadopsi berbagai

bentuk media seperti video, komputer, fotografi dan lainya untuk

memperkaya pengalaman mereka.

g. Mendorong peningkatan kesadaran siswa dalam proses pembentukan

pengetahuan. Kunci hasil belajar konstruktivisme adalah “mengetahui

bagaimana kita tahu”. Kemampuan siswa untuk menjelaskan mengapa

atau bagaimana pemecahan suatu masalah dengan cara tertentu ;

mengonstruksi pengetahuan merupakan aktivitas refleksi diri yang perlu

di sdadari.

Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan “hands-on” serta

memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan

9

Page 10: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

teman-temannya akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan

keterampilan berpikir para siswa. Kegiatan “hands-on” melibtkan kegiatan

manupulatif (penggunaan tangan, keterampilan motorik) yang

memungkinkan alat-alat inderanya berkembang melalui observasi dan

pengalaman langsung. Hal itu memungkinkan berkembangnya pengetahuan

fisis. Setelah di peroleh pengetahuan fisis, siswa dapat mengembangkan

pengetahuan logic matematis melaluai berpikir, sedanngkan melalui diskusi

pengetahuan sosialnya ikut dikembangkan secara aktif.

Dikenal beberapa model pembelajaran yang dilandasi

konstruktivisme yaitu :

1. Model siklus belajar (learning cycle model).

2. Model pembelajaran generatif (generative learning model)

3. Model pembelajaran interaktif (interactive learning model)

4. Model CLIS (children learning in science)

5. Model strategi pembelajaran kooperatif/CLIS (cooperative learning

strategies)

Masing-masing model tersebut memiliki kekhasan tesendiri, tetapi semua

pengembangan kemampuan struktur kognetif untuk membangun pengetahuan

sendiri melalui berpikir rasional. Kekhasan model-model tersebut tampak

pada tahapan kegiatan pembelajaran yang di lakukan.

Selanjutnya Tyler (1996 : 11-17) menyatakan bahwa setiap model

memiliki fase-fase dengan istilah yang berbeda, tetapi pada dasarnya

memiliki tujuan yang sama yaitu :

a. Menggali gagasan siswa

b. Mengadakan klarifikasi dan perluasan terhadap gagasan tersebut.

c. Merefleksikannya secara eksplisit.

Perbandingan fase-fase dari model-model tersebut tampak pada tabel berikut :

10

Page 11: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Fase-fase Pembelajaran pada kelompok Model

Pembelajaran Konstruktivisme

Model

Fase-fase Pembelajaran

I II III IV V

Siklus Belajar Eksplorasi Penggunaan

konsep

Penerapan

konsep

- -

Pembelajaran

Generatif

Persiapan Fokus Tantangan Aplikasi -

Pembelajaran

Iteraktif

Persiapan Eksplorasi Pertanyaan

siswa

Refleksi -

CLIS Orientasi Elisitasi Restrukturisa

si

Aplikasi Refleksi

Pembelajaran

koopertif

Orientasi Elisitasi Restrukturisa

si

Aplikasi Refleksi

11

Page 12: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

BAB III

PELAKSANAN PERBAIKAN

A. Subyek penelitian

a. Lokasi : MI Al- Hikmah Mojorembun Kecamatan rejoso

Kabupaten Nganjuk

b. Waktu : Siklus I tanggal 10 maret 2009

Siklus II tanggal 12 maret 2009

c. Mata Pelajaran : IPA

d. Kelas : II MI Al- Hikmah Mojorembun kecamatan Rejoso

Kabupaten Nganjuk

e. Karakteristik siswa :

Siswa kelas II MI Al- Hkmah Mojorembun sebagian besar berasal dari

lingkungan petani, sehingga perhatian orang tua pada anak waktu belajar

di rumah kurang. Pelajaran eksakta yang membutuhkan pemikiran anak

yang tinggi dan sering membuat siswa merasa kesulitan dalam

mempelajarinya. Salah satu pelajaran tersebut adalah pelajaran IPA.

B. Diskripsi per siklus

1 Siklus I

1. Rencana

Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran

Menentukan permasalahan sebagai pokok bahasan yang akan dibahas

sebagai materi pelajaran yaitu kegunaan energi

Merumuskan tujuan pembelajaran khusus

Guru mempersiapkan sumber belajar berupa buku pelengkap dan LKS

Menyiapkan soal-soal tertulis beserta jawabannya untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa terhadap pemahaman materi.

Guru menjelaskan tentang model konstruktivisme beserta langkah-

langkah yang harus di lakukan dalam proses pembelajaran, serta

tujuan pembelajaran.

12

Page 13: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

2.Pelaksanaan Perbaikan

Guru memotivasi siswa giat belajar dengan menjelaskan tujuan

pembelajaran khusus

Guru memberi salam kemudian memberikan beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan materi.

Mengawali pelajaran dengan membicarakan jenis energi yang

digunakan sehari-hari untuk kegiatan belajar mengajar mereka.

Melakukan tanya jawab tentang jenis energi yang paling sering

digunakan dilingkungan sekitar.

Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan cara-cara menghemat

energi listrik

Guru membahas tentang jenis energi yang paling sering digunakan

dilingkungan sekitar

Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan contoh soal

Guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang permasalahan dari

soal yang dikerjakan siswa

Bersama siswa guru memberi kesimpulan

Guru mengadakan evaluasi

Soal-soal

1. Mesin disel menggunakan bahan bakar…………….

2.Sumber energi listrik yang mudah dibawa kemana-mana

adalah…………..

3. Sumber energi yang paling banyak adalah……………….

4. Sumber energi mobil adalah………………

5. Menyirami halaman kering dengan air keran merupakan tindakan

………………. Energi listrik

Sebagai tindak lanjut guru mengadakan koreksi evaluasi dan

pembetulan jawaban

Guru mengakhiri dan menutup pelajaran

13

Page 14: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

3.Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas III (mitra

peneliti) yang bertindak sebagai pengamat mengamati jalannya

pembelajaran. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

tidak berjalan lancar karena pada umumnya guru dan siswa belum

terbiasa dengan strategi baru yang digunakan. Guru masih kesulitan

mengefesiensikan waktu yang ada dan siswa belum dapat bekerja

optimal dalam pemecahan masalah. Motivasi siswa belajar IPA makin

membaik meski agak lambat.

4.Refleksi

Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model konstruktivisme

sudah cukup baik. Namun karena kurangnya motivasi dari guru maka

siswa belum aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar dan guru

masih kesulitan mengefesiensikan waktu. Motivasi dan hasil belajar

siswa masih bisa lebih ditingkatkan lagi menjadi lebih baik lagi.

2.Siklus II

1.Rencana

Pada siklus II, peneliti menyusun rencana untuk memecahkan

masalah yang timbul pada siklus I

Guru merencanakan alokasi waktu yang tepat

Guru mengarahkan dan memotivasi siswa dalam kegiatan belajar

mengajar

Mempertahankan langkah pembelajaran yang sudah baik

Guru mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan evaluasi akhir

Guru memberi sejumlah pertanyaan kepada siswa

Siswa mendiskusikannya secara berkelompok untuk membahas soal

yang diberikan guru

2.Pelaksanaan Perbaikan

Guru memberi salam dan tanya jawab tentang materi

14

Page 15: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Guru menerangkan jenis energi yang sering digunakan dalam

kehidupan dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran

Guru memberi contoh jenis energi yang sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari

Guru dan siswa bersama membahas alasan penggunaan jenis energi

listrik

Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jenis energi listrik dan

cara-cara menghematnya secara berkelompok

Guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar dengan memberi

pemecahan masalah pada soal yang dikerjakan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum

dimengerti untuk diberi penjelasan oleh guru

Mengadakan evaluasi akhir hasil pembelajaran dengan soal-soal :

1. Lampu dapat menyala sangat terang jika menggunakan

energi……………….

2. Alat listrik yang dapat memanaskan dan mendinginkan air minum

disebut………………

3. Memasak dikompor listrik lebih …………………… daripada

memasak didapur

4. Jika tidak ada energi………………………lampu lalu lintas tidak

berfungsi

5. Bila tidak dilihat, televisi sebaiknya segera………………….

3.Pengamatan

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, maka hasilnya

adalah peningkatan motivasi belajar siswa dan kinerja guru dalam PBM

dapat mengefesiensikan alokasi waktu.

4.Refleksi

Dari pengamatan yang dilakukan proses pembelajaran sudah

berjalan sesuai perencanaan. Antusias siswa terhadap pembelajaran juga

tinggi sehingga dapat memotivasi siswa terhadap pembelajaran IPA.

15

Page 16: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Dan secara keseluruhan pembelajaran telah berjalan dengan baik,

berlangsung efektif dan mencapai keberhasilan tujuan.

1. Interprestasi Data

Dari hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan mdel

konstruktivisme dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas II Mi Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan Rejoso

Kabupaten Nganjuk, dapat diinteprestasikan sebagai berikut :

-Pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 60

-Pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 70

-Pada siklus II nilai rata-ratanya adalah …….

Data peningkatan hasil belajar IPA menunjukkan motivasi belajar

siswa telah dapat ditumbuhkan dan akhirnya dapat ditingkatkan. Artinya

bahwa perbaikan ini telah berhasil mencapai tujuan. Pencapaian tujuan

penelitian dapat dipertegas dengan grafik peningkatan nilai berikut ini :

16

10

1020

30

40

50

60

70

80

90

70

60

0 Pra siklus Siklus I

Page 17: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Diskripsi Per Siklus

1. Siklus I

1.Rencana

Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran

Menentukan permasalahan sebagai pokok bahasan yang akan

dibahas sebagai materi pelajaran yaitu kegunaan energi

Merumuskan tujuan pembelajaran khusus

Guru mempersiapkan sumber belajar berupa buku pelengkap dan

LKS

Menyiapkan soal-soal tertulis beserta jawabannya untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa terhadap pemahaman materiguru

menjelaskan tentang model konstruktivisme beserta langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran, serta

tujuan pembelajaran

2.Pelaksanaan Perbaikan

Guru memotivasi siswa giat belajar dengan menjelskan tujuan

pembelajaran khusus

Guru memberi salam kemudian memberikan beberapa pertanyaan

Mengawali pelajaran dengan membicarakan sumber energi yang

digunakan sehari-hari untuk kegiatan belajar mengajar mereka

Melakukan tanya jawab tentang jenis energi yang paling sering

digunakan dilingkungan sekitar

Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan cara-cara menghemat

energi listrik

Guru membahas tentang jenis energi yang paling sering digunakan

dilingkungan sekitar

Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan contoh soal

Guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang permasalahan dari

soal yang dikerjakan siswa

17

Page 18: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Bersama siswa guru memberi kesimpulan

Guru mengadakan evaluasi

Soal-soal :

1. Mesin disel menggunakan bahan bakar ………………….

2. Sumber energi listrik yang mudah dibawa kemana-mana adalah

…………………..

3. Sumber energi yang paling banyak dipakai dijalan raya

adalah………..

4. Sumber energi mobil adalah………………

5. menyiram halaman kering dengan air keran merupakan

tindakan……………...energi listrik

sebagai tindak lanjut guru mengadakan koreksi evaluasi dan

pembetulan jawaban

guru mengakhiri dan menutup pelajaran

3.Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas III (mitra

peneliti) yang bertindak sebagai pengamat mengamati jalannya

pembelajaran. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

tidak berjalan lancar karena pada umumnya guru dan siswa belum

terbiasa dengan strategi baru yang digunakan. Guru masih kesulitan

mengefesiensikan waktu yang ada dan siswa belum dapat bekerja

optimal dalam pemecahan masalah. Motivasi siswa belajar IPA makin

membaik meski agak lambat.

Data Hasil Penilaian Awal dan

Penilaian Akhir Siklus I

SUBYEK Kondisi Awal Hasil Tindakan I

Adimas Sahrul R

Andris Wiliana

Annisa Fitria L

Eka F Cahyati

60

60

65

65

75

70

75

75

SUBYEK Kondisi Awal Hasil Tindakan I

18

Page 19: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Eka F Suciati

Endah Dwi Asri

Icha Alfiya R

Ivan Nur Ainun Y

Lio Evendi

Lucky Isnama Sari

Meilina Rahmawati

Sidiq Prayoga

Syubban Bahrul U

Yechi Eka Istiqomah

Yusuf Romadhona

60

70

60

60

50

65

70

50

50

65

50

65

80

65

70

60

75

75

65

60

75

65

Jumlah 900 7050

Rata-rata 60 70

Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya mencari rata-rata hasil tindakan.

Tindakan I :

1. Rata-rata kondisi awal

= 60

2. Rata-rata Tindakan I

= 70

2. Siklus II

1. Rencana

Pada siklus II, peneliti menyusun rencana untuk memecahkan

masalah yang timbul pada siklus I

Guru merencanakan alokasi waktu yang tepat

Guru mengarahkan dan memotivasi siswa dalam kegiatan belajar

mengajar

Mempertahankan langkah pembelajaran yang sudah baik

Guru mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan evaluasi akhir

Guru memberi sejumlah pertanyaan kepada siswa

Siswa mendiskusikannya secara berkelompok untuk membahas soal

yang diberikan guru

19

Page 20: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

2. Pelaksanaan Perbaikan

Guru memberi salam dan tanya jawab tentang materi

Guru menerangkan jenis energi yang sering digunakan dalam

kehidupan dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran

Guru memberi contoh jenis energi yang sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari

Guru dan siswa bersama membahas alasan penggunaan jenis energi

listrik

Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jenis energi listrik dan

cara-cara menghematnya secara berkelompok

Guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar dengan memberi

pemecahan masalah pada soal yang dikerjakan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum

dimengerti untuk diberi penjelasan oleh guru

Mengadakan evaluasi akhir hasil pembelajaran dengan soal-soal :

1. Lampu dapat menyala sangat terang jika menggunakan

energi……………….

2. Alat listrik yang dapat memanaskan dan mendinginkan air minum

disebut………………

3. Memasak dikompor listrik lebih …………………… daripada

memasak didapur

4. Jika tidak ada energi………………………lampu lalu lintas tidak

berfungsi

5. Bila tidak dilihat, televisi sebaiknya segera………………….

3. Pengamatan

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, maka hasilnya

adalah peningkatan motivasi belajar siswa dan kinerja guru dalam

PBM dapat mengefisiensi alokasi waktu

Data Hasil Penilaian Awal dan Penilaian

Akhir Siklus I dan Siklus II

SUBYEK Kondisi awal Hasil Tindakan I Hasil Tindakan II

20

Page 21: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Adimas Sahrul R

Andris Wiliana

Annisa Fitria L

Eka F Cahyati

Eka F Suciati

Endah Dwi Asri

Icha Alfiya R

Ivan Nur Ainun Y

Lio Evendi

Lucky Isnama Sari

Meilina Rahmawati

Sidiq Prayoga

Syubban Bahrul U

Yechi Eka Istiqomah

Yusuf Romadhona

60

60

65

65

60

70

60

60

50

65

70

50

50

65

50

75

70

75

75

65

80

65

70

60

75

75

65

60

75

65

80

80

85

85

80

95

70

75

70

80

85

70

70

80

75

Jumlah 900 1050 1180

Rata-rata 60 70 78,66

Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya mencari rata-rata hasil tindakan.

Tindakan I dan II

1.Rata-rata kondisi awal

= 60

2.Rata-rata Tindakan I

= 70

3.Rata-rata Tindakan II

= 78,66

3. Interprestasi data

Dari hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan mdel

konstruktivisme dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi

21

Page 22: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

belajar siswa kelas II Mi Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan Rejoso

Kabupaten Nganjuk, dapat diinteprestasikan sebagai berikut :

-Pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 60

-Pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 70

-Pada siklus II nilai rata-ratanya adalah …….

Data peningkatan hasil belajar IPA menunjukkan motivasi belajar

siswa telah dapat ditumbuhkan dan akhirnya dapat ditingkatkan. Artinya

bahwa perbaikan ini telah berhasil mencapai tujuan. Pencapaian tujuan

penelitian dapat dipertegas dengan grafik peningkatan nilai berikut ini :

22

10

1020

30

40

50

60

70

80

90

70

60

0 Pra siklus Siklus I Siklus II

78,66

Page 23: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

1.Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas II Mi Al-Hikmah

Mojorembun Rejoso Nganjuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

2.Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA

telah dilakukan

3.Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA

dikelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk yaitu dengan

memberi motivasi belajar dan meningkatkan kinerja guru dalam

pembelajaran

4.Penerapan model konstruktivisme pada pembelajaran IPA siswa kelas II Al-

Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk dapat meningkatkan prestasi belajar

IPA

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran

antara lain :

1.Guru hendaknya selalu memperhatikan kondisi kesiapan anak didiknya

dalam belajar. Dengan begitu guru dapat membimbing, mendidik anak

sesuai dengan tujuan yang diharapkan

2.Model konstruktivisme dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa. Maka model ini diharapkan dapat disosialisasikan untuk

pembelajaran yang lain

3.Untuk siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar hendaknya

bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar mengajar

4.Untuk peneliti selanjutnya hendaknya lebih mengembangkan penerapan

model konstruktivisme dalam tema yang lain

23

Page 24: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk.(2008) Pemantapan Kemampuan Profesional. Tim FKIP-UT :

Jakarta

Sutarno, Nono, M.Pd, Drs.dkk. (2008). Materi Dan Pembelajaran IPA SD.

Universitas Terbuka : Jakarta

Hernawan, Asep Herry, dkk. (2008). Pengembangan Kurikulum dan

Pembelajaran. Universitas Terbuka : Jakarta

Haryanto. (2004). SAINS Jilid 2 untuk kelas I. Penerbit Erlangga : Jakarta

Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1989). Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta

24

Page 25: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

ANALISIS DATA

A.Reduksi Data

Untuk melaksanakan analisis data, dibutuhkan data yang akan

dihitung. Data tersebut diperoleh dari hasil yang akan dilaksanakan pada tiap

siklus. Untuk mengetahuinya maka data tersebut perlu direduksi sebagai

berikut :

No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12

13.

14.

15.

Adimas Sahrul R

Andris Wiliana

Annisa Fitria L

Eka F Cahyati

Eka F Suciati

Endah Dwi Asri

Icha Alfiya R

Ivan Nur Ainun Y

Lio Evendi

Lucky Isnama Sari

Meilina Rahmawati

Sidiq Prayoga

Syubban Bahrul U

Yechi Eka Istiqomah

Yusuf Romadhona

60

60

65

65

60

70

60

60

50

65

70

50

50

65

50

75

70

75

75

65

80

65

70

60

75

75

65

60

75

65

80

80

85

85

80

95

70

75

70

80

85

70

70

80

75

Jumlah 900 1050 1180

Rata-rata 60 70 78,66

B.Paparan Data

Dari tabel perbandingan nilai yang telah dijelaskan diatas diambil data

nilai hasil belajar tiap siklus untuk mengetahui kenaikan yang dihasilkan pada

pelaksanaan penelitian ini.

25

Page 26: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Kenaikan 60 70 78,66

Pertama (Siklus I – Pra Siklus)

Kedua (Siklus III – Siklus I)

Kenaikan = (kenaikan pertama + kenaikan kedua) : 2

= (10 + 8,66) : 2

= 9,33

Dengan hasil tersebut, maka kenaikan nilai yang didapatkan pada penelitian

ini sebesar 9,33%.

26

Page 27: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

PENINGKATAN BELAJAR PRESTASI BELAJAR IPA

(ENERGI LISTRIK) MELALUI MODEL KONSTRUKTIVISME

SISWA KELAS II MI-AL HIKMAH MOJOREMBUN

REJOSO NGANJUK

Disusun Oleh :

DEVI ANNA WULANDARI.A.Ma.Pd

NIM. 813609469

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ MALANG

POKJAR KEDIRI

JURUSAN S1-PGSD

2009

27

Page 28: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : DEVI ANNA WULANDARI

NIM : 813 609 469

UPBJJ-UT : Malang

Menyatakan bahwa :

Nama : DYAH TRI PUSPITOWATI, S.Pd

Tempat Mengajar : MI AL-HIKMAH Mojorembun

Guru Kelas : III (tiga)

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan

Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat digunakan sebagaimana mestinya.

Mojorembun, Maret 2009

Yang Membuat Pernyataan

Teman sejawat Mahasiswa,

DYAH TRI PUSPITOWATI, S.Pd DEVI ANNA WULANDARI, A.Ma.Pd

NIP. 150 335 777 NIM. 813 609 469

28

Page 29: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

MATA PELAJARAN : IPA

KELAS / SEMESTER : II (DUA) / II

HARI / TANGGAL : Kamis, 12 Maret 2009

FOKUS OBSERVASI : 1

No Aspek yang dinilaiKemunculan

KomentarAda Tidak ada

1. Kegiatan awal sudah baik -Siswa tampak

antusias

2.Kegiatan inti berlangsung dengan

tertib - Siswa terlihat aktif

3. Kegiatan yang lain cukup bagus - Lancar

Pengamat

DYAH TRI PUSPITOWATI, S.Pd

NIP. 150 335 777

29

Page 30: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PERBAIKAN PEMBELJARAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

ENERGI LISTRIK MELALUI MODEL KONSTRUKTIVISME SISWA

KELAS II MI AL-HIKMAH MOJOREMBUN REJOSO NGANJUK

Nama Mahasiswa : Devi Anna Wulandari, A.Ma.Pd

NIM : 813 609 469

Program Studi : S1-PGSD

Tempat Mengajar : MI Al-Hikmah Mojorembun, Rejoso,

Nganjuk

Jumlah Pembelajaran : 2 Siklus

Tempat dan Tanggal : MI AL-HIKMAH Mojorembun,

Kec. Rejoso, Kab. Nganjuk

Pelaksanaan : 10,12 Maret 2009

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

2.Peningkatan prestasi belajar energi yang sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.

3.Peningkatan prestasi belajar tentang cara-cara menghemat tenaga listrik.

Nganjuk, Maret 2009

Menyetujui

Supervisor Mahasiswa

Drs. ASIM, M.Pd DEVI ANNA WULANDARI, A.Ma.Pd

NIP. 130 809 390 NIM. 813 609 469

30ii

Page 31: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Perbaikan ............................................................................. 2

D. Manfaat Perbaikan ........................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ................................................ 4

B. Kurikulum KTSP SD (IPA) ............................................................ 4

C. Pengertian Energi ............................................................................ 5

D. Tujuan Pembelajaran Energi ........................................................... 5

E. Energi Yang Sering Digunakan Sehari-hari .................................... 5

F. Model Konstruktivisme pada Pembelajran Energi Listrik .............. 6

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian ............................................................................ 12

B. Diskripsi per Siklus ......................................................................... 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi per Siklus ......................................................................... 17

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus .......................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 23

B. Saran ................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

31

Page 32: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

32

iv

Page 33: Laporan Perbaikan Pembelajaran Devi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, atas rahmat

dan hidayah-Nya terselesaikannya penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini.

Dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini tidak lepas dari

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak/ Ibu Guru MI Al-Hikmah Mojorembun

Rejoso Nganjuk yang telah mendukung penulis dalam penyusunan laporan

perbaikan pembelajaran ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan perbaikan ini yang

mudah-mudahan dapat memenuhi sebagai fungsinya.

Penulis menyadari bahwa laporan perbaikan pembelajaran ini masih

jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Dengan segala kerendahan hati

penulis senantiasa menerima saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan perbaikan pembelajaran

ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pihak lain yang membaca laporan

ini.

Nganjuk, Maret 2009

Penulis

33iii