laporan pendahuluan bblr mita

23
LAPORAN PENDAHULUAN BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH) Disusun Oleh : Triana Indah Marasmita P17420213071 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN

Upload: masarieyulianto

Post on 16-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANBBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)

Disusun Oleh :Triana Indah MarasmitaP17420213071

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN SEMARANGPRODI DIII KEPERAWATANPURWOKERTO2015

KONSEP MEDIS

A. Latar BelakangDalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature.Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 ).Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10 43 %. Dapat di dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4.Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan lainnya.

B. PengertianBayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004).BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.BBLR adalah setiap bayi yang beratnya hanya 2,5 kg atau di bawahnya pada saat lahir. (Denis Tiran, 2003).

C. KlasifikasiBBLR dapt dibagi menjadi 2 golongan :1. Prematur murni.Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB- SMK).2. DismaturitasBayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (KMK).Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001) 1. BayiBeratLahirRendah(BBLR),beratlahir1.500 g - 2.500g.2. BayiBeratLahirSangat Rendah(BBLSR),beratlahirkurangdari 1.500g.3. BayiBeratLahirEkstremRendah(BBLER),beratlahirkurang dari1.000g.

D. Etiologi1. Faktor Ibua. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.b. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.c. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah.d. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.2. Faktor JaninFaktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.3. Faktor LingkunganFaktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat tertentu.

E. Tanda dan GejalaMenurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir rendah adalah:1. Sebelum bayi lahira. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati.b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjutd. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum.2. Setelah bayi lahira. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterinb. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 mingguc. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.d. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :1. Berat kurang dari 2500 gram.2. Panjang kurang dari 45 cm.3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.6. Kepala lebih besar.7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.8. Otot hipotonik lemah.9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.10. Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus.11. Kepala tidak mampu tegak.12. Pernapasan 40 50 kali / menit.13. Nadi 100 140 kali / menit.

F. PathofisiologiSecara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

G. Pathway

H. KomplikasiKomplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :1. Hipotermia2. Hipoglikemia3. Gangguan cairan dan elektrolit4. Hiperbilirubinemia5. Sindroma gawat nafas6. Paten duktus arteriosus7. Infeksi8. Perdarahan intraventrikuler9. Apnea of Prematurity10. AnemiaMasalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain :1. Gangguan perkembangan2. Gangguan pertumbuhan3. Gangguan penglihatan (Retinopati)4. Gangguan pendengaran5. Penyakit paru kronis6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

I. Penatalaksanaan BBLR1. Pengaturan Suhua. Pertahankan dalam suhu 36,5 37 Cb. Luas permukaan tubuh > BB Peningkatan kehilangan cairan & panas tubuh melalui kulitc. Tipisnya lemak coklat (Brown Fat) ke-2 scapulad. Lemak subcutas tipise. Letakkan pada tempat yang hangat (lampu), kering, dalam incubator, menunda memandikan bayi & gunakan metode kanguru.2. Nutrisia. reflek menghisap dan menelan negatifb. Kapasitas lambung sedikit & enzim pencernaan (lipase) kurangc. Berikan ASI/PASI dengan dot/sendok sedikit demi sedikit 60 cc / Kg BB/ hari pada hari I, dinaikkan setiap hari sampai 200 cc / Kg BB sehari pada minggu ke IId. Cadangan glikogen dalam hati sangat sedikit Hipoglikemiae. Perhatikan cara memberikan ASI/PASI dengan benar!!f. Lakukan pijat bayi !!3. Bayi BBLR mudah terkena infeksi : Oleh sebab itu :a. Pisahkan bayi BBLR dengan bayi yang terinfeksib. Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayic. Jangan merawat bayi bila sedang menderita infeksi saluran nafas (gunakan masker)4. Bayi BBLR bila terjadi kesulitan bernafas :a. Cegah terjadi kedinginan dan infeksib. Beri ASI/PASI sedikit demi sedikit & sesering mungkinc. Bila terjadi sesak lakukan :1) Bersihkan jalan nafas2) Jaga suhu tubuh bayi3) Berikan oksigen jika tampak tanda-tanda cyanosis

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Data SubyektifData subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan. Data subyektif terdiri dari:a. Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin b. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu:a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru. b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm. c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan. d) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau preterm). 2) Riwayat natalKomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :a) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.b) Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.3) Riwayat post natal Yang perlu dikaji antara lain :a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.b) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).c) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.d. Pola nutrisiYang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena. e. Pola eliminasiYang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. BAK : frekwensi, jumlahf. Latar belakang sosial budayaKebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.g. Hubungan psikologis Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif2. Data ObyektifData obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku.a. Keadaan umumPada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik. b. Tanda-tanda VitalNeonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur .c. KulitWarna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.d. KepalaKemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.e. MataWarna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya. f. Hidung Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.g. MulutBibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.h. TelingaPerhatikan kebersihannya dan adanya kelainani. LeherPerhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendekj. ThoraxBentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.k. AbdomenBentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawah arcus costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.l. UmbilikusTali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda infeksi pada tali pusat.m. GenitaliaPada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.n. Anus Perhatikan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses.o. EkstremitasWarna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.p. RefleksPada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang B. Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan pola nafas b/d tidak adekuatnya ekspansi paru2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat3. Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan4. Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas fungsi imunologik

C. IntervensiNoDiagnosa KeperawatanTujuan/KriteriaRencana TindakanRasional

1.Ketidakefektifan pola nafas b/d tidak adekuatnya ekspansi paruPola nafas yang efektifKriteria : Kebutuhan oksigen menurun Nafas spontan, adekuat Tidak sesak. Tidak ada retraksi Berikan posisi kepala sedikit ekstensi Berikan oksigen dengan metode yang sesuai. Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan. Melancarkan jalan nafas Memenuhi kecukupan oksigen dalam tubuh Mengetahui irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan.

2Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuatNutrisi adekuatKriteria : Berat badan naik 10-30 gram / hari Tidak ada edema Protein dan albumin darah dalam batas normal Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat. Timbang berat badan setiap hari Catat intake dan output Kolaborasi dalam pemberiantotal parenteral nutrition kalau perlu. Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Mengetahui peningkatan / penurunan berat badan. Memantau jumlah cairan masuk dan keluar. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi.

3Risiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkunganSuhu bayi stabilKreteria: Suhu 36,5 0C -37,5 0C Akral hangat Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai. Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber dingin/panas. Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau kalau perlu. Ganti popok bila basah. Menurunkan risiko hipotermi / hipertermi. Menurunkan risiko hipotermi / hipertermi. Memantau terjadinya peningkatan / penurunan suhu tubuh. Menghindarkan kontak langsung dengan kelembaban.

4Risiko tinggi infeksi b/d imaturitas fungsi imunologikBayi tidak terinfeksiKriteria : Suhu 36,5 0C -37,5 0C Darah rutin normal Tidak ada tanda-tanda infeksi Hindari bayi dari orang-orang yang terinfeksi kalau perlu rawat dalam incubator. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik bila melakukan prosedur invasive. Menghindari penularan infeksi. Menghindari penularan infeksi. Menghindari penularan infeksi.

D. ImplementasiImplementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat.E. EvaluasiEvaluasi disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai.