bblr - smk

22
BBLR - SMK (Bayi Berat Lahir Rendah – Sesuai Masa Kehamilan) R.Hakbar Rafsanjani Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta PENDAHULUAN Masalah berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Berat lahir rendah (BLR) dapat dibedakan atas bayi yang dilahirkan preterm, dan bayi yang mengalami pertumbuhan intrauterin terhambat. Di negara-negara maju, sekitar duapertiga bayi berat lahir rendah disebabkan oleh prematuritas, sedangkan di Negara-negara sedang berkembang sebagian besar bayi BLR di sebabkan oleh pertumbuhan intrauterin terhambat. Kejadian pertumbuhan janin terhambat (PJT) bervariasi antara 3 sampai 10%, tergantung pada populasi, geografi dan definisi yang digunakan. Sekitar duapertiga PJT berasal dari kelompok kehamilan risiko tinggi (seperti hipertensi, perdarahan antepartum, penderita penyakit jantung atau ginjal, kehamilan 1

Upload: rh-rafsanjany

Post on 31-Dec-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BBLR - SMK

BBLR - SMK

(Bayi Berat Lahir Rendah – Sesuai Masa Kehamilan)

R.Hakbar Rafsanjani

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna utara no.6 Kebon Jeruk, Jakarta

PENDAHULUAN

Masalah berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) sampai saat ini masih merupakan

penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Berat lahir rendah (BLR) dapat

dibedakan atas bayi yang dilahirkan preterm, dan bayi yang mengalami pertumbuhan

intrauterin terhambat. Di negara-negara maju, sekitar duapertiga bayi berat lahir rendah

disebabkan oleh prematuritas, sedangkan di Negara-negara sedang berkembang sebagian

besar bayi BLR di sebabkan oleh pertumbuhan intrauterin terhambat.

Kejadian pertumbuhan janin terhambat (PJT) bervariasi antara 3 sampai 10%, tergantung

pada populasi, geografi dan definisi yang digunakan. Sekitar duapertiga PJT berasal dari

kelompok kehamilan risiko tinggi (seperti hipertensi, perdarahan antepartum, penderita

penyakit jantung atau ginjal, kehamilan multiple, dsb); sedangkan sepertiga lainnya berasal

dari kelompok kehamilan yang tidak diketahui mempunyai risiko.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Telepon : 08569943774, Email : [email protected]

NIM : 10.2009.116, Kelompok : D8

ANAMNESIS

1

Page 2: BBLR - SMK

Keluhan utama : Bayi BBL 2140 gram dengan masa gestasi 36 minggu dengan Apgar

score 6/8

Hal yang perlu ditanyakan:

Umur ibu

Riwayat HPHT

Riwayat persalinan sebelumnya

Paritas, jarak kehamilan sebelumnya

Kenaikan berat badan selama hamil

Aktivitas

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda bayi kurang bulan (KB) adalah.1

Kulit tipis dan mengkilap

Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurna

Lanugo (rambut halus) masih banyak ditemukan terutama di punggung

Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik

Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia minora

Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun

Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk

Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur

Aktifitas dan tangisan lemah

Reflek menghisap dan menelan lemah

Peilaian keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai

APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai bayi apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.

Adapun penilaian meliputi frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort),

tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour), dan reaksi terhadap rangsangan (respon to

stimuli) yaitu dengan memasukan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan

Setiap penilaian diberi angka 0, 1 dan 2. Darinhasil penilaian tersebut dapat diketahui apakan

bayi normal (vigorous baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai Apgar 4-6),

atau bayi menderita asfiksia berat (nilai Apgar 0-3). Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak

2

Page 3: BBLR - SMK

mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut karena kalau bayi

menderita asfiksia lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan

dikemudian hari akan lebih besar, maka penilaian Apgar dilakukan selain pada 1 menit juga 5

menit setelah bayi dilahirkan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Ballard score

3

Page 4: BBLR - SMK

b. Tes Kocok (Shake Test)

Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1jam dengan mengambil cairan

amnion yang tertelan dilambung dan bayi belum diberikan makanan. Cairan amnion

0,5 cc ditambah garam faal 0,5 cc, kemudian ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur

dalam tabung kemudian kocok 15 detik, kemudian diamkan selama 15 menit dengan

tabung tetap berdiri.

1. (+): Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya

surfaktan terdapat dalam paru dalam jumlah yang cukup.

4

Page 5: BBLR - SMK

2. (-): Bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan

artinya paru-paru belum matang/tidak ada surfaktan.

3. ragu: Bila terdapat gelembung tapo tidak ada cincin jika hasilnya ragu maka

tes diulang.

c. Radiologi

1. Foto Toraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan.

Dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto toraks pada bayi dengan penyakit

membran hyalin karena kekurangan surfaktan berupa terdapatnya retikulo

granular pada parenkim. Pada kondisi berat hanya tampak gambaran white lung.

2. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada

umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial.2

DIAGNOSIS KERJA

Istilah prematuritas telah diganti dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) oleh WHO pada

tahun 1961. Hal ini di lakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram

adalah bayi premature. Juga karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu bayi dapat

memperoleh berat yang semestinya atau berat bayi lahir rendah dari semestinya sekalipun

umur kehamilan cukup atau karena kombinasi keduanya.3

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama

kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup bulan/lebih

bulan. BBLR kurang bulan/prematur, biasanya mengalami penyulit, dan memerlu perawatan

yang memadai. BBLR yang cukup/lebih bulan umumnya organ tubuhnya sudah matur

sehingga tidak terlalu bermasalah dalam perawatannya.

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500

gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan harus

digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas presentil 90 dinamakan

besar untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur

kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi

yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir dinamakan berat badan lahir rendah

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah

dibedakan:

5

Page 6: BBLR - SMK

1. Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500 – 2500 gram

2. Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram

3. Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram

Untuk menentukan apakah bayi baru lahir itu prematur (sesuai masa kehamilan = SMK),

matur normal, KMK atau besar untuk masa kehamilan (BMK) dapat dipakai tabel growth

charts of weight againts gestation. Pada tabel ini berat bayi matur normal dan bayi prematur

(SMK) terletak diantara 10th persentile dan 90th percentile. Pada bayi KMK beratnya

dibawah 10th percentile. Bila berat bayi diatas 90th percentile ia disebut heavy for dates atau

BMK. Bayi postmatur bila kelahirannya terjadi pada masa kehamilan lebih dari 42 minggu.4

WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 kelompok:

Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)

6

Page 7: BBLR - SMK

Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap (259-

293 hari)

Post-Term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)

DIAGNOSIS BANDING

a. BBLR-KMK

Menurut WHO, persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang

dari 37 minggu  atau berat bayi kurang dari 2.500 g. Dengan demikian, persalinan dapat

terdiri dari: persalinan prematur dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat

badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK) dan persalinan prematur dengan usia

kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Sesuai dengan tipenya, BBLR tipe KMK disebabkan oleh :

Ibu hamil yang kekurangan nutrisi

Ibu memiliki hipertensi, preeklamsi, atau anemia

Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu

Malaria kronik, penyakit kronik

Ibu hamil merokok

b. Dismaturitas

Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya utnuk

masa gestasi itu. Disebut juga kecil untuk masa kehamilan (KMK). Dapat terjadi pada

masa pre-, term, dan post-term.

Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap bayi yang berat

lahirnya ≤ persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterin

adalah bayi KMK. Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja

mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang

dipergunakan untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth

retardation = retardasi pertumbuhan intrauterin).

Klasifikasi IUGR

7

Page 8: BBLR - SMK

Propotionate IUGR : janin yang menderita distress yang lama, dimana gangguan

pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir

sehingga berat, panjang, dan lingkaran kepala proporsi yang seimbang akan tetapi secara

keseluruhan masih di bawah  masa gestasi yang sebenarnya. Bayi tidak menunjukkan

adanya wasted oleh karena retardasi pada janin ini terjadi sebelum terbentuknya adipose

tissue

Dispropotionate IUGR: terjadi akibat distress subakut. Gangguan terjadi beberapa

minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran

kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi

tampak wasteddengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering

keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.

Setelah dilahirkan , bayi dismatur mudah dikenali dengan bentuk tubuh badan yang kecil dan

kurus. Mukanya seperti rupa orang tua, lipatan kelopak bawah matanya sangat ketara. Kulit

di badannya kelihatan kering dan berkupas serta tipis kerana kekurangan lemak Tahap

pemberian makanan yang rendah menyebabkan bayi kekurangan bekalan lemak di dalam

tubuhnya. Ini menyebabkan suhu badannya rendah. cadangan ‘ glycogen’ di dalam hatinya

yang sedikit menyebabkan kadar glukosa di dalam darahnya turun sehingga menyebabkan

hipoglikemia dan kejang. Ini dapat menyebabkan kerusakan otak bayi (cerebral pasy) dan

menyebabkan kecacatan fisikal. Kekurangan glukosa di dalam darah terdapat pada hari

pertama , kedua dan ketiga.

Fungsi pernafasannya lebih baik dari bayi prematur dan dia jarang mengalami penyakit paru -

paru ( hyaline membrane disease ) yang berpuncak dari kekurangan ‘SURFACTANT’ seperti

yang selalu terdapat pada bayi prematur. Tetapi bayi dismatur yang lemas di dalam rahim

pada waktu bersalin sering mengeluarkan  meconium yang bercampur dengan cairan yang

menyelubunginya ( meconium stained liquor ). Jika bayi tersedat cairan yang bercampur ‘

meconium ‘ pernafasannya akan terganggu sehingga dapat menimbulkan kematian jika dia

tidak segera mendapat perawatan khusus. Keadaan ini disebut meconium aspiration

syndrome.5

ETIOLOGI

8

Page 9: BBLR - SMK

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah

umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan

kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.

(1) Faktor ibu

a. Penyakit

Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain

b. Komplikasi pada kehamilan.

Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-

eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.

c. Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu

dengan usia kurang atau lebih dari normal

d. Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan

ibu pengguna narkotika.

(2) Faktor Janin

Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.

(3) Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi, sosio-

ekonomi dan paparan zat-zat racun

EPIDEMIOLOGI

9

Page 10: BBLR - SMK

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia

dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-

ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara

berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

lahir lebih dari 2500 gram.

Angka kejadian BBLR di RSCM pada tahun 1986 adalah 24%. Angka kematian perinatal di

rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70%, dan 73% dari seluruh kematian disebabkan

oleh BBLR.

GEJALA KLINIS

a. Berat badan kurang dari 2500 gram, PB < 45cm, LK < 33cm, LD < 30cm

b. Masa gestasi < 37 minggu

c. Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis transparan, lanugonya banyak,

lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.

d. Tangisan lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering timbul apnea.

e. Otot-otot masih hipotonik sehingga sikap masih dalam keadaan abduksi pada kedua

paha. Sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan kepala mengarah ke

satu sisi.

f. Refleks tonik leher lemah dan refleks moro positif

g. Gerakan otot jarang

h. Daya isap lemah terutama dalam hari-hari pertama

i. Edema

j. Nadi : 100-140/menit

k. Hari pertama FN: 40-50/menit, hari berikutnya FN: 35-45/menit

TERAPI

10

Page 11: BBLR - SMK

Medikamentosa

Pemberian vitamin K1

Injeksi 1mg IM sekali pemberian, atau

Per oral 2mg sekali pemberian atau 1mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,

dan umur 4-6 minggu)

Diatetik

Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya

masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas

dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan

menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah

dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI

merupakan pilihan utama:

Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara

apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling

kurang sehari sekali.

Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3

hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir 1750 –

2500 gram dan keadaan bayi adalah sebagai berikut :

a. Bayi sehat

Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih

mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering

(contoh; setiap 2 jam) bila perlu.

Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas

menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras

dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

b. Bayi sakit

11

Page 12: BBLR - SMK

 Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan

minum seperti pada bayi sehat.

Apabila bayi memerlukan cairan intravena:

 Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama

Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi

stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan

tanda-tanda siap untuk menyusu.

Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh;

gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :

Berikan cairan IV dan ASI menurut umur

Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali).

Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari

tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali

minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah

stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan

dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.

Suportif

Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal.

Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,

seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau

ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.

Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

Ukur suhu tubuh dengan berkala

Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :

Jaga dan pantau patensi jalan nafas

Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

12

Page 13: BBLR - SMK

Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia,

kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)

Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya

Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu

berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.

Pemantauan

Pemantauan saat di rawat

Terapi

Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan

Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu

Tumbuh kembang

Pantau berat badan bayi secara periodik

Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10%

untuk bayi dengan berat lair ≥ 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat

lahir < 1500

Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat

lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :

Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180

ml/kg/hari

Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar

jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari

Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah

pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari

Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap

minggu.

Pemantauan setelah pulang

13

Page 14: BBLR - SMK

Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/

mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut:

Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.

Hitung umur koreksi

Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.

Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)

Awasi adanya kelainan bawaan

KOMPLIKASI

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:

Hipotermia

 Hipoglikemia

 Gangguan cairan dan elektrolit

 Hiperbilirubinemia

 Sindroma gawat nafas

 Paten duktus arteriosus

 Infeksi

 Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

 Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah

(BBLR) antara lain:

Gangguan perkembangan

Gangguan pertumbuhan

 Gangguan penglihatan (Retinopati)

Gangguan pendengaran

 Penyakit paru kronis

 Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

PROGNOSIS

14

Page 15: BBLR - SMK

Kematian perinatal pada bayi BBLR lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang

sama. Prognosis akan lebih buruk lagi jika berat badan makin rendah. Angka kematian yang

tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan adalah komplikasi neonatal

sepertia asfiksia, aspirasi pneumoni, perdarahan intrakranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini

selamat kadang-kadang dijumpai pula kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan

bicara, IQ yang rendah dan gangguan yang lain.

PENCEGAHAN

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang

penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:

Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun

kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,

terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat

dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih

mampu.

 Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,

tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar

mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.

Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi

sehat (20-34 tahun)

Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan

pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses

terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.6

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: BBLR - SMK

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar

Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313

2. Behrman R E, Kliegman R M. The Fetus and the Neonatal Infant. In: Nelson textbook of

Pediatrics; 17th ed. California: Saunders. 2004;550-558.

3. Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo. 2007.

4. Dalmanik Sylvia M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. Dalam :

Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 2008 ; 11-30.

5. Wiknjasastro H, Saifuddin A B. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam: Ilmu Kebidanan; edisi

ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawieohardjo, 2002;771-783

6. Varney, helen. (2008).”Buku Ajar Asuhan Kebidanan”.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

16