laporan pendahuluan bblr

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. (Mochtar, 1998) Sejak tahun 1969 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low brith weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature. Menurut data angka kejadian BBLR di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun1986 adalah 24%. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70% dan 73% dari seluruh kematian disebabkan oleh BBLR. (Prawirohardjo, 2005) Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalami kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekunsi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 -10,8%, di negara berkembang 1

Upload: hary-arya

Post on 10-Aug-2015

584 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang

mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat.

Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal

karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir

rendah. (Mochtar, 1998)

Sejak tahun 1969 WHO telah mengganti istilah premature baby

dengan low brith weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR),

karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr

pada waktu lahir bukan bayi premature.

Menurut data angka kejadian BBLR di rumah sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo pada tahun1986 adalah 24%. Angka kematian perinatal di

rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70% dan 73% dari seluruh

kematian disebabkan oleh BBLR. (Prawirohardjo, 2005)

Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi

perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalami kehamilan yang

beresiko karena dilihat dari frekunsi BBLR di negara maju berkisar antara

3,6 -10,8%, di negara berkembang berkisar antara 10-43%. Dapat

dibandingkan dengan resiko antara negara maju dan negara berkembang

adalah 1:4 .(Mochtar, 1998)

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir randah 8 kali lebih

besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Walaupun bayi

menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik

maupun mental.

Prognosis akan lebih buruk lagi bila bila berat makin rndah. Angka

kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai

kelahiran komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneummonia,

perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-

1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara,

IQ yang rendah dan gangguan lainya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

membahas lebih dalam tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui

bagaimana cara penanganan berat badan lahir rendah (BBLR).

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR).

2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

BBLR adalah bayi prematur dengan berat bada pada saat lahir rendah

yaitu kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir

dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah

( WHO, 1961 ).

Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya

pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr. BBLR dapat

dibedakan menjadi 2 yatiu :

2.1.1 Prematuritas murni

Yaitu bayi pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan

sesuai.

2.1.2 Retardasi pertumbuhan janin intra uterina (IUGR)

Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai

dengan usia kehamilannya. BBLR (1800-2500 gram), BBLSR ( 1100-

1700 gram), BBLER (< 1000 gr).

2.2 Etiologi

2.2.1 Faktor ibu

a. Gizi saat kehamilan kurang

b. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

c. Jarak hamil dan persalainan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu

berat.

d. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung gangguan pembuluh

darah, perokok.

2.2.2 Faktor kehamilan

a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum

b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah

dini

2.2.3 Faktor janin : cacat bawaan, infeksi dalam rahim.

3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

2.3 Patofisiologi

4

Faktor Ibu Faktor Janin Faktor kehamilan

BBLR

Imunisasi Hepar Bayi tampak kurus Relatif labih

panjang Kulit

Sindrom Aspirasi Asfiksia Intrauterin Cairan Amnion Bercampur

Mekonium

Gangguan penjungasi hepar

defisit albumin

hiperbilirubinmia

Bilirubin inderect < 20 mg/dl

ikterus

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

2.4 Manifestasi Klinis

2.4.1 Fisik

Pergerakan bayi terlihat kecil, pergerakan kuarang atau masih lemah,

kepala lebih besar dari badan bayi, berat badan kurang dari 2500 gr.

2.4.2 Kulit dan kelamin

Kulit transfaran dan tipis, lanugo banyak, genetalia belum sempurna.

2.4.3 Sistem saraf

Reflek moro, menelan, menghisap, dan batuk belum sempurna.

2.4.4 Sistem muskuluskeletal

Axifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura melebar, tulang

rawan kurang elastis, otot-otot masih hipotonik, tungkai abduksi,

sendi lutut dan kaki fleksi.

2.4.5 Sistem pernafasan

Pernafasan belum teratur, apnea dan asfiksia.

2.5 Pemeriksaan Penunjang

2.5.1 Analisa gas darah

2.5.2 Pemeriksaan APGAR SCORE

2.5.3 Pemeriksaan EKG dan CT SCAn jika sudah terdapat komplikasi

2.5.4 Pemeriksaan fungsi paru dan kardiovaskuler

2.5.5 Hematologi

a. Jumlah sel darah putih : 18.000 /mm netrofil meningkat

sampai 23.000-24.000 /mm pertama setelah lahir (menurun

bila ada sepsis).

b. Hematokrit : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih

menandakan polistemia , penurunan kadar menunjukan

anemia atau hemorogis prenatal).

c. Hemoglobin : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah menadakan

anemia atau hemolisis berlebihan).

d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl

1-2 hari dan 12 mg/dl pada hari ke 3-5.

5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

2.6 Terapi medis

2.6.1 Pengaturan suhu prematuritas

Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan suhu tubuh

sehingga menjadi hipotermi karena pusat pengaturan pernafasan

belum berfungsi dengan baik metabolisme redah dan permukaan

prematuritas harus dirawat di inkubator sehingga panas badannya

mendekati dalam rahim.

2.6.2 Makanan BBLR

Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna , lambung

kecil dan enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan

protein 3-5 gr /kg BB dan kalori 110/kal/kg BB sehingga

pertumbuhan bayi meningkat.

6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

Bayi Y. lahir pada 5 – 01 – 2012 Pukul 07.15 WIB di Ruang Mawar

RSUD MAHARDIKA melalui persalinan spontan dengan gravidarum II,

APGAR SCORE pada menit pertama 3, menit ke 5 nilainya 3 dan pada menit

ke 10 nilainya 3, berat badan 1400 gram, panjang badan 38 cm dan air

ketuban berwarna jernih. Dan ibu klien mengatakan riwayat kehamilan dan

persalinan anak pertama premature.

Pada saat dikaji tanggal 05 Januari 2012 Jam 08.00 WIB, bayi tampak

sesak nafas dengan respirasi 76 x/menit. Lingkar kepala: 26 cm, lingkar

dada : 28 cm, lingkar perut : 25 cm, PB 38 cm, BBL 1400 gr, BB 1200 gr,

Lingkar lengan atas :5cm. P : 138 x/menit, T : 39,1 0C

Sesak berkurang jika posisi bayi semi ekstensi dan terpasang O2

sungkup 5 liter/menit ditandai dengan menurunnya retraksi rongga dada dan

sesak tampak bertambah dengan posisi bayi fleksi. Keluarganya tidak

mempunyai penyakit infeksi menular (Misalnya TB), penyakit kardiovaskuler

(Hipertensi), dan penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan

persalinan sebelumnya adalah prematur dan tidak ada riwayat kehamilan

gemeli (Kembar). Keluarga khawatir dengan keadaan bayinya, ayahnya

tampak cemas, dan bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika

menjenguk bayinya di ruang perawatan. Ayah klien, sekaligus penangung

jawab perekonomian.

Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut

hitam, keadaan sutura sagitalis datar, terdapat lanugo disekitar wajah. Bulu

mata belum tumbuh, Telinga bentuk simetris, tulang telinga lunak, tulang

kartilago tidak mudah membalik/lambat, terdapat lanugo. Hidung terpasang

O2 sungkup 5 liter/menit, terpasang NGT, keadaan hidung bersih,

7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

Mulut tidak terdapat labio palato skizis, mukosa bibir tampak pucat

dan terdapat jamur sisa – sisa pemberian PASI. Dada bentuk dada cekung,

bersih, terdapat retraksi (pada dinding epigastrium), RR 76x/menit, suara

nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II terdengar jelas, palpasi nadi radialis brakhialis

dan karotis teraba lemah dan ireguler. Punggung keadaan punggung bersih,

terdapat banyak lanugo. Abdomen bentuk abdomen datar, BU 10 x/menit,

lingkar perut 25 cm, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit kembali

ke bentuk semula lebih dari 2 detik. Umbilikus tidak ada kelainan dan tanda-

tanda infeksi tali pusat, warna merah muda, bau tidak ada, tali pusat sudah

terlepas.

Labia mayora belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai

dengan bayi sudah bab, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan

konsistensi lembek. Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink),

lapisan lemak tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin

rash). Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh. Gerakan bayi kurang

aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan

Ekstrimitas Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral

dingin tidak terdapat benjolan dan lesi. Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki

lengkap, akral dingin, terpasang IVFD D5 ½ NS Mikro drip di kaki sebelah

kanan dengan 10 tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi. Udema

Sianosis.

Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba dengan

respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon). Refleks genggam positif

tetapi lemah ditandai dengan respon bayi menggenggam telunjuk pengkaji

tetapi lemah. Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap dot

tetapi daya hisap masih lemah. Rooting positif tapi masih lemah ditandai

dengan kepala bayi mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan

di daerah bibir bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari

stimulus tersebut. Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper

ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus dengan

menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki.

8

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

3.2 Pengkajian

3.2.1. Identitas klien

Nama : By. Y

Usia : 7 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

Ruang/kamar : Mawar

Diagnosa medik : BBLR

Dr. penanggung jawab : dr. S Sp A

Tanggal masuk : 5-01-2012

Tanggal pengkajian : 05-01-2012 Pukul 08.00 WIB

Apgar skor : 7 (Asfiksia ringan)

3.2.2 Data ibu

Nama : Ny. Y

Usia : 32 tahun

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMA

Status Kehamilan : G2 P2 A0 usia kehamilan 29 minggu

HPHT : 10 Mei 2008

HPL : 17 Februari 2009

Riwayat Persalinan : Persalinan spontan, P2 A0

Riwayat Kesehatan : Kehamilan prematur kurang bulan

Lama Persalinan : 8 jam 45 menit, Kala I : 7 jam, Kala II : 15

Menit, Kala III 30 menit, kala IV 1jam setelah

plasenta lahir.

Riwayat ANC : Trimester 1 : 1 kali di bidan Trimester 2 : 1

kali Trimester 3 (usia kehamilan 7 bulan ): 2

kali di bidan

9

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas dahulu

a. Jenis kelamin perempuan, usia kehamilan 2 hari 28 minggu,

melahirkan di bidan 1200 gr, nifas normal, masalah 40 hari

BBLSR Meninggal

b. Jenis kelamin perempuan, usia kehamilan 7 hari 29 minggu,

melahirkan di bidan 1400 gr, nifas normal, BBLSR hidup.

3.3 Keluhan utama : hipotermi

3.4 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pada saat dikaji tanggal 05 Januari jam 08.00 Wib, bayi tampak sesak nafas

dengan respirasi 76 x/menit. Sesak berkurang jika posisi bayi semi ekstensi

dan terpasang O2 Sungkup 5 liter/menit ditandai dengan menurunnya retraksi

rongga dada dan sesak tampak bertambah dengan posisi bayi fleksi.

3.5 Riwayat Penyakit Dahulu :

Bayi lahir pada 5 – 01 – 2012 Pukul 07.15 WIB di Ruang Mawar RSUD

Mahardika melalui persalinan spontan dengan gravidarum II, APGAR

SCORE pada menit pertama 3, menit ke 5 nilainya 3 dan pada menit ke 10

nilainya 3, berat badan 1400 gram, panjang badan 38 cm dan air ketuban

berwarna jernih. Dan ibu klien mengatakan riwayat kehamilan dan persalinan

anak pertama prematur.

3.6 Riwayat penyakit keluarga :

Keluarga klien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit

infeksi menular (Misalnya TB), penyakit kardiovaskuler (Hipertensi), dan

penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan persalinan sebelumnya

adalah prematur dan tidak ada riwayat kehamilan gemeli (Kembar).

10

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

3.7 Riwayat Psikologis :

Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya, ekspresi wajah

ayahnya tampak cemas, dan bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika

menjenguk bayinya di ruang perawatan.

3.8 Data Sosial Ekonomi :

Kepala keluarga adalah ayah klien, sekaligus penangung jawab

perekonomian, keputusan diambil oleh ayah dan ibu klien secara

musyawarah.

3.9 PENGKAJIAN FISIK :

3.9.1 Keadaan umum

Keadaan umum : Klien tampak lemah

Lingkar kepala : 26 cm

Lingkar Dada : 28 cm

Lingkar Perut : 25 cm

Panjang Badan : 38 cm

Berat badan lahir : 1400 gr

BB saat dikaji : 1200 gr

Lingkar lengan atas : 5 cm

tanda-tanda vital :

P : 138 x/menit

RR : 76 x/menit

T : 39,1 0C

3.9.2 Kepala

Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut

hitam, tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi, keadaan sutura sagitalis

datar, tidak ada nyeri tekan, terdapat lanugo disekitar wajah.

11

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

3.9.3 Mata

Bentuk mata simetris, tidak terdapat kotoran, bulu mata belum tumbuh,

sklera tidak ikterik.

3.9.4 Telinga

Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat benjolan dan

lesi, tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah

membalik/lambat, terdapat lanugo.

3.9.5 Hidung

Bentuk hidung normal, PCH positif, terpasang O2 sungkup 5

liter/menit, terpasang NGT, keadaan hidung bersih, tidat terdapat polip

dan benjolan.

3.9.6 Mulut

Bentuk bibir simetris, tidak terdapat labio palato skizis, tidak terdapat

stomatitis, mukosa bibir tampak pucat dan terdapat jamur sisa – sisa

pemberian PASI.

3.9.7 Dada

Bentuk dada cekung, bersih, terdapat retraksi (pada dinding

epigastrium), RR 76x/menit, suara nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II

terdengar jelas, tidak terdapat bunyi jantung tambahan (BJ III), tidak

terdapat kardiomegali, palpasi nadi radialis brakhialis dan karotis teraba

lemah dan ireguler.

3.9.8 Punggung

Keadaan punggung bersih, terdapat banyak lanugo, tidak terdapat

tanda-tanda dekubitus/ infeksi.

12

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

3.9.9 Abdomen

Bentuk abdomen datar, BU 10 x/menit, lingkar perut 25 cm, tidak

terdapat hepatomegali, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit

kembali ke bentuk semula lebih dari 2 detik.

3.9.10 Umbilikus

Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah

muda, bau tidak ada, tali pusat sudah terlepas.

3.9.10 Genitalia

Labia mayor belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai dengan

bayi sudah BAB, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan

konsistensi lembek.

3.9.11 Integumen

Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink), lapisan lemak

tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin rash).

Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh.

3.9.12 Tonus Otot

Gerakan bayi kurang aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan.

3.9.13 Ekstrimitas

Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral dingin tidak

terdapat benjolan dan lesi.

Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki lengkap, akral dingin, terpasang

IVFD D5 ½ NS Mikro drip di kaki sebelah kanan dengan 10

tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi. Udema Sianosis.

3.9.14 Refleks

13

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

Moro : Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba

dengan respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon)

Menggenggam : Refleks genggam positif tetapi lemah ditandai dengan

respon bayi menggenggam telunjuk pengkaji tetapi lemah.

Menghisap : Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap

dot tetapi daya hisap masih lemah.

Rooting : Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi

mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan di daerah bibir

bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari stimulus

tersebut.

Babynski : Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper

ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus

dengan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki.

3.9.15 Therapy

Efotax 2 x 100 mg Antibiotik iv

Gentamicine 3 x 5 mg Antibiotik iv

Aminophiline 3 x 5 mg Bronkodilator iv

Dexamethasone 3 x 1/3 ampul Kortikosteroid iv

Sanmol 2 x 0.2 cc Antipiretik parenteral

Sorbital 30 mg Antikompulsif iv (Jika perlu)

IVFD D5 ½ NS Mikro drip 9 tts/menit iv

3.9.16 Laboratorium

WBC 10.0 103/mm3 4.0/11.0 103/mm3

HGB 13,3 g/dl 11.0/18.8 g/dl

HCT 36,9 % 35.0/55.0 %

3.10 Analisa data

No Data Etiologi Problem

14

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

1 Ds: _

Do:

Bayi tampak sesak

nafas

RR 76 x/Menit

Terlihat retraksi pada

dinding epigastrium

Terpasang O2

sungkup (5 liter /

menit)

Ujung ekstrimitas

teraba dingin BBLSR

Imaturitas sistem pernafasan

Usaha nafas bayi tidak

maksimal

CO2 meningkat (Hiperkapneu)

Gangguan pertukaran

gas

Gangguan

pertukaran gas O2

berhubungan dengan

imaturitas

pernafasan

2 Ds: _

Do:

S : 39,1 0C/Anal

Leukosit 10.

103/mm3

Struktur kulit halus

dan tipis

Bayi di simpan dalam

incubator

Imaturitas jaringan lemak pada subkutan

Mekanisme penguapan panas

Gangguan suhu tubuh

(Hipertermi)

Gangguan

termoregulasi

hipotermi

berdasarkan cairan

yang diperoleh

sediaan cairan dalam

tubuh bayi,

penurunan suhu

tubuh

3 Ds :

Do :

NGT terpasang IVFD D5 ½ NS

Mikro drip 10tts/menit

PASI 12x 5 – 7,5 cc/hari

Refleks hisap lemah dan menelan lemah

Motilitas usus rendah

Daya mencerna dan mengabsorpsi makanan

berkurang

Pengosongan lambung bertambah

Gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi :

kurang dari

kebutuhan tubuh

15

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

BB lahir 1400 gr

BB saat dikaji 1200 gr Imaturitas sistim pencernaan

Distensi abdomen

Kerja otot spingter kardio esophagus

berkurang

Intake nutrisi kurang

dari kebutuhan

4 Ds :

Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya

Do :

Ekspresi wajah ayahnya tampak cemas

Ayah klien sering bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika menjenguk bayinya di ruang perawatan. BBLSR.

Hospitalisasi

Perawatan ekstra di ruang perinatologi

Bonding Attachment tidak terjadi

Koping keluarga in efektif

Cemas

Gangguan rasa aman

: Cemas Orang tua

3.11. Diagnosa Keperawatan

3.11.1 Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem

pernafasan

3.11.2. Gangguan Thermoregulasi Hipertermi berhubungan dengan cairan

yang diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh bayi

16

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

3.11.3. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan Imaturitas sistem pencernaan

3.11.4. Gangguan rasa aman : Cemas Orang tua berhubungan dengan proses

hospitalisasi

3.11.5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan imaturitas sistem

imunologi.

3.12 Prioritas Diagnosa Keperawatan

3.12.1. Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem

pernafasan

3.12.2. Gangguan Thermoregulasi: Hipertermi berhubungan dengan cairan

yang diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh bayi

3.12.3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan Imaturitas sistem pencernaan

17

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

BAB V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar

dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi

dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun

mental.

Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka

kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan

komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan

intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai

kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, dan IQ.

4.2 Saran

Saran yang penulis kemukakan disesuaikan dengan hasil selama

melakukan asuhan keperawatan dan kesenjangan yang ada selama pasien

dirawat di Ruang Mawar RSUD Mahardika.

Saran-saran yang penulis berikan adalah :

1. Institusi

Sebagai sekolah yang bergerak di bidang kesehatan hendaknya

dapat memberikan pendidikan yang lebih lagi kepada mahasiswanya

dalam praktek pelayanan kesehatan dan menyediakan buku-buku

penunjang sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan.

2. Keluarga

18

Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

Dalam proses asuhan keperawatan sangat diperlukan kerjasama

keluarga dan pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu

untuk menentukan tindakan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Gaffar, Jumadi. L.O. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak

Edisi Ke dua.Bandung : FKU Padjadjaran.

19

Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

Irianto, Kus. Drs. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.

Bandung : Yrama Widya.

Laksman, Hendra, T. Dr. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambaran.

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1.

Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono, DR. dr. SpOG 2005, ILMU KEBIDANAN. Jakarta

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta :

FKUI.

20