laporan pemuliaan tanaman pencandraan

7
B. Pembahasan Pencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat dari golongan tanaman yang dimaksud. Pencandraan terhadap keragaman tingkat spesies tanaman sangat penting fungsinya dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman yang terdiri atas tiga gatra, yaitu variabilitas, seleksi, dan hibridisasi, membutuhkan kemampuan khusus dalam pencandraan tanaman oleh para pelakunya. Fungsinya antara lain adalah untuk menunjukkan adanya variabilitas pada tanaman, untuk melakukan seleksi dalam kegiatan pemuliaan tanaman, untuk membedakan keragaman yang ada pada tingkat spesies, serta sebagai langkah dalam pengamatan dan identifikasi plasma nutfah dengan berbagai sifat penting. Pencandraan secara visual dengan melakukan evaluasi terhadap penampilan fenotipik tanaman pada lingkungan tertentu, dengan faktor penilaian berupa sifat-sifat agronomi, morfologi, serta kenampakan atau sifat lain yang menjadi pembeda antara suatu varietas dengan varietas lainnya. Tanaman bawang merah termasuk tanaman semusim berbentuk rumpun dan tumbuh tegak yang termasuk kedalam famili Liliaceae. Klasifikasi tanaman bawang merah dalam (Hendro dan Prasodjo, 1983) adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospemae Kelas : Monocotyledoneae

Upload: mii

Post on 03-Oct-2015

718 views

Category:

Documents


71 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

B. PembahasanPencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat dari golongan tanaman yang dimaksud. Pencandraan terhadap keragaman tingkat spesies tanaman sangat penting fungsinya dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman yang terdiri atas tiga gatra, yaitu variabilitas, seleksi, dan hibridisasi, membutuhkan kemampuan khusus dalam pencandraan tanaman oleh para pelakunya.

Fungsinya antara lain adalah untuk menunjukkan adanya variabilitas pada tanaman, untuk melakukan seleksi dalam kegiatan pemuliaan tanaman, untuk membedakan keragaman yang ada pada tingkat spesies, serta sebagai langkah dalam pengamatan dan identifikasi plasma nutfah dengan berbagai sifat penting. Pencandraan secara visual dengan melakukan evaluasi terhadap penampilan fenotipik tanaman pada lingkungan tertentu, dengan faktor penilaian berupa sifat-sifat agronomi, morfologi, serta kenampakan atau sifat lain yang menjadi pembeda antara suatu varietas dengan varietas lainnya.

Tanaman bawang merah termasuk tanaman semusim berbentuk rumpun dan tumbuh tegak yang termasuk kedalam famili Liliaceae. Klasifikasi tanaman bawang merah dalam (Hendro dan Prasodjo, 1983) adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospemae

Kelas : Monocotyledoneae

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum L.

Bunga tanaman bawang merah termasuk bunga majemuk dan berbentuk tandan, yang bertangkai 50 sampai 200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil sedangkan di bagian tengah menggembung. Bunga bawang merah merupakan bunga sempurna yang tiap bunganya terdiri dari lima sampai enam benangsari dan satu buah putik dengan daun bunga yang berwarna putih. Bakal buah duduk di atas membentuk bangun segitiga hingga nampak seperti kubah. Bunga dari suku Liliaceae kebanyakan merupakan bunga banci alomorf (Gembong, 1988).

Banyak varietas bawang merah yang dibudidayakan di Indonesia. Sampai saat ini perbanyakan dari varietas-varietas tersebut dilakukan secara vegetatif dengan umbi, padahal varietas tersebut mampu berbunga dan berbiji secara alami kecuali varietas Sumenep. Karena selalu dibiak secara vegetatif maka praktis tidak ada perubahan susunan genetiknya dan karena itu sampai sekarang tidak didapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit daun yang sering menggagalkan pertanaman bawang merah. Dari 141 varietas bawang merah yang ada termasuk varietas introduksi belum didapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit di atas kecuali varietas Sumenep yang relatif tahan terhadap penyakit Otomatis tetapi tidak tahan terhadap penyakit Alternaria. Sayangnya varietas ini tidak mampu berbunga dan belum diketahui cara merangsang bunganya, serta berumur panjang walaupun mempunyai kualitas terbaik untuk bawang goreng (Permadi, 1992).

Bawang merah yang ditanam di Indonesia berdasarkan warna kulitnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (Singgih, 1990) :1. Kelompok yang umbinya berwarna merah tua, seperti kultivar Medan, Gugur, Maja dan Sri Sakate.

2. Kelompok yang umbinya berwarna kuning muda pucat, seperti kultivar Sumenep.

3. Kelompok yang umbinya berwarna kekuning-kuningan sampai merah muda seperti kultivar Kuning, Lampung, Bima, dan Ampenan.Pada praktikum ini bahan yang digunakan adala 4 varietas bawang merah, yaitu crocs, sumenep, biru, dan tiron. Dari keempat varietas tersebut memiliki karakterisasi yang berbeda. Sehingga dilakukan karakterisasi dan identifikasi varietas tanaman. Dari hasil pengamatan diketahui karakterisasi masing-masing varietas bawang merah adalah varietas crock,tiron,sumenep, dan biru. Masing-masing varietas memiliki kenampakan yang berbeda. Daun bawang merah hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil, memanjang dan berlubang. Untuk crock jumlah daun per umbi sebanyak 3-8 daun. Dari keempat varietas, bawang merah biru paling banyak jumlah bunganya yaitu sebanyak 56 helaian per rumpun. Bunga tanaman bawang merah berwarna putih termasuk bunga majemuk.Dari bunga ini dapat dihasilkan biji yang berwarna hitam untuk varietas crock,sumenep dan biru. Sedangkan biji berwarna abu-abu untuk varietas tiron. Bentuk biji rata-rata berbentuk bulat lonjong.Varietas biru memiliki jumlah anakan yang paling bnayak yaitu sekitar 10-12 anakan. Masing-masing anakan ini akan membentuk tunas pada ujung umbi, warna tunas rata-rata berwarna hijau muda sampai hijua tua. Morfologi akar untuk masing-masing varietas hampir sama yaitu rambut akar banyak tumbuh didekat ujung akar dan umumnya relatif pendek dengan tipe perakaran yang serabut.Bawang merah memiliki berbagai macam varietas, namun dalam praktikum ini hanya 4 jenis varietas yang di karakterisasi. Masing-masing varietas memiliki keunggulan yaitu : Bawang merah tiron memiliki beberapa keunggulan antara lain :Mampu membentuk anakan yang cukup banyak, berumur genjah, potensi hasil cukup tinggi, dapat dikembangkan pada lahan berpasir dan lahan sawah berpengairan, cocok ditanam pada ketinggian 0 -100 dpl, tahan ditanam pada musim penghujan, tahan terhadap penyakit busuk umbi (Windi, 2010).

Bawang merah crocs memiliki beberapa keunggulan yaitu produktivitas tinggi, umbi berukuran besar, mampu beradaptasi dengan baik pada dataran rendah dengan ketinggian 15 m dpl. Keunggulan bawang merah sumenep adalah kualitas hasil baik, tahan kekeringan, aroma sering digemari, mampu ditanam saat musim huja dan musim kering. Keunggulan bawang merah biru adalah produktivitas tinggi, kualitas baik, tahan ditanam pada musim penghujan dan kering , tahan terhadap penyakit busuk umbi.

Bawang merah yang cocok ditanam di daerah Yogyakata adalah bawang merah varietas tiron, sumenep, biru dan crocs. Hal ini dikarenakan keempat varietas bawang merah ini cocok tumbuh pada dataran rendah. Seperti halnya tiron yang merupakan varietas lokal daerah DIY yang sudah dirilis oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul kawasan Bantul Selatan, karena memberikan pendapatan yang tinggi pada petani.

Kesimpulan

1. Bawang merah yang digunakan dalam karakterisasi dan identifikasi varietas tanam adalah bawang merah varietas tiron, sumenep, crocs, dan biru.

2. Bawang merah varietas sumenep, tiron, crocs, dan biru cocok ditanam pada daerah dataran rendah.

3. Bawang merah varietas crock,tiron,sumenep, dan biru, masing-masing varietas memiliki kenampakan yang berbeda.Untuk crock jumlah daun per umbi sebanyak 3-8 daun. Varietas biru paling banyak jumlah bunganya yaitu sebanyak 56 helaian per rumpun. Bentuk biji rata-rata berbentuk bulat lonjong. Varietas biru memiliki jumlah anakan yang paling bnayak yaitu sekitar 10-12 anakan. Morfologi akar untuk masing-masing varietas hampir sama yaitu rambut akar banyak tumbuh didekat ujung akar dan umumnya relatif pendek dengan tipe perakaran yang serabut.DAFTAR PUSTAKAWindi, W. 2010. http://blogs.unpad.ac.id/windiwidiaastuti/2010/06/04/4/. Diakses tanggal 5 Juni 2014.Gembong , T. 1988. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Hendro, S ., dan S. Prasodjo. 1983. Budidaya Bawang Merah. Sinar Baru. Bandung.

Permadi, A.H, 1992. Pemuliaan tanaman bawangmerah. dalam Teknologi Produksi Bawangmerah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta.

Singgih, W. 1990. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta.