peranan pemuliaan tanaman padi, produksi benih...
TRANSCRIPT
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
PERANAN PEMULIAAN TANAMAN PADI, PRODUKSI BENIH
DAN PENGELOLAAN HAMA DALAM MENDUKUNG
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
Oleh : Nasib Wignyo Wibowo
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Secara garis besar tanaman padi yang ditanam oleh petani di Indonesia dibagi menjadi 3 varietas
utama :
1. Varietas Padi Unggul Hibrida
Merupakan varietas padi produk persilangan
antara dua tetua yang berbeda secara
genetik ; Potensi hasil tinggi.
Contoh : Intani 2,Intani 301, Intani 602.
2. Varietas Padi Inbrida
Merupakan varietas padi yang dihasilkan dari persilangan varietas unggul padi lokal.
Contoh : Ciherang, IR-64
3. Varietas Padi Lokal
Merupakan varietas padi yang berasal dari suatu daerah yang sudah lama beradaptasi.
Contoh :
Padi Rojolele (SK Nomor : 126/Kpts/TP.240/2/2003)
Padi Pandan Wangi (SK Nomor: 163/Kpts/LB.240/3/2004 )
PENDAHULUAN
Padi merupakan bahan pangan utama di Indonesia.
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
KEBUTUHAN BENIH dan LUAS PANEN PADI NASIONAL
(2012-2016)
2016
2015
2014
2013
2012
Rata-rata :
393.971 Ton/Th
424.396
395.276
386.316
387.380
376.488
Sumber data : www.pertanian.go.id ; Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Tanaman Pangan
Kebutuhan benih/Ha :
28 Kg
15.157.000
14.117.000
13.797.000
13.835.000
13.446.000
Rata-rata :
14.070.400 Ha/Th
2016
2015
2014
2013
2012
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
PRODUKSI dan PRODUKTIVITAS PADI NASIONAL (2012-2016)
2016
2015
2014
2013
2012
Rata-rata :
73.187.600 Ton/Th
79.358.000
75.398.000
70.846.000
71.280.000
69.056.000
Sumber data : www.pertanian.go.id ; Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Tanaman Pangan
2016
2015
2014
2013
2012
52,36
53,41
51,35
51,52
51,36
Rata-rata :
52,00 Kuintal/Ha/Tahun
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Sumber data : www.pertanian.go.id ; Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Tanaman Pangan
10 BESAR PROVINSI DENGAN LUAS PANEN PADI TERBESAR
TAHUN 2016
2.278.460 Ha
2.073.203 Ha
1.953.593 Ha
1.129.122 Ha
885.576 Ha
796.768 Ha
547.449 Ha
496.358 Ha
491.876 Ha
1.014.351 Ha
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Jumlah Penduduk Indonesia dan Pertumbuhannya
Konsumsi beras rata-rata per kapita masyarakat Indonesia tahun 2014 adalah 114 kg/Kapita/Tahun
Sumber data : Badan Pusat Statistik
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Keunggulan Padi Hibrida
1. Hasil produksi tinggi
2. Vigor lebih baik sehingga kompetitif terhadap gulma.
3. Keunggulan dari aspek fisiologis.
(perakaran lebih luas,area fotosintetis lebih luas, intensitas respirasi yang lebih rendah
dan translokasi asimilat yang lebih tinggi).
4. Keunggulan pada beberapa karakteristik.
(morfologi seperti sistem perakaran lebih kuat, anakan lebih banyak, jumlah gabah per
malai lebih banyak).
Pengembangan varietas padi hibrida cukup menarik untuk diperkenalkan kepada petani.
Sumber : Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Pengembangan Padi Hibrida
Beberapa varietas padi Hibrida yang telah diproduksi oleh PT. BISI International,Tbk :
No. Nama Varietas No. SK Pelepasan/ Pendaftaran Potensi Hasil (Ton/Ha) Ketahanan Terhadap Hama Penyakit
1 Intani-1 645/Kpts/TP.240/12/2001 8.7 -11.2 Agak Tahan Wereng Coklat Biotipe 3
Agak peka terhadap Wereng Coklat Biotipe SU
Agak tahan terhadap BLB strain II & IV
Peka terhadap BLB Strain VIII
2 Intani-2 644/Kpts/TP.240/12/2001 8.36 - 9.9 Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 3
Agak peka terhadap Wereng Coklat Biotipe SU
Agak tahan terhadap BLB strain II dan IV
Peka terhadap BLB strain VIII
3 Intani-301 604/Kpts/TP.120/2/2009 11.90 Agak peka terhadap Wereng Coklat biotipe 2 & 3
Agak peka terhadap hawar daun bakteri patotipe
III, VIII dan IX.
4 Intani-602 611/Kpts/SR.120/2/2009 11.93 Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2
Agak peka terhadap Wereng Coklat Biotipe 3
Agak peka terhadap hawar daun bakteri patotipe
III, VIII dan IX.
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Pemuliaan Padi Hibrida
Pemuliaan tanaman memainkan peranan sangat penting dalam pembangunan dan penguatan sistem pertanian ,serta dalam perlindungan keanekaragaman genetik.
Varietas padi Hibrida di PT. BISI International,Tbk dibentuk menggunakan metode 3 galur yaitu galur mandul jantan/CMS (Cytoplasmic Male Sterile), galur pelestari/Maintainer dan galur Restorer. Ketiga galur tersebut diseleksi secara ketat untuk membentuk hibrida unggul.
Perakitan atau pemuliaan varietas hibrida dilandasi oleh fenomena genetika yang disebut vigor hibrida/heterosis yaitu suatu kecenderungan bahwa individu F1 hasil suatu persilangan akan tampil lebih baik dibanding dengan salah satu/rata-rata kedua tetuanya.
Pada skala komersial keunggulan suatu varietas hibrida dinyatakan dalam nilai standar heterosis yaitu presentasi keunggulan potensi hasil suatu varietas hibrida terhadap potensi hasil varietas pembanding baku yang umumnya varietas inbrida yang paling populer di daerah pengembangan.
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Rencana
Pengembangan
Varietas
Pengembangan galur
murni
Pembentukan calon
varietas : Penyaringan
Pembentukan calon
varietas :
Pengujian ulang
Pembentukan calon
varietas :
Pengujian tahap lanjut
(Multilokasi)
Varietas
Terpilih
Percobaan
produksi benih
Pelepasan/
Perlindungan
Varietas
VARIETAS
KOMERSIAL
Pengembangan dan Pelepasan Varietas Padi Hibrida
16 lokasi untuk 1 musim
(MK = 8 lokasi, MH = 8 lokasi)
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Produksi benih padi hibrida mencakup dua kegiatan utama yaitu :
1. Produksi benih galur tetua.
Perbanyakan galur mandul jantan/CMS (Cytoplasmic Male Sterile) = CMS x Maintener
Perbanyakan galur pelestari/Maintainer.
Perbanyakan galur Restorer.
2. Produksi benih hibrida = CMS x Restorer
Beberapa faktor yang mutlak harus diperhatikan :
1. Pemilihan lokasi (tanah subur, bukan endemik hama penyakit utama, tersedia sistem
irigasi dan drainase yang baik)
2. Kondisi cuaca yang optimum.
3. Sistem budidaya produksi benih padi yang baik dan benar (Aplikasi GA3, Roguing)
4. Isolasi dari pertanaman padi lainnya.
5. Perbandingan jumlah baris tanaman jantan dan betina.
Produksi Benih Padi Hibrida
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Maks.500 m dpl
Kemiringan lahan maks. 20°
Isolasi jarak 50 m
Isolasi waktu tanam 21 hari
Tanah Subur, Irigasi baik,drainase baik
Bukan endemik hama penyakit
Membajak dan menggaru 2x
Menggenangi lahan
Membuat pematang sawah
Dilakukan setelah bibit berumur 18-30 HSS
Cabut Bibit Pengolahan Tanah
Pemilihan Lahan
Suhu harian 20-30°C
Persemaian
Kebutuhan benih : Jantan 7 kg
Betina 21 kg (Ratio tanam 2:10)
Jarak tanam :15 x 15 cm
Kepadatan semai :50 gr/m2
Mengikat bibit jantan dan betina dengan tali
(warna berbeda)
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Lebar bedengan 1 m, panjang sesuai kebutuhan.
Bukan bekas tanaman padi.Dikelilingi dengan pematang/plastik.
Menutup lahan dengan sak agar Daya tumbuh serempak dan
Menghindari serangan burung.
Melakukan pengairan, pemupukandan perawatan tanaman.
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Pindah Tanam
Jarak tanam Jantan : betina = 30 x 15 cm
Penanaman jantan dulu dari tepi petakan, kemudian menanam betina.
Pengairan
Selama pertumbuhan Vegetatif dan generatif kecuali saat umur 7-15 HST (Waktu pemupukan awal).Umur 25-30 hari (Waktu pemupukan susulan)Pengairan dihentikan 7-10 hari sebelum panen untuk menekan butir hijau.
Ratio tanam : 2:10Jumlah biji/lubang : 2-3
Arah penanaman mengikuti arah angin.Penanaman bibit dilakukan secara tegak lurus.
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Pemupukan
Cek BWD menunjukkan nomor 3
Pemberian pupuk N saat pemupukan akhir atau tutupan harus
dikurangi 30-40 % dari anjuran pembenihan yang berlaku diwilayah
tersebut.
Cek BWD pada nomor 2
artinya kondisi kebutuhan PUPUK adalah normal dan tanaman bisa
dipupuk sesuai anjuran pembenihan yang berlaku.
Cara Praktis Pengecekkan
Pengecekan dengan menggunakan BWD ( Bagan Warna Daun ) sangat
membantu didalam mengetahui apakah dosis pemupukan sudah cukup atau berlebih pada umur 21 HST.
Pupuk dasar 7-15 HST( Urea 100 kg + SP 36 100 kg + KCL 50 kg) atau NPK 200 kg )/Ha
Susulan I Umur 25-30 HST (ZA 100 kg + Phonska 200 Kg )/Ha
Susulan II Umur 35-40 HST (Phonska 100 kg)/Ha.
Catatan :
Pada saat pemupukan kondisi tanah macak-macak.
Kebutuhan pupuk sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah di wilayah tersebut dan juga musim.
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Pengendalian Gulma
1. Dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam dengan penyemprotan
herbisida selektif untuk tanaman padi. (optional, tidak dianjurkan).
2. Penyiangan ke II dilakukan pada umur 15 s/d 20 hari setelah
pindah tanam dengan cara (diwatun/cabut) atau menggunakan
alat (diosrok), penyiangan dilakukan dengan kondisi air
cukup.
3. Penyiangan selanjutnya disesuaikan dengan kondisi gulma di area
penanaman sampai tanaman berumur 50 HST.
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
Hama SundepMenyerang pada fase Vegetatif awal umur 21-35 HST.
Daun tanaman menguning, jika daun dicabut kelihatan sudah membusuk.Pengendalian : Aplikasi Wingran (imidakloprid) pada umur 3-5 HST dengan
dosis 8-10 kg/ha.
Hama Keong MasMenyerang pada umur 15-25 HST.
Pengendalian : Pemberian pothasium 2 gram per 10 m2 dengan kondisi lahan tergenang air setinggi 1/3 tanaman.
Hama Walang SangitPengendalian : Penyemprotan Winder 100 EC (imidakloprid) dan
Raydock (betasiflutrin) dengan dosis 1 cc/L air
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Strategi pengendalian hama dan penyakit :
- Lahan bukan bekas padi (pergiliran tanaman).
- Persiapan persemaian yang sehat.
- Budidaya tanaman yang tepat.
- Pengamatan secara berkala.
- Pengendalian dengan pestisida.
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Penyakit Hawar DaunMenyerang pada semua stadia terutama pada lahan yang kurang air.
Pada ujung daun tampak megering, bila dilihat pagi hari & apabila daun dibalik akan tampak lendir yg menggumpal membentuk bulatan berwarna kecoklatan kemudian mengeras disiang harinya.
Pengendalian :1. Melakukan sistem pengairan yang teratur dan kontinyu
(mengalir k eluar) karena penyakit ini lebih sering terjadi pada kondisi air yg menempel terus dimalai, seperti hujan yang terus menerus.
2. Tidak memberikan pupuk yang mengandung N ( nitrogen ) yang berlebih seperti Urea & Phonska.
3. Melakukan penyemprotan Pestisida berbahan aktif selektif.
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Hama Wereng CoklatMenyerang pada semua stadia terutama pada lahan yang kurang air.
Pengendalian kimiawi : Penyemprotan dengan Raydock (beta-siflutrin),
Matrix(karbosulfan), BPMC dan Wingran 70 WS (imidakloprid).
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
ROGUING adalah kegiatan menghilangkan tanaman off type dan volunteer
yang tumbuh di pertanaman produksi benih.
TANAMAN OFF TYPE
Tanaman yang menyimpang dari induknya (tinggi tanaman,warna batang/daun, bentuk bunga)
TANAMAN VOLUNTEER
Tanaman tumbuh dari sisa benih tanaman sebelumnya
Pertama Fase Vegetatif umur 50-55 HST
dengan sasaran : CVL & Volunteer.
Kedua Fase Vegetatif umur 55-65 HST dengan sasaran : offtype
Fase pemasakan umur 80-85 HST dengan
sasaran : volunteer, offtype & sisa
tanaman jantan
Ketiga
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Dilakukan pada saat tanaman betina heading 10-20% atau berumur 55-60 HST.
Mengaplikasikan Bigest 100 EC sesuai dosis (70 gr/Ha).
Dilakukan saat muncul malai tanaman jantan dan betina (55-60 HST).
APLIKASI GA3
POLINASI
Pengamatan/pemeriksaan pembungaan pada tanaman jantan dan betina.
Cara polinasi : Agar polen/serbuk sari dari tanaman jantan dapat mencapai bungaTanaman betina maka dibantu dengan menggunakan dua buah bambu sepanjang
2-2.5 meter yang digerakkan sedemikian rupa.
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
BABAT JANTAN
BABAT JANTAN
adalah kegiatan membabat tanaman jantan sampai pangkal tanaman
dengan tujuan untuk menghindari tercampurnya benih tanaman jantan
dengan tanaman betina.
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
PANEN
85% bulir sudah menguning.
Umur panen 85-90 HST.
Kadar air lapangan :
Musim kemarau : 16-25%
Musim hujan : 20-30%
Panen dimulai sekitar pukul 07.00 saat cuaca dalam keadaan cerah.
Hindari panen jika mendung / Hujan
Tempat / Wadah (sak) harus bersih dari bulir padi jenis lain.
Alat Perontok dan Blower bersih dari campuran bulir padi jenis lain.
Produksi Benih Padi Hibrida Intani-2
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Bongkar Raw Material
Pengeringan Pemilahan Benih
Perlakuan Benih
Raw material masuk ke dalam intake
Menurunkan kadar air
benih sampai 12-10%
Memilah benih dari kotoran
Perlindungan terhadap hama & penyakit.
Penyeragaman ukuran benih
Menjaga keamanan dan mutu benih
Pengemasan BenihPenyimpanan Benih
PENGOLAHAN BENIH PADI HIBRIDA
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI BENIH
GENETIK
FISIOLOGIS
FISIK
PATOLOGIS
Kebenaran varietas,
sesuai dengan deskripsi
varietasnya
Viabilitas dan vigor
benih, gambaran daya
tumbuh benih di
lapang
Kebersihan dan
keseragaman benih
Kesehatan benih dari
patogen , hama dan
penyakit
MUTU BENIH
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
AKTIVITAS FIELD CROP QUALITY CONTROL
1 Sertifikasi Lapang (Field Inspection)
Merupakan kegiatan mengontrol produksi benih saat
diproduksi di lapang.
Terdiri dari pemeriksaan :
Fase Vegetatif
Fase Generatif
Babat jantan
Panen
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
Raw Material Inspection2
Merupakan kegiatan inspeksi penerimaan hasil panen calon benih.
AKTIVITAS FIELD CROP QUALITY CONTROL
Padi
Kotoran
Jamur
MudaCVL
Tumbuh
PARAMETER MUSIM KEMARAU MUSIM HUJAN
Kadar Air ±25% ± 28%
Kotoran,bulir hampa, pecah (max) 7% 7%
Muda (max) 3% 5%
Jamur (max) 10% 20%
Tumbuh (max) 2% 5%
A = 0% – 5% A = 0% – 5%
B = 5.1% - 10% B = 5.1% - 10%
C = 10.1% - 15% C = 10.1% - 15%
CVL (max)
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
AKTIVITAS FIELD CROP QUALITY CONTROL
Pengujian kemurnian genetik benihdiperlukan untuk menguji kebenaranvarietas lot benih.
Bisa dilakukan dengan duapendekatan:
1. Pendekatan konvensionaldengan Grow Out Test (GOT).
2. Pendekatan Bioteknologidengan berbagai metode sepertiPCR, Isozym.
Purity Analysis3
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
AKTIVITAS FIELD CROP QUALITY CONTROL
Merupakan kegiatan pengujian mutu benih seperti Kadar air, Kemurnian benih, Vigor, Daya Berkecambah, dan
Tetrazolium (2,3,5 – Triphenyl tertazolium chloride)
Laboratory Analysis4 PENGAMBILAN SAMPEL
CEK KADAR AIR
UJI KEMURNIAN FISIK BENIH
UJI DAYA BERKECAMBAH/UJI LAINNYA
PENGAMATAN HASIL UJI DAYA BERKECAMBAH/UJI LAINNYA
No Jenis Analisis SatuanPersyaratan
Pemerintah PT BISI Int.
1 Kadar Air (Max.) % 13 13
2 Benih Murni (Min.) % 98 98
3 Kotoran Benih (Max.) % 2 2
4 Daya berkecambah (Min.)
% 80 80
PENERBITAN LAPORAN HASIL PENGUJIAN
(Sesuai dengan Kepmentan No. 1316/HK.150/C/12/2016 Pedoman Teknis
Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan)
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017
1. Riset yang berkesinambungan (Pemerintah dan swasta)
PELUANG DAN TANTANGAN
6. Faktor alam dapat membatasi. (cuaca, sumber air,hama dan penyakit)
2. Pengembangan sumberdaya manusia di berbagai bidang keahlian.
3. Pengembangan bisnis bidang pertanian.
4. Membuka lapangan kerja, khususnya petani mitra produksi.
5. Sosialisasi dan penyebaran teknologi yang berdampak positif bagi petani
dan pelaku usaha.
Kuliah Tamu Fakultas Peternakan & Pertanian Universitas Diponegoro | Semarang | 18 Oktober 2017