laporan pembuatandan analisa vco
TRANSCRIPT
LAPORAN PEMBUATANDAN ANALISA VCO
LAPORAN PEMBUATAN VCOPendidikan Dasar Kimia ( PDK )
KIMIA INDUSTRI
Disusun Oleh :
NAMA : Feny An’nisaNIS : 101002640PROG. KEAHLIAN : KIMIA INDUSTRI
PEMERINTAHAN KABUPATEN BOGORDINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GUNUNGPUTRIKELOMPOK TEKNOLOGI REKAYASA
Jl. Barokah No. 06 Wanaherang – Gunung Putri Kab. Bogor 16965Telp/Fax : (021) 8673310 E-mail : [email protected]
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan izin-Nya penyusunan Laporan pembuatan VCO ini dapat diselesaikan.
Tujuan dari penyusunan laporan prakerin ini adalah sebagai salah satu syarat tugas akhir Pendidikan Dasar Kimia pada tahun ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 1 Gunungputri.
Laporan ini disusun atas pelaksanaan saya mengikuti Praktikum di SMKN 1 Gunungputri yang bertempat di Jln.Barokah No.06 Desa Wanaerang kec. Gunungputri Kab. Bogor, prov. Jawa Barat . terhitung mulai tanggal 22-23 february 2013. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya laporan ini.Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, karena atas Rahmat dan izin-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan pembuatan VCO
2. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dorongan dan motivasi agar terselesaikannya Laporan pembuatan VCO
3. Bapak Asep Mulyana S, Pd selaku guru mata pelajaran PDK 4. Ibu Desi Ariani S, Si selaku pembimbing praktikum 5. Seluruh teman-teman khususnya XII.KIMIA.1 yang telah memberikan dorongan dan bantuan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kesalahan-
kesalahan yang tidak saya ketahui. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kemajuan pembuatan laporan selanjutnya.
Demikian laporan ini saya buat semoga dapat bermanfaat bagi saya khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Gunung Putri, February 2013
Peyusun
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi 2 katefori utma yaitu
RBD dan virgin. Penyebabnya adalah proses pembuatan dan pemilihan
buah kelapanya, yang mempengaruhi kualitas, penampakan, rasa, bau,
dan tentu saja khasiatnya.
Perbedaan proses pembuatan ini sangat mencolok dan berbeda
nyata. RBD atau minyak yang disuling, dikelantang, dan dihilangkan
baunya. Virgin dapat diartikan sebagai masih murni atau perawan.
RBD terbuat dari kopra (daging kelapa yang dijemurmatahari atau
diasapi).sedangkan VCO atau virgin coconut oil terbuat dari minyak
kelapa segar. Prosesnya dilakukan dibuat dalam suhu yang relatif rendah.
1.2 Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari laporan ini yaitu :
untuk mengetahui cara-cara pembuatan minyak VCO
untuk mengetahui VCO yang baik dan berkualitas
untuk mengetahui manfaat yang terkandung dalam minyak VCO
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Tempat pelaksanaan di Laboratorium Kimia Analis SMKN 1
Gunungputri yang bertempat di Jln.Barokah No.06 Desa Wanaerang kec.
Gunungputri Kab. Bogor, prov. Jawa Barat. Dan waktu Pelaksanaannya
yaitu tanggal 22- 23 februari 2013.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk menyusun laporan ini penyusun menggunakan panduan agar
laporan ini tidak menyimpang dari tujuan penulisan laporan, adapun
metode yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain :
Wawancara langsung dengan pembimbing agar dapat memberikan
informasi tentang data-data yang diperlukan.
Observasi atau melakukan pengamatan dan peninjauan langsung.
Kajian pustaka yaitu dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan
penulisan laporan, serta browsing di internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian VCO (Virgin Coconut Oil)
VCO atau virgin coconut oil dibuat dari kelapa segar tanpa
melalui proses pemanasan, mengandung lauric acid atau asam laurat
yang tinggi. Prosesnya dilakukan dalam suhu yang relatif rendah. Daging
buah diperas santannya. Santan ini diproses lebih lanjut melalui proses
fermentasi, pendinginan, tekanan mekanis atau sentrifugasi. Penambahn
zat kimiawi organis dan pelarut kimia tidak dipakai serta pemakaian suhu
tinggi juga tidak diterapkan.hasilnya berupa minyak kelapa murni yang
rasanya unik. Apabila beku warnanya putih murni dan dalam keadaan cair
tidak berwarna atau bening.
2.2 Manfaat Minyak VCO
Karena mengandung asam laurat yang cukup tinggi maka minyak
VCO memiliki beberapa manfaat, yang menurut hasil penelitian secara
ilmiah bahwa asam laurat dalam tubuh manusia diubah menjadi
monolaurin dan yang menjadi paling kuat dalam membunuh virus,
bakteri, cedawan dan protozoa sehingga dapat menanggulangi serangan
virus seperti HIV, herpes, influenza dan berbagaibakteri pantogen
termasuk listeria monocytogenes dan helicobacter pyloryd. Dan masih
banyak lagi manfaat dari vco.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
a) Alat
No Nama alat Spesifikasi Jumlah1 Baskom Plastik - 1 buah2 Saringan Santan d=20 1 buah3 Neraca Teknis - 1 buah4 Neraca Analitik - 1 buah5 Toles Plastik - 2 buah6 Sendok - 1 buah7 Beaker Glass 500 ml 1 buah8 Termometer 110 1 buah9 Glass Ukur 500 ml 1 buah
10 Glass Ukur 50 ml 1 buah11 Erlenmeyer 100 ml 2 buah12 Botol Aquades - 1 buah13 Buret 50 ml 1 buah14 Corong d=7,5 1 buah15 Corong Plastik - 2 buah16 Selang - 1 buah17 Mixer - 1 buah18 Inkubator - 1 buah19 Water Bath - 1 buah20 Piknometer 10 ml 1 buah21 Pipet Tetes - 1 buah22 Kain Saring - 1 buah23 Klem Dan Statif - 1 buah24 Batang Pengaduk - 1 buah25 Tissue - 1 pack26 Kertas Saring - 1 buah27 Waterbath - 1 buah
28 Spatula - 1 buah
b) Bahan
No Nama bahan Rumus kimia konsentrasi Jumlah
1 kelapa parut - - 500 gram2 air hangat H2O - 500 ml3 kalium hidroksida KOH 0.1 N 250 ml4 asam oksalat C2H2O4.2H20 0.1 N 100 ml5 Aseton CH3COCH3 -6 Phenolftalein C20H14O4 2% 100 ml7 Ethanol C2H5OH 95% 100 ml8 AQUADES H2O -
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
Timbang 500 gram kelapa parut yang semantan (tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda).
Tambahkan 500 mL aquadest, dan lakukan ekstrak menjadi santan
Hasil ekstraksi (santan) diamkan selama 1 jam.
Setelah 1 jam akan terbentuk dua lapisan dan pisahkan cairan santan yang
kental.
Mixing selama 20 menit secara merata.
Diamkan selama 12 jam.
Saring VCO yang dihasilkan dan panaskan (murnikan) hasil VCO tersebut
dengan water bath pada suhu 60oC-70oC selama 30 menit.
3.2.2 Uji mutu VCO
1. Uji Mutu Warna
VCO Yang baik adalah VCO ynag berwarna jernih
2. Uji Mutu Bau
VCO seharusnya dan sebaiknya memiliki bau yang khas serta tidak
berbau tengik
3. U ji Mutu Massa Jenis
Timbang piknometer kosong (catat)
Isi piknometer dengan air dan timbang (catat)
Bersihkan piknometer sampai kering
Kemudian isi piknomneter dengan VCO dan timbang (catat)
Hitung massa jenis dari VCO
4. Uji Mutu ALB ( Asam Lemak Bebas)
Timbang dengan teliti 3 gram sample dalam gelas Erlenmeyer 100 mL,
tambahkan 50 mL ethanol 95% netral panaskan ± 5 menit.
Tambahkan 3 tetes indicator phenolphthalein (pp) dan titrasi dengan
larutan KOH ± 0,1 N
Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah muda yang
tetap (tidak berubah kurang dari 15 menit).
Lakukan titrasi sebanyak 2 x
Laporan Praktikum Pembuatan VIRGIN COCONUT OIL (VCO)
Laboratorium BioprosesSemester IV 2012/2013
Laporan Praktikum
VIRGIN COCONUT OIL (VCO)
Pembimbing : Dr. Pirman, MsiKelompok : IIITgl. Praktikum : 19 Maret 2013
Nama : Winona T.E. Lappy
NIM : 331 11 025Kelas : 2B
JURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR2013
VIRGIN COCONUT OIL (VCO)I. TUJUAN Mengetahui cara pembuatan minyak tanak
Mempelajari proses pembuatan minyak kelapa murni
Mempelajari manfaat Virgin Coconut Oil
II. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan: Baskom plastik Kain penyaring Gelas kimia Gelas ukur Erlenmeyer Sendok Corong kaca Kapas Aluminium foil Inkubator Shake Autoklaf
Bahan yang digunakan: Kelapa parut Gula pasir Urea Ragi Fermipan (Saccharomyces Cereviceae)
III. DASAR TEORI
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam
pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai
minyak goreng.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai
contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna
minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak kelapa
yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut diatas. Metode ini didasarkan pada
penemuan biotekhnologi sederhana, yaitu penggunaan Saccharomyces sp untuk
memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm
biji kelapa. Metode ini lebih dikenal dengan pembuatan minyak kelapa dengan
menggunakan ragi atau pembuatan minyak kelapa secara fermentasi (virgin oil).
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang diperlukan adalah enzim-
enzim yang dihasilkan oleh jamur saccharomyces sp. Enzim yang diproduksi oleh
Saccharomyces sp ini dilepaskan ke lingkungan sekiatr jamur untuk menghancurkan subtract
tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organic dapat larut. Subtrat yang
dihancurkan ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat didalam endosperm biji
kelapa. Minyak umumnya dapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan
dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak
maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena
memiliki BJ yang lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang
mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut sebagai galendo.
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki banyak keuntungan dibandingkan
dengan cara tradisional. Pada cara tradisional rendeman minyak yang diproleh sekitar 15 -
17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendeman yang diproleh sekitar 22-24%. Selain itu,
pembuatan minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat menghemat
bahan bakar, dan mengahasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi
standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan
pembuatan minyak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtract, kenis ragi,
dan factor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp
MinyakMinyak adalah istilah umum untuk semua cariran yang tidak larut/bercampur dengan air(hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke
minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanan (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangui-wangian(misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Jenis-jenis minyakDilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan
tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).
Minyak tumbuhan dan hewan
Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat<. Penyusunnya bermacam-macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja:
Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun, bahan campuran minyak pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini biasanya berwujud padat atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah menguap.
Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak eteris, atau minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan dasar wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan (aromaterapi).. Kelompok minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut juga minyak "aromatik").
Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan: Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi trans Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan
Pengolahan minyak
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak) biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan (kondensasi). Proses pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.
VIRGIN COCONUT OILVirgin Coconut Oil atau biasa disingkat dengan VCO adalah minyak murni yang dibuat
dari bahan kelapa segar dengan proses tanpa pemanasan. Proses pembuatan yang tepat akan menghasilkan minyak VCO yang berkualitas. Minyak VCO memiliki sebutan yang bermacam-macam.
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapasegar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB.
Dikalangan masyarakat umum ada yang menyebut dengan nama minyak perawan, minyak murni, minyak kelapa murni, bahkan ada yang menyebut dengan nama minyak ajaib. Dilihat dari manfaatnya yang sangat banyak memang pantas bila minyak ini disebut sebagai minyak ajaib, hal ini karena kemampuannya minyak VCO dalam menyembuhkan dan membantu mengobati berbagai macam penyakit.
Monolaurin dari Virgin Coconut Oil mampu menyembuhkan AIDS. Senyawa yang berasal dari asam laurat itu mampu menyusup melewati membran lemak virus dan menghancurkannya. "VCO" bakal menjadi pendukung utama kesehatan dunia.
Seseorang dapat dikatakan berada pada stadium AIDS jika minimal memiliki 2 penyakit ikutan, misal gangguan diare, batuk, infeksi candida, dan sarcoma yang tidak kunjung sembuh dengan nilai CD-4 di bawah 200. Nilai CD-4 menunjukkan derajat daya tahan tubuh manusia. Semakin rendah angka itu, bibit penyakit mudah masuk ke tubuh karena daya tahan melemah. Pada orang sehat nilai CD-4 di atas angka 1000. VCO terbukti anti virus yang sangat handal. Berdasar- kan penelitian pada 15 pasien AIDS di Philipina selama 6 bulan, terbukti VCO melumpuhkan virus penyebab AIDS. Asam laurat di dalam tubuh diubah menjadi monolaurin yang akan menghambat proses pematangan HIV.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteridan jamur.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
IV. CARA KERJA Membuat Starter (penumbuhan mikroba)
1. Memeras kelapa dan mengambil santannya sebanyak 10 ml, dan kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml.
2. Memasukkan gula pasir sebanyak 1 gram kedalam erlenmeyer tsb.3. Menambahkan urea sebanyak 0,5 gram 4. Kemudian memasukkan aquades sampai batas 100 ml.5. Setelah itu, erlenmeyer ditutup rapat dan dimasukkan kedalam autoklaf dan disterilisasi
selama 15 menit pada suhu 121 0C. Kemudian didinginkan.6. Masukkan Ragi7. Kemudian masukkan kedalam inkubator shake, selama 2 hari.
Membuat VCO1. Siapkan santan didalam gelas kimia kemudian di pasteriusasi.2. Keluarkan erlenmeyer dari dalam inkubator shake dan kemudian menuangkan starter
kedalam gelas kimia yang telah berisi santan.3. Diamkan selama 2 hari4. Setelah itu, saring dengan menggunakan corong kaca yang telah dilapisi kapas. 5. Ambil minyaknya letakkan kedalam botol bening yang telah disterilkan.
V. DATA PENGAMATANSuhu Inkubasi : 30 0C
Fermipan yang digunakan : 2 sendok makan
Lapisan yang dihasilkan :Lapisan atas : berupa minyak murniLapisan tengah : berupa krim/skim (warna putih)Lapisan bawah : berupa air
Krim yang dihasilkan : 600 mlVCO yang dihasilkan : 200 mlWarna VCO : bening dan berbau khas kelapa
VI. PEMBAHASANPada praktikum Bioproses kali ini kami telah membuat VCO (Virgin Coconut Oil) dengan
proses pembuatan VCO secara fermentasi. Pada proses fermentasi ini dapat menggunakan
mikroba penghasil enzim tertentu untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak
atau karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh bakteri
asam laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama
proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan.
Senyawa karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat
yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel. Pembentukan asam laktat
dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat, sehingga dapat menyebabkan
protein yang juga sebagai emulsifier pada krim santan mengalami denaturasidan
penggumpalan. Penguraian protein juga berlangsung secara enzimatis oleh enzim
aminpeptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang digunakan sebagai bakteri
starter.Aminopeptidase merupakan eksopeptidase yang menguraikan peptide menjadi asam
amino. Dengan terurainya karbohidrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul
minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat dipisahkan dari
bagian lainnya.
Adapun pada percobaan kali ini kami menggunakan Mikroba yang biasa digunakan yaitu
Sacacharomycea cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti (fermipan). Fermipan merupakn
ragi roti yang dibuat dengan cara modern dari inokulum khamir yang berasal dari kultur
murni. Populasi mikroba fermipan terdiri dari khamir Sacacharomycea cerevisiae serta
sedikit dari golongan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus aceti. Pada pembuatan VCO
secara fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae menggunakan karbohidrat yang terkandung
dalam krim santan sebagai sumber energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan
proteinnya menjadi longgar yang akhirnya akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan
karena memiliki berat jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (blondo) dan air berada di
bawah.
Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses pembuatan VCO secara
fermentasi menggunakan ragi roti (fermipan) yang mengandung Sacacharomycea cerevisiae
memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas
berupa minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa krim (warna putih) dan lapisan bawah
berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil
fermentasi menunjukkan hasil. Pada perlakuan antara suhu inkubasi dan konsentrasi
fermipan, diperoleh hasil pada suhu 30OC dan konsentrasi fermipan 2 sendok makan per 100
ml starter yaitu menghasilkan 200 ml VCO. Dari percobaan ini dapat menunjukkan bahwa
suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan
pertumbuhan mikroorganisme. Saccharomyces cereviciae optimal pertumbuhannya pada
suhu 25-30OC, sedangkan enzim lipase yang dihasilkannya mmapu bekerja optimal pada
substratnya pada kisaran suhu 30-40OC.
Semakin tinggi kadar air dalam VCO menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat
mengubah minyak menjadi asam lemak bebas dan gliserol yang dilakukan oleh enzim lipase.
Enzim ini dihasilkan oleh mikroba yang tumbuh pada bahan pangan dengan kadar air tinggi.
Reaksi hidrolisi ini mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan cita rasa dan bau tengik
pada minyak tersebut.
Hasil penelitian menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO menghasilkan minyak yang
berwarna bening (color less/white water) dan berbau harum khas kelapa. Sesuai dengan
pendapat Alamsyah (2005) yang mengatakan perbedaan utama VCO dengan minyak kelapa
biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa murni memilik sifat
bening seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau dan rasa khas
kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya pemanasan,
karena selama proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein dan
minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna minyak.
Berikut merupakan foto hasil pembuatan VCO kami :
VII.KESIMPULAN
VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua segar sebagai bahan
baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas,bergizi tinggi dan
mengandung 50-53% asam laurat.
VCO diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak kandunganessensial dari
lemak kelapa.
Perlakuan fermentasi pada kombinasi suhu inkubasi 30OC dan konsentrasi fermipan 2
sendok makan per 100 ml starter, mengahasilkan produk VCO optimum dengan volume
sebesar 200 ml.
Dalam percobaan ini dapat terlihat bahwa kesterilan pada proses pembuatan dan suhu
berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan VCO ini
VIII. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah,N.A.2005.Pengenalan Virgin Coconut Oil.Jakarta.Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Jekti,D.S.D.,A. Sukarso, dan D.A.C.Rasmi.2005.Penuntun Praktikum Mikrobiologi
2.FKIP.Universitas Mataram
Penuntun praktikum Teknologi Bioproses. Laboratorium Teknologi Bioproses. Universitas
Sriwijaya
Syamsuri, Istamar, dkk.2003.Biologi 2000. Erlangga .JakartaVolk dan Wheeler,
http://www.google.com/url?q=http://parkyongyoo.files.wordpress.c om/2012/04/
pembuatan-virgin-oil- vco.d