proposal penelitian vco ridwan
DESCRIPTION
gfdgfhdfgTRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
PEMBUATAN DAN UJI MUTU VCO
DENGAN METODE PANCINGAN
Nama : RIDWAN FIRDAUS
NIM : 2010090006
Nama : OJI LUTHPIANSYAH FAZRIN
NIM : 2011090014
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2015
Proposal Penelitian
PEMBUATAN DAN UJI MUTU VCO
DENGAN METODE PANCINGAN
yang diajukan oleh:
Nama : RIDWAN FIRDAUS
NIM : 2010090006
Nama : OJI LUTHPIANSYAH
NIM : 2011090014
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
tanggal
Pembimbing II
tanggal
Mengetahui dan Mengesahkan
Ketua Program Studi Teknik Kimia Universitas Pamulang
Ir. Wiwik Indrawati, M.Pd
NIDN : 0429036203
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis penghasil kelapa terbesar di dunia. Salah
satunya di pulau Jawa yaitu daerah jawa timur di sentra pertanaman kelapa pada
Perkebunan Rakyat di Jawa Timur seluas 293.367 Ha terbagi atas Kabupaten
Sumenep 52.066 Ha, Banyuwangi 25.960 Ha, Pacitan 25.899 Ha, Blitar 20.043
Ha, Tulungagung 18.440 Ha, Trenggalek 16.191 Ha, Malang 14.547 Ha, Jember
12.882 Ha, Tuban 8.140 Ha, dan sisanya menyebar di 26 Kabupaten/kota lainnya.
Produksi kelapa pada Perkebunan Rakyat sebesar 274.067 Ton dengan
produktivitas rata-rata 1,462 Ton setara kopra/Ha/Tahun.
Tanaman kelapa mempunyai manfaat besar dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Mulai dari akar, batang sampai ke pucuk dapat
dimanfaatkan.Tanaman kelapa juga memberi devisa besar bagi perekonomian
rakyat dan Negara (Soedijanto, 1991).
Kelapa adalah penghasil bahan makanan dalam kehidupan rakyat Indonesia.
Rata-rata 80 % dari hasil buah kelapa di seluruh nusantara dipakai sebagai bumbu
dan untuk minyak 20 %. Buah kelapa merupakan minyak nabati bermanfaat di
dunia, karena banyak sekali kegunaannya, yaitu sebagai bahan makanan seperti
minyak, industri sabun, lilin, dan ramuan obat-obatan (Setyanidjaja, 1995).
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang terbuat dari daging
kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis sehingga minyak kelapa juga
disebut minyak tropis (Tropical Oil). VCO mengandung asam lemak rantai
sedang yang mudah diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedang
tersebut mempunyai kemampuan menjadi sumber energi di sel-sel tubuh manusia.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam proposal penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apa itu VCO?
2. Bagaiman cara membuat VCO dengan menggunakan metode
pancingan?
3. Dengan metode pancingan dengan menggunakan 2 bibit yang
berbeda yaitu bibit yang dibeli pada toko herbal dan bibit yang
dibuat dengan metode yang sama yaitu metode pancingan, manakah
mutu VCO (Virgin Coconut Oil) yang paling baik dari kedua bibit
tersebut ?
4. Berapa kadar air dan asam lemak bebas yang terkandung dalam VCO
(Virgin Coconut Oil) dengan menggunakan metode pancingan
1.3. Batasan Masalah
Metode yang digunakan dalam pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil)
adalah metode pancingan dengan 2 bibit yang berbeda yaitu bibit yang dibeli di
toko herbal dan bibit yang sebelumnya telah dibuat dengan metode yang sama
yaitu metode pancingan
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan
kadar air dalam minyak kelapa yang dibuat dengan proses pancingan dengan 2
bibit yang berbeda yaitu bibit yang dijual di toko – toko herbal dan minyak kelapa
yang di telah di proses oleh proses pancingan dan menentukan manakah bibit
yang bagus digunakan dalam proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil).
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kadar air dan kadar asam lemak bebas dalam minyak
kelapa yang di proses menggunakan metode pancingan
2. Untuk mengetahui hasil yang baik dalam pembuatan VCO Virgin
coconut Oil) dengan metode pancingan menggunakan 2 bibit yang
berbeda.
3. memberi pandangan bahwa pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) bisa
dilakukan tanpa menggunakan pemanasan dengan hasil yang jauh lebih
baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
VCO (Virgin Coconut Oil) atau minyak kelapa murni adalah minyak yang
dibuat dari buah kelapa segar tidak ada penambahan bahan kimia dan tidak
melibatkan panas yang tinggi.
2.1. Kelapa (Cocos nucifera)
Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan lemak yang
merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah zat cair yang tidak
dapat tercampur yang terdiri dari dua fase (air dan minyak). Emulgator adalah zat
yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini emulgatornya adalah
protein.
Pada ikatan protein akan membungkus butiran-butiran minyak kelapa
dengan suatu lapisan tipis sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung,
begitu juga dengan air. Emulsi tidak akan terpecah, karena masih ada tegangan
muka protein air yang lebih kecil dari protein minyak. Untuk merusak ikatan
emulsi lemak pada santan kelapa mengunakan metode enzimatis (Setiaji, 2006).
Buah kelapa memiliki komposisi kimia seperti air, kalori dan fosfor yang
tinggi, dan mengandung sedikit protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi serta
vitamin. Menurut Ketaren (1986), bahwa adapun komposisi kimia daging buah
kelapa per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa per 100 Gram
Zat Gizi Buah Muda BuahSetengah Tua Buah Tua
Kalori 68,0 kal 180,0 kkal 359,0 kkal
Protein 1,0 g 4,0 g 3,4 g
Lemak 0,9 g 13,0 g 34,7 g
Karbohidrat 14,0 g 10,0 g 14,0 g
Kalsium 7,0 mg 8,0 mg 21,0 mg
Fosfor 30,0 mg 55,0 mg 98,0 mg
Besi 1,0 mg 1,3 mg 2,0 mg
Aktivitas vitamin A 0,0 Iμ 10,0 Iμ 0,0 Iμ
Thiamin 0,06 mg 0,05 mg 0,1 mg
Asam askorbat 4,0 mg 4,0 mg 2,0 mg
Air 83,3 g 70,0 g 46,9 g
Bagian yang dapat dimakan 53 g 53 g 53
2.2. Santan
Santan adalah cairan berwarna putih yang diperoleh dari pengepresan atau
pemerasan daging kelapa segar dengan atau tanpa penambahan air. Pengolahan
santan yang tahan lama dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis dan
ukuran buah kelapa, cara dan tahap pemerasan dan faktor-faktor lainnya (Sukardi,
1995; Joeswadi, 1984).
Santan kelapa diperoleh dengan memeras campuran parutan kelapa dengan
air. Banyaknya air santan yang diperoleh sangat tergantung pada banyaknya air
yang ditambahkan pada saat pembuatan santan. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa pemerasan parutan kelapa tanpa air diperoleh emulsi minyak
dalam air yang mengandung minyak sekitar 41- 44%, air sekitar 46%, zat padat
bebas lemak sekitar 10%, dan protein sekitar 4,8%. Bahan tersebut dinamakan
sebagai krim kelapa atau “cocos cream” (M. Qazuini, 1993).
Santan adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari pemerasan.
Jika santan didiamkan akan terpisah menjadi dua fase yaitu fase skim yang jernih
bagian bawah dan fase krim yang berwarna putih susu dibagian atas.
(Winarno,2004).
2.3. Virgin Coconut Oil (VCO)
Menurut Setiadji (2004), minyak kelapa yang dianggap racun malah
menjadi obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak tersebut mengandung 48%
asam laurat, yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (MCFA,
Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga dapat
langsung masuk dalam metabolisme menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan
timbunan jaringan lemak. Selain itu di dalam tubuh asam laurat akan diubah
menjadi monolaurat yang bersifat antimikrobia.
Pembuatan minyak kelapa secara tradisional yang biasa dilakukan adalah
dengan cara merebus santan terus menerus hingga didapatkan minyak kelapa.
Minyak yang dihasilkan bermutu kurang baik, jika di uji mutunya akan
mempunyai angka peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi, dan juga warna
minyak kuning kecoklatan sehingga minyak akan cepat menjadi tengik dalam dua
bulan. Dengan mengubah metode pembuatan minyak kelapa, minyak kelapa yang
biasa dibuat melalui proses pemanasan diubah menjadi pembuatan minyak kelapa
tanpa melalui pemanasan.
Pembuatan minyak kelapa yang dilakukan Setiadji (2004) adalah dengan
memancing minyak dalam santan dengan minyak kelapa. Teknologi ini
memanfaatkan reaksi kimia sederhana, dimana santan adalah campuran air dan
minyak. Kedua senyawa ini bisa bersatu karena adanya molekul protein yang
mengelilingi molekul-molekul minyak. Dengan teknik pemancingan, molekul
minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu.
Tarikan itu membuat minyak terlepas dari air dan protein. Minyak yang dihasilkan
adalah minyak kelapa dengan kualitas tinggu yang disebut Virgin Coconut Oil
(VCO).
VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa
segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan. Kandungan
yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan, dan minyak mempunyai
warna lebih jernih dan dapat tahan selama dua tahun tanpa menjadi tengik
(Anonimous, 2005).
Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen minyak yang terekstrak
dari krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan suatu enzim yang dapat
memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada santan. Pemecahan
emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim papain
merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi
pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana (Muhidin, 2001).
Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya misalnya seperti minyak
sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO
memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat tinggi, komposisi
asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam laurat
merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah kesehatan lebih
dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA).
Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu
asam kaprilat (C8) sebanyak 5.0-10.0%, asam caprat (C10) sebanyak 4.5-8.0%
dan asam laurat (C12) sebanyak 43-53%. Asam laurat misalnya, didalam tubuh
akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa monogliseride yang
bersifat antivirus, antibakteri, antiprotozoa (Proyugo, 2006)
Selain asam laurat, VCO juga mengandung capric acid yang berantai
sedang. Asam inipun bermanfaat bagi kesehatan manusia yang didalam tubuh
akan diubah menjadi monocaprin. Monocaprin sangat bermanfaat mengatasi
berbagai penyakit.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode pembuatan dan uji mutu VCO (Virgin Coconut Oil) yang
dilakukan adalah metode pancingan dengan menggunakan 2 bibit yang berbeda
yaitu bibit yang di beli di toko herbal dengan bibit yang dibuat dengan metode
yang sama yaitu metode pancingan .
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat-alat
Nama Alat Spesifikasi Satuan Jumlah
Saringan Buah 1
Pengaduk gelas Buah 1
Corong pisah 500 ml Buah 4
Gelas arloji # 10 cm Buah 2
Serbet Buah 3
Kertas saring 15 cm x 15 cm Lembar 5
Botol plastic 50 ml Buah 6
Neraca analitik 0,001 Buah 1
Piknometer 25 ml Buah 6
Pipet gondok 25 ml Buah 2
Corong gelas Sedang Buah 1
Gelas Erlenmeyer 250 ml Buah 6
Gelas kimia 250,400,600 ml Buah 6
Botol semprot 250 ml Buah 1
Buret 50 ml Buah 3
Labu ukur 100 ml Buah 3
Statif & klem Standar Set 1
Statif & klem bulat(untuk
corong pisah)
Standar Set 1
Spatula Baja Buah 1
Water bath Standar Buah 1
Gelas ukur 100 ml Buah 3
4.1.2. Bahan- bahan
Nama Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah
Kelapa tua segar Teknis Buah 5
Air Teknis mL 500
H2C2O4 . 2H2O p.a Gram 0,63
NaOH p.a Gram 0,40
C2H5OH 95% netral (etanol) Teknis mL 100
Akuades mL 1000
4.1.3. PROSEDUR KERJA
3.1.3.1. Perlakuan sampel
Disiapkan kelapa parut
3.1.3.2. Proses Pembuatan VCO
a. Pembuatan Santan
Kelapa yang telah diparut diperas dengan penambahan air
dengan ketentuan ½ kg kelapa ditambah 500 ml air.
Peremasan dilakukan dengan menggunakan kain saring
yang bersih.
b. Pemisahan krim
Masukan santan yang telah diperas ke dalam corong
pisah,lalu diamkan selama kurang lebih dua jam di dalam
kulkas .
Pisahkan air dan krim dengan menggunakan selang di.
c. Proses pembuatan krim santan menjadi minyak
Masukan krim dan bibit VCO dengan perbandingan 4:1 ke
dalam beker gelas dan mixer dengan kecepatan putar ±
300rpm selama 20 menit.
Lanjutkan dengan menginkubasi selama ± 24 jam, hingga
diperoleh minyak, blondo atau ampas minyak, dan juga air,
air di pisahkan dengan menggunakan selang dan.
Selanjutnya memisahkan minyak dan blondo dengan cara
di saring.
d. Pemurnian VCO
VCO selanjutnya disaring dengan kertas saring dan dimasukan
ke dalam gelas kimia.
4.1.4. Analisis Mutu
a. Penentuan warna
b. Penentuan bau
c. Penentuan massa jenis
Timbang piknometer kosong (A gram)
Kemudian isi piknometer dengan VCO sampai batas
Timbang piknometer yang berisi VCO (B gram)
d. Penentuan Asam Lemak Bebas
Timbang dengan teliti 3 gram sampel dalam gelas Erlenmeyer 250
ml, tambahkan 50 ml etanol 95% netral, panaskan kurang lebih 5
menit.
Tambahkan 3 tetes indicator phenolphthalein(pp) dan titrasi
dengan larutan NaOH 0,1N.
Rumus :
Kadar FFA = N ×V × 200 × 100%
W × 1000
Keterangan :
N : Konsentrasi NaOH
V : Volume NaOH yang terpakai (ml)
200 : Berat molekul (BM) asam laurat
W : Berat VCO (gram)
e. Pembuatan Larutan H2C2O4 . 2H2O 0,1 N
Timbang Kristal H2C2O4 . 2H2O sebanyak kurang lebih 0,63 gram.
Larutkan dengan 50 ml akuades di dalem gelas kimia. Pindahkan ke
dalam labu ukur 100 ml, tambahkan akuades sampai garis tanda.
f. Pembuatan Larutan NaOH 0,1N
Timbang Kristal NaOH sebanyak 0,4 gram. Larutkan dengan 50 ml
akuades di dalam gelas kimia. Pindahkan ke dalam labu ukur 100 ml,
tambahkan akuads sampai garis tanda
g. Prosedur Standarisasi Larutan NaOH dengan Larutan H2C2O4 .
2H2O 0,1 N
Pipet 10 ml H2C2O4 . 2H2O 0,1 N yang disediakan, masukan
kedalam gelas Erlenmeyer 250 ml, kemudian tambahkan 3 tetes
fenolftalein
Titrasi dari atas dengan larutan NaOH
Hitunglah normalitas larutan NaOH
4.2. Diagram alir pembuatan VCO
3.2.1. Metode Pancingan
Biarkan 1 - 2 jam
Buang
Di Mixer 20 menit
Krim : Bibit VCO
4 : 1
Inkubasi ± 24 jam
PenyaringanMinyak
Blondo
air
Santan
Krim/ kanil Air
3.3. Tempat Pelaksanaan
Laboratorium kimia dasar UNIVERSITAS PAMULANG Jln. Surya
kencana no.1 Pamulang, Tangeran Selatan
3.4. Waktu pelaksanan
Waktu pelaksanaan selama 2 bulan,dengan rincian kegiatan sebagai beriut :
Rincian kegiatan dan waktu kegiatan
No Kegiatan
Januari Februari
I II III IV I II III IV
1. Konsultasi dengan pembimbing
dalam hal pemilihan judul, dan
belajar literatur
2 Pembuatan proposal
3 Pengumpulan proposal disertai
penyerahan rekapitulasi kebutuhan
bahan kimia
4. Persiapan Penelitian
5 Pelaksanaan Penelitian
6. Pembuatan makalah
7. Penyerahan Laporan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2005. Pembuatan VCO secara fermentasi. Ensiklopedia
Bebas Berbahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/pembuatan VCO secara
fermentasi,
Ferdiansyah, V. 2005.Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai
Matriks Penyangga pada Imobilisasi Enzim Protease. Skripsi. Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan.
Universitas Indonesia-Press. Jakarta.
M.Qazuini.1993. Proses Pembentukan Bau Pada Minyak Kelapa.
Yogyakarta. Liberty.
Setiaji, B. 2006.Membuat VCO (Virgin Coconut Oil) Berkualitas
Tinggi.Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyamidjaja, D. 1995. Bertanam Kelapa. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Soedijanto. 1991. Kelapa. CV. Yasaguna Anggota IKAPI : Jakarta.
Sukardi dkk.1995. Pembuatan Model Industri Kecil Santan Awet di Sentra
Produksi. Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya. Malang.
Tiarawaty. 1997. Pemanfaatan Buah Kelapa Sebagai Bahan Baku
AlternatifMinyak Goreng. http://faridahjuliet.multiply.com/reviews/item/1,
Warisno, 1998, Budi Daya Kelapa Kopyor. Kanisius (Aggota IKAPI).
Yogyakarta
Winarno, F.G. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Winarno. 1986. Enzim Pangan. PT. Gramedia : Jakarta.
http://www.disbun.jatimprov.go.id/komoditi_kelapa.php