lap sementara vco
TRANSCRIPT
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN
NAMA : JUANG PRIHANTORO S
NIM : 03111003040
KELOMPOK : VI (ENAM)/ JUMAT SIANG
I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan secara komersil.
2. Dapat mengetahui manfaat enzim papain dalam pembuatan VCO.
3. Dapat mengetahui apa manfaat mengkonsumsi VCO.
III. DASAR TEORI
3.1 Minyak
Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar
kepala manusia. Buah terdiri dari sabut, tempurung, daging buah dan air buah.
Santan kelapa dapat dijadikan bahan pengganti susu atau minyak. Selain itu, dari
daging kelapa dapat diisolasi komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa dan
glukosa.
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika
dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat
ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (Iodine value), maka
minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena
bilangan Iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5.Warna coklat pada minyak
yang mengandung protein dan karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna
alamiah, tetapi oleh reaksi browning.
Warna ini merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil (berasal dari
pemecahan peroksida) dengan asam amino dari protein, dan terjadi terutama pada
suhu tinggi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh warna dan kotoran-
kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah
karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi
Minyak, atau dalam bentuk padat dikenal sebagai lemak, adalah trigliserida
yang merupakan 95 persen dari semua lemak yang dimakan sehari-hari.
Trigliserida yang menjadi sumber energi utama tubuh terdiri dari gliserol dan
asam lemak. Di dalam tubuh asam lemak diubah menjadi energi namun bila tak
terpakai maka akan diubah menjadi kolesterol. Sifat trigliserida ditentukan oleh
perilaku asam lemak penyusunnya. Adapun perilaku asam lemak ditentukan oleh
panjang dan kejenuhan rantai karbon. Berdasarkan rantai karbonnya, asam lemak
dapat diklasifikasikan menjadi asam lemak rantai pendek, menengah, dan
panjang. Semakin pendek rantai karbon maka semakin mudah asam lemak
dimetabolisir oleh tubuh.
Dari segi kejenuhan rantai karbon, dikenal asam lemak jenuh (saturated
fats), tidak jenuh tunggal (monounsaturated fats), dan tak jenuh ganda
(polyunsaturated fats). Masyarakat telah mengetahui bahwa konsumsi asam
lemak jenuh yang berlebih dapat meningkatkan kolesterol darah. Padahal asam
lemak jenuh yang berantai karbon pendek dan menengah tidak menimbulkan
kolesterol karena langsung dapat dimetabolisir. Walaupun asam lemak tidak jenuh
tunggal dan ganda dapat menurunkan kadar kolesterol namun kebiasaan memakai
minyak untuk menggoreng berulang akan membentuk asam lemak trans yang
dapat meningkatkan kolesterol serta radikal bebas yang memicu terjadinya
hipertensi, jantung koroer, bahkan kanker.
3.2 Minyak Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) termasuk genus Cocos yang merupakan anggota
dari famili Palmae dan kelas Monocotyledone yang banyak terdapat di daerah
tropis. Kelapa sudah dikenal luas penggunaannya oleh masyarakat. Secara umum
buah kelapa terdiri dari empat bagian yaitu :
1) Sabut (eksokarp dan mesokarp) 35%
2) Tempurung (Endokarp) 12 %
3) Daging buah (endosperm) 28 %
4) Air buah (ketaren) 25 %
Bagian buah kelapa yang paling sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari adalah daging kelapa. Selain dikonsumsi langsung, daging kelapa juga
dimanfaatkan dalam proses pembuatan minyak kelapa. Minyak kelapa seringkali
masih dianggap sebagai minyak yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan
menyebabkan resiko penyakit jantung.
Banyak orang seringkali bingung dengan perbedaan antara minyak kelapa
(coconut oil) dengan krim kelapa (coconut butter). Sebenarnya kedua produk ini
sama. Temperatur melting point minyak kelapa kira-kira 76ºF. Oleh karena itu
pada suhu kamar minyak ini berubah menjadi solid dan bentuk solid inni dikenal
sebagai krim kelapa.
Hampir semua jenis minyak makan yang dikonsumsi manusia setiap harinya
adalah asam lemak rantai panjang, termasuk di antaranya minyak sawit, seluruh
minyak/lemak hewani, minyak zaitun, dan minyak dari kacang-kacangan. Satu-
satunya minyak makan yang berbeda adalah minyak kelapa yang kandungan dari
asam lemaknya terdiri dari rantai karbon menengah sehingga minyak ini mudah
dimetabolisir.
Sebagian besar asam lemak pada minyak kelapa merupakan asam lemak
jenuh. Selain mudah dimetabolisir, 50% rantai karbon minyak kelapa merupakan
asam laurat (C12) dan 7% adalah asam kaprat (C10). Kedua senyawa ini mampu
menembus lapisan lipid luar virus sehingga bersifat anti virus. Asam lemak jenuh
minyak kelapa juga tahan oksidasi (misal saat menggoreng) sehingga tidak mudah
termutasi menjadi asam lemak trans ataupun radikal bebas.
Proses metabolisme minyak kelapa di dalam tubuh adalah sebagai berikut.
Karena rantai asam lemaknya pendek, maka minyak kelapa dengan mudah
dicerna oleh enzim lipase tanpa memerlukan bantuan asam empedu. Rantai
karbon minyak kelapa dengan mudah diabsorbsi intestin dan masuk ke dalam
aliran darah dengan hanya terikat pada albumin agar dapat larut. Setelah itu
menuju ke hati untuk dimetabolisir. Proses metabolisme ini bebas dari insulin
sehingga dapat menghasilkan energi dengan cepat dalam semua kondisi fisiologis
tubuh.
Manfaat dari minyak kelapa antara lain dapat meningkatkan kekebalan tubuh,
mengurangi gejala gangguan pencernaan, dan mencegah infeksi oleh bakteri,
virus, atau jamur.
3.3 Virgin Coconut Oil (VCO)
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang berasal dari daging buah
kelapa segar yang diproses tanpa melalui pemanasan atau dengan pemanasan
terbatas sehingga bergizi tinggi. Proses pengolahan ini dimaksudkan agar semua
senyawa-senyawa yang bermanfaat tidak termutasi serta tidak terkontaminasi oleh
bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Komposisi dari VCO adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3.1 Komposisi VCO
Asam lemak Persentase (%)
Asam laurat 48,05
Asam miristat 16,97
Asam palmitat 9,01
Asam caprilat 9,01
Asam oleat 6,09
Asam stearat 2,78
Asam linoleat 1,12
Sumber : http://www.annehara.blogspot.com
VCO mengandung 93% asam lemak jenuh tetapi 47 – 53% berupa minyak
jenuh berantai sedang atau medium chain fatty acid (MCFA). Tabel berikut ini
menunjukkan kandungan VCO secara umum :
Tabel 3.3.1 Kandungan VCO secara umum
Kandungan Persentase (%)
Saturated Fat 92,55
Polyunsaturated fat 1,12
Monounsaturated fat 6,09
Sumber : http://www.annehara.blogspot.com
Senyawa utama dari VCO adalah asam laurat yakni sebanyak 50 – 53%.
Keberadaan asam laurat menyebabkan VCO bersifat mudah dicerna dan terbakar
serta tidak tersintesis dalam tubuh sebagai kolesterol. Asam laurat yang masuk ke
dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin (monogliserida) yang dapat
melarutkan lemak dan fofolipid sehingga mematikan virus. Selain itu monolaurin
juga dapat menarik plasma dari membran bakteri sehingga dapat bekerja sebagai
antibiotik. Tidak seperti minyak sayur lainnya, VCO dapat mempertahankan
struktur kimianya dan tidak termutasi menjadi asam lemak trans yang dapat
meningkatkan kolesterol. Jadi VCO sama sekali tidak mengandung asam lemak
trans. Dari komponen asam lemaknya, minyak ini mirip dengan air susu. Sifat
fisik dari VCO antara lain : warnanya bening, beraroma harum, encer.
Saat ini VCO telah diproduksi secara luas di berbagai negara. Ada
beberapa metode dalam membuat VCO, akan tetapi semuanya tetap harus
memenuhi standar kandungan air dalam VCO harus kurang dari 0,1%. Dalam
proses pembuatan VCO yang harus diperhatikan juga adalah daging kelapa yang
digunakan harus maih segar. Secara umum ada 2 cara atau proses pembuatan
VCO yaitu proses Direct Micro Expeller (DME) dan proses wet-milling.
a) Proses Direct Micro Expeller (DME)
Proses ini disebut juga proses kering. Pada proses ini daging kelapa yang
masih segar dikeringkan dengan panas yang rendah dan waktu sebentar. Setelah
itu daging kelapa segar tadi ditekan secara mekanis sehingga menghasilkan
minyak.
b) Proses Wet-Milling
Proses ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Pada proses ini tidak
dilakukan pengeringan terhadap daging kelapa. Proses ini diawali dengan
memarut daging kelapa segar dan memerasnya sehingga dihasilkan santan kelapa.
Selanjutnya minyak dipisahkan dari air dan ampas kelapa.
Santan adalah sistem emulsi minyak dengan air dengan protein sebagai
emulsifier (pemantap emulsi). Bila emulsifier diganggu (oleh mikroorganisme
atau enzim), maka sistem emulsi akan goyah dan protein tidak mampu lagi
menyatukan minyak dengan air sehingga minyak terlepas. Pada saat itu santan
akan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu minyak, air dan protein. Metode yang dapat
digunakan untuk memisahkan minyak dari air dan ampas kelapa antara lain
dengan proses pemanasan, fermentasi, enzim, dan centrifuge.
Proses Pemisahan dengan pemanasan atau dikenal juga dengan proses panas.
Hal ini disebabkan karena proses mendapatkan VCO melibatkan pemanasan.
Sedangkan proses-proses pemisahan lainnya termasuk proses dingin. Santan
kelapa kemudian dipanaskan pada suhu 60º - 80ºC. Hasilnya adalah ampas kelapa
(blondo), air, dan minyak kelapa. Yang harus diperhatikan dalam membuat VCO
dengan proses ini adalah suhu pemanasan tidak boleh melebihi 80ºC dan waktu
pemanasannya juga tidak lama karena prinsip pembuatan VCO adalah tanpa
menggunakan pemanasan. Minyak yang dihasilkan akan jernih dan dapat
dikategorikan sebagai minyak kelapa murni. Bila pemanasannya mencapai suhu di
atas 100ºC maka hasilnya akan berwarna kuning tua atau kecoklatan. Ini
merupakan minyak goreng biasa yang tidak bisa dikategorikan sebagai minyak
kelapa murni.
Proses pemisahan dengan fermentasi (mikrobiologis) merupakan proses
yang paling banyak digunakan oleh produsen VCO skala industri. Caranya adalah
santan yang sudah didapat tadi diberi ragi air ketam sawah sebagai starter. Setelah
itu diaduk samapi merata dan biarkan proses fermentasi berjalan selama 24-36
jam. Selama waktu ini air terpisah dengan minyak. Hasil fermentasi kemudian
dipanaskan sebentar untuk mengurangi kandungan airnya dan setelah itu disaring.
Hasilnya minyak kelapa murni jernih dan harum. Sebagai starter fermentasi juga
dapat dilakukan dengan bantuan bakteri Saccharomyces cerevisiae.Proses
pemisahan dengan menggunakan enzim langkah-langkahnya hampir sama dengan
pemisahan dengan proses fermentasi. Hanya saja sebagai starter ditambahkan
enzim ke dalam santan. Enzim yang digunakan adalah enzim proteolitik, misalnya
enzim papain (dari getah pepaya), bromelin (dari empulur nanas), ficin (dari
batang cemara), dan lain-lain.
Proses pemisahan dengan alat centrifugeini akan menghasilkan minyak
VCO yang kandungan gizinya masih sangat lengkap misal vitamin E dan
antioxidan. Selain itu aroma kelapa segar juga masih dapat tercium. Hal ini
disebabkan karena pada proses ini tidak digunakan pemanasan sama sekali.
Santan yang diperoleh dari pemerasan tadi dipisahkan menjadi minyak dan air
dengan menggunakan alat centrifugal secara mekanis. Namun proses ini masih
agak sulit untuk dilakukan.
3.4 Perbedaan Antara Virgin dan Refined Coconut Oil
Tidak semua minyak yang didapat dari buah kelapa dapat digolongkan sebagai
Virgin Coconut Oil (VCO). Berdasarkan proses pengolahan dan bahan bakunya,
minyak kelapa dapat dibagi menjadi 2, yakni :
1) Refined Coconut Oil
2) Virgin Coconut Oil
Pada umumnya minyak kelapa yang telah dikenal luas dan dijual secara
komersil selama ini adalah jenis refined coconut oil. Berbeda dengan VCO yang
dibuat dari daging kelapa yang masih segar, bahan baku untuk refined coconut oil
adalah kopra. Kopra sendiri adalah daging kelapa yang telah benar-benar
dikeringkan. Cara pengeringannya dapat dijemur langsung di bawah sinar
matahari, atau diasapkan.
Agar dapat dikonsuimsi, minyak yang diperoleh dari bahan baku kopra ini
harus mengalami proses pembersihan atau pemurnian (refining) atau disebut juga
proses purifikasi lagi. Hal ini sangant diperlukan dikarenakan pada umumnya
proses pengeringan dari bahan baku kopra tadi merupakan proses yang tidak
higienis. Kebanyakan kopra dikeringkan dengan sinar matahari di udara bebas
sehingga kopra rentan terkena serangga dan jamur.
Minyak yang diperoleh dari kopra ini kemudian mengalami tiga proses
pengolahan lebih lanjut, yakni pembersihan (Refining), penjernihan (Bleaching),
dan menghilangkan bau (Deodorizing). Oleh karena itu minyak kelapa dari kopra
ini juga dikenal sebagai RBD Coconut Oil.
Untuk menghilangkan bau tengik yang bersumber dari kelapa, RBD oil
dipanaskan terlebih dahulu pada temepratur yang cukup tinggi (deodorized).
Setelah itu minyak yang diperoleh dari hasil pemanasan disaring untuk
menghilangkan zat-zat pengotor yang masih terdapat di dalam minyak tersebut.
Produk minyak RBD oil yang dihasilkan ini akan memiliki warna putih yang
sedikit kekuningan .
Sebelumnya proses pengolahan minyak kelapa ini dilakukan dengan cara
tradisional secara mekanis atau fisik. Namun saat ini ada metode modern untuk
menggunkan pelarut kimia tertentu yang akan mengekstrak minyak dari kopra
dengan yield yang lebih tinggi.
Kadang-kadang RBD oil ini juga dihirogenasi. Minyak yang telah
dihidrogenasi ini akan meningkatkan kadar kolesterol yangd apat menyebabkan
penyakit jantung. Hal ini terutama terjadi pada daerah berilik tropis dimana titik
leleh minyak kelapa adalah 76ºF dan berupa solid bila berada pada suhu yang
lebih rendah. Karena komponen utama minyak kelapa adalah asam lemak jenuh,
maka hanya ada sedikit asam lemak tak jenuh yang dapat dihidrogenasi. Minyak
yang telah dihidrogenasi mengandung asam lemak trans yang berbahaya bagi
tubuh.
Perbedaan utama antara minyak VCO dengan RBD oil terletak pada aroma
dan rasanya. Semua minyak VCO dapat mempertahankan aroma yang segar dan
rasa kelapanya sangat terasa, sedangkan minyak RBD hampir tidak memiliki rasa.
Beberapa produsen RBD oil sekarang menambahkan perasa kelapa ke dalam
minyak tetapi justru lebih pahit dan menimbulkan rasa “gosong”. Selain itu VCO
memiliki umur simpan lebih panjang, yakni sampai 5 tahun. Sedangkan RBD oil
hanya dapat bertahan selama beberapa bulan saja.
3.5 Manfaat VCO
VCO mempunyai manfaat dalam bidang kesehatan, kecantikan, dan dapat
juga dimanfaatkan sebagai minyak goreng. Daalm bidang kesehatan VCO
berkhasiat sebagai :
1) Sebagai anti oksidan
2) Menyehatkan fungsi metabolisme
3) Menyediakan sumber energi yakni sebesar 898,92 cal / 100 g.
4) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan virus dan bakteri
5) Membantu mengontral kadar gula (diabetes)
6) Mencegah kolesterol
7) Mencegah osteoporosis
8) Mempercepat penyembuhan penyakit
9) Mencegah kanker prostate
10) Memperbaiki kandungan Air Susu Ibu
Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 1988 oleh American Journal of
Clinical Nutrition menunjukkan bahwa kandungan asam laurat dan asam kaprat
pada air susu ibu yang mengkonsumsi minyak kelapa dan produk olahannya
meningkat secara signifikan. Komposisi yang unik pada air susu ibu adalah
lemaknya, terutama asam laurat dan asam kaprat sebagai antimikrobial. Asam
tersebut merupakan formula yang dapat melindungi dari virus, seperti herpes,
HIV, protozoa, dan bakteri. Dalam VCO terkandung MCFA (Medium Chain Fatty
Acid) yang merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki
banyak fungsi. Beberapa fungsi MCFA antara lain :
1. memudahkan bayi menyerap nutrisi
2. memperbaiki penyerapan vitamin, mineral, dan protein yang bisa dilarutkan
lemak
3. meningkatkan absorpsi kalsium yang penting bagi pertumbuhan bayi
4. melindungi bayi dari mikroorganisme berbahaya
VCO akan meningkatkan MCFA pada ibu menyusui sampai tiga kali lipat.
Pemberian asupan makanan yang banyak mengandung MCFA pada ibu menyusui
akan menghasilkan air susu yang kaya MCFA. Selain itu, VCO juga dapat
membantu dalam proses persalinan dan mengembalikan kebugaran ibu secara
cepat setelah persalinan.
Dalam bidang kecantikan VCO bermanfaat untuk :
1. Mencegah kegemukan karena VCO langsung dapat dimetabolisir oleh tubuh
sehingga tidak menimbulkan kolesterol
2. Sebagai facial cream, body lotion, dan moisturizing cream karena VCO
mengandung tocopherol (vitamin E) sebanyak 40 mg/kg yang dapat
melembabkan dan mengembalikan kesegaran kulit.
3. Bahan baku industri kosmetik, terutama industri sabun mandi.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Beker gelas / Erlenmeyer
2. Inkubator
3. Pengaduk
Bahan :
1. Enzim papain / bromelin
2. Santan 200 ml
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Buat larutan enzim (5%, 10%, 15%, 20%, 25%) dan masukkan ke dalam
santan sambil diaduk secara perlahan. kemudian diamkan dan masukkan ke dalam
inkubator selama 24 – 36 jam sehingga santan mengeluarkan minyaknya. Amati
perubahan yang terjadi.
VII. Pembahasan
Pada percobaan pembuatan vco ini sebelum memulai percobaan semua
peralatan gelas atau kaca yang akan digunakan terlebih dahulu di sterilkan dari
zat-zat pengotor atau mikroorganisme yang tidak diinginkan melalui autoklap
kurang lebih selama 30 menit atau setengah jam. Ini bertujuan untuk memperkecil
persentase kegagalan atau persen eror dari percobaan. Karena kemungkinan masih
terdapat zat-zat dan mikroorganisme sisa percobaa sebelumnya pada alat-alat
gelas yang akan kita gunakan meskpun alat tersebut sudah dibersihkan dengan air.
Dalam praktikum pembuatan VCO ini ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan, misalnya bahan baku utama yaitu santan. Kualitas santan akan
mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari VCO yang kita peroleh. Santan yang
baik untuk pembuatan VCO haruslah berasal dari kelapa yang agak tua, dan selain
itu harus sesedikit mungkin kandungan airnya. Disini kami sudah melakukan hal
yang tepat dengan memilih kelapa yang cukup tua dan segar dan memeras parutan
daging buahnya hanya dengan sedikit air dan sekali peras, karena air tidak
memiliki pengaruh dalam pembuatan VCO.
Proses yang diganakan dalam praktikum pembuatan VCO ang kita lakukan
adalah dengan menggunakan proses dingin, dimana proses ini berlangsung secara
enzimatis yaitu dengan bantuan enzim papain. Alas an mengapa pada percobaan
ini digunakan proses dingin adalah karena proses ini lebih praktis dan juga untuk
menjaga agar kandungan gizi dalam VCO tidak rusak. Dibandingkan dengan
proses panas yang dapat merusak kandungan gizi dari VCO karena penggunaan
proses pemansan untuk menghasilkan VCO yang dapat merusak kandungan gizi
dari VCO.
Enzim papain yang digunakan pada pembuatan VCO ini dapat diperoleh
dari getah buah papaya yang hanaya terdapat pada buah papaya yang masih muda,
Karen apada papaya yang sudah tua atau matang jumlah getah yang dihasilkan
sangat sedikit, bahkan hamper tidak ada tidak sebanyak buah papaya yang masih
muda yang dapat mengeluarkan getah dalam jumlah yang banyak. Fungsi dari
enzim papain ini adalah untuk menguraikan protein yang terdapat dalam sanatan,
sehingga santan dapat dipecah atau dipisah menjadi komponen minyak dan
komponen air. Enzim papain mempunyai kemampuan untuk menguraikan ikatan-
ikatan dalam molekul protein sehingga protein terurai menjadi polipeptida dan
dipeptida. Keuntungan penggunaan enzim papain dalam pembuatan VCO (Virgin
coconut Oil) adalah enzim ini mempunyai daya tahan panas yang baik.
Karena proses yang dilakukan merupakan proses dingin, maka temperature
dan tekanan dalam proses ini harus diperhatikan. Karena proses dingin ini
menggunakan enzim maka temperature reaksinya harus diperhatikan karena kerja
enzim dipengaruhi oleh temperature. Enzim hana dapat bekerja dalam temperature
tertentu, jika temperature terlalu tinggi atau terlalu rendah enzim tidak akan
bekerja, bahkan jika temperature yang digunakan terlalu tinggi dapat merusak
enzim dan kandungan gizi dari VCO yang dihasilkan.penambahan air perasan
jeruk nipis dapat meningkatkan kerja dari enzim papanin pada pembuatan VCO
ini karena pH larutan meningkat dengan menambahkan perasan jeruk nipis yang
meningkatkan kerja dari enzim papanin.
VIII. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan.
1. VCO dapat dibuat melalui dua proses yaitu proses panas dan dingin, proses
panas dengan cara pemanasan, proses dingin tanpa pemanasan tetapi dengan
bantuan enzim papanin.
2. Enzim papanini digunaka untuk memecah emulsi santan menjadi komponenya
yaiut minyak dan air, dengan memecah protein yang dapat didalam santan
kelapa.
3. Mengkonsumsi VCO memberikan berbagai manfaat kesehatan diantaranya :
a. Sebagai anti oksidan
b. Menyehatkan fungsi metabolisme
c. Menyediakan sumber energi yakni sebesar 898,92 cal / 100 g.
d. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan virus dan bakteri
e. Membantu mengontral kadar gula (diabetes)
f. Mencegah kolesterol
g. Mencegah osteoporosis
h. Mempercepat penyembuhan penyakit
i. Mencegah kanker prostate
j. Memperbaiki kandungan Air Susu Ibu
B. Saran
1. Dalam praktikum kondisi reaksi (temperatur, tekanan, pH dan lain-lain) harus
benar-benar diperhatikan. Hal ini disebabkan tekanan dan temperatur yang
terlalu tinggi dapat merusak enzim yand digunakan dalam praktikum ini
2. Gunakan kelapa yang cukup tua dan segar sebagai bahan baku.
3. Sebaiknya untuk membuat VCO kita menambahkan enzim papain kedalam
santan dengan perbandingan 10:1 untuk mendapatkan hasil optimum.
IX. Daftar Pustaka
Prentis, Steve. 1990. Bioteknologi Suatu Revolusi Industri yang Baru. Jakarta:
Erlangga
Shilhalvy, Marianita & Brian. 2002. Virgin Coconut Oil. USA : Tropical
Traditions Inc.
Prawirohartono, Slamet dan Suhargono, Hadisumarto. 2000. Sains Biologi 1-a.
Jakarta: Bumi Aksara.
Dahlan, Hatta. 2012. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Indralaya.
Laboratorium Teknologi Biproses Jurusan Teknik Kimia Universitas
Sriwijaya
X. Lampiran
A. Gambar Alat
AUTOKLAF INKUBATOR
CORONG BATANG PENGADUK
NERACA ANALITIK ERLENMEYER
B. Tugas Khusus
a) Soal Pilihan Ganda
1. Apakah kepanjangan dari VCO ?
a. Virgin Coconut Oil
b. Virgin Chocolate Oil
c. Virgin Coconut Odor
d. Virgin Chocolate Odor
e. Very Cool Oil
Jawaban: a
Alasan: VCO merupakan minyak dari daging segar (virgin) suatu buah kelapa
(coconut), karena itu disebut Virgin Coconut Oil.
2. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari buah kelapa antara lain, kecuali
a. Sabut
b. Tempurung
c. Daging buah
d. Air buah
e. Duri buah
Jawaban: e
Alasan: buah kelapa tidak memiliki duri.
3. Minyak kelapa mengandung asam lemak, yang merupakan derivate alkana
disebut juga
a. Asam karboksilat
b. Ester
c. Ether
d. Alcohol
e. Aldehida
Jawaban: a
Alasan: Asam lemak merupakan sebutan umum dari asam karboksilat
4. Gugus fungsi yang terkandung pada asam karboksilat adalah
a. –COOH
b. –COO-
c. –CO-
d. –CHO
e. –OH
Jawaban: a
Alasan: Asam karboksilat mengandung gugus –COOH.
5. Rumus umum asam lemak adalah
a. RCOOH
b. RCOOR
c. RCOR
d. RCHO
e. ROH
Jawaban: a
Alasan: Rumus umum asam lemak RCOOH dengan R ialah alkil.
6. Minyak mengandung lemak yang disebut juga
a. Gliserol
b. Alkohol
c. Alkanol
d. Trinitro
e. Trigliserida
Jawaban: e
Alasan: Lemak mengandung tiga asam lemak dan disebut juga trigliserida.
7. Daging kelapa mengandung komponen gula, kecuali
a. Glukosa
b. Fruktosa
c. Sukrosa
d. Galaktosa
e. Sentosa
Jawaban: e
Alasan: Sentosa bukan golongan gula.
8. Metode pembuatan minyak kelapa antara lain, kecuali
a. Metode Kering
b. Metode Basah
c. Metode Pancingan
d. Metode Fermentasi
e. Metode Semu
Jawaban: e
Alasan: Metode Semu bukan metode pembuatan minyak kelapa.
9. Metode pembuatan minyak kelapa dengan pembentukan santan kemudian
ditambahkan ragi, dan didiamkan selama beberapa jam disebut
a. Metode Kering
b. Metode Basah
c. Metode Pancingan
d. Metode Fermentasi
e. Metode Semu
Jawaban: d
Alasan: Metode dengan menambahkan ragi merupakan metode fermentasi
10. Metode pembuatan minyak kelapa dengan pembentukan santan kemudian
ditambahkan enzim, dan didinginkan selama beberapa jam disebut
a. Metode Kering
b. Metode Basah
c. Metode Penambahan Enzim
d. Metode Fermentasi
e. Metode Semu
Jawaban: c
Alasan: Metode dengan menambahkan enzim tentu saja metode penambahan
enzim.
b) Benar Salah
1. VCO mengandung 93% asam lemak jenuh
( B / S )
Jawab : benar (B)
2. VCo menagandung 1,12 Monounsaturated fat
( B / S )
Jawab : salah (S)
Alasan : VCO mengandung 6,09 monounsaturated
3. Kandungan utama dari VCO adalah asam laurat yakni 50 – 53%
( B / S )
Jawab : benar (B)
4. VCO bersifat mudah dicerna dan tidak tersintesis dalam tubuh sebagai kolesterol( B / S )Jawab : benar (B)
5. Zaat monolaurin dapat menarik plasma dari membran bakteri( B / S )Jawab : benar (B)
6. VCO mengandung asam lemak trans( B / S )Jawab : salah (S)Alasan : VCO tidak mengandung asam lemak trans
7. VCO memiliki warna yang bening( B / S )Jawab : benar (B)
8. Daging kelapa dikeringkan pada proses Proses Direct Micro Expeller (DME)
( B / S )
Jawab : benar (B)
9. Daging kelapa dikeringkan pada proses wet –milling
( B / S )Jawab : salah (S)Alasan : Pada proses wet-milling daging kelapa tidak dikeringkan samasekali.
10. Santan atau pati merupakan system emulsi minyak dengan air( B / S )Jawab : benar (B)
c) Essay
1. Apa yang dimaksud denganVCO?
VCO atau Virgin Coconut Oil merupakan minyak yang berasal dari daging
segar
(virgin) suatu kelapa (coconut).
2. Sebutkan metode pembuatan minyak kelapa! (minimal 5)
Metode basah, kering, pancingan, fermentasi, penambahan enzim serta metode
dingin dan segar.
3. Jelaskan metode fermentasi pada pembuatan minyak kelapa!
Metode fermentasi dilakukan dengan mengambil daging buah kelapa kemudian
diperas untuk diambil santannya. Santan tersebut kemudian ditambahkan ragi
kemudian didiamkan beberapa jam sampai terbentuk lapisan minyak.
4. Jelaskan metode penambahan enzim pada pembuatan minyak kelapa!
Metode penambahan enzim dilakukan dengan mengambil daging buah kelapa
kemudian diperas untuk diambil santannya. Santan tersebut kemudian
ditambahkan enzim kemudian didinginkan beberapa jam sampai terbentuk
lapisan minyak.
5. Jelaskan metode basah pada pembuatan minyak kelapa!
Metode basah dilakukan dengan mengambil daging buah kelapa kemudian
diperas untuk diambil santannya. Santan tersebut didiamkan untuk diambil
bagian kentalnya lalu dipanaskan dengan api kecil untuk menguapkan kadar
airnya. Kemudian bagian padat dan cair dipisahkan dengan penyaringan.
VI. Hasil PengamatanSampel 1 = Santan kelapa 175 ml + 2 sendok makan perasan jeruk nipisSampel 2 = Santan kelapa 175 ml + getah papaya + 10 gram enzim papainSampel 3 = Santan kelapa 175 ml + getah papaya + 15 gram enzim papain
Tabel 1. Sampel sebelum di inkubasi
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Wujud Warna putih keruh Warna putih keruh Warna putih keruh
Aroma Santan kelapa Santan kelapa Santan kelapa
Tabel 2. Sampel setelah di inkubasi
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Wujud Terbentuk tiga
lapisan
(1) blondo
berwarna putih
kekuningan +
sedikit sekali
VCO
(2) larutan protein
(3) air keruh putih
Terbentuk tiga
lapisan
(1) blondo berwarna
putih kekuningan +
sedikit VCO
(2) larutan protein
(3) air keruh putih
Terbentuk tiga
lapisan
(1) blondo
berwarna putih +
sedikit VCO
(2) larutan protein
(3) air keruh putih
Aroma Bau Tengik Bau Tengik Bau Tengik
Gambar 1. Sebelum proses inkubasi
Gambar 2. Setelah proses inkubasi