lap sementara vco

32
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN NAMA : JUANG PRIHANTORO S NIM : 03111003040 KELOMPOK : VI (ENAM)/ JUMAT SIANG I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan secara komersil. 2. Dapat mengetahui manfaat enzim papain dalam pembuatan VCO. 3. Dapat mengetahui apa manfaat mengkonsumsi VCO. III. DASAR TEORI 3.1 Minyak Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar kepala manusia. Buah terdiri dari sabut, tempurung, daging buah dan air buah. Santan kelapa dapat dijadikan bahan pengganti susu atau minyak. Selain itu, dari daging kelapa dapat diisolasi komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa dan glukosa. Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat

Upload: juang-p-setiawan

Post on 14-Dec-2014

159 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Sementara Vco

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN

NAMA : JUANG PRIHANTORO S

NIM : 03111003040

KELOMPOK : VI (ENAM)/ JUMAT SIANG

I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan secara komersil.

2. Dapat mengetahui manfaat enzim papain dalam pembuatan VCO.

3. Dapat mengetahui apa manfaat mengkonsumsi VCO.

III. DASAR TEORI

3.1 Minyak

Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar

kepala manusia. Buah terdiri dari sabut, tempurung, daging buah dan air buah.

Santan kelapa dapat dijadikan bahan pengganti susu atau minyak. Selain itu, dari

daging kelapa dapat diisolasi komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa dan

glukosa.

Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam

minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika

dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat

ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (Iodine value), maka

minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils, karena

bilangan Iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5.Warna coklat pada minyak

yang mengandung protein dan karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna

alamiah, tetapi oleh reaksi browning.

Warna ini merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil (berasal dari

pemecahan peroksida) dengan asam amino dari protein, dan terjadi terutama pada

suhu tinggi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh warna dan kotoran-

kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah

karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi

Page 2: Lap Sementara Vco

Minyak, atau dalam bentuk padat dikenal sebagai lemak, adalah trigliserida

yang merupakan 95 persen dari semua lemak yang dimakan sehari-hari.

Trigliserida yang menjadi sumber energi utama tubuh terdiri dari gliserol dan

asam lemak. Di dalam tubuh asam lemak diubah menjadi energi namun bila tak

terpakai maka akan diubah menjadi kolesterol. Sifat trigliserida ditentukan oleh

perilaku asam lemak penyusunnya. Adapun perilaku asam lemak ditentukan oleh

panjang dan kejenuhan rantai karbon. Berdasarkan rantai karbonnya, asam lemak

dapat diklasifikasikan menjadi asam lemak rantai pendek, menengah, dan

panjang. Semakin pendek rantai karbon maka semakin mudah asam lemak

dimetabolisir oleh tubuh.

Dari segi kejenuhan rantai karbon, dikenal asam lemak jenuh (saturated

fats), tidak jenuh tunggal (monounsaturated fats), dan tak jenuh ganda

(polyunsaturated fats). Masyarakat telah mengetahui bahwa konsumsi asam

lemak jenuh yang berlebih dapat meningkatkan kolesterol darah. Padahal asam

lemak jenuh yang berantai karbon pendek dan menengah tidak menimbulkan

kolesterol karena langsung dapat dimetabolisir. Walaupun asam lemak tidak jenuh

tunggal dan ganda dapat menurunkan kadar kolesterol namun kebiasaan memakai

minyak untuk menggoreng berulang akan membentuk asam lemak trans yang

dapat meningkatkan kolesterol serta radikal bebas yang memicu terjadinya

hipertensi, jantung koroer, bahkan kanker.

3.2 Minyak Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera L) termasuk genus Cocos yang merupakan anggota

dari famili Palmae dan kelas Monocotyledone yang banyak terdapat di daerah

tropis. Kelapa sudah dikenal luas penggunaannya oleh masyarakat. Secara umum

buah kelapa terdiri dari empat bagian yaitu :

1) Sabut (eksokarp dan mesokarp) 35%

2) Tempurung (Endokarp) 12 %

3) Daging buah (endosperm) 28 %

4) Air buah (ketaren) 25 %

Bagian buah kelapa yang paling sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-

hari adalah daging kelapa. Selain dikonsumsi langsung, daging kelapa juga

dimanfaatkan dalam proses pembuatan minyak kelapa. Minyak kelapa seringkali

Page 3: Lap Sementara Vco

masih dianggap sebagai minyak yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan

menyebabkan resiko penyakit jantung.

Banyak orang seringkali bingung dengan perbedaan antara minyak kelapa

(coconut oil) dengan krim kelapa (coconut butter). Sebenarnya kedua produk ini

sama. Temperatur melting point minyak kelapa kira-kira 76ºF. Oleh karena itu

pada suhu kamar minyak ini berubah menjadi solid dan bentuk solid inni dikenal

sebagai krim kelapa.

Hampir semua jenis minyak makan yang dikonsumsi manusia setiap harinya

adalah asam lemak rantai panjang, termasuk di antaranya minyak sawit, seluruh

minyak/lemak hewani, minyak zaitun, dan minyak dari kacang-kacangan. Satu-

satunya minyak makan yang berbeda adalah minyak kelapa yang kandungan dari

asam lemaknya terdiri dari rantai karbon menengah sehingga minyak ini mudah

dimetabolisir.

Sebagian besar asam lemak pada minyak kelapa merupakan asam lemak

jenuh. Selain mudah dimetabolisir, 50% rantai karbon minyak kelapa merupakan

asam laurat (C12) dan 7% adalah asam kaprat (C10). Kedua senyawa ini mampu

menembus lapisan lipid luar virus sehingga bersifat anti virus. Asam lemak jenuh

minyak kelapa juga tahan oksidasi (misal saat menggoreng) sehingga tidak mudah

termutasi menjadi asam lemak trans ataupun radikal bebas.

Proses metabolisme minyak kelapa di dalam tubuh adalah sebagai berikut.

Karena rantai asam lemaknya pendek, maka minyak kelapa dengan mudah

dicerna oleh enzim lipase tanpa memerlukan bantuan asam empedu. Rantai

karbon minyak kelapa dengan mudah diabsorbsi intestin dan masuk ke dalam

aliran darah dengan hanya terikat pada albumin agar dapat larut. Setelah itu

menuju ke hati untuk dimetabolisir. Proses metabolisme ini bebas dari insulin

sehingga dapat menghasilkan energi dengan cepat dalam semua kondisi fisiologis

tubuh.

Manfaat dari minyak kelapa antara lain dapat meningkatkan kekebalan tubuh,

mengurangi gejala gangguan pencernaan, dan mencegah infeksi oleh bakteri,

virus, atau jamur.

3.3 Virgin Coconut Oil (VCO)

Page 4: Lap Sementara Vco

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang berasal dari daging buah

kelapa segar yang diproses tanpa melalui pemanasan atau dengan pemanasan

terbatas sehingga bergizi tinggi. Proses pengolahan ini dimaksudkan agar semua

senyawa-senyawa yang bermanfaat tidak termutasi serta tidak terkontaminasi oleh

bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Komposisi dari VCO adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.3.1 Komposisi VCO

Asam lemak Persentase (%)

Asam laurat 48,05

Asam miristat 16,97

Asam palmitat 9,01

Asam caprilat 9,01

Asam oleat 6,09

Asam stearat 2,78

Asam linoleat 1,12

Sumber : http://www.annehara.blogspot.com

VCO mengandung 93% asam lemak jenuh tetapi 47 – 53% berupa minyak

jenuh berantai sedang atau medium chain fatty acid (MCFA). Tabel berikut ini

menunjukkan kandungan VCO secara umum :

Tabel 3.3.1 Kandungan VCO secara umum

Kandungan Persentase (%)

Saturated Fat 92,55

Polyunsaturated fat 1,12

Monounsaturated fat 6,09

Sumber : http://www.annehara.blogspot.com

Senyawa utama dari VCO adalah asam laurat yakni sebanyak 50 – 53%.

Keberadaan asam laurat menyebabkan VCO bersifat mudah dicerna dan terbakar

serta tidak tersintesis dalam tubuh sebagai kolesterol. Asam laurat yang masuk ke

dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin (monogliserida) yang dapat

melarutkan lemak dan fofolipid sehingga mematikan virus. Selain itu monolaurin

juga dapat menarik plasma dari membran bakteri sehingga dapat bekerja sebagai

Page 5: Lap Sementara Vco

antibiotik. Tidak seperti minyak sayur lainnya, VCO dapat mempertahankan

struktur kimianya dan tidak termutasi menjadi asam lemak trans yang dapat

meningkatkan kolesterol. Jadi VCO sama sekali tidak mengandung asam lemak

trans. Dari komponen asam lemaknya, minyak ini mirip dengan air susu. Sifat

fisik dari VCO antara lain : warnanya bening, beraroma harum, encer.

Saat ini VCO telah diproduksi secara luas di berbagai negara. Ada

beberapa metode dalam membuat VCO, akan tetapi semuanya tetap harus

memenuhi standar kandungan air dalam VCO harus kurang dari 0,1%. Dalam

proses pembuatan VCO yang harus diperhatikan juga adalah daging kelapa yang

digunakan harus maih segar. Secara umum ada 2 cara atau proses pembuatan

VCO yaitu proses Direct Micro Expeller (DME) dan proses wet-milling.

a) Proses Direct Micro Expeller (DME)

Proses ini disebut juga proses kering. Pada proses ini daging kelapa yang

masih segar dikeringkan dengan panas yang rendah dan waktu sebentar. Setelah

itu daging kelapa segar tadi ditekan secara mekanis sehingga menghasilkan

minyak.

b) Proses Wet-Milling

Proses ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Pada proses ini tidak

dilakukan pengeringan terhadap daging kelapa. Proses ini diawali dengan

memarut daging kelapa segar dan memerasnya sehingga dihasilkan santan kelapa.

Selanjutnya minyak dipisahkan dari air dan ampas kelapa.

Santan adalah sistem emulsi minyak dengan air dengan protein sebagai

emulsifier (pemantap emulsi). Bila emulsifier diganggu (oleh mikroorganisme

atau enzim), maka sistem emulsi akan goyah dan protein tidak mampu lagi

menyatukan minyak dengan air sehingga minyak terlepas. Pada saat itu santan

akan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu minyak, air dan protein. Metode yang dapat

digunakan untuk memisahkan minyak dari air dan ampas kelapa antara lain

dengan proses pemanasan, fermentasi, enzim, dan centrifuge.

Proses Pemisahan dengan pemanasan atau dikenal juga dengan proses panas.

Hal ini disebabkan karena proses mendapatkan VCO melibatkan pemanasan.

Sedangkan proses-proses pemisahan lainnya termasuk proses dingin. Santan

kelapa kemudian dipanaskan pada suhu 60º - 80ºC. Hasilnya adalah ampas kelapa

Page 6: Lap Sementara Vco

(blondo), air, dan minyak kelapa. Yang harus diperhatikan dalam membuat VCO

dengan proses ini adalah suhu pemanasan tidak boleh melebihi 80ºC dan waktu

pemanasannya juga tidak lama karena prinsip pembuatan VCO adalah tanpa

menggunakan pemanasan. Minyak yang dihasilkan akan jernih dan dapat

dikategorikan sebagai minyak kelapa murni. Bila pemanasannya mencapai suhu di

atas 100ºC maka hasilnya akan berwarna kuning tua atau kecoklatan. Ini

merupakan minyak goreng biasa yang tidak bisa dikategorikan sebagai minyak

kelapa murni.

Proses pemisahan dengan fermentasi (mikrobiologis) merupakan proses

yang paling banyak digunakan oleh produsen VCO skala industri. Caranya adalah

santan yang sudah didapat tadi diberi ragi air ketam sawah sebagai starter. Setelah

itu diaduk samapi merata dan biarkan proses fermentasi berjalan selama 24-36

jam. Selama waktu ini air terpisah dengan minyak. Hasil fermentasi kemudian

dipanaskan sebentar untuk mengurangi kandungan airnya dan setelah itu disaring.

Hasilnya minyak kelapa murni jernih dan harum. Sebagai starter fermentasi juga

dapat dilakukan dengan bantuan bakteri Saccharomyces cerevisiae.Proses

pemisahan dengan menggunakan enzim langkah-langkahnya hampir sama dengan

pemisahan dengan proses fermentasi. Hanya saja sebagai starter ditambahkan

enzim ke dalam santan. Enzim yang digunakan adalah enzim proteolitik, misalnya

enzim papain (dari getah pepaya), bromelin (dari empulur nanas), ficin (dari

batang cemara), dan lain-lain.

Proses pemisahan dengan alat centrifugeini akan menghasilkan minyak

VCO yang kandungan gizinya masih sangat lengkap misal vitamin E dan

antioxidan. Selain itu aroma kelapa segar juga masih dapat tercium. Hal ini

disebabkan karena pada proses ini tidak digunakan pemanasan sama sekali.

Santan yang diperoleh dari pemerasan tadi dipisahkan menjadi minyak dan air

dengan menggunakan alat centrifugal secara mekanis. Namun proses ini masih

agak sulit untuk dilakukan.

3.4 Perbedaan Antara Virgin dan Refined Coconut Oil

Tidak semua minyak yang didapat dari buah kelapa dapat digolongkan sebagai

Virgin Coconut Oil (VCO). Berdasarkan proses pengolahan dan bahan bakunya,

minyak kelapa dapat dibagi menjadi 2, yakni :

Page 7: Lap Sementara Vco

1) Refined Coconut Oil

2) Virgin Coconut Oil

Pada umumnya minyak kelapa yang telah dikenal luas dan dijual secara

komersil selama ini adalah jenis refined coconut oil. Berbeda dengan VCO yang

dibuat dari daging kelapa yang masih segar, bahan baku untuk refined coconut oil

adalah kopra. Kopra sendiri adalah daging kelapa yang telah benar-benar

dikeringkan. Cara pengeringannya dapat dijemur langsung di bawah sinar

matahari, atau diasapkan.

Agar dapat dikonsuimsi, minyak yang diperoleh dari bahan baku kopra ini

harus mengalami proses pembersihan atau pemurnian (refining) atau disebut juga

proses purifikasi lagi. Hal ini sangant diperlukan dikarenakan pada umumnya

proses pengeringan dari bahan baku kopra tadi merupakan proses yang tidak

higienis. Kebanyakan kopra dikeringkan dengan sinar matahari di udara bebas

sehingga kopra rentan terkena serangga dan jamur.

Minyak yang diperoleh dari kopra ini kemudian mengalami tiga proses

pengolahan lebih lanjut, yakni pembersihan (Refining), penjernihan (Bleaching),

dan menghilangkan bau (Deodorizing). Oleh karena itu minyak kelapa dari kopra

ini juga dikenal sebagai RBD Coconut Oil.

Untuk menghilangkan bau tengik yang bersumber dari kelapa, RBD oil

dipanaskan terlebih dahulu pada temepratur yang cukup tinggi (deodorized).

Setelah itu minyak yang diperoleh dari hasil pemanasan disaring untuk

menghilangkan zat-zat pengotor yang masih terdapat di dalam minyak tersebut.

Produk minyak RBD oil yang dihasilkan ini akan memiliki warna putih yang

sedikit kekuningan .

Sebelumnya proses pengolahan minyak kelapa ini dilakukan dengan cara

tradisional secara mekanis atau fisik. Namun saat ini ada metode modern untuk

menggunkan pelarut kimia tertentu yang akan mengekstrak minyak dari kopra

dengan yield yang lebih tinggi.

Kadang-kadang RBD oil ini juga dihirogenasi. Minyak yang telah

dihidrogenasi ini akan meningkatkan kadar kolesterol yangd apat menyebabkan

penyakit jantung. Hal ini terutama terjadi pada daerah berilik tropis dimana titik

leleh minyak kelapa adalah 76ºF dan berupa solid bila berada pada suhu yang

Page 8: Lap Sementara Vco

lebih rendah. Karena komponen utama minyak kelapa adalah asam lemak jenuh,

maka hanya ada sedikit asam lemak tak jenuh yang dapat dihidrogenasi. Minyak

yang telah dihidrogenasi mengandung asam lemak trans yang berbahaya bagi

tubuh.

Perbedaan utama antara minyak VCO dengan RBD oil terletak pada aroma

dan rasanya. Semua minyak VCO dapat mempertahankan aroma yang segar dan

rasa kelapanya sangat terasa, sedangkan minyak RBD hampir tidak memiliki rasa.

Beberapa produsen RBD oil sekarang menambahkan perasa kelapa ke dalam

minyak tetapi justru lebih pahit dan menimbulkan rasa “gosong”. Selain itu VCO

memiliki umur simpan lebih panjang, yakni sampai 5 tahun. Sedangkan RBD oil

hanya dapat bertahan selama beberapa bulan saja.

3.5 Manfaat VCO

VCO mempunyai manfaat dalam bidang kesehatan, kecantikan, dan dapat

juga dimanfaatkan sebagai minyak goreng. Daalm bidang kesehatan VCO

berkhasiat sebagai :

1) Sebagai anti oksidan

2) Menyehatkan fungsi metabolisme

3) Menyediakan sumber energi yakni sebesar 898,92 cal / 100 g.

4) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan virus dan bakteri

5) Membantu mengontral kadar gula (diabetes)

6) Mencegah kolesterol

7) Mencegah osteoporosis

8) Mempercepat penyembuhan penyakit

9) Mencegah kanker prostate

10) Memperbaiki kandungan Air Susu Ibu

Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 1988 oleh American Journal of

Clinical Nutrition menunjukkan bahwa kandungan asam laurat dan asam kaprat

pada air susu ibu yang mengkonsumsi minyak kelapa dan produk olahannya

meningkat secara signifikan. Komposisi yang unik pada air susu ibu adalah

lemaknya, terutama asam laurat dan asam kaprat sebagai antimikrobial. Asam

tersebut merupakan formula yang dapat melindungi dari virus, seperti herpes,

HIV, protozoa, dan bakteri. Dalam VCO terkandung MCFA (Medium Chain Fatty

Page 9: Lap Sementara Vco

Acid) yang merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki

banyak fungsi. Beberapa fungsi MCFA antara lain :

1. memudahkan bayi menyerap nutrisi

2. memperbaiki penyerapan vitamin, mineral, dan protein yang bisa dilarutkan

lemak

3. meningkatkan absorpsi kalsium yang penting bagi pertumbuhan bayi

4. melindungi bayi dari mikroorganisme berbahaya

VCO akan meningkatkan MCFA pada ibu menyusui sampai tiga kali lipat.

Pemberian asupan makanan yang banyak mengandung MCFA pada ibu menyusui

akan menghasilkan air susu yang kaya MCFA. Selain itu, VCO juga dapat

membantu dalam proses persalinan dan mengembalikan kebugaran ibu secara

cepat setelah persalinan.

Dalam bidang kecantikan VCO bermanfaat untuk :

1. Mencegah kegemukan karena VCO langsung dapat dimetabolisir oleh tubuh

sehingga tidak menimbulkan kolesterol

2. Sebagai facial cream, body lotion, dan moisturizing cream karena VCO

mengandung tocopherol (vitamin E) sebanyak 40 mg/kg yang dapat

melembabkan dan mengembalikan kesegaran kulit.

3. Bahan baku industri kosmetik, terutama industri sabun mandi.

Page 10: Lap Sementara Vco

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Beker gelas / Erlenmeyer

2. Inkubator

3. Pengaduk

Bahan :

1. Enzim papain / bromelin

2. Santan 200 ml

V. PROSEDUR PERCOBAAN

Buat larutan enzim (5%, 10%, 15%, 20%, 25%) dan masukkan ke dalam

santan sambil diaduk secara perlahan. kemudian diamkan dan masukkan ke dalam

inkubator selama 24 – 36 jam sehingga santan mengeluarkan minyaknya. Amati

perubahan yang terjadi.

Page 11: Lap Sementara Vco

VII. Pembahasan

Pada percobaan pembuatan vco ini sebelum memulai percobaan semua

peralatan gelas atau kaca yang akan digunakan terlebih dahulu di sterilkan dari

zat-zat pengotor atau mikroorganisme yang tidak diinginkan melalui autoklap

kurang lebih selama 30 menit atau setengah jam. Ini bertujuan untuk memperkecil

persentase kegagalan atau persen eror dari percobaan. Karena kemungkinan masih

terdapat zat-zat dan mikroorganisme sisa percobaa sebelumnya pada alat-alat

gelas yang akan kita gunakan meskpun alat tersebut sudah dibersihkan dengan air.

Dalam praktikum pembuatan VCO ini ada beberapa hal penting yang perlu

diperhatikan, misalnya bahan baku utama yaitu santan. Kualitas santan akan

mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari VCO yang kita peroleh. Santan yang

baik untuk pembuatan VCO haruslah berasal dari kelapa yang agak tua, dan selain

itu harus sesedikit mungkin kandungan airnya. Disini kami sudah melakukan hal

yang tepat dengan memilih kelapa yang cukup tua dan segar dan memeras parutan

daging buahnya hanya dengan sedikit air dan sekali peras, karena air tidak

memiliki pengaruh dalam pembuatan VCO.

Proses yang diganakan dalam praktikum pembuatan VCO ang kita lakukan

adalah dengan menggunakan proses dingin, dimana proses ini berlangsung secara

enzimatis yaitu dengan bantuan enzim papain. Alas an mengapa pada percobaan

ini digunakan proses dingin adalah karena proses ini lebih praktis dan juga untuk

menjaga agar kandungan gizi dalam VCO tidak rusak. Dibandingkan dengan

proses panas yang dapat merusak kandungan gizi dari VCO karena penggunaan

proses pemansan untuk menghasilkan VCO yang dapat merusak kandungan gizi

dari VCO.

Enzim papain yang digunakan pada pembuatan VCO ini dapat diperoleh

dari getah buah papaya yang hanaya terdapat pada buah papaya yang masih muda,

Karen apada papaya yang sudah tua atau matang jumlah getah yang dihasilkan

sangat sedikit, bahkan hamper tidak ada tidak sebanyak buah papaya yang masih

muda yang dapat mengeluarkan getah dalam jumlah yang banyak. Fungsi dari

enzim papain ini adalah untuk menguraikan protein yang terdapat dalam sanatan,

sehingga santan dapat dipecah atau dipisah menjadi komponen minyak dan

komponen air. Enzim papain mempunyai kemampuan untuk menguraikan ikatan-

Page 12: Lap Sementara Vco

ikatan dalam molekul protein sehingga protein terurai menjadi polipeptida dan

dipeptida. Keuntungan penggunaan enzim papain dalam pembuatan VCO (Virgin

coconut Oil) adalah enzim ini mempunyai daya tahan panas yang baik.

Karena proses yang dilakukan merupakan proses dingin, maka temperature

dan tekanan dalam proses ini harus diperhatikan. Karena proses dingin ini

menggunakan enzim maka temperature reaksinya harus diperhatikan karena kerja

enzim dipengaruhi oleh temperature. Enzim hana dapat bekerja dalam temperature

tertentu, jika temperature terlalu tinggi atau terlalu rendah enzim tidak akan

bekerja, bahkan jika temperature yang digunakan terlalu tinggi dapat merusak

enzim dan kandungan gizi dari VCO yang dihasilkan.penambahan air perasan

jeruk nipis dapat meningkatkan kerja dari enzim papanin pada pembuatan VCO

ini karena pH larutan meningkat dengan menambahkan perasan jeruk nipis yang

meningkatkan kerja dari enzim papanin.

Page 13: Lap Sementara Vco

VIII. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan.

1. VCO dapat dibuat melalui dua proses yaitu proses panas dan dingin, proses

panas dengan cara pemanasan, proses dingin tanpa pemanasan tetapi dengan

bantuan enzim papanin.

2. Enzim papanini digunaka untuk memecah emulsi santan menjadi komponenya

yaiut minyak dan air, dengan memecah protein yang dapat didalam santan

kelapa.

3. Mengkonsumsi VCO memberikan berbagai manfaat kesehatan diantaranya :

a. Sebagai anti oksidan

b. Menyehatkan fungsi metabolisme

c. Menyediakan sumber energi yakni sebesar 898,92 cal / 100 g.

d. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan virus dan bakteri

e. Membantu mengontral kadar gula (diabetes)

f. Mencegah kolesterol

g. Mencegah osteoporosis

h. Mempercepat penyembuhan penyakit

i. Mencegah kanker prostate

j. Memperbaiki kandungan Air Susu Ibu

B. Saran

1. Dalam praktikum kondisi reaksi (temperatur, tekanan, pH dan lain-lain) harus

benar-benar diperhatikan. Hal ini disebabkan tekanan dan temperatur yang

terlalu tinggi dapat merusak enzim yand digunakan dalam praktikum ini

2. Gunakan kelapa yang cukup tua dan segar sebagai bahan baku.

3. Sebaiknya untuk membuat VCO kita menambahkan enzim papain kedalam

santan dengan perbandingan 10:1 untuk mendapatkan hasil optimum.

Page 14: Lap Sementara Vco

IX. Daftar Pustaka

Prentis, Steve. 1990. Bioteknologi Suatu Revolusi Industri yang Baru. Jakarta:

Erlangga

Shilhalvy, Marianita & Brian. 2002. Virgin Coconut Oil. USA : Tropical

Traditions Inc.

Prawirohartono, Slamet dan Suhargono, Hadisumarto. 2000. Sains Biologi 1-a.

Jakarta: Bumi Aksara.

Dahlan, Hatta. 2012. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Indralaya.

Laboratorium Teknologi Biproses Jurusan Teknik Kimia Universitas

Sriwijaya

Page 15: Lap Sementara Vco

X. Lampiran

A. Gambar Alat

AUTOKLAF INKUBATOR

CORONG BATANG PENGADUK

NERACA ANALITIK ERLENMEYER

Page 16: Lap Sementara Vco

B. Tugas Khusus

a) Soal Pilihan Ganda

1. Apakah kepanjangan dari VCO ?

a. Virgin Coconut Oil

b. Virgin Chocolate Oil

c. Virgin Coconut Odor

d. Virgin Chocolate Odor

e. Very Cool Oil

Jawaban: a

Alasan: VCO merupakan minyak dari daging segar (virgin) suatu buah kelapa

(coconut), karena itu disebut Virgin Coconut Oil.

2. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari buah kelapa antara lain, kecuali

a. Sabut

b. Tempurung

c. Daging buah

d. Air buah

e. Duri buah

Jawaban: e

Alasan: buah kelapa tidak memiliki duri.

3. Minyak kelapa mengandung asam lemak, yang merupakan derivate alkana

disebut juga

a. Asam karboksilat

b. Ester

c. Ether

d. Alcohol

e. Aldehida

Jawaban: a

Alasan: Asam lemak merupakan sebutan umum dari asam karboksilat

4. Gugus fungsi yang terkandung pada asam karboksilat adalah

Page 17: Lap Sementara Vco

a. –COOH

b. –COO-

c. –CO-

d. –CHO

e. –OH

Jawaban: a

Alasan: Asam karboksilat mengandung gugus –COOH.

5. Rumus umum asam lemak adalah

a. RCOOH

b. RCOOR

c. RCOR

d. RCHO

e. ROH

Jawaban: a

Alasan: Rumus umum asam lemak RCOOH dengan R ialah alkil.

6. Minyak mengandung lemak yang disebut juga

a. Gliserol

b. Alkohol

c. Alkanol

d. Trinitro

e. Trigliserida

Jawaban: e

Alasan: Lemak mengandung tiga asam lemak dan disebut juga trigliserida.

7. Daging kelapa mengandung komponen gula, kecuali

a. Glukosa

b. Fruktosa

c. Sukrosa

d. Galaktosa

e. Sentosa

Page 18: Lap Sementara Vco

Jawaban: e

Alasan: Sentosa bukan golongan gula.

8. Metode pembuatan minyak kelapa antara lain, kecuali

a. Metode Kering

b. Metode Basah

c. Metode Pancingan

d. Metode Fermentasi

e. Metode Semu

Jawaban: e

Alasan: Metode Semu bukan metode pembuatan minyak kelapa.

9. Metode pembuatan minyak kelapa dengan pembentukan santan kemudian

ditambahkan ragi, dan didiamkan selama beberapa jam disebut

a. Metode Kering

b. Metode Basah

c. Metode Pancingan

d. Metode Fermentasi

e. Metode Semu

Jawaban: d

Alasan: Metode dengan menambahkan ragi merupakan metode fermentasi

10. Metode pembuatan minyak kelapa dengan pembentukan santan kemudian

ditambahkan enzim, dan didinginkan selama beberapa jam disebut

a. Metode Kering

b. Metode Basah

c. Metode Penambahan Enzim

d. Metode Fermentasi

e. Metode Semu

Jawaban: c

Alasan: Metode dengan menambahkan enzim tentu saja metode penambahan

enzim.

Page 19: Lap Sementara Vco

b) Benar Salah

1. VCO mengandung 93% asam lemak jenuh

( B / S )

Jawab : benar (B)

2. VCo menagandung 1,12 Monounsaturated fat

( B / S )

Jawab : salah (S)

Alasan : VCO mengandung 6,09 monounsaturated

3. Kandungan utama dari VCO adalah asam laurat yakni 50 – 53%

( B / S )

Jawab : benar (B)

4. VCO bersifat mudah dicerna dan tidak tersintesis dalam tubuh sebagai kolesterol( B / S )Jawab : benar (B)

5. Zaat monolaurin dapat menarik plasma dari membran bakteri( B / S )Jawab : benar (B)

6. VCO mengandung asam lemak trans( B / S )Jawab : salah (S)Alasan : VCO tidak mengandung asam lemak trans

7. VCO memiliki warna yang bening( B / S )Jawab : benar (B)

8. Daging kelapa dikeringkan pada proses Proses Direct Micro Expeller (DME)

( B / S )

Jawab : benar (B)

9. Daging kelapa dikeringkan pada proses wet –milling

( B / S )Jawab : salah (S)Alasan : Pada proses wet-milling daging kelapa tidak dikeringkan samasekali.

10. Santan atau pati merupakan system emulsi minyak dengan air( B / S )Jawab : benar (B)

Page 20: Lap Sementara Vco

c) Essay

1. Apa yang dimaksud denganVCO?

VCO atau Virgin Coconut Oil merupakan minyak yang berasal dari daging

segar

(virgin) suatu kelapa (coconut).

2. Sebutkan metode pembuatan minyak kelapa! (minimal 5)

Metode basah, kering, pancingan, fermentasi, penambahan enzim serta metode

dingin dan segar.

3. Jelaskan metode fermentasi pada pembuatan minyak kelapa!

Metode fermentasi dilakukan dengan mengambil daging buah kelapa kemudian

diperas untuk diambil santannya. Santan tersebut kemudian ditambahkan ragi

kemudian didiamkan beberapa jam sampai terbentuk lapisan minyak.

4. Jelaskan metode penambahan enzim pada pembuatan minyak kelapa!

Metode penambahan enzim dilakukan dengan mengambil daging buah kelapa

kemudian diperas untuk diambil santannya. Santan tersebut kemudian

ditambahkan enzim kemudian didinginkan beberapa jam sampai terbentuk

lapisan minyak.

5. Jelaskan metode basah pada pembuatan minyak kelapa!

Metode basah dilakukan dengan mengambil daging buah kelapa kemudian

diperas untuk diambil santannya. Santan tersebut didiamkan untuk diambil

bagian kentalnya lalu dipanaskan dengan api kecil untuk menguapkan kadar

airnya. Kemudian bagian padat dan cair dipisahkan dengan penyaringan.

Page 21: Lap Sementara Vco

VI. Hasil PengamatanSampel 1 = Santan kelapa 175 ml + 2 sendok makan perasan jeruk nipisSampel 2 = Santan kelapa 175 ml + getah papaya + 10 gram enzim papainSampel 3 = Santan kelapa 175 ml + getah papaya + 15 gram enzim papain

Tabel 1. Sampel sebelum di inkubasi

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

Wujud Warna putih keruh Warna putih keruh Warna putih keruh

Aroma Santan kelapa Santan kelapa Santan kelapa

Tabel 2. Sampel setelah di inkubasi

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

Wujud Terbentuk tiga

lapisan

(1) blondo

berwarna putih

kekuningan +

sedikit sekali

VCO

(2) larutan protein

(3) air keruh putih

Terbentuk tiga

lapisan

(1) blondo berwarna

putih kekuningan +

sedikit VCO

(2) larutan protein

(3) air keruh putih

Terbentuk tiga

lapisan

(1) blondo

berwarna putih +

sedikit VCO

(2) larutan protein

(3) air keruh putih

Aroma Bau Tengik Bau Tengik Bau Tengik

Page 22: Lap Sementara Vco

Gambar 1. Sebelum proses inkubasi

Gambar 2. Setelah proses inkubasi