laporan observasi echy

16
I. JUDUL Management Dental Child II. LATAR BELAKANG Management dental child adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi anak dalam melakukan rangkaian perawatan gigi dan mulut. Dengan kata lain, Management Dental Child memberikan arahan bagi dokter gigi tentang bagaimana cara menangani pasien anak. Pada dasarnya setiap anak memiliki keperibadian yang berbeda-beda begitu pula tingkah lakunya. Berikut ini adalah macam-macam perilaku anak: 1. Anak yang mudah (easy child). Secara umum anak tersebur terlihat bahagia, fungsi biologisnya mempunyai ritme yang jelas, mudah menerima pengalaman baru dan mudah beradaptasi dengan lingkungan 2. Anak yang sulit (difficult child). Anak mudah terganggu dan sulit didiamkan, ritme biologisnya tidak teratur, sering meluapkan emosinya. 3. Anak yang bereaksi perlahan (slow to warm up child). Cenderung untuk bereaksi perlahan-lahan dan

Upload: karina-hermansyah

Post on 20-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN observasi echy

I. JUDUL

Management Dental Child

II. LATAR BELAKANG

Management dental child adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

mengatasi anak dalam melakukan rangkaian perawatan gigi dan mulut. Dengan

kata lain, Management Dental Child memberikan arahan bagi dokter gigi tentang

bagaimana cara menangani pasien anak.

Pada dasarnya setiap anak memiliki keperibadian yang berbeda-beda begitu

pula tingkah lakunya. Berikut ini adalah macam-macam perilaku anak:

1. Anak yang mudah (easy child). Secara umum anak tersebur terlihat bahagia,

fungsi biologisnya mempunyai ritme yang jelas, mudah menerima pengalaman

baru dan mudah beradaptasi dengan lingkungan

2. Anak yang sulit (difficult child). Anak mudah terganggu dan sulit didiamkan,

ritme biologisnya tidak teratur, sering meluapkan emosinya.

3. Anak yang bereaksi perlahan (slow to warm up child). Cenderung untuk bereaksi

perlahan-lahan dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan orang lain dan

lingkungan baru. (A.Thomas & Chess, 1977)

Frankl membagi derajat tingkah laku anak dalam 4 kategori yaitu jelas negatif, negatif,

positif dan jelas positif :

Anak dalam kategori jelas negatif akan menolak perawatan, menangis keras, ketakutan,

menunjukkan sikap negatif, menarik diri dari perawatan, tidak terkendali dan tidak kooperatif.

Anak enggan menerima perawatan gigi, tidak kooperatif, berwajah muram, enggan mendengar

dan merespon kepada dokter gigi dalam kategori negatif sedangkan dalam kategori positif, anak

menerima perawatan gigi, tidak menolak petunjuk dokter gigi, bekerjasama dengan dokter gigi

Page 2: LAPORAN observasi echy

dengan mengikuti dan mematuhi arahan dokter gigi. Kategori jelas positif menunjukkan anak

dengan gembira menerima perawatan, tertarik dengan tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi,

banyak bertanya, hubungan yang ramah dengan dokter gigi dan sangat kooperatif.

Wright membagi beberapa kategori berdasarkan kooperatif anak sebagai berikut yaitu

anak tidak mampu menjadi kooperatif, anak belum mampu menjadi kooperatif dan anak

mempunyai potensi menjadi kooperatif :

Anak yang tidak mampu menjadi kooperatif adalah anak tuna mental, kemampuannya

terbatas sedangkan anak usia terlalu muda termasuk dalam kategori belum mampu menjadi

kooperatif. Awal pertama anak tidak kooperatif, dengan pendekatan yang baik, tingkah lakunya

berubah termasuk dalam kategori berpotensi menjadi kooperatif

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa setiap anak memiliki perilaku

bawaan masing-masing dan tentunya membutuhkan penanganan sesuai karakter

masing-masing. Berikut adalah beberapa penanganan yang bisa dilakukan oleh

operator kepada pasien anak:

A. KOMUNIKASI

Tanda keberhasilan dokter gigi mengelola pasien anak adalah kesanggupannya

berkomunikasi dan memperoleh rasa percaya dari anak, sehingga bersikap koperatif. Komunikasi

dibagi atas komunikasi verbal dan non verbal, sebaiknya pembicaraan dilakukan secara wajar.

Banyak cara untuk memulai komunikasi verbal, misalnya untuk anak kecil dapat ditanyakan

tentang pakaian baru, kakak adik, benda atau binatang kesayangan. Anak yang lebih besar dapat

ditanyakan tentang sekolah, aktifitas, olah raga atau teman. Perubahan nada dan volume suara

dapat digunakan untuk mengubah perilaku dan mengkomunikasikan perasaan kepada anak.

Page 3: LAPORAN observasi echy

Perintah yang tiba-tiba dan tegas dapat mengejutkan dan menarik perhatian anak sehingga anak

dapat menghentikan apa yang sedang dilakukannya

B. MENGALIHKAN PERHATIAN

Mengalihkan perhatian adalah suatu metode yang berguna untuk mengurangi rasa takut,

tidak nyaman, stress dan menghilangkan rasa bosan selama periode perawatan.

Semakin banyak mengetahui tentang anak, lebih besar taktik yang dapat dilakukan untuk

mengalihkan anak, untuk memberikan kesempatan melakukan prosedur perawatan yang

diperlukan. Bahan pengalih perhatian yang terbukti untuk membantu mengurangi rasa takut pada

anak misalnya radio, program anak di tv dan lain-lain.

C. TELL-SHOW-DO (TSD)

TSD merupakan suatu rangkaian pendekatan secara berurutan, sebagai metode

persiapan,dipopulerkan pertama kali oleh Addelston (1959) dan dapat diterapkan pada anak

dengan sikap dan umur yang berbeda, terutama pada anak yang pertama kali berkunjung ke

dokter gigi. Sebelum melakukan perawatan, dokter gigi selangkah demi selangkah

menjelaskan terlebih dahulu kepada anak apa yang akan dilakukan dengan bahasa yang dapat

dimengerti anak dan menunjukkan berbagai instrumen yang akan digunakan. Kemudian

kepada anak dijelaskan bagaimana prosedur yang akan dilakukan, setelah itu dokter gigi

mendem onstrasikannya.

Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama pada anak dengan ketakutan yang

berlebihan.

TELL : Anak diberitahu apa yang akan dilakukan terhadap dirinya, bahasa

sesederhana mungkin agar mudah dipahami. Istilah-istilah kedokteran gigi dapat diganti

dengan bahasa sehari-hari. Misalnya ; karies diganti dengan gigi berlobang, disuntik diganti

Page 4: LAPORAN observasi echy

dengan ditidurkan dan bor diganti dengan giginya akan dibersihkan supaya bahan tambalan

dapat dimasukkan.

SHOW : Memperlihatkan cara kerja dokter gigi menggunakan alat bantu peraga, misalnya

pantom yang terbuat dari gips ataupun melalui gambar, slide dan film yang pendek.

Pekerjaan dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan rasa takut dan terkejut

pada anak.

DO : Dokter gigi akan melakukan apa yang telah diterangkan dan diperlihatkan. Anak tidak

boleh dibohongi, karena bila terjadi penyimpangan dari apa yang telah diterangkan dan

diperlihatkan tadi, besar kemungkinan si anak tidak mau lagi dirawat giginya.

Berikan pujian dan hadiah apabila anak telah menunjukkan kerja sama yang baik

dalam menerima perawatan.

B. DESENSITISASI

Cara lain yang dipakai untuk merubah tingkah laku anak adalah desensitisasi, yaitu

suatu cara untuk mengurangi rasa takut dan cemas seorang anak dengan jalan memberi

rangsangan sehingga rasa takut/cemas sedikit demi sedikit akan berkurang. Rangsangan

tersebut diberikan terus, sampai anak tidak merasa takut lagi.

Cara ini terdiri atas tiga tahap, yaitu :

•Pertama: latih pasien agar merasa santai/relaks

•Kedua: susun secara berurutan hal-hal yang membuat pasien cemas/ takut yaitu dari hal

yang paling menakutkan sampai ke hal-hal yang tidak begitu menakutkan.

•Ketiga: memberi rangsangan dari hal yang tidak begitu menakutkan sampai anak tidak

merasa takut lagi dan rangsangan ini ditingkatkan menurut urutan yang telah disusun tersebut

di atas.

Page 5: LAPORAN observasi echy

C. MODELLING

Anak mempunyai sifat keingin tahuan, menirukan hal-hal yang baru dan yang

menarik perhatiannya. Sifat-sifat ini dapat dimanfaatkan dalam merawat gigi anak. Menurut

Bandura (1969) modeling adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Gordon (1974)

mengatakan bahwa modeling adalah proses belajar dengan memperhatikan model. Sedangkan

Eichenbaum (1977) berpendapat bahwa modeling merupakan suatu teknik yang memakai

kemampuan anak untuk meniru model yang sudah berpengalaman. Cara modeling dilakukan

dalam mengatasi dan merubah tingkah laku anak yang tidak koperatif. Seorang dokter gigi

juga dapat bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh anak dengan syarat harus bersikap

tenang, santai dan mantap. Jika dokter gigi tidak tenang, cemas dan ragu-ragu, akan

menambah rasa takut dan cemas seorang anak.

D. HAND OVER MOUTH (HOME)

Teknik hand-over-mouthbiasanya dianggap sebagai cara yang ekstrem dalam

menangani anak yang tidak koperatif, misalnya anak yang menangis histeris. Anak seperti ini

biasanya tidak takut, tetapi mereka tidak mau bekerja sama dan mencari jalan untuk

menghindar. Tingkah laku biasanya segera terlihat pada kunjungan pertama dan dipertegas

oleh cara penolakan terhadap pemeriksaan.

Teknik ini dilakukan dengan cara menahan anak yang melawan dengan pelan

tetapi kuat pada kursi perawatan gigi, meletakkan tangan di atas mulutnya untuk menahan

perlawanannya dan berbicara dengan perlahan tetapi jelas ke dalam telinganya. Selanjutnya

pada anak dikatakan bahwa tangan akan diangkat bila ia berhenti menangis. Bila ia

menanggapi dengan baik, tangan segera diangkat dari mulutnya dan ia diberi pujian atas

sikap baiknya. Teknik ini bukan untuk menakuti anak, tetapi untuk mendiamkannya dan

Page 6: LAPORAN observasi echy

mendapatkan perhatiannya, agar ia dapat mendengar apa yang dikatakan dokter gigi dan

menerima perawatan gigi yang diperlukannya.

E. HIPNOTIS

Hipnotis diartikan oleh Hartland (1971) sebagai “suatu teknik yang dapat

mempengaruhi pikiran orang lain sehingga anjuran-anjuran yang diberikan akan diterima

pasien dengan baik”.

Hipnotis paling sering digunakan dalam kedokteran gigi sebagai suatu metode untuk

membantu pasien yang takut dan cemas supaya relaks, sehingga akan dapat menerima

prosedur perawatan yang sebelumnya ditolak. Indikasi lain untuk hipnotis membantu pasien

yang mual sewaktu sesuatu benda masuk ke dalam rongga mulutnya, mendorong anak untuk

memakai peralatan ortodonti dan memperkenalkan anak pada sedasi inhalasi atau anestesia

umum.

F. PERANAN ORANG TUA

Orangtua berperan dalam memberikan informasi pada dokter gigi serta memberi

dorongan pada anak agar dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan dokter gigi. Sehingga

karena itu, komunikasi dan kerjasama berjalan dengan lancar.

Peranan seorang ibu dalam kesehatan gigi anak-anaknya adalah sebagai motivator,

edukator dan fasilitator. Motivator adalah orang yang memberikan motivasi atau mendorong

seseorang untuk bertindak. Secara klinis, motivasi diperlukan untuk mendapatkan kekuatan pada

pasien yang mendapat perawatan. Motivasi didasari atas suatu kebutuhan, tujuan dan tingkah laku

yang khas. Sebagai edukator, seorang ibu wajib memberikan pendidikan kesehatan kepada

keluarganya dalam menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang

diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai fasilitator, seorang ibu dapat

dijadikan panutan bagi anak-anaknya dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang

kesehatan yang dihadapi sehari-hari.

Page 7: LAPORAN observasi echy

Dari keterangan tersebut,terdapat macam-macam tingkah laku dan penanganannya.oleh

karena itu,pada skill lab LBM 1 blok 16 ini diadakan observasi di RSGM untuk melihat kasus

secara lansung tentang bagaimana management perawatan pada pasien anak-anak.

III. PEMBAHASAN

Pada materi management dental child ini dilakukan observasi terhadap

penanganan pasien anak oleh operator (dokter gigi muda) di RSIGM Sultan

Agung Semarang. Observasi dilakukan pada hari Jumat, 25 Oktober 2013 pukul

10.00.

Hasil data yang diperoleh dari observasi dari sudut pandang pasien adalah:

Pasien datang bersama neneknya,yang juga mau melakukan

perawatan.

Anak datang dengan enjoy sambil digandeng operator.

Pasien naik ke atas kursi gigi.

Pasien tidak merasa terganggu dengan keberadaan 2 asisten

operator disekitarnya.

Operator, memberitahu ke anak bahwa akan memeriksa giginya.

Pasien tersebut adalah pasien yang akan menerima perawatan

penambalan gigi.

Pasien terlihat sangat antusias ketika giginya akan ditambal oleh

operator.

Pasien juga mematuhi apapun yang diperintahkan oleh

operator,contohnya: berkumur,membuka mulut,menyikat gigi

Sambil operator menyiapkan alat dan bahan, pasien main game.

Page 8: LAPORAN observasi echy

Setelah alat dan bahan sudah siap, operator melakukan

pemeriksaan IO dan pengisian rekam medis oleh operator.

Operator melakukan pemeriksaan gigi yang akan dirawat dengan

CE.

Operator menentukan kelas V negative karies gigi 1.1. Anak sanagt

kooperatif dan banyak tingkah saat melakukan perawatan.

Hasil data yang diperoleh dari observasi dari sudut pandang pasien adalah:

Operator menyambut pasien dengan ramah dan senyum.

Operator terlihat tenang dan sabar pada saat menghadapi pasien.

Operator mempersiapkan semua alat dan bahan untuk melakukan

perawatan, sembari mengawasi apa yang dilakukan oleh pasien

yang sambil bermain game diatas kursi giginya.

Operator menjelaskan dan menerangkan dengan rinci perawatan

yang akan dilakukan oleh operator.

Operator terlihat sabar dan membuat pasien untuk senyaman

mungkin.

Operator selalu menjelaskan apapun yang akan dilakukannya

Saat perawatan pasien merasa capek karena membuka mulut yang

relalu lama, dan saat di bur pasien tidak ingin pakai airnya.

IV. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan observasi yang telah dilakukan dapat disimpulakan

bahwa pasien tersebut adalah termasuk pasien kooperatif dan termasuk easy child

. dimana pasien yang kooperatif tidak memerlukan penanganan khusus dan

menurut Frankl pasien tersebut termasuk sedangkan dalam kategori positif, anak

Page 9: LAPORAN observasi echy

menerima perawatan gigi, tidak menolak petunjuk dokter gigi, bekerjasama dengan

dokter gigi dengan mengikuti dan mematuhi arahan dokter gigi. .

Page 10: LAPORAN observasi echy

LAPORAN SKILL LAB LBM 1 BLOK 16

MANAGEMENT DENTAL CHILD (OBSERVASI)

SGD 2

NAMA : DESY NISRINA ARUM SARI

NIM : 112110188

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

ANGKATAN 2011