laporan observasi lapangan

51
Tugas Psikologi Industri dan Organisasi Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Tamar, M.Psi. Arie Gunawan, S.Psi., M.Psi., Psikolog Dra. Dyah Kusmarini, Psych. Sri Wahyuni, S.Psi., M.Psi., Psikolog OBSERVASI LAPANGAN PADA SUATU INDUSTRI ATAU ORGANISASI PT. SEMEN TONASA (UNIT PENGANTONGAN SEMEN TONASA) Disusun Oleh : FATWAL ISLAMIAH (Q11113025) PSIKOLOGI A PRODI PSIKOLOGI

Upload: fhadla-nisaa

Post on 07-Nov-2015

86 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

Tugas Psikologi Industri dan OrganisasiDosen Pengampu :Dr. Muhammad Tamar, M.Psi.Arie Gunawan, S.Psi., M.Psi., PsikologDra. Dyah Kusmarini, Psych.Sri Wahyuni, S.Psi., M.Psi., PsikologOBSERVASI LAPANGAN PADA SUATU INDUSTRI ATAU ORGANISASI PT. SEMEN TONASA (UNIT PENGANTONGAN SEMEN TONASA)

Disusun Oleh :FATWAL ISLAMIAH(Q11113025)PSIKOLOGI A

PRODI PSIKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN2015

A. Pendahuluan1.1 Latar Belakang Di tengah pesatnya kemajuan dunia industri dan organisasi, begitu banyak industri atau lapangan kerja yang dapat menampung individu untuk bekerja, industri tersebut seperti perusahaan, ritel, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain. Dalam industri tersebut, individu akan bekerja sama dengan individu lainnya atau dapat disebut dengan berorganisasi. Untuk dapat meneliti perilaku karyawan tersebut, terdapat salah satu cabang ilmu psikologi yaitu psikologi industri dan organisasi yang menelaah mengenai perilaku, proses berpikir dan permasalahan-permasalahan yang muncul berkaitan dengan sumber daya manusia. Penggunaan Psikologi Industri dan Organisasi harus ditujukan untuk kepentingan dan kemanfaatan pihak-pihak yang terlibat baik perusahaan maupun karyawannya. Psikologi Industri dan Organisasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisas harus ditujukan untuk kepentingan dan kemanfaatan manusia dan organisasinya.Psikologi industri dan organisasi mencakup masalah pengambilan keputusan kelompok, semangat kerja karyawan, motivasi kerja, produktivitas, sistem pemberian upah, stres kerja, seleksi pegawai, strategi pemasaran, rancangan alat kerja, dan berbagai masalah lainnya. Beberapa masalah tersebut merupakan masalah yang selalu muncul dalam suatu industri dan organisasi. Oleh karena itu, peran psikologi industri dan organisasi begitu penting untuk dapat memperbaiki masalah-masalah tersebut. Menurut John Miner peran psikologi industri dalam perusahaan adalah terlibat dalam proses input, berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas, berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan, terlibat dalam proses output.Secara umum berbagai teori, metode dan pendekatan Psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang dalam perusahaan. Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager HRD menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri dan Organisasi memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan manajemen SDM (rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan), motivasi kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting PIO pada disain struktur organisasi dan desain pekerjaan.Peran Psikologi Industri dan Organisasi dewasa ini, banyak dibutuhkan oleh perusahaan dalam kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas suatu industri dan organisasi. Dimana, setiap organisasi pada dasarnya berusaha untuk memberikan prestasi terbaik dalam proses berjalannya kegiatan yang ada di lingkungan organisasi tersebut. Beberapa strategi diupayakan dalam membangun suatu organisasi beserta senat karyawan yang berhimpun di dalamnya, agar organisasi yang dijalankan dapat mencapai target serta sesuai dengan hakikat dari pembentukan organisasi tersebut. 1.2 TujuanTujuan kegiatan yaitu untuk mengetahui gambaran umum suatu indutri atau organisasi dalam rangka tugas akhir mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi.1.3 Manfaat KegiatanManfaat kegiatan yaitu untuk mengetahui gambaran umum suatu organisasi, mencakup profil industri atau organisasi, struktur organisasi, perekrutan karyawan, jenis pelatihan dan pengembangan, kinerja karyawan, kondisi kerja, kepemimpinan, motivasi kerja, kepuasan kerja, stres dan keselamatan kerja.

B. Laporan Kegiatan2.1 Tempat Kegiatan: Jalan Kaptain Pahlawan Laut, Pelabuhan Khusus Biringkassi PT Semen Tonasa.2.2 Bentuk-bentuk Kegiatan : Wawancara, Observasi dan dokumen yang relevan.2.3 Tempat Observasi: UPS (Unit Pegantongan Semen) Biringkassi Pangkep. 2.4 Tanggal dan Waktu Observasi : 23 Mei 2015. Pada pukul 16.00 WITA - 17.35 WITA.2.5 Penanggung Jawab : H. Abd. Muin selaku Coordination of Packer2.6 Kronologi Pengambilan Data : Pukul 10.00 Wita, saya menuju ke kantor pusat untuk membawa surat izin observasi. Kemudian, setelah saya mendapatkan izin dan diminta untuk terjun langsung ke pabrik pada hari ini juga, saya memutuskan untuk mengunjungi Unit Penganongan Semen (UPS). Pada pukul 16.00 Wita, saya mulai melakukan Observasi di seluruh lokasi pabrik pengantongan semen tonasa dan lingkungan di sekitar pabrik. Sedangkan wawancara sendiri saya dilakukan di lokasi pabrik pengantongan semen tonasa baik kepada pimpinan di sana maupun kepada para karyawan.

C. Hasil Pengamatan1. Profil Perusahaan

PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V. Perseroan berdasarkan anggaran dasar merupakan produsen semen di Indonesia yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan mancanegara sejak tahun 1968.Proses produksi perseroan bermula dari kegiatan penambangan tanah liat dan batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan semen zak di unit pengantongan semen. Proses produksi perseroan secara terus menerus dipantau oleh satuan Quality Control guna menjamin kualitas produksi. Lokasi pabrik perseroan yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk mengisi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun. Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen Portland (OPC), Semen Non OPC yaitu Tipe Komposit (PCC) tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Didukung dengan merk produk yang solid di Kawasan Timur Indonesia, perseroan berusaha secara terus menerus mempertahankan brand image produk dengan menjaga kestabilan pasokan produk di pasar semen, selain itu dukungan sistem distribusi yang optimal juga merupakan unsur kesuksesanpenjualan semen perseroan. Disamping itu, penjualan ekspor juga dilakukan perseroan jika terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar dalam negeri. Sejak 15 September 1995 perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (sebelumnya PT Semen Gresik (Persero) Tbk.) menjadi sebuah holding company. Lebih dari satu dekade perseroan berbenah dan berupaya keras meningkatkan nilai perseroan di mata pemegang saham dan stakeholder. Berbagai terobosan strategi dan program kerja dalam meningkatkan kinerja perseroan secara terintegrasi terus dipacu untuk mewujudkan visi perseroan menjadi produsen semen yang terefisien dan mempunyai keunggulan yang kompetitif diantara para produsen semen lainnya. Di mulai tahun 2009 sampai saat ini, perseroan melaksanakan pembangunan Pabrik Tonasa V yang nantinya diharapkan beroperasi dengan kapasitas 2.500.000 ton pertahun dengan dukungan pembangkit listrik 2x35MW dengan pembiayaan proyek tersebut bersumber dari dana sendiri perseroan dan kredit pembiayaan sindikasi perbankan nasional. Pembangkit listrik tersebut di targetkan akan beroperasi normal di tahun 2013.

Sasaran Dan Strategi PerusahaanSasaran utama perseroan adalah meningkatkan nilai perusahaan kepada shareholders dan stakeholder dengan strategi yang berfokus pada kegiatan bisnis utama, yaitu menambang, memproduksi dan memasarkan produksinya untuk menjamin sustainability perseroan dalam jangka panjang. Perseroan juga berkomitmen untuk mempertahankan kekuatan finansialnya dengan manajemen likuiditas yang sehat untuk memenuhi pembiayaan investasi dan pembayaran kewajiban perusahaan serta pertumbuhan arus kas perseroan secara berkelanjutan. Selain itu perseroan terus melakukan inovasi kerja dalam operasional perusahaan, inovasi kerja dipacu utamanya atas kegiatan kegiatan inti produksi yang dapat menjamin sustainabilitas kinerja perseroan.Sustainabilitas perseroan merupakan pendekatan terpadu terhadap kinerja perusahaan di bidang lingkungan, sosial dan ekonomi, dimana ketiga bidang tersebut saling terkait satu sama lain.

Indikator KinerjaPerseroan menggunakan volume produksi, penjualan, laba komprehensif, ebitda serta rasio keuangan sebagai indikator kunci kinerja. Perseroan dianggap berkinerja bagus jika berhasil melampaui target produksi dan penjualan maupun laba komprehensif serta ebitda. Selain itu perseroan berkewajiban mempertahankan covenant ratio atas DSR dan DSCR yang telah ditetapkan dalam perjanjian kredit pembiayaan Pabrik Tonasa V yang pembiayaannya memperoleh sumber dana pinjaman dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan sindikasi banknya. Sedangkan untuk proyek pengembangan baru, IRR minimum merupakan target pengembalian yang diharapkan perusahaan.

Sumber Pendapatan PerseroanSumber pendapatan perseroan yang besar berasal dari hasil penjualan semen dalam negeri, khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi saat ini, konsumsi semen nasional yang tinggi telah memberikan keuntungan harga yang kompetitif bagi produsen semen nasional. Oleh karena itu, pasar semen dalam negeri tetap merupakan pasar utama yang potensial untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Mengingat tantangan yang semakin meningkat ke depan, perseroan tidaklah terlena menikmati kondisi tersebut. Dengan penuh kesadaran, manajemen senantiasa melakukan berbagai strategi alternatif terbaik yang dapat meningkatkan performa perseroan dengan efisiensi operasional yang optimal dan strategi keuangan perseroan yang kuat.

Konsumen dan PasarPerseroan berupaya meningkatkan loyalitas pelanggan di daerah pasar pemasaran dengan berbagai langkah. Menjalin kerjasama yang baik dengan para distributor sebagai mediator bisnis serta turut serta dalam pembangunan berbagai proyek infrastruktur merupakan upaya yang dilakukan oleh perseroan untuk terus mengembangkan pangsa pasar.

Perusahaan Afiliasi PerseroanLebih dari dua dekade, perseroan dalam menjalankan bisnisnya didukung oleh perusahaan afiliasi yang berlokasi di sekitar perusahaan dengan bidang bisnis yang saling berhubungan dengan bisnis utama perseroan. Dukungan bisnis tersebut dibidang transportasi darat dan laut, tenaga kerja bongkar muat angkutan semen, pengelola pensiun karyawan perusahaan serta bidang konstruksi beton dan jasa bengkel. Berikut disajikan informasi singkat tentang perusahaan afiliasi tersebut. PT Prima Karya Manunggal merupakan perusahaan yang variatif dalam mengembangkan bidang usahanya. Selain sebagai penyedia jasa konstruksi dan pengangkutan darat untuk semen PT Prima Karya Manunggal juga sebagai distributor produk perseroan. Untuk kegiatan pengangkutan darat bahan mentah dan barang jadi, perseroan mendapat dukungan dari PT EMKL Topabiring sejak Juli 1989. Sedangkan kegiatan strategis perusahaan dalam rangka pengangkutan semen curah melalui laut, PT Pelayaran Tonasa Lines telah setia mendistribusikan produk perseroan ke unit pengantongan yang tersebar di berbagai lokasi sejak Februari 1989. Dalam rangka kegiatan bongkar muat serta yang terkait, sejak Juli 1989 PT Biringkassi Raya telah bermitra dengan perseroan. Untuk menjamin kelancaran pasokan kantong, angkutan darat serta penyediaan tenaga alih daya, perseroan melakukan kerjasamadengan Koperasi Karyawan Semen Tonasa. Selain yang bersifat komersial, perseroan juga membentuk entitas yang bergerak dalam kegiatan untuk mendukung kesejahteraan seluruh pihak terkait. Pada tahun 1966 telah dibentuk Yayasan Kesejahteraan Semen Tonasa (YKST) yang bergerak dalam bidang pendidikan, olahraga, rekreasi kolektif dan sebagainya. Sedangkan dalam rangka memberikan kesinambungan kesejahteraan bagi para purna bakti, perseroan membentuk Dana Pensiun Semen Tonasa sebagai pengelola jaminan hari tua.

2. Struktur Organisasi secara Umum

Dalam rangka meningkatkan keunggulan daya saing, perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan praktik terbaik Good Corporate Governance (GCG) untuk memaksimalkan nilai perseroan dengan menjamin peningkatan kinerja perseroan dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan kepada pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.Penerapan governance atau tata kelola perseroan berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 01/MBU/2011, diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perseroan yang meliputi Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dalam meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perseroan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.Tata kelola perusahaan merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi serta pelaksanaan RUPS, yang dilakukan sebagai alat pertanggungjawaban masing-masing organ tersebut terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingan perseroan. Pelaksanaan tata kelola yang baik juga membutuhkan pengelolaan manajemen perseroan yang mengatur hubungan antara direksi dengan organ-organ yang ada di bawahnya termasuk karyawan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan.Sejalan dengan program tranformasi korporasi dan inovasi yang terus berkembang, perseroan senantiasa berupaya melengkapi berbagai pranata organisasi dan membangun mekanisme pengelolaan bisnis yang andal. Hal ini diwujudkan melalui penerapan praktik-praktik tata kelola perseroan yang baik pada seluruh tingkat dan jenjang organisasi secara konsisten. Implementasi governance ditujukan untuk memastikan terciptanya menyeluruh bagi seluruh pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan, baik ekonomia keseimbangan bisnis secara maupun sosial, individu dengan kelompok, internal juga eksternal, jangka pendek dan jangka panjang.

3. Kondisi KerjaLingkungan kerja di Unit Pengantongan Semen begitu luas. Dimana, ada beberapa anak perusahaan yang bernaung di bawah perusahaan PT. Semen Tonasa yang juga ikut andil dalam proses berlangsungnya produktivitas penantongan semen di pabrik ini. Lingkungan kerja fisik yang berupa: a. Tempat parkir dengan ukuran yang luas dan aman, sudah sangat baik. Sehingga memberikan kenyamanan bagi karyawan;b. Pencahayaan sudah sangat baik di setiap sudut ruangan dan sekitar mesin-mesin yang berfungsi dalam proses pengantongan semen hingga penyaluran ke kapal-kapal.c. Kebisingan yang bersumber dari mesin-mesin penunjang produktivitas menurut saya sangat menggangu bagi alat pendengaran karyawan. Namun, ketika saya melakukan wawancara kepada para karyawan, sebagaian besar mereka merasa hal tersebut sudah biasa dan tidak mengganggu aktivitasnya.d. Kebersihan dari lingkungan kerja, kurang terjaga. Dimana, ada begitu banyak semen yang bertebaran di setiap sudut pabrik pengantongan semen, baik itu dikarenakan semen yang kantongnya pecah maupun semen yang tertumpah saat proses pengantongan. Kemudian, kondisi lama waktu kerja di Unit Pengantongan Semen ini disesuaikan dengan mekanisme Shift per-regu dan ada pula karyawan yang bekerja dengan mekanisme day shift. Bagi karyawan yang bekerja sesuai dengan mekanisme shift memiliki 2 hari untuk Shift I dan Shift II, 2 hari untuk Shift II dan Shift III dan 2 hari masa libur. Sedangkan bagi karyawan dengan mekanisme day shift bekerja pada hari senin hingga jumat, mulai dari pukul 07.00 Wita sampai dengan 19.00 Wita. Lama waktu kerja bagi karyawan dengan mekanisme shift yakni:a. Shift I/II : Jam 07.00 Witasampai dengn 19.00 Wita. b. Shift II/III : Jam 19.00 Wita sampai dengan 07.00 Wita.Kemudian, alat komunikasi yang difasilitaskan oleh perusahaan kepada para karyawan, yang digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain yakni Walky Talky dan telepon. Selain itu, adapula sirene yang digunakan sebagai media pengingat kepada karyawan bahwa jam kerja di mulai atau pergantian jam kerja maupun akhir dari jam kerja.

4. Proses Penerimaan dan Kenaikan Jabatan pada KaryawanProses perekrutan diawali dengan menerima Application Paper dari pelamar, kemudian mengikuti Writing Test (Tes Kemampuan Umum dan Psikotes) yang dipelopori oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penerimaan dan pelatihan bagi karyawan, lalu para calon karyawan yang telah lulus pada tahap tersebut kemudian menjalani sesi Interview. Setelah mengikuti Interview, para pelamar akan menunggu panggilan untuk mengikuti training apabila dinyatakan lulus seleksi, karena keputusan diambil berdasarkan atas hasil rapat bersama dengan Dewan Direksi.setelah dinyatakan lulus, para karyawan mengikuti Training selama kurang lebih 3 bulan dan menjalani masa kontrak selama 20 bulan.Bagi karyawan yang ingin menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi dari sebelumnya, karyawan mengikuti sebuah tes psikotes dan tes kesehatan sebagai standar atau acuan dalam menentukan layak tidaknya karyawan tersebut menduduki jabatan tersebut dan juga didasarkan atas prestasi kerja yang telah diraih selama bekerja.

5. Pelatihan dan Pengembangan untuk karyawanPelatihan dan Pengembangan yang diberikan bagi karyawan di PT. Semen Tonasa beraneka ragam. Diantaranya, AMT (Achievement Motivation training), Out Bound Training, Manajemen Qolbu, pelatihan dan pengembangan pengelolaan pelabuhan, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta pelatihan yang diberikan bagi karyawan yang akan pensiun. Beberapa kegiatan tersebut dilakukan tidak menentu, bergantung kepada perusahaan. Pelatihan dan pengembangan itu juga diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas dari pekerjaan yang di geluti oleh para karyawan demi kelangsungan produktivitas perusahaan.

6. Motivasi KaryawanMotivasi karyawan dalam menggeluti suatu pekerjaan tak terlepas dari keadaan di lingkungan tempat para karyawan bekerja. Unit Pengantongan Semen (UPS) Tonasa sendiri menanamkan prinsip kekeluargaan dalam menjalin hubungan antar karyawan. Hal tersebut tergambarkan dengan setiap regu shift kompak untuk berusaha mencapai target dari perusahaan dan hubungan interaksi yang terjalin di dalam kelompok tersebut jugasangat baik. Selain itu, motivasi karyawan terbentuk dengan adanya fasilitas yang diberikan oleh perusahaan berupa di setiap tahunnya para karyawan diberikan baju dinas, sepatu dinas, sepatu safety, dan mantel. Sedangkan masker dan helm diberikan setiap 3 tahun sekali. Kemudian, ketika target produksi tercapai maka karyawan akan diberikn intensif per-triwulan (apabila dalam 3 bulan target produksi tercapai) sebesar satu bulan gaji dan jasa produksi sebesar 3 kali dari sejumlah gaji yang setiap bulannya diterima oleh karyawan.

7. Gaya kepemimpinan yang diterapkanPada pimpinan yang bekerja di Unit Pengantongan Semen (UPS), pemimpin menuturkan bahwa ia harus menjadi Role Model bagi para karyawannya, dengan memperlihatkan pada karyawan bagaimana cara bekerja yang sesungguhnya, seperti datang tepat waktu dan pulang sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan. Selain itu, ia juga sering melakukan pengecekan atas hasil kerja dari karyawannya dan memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh karyawannya, demi kelangsungan proses produksi yang akan berjalan dengan baik dan mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pimpinannya juga sering menegur karyawan yang tidak menjalankan pekerjaannya di waktu jam kerja dan mengingatkan jika karyawan perlu untuk menjadi produktif agar insentif full dapat diperoleh oleh para kayawan.

8. Sistem penggajian Sistem penggajian di PT. Semen Tonasa disesuaikan dengan Upah Minimum Regional Makassar. Selain itu, ketika target produksi tercapai maka karyawan akan diberikn intensif per-triwulan (apabila dalam 3 bulan target produksi tercapai) sebesar satu bulan gaji dan jasa produksi sebesar 3 kali dari sejumlah gaji yang setiap bulannya diterima oleh karyawan. Setiap pegawai juga memiliki tunjangan, seperti tunjangan hari raya.

9. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi di PerusahaanPersoalan-persoalan yang dihadapi oleh perusahaan ialah hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak kondusif akibat debu yang bertebaran dan tumpukan semen yang tumpah maupun pecah yang bertumpuk di beberapa bagian lokasi pabrik. Sehingga, hal tersebut terkadang mengakibatkan beberapa karyawan terserang penyakit. Para petugas kebersihan yang ada juga tidak bekerja dengan baik dalam menjaga lingkungan kerja di pabrik tersebut. Selain itu, masalah yang dihadapi terkait dengan target pencapaian produksi yang tidak tercapai diakibatkan peralatan atau mesin-mesin yang berperan penting dalam proses produksi sering mengalami kerusakan , dimana mesin-mesin yang ada sudah cukup lama digunakan sejak awal dibukanya pabrik pengantongan semen.

D. Analisis1. Kondisi KerjaKondisi kerja erat kaitannya dengan Lingkungan kerja dari para karyawan. Kondisi kerjaini juga akan mempengaruhi produktifitas karyawan dalam bekerja. Lingkungan kerja meliputi: a. Tempat parkir dan ruang kerja dengan ukuran yang luas dan aman. Sehingga memberikan kenyamanan bagi karyawan. b. Pencahayaan sudah sangat baik di setiap sudut ruangan dan sekitar mesin-mesin yang berfungsi dalam proses pengantongan semen hingga penyaluran ke kapal-kapal. Hal ini menguatkan pernyataan Suyatno (1985) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penerangan di tempat bekerja seperti di ruang tamu, kantor dan lain sebagainya agar terang. Penerangan yang cukup baik akan menghindarkan karyawan pada gangguan penglihatan pad saat bekerja.c. Kebisingan yang bersumber dari mesin-mesin penunjang produktivitas menurut saya sangat menggangu bagi alat pendengaran karyawan. Hal ini bersesuaian dengan pernyataan Schultz (1982) bahwa seorang pekerja yang sehari-hari mendengarbunyi pada tingkat 80 desibel ke atas untuk jangka waktu yang lama pasti akan menderita kehilangan pendengaran tertentu. Lebih jauh, dikemukakan bahwa kebisingan dapat mengakibatkan individu menderita kehilangan pendengaran tertentu (Schultz 1982).d. Kebersihan dari lingkungan kerja, kurang terjaga. Dimana, ada begitu banyak semen yang bertebaran di setiap sudut pabrik pengantongan semen, baik itu dikarenakan semen yang kantongnya pecah maupun semen yang tertumpah saat proses pengantongan. Kemudian, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan diperoleh bahwa jam kerja yang diterapkan pada Unit Pengantongan Semen ini yakni empat hari minggu kerja. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, dengan 4 hari kerja perminggu, para karyawan diharapakan akan terjadi peningkatan pada produktivitasnya dan efesiensi pekerja dan penguranga dari jumlah absen tenaga kerja. Selanjutnya, alat komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain yakni Walky Talky dan telepon. Selain itu, sirene juga digunakan sebagai media pengingat kepada karyawan bahwa jam kerja di mulai atau pergantian jam kerja maupun akhir dari jam kerja. Dimana, hal ini berseuaian dengan pernyataan Chapanis (1976) bahwa pada umumnya alat-alat komunikasi visual yang digunakan oleh karyawan di sesuaikan dengan jenisinformasi yang diterima, lokasi dan lingkungan kerja dari tenaga kerja dan sifat dari alat indera itu sendiri.

2. Sistem PenggajianBerdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh bahwa sistem penggajian di PT. Semen Tonasa disesuaikan dengan Upah Minimum Regional Makassar. Kemudian, ketika target produksi tercapai maka karyawan akan diberikan intensif per-triwulan (apabila dalam 3 bulan target produksi tercapai) sebesar satu bulan gaji dan jasa produksi sebesar 3 kali dari sejumlah gaji yang setiap bulannya diterima oleh karyawan. Setiap pegawai juga memiliki tunjangan, seperti tunjangan hari raya. Berdasarkan hal diatas, dapat dijabarkan bahwa PT. Semen Tonasa memberikan kompensasi langsung (directcompensation) pada karyawannya berupa gaji, upah dan upah insentif. Elemen-elemenpenghasilan yang diterima oleh karyawan-karyawan Briton, meliputi:a. Gaji setiap bulan berdasarkan kemampuan (skill) karyawanb. Tunjangan karyawan yang diberikan c. Insentif atau laba, yang diberikan setiap bulan berdasarkan targetDilihat dari sistem penggajian maka besarnya insentif dalam perusahaan bervariasi. Hal ini dikarenakan perusahaan menggunakan metode job order, yaitu bekerja atau berproduksi berdasarkan pesanan khusus, dimana ukuran dan kapasitas produk dapat disesuaikan dengan kondisi lokasi atau keinginan dari pembeli atau konsumen itu sendiri dengan tetap menggunakan sistem yang standar. Insentif diberikan kepada karyawan apabila karyawan mencapai target tercapai yang digunakan sesuai batas waktu yang ditetapkan. Kegagalan target produksi dan keterlambatan waktu akan mempengaruhi pemberian insentif pada karyawan. Berdasarkan sistem penggajian pada Briton, maka pemberian insentif diberikan kepada karyawan produksi (Blue Collars Workers)dimana untuk karyawan produksi pengupahan atau penggajian biasanya yang digunakan adalah berdasarkan atas piece rate atau unit yang dihasilkan dan time 20 bonuses atau premi yang dibayarkan berdasarkan waktu penyelesaian unit barang (Ranupandojo dan Husnan 1994).

3. Proses Penerimaan KaryawanProses perekrutan diawali dengan menerima Application Paper dari pelamar, kemudian mengikuti Writing Test (Tes Kemampuan Umum dan Psikotes) yang dipelopori oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penerimaan dan pelatihan bagi karyawan, lalu para calon karyawan yang telah lulus pada tahap tersebut kemudian menjalani sesi Interview. Setelah mengikuti Interview, para pelamar akan menunggu panggilan untuk mengikuti training apabila dinyatakan lulus seleksi, karena keputusan diambil berdasarkan atas hasil rapat bersama dengan Dewan Direksi.setelah dinyatakan lulus, para karyawan mengikuti Training selama kurang lebih 3 bulan dan menjalani masa kontrak selama 20 bulan.Berdasarkan hal diatas, dapat dijabarkan bahwa PT. Semen Tonasa telah memenuhi alur dari perekrutan karyawan dan diberikannya suatu training guna memberikan bekal keterampilan dalam menjalankan tugasnya nantinya. Dimana, hal tersebut bersesuaian dengan teori yang menyatakan bahwa di dalam penerimaan pegawai atau karyawan baru yang akan bekerja di dalam sebuah perusahaan atau organisasi dilakukan sebuah seleksi yang dimana dalam seleksi tersebut terdapat langkah-langkah maupun proses yang harus dilalui pelamar untuk kemudian diterima dalam perusahaan atau organisasi. Bisen & Priya (2010) menjelaskan bahwa terdapat sepuluh proses yang harus di lalui oleh pemohon. 1. Invite application : hal ini merupakan tahap pertama dalam proses seleksi. Untuk proses seleksi yang baik dibutuhkan pemohon dalam jumlah yang besar. Pada saat menerima pemohon, office manager atau resepsionis menjamu para kandidat sehingga membuat citra yang baik dalam pemikiran pemohon mengenai perusahaan atau organisasi. 2. Screening of application : apapun aplikasi yang diterima oleh organisasi di tahap ini akan dilakukan screening dengan beberapa kriteria seperti pendidikan, pengalaman, usia dan informasi lain terkait dengan pekerjaan tertentu. Dalam tahap ini juga, penolakan terhadap pemohon yang tidak diinginkan telah dimulai. 3. Preliminary interview : dalam tahap ini perspektif awal yang diberikan adalah informasi mengenai sifat dari pekerjaan yang diambil oleh pemohon dan mendapat informasi dari pemohon seperti pendidikan, skill, penuntutan gaji, alasan meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan lain-lain. 4. Application blank : metodi ini merupakan metode yang paling mudah dimana sebuah perusahaan mendapatkan informasi maksimal atas berbagai macam aspek mulai dari pendidikan, social, demografi, pengalaman kerja dari pemohon. Dalam application blank ini terdapat beberapa jenis informasi yang bisa di dapatkan seperti, personal data, physical data, educational data, employment data, extra curricular activities dan reference5. Psychological test : tahap ini merupakan tahap yang penting karena dari sini test utama dan critical test dari kandidat dimulai. Standar dari tes ini memiliki tujuan untuk mengukur tingkah laku, sikap dan juga performa dari kandidat. Adapun beberapa pembagian dari test ini yakni attitude test, intelligence test, personality test, achievement test dan simulation test. 6. Interview : ketika kandidat telah melalui test psikologi selanjutnya mereka akan menghadapi interview. Interview ini adalah interaksi face to face antara kandidat dan orang yang mewawancarai. Orang yang mewawancarai mengecek apakah kandidat tersebut sesuai dengan pekerjaan yang ada kemudian kandidat juga mendapatkan informasi yang maksimal mengenai profile pekerjaan mereka, gaji dan lain-lain. 7. Reference checking : kegunaan dari reference adalah umum dalam kebanyakan prosedur seleksi. Hal ini dapat membantu untuk mengetahui karakter dari kandidat, kualifikasi yang mereka miliki, pengalaman mereka sesuai atau tidak. 8. Final selection by interviewers : setelah memenuhi langkah-langkah yang sudah disebutkan diatas, sekarang adalah seleksi akhir yang harus dilakukan oleh interviewers9. Medical test/physical examination : pemeriksaan fisik dan juga kesehatan mengungkap apakah calon memiliki kualitas fisik seperti pendengaran akut, penglihatan yang jelas, stamina tinggi, nada suara yang jelas.10. Placement : langkah terakhir dari proses seleksi adalah penempatan jabatan dan juga pekerjaan untuk para kandidat yang telah terpilih. Suatu organisasi setelah melakukan recruitment para kandidat yang telah terpilih akan mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan (training). Bisen & Priaya (2010) menjelaskan mengenai pengertian dari training. Dimana training merupakan sebuah proses belajar yang melibatkan penguasaan pengetahuan, mempertajam skill, konsep, aturan atau pertukaran dari sikap dan perilaku untuk meningkatkan performa dari para pekerja. Bisen & Priya (2010) juga menjelaskan mengenai tujuan dasar dari training yakni:a. Tujuan dari training adalah untuk meningkatkan produktivitasb. Dengan menyediakan program training kepada para pekerja, sebuah organisasi dapat menunjukkan kualitas dari pekerjaanc. Training juga dapat membantu organisasi dimana dapat membantu menciptakan dan mempertahankan kesesuaian lingkungan kerja. d. Training juga dapat memperbaiki keamanan dari para pekerja.e. Training juga dapat membantu pekerja untuk mengurangi resiko kecelakaan.

4. Pelatihan dan Pengembangan untuk karyawanPelatihan dan Pengembangan yang diberikan bagi karyawan di PT. Semen Tonasa beraneka ragam. Diantaranya, AMT (Achievement Motivation training), Out Bound Training, Manajemen Qolbu, pelatihan dan pengembangan pengelolaan pelabuhan, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta pelatihan yang diberikan bagi karyawan yang akan pensiun Beberapa kegiatan tersebut dilakukan tidak menentu, bergantung kepada perusahaan. Pelatihan dan pengembangan itu juga diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas dari pekerjaan yang di geluti oleh para karyawan demi kelangsungan produktivitas perusahaan. Hal ini bersesuaian dengan tujuan diberikannya pelatihan dan pengembangan (Sirkula, 1976) yakni untuk meningkatkan produktivitas , meningkatkan mutu dari karyawan, meningkatkan semangat kerja, menunjang pertumbuhan pribadi dan sebagainya.

5. Motivasi KaryawanMotivasi karyawan dalam menggeluti suatu pekerjaan tak terlepas dari keadaan di lingkungan tempat para karyawan bekerja. Motivasi karyawan dalam menggeluti suatu pekerjaan tak terlepas dari keadaan di lingkungan tempat para karyawan bekerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa Unit Pengantongan Semen (UPS) Tonasa sendiri menanamkan prinsip kekeluargaan dalam menjalin hubungan antar karyawan. Hal tersebut tergambarkan dengan setiap regu shift kompak untuk berusaha mencapai target dari perusahaan dan hubungan interaksi yang terjalin di dalam kelompok tersebut jugasangat baik. Selain itu, motivasi karyawan terbentuk dengan adanya fasilitas yang diberikan oleh perusahaan berupa di setiap tahunnya para karyawan diberikan baju dinas, sepatu dinas, sepatu safety, dan mantel. Sedangkan masker dan helm diberikan setiap 3 tahun sekali. Kemudian, ketika target produksi tercapai maka karyawan akan diberikn intensif per-triwulan (apabila dalam 3 bulan target produksi tercapai) sebesar satu bulan gaji dan jasa produksi sebesar 3 kali dari sejumlah gaji yang setiap bulannya diterima oleh karyawan.Berdasarkan hasil diatas, maka hal tersebut bersesuaian dengan pernyataan Douglas McGregor (Bisen & Priya, 2010) dalam teorinya yang disebut sebagai teori X dan teori Y. Dimana dalam teorinya McGregor meletakkan uang di dalam teori X miliknya dan merasa bahwa uang adalah motivator yang buruk sedangkan pujian dan pengakuan diletakkan dalam teori Y miliknya dan dianggap sebagai motivator yang paling kuat dalam melakukan sebuah pekerjaan. Dengan teori Y McGregor dapat : a. Memotivasi karyawan untuk selalu mencari cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan merekab. Memotivasi karyawan untuk lebih berorientasi kualitasc. Memotivasi karyawan untuk lebih produktifDilihat dari motivasi karyawan atas keinginan para karyawan di Unit Pengantongan Semen (UPS) Tonasa terlihat jelas bahwa motivasi karyawan bersesuaian dengan teori Y dari McGregor diatas. Yang mana, lebih kepada mencari cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan mereka, yang akan mengarahkannya pada kualitas dan produktifitas dari setiap karyawan.

6. Gaya kepemimpinan yang diterapkanPada pimpinan yang bekerja di Unit Pengantongan Semen (UPS), pemimpin menuturkan bahwa ia harus menjadi Role Model bagi para karyawannya, dengan memperlihatkan pada karyawan bagaimana cara bekerja yang sesungguhnya, seperti datang tepat waktu dan pulang sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan. Selain itu, ia juga sering melakukan pengecekan atas hasil kerja dari karyawannya dan memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh karyawannya, demi kelangsungan proses produksi yang akan berjalan dengan baik dan mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pimpinannya juga sering menegur karyawan yang tidak menjalankan pekerjaannya di waktu jam kerja dan mengingatkan jika karyawan perlu untuk menjadi produktif agar insentif full dapat diperoleh oleh para kayawan.Berdasarkan hasil tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan di Unit Pengantongan Semen (UPS) Tonasa ialah behavioral approach yakni Task oriented dimana manajer mengambil langkah untuk memastikan pekerjaan diselesaikan dengan baik, contoh menentukan tugas, menetapkan standar kerja, memonitor hasil kerja, dan lain-lain serta People oriented dimana manajer mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, menghargai perasaan mereka dan menunjukkan rasa percaya pada karyawannya. Hal tersebut juga bersesuaian dengan pernyataan Bisen & Priya (2010) menjelaskan bahwa leadership merupakan proses dimana seseorang dapat mempengaruhi orang lain untuk menyelasaikan tujuan dan mengarahkan organisasi dengan cara yang dapat membuat organisasi tersebut lebih baik lagi kedepannya. Seorang pemimpin membawa proses ini dengan menerapkan atribut kepemimpinan mereka seperti beliefs, nilai-nilai, etik, karakter, pengetahuan dan skill. Sebuah definisi simple dari leadership bahwa kepemimpinan merupakan seni dari memotivasi sebuah kelompok orang-orang untuk bertindak mencapai tujuan bersama. Bisen & Priya (2010) menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal penting yang dimiliki seorang pemimpin :a. Memotivasi para pekerjab. Mengatasi hambatanc. Mempertahankan integritasd. Bertindak sebagai penengahe. Parental approach

7. Stres dan Keselamatan KerjaBerdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh diketahui bahwa para karyawan di Unit Pengantongan Semen (UPS) Tonasa kadang kala mengalami stress kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang tidak kondusif dengan adanya debu yang bertebaran dimana-mana dan tumpukan semen yang tumpah maupun pecah yang bertumpuk di beberapa bagian lokasi pabrik. Selain itu, diakibatkan juga oleh peralatan atau mesin-mesin yang berperan penting dalam proses produksi sering mengalami kerusakan sehingga menghambat proses produksi di pabrik dan perbaikan yang memakan waktu cukup lama. Sehingga, apa yang dialami oleh para pekerja bersesuaian dengan apa yang dinyatakan oleh Evan dan Johnson (Almasitoh, 2011) bahwa stres kerja merupakan suatu faktor yang menentukan naik turunnya kinerja dari karyawan. Dimana, para pekerja mengalami penurunan kinerja setelah adanya ketidakpuasan yang diterima atas timbal balik hasil pencapaiannya dalam bekerja. Faktor yang menyebabkan para pekerja mengalami stres dapat diidentifikasi berdasarkan pernyataan Sheiran & Radmacher (Almasitoh, 2011) bahwa terdapat tiga faktor penyebab muncul stres kerja yaitu faktor lingkungan, faktor organisasi dan faktor individu. Faktor organisasi di dalamnya terdapat beberapa kondisi dari organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja dari para pekerja yang berada di dalamnya, kondisi tersebut diantaranya karakteristik fisik lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang tampak pada PT. Semen Tonasa di Unit Pengantongan Semen (UPS), lingkungan tempat para karyawan bekerja dipenuhi oleh debu dan mereka sudah tidak dapat menahan polusi debu tersebut. Tak hanya stres kerja yang dialami oleh para pekerja. Namun, lingkungan perusahaan tempat mereka bekerja memberikan dampak pada tingkat keselamatan kerja bagi para pekerja. Dimana, saat para pekerja menjalankan kegiatan produksi pengantongan semen, kondisi pabrik tempat para karyawan sudah dipenuhi oleh debu dan tumpukan-tumpukan semen yang tumpah dan semen pecah di setiap sudut ruangan. Beberapa hal tersebut, akan memberikan ancaman pada kesehatan para pekerja. Sehingga, perlu untuk lebih diperhatikan oleh PT. Semen Tonasa. Karena, pada hakikatnya keselamatan kerja merupakan keselamatan yang mencakup peralatan, tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan (Ernawati dalam Kusuma, 2010). Dalam memenuhi keselamatan kerja ini merupakan tugas dari semua orang yang bekerja, tenaga kerja dan masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja juga merupakan suatu proses untuk merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui prosedur yang menjadi landasan dalam bekerja (Rika dalam Kusuma, 2010).

E. Kesimpulan dan Penutupa. Kesimpulan Setiap industri dan organisasi memerlukan seperangkat hal yang berupa pemilihan personil atau karyawan (cara terbaik untuk untuk memilih pelamar dalam suatu pekerjaan), gaya kepemimpinan (proses mempengaruhi para karyawan), motivasi para karyawan, penilaian kinerja atau evaluasi (proses evaluasi efektivitas individu dalam menjalankan pekerjaan), dan pelatihan dan pengembangan (pelatihan para karyawan dalam melakukan pekerjaan yang kompeten) dalam rangka menciptakan lingkungan industry dan organisasi yang lebih produktif. Namun, dibalik semua langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan produktivitas perusahaan, tentunya tak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh para karyawan. Sehingga, setiap perusahaan perlu usaha ekstra dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya dampak dari permasalahan yang dihadapi. b. SaranSebaiknya perusahaan PT. Semen Tonasa lebih memperhatikan keselamatan kerja bagi para karyawannya, terutama bagi para karyawannya yang bekerja di Unit Pengantongan Semen di Biringkassi. Karena, risiko yang diemban para karyawan yang bekerja di sana lebih besar, tidak hanya sebatas debu yang banyak saja, namun juga keadaan mereka yang bekerja di tengah laut. Karena, dibalik penghargaan Ohsas yang diterima sebagai bentuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang telah terjamin, tidak semata hanya menjadi suatu kebanggan yang tidak direalisasikan ke lingkungan perusahaan.c. Kelebihan dan Kekurangan dalam kegiatan yang dilakukan dan dampaknya terhadap penulisan laporan.Kelebihan dalam kegiatan yang dilakukan ialah saya dapat menggali informasi secara langsung yang lumayan lengkap dari para karyawan dengan baik ditengah keadaan mereka yang sibuk menjalankan tugasnya masing-masing. Selain itu, saya juga dapat melihat secara langsung kegiatan yang berlangsung di pabrik pengantongan semen tersebut mulai dari bagaimana semen tersebut dikantongkan hingga semen-semen yang telah dikantongkan disalurkan ke kapal-kapal. Adapun kelemahan dalam kegiatan yang dilakukan ialah waktu observasi yang sangat terbatas dikarenakan faktor eksternal yakni peraturan perusahaan yang menuntut saya untuk tidak berada di sana dengan jangka waktu yang lama. Sehingga, dampaknya terhadap penulisan laporan yakni saya tidak dapat menggambarkan secara lebih detail informasi yang sebenarnya memungkinkan untuk saya kaji lebih menyeluruh dan disertakan dengan bukti-bukti atas dokumen yang relevan yang akan diperlihatkan.

Daftar PustakaAlmasitoh, U. H. (2011). Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan Dukungan Sosial pada Perawat. Jurnal Psikologi Islam. Vol. 8 No. 1, 63-82.Chapanis, A. (1976). Engineering Psychology. Dalam: M.D. Dunnette, ed. Handbook of industrial and organizational Psychology. Chicago: Rand Mc Nally.Kusuma, I. J. (2010). Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan PT. Bitratex Industries Semarang.Semarang: Universitas Diponegoro.Sikula, A.F. (1976). Personnel Administration and Human Resources Management. New York: John Willey & Sons.Schultz, D.P. (1982). Psychology in Industry to Day. New York: Macmilla Publishing Co.Suyatno Sastrowinoto. (1985). Meningkatkan produktivitas dengan ergonomic. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Lampiran

PANDUAN WAWANCARA DAN OBSERVASIa. Panduan WawancaraSubjek 1 (Kepala Coordination of Packer)1. Sudah berapa lama bapak bekerja di perusahaan ini?2. Apa jabatan bapak di Unit Pengantongan Semen ini?3. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala Coordination of Packer?4. Bagaimana kesan atau suka duka bapak selama menjabat sebagai kepala Coordination of Packer?5. Apakah bapak sering mengontrol hasil kerja dari para karyawan?6. Apa saja kendala yang bapak hadapi selama menjabat sebagai kepala Coordination of Packer?7. Bagaimana cara bapak memberikan kepercayaan kepada para karyawan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik?8. Menurut bapak, apakah gaji yang diberikan selama bekerja disini sudah sesuai dengan kinerja yang telah bapak lakukan?9. Apakah bapak sering mengikuti suatu pelatihan dan pengembangan di perusahaan ini? Pelatihan dan pengembangan apa saja yang diberikan?10. Menurut bapak, apakah lingkungan kerja disini kondusif untuk terjadinya produktivitas pengantongan semen?11. Fasilitas-fasilitas apa saja yang diberikan perusahaan demi kelangsungan pekerjaan yang bapak geluti? Apakah fasilitas yang diberikan kepada seluruh karyawan di setarakan?12. Apakah ada target pencapaian produksi yang ditentukan perusahaan? Jika target tersebut tercapai, apakah bapak mendapatkan bonus? Apabiula tidak tercapai, bagaimana respon dan ganjaran yang diterima?13. Bagaimana mekanisme jam kerja bapak di perusahaan ini?14. Apakah seluruh karyawan di sini merupakan karyawan dari PT. Semen Tonasa ataukah ada beberapa diantaranya merupakan karyawan dari perusahaan lain yang bernaung dibawah perusahan PT. Semen Tonasa?15. Bagaimana proses perekrutan karyawan di perusahaan ini? Apa saja syarat-syarat yang perlu dipenuhi oleh calon pelamar?Subjek 2 (Karyawan yang berkerja di ruang kontrol produksi)1. Sudah berapa lama bapak bekerja di perusahaan ini?2. Apa jabatan bapak di perusahaan ini?3. Bagaimana kesan atau suka duka bapak selama menjabat bekerj di perusahaan ini?4. Apa saja kendala yang bapak hadapi selama bekerja di perusahaan ini?5. Menurut bapak, apakah gaji yang diberikan selama bekerja disini sudah sesuai dengan kinerja yang telah bapak lakukan?6. Apakah bapak sering mengikuti suatu pelatihan dan pengembangan di perusahaan ini? Pelatihan dan pengembangan apa saja yang diberikan?7. Menurut bapak, apakah lingkungan kerja disini kondusif untuk terjadinya produktivitas pengantongan semen?8. Fasilitas-fasilitas apa saja yang diberikan perusahaan demi kelangsungan pekerjaan bapak? 9. Bagaimana mekanisme jam kerja bapak di perusahaan ini?

b. Panduan Observasi1. Melihat kondisi fisik dari setiap lokasi pabrik pengantongan Semen Tonasa.2. Melihat kondisi fisik di sekitar pabrik pengantongan Semen Tonasa.3. Melihat proses pengantongan semen.4. Melihat proses pengisian semen di kapal baik berupa sak-sak semen maupun semen curah (semen bubuk).5. Melihat kondisi psikologis para karyawan yang sedang menjalankan tugasnya masing-masing.

Denah Perusahaana. Denah Lokasi Unit Pengantongan Semen TonasaPembangkit Listrik

Silo Penampungan Semen

Dermaga II

Pabrik Kantong Semen

Poros pelabuhan Biringkassi

Poros Makassar Pare-Pare

Penampungan Batu BaraBTG II

BTG I

b. Denah Gedung Operasi Pengantongan Semen TonasaRuang manager dan Ruang Sentral Manager

RFR Operasi Pelabuhan dan Ruang Rapat

PT. Biringkassi Raya

PT. Tonasa Lines

Ruang Administrasi

Ruang Pemasaran

Ruang Tamu

Ruang Shalat

Toilet

Ruang Angkatan Laut Curah

Quality Central

Dokumentasi Suasana Semen yang telah dikantongkanSuasana Pabrik Kantong SemenSuasana Ruang Kontrol Produksi

Suasana Pekerja Mengamati proses Pengantongan Semen

Suasana Jalur Loader penyalur Semen menuju Kapal Suasana Semen yang disusun di atas Kapal

Suasana Kapal Kayu yang Bersandar Menunggu Giliran dalam Pengisian Semen Kantongan

Suasana Kapal yang Bersandar Menunggu Pengisian Semen Curah

Suasana Tangga yang penuh Debu

Suasana Lingkungan Sekitar Pabrik Pengantongan Semen

Dokumen ResmiPabrik Semen Tonasa

Dokumen Resmi yang diberikan berupa sebuah daftar Shift Section Of Biringkassi Port, Orbit (Koran terbitan di setiap bulannya khusus PT. Semen Tonasa) dan Sinergi (Tabloit yang berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh Semen Indonesia Group di setiap bulannya).