laporan mikrobiologi

9
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan gram ini ditemukan pada tahun 1884 oleh seorang dokter kebangsaan Denmark Christian Gram (membuat zat pewarna khusus), pewarna tersebut pada saat itu digunakan untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella pneumonia (Karmana 2008). Proses pewarnaan gram ini memerlukan 4 jenis reagen. Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai dengan jelas. Reagan kedua disebut bahan pengikat karena dapat memperkuat ikatan kompleks antara pewarna dengan komponen dinding bakteri. Reagen ketiga disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat mengikat warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar. Larutan yang biasa dipakai adalah ungu kristal, larutan iodium, alkohol dan safranin (Tracy, 2005). Hal yang perlu diperhatikan adalah pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk :

Upload: stefani

Post on 18-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ggg

TRANSCRIPT

Page 1: laporan mikrobiologi

Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Pewarnaan gram ini ditemukan pada tahun 1884 oleh seorang dokter kebangsaan Denmark Christian Gram (membuat zat pewarna khusus), pewarna tersebut pada saat itu digunakan untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella pneumonia (Karmana 2008).

Proses pewarnaan gram ini memerlukan 4 jenis reagen. Reagen pertama disebut warna

dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai dengan jelas. Reagan kedua disebut

bahan pengikat karena dapat memperkuat ikatan kompleks antara pewarna dengan komponen

dinding bakteri. Reagen ketiga disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci

tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat

mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat

mengikat warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila

warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap

warna dasar. Larutan yang biasa dipakai adalah ungu kristal, larutan iodium, alkohol dan safranin

(Tracy, 2005).

Hal yang perlu diperhatikan adalah pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk :

1.      Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai2.      Melekatkan bakteri pada glass objek3.      Mematikan bakteri

Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri

gram positif dan bakteri gram negative. Bakteri gram positif adalah bakteri yang dapat

mempertahankan zat warna ungu Kristal (Umsl, 2008). Sedangkan kelompok yang lain, bakteri

gram negatif, kehilangan ungu Kristal ketika dicucci dengan alkohol dan waktu diberi pewarna

tandingan dengan warna merah safranin, tampak bewarna merah .Selain itu hal yang bisa

membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negative adalah tebal tipisnya

peptidoglikan yang diiliki oleh suatu bakteri. Biasanya Bakteri gram positif memiliki dinding sel

yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan bakteri gram negatif mempunyai dinding sel

tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.

Page 2: laporan mikrobiologi

Pada percobaan pewarnaan gram dan pemeriksaan mikroskopis ini, kelompok kami pada

perbesaran 400x menemukan dua jenis bakteri yaitu bakteri jenis gram negatif (-) dengan warna

merah dan bakteri jenis gram positif (+) dengan warna ungu. Adapun bentuk bakteri yang terlihat

pada mikroskop kami adalah :

1. Streptobacillus adalah bentukan bakteri berupa batang yang membentuk rantai. Bakteri

ini terlihat dengan warna merah, itu menandakan bakteri bentuk streptobacillus ini

termasuk bakteri gram negative.

2. Streptococcus adalah bentukan bakteri berupa bola yang membentuk rantai. Bakteri ini

terlihat dengan warna ungu, itu menandakan bakteri bentuk streptobacillus ini termasuk

bakteri gram positif.

3. Staphylococcus adalah bentukan bakteri seperti anggur yang berkoloni. Bakteri ini

terlihat dengan ungu, itu menandakan bakteri bentuk streptobacillus ini termasuk bakteri

gram positif.

Kemudian pada perbesaran 1000x kami menemukan spora budding sel. Budding

sel terjadi ketika suatu perkembangan sel induk dipisahkan menjadi sel baru. Setiap sel

dalam organisme dapat kuncup. Budding sel ini biasanya ditemukan pada fungi saat

bereproduksi secara aseksual. Disekitar bentukan spora budding sel juga terdapat bakteri

gram negatif dapat dilihat dari warna merah disekitarnya, namun bentukan bakteri tidak

terlihat jelas. Hal tersebut terjadi karena terlalu banyak bakteri yang diambil saat akan

melakukan percobaan ini.

Page 3: laporan mikrobiologi

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1.         Pewarnaan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan pengecatan

untuk melihat bentuk dan struktur sel bakteri dengan menggunakan jenis pewarna

misalnya kristal violet atau safarin, pewarnaan digunakan untuk membedakan antara

bakteri gram (+) dan gram (-) dengan lebih dari satu zat warna.

2. Bakteri gram positif dan negative bisa dibedakan dari tebal tipisnya dinding sel

(peptidogligan). Bakteri gram positif cenderung memiliki dinding sel yang tebal sedangkan

bakteri gram negative sebaliknya.       

3.  Dalam percobaan ini kami menemukan bentuk bakteri Streptobacillus dengan warna

merah, (bakteri gram negative), Streptococcus dengan warna ungu, (bakteri gram positif)

Staphylococcus dengan warna ungu (bakteri gram positif) dan spora Budding pada fungi.

.

DAFTAR PUSTAKA

Karmana Oman. 2008. Biologi. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama (halaman :

56)

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta

Suriawira,U.1985. Mikrobiologi dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.

Tracy. 2005. Gram Staining. www.tracy.k12.ca.us/thsadvbio/pdfs/gram

%20stain.pdf. Diakses pada tanggal 26 Desember 2014

Umsl. 2008. Staining Bacteria.

www.umsl.edu/~microbes/pdf/stainingbacteria.pdf. Diakses pada tanggal 26

Desember 2014

Page 4: laporan mikrobiologi

UJI KEPEKAAN ANTI MIKROBA

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau

menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa

antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau

tujuan penggunaannya. Contohnya adalah desinfektan, antiseptic, sterilizer, dan

sebagainya Aktivitas senyawa anbakteri atau antimikroba dipengaruhi oleh pH, suhu

stabilitas senyawa tersebut, jumlah bakteri yang ada, lamanya masa inkubasi, dan

aktivitas metabolisme bakteri.

Pada praktikum kali ini kita melakukan Uji kepekaan antimikroba yang

merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat

antimikroba dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antimikroba.

Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji kepekaan bakteri adalah metode

Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme

oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak

ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan

kepekaan bakteri terhadap bahan anti bakteri. Zona hambatan tersebut disebut zona

inhibisi

Pada praktikum ini digunakan 3 bahan antimikroba yaitu Betadine, Amoxilin dan Metronidazol. Dan bahan yang digunakan sebagai control dari percobaan ini adalah Aquadest. Aquadest merupakan air hasil destilasi / penyulingan digunakan sebagai control karena aquadest tidak mempunyai efek antimikroba,dan tidak mengandung mineral. Maka tidak ada zona hambat pada aquadest.Betadine merupakan bahan antimikroba yang termasuk dalam antiseptik. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik).

Betadine / Povidone iodine bisa bersifat bakteriostatis yang artinya bekerja menghambat pertumbuhan bakeri. Mekanisme kerja povidone iodine dimulai setelah kontak langsung dengan jaringan maka elemen iodine akan dilepaskan secara perlahan-lahan dengan aktifitas menghambat metabolisme enzim  bakteri sehingga mengganggu multiplikasi bakteri yang mengakibatkan bakteri menjadi lemah.

Yang kedua adalah Amoxilin dan Metronidazol, kedua obat ini merupakan bahan antimikroba yang tergolong dalam antibiotik. Antibiotik sendiri adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses

Page 5: laporan mikrobiologi

biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua:

1.   Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri.

2.   Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.

Amoxilin merupakan antibiotik bakterisidal yang mekanisme kerjanya menghambat sintesis dinding sel bakteri. Keistimewaan amoxilin adalah bisa bekerja sebagai broad-spectrum (bisa digunakan untuk membunuh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif). Sedangkan Metronidazol adalah antibiotik bakterisidal diaktifkan oleh anaeroba dan berefek menghambat sintesis DNA.Artinya adalah Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi dan replikasi mikroorganisme.

Pada percobaan kepekaan terhadap antimikroba dan pengamatan zona inhibisi

diketahui bahwa yang zona hambat metronidoazol adalah (21mm), amoxilin(19mm) dan

betadine sebesar (8.8m). Bila metronidazol dibandingkan dengan betadine maka zona hambat

yang lebih ampuh adalah metronidazol. Hal ini dikarenakan mekanisme kerja dari kedua

obat ini berbeda, kita tahu bahwa metronidazol adalah antibiotic yang bekerja membunuh

bakteri(bakterisid), sedangkan betadine adalah antiseptic yang bekerja menghambat

metabolism enzim bakteri (bakteriosatatik).

Sedangkan bila metronidazol dibandingkan dengan amoxilin daya hambat yang lebih

ampuh adalah metronidazol. Walaupun metronidazol dan amoxilin tegolong antibiotic tetapi

cara kerja antara kedua obat ini berbeda. Hal ini yang menyebabkan metronidazol lebih

ampuh dalam menghambat pertumbuhan bakteri, karena dia bekerja menghambat DNA, pada

saat proses transkripsi dan translasi.

Praktikum ini dapat disimpulkan bahwa cara kerja masing-masing obat itu berbeda

maka zona inhibisi/hambat tiap antimikroba itu berbeda. Zona inhibisi terbesar/obat yang

paling ampuh dalam menghambat mikroba adalah metronidazol. Sedangkan zona inhibisi

terkecil adalah betadine dengan kontrolnya yaitu aquadest.

Page 6: laporan mikrobiologi

KESIMPULAN

1. Uji kepekaan antimikroba yang merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat

kerentanan bakteri terhadap zat antimikroba dan untuk mengetahui senyawa murni yang

memiliki aktivitas antimikroba

2. Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji kepekaan bakteri adalah metode

Difusi Agar.

3. Zona inhibisi terbesar adalah metronidazol yang termasuk obat antibiotic. Yang

mekanisme kerjanya menghambat sintesis DNA(saat transkripsi dan replikasi

mikroorganisme), dengan kontrolnya yaitu aquadest.

4. Sedangkan zona inhibisi terkecil adalah betadine yang termasuk obat antiseptic. Yang

aktifitas kerjanya menghambat metabolisme enzim  bakteri sehingga mengganggu

multiplikasi bakteri, dengan kontrolnya yaitu aquadest.