laporan larutan elixir indometasin

62
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Larutan Elixir” Disusun oleh: Indah Putri P17335114049 IA Kelompok 6 POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

Upload: indah-pratama

Post on 17-Sep-2015

89 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDASediaan Larutan Elixir

Disusun oleh:

Indah PutriP17335114049IAKelompok 6

POLTEKKES KEMENKES BANDUNGJURUSAN FARMASI2015

SEDIAAN LARUTAN ELIXIR INDOMETASIN 50mg/5ml

I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan formulasi yang tepat pada sediaan larutan elixir dengan bahan aktif Indometasin Mampu membuat sediaan larutan elixir dengan bahan aktif Indometasin Mampu mengevaluasi sediaan larutan elixir dengan bahan aktif Indometasin

II. LATAR BELAKANGPada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin berkembang dengan pesat, salah satunya di bidang Kefarmasian. Hal ini dapat dilihat dari sediaan obat yang bermacam-macam yang dibuat oleh tenaga farmasis, diantaranya yaitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid), dan cair (liquid). Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). Dibuat sediaan larutan karena larutan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya lebih mudah ditelan untuk anak-anak atau orang dewasa yang sulit menelan tablet, mengurangi resiko iritasi pada lambung, dan segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan. Sedangkan penggunaan larutan sediaan yang dibuat yaitu untuk oral. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). Banyak larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai Eliksir. Dapat digunakan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol, untuk mengurangi jumlah etanol yang diperlukan. Untuk dapat dinyatakan sebagai Eliksir, larutan harus mengandung etanol (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).Sediaan yang akan dibuat berupa larutan elixir dengan bahan aktif Indometasin dengan dosis untuk dewasa yaitu 3 x 1 sendok takar @2,5-5 ml. Sedangkan khasiat dari Indometasin yaitu sebagai analgesik (Farmakologi dan Terapi edisi V, 2011). Analgesik (penghilang rasa nyeri) yaitu zat-zat yang mengurangi atau menghindari rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Obat-Obat Penting edisi VI, 2007), Efek samping Indometasin pada saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, pendarahan lambung dan pankreatis analgesik (Farmakologi dan Terapi edisi V, 2011). Indometasin tidak dianjurkan diberikan kepada anak, wanita hamil, pasien dengan gangguan psikiatri dan pasien dengan penyakit lambung analgesik (Farmakologi dan Terapi edisi V, 2011). Bahan aktif praktis tidak larut dalam air, kelarutan di alkohol 1:50 (Martindale 36, 2009), maka dibuat sediaan berupa larutan elixir. Bahan aktif mempunyai rasa yang pahit (Farmakope Indonesia edisi V, 2014) sehingga akan menurukan akseptabilitas terhadap pasien, maka dari itu dalam sediaan ditambahkan pemanis (sweetening agent) yaitu sirupus simplex (HOPE 6th Edition, 2009) untuk menghilangkan rasa pahit pada sediaan dan meningkatkan akseptabilitas terhadap pasien. Bahan aktif praktis tidak stabil atau tidak larut dalam air (Martindale 36, 2009), maka dalam pembuatan digunakan pelarut kosolven yaitu air, etanol, dan propilen glikol agar bahan aktif dapat larut dengan sempurna. Bahan aktif memiliki pH yang tidak stabil berada di bawah 6 (Martindale 36, 2009), maka pH sediaan dibuat di atas 6, yaitu 6,5. Bahan aktif tidak stabil terhadap cahaya (The Pharmaceutical Codex 15th edition, 1994), baik dalam keadaan padat dan dalam larutan air, maka digunakan botol kaca berwarna coklat saat penyimpanan.

III. TINJAUAN PUSTAKA1. Bahan aktif (Indometasin)Zat AktifIndometasin(Farmakope Indonesia edisi V hal 566)

Struktur kimia

(Farmakope Indonesia edisi IV hal 461)

Rumus molekulC19H16ClNO4(Farmakope Indonesia edisi V hal 566)

Titik lebur Melebur pada sekitar 219 C(Martindale 36 hal 1558)

PemerianSerbuk hablur, polimorf; kuning pucat hingga kuning kecoklatan; tidak berbau atau hamper tidak berbau. Peka terhadap cahaya; meleleh pada suhu lebih kurang 1620 (Farmakope Indonesia edisi V hal 566)

KelarutanPraktis tidak larut dalam air, larut 1:50 di alcohol, 1:30 di kloroform, dan 1:40 di eter.(Martindale 36 hal 66)

StabilitasCahaya: Indometasin tidak stabil terhadap cahaya, baik dalam keadaan padat dan dalam larutan air (TPC, 1994, hal 913)Air: Praktis tidak larut dalam air (Martindale 36 hal 66)pH: Indometasin tidak stabil dengan pH di bawah 6 (Martindale 36 hal 66)Panas: Tidak ditemukan di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 - National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed.

Inkompatibilitas Tidak ditemukan di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 - National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed.

Keterangan lainlndometasin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C19H16ClNO4, dihitung tethadap zat yang telah dikeringkan.(Farmakope Indonesia edisi V hal 566)

PenyimpananDalam wadah tidak tembus cahaya.(Farmakope Indonesia edisi V hal 567)

Kadar penggunaanTidak ditemukan di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 - National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed.

2. SukrosaZat Sucrose (HOPE 6th Edition page 703)

SinonimBeet sugar; cane sugar; a-D-glucopyranosyl-b-D-fructofuranoside; refined sugar; saccharose; saccharum; sugar.(HOPE 6th Edition page 703)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 703)

Rumus molekulC12H22O11 (BM = 342,30)(HOPE 6th Edition page 703)

Titik lebur 160186oC (with decomposition)(HOPE 6th Edition page 704)

PemerianHablur putih atau tidak berwarna ; massa hablur atau berbentuk kubus atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus( FI. IV halaman 762)

KelarutanSangat mudah larut dalam air ; lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dam dalam eter.(FI. IV halaman 762)

StabilitasSukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu ruangan dan pada kelembaban yang relatif kecil. Menyerap 1% uap air yang mana dilepaskan pada pemanasan 90oC . Sukrosa mengkaramel pada suhu 160oC. Larutan sukrosa dapat berfermentasi oleh mikroorganisme tapi dapat resisten pada konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi 50-67% (HOPE 6th halaman 704)

Inkompabilitas Sukrosa bisa mengandung logam ringan, yang mana dapat menjadi inkompatibilitas dengan bahan lain. Sukrosa juga dapat mengandung sulfit dari proses penyulingan. Dengan kadar sulfit yang tinggi akan mengakibatkan perubahan warna pada larutan.(HOPE 6th, 2009. Halaman 706)

Keterangan lainSebagai bahan dasar gula, coating agent (penyalut), membantu proses granulasi, suspending agent, pemanis, pengikat, tablet, pengencer, tablet dan kapsul, tablet filler, pengental, theurapeutic agent. Sebagai sweetening agent = 67 %(HOPE 6th Edition page 703)

PenyimpananDalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering(HOPE 6th Edition page 706)

Kadar penggunaanFormulasi sirup oral : 67 %Sweetening agent : 67 %Tablet binder (dry granulation) : 220 %Tablet binder (wet granulation) : 5067 %Tablet coating (syrup) : 5067 %(HOPE 6th halaman 704)

3. Methyl ParabenZat Methyl Paraben (HOPE 6th Edition page 441)

SinonimAseptoform M; CoSept M; E218; Metil asam 4-hidroksibenzoat ester; metagin; Methyl Chemosept; parahydroxybenzoas methylis; methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; Solbrol M; Tegosept M; Uniphen P-23. (HOPE 6th Edition page 441)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 441)

Rumus molekulC8H8O3 (BM = 152,15)( HOPE 6th Edition page 441 )

Titik lebur 125-1280C(HOPE 6th Edition page 442)

PemerianKristal berwarna atau kristal putih. Tidak berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki sedikit rasa(HOPE 6th Edition page 442)

KelarutanEtanol 1 di 2, Etanol (95%) 1 dari 3, Etanol (50%) 1 dari 6, Eter 1 dari 10, Gliserin 1 di 60, Minyak mineral praktis tidak larut, Minyak kacang tanah 1 dari 200, Propilen glikol 1 dari 5, Air 1 di 400, 1 dari 50 di 500C, 1 di 30 di 800C.(HOPE 6th Edition page 443)

StabilitasLarutan Methylparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan pada pH 8 atau di atas 8 terjadi hidrolisis cepat. pH aktivitas antimikroba: 4-8 (HOPE 6th Edition page 443)

Inkompabilitas Aktivitas antimikroba Methylparaben dan paraben lain sangat kurang dengan adanya surfaktan nonionic. Namun propilenglikol (10%) telah terbukti mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben dan mencegah interaksi pada Methylparaben dan polisorbat. Inkompatibel dengan magnesium trisilikat, tragakan, natrium alginate, sorbitol, minyak esensial, dan atropine.(HOPE 6thEdition page 443)

Keterangan lainDigunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi.(HOPE 6th edition page 441)

PenyimpananMethylparaben harus disimpan dalam wadah yang tertutup dalam sejuk dan kering. (HOPE 6th edition page 443)

Kadar penggunaanIM, IV, SC injections= 0.065%0.25% Inhalation solutions= 0.025%0.07%Intradermal injections= 0.10% Nasal solutions= 0.033%Ophthalmic preparations= 0.015%0.2% Larutan oral dan suspensi= 0.015%0.2% Rectal preparations= 0.1%0.18% Topical preparations= 0.02%0.3%Vaginal preparations= 0.1%0.18%(HOPE 6th Edition page 442)

4. Propyl ParabenZat Propyl Paraben (HOPE 6th Edition page 596)

SinonimAseptoform P; CoSept P; E216; Propil asam 4-hidroksibenzoat ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform; propil butex; Propyl Chemosept; propylis parahydroxybenzoas; propil phydroxybenzoate; Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23.(HOPE 6th Edition page 596)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 596)

Rumus molekulC10H12O3 (BM= 180,20)(HOPE 6th Edition page 596)

Titik lebur 96.0099.080C(HOPE 6th Edition page 596)

PemerianKristal putih, tidak berbau, tidak berasa(HOPE 6th Edition page 596)

KelarutanMudah larut di aseton dan eter, larut di Ethanol (95%) 1:1,1, Ethanol (50%) 1:5,6 , Glycerin 1:250, minyak air 1:3330, minyak kacang 1:70, Propylene glycol 1:3,9, Propylene glycol (50%) 1:110, Air 1:4350, pada suhu 1580C 1:2500 dan 1:225 pada suhu 800C (HOPE 6th Edition page 597)

StabilitasLarutan Propylparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. pH aktivitas antimikroba= 4-8(HOPE 6th Edition page 597)

Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan alumunium silikat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning dan biru akan mengurangi pengawet. Propylparaben dapat berubah warna dengan adanya besi dan terjadi hidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat.(HOPE 6thEdition page 597)

Keterangan lainDigunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi.(HOPE 6th edition page 596)

PenyimpananPropylparaben harus disimpan dalam wadah yang tertutup dalam sejuk dan kering. (HOPE 6th edition page 597)

Kadar penggunaanIM, IV, SC injections= 0.005%0.2%Inhalation solutions= 0.015% Intradermal injections= 0.02%0.26% Nasal solutions= 0.017% Ophthalmic preparations 0.005%0.01% Larutan oral dan suspensi= 0.01%0.02% Rectal preparations= 0.02%0.01%Topical preparations= 0.01%0.6%Vaginal preparations= 0.0%20.1%(HOPE 6th Edition page 596)

5. CMC NaZat Karboksimetilselulosa Natrium(Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

SinonimCarboxymethylcellulose Sodium; Carboxymethylcellulosum Na- tricum; Carmellose sodique; Carmellosum natricum; Carmelosa sdica; Cellulose Gum; E466; Karmelioze s natrio druska; Karmel- loosinatrium; Karmellosnatrium; Karmellz-ntrium; Karmelosa sodn sl; Karmeloza sodowa; Natrii Carmellosum; SCMC; Sodi- um Carboxymethylcellulose; Sodium Cellulose Glycollate..(Martindale 36 hal 2412)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 118)

Rumus molekulCMC Na(HOPE 6th Edition page 118)

Titik lebur 2270C(HOPE 6th Edition page 119)

PemerianSerbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik.(Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

KelarutanMudah terdispersi dalam air dan membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain. (Farmakope Indonesia edisi V hal 620)

StabilitasCarboxymethylcellulose Sodium stabil meskipun higroskopis. Pada kelembapan yang tinggi, Carboxymethylcellulose Sodium dapat mengabsorpsi air dalam jumlah besar (>50%). Kelarutan air stabil pada pH 2-10. Pengendapan dapat terjadi pada pH di bawah 2. Dan viskositas larutan dapat menurun dengan cepat pada pH di atas 10. Umumnya, larutan menunjukkan viskositas maksimal dan stabil pada pH 7-9. Carboxymethylcellulose Sodium dapat disterilisasi dalam keadaan kering pada suhu 1600C selama 1 jam. Namun, proses ini menghasilkan penurunan yang signifikan terhadap viskositas dan beberapa sifat penurunan larutan yang dibuat dari bahan yang disterilkan(HOPE 6th Edition page 120)

Inkompabilitas Carboxymethylcellulose Sodium inkompatibel dengan larutan asam kuat, dengan larutan garam besi, dan dengan beberapa logam lainnya, seperti alumunium, merkuri, dan zink. Carboxymethylcellulose Sodium inkompatibel juga dengan xanthan gum.(HOPE 6th Edition page 120)

Keterangan lainCoating agent; bahan penstabil; suspending agent; tablet and capsule disintegrant; pengikat tablet; bahan peningkat kekentalan; bahan penyerap air.(HOPE 6th Edition page 120)

PenyimpananDalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering(HOPE 6th Edition page 120)

Kadar penggunaanEmulsifying agent= 0.25%1.0%Gel-forming agent= 3.0%6.0%Injeksi= 0.05%0.75%Larutan oral= 0.1%1.0%Pengikat tablet= 1.0%6.0%(HOPE 6th Edition page 120)

6. EtanolZat Alkohol (HOPE 6th Edition page 17)

SinonimEthanolum (96%); ethyl alcohol; ethyl hydroxide; grain alcohol; methyl carbinol. (HOPE 6th Edition page 17)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 17)

Rumus molekulC2H6O (BM=46.07) (HOPE 6th Edition page 17)

Titik lebur -1120 C(HOPE 6th Edition page 18)

PemerianCairan bening, tidak berwarna, mudah menguap, bau yang khas, dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah(HOPE 6th Edition page 17)

KelarutanLarut dalam kloroform, eter, gliserin, dan dalam air. (HOPE 6th Edition page 17)

StabilitasLarutan etanol dapat disterilisasi dengan autoklaf atau dengan filtrasi(HOPE 6th Edition page 17)

Inkompabilitas Dalam keadaan asam, larutan etanol dapat bereaksi dengan bahan oksidasi. Campuran dengan alkali dapat berubah menjadi hitam karena reaksi dari aldehid. Larutan etanol juga inkompatibel dengan wadah alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat. (HOPE 6th Edition page 17)

Keterangan lainAlkohol digunakan sebagai antimikroba, pelarut, desinfektan. Digunakan dalam formulasi farmasi dan dalam kosmetik.(HOPE 6th Edition page 17)

PenyimpananDalam wadah kedap udara dan di tempat sejuk.(HOPE 6th Edition page 17)

Kadar penggunaanPengawet antimikroba= >=10% Desinfektan= 6090%Extracting solvent in galenical manufacture= sampai 85% Solvent in film coating= Variable Pelarut di larutan injeksi= Variable Pelarut di larutan oral= Variable Pelarut di produk topikal= 6090%(HOPE 6th Edition page 17)

7. Propilen GlikolZat Propylene Glycol ( HOPE 6th Edition Page 592 )

Sinonim1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethyleneglycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;propylenglycolum.(HOPE 6th Edition page 592)

Struktur

( HOPE 6th Edition Page 592 )

Rumus molekulC3H8O2 (BM= 76.09)(HOPE 6th Edition page 592)

Titik lebur -590C( HOPE 6th Edition Page 592 )

PemerianCairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, rasa sedikit pedas menyerupai glycerin.( HOPE 6th Edition Page 592 )

KelarutanDapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%),gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter; tidak larutdengan minyak minyak atau mineral tetap ringan, tetapi akan larut beberapaminyak esensial.( HOPE 6th Edition Page 592 )

StabilitasPada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam tertutup kontainer, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, ia cenderung untuk mengoksidasi,sehingga menimbulkan produk seperti propionaldehida, asam laktat, piruvatasam, dan asam asetat. Propylene glycol stabil secara kimiawi saatdicampur dengan etanol (95%), gliserin, atau air; larutan airdapat disterilkan dengan autoklaf.(HOPE 6th halaman 593)

Inkompabilitas Propylene glycol tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi sepertikalium permanganat.(HOPE 6th halaman 593)

Keterangan lainPropylene glycol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan,dan pengawet. Propylene glycol umumnya digunakan sebagai plasticizer dalam air. Propylene glycol juga digunakan dalam kosmetik dan makananindustri sebagai pembawa untuk emulsifier, sebagai kendaraan untuk rasa dipreferensi untuk etanol, pengawet antimikroba; desinfektan; humektan; plasticizer;pelarut; penstabil agen; air-larut cosolvent.(HOPE 6th halaman 592)

PenyimpananPropylene glycol bersifat higroskopis dan harus disimpan di wadah tertutup baik, lindungi dari cahaya, dalam keadaan dingin, dan tempat kering. (HOPE 6th halaman 593)

Kadar penggunaanHumektan topikal 15%Solusi pengawet, semisolids 15-30%Solvent atau cosolvent solusi Aerosol 10-30%Larutan oral 10-25%Parenteral 10-60%Topikal 5-80%(HOPE 6th halaman 592)

8. AquadestZat Water (HOPE 6th Edition page 766 )

SinonimAqua; aqua purificata; hydrogen oxide.(HOPE 6th Edition page 766 )

Struktur(HOPE 6th Edition page 766 )

Rumus molekulH2O(HOPE 6th Edition page 766 )

Titik lebur 0oC(HOPE 6th Edition page 766 )

PemerianAir adalah cairan bening, berwarna tidak berbau, tidak berasa.(HOPE 6th Edition page 766 )

KelarutanLarut dengan sebagian besar pelarut polar(HOPE 6th Edition page 766 )

StabilitasSecara kimia air stabil di semua bentuk fisikanya yaitu (uap, air, cairan)(HOPE 6th Edition page 766 )

Inkompabilitas Dalam formula farmasi, air dapat bereaksi dengan obat obatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis pada saat suhu ditinggikan. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan alkali tanah dengan oksidasinya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam tidak hidrat menjadi garam hidrat dengan berbagai komposisi dan bahan organic dan kalsium karbida.(HOPE 6th halaman 768)

Keterangan lainAir sebagai bahan mentah, bahan dan pelarut pada suatu proses, formula dan pembuatan dari produk kefarmasian, bahan aktif farmasi, perantara analisis bahan reaksi.(HOPE 6th Edition page 766 )

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat.(HOPE 6th Edition page 768 )

Kadar penggunaanNilai khusus air yang digunakan untuk aplikasi tertentu dalam konsentrasi hingga 100%(HOPE 6th Edition page 766 )

IV. TINJAUAN PUSTAKA ELIXIRLarutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Banyak larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai Eliksir. Dapat digunakan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol, untuk mengurangi jumlah etanol yang diperlukan. Untuk dapat dinyatakan sebagai Eliksir, larutan harus mengandung etanol (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).

V. PENDEKATAN FORMULANo.Nama BahanJumlahKegunaan

1Indometasin1% b/vZat aktif

2Sirupus simplex25% b/vPemanis dan pengental(HOPE 6th Edition page 703)

3Methyl paraben0,015%b/vPengawet(HOPE 6th edition page 441)

4Propyl paraben0,01%b/vPengawet(HOPE 6th edition page 596)

5CMC Na0,5% b/vPengental(HOPE 6th Edition page 120)

6Etanol10% v/vPelarut(HOPE 6th Edition page 17)

7Propilen Glikol24% b/vKosolven(HOPE 6th halaman 592)

8Garam phospat0,007%b/vDapar(Farmakope Indonesia edisi V hal 1727)

9Pasta Jeruk1 tetesPewarna

10Oleum aurantii1 tetesOdoris/pewangi(Martindale 36 hal 2357)

11AquadestAd 100% v/vPelarut(HOPE 6th Edition page 766 )

Spesifikasi 1. Bentuk sediaan: Sirup larutan elixir dengan bahan aktif Indometasin2. Warna: Orange3. Rasa: Manis dengan bau jeruk4. pH: 6,55. Kadar: 1 %6. Volume: 60 ml/ botol7. Viskositas: 0,89 mPa s (0,89 cP) pada suhu 25oC (mengikuti viskositas air) (HOPE 6th Edition page 766)

Perhitungan ADI Propilen Glikol ADI= 25 mg/kgBB (HOPE 6th Edition page 592)Rata-rata BB dewasa= 70 kg25 mg/kgBB x 70 kg= 1750 mg= 1,75 gPropilen glikol yang digunakan untuk sediaan 280ml= 76,8%Propilen glikol untuk 60ml (per botol) = x= x= 46,08 g Propilen glikol yang digunakan per botol (60ml)Dosis sehari= 7,5 mlPropilen glikol yang digunakan tiap 7,5 ml = x= x= 5,76 gdalam 7,5ml mengandung 5,76 g propilen glikolADI= = x= x= 0,08g= 80mgJadi, penggunaan propilen glikol melampaui kadar ADI

VI. PENIMBANGANDibuat sediaan 4 botol (@60 ml)= 240 mlTiap botol dilebihkan 2%= 60 ml + (2% x 60 ml)= 61,2 mlTotal 4 botol= 4 x 61,2 ml = 244,8mlTotal 4 botol dilebihkan 10%= 244,8 ml + ( 10% x 244,8 ml )= 269,28ml 280 ml

Perhitungan KD IndometasinKD air= 78,5Vol. air= ad 100%KD etanol= 25,7Vol. etanol= 10%KD propilen glikol= 32,0Vol. propilen glikol= xKD indometasin= 37,5KD indometasin = KD sistemKD indometasin= 37,5 = 3750 = 7065 78,5x + 257 + 32x3750 = 7322 46,5xx = x= 76,8 %

Perhitungan DaparpH sediaan= 6,5- Massa garam= M x BMpKa phospat= 7,21 (= 0,00048 M x 142 pH= pKa + log = 0,068 g6,5 = 7,21 + log - Konversi untuk optimasi 61 mllog = -0,71Massa asam= x 0,246 g = 0,015 g = 0,19Kadar= x 100% = 0,024%[garam]= 0,19 [asam]Massa garam= x 0,068g= 0,004 g- = 2,3C x Kadar= x 100% = 0,006 %Ka= antilog (-pKa)- Sediaan 4 botol= antilog (-7,21) = - Massa asam[H+] = antilog (-pH) x 0,246 g= 0,068 g= antilog (-6,5) = - Kadar0,1 = 2,3C x [] x 100% = 0,0246%0,1 = 2,3C x [] - Massa garam0,1 = 2,3C x [13,66] x 0,068 g= 0,02 g0,1 = 31,42C - KadarC = x 100% = 0,007%C= 3,18 x = 0,00318

- C= [garam] + [asam]0,003 M= x + Mx= 0,003 0.00252x= 4,8 x M= 0,00048 M

- Massa asam= M x BM= 0,00252 M x 98= 0,0246 g

No.Nama BahanJumlah yang Ditimbang

1Indometasin x 280 ml= 2,8 g

2Sirupus simplex x 280 ml= 70 g

3Methyl paraben x 280 ml= 0,042 g

4Propyl paraben x 280 ml= 0,028 g

5CMC Na x 280 ml= 1,4 g

6Etanol x 280 ml= 28 ml

7Propilen Glikol x 280 ml= 67,2 g

8Garam phospat x 280 ml= 0,0196 g

9Pasta Jeruk1 tetes

10Oleum aurantii1 tetes

11AquadestAd 280 ml

VII. PROSEDUR PEMBUATANA. Pembuatan aqua bebas CO2 (FI IV hal 1124)1.Ambil 1 L air ke dalam beaker glass 1 L2.Masukkan ke dalam Erlenmeyer 1 L, lalu panaskan di atas hot plate3.Setelah air mendidih, kemudian tunggu sampai 5 menit atau lebih4.Setelah mencapai waktu yang ditentukan, erlemeyer 1 L ditutup menggunakan gumpalan kapas5.Jika sudah tertutup rapat, matikan api, dinginkan

B. Kalibrasi Kalibrasi botol coklat 60 ml1. Masukkan air keran sebanyak 61 ml ke dalam gelas ukur 250 ml2. Tuangkan air dalam gelas ukur ke dalam botol coklat 60 ml3. Tandai batas kalibrasi dan buang air, keringkan, botol siap dipakai

Kalibrasi beaker glass utama1. Masukkan air keran sebanyak 280 ml ke dalam gelas ukur 500 ml2. Tuangkan air dalam gelas ukur ke dalam beaker glass 500 ml3. Tandai batas kalibrasi dan buang air, keringkan, beaker glass siap dipakai

Kalibrasi beaker glass untuk sirupus simplex1. Masukkan air keran sebanyak 100 ml ke dalam gelas ukur 100 ml2. Tuangkan air dalam gelas ukur ke dalam beaker glass 250 ml3. Tandai batas kalibrasi dan buang air, keringkan, beaker glass siap dipakai

C. Penimbangan bahan1. Timbang Indometasin sebanyak 2,8 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.2. Timbang Sukrosa sebanyak 65 g dengan menggunakan kertas perkamen besar di atas timbangan analitik.3. Timbang Methyl paraben sebanyak 0,042 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.4. Timbang Propyl paraben sebanyak 0,028 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.5. Timbang CMC Na sebanyak 1,4 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.6. Ukur Etanol (96%) sebanyak 28ml dengan menggunakan gelas ukur 100ml, masukkan ke dalam beaker glass 50ml7. Timbang Propilen glikol sebanyak 67,2 g menggunakan beaker glass 100 ml dengan menggunakan timbangan analitik.8. Timbang Garam phospat sebanyak 0,0196 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.

D. Pembuatan sirupus simplex1. Masukkan sukrosa yang telah ditimbang (65 g) ke dalam beaker glass yang telah dikalibrasi (250 ml).2. Tambahkan aquadest hingga batas kalibrasi.3. Panaskan dalam hot plate hingga sukrosa melarut dengan sempurna sambil sesekali diaduk dengan menggunakan batang pengaduk.4. Serkai larutan selagi panas dengan kain batis, sisihkan hingga dingin.5. Timbang larutan sirupus simplex sebanyak 70 g dengan beaker glass 100 ml di atas timbangan analitik.

E. Pembuatan Dapar phospat1. Masukkan garam phospat yang telah ditimbang sebanyak 0,0196 g ke dalam beaker glass 50 ml.2. Tambahkan aquadest sebanyak 2 ml3. Aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga larut.

F. Pembuatan gel CMC Na1. Siapkan mortir. Isi dengan aquadest secukupnya.2. Taburkan CMC Na yang telah ditimbang sebanyak 1,4 g secara perlahan-lahan sedikit demi sedikit ke dalam mortir.3. Biarkan hingga CMC Na terbasahi air. Jika ada yang belum terbasahi, teteskan dengan aquadest menggunakan pipet tetes sampai seluruh CMC Na terbasahi4. Aduk dnegan cepat dengan menggunakan stamper, tambahkan aquadest sedikit demi sedikit menggunakan pipet tetes sambil diaduk hingga homogen dan terbentuk massa gel CMC Na.

G. Pembuatan larutan elixir Indometasin 1%1. Siapkan beaker glass yang telah dikalibrasi sebelumnya.2. Masukkan etanol yang telah diukur sebanyak 28ml ke dalam beaker glass utama.3. Encerkan sebagian Propilen glikol yang telah ditimbang (67,2 g) dengan 5 ml aquadest, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen, masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke dalam beaker glass utama.4. Tambahkan aquadest sebanyak 40% dari volume sediaan ke dalam beaker glass utama, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen.5. Masukkan Indometasin yang telah ditimbang sebanyak 2,8 g ke dalam beaker glass utama, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga larut dengan sempurna.6. Larutkan Methyl paraben yang telah ditimbang sebanyak 0,042 g dengan sebagian propilen glikol yang telah ditimbang sebelumnya di dalam beaker glass 50 ml, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga larut. Masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama.7. Larutkan Propyl paraben yang telah ditimbang sebanyak 0,042 g dengan sebagian propilen glikol yang telah ditimbang sebelumnya di dalam beaker glass 50 ml, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga larut. Masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama.8. Encerkan Sirupus simplex yang telah ditimbang sebanyak 70 g dengan 5 ml aquadest, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen, masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama.9. Masukkan sebagian larutan sediaan dalam beaker glass sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi CMC Na yang telah dikembangkan. Aduk dengan menggunakan stamper hingga homogen. Jika telah homogen masukkan ke dalam ke dalam beaker glass utama.10. Masukkan dapar phospat yang telah dibuat ke dalam beaker glass utama. Bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama. Aduk larutan dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen.11. Tambahkan aquadest ke dalam beaker glass utama hingga 80% batas kalibrasi, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen.12. Lakukan pengujian pH larutan, apakah sudah sesuai dengan pH sediaan yang diinginkan, jika belum tambahkan adjust pH (NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N) secukupnya hingga mencapai pH sediaan yang diinginkan13. Tambahkan pewarna Pasta jeruk sebanyak 1 tetes ke dalam beaker glass utama sambil diaduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga warna larutan menjadi orange.14. Tambahkan Oleum aurantii sebanyak 1 tetes ke dalam beaker glass utama sambil diaduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga bau khas zat aktif hilang.15. Tambahkan aquadest ke dalam beaker glass utama hingga batas kalibrasi, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen16. Masukkan ke dalam botol-botol yang telah dikalibrasi hingga batas kalibrasi (61ml), tutup botol, beri etiket lalu masukkan ke dalam kemasan sekunder beserta brosur dan sendok takar.

VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAANNoJenis evaluasiPrinsip evaluasiJumlah sampelHasil pengamatanSyarat

1.

FISIKA

1.1 OrganoleptikEvaluasi meliputi uji bau,rasa dan warna3 botolSediaan memiliki bau jeruk, rasa pahit, dan warna orangeBau= jerukRasa= manisWarna= orange

1.2Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan menggunakan indikator.3 botol6,5pH= 6,5

1.3Kejernihan larutan(FI V hal 154)Bandingkan larutan uji dengan larutan suspense padanan yang dibuat segar.3 botolLarutan jernih tidak ada partikel melayangSuatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan

1.4Volume terpindahkanTuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering dan telah dikalibrasi secara hati-hati(FI V halaman 1614)3 botol60,67mlVolume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak ada satu wadah pun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket ( FI V halaman 1615)

1.5Bobot jenisGunakan piknometer yang bersih dan kering, timbang piknometer kosong (W1) lalu isi dengan air suling dan timbang (W2). Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur BJ nya dan timbang (W3). Hitung dengan rumus :dt = 3 botol1,05 g/mlBobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer.(FI V hal 1553)

1.6Viskositas (FI V hal 1562)Pengujian dilakukan menggunakan viscometer kapiler. Pengukuran kekentalan meliputi penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu untuk mengalir melalui kapiler. Hitung dengan rumus : = (FI V hal 1562)3 botol0,41 cPViskositas sediaan mendekati viskositas air (0,89 mPa s (0,89 cP) pada suhu 25oC) (HOPE 6th Edition page 766)

1.7Penentuan stabilitas sediaanDengan menyimpan retained sample pada temperature kamar3 botol

2.KIMIA

2.1Identifikasi sediaanDengan menggunakan HPLC(FI V hal 567)3 botol

2.2Penetapan kadar zat aktif sediaanDengan cara kromatografi lapis tipis(FI V hal 567)3 botol

3.BIOLOGI

3.1Jumlah cemaran mikrobaPengujian dilakukan dengan metode penyaringan membrane atau salah satu metode lempeng yang sesuai (FI V hal 1343)3 botolKurang dari 10 mikroba per gram atau ml specimen (FI V hal 1343)

3.2Uji efektivitas pengawet(FI V hal 1355)Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji mikroba uji3 botolKoloni tidak mengikat dari jumlah hitung awal sampai hari ke-4 dan ke-28

Perhitungan Volume TerpindahkanVolume botol 1= 60 mlVolume botol 2= 61mlVolume botol 3= 61mlRata-rata= = 60,67ml

Perhitungan Bobot JenisW1= 31,217 gW2= 39,812 gW3= = = 40,3 gdt= = = = 1,05 g/ml

Perhitungan Viskositasn1= 0,89 mPa s (0,89 cP)n2= ?1= 1 g/ml2= 1,05 g/mlt1= = 6,96 st2= = 3,13 s = = n2 x 6,96 = 2,92 n2= = 0,41 cP

IX. PEMBAHASANLarutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur (FI IV hal 15). Dibuat sediaan larutan karena larutan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya lebih mudah ditelan untuk anak-anak atau orang dewasa yang sulit menelan tablet, mengurangi resiko iritasi pada lambung, dan segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan. Sedangkan penggunaan larutan sediaan yang dibuat yaitu untuk oral. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air (FI IV hal 15). Banyak larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven dinyatakan sebagai Eliksir. Dapat digunakan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol, untuk mengurangi jumlah etanol yang diperlukan. Untuk dapat dinyatakan sebagai Eliksir, larutan harus mengandung etanol (FI IV hal 15).Pada praktikum kali ini dibuat sediaan larutan elixir dengan bahan aktif Indometasin. Formula yang digunakan yaitu Indometasin sebanyak 1%, Sirupus simplex sebanyak 25%, Methyl paraben sebanyak 0,015%, Propyl paraben sebanyak 0,01%,CMC Na sebanyak 0,5%, Etanol sebanyak 10%, Propilen Glikol sebanyak 24%, Garam phospat sebanyak 0,007%, Pasta Jeruk sebanyak 1 tetes, Oleum aurantii sebanyak 1 tetes, dan Aquadest Ad 100%.Sediaan yang akan dibuat berupa larutan elixir dengan bahan aktif Indometasin dengan dosis untuk dewasa yaitu 3 x 1 sendok takar @2,5-5 ml. Sedangkan khasiat dari Indometasin yaitu sebagai analgesik (Farmakologi dan Terapi ed. V hal 241). Analgesik (penghilang rasa nyeri) yaitu zat-zat yang mengurangi atau menghindari rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Obat-Obat Penting ed. 6 hal 30)Indometasin merupakan derivat indol-asam asetat. Obat ini sudah dikenal sejak 1963 untuk pengobatan artritis reumatoid dan sejenisnya. Walaupun obat ini efektif tetapi karena toksik maka penggunaan obat ini dibatasi. Indometasin memiliki efek antiinflamasi dan analgesik-antipiretik yang kira-kira sebanding dengan aspirin. Telah terbukti bahwa Indometasin memiliki efek analgesik perifer maupun sentral. Seperti kolkisin, Indometasin menghambat motilitas leukosit polimorfonuklear. Absorpsi Indometasin setelah pemberian oral cukup baik; 92-99% indometasin terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati. Indometasin diekskresi dalam bentuk asal maupun metabolit melalui urin dan empedu. Waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam. Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidensnya cukup tinggi. pada dosis terapi, sepertiga pasien menghentikan pengobatan karena efek samping. Efek samping saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare, pendarahan lambung dan pankreatis. Sakit kepala hebat dialami oleh kira-kira 20-25% pasien dan sering disertai pusing, depresi dan rasa bingung. Karena toksisitasnya, Indometasin tidak dianjurkan diberikan kepada anak, wanita hamil, pasien dengan gangguan psikiatri dan pasien dengan penyakit lambung. Penggunaannya kini dianjurkan hanya bila AINS lain kurang berhasil (Farmakologi dan Terapi ed. V hal 241). Bahan aktif praktis tidak larut dalam air, kelarutan di alkohol 1:50 (Martindale 36 hal 66), maka dibuat sediaan berupa larutan elixir. Bahan aktif mempunyai rasa yang pahit (Farmakope Indonesia edisi V hal 566) sehingga akan menurukan akseptabilitas terhadap pasien, maka dari itu dalam sediaan ditambahkan pemanis (sweetening agent) yaitu sirupus simplex (HOPE 6th Edition page 703) untuk menghilangkan rasa pahit pada sediaan dan meningkatkan akseptabilitas terhadap pasien. Sirupus simplex dibuat dari sukrosa 65g+aquadest ad 100ml yang dipanaskan hingga sukrosa melarut dengan sempurna. Sediaan disimpan dalam jangka waktu lama sebagai multiple dose, dan sediaan terkandung sukrosa dan air sebagai nutrisi dan medium pertumbuhan mikroba, dengan demikian akan rentan terkontaminasi mikroba, maka sediaan ditambahkan pengawet, yaitu pengawet Methyl paraben dan Propyl paraben (HOPE 6th edition page 441 & 596). Agar pengawet dapat bekerja dengan efektif maka dikombinasikan pengawet Methyl paraben dan Propyl paraben. Bahan aktif memiliki pH yang tidak stabil berada di bawah 6 (Martindale 36 hal 66), maka pH sediaan dibuat di atas 6, yaitu 6,5. Digunakan pengawet Methyl paraben dan Propyl paraben karena menyesuaikan dengan pH sediaan yang dibuat yaitu 6,5 dengan pH aktivitas antimikroba Methyl paraben dan Propyl paraben yaitu 4-8 (HOPE 6th edition page 441 & 596). Bahan aktif praktis tidak stabil atau tidak larut dalam air (Martindale 36 hal 66), maka dalam pembuatan digunakan pelarut kosolven yaitu air, etanol, dan propilen glikol agar bahan aktif dapat larut dengan sempurna. Bahan aktif tidak stabil terhadap cahaya, baik dalam keadaan padat dan dalam larutan air (TPC, 1994, hal 913), maka digunakan botol kaca berwarna coklat saat penyimpanan. Sediaan dibuat dalam bentuk sirup, larutan sirup memiliki viskositas yang lebih tinggi dari air (Farmakope Indonesia edisi V hal 15), maka ditambahkan CMC Na sebagai pengental untuk meningkatkan viskositas sediaan (HOPE 6th Edition page 120). Untuk mencapai pH sediaan yang diinginkan, ditambahkan adjust pH HCl 0,1 N atau NaOH 0,1 N (jika perlu). Untuk mempertahankan pH sediaan yang diinginkan, ditambahkan Dapar Phospat untuk mempertahankan pH sediaan (Farmakope Indonesia edisi V hal 1727). Agar warna sirup lebih menarik, ditambahkan colouring agent Pasta Jeruk. CO2 dapat mempengaruhi pH sediaan karena dapat terlarut ke dalam air dan membentuk ion H+ sehingga dapat mengubah pH sediaan, maka digunakanlah pelarut air bebas CO2. Pada pembuatan sediaan tiap botol dilebihkan 2% yaitu menjadi 61,2ml, ini dilakukan untuk menjamin kehilangan volume pada setiap botol sesuai yang tertera pada label dan etiket dan memenuhi syarat volume terpindahkan. Untuk volume total juga dilebihkan sebanyak 10% untuk menjamin agar tidak terjadi kehilangan volume total sediaan. Eksipien yang digunakan terdiri dari Sirupus simplex 25%, Methyl paraben 0,015%, Propyl paraben 0,01%, CMC Na 0,5% , Etanol 10% , Propilen Glikol 24% , Garam phospat 0,007%, Pasta Jeruk qs, Oleum aurantii qs, dan Aquadest ad 100%.Sediaan dibuat secara berurutan mulai dari pembuatan air bebas CO2, kalibrasi yang terdiri dari: kalibrasi botol coklat 60ml, beaker glass utama (500 ml), dan kalibrasi beaker glass untuk sirupus simplex (250ml), lalu dilanjutkan dengan penimbangan formula atau bahan-bahan yang telah dilakukan perhitungan sebelumnya, pembuatan sirupus simplex, pembuatan dapar phospat, pembuatan gel CMC Na, dan pembuatan larutan elixir Indometasin 1%. CMC Na dibuat di dalam motir karena CMC Na mudah terdispersi dalam air dan membentuk larutan koloidal (Farmakope Indonesia edisi V hal 620).Pada perhitungan ADI Propilen glikol, penggunaan propilen glikol melampaui kadar ADI sehingga formula yang didapatkan melalui perhitungan KD tidak bisa digunakan. Maka dari itu kadar kosolven (propilen glikol) dikurangi jumlahnya sampai tidak melampaui kadar ADI dari propilen glikol.Selama praktikum saya melakukan kalibrasi botol kaca berwarna coklat sebanyak 61 ml, kalibrasi beaker glass utama 500 ml, kalibrasi beaker glass untuk membuat sirupus simplex, dan pembuatan larutan elixir indometasin 1%. Pada saat memasukkan sebagian larutan sediaan dalam beaker glass sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi CMC Na yang telah dikembangkan dan diaduk dengan menggunakan stamper, untuk menjadi homogennya sedikit sulit, masih ada gumpalan dari gel CMC Na yang tidak menyatu dengan larutan sediaan. Karena penggunaan CMC Na dalam jumlah yang besar membuat sulit homogen dengan cepat, CMC Na akan homogen dengan sendirinya jika dibiarkan semalam. Jika penggunaannya sedikit akan homogen dengan cepat dan lebih mudah.Setelah sediaan dibuat dan dimasukkan ke masing-masing botol yang telah dikalibrasi sebelumnya dan ditutup rapat dilakukan evaluasi, diantaranya ada evaluasi organoleptik, yaitu meliputi evaluasi bau, rasa dan warna. Sediaan yang telah jadi memiliki bau jeruk, rasa pahit, dan warna orange. Pada evaluasi organoleptik, syarat untuk rasa sediaan yaitu manis, sedangkan berdasarkan hasil pengamatan didapatkan rasa yang pahit. Dihasilkan rasa yang pahit karena penggunaan sweetening agent hanya 25% dan hanya memakai pemanis dari sirupus simplex, tidak ditambahkan sweetening agent yang lain, maka dari itu rasa manis yang didapatkan hanya sedikit dan masih dominan rasa pahit dari zat aktifnya. Pada organoleptik bau awalnya didapatkan bau yang sangat khas dari zat aktifnya, kemudian ditambahkan odoris atau pewangi yaitu oleum aurantii untuk menghilangkan bau khas dari zat aktif tersebut agar akseptabilitas terhadap pasien juga meningkat.Yang kedua yaitu evaluasi evaluasi pengujian pH sediaan. Sediaan diukur pHnya menggunakan pH indikator dengan cara mencelupkan indikator ke dalam sediaan yang telah dibuat 80% dari volume keseluruhan dan disamakan warnanya dengan pH yang tersedia, pH yang didapat yaitu 6,5. Yang ketiga yaitu evaluasi kejernihan larutan (FI V hal 154). Sediaan diamati di tempat terang dan dinyatakan sudah jernih terbebas dari partikel-partikel melayang, kejernihannya sama dengan air. Yang keempat yaitu evaluasi volume terpindahkan ( FI V halaman 1615). 3 botol masing-masing dipindahkan ke dalam gelas ukur 500 ml, ditutup dengan kertas perkamen, dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit, diukur masing-masing volume dalam gelas ukur, dijumlahkan lalu dirata-ratakan. Diperoleh volume rata-rata yaitu 60,67ml. Pada evaluasi volume terpindahkan, syaratnya yaitu volume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak ada satu wadah pun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket (FI V halaman 1615). Hasil yang diperoleh yaitu volume rata-rata= 60,67ml (kurang dari 100%). Sedangkan berdasarkan syarat volume rata-rata tidak kurang dari 100%. Ini terjadi karena volume berkurang bisa karena terjadi penguapan pada sediaan yang mengandung alkohol, masih adanya sisa larutan yang tertinggal dalam botol saat dituangkan ke dalam gelas ukur 100ml. Dan untuk volume tiap wadah syaratnya tidak ada satu wadahpun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tetera pada etiket (FI V halaman 1615), ketiga wadah sediaan volumenya tidak kurang dari 95% dan dapat dinyatakan memenuhi syarat evaluasi.Yang kelima yaitu evaluasi bobot jenis (FI V hal 1553). Piknometer yang bersih dan kering ditimbang di atas timbangan analitik saat kosong sebagai W1, saat diisi aquadest sebagai W2, dan saat diisi sediaan sebagai W3. Lalu dihitung menggunakan rumus perhitungan bobot jenis, diperoleh bobot jenis sediaan yaitu 1,05 g/ml. Yang keenam yaitu evaluasi viskositas (FI V hal 1562). Pengujian dilakukan menggunakan viscometer kapiler. Ukur 10 ml aquadest lalu masukkan ke dalam pipa kecil viscometer. Pipet dengan karet penghisap hingga melewati batas. Lepaskan karet penghisap perlahan biarkan air turun sampai tanda batas. Kemudian buka lubang pipa, biarkan aquadest turun hingga mencapai batas yang dibawah, hitung lamanya waktu selama aquadest mengalir. Lakukan hal yang sama pada ketiga sediaan masing-masing botol dan hitung rata-rata waktu sediaan. Kemudiaan hitung viskositas sediaan dengan rumus perhitungan viskositas, viskositas sediaan yang diperoleh yaitu 0,41 cP. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sediaan dinyatakan memenuhi syarat yang ditentukan walaupun terdapat hasil evaluasi yang tidak memenuhi persyaratan namun merupakan parameter kritis.Penggunaan dapar phospat berfungsi untuk mempertahankan pH sediaan larutan yang dibuat. Digunakan dapar phospat karena pKa dapar phospat (7,21) berdekatan dengan pH sediaan (6,5). Dapar phospat dibuat dari asam kuat dan basa konjugasi. Namun pada praktikum kali ini hanya dibuat garam phospatnya saja dikarenakan asam kuat (asam phospat)nya tidak tersedia di laboratorium. Tetapi pada pengujian pH menggunakan pH indikator, pH yang didapatkan yaitu 6,5 (sesuai dengan spesifikasi sediaan). Seharusnya tidak sesuai, pH sediaan berubah bisa naik atau turun dari spesifikasi sediaan karena dapar yang dibuat hanya dari garam phospatnya saja tidak memakai asam kuatnya juga. Fungsi dari dapar yaitu untuk mengatur dan mempertahankan pH, memperbesar potensial pengawet, dan meningkatkan kelarutan (Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, ME. Aulton, hal 277).

X. KESIMPULANFormulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.No.Nama BahanJumlahKegunaan

1Indometasin1% b/vZat aktif

2Sirupus simplex25% b/vPemanis dan pengental(HOPE 6th Edition page 703)

3Methyl paraben0,015%b/vPengawet(HOPE 6th edition page 441)

4Propyl paraben0,01%b/vPengawet(HOPE 6th edition page 596)

5CMC Na0,5% b/vPengental(HOPE 6th Edition page 120)

6Etanol10% v/vPelarut(HOPE 6th Edition page 17)

7Propilen Glikol24% b/vKosolven(HOPE 6th halaman 592)

8Garam phospat0,007%b/vDapar(Farmakope Indonesia edisi V hal 1727)

9Pasta Jeruk1 tetesPewarna

10Oleum aurantii1 tetesOdoris/pewangi(Martindale 36 hal 2357)

Dari hasil sediaan yang didapat sediaan memiliki bau jeruk, rasa pahit, dan warna orange. Pada pengujian pH didapatkan pH 6,5. Sediaan memiliki dosis untuk dewasa yaitu 3 x 1 sendok takar @2,5-5 ml. Sedangkan khasiat dari Indometasin yaitu sebagai analgesik (Farmakologi dan Terapi ed. V hal 241). Analgesik (penghilang rasa nyeri) yaitu zat-zat yang mengurangi atau menghindari rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Obat-Obat Penting ed. 6 hal 30). Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sediaan dinyatakan memenuhi syarat yang ditentukan walaupun terdapat hasil evaluasi yang tidak memenuhi persyaratan namun merupakan parameter kritis.

XI. DAFTAR PUSTAKAAgoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida. Bandung: Penerbit ITB

BMJ Group. 2009. British National Formulary (BNF). London: BMJ Group and the Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.

Council of Europe. 2001. European Pharmacopoeia, Fifth Edition. Europe: Directorate for The Quality of Medicines of The Council of Europe (EDQM)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia,edisi V, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Lawrence. 2007. United States Pharmacopeia 30 - National Formulary 25. United States:

Rowe, Raymond C.2006.Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6thed.,London : Pharmaceutical Press.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale 36 The Complete Drug Reference. London: Pharmaceutical Press.

Syarif, Amir, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

The Council of The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 1994. The Pharmaceutical Codex, 12th ed, Principles and Practice of Pharmaceutik. London: Pharmaceutical Press.

The Departemen of Health, Social Service and Public Safety. 2009. British Pharmacopoeia. London: Pharmaceutical Press.

The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia fifteenth. Japan: Ministry of Health.

Tjay Tan , dan Tahardha Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya) Edisi keenam. Jakarta: PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO.

XII. LAMPIRAN

KEMASAN

ETIKET

BROSURIndoxirIndometasin

KOMPOSISITiap 5ml mengandung :Indometasin........ 50mg

FARMAKOLOGIIndoxir mengandung Indometasin yang berkhasiat sebagai analgesik. Analgesik (penghilang rasa nyeri) yaitu zat-zat yang mengurangi atau menghindari rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Indometasin merupakan derivat indol-asam asetat. Obat ini sudah dikenal sejak 1963 untuk pengobatan artritis reumatoid dan sejenisnya. Walaupun obat ini efektif tetapi karena toksik maka penggunaan obat ini dibatasi. Indometasin memiliki efek antiinflamasi dan analgesik-antipiretik yang kira-kira sebanding dengan aspirin. Telah terbukti bahwa Indometasin memiliki efek analgesik perifer maupun sentral. Seperti kolkisin, Indometasin menghambat motilitas leukosit polimorfonuklear. Absorpsi Indometasin setelah pemberian oral cukup baik; 92-99% indometasin terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati. Indometasin diekskresi dalam bentuk asal maupun metabolit melalui urin dan empedu. Waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam.

INDIKASIAnalgesik (penghilang rasa nyeri)

CARA PAKAIUntuk Dewasa:Sehari 3 x 1 sendok takar @2,5-5ml

KONTRAINDIKASIAnak, wanita hamil, penderita gangguan psikiatri, dan penderita penyakit lambung.

EFEK SAMPINGNyeri abdomen, diare, sakit kepala, depresi, dan rasa bingung.

SIMPAN DI BAWAH SUHU 250C DALAM BOTOL TERTUTUP RAPAT. LINDUNGI DARI CAHAYA.KOCOK DAHULU

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

No. Reg. DKL 1500600334A1

PT. PHARAFAM FARMABANDUNG INDONESIA