laporan praktikum kimia sifat koligati larutan

21
Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligatif Larutan Kelas XII IPA 2 Nama Kelompok: 1. Andy Kristian (03) 2. Fathiya Rahmani (11) 3. Parida Oktama P (27) 4. Shiela Safitri (33) SMA NEGERI 13 JAKARTA Jl. Seroja No. 1

Upload: andykristian

Post on 26-Dec-2015

277 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

Laporan Praktikum Kimia

Sifat Koligatif Larutan

Kelas XII IPA 2

Nama Kelompok:

1. Andy Kristian (03)2. Fathiya Rahmani (11)3. Parida Oktama P (27)4. Shiela Safitri (33)

SMA NEGERI 13 JAKARTA

Jl. Seroja No. 1

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

A. Pembuatan Es Krim

Tujuan: 1. Mengaplikasikan penurunan titik beku larutan

Teori Dasar

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut. Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat   terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut.

Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif (diambil dari bahasa latin “colligare” yang artinya mengumpulkan bersama). Sifat-sifat itu tergantung dari pada efek koligatif jumlah partikel terlarut, bukan pada sifat partikel yang terlibat. Empat sifat larutan, diantaranya:

1.      Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.2.      Peningkatan titik didih.3.      Penurunan titik beku.4.      Gejala tekanan osmotik (oxotoby, David W : 2004, 166).

Titik beku larutan adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya. Proses pembekuan zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antara partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya terjadi gaya tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul pelarut terhalang. Akibatnya untuk lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel dari zat terlarut disebut penurunan titik  beku (∆Tf).

∆Tf  = kf . m

Titik beku larutan merupakan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya.

Tf = Tf0 - ∆Tf

Sifat-sifat ReagenSifat-sifat Reagen dalam larutan garam + airGaram merupakan larutan elektrolit kuat. Jika garam dilarutkan dalam air, maka ia akan terurai menjadi ion.Sifat NaCl :

-          Berbentuk kristal-          Mudah larut dalam air (36 gr/100 ml air dari pada 20oC)-          Dalam bentuk bubuk bersifat higroskopis-          Banyak terdapat di udara (dari air laut)-          Campuran NaCl dengan es cair mencapai -20oC.

Page 3: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

Alat: Bahan

1. Baskom 1. Ice cream pondan2. Mixer 2. Es batu3. Wadah dengan tutupnya 3. Garam dapur kasar4. Termos es

Cara Kerja:

1. Buatlah larutan es krim dari bahan ice cream pondan dengan mengocoknya sampai mengembang

2. Taruh larutan es krim ke wadah yang diinginkan. Tutuplah wadah tersebut

3. Masukkan wadah tersebut ke dalam termos es yang sudah diberi es batu dan garam (pendingin)

4. Tutup rapat termos tersebut. Hidangkan hingga es krim mengeras

5. Hidangkan

Analisis Data

Ukuran dingin memiliki tingkatan-tingkatan. Temperatur es dan air normalnya adalah 00 Celsius, tetapi itu tidak cukup dingin untuk dapat membuat es krim menjadi beku. Temperatur yang diperlukan untuk membuat es krim adalah sebesar minus tiga derajat Celsius atau lebih rendah. Tugas inilah yang dilakukan oleh garam. Sesungguhnya banyak zat lain yang dapat berbuat hal yang sama tetapi garam lebih murah, sehingga banyak digunakan untuk membuat es krim.Ketika es dicampur dengan garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air garam semakin banyak. Di dalam segumpal es, air terstruktur membentuk tatanan geometrik yang tertentu dan kaku. Tatanan yang kaku ini rusak ketika diserang oleh garam, maka molekul-molekul air selanjutnya bebas bergerak ke mana-mana dalam wujud cair.

Tetapi merusak struktur padat molekul-molekul es memerlukan energi. Untuk sebongkah es yang hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat diperoleh dari kandungan panas dalam air garam. Maka ketika es mencair dan terlarut, proses ini meminjam panas dari air dan menurunkan temperaturnya. Setelah temperatur dingin ini tercapai, dalam pemanfaatannya campuran itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim yang mengakibatkan adonan es krim menjadi dingin dan beku.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat kami simpulkan:-          Makin besar molalitas suatu larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan.-          Titik beku pelarut  murni (air) lebih tinggi dibanding titik beku larutan NaCl.

Page 4: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

B. Penurunan Titik Beku

Tujuan:Mempelajari pengaruh zat terlarut terhadap penurunan titik beku.

Teori Dasar

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair

ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap

air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan

disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini

ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya

pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat

koligatif. (id.answer.yahoo.com)

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan

dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti

yang kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan

ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0 oC melainkan akan menjadi

lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh

masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka

akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang). (2010.Penurunan titik

beku. http://lovekimiabanget.blogspot.com)

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat

terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat

terlarut).

Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu

larutan yang mengalami:

1. Penurunan tekanan uap jenuh

2. Kenaikan titik didih

3. Penurunan titik beku

Page 5: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

4. Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan

itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel

dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan

elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi

ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non

elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.

(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan/)

Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan penurunan titik beku

larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih,

dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan

tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat

terlarut. Besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal,

Kf. Untuk larutan encer berlaku:

ΔTf = m x Kf x i

Dengan : ΔTb = Kenaikan titik didih larutan

ΔTf = Penurunan titik beku larutan

Kb = kanaikan titik didih molal

Kf = penurunan titik beku molal

m = molalitas larutan

i = faktor van’t hoff

Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding

dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui,

maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu larutan.

Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan. (Modul Praktikum Kimia Dasar I)

Page 6: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

Alat: Tabung reaksi 1 buah Bahan: Naftalen (kamper)Penjepit tabung 1 buah BelerangGelas kimia 250 mL 1 buahKaki tiga 1 buahLampu spirtus 1 buahKawat kasa 1 buahThermometer 1 buahStopwatch 1 buah

Cara Kerja:1. Masukkan naftalen sebanyak 3 spatula ke dalam tabung reaksi kering lalu panaskan2. Setelah naftalen mencair, ukur suhunya dengan thermometer sampai >85oC.

Keluarkan tabung reaksi dari penangas menggunakan penjepit dan catat suhunya setiap 30 detik dimulai dari suhu 85oC hingga 70oC

3. Panaskan kembali naftalen dan tambahkan 1 spatula belerang lalu aduk perlahan (menggunakan thermometer) hingga larut

4. Keluarkan tabung reaksi dari penangas menggunakan penjepit dan mulailah catat suhunya setiap 30 detik dimulai dari suhu 85oC hingga 70oC

5. Tambahkan lagi 1 spatula belerang lalu aduk perlahan (menggunakan thermometer) hingga larut. Keluarkan tabung reaksi dari penangan menggunakan penjepit dan catat suhunya setiap 30 detik dimulai dari suhu 85oC hingga 70oC

Data PengamatanDetik ke- Tf Naftalen murni

(°C)Tf naftalen + 1g

belerangTf naftalen + 2g

belerang0 85 90 9330 80 78 8060 77 75 7590 75 73 72120 74 72 72150 72 71 71170 70 71 71180 - 70 71202 - - 70

Pertanyaan:1. Buatlah grafik suhu terhadap waktu2. Perhatikan grafik yang telah dibuat!

a. Naftalen mana yang lebih cepat membeku? Dan naftalen mana yang lebih lama membeku?

b. Apa yang menyebabkan naftalen tersebut memiliki perbedaan titik beku?c. Apa yang terjadi apabila belerang ditambahkan lebih banyak lagi?

Dari percobaan yang dilakukan, hitung berapa ∆Tf pada naftalen + 1g belerang dan naftalen + 2g belerang jika faktor-faktor luar seperti penguapan diabaikan!

Page 7: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

Jawaban:

1. Berikut adalah grafik berdasarkan tabel pengamatan.

2. Berdasarkan Grafik.a) Naftalen yang lebih cepat membeku : Naftalen Murni. Naftalen yang lebih lama membeku : Naftalen + 2 gr Belerang.b) Yang menyebabkan Naftalen tersebut memiliki perbedaan titik beku adalah jumlah

gram zat terlarut yang dimasukkan ke dalam larutan tersebut.c) Jika gram belerang ditambahkan lebih banyak lagi maka, lama membeku semakin lama, dan titik beku semakin rendah. Sehingga antara konsentrasi zat terlarut dan penurunan titik beku berbanding lurus.

Page 8: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

3. Naftalen + 1 gr BelerangKf Naftalen = 6,94 °C/mMr Belerang (S8) = 8 x 32 = 256Gram pelarut (p) 3 spatula = 3 gram

ΔTf =m × Kf × i

ΔTf = grMr

×1000

p× Kf × i

ΔTf = 1256

×1000

3×6.94 × 1

ΔTf =9,03

Naftalen + 2 gram belerang.

ΔTf =m × Kf × iΔTf = grMr

×1000

p× Kf × i

ΔTf = 3256

×1000

3×6.94 × 1ΔTf =27,1

Analisis Data

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, Ketika suatu zat dicampurkan kedalam

suatu pelarut, maka otomatis beberapa sifat fisis dari larutan tersebut akan mengalami

perubahan titik beku suatu larutan. Pada percobaan kali ini kita lebih fokus pada penurunan

titik beku suatu larutan sesuai dengan judul percobaan kali ini.

Dari data hasil pengamatan kita temukan bahwa, waktu setiap zat mencapai 70°C

berbeda-beda. Waktu Naftalen + 2 gr Belerang > waktu Naftalen + 1 gr Belerang > Waktu

Naftalen murni.

Dari konsep dasar teori, didapatkan bahwa kemolalan akan mempengaruhi sifat

koligatif larutan, yang berimplikasi kemolalan akan mempengaruhi penurunan titik beku.

Pada praktikum ini belerang sebagai zat terlarutnya.

Berdasarkan grafik Tf Naftalen terhadap t (waktu), kami menemukan bahwa 30 detik

pertama yang mengalami penurunan suhu paling drastis adalah Naftalen + 2 gr Belerang. Ini

juga salah satu dampak dari jumlah zat terlarut terhadap sifat koligatif larutan tersebut.

Variabel

Page 9: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan obyek pengamatan penelitian dari kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Berikut adalah analisis setiap jenis variabel yang digunakan, dalam penelitian kali ini. adalah sebagai berikut :

1) Variabel bebas / variabel manipulatif (variabel penyebab) Variabel bebas adalah faktor yang memberi pengaruh, sengaja dibuat tidak sama dalam suatu percobaan. Sebagai Variabel Bebas (X) adalah banyaknya / gram zat terlaut.

2) Variabel terikat / variabel respon (variabel akibat) Variabel terikat adalah faktor hasil percobaan yang terjadi karena pengaruh dari variabel bebas dan variabel terkontrol. Sebagai Variabel Terikat (Y) adalah waktu larutan menuju 70°C.

3) Variabel terkontrol. Variabel terkontrol adalah faktor yang dibuat sama dalam suatu percobaan. Sebagai Variabel Terkontrol adalah gram pelarut, jenis pelarut dan zat terlarut, pengukuran suhu setiap 30 detik.

Kesimpulan

Dari percobaan penurunan titik beku di atas, kami dapat simpulkan bahwa antara konsentrasi atau molalitas dengan penurunan titik beku berbanding lurus, semakin besar / banyak jumlah gram zat terlarut dari suatu larutan, maka, semakin besar pula penurunan titik beku larutan tersebut.

C. Kenaikan Titik Didih

Tujuan:1. Menyelidiki titik didih zat pelarut (air) dan pengaruh zat terlarut terhadap titik didih

larutan2. Menentukan harga penurunan titik didih larutan

Page 10: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

Teori Dasar

Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ) (Deswanti, 2011).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Titik DidihHasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan semakin

besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Roult menyederhanakan ke dalam persamaan

Tb = kb . mTb = kenaikan titik didih larutanKb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut)m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)

Perubahan titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya, seperti persamaan :

ΔTb = Tb – TbºHal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut.

Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :

Dimana, n = jumlah ion-ion dalam larutanα = derajat ionisasi (Anonim, 2011)

Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut

Pelarut Titik Didih Tetapan (Kb)

Aseton 56,2 1,71

Benzena 80,1 02,53

Page 11: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

Kamfer 204,0 05,61

Karbon tetraklorida 76,5 04,95

Sikloheksana 80,7 02,79

Naftalena 217,7 05,80

Fenol 182 03,04

Air 100,0 00,52

Konsentrasi

Konsentrasi larutan didefinisikan dengan salah satu dari ungkapan berikut:

Ungkapan konsentrasi

1. persen massa (%) = (massa zat terlarut/ massa larutan) x 100

2. molaritas (konsentrasi molar) (mol dm-3) = (mol zat terlarut)/(liter larutan)

3. molalitas (mol kg-1) = (mol zat teralrut)/(kg pelarut)

Kenaikan titik didih

Bila dibandingkan tekanan uap larutan pada suhu yang sama lebih rendah dari

tekanan uap pelarutnya. Jadi, titik didih normal larutan, yakni suhu saat fasa gas pelarut

mencapai 1 atm, harus lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Fenomena ini disebut dengan

kenaikan titik didih larutan.

Dengan menerapkan hukum Raoult pada larutan ideal, kita dapat memperoleh hubungan

berikut:

pA = pA0 xA = pA

0 [nA /(nA + nB)]

(pA0- pA)/ pA

0 = 1 – xA = xB

Page 12: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

xA dan xB adalah fraksi mol, dan nA dan nB adalah jumlah mol tiap komponen.

Persamaan ini menunjukkan bahwa, untuk larutan ideal dengan zat terlarut tidak mudah

menguap, penurunan tekanan uap sebanding dengan fraksi mol zat terlarut.

Untuk larutan encer, yakni nA + nB hampir sama dengan nA, jumlah mol nB dan massa

pada konsentrasi molal mB diberikan dalam ungkapan.

xB = nB/(nA + nB) = nB/nA= nB/(1/MA) = MAmB

MA adalah massa molar pelarut A. Untuk larutan encer, penurunan tekanan uap

sebanding dengan mB, massa konsentrasi molal zat terlarut B.

Perbedaan titik didih larutan dan pelarut disebut dengan kenaikan titik didih, Tb.

Untuk larutan encer, kenaikan titik didih sebanding dengan massa konsentrasi molal zat

terlarut B.

Tb = Kb mB

Tetapan kesebandingan Kb khas untuk setiap pelarut dan disebut dengan kenaikan titik

didih molal.

Alat: Erlenmeyer Bahan : Air suling 25 mlThermometer Larutan urea 0,1M & 0,5M @25 mlStopwatch Larutan NaCl 0,1M & 0,5M @25 mlPembakar spirtusKawat kasaKaki tiga

Cara kerja:1. Masukkan 25 ml air suling ke dalam Erlenmeyer

Page 13: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

2. Pamaskan air suling tersebut hingga mendidih. Ukur suhu air suling tersebut dari sebelum pemanasan (0 menit) hingga mendidih dengan selang waktu tiap 1 menit

3. Matikan stopwatch saat air suling mendidih (suhu konstan). Catat waktu mendidihnya.4. Ulangi langkah 1-3 di atas dengan larutan urea dan NaCl dengan masing-masing

konsentrasi 0,1M dan 0,5M

Data PengamatanTabel perubahan suhu larutan:

No. Larutan Waktu larutan mendidih

Pembacaan suhu (oC) pada menit ke-1 2 3 4 5 6

1 Air suling 3:07 54 80 99 100 - -2 Glukosa 0,1M 3:25 65 91 101 102 - -3 Glukosa 0,5M 3:36 58 82 103 105 - -4 NaCl 0,1M 3:32 50 85 102 104 - -5 NaCl 0,5M 3:45 55 82 104 106 - -

Tabel kenaikan titik didih larutanNo. Larutan Titik didih (oC) Selisih titik didih

larutan dan air (∆Tb)

Larutan Air

1 Glukosa 0,1M 102 100 22 Glukosa 0,5M 105 100 53 NaCl 0,1M 104 100 44 NaCl 0,5M 106 100 6

Pertanyaan1. Urutkan larutan yang lebih dahulu mendidih2. Bagaimana titik didih larutan dibandingkan dengan titik didih pelarut murni (air)?3. Bandingkan titik didih dan kenaikan titik didih larutan glukosa 0,1M dengan glukosa

0,5M dan NaCl 0,1M dengan NaCl 0,5M! menurut anda apakah yang menyebabkan perbedaan?

Jawaban

1. Urutan larutan yang lebih dahulu mendidih adalah, Air Suling, Glukosa 0,1 M, NaCl 0,1 M, Glukosa 0,5 M, dan terakhir NaCl 0,5 M.

2. Titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni (air).

3. Dalam perhitungan dibawah m (molalitas) = M (Molaritas), karena nilai m dan M, perbandingannya hampir sama.Perbandingan titik didih glukosa:

Tb glukosa 0,1 MTb glukosa 0,5 M

=101103

=1 :0,98

Perbandingan kenaikan titik didih glukosa :

Page 14: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

ΔTb glukosa 0,1 MΔTb glukosa 0,5 M

=m× Kb× im× Kb× i

=0,10,5

=15=1 :5

Perbandingan titik didih NaCl:

Tb NaCl 0,1 MTb NaCl 0,5 M

=101103

=1: 0,98

Perbandingan kenaikan titik didih NaCl:

ΔTb NaCl 0,1 MΔTb NaCl 0,5 M

=m × Kb ×im × Kb ×i

=0,10,5

=15=1 :5

Menurut kami yang menyebabkan perbedaan antara larutan glukosa 0,1 M dengan glukosa 0,5 M dan larutan NaCl 0,1 M dengan NaCl 0,5 M adalah besarnya Molaritas dari setiap larutan yang berbeda. Molaritas berhubungan dengan banyaknya gram zat terlarut dari larutan tersebut. Itulah yang membedakan titik didih dan kenaikan titik didih larutan tersebut.

Analisis Data Pengamatan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, kami dapat analisis, bahwa:

1. Setiap titik didih larutan berbeda-beda.Tb NaCl 0,5 M > Tb glukosa 0,5 M > Tb NaCl 0,1 M > Tb glukosa 0,1 M > Tb Air suling.

2. Waktu mendidih larutan berbeda-beda.waktu NaCl 0,5 M > waktu glukosa 0,5 M > waktu NaCl 0,1 M > waktu glukosa 0,1 M > waktu Air suling.

3. Kenaikan titik didih larutan berbeda-beda.ΔTb NaCl 0,5 M > ΔTb glukosa 0,5 M > ΔTb NaCl 0,1 M > ΔTb glukosa 0,1 M.

Data menunjukkan bahwa, air suling mempunyai titik didih dan waktu mendidih paling kecil. Sehingga kami simpulkan bahwa titik didih zat cair murni lebih rendah dari larutan. Dan waktu didih zat cair murni lebih cepat dari larutan.

Kami coba hubungkan waktu didih larutan dan titik didih larutan, dengan konsentrasi larutan. Kami simpulkan bahwa “semakin besar konsentrasi zat terlarut, semakin besar pula titik didih dan waktu mendidih larutan tersebut”.

Kami juga melihat ada variabel lain selain konsentrasi, yaitu jenis larutan tersebut. Ternyata ada 2 jenis larutan elektrolit dan nonelektrolit. NaCl sebagai larutan elektrolit dan Glukosa sebagai larutan nonelektrolit.

Salah satu pembeda antara larutan elektrolit dan nonelektrolit dalah (i) / faktor van’t hoff. Faktor van’t hoff adalah parameter untuk mengukur seberapa besar zat terlarut berpengaruh terhadap sifat koligatif (penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik). Faktor Van’t Hoff dihitung dari besarnya konsentrasi

Page 15: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

sesunguhnya zat terlarut yang ada di dalam larutan dibanding dengan konsentrasi zat terlarut hasil perhitungan dari massanya. Untuk zat non elektrolit maka vaktor Van’t Hoffnya adalah 1 dan elektrolit adalah sama dengan jumlah ion yang terbentuk di dalam larutan. Faktor Van’t Hoff secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

i = 1 + ((n-1) α)

dengan α adalah derajat ionisasi zat terlarut dan n jumlah ion yang terbentuk ketika

suatu zat berada didalam larutan.

Semakin besar nilai faktor van’t hoff, semakin besar pula kenaikan titik didih, waktu mendidih dan kenaikan titik didih larutan tersebut.

Variabel

Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan dijadikan obyek pengamatan penelitian dari kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Berikut adalah analisis setiap jenis variabel yang digunakan, dalam penelitian kali ini. adalah sebagai berikut :

1) Variabel bebas / variabel manipulatif (variabel penyebab) Variabel bebas adalah faktor yang memberi pengaruh, sengaja dibuat tidak sama dalam suatu percobaan. Sebagai Variabel Bebas (X) adalah Jenis larutan dan konsentrasi larutan.

2) Variabel terikat / variabel respon (variabel akibat) Variabel terikat adalah faktor hasil percobaan yang terjadi karena pengaruh dari variabel bebas dan variabel terkontrol. Sebagai Variabel Terikat (Y) adalah waktu larutan mendidih, titik didih larutan, dan kenaikan titik didih larutan.

3) Variabel terkontrol. Variabel terkontrol adalah faktor yang dibuat sama dalam suatu percobaan. Sebagai Variabel Terkontrol adalah volume larutan dan besar api.

Kesimpulan

1. Titik didih zat cair murni lebih rendah dari larutan. Dan waktu didih zat cair murni lebih cepat dari larutan.

2. Semakin besar konsentrasi zat terlarut, semakin besar pula titik didih, kenaikan titik didih dan waktu mendidih larutan tersebut. Catatan: larutan tersebut memiliki faktor van’t hoff yang sama.

Page 16: Laporan Praktikum Kimia Sifat Koligati Larutan

3. Semakin besar nilai faktor van’t hoff, semakin besar pula kenaikan titik didih, waktu mendidih dan kenaikan titik didih larutan tersebut.