sifat koligatif larutan

16
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Pancar Fitri Rohaini 133020224 Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan ABSTRAK Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai adalah padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti garam atau gula yang dilarutkan dalam air. Gas dapat pula dilakukan dalm cairan. Setelah itu, airan dapat pula larut dalam cairan lain,dan gas larut dalam gas lain. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Tujuan dari percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap , titik beku larutan, menentukan titik didih dan tekanan osmotik suatu larutan. Prinsip percobaannya berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan metode molaritas. Berdasarkan hasil pengamatan percobaan sifat koligatif larutan didapat Tb dari air 83 o C, Tb larutan gula 92 O C, dan Tb larutan garam 90 O C. Kemudian didapat Tf dari air 0 O C, Tf larutan gula A - 3 O C, dan Tf larutan gula B -2 O C.Berdasarkan praktikum ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 3 O C dan 2 O C didapat dari ∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan , dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 9 O C dan 7 O C didapat dari ∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut. Dan berdasarkan teori ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 0,6 O C dan 0,3 O C didapat dari ∆Tf = Kf x m, dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 0,08 O C dan 1,416 O C didapat dari ∆Tb = Kb x m untuk larutan gula dan ∆Tb = Kb x m x i. Key words : Titik didih, Titik beku, Larutan, Molalitas PENDAHULUAN Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit di dalam

Upload: ssdpaf

Post on 12-Jul-2016

24 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kimia dasar

TRANSCRIPT

Page 1: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pancar Fitri Rohaini133020224

Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

ABSTRAK

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai adalah padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti garam atau gula yang dilarutkan dalam air. Gas dapat pula dilakukan dalm cairan. Setelah itu, airan dapat pula larut dalam cairan lain,dan gas larut dalam gas lain. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Tujuan dari percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap , titik beku larutan, menentukan titik didih dan tekanan osmotik suatu larutan. Prinsip percobaannya berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan metode molaritas. Berdasarkan hasil pengamatan percobaan sifat koligatif larutan didapat Tb dari air 83oC, Tb larutan gula 92OC, dan Tb larutan garam 90OC. Kemudian didapat Tf dari air 0OC, Tf larutan gula A -3OC, dan Tf larutan gula B -2OC.Berdasarkan praktikum ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 3OC dan 2OC didapat dari ∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan , dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 9OC dan 7OC didapat dari ∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut. Dan berdasarkan teori ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 0,6OC dan 0,3OC didapat dari ∆Tf = Kf x m, dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 0,08 OC dan 1,416OC didapat dari ∆Tb = Kb x m untuk larutan gula dan ∆Tb = Kb x m x i.

Key words : Titik didih, Titik beku, Larutan, Molalitas

PENDAHULUAN

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai adalah padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti garam atau gula yang dilarutkan dalam air. Gas dapat pula dilakukan dalm cairan. Setelah itu, airan dapat pula larut dalam cairan lain,dan gas larut dalam gas lain. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada

suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari 4 bagian yaitu, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Penurunan tekanan uap adalah peristiwa fenomena dimana tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan pelarut murni. Penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan menjadi lebih tinggi daripada titik didih pelarut murninya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murninya disebut kenaikan titik didih larutan.Titik didih suatu cairan adalah suhu ketika tekanan uap cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan di atas cairan tersebut). Oleh karena itu, titik didih tergantung kepada tekanan luar yang berarti tergantung pula kepada tempat cairan itu dipanaskan. Titik beku suatu cairan adalah suhu ketika tekanan uap cairan itu sama dengan tekanan uap dalam keadaan padat. Pada pembekuan suatu larutan, yang mengalami pembekuan adalah hanya pelarutnya saja, sedangkan zat terlarut tidak ikut membeku. Osmosis adalah perpindahan pelarut dari larutan encer ke

Page 2: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

larutan yang lebih pekat melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh partikel-partikel tertentu. Sedangkan tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Tekanan osmosis merupakan sifat koligatif larutan karena hanya dipengaruhi oleh konsentrasi larutan tanpa dipengaruhi jenis zat terlarut. Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit.

Tujuan dari percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap , titik beku larutan, menentukan titik didih dan tekanan osmotik suatu larutan.

Prinsip percobaannya berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan metode molaritas.

1. Penurunan Tekanan Uap

∆P = XP0

2. Penurunan Titik Beku

∆Tf = Kf.m

3. Kenaikan Titik Didih

∆Tb = Kb.m

4. Tekanan Osmosis

π = M.R.T

METODOLOGI

Alat dan Bahan yang Digunakan.Alat yang digunakan pada percobaan sifat

koligatif larutan adalah gelas kimia, klem dan statif, tali, kawat kassa, bunsen, termometer, pipet tetes, botol semprot, neraca, batang pengaduk, kaki tiga, korek api kayu, sendok

Bahan yang digunakan pada percobaan sifat koligatif larutan adalah aquades (air), gula, dan garam

Metode Percobaan

Gambar 16. Penentuan Titik Didih Gula

Gambar 17. Penentuan Titik Didih

Page 3: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Gambar 18. Penentuan Titik Beku Gula A Gambar 19. Penentuan Titik Beku Gula B

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Pengamatan

Tabel 13. Hasil Pengamatan Penentuan Titik Didih dan Titik Beku Larutan

Sampel Tb(boil) TfBerdasarkan Praktikum Berdasarkan Teori

∆Tb ∆Tf ∆Tb ∆TfAir 83OC 0OC - - - -

Larutan Gula A

- -3OC - 3OC - 0,6OC

Larutan Gula B

- -2OC - 2OC - 0,3OC

Larutan Gula 92OC - 9OC - 0,08OC -

Larutan Garam 92OC - 7OC - 1,416OC -

(Sumber : Pancar Fitri Rohaini, 133020224, Meja 11, Kelompok i)

Page 4: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Tabel 14. Hasil Pengamatan Penentuan Titik Beku dan Titik Didih Gula

Suhu (T) Waktu (t)

DidihBeku

DidihBeku

Gula A Gula B Gula A Gula B27OC 25 OC 27 OC 0 menit 30 detik 30 detik

33 OC 5 OC 4 OC 1 menit 60 detik 60 detik

39 OC 0 OC 0 OC 2 menit 90 detik 90 detik

48 OC -3 OC -2 OC 3 menit 120 detik 120 detik

54 OC -3 OC -2 OC 4 menit 150 detik 150 detik

60 OC -3 OC -2 OC 5 menit 180 detik 180 detik

67 OC 6 menit

73 OC 7 menit

77 OC 8 menit

81 OC 9 menit

85 OC 10 menit

88 OC 11 menit

90 OC 12 menit

92 OC 13 menit

(Sumber : Pancar Fitri Rohaini, 133020224, Meja 11, Kelompok i)

Tabel 15. Hasil Pengamatan Penentuan Titik Didih Garam

Suhu (T) Waktu (t)28 0 menit

40 1 menit

48 2 menit

55 3 menit

63 4 menit

69 5 menit

75 6 menit

80 7 menit

84 8 menit

87 9 menit

90 10 menit

(Sumber : Pancar Fitri Rohaini, 133020224, Meja 11, Kelompok i)

Page 5: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

0 1 2 3 4 5 6

-5

0

5

10

15

20

25

30

Gula AGula B

waktu ( per 30 detik)

T (O

C)

Grafik 3. Percobaan Penentuan Titik Beku Gula A dan Gula B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 140

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Garam Gula

waktu (menit)

T(O

C)

Grafik 4. Percobaan Penentuan Titik Didih Gula dan Garam

Page 6: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan percobaan sifat

koligatif larutan didapat Tb dari air 83oC, Tb larutan gula 92OC, dan Tb larutan garam 90OC. Kemudian didapat Tf dari air 0OC, Tf larutan gula A -3OC, dan Tf larutan gula B -2OC.Berdasarkan praktikum ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 3OC dan 2OC didapat dari ∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan , dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 9OC dan 7OC didapat dari ∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut. Dan berdasarkan teori ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 0,6OC dan 0,3OC didapat dari ∆Tf = Kf x m, dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 0,08OC dan 1,416OC didapat dari ∆Tb = Kb x m untuk larutan gula dan ∆Tb = Kb x m x i.

Kesalahan yang dilakukan saat percobaan sifat koligatif larutan adalah penempatan termometer yang mengenai dinding atau dasar media dan termometer yang belum dalam keadaan stabil saat digunakan, kurang teliti dalam menimbang bahan, kurang telitinya dalam membaca dan menggunakan termometer, kurang tepatnya menentukan titik didih larutan, dan kurang sigap dalam memperhatikan waktu tiap menitnya.

Titik didih normal cairan murni atau larutan adalah suhu pada saat tekanan uap mencapai 1 atm, karena zat terlarut menurunkan tekanan uap, maka suhu larutan harus dinaikkan agar ia mendidih. Artinya, titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarut murni. Peristiwa ini disebut sebagai peningkatan titik didih, merupakan metode alternatif untuk menentukkan masa molar (Syukri, 1999). Sehingga mengakibatkan titik didih pelarut murni (air) lebih rendah dibanding titik didih larutan gula dan NaCl (garam) dan larutan yang paling tinggi titik didihnya

Titik didih suatu larutan dipengaruhi oleh banyaknya zat terlarut bukan jenis zat terlarut. Semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula titik didihnya.Titik didih juga dipengaruhi jenis larutan (larutan elektrolit, dan nonlektrolit). Titik didih larutan elektrolit lebih tinggi dari pada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Hal ini karena larutan elektrolit terioisasi sempurna. Sehingga larutan tersebut memiliki nilai i. Akan tetapi Larutan non elektrolit tidak terionisasi sehingga partikel zat terlarutnya tetap berbentuk molekul-molekul dengan konsentrasi tetap.

Es batu yang digunakan dalam percobaan yang berfungsi untuk membekukan larutan ini sedikit demi sedikit mulai mencair. Oleh karena itu agar larutan ini tetap membeku, es batu yang ada di dalam tabung

perlu diberi garam dapur lebih banyak lagi sehingga es batu yang ada tetap membeku atau dengan kata lain tidak cepat mencair, sebab garam dapur ini dapat mengikat oksigen yang ada pada air dalam bentuk es batu. Garam berfungsi sebagai penurun titik beku air, air yang awalnya berupa es akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air murni. Fungsi garam bukan agar air tetap menjadi es, tetapi es akan mencair namun suhu yang dimiliki lebih rendah. Beaker glass yang berisikan air ini berfungsi untuk mencegah agar proses pendinginan berjalan terlalu cepat.

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan elektron terurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion. Larutan non elektrolit merupakan larutan ang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak trurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion. NaCl atau garam merupakan larutan elektrolit, sedangkan gula merupakan larutan non elektrolit. Gula tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul, itulah sebabnya pada konsentrasi yang sama NaCl mempunyai ∆Tb 2x lebih besar dari pada gula. Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar dibanding larutan non elektrolit (gula). Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutanelektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan elektrolit lemah.

Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf)

Titik beku merupakan salah satu sifat koligatif suatu larutan, dari pengertian sifat koligatif yaitu sifat – sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya (Purba,2007). Berdasarkan teori tersebut

Page 7: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

dapat dianalisa bahwa semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi . Hal ini disebabkan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi, mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak sehingga lebih sukar untuk membuat tekanan padatannya sama dengan tekanan uap cairannya. Sehingga titik beku larutan tersebut lebih rendah atau peristiwa saat larutan tersebut mulai membeku lebih lama.

Faktor – faktor yang mempengaruhi titik beku larutan adalah konsentrasi larutan:Semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi. Keelektrolitan Larutan: Larutan elektrolit akan semakin sukar membeku (titik beku lebih rendah) daripada larutan non elektrolit. Jumlah partikel: Semakin banyak jumlah partikel zat terlarut, titik didih semakin rendah, dan semakin sedikit jumlah partikel maka titik didih semakin tinggi. Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut. Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan

Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisik larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif yang lebih besar dari pada larutan non elektrolit berkonsentrasi sama karena larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel terlarut yang lebih banyak. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari 4 bagian yaitu, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.

Titik didih adalah suhu dimana cairan mendidih, dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami cairan. Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan

pelarut lebih dulu menguap. Pengertian lain yaitu Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ) (Deswanti, 2011).

Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi atau pun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ). ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut. Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan ΔT = Kb . m

Titik Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin besar tekanan udara makin besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25ºC) titik didih air sebesar 100ºC. Artinya pelarut murni akan mendidih bila tekanan uap jenuh pada permukaan cairan sama dengan tekanan udara luar. Pada sistem terbuka, tekanan udara luar adalah 760 mmHg (tekanan udara pada permukaan larutan) dan suhu pada tekanan udara luar 760 mmHg disebut titik didih normal. Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan). Dari definisi ini kita ketahui bahwa titik didih cairan bergantung pada tekanan udara pada permukaan cairan. Itulah sebabnya, titik didih air di gunung berbeda dengan di pantai. Pada saat tekanan uap sama dengan tekanan udara luar maka gelembung-gelembung uap dalam cairan bergerak ke permukaan dan masuk fase gas (Raharjo, 2010).

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ   Tf   =   freezing   point   depression).Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya

Page 8: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Reverse osmosis RO (Osmosis terbalik) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi(lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Osmosis adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.

Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya.

Aplikasi bidang pangan dari percobaan sifat koligatif larutan yaitu pada proses pembekuan es lilin dengan menggunakan garam sebagai penurun titik bekunya, proses pembuatan ikan presto, proses pembuatan telur asin, dan pada proses pembuatan kripik nangka tekanan uapnya diatur sedemikian rupa.

    KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dapat

disimpulkan bahwa percobaan sifat koligatif larutan didapat Tb dari air 83oC, Tb larutan gula 92OC, dan Tb larutan garam 90OC. Kemudian didapat Tf dari air 0OC, Tf larutan gula A -3OC, dan Tf larutan gula B -2OC.Berdasarkan praktikum ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 3OC dan 2OC didapat dari ∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan , dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 9OC dan 7OC didapat dari ∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut. Dan berdasarkan teori ∆Tf dari larutan gula A dan B masing-masing 0,6OC dan 0,3OC didapat dari ∆Tf = Kf x m, dan ∆Tb dari larutan gula dan larutan garam masing-masing 0,08OC dan 1,416OC didapat dari ∆Tb = Kb x m untuk larutan gula dan ∆Tb = Kb x m x i. Sifat koligatif tidak bergantung pada jenis zat terlarut, namun bergantung pada konsentrasinya. Massa molekul relatif suatu zat terlarut dapat diketahui dengan menggunakan sifat koligatif zat pelarut yaitu penurunan titik beku. Semakin besar penurunan titik beku suatu zat maka harga Mr dari zat terlarut semakin kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, E.T. dan Nurminabari, I.S.2013.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung.

Anonim.2013.Larutan.http://ceengineermu.weebly.com/pembuatan-larutan.html. Acessed: 10 Desember 2013

Anonim.2013.Sifat-Koligatif-Larutan.http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan/Sifat_Koligatif_Larutan_Elektrolit.Acessed:  10 Desember 2013

Page 9: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Anonim.2013.Titik-Beku-dan-Didih. http://maulanab.blogspot.com/2012/11/percobaan-titik-didih-dan-titik-beku.html.Acessed:  10 Desember 2013

Anonim.2013.Sifat-Koligatif-Larutan.http://annishadiiennaniisshha.blogspot.com/2011/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html.Acessed:  10 Desember 2013

Anonim.2013.Osmosis.http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis.Acessed: 11 Desember 2013

Anonim.2013.Reserve-Osmosis.http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis_terbalik  Acessed: 11 Desember 2013

Anonim.2013.Sifat-Koligatif-Larutan.http://nana-sejati.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-kimia-dasar-i.html.Acessed: 11 Desember 2013

Anonim.2013.Penentuan-Titik-Didih.http://blodhynoglycat.blogspot.com/2012/06/penentuan-titik-didih.html Acessed: 11 Desember 2013

Anonim.2013.Sifat-Koligatif-Larutan.http://widyaannisap.blogspot.com/2013/09/praktikum-kimia-sifat-koligatif-larutan.html  Acessed:  11 Desember 2013

Anonim.2013.Kenaikan-Titik-Didih.http://mizuc.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-kenaikan-titik-didih.html  Acessed:  11 Desember 2013

Anonim.2013Titik-Beku..http://eddy-smansa.blogspot.com/2011/03/mengukur-titik-beku-larutan-elektrolit.html  Acessed:  11 Desember 2013

Anonim.2013.Aplikasi-Bidang-Pangan.http://mayouame.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_28.html.Acessed:  11 Desember 2013

PERHITUNGAN

Berdasarkan Praktikum:

1. Larutan Gula A :

∆Tf = Tf Pelarut – Tf Larutan

= 0OC – (-3OC)

= 3OC

2. Larutan Gula B :

∆Tf = Tf Pelarut – Tf Larutan

= 0OC – (-2OC)

= 2OC

3. Larutan Gula :∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut

Page 10: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

= 92OC – 83OC

= 9OC

4. Larutan Garam :∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut

= 90OC – 83OC

= 7OC

Berdasarkan Teori :Diketahui :

Kb air = 0,52OC/molal

Kf air = 1,86 OC/molal

m larutan gula A = 0,3 molal

m larutan gula B = 0,15 molal

m larutan gula = 0,15 molal

m larutan garam = 0,8 molal

Ditanya: ∆Tf larutan gula A dan gula B, dan ∆Tb

gula dan garam ?

Jawab:

1. Larutan Gula A :∆Tf = Kf. m

= 1,86 . 0,3

= 0,6

2. Larutan Gula B:∆Tf = Kf. m

= 1,86 . 0,15

= 0,3

3. Larutan Gula :∆Tb = Kb. M

= 0,52 . 0,15

= 0,08

4. Larutan Garam∆Tb = Kb. M . i

= Kb. M. 1 + (n-1) 1

= 0,52 . 0,8 . 1 + (2-1)1

= 0,416 + 1

= 1,416