laporan lengkap larutan dan kelarutan

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Larutan merupakan campuran homogen antara molekul, atau maupun ion dari dua zat atau lebih. Wujud dari larutan bisa berupa padatan, cair ataupun gas yang terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solute sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solvent. Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut berbentuk larutan disebut pelarut. Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dan zat terlarut. Bila komponen zat terlarut di tambahkan terus menerus kedalam pelarut, pada suatu titik komponen yang di tambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah

Upload: aboe03

Post on 22-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan Lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Larutan merupakan campuran homogen antara molekul, atau maupun ion

dari dua zat atau lebih. Wujud dari larutan bisa berupa padatan, cair ataupun

gas yang terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).

Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau

solute sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain

dalam larutan disebut pelarut atau solvent. Proses pencampuran zat terlarut

dan pelarut berbentuk larutan disebut pelarut.

Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah

dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dan zat terlarut. Bila komponen

zat terlarut di tambahkan terus menerus kedalam pelarut, pada suatu titik

komponen yang di tambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat

terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik

padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat

terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal dan larutannya disebut

sebagai larutan jenuh.

Menurut daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan

elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang

dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektolit adalah

larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan uraian di atas, maka percobaan ini penting dan perlu untuk

dilakukan untuk mengetahui prinsip larutan dan kelarutan serta pengaruh

kelarutan dan kelarutan terhadap perbedaan larutan elektrolit dan non

elekterolit, serta jenis-jenis larutan. Selain itu juga untuk mengetahui

pengaruh suhu terhadap kelarutan serta mengetahui pengaruh sifat zat terlarut

dan pelarut terhadap kelarutan. Dengan mengetahui suatu kelarutan suatu zat,

maka kita dapat menentukan kadar kelarutan obat dalam tubuh dan

memperkirakan banyaknya zat pelarut secara sempurna.

Page 2: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami tentang larutan dan kelarutan suatu zat.

2. Tujuan Percobaan

a. Menunjukan pengaruh suhu terhadap kelarutan.

b. Menunjukan perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit.

c. Menunjukan pengaruh sifat zat terlarut dan pelarut terhadap

kelarutan.

C. Prinsip Percobaan

a. Larutan Jenuh

Penentuan pengaruh suhu terhadap kelarutan yaitu sukrosa dengan

cara mencatat suhu air, menambahkan sukrosa 6,7 garm ke dalam air

hingga larutannya jenuh,untuk mengetahui massa sukrossa yang

ditambahkan, memanaskan larutan agar semua padatan larut, dan

mendinginkan larutan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dengan

suhu dipertahankan 50 oC.

b. Kondiktifitas Listrik

Penentuan jenis larutan elektrolit dan non elektrolit oleh pebedaan

nyala lampu ketika dihubungkan dengan larutan dan sumber energi.

c. Kelarutan

Penentuan kelarutan sampel NaCl, Sukrosa, Naftalen pada pelarut

aquadest, etanol, dan heksan dengan melihat indikator larut, tidak larut,

dan sedikit larut.

Page 3: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda

jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut dan

pelarut. Komponen dapat berupa gas, cair, atau padat. Pengertian ini dapat

dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih besar maka disebut pelarut.

Air merupakan pelarut yang tidak asing dalam kehidupan. Sifat-sifat air

seperti mudah di peroleh, mudah digunakan dan kemampuan untuk

melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang dimiliki pelarut lain. Sifat ini

menempatkan air sebagai pelarut universal.

Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti proses berikut (Mulyano,

2005:160) :

a. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat

yang baru.

b. Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut.

c. Terbentuknya larutan berdasarkan disperse.

Larutan terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Pasangan zat tertentu dapat

saling melarutkan dalam semua perbandingan, hal ini biasanya terjadi pada

larutan gas-gas dan larutan cair-cair seperti air-etanol. Akan tetapi untuk

larutan yang wujudnya berbeda (cair-gas, cair-padat, padat-padat) ada batas

keduanya dalam membentuk larutan homogen. Nilai batas jumlah zat terlarut

dalam jumlah pelarut tertentu pada suhu dan tekanan tertentu untuk

membentuk larutan homogen disebut kelarutan. Dengan demikian, kelarutan

adalah nilai batas kemampuan pelarut dalam volume tertentu untuk

melarutkan zat terlarut pada suhu 25o C, tekanan 1 atau yang menghasilkan

larutan homogen.

Jumlah zat terlarut dalam larutan atau dalam pelarut dalam volume/berat

tertentu disebut konsentrasi. Berdasarkan nilain konsentrasi itu, larutan dapat

di bedakan menjadi larutan encer dan larutan pekat. Larutan encer jika

Page 4: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

konsentrasinya zat terlarutnya lebih kecil dari setengah nilai kelarutannya

sedangkan larutan dikatakan pekat jika konsentrasi zat terlarutnya sama atau

lebih besar dari pada setengah nilai kelarutannya.

Dalam keadaan demikian, konsentrasi zat terlarut yang telah larut adalah

tetap sehingga disebut larutan jenuh, di mana larutannya di katakan sebagai

larutan janun pada suhu dan tekanan tertentu. Larutan tak jenuh adalah

larutan yang konsentrasinya masih lebih kecil dari nilai batas kelarutan zat

terlarut dalam pelarut tertentu. (Usman, 2005 : 58-59)

Sifat-sifat larutan misalnya warna dari larutan zat warna atau manisnya

larutan gula, tergantung pada konsentrasi larutan. Ada beberapa cara untuk

menyatakan konsentrasi (Anggota IKAPI UGM, 2008:228) :

1. Moi Froksi

Fraksi mol zat A= XA .mol AJumlah semua komponen

2. Molaritas

M=n zat terlarutv larutan

3. Molalitas

n=n zat terlarutkg pelarut

4. Normalitas

N= m zat terlarutm ekivalen×V larutan

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu

larutan elektrolit dan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit

didasarkan pada keberadaan ion, larutan tersebut bersifat elektrolit.

Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion, larutan tersebut bersifat

non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

arus listrik sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat

menghantarkan arus listrik hantaran listrik dapat diuji dengan alat

kondiktifitas.

Page 5: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan

konsentrasinya berupa larutan, elektrolit dapat menghantarkan arus listrik

dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan larutan

elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar

lemah meskipun tinggi di namakan elektrolit lemah.

Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan baik

karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat lonisasi = 1) menjadi ion-

ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion.

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus

listrik dengan daya yang lemah karena derajat ionisasi lebih dari nol teatapi

kurang dari satu sehingga larutan tersebut sedikit mengandung (Tim Dosen

Kimia Dasar UNHAS, 2007:71).

Jenis-jenis kelarutan antara lain :

a. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum zat

terlarut di dalam pelarut pada suhu tertentu.

b. Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut lebih

sedikit di bandingkan kemampuannya untu melarutkan. Larutan ini

terjadi sebelum titik jenuh tercapai.

c. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung lebih banyak zat

terlarut di bandingkan yang terdapat dalam larutan jenuh.

Dalam cairan atau padatan , molekul-molekul saling terikat akibat adanya

tarik menarik antara molekul. Gaya ini juga memainkan peran dalam

pembentukan larutan (Chang , 2003 : 4-5).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain :

a. Pengaruh jenis zat pada kelarutan

Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling

bercampur dengan baik. Sedangkan zat-zat yang struktur kimianya

berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur sempurna (like

dissolve like).

Page 6: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

b. Pengaruh temperatur pada kelarutan

Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih

tinggi, misalnya jika air di panaskan, maka timbul gelembung-gelembung

gas yang keluar di dalam air. Sehingga gas yang terlarut dalam air

tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat yang kelarutannya

lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat

kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi.

c. Pengaruh tekanan pada kelarutan

Perubahan kecil dalam tekanan memiliki efek yang kecil pada

kelarutan dari padatan dalam cairan tetapi memiliki efek yang besar pada

kelarutan gas dan cairan berbanding lurus dangan tekanan gas.

d. Kelajuan dari zat terlarut

Kelajuan di mana zat padat terlarut di pengaruhi oleh (Sukardjo,

1977:142) :

1. Ukuran partikel

2. Temperatur solvent

3. Pengadukan dari larutan

4. Konsentrasi larutan

5. Pengaruh pH

6. Pengaruh Hidrolisis

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILATA

Nama lain : air suling

Rumus molekul : H2o

Berat molekul : 18 , 02

Rumus bangun : H-O-H

Peerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Kelarutan : praktis bercampur dengan pelarut

Page 7: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pelarut/sampel

2. NaCl (Dirjen POM, 1979 : 403)

Nama : NATRII CHLORIDUM

Nama lain : Natrium klorida

Rumus molekul : NaCl

Berat molekul : 58, 44

Rumus bangun : Na-Cl

Pemerian : hablur Heksahedlar, tidak berwarna, serbuk

hablur putih, tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan : larut dalam 2, 8 bagian air, 2,7 bagian air

mendidih, kurang lebih 10 bagian gliserol, sukar

larut dalam etanol ( 95 % ).

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai zat terlarut (kondutivitas listrik)

3. Sukrosa (Dirjen POM, 1979 : 725)

Nama Resmi : SUCROSUM

Nama lain : guls

Rumus Molrkul : C12H12O11

Berat Molekul : 342, 20

Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370 bagian

etanol (95%)

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai zat tertutup ( kelarutan )

4. Naftalen ( Dirjen Pom, 1997 : 1179 )

Nama Resmi : NAPHTHALENE

Nama Lain : naftalena, kapur barus

Page 8: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

Rumus molekul : C10H8

Berat Molekul : 128, 17

Pemerian : lempeng Prismatis Monosiklik atau keeping /

serbuk putih

Kelarutan : larut dalam heksana, tidak larut dalam H2O

Penyimpanan : dalam wadah tertutup

Kegunaan : sebagai zat terlarut (kelarutan)

5. Heksan (Dirjen Pom, 1995 : 1159)

Nama Resmi : HEKSANA

Nama Lain : heksan

Rumus Molekul : C6 H14

Berat Molekul : 86, 18

Pemeriaan : cairan jernih, mudah menguap, berbau seperti eter

lemah

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol

mutlak

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai zat pelarut

6. Etanol (Dirjen POM, 1979 : 65)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : alkohol

Rumus Molekul : C2 H5OH

Berat molekul : 0,8119

Pemerian : tidak berwarna, jernih, mudah menguap, bau

kuas, rasa panas, mudah terbakar.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform

dan eter

Page 9: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya dan api

Kegunaan : sebagai sampel sifat zat terlarut dan pelarut.

C. Prosedur Kerja

1. Larutan jenuh

a. Masukkan 10 ml air suling ke dalam beker gelas 50 ml, catat suhu

air.

b. Sambil di aduk dengan batang pengaduk, tambahkan sukrosa 2 g ke

dalam air, terus tambahkan sampai tidak ada lagi sukrosa yang larut.

Larutannya harus jenuh. Catat massa sukrosa di tambahkan.

c. Panaskan larutan ini diatas plat panas sampai 50oc, pertahankan suhu

ini. Dan tambahkan sukrosa sebanyak 2 gr ke dalam larutan, sambil

diaduk tambahkan lagi sukrosa sampai tidak ada lagi sukrosa yang

larut. Catat massa sukrosa yang ditambahkan.

d. Panaskan larutan di atas 50oc sampai semua padatan terlarut. Dengan

penjepit gelas, angkat gelas dari plat panas dan letakkan di atas meja.

Lanjutkan dengan bagian selanjutnya dan kembali ke bagian ini

setelah larutan mendingin hingga suhu kamar.

e. Amati apa yang terjadi dalam larutan ketika di dinginkan sampai

suhu kamar. Jika ada Kristal terbentuk, masukkan Kristal tunggal ke

dalam larutan atau aduk larutan dengan batang pengaduk.

2. Konduktivitas Listrik

a. Untuk setiap larutan, lakukan langkah 2,3,4, dan 5.

b. Masukkan sekitar 20 ml larutan 101 ke beker gelas 50 ml yang telah

di bilas dengan aquadest.

c. Masukkan terminal ke dalam beker gelas hingga larutan menutupi

terminal

d. Sambungkan alat ke stop kontak dinding. Amati efek pada bola

lampu. Larutan yang mengandung elektrolit melakukan sirkuit listrik

dan lampu akan menyala. Elektrolit kuat akan memberikan cahaya

Page 10: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

terang, elektrolit lemah akan memberi cahaya redup dan non

elektrolit tidak akan menyala. Catat penyuruh konsentrasi.

e. Setelah tes selesai, sepaskan alat dari stopkontak, angkat terminal

dari larutan dan bilas dengan air suling.

3. Kelarutan

a. Bersihkan dan keringkan 16 tabung reaksi.

b. Masukkan sekitar 0,1 gr padatan ke tabung reaksi :

1) No 1 : NaCl 3) No 3 : Nafralen

2) No 2 : Sukrosa 4) No 4 : Iodin

c. Tambah 3 ml air suling ke tiap tabung reaksi dan korok campuran.

d. Catat pada lembar laporan apakah benar-benar larut, sedikit larut

atau tidak sama sekali.

e. Dengan set tabung reaksi berlabel baru yang berisi padatan yang

tercantum di atas, ulangi kelarutan menggunakan aranol, Cs Hs Oh,

aseton, ( Ch3 ) 2 Co, dan eter minyak bumi. Catat datanya.

f. Buang larutan dalam wadah sampah yang di sediakan. Jangan di

buang di bak cuci.

Page 11: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang

pengaduk, cawan porselin, gelas arloji, gelas kimia, gelas ukur, kaki tiga,

kawat kasa, kertas timbang, klem, pembakar spiritus, pipet tetes, rak

tabung, sikat tabung, sendok tabun, statif, tabung reaksi, termometer, dan

voltmeter.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah

aquadest, asam asetat, asam asetat glasial, etanol, HCl, heksan, NaCl,

naftalen, dan sukrosa.

B. Cara Kerja

1. Larutan Jenuh

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Ditimbang sukrosa 2 gr sebanyak 8 kali.

c. Dimasukkan 10 ml aquadest ke dalam gelas kimia.

d. Ditambahkan 2 gr sukrosa ke dalam gelas kimia yang berisi

aquadest.

e. Diaduk sampai tidak ada lagi sukrosa yang larut.

f. Dipanaskan larutan di atas plat panas sampai 50o C, dipertahankan

suhu ini.

g. Ditambahkan lagi 2 gr sukrosa ke dalam larutan, sambil di aduk, di

tambahkan sukrosa hingga tidak ada lagi yang larut.

h. Dicatat massa sukrosa yang di tambahkan.

i. Dinginkan larutan yang telah di panaskan hingga suhu kamar.

j. Diamati perubahan yang terjadi pada larutan ketika di dinginkan

sampai suhu kamar.

Page 12: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

2. Konduktivitas Listrik

a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b. Aquadest, sukrosa, asam asetat, NaCl dan Hcl di masukkan ke dalam

gelas kimia sebanyak 20 ml.

c. Di amati dengan volt meter

d. Di catat datanya

3. Kelarutan

a. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b. Diambil sampel (NaCl, sukrosa, dan naftalen) secukupnya dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda yang sudah berisi

pelarut aquadest, etanol, dan heksan sebanyak 3 ml lalu dilarutkan.

c. Di amati perubahannya.

Page 13: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

1. Larutan Jenuh

Sampel Berat Zat Terlarut Keterangan

Sukrosa 6,7 gram

- Bau harum

- Agak keruh

- Agak kental

2. Kelarutan

NO SampelPelarut

Aquadest Etanol Heksan

1 NaCl L TL TL

2 Sukrosa L TL TL

3 Naftalen TL SL L

Ket :

Larut : L

Sedikit Larut : SL

Tidak Larut : TL

Page 14: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

BAB V

PEMBAHASAN

Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat yang

berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat terlarut dan

pelarut. Pengertian ini dapat dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih

besar, maka disebut pelarut dan untuk senyawa yang berada dalam jumlah kecil

disebut terlarut.

Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam

sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip

namun umumnya dapat saling bercampur dengan baik. Sedangkan zat-zat yang

struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur sempurna.

Hal ini di pengaruhi oleh tingkat kepolaran zat yang berbeda-beda.

Larutan dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu larutan jenuh, larutan tidak

jenuh dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat

terlarut dalam jumlah maksimal di dalam pelarut, larutan tak jenuh adalah larutan

yang zat pelarutnya lebih banyak dari pada zat terlarutnya sedangkan larutan lewat

jenuh adalah larutan di mana zat terlarutnya lebih banyak dari zat pelarutnya.

Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut

dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur yaitu pada kelarutan gas

dalam cairan, apabila temperatur naik. Kelarutan gas umumnya turun disebabkan

karena kecenderungan gas yang besar untuk berekspansi. Faktor tekanan yaitu

pada kelarutan gas yang mengubah kelarutan zat terlarut dalam keseimbangan.

Pengaruh tekanan pada kelarutan gas dinyatakan oleh hukum. Henri yang

menyatakan bahwa dalam larutan yang sangat encer, pada temperatur konstan,

konsentrasi gas terlarut sebanding dengan tekanan parsial gas di atas larutan pada

kesetimbangan. Faktor pH yaitu pengaruh jumlah yang lebih kecil dan bergantung

pada hal terbaginya zat terlarut. Dan kelarutan juga sangat dipengaruhi oleh

gambaran struktur seperti perbandingan gugus pola terhadap gugus non polar dari

molekul. Apabila panjang rantal non polar dari alkohol alifatik bertambah,

Page 15: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

kelarutan senyawa tersebut dalam air akan berkurang. Apabila ada gugus polar

tambahan dalam molekul, seperti pada propilema glikol, gliserin, dan asam tartrat,

kelarutan dalam air naik banyak. Percabangan pada rantai mengurangi efek non

polar dan menyebabkan kenaikan kelarutan dalam air.

Singkatnya, pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain.

Sesuai dangan itu, air bercampur dengan alkohol dalam segala perbandingan dan

melarutkan gula dan senyawa polihidriksi yang lain. Dan pelarut non polar tidak

dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah

karena tetapan elektrik pelarut yang rendah dan senyawa non polar dapat

melarutkan zat terlarut non polar dengan tekanan dalam yang sama melalui

interaksi dipol induksi. Sehingga dapat di simpulkan tingkat kepolaran suatu zat

dari tinggi ke rendah yaitu pirindin, asetak, air, methanol etamol, n-propanol,

eranel, butena, aseton, etil asetan, tetra hidrofuran, dietil eter, diklor metan,

kloroform, benzena, toluen, dikloroetilen, trikloroetilen, karbotetraklorida,

karbodisulfida, sikloheksan, dan tetroleumeter.

Istilah like dissolves like secara umum digunakan dalam bidang kimia

kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute memiliki kesamaan

dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekl-molekul solven. Bila ada

keasaman dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi antara

solven-solute, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solut-solven adalah kuat.

Bila tidak ada kesamaan maka gaya tarik menarik solut-solven adalah lemah.

Istilah like dissolves like juga menyatakan bahwa kelarutan suatu zat pada

umumnya dapat diperkirakan dalam cara kualitatif setelah mempertimbangkan

hal-hal seperti polaritas, tetapan dielektrik, asosiasi, solvasi, tekanan dalam, reaksi

asam basa, dan faktor-faktor laimnya. Singkatnya, Kelarutan bergantung pada

pengaruh kimia, listrik, struktur yang menyebabkan interaksi timbal balik antara

zat terlarut dan pelarut. Para ahli formasi pun mengetahui istilah like dissolves

like menyatakan bahwa air adalah pelarut yang baik untuk garam dan gula serta

senyawa sejenis. Sedangkan minyak mineral dan benzena biasanya merupakan

pelarut untuk zat yang biasanya hanya sedikit larut dalam air. Like dissolves like

Page 16: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

juga bertujuan untuk mempelajari tentang keadaan yang terjadi antara suatu

pelarut dan zat pelarut.

Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel

yang bermuatan listrik negatif dan positif yang disebut ion. Jumlah muatan positif

akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam

larutan netral. Ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik pada elektrolit

kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion yang terionisasi sempurna. Karena

banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.

Contohnya dari larutan elektrolit adalah pada larutan elektrolit kuat yaitu Hcl,

H2SO4, HBr, sedangkan elektrolit lemah contohnya CH3COOH dan pada elektrolit

lemah ini tidak semua terurai menjadi ion-ion sehingga dalam larutan hanya ada

sedikit ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada larutan non elektrolit,

molekulnya tidak terionisasi sehingga tidak ada ion yang dapat menghantarkan

arus listrik. Contohnya etanol dan gliserin.

Larutan elektrolik adalah zat-zat yang dapat menghantarkan arus listrik

karena zat terlarutnya adalah zat elektrolit yang dapat terionosasi menjadi ion-ion

dan terurai secara sempurna sehingga tergolong elektrolit kuat. Contoh elektrolit

kuat yaitu asam kuat meliputi HCl, HCIO3, HCIO4, H2SO4 , HNO3 dan basa kuat

meliputi NAOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2. Dan garam-garam yang mempunyai

kelarutan tinggi yaitu NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3, sedangkan elektrolit lemah dapat

menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemahkarena derajat ionisasi lebih

dari nol, tetapi kurang dari satu, sehingga hanya mengandung sedikit ion.

Contohnya asam lemah yaitu CH3COOH, HCN, H2, CO2, H2S. Basa lemah yaitu

NH4OH, Dan garam-garam yang sulit larut yaitu AgCl2, CaCrO4, dan PbI2.

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkn arus

listrik karena zat terlarutnya adalah zat non elektrolit yang tidak dapat terionisas

menjadi ion-ion. Contohnya, glukosa, lipid, urea, alkohol, dan lain-lain.

Pelarut adalah benda cair atau gas yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut

yang paling umum digunakan adalah air, karena air merupakan pelarut universal

memiliki trayek cair yang panjang dan kemampuannya melarutkan berbagai zat.

Page 17: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap,

meninggalkan substansi pelarut yang didapatkan.

Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut yaitu

oleh momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar

lalu. Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan hidrogen merupakan faktor yang

lebih jauh berpengaruh di bandingkan dengan polaritas yang direfleksikan dalam

dipol momen yang tinggi. Dapat di simpulkan bahwa pelarut polar bertindak

sebagai pelarut menurut mekanisme berikut :

1. Karena tingginya tatapan dielektrik, pelarut polar mengurangi gaya tarik

menarik antar ion dalam kristal yang bermuatan berlawanan.

2. Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan

reaksi asam bisa karena pelarut ini amfriprotik. Pelarut non polar tidak

dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan

lemah karena tetapan dielektrik yang rendah.

Pelarut non polar juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit

yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut

aprotik. Oleh karena itu, zat terlarut ionik dan secara oral di dalam saluran cerna

harus mengalami proses pelepasan dari sediaannya dan kemudian zat aktif akan

melarut untuk selanjutnya diabsorpsi. Proses pelepasan zat aktif dari sediaannya

dan proses pelepasan larutan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika

zat terlarut serta formulasi sediaannya. Salah satu sifat zat aktif yang penting

untuk diperhatikan adalah kelarutan karena pada umumnya zat baru diabsopsi

setelah terlarut dalam cairan saluran cerna.

Teori tumbukan yaitu dapat di jelaskan bahwa semakin luas permukaan zat

padat, maka semakin banyak tempat terjadinya tumbukan antarpartikel zat yang

bereaksi. Luas permukaan zat berkaitan dengan bidang sentuh zat tersebut.

Contohnya gula pasir berbentuk kristal-kristal kecil sedangkan gula batu

berbentuk bongkahan besar. Dalam berat yang sama, gula pasir memiliki luas

permukaan lebih besar dari pada gula batu. Coba larutkan setiap jenis gula dalam

air bervolume sama. Gula pasir akan cepat larut di bandingkan gula batu, hal itu

disebabkan karena luas permukaan bidang serbuk gula batu. Jadi, semakin kecil

Page 18: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

ukuran suatu zat dalam jumlah massa yang sama luas bidang seutuhnya semakin

besar dan semakin besar luas permukaan pereaksi, laju reaksi semakin besar.

Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan sukrosa dalam cairan bertambah

dengan naiknya suhu karena pembentukan larutannya bersifat endoterm.

Pengaruh tekanan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kelarutan,

kelarutan suatu gas dalam larutan air, berbanding lurus dengan tekanan gas di atas

larutan tersebut. Faktor jenis zat yaitu senyawa yang bersifat non polar akan

mudah larut pada pelarut non polar.

Pengaruh temperatur yaitu misalnya pada kelarutan gas dalam cairan, apabila

temperaturnya naik, maka kelarutannya juga naik. Pada kelarutan gas umumnya

turun disebabkan karena kecenderungan gas yang besar untuk berekspansi.

Pengaruh pH yaitu pengaruh jumlah yang lebih kecil dan bergantung pada hal

terbaginya zat terlarut.

Kelarutan sangat dipengaruhi oleh gambaran struktur seperti perbandingan

gugus polar terhadap gugus non polar dan molekul. Apabila panjang rantai non

polar dari alkohol alifatik bertambah, kelarutan senyawa tersebut dalam air

berkurang. Apabila ada gugus polar tambahan dalam molekul, seperti pada

propilena glikol, ghserm, dan asam tartrat, kelarutan dalam air meningkat banyak.

Percabangan pada rental mengurangi efek non polar dan menyebabkan kenaikan

kelarutan dalam air.

Faktor pengadukan, semakin lama dan cepat larutan tersebut di aduk, maka

kelarutannya akan semakin tinggi.

Faktor jenis zat, senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut

polar sedangkan yang bersifat non polar akan mudah larut pada pelarut non polar

itu sendiri.

Faktor efek hidrolisis dalam hal ini membatasi pembahasan pada larutan-

larutan yang berkadar asam tinggi, seperti anion sebuah asam lemah yang tidak

mengubah pH secara nyata. Garam dari sebuah asam lemah terurai tidak dalam

asam kuat melainkan di dalam air.

Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul yang terjadi antara

dua muatan listrik parsiul dengan polaritas yang berlawanan. Ikatan hidrogen

Page 19: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, D atau F yang mempunyai

pasangan elektron bebas.

Dalam praktikum larutan dan kelarutan ada 2 percobaan yang dilakukan yaitu

percobaan larutan jenuh dan kelarutan zat. Cara kerja pada percobaan larutan

jenuh yaitu, pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang

sukrosa 2 gr sebanyak 4 kali, diambil aquadest dan dimasukkan ke dalam gelas

kimia sebanyak 10 ml kemudian ditambahkan sukrosa yang telah ditimbang dan

diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Jika larutan belum juga jenuh,

ditambahkan 2 gr sukrosa hingga mencapai titik jenuhnya. Larutan yang telah

dihomogenkan tersebut, di panaskan pada suhu 50o C sebagai batasan karena

semakin tinggi suhunya, maka semakin banyak yang bisa larut sehingga suhu ini

harus tetap di pertahankan. Setelah larutan mencapai titik jenuh, pemanasan

dihentikan dan larutan didinginkan pada suhu kamar dan dicatat data

perubahannya.

Adapun cara kerja pada percobaan kelarutan, yaitu disiapkan tabung reaksi

sebanyak 9 buah dan sampel yang digunakan, yaitu NaCl, sukrosa, dan naftalen

secukupnya ke 9 tabung reaksi tersebut masing-masing berisi larutan aquades

sebanyak 3 ml untuk 3 tabung pertama, larutan etanol sebanyak 3 ml untuk 3

tabung reaksi kedua dan larutan heksan sebanyak 3 ml untuk 3 tabung reaksi yang

terakhir. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang

berbeda yang berisi larutan aquadest, etanol dan neksan. Lalu diketuk dengan jari-

jari tangan. Kemudian di amati perubahannya untuk zat yang larut, sukar larut,

dan tidak larut.

Pada percobaan konduktivitas listrik, cara kerjanya yaitu disiapkan aquadest,

sukrosa, asam asefat, NaCl dan HCl yang dimasukkan ke dalam gelas kimia

masing-masing sebanyak 20 ml. Lalu terminal keelektrolitan larutan tersebut,

kemudian diamati perubahannya dan dicatat datanya. Apabila lampu menyala dan

memiliki banyak gelembung serta nyala lampu yang baik berarti larutan tergolong

larutan elektrolit kuat, begitu pula sebaliknya.

Dari percobaan kelarutan, diperoleh hasil yaitu NaCl dan sukrosa larut dalam

aquadest karena sifat atau struktur dari aquadest dengan NaCl dan sukrosa

Page 20: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

memiliki banyak kesamaan, begitu pula dengan naftalen yang larut dalam heksan.

Adapun naftalen yang sedikit larut dalam etanol, hal ini dikarenakan sifat dan

struktur naftalen memiliki sedikit kesamaan. Begitu pula dengan NaCl dalam

heksan dan etanol yang tidak larut, naftalen dalam aquadest juga tidak larut dan

sukrosa dalam etanol tidak larut. Hal ini juga dikarenakan oleh sifat dan struktur

yang tidak sama atau berbeda. Berdasar hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

sesuai dengan literatur yang diperoleh dimana zat terlarut NaCl apabila di campur

dengan aquadest akan larut, sukrosa di campur dengan aquadest juga akan larut

akan tetapi NaCl yang dicampur dalam pelarut heksan dan etanol hasilnya tidak

larut dan ini sesuai dengan literatur begitu pula dengan sukrosa dalam pelarut

heksan dan etanol juga tidak larut, naftalen dalam aquadest juga sesuai dengan

literatur, yaitu tidak larut tetapi dalam heksan zat terlarut naftalen dapat larut dan

tentu hasil ini juga sesuai dengan literatur yang diperoleh.

Pada percobaan larutan jenuh, di peroleh hasil yaitu berat zat terlarut untuk

aquadest 10 ml ditambah sukrosa adalah 2 gr dan sebelum di panaskan adalah

cair. Namun setelah di panaskan pada suhu 50 oC terjadi perubahan warna dari

jernih menjadi agak keruh dan larutan menjadi kental. Sehingga dari sisa yang di

peroleh sebesar 1,3 gr ternyata besarnya penambahan yang di lakukan adalah 6,7

gr. Hal ini tentu sesuai dengan literatur dimana jika semakin tinggi suhu larutan,

maka semakin banyak pula komponen sukrosa yang dapat larut di bandingkan

tanpa pengaruh suhu yang tinggi, dimana sukrosa dapat larut dalam 0,5 bagian air.

Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini, yaitu

praktikan masih belum memahami secara sempurna perubahan reaksi, kesalahan

dalam mempertahankan suhu 50o C sebab suhunya kadang mencapai 60o C yang

disebabkan pemanasan secara terus-menerus, kurangnya ketelitian dalam

menimbang sampel serta kurangnya ketelitian praktikan dalam mengamati

perubahan yang terjadi pada setiap percobaan.

Melalui percobaan ini, dapat disimpulkan hubungan larutan dan kelarutan

dalam farmasi adalah dalam proses pembuatan obat yang menggunakan cara

pelarutan zat-zat atau senyawa kimia, untuk mengetahui kelarutan suatu obat

dengan mengetahui dan memahami tingkat kepolarannya. Untuk sediaan yang

Page 21: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

bersifat polar, larut dengan baik dalam air seperti dalam bentuk tablet, kapsul, dan

sirup dalam tubuh manusia. Sedangkan untuk sediaan non polar yang larut dengan

baik dalam lemak, digunakan dengan dioleskan misalnya salep sehingga tingkat

kepolaran dari suatu sediaan obat dapat diabsorpsi secara baik dalam tubuh. Serta

para ahli farmasi dengan melalui percobaan ini dapat membantunya memilih

medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu

mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan

farmasetis dan dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian serta

memberikan informasi mengenai struktur obat dan gaya antarmolekul obat.

Dalam literatur, NaCl larut dalam 2,8 bagian air dan sukar larut dalam etanol.

NaCl merupakan larutan polar yaitu larut dalam air. Begitu pula dengan sukrosa

yang larut dalam 0,5 bagian air. Pada percobaan ini di peroleh data yang sama

yaitu NaCl dan sukrosa larut dalam air dan tidak larut dalam etanol dan heksan.

Dan pada naftalen larut dalam heksan dan tidak larut dalam air. Hal ini jelas

sesuai dengan data yang di dapatkan pada percobaan ini naftalen tidak larut dalam

air dan sedikit larut dalam etanol dan larut dalam heksana.

Page 22: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, di peroleh hasil yaitu:

1. Pada percobaan larutan jenuh, suhu sangat berpengaruh pada larutan dan

kelarutan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat dan banyak zat

terlarut dalam larutan seperti pada percobaan sukosa yang larut dalam air

mendidih sebanyak 6,7 gram.

2. Senyawa polar (NaCl dan sukrosa) dapat larut dalam senyawa polar

(aquadest) maupun semi polar (etanol) tetapi tidak dapat larut dalam

pelarut non polar (heksan). Sebaliknya, senyawa non polar (naftalen)

hanya dapat larut dalam senyawa semi polar (etanol) maupun non polar

(heksan) tetapi tidak dapat larut dalam pelarut polar (aquadest).

B. Saran

1. Untuk Laboratorium

Tingkatkan kelengkapan alat dan bahan untuk praktikum.

2. Untuk Asisten

Pertahankan metode pembelajarannya dan keramahannya kepada

praktikan.

Page 23: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI Dosen UGM. Kimia Dasar. Yogyakarta: University Press.

2010

Chang, Raymond. Kimia Dasar Jilid I. Erlangga: Jakarta. 2005

Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI. 1979

Mulyono. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1996

Tim Dosen Kimia Dasar. Kimia Dasar. Makassar: UNHAS. 2007

Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum. Makassar: UIN Alauddin.

2011

Usman, Hanapi. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga. 2005

Sukardjo. Ilmu Kimia. Jakarta: Renika Cipta. 1977

Page 24: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

Amati

Dinginkan

Aduk

Panaskan 50oc

2 gr sukosa

2 gr sukosaHingga jenuh

Aquadest 10 ml

Gelas Kimia

2 gr Sukrosa

Aduk

SKEMA KERJA

1. Larutan Jenuh

2. Kelarutan

ditambahkan

ditambahkan

ditambahkan

dimasukkan

Page 25: Laporan Lengkap Larutan Dan Kelarutan

Etanol

Amati

Larutkan

HeksanAquadest

NaCl Sukrosa

Di masukkan

Naftalen

secukupnya