laporan lakin 2018

25
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON Jalan Jl. Y. Syarana Mual No. 1 Kate-kate AmbonKode Pos 97233. Telepon / Faksimili : (09110) 3683425 - 3683673Email : [email protected] Website : www.karantinapertanianambon.org LAPORAN LAKIN 2018 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN LAKIN 2018

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON Jalan Jl. Y. Syarana Mual No. 1 Kate-kate AmbonKode Pos 97233. Telepon / Faksimili : (09110) 3683425 -

3683673Email : [email protected] Website : www.karantinapertanianambon.org

LAPORAN LAKIN 2018 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

Page 2: LAPORAN LAKIN 2018
Page 3: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan perkarantinaan ditempatkan pada upaya melindungi

pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian ketahanan dan

keamanan pangan serta sumber daya hayati. Terkait dengan upaya

ini maka peranan karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian

sumber daya hayati, pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPT,

kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh, dan

halal.

Peningkatan intensitas dan frekuensi arus lalu lintas barang dan

orang dalam era globalisasi ini pada akhirnya tidak lagi mengenal

batas-batas antar negara, sehingga dalam kondisi seperti ini peran

karantina pertanian khususnya menjadi sedemikian penting dalam

melakukan perlindungan dan pengamanan hewan dan produk

hewan dari serangan HPHK dan OPTK. Dengan adanya tantangan

halite karantina pertanian perlu meningkatkan kinerja serta

perubahan pendekatan tindak karantina yang lebih luas dan sesuai

kemajuan zaman karena dapat dianggap sebagai bagian dari

perdagangan dan trasnportasi hewan, tumbuhan dan produk-

produknya, bagian dari kesehatan nasional dan lingkungan serta

bagian dari keamanan dan ketahanan pangan.

Dalam hal peningkatan daya saing dan pemberdayaan ekonomi

rakyat, peranan karantina harus mampu membantu para pelaku

usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary and

Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor dan mendukung kelancaran

arus lalu lintas komoditas pertanian baik hewan maupun tumbuhan

dalam rangka pemerataan pembangunan dan kesejahteraan bangsa.

Disamping itu tugas utama dari karantina pertanian harus tetap

mampu mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK ke

wilayah Republik Indonesia. Oleh karena itu, SKP Kelas I Ambon

sebagai UPT Badan Karantina Pertanian harus diperkuat secara

bertahap seiring dengan perkembangan IPTEK dibidang

perkarantinaan. Dalam upaya mendukung program pembangunan

pertanian di Indonesia, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon) maupun eksternal (kerja sama

Page 4: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 2

dengan instansi terkait baik secara nasional maupun internasional)

dalam rangka optimalisasi tupoksi dengan berpaku pada pedoman

Pusat Badan Karantina pertanian.

Pembenahan-pembenahan tersebut erat kaitannya dengan yang

sudah dilakukan Badan Karantina Pertanian, kinerja yang optimal

dari Unit Pelaksana Teknis seluruh Organisasi Badan Karantina

Pertanian secara umum dapat diukur dari kinerja UPT, yaitu :

1. Tercegahnya masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dari luar

negeri

2. Tercegahnya penyebaran HPHK/OPTK antar area di dalam

wilayah RI

3. Tercegahnya pemasukan pangan segar asal hewan dan asal

tumbuhan yang tidak aman untuk konsumsi

4. Meningkatkan akses ekspor komoditas pertanian strategis yang

semula terkena hambatan teknis/SPS

5. Meningkatkan pelayanan prima (cepat, efektif, transparan dan

akuntabel)

6. Meningkatkan kredibilitas laboratorium karantina pertanian

7. Diterapkannya sistem teknologi informasi karantina

8. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan

pertanian dan meningkatkan daya saing produk pertanian

Indonesia.

9. Meningkatnya standar pelayanan dan fasilitas pelayanan public

melalui standar pelayanan public yang telah tersusun

Berpijak dari hal-hal tersebut maka Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon mencoba menyusun Standar Pelayanan Publik Skp

kelas I Ambon sesuai pedoman pusat, yang terdiri 3 ( tiga ) standar

yaitu 1. Standar Proses Pelayanan 2. Standar Kompetensi Sumber

Daya Manusia, 3. Standar Sarana dan Prasarana. Serta mengacu

pada 6 (enam) komponen penting yang masih relevan perlu

direvitalisasi Badan Karantina Pertanian diantaranya : (1) Penguatan

Sumber Daya Manusia, (2) Pembangunan Infrastruktur, (3)

Pengembangan Teknologi Informasi, (4) Penataan Kelembagaan UPT,

(5) Pemantapan Peraturan Perundang-undangan sebagai paying

hukum dan (6) Pengembangan Public Awareness.

Page 5: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 3

2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor.

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina

Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan Fungsi

Stasiun Karantina Pertanian adalah sbb:

2.1. Kedudukan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dipimpin oleh seorang

Kepala Stasiun yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.

2.2.Tugas Pokok

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sebagai Unit Pelaksana

Teknis Badan Karantina Pertanian, sesuai Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April

2008 mempunyai tugas Melaksanakan Kegiatan Operasional

Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan, serta pengawasan

keamanan hayati hewani dan nabati

2.3.Fungsi

Dalam UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuan karantina hewan

dan tumbuhan adalah

- Mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina dan

organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke

wilayah negara Republik Indonesia.

- Mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina dan

organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke

area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.

- Mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari

wilayah Negara Republik Indonesia.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan

Page 6: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 4

b. Pelaksanaan 8P ; pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan

pembebasan media pembawa HPHK dan OPTK

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK

d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan

nabati

f. Pelaksanaan pelayanan operasional karantina hewan dan

tumbuhan secara prima

g. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana

teknik karantina hewan dan tumbuhan

h. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran

peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan,

karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan

nabati.

i. Pelaksanaan & penyelidikan terhadap pelanggaran

perundang-undangan Karantina Hewan dan Tumbuhan (

PPNS/Inteljen ).

j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

3. Organisasi dan Tata Kerja

Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sesuai

Permentan No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 sebagai berikut:

o Kepala Stasiun

o Urusan Tata Usaha

o Subseksi Pelayanan Operasional

o Kelompok Jabatan Fungsional Karantina Hewan dan Karantina

Tumbuhan

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Stasiun Karantina

Pertanian dibantu oleh unsur-unsur Kepala Urusan Tata Usaha,

Kepala Subseksi Pelayanan Operasional dan Kelompok Jabatan

Fungsional yang terdiri atas Karantina Hewan (Medik Veteriner dan

Paramedik veteriner) dan Karantina Tumbuhan (POPT Ahli dan POPT

Terampil). Secara rinci struktur organisasi Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon sebagaimana terdapat pada bagan:

Page 7: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 5

4. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas

o UU No. 28 / 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3851)

o UU No. 16 / 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan

o PP No. 82 / 2000 tentang Karantina Hewan

o PP No 14 / 2002 tentang Karantina Tumbuhan

o PP No. 28 / 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

o PP No. 48 / 2012 tentang PNBP lingkup Kementerian Pertanian

KEPALA STASIUN JUMRIN, SP, M.SI

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA SUBSEKSI YANOPS

DRH.NANANG HANDAYONO. M.SI

KEPALA URUSAN TATA USAHA

M.RIZAL HUSEIN, SH

Page 8: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 6

BAB II

PERENCANAAN DAN PROGRAM KERJA

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon telah membuat rencana

kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada serta seiring

dengan kebijakan Badan Karantina Pertanian untuk meningkatkan

kinerja dalam rangka tindak karantina melalui penguatan 6 (enam)

pilar yang tercakup dalam Program Penerapan Kepemerintahan yang

Baik dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan.

1. Visi dan Misi

1.1. Visi

Visi merupakan kondisi ideal tentang masa depan, terjangkau,

dipercaya, meyakinkan dan mengandung daya tarik, sekaligus

merupakan refleksi keadaan internal dan potensi kemampuan inti

serta keliatan (fleksibilitas) suatu organisasi dalam menghadapi

hambatan dan tantangan masa depan. Oleh karena itu sebagai unit

pelaksana teknis Barantan visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon, yaitu “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya”.

Tangguh : Penyelenggaraan karantina pertanian pada

hakekatnya adalah perwujudan pertahanan negara di bidang

kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan.

Prinsip pertahanan adalah tangguh menghadapi serangan.

Terpercaya : Penyelenggaraan karantina pertanian yang

dilaksanakan dengan asas legalitas, sistem dan prosedur yang

transparan di dukung kaidah-kaidah lmiah yang obyektif dan

sumber daya manusia yang profesional dan akuntabel.

1.2. Misi

Dengan visi pengembangan dan pembangunan karantina pertanian

tersebut maka misi yang diemban adalah :

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan

tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina

(HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina

(OPTK) di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon Propinsi Maluku;

Page 9: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 7

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di wilayah kerja

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Propinsi Maluku;

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan akses pasar Media Pembawa Pertanian di

wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

Propinsi Maluku;

4. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik di wilayah

kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Propinsi

Maluku.

2. Tujuan dan Sasaran

2.1. Tujuan

Visi dan misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh

karena itu perlu diritunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran

strategis. Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin

dicapai oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dalam

kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sesuai dengan tupoksi, yaitu

melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, maka hasil

yang dapat digambarkan adalah tingkat efektifitas

penyelenggaraannya. Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina

Pertanian tujuan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Tahun

2017 – 2022 adalah :

a. Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan

keamanan hayati.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya dan implementasi prinsip

tata pemerintahan yang baik.

Indikator keberhasilan tujuan diukur dari:

1) Tingkat pelayanan sertifikasi tindak karantina serta kepuasan

pengguna jasa

2) Tingkat efektifitas pengendalian ancaman resiko yang

berhubungan dengan masuk dan menyebarnya HPHK dan

OPTK, serta bahan pangan yang tidak sesuai dengan standar

keamanan pangan nasional;

3) Tingkat efektifitas manajemen pelayanan perkantoran terhadap

kegiatan operasional, penyiapan sarana dan pelaporan serta

peningkatan kinerja pegawai;

Page 10: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 8

2.2. Sasaran Strategis

Arah kebijakan pengembangan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon tahun 2018 adalah :

1. Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar

dan keluarnya HPHK dan OPTK.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan

pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media

Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati.

3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa

karantina pertanian.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon tahun 2017-2022, di tempuh

strategi dengan mengoptimalkan peran Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon dalam mendukung keberhasilan pembangunan sistem

dan usaha agribisnis sesuai tupoksinya mencegah masuk/keluarnya

hama penyakit hewan karantina dan Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina serta Pengawasan Keamanan Pangan Hewani

dan Nabati baik antar negara maupun antar area.

Strategi yang diterapkan adalah dengan cara :

1. Mengoptimalkan kekuatan

2. Memanfaatkan peluang

3. Mengurangi kelemahan

4. Mengatasi tantangan

3. KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Kebijakan

Kebijakan perkarantinaan pada dasarnya dirumuskan pada

tingkat pusat baik eselon I maupun eselon II. Akan tetapi mengacu

pada kebijakan pusat tersebut maka Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon menterjemahkannya sebagai berikut :

1. Kesetaraan eselonering Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon dengan instansi terkait antara lain Bea Cukai dan

Imigrasi

2. Mengoptimalkan potensi yang dimiliki antara lain sumber daya

manusia, sarana prasarana dan anggaran yang ada

3. Meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan

karantina pertanian di Ambon

Page 11: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 9

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan

karantina pertanian

Arah kebijakan pengembangan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon 2011 – 2018 adalah :

1. Peningkatan manajemen perkarantinaan hewan dan

tumbuhan

2. Pemantapan Teknik dan Metode dalam tindakan 8 P di

lapangan maupun di laboratorium

3. Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada masyarakat

4. Peningkatan Teknologi Informasi (IT) dalam pelayanan

karantina hewan dan tumbuhan

5. Peningkatan kerjasama dengan pihak lain(swasta/pemerintah )

6. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan

penyelenggaran karantina hewan dan tumbuhan

3.2. Program Kerja

Sesuai sasaran program Barantan, ada 3 (tiga) yang harus dicapai

sebagai berikut : peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk,

tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK. Hal ini diperlukan dalam

rangka memaksimalkan tugas dan fungsi Badan Karantina

Pertanian, mengingat besarnya ancaman dan risiko berbagai jenis

HPHK dan OPTK yang dapat masuk dan tersebar ke wilayah RI

karena sangat luasnya wilayah yang harus diawasi dan dijaga.

Besarnya resiko dan ancaman tersebut berdampak terhadap kesiap-

siagaan seluruh jajaran Badan Karantina Pertanian dalam menjaga

wilayah RI sehingga diperlukan implementasi yang konsisten dalam

pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina mulai dari tingkat

pre-border, at border dan post border.

1. Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan

pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor media

pembawa HPHK dan OPTK serta Keamanan Hayati.

Hal ini diperlukan dalam rangka pelayanan perkarantinaan

yang maksimal sesuai dengan standar internasional.

Pengembangan sistem pengendalian risiko penyakit hewan

secara in-line inspection akan mampu mendukung upaya

pengawasa, dan penegakan hukum yang sekaligus mendukung

rangkaian proses penjaminan kesehatan sehingga pemasaran

produk pertanian yang sesuai standar dapat diterima oleh

Page 12: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 10

negara mitra yang sekaligus meningkatkan daya saing di pasar

global.

2. Peningkatan kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa

karantina pertanian. Hal ini diperlukan dalam rangka

memberikan jaminan terhadap kesehatan dan keamanan

produk pertanian kepada masyarakat Indonesia dan mitra

sesuai tata aturan internasional. Pemerintah dalam hal ini

Badan Karantina Pertanian sebagai regulator perkarantinaan

memiliki mandat konstiusional untuk memberikan

perlindungan terhadap warga negara Indonesia dalam rangka

penyediaan kebutuhan produk pertanian yang bermutu tinggi

dan produk yang akan diekspor sesuai persyarataan negara

mitra. Oleh karena itu memberika kepastian regulasi yang

harus ditaati dan melaksanakannya dengan konsisten dan

konsekuan serta perbaikan sistem pelayanan pdublik dapat

memberikan kepuasan kepada pengguna jasa karantina dalam

kegiatan ekspor dan impor produk pertanian.

3.3. Kegiatan

Rencana kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon 2011 –

2018 terdiri dari program kerja yang dituangkan dalam kegiatan :

1. Program Pengembangan Manajemen Perencanaan, Anggaran

dan Keuangan, meliputi :

a. Mengikuti pertemuan koordinasi perencanaan di tingkat

pusat

b. Pengumpulan data sarana dan prasarana dalam rangka

penyusunan program

c. Penyiapan bahan usulan pengangkatan pejabat

pengelola anggaran

d. Penyusunan laporan Sistim Akutansi Instansi (SAI).

e. Penyusunan laporan SABMN

2. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

a. Mengikutsertakan para pegawai untuk mengikuti

pelatihan teknis maupun administrasi di pusat

b. Meningkatkan disiplin pegawai menuju Wilayah Bebas

Korupsi ( WBK )

c. Pengajuan Dupak bagi pegawai pejabat fungsional

d. Upaya peningkatan pemberdayaan para pejabat

fungsional melalui implementasi point-point kegiatan

Page 13: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 11

3. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Karantina

Hewan

a. Membangun dan melengkapi sarana gedung kantor di

setiap wilker, rumah dinas, laboratorium, kandang

hewan/instalasi, incenarator, gudang, dll

b. Melengkapi sarana mobilitas kerja operasional berupa

pengadaan kendaraan roda-4 dan roda-2

c. Pengadaan dokumen pendukung KH dan KT

d. Pemeliharaan dan pengamanan gedung kantor serta

barang inventaris lainnya

4. Program Pengembangan Laboratorium KH dan KT

a. Melakukan identifikasi HPHK terutama Rabies, AI dan

Brucellosis (screening test)

b. Melakukan Koleksi HPHK dan OPTK

c. Menyusun pedoman dan evaluasi pemantauan HPHK

dan OPTK

d. Pemeriksaan terhadap kemanan pangan hayati hewani

dan nabati

5. Program Peningkatan Mutu Pelayanan

a. Apresiasi Sistem dan prosedur pelayanan KH dan KT

b. Peningkatan efektifitas pelaksanaan tindakan KH dan KT

c. Pelaksanaan tindak karantina hewan dan tumbuhan

dibuktikan secara ilmiah lewat pemeriksaan

laboratorium

6. Program Peningkatan Kerjasama dan Koordinasi dengan

instansi terkait

a. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait seperti

Bea Cukai, Imigrasi, Kesehatan Pelabuhan, Adpel,

Angkasa Pura, Kepolisian, Pemda, Universitas, dll.

b. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan instansi

perhubungan dan kepolisian serta pemda khusus untuk

pengawasan pintu keluar/masuk yang belum ditempati

petugas karantina.

7. Program Pengembangan Sistem Informasi

a. Memanfaatkan berbagai media untuk kepentingan

sosialisasi

b. Melaksanakan pengadaan bahan informasi dan publikasi

dengan meggunakan media internet dan e-mail dalam

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan hasil

kegiatan teknis adminstrasi UPT.

Page 14: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 12

c. Penggunaan Sistem Informasi Karantina Hewan ( e-qvet )

dan Sistem Informasi Karantina Tumbuhan ( e-plaq )

8. Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam

Pengembangan Karantina

a. Melaksanakan sosialisasi, pameran dan publikasi

karantina hewan dan tumbuhan kepada seluruh lapisan

masyarakat dari berbagai segmen masyarakat.

b. Melaksanakan pengadaan bahan informasi dan publikasi

c. Penyebaran brosur-brosur dan leaflet secara langsung

kepada pengguna jasa karantina hewan dan tumbuhan

d. Bulan Bakti Karantina sebagai media untuk

mewujudkan Quarantine Minded.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon telah membuat rencana

kerja 2016 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada serta

seiring dengan kebijakan Badan Karantina Pertanian dalam

penguatan 6 (enam) pilar yang tercakup dalam Program Penerapan

Kepemerintahan yang Baik dan Program Peningkatan Ketahanan

Pangan yaitu:

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik.

a. Menyelenggarakan pembayaran gaji, honorarium dan

tunjangan kepada pegawai SKP Kelas I Ambon

b. Meyelenggarakan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

c. Menyelenggarakan Pelayanan Publik dan Birokrasi melalui

pemasangan jaringan internet guna mendukung program e-

qvet dan e-plaq

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

a. Melaksanakan Administrasi Kegiatan dalam rangka

mendukung Program Ketahanan Pangan melalui kegiatan

tindak karantina

b. Menyelenggarakan Penyuluhan dan Penyebaran Informasi

dalam rangka pelaksanaan public awareness

c. Melaksanakan Survei Bidang Pertanian dalam rangka

pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK

Page 15: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 13

d. Melaksanakan pembangunan gedung khusus, prasaran dan

sarana lingkungan gedung serta rehabilitasi gedung sebagai

upaya pembangunan infrastruktur

4. ANALISIS KELEMBAGAAN

A. KONDISI SAAT INI

1. Kelembagaan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dibentuk sesuai

Peraturan Menteri Pertanian Nomor

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina

Pertanian. Sesuai Surat Keputusan ini pula maka ditetapkan

wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

meliputi Bandara Pattimura, Pelabuhan Laut Ambon, Pelabuhan

Laut Tual, Namlea (P.Buru ), Pelabuhan Laut Kobisadar dan

Kantor Pos Ambon.

2. Peraturan Perundang-Undangan

Dasar hukum pelaksanaan Karantina Hewan dan Tumbuhan

adalah :

Undang-Undang No. 16 Th. 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan

PP No. 82 Th. 2000 tentang Karantina Hewan

PP No. 14 Th. 2002 tentang Karantina Tumbuhan

PP No. 49 Th. 2002 jo PP No. 7 Th. 2004 tentang PNBP

lingkup Deptan

Peraturan Perundangan Lainnya

3. Sumber Daya Manusia

1. Jumlah pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

sampai akhir tahun 2018 sebanyak 38 ( tiga puluh delapan )

orang ditambah tenaga harian lepas 18 (delapan belas ) orang

penjaga malam dan petugas kebersihan

2. Komposisi pegawai berdasarkan kualifikasi jabatan adalah :

Pejabat Struktural : 3 Orang

Medik Veteriner : 2 Orang

Calon Medik Veteriner : 2 Orang

Page 16: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 14

Paramedik Veteriner : 11 Orang

POPT Ahli : 2 Orang

Calon POPT Ahli : 2 Orang

POPT Penyelia : 1 Orang

POPT Terampil : 9 Orang

PMHP Mahir : 1 Orang

Fungsional Umum : 5 Orang

Jumlah : 38 Orang

Melihat komposisi pegawai yang ada maka dapat dipastikan

bahwa sebagian besar wilayah kerja belum diisi oleh petugas

yang ideal dari segi jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan

sebagaimana setiap wilker idealnya terdapat minimal 1 medik

veteriner dan POPT Ahli serta Paramedik dan POPT Terampil,

namun dengan jumlah medik Veteriner dan POPT Ahli yang

hanya 4 tentu tidak dapat dipenuhi komposisi ideal tersebut.

4. Sarana Pendukung

Sarana pendukung berupa gedung kantor sudah tersedia baik di

kantor induk maupun seluruh wilker kecuali wilker kobisadar,

sarana lainnya berupa Gedung Laboratorium, Meubelair, Alat

Pengolah data, Alat Laboratorium, Alat Komunikasi dan

alat/bahan penunjang operasional lainnya sebagian besar sudah

tersedia dalam menunjang kegiatan perkarantinaan di provinsi

Maluku.

5. Kerja Sama

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon menjalin kerjasama dengan berbagai

instansi terkait seperti Adpel, Pelindo, Angkasa Pura, Pemda,

Kepolisian, Kesehatan Pelabuhan, serta pihak Universitas

Pattimura dan SPP Pertanian Passo Ambon dll.

6. Penyebaran Informasi

Penyebarluasan informasi Karantina dilakukan secara

berkesinambungan melalui sosialisasi, penyebaran brosur,

leaflet, poster, publikasi lewat media massa, media elktronik dan

RRI yang menjadi agenda rutin setiap tahun dengan sasaran

Page 17: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 15

masyarakat umum, Mass media, akademisi, pengguna jasa

karantina dan pengambil kebijakan di daerah.

7. Laboratorium

Diagnosa Laboratorium menjadi senjata tindak karantina secara

ilmiah, saat ini pemeriksaan laboratorium belum dilaksanakan

secara optimal baik KH maupun KT. Pemeriksaan baru terbatas

pada screening test, mikroskopis dan organoleptik. Pemeriksaan

lanjutan masih dilakukan di BBV Maros dan BBUSKP.

B. KONDISI YANG DIHARAPKAN

1. Kelembagaan

Pada tahun 2016 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

diharapkan telah mengalami peningkatan eselon minimal eselon

III sehingga dengan peningkatan eselon maka akan terjadi

kesejajaran dengan eselon instansi-instansi terkait di daerah

sehingga organisasi akan dapat berjalan dengan baik dan

berkelanjutan.

2. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang sudah ada

hendaknya diikuti dengan lahirnya keputusan-keputusan

Menteri Pertanian sehingga tupoksi karantina pertanian dapat

berjalan efektif.

3. Sumber Daya Manusia

Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang selalu

menjadi masalah krusial diharapkan akan sudah tertangani pada

periode lima tahun kedepan. Kebutuhan tenaga yang diharapkan

bisa terpenuhi sehingga menjadi ideal adalah :

NO KEBUTUHAN PEGAWAI JUMLAH

1 Struktural 3 Orang

2 Medik Veteriner 7 Orang

3 POPT Ahli 15 Orang

Page 18: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 16

4 Paramedik veteriner 7 Orang

5 POPT Terampil 15 Orang

6 Tenaga Akuntasi 3 Orang

7 Pengadministrasi Data 3 Orang

8 Pranata Komputer 1 Orang

Jumlah 54 Orang

4. Sarana dan Prasarana

Seluruh Wilayah Kerja diharapkan pada tahun 2016 telah

memiliki sarana gedung kantor yang representative. Setiap

kantor wilker juga akan dilengkapi dengan instalasi karantina

hewan dan screen house sesuai dengan komoditi dominan yang

ditangani. Sarana penunjang lainnya berupa meubelair, alat

pengolah data, alat komunikasi dan kendaraan bermotor Roda-2

serta penunjang lainnya termasuk mess pegawai diharapkan

semua bisa terpenuhi dalam upaya memberikan pelayanan prima

kepada masyarakat pengguna jasa.

5. Keuangan

Dalam setiap tahunnya diharapkan akan mendapatkan kenaikan

anggaran minimal 30 % dari anggaran tahun sebelumnya

sehingga diharapkan ada peningkatan kinerja dan pelayanan

melalui peningkatan jumlah pegawai dan saranan dan prasarana.

Hal ini dibutuhkan dalam rangka melakukan pembiayaan

terhadap pelaksanaan fungsi wilker yang terus bertambah baik

dari segi jumlah SDM dan kualitas SDM, infrastruktur, sarana

dan prasarana, dll. Dan yang terpenting bagaimana UPT dapat

membiayai kegiatan-kegiatan yang terkait dengan Tupoksi.

6. Kerja Sama

Terwujudnya kerjasama yang lebih optimal antara instansi

terkait CIQS serta autoritas pelabuhan dan bandara serta

pemerintah daerah setempat dan pihak akademisi di daerah

dalam melakukan pencegahan terhadap masuk dan keluarnya

Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina.

Page 19: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 17

7. Teknologi Informasi

Akses informasi dari UPT ke Pusat dan demikian sebaliknya

menjadi sesuatu yang harus dipercepat akselerasinya.

Penggunaan e-mail dan situs website menjadi mutlak dalam

mempercepat tercapainya visi karantina pertanian. Penggunaan

program IQ Fast dalam sertifikasi dan pelaporan kegiatan

operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan harus

sudah terimplementasi pada awal pencanangan renstra ini.

Teknologi Informasi di UPT akan diwujudkan dengan

pemasangan jalur internet dengan wireless dan optimalisasi dan

pemberdayaan web yang telah tersedia.

8. Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium akan dapat menjadi alasan ilmiah

dalam proses tindakan karantina pertanian. Pemeriksaan akan

lebih ditingkatkan kearah deteksi terhadap bakteri, virus dengan

teknik Eliza dan pemeriksaan cemaran mikroba terhadap

keamanan pangan hewani dan nabati, Dan sarana yang dapat

mendukung akreditasi laboratorium. Sementara itu BBUSKP

tetap akan menjadi rujukan hasil pemeriksaan di tingkat UPT.

5. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK

A. FAKTOR INTERNAL

I. Kekuatan.

1. Memiliki sejumlah SDM yang kompeten dalam

penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan

antara lain dengan tersedianya pejabat fungsional Medik

dan Paramedik Veteriner, POPT Ahli dan POPT Terampil ,

petugas administrasi, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan

petugas Intelejen karantina hewan dan tumbuhan

2. Tersedianya sumber pembiayaan dari DIPA maupun dari

dana PNBP

3. Adanya berbagai peraturan perundangan serta juklak dan

juknis penyelenggaraan karantina hewan dan tumbuhan

4. Tersedianya sarana dan prasarana operasional dan

laboratorium karantina hewan dan tumbuhan

5. Karantina sebagai salah satu unsur penting yang harus

ada di setiap pintu masuk dan keluar.

II. Kelemahan

Page 20: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 18

1. Kualitas dan kuantitas SDM belum dapat memenuhi

kebutuhan UPT

2. Komposisi dan distribusi pegawai masih belum memadai

3. Budaya kerja pegawai belum memadai

4. Sarana dan prasarana yang ada belum memadai

5. Wilayah kerja belum didukung oleh sarana prasarana

gedung kantor dan prasarana lainnya

6. Peraturan perundangan yang ada belum dijabarkan dalam

peraturan pelaksanaan yang operasional

B. FAKTOR EKSTERNAL

I. Peluang

1. Tersedianya program pendidikan dan pelatihan pegawai

baik administrasi maupun teknis

2. Semakin strategisnya peran karantina dalam menentukan

akses pasar dalam perdagangan internasional

3. Meningkatnya kerjasama antar instansi terkait melalui

forum koordinasi dan komunikasi

II. Tantangan

1. Tuntutan atas budaya kerja aparatur pemerintah

2. Tuntutan terhadap kinerja aparatur guna tercapainya

good governance dan cleant goverment

3. Tuntutan penyelenggaraan Karantina Hewan sesuai

kemajuan Teknologi, Globalisasi, Otonomi Daerah dan

arah kebijakan pembangunan system dan usaha

agribisnis

4. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas pelayanan prima

5. Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai arti

penting karantina pertanian

6. Luasnya jangkauan wilayah kerja Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon yang terdiri dari ribuan pulau

besar dan kecil.

Page 21: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 19

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja program di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon Tahun 2016 dilakukan dengan melihat capaian pada masing-

masing indikator kinerja.

1) Tingkat pelayanan sertifikasi tindak karantina serta kepuasan

pengguna jasa

2) Tingkat efektifitas pengendalian ancaman resiko yang

berhubungan dengan masuk dan menyebarnya HPHK dan

OPTK, serta bahan pangan yang tidak sesuai dengan standar

keamanan pangan nasional;

3) Tingkat efektifitas manajemen pelayanan perkantoran terhadap

kegiatan operasional, penyiapan sarana dan pelaporan serta

peningkatan kinerja pegawai;

2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

Sasaran program dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

adalah meningkatnya efektitas pelayanan karantina dan pengawasan

keamanan hayati yang diukur dari indikator kinerja sebagai berikut :

2.1. Akuntabilitas Keuangan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tahun 2018

mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.9.521.649.000,- dengan

realisasi anggaran Rp. 9.460.496.558 yang terdiri atas :

a. Belanja Pegawai

Pagu : Rp. 2.510.580.000

Realisasi : Rp. 2.476.184.178

b. Belanja Barang

Pagu : Rp. 3.596.231.000

Realisasi : Rp. 3.571.672.180

c. Belanja Modal

Pagu : Rp. 3.414.838.000

Page 22: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 20

Realisasi : Rp. 3.412.640.200

Secara keseluruhan realisasi anggaran Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 9.460.496.558,-

Pendapatan Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) dari sensor karantina

pada tahun 2018 adalah Rp. 144.437.684,- hal ini meningkat dari

tahun sebelumnya, tahun 2017 penerimaan Negara Bukan Pajak

sebesar Rp. 90.507.253

2.2. Akuntabilitas Pelayanan Karantina

Adapun kegiatan operasional karantina pertanian ( hewan dan

tumbuhan ) yang telah berhasil dilaksanakan sebagai wujud

pelaksanaan tupoksi karantina adalah sebagaiberikut :

sertifikasi dalam rangka tindak karantina terhadap komoditas

pertanian berupa tumbuhan dan produknya, dengan total

frekuensi 3.087 kali dengan rincian

No. Jenis Sertifikasi Jumlah

1. Sertifiksi Pelepasan (KT-9) 2.764 kali

2. Sertifikasi Kesehatan Antar Area 2.158 kali

3. Phytosanitary Certificate 7 kali

JUMLAH 3.087 kali

sertifikasi dalam rangka tindak karantina terhadap komoditas

hewan dan produknya, dengan total frekuensi 1.653 kali,

dengan rincian:

No. Jenis Sertifikasi Jumlah

1. Sertifikasi Kesehatan Hewan (KH-11) 538 kali

2. Sertifikasi sanitasi Produk Hewan

(KH-12)

287 kali

3. Surat Keterangan untuk Benda Lain

(KH-13)

5 kali

4. Sertifikasi pelepasan(KH-14) 897 kali

JUMLAH 1.653 kali

total sertifikasi ada 4.740 kali dengan total Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) dari jasa karantina pada tahun

2018 sebesar Rp. 144.437.684,-. Hal ini meningkat dari

Page 23: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 21

frekuensi penerbitan sertifikat tindak karantina SKP Kelas I

Ambon yang pada tahun 2017 sebanyak 90.507.253,-.

2.3 IKM

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon terutama di unit-

unit pelayanan teknis wilker merupakan salah satu komponen unit

pelayanan public. Hasil evaluasi kuisioner IKM UPT Stasiun

Karantina Pertanian tahun 2018 dengan IKM tahap I 85,81 dari 76

responden dan tahap II 86,84 dari 180 responden. Nilai ini naik

apabila dibandingkan dengan tahun 2017 dengan nilai IKM tahap I

85,81 dari 76 responden dan tahap II 81,86 dari 76 responden. Hal

ini menunjukkan bahwa respon terhadap keberadaan karantina dan

kegiatan karantina sudah mulai di terima oleh para pengguna jasa

layanan karantina. Hal ini disebabkan dengan adanya pendekatan

petugas karantina pertanian lewat sosialisasi dan koordinasi tingkat

instansi terkait dalam penyelenggaraan perkarantinaan di wilayah

Maluku pada umumnya.

2.4 IPNBK

Berdasarkan hasil dari pengolahan data dari kuisioner

terhadap pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon, maka

telah didapatkan hasil bahwa nilai Kualitas Budaya Kerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon pada Tahun 2018 adalah 96,13

dengan jumlah responden 39 orang. Dengan demikian kinerja

pegawai termasuk kategori baik. Nilai ini naik apabila dibandingkan

dengan tahun 2017 dengan nilai IPNBK adalah 94,57 dengan jumlah

responden 34 orang.

2.5 Pelatihan

Dalam rangka peningkatan pelayanan tindak karantana

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon berusaha menambah

jumlah petugas teknis dan senantiasa meningkatkan kualitas

petugas teknis dengan mengirim pegawai untuk mengikuti

pelatihan/diklat pada tahun 2018 diantaranya:

Pelatihan dasar karantina dan fungsional : 4 orang

Medik Veteriner dan POPT Ahli

Page 24: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 22

3. Hambatan / Kendala dan Upaya Penyelesaiannya.

Pelaksanaan kinerja karantina pada Stasiun karantina Pertanian

Kelas I Ambon masih menemui berbagai hambatan dan

permasalahan seperti berikut :

1. Terbatasnya SDM baik kualitas maupun kuantitas masih

menjadi kendala utama dalam melakukan mobilisasi petugas

untuk ditempatkan pada setiap wilker

2. Prasarana dan sarana khususnya kendaraan operasional roda-

2 masih terbatas sehingga ada kesulitan dalam pelaksanaan

operasional

3. Laboratorium belum diberdayakan maksimal karena

terbatasnya SDM dan alat laboratorium yang ada

4. Pengawasan keamanan hayati belum dapat dijalankan dengan

baik terkait dengan keterbatasan SDM dan alat Laboratorium

5. Geografis provinsi Maluku yang berkepulauan menjadi

hambatan dan sekaligus tantangan dalam mengamankan

wilayah Maluku dari masuk dan menyebarnya HPHK dan

OPTK

6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat umum akan

pentingnya peran karantina pertanian.

Dari permasalahan tersebut maka sebagai tindak lanjut

pemecahannya maka ditempuh solusi sebagai berikut :

1. Memberdayakan SDM yang ada dan peningkatan kapasitas

SDM melalui diklat teknis dan fungsional yang difasilitasi oleh

Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian dan

melalui Peningkatan kompetensi mandiri dari UPT.

2. Mengupayakan penambahan anggaran setiap tahun anggaran

dalam upaya penambahan sarana dan prasarana

3. Koordinasi dengan instansi terkait dan seluruh stake holder

karantina sebagai upaya mengawasi pintu keluar masuk yang

belum ditetapkan

4. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui program public

awareness kepada setiap segmen masyarakat.

Page 25: LAPORAN LAKIN 2018

LAKIN SKP KELAS I AMBON 2018 23

BAB IV

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon ini memberikan gambaran tentang capain kinerja baik makro

maupun mikro di bidang karantina pertanian. Laporan ini pula

sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan

berbagai kewajiban pembangunan karantina pertanian di provinsi

Maluku. Sangat disadari bahwa prinsip transparansi dan

akuntabilitas belum dapat disajikan secara menyeluruh namun

setidaknya akan dapat memberikan gambaran pembangunan yang

telah dilakukan Stasiun Karantina pertanian Kelas I Ambon

Pembangunan perkarantinaan tidak akan dapat berjalan dengan

baik dalam rangka perlindungan wilayah dari ancaman HPHK dan

OPTK tanpa didukung oleh partisipasi masyarakat luas dalam

penyelenggaraannya.

Kiranya LAKIP ini dapat memenuhi akuntabilitas dan menjadi

sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna peningkatan

kinerja serta menjadi acuan pula dalam penyusunan Rencana

Strategis pada masa yang akan datang.