laporan kinerja instansi pemerintah ( lakin 2015...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
i
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
( LAKIN 2015 )
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR
Kementerian Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
2015
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Secara umum hasil analisis evaluasi kinerja dan capaian kinerja
menunjukkan bahwa kinerja kegiatan BPTP Jatim tahun 2015 cukup baik, dengan
tingkat capaian kinerja kegiatan 100% dan kinerja keuangan 92,78%. Keberhasilan
ini dapat diukur bukan hanya dari capaian kinerja kegiatan pengkajian dan
diseminasi maupun keuangan, tetapi juga, yang lebih penting lagi adalah tumbuhnya
animo masyarakat terhadap teknologi baru dan tingginya kepercayaan masyarakat
terhadap keberadaan BPTP Jatim. Hasil itu merupakan modal dasar penting yang
perlu dipertahankan dan ditingkatkan, dengan memperhatikan faktor pendorong dan
penghambatnya.
Untuk meningkatkan visibilitas tingkat capaian, tampaknya perlu dilakukan
kegiatan khusus untuk mengukur outcome pada TA 2016, terutama untuk kegiatan-
kegiatan multi years yang telah berjalan lebih dari satu tahun.
Berdasarkan hasil analisis SWOT dan mempertimbangkan dinamika sosial
masyarakat yang cukup tinggi, yang didorong oleh keterbukaan informasi,
tampaknya peningkatan yang diminta lebih dari sekadar peningkatan yang linier,
baik dari aspek pendanaan, pembinaan SDM dan pendayagunaan fasilitas.
Faktor pembangunan jaringan dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, baik
dengan pengguna maupun dengan pemangku kepentingan sebagai pelaku
pembangunan secara umum, akan menjadi penting untuk menutupi kekurangan
di masing-masing pihak serta meningkatkan efisiensi kerja. Kegiatan-kegiatan
monev dan pengefektifan layanan prima dengan menerapkan prinsip-prinsip ISO,
ke depan, menjadi keharusan baru.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
iii
KATA PENGANTAR
Penyusunan LAKIN, selain sebagai bentuk legal-formal pertanggungjawaban
instansi pemerintah dalam penggunaan anggaran negara, secara internal juga
merupakan bentuk teknik self assessment. Pengembangan teknik ini penting untuk
dicermati dan menjadi acuan bagi seluruh punggawa di pemerintahan untuk
meningkatkan kinerja ke depan, setelah bergelut dengan kegiatan, dan segala
suka-dukanya setahun yang lewat.
Sudah menjadi tradisi BPTP Jatim untuk mengembangkan wacana dan
terobosan baru dalam pencapaian tupoksinya, melampaui keterbatasan yang masih
dirasa di sana-sini, terutama dalam hal ketersediaan dan kompetensi SDM.
Dari LAKIN inilah diharapkan dapat ditemukan celah sekaligus titik tolak untuk
menemukan terobosan itu.
Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh staf BPTP Jatim yang telah
dengan sabar merealisasikan program-program yang telah disusun bersama
sebelumnya. Hanya kepada-Nya kita berbakti dan hanya kepada-Nya pula kita
memohon pertolongan. Semoga Allah SWT senantiasa merahmati setiap daya upaya
kita.
Malang, Desember 2015
Kepala Balai,
DR. Ir. Tri Sudaryono, MS
NIP.19580820 198303 1 002
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
iv
DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
I.PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................ 3
2.1. Rencana Strategis ........................................................................... 3
2.2. Perjanjian Kinerja ............................................................................. 4
III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................ 6
3.1. Pengukuran Kinerja .......................................................................... 6
3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja ........................................... 11
3.3. Analisis SWOT: Upaya Mempertahankan dan Meningkatkan Kinerja ...... 26
3.4. Akuntabilitas Keuangan ..................................................................... 29
IV. PENUTUP ............................................................................................... 31
LAMPIRAN 1. RENCANA STRATEJIK TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN 2. RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015
LAMPIRAN 5. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
1
I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan Permentan no. 16/Permentan/OT.140/3/2006, tupoksi BPTP
adalah melakukan inventarisasi dan identifikasi, penelitian dan pengkajian, serta
penyiapan paket teknologi yang bersifat spesifik lokasi untuk mendukung
pembangunan pertanian di daerah.
Dalam menjalankan tupoksinya, BPTP Jawa Timur didukung oleh 177 orang
PNS yang terdiri atas 46 orang peneliti, 23 orang penyuluh, 29 tenaga teknisi,
2 pustakawan, 1 arsiparis dan 63 tenaga administrasi. Selain itu, BPTP Jawa Timur
dilengkapi dengan enam Laboratorium (kultur biak, tanah, benih, pasca panen,
agronomi dan HPT), sebuah UPBS, Perpustakaan Model, lahan KP Mojosari seluas
30 ha, Kantor Malang termasuk KP Karangploso seluas 8 Ha, serta sebuah
Laboratorium Diseminasi Wonocolo yang dilengkapi dengan Radio Khusus
Penyuluhan, kandang ternak, kandang sapi, fasilitas teknologi informasi (website,
SMS center, intranet) dan komunitas jejaring TriMitra. Dengan infrastruktur yang
mewadahi BPTP Jatim dapat mendukung pembangunan pertanian di daerah.
Dukungan database wilayah, seperti peta AEZ dan status kesuburan lahan, paket
rekomendasi teknologi, ketersediaan benih sumber, pupuk organik, dan alsintan
serta sumber referensi digital, memposisikan BPTP Jatim sebagai salah satu pilar
sumber informasi dan penyedia teknologi pertanian yang penting.
Melalui peningkatan kompetensi SDM yang terus-menerus dibangun menuju
lembaga bersertifikasi KAN, wilayah bebas dari korupsi, meningkatkan eksistensi
BPTP Jatim dan semakin diperhitungkan oleh Pemerintah Daerah. Hal ini tercermin
dengan makin intensifnya kerjasama dengan stakeholders, 27 kabupaten/kota dari
38 kabupaten/kota di Jawa Timur telah menjalin MOU dalam kerjasama pengkajian,
diikuti rata-rata kerjasama dengan swasta 12-15 kontrak kerjasama/tahun,
menambah peran strategis BPTP Jatim dalam mengawal dan mendampingi program
strategis Kementerian Pertanian maupun program strategis pemerintah Provinsi
Jawa Timur dan kabupaten/kota di Jawa Timur.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
2
Meskipun BPTP Jatim telah menunjukkan kinerja yang signifikan di tingkat
nasional dan daerah, tetapi masih banyak sektor yang perlu ditingkatkan kinerjanya.
Peran BPTP Jatim dalam pembangunan agribisnis di daerah selama ini masih
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan on-farm. Ke depan industri hilir berbasis
bahan baku lokal dengan pengembangan melalui teknologi informasi yang modern:
digitasi one touch, menjadi bagian tantangan dan kiprah BPTP Jatim ke depan
menuju lembaga inovasi pertanian berkualitas internasional.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
3
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Operasional
Rencana Operasional (RO) BPTP Jawa Timur merupakan dokumen
perencanaan formal sebagai instansi pemerintah. Rencana Aksi BPTP Jawa Timur
2015-2019 mengacu kepada:
1. Program Utama Kementerian Pertanian
2. Rencana Aksi Badan Litbang Pertanian
3. Renstra Propinsi Jawa Timur
4. Rencana Aksi BBP2TP
5. UU No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan IPTEK
6. Inpres No. 7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
7. Permenpan RB nomor 12 tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Evaluasi
SAKIP
Sejalan dengan program utama Kementerian Pertanian, Badan Litbang
Pertanian, BBP2TP dan pembangunan pertanian Provinsi Jawa Timur, program
pengkajian BPTP Jawa Timur diarahkan untuk perbaikan dan pemantapan perakitan
teknologi serta inovasi pertanian spesifik lokasi. Penyediaan inovasi pertanian yang
melibatkan berbagai kepentingan secara partisipatif tersebut dilakukan secara
partisipatif diarahkan untuk optimasi sumberdaya pertanian dalam memantapkan
ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, serta kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat di wilayah Jawa Timur.
Memperhatikan keragaan agroekosistem, serta sumberdaya lainnya, maka
program pengkajian dan diseminasi yang tertuang dalam Renstra BPTP Jawa Timur
2015-2019 ini lebih difokuskan pada program pembangunan kawasan agribisnis.
Dimaksudkan agar yang dihasilkan sesuai dengan ciri spesifik lokasi yang beragam.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
4
Sejalan dengan Visi Badan Litbang Pertanian dan BBP2TP 2015-2019 untuk
menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian bertaraf internasional,
maka visi BPTP Jawa Timur adalah :
“Pada Tahun 2019 Menjadi Lembaga Penyedia dan Pengembang Inovasi
Pertanian Tepat Guna Terkemuka dan Terbaik”
Sedangkan misi BPTP Jatim adalah:
1. Menghasilkan inovasi pertanian tepat guna spesifik lokasi yang sesuai dengan
ketersediaan sumberdaya
2. Menyediakan, mendiseminasikan dan mempromosikan inovasi tepat guna melalui
sistim teknologi informatika untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing
yang berwawasan agribisnis dan ramah lingkungan
3. Meingkatkan pendapatan keluarga tani melalui penerapan inovasi pertanian tepat
guna
4. Memberdayakan petani dalam mengelola usahataninya melalui kemitraan dengan
pemangku kepentingan (instansi terkait, swasta. LSM)
5. Menumbuhkembangkan peran aktif kelembagaan agribisnis untuk memantapkan
ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat tani
6. Memberikan masukan untuk penyusunan kebijakan pembangunan pertanian di
daerah dan nasional
7. Mengembangkan SDM peneliti, penyuluh, teknisi dan staf pendukung yang
profesional dan mandiri.
2.2. Perjanjian Kinerja
Dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsinya, program BPTP Jatim dalam
kurun waktu 2015–2019 menginduk pada satu program yaitu Program
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian. Untuk
mengimplementasikan mandatnya, sasaran di atas dituangkan dalam Rencana
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
5
Kegiatan Tahunan dan Perjanjian Kinerja (PK) 2015 sebagai berikut (Tabel 1).
Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) BPTP Jatim 2015 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi
18 Teknologi
2. Dihasilkannya rumusan
rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian daerah
Jumlah rekomendasi
kebijakan
1 Rekomendasi
Kebijakan
3. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian kepada
pengguna
Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke
pengguna
7 Teknologi
4. Terlaksananya kegiatan
pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional
Jumlah laporan
pelaksanaan kegiatan pendampingan
Laporan
5. Tersedianya benih sumber untuk mendukung sistem perbenihan
Jumlah produksi benih sumber
Ton
6. Tersedianya model pengembangan
inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan spesifik lokasi
Jumlah model
pengembangan Inovasi teknologi pertanian bioindustri
3 Model
7. Dihasilkannya sinergi operasional
serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik
lokasi
Dukungan pengkajian dan
percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian
12 Bulan
Kegiatan Anggaran
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
52.905.381.000
1. Jumlah teknologi spesifik lokasi 21.455.515.000 2. Jumlah rekomendasi kebijakan 197.500.000
3. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna 556.000.000 4. Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan 18.287.000.000 5. Jumlah produksi benih sumber 9.414.466.000
6. Jumlah model pengembangan inovasi pertanian bioindustri 1.302.000.000 7. Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi
pertanian 1.692.900.000
Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat tidak ada perubahan target dari RKT ke PK.
Selanjutnya, berdasarkan RKA-KL dan POK (Petunjuk Operasional Kinerja) BBP2TP
Tahun 2015, indikator kinerja kegiatan tersebut ditetapkan oleh Kepala BPTP Jatim
melalui Penetapan Kinerja Tahunan pada tahun 2015. Dari penetapan kinerja di
atas, pada TA 2015 BPTP Jatim memperoleh total alokasi dana sebesar Rp
52.905.381.000,00
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
6
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja BPTP Jatim Tahun 2015 dilakukan
dengan cara membandingkan target indikator kinerja sasaran target dengan
realisasinya. Untuk melihat konsistensi pencapaian kinerja juga dibandingkan
dengan tingkat capaian 2014 (Tabel 2).
Tabel 2. Perbandingan kinerja kegiatan 2014 dengan 2015
No Sasaran utama Indikator kinerja TA 2014 TA 2015
Target Real. Target Real.
1. Tersedianya teknologi per-tanian unggulan spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi
17 17 12 12
2 Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung percepatan pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi
Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kemtan
1 1 1 1
3. Terdiseminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi yang unggul serta terhimpunnya umpan balik dari implementasi program dan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
6 6 7 7
4 Terlaksananya kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional
Jumlah laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan
3 3 4 4
5 Tersedianya benih sumber untuk mendukung sistem perbenihan
Jumlah produksi benih sumber
* *
6 Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan spesifik lokasi
Jumlah model pengembangan Inovasi teknologi pertanian bioindustr
3 3
7. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen
Jumlah laporan kegiatan pendampingan dan program strategis nasional/daerah
4
4
4 4
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
7
No Sasaran utama Indikator kinerja TA 2014 TA 2015
Target Real. Target Real.
pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah dok. Perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana
1 1 1 1
Jumlah SDM yang meningkat 10 10 10 10
Jumlah laboratorium yang terfungsikan secara produktif
6 6 6 6
Jumlah kebun percobaan yang terfungsikan secara produktif
2 2 2 2
Pemeliharaan akreditasi manajemen
1 1 1 1
Pemeliharaan akreditasi laboratorium
1 1 1 1
Jumlah bulan website & database yang ter-update secara berkelanjutan
12 12 12 12
Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian
1 1 1 1
Total 94 94
(100%) 65 65
(100%) 1* Keterangan target dan realisasi 2015 sebagai berikut:
Indikator kinerja Target Realisasi
Volume benih sumber yang dihasilkan (kedelai, ton) FS 5, SS 340 FS 5, SS 340
Volume benih sumber yang dihasilkan (bawang merah, ton)
1,5 1,5
Volume benih sumber yang dihasilkan (padi) FS 6, SS 217 FS 6, SS 217
Dilihat dari hasil Tabel 2, kinerja BPTP Jatim tahun 2015 secara keseluruhan
menunjukkan kinerja yang sangat baik (100%). Khusus luaran untuk sasaran
kegiatan pengkajian, diseminasi dan pendampingan, serta nestingnya dengan
program strategis Kemtan disajikan pada Tabel 3 dan
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
9
Tabel 3. Luaran kegiatan pengkajian dan dukungannya (nesting) terhadap program
strategis Kemtan dan daerah
No Judul kegiatan Luaran Dukungan terhadap program strategis Kementan/daerah
1. Formulasi Pembuatan Bihun dan Beras Instan Berbasis Jagung Guna
Pengurangan Konsumsi Beras
Teknologi olahan jagung Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing dan
Ekspor
2. Kajian Teknologi Bawang Merah dan Cabai Merah Ramah Lingkungan di Luar Musim Pada Lahan Kering
Teknologi produksi bawang merah & cabai merah
Tercapainya Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
3. Pengembangan Model Usahatani
Konservasi Terpadu Berbasis Kentang Ramah Lingkungan di Lahan Kering Berlereng
Teknologi produksi
kentang Sinergi dan mendukung
program daerah
4. Kajian Peningkatan efisiensi hara dan
air pada beberapa sistem tanam padi hibrida di beberapa agroekologi
Teknologi budidaya padi
hibrida Tercapainya Swasembada
dan Swasembada Berkelanjutan
5. Kajian Teknis dan sosial-ekonomis penerapan alat tanam jajar-legowo mendukung peningkatan
produktivitas dan keuntungan usahatani padi
Informasi efektivitas & efisiensi alat tanam jajar legowo
Tercapainya Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
6. Kajian Pemupukan dan Pengendalian Hama Penyakit pada Bawang Merah
dan Cabai Merah
Teknologi pemupukan dan pengendalian OPT
bawang & cabai merah
Tercapainya Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan
7. Pemetaan Produktivitas Padi MK 1 Tingkat Kecamatan per Musim
Peta produktivits padi MK1 tingkat Kecamatan per Musim
Tercapainya Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
8. Identifikasi Permasalahan Teknis dan Sosial Ekonomis untuk Padi Musim
Kemarau 1
Informasi Permasalahan Teknis dan Sosial
Ekonomis Padi MK1
Tercapainya Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan
9. Perakitan Teknologi peningkatan produktivitas dan efisiensi Padi Gadu Spesifik Lokasi
Teknologi produksi padi gadu
Sinergi dan mendukung program daerah
10. Eksplorasi, pengelolaan dan
pemanfaatan Sumber Daya Genetik Lokal Jawa Timur mendukung program diversifikasi pangan
Informasi sumber daya
genetik lokal Jawa Timur Meningkatnya Diversifikasi Pangan
11. Kajian Zona Agroekologi Mendukung Pengembangan Kawasan Pertanian di Jawa Timur
Peta zonasi kesesuaian lahan
Sinergi dan mendukung program daerah
12. Analisis Kebijakan Pembangunan
Pertanian di Jawa Timur
Rekomendasi Sinergi dan mendukung
program daerah
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
10
Tabel 4. Luaran kegiatan diseminasi dan pendampingan, dukungannya (nesting)
terhadap program strategis Kemtan dan daerah
No Judul kegiatan Luaran Dukungan terhadap program strategis Kementan/daerah
1 Pendampingan UPSUS PJK Terdampinginya teknologi spesifik lokasi
di 7 lokasi
Tercapainya Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan
2 Taman Teknologi Pertanian (TTP) Terbangunnya 2 TTP Sinergi dan mendukung program daerah
3 Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu Berbasis Tebu dan
Kedelai dalam Upaya Peningkatan Keuntungan Usahatani
Terdampinginya teknologi spesifik lokasi
di 1 lokasi
Sinergi dan mendukung program daerah
4 Model KRPL Terbangunnya model KRPL di 2 lokasi
Peningkatan Pendapatan Keluarga Petani
5 Peningkatan kuantitas, kualitas dan efektivitas interaksi antara penyuluh
dan peneliti BPTP dengan stakeholders
Konsep pembangunan hubungan penyuluh
dengan BPTP
Sinergi dan mendukung program daerah
6 Peningkatan kuantitas, kualitas dan efektivitas interaksi antara BPTP
dengan kelembagaan penyuluhan pertanian melalui kegiatan diseminasi scaling up, scaling out dan perluasan
spektrum diseminasi inovasi pertanian
Konsep pembangunan hubungan BPTP dengan
kelembagaan penyuluhan pertanian
Sinergi dan mendukung program daerah
7 Peningkatan kuantitas, kualitas dan
efektivitas interaksi antara BPTP dengan kelembagaan petani
Konsep pembangunan
hubungan BPTP dengan kelembagaan petani
Sinergi dan mendukung
program daerah
8 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Tanaman Perkebunan
Terdampinginya teknologi spesifik lokasi
di 1 lokasi
Sinergi dan mendukung program daerah
9 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Peternakan
Terdampinginya teknologi spesifik lokasi di 11 lokasi
Sinergi dan mendukung program daerah
10 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Hortikultura
Terdampinginya teknologi spesifik lokasi
di 22 lokasi
Sinergi dan mendukung program daerah
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
11
3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
Secara umum seluruh kegiatan capaian kinerjanya 100%. Ada beberapa
kegiatan menonjol yang akan disajikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan
berikut.
Sararan 1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi
Formulasi Pembuatan Bihun Jagung Mendukung Diversifikasi Pangan
Formulasi tepung jagung dengan
penambahan jenis pati (tapioka) dan karagenen
dapat menghasilkan bihun dengan penampilan
baik, dengan menggunakan alat ekstruder
sederhana (penekanan dengan sistem hidrolik).
Formulai bihun yang terpilih adalah campuran
tepung jagung 25% dengan penambahan
karagenan 0,6%. Permasalahan utama adalah
perlu alat sederhana untuk dapat digunakan oleh IRT di perdesaan.
Pengembangan Model Usahatani Konservasi Terpadu Berbasis Kentang Ramah Lingkungan Di Lahan Berlereng
1. Model introduksi dalam budidaya kentang
menghasilkan bobot umbi kentang
mencapai 14,17 t/ha, sedangkan model
kesepakatan bobot umbi kentang turun
5,93% dan model petani turun 33,31%.
Selain bobot umbi kentang meningkat,
model introduksi yang ditanami bawang
prei hijau dan rumput Setaria Sp.
menyumbang hasil bawang prei 0,84 t/ha
dan hasil pangkasan rumput pakan ternak 117 kg/ha.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
12
2. Model introduksi dengan penerapan teknik konservasi tanah, bibit, pemupukan
dan jarak tanam sesuai anjuran, diperoleh hasil umbi kentang dan bawang prei
yang tinggi dengan keuntungan Rp. 23.103.500 dan R/C ratio 1,15; diikuti model
kesepakatan dengan keuntungan Rp. 20.643.500 dan R/C ratio 1,48; serta
terendah pada model petani dengan keuntungan Rp. 6.043.500 dan R/C ratio
1,15.
3. Kekurangan air di musim kemarau sangat mempengaruhi daya tumbuh bibit
kentang, yaitu bibit dari umbi utuh mencapai 93,1%, bibit umbi belah 88,9%,
bibit stek pucuk 65,3% dan bibit tunas/sprout 61,1%.
4. Penggunaan bibit umbi utuh diperoleh peningkatan umbi kentang 18,34%
terhadap penggunaan bibit umbi belah, 51,71% terhadap bibit stek pucuk, dan
62,88% terhadap bibit sprout. Penggunaan bibit dari umbi belah 2-4 bagian
merupakan alternatif pengganti umbi utuh.
5. Pemupukan dosis penuh (300 Urea + 300 ZA + 200 SP-36 + 100 KCl + 5.000 ppk
kandang + Trichokompos) diperoleh peningkatan bobot umbi 13,26% dibanding
pemupukan ½ dosis (150 Urea + 200 ZA + 100 SP-36 + 50 KCl + 5.000 ppk
kandang + Trichokompos) pada kentang.
Sasaran 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung
percepatan pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi
Analisis kebijakan dilakukan terhadap opsi penggunaan alat dan mesin
pertanian. Hasil observasi lapangan dan beberapa masukan yang diperoleh dari hasil
pertemuan, maka dapat dirumuskan opsi kebijakan sebagai berikut :
1. Pemerintah menguji dan merekomendasi beberapa jenis alsin yang bisa
dioperasionalkan, bermanfaat/menguntungkan petani dan menunjang
swasembada
2. Pemerintah membina pabrikan alsin yang masih belum dapat menghasilkan alsin
yang baik (sampai jadi)
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
13
3. Sebelum alsin dibantukan, terlebih dahulu dilatih tenaga teknis mesin dan
tenaga operator ahli (penyuluh muda)
4. Bantuan alsin seyogyanya didampingi tenaga pembina di lapangan yang ahli :
(a) teknis mesin dan (b) teknis lapangan (penyuluh muda)
5. Demplot alsin yang dilakukan pemerintah/dinas/instansi harus “berhasil” karena
ini sebagai percontohan, kalau tidak berhasil program alsin diragukan petani
6. Pemerintah “membantu” menyediakan suku cadang alsin
7. Belum semua wilayah siap menerima alsin, pemerintah daerah perlu melakukan
pendekatan aktif pada masyarakat
8. Perlu adanya fasilitas pinjaman alsin bagi petani
9. Perlu dilakukan pengkajian mengenai cara tanam yang sesuai untuk alsin.
Contoh : Combine Harvester akan mudah digunakan jika tanaman tidak terlalu
dekat dengan pematang (diberi jarak)
10. Perlu diciptakan alsin multiguna (untuk panen padi dan palawija), sehingga bisa
dioperasionalkan maksimal dalam satu tahun
11. Pemerintah membina kelembagaan petani pemanfaat alsin, sehingga
kelembagaan dapat berkembang dan alsin lebih berdaya guna
Sasaran 3. Terdiseminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi yang unggul serta terhimpunnya umpan balik dari implementasi program
dan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Peningkatan Kapasitas Komunikasi, guna Akselerasi dan Efektivitas Pemasyarakatan Inovasi Hasil Litkaji di Jawa Timur
Kegiatan ini berupa survei, yang menyimpulkan:
a. BPTP Jawa Timur, Sebagai lembaga vertical agar meningkatkan kinerja
aksesibilitas ke delivery agent melalui berbagai media dan metoda diseminasi,
minimal mempunyai nilai akses sama dengan Balai Besar pelatihan (71,43 %);
b. Aksesibilitas dan atau komunikasi BPTP Jatim ke delivery agent yaitu: KTNA,
mantri Tani, perlu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas dengan
melibatkan mereka atau menciptakan kegiatan melalui berbagai metoda
diseminasi.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
14
c. BPTP Jatim sebagai generating agent dapat membantu memfasilitasi dalam
pengadaan media-media tambahan untuk aktivitas berbagi pengetahuan di
delivery agent, yakni BPP atau BP3K sebagai pos simpul koordinasi kegiatan di
tingkat kecamatan. Karena itu perlu adanya kerjasama yang lebih erat antara
BPTP Jatim dengan BPP atau BP3K.
d. BPTP mendukung peningkatan kinerja dan kelancaran kegiatan BP3K seperti
membantu dalam hal pengoordinasian yang lebih teratur untuk kegiatan seminar
atau workshop atau bentuk kegiatan pembelajaran lainnya yang diikuti para
penyuluh, POPT, KTNA, dan Petani Maju. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
komunikasi dan memberikan motivasi guna meningkatkan kemampuan dan
pemahaman mereka terhadap jejaring kinerja inovasi
e. Sosialisasi dan kemudahan akses BPTP Jawa Timur, seperti download/upload
materi perlu dipermudah sehingga delivery agent bisa lebih mengaktualisasi diri
dengan mudah ketika menggunakan akses informasi, melalui laptop, PC, HP atau
perangkat mobile phone lainnya
Sasaran 4. Terlaksananya kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan
program strategis nasional Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Padi 1. Semua komponen teknologi diterapkan pada demfarm pendekatan PTT, display
VUB dan GP-PTT padi sawah inbrida. Inovasi teknologi yang diterapkan petani,
di sekitar lokasi pendampingan adalah penggunaan benih bermutu dan berlabel,
pemberian pupuk organic, pengolahan lahan, penggunaan bibit muda (umur 18 -
20 hari setelah semai), sistem tanam jajar legowo, penanaman bibit 1-3 per
rumpun, pengairan secara efektif, penyiangan dengan landak, panen tepat
waktu.
2. Rata-rata produktivitas padi di lokasi pendampingan kawasan GP-PTT mencapai
97,5 ku/ha, meningkat sekitar 22% dibanding dengan cara tanam tegel atau
30% dibanding cara tanam yang tidak beraturan. Produktivitas demfarm
pendekatan PTT mencapai 81,4 ku/ha karena kondisi yang kurang optimal akibat
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
15
musim kemarau yang panjang, sedangkan produktivitas padi di sekitar demfarm
pada varietas Ciherang adalah 78,2 ku/ha, terdapat kenaikan produktivitas hanya
sekitar 5%. Hasil display VUB tertinggi pada varietas Inpari 30 yaitu 115,0 ku/ha
atau meningkat 15% dibanding dengan produktivitas padi Ciherang yang
ditanam di sekitar lokasi
3. Rata-rata produktivitas padi dengan penerapan sistem tanam jajar legowo (GP-
PTT) sekitar 97,5 ku/ha atau meningkat sekitar 22% dibanding dengan cara
tanam tegel atau meningkat 30% dibanding cara tanam yang tidak beraturan
4. Rencana tindak lanjut yang diperlukan untuk perbaikan ke depan adalah
pengadaan bansos alsintan disesuaikan dengan kebutuhan daerah baik dari segi
jenis dan spek nya, sesiapan BB Mektan untuk segera menyempurnakan produk
alsintan, kesiapan BB Padi dalam menyiapkan benih VUB, membangun
kerjasama yang yang harmonis antara penyuluh dengan Dinas Pertanian
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Perkebunan
1. Telah terealisasi kegiatan Pendampingan
Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional Tanaman Perkebunan rakyat,
Kopi Robusta di kabupaten Malang
melalui kegiatan Percontohan perbaikan
sumberdaya lahan dengan membuat
LRB, pada lahan seluas 1 ha, dan kopi
arabica di kabupaten Bondowoso melalui
percontohan penanaman baru Arabica
klon Komasti dan Klon S795 di areal
pertanaman robusta. Tanaman robusta
yang ada dilakukan sambung pucuk
dengan entres arabica pada lahan yang sama seluas 1 hektar.
2. 300 LRB dan 200 gandungan mampu mengembalikan seresah daun kopi kering
dan ranting sebanyak 1.500 kg atau 1,5 ton ke dalam lapisan tanah sampai
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
16
kedalaman 1 m. Bila dihitung secara ekonomi, akan terjadi penghematan pupuk
organik: 1.500 kg x Rp.600,- = Rp. 900.000,-
3. Telah tertanam 1.250 bibit kopi arabica klon S795 dan Komasti pada areal kopi
robusta (TM) seluas 1,5 ha. Pada lahan yang sama, telah terealisasi sambung
pucuk 200 tanaman kopi robusta (TM) dengan entres arabica USDA
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Hortikultura
Pelaksanaan kegiatan Pendampingan PKAH BPTP Jawa Timur tahun 2015
dilaksanakan di 21 lokasi untuk tiga komoditas yaitu Cabe Besar, Bawang Merah dan
Jeruk. Kegiatan pendampingan telah dlaksanakan mulai dari kegiatan koordinasi
dan singkronisasi, pelaksanaan PRA dan pemahaman rantai pasok ketiga komoditas
yang didampingi.
Kegiatan Demplot teknologi budidaya dilaksanakan di tiap lokasi yang
mengikuti jadwal pelaksanaan sekolah lapang masing masing lokasi pada komoditas
pendampingan. Melalui demplot yang ada teknologi Balitbangtan untuk komoditas
cabe, bawang merah dan jeruk sudah disosialisasikan, dan teknologi akan diikuiti
oleh kelompok tani di lokasi kegiatan
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
17
Pendampingan Pengembangan Kawasan Peternakan di Jawa Timur Kesimpulan dari kegiatan pendampingan
kawasan peternakan sapi perah di Jawa Timur
ini adalah:
1. Koordinasi tingkat provinsi dan daerah
telah dilakukan untuk menyamakan
persepsi, integrasi program dan
penentuan lokasi pendampingan.
2. Koordinasi antara UPT Badan Litbang
Pertanian telah dilakukan dengan Lolit
Sapo Grati, Balitnak dan Puslitbangnak
sebagai sumber teknologi yang akan didesiminasikan.
3. Koordinasi penjab kegiatan seluruh BPTP se Indonesia dengan penjab kegiatan di
BBP2TP telah dilakukan dengan adanya perubahan lokasi sesuai Kepmentan
No.43/2015. Lokasi awal untuk Provinsi Jawa Timur adalah Kota dan Kabupaten
Malang berubah menjadi Kab. Malang dan Kota Batu.
4. RRA dan KKP telah dilakukan yang ditindaklanjuti perumusan roadmap dan jadwal
pelatihan.
5. Pemberian materi dan pelatihan telah dilakukan sesuai kebutuhan peternak.
6. Pembinaan berupa penyuluhan pertanian budidaya ternak dalam arti luas
7. Pelatihan pembuatan pakan untuk musim kemarau, baik jerami padi, leguminosa
kering, daun bambu dengan menggunakan cairan biostarter aktif.
8. Pelatihan pembuatan pakan probiotik dari campuran dedak padi dan juga cairan
biostarter aktif.
9. Perbaikan kandang yang memenuhi syarat bagi kesehatan ternak sapi dan
peternaknya.
10. Pembagian materi penyuluhan terkait sapi potong berupa brosur sapi potong dan
folder.
11. Adopsi teknologi pemanfaatan pakan limbah dalam upaya perbaikan daya
saing usaha dengan memaksimalkan penggunaan bahan-bahan yang ada di
lokasi kelompok
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
18
12. Adopsi teknologi pembuatan pupuk kompos berbahan limbah kandang
dalam upaya meningkatkan nilai tambah
13. Sosialisasi informasi teknologi budidaya, dan pasca panen bertujuan
meningkatkan kualitas SDM kelompok
14. Penyediaan tempat penyimpanan pakan olahan berguna sebagai
penyediaan/pencadangan pakan di musim kering
15. Penyediaan alat press pakan hijauan untuk meningkatkan efisiensi waktu,
tempat dan biaya
16. Pasca panen susu kambing meskipun belum berkembang seperti yang
diharapkan terutama masalah pemasaran dan kualitas yang dihasilkan akan
tetapi sudah menjadi kegiatan rutin ibu-ibu anggota kelompok ternak Kerta
Usaha di trenggalek. kedepan masih memerlukan pendampingan guna
meningkatkan kualitas hasil.
Sasaran 5. Tersedianya benih sumber untuk mendukung sistem perbenihan
Sasaran 6. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian
bioindustri berkelanjutan spesifik lokasi
Dalam rangka mengimplementasikan model pertanian bioindustri berbasis
tanaman pangan (kacang tanah integrasi dengan ternak sapi), maka perlu ditempuh
beberapa strategi. Strategi pemecahan masalah di usahatani kacang tanah meliputi
: (1) Melakukan pengujian pengendalian OPT, pemberian bahan organic dan
pengolahan lahan (PTT) (2) Menangkap peluang kemitraan dari PT Garuda Food.
(3) Menangkap peluang kontrak pemasaran dengan PT Dua Kelinci dengan
memproduksi varietas Hypoma 1. (4) Meningkatkan harga jual kacang (local Tuban)
dengan menghilangkan “Jembros”.
Strategi pemecahan masalah di usaha peternakan sapi meliputi : (1)
Membuat demplot tatalaksana perkandangan sehingga biomassa ternak (kotoran,
urin) dapat dimanfaatkan serta demplot biogas, khususnya dalam upaya
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
19
menghasilkan bio energy; (2) Membuat demplot identifikasi dan pemeriksaan alat
reproduksi indukan serta pemberian pakan yang bergizi (surge feeding), sehingga
calving interval diperpendek melalui IB yang efektif; (3) Membuat demplot
pencatatan perkawinan/IB (kartu ternak), sehingga tidak terjadi inbreeding, (4)
Membuat demplot formulasi pakan untuk sapi cross.
Pemeriksaan Indukan Sapi PO (Keswan)
Model Pertanian Bioindustri Berwawasan Lingkungan Berbasis Tebu, Kacang
Tanah dan Kasava di Jawa Timur
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
20
Dalam rangka mengimplementasikan model pertanian bioindustri
berbasis tanaman pangan (kacang tanah integrasi dengan ternak sapi), maka
perlu ditempuh beberapa strategi. Strategi pemecahan masalah di usahatani
kacang tanah meliputi : (1) Melakukan pengujian pengendalian OPT,
pemberian bahan organic dan pengolahan lahan (PTT) (2) Menangkap
peluang kemitraan dari PT Garuda Food. (3) Menangkap peluang kontrak
pemasaran dengan PT Dua Kelinci dengan memproduksi varietas Hypoma 1.
(4) Meningkatkan harga jual kacang (local Tuban) dengan menghilangkan
“Jembros”. Strategi pemecahan masalah di usaha peternakan sapi
meliputi : (1) Membuat demplot tatalaksana perkandangan sehingga
biomassa ternak (kotoran, urin) dapat dimanfaatkan serta demplot biogas,
khususnya dalam upaya menghasilkan bio energy; (2) Membuat demplot
identifikasi dan pemeriksaan alat reproduksi indukan serta pemberian pakan
yang bergizi (surge feeding), sehingga calving interval diperpendek melalui IB
yang efektif; (3) Membuat demplot pencatatan perkawinan/IB (kartu
ternak), sehingga tidak terjadi inbreeding, (4) Membuat demplot formulasi
pakan untuk sapi cross. Strategi upaya pemecahan masalah kelembagaan
adalah sebagai berikut : (1) Membangun kepercayaan masyarakat pada
petugas (memenuhi semua janji dan merealisasikan rencana model pertanian
bioindustri yang telah disosialisasikan), (2) Menumbuhkan kluster peternakan
dengan anggota yang terbatas, dan secara bertahap anggotanya akan
ditambah. Untuk kepentingan itu telah ditunjuk Sdr Subowo dan Sono
sebagai local champion, (3) Menumbuhkan embrio kelompok pembenihan
kacang tanah. (4) Menumbuhkan grup/kluster panen/pasca panen jika
memungkinkan, atau dengan bekerjasama dengan penebas untuk menangani
“jembros”, (5) Selanjutnya kluster-kluster yang telah ditumbuhkanakan
dijadikan unit usaha/produksi kelompok yang merupakan bagian dari
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
21
Gapoktan, sehingga Gapoktan mempunyai kegiatan ekonomi (unit
produksi/ekonomi), (6) Memperkuat kluster yang telah tumbuh dengan
menggalang kemitraan dengan agroindustri (PT Dua Kelinci dan PT Garuda
Food).
1. Areal pertanaman tebu di Desa
Blabak, kecamatan Kandat,
kabupaten Kediri umumnya
diusahakan dan tersebar pada
lahan-lahan kering yang miskin
akan bahan organik, untuk itu
langkah utama yang telah
dilakukan penambahan bahan
organik dengan pemanfaatan
limbah pertanian yang tersedia di lokasi.
2. Untuk menggairahkan peternak mengusahakan ternaknya, disamping untuk
mengatasi mahalnya Elpiji dan minyak tanah untuk kebutuhan kompor di dapur,
telah dilakukan percontohan biogas. Masyarakat sangat responsif dan akan
mengembangkan biogas untuk keperluan dapur karena sangat menekan
pengeluaran untuk pembelian Elpiji dan minyak tanah, bahkan mengatasi
kesulitan memperoleh kayu bakar.
3. Fungsi dan peranan Klinik Agribisnis telah berjalan di lokasi Bioindustri sebagai
wadah diskusi petani-penyuluh-peneliti, diseminasi dan adopsi inovasi teknologi
serta wadah berbagi pengalaman antar petani dalam pengembangan agribisnis
komoditas unggulan.
4. Lokasi bioindustri berbasis tebu di Desa Blabak, kecamatan Kandat dapat
dikatakan Knowledge Center bagi penyuluh dan petani, hal ini nampak dari
kunjungan petani-peternak dan penyuluh dari desa-desa sekitar lokasi bioindustri
bahkan desa dari kecamatan lainnya di kabupaten Kediri.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
22
5. Tetap proaktif berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait di kabupaten Kediri agar
tetap mendukung suksesnya bioindustri melalui kolaborasi sinkronisasi
implementasi kegiatan-kegiatan dinas-dinas terkait di lokasi bioindustri.
6. Kelompok Wanita Tani telah terbentuk dengan nama KWT Melati, saat ini sudah
aktif dalam membuat dan memasarkan hasil-hasil olahan berbasis tebu,
diantaranya kecap, gula kacang, dan gula merah yang dicetak dalam ukuran
kecil.
Sasaran 7. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul
spesifik lokasi
Dari kegiatan Dokumentasi Kerjasama yang telah dilakukan di tahun 2015,
dapat dicatat beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan, antara lain :
1. Tertib administrasi untuk kegiatan kerjasama masih perlu ditingkatkan di masa
mendatang, sesuai dengan SOP yang sudah dibuat.
2. Kegiatan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan kerjasama dengan pihak
ketiga, juga masih perlu ditingkatkan di masa mendatang, untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kegiatan.
3. Peningkatan kerjasama dengan stakeholder di daerah juga perlu ditingkatkan,
dengan memanfaatkan para Korwil yang ditugasi di masing-masing Kabupaten/
Kota di Jawa Timur.
4. Meningkatnya kerjasama BPTP Jawa Timur dengan berbagai sekolah (SMK),
menunjukkan peran BPTP Jawa Timur sebagai fasilitator bagi siswa SMK di Jawa
Timur.
Secara umum, konstelasi kegiatan BPTP Jatim dan sasaran/petani dapat
dilukiskan pada Gambar 1.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
23
Gambar 1. Konstelasi umum kegiatan BPTP Jatim dan sasaran/petani
Pencapaian outcome (adopsi), bahkan sampai dengan peningkatan produksi,
merupakan proses kompleks dan bukan satu arah, melainkan cenderung melingkar.
Seperti dilukiskan dalam Gambar 1, sebelum sampai kepada penerapan sebuah
teknologi, seringkali terjadi umpan balik. Umpan balik menjadi penting:
1. Sebagai masukan bagi BPTP Jatim untuk menyesuaikan kegiatan dengan
kebutuhan petani
2. Mendorong percepatan adopsi. Untuk itu BPTP Jatim telah menyiapkan kegiatan
dalam kelompok manajemen (RKTM), yaitu kegiatan pelayanan, baik dalam
bentuk penyediaan produk tertentu (benih, misalnya), pelatihan, maupun
konsultasi on-line
3. Sebagai media terbangunnya koneksi, sehingga antara BPTP Jatim dengan petani
terjadi hubungan yang intensif meskipun dibatasi dengan adanya jarang ruang
dan waktu dengan mereka. Hubungan intensif itu penting dengan mengingat
kembali hubungan BPTP Jatim dengan petani yang bersifat melingkar.
Berikut disajikan kinerja yang cukup baik sebagai indikator kinerja secara umum
sesuai dengan penjelasan butir 3 di atas (Tabel 6).
Tabel 6. Rekaman layanan BPTP Jatim 2015
No Uraian Jumlah layanan
1 Kunjungan 18 kali
2 Pelatihan dan praktik siswa/mahasiswa 39 kali
Pengkajian Diseminasi
Pengukuranoutcome
Adopsi
Umpan balik
LAYANAN:On lineOff line
Peningkatanproduksi
Kegiatan BPTP Jatim
Jalur BPTP Jatim
Kegiatan sasaran/petani
Jalur sasaran/petani
KETERANGANKonsultasiPenyediaan produk (benih, dll.)Pelatihan, dll
SASARAN 1
SASARAN 2
SASARAN 3dan 4
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
24
3 Diundang sebagai nara sumber 132 kali
4 Kunjungan website* 114.939 pengunjung
5 Analisis hara 473 sampel
6 Menerima anugrah Iptek Prayogasala untuk pranata penelitian dan pengembangan dari Kementerian Riset dan Teknologi tahun
2011 (diterimakan tahun 2012)
-
Tabel 7. Rekaman layanan Website BPTP Jatim 2014
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
25
Secara internal, untuk mengukur kinerjnya, BPTP Jatim sebagai organisasi
mengambil ukuran “publisitas”. Artinya, sebagai institusi pelayanan masyarakat,
BPTP Jatim menganggap dirinya berhasil apabila:
1. Terkenal karena peran aktif dan nyatanya di lapangan dalam meningkatkan
apresiasi petani maupuan masyarakat luas terhadap informasi teknologi dan
pemberdayaan, yang tidak terpisahkan dengan
2. Terhubung atau terjalin hubungan yang baik dengan stake holder, baik instansi
terkait maupun.
Dengan demikian, BPTP Jatim bukan saja merakit teknologi dan mendisemi-
nasikannya kepada pengguna sesuai dengan tupoksinya, pada saat yang sama juga
membangun sinergi sosial. Dengan kata lain, BPTP Jatim memperoleh kepercayaan
secara luas dari masyarakat.
Dengan demikian, disamping masyarakat dapat memperoleh manfaat
langsung, juga dapat mendekatkan jarak psikologis antara masyarakat, khususnya
petani dengan BPTP Jatim. Hal itu menjadi faktor penting dalam masyarakat agraris,
yaitu adanya hubungan yang intensif dan akrab antar pelaku pembangunan (instansi
pemerintah terkait dengan petani/masyarakat luas). Sebab, kegiatan yang dilakukan
BPTP Jatim bukanlah sekadar pengkajian dan diseminasi begitu saja, melainkan
harus diminati dan diadopsi oleh pengguna.
Kinerja BPTP Jatim yang cukup baik di atas, bukan tidak mengandung
ancaman atau kendala. Beberapa ancaman atau kendala dapat disebutkan sebagai
berikut:
1. Ekses dari otonomi daerah ini. Meski BPTP Jatim mampu melewati kendala ini,
yang digambarkan dengan kinerjanya yang sudah disebutkan di muka, namun ke
depan faktor ini memerlukan perhatian khusus dan ikhtiar untuk menekan
dampaknya terhadap kinerja BPTP Jatim. Contoh kasus penting yang cukup
menghambat adalah: (a) Masih berkembangkan ego sektoral yang ditunjang oleh
pemisahan tugas antara institusi daerah pertanian dan penyuluhan, dan (b)
Pergantian petugas yang seringkali terlalu cepat dan mendadak. Kasus ini sangat
menghambat dalam kordinasi BPTP Jatim dengan daerah
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
26
2. Ketersediaan teknologi baru hasil penelitian Balit yang cukup menonjol hingga
saat ini baru pada varietas unggul baru, sedangkan untuk aspek lain masih cukup
lamban. Meski teknologi yang ada sekarang masih jauh dari tingkat adopsi yang
diharapkan, namun faktor ketersediaan teknologi baru perlu memperoleh
perhatian ke depan.
4. Pasar produk untuk produk tanaman pangan, barangkali tidak terlalu menonjol
problematikanya. Namun untuk produk lain, termasuk olahan, dimana BPTP Jatim
terus melakukan diseminasi, dapat menjadi ancaman yang serius. Apabila faktor
ini tidak tertangani, dikhawatirkan, para petani akan sampai kepada tahap “jera
adopsi”
5. BPTP Jatim didukung oleh SDM yang cukup banyak dan dengan strata pendidikan
serta fungsional yang cukup tinggi. Meski begitu, 1–2 tahun ke depan, akan
banyak peneliti/penyuluh yang memasuki masa pensiun seperti digambarkan
Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah PNS BPTP Jatim yang memasuki masa pensiun
JABATAN Jumlah PNS yang pensiun (orang)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jml
Staf admin 5 4 8 1 0 18
Peneliti 2 1 2 5
Penyuluh 1 1 1 1 0 4
Teknisi 1 1 1 2 0 5
Pustakawan 1 0 1
Jml pensiun 2 10 9 9 1 0 31
Sisa PNS 213 203 194 185 184 186
3.3. Analisis SWOT: Upaya Mempertahankan dan Meningkatkan Kinerja
Memperhatikan kinerja BPTP Jatim yang sudah cukup baik serta identifikasi
berbagai faktor penentunya, maka dapat disusun matrik SWOT berikut (Tabel 9).
Tabel 9. Analisis SWOT
EKSTERNAL
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
27
Peluang (PL) 1. Animo dan kepercayaan
masyarakat cukup tinggi terhadap
teknologi dan BPTP Jatim 2. Stabilitas nasional
Ancaman (AN) 1. Spirit otonomi daerah yang masih
rancu
2. Ketersediaan teknologi baru dari Balit
3. Pasar produk petani
INTERNAL
Kekuatan (KK):
1. Jumlah dan proporsi pembiayaan
cukup baik 2. Sumberdaya
manusia cukup
baik 3. Sumberdaya
fasilitas cukup
baik
PL1-KK1: Kegiatan yang mengha-
silkan barang kebutuhan petani di-tingkatkan (VUB, benih, alat, dan pupuk)
PL1-KK2: Penerapan layanan prima dan kompetensi SDM ditingkatkan pada aspek layanan
PL1-KK3: Pemanfaatan fasilitas secara produktif ditingkatkan PL2-K1: Kegiatan-kegiatan
bergulir/produktif diperbanyak PL2-KK2: - PL2-KK3: Pemanfaatan fasilitas secara
produktif ditingkatkan
AN1-KK1: Selektif dalam menentukan
daerah pendampingan AN1-KK2: Pendekatan inter personal ditingkatkan, efektifkan korwil
AN1-K3: Fasilitasi kepentingan daerah yang prestisius AN2-K1: Kegiatan padu padan
ditingkatkan AN2-KK2: Mendorong SDM untuk rajin mencari sumber teknologi lain,
termasuk kearifan lokal AN2-KK3: Perlu ada kegiatan penelitian meski dlm porsi kecil
AN3-KK1: Perlu kegiatan penumbuhan pasar, TriMitra diefektifkan AN3-KK2: Kompetensi peneliti dlm
enterprenership ditingkatkan AN3-KK3: -
Kelemahan (KL): 1. Disiplin masih
kurang 2. Manajemen
data masih
lemah
PL1-KL1: Penegakan disiplin PL1-KL2: Fasilitasi SIM/intranet
PL2-KL1: - PL2-KL2: -
AN1-KL1: - AN1-KL2: Perkuat database sosio-
biofisik wilayah AN2-KL1: - AN2-KL2: Perlu ada database teknologi
dari berbagai sumber AN3-KL1: -
AN3-KL2: Efektifkan TriMitra
Beberapa butir penting dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
kinerja BPTP Jatim seperti tertera dalam tabel adalah:
1. Peningkatakan kegiatan yang menghasilkan barang kebutuhan petani, baik
melalui kegiatan diseminasi maupun penguatan kelembagaan internal.
Barang-barang kebutuhan petani yang penting saat ini antara lain:
VUB, yang dalam lingkup Tupoksi BPTP Jatim adalah mendorong percepatan
uji adaptasi dan penyebarluasan, dan hasil-hasilnya kepada pengguna
Benih sumber (UPBS), yang saat ini baru mampu melayani kebutuhan
pengkajian dan diseminasi
Alat-alat sederhana, baik sebagai contoh maupun dapat dibeli oleh pengguna
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
28
Pupuk dan bahan-bahan lain yang lebih murah serta berbahan baku lokal.
Saat ini BPTP Jatim tengah menjajagi untuk memproduksi beberapa produk
saprodi dan olahan, yang akan dikuti dengan survei pasar. Langkah ini diambil
dalam rangka membangun kemitraan dengan petani yang selama ini sudah
dibina untuk memproduksi barang yang sama.
2. Penerapan layanan prima, atau pengefektifan penerapan prinsip ISO dalam
semua lini kegiatan. Disamping itu, peningkatan kompetensi SDM, tidak hanya
ditekankan kepada disiplin ilmu keadministrasian atau penelitian, melainkan juga
pada aspek layanan dan enterprenersip
3. Peningkatan kegiatan yang dapat mendorong pemanfaatan fasilitas secara
produktif dan bergulir. Dengan demikian fasilitas tersebut dapat dikelola secara
mandiri, dan dapat dimanfaatkan maksimal oleh para pengguna, agar animo
mereka dapat tertampung
4. Peningkatan dan pemanfaatan IT untuk membangun SIM/intranet. Hal ini juga
sangat penting guna mengelola data sosio-biofisik wilayah yang sangat
diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program pengkajian
dan diseminasi secara lebih akurat dan relevan
5. Kegiatan diseminasi dalam rangka penumbuhan pasar dan kegairahan usaha.
BPTP Jatim, dengan TriMitra-nya, telah membuktikan keberhasilan upaya
semacam itu. Pada tahun 2010, TriMitra yang dibantuk BPTP Jatim telah
membantu terjadinya beberapa kali transaksi dari produk petani senilai kurang
lebih Rp 4,25 milyar. Upaya ini ke depan menjadi makin penting, mengingat
pada kenyataannya, dari hasil survei BPTP Jatim, 52% pertanyaan petani
mengenai pasar, dan bukan hanya masalah teknis usahatani.
Praktis, cakupan tantangan nyata yang dihadapi BPTP Jatim sangat luas, mulai
dari aspek hulu sampai dengan hilir usahatani. Dalam batas tertentu BPTP Jatim
telah berhasil meresponnya dengan baik. Namun harus diakui, satu hal yang agak
luput dari perhatian adalah realisasi dari frase “bertaraf internasional” yang
tercantum dalam visi. Meski frase tersebut tidak terkait langsung dengan
kepentingan pengguna, namun mempunyai makna penguatan ke dalam, yang pada
gilirannya akan menentukan peningkatan kinerja BPTP Jatim secara berkelanjutan
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
29
dalam memenuhi harapan pengguna. Problem utamanya adalah penguasaan bahasa
Inggris yang belum merata, khususnya di kalangan para peneliti. Tampaknya
penguasaan bahasa Inggris ini harus menjadi salah satu titik perhatian dalam
peningkatan kompetensi para peneliti.
3.4. Akuntabilitas Keuangan Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan BPTP Jatim secara umum
cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik, seperti disajikan
pada Tabel 10.
Tabel 10. Realisasi anggaran per output BPTP Jatim 2015
NAMA KEGIATAN/OUTPUT PAGU
ANGGARAN (Rp 000)
VOLUME SATUAN
REALISASI
FISIK (%) KEUANGAN
(Rp 000) (%)
Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan
52.905.381 100,00 49.124.092 92,85
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
52.905.381 100,00 49.124.092 92,85
Laporan Pengelolaan Satker 1.692.900 9 laporan 100,00 1.493.489 88,22
Laporan kerjasama, pengkajian, pengembangan, dan pemanfaatan hasil Litbang
47.000 1 laporan 100,00 46.991 99,98
Laporan Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Satker
247.500 1 laporan 100,00 238.131 96,21
Teknologi Spesifik Lokasi 1.761.000 18 teknologi 100,00 1.671.748 94,93
Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian
197.500 1 rekomendasi 100,00 183.807 93,07
Pengelolaan Instalasi Pengkajian 303.500 3 unit 100,00 292.458 96,36
Teknologi Yang Terdiseminasi ke Pengguna
556.000 5 teknologi 100,00 536.034 96,41
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Inovasi Pertanian dan Program Strategis Nasional
18.287.000 4 laporan 100,00 17.737.124 96,99
Peralatan 1.607.215 21 unit 100,00 1.536.175 95,58
Produksi Benih 9.414.466 571 ton 100,00 7.939.940 84,34
Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri
1.302.000 3 model 100,00 1.101.516 84,60
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
30
Berkelanjutan Spesifik Lokasi
Layanan Perkantoran 16.186.000 12 Bulan layanan
100,00 15.137.050 93,52
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
373.658 114 Unit 100,00 309.518 82,83
Gedung/Bangunan 929.642 124 m2 100,00 900.105 96,82
TOTAL 52.905.381 100,00 49.124.092 92,85
Kinerja keuangan TA 2015 BPTP Jatim cukup baik (> 90%). Opini cukup baik
itu juga didukung oleh capaian kinerja yang maksimal (100%). Beberapa kegiatan
pada tabel menunjukkan kinerja keuangan yang rendah (< 90%), yaitu:
1. Laporan Pengelolaan Satker (88,22%), disebabkan oleh ……….
2. Produksi Benih (84,34%), penyebabnya karena dana sewa lahan dan bahan
untuk kedelai masih sisa, Perencana kurang optimal sehingga revisi anggaran
agak terlambat, Lokasi areal kedelai agak sulit karena bersaing dengan PAT dan
GP-PTT.
3. Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Spesifik Lokasi
(84,60%), ………
4. Peralatan dan fasilitas kantor (82,83%), disebabkan oleh terlambatnya
penyetoran PNBP hingga akhir tahun, sehingga sebagian di antaranya (17,17%)
tidak dapat diserap dan direalisasikan.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
31
IV. PENUTUP
Secara umum hasil analisis evaluasi kinerja dan capaian kinerja
menunjukkan bahwa kinerja kegiatan BPTP Jatim tahun 2014 cukup baik, dengan
tingkat capaian kinerja kegiatan 100% dan kinerja keuangan 92,81%. Keberhasilan
ini dapat diukur bukan hanya dari capaian kinerja kegiatan pengkajian dan
diseminasi maupun keuangan, tetapi juga, yang lebih penting lagi adalah tumbuhnya
animo masyarakat terhadap teknologi baru dan tingginya kepercayaan masyarakat
terhadap keberadaan BPTP Jatim. Hasil itu merupakan modal dasar penting yang
perlu dipertahankan dan ditingkatkan, dengan memperhatikan faktor pendorong dan
penghambatnya.
Untuk meningkatkan visibilitas tingkat capaian, tampaknya perlu dilakukan
kegiatan khusus untuk mengukur outcome, terutama kegiatan-kegiatan multi years
yang telah berjalan lebih dari satu tahun.
Mengingat dinamika sosial masyarakat yang cukup tinggi, yang didorong oleh
keterbukaan informasi, tampaknya peningkatan yang diminta lebih dari sekadar
peningkatan yang linier, baik dari aspek pendanaan, pembinaan SDM dan
pendayagunaan fasilitas. Faktor pembangunan jaringan dan kerjasama yang baik
dengan berbagai pihak, baik dengan pengguna maupun dengan pemangku
kepentingan sebagai pelaku pembangunan secara umum, akan menjadi penting
untuk menutupi kekurangan di masing-masing pihak serta meningkatkan efisiensi
kerja. Kegiatan-kegiatan monev dan pengefektivan layanan prima dengan
menerapkan prinsip-prinsip ISO, ke depan, menjadi keharusan baru.
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
32
RE
NC
AN
A S
TR
AT
EJIK
TA
HU
N 2
01
0 s
/d
20
14
Insta
nsi
:
BA
LA
I P
EN
GK
AJA
N T
EK
NO
LO
GI
PE
RT
AN
IAN
JA
WA
TIM
UR
Vis
i :
“Pada t
ahun 2
014 m
enja
di le
mbaga p
engka
jian d
an p
engem
bangan inova
si p
ert
ania
n s
pesi
fik
agro
eko
sist
em
bert
ara
f in
tern
asi
onal”
Mis
i :
1. M
enin
gkatk
an d
aya s
ain
g p
roduk p
ert
ania
n d
an k
ese
jahte
raan p
eta
ni berb
asi
s in
ovasi
pert
ania
n s
pesi
fik lokasi
2. M
enum
buhkan k
em
itra
an d
engan inst
ansi
terk
ait r
egio
nal dan inte
rnasi
onal untu
k m
em
berd
ayakan p
eta
ni dala
m m
engelo
la u
sahata
nin
ya
3. M
enin
gkatk
an k
apasi
tas,
pro
fesi
onalis
me d
an a
kunta
bili
tas
pro
gra
m d
an p
ela
ksa
naan p
enelit
ian/p
engkajian/d
isem
inasi
BPTP J
aw
a T
imur
RS
Ura
ian
Ind
ika
tor
Ke
bij
ak
sa
na
an
Pro
gra
m/S
ub
Pro
gra
mK
ete
ran
ga
n
12
34
56
Pro
gra
m:
1.
Pe
ncip
taa
n T
ek
no
log
i
da
n V
ari
eta
s U
ng
gu
l
Be
rda
ya
Sa
ing
Su
b P
rog
ram
:
1.1
.P
en
gk
aji
an
da
n
Pe
rce
pa
tan
Dis
em
ina
si
Ino
va
si
Te
kn
olo
gi
Pe
rta
nia
n
Ke
gia
tan
Uta
ma
:
1M
enin
gkatk
an
1.
Ters
edia
nya t
eknolo
gi
1.
Jum
lah t
eknolo
gi sp
esi
fik lokasi
Menin
gkatk
an f
okus
kegia
tan d
an
a.
Pengkajian t
eknolo
gi
kete
rsedia
an t
eknolo
gi
pert
ania
n u
nggula
nca
paia
n h
asi
l pengkajian d
an
unggula
n s
pesi
fik lokasi
pert
ania
n u
nggula
nsp
esi
fik lokasi
pengem
bangan b
ero
rienta
si
spesi
fik lokasi
pasa
r/pre
fere
nsi
konsu
men
berd
asa
rkan p
ada p
ote
nsi
sum
berd
aya w
ilayah.
SA
SA
RA
NC
AR
A M
EN
CA
PA
I T
UJU
AN
DA
N S
AS
AR
AN
Tu
jua
n
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
33
2.M
enin
gkatk
an
1.
Menin
gkatn
ya
1.
Jum
lah t
eknolo
gi yang d
idis
em
inasi
kan k
eM
enin
gkatk
an k
uantita
s/kualit
as
b.
Penyedia
an d
an
penyebarluasa
nPenyebarluasa
n
pengguna
iinfo
rmasi
, m
edia
dan lem
baga
penyebarluasa
n t
eknolo
gi
teknolo
gi pert
ania
n(d
isem
inasi
) te
knolo
gi
dis
em
inasi
teknolo
gi pert
ania
n.
pert
ania
n
unggula
n s
pesi
fik lokasi
pert
ania
n
2.
Jum
lah lapora
n k
egia
tan p
endam
pin
gan m
odel
c.Pendam
pin
gan m
odel
spektr
um
dis
em
inasi
multi ch
anel
dan p
rogra
msp
ektr
um
dis
em
inasi
multi
stra
tegis
nasi
onal/daera
hch
an
el d
an
pro
gra
m
str
ate
gis
pem
ban
gu
na
n
pert
ania
n n
asio
na
l/d
ae
rah
3.
Jum
lah r
ekom
endasi
kebijakan m
endukung e
mpat
d.
Advokasi
teknis
dan
sukse
s Kem
ente
rian P
ert
ania
nkebijakan o
pera
sional
pem
bangunan p
ert
ania
n
wila
yah,
reg
iona
l d
an
nasi
onal
3.M
enin
gkatk
an
1.
Menin
gkatn
ya
1.
Jum
lah lapora
n k
erj
asa
ma p
engkajian,
Menin
gkatk
an k
apabili
tas
e.
Pengem
bangan k
erj
asa
ma
kapasi
tas
dan
kerj
asa
ma n
asi
onal
pengem
bangan d
an p
em
anfa
ata
n inovasi
manaje
men p
engkajian d
an
nasi
onal dan inte
rnasi
onal
kom
pete
nsi
pengkajian
dan inte
rnasi
onal (d
ipert
ania
ndis
em
inasi
untu
k m
em
perluas
dala
m p
engkajian d
an
dan p
engem
bangan
bid
ang p
engkajian,
jeja
ring k
erj
asa
ma.
pen
da
yagu
na
an
in
ova
si
inovasi
pert
ania
ndis
em
inasi
dan
pert
ania
n
unggula
n s
pesi
fik
pendayagunaan
lokasi
.in
ovasi
pert
ania
n)
2.
Menin
gkatn
ya s
inerg
i1.
Jum
lah s
inerg
i opera
sional pengkajian d
an
Menin
gkatk
an k
oord
inasi
dan
f.Koord
inasi
dan s
inkro
nis
asi
opera
sional
pengem
bangan inovasi
pert
ania
n
sinkro
nis
asi
kegia
tan p
engkajian
opera
sional pengkajian d
an
pengkajian d
an
dan p
engem
bangan inovasi
pengem
bangan inovasi
pengem
bangan
pert
ania
n.
pert
ania
n
inovasi
pert
ania
n
2.
Jum
lah jukla
k/j
uknis
g.
Penyedia
an p
etu
nju
k
pela
ksa
naan (
jukla
k)
/petu
nju
k t
eknis
(ju
knis
)
pengkajian d
an
pengem
bangan inovasi
pert
ania
n
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
34
3.
Menin
gkatn
ya
1.
Jum
lah d
okum
en
pere
nca
naan d
an e
valu
asi
Menin
gkatk
an e
fektivitas
h.
Penguata
n m
anaje
men
manaje
men
kegia
tan s
ert
a a
dm
inis
trasi
keuangan,
manaje
men inst
itusi
.
pere
nca
naan d
an e
valu
asi
pengkajian d
an
kepegaw
aia
n d
an s
ara
na p
rasa
rana
kegia
tan s
ert
a a
dm
inst
rasi
pengem
bangan
institu
si
inovasi
pert
ania
n
2.
Jum
lah B
PTP y
ang m
enera
pkan I
SO
9001:2
008
i.Penin
gkata
n k
ualit
as
manaje
men inst
itusi
3.
Jum
lah S
DM
yang m
enin
gkat
kom
pete
nsi
nya
j.Pengem
bangan k
om
pete
nsi
SD
M
4.
Jum
lah p
ublik
asi
bert
ara
f nasi
onal/in
tern
asi
onal
5.
Jum
lah labora
torium
yang t
erf
ungsi
kan s
eca
rak.
Penin
gkata
n p
engelo
laan
pro
duktif
labora
torium
6.
Jum
lah k
ebun p
erc
obaan y
ang t
erf
ungsi
kan
l.Penin
gkata
n p
engelo
laan
seca
ra p
roduktif
kebun p
erc
obaan
7.
Jum
lah u
nit u
saha p
engelo
laan b
enih
sum
ber
m.
Penin
gkata
n p
enangkara
n
yang t
erf
ungsi
kan s
eca
ra p
roduktif
usa
ha p
engelo
laan b
enih
sum
ber
8.
Jum
lah w
ebsi
te d
an d
ata
base
yang t
er-
update
n.
Penin
gkata
n p
engelo
laan
secara
berk
ela
nju
tan
websi
te d
an d
ata
base
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
35
RENCANA KINERJA TAHUNAN
INSTANSI : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
TAHUN ANGGARAN : 2014
No Sasaran Indikator Outcome / Indikator kegiatan Target
RKT PK
1. Tersedianya teknologi perta-
nian unggulan spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi 11 Teknologi
2. Terdiseminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi yang unggul serta terhimpunnya
umpan balik dari implementasi program dan inovasi pertanian unggul
spesifik lokasi
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
6 Teknologi
3. Adanya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah laporan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional
4 Laporan
Jumlah dok. Perencanaan dan evaluasi
kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana
1 Laporan
Jumlah SDM yang meningkat 10 Orang
Jumlah laboratorium yang terfungsikan secara produktif
6 Unit
Jumlah kebun percobaan yang
terfungsikan secara produktif
2 Unit
Volume benih sumber yang dihasilkan
(kedelai)
270 Ton
Pemeliharaan akreditasi manajemen 1 Dokumen
Pemeliharaan akreditasi laboratorium 1 Dokumen
Jumlah bulan website & database yang ter-update secara berkelanjutan
12 Bulan
4. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan
mendukung percepatan pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi
pertanian spesifik lokasi
Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kemtan
1 Rekomendasi
5. Terjalinnya kerjasama
nasional dan internasional di bidang pengkajian,
diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian
Jumlah laporan kerjasama pengkajian,
pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian
1 Laporan
Laporan Kinerja BPTP Jatim Tahun 2015
36
PENETAPAN KINERJA TAHUNAN
INSTANSI : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
TAHUN ANGGARAN : 2014
No Sasaran Indikator Outcome / Indikator kegiatan Target
RKT PK
1. Tersedianya teknologi perta-
nian unggulan spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi 11 Teknologi
2. Terdiseminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi yang unggul serta terhimpunnya
umpan balik dari implementasi program dan inovasi pertanian unggul
spesifik lokasi
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
6 Teknologi
3. Adanya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah laporan kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategis nasional
4 Laporan
Jumlah dok. Perencanaan dan evaluasi
kegiatan serta administrasi keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana
1 Laporan
Jumlah SDM yang meningkat 10 Orang
Jumlah laboratorium yang terfungsikan secara produktif
6 Unit
Jumlah kebun percobaan yang
terfungsikan secara produktif
2 Unit
Volume benih sumber yang dihasilkan
(kedelai)
202 Ton
Volume benih sumber yang dihasilkan (padi)
22,36 Ton
Pemeliharaan akreditasi manajemen 1 Dokumen
Pemeliharaan akreditasi laboratorium 1 Dokumen
Jumlah bulan website & database yang ter-update secara berkelanjutan
12 Bulan
4. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan
mendukung percepatan pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi
pertanian spesifik lokasi
Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kemtan
1 Rekomendasi
5. Terjalinnya kerjasama nasional dan internasional di bidang pengkajian,
diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian
Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian
1 Laporan