laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Capaian kinerja kegiatan pengembangan sistem perbenihan hortikultura tahun 2017 mengacu
pada dokumen PK terakhir (versi PK Revisi November 2017) adalah sebagai berikut :
1. Produksi benih buah lainnya sebesar 82.07 %
2. Produksi benih bawang merah sebesar 95.99 %
3. Produksi benih jeruk sebesar 92.40 %
4. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura sebesar 100 %
5. Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura sebesar 992.48 %
6. Produksi benih sayuran non biji sebesar 93.53 %
7. Produksi benih sayuran lainnya sebesar 27.65 %
8. Produksi benih buah lainnya (non batang) sebesar 75 %
Produksi benih sayuran lainnya memiliki pencapaian terkecil yaitu sekitar 27,65 % (876.710 kg)
dari target sebanyak 3.170.200. Benih sayuran lainnya yang dimaksud meliputi benih bawang
putih, kentang, sayuran dataran tinggi dan sayuran lainnya (terutama sayuran biji seperti cabe
atau benih biji lain sesuai kebutuhan daerah). Dan kelompok benih yang berkontribusi besar
terhadap rendahnya realisasi output ini adalah benih bawang putih dan kentang.
Ketersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada tahun 2017 masih belum
mencukupi, sehingga ada beberapa daerah penerima output tidak bisa merealisasikannya.
Adapun jumlah output benih bawang putih yang tidak terealiasi adalah sebanyak 700.000 kg
yang berada di Kabupaten Bandung, Temanggung, dan Tegal sebagai TP Provinsi Jawa
Tengah. Sedangkan benih bawang putih yang terealisasi 450.000 kg yaitu sebesar 350.000 kg
di Lombok Timur dan 100.000 kg di Magelang. Faktor membanjirnya impor bawang putih
konsumsi menyebabkan pengembangan agribisnis bawang putih dalam negeri makin
ditinggalkan termasuk juga dalam produksi benih bawang putih oleh para penangkar. Keadaan
ini menyebabkan ketersediaan bawang putih dalam negeri baik konsumsi maupun benih
menjadi sulit ditemukan.
Penyediaan benih kentang juga serupa dengan benih bawang putih. Beberapa beberapa
daerah penerima output tidak dapat melaksanakan kegiatan ini. Dari target sebanyak 2.000.000
kg benih kentang yang tidak terealisasi sebanyak 1.593.500 kg yaitu di Kabupaten Lombok
Timur, Solok, Lumajang dan Pagar Alam sebagai TP Propinsi Sumatera Selatan. Sedangkan
yang terealisasi sebanyak 406.500 kg yaitu sebanyak 25.000 kg di Kabupaten Bandung,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
ii
25.000 kg di Kabupaten Garut, 50.000 kg di Kabupaten Malang, 200.000 kg di Kabupaten
Probolinggo, 6.500 kg di Kabupaten Lumajang, 75.000 kg di Kabupaten Kerinci, dan 25.000 kg
di Kabupaten Lampung Barat sebagai TP Provinsi Lampung. Target benih kentang yang tidak
tercapai itu adalah penyediaan benih kentang APBN-P 2017, dimana targetnya mengalami
peningkatan karena adanya revisi target output benih bawang putih menjadi benih kentang
pada awal bulan November 2017. Produsen benih kentang di daerah penerima output dan di
sentra produsen benih kentang tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan benih
kentang yang dibutuhkan untuk pelaksanaan APBN-P 2017. Produsen benih cenderung untuk
menunggu pemesanan atau jaminan benih akan dibeli karena biaya produksi benih yang relatif
mahal. Hal inilah yang menyebabkan benih kentang bermutu tidak selalu tersedia setiap saat.
Sementara itu, capaian kinerja keuangan kegiatan pengembangan sistem perbenihan
hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura adalah sebesar
Rp 115.502.023.764,- atau sekitar 49,81 % dari alokasi Pagu perubahan sampai bulan
November 2017 yang sebesar Rp 231.886.082.000,- (Data SMART sampai tanggal 21 Januari
2018). Diakui bahwa capaian tersebut belum menunjukkan kinerja yang maksimal karena
masih adanya hambatan-hambatan dalam penyerapan anggaran yang sebagian besar karena
beberapa hal sebagai berikut :
a. Terbatasnya ketersediaan benih bermutu di produsen benih :
- Produsen benih cenderung untuk menunggu pemesanan atau jaminan benih dibeli
mengingat biaya produksi benih relatif mahal.
- Karakteristik beberapa komoditas hortikultura yang mempunyai waktu dormansi sehingga
ada rentang waktu yang dibutuhkan untuk bisa menjadikan benih siap salur, seperti benih
bawang merah, bawang putih dan kentang.
- Penyiapan benih buah tahunan diperlukan waktu relatif lama sekitar 1 sampai 2 tahun
tergantung dari komoditas, sedangkan permintaan benih seringkali mendadak.
- Permintaan jenis/varietas tertentu
b. Kegiatan yang bersifat pengadaan membutuhkan proses lelang yang panjang. Alokasi dana
APBN-P 2017 di bulan Agustus 2017 sehingga pelaksanakan kegiatan harus bergerak cepat
dalam memproses administrasi lelang. Kegagalan lelang ataupun kegiatan tidak
dilaksanakan dapat terjadi karena pelaksana kegiatan tidak memiliki cukup waktu untuk
melaksanakan lelang. Hal ini terjadi pada output produksi benih sayuran lainnya yang
mengalami revisi pada awal November 2017.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
iii
c. Keterbatasan sarana penyimpanan benih.
d. Keterbatasan SDM terampil dalam menerapkan teknologi perbanyakan benih terutama untuk
daerah pengembangan baru.
Beberapa upaya tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura di
Tahun 2018, antara lain sebagai berikut :
a. Identifikasi ketersediaan benih di sentra – sentra produsen akan dilakukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan benih di kegiatan Pusat maupun kawasan hortikultura.
b. Apresiasi teknologi produksi benih hortikultura akan dilaksanakan dengan mengundang
produsen benih sebagai upaya pemantapan dan penumbuhan penangkar benih di daerah
sentra maupun pengembangan.
c. Memfasilitasi sarana prasarana seperti bangunan gudang benih, screen house, sarana
irigasi, alat dan mesin pertanian di BBH provinsi dan produsen benih, sebagai upaya
peningkatan kapasitas produksi.
d. Pembinaan kepada produsen akan dilakukan secara intensif sehingga produsen benih
mampu meningkatkan kompetensinya.
e. Melakukan penyederhanaan/revisi terhadap regulasi yang mendukung realisasi
program/kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
iv
KATA PENGANTAR
Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2017 menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAKIN) sebagai tindaklanjut dari Peraturan Presiden yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Metode penyusunan LAKIN telah diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIN Direktorat Perbenihan Hortikultura 2017 sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja
pimpinan beserta jajarannya dalam memanfaatkan anggaran pembangunan yang bersumber
dari APBN dan APBN-P. Harapan kami LAKIN ini dapat memberikan gambaran kinerja yang
dicapai oleh jajaran Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 dan menjadi bahan
masukan dalam rangka menyusun langkah tindak lanjut untuk perbaikan, pengembangan dan
penyempurnaan kegiatan pada tahun berikutnya.
Jakarta, Januari 2017
Direktur
Ir. Sukarman
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………… vi
BAB. I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………... 1
BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ………………………………… 4
2.1. Perencanaan Kinerja ………………………………………………………….. 4
2.2. Perjanjian Kinerja ……………………………………………………………… 9
BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………………………………… 12
3.1. Pengukuran Kinerja …………………………………………………………… 12
3.2. Analisis Capaian Kinerja 2017 ………………………………………………… 13
3.3. Analisis Pencapaian Keuangan 2017 ………………………………………… 19
3.4. Permasalahan Secara Umum ………………………………………………… 21
3.5. Tindak Lanjut ……………………………………………………………………. 21
BAB III. PENUTUP ……………………………………………………………………………. 23
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Target Volume Indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan
Hortikultura Tahun 2015 – 2019 (versi Revisi Direktorat Perbenihan
Hortikultura 2015 – 2019 ……….…………………………………………………
6
Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura ……. 8
Tabel 3. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun
2017 …………………………………………………………………………………
9
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (awal) …. 10
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (Revisi
Terakhir) …………………………………………………………………………….
11
Tabel 6. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 ……….. 12
Tabel 7. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah ………………………… 20
Tabel 8. Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Pengembangan Sistem
Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 ……………………………………………
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Perbenihan Hortikultura ….………………….. 24
Lampiran 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan ………………. 25
Lampiran 3. Sasaran Kerja Pegawai Eselon 2, 3 dan 4 ……………………………………. 26
Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per
Januari 2017 …………………………………………………………………..
37
Lampiran 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per
Maret 2017 ...…………………………………………………………………..
38
Lampiran 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per Mei
2017 ...............…………………………………………………………………..
39
Lampiran 7. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per Juni
2017 …………...…………………………………………………………………..
41
Lampiran 8. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per
Agustus 2017 …………...………………………………………………………..
43
Lampiran 9. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per
November 2017 …………...……………………………………………………..
45
Lampiran 10. Rencana Strategis Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2015 – 2019 47
Lampiran 11. Rencana Kerja Tahun 2017 Direktorat Perbenihan Hortikultura ………… 48
Lampiran 12. Surat Pelaksanaan Kegiatan APBN-P 2017 di Provinsi Kalimantan
Timur……………………………………………………………………………….
49
Lampiran 13. Surat Pelaksanaan Kegiatan APBN-P 2017 dari Kabupaten Bogor ……… 50
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan perbenihan hortikultura ditujukan untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan benih bermutu varietas unggul secara memadai dan berkesinambungan.
Dalam pencapaiannya diperlukan kerjasama yang erat antar instansi terkait, mulai dari
penanganan plasma nutfah, pemuliaan, produksi dan penyedia benih, distribusi,
pengendalian mutu dan pengawasan peredaran benih, serta penggunaan benih.
Direktorat Perbenihan Hortikultura sebagai instansi pemerintah yang menjadi fasilitator
dan regulator perbenihan, memiliki peran penting dalam menggerakkan pembangunan
perbenihan hortikultura. Untuk mewujudkan sasaran pembanguan perbenihan tersebut
selanjutnya ditempuh melalui Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Perbenihan
Hortikultura mempunyai tugas “Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah, aneka
jeruk, dan tanaman hortikultura lain”. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktorat
Perbenihan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan
pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan
mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang di bidang peningkatan
penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan
varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan
varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Dalam rangka menyelenggarakan fungsinya, Direktorat Perbenihan Hortikultura
mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :
a. Subdirektorat Pengembangan Varietas;
b. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih;
c. Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih;
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 2
d. Subbagian Tata Usaha; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Subdirektorat Pengembangan Varietas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan
penyediaan varietas benih hortikultura.
Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan
pengawasan mutu benih hortikultura.
Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk dan tanaman
hortikultura lain serta kelembagaan benih.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perbenihan
Hortikultura.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangan.
Struktur organisasi Direktorat Perbenihan Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1,
sedangkan komposisi pegawai berdasarkan golongan dan latar belakang pendidikan
dapat dilihat Lampiran 2.
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan telah disusun Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) Tahun 2017 yang digunakan sebagai sasaran dalam pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan tupoksi dapat dilihat di Lampiran 3.
Sebagai pertanggungjawaban kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan
sistem perbenihan hortikultura selama kurun waktu 2017 ini maka disusunlah Laporan
Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017.
Penyusunan LAKIN ini merupakan amanah dari Peraturan Presiden yang tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Metode penyusunan LAKIN telah diatur dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 3
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 4
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa
komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain;
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi kinerja.
Komponen perencanaan kinerja meliputi; a) Rencana Strategis (Renstra), b) Indikator
Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan
Kinerja (PK).
2.1. Perencanaan Kinerja
2.1.1. Rencana Strategis
Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan perangkat untuk mencapai
harmonisasi perencanaan pembangunan sistem perbenihan hortikultura secara
menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis baik dalam lingkup internal Direktorat
Jenderal Hortikultura, lingkup Kementerian Pertanian maupun secara eksternal
dengan instansi lain di luar Kementerian Pertanian. Renstra Direktorat Perbenihan
Hortikultura tahun 2015 - 2019 merupakan acuan, arahan kebijakan dan strategi
pembangunan perbenihan hortikultura dengan mempertimbangkan berbagai
kondisi baik internal maupun eksternal serta kecenderungan perkembangan
perbenihan masa mendatang.
Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan penerjemahan lebih lanjut
dari Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perbenihan di
semua tingkatan baik di pusat, propinsi dan kabupaten. Saat ini Renstra Direktorat
Perbenihan Hortikultura merupakan renstra revisi yang juga telah disesuaikan
dengan Renstra Revisi Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015 - 2019. Dalam
Renstra Revisi Direktorat perbenihan Hortikultura 2015 - 2019 disampaikan hal-hal
sebagai berikut :
A. Visi dan Misi
Dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika
lingkungan strategis, maka Visi Pembangunan Perbenihan tahun 2015 - 2019
adalah ”Tersedianya benih hortikultura dalam jumlah yang cukup, tepat
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 5
varietas, tepat kualitas, tepat waktu dan harga terjangkau untuk
mendukung kawasan hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan”.
Dalam rangka mencapai visi pembangunan hortikultura tersebut, Direktorat
Perbenihan mengemban Misi sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan perbenihan secara nasional dengan memperhatikan
kebijakan di propinsi serta kabupaten/kota.
b. Mendorong dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha
perbenihan serta memfasilitasi berkembangnya kerjasama / kemitraan bisnis
antara kelompok penangkar dan pengusaha yang saling menguntungkan.
c. Meningkatkan kualitas SDM aparat pemerintah pada instansi terkait maupun
pelaku usaha perbenihan.
d. Mengembangkan inovasi dan adopsi teknologi maju perbenihan.
e. Mempromosikan penggunaan benih bermutu varietas unggul kepada
masyarakat.
B. Tujuan, Sasaran dan Target Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura
Sejalan dengan visi dan misi yang diemban, maka tujuan pembangunan
perbenihan tahun 2015 - 2019 adalah :
a. Meningkatkan ketersediaan benih bermutu untuk mendukung
pengembangan kawasan sesuai dengan perkembangan teknologi dan
permintaan konsumen.
b. Meningkatkan penerapan standar mutu benih dan pengawasan peredaran
benih dalam menjamin mutu benih.
c. Meningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi maju perbenihan di
tingkat pelaku usaha.
d. Memberdayakan potensi nasional di bidang perbenihan dan meningkatkan
peran swasta dalam penumbuhan industri benih nasional.
e. Menumbuhkembangkan kelembagaan perbenihan di wilayah sentra
pengembangan.
Sasaran pembangunan perbenihan hortikultura tahun 2015 – 2019 adalah :
a. Terpenuhinya kebutuhan benih bermutu untuk mendukung pengembangan
kawasan sesuai dengan perkembangan teknologi dan permintaan
konsumen.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 6
b. Terwujudnya usaha perbenihan hortikultura yang tangguh, mandiri, dan
kelanjutan.
Target kegiatan pengembangan sistem perbenihan tahun 2015 - 2019 meliputi:
Produksi benih tanaman bawang merah
Produksi benih tanaman kentang
Produksi benih tanaman jeruk
Produksi benih tanaman buah lainnya
Fasilitasi penguatan kelembagaan perbenihan
Pendaftaran varietas baru hortikultura.
Sertifikasi dan pengawasan benih hortikultura
Selanjutnya dengan adanya perubahan kebijakan dan program/kegiatan di
tengah tahun 2017, maka target kegiatan pengembangan sistem perbenihan
pun juga mengalami perubahan berupa penambahan yaitu:
Produksi benih sayuran non biji (batang)
Produksi benih sayuran lainnya (kg)
Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg)
Beberapa target pada Renstra Revisi Direktorat Perbenihan Hortikultura
mengalami penyesuaian dan perubahan akibat perubahan organisasi dan
kebijakan program/kegiatan.
Target-target kegiatan - kegiatan tersebut diatas selanjutnya merupakan
output/indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan tahun 2015 – 2019
dengan target volume seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Target volume indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan Tahun
2015 – 2019 (Versi Renstra Revisi Direktorat Perbenihan Hortikultura
2015 - 2019)
No. Kegiatan Satuan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. Produksi benih Bawang Merah
Kg - 2.015.000 2.100.000 2.205.000 2.315.250
2. Produksi Benih Jeruk Batang - 245.000 252.000 264.600 277.830
3. Sertifikasi dan Pengawasan peredaran benih hortikultura
Unit - 1.520 1.575 1.651 1.734
4. Produksi Benih Kentang Knol - 250.000 257.250 270.113 283.618
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 7
No. Kegiatan Satuan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
5. Produksi Benih Buah Lainnya
Batang - 172.000 178.500 187.425 196.796
6. Fasilitasi Penguatan Kelembagaan
Lembaga - 65 65 65 65
7. Fasilitasi Penangkar benih
Kelompok - 28 30 38 42
8. Pendaftaran Varietas Baru Hortikultura
Calon varietas/ Varietas
- 25 35 45 55
9. Produksi benih sayuran non biji *)
Batang - -
10. Produksi benih sayuran
lainnya *)
Kg - -
11. Produksi benih buah
lainnya (non batang) *)
Kg
Keterangan: *) indikator baru sebagai indikator tambahan yang muncul di tengah tahun anggaran 2017
C. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perbenihan
Arah kebijakan pengembangan perbenihan mengacu pada arah kebijakan
pengembangan hortikultura yang diselaraskan dengan tupoksi Direktorat
Perbenihan. Sesuai dengan kebijakan pengembangan hortikultura, maka arah
kebijakan pengembangan perbenihan adalah:
a. Peningkatan ketersediaan benih bermutu hortikultura (benih tanaman sayuran
dan tanaman obat, tanaman florikultura, tanaman buah) sesuai prinsip 7 Tepat
(Tepat Jenis, varietas, mutu, jumlah, lokasi, waktu, dan harga).
b. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi Balai
Benih, Penguatan Kelembagaan Penangkar, Penataan BF dan BPMT,
Penguatan Kapasitas SDM Perbenihan, Pengawasan dan Sertifikasi Benih.
c. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri benih melalui
pemberian insentif tertentu guna menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh
kembangnya usaha perbenihan.
d. Pemberdayaan pelaku usaha perbenihan melalui bantuan sarana, pendidikan
dan pelatihan, magang, studi banding, dan pendampingan teknologi.
e. Peningkatan sosialisasi dan pemasyarakatan benih bermutu kepada petani
dan masyarakat.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 8
Strategi pengembangan perbenihan hortikultura yang merupakan penjabaran dari
strategi pengembangan hortikultura meliputi:
1. Penataan kelembagaan perbenihan melalui peningkatan kompetensi SDM,
modernisasi peralatan, pengembangan sistem perbenihan, standarisasi
proses dan akreditasi, peningkatan peran dan fungsi, penguatan teknologi
informasi.
2. Penguatan kelembagaan penangkar benih melalui fasilitasi sarana produksi
dan benih sumber.
3. Menggali, melindungi, memelihara dan memanfaatkan sumber daya genetik
nasional untuk pengembangan varietas unggul daerah, melalui eksplorasi,
observasi, domestikasi, atau duplikasi PIT.
4. Peningkatan kualitas SDM perbenihan (petugas BBH, PBT, produsen benih)
melalui latihan, magang, atau seminar
5. Meningkatkan peran swasta dalam membangun industri benih dalam negeri
melalui penyederhanaan regulasi, pendaftaran varietas, pembinaan proses
akreditasi, dan sertifikasi mandiri.
6. Meningkatkan sosialisasi dan pemasyarakatan benih bermutu melalui
demonstrasi lapang, jambore varietas, pemberian bantuan benih bermutu
langsung ke masyarakat, pameran, media cetak (leaflet).
2.1.2 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK)
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura disajikan
dalam Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura
Sasaran Indikator Kinerja Sumber Data
Terpenuhinya
kebutuhan
hortikultura
bermutu untuk
kebutuhan dalam
negeri dan ekspor
1. Produksi Benih Bawang
Merah (kg)
- Balai Benih Hortikultura Propinsi
- Dinas Pertanian Kabupaten
2. Penguatan Kelembagaan
(Lembaga)
- Direktorat Perbenihan
Hortikultura
- Balai Benih Hortikultura Propinsi
3. Fasilitasi bantuan
penangkar benih
(Kelompok)
- Balai Benih Hortikultura Propinsi
- Dinas Pertanian Kabupaten
4. Sertifikasi dan
Pengawasan Peredaran
Benih Hortikultura (unit)
- Direktorat Perbenihan
Hortikultura
- Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura
(BPSBTPH)
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 9
IKSK diatas merupakan IKSK yang tertulis awal dalam dokumen Renstra Direktorat
Perbenihan Hortikultura 2015 – 2019 yang dijadikan panduan dalam perencanaan
diawal tahun sehingga belum mengakomodir perubahan indikator kinerja kegiatan
yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan di pertengahan tahun berjalan 2017.
2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun
2017 telah disusun, dan sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2017 yang
ditetapkan pada Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) dan telah disesuaikan
dengan sasaran strategis pada Renstra revisi 2015 – 2019. Dalam RKT telah
ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan/kegagalan
pencapaiannya. Target Rencana Kinerja Tahunan 2017 dapat dilihat pada Tabel 3
berikut :
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura
Tahun 2017
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
Terpenuhinya Benih
Bermutu Untuk Kebutuhan
Dalam Negeri dan Ekspor.
1. Produksi Benih Bawang Merah (Kg)
3.065.000
2. Pembinaan Lembaga Perbenihan Hortikultura (lembaga
65
3. Fasilitasi Penangkar Benih Hortikultura (kelompok)
4
4. Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (Unit)
510
Dokumen RKT diatas merupakan dokumen RKT awal yang mengakomodir dokumen
Direktorat Perbenihan Hortikultura 2015 – 2019 yang dijadikan panduan dalam
perencanaan diawal tahun sehingga belum mengakomodir perubahan indikator
kinerja kegiatan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan di pertengahan tahun
berjalan 2017.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 10
2.2 Perjanjian Kinerja (PK)
Perjanjian Kinerja tahun 2017 merupakan dokumen kesepakatan antara Direktur
Jenderal Hortikultura dengan Direktur Perbenihan Hortikultura. Pada Tahun 2017,
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Hortikultura mengalami perubahan
sebanyak 5 (lima) kali berturut-turut pada bulan Maret 2017, Mei 2017, Juni 2017,
Agustus 2017 dan November 2017 sejak penandatangan PK pertama pada bulan
Januari 2017. Perjanjian Kinerja awal bulan Januari 2017 secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (awal)
Sasaran Indikator Kinerja Target
Berkembangnya
komodita bernilai
tambah dan
berdaya saing
1. Jumlah Produksi Benih Bawang Merah
(kg)
3.065.000
2. Jumlah Fasilitasi Penguatan Kelembagaan
(lembaga)
64
3. Jumlah penangkar benih yang mendapat
fasilitas (kelompok)
4
4. Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran
Benih Hortikultura (unit)
510
Pada bulan Maret 2017 telah ada perubahan kegiatan – kegiatan di Direktorat
Jenderal Hortikultura sehingga anggaran Direktorat Perbenihan Hortikultura
mengalami perubahan dari Pagu anggaran Rp 38.592.348.000,- menjadi Rp
41.592.348.000,-.
Pada bulan Mei 2017 PK Direktorat Perbenihan Hortikultura mengalami perubahan
target output jumlah benih bawang merah dari 3.065.000 kg turun menjadi
2.665.000 kg dengan pagu anggaran menjadi 41.042.348.000,-.
Pada bulan Juni 2017 pagu anggaran kembali mengalami perubahan menjadi Rp
41.102.548.000,-,
Pada bulan Agustus 2017 dengan masuknya APBN-P pagu anggaran direvisi
kembali menjadi Rp 246.726.082.000,- dan pada bulan November 2017 dilakukan
revisi kembali sehingga menjadi Rp 231.886.082.000,-. Selain terjadi perubahan
pagu anggaran dan jumlah target output, ada penambahan indikator kinerja dan
volume target seiring masuknya APBN-P Tahun 2017. Penambahan indikator
strategis dan volume target pada Perjanjian Kinerja pada bulan Agustus 2017
adalah jumlah produksi benih buah lainnya, jumlah produksi benih jeruk, jumlah
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 11
produksi benih sayuran non biji, jumlah produksi benih sayuran lainnya dan jumlah
produksi benih buah lainnya (non batang).
Pada bulan November 2017, PK Direktorat Perbenihan kembali mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut meliputi relokasi anggaran dari
komoditas bawang putih ke komoditas kentang pada output yang sama (output
produksi benih sayuran lainnya) dan penambahan alokasi anggaran serta volume ke
output fasilitasi penguatan kelembagaan
Adapun dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura yang telah
direvisi tercantum pada Lampiran 5, 6, 7, 8, dan 9. Perjanjian Kinerja revisi terakhir
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (Revisi
Terakhir)
Sasaran Indikator Kinerja Target
Berkembangnya
komodita bernilai
tambah dan berdaya
saing
1. Produksi benih buah lainnya (batang) 539.650
2. Produksi benih bawang merah (kg) 2.416.695
3. Produksi benih jeruk (batang) 400.000
4. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura (lembaga)
73
5. Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)
519
6. Produksi benih sayuran non biji (batang) *)
290.000
7. Produksi benih sayuran lainnya (kg) *) 3.170.210
8. Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg) *)
4
Catatan: *) indikator kinerja baru yang merupakan output baru akibat adanya APBN P
2017
PK revisi terakhir (versi bulan November 2017) ini yang selanjutnya digunakan dalam
pembahasan LAKIN Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2017.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 12
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah
diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi
secara terukur dengan sasaran atau target Kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan
kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
3.1. Pengukuran Kinerja
Dalam rangka pelaksanaan APBN tahun berjalan, akuntabilitas kinerja Direktorat
Perbenihan Hortikultura tahun 2017 diukur dengan cara membandingkan realisasi
kinerja dengan target kinerja yang tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Untuk
mengukur tingkat capaian kinerja Tahun 2017 digunakan metode scoring yang
mengelompokkan capaian kedalam 4 (empat) kategori kinerja, yaitu: 1) sangat berhasil
(capaian >100%), 2) berhasil (capaian 80 - 100%), 3) cukup berhasil (capaian 60 - 79%),
dan 4) kurang berhasil (capaian < 60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran pencapaian kinerja Tahun 2017 dilakukan dengan membandingkan target
yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasinya. Secara rinci, realisasi
pencapaian target penetapan kinerja tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi **) % Kategori
Berkembangnya
komodita bernilai
tambah dan
berdaya saing
1. Produksi benih buah lainnya (batang) *)
539.650 442.900 82.07 Berhasil
2. Produksi benih bawang merah (kg)
2.416.695 2.319.797 95.99 Berhasil
3. Produksi benih jeruk (batang)
400.000 369.600 92.40 Berhasil
4. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura (lembaga)
73 73 100.00 Berhasil
5. Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)
519 5.151 992.48 Sangat Berhasil
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 13
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi **) % Kategori
6. Produksi benih sayuran non biji (batang) *)
290.000 271.250 93.53 Berhasil
7. Produksi benih sayuran lainnya (kg) *)
3.170.200 876.710 27,65 Kurang berhasil
8. Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg) *)
4 3 75 Cukup Berhasil
Keterangan : *) indikator output baru TA 2017 (tambahan APBNP 2017)
**) sampai tanggal 21 Januari 2018
3.2. Analisis Capaian Kinerja 2017
Berdasarkan Tabel 6 realisasi/capaian indikator sasaran kegiatan sistem perbenihan
hortikultura Tahun 2017, kategori capaian kinerja terhadap 8 (delapan) indikator sasaran
kegiatan disampaikan sebagai berikut:
a. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “Sangat Berhasil” (capaian melebihi
100%) yaitu indikator sertifikasi pengawasan peredaran benih hortikultura.
b. Sebanyak 6 (enam) indikator dengan capaian “Berhasil” (capaian 80 - 100%) yaitu
indikator produksi benih buah lainnya, prodksi benih bawang merah, produksi benih
jeruk, pembinaan lembaga perbenihan hortikultura, produksi benih sayuran non biji.
c. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “cukup berhasil” (capaian 60 – 79%)
yaitu indikator produksi benih buah lainnya (non batang).
d. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “Kurang Berhasil” (capaian kurang dari
60 %) yaitu indikator produksi benih sayuran lainnya.
Adapun analisa capaian sasaran kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan
Hortikultura Tahun 2017 berikut tindak lanjut yang diperlukan untuk perbaikan
kedepannya adalah sebagai berikut:
a. Produksi benih buah lainnya
Produksi benih buah lainnya dilaksanakan melalui tugas pembantuan pada 17
kabupaten dan 8 propinsi. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
ketersediaan benih buah lainnya yang bermutu. Pelaksanaannya melalui pengadaan
benih buah lainnya dalam mendukung kawasan hortikultura. Benih buah lainnya yang
dimaksud adalah benih mangga, manggis, salak, durian, pisang, pepaya, sukun,
duku, belimbing, lengkeng dan srikaya. Kelompok penerima manfaat diutamakan
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 14
kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P 2017 untuk pengembangan kawasan
buah lainnya.
Target output produksi benih buah lainnya yang ditetapkan tahun 2017 sebesar
539.650 batang, terealisasi sebesar 442.900 batang atau sekitar 82.07 %. Realisasi
pencapaian target produksi benih buah lainnya pada tahun 2017 dapat dikatakan
berhasil, karena persentase capaiannya antara 80 – 100%.
Sebagian besar output ini merupakan benih buah tahunan, dimana untuk
perbanyakan benihnya membutuhkan waktu relatif lama sekitar 1 – 2 tahun. Ada
beberapa benih tanaman tahunan yang tidak bisa disiapkan benih bermutunya,
seperti benih salak sebanyak 60.000 batang (Kabupaten Lumajang = 10.000 batang,
Karangasem (TP Provinsi Bali) = 30.000 batang dan Pasaman (TP Provinsi Sumatera
Barat) = 20.000 batang), benih mangga sebanyak 2.750 batang (Kabupaten Cirebon)
dan benih durian sebanyak 6.250 batang (Kabupaten Trenggalek sebagai TP Provinsi
Jawa Timur). Penyediaan benih tanaman semusim yang tidak dapat terealisasi
adalah benih pisang sebanyak 30.000 batang di Kabupaten Kutai Timur (TP Provinsi
Kalimantan timur).
Produsen benih buah tidak bisa memenuhi semua jumlah dan spesifikasi benih
bermutu yang diinginkan oleh daerah penerima APBN-P 2017 karena beberapa hal :
1. Terbatasnya ketersediaan benih bermutu di produsen benih.
2. Harga satuan benih tidak mencukupi untuk membeli benih di produsen sehingga
pelaksana kegiatan tidak dapat melaksanakan pengadaan benih.
3. Spesifikasi benih (seperti varietas dan jenis perbanyakan) yang diinginkan
penerima bantuan tidak tersedia di produsen benih.
4. Wilayah penerima bantuan terkena dampak erupsi Gunung Agung (Kabupaten
Karangasem) sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas budidaya
hortikultura.
5. Dikhawatirkan menimbulkan penularan OPT apabila proses produksi benihnya
tidak terjamin (khususnya pengadaan benih pisang non kultur jaringan dan berasal
dari daerah endemik OPT sebagaimana surat Satker TP Provinsi Kalimantan
Timur (Lampiran 12).
b. Produksi benih bawang merah
Produksi benih bawang merah dilaksanakan oleh BBH di 29 propinsi melalui dana
dekonsentrasi dan di 21 kabupaten serta 2 propinsi melalui dana tugas pembantuan.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan ketersediaan benih bermutu
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 15
bawang merah dalam rangka mendukung pengembangan kawasan bawang merah.
Sebagimana yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan, output kegiatan ini
dilaksanakan melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi serta pengadaan benih
sumber (benih yang digunakan untuk perbanyakan/produksi benih). Perbanyakan
benih bawang merah dapat dilakukan bekerja sama dengan penangkar benih
setempat yang kompeten dengan kesepakatan secara tertulis dan BBH tetap
memenuhi target output yang telah ditetapkan.
Target output produksi benih bawang merah yang ditetapkan tahun 2017 sebesar
2.416.695 kg, terealisasi sebesar 2.319.797 kg atau sekitar 95.99 %. Realisasi
pencapaian target produksi benih bawang merah pada tahun 2017 dapat dikatakan
berhasil, karena persentase capaiannya antara 80 – 100%.
Perbanyakan benih bawang merah yang tidak dapat mencapai target adalah
kegiatan perbanyakan benih bawang merah yang dilaksanakan di BBH, ini
disebabkan masih rendahnya penguasaan teknologi dan kompetensi SDM
perbanyakan benih bawang merah serta kurang tersedianya fasilitas penyimpanan
benih bawang merah.
Hasil perbanyakan benih bawang merah yang mencapai target terdapat di 12 (dua
belas) kabupaten sentra produsen benih bawang merah seperti Kabupaten Garut,
Majalengka, Grobogan, Pati, Tegal, Malang, Probolinggo, Nganjuk, Bima, Lombok
Timur, Sumbawa dan Enrekang. Di lokasi-lokasi tersebut banyak terdapat petani dan
penangkar yang kompeten dalam produksi benih bawang merah. Hal ini lah menjadi
salah satu faktor penting keberhasilan pencapaian target output ini di daerah tersebut.
c. Produksi benih jeruk
Kegiatan produksi benih jeruk bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan benih jeruk
bermutu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 8 kabupaten dan 1 propinsi dengan dana
tugas perbantuan yang menerima dana APBN-P 2017. Pelaksanaannya melalui
pengadaan benih buah lainnya dalam mendukung kawasan hortikultura. Kelompok
penerima manfaat diutamakan kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P 2017
untuk pengembangan kawasan jeruk.
Target output produksi benih jeruk yang ditetapkan tahun 2017 sebesar 400.000
batang, terealisasi sebesar 369.600 batang atau sekitar 92.40 %. Realisasi
pencapaian target produksi benih jeruk dapat dikatakan berhasil, karena persentase
capaiannya antara 80 – 100%.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 16
Penyediaan benih jeruk yang tidak tercapai target sebanyak 30.400 batang yaitu di
Kabupaten Sambas sebanyak 20.000 batang dan Kabupaten Blora (TP Provinsi Jawa
Tengah) sebanyak 10.400 batang. Ini disebabkan ketersediaan benih bermutu di
produsen benih yang sesuai dengan permintaan CPCL tidak dapat mencukupi
APBN-P 2017, dan petani tidak bersedia diganti dengan jenis/varietas jeruk lain yang
tersedia di penangkar. Atas kondisi ini dan untuk menghindari resiko yang tidak
diharapkan, pihak Satker penggelola kegiatan di dua lokasi tersebut memutuskan
untuk tidak melanjutkan proses penyediaan benih jeruknya.
d. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura
Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan
Hortikultura dan BBH di 9 provinsi melalui dana dekonsentrasi. Kegiatan ini sebagai
upaya untuk meningkatkan peran kelembagaan perbenihan dalam penyediaan benih
bermutu hortikultura.
Untuk APBN 2017 dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura melalui
identifikasi, koordinasi, pembinaan, penyediaan dan penggunaan benih bermutu
hortikultura, fasilitasi sarana untuk produsen/penangkar serta monitoring evaluasi dan
pelaporan. Sedangkan APBN-P 2017 dilaksanakan dengan memfasilitasi sarana
mesin pertanian BBH berupa traktor, kultivator dan pengolah pupuk organik yang
meliputi BBH di Provinsi Jawa Barat, DI Yogyakarta, Aceh, Riau, Lampung,
Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Barat.
Target output pembinaan lembaga perbenihan hortikultura yang ditetapkan tahun
2017 sebesar 73 lembaga, terealisasi sebesar 73 lembaga 100 %. Realisasi
pencapaian target output ini dapat dikatakan berhasil, karena persentase capaiannya
antara 80 – 100%.
e. Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura
Kegiatan ini dilaksanakan oleh BPSB di 32 propinsi yang merupakan upaya untuk
mendorong pelaksanaan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih dalam
rangka menjamin mutu benih. Kegiatan ini dilaksanakan melalui melakukan
koordinasi dengan dinas pertanian propinsi, kabupaten/kota (bidang hortikultura,
BBH, BPTPH) serta instansi terkait lainnya, melaksanakan kegiatan sertifikasi benih,
pengawasan peredaran benih, pengujian mutu benih di laboratorium, penilaian
kelayakan pohon induk, observasi calon varietas, inventarisasi penyebaran varietas
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 17
dan peningkatan kompetensi petugas dan produsen benih terkait di bidang teknis
sertifikasi dan pengawasan peredaran benih, pengembangan varietas serta sistem
manajemen mutu di bidang perbenihan.
Terkait dengan upaya mempercepat swasembada bawang putih, BPSB yang berada
di kawasan pengembangan sayuran lainnya mendapatkan alokasi APBN-P 2017
untuk melakukan pengawalan sertifikasi benih bawang putih. Propinsi tersebut adalah
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat.
Pencapaian output sertifikasi dan pengawasan mutu benih hortikultura tahun 2017
sebesar 992,48% (5.151 unit), dari target output sebesar 519 unit. Pencapaian output
ini melebihi 100 % atau sangat berhasil. Besarnya capaian kinerja pada output ini
dicapai karena adanya efektifitas pelaksanaan kegiatan sertifikasi dan pengawasan
mutu benih yang dilakukan oleh BPSB serta tingginya animo para penangkar-
penangkar benih hortikultura untuk melaksanakan sertifikasi.
f. Produksi Benih Sayuran Non Biji
Produksi benih sayuran non biji dilaksanakan di 5 Propinsi dan 12 Kabupaten/Kota
melalui dana tugas pembantuan APBN-P 2017. Kegiatan ini merupakan upaya
meningkatkan ketersediaan benih sayuran non biji dan dilaksanakan melalui
pengadaan benih sayuran non biji (khususnya benih petai dan jengkol) dalam
mendukung kawasan hortikultura. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok
yang mendapatkan alokasi APBN-P 2017 untuk pengembangan kawasan sayuran
non biji.
Pencapaian output produksi benih sayuran non biji tahun 2017 sebesar 93.53 %
(271.250 batang), dari target output sebesar 290.000 batang. Realisasi pencapaian
target output ini dapat dikatakan berhasil, karena persentase capaiannya antara 80 –
100%.
Penyedian benih sayuran non biji tidak dapat terealisasi di Kabupaten Bogor (TP
Provinsi Jawa barat) sebanyak 18.750 batang, ini disebabkan pelaksana kegiatan
tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan pengadaan benih jengkol dan petai
sebagaimana surat yang disampaikan oleh pihak Dinas Pertanian Kabupaten Bogor
(Lampiran 13).
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 18
g. Produksi Benih Sayuran Lainnya
Produksi benih sayuran lainnya dilaksanakan 5 provinsi dan 15 kabupaten/kota
melalui dana tugas pembantuan APBN-P 2017. Kegiatan ini untuk meningkatkan
ketersediaan benih sayuran lainnya yang bermutu seperti benih bawang putih,
kentang, sayuran dataran tinggi dan sayuran lainnya (sayuran biji) dan dilaksanakan
melalui pengadaan benih. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok yang
mendapatkan alokasi APBN-P 2017 untuk kawasan sayuran lainnya.
Indikator ini memiliki pencapaian terkecil yaitu sekitar 27,65 % (876.710 kg) dari target
sebanyak 3.170.200. Benih sayuran lainnya yang dimaksud meliputi benih bawang
putih (1.150.000 kg), kentang (2.000.000 kg), sayuran dataran tinggi (100 kg) dan
sayuran lainnya (terutama sayuran biji seperti cabe atau benih biji lain sesuai
kebutuhan daerah sebanyak 20.100 kg). Dan kelompok benih yang berkontribusi
besar terhadap rendahnya realisasi output ini adalah benih bawang putih dan
kentang.
Sebagaimana diketahui bahwa target output ini merupakan langkah awal dalam
upaya pencapaian swasembada bawang putih di tahun 2019, yaitu melalui
penyediaan benih bawang putih bermutu. Namun, ketersediaan benih bawang putih
bermutu di produsen benih pada tahun 2017 masih belum mencukupi, sehingga ada
beberapa daerah penerima output tidak bisa merealisasikannya. Adapun jumlah
output benih bawang putih yang tidak terealiasi adalah sebanyak 700.000 kg yang
berada di Kabupaten Bandung (30.000 kg), Temanggung (620.000 kg), dan Tegal
(50.000 kg) sebagai TP Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan penyediaan benih bawang
putih yang teralisasi 450.000 kg yaitu sebesar 350.000 kg di Lombok Timur dan
100.000 kg di Magelang. Faktor membanjirnya impor bawang putih konsumsi
menyebabkan pengembangan agribisnis bawang putih dalam negeri makin
ditinggalkan termasuk juga dalam produksi benih bawang putih oleh para penangkar.
Keadaan ini menyebabkan ketersediaan bawang putih dalam negeri baik konsumsi
maupun benih menjadi sulit ditemukan.
Penyediaan benih kentang juga serupa dengan benih bawang putih. Beberapa
beberapa daerah penerima output tidak dapat melaksanakan kegiatan ini. Dari target
sebanyak 2.000.000 kg benih kentang yang tidak terealisasi sebanyak 1.593.500 kg
yaitu di Kabupaten Lombok Timur (1.425.000 kg), Solok (100.000 kg), Lumajang
(43.500 kg) dan Pagar Alam (25.000 kg) sebagai TP Propinsi Sumatera Selatan.
Sedangkan yang terealisasi sebanyak 406.500 kg yaitu di Kabupaten Bandung
(25.000 kg), Garut (25.000 kg), Malang (50.000 kg), Probolinggo (200.000 kg),
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 19
Lumajang (6.500 kg), Kerinci (75.000 kg), dan Lampung Barat (25.000 kg) sebagai
TP Provinsi Lampung. Target benih kentang yang tidak tercapai itu adalah
penyediaan benih kentang APBN-P 2017, dimana targetnya mengalami peningkatan
karena adanya revisi target output benih bawang putih menjadi benih kentang pada
awal bulan November 2017. Produsen benih kentang di daerah penerima output dan
di sentra produsen benih kentang tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan
benih kentang yang dibutuhkan. Produsen benih cenderung untuk menunggu
pemesanan atau jaminan benih akan dibeli karena biaya produksi benih yang relatif
mahal. Hal inilah yang menyebabkan benih kentang bermutu tidak selalu tersedia
setiap saat.
h. Produksi benih buah lainnya (non batang)
Produksi benih buah lainnya (non batang) dilaksanakan oleh 2 (dua) kabupaten dan 2
(dua) propinsi melalui dana tugas pembantuan APBN-P 2017. Kegiatan ini
dilaksanakan melalui pengadaan benih buah lainnya (non batang) seperti papaya
dalam mendukung kawasan hortikultura. Kelompok penerima adalah kelompok yang
mendapat alokasi APBN-P 2017 untuk kawasan buah.
Produksi benih buah lainnya (non batang) terealisasi sebesar 3 kg dari target sebesar
4 kg atau sekitar 75%. Realisasi pencapaian target output ini dapat dikatakan cukup
berhasil. Target output produksi benih buah lainnya (non batang) yaitu alokasi benih
pepaya di Kabupaten Bogor (TP Provinsi) tidak dilaksanakan, karena pelaksana
kegiatan tidak cukup waktu untuk melaksanakan lelang.
3.3. Analisis Capaian Keuangan 2017
Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian
sasaran strategis yang telah tergambar dalam Penetapan Kinerja dapat dicapai dengan
sumber keuangan yang ada. Dalam rangka pencapaian sasaran strategis
berkembanganya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan
kawasan hortikultura, maka Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2017
mendapatkan alokasi dana APBN dan APBN-P sebesar Rp 231.886.082.000,- seperti
dalam Penetapan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2017 bulan
November 2017. Anggaran diatas merupakan alokasi anggaran terakhir kegiatan
Pengembangan Sistem Perbenihan mengalami sejumlah perubahan sejak awal
penetapan DIPA 2017 awal hingga DIPA revisi terakhir.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 20
Hingga 21 Januari 2018 realisasi keuangan sesuai DIPA revisi terakhir berdasarkan
kewenangan instansi baik pusat maupun daerah untuk kegiatan Pengembangan Sistem
Perbenihan mencapai 49, 81% dengan rincian di pusat 86,56% dan di daerah 46,17%.
Secara rinci komposisi realisasi capaian keuangan kegiatan sistem perbenihan dapat
dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah
KEGIATAN PAGU (Rp)
REALISASI S/D 21 Januari 2018
Anggaran (Rp)
Persentase (%)
Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura
231.886.082.000 115.502.023.764 49,81
Pusat 20.913.500.000 18.103.687.028 86,56
Daerah 210.972.582.000 97.398.336.736 46,17
Rincian realisasi anggaran untuk setiap output kegiatan pengembangan sistem
perbenihan hortikultura Tahun 2017, prosentase realisasi terbesar pada output sertifikasi
dan pengawasan benih (97,70%) dan terendah pada output produksi benih sayuran
lainnya (29,04) (data per tanggal 21 Januari 2018). Secara rinci prosentase realiasi
serapan anggaran per output kegiatan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan
Tahun 2017
NO Output PAGU
ANGGARAN (Rp)
REALISASI S/D 21 Januari 2018
Anggaran (Rp)
Persentase (%)
1 Produksi benih buah lainnya (batang)
12.530.750.000 9.360.884.300 74,70
2 Produksi benih bawang merah (kg)
23.944.713.000 22,885,784,866 95,58
3 Produksi benih jeruk (batang) 7.800.000.000 6.226.649.950 79,83
4 Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura (lembaga)
24.409.000.000 20.983.726.028 85,97
5 Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)
9.117.119.000 8.907.307.695 97,70
6 Produksi benih sayuran non biji (batang)
4.350.000.000 3.596.749.800 82,68
7 Produksi benih sayuran lainnya (kg)
149.614.500.000 43.451.561.125 29,04
8 Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg)
120.000.000 89.360.000 74,47
Total 231.886.082.000 115.502.023.764
49,81
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 21
3.4. Permasalahan Secara Umum
Capaian kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 belum menunjukkan
kinerja yang maksimal. Adapun masalah yang menjadi penyebab terhambatnya
penyerapan anggaran dikarenakan beberapa hal berikut:
a. Terbatasnya ketersediaan benih bermutu di produsen benih :
- Produsen benih cenderung untuk menunggu pemesanan atau jaminan benih dibeli
mengingat biaya produksi benih relatif mahal.
- Karakteristik beberapa komoditas hortikultura yang mempunyai waktu dormansi
sehingga ada rentang waktu yang dibutuhkan untuk bisa menjadikan benih siap
salur, seperti benih bawang merah, bawang putih dan kentang.
- Penyiapan benih buah tahunan diperlukan waktu relatif lama sekitar 1 sampai 2
tahun tergantung dari komoditas, sedangkan permintaan benih seringkali
mendadak.
- Permintaan jenis/varietas tertentu
b. Kegiatan yang bersifat pengadaan membutuhkan proses lelang yang panjang. Alokasi
dana APBN-P 2017 di bulan Agustus 2017 sehingga pelaksanakan kegiatan harus
bergerak cepat dalam memproses administrasi lelang. Kegagalan lelang ataupun
kegiatan tidak dilaksanakan dapat terjadi karena pelaksana kegiatan tidak memiliki
cukup waktu untuk melaksanakan lelang. Hal ini terjadi pada output produksi benih
sayuran lainnya yang mengalami revisi pada awal November 2017.
c. Keterbatasan sarana penyimpanan benih.
d. Keterbatasan SDM terampil dalam menerapkan teknologi perbanyakan benih
terutama untuk daerah pengembangan baru.
3.5. Tindak Lanjut
Beberapa upaya tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Direktorat Perbenihan
Hortikultura di Tahun 2018, antara lain sebagai berikut :
a. Identifikasi ketersediaan benih di sentra – sentra produsen akan dilakukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan benih di kegiatan Pusat maupun kawasan hortikultura.
b. Apresiasi teknologi produksi benih hortikultura akan dilaksanakan dengan
mengundang produsen benih sebagai upaya pemantapan dan penumbuhan
penangkar benih di daerah sentra maupun pengembangan.
c. Memfasilitasi sarana prasarana seperti bangunan gudang benih, screen house,
sarana irigasi, alat dan mesin pertanian di BBH provinsi dan produsen benih, sebagai
upaya peningkatan kapasitas produksi.
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 22
d. Pembinaan kepada produsen akan dilakukan secara intensif sehingga produsen
benih mampu meningkatkan kompetensinya.
e. Melakukan penyederhanaan/revisi terhadap regulasi yang mendukung realisasi
program/kegiatan
Laporan Kinerja Tahun 2017
Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 23
BAB IV
PENUTUP
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura menunjukkan
bahwa kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura perlu ditingkatkan di tahun berikutnya
agar dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan.
Keberhasilan secara maksimal kegiatan peningkatan produksi dan mutu benih
hortikultura juga sangat ditentukan oleh kinerja petugas dan pelaku usaha lainnya di
daerah.
Koordinasi dan sinkronisasi serta kerjasama harmonis antar instansi, pelaku usaha dan
stakeholder lainnya sangat berperan dan menentukan dalam pencapaian keberhasilan
program perbenihan hortikultura. Oleh karena itu, kedepan fungsi-funsgi seperti ini masih
diperlukan khususnya ditengah banyaknya perubahan organisasi dinas di daerah
termasuk pada UPT perbenihannya.