laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun...

31

Upload: ngokhanh

Post on 26-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada
Page 2: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

Capaian kinerja kegiatan pengembangan sistem perbenihan hortikultura tahun 2017 mengacu

pada dokumen PK terakhir (versi PK Revisi November 2017) adalah sebagai berikut :

1. Produksi benih buah lainnya sebesar 82.07 %

2. Produksi benih bawang merah sebesar 95.99 %

3. Produksi benih jeruk sebesar 92.40 %

4. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura sebesar 100 %

5. Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura sebesar 992.48 %

6. Produksi benih sayuran non biji sebesar 93.53 %

7. Produksi benih sayuran lainnya sebesar 27.65 %

8. Produksi benih buah lainnya (non batang) sebesar 75 %

Produksi benih sayuran lainnya memiliki pencapaian terkecil yaitu sekitar 27,65 % (876.710 kg)

dari target sebanyak 3.170.200. Benih sayuran lainnya yang dimaksud meliputi benih bawang

putih, kentang, sayuran dataran tinggi dan sayuran lainnya (terutama sayuran biji seperti cabe

atau benih biji lain sesuai kebutuhan daerah). Dan kelompok benih yang berkontribusi besar

terhadap rendahnya realisasi output ini adalah benih bawang putih dan kentang.

Ketersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada tahun 2017 masih belum

mencukupi, sehingga ada beberapa daerah penerima output tidak bisa merealisasikannya.

Adapun jumlah output benih bawang putih yang tidak terealiasi adalah sebanyak 700.000 kg

yang berada di Kabupaten Bandung, Temanggung, dan Tegal sebagai TP Provinsi Jawa

Tengah. Sedangkan benih bawang putih yang terealisasi 450.000 kg yaitu sebesar 350.000 kg

di Lombok Timur dan 100.000 kg di Magelang. Faktor membanjirnya impor bawang putih

konsumsi menyebabkan pengembangan agribisnis bawang putih dalam negeri makin

ditinggalkan termasuk juga dalam produksi benih bawang putih oleh para penangkar. Keadaan

ini menyebabkan ketersediaan bawang putih dalam negeri baik konsumsi maupun benih

menjadi sulit ditemukan.

Penyediaan benih kentang juga serupa dengan benih bawang putih. Beberapa beberapa

daerah penerima output tidak dapat melaksanakan kegiatan ini. Dari target sebanyak 2.000.000

kg benih kentang yang tidak terealisasi sebanyak 1.593.500 kg yaitu di Kabupaten Lombok

Timur, Solok, Lumajang dan Pagar Alam sebagai TP Propinsi Sumatera Selatan. Sedangkan

yang terealisasi sebanyak 406.500 kg yaitu sebanyak 25.000 kg di Kabupaten Bandung,

Page 3: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

ii

25.000 kg di Kabupaten Garut, 50.000 kg di Kabupaten Malang, 200.000 kg di Kabupaten

Probolinggo, 6.500 kg di Kabupaten Lumajang, 75.000 kg di Kabupaten Kerinci, dan 25.000 kg

di Kabupaten Lampung Barat sebagai TP Provinsi Lampung. Target benih kentang yang tidak

tercapai itu adalah penyediaan benih kentang APBN-P 2017, dimana targetnya mengalami

peningkatan karena adanya revisi target output benih bawang putih menjadi benih kentang

pada awal bulan November 2017. Produsen benih kentang di daerah penerima output dan di

sentra produsen benih kentang tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan benih

kentang yang dibutuhkan untuk pelaksanaan APBN-P 2017. Produsen benih cenderung untuk

menunggu pemesanan atau jaminan benih akan dibeli karena biaya produksi benih yang relatif

mahal. Hal inilah yang menyebabkan benih kentang bermutu tidak selalu tersedia setiap saat.

Sementara itu, capaian kinerja keuangan kegiatan pengembangan sistem perbenihan

hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura adalah sebesar

Rp 115.502.023.764,- atau sekitar 49,81 % dari alokasi Pagu perubahan sampai bulan

November 2017 yang sebesar Rp 231.886.082.000,- (Data SMART sampai tanggal 21 Januari

2018). Diakui bahwa capaian tersebut belum menunjukkan kinerja yang maksimal karena

masih adanya hambatan-hambatan dalam penyerapan anggaran yang sebagian besar karena

beberapa hal sebagai berikut :

a. Terbatasnya ketersediaan benih bermutu di produsen benih :

- Produsen benih cenderung untuk menunggu pemesanan atau jaminan benih dibeli

mengingat biaya produksi benih relatif mahal.

- Karakteristik beberapa komoditas hortikultura yang mempunyai waktu dormansi sehingga

ada rentang waktu yang dibutuhkan untuk bisa menjadikan benih siap salur, seperti benih

bawang merah, bawang putih dan kentang.

- Penyiapan benih buah tahunan diperlukan waktu relatif lama sekitar 1 sampai 2 tahun

tergantung dari komoditas, sedangkan permintaan benih seringkali mendadak.

- Permintaan jenis/varietas tertentu

b. Kegiatan yang bersifat pengadaan membutuhkan proses lelang yang panjang. Alokasi dana

APBN-P 2017 di bulan Agustus 2017 sehingga pelaksanakan kegiatan harus bergerak cepat

dalam memproses administrasi lelang. Kegagalan lelang ataupun kegiatan tidak

dilaksanakan dapat terjadi karena pelaksana kegiatan tidak memiliki cukup waktu untuk

melaksanakan lelang. Hal ini terjadi pada output produksi benih sayuran lainnya yang

mengalami revisi pada awal November 2017.

Page 4: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

iii

c. Keterbatasan sarana penyimpanan benih.

d. Keterbatasan SDM terampil dalam menerapkan teknologi perbanyakan benih terutama untuk

daerah pengembangan baru.

Beberapa upaya tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura di

Tahun 2018, antara lain sebagai berikut :

a. Identifikasi ketersediaan benih di sentra – sentra produsen akan dilakukan untuk dapat

memenuhi kebutuhan benih di kegiatan Pusat maupun kawasan hortikultura.

b. Apresiasi teknologi produksi benih hortikultura akan dilaksanakan dengan mengundang

produsen benih sebagai upaya pemantapan dan penumbuhan penangkar benih di daerah

sentra maupun pengembangan.

c. Memfasilitasi sarana prasarana seperti bangunan gudang benih, screen house, sarana

irigasi, alat dan mesin pertanian di BBH provinsi dan produsen benih, sebagai upaya

peningkatan kapasitas produksi.

d. Pembinaan kepada produsen akan dilakukan secara intensif sehingga produsen benih

mampu meningkatkan kompetensinya.

e. Melakukan penyederhanaan/revisi terhadap regulasi yang mendukung realisasi

program/kegiatan

Page 5: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

iv

KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2017 menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja

(LAKIN) sebagai tindaklanjut dari Peraturan Presiden yang tertuang dalam Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Metode penyusunan LAKIN telah diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

LAKIN Direktorat Perbenihan Hortikultura 2017 sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja

pimpinan beserta jajarannya dalam memanfaatkan anggaran pembangunan yang bersumber

dari APBN dan APBN-P. Harapan kami LAKIN ini dapat memberikan gambaran kinerja yang

dicapai oleh jajaran Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 dan menjadi bahan

masukan dalam rangka menyusun langkah tindak lanjut untuk perbaikan, pengembangan dan

penyempurnaan kegiatan pada tahun berikutnya.

Jakarta, Januari 2017

Direktur

Ir. Sukarman

Page 6: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

v

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………… v

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………… vi

BAB. I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………... 1

BAB. II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ………………………………… 4

2.1. Perencanaan Kinerja ………………………………………………………….. 4

2.2. Perjanjian Kinerja ……………………………………………………………… 9

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………………………………… 12

3.1. Pengukuran Kinerja …………………………………………………………… 12

3.2. Analisis Capaian Kinerja 2017 ………………………………………………… 13

3.3. Analisis Pencapaian Keuangan 2017 ………………………………………… 19

3.4. Permasalahan Secara Umum ………………………………………………… 21

3.5. Tindak Lanjut ……………………………………………………………………. 21

BAB III. PENUTUP ……………………………………………………………………………. 23

Page 7: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Target Volume Indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan

Hortikultura Tahun 2015 – 2019 (versi Revisi Direktorat Perbenihan

Hortikultura 2015 – 2019 ……….…………………………………………………

6

Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura ……. 8

Tabel 3. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun

2017 …………………………………………………………………………………

9

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (awal) …. 10

Tabel 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (Revisi

Terakhir) …………………………………………………………………………….

11

Tabel 6. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 ……….. 12

Tabel 7. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah ………………………… 20

Tabel 8. Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Pengembangan Sistem

Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 ……………………………………………

20

Page 8: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Perbenihan Hortikultura ….………………….. 24

Lampiran 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan ………………. 25

Lampiran 3. Sasaran Kerja Pegawai Eselon 2, 3 dan 4 ……………………………………. 26

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per

Januari 2017 …………………………………………………………………..

37

Lampiran 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per

Maret 2017 ...…………………………………………………………………..

38

Lampiran 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per Mei

2017 ...............…………………………………………………………………..

39

Lampiran 7. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per Juni

2017 …………...…………………………………………………………………..

41

Lampiran 8. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per

Agustus 2017 …………...………………………………………………………..

43

Lampiran 9. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 Per

November 2017 …………...……………………………………………………..

45

Lampiran 10. Rencana Strategis Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2015 – 2019 47

Lampiran 11. Rencana Kerja Tahun 2017 Direktorat Perbenihan Hortikultura ………… 48

Lampiran 12. Surat Pelaksanaan Kegiatan APBN-P 2017 di Provinsi Kalimantan

Timur……………………………………………………………………………….

49

Lampiran 13. Surat Pelaksanaan Kegiatan APBN-P 2017 dari Kabupaten Bogor ……… 50

Page 9: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan perbenihan hortikultura ditujukan untuk menjamin terpenuhinya

kebutuhan benih bermutu varietas unggul secara memadai dan berkesinambungan.

Dalam pencapaiannya diperlukan kerjasama yang erat antar instansi terkait, mulai dari

penanganan plasma nutfah, pemuliaan, produksi dan penyedia benih, distribusi,

pengendalian mutu dan pengawasan peredaran benih, serta penggunaan benih.

Direktorat Perbenihan Hortikultura sebagai instansi pemerintah yang menjadi fasilitator

dan regulator perbenihan, memiliki peran penting dalam menggerakkan pembangunan

perbenihan hortikultura. Untuk mewujudkan sasaran pembanguan perbenihan tersebut

selanjutnya ditempuh melalui Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Perbenihan

Hortikultura mempunyai tugas “Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah, aneka

jeruk, dan tanaman hortikultura lain”. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktorat

Perbenihan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan

pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, dan pengawasan

mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang di bidang peningkatan

penyediaan varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan

varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan

varietas, dan pengawasan mutu, serta produksi dan kelembagaan benih; dan

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Dalam rangka menyelenggarakan fungsinya, Direktorat Perbenihan Hortikultura

mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :

a. Subdirektorat Pengembangan Varietas;

b. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih;

c. Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih;

Page 10: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 2

d. Subbagian Tata Usaha; dan

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Subdirektorat Pengembangan Varietas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan

penyediaan varietas benih hortikultura.

Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan

pengawasan mutu benih hortikultura.

Subdirektorat Produksi dan Kelembagaan Benih mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

peningkatan penyediaan benih aneka cabai, bawang merah, aneka jeruk dan tanaman

hortikultura lain serta kelembagaan benih.

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan,

perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perbenihan

Hortikultura.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan

jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangan.

Struktur organisasi Direktorat Perbenihan Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1,

sedangkan komposisi pegawai berdasarkan golongan dan latar belakang pendidikan

dapat dilihat Lampiran 2.

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan telah disusun Sasaran Kerja Pegawai

(SKP) Tahun 2017 yang digunakan sebagai sasaran dalam pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan tupoksi dapat dilihat di Lampiran 3.

Sebagai pertanggungjawaban kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan

sistem perbenihan hortikultura selama kurun waktu 2017 ini maka disusunlah Laporan

Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017.

Penyusunan LAKIN ini merupakan amanah dari Peraturan Presiden yang tertuang dalam

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP). Metode penyusunan LAKIN telah diatur dalam Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

Page 11: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 3

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Page 12: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 4

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) tersusun atas beberapa

komponen yang merupakan satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut antara lain;

Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi kinerja.

Komponen perencanaan kinerja meliputi; a) Rencana Strategis (Renstra), b) Indikator

Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan

Kinerja (PK).

2.1. Perencanaan Kinerja

2.1.1. Rencana Strategis

Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan perangkat untuk mencapai

harmonisasi perencanaan pembangunan sistem perbenihan hortikultura secara

menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergis baik dalam lingkup internal Direktorat

Jenderal Hortikultura, lingkup Kementerian Pertanian maupun secara eksternal

dengan instansi lain di luar Kementerian Pertanian. Renstra Direktorat Perbenihan

Hortikultura tahun 2015 - 2019 merupakan acuan, arahan kebijakan dan strategi

pembangunan perbenihan hortikultura dengan mempertimbangkan berbagai

kondisi baik internal maupun eksternal serta kecenderungan perkembangan

perbenihan masa mendatang.

Renstra Direktorat Perbenihan Hortikultura merupakan penerjemahan lebih lanjut

dari Renstra Direktorat Jenderal Hortikultura diharapkan dapat dimanfaatkan

sebagai acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perbenihan di

semua tingkatan baik di pusat, propinsi dan kabupaten. Saat ini Renstra Direktorat

Perbenihan Hortikultura merupakan renstra revisi yang juga telah disesuaikan

dengan Renstra Revisi Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2015 - 2019. Dalam

Renstra Revisi Direktorat perbenihan Hortikultura 2015 - 2019 disampaikan hal-hal

sebagai berikut :

A. Visi dan Misi

Dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan dinamika

lingkungan strategis, maka Visi Pembangunan Perbenihan tahun 2015 - 2019

adalah ”Tersedianya benih hortikultura dalam jumlah yang cukup, tepat

Page 13: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 5

varietas, tepat kualitas, tepat waktu dan harga terjangkau untuk

mendukung kawasan hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan”.

Dalam rangka mencapai visi pembangunan hortikultura tersebut, Direktorat

Perbenihan mengemban Misi sebagai berikut :

a. Merumuskan kebijakan perbenihan secara nasional dengan memperhatikan

kebijakan di propinsi serta kabupaten/kota.

b. Mendorong dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha

perbenihan serta memfasilitasi berkembangnya kerjasama / kemitraan bisnis

antara kelompok penangkar dan pengusaha yang saling menguntungkan.

c. Meningkatkan kualitas SDM aparat pemerintah pada instansi terkait maupun

pelaku usaha perbenihan.

d. Mengembangkan inovasi dan adopsi teknologi maju perbenihan.

e. Mempromosikan penggunaan benih bermutu varietas unggul kepada

masyarakat.

B. Tujuan, Sasaran dan Target Pengembangan Sistem Perbenihan

Hortikultura

Sejalan dengan visi dan misi yang diemban, maka tujuan pembangunan

perbenihan tahun 2015 - 2019 adalah :

a. Meningkatkan ketersediaan benih bermutu untuk mendukung

pengembangan kawasan sesuai dengan perkembangan teknologi dan

permintaan konsumen.

b. Meningkatkan penerapan standar mutu benih dan pengawasan peredaran

benih dalam menjamin mutu benih.

c. Meningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi maju perbenihan di

tingkat pelaku usaha.

d. Memberdayakan potensi nasional di bidang perbenihan dan meningkatkan

peran swasta dalam penumbuhan industri benih nasional.

e. Menumbuhkembangkan kelembagaan perbenihan di wilayah sentra

pengembangan.

Sasaran pembangunan perbenihan hortikultura tahun 2015 – 2019 adalah :

a. Terpenuhinya kebutuhan benih bermutu untuk mendukung pengembangan

kawasan sesuai dengan perkembangan teknologi dan permintaan

konsumen.

Page 14: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 6

b. Terwujudnya usaha perbenihan hortikultura yang tangguh, mandiri, dan

kelanjutan.

Target kegiatan pengembangan sistem perbenihan tahun 2015 - 2019 meliputi:

Produksi benih tanaman bawang merah

Produksi benih tanaman kentang

Produksi benih tanaman jeruk

Produksi benih tanaman buah lainnya

Fasilitasi penguatan kelembagaan perbenihan

Pendaftaran varietas baru hortikultura.

Sertifikasi dan pengawasan benih hortikultura

Selanjutnya dengan adanya perubahan kebijakan dan program/kegiatan di

tengah tahun 2017, maka target kegiatan pengembangan sistem perbenihan

pun juga mengalami perubahan berupa penambahan yaitu:

Produksi benih sayuran non biji (batang)

Produksi benih sayuran lainnya (kg)

Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg)

Beberapa target pada Renstra Revisi Direktorat Perbenihan Hortikultura

mengalami penyesuaian dan perubahan akibat perubahan organisasi dan

kebijakan program/kegiatan.

Target-target kegiatan - kegiatan tersebut diatas selanjutnya merupakan

output/indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan tahun 2015 – 2019

dengan target volume seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Target volume indikator sasaran strategis Direktorat Perbenihan Tahun

2015 – 2019 (Versi Renstra Revisi Direktorat Perbenihan Hortikultura

2015 - 2019)

No. Kegiatan Satuan Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Produksi benih Bawang Merah

Kg - 2.015.000 2.100.000 2.205.000 2.315.250

2. Produksi Benih Jeruk Batang - 245.000 252.000 264.600 277.830

3. Sertifikasi dan Pengawasan peredaran benih hortikultura

Unit - 1.520 1.575 1.651 1.734

4. Produksi Benih Kentang Knol - 250.000 257.250 270.113 283.618

Page 15: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 7

No. Kegiatan Satuan Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

5. Produksi Benih Buah Lainnya

Batang - 172.000 178.500 187.425 196.796

6. Fasilitasi Penguatan Kelembagaan

Lembaga - 65 65 65 65

7. Fasilitasi Penangkar benih

Kelompok - 28 30 38 42

8. Pendaftaran Varietas Baru Hortikultura

Calon varietas/ Varietas

- 25 35 45 55

9. Produksi benih sayuran non biji *)

Batang - -

10. Produksi benih sayuran

lainnya *)

Kg - -

11. Produksi benih buah

lainnya (non batang) *)

Kg

Keterangan: *) indikator baru sebagai indikator tambahan yang muncul di tengah tahun anggaran 2017

C. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perbenihan

Arah kebijakan pengembangan perbenihan mengacu pada arah kebijakan

pengembangan hortikultura yang diselaraskan dengan tupoksi Direktorat

Perbenihan. Sesuai dengan kebijakan pengembangan hortikultura, maka arah

kebijakan pengembangan perbenihan adalah:

a. Peningkatan ketersediaan benih bermutu hortikultura (benih tanaman sayuran

dan tanaman obat, tanaman florikultura, tanaman buah) sesuai prinsip 7 Tepat

(Tepat Jenis, varietas, mutu, jumlah, lokasi, waktu, dan harga).

b. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi Balai

Benih, Penguatan Kelembagaan Penangkar, Penataan BF dan BPMT,

Penguatan Kapasitas SDM Perbenihan, Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

c. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri benih melalui

pemberian insentif tertentu guna menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh

kembangnya usaha perbenihan.

d. Pemberdayaan pelaku usaha perbenihan melalui bantuan sarana, pendidikan

dan pelatihan, magang, studi banding, dan pendampingan teknologi.

e. Peningkatan sosialisasi dan pemasyarakatan benih bermutu kepada petani

dan masyarakat.

Page 16: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 8

Strategi pengembangan perbenihan hortikultura yang merupakan penjabaran dari

strategi pengembangan hortikultura meliputi:

1. Penataan kelembagaan perbenihan melalui peningkatan kompetensi SDM,

modernisasi peralatan, pengembangan sistem perbenihan, standarisasi

proses dan akreditasi, peningkatan peran dan fungsi, penguatan teknologi

informasi.

2. Penguatan kelembagaan penangkar benih melalui fasilitasi sarana produksi

dan benih sumber.

3. Menggali, melindungi, memelihara dan memanfaatkan sumber daya genetik

nasional untuk pengembangan varietas unggul daerah, melalui eksplorasi,

observasi, domestikasi, atau duplikasi PIT.

4. Peningkatan kualitas SDM perbenihan (petugas BBH, PBT, produsen benih)

melalui latihan, magang, atau seminar

5. Meningkatkan peran swasta dalam membangun industri benih dalam negeri

melalui penyederhanaan regulasi, pendaftaran varietas, pembinaan proses

akreditasi, dan sertifikasi mandiri.

6. Meningkatkan sosialisasi dan pemasyarakatan benih bermutu melalui

demonstrasi lapang, jambore varietas, pemberian bantuan benih bermutu

langsung ke masyarakat, pameran, media cetak (leaflet).

2.1.2 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK)

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura disajikan

dalam Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Direktorat Perbenihan Hortikultura

Sasaran Indikator Kinerja Sumber Data

Terpenuhinya

kebutuhan

hortikultura

bermutu untuk

kebutuhan dalam

negeri dan ekspor

1. Produksi Benih Bawang

Merah (kg)

- Balai Benih Hortikultura Propinsi

- Dinas Pertanian Kabupaten

2. Penguatan Kelembagaan

(Lembaga)

- Direktorat Perbenihan

Hortikultura

- Balai Benih Hortikultura Propinsi

3. Fasilitasi bantuan

penangkar benih

(Kelompok)

- Balai Benih Hortikultura Propinsi

- Dinas Pertanian Kabupaten

4. Sertifikasi dan

Pengawasan Peredaran

Benih Hortikultura (unit)

- Direktorat Perbenihan

Hortikultura

- Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH)

Page 17: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 9

IKSK diatas merupakan IKSK yang tertulis awal dalam dokumen Renstra Direktorat

Perbenihan Hortikultura 2015 – 2019 yang dijadikan panduan dalam perencanaan

diawal tahun sehingga belum mengakomodir perubahan indikator kinerja kegiatan

yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan di pertengahan tahun berjalan 2017.

2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun

2017 telah disusun, dan sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2017 yang

ditetapkan pada Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) dan telah disesuaikan

dengan sasaran strategis pada Renstra revisi 2015 – 2019. Dalam RKT telah

ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan/kegagalan

pencapaiannya. Target Rencana Kinerja Tahunan 2017 dapat dilihat pada Tabel 3

berikut :

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbenihan Hortikultura

Tahun 2017

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Terpenuhinya Benih

Bermutu Untuk Kebutuhan

Dalam Negeri dan Ekspor.

1. Produksi Benih Bawang Merah (Kg)

3.065.000

2. Pembinaan Lembaga Perbenihan Hortikultura (lembaga

65

3. Fasilitasi Penangkar Benih Hortikultura (kelompok)

4

4. Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (Unit)

510

Dokumen RKT diatas merupakan dokumen RKT awal yang mengakomodir dokumen

Direktorat Perbenihan Hortikultura 2015 – 2019 yang dijadikan panduan dalam

perencanaan diawal tahun sehingga belum mengakomodir perubahan indikator

kinerja kegiatan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan di pertengahan tahun

berjalan 2017.

Page 18: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 10

2.2 Perjanjian Kinerja (PK)

Perjanjian Kinerja tahun 2017 merupakan dokumen kesepakatan antara Direktur

Jenderal Hortikultura dengan Direktur Perbenihan Hortikultura. Pada Tahun 2017,

Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Hortikultura mengalami perubahan

sebanyak 5 (lima) kali berturut-turut pada bulan Maret 2017, Mei 2017, Juni 2017,

Agustus 2017 dan November 2017 sejak penandatangan PK pertama pada bulan

Januari 2017. Perjanjian Kinerja awal bulan Januari 2017 secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (awal)

Sasaran Indikator Kinerja Target

Berkembangnya

komodita bernilai

tambah dan

berdaya saing

1. Jumlah Produksi Benih Bawang Merah

(kg)

3.065.000

2. Jumlah Fasilitasi Penguatan Kelembagaan

(lembaga)

64

3. Jumlah penangkar benih yang mendapat

fasilitas (kelompok)

4

4. Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran

Benih Hortikultura (unit)

510

Pada bulan Maret 2017 telah ada perubahan kegiatan – kegiatan di Direktorat

Jenderal Hortikultura sehingga anggaran Direktorat Perbenihan Hortikultura

mengalami perubahan dari Pagu anggaran Rp 38.592.348.000,- menjadi Rp

41.592.348.000,-.

Pada bulan Mei 2017 PK Direktorat Perbenihan Hortikultura mengalami perubahan

target output jumlah benih bawang merah dari 3.065.000 kg turun menjadi

2.665.000 kg dengan pagu anggaran menjadi 41.042.348.000,-.

Pada bulan Juni 2017 pagu anggaran kembali mengalami perubahan menjadi Rp

41.102.548.000,-,

Pada bulan Agustus 2017 dengan masuknya APBN-P pagu anggaran direvisi

kembali menjadi Rp 246.726.082.000,- dan pada bulan November 2017 dilakukan

revisi kembali sehingga menjadi Rp 231.886.082.000,-. Selain terjadi perubahan

pagu anggaran dan jumlah target output, ada penambahan indikator kinerja dan

volume target seiring masuknya APBN-P Tahun 2017. Penambahan indikator

strategis dan volume target pada Perjanjian Kinerja pada bulan Agustus 2017

adalah jumlah produksi benih buah lainnya, jumlah produksi benih jeruk, jumlah

Page 19: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 11

produksi benih sayuran non biji, jumlah produksi benih sayuran lainnya dan jumlah

produksi benih buah lainnya (non batang).

Pada bulan November 2017, PK Direktorat Perbenihan kembali mengalami

perubahan. Perubahan-perubahan tersebut meliputi relokasi anggaran dari

komoditas bawang putih ke komoditas kentang pada output yang sama (output

produksi benih sayuran lainnya) dan penambahan alokasi anggaran serta volume ke

output fasilitasi penguatan kelembagaan

Adapun dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura yang telah

direvisi tercantum pada Lampiran 5, 6, 7, 8, dan 9. Perjanjian Kinerja revisi terakhir

dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 (Revisi

Terakhir)

Sasaran Indikator Kinerja Target

Berkembangnya

komodita bernilai

tambah dan berdaya

saing

1. Produksi benih buah lainnya (batang) 539.650

2. Produksi benih bawang merah (kg) 2.416.695

3. Produksi benih jeruk (batang) 400.000

4. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura (lembaga)

73

5. Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)

519

6. Produksi benih sayuran non biji (batang) *)

290.000

7. Produksi benih sayuran lainnya (kg) *) 3.170.210

8. Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg) *)

4

Catatan: *) indikator kinerja baru yang merupakan output baru akibat adanya APBN P

2017

PK revisi terakhir (versi bulan November 2017) ini yang selanjutnya digunakan dalam

pembahasan LAKIN Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2017.

Page 20: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 12

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah

diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi

secara terukur dengan sasaran atau target Kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan

kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

3.1. Pengukuran Kinerja

Dalam rangka pelaksanaan APBN tahun berjalan, akuntabilitas kinerja Direktorat

Perbenihan Hortikultura tahun 2017 diukur dengan cara membandingkan realisasi

kinerja dengan target kinerja yang tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Untuk

mengukur tingkat capaian kinerja Tahun 2017 digunakan metode scoring yang

mengelompokkan capaian kedalam 4 (empat) kategori kinerja, yaitu: 1) sangat berhasil

(capaian >100%), 2) berhasil (capaian 80 - 100%), 3) cukup berhasil (capaian 60 - 79%),

dan 4) kurang berhasil (capaian < 60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.

Pengukuran pencapaian kinerja Tahun 2017 dilakukan dengan membandingkan target

yang telah ditetapkan dengan pencapaian realisasinya. Secara rinci, realisasi

pencapaian target penetapan kinerja tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Pengukuran Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi **) % Kategori

Berkembangnya

komodita bernilai

tambah dan

berdaya saing

1. Produksi benih buah lainnya (batang) *)

539.650 442.900 82.07 Berhasil

2. Produksi benih bawang merah (kg)

2.416.695 2.319.797 95.99 Berhasil

3. Produksi benih jeruk (batang)

400.000 369.600 92.40 Berhasil

4. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura (lembaga)

73 73 100.00 Berhasil

5. Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)

519 5.151 992.48 Sangat Berhasil

Page 21: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 13

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi **) % Kategori

6. Produksi benih sayuran non biji (batang) *)

290.000 271.250 93.53 Berhasil

7. Produksi benih sayuran lainnya (kg) *)

3.170.200 876.710 27,65 Kurang berhasil

8. Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg) *)

4 3 75 Cukup Berhasil

Keterangan : *) indikator output baru TA 2017 (tambahan APBNP 2017)

**) sampai tanggal 21 Januari 2018

3.2. Analisis Capaian Kinerja 2017

Berdasarkan Tabel 6 realisasi/capaian indikator sasaran kegiatan sistem perbenihan

hortikultura Tahun 2017, kategori capaian kinerja terhadap 8 (delapan) indikator sasaran

kegiatan disampaikan sebagai berikut:

a. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “Sangat Berhasil” (capaian melebihi

100%) yaitu indikator sertifikasi pengawasan peredaran benih hortikultura.

b. Sebanyak 6 (enam) indikator dengan capaian “Berhasil” (capaian 80 - 100%) yaitu

indikator produksi benih buah lainnya, prodksi benih bawang merah, produksi benih

jeruk, pembinaan lembaga perbenihan hortikultura, produksi benih sayuran non biji.

c. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “cukup berhasil” (capaian 60 – 79%)

yaitu indikator produksi benih buah lainnya (non batang).

d. Sebanyak 1 (satu) indikator dengan capaian “Kurang Berhasil” (capaian kurang dari

60 %) yaitu indikator produksi benih sayuran lainnya.

Adapun analisa capaian sasaran kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan

Hortikultura Tahun 2017 berikut tindak lanjut yang diperlukan untuk perbaikan

kedepannya adalah sebagai berikut:

a. Produksi benih buah lainnya

Produksi benih buah lainnya dilaksanakan melalui tugas pembantuan pada 17

kabupaten dan 8 propinsi. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan

ketersediaan benih buah lainnya yang bermutu. Pelaksanaannya melalui pengadaan

benih buah lainnya dalam mendukung kawasan hortikultura. Benih buah lainnya yang

dimaksud adalah benih mangga, manggis, salak, durian, pisang, pepaya, sukun,

duku, belimbing, lengkeng dan srikaya. Kelompok penerima manfaat diutamakan

Page 22: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 14

kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P 2017 untuk pengembangan kawasan

buah lainnya.

Target output produksi benih buah lainnya yang ditetapkan tahun 2017 sebesar

539.650 batang, terealisasi sebesar 442.900 batang atau sekitar 82.07 %. Realisasi

pencapaian target produksi benih buah lainnya pada tahun 2017 dapat dikatakan

berhasil, karena persentase capaiannya antara 80 – 100%.

Sebagian besar output ini merupakan benih buah tahunan, dimana untuk

perbanyakan benihnya membutuhkan waktu relatif lama sekitar 1 – 2 tahun. Ada

beberapa benih tanaman tahunan yang tidak bisa disiapkan benih bermutunya,

seperti benih salak sebanyak 60.000 batang (Kabupaten Lumajang = 10.000 batang,

Karangasem (TP Provinsi Bali) = 30.000 batang dan Pasaman (TP Provinsi Sumatera

Barat) = 20.000 batang), benih mangga sebanyak 2.750 batang (Kabupaten Cirebon)

dan benih durian sebanyak 6.250 batang (Kabupaten Trenggalek sebagai TP Provinsi

Jawa Timur). Penyediaan benih tanaman semusim yang tidak dapat terealisasi

adalah benih pisang sebanyak 30.000 batang di Kabupaten Kutai Timur (TP Provinsi

Kalimantan timur).

Produsen benih buah tidak bisa memenuhi semua jumlah dan spesifikasi benih

bermutu yang diinginkan oleh daerah penerima APBN-P 2017 karena beberapa hal :

1. Terbatasnya ketersediaan benih bermutu di produsen benih.

2. Harga satuan benih tidak mencukupi untuk membeli benih di produsen sehingga

pelaksana kegiatan tidak dapat melaksanakan pengadaan benih.

3. Spesifikasi benih (seperti varietas dan jenis perbanyakan) yang diinginkan

penerima bantuan tidak tersedia di produsen benih.

4. Wilayah penerima bantuan terkena dampak erupsi Gunung Agung (Kabupaten

Karangasem) sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas budidaya

hortikultura.

5. Dikhawatirkan menimbulkan penularan OPT apabila proses produksi benihnya

tidak terjamin (khususnya pengadaan benih pisang non kultur jaringan dan berasal

dari daerah endemik OPT sebagaimana surat Satker TP Provinsi Kalimantan

Timur (Lampiran 12).

b. Produksi benih bawang merah

Produksi benih bawang merah dilaksanakan oleh BBH di 29 propinsi melalui dana

dekonsentrasi dan di 21 kabupaten serta 2 propinsi melalui dana tugas pembantuan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan ketersediaan benih bermutu

Page 23: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 15

bawang merah dalam rangka mendukung pengembangan kawasan bawang merah.

Sebagimana yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan, output kegiatan ini

dilaksanakan melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi serta pengadaan benih

sumber (benih yang digunakan untuk perbanyakan/produksi benih). Perbanyakan

benih bawang merah dapat dilakukan bekerja sama dengan penangkar benih

setempat yang kompeten dengan kesepakatan secara tertulis dan BBH tetap

memenuhi target output yang telah ditetapkan.

Target output produksi benih bawang merah yang ditetapkan tahun 2017 sebesar

2.416.695 kg, terealisasi sebesar 2.319.797 kg atau sekitar 95.99 %. Realisasi

pencapaian target produksi benih bawang merah pada tahun 2017 dapat dikatakan

berhasil, karena persentase capaiannya antara 80 – 100%.

Perbanyakan benih bawang merah yang tidak dapat mencapai target adalah

kegiatan perbanyakan benih bawang merah yang dilaksanakan di BBH, ini

disebabkan masih rendahnya penguasaan teknologi dan kompetensi SDM

perbanyakan benih bawang merah serta kurang tersedianya fasilitas penyimpanan

benih bawang merah.

Hasil perbanyakan benih bawang merah yang mencapai target terdapat di 12 (dua

belas) kabupaten sentra produsen benih bawang merah seperti Kabupaten Garut,

Majalengka, Grobogan, Pati, Tegal, Malang, Probolinggo, Nganjuk, Bima, Lombok

Timur, Sumbawa dan Enrekang. Di lokasi-lokasi tersebut banyak terdapat petani dan

penangkar yang kompeten dalam produksi benih bawang merah. Hal ini lah menjadi

salah satu faktor penting keberhasilan pencapaian target output ini di daerah tersebut.

c. Produksi benih jeruk

Kegiatan produksi benih jeruk bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan benih jeruk

bermutu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 8 kabupaten dan 1 propinsi dengan dana

tugas perbantuan yang menerima dana APBN-P 2017. Pelaksanaannya melalui

pengadaan benih buah lainnya dalam mendukung kawasan hortikultura. Kelompok

penerima manfaat diutamakan kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P 2017

untuk pengembangan kawasan jeruk.

Target output produksi benih jeruk yang ditetapkan tahun 2017 sebesar 400.000

batang, terealisasi sebesar 369.600 batang atau sekitar 92.40 %. Realisasi

pencapaian target produksi benih jeruk dapat dikatakan berhasil, karena persentase

capaiannya antara 80 – 100%.

Page 24: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 16

Penyediaan benih jeruk yang tidak tercapai target sebanyak 30.400 batang yaitu di

Kabupaten Sambas sebanyak 20.000 batang dan Kabupaten Blora (TP Provinsi Jawa

Tengah) sebanyak 10.400 batang. Ini disebabkan ketersediaan benih bermutu di

produsen benih yang sesuai dengan permintaan CPCL tidak dapat mencukupi

APBN-P 2017, dan petani tidak bersedia diganti dengan jenis/varietas jeruk lain yang

tersedia di penangkar. Atas kondisi ini dan untuk menghindari resiko yang tidak

diharapkan, pihak Satker penggelola kegiatan di dua lokasi tersebut memutuskan

untuk tidak melanjutkan proses penyediaan benih jeruknya.

d. Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura

Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan

Hortikultura dan BBH di 9 provinsi melalui dana dekonsentrasi. Kegiatan ini sebagai

upaya untuk meningkatkan peran kelembagaan perbenihan dalam penyediaan benih

bermutu hortikultura.

Untuk APBN 2017 dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura melalui

identifikasi, koordinasi, pembinaan, penyediaan dan penggunaan benih bermutu

hortikultura, fasilitasi sarana untuk produsen/penangkar serta monitoring evaluasi dan

pelaporan. Sedangkan APBN-P 2017 dilaksanakan dengan memfasilitasi sarana

mesin pertanian BBH berupa traktor, kultivator dan pengolah pupuk organik yang

meliputi BBH di Provinsi Jawa Barat, DI Yogyakarta, Aceh, Riau, Lampung,

Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Barat.

Target output pembinaan lembaga perbenihan hortikultura yang ditetapkan tahun

2017 sebesar 73 lembaga, terealisasi sebesar 73 lembaga 100 %. Realisasi

pencapaian target output ini dapat dikatakan berhasil, karena persentase capaiannya

antara 80 – 100%.

e. Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura

Kegiatan ini dilaksanakan oleh BPSB di 32 propinsi yang merupakan upaya untuk

mendorong pelaksanaan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih dalam

rangka menjamin mutu benih. Kegiatan ini dilaksanakan melalui melakukan

koordinasi dengan dinas pertanian propinsi, kabupaten/kota (bidang hortikultura,

BBH, BPTPH) serta instansi terkait lainnya, melaksanakan kegiatan sertifikasi benih,

pengawasan peredaran benih, pengujian mutu benih di laboratorium, penilaian

kelayakan pohon induk, observasi calon varietas, inventarisasi penyebaran varietas

Page 25: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 17

dan peningkatan kompetensi petugas dan produsen benih terkait di bidang teknis

sertifikasi dan pengawasan peredaran benih, pengembangan varietas serta sistem

manajemen mutu di bidang perbenihan.

Terkait dengan upaya mempercepat swasembada bawang putih, BPSB yang berada

di kawasan pengembangan sayuran lainnya mendapatkan alokasi APBN-P 2017

untuk melakukan pengawalan sertifikasi benih bawang putih. Propinsi tersebut adalah

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat.

Pencapaian output sertifikasi dan pengawasan mutu benih hortikultura tahun 2017

sebesar 992,48% (5.151 unit), dari target output sebesar 519 unit. Pencapaian output

ini melebihi 100 % atau sangat berhasil. Besarnya capaian kinerja pada output ini

dicapai karena adanya efektifitas pelaksanaan kegiatan sertifikasi dan pengawasan

mutu benih yang dilakukan oleh BPSB serta tingginya animo para penangkar-

penangkar benih hortikultura untuk melaksanakan sertifikasi.

f. Produksi Benih Sayuran Non Biji

Produksi benih sayuran non biji dilaksanakan di 5 Propinsi dan 12 Kabupaten/Kota

melalui dana tugas pembantuan APBN-P 2017. Kegiatan ini merupakan upaya

meningkatkan ketersediaan benih sayuran non biji dan dilaksanakan melalui

pengadaan benih sayuran non biji (khususnya benih petai dan jengkol) dalam

mendukung kawasan hortikultura. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok

yang mendapatkan alokasi APBN-P 2017 untuk pengembangan kawasan sayuran

non biji.

Pencapaian output produksi benih sayuran non biji tahun 2017 sebesar 93.53 %

(271.250 batang), dari target output sebesar 290.000 batang. Realisasi pencapaian

target output ini dapat dikatakan berhasil, karena persentase capaiannya antara 80 –

100%.

Penyedian benih sayuran non biji tidak dapat terealisasi di Kabupaten Bogor (TP

Provinsi Jawa barat) sebanyak 18.750 batang, ini disebabkan pelaksana kegiatan

tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan pengadaan benih jengkol dan petai

sebagaimana surat yang disampaikan oleh pihak Dinas Pertanian Kabupaten Bogor

(Lampiran 13).

Page 26: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 18

g. Produksi Benih Sayuran Lainnya

Produksi benih sayuran lainnya dilaksanakan 5 provinsi dan 15 kabupaten/kota

melalui dana tugas pembantuan APBN-P 2017. Kegiatan ini untuk meningkatkan

ketersediaan benih sayuran lainnya yang bermutu seperti benih bawang putih,

kentang, sayuran dataran tinggi dan sayuran lainnya (sayuran biji) dan dilaksanakan

melalui pengadaan benih. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok yang

mendapatkan alokasi APBN-P 2017 untuk kawasan sayuran lainnya.

Indikator ini memiliki pencapaian terkecil yaitu sekitar 27,65 % (876.710 kg) dari target

sebanyak 3.170.200. Benih sayuran lainnya yang dimaksud meliputi benih bawang

putih (1.150.000 kg), kentang (2.000.000 kg), sayuran dataran tinggi (100 kg) dan

sayuran lainnya (terutama sayuran biji seperti cabe atau benih biji lain sesuai

kebutuhan daerah sebanyak 20.100 kg). Dan kelompok benih yang berkontribusi

besar terhadap rendahnya realisasi output ini adalah benih bawang putih dan

kentang.

Sebagaimana diketahui bahwa target output ini merupakan langkah awal dalam

upaya pencapaian swasembada bawang putih di tahun 2019, yaitu melalui

penyediaan benih bawang putih bermutu. Namun, ketersediaan benih bawang putih

bermutu di produsen benih pada tahun 2017 masih belum mencukupi, sehingga ada

beberapa daerah penerima output tidak bisa merealisasikannya. Adapun jumlah

output benih bawang putih yang tidak terealiasi adalah sebanyak 700.000 kg yang

berada di Kabupaten Bandung (30.000 kg), Temanggung (620.000 kg), dan Tegal

(50.000 kg) sebagai TP Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan penyediaan benih bawang

putih yang teralisasi 450.000 kg yaitu sebesar 350.000 kg di Lombok Timur dan

100.000 kg di Magelang. Faktor membanjirnya impor bawang putih konsumsi

menyebabkan pengembangan agribisnis bawang putih dalam negeri makin

ditinggalkan termasuk juga dalam produksi benih bawang putih oleh para penangkar.

Keadaan ini menyebabkan ketersediaan bawang putih dalam negeri baik konsumsi

maupun benih menjadi sulit ditemukan.

Penyediaan benih kentang juga serupa dengan benih bawang putih. Beberapa

beberapa daerah penerima output tidak dapat melaksanakan kegiatan ini. Dari target

sebanyak 2.000.000 kg benih kentang yang tidak terealisasi sebanyak 1.593.500 kg

yaitu di Kabupaten Lombok Timur (1.425.000 kg), Solok (100.000 kg), Lumajang

(43.500 kg) dan Pagar Alam (25.000 kg) sebagai TP Propinsi Sumatera Selatan.

Sedangkan yang terealisasi sebanyak 406.500 kg yaitu di Kabupaten Bandung

(25.000 kg), Garut (25.000 kg), Malang (50.000 kg), Probolinggo (200.000 kg),

Page 27: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 19

Lumajang (6.500 kg), Kerinci (75.000 kg), dan Lampung Barat (25.000 kg) sebagai

TP Provinsi Lampung. Target benih kentang yang tidak tercapai itu adalah

penyediaan benih kentang APBN-P 2017, dimana targetnya mengalami peningkatan

karena adanya revisi target output benih bawang putih menjadi benih kentang pada

awal bulan November 2017. Produsen benih kentang di daerah penerima output dan

di sentra produsen benih kentang tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan

benih kentang yang dibutuhkan. Produsen benih cenderung untuk menunggu

pemesanan atau jaminan benih akan dibeli karena biaya produksi benih yang relatif

mahal. Hal inilah yang menyebabkan benih kentang bermutu tidak selalu tersedia

setiap saat.

h. Produksi benih buah lainnya (non batang)

Produksi benih buah lainnya (non batang) dilaksanakan oleh 2 (dua) kabupaten dan 2

(dua) propinsi melalui dana tugas pembantuan APBN-P 2017. Kegiatan ini

dilaksanakan melalui pengadaan benih buah lainnya (non batang) seperti papaya

dalam mendukung kawasan hortikultura. Kelompok penerima adalah kelompok yang

mendapat alokasi APBN-P 2017 untuk kawasan buah.

Produksi benih buah lainnya (non batang) terealisasi sebesar 3 kg dari target sebesar

4 kg atau sekitar 75%. Realisasi pencapaian target output ini dapat dikatakan cukup

berhasil. Target output produksi benih buah lainnya (non batang) yaitu alokasi benih

pepaya di Kabupaten Bogor (TP Provinsi) tidak dilaksanakan, karena pelaksana

kegiatan tidak cukup waktu untuk melaksanakan lelang.

3.3. Analisis Capaian Keuangan 2017

Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian

sasaran strategis yang telah tergambar dalam Penetapan Kinerja dapat dicapai dengan

sumber keuangan yang ada. Dalam rangka pencapaian sasaran strategis

berkembanganya sistem perbenihan hortikultura dalam mendukung pengembangan

kawasan hortikultura, maka Direktorat Perbenihan Hortikultura pada tahun 2017

mendapatkan alokasi dana APBN dan APBN-P sebesar Rp 231.886.082.000,- seperti

dalam Penetapan Kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura tahun 2017 bulan

November 2017. Anggaran diatas merupakan alokasi anggaran terakhir kegiatan

Pengembangan Sistem Perbenihan mengalami sejumlah perubahan sejak awal

penetapan DIPA 2017 awal hingga DIPA revisi terakhir.

Page 28: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 20

Hingga 21 Januari 2018 realisasi keuangan sesuai DIPA revisi terakhir berdasarkan

kewenangan instansi baik pusat maupun daerah untuk kegiatan Pengembangan Sistem

Perbenihan mencapai 49, 81% dengan rincian di pusat 86,56% dan di daerah 46,17%.

Secara rinci komposisi realisasi capaian keuangan kegiatan sistem perbenihan dapat

dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Realisasi Anggaran Satuan Kerja Pusat dan Daerah

KEGIATAN PAGU (Rp)

REALISASI S/D 21 Januari 2018

Anggaran (Rp)

Persentase (%)

Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura

231.886.082.000 115.502.023.764 49,81

Pusat 20.913.500.000 18.103.687.028 86,56

Daerah 210.972.582.000 97.398.336.736 46,17

Rincian realisasi anggaran untuk setiap output kegiatan pengembangan sistem

perbenihan hortikultura Tahun 2017, prosentase realisasi terbesar pada output sertifikasi

dan pengawasan benih (97,70%) dan terendah pada output produksi benih sayuran

lainnya (29,04) (data per tanggal 21 Januari 2018). Secara rinci prosentase realiasi

serapan anggaran per output kegiatan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan

Tahun 2017

NO Output PAGU

ANGGARAN (Rp)

REALISASI S/D 21 Januari 2018

Anggaran (Rp)

Persentase (%)

1 Produksi benih buah lainnya (batang)

12.530.750.000 9.360.884.300 74,70

2 Produksi benih bawang merah (kg)

23.944.713.000 22,885,784,866 95,58

3 Produksi benih jeruk (batang) 7.800.000.000 6.226.649.950 79,83

4 Pembinaan lembaga perbenihan hortikultura (lembaga)

24.409.000.000 20.983.726.028 85,97

5 Sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura (unit)

9.117.119.000 8.907.307.695 97,70

6 Produksi benih sayuran non biji (batang)

4.350.000.000 3.596.749.800 82,68

7 Produksi benih sayuran lainnya (kg)

149.614.500.000 43.451.561.125 29,04

8 Produksi benih buah lainnya (non batang) (kg)

120.000.000 89.360.000 74,47

Total 231.886.082.000 115.502.023.764

49,81

Page 29: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 21

3.4. Permasalahan Secara Umum

Capaian kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura Tahun 2017 belum menunjukkan

kinerja yang maksimal. Adapun masalah yang menjadi penyebab terhambatnya

penyerapan anggaran dikarenakan beberapa hal berikut:

a. Terbatasnya ketersediaan benih bermutu di produsen benih :

- Produsen benih cenderung untuk menunggu pemesanan atau jaminan benih dibeli

mengingat biaya produksi benih relatif mahal.

- Karakteristik beberapa komoditas hortikultura yang mempunyai waktu dormansi

sehingga ada rentang waktu yang dibutuhkan untuk bisa menjadikan benih siap

salur, seperti benih bawang merah, bawang putih dan kentang.

- Penyiapan benih buah tahunan diperlukan waktu relatif lama sekitar 1 sampai 2

tahun tergantung dari komoditas, sedangkan permintaan benih seringkali

mendadak.

- Permintaan jenis/varietas tertentu

b. Kegiatan yang bersifat pengadaan membutuhkan proses lelang yang panjang. Alokasi

dana APBN-P 2017 di bulan Agustus 2017 sehingga pelaksanakan kegiatan harus

bergerak cepat dalam memproses administrasi lelang. Kegagalan lelang ataupun

kegiatan tidak dilaksanakan dapat terjadi karena pelaksana kegiatan tidak memiliki

cukup waktu untuk melaksanakan lelang. Hal ini terjadi pada output produksi benih

sayuran lainnya yang mengalami revisi pada awal November 2017.

c. Keterbatasan sarana penyimpanan benih.

d. Keterbatasan SDM terampil dalam menerapkan teknologi perbanyakan benih

terutama untuk daerah pengembangan baru.

3.5. Tindak Lanjut

Beberapa upaya tindak lanjut yang akan dilakukan oleh Direktorat Perbenihan

Hortikultura di Tahun 2018, antara lain sebagai berikut :

a. Identifikasi ketersediaan benih di sentra – sentra produsen akan dilakukan untuk

dapat memenuhi kebutuhan benih di kegiatan Pusat maupun kawasan hortikultura.

b. Apresiasi teknologi produksi benih hortikultura akan dilaksanakan dengan

mengundang produsen benih sebagai upaya pemantapan dan penumbuhan

penangkar benih di daerah sentra maupun pengembangan.

c. Memfasilitasi sarana prasarana seperti bangunan gudang benih, screen house,

sarana irigasi, alat dan mesin pertanian di BBH provinsi dan produsen benih, sebagai

upaya peningkatan kapasitas produksi.

Page 30: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 22

d. Pembinaan kepada produsen akan dilakukan secara intensif sehingga produsen

benih mampu meningkatkan kompetensinya.

e. Melakukan penyederhanaan/revisi terhadap regulasi yang mendukung realisasi

program/kegiatan

Page 31: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN-DIT.BENIH 2017.pdfKetersediaan benih bawang putih bermutu di produsen benih pada

Laporan Kinerja Tahun 2017

Direktorat Perbenihan Hortikultura - Direktorat Jenderal Hortikultura 23

BAB IV

PENUTUP

Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura menunjukkan

bahwa kinerja Direktorat Perbenihan Hortikultura perlu ditingkatkan di tahun berikutnya

agar dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran program yang telah ditetapkan.

Keberhasilan secara maksimal kegiatan peningkatan produksi dan mutu benih

hortikultura juga sangat ditentukan oleh kinerja petugas dan pelaku usaha lainnya di

daerah.

Koordinasi dan sinkronisasi serta kerjasama harmonis antar instansi, pelaku usaha dan

stakeholder lainnya sangat berperan dan menentukan dalam pencapaian keberhasilan

program perbenihan hortikultura. Oleh karena itu, kedepan fungsi-funsgi seperti ini masih

diperlukan khususnya ditengah banyaknya perubahan organisasi dinas di daerah

termasuk pada UPT perbenihannya.