bab isian lakin 2018 (isi 2017)sakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakin 2018 biro perencanaan.pdf ·...

41
Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 i KATA PENGANTAR Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran yang dikelola. Penyusunan laporan kinerja bertujuan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 disusun dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Secara umum materi yang termuat dalam laporan ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Biro Perencanaan selama Tahun 2017. Capaian kinerja Tahun 2017 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian kinerja Biro Perencanaan. Analisis atas capaian kinerja terhadap target kinerja ini akan digunakan sebagai umpan balik perbaikan dan peningkatan kinerja Biro Perencanaan secara berkelanjutan. Jakarta, Januari 2018 Kepala Biro Perencanaan, Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.Sc NIP. 19640521 199003 1 001

Upload: dangbao

Post on 28-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 i

KATA PENGANTAR

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan

tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi

pemerintah atas penggunaan anggaran yang dikelola. Penyusunan

laporan kinerja bertujuan untuk memberikan informasi kinerja yang

terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan

seharusnya dicapai serta sebagai upaya perbaikan

berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 disusun dengan mengacu kepada

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

Secara umum materi yang termuat dalam laporan ini memberikan penjelasan

mengenai pencapaian kinerja Biro Perencanaan selama Tahun 2017. Capaian

kinerja Tahun 2017 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun

2016 sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian kinerja Biro Perencanaan. Analisis

atas capaian kinerja terhadap target kinerja ini akan digunakan sebagai umpan balik

perbaikan dan peningkatan kinerja Biro Perencanaan secara berkelanjutan.

Jakarta, Januari 2018

Kepala Biro Perencanaan,

Dr. Ir. Kasdi Subagyono, M.ScNIP. 19640521 199003 1 001

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahunan 2017 yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun 2017. Penyusunan Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2017.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 disusun dengan mengacu pada Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53 Tahun 2014dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 50 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan SAKIP di Lingkungan Kementerian Pertanian. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Perencanaan serta Rencana Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019. Pada Laporan Kinerja Biro Perencanaan ini dijelaskan upaya pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Biro Perencanaan pada tahun 2017.

Dalam upaya merealisasikan good governance, Biro Perencanaan telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Biro Perencanaan Tahun 2015-2019.

Visi Biro Perencanaan adalah Terwujudnya sistem perencanaan yang berkualitas dan handal guna mendukung pencapaian target pembangunan pertanian. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, Misi yang harus dilaksanakan adalah: (1) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan kebijakan, program, anggaran dan perencanaan wilayah; (2) Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian; serta (3) Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pertanian berbasis kawasan dan pertanian terpadu berkelanjutan.

Sesuai dengan visi dan misi Biro Perencanaan, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan, dan tata kewenangan untuk mewujudkan Biro Perencanaan sebagai organisasi yang efektif, efisien, dan

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 iii

akuntabel. Tujuan umum Biro Perencanaan tersebut akan diselenggarakan melalui: (1) Penyusunan rumusan kebijakan, program dan perencanaan wilayah pembangunan pertanian yang selaras dengan perencanaan pembangunan nasional; (2) Penyusunan anggaran Kementerian Pertanian dengan menerapkan asas disiplin anggaran; (3) Pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian agar sejalan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan; serta (4) Menyediakan data dan analisis yang mendukung perencanaan pembangunan pertanian, menyusun laporan kinerja dan menyiapkan bahan laporan pimpinan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan audit kinerja birokrasi.

Sasaran Biro Perencanaan adalah: (1) Meningkatnya kualitas penyusunan dokumen rumusan kebijakan, program dan wilayah; (2) Meningkatnya kualitas penyusunan dokumen anggaran; (3) Meningkatnya kualitas pelaksanaan dan penyediaan dokumen pemantauan dan evaluasi; serta (4) Meningkatnya kualitas dan penyusunan dokumen kinerja Kementerian Pertanian.

Dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Biro Perencanaan Tahun 2017 menetapkan 1 sasaran kegiatan dengan 3 indikator kinerja kegiatan. Sasaran kegiatan yang dimaksud adalah Peningkatan Koordinasi dan Pembinaan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan, dengan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan, yaitu: (1) Nilai AKIP Sekretariat Jenderal dengan target nilai 87; (2) Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan dengan target nilai 3,25; serta (3) Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5) dengan target nilai 4.

Hasil pencapaian indikator kinerja kegiatan Biro Perencanaan Tahun 2017, dari tiga indikator kegiatan yang telah ditetapkan, sebanyak dua indikator kegiatan dapatdicapai dengan kriteria berhasil, yaitu: 1) indikator Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (nilai 76,34 atau setara dengan 87,74% dari target nilai sebesar 87,00); dan 2) indikator nilai penguatan akuntabilitas Kementan (nilai 3,08 atau setara dengan 94,77% dari target nilai sebesar 3,25). Sedangkan satu indikator lagi dicapai dengan kriteria cukup berhasil, yaitu: indikator Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (nilai 3 atau setara dengan 75,00% dari target nilai sebesar 4).

Pada tahun 2017, Biro Perencanaan mendapatkan total alokasi anggaran sebesar 44.529.500.000,- (empat puluh empat milyar lima ratus dua puluh sembilan juta lima ratus lima ratus ribu rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN) dengan realisasi anggaran mencapai Rp 44.309.488.855,-atau 99,51%.

Biro Perencanaan akan senantiasa berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 iv

menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran kegiatan, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran kegiatan dapat lebih optimal. Melalui Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN................................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................................ 11.2 Maksud dan Tujuan .................................................................... 11.3 Struktur Organisasi...................................................................... 31.4 Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan ............................................. 41.5 Sumberdaya Manusia Biro Perencanaan........................................ 81.6 Dukungan Anggaran.................................................................... 10

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.................................. 122.1 Perencanaan............................................................................... 12

2.1.1. Visi dan Misi ..................................................................... 122.1.2. Tujuan dan Sasaran........................................................... 132.1.3. Arah dan Kebijakan............................................................ 142.1.4. Strategi ......................................................................... 14

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017................................................... 15

III. ANALISIS KINERJA BIRO PERENCANAAN 2017 ........................... 173.1 Metode Pengukuran Kinerja ......................................................... 173.2 Pencapaian Kinerja...................................................................... 173.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja ........................................................ 20

3.3.1 AKIP Sekretariat Jenderal................................................... 203.3.2 Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan .................. 253.3.3 Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan

Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasidan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanaan ........................... 28

3.4 Pengelolaan Keuangan ................................................................ 303.5 Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Anggaran .................. 313.6 Permasalahan ............................................................................. 333.7 Rekomendasi .............................................................................. 33

IV. PENUTUP.......................................................................................... 34

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Sumberdaya Manusia Menurut Golongan, Pendidikan Akhir, dan Jenis Kelamin, Biro Perencanaan Tahun 2017 ................. 9

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 ............................ 16

Tabel 3. Kriteria Capaian Berdasarkan Metode Scoring ................................ 17

Tabel 4. Capaian Indikator Biro Perencanaan Tahun 2017 ........................... 18

Tabel 5. Capaian Kinerja Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2017 ............ 21

Tabel 6. Rekomendasi Inspektorat Jenderal dan Tindak Lanjut .................... 24

Tabel 7. Capaian Kinerja Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan Tahun 2017 ................................................................................. 25

Tabel 8. Capaian Kinerja Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan ...... 29

Tabel 9. Realisasi Anggaran Biro Perencanaan TA 2017 Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2017 .......................................................... 30

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Struktur Organisasi Biro Perencanaan 2017 .................................. 4

Gambar 2.Keragaan PNS Biro Perencanaan Berdasarkan Golongan Kepangkatan 2017 ..................................................................... 9

Gambar 3.Keragaan PNS Biro Perencanaan Berdasarkan Jenis Kelamin 2017 ....................................................................................... 10

Gambar 4. Analisis Fishbone Tidak Tercapainya Nilai AKIP Setjen 2017 .......... 23

Gambar 5. Salinan Peraturan Menteri Pertanian Tentang IKU di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 ..................................... 27

Gambar 6.Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Biro Perencanaan 2017Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011........ 32

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan Kinerja Biro Perencanaan ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban

atas kinerja pencapaian visi, misi, dan program Sekretariat Jenderal Tahun 2017.

Penyusunan Laporan Kinerja Biro Perencanaan ini mengacu pada Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Pedoman Pelaksanaan SAKIP di lingkungan Kementerian Pertanian dipertegas

dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian yang

menjadi dasar acuan bagi Kementerian Pertanian, unit kerja Eselon I, unit kerja

Eselon II, dan unit kerja mandiri lingkup Kementerian Pertanian dalam pengelolaan

SAKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data

kinerja, pelaporan kinerja, serta reviu dan evaluasi kinerja.

1.2. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas

pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Perencanaan dalam rangka mewujudkan (good

governance), transparansi, dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan

pemacu peningkatan kinerja unit organisasi di lingkungan Biro Perencanaan.

Laporan Kinerja ini secara umum menginformasikan capaian kinerja Biro

Perencanaan dalam Tahun 2017. Membandingkan antara capaian kinerja

(performance results) Tahun 2017 dengan rencana kinerja (performance plan)

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 2

Tahun 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan Tahunan, kemudian membandingkan

capaian kinerja Tahun 2017 dengan Tahun 2016 dan juga terhadap target capaian

pada Tahun 2019, maka akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (performance

gap). Dari hasil analisis terhadap celah kinerja tersebut, dapat diperoleh masukan

bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja

Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2017, adalah

sebagai berikut:

(1) Bab I – PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan

tujuan penulisan dan struktur organisasi serta sumberdaya manusia sebagai

pengelola kinerja program/kegiatan.

(2) Bab II – PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, menjelaskan rencana

strategis, serta perjanjian kinerja untuk Tahun 2017.

(3) Bab III – AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan pengukuran kinerja, analisis

pencapaian kinerja program dan keuangan Biro Perencanaan terhadap target

sasaran untuk Tahun 2017, kendala, dan rekomendasi.

(4) Bab IV – PENUTUP, menjelaskan kesimpulan Laporan Kinerja Biro Perencanaan

Sekretariat Jenderal Tahun 2017 dan menguraikan rencana tindak lanjut yang

diperlukan bagi perbaikan kinerja Biro Perencanaan di masa datang.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 3

1.3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/ 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, disebutkan Biro

Perencanaan merupakan satu unsur pelaksana di Sekretariat Jenderal. Biro

Perencanaan mempunyai tugas melaksankaan koordinasi dan penyusunan rencana

dan program Kementerian Pertanian.

Susunan organisasi Biro Perencanaan terdiri dari 4 (empat) Bagian 12 Sub Bagian

dan 1 (satu) Kelompok jabatan fungsional, yang terdiri dari :

1) Bagian Perencanaan Wilayah, meliputi:

i) Sub Bagian Wilayah I,

ii) Sub Bagian Wilayah II,

iii) Sub Bagian Wilayah III;

2) Bagian Kebijakan dan Program, meliputi:

i) Sub Bagian Kebijakan,

ii) Sub Bagian Program,

iii) Sub Bagian Analisis Data;

3) Bagian Anggaran, meliputi:

i) Sub Bagian Anggaran I,

ii) Sub Bagian Anggaran II,

iii) Sub Bagian Tata Usaha Biro;

4) Bagian Evaluasi dan Pelaporan, meliputi:

i) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan I,

ii) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan II,

iii) Sub Bagian Bahan Koordinasi;

5) Kelompok Jabatan Fungsional.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 4

BIROPERENCANAAN

BAGIAN PERENCANAAN WILAYAH

SubbagianWilayah I

SubbagianWilayah II

SubbagianWilayah III

BAGIANKEBIJAKAN DAN

PROGRAM

SubbagianKebijakan

SubbagianProgram

SubbagianAnalisis Data

BAGIANANGGARAN

Subbagian Anggaran I

SubbagianAnggaran II

SubbagianTata Usaha Biro

BAGIANEVALUASI DAN

PELAPORAN

Subbagian Evaluasi dan Pelaporan I

SubbagianEvaluasi dan Pelaporan II

Subbagian Bahan Koordinasi

KelompokJabatan Fungsional

Struktur Organisasi Biro Perencanaan Tahun 2017

1.4. Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan

Sebagai Bagian dari Sekretariat Jenderal, Biro Perencanaan mendukung pelaksanaan

program Sekretariat Jenderal yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Biro Perencanaan mempunyai tugas

melaksanakan koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran

serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian. Dalam

melaksanakan tugas Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan

koordinasi dan penyusunan rencana pengembangan wilayah pertanian; b)

penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan dan program pembangunan

pertanian; c) penyiapan koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan

pertanian; d) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

pembangunan pertanian; dan e) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Biro Perencanaan.

Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Perencanaan 2017

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 5

1.4.1. Tugas dan Fungsi Bagian Perencanaan Wilayah

Bagian Perencanaan Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

koordinasi, dan penyusunan rencana pengembangan wilayah pertanian. Dalam

melaksanakan tugas Bagian Perencanaan Wilayah menyelenggarakan fungsi: a)

penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana pengembangan wilayah

berbasis tanaman pangan dan hortikultura; b) penyiapan bahan koordinasi dan

penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis perkebunan dan sistem bio-

industri; c) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana pembangunan

pertanian di wilayah perbatasan, daerah tertinggal, kawasan ekonomi khusus dan

daerah pembangunan prioritas lainnya; dan d) penyiapan bahan koordinasi dan

penyusunan rencana pengembangan wilayah berbasis peternakan dan

pembangunan pertanian terpadu (pola integrasi).

Bagian Perencanaan Wilayah terdiri atas: 1) Subbagian Wilayah I mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana pengembangan

wilayah berbasis tanaman pangan dan hortikultura; 2) Subbagian Wilayah II

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana

pengembangan wilayah berbasis perkebunan dan sistem bio-industri serta

pembangunan pertanian di wilayah perbatasan, daerah tertinggal, kawasan ekonomi

khusus dan daerah pembangunan prioritas lainnya; dan 3) Subbagian Wilayah III

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana

pengembangan wilayah berbasis peternakan dan pembangunan pertanian terpadu

(pola integrasi).

1.4.2. Tugas dan Fungsi Bagian Kebijakan dan Program

Bagian Kebijakan dan Program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

koordinasi, dan penyusunan kebijakan dan penyusunan program pembangunan

Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas Bagian Kebijakan dan Program

menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan

kebijakan pembangunan pertanian jangka panjang, jangka menengah, dan terpadu,

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 6

serta lintas sektoral; b) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana dan

program pembangunan pertanian tahunan; dan c) pengumpulan, pengolahan,

analisis dan penyajian data perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertanian.

Bagian Kebijakan dan Program terdiri atas: 1) Subbagian Kebijakan mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan kebijakan

pembangunan pertanian jangka panjang, jangka menengah, dan terpadu, serta

lintas sektoral. 2) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi dan penyusunan rencana dan program pembangunan pertanian

tahunan; dan 3) Subbagian Analisis Data mempunyai tugas melakukan

pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan pertanian.

1.4.3. Tugas dan Fungsi Bagian Anggaran

Bagian Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan

penyusunan anggaran pembangunan pertanian. Dalam melaksanakan tugas Bagian

Anggaran menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan bahan koordinasi dan

penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran

18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara, dana dekonsentrasi serta

dana tugas pembantuan; b) penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan

anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari non-Bagian Anggaran 18

meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit

program, dan sumber daya anggaran lain diluar bagian anggaran 18; dan c)

pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.

Bagian Anggaran terdiri atas: 1) Subbagian Anggaran I mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang

bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja

negara, dan dana dekonsentrasi serta dana tugas pembantuan; 2) Subbagian

Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan

penyusunan anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari non-Bagian

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 7

Anggaran 18 meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik

(PSO), kredit program, dan sumber daya anggaran lain diluar bagian anggaran 18;

dan 3) Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan pelaksanaan urusan

tata usaha dan rumah tangga Biro Perencanaan.

1.4.4. Tugas dan Fungsi Bagian Evaluasi dan Pelaporan

Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program pembangunan pertanian. Dalam

melaksanakan tugas Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a)

penyiapan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program

yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan

belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan serta

penyusunan laporan kinerja Kementerian Pertanian, laporan kegiatan Sekretariat

Jenderal dan Biro Perencanaan; b) penyiapan pemantauan, evaluasi dan

penyusunan laporan pelaksanaan program yang bersumber dari non-Bagian

Anggaran 18 meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik

(PSO), kredit program dan sumber anggaran lainnya; dan c) pengumpulan dan

penyusunan bahan untuk rapat pimpinan, rapat kerja/dengar pendapat Menteri

Pertanian dengan DPR, dan DPD, rapat koordinasi dan terbatas, sidang Kabinet dan

Wakil Presiden, dan rapat lainnya.

Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas: 1) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan I

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan

penyusunan laporan pelaksanaan program yang bersumber dari Bagian Anggaran 18

meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan

dana tugas pembantuan serta penyusunan laporan kinerja Kementerian Pertanian,

laporan kegiatan Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan; 2) Subbagian Evaluasi

dan Pelaporan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program yang bersumber dari non-

Bagian Anggaran 18 meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan

publik (PSO), kredit program dan sumber anggaran lainnya; dan 3) Subbagian

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 8

Bahan Koordinasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan penyiapan bahan

rapat pimpinan, rapat kerja/rapat dengar pendapat Menteri Pertanian dengan DPR,

DPD, rapat koordinasi terbatas, sidang Kabinet dan Wakil Presiden, dan rapat

lainnya.

1.4.5. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan

jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Kelompok jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Perencana dan jabatan

fungsional lainnya, masing-masing dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior

yang ditunjuk Kepala Biro Perencanaan. Kepala Biro Perencanaan menempatkan

pejabat fungsional Perencana dan jabatan fungsional lainnya pada unit kerja eselon

III sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional. Jumlah tenaga fungsional

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan

fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.5. Sumberdaya Manusia Biro Perencanaan

Berdasarkan data kepegawaian menurut golongan, pendidikan akhir dan jenis

kelamin, jumlah pegawai di Biro Perencanaan pada Tahun 2017 adalah sebanyak

101 orang. Sementara pada tahun 2016 jumlah pegawai Biro Perencanaan adalah

sebanyak 109 orang. Artinya terjadi penurunan jumlah pegawai Biro Perencanaan

sebanyak 8 orang. Menurunnya jumlah pegawai Biro Perencanaan adalah

disebabkan oleh adanya pegawai yang pensiun dan meninggal dunia.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 9

Tabel 1: Rekapitulasi Sumberdaya Manusia Menurut Golongan, Pendidikan Akhir,

dan Jenis Kelamin, Biro Perencanaan Tahun 2017

No Gol Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin

Jumlah S3 S2 S1 D4 SM D3 D2 D1 SLTA SLTP SD

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P 1 Gol. I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Gol. II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 3 Gol. III 0 0 8 1 21 20 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 8 6 0 0 0 0 67 4 Gol. IV 3 0 8 12 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31

Jumlah 3 0 16 13 25 24 1 0 0 0 0 2 0 0 1 0 9 6 1 0 0 0 101 Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2017

Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa berdasarkan golongan yang ada di Biro

Perencanaan pada Tahun 2017, golongan III masih tertinggi dibanding golongan II,

dan IV yakni sebanyak 67 orang (66,34%), dan terendah adalah golongan II

sebanyak 3 orang (2,97%). Dari pendidikan terakhir pegawai di Biro Perencanaan

bervariasi, yaitu : strata sarjana, diploma, SLTA dan SLTP. Sebagian besar berstrata

sarjana didominasi pendidikan S1 yakni sejumlah 49 orang dan selanjutnya

pendidikan S2 sejumlah 29 orang. Sedangkan pendidikan strata S3 sebanyak 3

orang, D3 sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 15 orang, sedangkan D4, D1 dan

SLTP masing-masing hanya 1 orang.

Gambar 2. Keragaan PNS Biro Perencanaan Berdasarkan Golongan Kepangkatan 2017

Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2017

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 10

Gambar 3. Keragaan PNS Biro Perencanaan Berdasarkan Jenis Kelamin 2017

Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2017

1.6. Dukungan Anggaran

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Biro Perencanaan tugas melaksanakan

koordinasi, dan penyusunan rencana, kebijakan, program, anggaran serta

pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kementerian Pertanian. Maka, dalam

pencapaian sasaran dengan sejumlah target indikator yang telah ditetapkan, Biro

Perencanaan pada Tahun Anggaran 2017 mengelola anggaran sebesar

Rp 44.529.500.000,- (empat puluh empat milyar lima ratus dua puluh sembilan juta

lima ratus lima ratus ribu rupiah) yang selanjutnya dikelola oleh empat (4) bagian

dengan rincian sebagai berikut :

1) Bagian Perencanaan Wilayah, dengan pagu anggaran sebesar Rp.

8.896.940.000,- (delapan milyar delapan ratus sembilan puluh enam juta

sembilan ratus empat puluh ribu rupiah);

2) Bagian Kebijakan dan Program, dengan pagu anggaran sebesar

Rp. 9.223.150.000,- (sembilan milyar dua ratus dua puluh tiga juta seratus

ratus lima puluh ribu rupiah);

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 11

3) Bagian Anggaran, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 17.451.480.000,-

(tujuh belas milyar empat ratus lima puluh satu juta empat ratus delapan

puluh ribu rupiah); dan

4) Bagian Evaluasi dan Pelaporan, dengan pagu anggaran sebesar

Rp. 8.957.930.000,- (delapan milyar sembilan ratus lima puluh tujuh juta

sembilan ratus tiga puluh ribu rupiah).

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 12

BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan

2.1.1. Visi dan Misi

Dalam rangka menyatukan persepsi dan memperkuat komitmen seluruh

jajaran Biro Perencanaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, maka ditetapkan

visi dan misi. Adapun visi Biro Perencanaan yang diharapkan mampu memberi arah

ke masa depan yaitu:

Misi Biro Perencanaan telah disusun secara jelas dan sesuai dengan tugas dan

fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimilikinya sesuai peraturan

perundang-undangan. Perumusan misi ini telah memperhatikan masukan pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk

perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan

strategis.

Kriteria dalam penentuan misi Biro Perencanaan lain adalah (1) sejalan

dengan upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (2) sebagai penjabaran dari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Naional (RPJMN) Tahun 2015-2019 serta

tugas yang dibebankan oleh undang-undang, (3) menggambarkan tindakan sesuai

dengan tugas dan fungsi Biro Perencanaan.

Terwujudnya Sistem Perencanaan Yang Berkualitas dan Handal Guna Mendukung Pencapaian Target Pembangunan Pertanian

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 13

1) Mengkoordinasikan penyusunan rumusan rencana, kebijakan, program, anggaran dan perencanaan wilayah.

2) Mengkoordinasikan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian.

3) Mendorong terwujudnya sistem perencanaan pertanian berbasis kawasan dan pertanian terpadu berkelanjutan.

Berdasarkan acuan tersebut di atas, misi Biro Perencanaan, adalah:

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Unit Kerja Biro Perencanaan, maka

ditetapkan tujuan dan sasaran, sebagai berikut:

a. Tujuan

(1) Menyusun rumusan kebijakan, program dan perencanaan wilayah

pembangunan pertanian yang selaras dengan perencanaan pembangunan

nasional.

(2) Menyusun anggaran Kementerian Pertanian dengan menerapkan asas disiplin

anggaran.

(3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian

agar sejalan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.

(4) Menyediakan data dan analisis yang mendukung perencanaan pembangunan

pertanian, menyusun laporan kinerja dan menyiapkan bahan laporan

pimpinan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan audit kinerja

birokrasi.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 14

b. Sasaran

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka sasaran yang akan dicapai

adalah:

(1) meningkatnya kualitas penyusunan dokumen rumusan kebijakan, program

dan wilayah.

(2) meningkatnya kualitas penyusunan dokumen anggaran.

(3) meningkatnya kualitas pelaksanaan dan penyediaan dokumen pemantauan

dan evaluasi.

(4) meningkatnya kualitas dan penyusunan dokumen kinerja Kementerian

Pertanian.

2.1.3. Arah Kebijakan

Kebijakan yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan koordinasi dan kebijakan

teknis, antara lain: 1) perencanaan program dan anggaran kementerian; 2)

penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran kementerian;

3) pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kementerian; 4) laporan akuntabilitas

kinerja kementerian; serta 5) kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan Biro

Perencanaan.

2.1.4. Strategi

(1) Mengembangkan sistem dan prosedur manajemen perencanaan,

pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang mudah diterapkan oleh Pusat dan

Daerah;

(2) Mengembangkan instrumen dan metode perencanaan, pemantauan, evaluasi

dan pelaporan yang sesuai dengan kaidah teknis, sosial ekonomi dan

peraturan perundangan;

(3) Mengefektifkan berfungsinya forum perencanaan, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan pembangunan pertanian di Pusat dan Daerah;

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 15

(4) Meningkatkan kapasitas perencana dan evaluator bidang pertanian di Pusat

dan Daerah;

(5) Memanfaatkan sarana, teknologi, data dan informasi pembangunan

pertanian;

(6) Meningkatkan tatakelola manajemen administrasi yang baik.

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Perjanjian kinerja (PK) merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah

untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui PK, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara

penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas,

fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati

tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan Tahun bersangkutan, tetapi

termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun

sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup

outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud

kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Pada Tahun 2017, Biro Perencanaan telah menyusun dokumen PK yang

ditandatangani Bulan Januari 2017.

Biro Perencanaan telah menetapkan target kinerja program dan kegiatan yang telah

ditandatangani oleh pejabat Eselon II dengan pejabat Eselon I. Perjanjian Kinerja

Biro Perencanaan pada bulan Januari Tahun 2017 adalah sebagaimana Tabel 2

berikut:

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 16

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Biro Perencanaan, Tahun 2017

Sasaran Kegiatan Indikator KinerjaSasaran Kegiatan Target

Peningkatan Koordinasi dan Pembinaan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan

1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemenrintah (AKIP)Sekretariat Jenderal (Nilai)

87

2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) 3,25

3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran,Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanaan (skala Likert 1-5)

4

Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2017

Pada PK Biro Perencanaan Tahun 2017 digunakan indikator kinerja sasaran kegiatan

dengan 1 (satu) jenis sasaran target yaitu maximize target (semakin tinggi

pencapaian dari target maka kinerja akan semakin baik). Ada 3 (tiga) indikator

kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan Tahun 2017, yaitu Nilai AKIP Sekretariat

Jenderal (Nilai) dengan target 87; Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan

(Nilai) dengan target 3,25; serta Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap Layanan

Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus

Perencanaan (skala likert 1-5) dengan target 4.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 17

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Metode Pengukuran Kinerja

Manajemen kinerja merupakan proses organisasi untuk membangun kesepakatan

bersama tentang apa yang ingin dicapai, apa ukuran pencapaiannya dan bagaimana

cara mencapainya. Manajemen kinerja organisasi akan selaras dengan strategi

organisasi di setiap tingkat jabatan di dalam organisasi.

Biro Perencanaan telah menetapkan kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran

keberhasilan kegiatan-kegiatan Biro Perencanaan pada Tahun 2017, berdasarkan

penilaian capaian melalui metode scoring, seperti berikut: (1) sangat berhasil

(capaian>100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60-

79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah

ditetapkan.

Tabel 3. Kriteria Capaian Berdasarkan Metode Scoring

No Nilai Scoring Keterangan

1 > 100% Sangat Berhasil

2 80 – 100% Berhasil

3 60 – 79% Cukup Berhasil

4 < 60% Kurang Berhasil

3.2. Pencapaian Kinerja

Biro Perencanaan telah menetapkan standar kinerja yang terdiri dari sasaran

kegiatan, indikator sasaran kegiatan serta target yang ingin dicapai Tahun 2017.

Standar kinerja tersebut telah diselaraskan dengan standar kinerja jangka menengah

seperti yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 18

2015-2019. Standar kinerja ini juga merupakan Perjanjian Kinerja Kepala Biro

Perencanaan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dalam mendukung

pencapaian kinerja Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2017.

Evaluasi kinerja Biro Perencanaan tidak hanya menganalisis perbandingan antara

target dengan realisasi kinerja, namun secara sistematis juga mencari akar

permasalahan atas pencapaian kinerja yang belum memenuhi harapan, serta

membandingkan pencapaian kinerja Tahun 2017 dengan kinerja beberapa tahun

sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya perbaikan kinerja Biro

Perencanaan sehingga peningkatan kinerja secara berkesinambungan (continuous

improvement) dapat terwujud. Pencapaian kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017

dapat dijabarkan pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Capaian Indikator Biro Perencanaan Tahun 2017

Sasaran Kegiatan

Indikator KinerjaSasaran Kegiatan Target Capaian %

Peningkatan Koordinasi dan Pembinaan Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanan

1. Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai)

87 76,34 87,74

2. Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai)

3,25 3,08* 94,77

3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi danpelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)

4 3 75

Sumber: Biro Perencanaan, Tahun 2017*) Nilai Prediksi Sementara dari Tim Evaluator Kemenpan dan RB Untuk Area Akuntabilitas Kementan Pada Saat Paparan Exit Meeting Evaluasi AKIP Kementan 2017, Tanggal 6 November 2017.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 19

Secara umum, pencapaian kinerja Biro Perencanaan dapat dikatakan berhasil (80-

100%), dengan capaian nilai rata-rata kinerja sebesar 85,84%. Detail pencapaian

masing-masing Indikator akan dibahas pada sub bab 3.3. (Evaluasi dan Analisis

Kinerja).

Dari aspek kuantitas dan kualitas indikator kinerja sasaran kegiatan yang digunakan,

jumlah indikator kinerja sasaran kegiatan yang digunakan Biro Perencanaan dalam 5

(lima) tahun terakhir semakin efisien. Biro Perencanaan Kementerian Pertanian

mampu mempertahankan kualitas indikator kinerja sasaran kegiatan pada Tahun

2016 dalam rangka peningkatan kinerja secara berkesinambungan. Kualitas indikator

kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan juga mengalami peningkatan.

Tentang aspek kualitas indikator kinerja, secara umum kualitas indikator kinerja

dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis indikator, yaitu lead indicators dan lag

indicators. Lead indicators adalah indikator kinerja yang relatif mudah, dimana

pencapaiannya cenderung berada dibawah kendali organisasi. Contoh lead indicators

adalah jumlah laporan, jumlah kegiatan dan jumlah sertifikat yang dikeluarkan.

Pencapaian indikator tersebut tergantung kepada kegiatan (process) yang dilakukan

organisasi, bukan kepada hasil (output) maupun dampak (outcome) yang dihasilkan

dari kegiatan tersebut. Sedangkan lag indicators adalah indikator kinerja yang

pencapaiannya berada diluar kendali organisasi, berbentuk hasil (output) atas suatu

aktifitas yang dilakukan atau dampak (outcome) atas hasil (output) yang dihasilkan

organisasi. Contoh lag indicators adalah nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal;

Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan; serta Tingkat Kepuasan Unit Eselon

I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan

sesuai siklus perencanaan. Berdasarkan tabel perbandingan jumlah dan kualitas

indikator kinerja sasaran kegiatan, seluruh indikator kinerja sasaran kegiatan Tahun

2017 adalah termasuk kedalam jenis Lag indicator. Sehingga, dengan jumlah

indikator yang semakin sedikit namun dengan kualitas indikator yang semakin tinggi

diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan kinerja di

lingkungan Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 20

3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja

Evaluasi kinerja dilakukan terhadap hasil pengukuran kinerja masing-masing

indikator kinerja yang terdapat dalam sasaran strategis Biro Perencanaan tahun

2017. Hasil evaluasi kinerja dari masing-masing indikator kinerja tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

3.3.1. Nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal

Dalam rangka mendukung nilai evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal agar dapat

mencapai target, Biro Perencanaan bertugas mengawal dan mengkoordinasikan agar

nilai Evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal yang akan diraih dapat sesuai dengan target

yang ditetapkan dalam PK, yaitu sebesar 87.

Evaluasi AKIP Tingkat Eselon I dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal yang

bertindak sebagai Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang didasarkan

kepada pencapaian atas lima komponen besar manajemen kinerja yang meliputi:

perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, pemanfaatan hasil

evaluasi, dan pencapaian sasaran kinerja. Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk

nilai dengan kisaran 0 s.d 100.

Nilai tersebut merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen

manajemen kinerja yang dievaluasi di 11 (sebelas) unit kerja lingkup Sekretariat

Jenderal, yaitu: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Biro Organisasi dan Kepegawaian,

Biro Hukum, Biro Kerjasama Luar Negeri, Biro Perencanaan, Biro Umum dan

Pengadaan, Biro Humas dan Informasi Publik, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman

dan Perizinan Pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Pusat

Perpustakaan dan penyebaran Teknologi Pertanian serta Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 21

Tabel 5. Capaian Kinerja Nilai AKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2017

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE

CAPAIAN(%)

Nilai AKIP Sekretariat Jenderal (Nilai) 87 76,34 87,74

Berdasarkan laporan hasil evaluasi atas SAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2017

yang dikeluarkan oleh Tim Evaluator Inspektorat Jenderal dengan Nomor Surat

R.22/PW.160/G/07/2017 tanggal 25 Juli 2017, unit kerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian memperoleh nilai AKIP sebesar 76,34. Mengacu pada

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi

SAKIP, nilai 76,34 setara dengan BB, yang termasuk kategori sangat baik,

akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang handal,

sehingga dapat dikatakan pencapaian indikator nilai AKIP Sekretariat Jenderal ini

Berhasil yakni sebesar 87,74%.

Jika dibandingkan dengan capaian nilai AKIP Sekretariat Jenderal tahun 2016,

capaian nilai AKIP Tahun 2017 ini mengalami peningkatan sebesar 3,17 poin atau

4,33 % jika dibandingkan dengan perolehan pada Tahun 2016 yaitu 73,17.

Jika dibandingkan dengan target akhir periode jangka menengah tahun 2019

sebesar 89, maka capaian tahun 2017 saat ini baru mencapai 82,21%. Maka

diperlukan upaya lebih keras dalam hal perbaikan kinerja agar target tahun 2019

dapat tercapai.

Permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya target indikator nilai AKIP

Sekretariat Jenderal Tahun 2016 berdasarkan 5 (lima) komponen besar manajemen

kinerja adalah sebagai berikut :

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 22

1. Perencanaan Kinerja

Penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, indikator dan target per tahun Renstra

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dan Renstra Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2015-2019 masih mengacu pada arah

kebijakan dan strategi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

seharusnya mengacu kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

2. Pengukuran kinerja

Di dalam pengukuran kinerja disajikan pembandingan data kinerja tahun ini

dengan realisasi tahun sebelumnya. Pengukuran Kinerja untuk Opini Laporan

Keuangan, Nilai AKIP dan Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian

menyajikan nilai tahun sebelumnya, seharusnya pengukuran kinerja dilakukan

antara target yang ditetapkan dengan data capaian kinerja pada tahun yang

sama.

3. Pelaporan Kinerja

Penetapan satuan target tidak konsisten antara Laporan Kinerja Setjen dengan

LAKIN Biro kerjasama Luar Negeri. Pada Laporan Kinerja Setjen disebutkan bawa

Persentase Tindak Lanjut Kerjasama Luar Negeri terealisasi 85% dari target 82%

namun berdasarkan LAKIN Biro KLN terealisasi 85% dari target 11 Laporan.

4. Evaluasi Kinerja

Belum terdapat perbaikan nyata yang dapat diientifikasi pada setiap periode

dibutuhkan, diantaranya hasil pengukuran (capaian) kinerja mulai dari setingkat

eselon IV ke atas belum dimanfaatkan sebagai dasar pemberian reward and

punishment.

5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi

Nilai yang dicantumkan sebagai capaian kinerja merupakan capaian kinerja TA

2015 seharusnya capaian kinerja yang dicantumkan adalah capaian kinerja TA

2016.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 23

Secara lebih singkat tidak tercapainya target indikator nilai AKIP Sekretariat Jenderal

dapat dijelaskan melalui analisis Fishbone sebagai Gambar berikut :

Gambar . Analisis Fishbone Tidak Tercapainya Nilai AKIP Setjen 2017

Untuk mengatasi permasalahan yang ada maka Itjen merekomendasi beberapa hal

sebagai berikut:

1. Agar melakukan revisi atas visi, misi, tujuan, sasaran, indikator, dan target

pertahuan yang ditetapkan dalam Renstra Pusat Perpustakaan dan Penyebaran

Teknologi Pertanian serta Renstra Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

TA 2015-2019 mengacu arah kebijakan dan strategi Sekretariat Jenderal

Kementerian pertanian.

2. Dalam melakukan pengukuran kinerja agar berdasarkan data kinerja pada tahun

yang sama.

3. Penetapan satuan target agar dilakukan secara konsisten dan melakukan revisi

revisi atas satuan target pada Biro kerjasama Luar Negeri.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 24

4. Pada Evaluasi Kinerja agar hasil pengukuran kinerja dari Eselon IV ke atas

dimanfaatkan sebagai dasar reward and punishment.

5. Merevisi Laporan Kinerja TA 2016 setelah mendapatkan nilai beberapa indikator

kinerja dari pihak eksternal (BPK dan KemenPAN dan RB).

Atas hasil evaluasi Inspektorat Jenderal atas AKIP Sekretariat Jenderal tersebut, Biro

Perencanaan telah memberikan tanggapan dan menindaklanjuti beberapa catatan

tersebut sebagaimana Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Rekomendasi Inspektorat Jenderal dan Tindak Lanjut

No Rekomendasi Itjen Tindak lanjut1 Agar melakukan revisi atas visi, misi, tujuan, sasaran,

indikator, dan target pertahun yang ditetapkan dalam Renstra Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian serta Renstra Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA 2015-2019

Sudah dilakukan revisi Renstra Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dan Rensrta Pusat Sosial Ekonomi Kebijakan Pertanian TA 2015-2019

2 Pengukuran kinerja agar berdasarkan data kinerja pada tahun yang sama.

Pada Laporan Kinerja Setjen sudah direvisi dengan membandingkan antara target dengan data kinerja pada tahun yang sama.

3 Penetapan satuan target agar dilakukan secara konsisten dan melakukan revisi atas satuan target pada Biro Kerjasama Luar Negeri.

Biro Kerjasama Luar Negeri sudah melakukan revisi atas satuan target

4 Agar hasil pengukuran kinerja dari Eselon IV ke atas dimanfaatkan sebagai dasar Reward and Punishment

Saat ini Reward and Punishment di Kementan pada kenyataannya sudah diberlakukan di lingkungan Kementan. Karyawan Kementan yang berkinerja baik memiliki peluang untuk promosi ke jenjang jabatan yang lebih tinggi, Eselon 3 atau Eselon 4. Sedangkan untuk level Eselon 1 dan Eselon 2 pola karier terbuka melalui sistem lelang jabatan. Dan bahkan pejabat Eselon 1 dan 2 yang sudah menduduki jabatan pun menandatangani kontrak kinerjayang harus dicapai

5 Merevisi Laporan Kinerja TA 2016 setelah mendapatkan nilai beberapa indikator kinerja dari pihak eksternal (BPK dan MenPan RB).

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal 2017 sudah direvisi

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 25

3.3.2.Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan

Pemerintah telah menjalankan program reformasi birokrasi nasional sejak tahun

2010. Hingga saat ini pelaksanaan reformasi birokrasi nasional telah memasuki

tahap kedua yang ditandai dengan disusunnya Road Map Reformasi Birokrasi 2015-

2019 melalui Peraturan Menteri PAN dan RB No. 11 Tahun 2015. Dalam Road Map

tersebut ditetapkan 3 (tiga) sasaran dan 8 (delapan) area perubahan reformasi

birokrasi 2015-2019. Ketiga sasaran Reformasi Birokrasi adalah: 1.) Birokrasi yang

bersih dan akuntabel; 2.) Birokrasi yang efektif dan efisien; serta 3.) Birokrasi yang

memiliki pelayanan publik berkualitas.

Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi birokrasi tersebut diatas, ditetapkan 8

(delapan) area perubahan reformasi birokrasi, yaitu: 1.) Mental Aparatur; 2.)

Pengawasan; 3.) Akuntabilitas; 4.) Kelembagaan; 5.) Tata Laksana; 6.) SDM

Aparatur; 7.) Peraturan Perundang-undangan; dan 8.) Pelayanan Publik.

Salah satu area perubahan yang menjadi indikator kinerja sasaran kegiatan Biro

Perencanaan adalah Nilai Penguatan Akuntabilitas Kementan. Biro Perencanaan

bertugas mengawal agar nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan yang

diperoleh sesuai dengan target yang ditetapkan, yaitu nilai 3,5. Nilai Penguatan

akuntabilitas kinerja Kementan dievaluasi dan dikeluarkan oleh Kementerian PAN

dan RB.

Tabel 7. Capaian Kinerja Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan 2017

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE

CAPAIAN(%)

Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja Kementan (Nilai) 3,25 3,08* 94,77

Keterangan : *) Hasil Sementara Evaluasi AKIP Kementan 2017 (Exit Meeting)

Penyampaian nilai evaluasi AKIP Kementerian dan Lembaga oleh Kementerian

PAN dan RB umumnya selalu dikeluarkan dan diumumkan ke publik pada kisaran

akhir Desember atau awal Januari. Namun demikian sampai dengan pekan ketiga

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 26

Januari 2018, pihak Kementerian PAN dan RB belum menyampaikan dan

mengumumkan hasil evaluasi AKIP Kementerian dan Lembaga. Sehingga

berdampak terhadap belum diperolehnya Nilai Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Kementan.

Namun demikian, pada bulan November 2017, pihak Kementerian PAN dan

RB sudah melakukan pemaparan exit meeting atas hasil sementara evaluasi AKIP

Kementan 2017 dengan seluruh jajaran Kementan yang dipimpin langsung oleh

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian. Dalam pemaparan exit meeting

tersebut, pihak Kementerian PAN dan RB mengeluarkan angka perkiraan sementara

nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan 2017, yaitu sebesar 3,08, atau naik

sebesar 0,08 poin dari nilai penguatan akuntabilitas kinerja Kementan 2016 yang

sebesar 3.

Berdasarkan nilai perkiraan dari Kementerian PAN dan RB tersebut, dimana area

Penguatan Akuntabilitas diperkirakan akan mencapai nilai 3,08 maka target capaian

penguatan akuntabilitas kinerja Kementan tidak tercapai 100%, hanya 94,77 %,

karena target indikator kinerja sasaran kegiatan Biro Perencanaan 2016 adalah 3,25.

Terdapat beberapa catatan dari Tim Evaluator Kemenpan dan RB atas hasil

sementara evaluasi AKIP Kementan 2017, khususnya pada Area Penguatan

Akuntabilitas Kementerian Pertanian Tahun 2017 :

1. Rumusan Tujuan/sasaran kinerja belum sepenuhnya berorientasi hasil dan

mampu menggambarkan isu strategis dalam pertanian yang akan diselesaikan.

2. Belum sepenuhnya ada keselarasan indikator sasaran dan target kinerja di

tingkat instansi hingga ke tingkat eselon IV.

3. Indikator kinerja belum sepenuhnya memenuhi kriteria SMART, dan belum

menyampaikan informasi mengenai penjelasan atau formulasi atas ukuran

kinerja.

4. Belum melakukan evaluasi program yang mampu menentukan program kegiatan

yang merupakan cara pencapaian sasaran yang paling efisien dan efektif.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 27

Dalam rangka merespon secara cepat atas catatan dari Kementerian PAN dan RB

tersebut terkait area akuntabilitas Nomor 1 sampai 3 tersebut diatas, Kementerian

Pertanian segera melakukan langkah-langkah strategis, khususnya dalam upaya

menyusun dan memperbaiki aspek perencanaan kinerja, dengan merevisi Indikator

Kinerja Utama yang ada menjadi Indikator Kinerja Utama yang berprinsip SMART,

mulai dari level 0 sampai level 4, yang selanjutnya diatur secara legal formal melalui

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 68/Permentan/RC.020/12/2016 Tentang

Indikator Kinerja Utama Tahun 215-2019 di Lingkungan Kementerian Pertanian.

Sedangkan respon jawaban atas catatan evaluator Kemenpan RB Nomor 4, terkait

pelaksanaan evaluasi terhadap program yang berjalan, pada hakikatnya seluruh

elemen di Kementerian Pertanian yang gongnya dimulai dari Menteri Pertanian,

sudah melakukan reviu dan evaluasi program strategis secara berkala, khususnya

Gambar 5. Salinan Peraturan Menteri Pertanian Tentang IKU di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 28

evaluasi capaian terkait program-program Kementan yang dirancang untuk

mewujudkan peningkatan produksi komoditas pertanian strategis, diantaranya: 1)

UPSUS Padi, jagung dan kedelai, 2) Upsus Bawang Merah dan Cabe, dan 3) Upsus

SIWAB. Evaluasi Program tersebut dilaksanakan secara periodik, seperti saat forum

RAPIM A dan RAPIM B, dimana seluruh progres capaian produksi, capaian fisik dan

capaian program lainnya direviu oleh Menteri Pertanian dan Pimpinan Eselon I lain.

3.3.3. Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan,Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan Sesuai Siklus Perencanaan(skala likert 1-5)

Biro Perencanaan dituntut untuk mewujudkan peningkatan kualitas terhadap

layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan yang cepat,

tepat, transparan, dan akuntabel. Sebagai unit kerja yang melakukan

pengkoordinasian perencanaan serta memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai

arah kebijakan dan peraturan perundang-undangan, Biro Perencanaan

membutuhkan SDM yang memadai dan kompeten serta membutuhkan dukungan

dari seluruh unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Eselon I lingkup

Kementerian Pertanian.

Indikator ketiga ini mulai diterapkan pada Tahun 2016 melalui pengukuran

capaian atas persentase tingkat kepuasan kualitas terhadap layanan perencanaan,

anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan. Target kepuasan yang ditetapkan

adalah 4 poin. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuisioner ke seluruh unit kerja

tingkat Eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian. Kuisioner yang diajukan terdiri

dari 29 (dua puluh sembilan) pertanyaan dengan metode penilaian menggunakan

skala likert yang terdiri dari 5 (lima) kategori, antara lain: Kualitas pelayanan

perencanaan program/kebijakan; perencanaan anggaran; perencanaan wilayah;

serta evaluasi dan pelaporan.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 29

Tabel 8. Capaian Kinerja Tingkat Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Perencanaan, Anggaran, Perwilayahan, Evaluasi dan Pelaporan 2017

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE

CAPAIAN(%)

Tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan sesuai siklus perencanaan (skala likert 1-5)

4 3 75

Pada akhir tahun 2017, Biro Perencanaan menyebarkan kuesioner untuk

mengukur tingkat kepuasan terhadap layanan Biro Perencanaan. Kuesioner tersebut

disebar ke seluruh stakeholder lingkup Eselon I Kementan, untuk mengetahui

bagaimana respon dan tanggapan seluruh stakeholder terkait terhadap layanan

yang diberikan oleh Biro Perencanaan selama ini. Isian kuesioner dari seluruh

stakeholder selanjutnya direkapitulasi dan diolah dengan metode penghitungan

average.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode penghitungan average,

dari responden yang mengisi kuesioner layanan biro perencanaan adalah sebanyak

184 responden. Hasil analisis tingkat Kepuasan Unit Eselon I terhadap layanan

perencanaan, anggaran, perwilayahan, evaluasi dan pelaporan Tahun 2017, dari

target indikator kinerja nilai 4 poin memperoleh nilai sebesar 3 poin. Capaian

indikator kinerja ini belum mencapai target yang telah ditetapkan (75%). Hasil dari

survei dapat menjadi dasar evaluasi bagi Biro Perencanaan untuk dapat melakukan

perbaikan sekaligus peningkatan kualitas layanan pada tahun berikutnya.

Jumlah Responden keseluruhan adalah 184 responden, terdiri dari 12 Eselon I

lingkup Kementerian Pertanian, dengan rincian jumlah responden sebagai berikut :

1) Ditjen Tanaman Pangan 17 responden, 2) Ditjen Hortikultura 7 responden, 3)

Ditjen Perkebunan 14 responden, 4) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 14

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 30

responden, 5) Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 5 responden, 6) Badan

Karantina Pertanian 1 responden, 7) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

26 responden, 8) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian 7 responden, 9) Badan Ketahanan Pangan 6 responden, 10) Inspektorat

Jenderal 2 responden, 11) Sekretariat Jenderal 21 responden, dan tanpa

mencantumkan identitas 64 responen.

Secara keseluruhan, ke-184 responden rata-rata memberikan penilaian 3 (skala

likert 1-5). Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan Biro Perencanaan terhadap

Eselon I cukup puas.

3.4. Pengelolaan Anggaran

Dalam rangka pengelolaan anggaran Biro Perencanaan Tahun 2017, telah

dilakukan pembinaan dan sosialisasi pelaksanaan anggaran mengacu pada

peraturan-peraturan yang berlaku.

Tabel 9. Realisasi Anggaran Biro Perencanaan 2017 (per 31 Desember 2017)

BARANG MODAL BARANG MODAL Rp. % Rp. %1 2 3 4 5 = (3+4) 6 7 8 = (6+7) 9 10 11 12 = (5-8) 13

1 P. Wilayah 8,531,090,000 365,850,000 8,896,940,000 8,448,328,203 364,162,450 8,812,490,653 99.05 93.88 98.63 84,449,347 0.95

2 KP 8,938,800,000 284,350,000 9,223,150,000 8,899,702,861 282,108,000 9,181,810,861 99.55 94.96 99.24 41,339,139 0.45

3 Anggaran 17,280,130,000 171,350,000 17,451,480,000 17,239,397,685 169,067,825 17,408,465,510 99.75 95.21 99.66 43,014,490 0.25

4 EP 8,869,730,000 88,200,000 8,957,930,000 8,819,239,831 87,482,000 8,906,721,831 99.43 95.08 98.99 51,208,169 0.57

43,619,750,000 909,750,000 44,529,500,000 43,406,668,580 902,820,275 44,309,488,855 99.51 94.87 99.23 220,011,145 0.49JUMLAH

NO BAGIAN PAGU BELANJA TARGET NOV

SISA ANGGARANTARGET DES

TOTAL PAGU ANGGARAN

REALISASI BELANJA TOTAL REALISASI

Dari anggaran sebesar Rp. 44.529.500.000,- dengan realisasi sampai dengan

posisi 31 Desember 2017 mencapai sebesar Rp. 44.309.488.855,- atau sebesar

99,51% dengan rincian anggaran per bagian sebagai berikut:

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 31

1) Bagian Perencanaan Wilayah, dengan pagu anggaran sebesar

Rp. 8.896.940.000,- dengan realisasi Rp. 8.812.490.653,- (99,05%);

2) Bagian Kebijakan Program, dengan pagu anggaran sebesar

Rp. 9.223.150.000,- dengan realisasi Rp. 9.181.810.861,- (99,55%);

3) Bagian Anggaran, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 17.451.480.000,-

dengan realisasi anggaran Rp. 17.4078.465.510,- (99,757%); dan

4) Bagian Evaluasi dan Pelaporan, dengan pagu anggaran sebesar

Rp. 8.957.930.000,- dengan realisasi Rp. 9.906.721.831,- (99,43%)

Apabila dibandingkan dengan Tahun 2016, dimana alokasi anggaran sebesar

Rp 51.228.518.000,- dengan realisasi sampai dengan posisi 31 Desember 2016

mencapai sebesar Rp 46.527.542.159,- (90,82%), dan apabila dibandingkan adanya

penambahan dari "BLOKIR (SELF BLOCKING)", realisasi anggaran posisi 31

Desember 2016 mencapai Rp. 49.527.542.159,- (96,68%) maka kinerja realisasi

anggaran Biro Perencanaan Tahun 2017 mengalami kenaikan 2,57% dari tahun

sebelumnya.

3.5. Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Anggaran

Capaian realisasi anggaran Kementerian Pertanian pada tahun 2017 tersebut, jika

dikaitkan dengan analisis efisiensi sumberdaya anggaran, yang mengacu

kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 Tentang Pengukuran

dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga (PMK 249/2011), Capaian Kinerja Pelaksanaan Anggaran Biro

Perencanaan tahun 2017 dapat dilihat sebagaimana Gambar berikut :

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 32

Gambar 6. Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Biro Perencanaan 2017Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011

Berdasarkan Gambar 8 diatas, nilai pencapaian kinerja Biro Perencanaan pada

tahun 2017 adalah sebesar 84,40 atau termasuk kedalam kategori baik.

Persentase capaian kinerja anggaran Biro Perencanaan tahun 2017

berdasarkan aplikasi monev kinerja anggaran PMK 249/2011 diatas, secara singkat

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Persentase capaian kinerja dalam hal penyerapan anggaran adalah 99,25%.

2. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan Dana

(RPD) Awal adalah 100,00%.

3. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan Dana

(RPD) Revisi adalah 100,00%.

4. Persentase capaian kinerja dalam hal pencapaian keluaran adalah 97,22%.

5. Persentase capaian kinerja dalam hal efisiensi adalah -0,03%.

Selanjutnya untuk analisis efisiensi sumberdaya anggaran berdasarkan PMK

249/2011 maka dilakukan penghitungan nilai efisiensi anggaran dengan

menggunakan rumus penghitungan sebagaimana berikut :

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 33

NE = 50% + (E/20 x 50)

Dimana :

NE = Nilai Efisiensi

E = Efisiensi

Persentase capaian kinerja Biro Perencanaan tahun 2017 dalam hal efisiensi adalah

mencapai -0,03%. Maka penghitungan koefisien Nilai Efisiensinya adalah :

NE = 50% + (-0,03%/20 x 50)

= 0,5 + (0,00075 x 50)

= 0,5 + 0,0375

= 0,537 atau 53,7%

3.6. Permasalahan

Meskipun capaian Indikator Kinerja sudah banyak yang telah memenuhi

target yang ditetapkan, namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi,

diantaranya :

1. IKU Kementan baru hasil revisi 2017, telah mulai diimplementasikan mulai tahun

2018 ini. Diperlukan waktu untuk berproses dan beradaptasi dalam implementasi

IKU Kementan yang baru ini, khususnya untuk aspek yang berkaitan dengan

penentuan inisiatif strategi dan pendetilan IKU yang selanjutnya dituangkan ke

dalam RKAKL 2018, serta penguatan Sistem Informasi Kinerja yang terintegrasi.

3.7. Rekomendasi

Memperhatikan capaian dan kendala yang dihadapi saat ini, rekomendasi

untuk perbaikan ke depan agar dilakukan antara lain :

1. Lebih meningkatkan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkup

Sekretariat Jenderal maupun di lingkup Kementerian Pertanian kaitannya

dengan implementasi IKU Kementan yang baru direvisi tersebut.

* Catatan :

Rumus nilai efisiensi diperoleh dengan asumsi bahwa nilai minimal yang dicapai K/L dalam formula efisiensi sebesar -20% dan nilai maksimalnya sebesar 20%. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi skala efisiensi agar diperoleh range nilai yang berkisar 0% sampai dengan 100%.

Laporan Kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 34

BAB V

PENUTUP

Capaian kinerja Biro Perencanaan Tahun 2017 disimpulkan antara lain bahwa dari

target beberapa indikator kinerja, target yang ditetapkan sudah dapat dicapai,

dengan rata-rata pencapaian 85,83 %. Hal ini ini menggambarkan bahwa kinerja

Biro Perencanaan Tahun 2017 dikatakan berhasil. Alokasi anggaran yang tersedia

untuk mendukung kelancaran pelaksanaan di Biro Perencanaan adalah sebesar Rp

44.529.500.000,- dengan realisasi sampai dengan posisi 31 Desember 2017

mencapai sebesar Rp 44.309.488.855,- (99,25%). Kinerja realisasi keuangan Tahun

2017 mengalami kenaikan dari tahun 2016 sebelumnya yaitu realisasi anggaran

mencapai Rp. 49.527.542.159,- (96,68%).

Dari hasil analisis efisiensi pemanfaatan sumberdaya anggaran, berdasarkan aplikasi

monev kinerja anggaran PMK 249/2011, nilai efisiensi Biro Perencanaan mencapai

53,7%.

Memperhatikan kendala yang dihadapi dan rekomendasi sebagaimana

diuraikan pada Bab III, serta dalam rangka meningkatkan capaian kinerja Biro

Perencanaan Tahun 2017, rencana tindak lanjut yang akan dilakukan antara lain

Lebih meningkatkan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkup Sekretariat

Jenderal maupun di lingkup Kementerian Pertanian kaitannya dengan implementasi

IKU Kementan yang baru direvisi tersebut.

< oo0oo >