lakin 2014
TRANSCRIPT
Direktorat Jenderal Perkebunan
KATA PENGANTAR
Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat kepada semua pihak yang terkait dengan pembangunan perkebunan sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010.
Dalam laporan kinerja ini disajikan informasi berupa capaian-capaian kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting sesuai dokumen Penetapan Kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun waktu tahun 2013.
Capaian kinerja tahun 2013 menambah keyakinan kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan bahwa pelaksanaan pembangunan perkebunan tahun 2013 telah berjalan sesuai dengan jalur yang benar.
Laporan kinerja Tahun 2013 ini tersusun dari kompilasi capaian-capaian dari seluruh satker yang berjumlah 138 satker yang tersebar di Seluruh Indonesia serta kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih, semoga dokumen ini bermanfaat sebagai landasan dalam pembangunan perkebunan selanjutnya.
Jakarta, Maret 2014 Direktur Jenderal Perkebunan,
Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 19560728 198603 1 001
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................ i DAFTAR ISI .................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... viii I. PENDAHULUAN .......................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................... 1 1.2. Tujuan ............................................................. 3 1.3. Sasaran ............................................................ 4 1.4. Ruang Lingkup .................................................... 4
II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN . 5
2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 ........................................................ 5
2.2. Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 ............ 6 2.2.1. Startegi Umum ......................................... 6 2.2.2. Strategi Khusus ......................................... 10
2.2.2.1. Strategi Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan ............... 10
2.2.2.2. Strategi Pengembangan Komoditas ..... 11 2.2.2.3. Strategi Peningkatan Dukungan
Terhadap Sistem Ketahanan Pangan .... 13 2.2.2.4. Strategi Investasi Usaha Perkebunan ... 14 2.2.2.5. Startegi Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Perkebunan ...... 15 2.2.2.6. Strategi Pengembangan Sumberdaya
Manusia ...................................... 15 2.2.2.7. Strategi Pengembangan Kelembagaan
dan Kemitraan Usaha ...................... 17 2.2.2.8. Strategi Pengembangan Dukungan
Terhadap Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup .......................... 18
2.3. Target Menteri Pertanian ....................................... 19 2.3.1. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2010-
2014 ...................................................... 19 2.3.2. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2013 .... 20
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 ii
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.4. Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2013 ........................................................ 21 2.4.1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . 21 2.4.2. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . 22 2.4.3. Fokus Kegiatan Utama Pembangunan Perkebunan
Tahun 2013 .............................................. 23
III. KONTRIBUSI PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL............................................. 24 3.1. Indikator Makro Pembangunan Perkebunan .................. 24
3.1.1. Produk Domestik Bruto (PDB) .......................... 25 3.1.2. Kesempatan Kerja di Sektor Perkebunan ............ 26 3.1.3. Investasi Pembangunan Perkebunan .................. 26 3.1.4. Neraca Perdagangan Komodita Perkebunan ......... 26 3.1.5. Nilai Ekspor ............................................... 27 3.1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat ....... 27 3.1.7. Pendapatan Pekebun .................................... 28
3.2. Indikator Mikro Pembangunan Perkebunan .................. 28 3.2.1. Luas Areal ................................................. 28 3.2.2. Produksi ................................................... 30 3.2.3. Produktivitas ............................................. 34
IV. KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
TAHUN 2013 ............................................................. 35 4.1. Capaian Kinerja Fisik Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2013 ........................................................ 35 4.1.1. Capaian Kinerja Direktur Jenderal Perkebunan
Tahun 2013 ............................................... 36 4.1.1.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan
Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 38 4.1.1.2. Capaian Kinerja Terhadap Capaian
Kinerja Tahun 2012 ........................ 39 4.1.1.3. Capaian Kinerja Terhadap Sasaran
RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............ 40
4.1.2. Capaian Kinerja sesuai Penetapan Kinerja Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 ................... 41 4.1.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan
Penyegar ..................................... 41
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 iii
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.1.1. Capaian Kinerja Terhadap
Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 41
4.1.2.1.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 43
4.1.2.2. Direktur Tanaman Semusim .............. 44 4.1.2.2.1. Capaian Kinerja Terhadap
Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 45
4.1.2.2.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 46
4.1.2.3. Direktur Tanaman Tahunan ............... 47 4.1.2.3.1. Capaian Kinerja Terhadap
Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 48
4.1.2.3.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 49
4.1.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha ......................................... 51 4.1.2.4.1. Capaian Kinerja terhadap
Penetapan Kinerja/Rencana kinerja Tahunan 2013 ........ 51
4.1.2.4.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 53
4.1.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan ...... 54
4.1.2.5.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 54
4.1.2.5.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 55
4.1.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan ................................. 56
4.1.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) ......... 57
4.2. Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2013 ....................... 58 4.2.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan
Utama Tahun 2013 ..................................... 60 4.2.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 iv
Direktorat Jenderal Perkebunan
Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar .. 61
4.2.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim .................. 64
4.2.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan ................... 66
4.2.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan ..... 69
4.2.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan .... 72 4.2.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya .............................. 74 4.2.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan
Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan ........... 76
4.2.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker Tahun 2013 ................................ 78
4.2.3. Capaian Kinerja Atas Kegiatan yang Dipantau oleh UKP4 ............................................... 96
V. KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT
5.1. Permasalahan yang Dihadapi ................................... 97 5.1.1. Administrasi ............................................. 98 5.1.2. Teknis .................................................... 99
5.1.2.1. Perencanaan ................................ 99 5.1.2.2. Pengorganisasian ........................... 100 5.1.2.3. Pelaksanaan ................................. 101 5.1.2.4. Pengawasan ................................. 103
5.2. Rencana Aksi dan upaya Penyelesaian ........................ 103 5.2.1. Administrasi ............................................. 103 5.2.2. Teknis .................................................... 105
5.2.2.1. Perencanaan ................................ 105 5.2.2.2. Pengorganisasian ........................... 105 5.2.2.3. Pelaksanaan ................................. 107 5.2.2.4. Pengawasan ................................. 109
VI. PENUTUP ................................................................. 110
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 v
Direktorat Jenderal Perkebunan
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 ....................................... 25 Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2012 – 2013 .............................. 29 Tabel 3. Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun 2009 – 2013 .............................. 31 Tabel 4. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2009 – 2013 .............................................. 34 Tabel 5. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2013 ...................... 39 Tabel 6. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar Tahun 2013 .......................................... 43 Tabel 7. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun
2013 .............................................................. 46 Tabel 8. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun
2013 .............................................................. 49 Tabel 9. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan
Usaha Tahun 2013 .............................................. 52 Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan
Tahun 2013 ...................................................... 55 Tabel 11. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya, dan Ambon
Tahun 2013 ...................................................... 58 Tabel 12. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2013 per Eselon I
di Lingkup Kementerian Pertanian .......................... 59 Tabel 13. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama
Tahun 2013 ...................................................... 61
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 vi
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 14. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013 .............. 63
Tabel 15. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2013 .......................................... 65
Tabel 16. Rincian Realisasi Serapan Anggaran dan Fisik Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013 ...................................................... 68 Tabel 17. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan Tahun 2013 ....................................... 71 Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2013 ......... 74 Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Tahun 2013 .............................. 75
Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2013 ...................................................... 77
Tabel 21. Kinerja Satker Berdasarkan Kriteria Nilai .................. 80 Tabel 22. Capaian Serapan Anggaran Masing-Masing Satker
Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 .... 80 Tabel 23. Capaian Serapan Anggaran Masing-masing Satker
Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013 .... 83
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 vii
Direktorat Jenderal Perkebunan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan produksi,
produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2013 ..................................... 112
Lampiran 2. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,
produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2013 ......................................................... 122
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013 ......................................................... 128
Lampiran 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Penanganan
Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2013 ...... 145 Lampiran 5. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Perlindungan
Perkebunan Tahun 2013 ................................. 154 Lampiran 6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
2013 yang Dimonitor Oleh UKP4 ........................ 165
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 viii
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang
secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan
penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, secara ekonomi perkebunan
berfungsi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; secara
ekologi berfungsi meningkatkan konservasi tanah dan air, penyerap
karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan lindung dan
secara sosial budaya berfungsi sebagai perekat dan pemersatu
bangsa.
Secara karakteristik perkebunan dapat ditinjau dari berbagai
aspek antara lain dari jenis komoditas, hasil produksi dan bentuk
pengusahaannya. Dari aspek komoditas, perkebunan terdiri dari 127
jenis tanaman, berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim
dengan areal sebaran mulai dataran rendah sampai dataran tinggi.
Ditinjau dari aspek produksi, hasil produksi perkebunan merupakan
bahan baku industri, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Apabila ditinjau dari bentuk pengusahaannya, usaha
perkebunan terdiri atas perkebunan besar negara (5%), perkebunan
besar swasta (24%) dan perkebunan rakyat (71%).
Bab 1
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 1
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tujuan pembangunan perkebunan sebagaimana dituangkan
dalam UU Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan adalah untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan
dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja; meningkatkan
produktivitas, nilai tambah dan daya saing; memenuhi kebutuhan
konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan
mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan.
Pembangunan perkebunan ke depan dihadapkan kepada
berbagai tantangan, seperti terjadinya berbagai perubahan dan
perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta berbagai
persoalan yang mendasar seperti adanya tekanan globalisasi dan
liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi,
semakin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, terjadinya
perubahan iklim global, kecilnya kepemilikan dan status lahan,
masih terbatasnya kemampuan sistem perbenihan nasional,
terbatasnya akses petani terhadap permodalan, masih lemahnya
kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta kurang
harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan
perkebunan.
Perubahan paradigma pembangunan perkebunan yang
dilakukan melalui pendekatan otonomi daerah oleh provinsi dan
kabupaten dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan,
membawa konsekuensi perubahan kewenangan dan fasilitasi
pelaksanaan pembangunan perkebunan antara pemerintah provinsi
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 2
Direktorat Jenderal Perkebunan
dan kabupaten/kota, yang berdampak pada jauhnya rentang kendali
antara pusat, provinsi dan kabupaten, yang pada akhirnya
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran program dan
kebijakan pembangunan perkebunan dan kinerja Direktorat Jenderal
Perkebunan secara umum.
Untuk melihat keefektifan, keefisienan dan keekonomian
pelaksanaan kegiatan pembangunan perkebunan diperlukan
pengukuran capaian kinerja, baik terhadap sasaran makro, sasaran
mikro maupun penetapan kinerja yang merupakan kontrak kinerja
antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian pada
tahun 2013. Oleh karenanya, laporan ini akan menggambarkan
kinerja pembangunan perkebunan tahun 2013 secara utuh, baik yang
pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD)
maupun yang bersumber dari dana masyarakat.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 mengamanatkan agar
setiap institusi termasuk Direktorat Jenderal Perkebunan untuk
melakukan pengukuran kinerja atas satker-satker di jajarannya
dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2013.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target kinerja
dan realisasi kinerja.
1.2. Tujuan
Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013
ini disusun dengan tujuan untuk dapat memberikan informasi dan
gambaran secara utuh terhadap capaian-capaian kinerja
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 3
Direktorat Jenderal Perkebunan
pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator
mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting
Direktorat Jenderal Perkebunan, dan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun
waktu tahun 2013.
1.3. Sasaran
Sasaran laporan kinerja ini adalah memberikan gambaran
capaian kinerja pembangunan perkebunan secara utuh dan jelas
pada tahun 2013 kepada seluruh pemangku kepentingan yang terkait
dengan perkebunan.
1.4. Ruang Lingkup
Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013
ini menyajikan capaian kinerja makro (PDB, keterlibatan tenaga
kerja, investasi, neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani,
ekspor dan NTP), kinerja mikro (luas areal, produksi dan
produktivitas) dan penetapan kinerja (kegiatan yang dibiayai dengan
APBN tahun 2013).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 4
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013
Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan
pembangunan pertanian periode 2010-2014, dalam menjalankan
tugas pelaksanaan pembangunan perkebunan di Indonesia,
Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan
menjadi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-2014
yang dibedakan menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis
pembangunan perkebunan tahun 2010-2014.
Karena tahun 2013 merupakan bagian dari Renstra tahun
2010-2014, maka Kebijakan Umum pembangunan perkebunan
adalah: Mensinergikan seluruh sumberdaya perkebunan dalam
rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah,
produktivitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif
masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang
berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta
didukung dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Adapun
Kebijakan Teknis pembangunan perkebunan yang merupakan
penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu:
Meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM,
kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan
sesuai kaidah pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
Bab 2
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 5
Direktorat Jenderal Perkebunan
dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen
perkebunan.
2.2. Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2013
2.2.1. Strategi Umum
Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan,
serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan
selama periode 2010-2014, strategi pembangunan pertanian tahun
2010-2014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi
strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Sehingga
untuk tahun 2013, strategi umum pembangunan perkebunan
mengacu 7 (tujuh) komponen gema revitalisasi dengan
penjelasannya secara garis besar sebagai berikut:
1). Revitalisasi lahan
Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai
baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat
fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar
tanaman harus dijaga kelestariannya agar sistem produksi dapat
berjalan secara berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu
mendapat perhatian secara serius dalam revitalisasi lahan
adalah: ketersediaan, kesuburan atau pengelolaan, status dan
kepemilikan lahan pertanian, dan ketersediaan air pertanian.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 6
Direktorat Jenderal Perkebunan
2). Revitalisasi perbenihan
Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan
benih dan bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat
fundamental. Perpaduan antara lahan yang subur dengan
benih/bibit yang unggul akan memproduksi/melahirkan produksi
yang unggul. Secara historis peran benih unggul telah dibuktikan
pada saat keberhasilan dalam peningkatan produksi pada era
Revolusi Hijau di tahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada
beras dan jagung yang dicapai baru-baru ini juga karena
penggunaan benih unggul. Dengan demikian untuk mencapai dan
mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka
perangkat perbenihan/ perbibitan harus kuat.
3). Revitalisasi infrastruktur dan sarana
Jalan usaha tani sangat penting dalam meningkatkan efisiensi
usahatani terutama dalam hal pengangkutan sarana produksi dan
hasil panen. Upaya untuk membuat jalan usahatani dan jalan
tingkat desa perlu terus dilakukan. Untuk hal ini koordinasi
dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan pemerintah setempat
sangat diperlukan terutama untuk membuka akses ke daerah
sentra produksi pertanian.
4). Revitalisasi sumberdaya manusia
Manusia merupakan sumberdaya yang sangat vital karena
merupakan pelaku utama pembangunan, termasuk pertanian.
Tanpa pelaku yang handal dan berkompeten, maka pembangunan
pertanian tidak dapat berjalan secara optimal. Kementerian
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 7
Direktorat Jenderal Perkebunan
Pertanian mengembangkan berbagai kegiatan bagi peningkatan
sumberdaya manusia pertanian melalui pendidikan, pelatihan,
magang, dan sekolah lapang. Pembinaan dan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia ini diperuntukkan bagi petani dan
aparatur pertanian.
5). Revitalisasi pembiayaan petani
Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah ke
bawah adalah akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan
karena masalah klasik yaitu tidak adanya jaminan/agunan yang
dipersyaratkan perbankan. Pada kondisi ini petani terpaksa
berhubungan dengan rentenir yang sudah barang tentu dengan
bunga yang sangat mencekik. Untuk memperbaiki kendala ini
maka upaya-upaya yang selama ini dilakukan perlu diteruskan
seperti penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses
administrasi seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim
baru yang lebih mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi
mikro di pedesaan; melakukan koordinasi dengan instansi di
pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam
mengakses sumber pembiayaan koperasi termasuk skim
pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali
koperasi khusus di bidang pertanian.
6). Revitalisasi kelembagaan petani
Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia
(petani) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan
yang cukup besar. Selain itu juga sangat berhubungan erat
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 8
Direktorat Jenderal Perkebunan
dengan sumber inovasi teknologi dan informasi pasar mulai dari
hulu sampai hilir. Dengan karakteristik seperti ini maka untuk
mempermudah melakukan koordinasi sangat diperlukan
kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka
dengan mudah melakukan koordinasi diantara mereka dan antara
kelompok. Demikian juga melalui kelompok mereka akan
menjadi kuat untuk bisa mengakses pasar dan informasi.
7). Revitalisasi teknologi dan industri hilir
Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan
industri hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya
dalam rangka penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk,
obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan,
pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan pengelolaan limbah
kebun menjadi suatu produk bermanfaat; mempercepat
diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan
pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian
lapangan dan kelembagaan petani; mendorong pengembangan
industri pengolahan pertanian di pedesaan secara efisien guna
peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar dalam negeri
dan internasional; meningkatkan jaminan pemasaran dan
stabilitas harga komoditas pertanian, dan meningkatkan dan
menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan
produksi mulai dari hulu sampai hilir.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 9
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.2.2. Strategi Khusus
Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014
merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan
pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan
karakteristik khusus sub sektor perkebunan, strategi umum
dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus sebagai berikut:
1). Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan
2). Pengembangan komoditas
3). Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan
4). Investasi usaha perkebunan
5). Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan
6). Pengembangan sumberdaya manusia
7). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha
8). Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.
2.2.2.1. Strategi Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
Strategi ini merupakan upaya untuk meningkatkan produksi,
produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan baik melalui
penerapan teknologi budidaya yang baik (Good Agricultural
Practices/GAP) berupa penyediaan benih unggul
bermutu/bersertifikat dan sarana produksi, optimasi pemanfaatan
sumberdaya lahan dan dukungan perlindungan perkebunan yang
optimal. Adapun rencana aksi dari strategi tersebut meliputi:
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 10
Direktorat Jenderal Perkebunan
1). Mengembangkan budidaya tanaman perkebunan melalui
penerapan IPTEK dan 4-ASI (Intensifikasi, Rehabilitasi,
Ekstensifikasi dan Diversifikasi), yang didukung dengan sistem
penyuluhan dan pendampingan yang intensif.
2). Mengoptimalkan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan
sarana produksi, dukungan perlindungan perkebunan dan
penanganan gangguan usaha perkebunan serta dukungan
manajemen dan teknis lainnya.
3) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan
pada wilayah perbatasan, pemekaran, penyangga, maupun
kawasan ekonomi khusus (KEK), dan optimalisasi pemanfaatan
lahan.
2.2.2.2. Strategi Pengembangan Komoditas
Sesuai keputusan Menteri Pertanian Nomor:
511/Kpts/PD.310/9/2006 Tanggal 22 September 2006 dan Keputusan
Menteri Pertanian Nomor: 3599/Kpts/PD.310/10/2009 Tanggal 19
Oktober 2009, komoditas binaan Direktorat Jenderal Perkebunan
berjumlah 127 jenis tanaman. Strategi pengembangan komoditas
dilakukan melalui upaya-upaya memprioritaskan pengembangan
komoditas unggulan nasional yang meliputi : karet, kelapa, kelapa
sawit, kopi, kakao, teh, jambu mete, cengkeh, lada, jarak pagar,
tebu, tembakau, kapas, nilam, dan kemiri sunan, dan mendorong
pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembangan komoditas
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 11
Direktorat Jenderal Perkebunan
spesifik dan potensial di wilayahnya. Rencana aksi untuk strategi ini
adalah:
1). Mendorong pengembangan komoditas unggulan nasional dan lokal
sesuai dengan peluang pasar, karakteristik dan potensi wilayah
dengan penerapan teknologi budidaya yang baik.
2). Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan, seperti lahan
pekarangan, lahan pangan, lahan cadangan dan sisa aset lahan
lainnya dengan pengembangan cabang usahatani lain yang
sesuai.
3). Menumbuhkembangkan kawasan komoditas unggulan berbasis
pedesaan dengan pengelolaan dari hulu sampai hilir dalam satu
kawasan.
4). Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan
untuk mendukung penumbuhan sentra-sentra kegiatan ekonomi
pada wilayah khusus antara lain wilayah perbatasan dan
penyangga (bufferzone), wilayah konflik/pasca konflik, wilayah
bencana alam serta wilayah pemekaran.
5). Mendorong pengembangan aneka produk (products development)
perkebunan serta upaya peningkatan mutu untuk memperoleh
peningkatan nilai tambah.
6). Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung
pengembangan perkebunan.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 12
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.2.2.3. Strategi Peningkatan Dukungan Terhadap Sistem
Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya
kebutuhan pangan bagi rumahtangga yang tercermin dari
tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau (UU Nomor: 7 Tahun 1996
tentang Pangan). Sebagai tindak lanjut dari target utama
Kementerian Pertanian, yaitu Peningkatan Diversifikasi Pangan yang
diindikasikan dari skor PPH (93,3) pada tahun 2014), sub sektor
perkebunan diamanahkan secara khusus untuk berkontribusi dalam
pemenuhan skor PPH tersebut dari komponen minyak dan lemak,
dan gula yang ditargetkan rata-rata 15 point per tahun sampai
dengan 2014.
Rencana aksi yang akan dilakukan meliputi:
(1) Meningkatkan pengembangan diversifikasi usahatani dengan
komoditas bahan pangan di areal perkebunan secara intensif dan
berkelanjutan.
(2) Meningkatkan penyediaan protein hewani melalui integrasi
cabang usahatani ternak yang sesuai pada areal perkebunan.
(3) Mendorong ketersediaan dan keterjangkauan sumber pangan
yang berasal dari perkebunan.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 13
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.2.2.4. Strategi Investasi Usaha Perkebunan
Strategi ini dimaksudkan untuk lebih mendorong iklim
investasi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan
dan meningkatkan peran serta pekebun, UMKM, masyarakat, dan
swasta. Perbankan telah menyediakan kredit program dan kredit
komersial untuk investasi di bidang perkebunan. Kredit program
untuk petani meliputi KKP-E, KPEN-RP, dan KUR serta kredit
komersial lainnya. Selain itu Pemerintah juga memberikan bantuan
melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).
Rencana aksi dari strategi ini adalah:
1) Memberikan fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam
memperoleh kemudahan akses untuk pelaksanaan investasi
usaha perkebunan;
2) Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan untuk
pengembangan perkebunan terutama untuk usaha kecil dan
menengah;
3) Mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif, mencakup
pengembangan sistem pelayanan prima, jaminan kepastian dan
keamanan berusaha;
4) Memberikan fasilitasi tersedianya sumber dana dari
pengembangan komoditas dan sumber lainnya untuk
pengembangan usaha perkebunan;
5) Mendorong lembaga penjamin kredit untuk berpartisipasi dalam
pembangunan perkebunan.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 14
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.2.2.5. Strategi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Perkebunan
Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem
informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional
serta mampu mentransfer data sehingga menjadi informasi guna
meningkatkan produktivitas. Berbagai capaian yang telah diraih
yaitu Simonev, SAI, Simpeg, Website, dan e-form maupun e-
government. Dalam rangka pengembangan sistem informasi
manajemen perkebunan ini ditempuh rencana aksi sebagai berikut:
(1) Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan
menyusun, memperoleh dan menyebarluaskan informasi yang
lengkap mengenai SDM, teknologi, peluang pasar, manajemen,
permodalan, usaha perkebunan untuk mendorong dan
menumbuhkan minat pelaku usaha, petani dan masyarakat.
(2) Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi terkait.
2.2.2.6. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia
Strategi ini diarahkan untuk mendukung berlangsungnya
proses perubahan guna terwujudnya sistem dan usaha agribisnis
perkebunan yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian
pelaku usaha perkebunan. Berkenaan dengan hal tersebut, rencana
aksi yang akan dilaksanakan mencakup upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas SDM baik petugas, pekebun, maupun
masyarakat dengan cara:
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 15
Direktorat Jenderal Perkebunan
(1) Petugas
− Meningkatkan kualitas, moral dan etos kerja petugas
termasuk di dalamnya petugas fungsional.
− Meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun
sistem pengawasan yang efektif.
− Meningkatkan penerapan sistem recruitment dan karir yang
terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang
profesional.
− Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap
prakarsa petugas yang proaktif dalam mewujudkan pelayanan
prima sesuai kebutuhan pelaku usaha.
(2) SDM Pekebun dan Masyarakat
− Meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan
kemandirian pekebun dan masyarakat untuk
mengoptimasikan usahanya secara berkelanjutan.
− Memfasilitasi dan mendorong kemampuan pekebun dan
masyarakat untuk dapat mengakses berbagai peluang usaha
dan sumberdaya dalam memperkuat/ mempertangguh usaha
taninya.
− Menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan
kemampuan dan keterampilan pekebun dan masyarakat
dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan
usaha serta menjalin kemitraan.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 16
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.2.2.7. Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan
Usaha
Kelembagaan petani didorong untuk tumbuh dari bawah
yang dimulai dari kelompok tani, gabungan kelompok tani, sampai
koperasi komoditas yang berbadan hukum. Kelembagaan petani
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelembagaan petani yang
bersifat sosial dan yang berfungsi ekonomi. Kelembagaan petani
yang bersifat sosial berupa asosiasi petani, sedangkan kelembagaan
petani yang berfungsi ekonomi berupa koperasi komoditas.
Strategi pengembangan kelembagaan dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis
perkebunan dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada. Adapun
strategi pengembangan kemitraan usaha dimaksudkan untuk dapat
memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan.
Untuk itu rencana aksi yang akan ditempuh adalah:
(1) Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian
kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan
mitra terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan
sumberdaya yang tersedia.
(2) Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan komoditas yang tumbuh
dari bawah.
(3) Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
keuangan pedesaan.
(4) Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan
kelembagaan usahanya.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 17
Direktorat Jenderal Perkebunan
(5) Memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, saling
menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan
saling ketergantungan antara petani, pengusaha, karyawan dan
masyarakat sekitar perkebunan.
Disisi lain kalangan usaha dapat berperan dalam memperkuat
asosiasi komoditas maupun dewan komoditas perkebunan.
2.2.2.8. Strategi Pengembangan Dukungan Terhadap
Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan
Hidup
Strategi ini merupakan upaya untuk memanfaatkan
sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung
sehingga kelestariannya dapat tetap terjaga. Melalui strategi ini,
pengembangan perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis
ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi secara
berkelanjutan. Rencana aksi dari strategi ini adalah:
(1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada
wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, gambut, DAS Hulu dan
pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah
konservasi tanah dan air.
(2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan.
(3) Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pestisida nabati,
agens pengendali hayati serta teknologi pemanfaatan limbah
usaha perkebunan yang ramah lingkungan.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 18
Direktorat Jenderal Perkebunan
(4) Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi
penyerapan karbon, penyedia oksigen dan peningkatan peran
serta fungsi hidroorologis.
(5) Meningkatkan upaya penerapan pembukaan lahan tanpa bakar.
2.3. Target Menteri Pertanian
2.3.1. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2010-2014
Sesuai kontrak kerja Menteri Pertanian dengan Presiden RI,
selama lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian
mencanangkan 4 (empat) target utama yaitu:
(1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
Saat ini tebu (gula) sudah dalam posisi swasembada untuk
kebutuhan rumah tangga, sehingga ke depan ditargetkan untuk
mempertahankan posisi tersebut bahkan pada tahun 2014 telah
mencapai swasembada gula nasional baik untuk konsumsi rumah
tangga maupun industri;
(2) Peningkatan diversifikasi pangan
Diversifikasi pangan merupakan salah satu strategi mencapai
ketahanan pangan. Sasarannya adalah tercapainya pola
konsumsi pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang
yang dicerminkan oleh tercapainya skor pangan harapan (PPH)
sekurang-kurangnya 93,3 pada tahun 2014.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 19
Direktorat Jenderal Perkebunan
Dari sub sektor perkebunan diharapkan dapat berkontribusi
terhadap skor PPH sebesar 15 point yang berasal dari minyak,
lemak, dan gula.
(3) Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekpor
Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada peningkatan
kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung
peningkatan daya saing dan ekspor. Pada akhir 2014,
ditargetkan 50% produk pertanian yang diperdagangkan harus
dalam bentuk olahan.
(4) Peningkatan kesejahteraan petani
Prioritas utama dalam kerangka peningkatan kesejahteraan
petani adalah upaya peningkatan pendapatan petani.
Pendapatan petani/pekebun diharapkan dapat meningkat
menjadi minimal US$ 1.840/KK/2 ha/tahun pada tahun 2014.
2.3.2. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2013
Target penyerapan anggaran Kementerian Pertanian dalam
rangka percepatan pelaksanaan pembangunan pertanian tahun
2013, dengan tahapan target penyerapan/realisasi keuangan
berurutan sebagai berikut yaitu pada triwulan I sebesar ≥25%,
triwulan II sebesar ≥50%, triwulan III sebesar ≥75% dan triwulan IV
mendekati 100%.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 20
Direktorat Jenderal Perkebunan
2.4. Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2013
2.4.1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2013
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai
surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor : SE-1848/MK/2009
dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Nomor : 0142/M.PPN/06/2009 Tanggal 19 Juni 2009, setiap unit
Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I
yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan
tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian
indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja
unit Eselon II adalah output.
Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang
dan tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program
pembangunan perkebunan tahun 2013 yang menjadi tanggung jawab
Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”.
Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi,
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
penyediaan benih bermutu, sarana produksi, perlindungan
perkebunan dan penanganan gangguan usaha secara optimal.
Dari 127 komoditas binaan Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai
Keputusan Menteri Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3599
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 21
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2010, prioritas penanganan difokuskan pada 15 komoditas
strategis yang menjadi unggulan nasional yaitu karet, kelapa sawit,
kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, teh, cengkeh, jarak pagar,
kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau, dan nilam. Sedangkan
Pemerintah Daerah didorong untuk memfasilitasi dan melakukan
pembinaan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing-
masing.
2.4.2. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013
Sebagai penjabaran dari program masing-masing unit eselon
II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai satu
kegiatan. Dengan demikian di lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan terdapat 7 (tujuh) kegiatan pembangunan perkebunan
sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor:
61/Permentan/T.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu:
(1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim;
(2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah
dan Penyegar;
(3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan;
(4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha;
(5) Dukungan Perlindungan Perkebunan;
(6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 22
Direktorat Jenderal Perkebunan
(7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, BBP2TP
Surabaya dan BBP2TP Ambon.
2.4.3. Fokus Kegiatan Utama Pembangunan Perkebunan Tahun
2013
Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan
sumber daya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang
jumlahnya terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan
dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala
prioritas, diharapkan sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan yang
ada secara komprehensif. Atas dasar skala perioritas tersebut
ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan perkebunan yaitu:
1) Revitalisasi Perkebunan
2) Swasembada Gula Nasional
3 Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-
Energi)
4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional
5) Pengembangan Komoditas Ekspor
6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 23
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB III KONTRIBUSI PERKEBUNAN
TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
KONTRIBUSI PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL
Pembangunan perkebunan tahun 2013 merupakan bagian dari
Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan tahun 2010 -
2014 yang dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap
perekonomian nasional, khususnya dari Sektor Pertanian. Lebih
lanjut, target dalam Renstra 2010 - 2014 dimaksud dijabarkan
menjadi Rencana Kinerja Tahunan (RKT) selama 5 tahun yang
didalamnya termasuk RKT Pembangunan Perkebunan Tahun 2013.
Terkait dengan hal tersebut, Laporan kinerja Direktorat Jenderal
Perkebunan tahun 2013 ini menggambarkan capaian-capaian
indikator makro dan indikator mikro pembangunan perkebunan
sampai dengan tahun 2013.
3.1. Indikator Makro Pembangunan Perkebunan
Capaian kinerja pembangunan perkebunan pada tahun 2013
secara makro meliputi PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi,
neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan nilai
tukar petani (NTP) sebagai berikut :
Bab 3
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 24
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 1. Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun
2013
NO. INDIKATOR
CAPAIAN Laju Pertumb
. Per th
(%) 2009 2010 2011 2012 2013*)
1 Pertumbuhan PDB - harga berlaku (Rp milyar) 111.423 136.048 153.885 159.754 175.249 12,19
- harga konstan (Rp milyar) 45.558 47.151 49.260 51.760 54.903 4,78 2 Keterlibatan tenaga kerja
(juta orang) 20,47 20,58 20,94 21,12 21,28 0,98
3 Investasi (Rp Triliun) 35,32 48,75 58,79 75,45 77,24 22,33 4 Neraca Perdagangan
Perkebunan (US$ milyar) 22,87 23,23 29,36 27,52 22,74 0,99
5 Pendapatan pekebun (US$/KK) 1.555 1.600 1.702 1.832 1.886 4,96
6 Ekspor perkebunan (US$ milyar) 16,99 24,73 32,22 29,96 26,82 14,61
7 NTP Perkebunan Rakyat 105,46 106,50 109,58 108,34 106,38 0,23 Catatan: *) angka sementara
3.1.1. Produk Domestik Bruto (PDB)
Nilai PDB sub sektor perkebunan atas dasar harga berlaku,
selama kurun 5 (lima) tahun terakhir, mengalami pertumbuhan
rata-rata 12,19% per tahun atau meningkat sebesar 57,28% dari Rp
111,42 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 175,25 triliun pada tahun
2013. Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, PDB sub sektor
perkebunan mengalami peningkatan sebesar 9,70%.
Sementara itu, berdasarkan harga konstan tahun 2000
selama kurun waktu tahun 2009 - 2013 mengalami kenaikan rata-
rata 4,78% per tahun dari Rp 45,56 triliun tahun 2009 menjadi Rp
54,90 triliun pada tahun 2013. Nilai PDB tersebut mengalami
peningkatan sebesar 6,07% dibandingkan tahun 2012.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 25
Direktorat Jenderal Perkebunan
3.1.2. Kesempatan Kerja di Sektor Perkebunan
Laju rata-rata pertumbuhan untuk keterlibatan tenaga kerja
dalam lima tahun terakhir sebesar 0,98% per tahun atau meningkat
sebesar 3,96% dari 20,47 juta KK pada tahun 2009 menjadi 21,28
juta KK pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan Rencana
Kerja Tahunan (RKT) tahun 2013 yang ditargetkan berjumlah 20,90
juta KK, maka realisasi keterlibatan tenaga kerja di sub sektor
perkebunan mencapai 101,82%. Capaian tersebut juga mengalami
peningkatan 0,76% jika dibandingkan tahun 2012.
3.1.3. Investasi Pembangunan Perkebunan
Perkembangan nilai investasi sektor perkebunan selama 5
tahun terakhir dari 2009-2013 mengalami pertumbuhan sebesar
22,33% per tahun atau meningkat sebesar 118,69% dari nilai
investasi sebesar Rp 35,32 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 77,24
triliun pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan RKT tahun
2013 sebesar Rp 62,90 triliun maka realisasi investasi tahun 2013
mencapai 122,80%. Capaian tersebut juga mengalami peningkatan
sebesar 2,37% jika dibandingkan tahun 2012.
3.1.4. Neraca Perdagangan Komoditas Perkebunan
Pada umumnya komoditi perkebunan merupakan komoditi
untuk ekspor, neraca perdagangan komoditas unggulan perkebunan
selama tahun 2009-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 0,99% per
tahun akan tetapi mengalami penurunan sebesar 0,57% dari tahun
2009 sebesar US $22,87 milyar menjadi Rp US$ 22,74% milyar pada
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 26
Direktorat Jenderal Perkebunan
tahun 2013. Nilai tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan
neraca perdagangan komoditi perkebunan tahun 2012 yang besarnya
US$25,77 milyar, atau mengalami penurunan 11,76% akibat lesunya
perekonomian dunia yang dipicu oleh krisis ekonomi di benua Eropa.
3.1.5. Nilai ekspor
Nilai ekspor komoditas perkebunan selama kurun waktu 5
tahun (2009-2013) mengalami laju pertumbuhan rata-rata sebesar
14,61% per tahun atau meningkat sebesar 36,65% dari nilai ekspor
pada tahun 2009 sebesar US$ 16,99 milyar meningkat menjadi US$
26,82 milyar pada tahun 2013. Namun jika dibandingkan dengan
nilai ekspor komoditi perkebunan tahun 2012, mengalami penurunan
sebesar 10,48%.
3.1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat
Nilai tukar petani (NTP) perkebunan rakyat merupakan salah
satu indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran tingkat
kesejahteraan petani. Dalam kurun waktu 5 tahun (2009-2013) laju
pertumbuhan nilai tukar petani rata-rata sebesar 0,23% per tahun
atau meningkat sebesar 0,87% dari 105,46 pada tahun 2009 menjadi
106,38 pada tahun 2013. Dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Direktorat Jenderal Perkebunan 2013 ditargetkan sebesar 107,13
dan terealisasi sebesar 106,38 atau capaiannya 99,30%. Jika
dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
1,81%.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 27
Direktorat Jenderal Perkebunan
3.1.7. Pendapatan Pekebun
Indikator lain untuk mengukur kesejahteraan petani adalah
pendapatan pekebun, dalam rencana kinerja tahunan Direktorat
Jenderal Perkebunan 2013 ditetapkan sebesar US$1.780 per kepala
keluarga, realisasi pendapatan pekebun sampai dengan akhir
Desember 2013 sebesar US$1.886 (105,96%) dan jika dibandingkan
dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 2,95%. Dalam
kurun waktu 5 tahun (2009-2013) pendapatan pekebun mengalami
kenaikan rata-rata 4,96% per tahun.
3.2. Indikator Mikro Pembangunan Perkebunan
Capaian indikator mikro lebih difokuskan pada luas areal,
produksi dan produktivitas untuk 15 komoditas unggulan nasional
yang meliputi karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, lada, cengkeh,
kakao, jambu mete, tebu, tembakau, kapas, jarak pagar, nilam dan
kemiri sunan/minyak.
3.2.1. Luas Areal
Secara umum luas areal komoditas perkebunan selama tahun
2009-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya rata-rata 3,10%
atau meningkat 12,98% dari 20,05 juta hektar pada tahun 2009
menjadi 22,65 juta hektar pada tahun 2013. Jika dibandingkan
dengan RKT tahun 2013 yang nilainya 21,29 juta hektar, maka
capaiannya sebesar 106,39%.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 28
Direktorat Jenderal Perkebunan
Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2012, luas
areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2,70% dari 22,05
juta hektar menjadi 22,65 juta hektar untuk tahun 2013. Terhadap
target Renstra 2010-2014 yang besarnya 21,61 juta ha, maka kinerja
tahun 2013 sudah mencapai 104,81%. Rincian luas areal per
komoditi sebagaimana Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2009 - 2013
No Komoditi
Capaian luas areal (ha) Laju Pertumb. Per th
(%) 2009 2010 2011 2012 2013 *)
1 Karet 3.435.270 3.445.415 3.456.127 3.506.359 3.555.764 0,87
2 Kelapa 3.799.125 3.739.350 3.767.704 3.781.649 3.787.283 -0,07
3 Kelapa Sawit 7.873.294 8.385.394 8.992.824 9.572.715 10.010.824 6,19
4 Kopi 1.266.235 1.210.365 1.233.698 1.235.289 1.240.919 -0,47
5 Teh 123.506 122.898 123.938 122.206 122.545 -0,19
6 Lada 185.941 179.318 177.490 177.787 178.251 -1,04
7 Cengkeh 467.403 470.041 485.191 493.888 494.462 1,42
8 Kakao 1.587.136 1.650.621 1.732.408 1.774.463 1.852.944 3,95
9 Jambu Mete 572.114 570.930 575.841 575.920 576.181 0,18
10 Tebu 441.440 454.111 450.469 451.255 469.277 1,56
11 Tembakau 204.218 216.271 228.770 270.290 270.232 7,45
12 Kapas 12.622 10.194 10.238 10.901 11.152 -2,51
13 Jarak Pagar 52.722 50.106 47.676 44.677 42.924 -5,01
14 Nilam 24.498 24.472 28.008 33.255 33.507 8,46
15 Kemiri Sunan 779 918 944 995 995 6,52
Jumlah 20.046.303 20.530.404 21.311.326 22.051.649 22.647.260 3,10
Catatan: *) angka sementara
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 29
Direktorat Jenderal Perkebunan
Beberapa komoditi unggulan utama selama 5 tahun terakhir
mengalami peningkatan luas areal yang cukup signifikan yaitu nilam
sebesar 8,46%, tembakau 7,45%, kemiri sunan 6,52%, kelapa sawit
6,16%, kakao 3,95% dan tebu 1,56%. Namun sebaliknya beberapa
komoditi mengalami penurunan luas areal seperti jarak pagar
(5,01%), kapas (2,51%), lada (1,04%), kopi (0,47%) dan teh (0,19%).
3.2.2. Produksi
Produksi komoditas utama perkebunan selama 5 tahun
(2009–2013) mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar
30,14% dari 29,95 juta ton pada tahun 2009 menjadi 38,97 juta ton
tahun 2013 dengan laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar
6,83% per tahun.
Dibandingkan dengan tahun 2012, produksi komoditi
perkebunan mengalami peningkatan sebesar 5,07% dari 37,09 juta
ton menjadi 38,97 juta ton untuk tahun 2013. Terhadap target
Renstra 2010-2014 yang besarnya 40,60 juta ton, maka kinerja
tahun 2013 sudah mencapai 95,98%. Rincian produksi per komoditi
sebagaimana Tabel 2.
Meskipun perubahan iklim mengakibatkan intensitas
serangan OPT meningkat, mengganggu jadwal dan pelaksanaan
panen dan menurunkan rendemen yang selanjutnya berdampak pada
penurunan produksi, beberapa komoditi unggulan utama selama 5
tahun terakhir mengalami pertumbuhan produksi per tahun yang
cukup signifikan yaitu tembakau 14,11%, kelapa sawit 9,53%,
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 30
Direktorat Jenderal Perkebunan
cengkeh 8,13%, karet 6,33%, nilam 1,82% dan lada 1,73% dan kapas
1,40%. Namun sebaliknya beberapa komoditi mengalami penurunan
produksi yang cukup serius yaitu jambu mete (4,95%), jarak pagar
(2,28%), teh (1,65%), dan tebu (0,06%) bahkan kemiri sunan sudah
tidak produksi lagi. Rincian produksi per komoditi sebagaimana
Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun
2009 - 2013
No Komoditi
Capaian produksi (ton) Laju Pertumb.
Per th (%)
2009 2010 2011 2012 2013*)
1 Karet 2.440.347 2.734.854 2.990.184 3.012.881 3.107.544 6,33
2 Kelapa 3.257.702 3.166.666 3.174.379 3.189.897 3.228.110 -0,22
3 Kelapa Sawit 19.324.294 21.958.120 23.096.541 26.015.518 27.746.125 9,53
4 Kopi 685.170 686.921 638.647 691.163 698.887 0,64
5 T e h 156.901 156.604 150.776 145.575 146.682 -1,65
6 Lada 82.834 83.663 87.089 87.841 88.675 1,73
7 Cengkeh 82.032 98.386 72.207 99.890 100.725 8,13
8 Kakao 820.496 837.918 936.266 740.513 777.539 -0,51
9 Jambu Mete 147.403 115.149 114.789 116.915 117.538 -4,95
10 Tebu 2.624.068 2.214.488 2.228.259 2.591.687 2.550.991 -0,06
11 Tembakau 176.186 135.678 214.524 260.818 260.183 14,11
12 Kapas 3.145 3.174 2.275 2.978 3.029 1,30
13 Jarak Pagar 6.851 7.081 6.576 6.652 6.219 -2,28
14 Nilam 138.800 110.300 143.281 125.700 138.500 1,82
15 Kemiri Sunan - 4.800 4.800 0 0 0,00
Jumlah 29.946.229 32.313.802 33.860.591 37.089.948 38.970.747 6,83
Catatan : *) Angka Sementara
Dukungan swasembada gula nasional. swasembada gula
pada tahun 2013 merupakan bagian dari target yang telah
dituangkan dalam Roadmap swasembada gula tahun 2010-2014 yang
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 31
Direktorat Jenderal Perkebunan
bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan gula dalam negeri, baik
konsumsi langsung rumah tangga maupun industri sekaligus
mengurangi defisit neraca perdagangan gula nasional. Dalam rangka
mendukung program prioritas pembangunan pertanian, khususnya
pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, Direktorat
Jenderal Perkebunan diberikan amanah untuk swasembada gula
pada tahun 2014. Upaya Peningkatan produksi dan produktivitas
tebu dalam rangka mencapai swasembada gula telah dilakukan sejak
tahun 2004 melalui Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula
Nasional berupa kegiatan bongkar ratoon (tanaman keprasan)
dengan penggantian tanaman dengan bibit unggul, perbaikan irigasi
sederhana dan pengadaan alat dan mesin pertanian. Sesuai dengan
Roadmap Swasembada Gula Tahun 2010-2014 target produksi gula
tahun 2013 adalah sebesar 4,93 juta ton akan terpenuhi apabila
penyediaan lahan minimal seluas 350.000 ha, investasi
pembangunan PG baru dan revitalisasi Pabrik Gula berjalan sesuai
dengan rencana. Namun karena permasalahan utama tersebut
belum teratasi secara tuntas, maka target dikoreksi menjadi 2,816
juta ton sesuai potensi sumberdaya yang dapat dikendalikan oleh
Kementerian Pertanian dengan harapan masih dapat memenuhi
kebutuhan gula untuk konsumsi rumah tangga. Sampai dengan akhir
tahun 2013 produksi gula mencapai 2,551 juta ton atau 90,59% dari
target. Namun capaian tersebut belum optimal terutama
diakibatkan oleh dampak perubahan iklim dan serangan OPT di
beberapa sentra produksi. Permasalahan lainnya di tingkat on farm
adalah sulitnya pengembangan areal baru dan mempertahankan
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 32
Direktorat Jenderal Perkebunan
lahan yang sudah ada, keterbatasan infrastruktur terutama untuk
wilayah pengembangan di luar Pulau Jawa, kurangnya sarana irigasi
dan penyediaan agroinput yang belum tepat jumlah, waktu, harga
dan mutu. Sedangkan di tingkat off farm meliputi tingkat efisiensi
PG yang dibawah standar, biaya produksi yang masih relatif tinggi,
kualitas gula yang relatif rendah dan belum berkembangnya
diversifikasi produk berbasis tebu.
Pengembangan tanaman tebu di Indonesia hingga Tahun
2013 telah mencapai 469.228 hektar dengan produksi 2.551.024 ton
gula, yang tersebar di 9 provinsi. Jumlah petani yang terlibat dalam
usaha tebu mencakup 1.045.959 (kepala keluarga dan tenaga kerja).
Ekspor komoditas tebu mencapai nilai US$ 67,60 juta dengan volume
518.300 ton molases, sedangkan impor tebu mencapai nilai
US$1.720,90 juta dengan volume 3,324 juta ton gula hablur pada
Tahun 2013. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, impor gula
mengalami peningkatan sebesar 15,92% dari 2,872 juta ton menjadi
3,328 juta ton pada tahun 2013. Pada tahun 2014 luas areal
tanaman tebu diperkirakan mencapai 456.297 ha, dengan produksi
mencapai 3,103 juta ton gula hablur.
Kebijakan dalam mendukung peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman semusim, khususnya swasembada
gula nasional adalah melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan
diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana
produksi, perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha
serta pelayanan organisasi secara optimal.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 33
Direktorat Jenderal Perkebunan
3.2.3 Produktivitas
Produktivitas komoditas utama perkebunan selama 5 tahun terakhir (2009–2013) cenderung mengalami penurunan dengan laju rata-rata sebesar
2,40% per tahun akibat anomali iklim yang semakin ekstrim. Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2012, produktivitas komoditi perkebunan secara umum mengalami penurunan sebesar 13,35%. Dibalik
penurunan produktivitas secara umum, ternyata beberapa komoditi masih mengalami peningkatan produktivitas yang cukup menggembirakan yaitu
cengkeh (7,21%), tembakau (6,99%), karet (4,64%), kakao (2,82%), kelapa sawit (2,63%), kapas (2,14%), dan lada (1,76%). Rincian produktivitas per komoditi sebagaimana Tabel 5.
Tabel 4. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2009-2013
No Komoditi
Capaian Produktivitas (kg/ha) Laju Pertumb. Per th (%) 2009 2010 2011 2012 2013*
1 Karet 901 986 1.106 1.048 1.071 4,64
2 Kelapa 1.175 1.159 1.168 1.157 1170 -0,10
3 Kelapa Sawit 3.487 3.595 3.450 3.722 3.855 2,63
4 Kopi 737 779 777 745 755 0,67
5 T e h 1.571 1.553 1.552 1.467 1.475 -1,54
6 Lada 729 756 702 771 776 1,76
7 Cengkeh 268 322 248 325 327 7,21
8 Kakao 834 854 668 850 879 2,82
9 Jambu Mete 468 371 393 364 365 -5,48
10 Tebu 5.952 5.292 5.191 5.770 5.473 -1,75
11 Tembakau 867 760 625 1.009 975 6,99
12 Kapas 297 380 356 306 309 2,14
13 Jarak Pagar 468 462 434 353 346 -7,00
14 Nilam 160 119 132 104 111 -7,30
15 Kemiri Sunan - 667 667 0 0
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 34
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB IV
KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
TAHUN 2013
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
TAHUN 2013
Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan yang akan
disampaikan pada Laporan Kinerja ini meliputi (1). capaian terkait
dengan penetapan kinerja yang ditandatangani Direktur Jenderal
Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa outcomes dan penetapan
kinerja yang ditandatangani Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal
Perkebunan berupa outputs, (2). capaian kinerja keuangan
berdasarkan kegiatan utama dan berdasarkan serapan anggaran
masing-masing satuan kerja (satker), (3). capaian kinerja atas
kegiatan yang dipantau oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan
dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
4.1. Capaian Kinerja Fisik Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2013
Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, penetapan kinerja
antara Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa
outcomes yang dimanifestasikan dalam produksi. Sedangkan
penetapan kinerja yang ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan
Direktur Jenderal Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan
dalam luas areal komoditi. Selanjutnya berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15
Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian
Pertanian, IKU Direktorat Jenderal Perkebunan adalah
Bab 4
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 35
Direktorat Jenderal Perkebunan
produksi,sehingga kinerja Direktorat Jenderal Perkebunantahun
2013 yang diukurhanyalah produksi.
Capaian fisik pembangunan perkebunan tahun 2013 secara
nasional sebesar 89,97% yang dilaksanakan oleh 138 satker di
seluruh Indonesia yang terdiri atas 1 satker pusat, 4 satker UPT
Pusat, 32 satker Provinsi dan 101 satker kabupaten/kota.
4.1.1. Capaian Kinerja Direktur Jenderal Perkebunan Tahun 2013
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan
tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman
tahunan dengan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan
sarana produksi, perlindungan perkebunan serta dukungan
manajemen dan teknis lainnya. Adapun indikator yang digunakan
adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan
nasional perkebunan yang meliputi tebu, kapas, nilam, tembakau,
kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete,
jarak pagar, karet dan kemiri sunan/minyak yang
dikelompokankedalam fokus kegiatan yaitu swasembada gula
nasional, pengembangan komoditas pemenuhan komsumsi dalam
negeri, pengembangan komoditi ekspor dan penyediaan bahan
tanaman sumber bahan bakar nabati (bioenergi).
Penetapan kinerja untuk Direktorat Jenderal Perkebunan
berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi.
Terhadapoutcomes tersebut sampai dengan saat ini masih menjadi
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 36
Direktorat Jenderal Perkebunan
perdebatan yang dapat dilihat dari 2 aspek, pertama, mengingat
tanaman perkebunan pada umumnya bersifat tahunan sehingga
produksi tanaman baru dapat dihitung minimal empat tahun
kedepan. Aspek kedua, sebagaimana diketahui bahwa biaya
investasi pengembangan perkebunan yang dibiayai dengan APBN
jumlahnya sangat kecil sekitar 2% per tahun. Apabila yang dihitung
hanya kegiatan yang dibiayai dengan APBN, maka pengaruhnya
terhadap produksi tingkat nasional sangat kecil sekali, padahal
Direktorat Jenderal Perkebunan telah membina seluruh perkebunan
yang ada di Indonesia, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan
besar melalui pembinaan, pengawalan, pendampingan, kebijakan
maupun surat-menyurat.
Pendekatan pertama, apabila tanaman yang ditanam pada
tahun berjalan sesuai berlakunya APBN, maka tidak dapat dihitung
produksinya pada tahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai
ketentuan yang berlaku maka produksinya/outcomes adalah nol
(tidak ada produksi). Pendekatan lainnya, jika yang dihitung
produksi tahun berjalan, maka yang dihitung merupakan produksi
dari tanaman yang tahun tanamnyaminimal empat tahun yang lalu.
Berkenaan dengan kedua pendekatan dimaksud, meskipun
tidak sepenuhnya benar, Direktorat Jenderal Perkebunan
menyepakati produksi pada tahun berjalan sebagai outcomes
dengan menggunakan target rencana strategis pembangunan
perkebunan tahun 2010-2014 sebagai acuannya.
Pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun
2013 dilaksanakan terhadap (a) Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 37
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahunan tahun 2013, (b) Capaian Kinerja tahun 2012 dan (c)
Capaian terhadap Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan tahun
2010-2014.
4.1.1.1 Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2013
Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan
mencapai 38,97 juta ton atau 100,67% dari target 38,71 juta ton
dari target Rencana Kinerja Tahunan/penetapan kinerja tahun 2013.
Capaian tertinggi pada komoditi tembakau (142,18%)dan secara
berurutan sebagai berikut, cengkeh (119,91%), nilam
(119,40,68%),karet (112,15%), sawit (102,59%),lada (99,63,16%),
kelapa (96,42%), kopi (91,96%), teh (91,68%)tebu(90,56%)dan
jambu mete (75,34%). Sebaliknya untuk komoditi yang sangat
sensitif terhadap perubahan iklim sehingga mengakibatkan capaian
produksi turun cukup tajam yaitu kakao (71,20%), kapas (5,31%) dan
untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya
rendah karena tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak
pagar (21,44%) dan kemiri minyak/sunan (00,00%).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 38
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 5. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2013
1 Karet 3.012.881 2.801.000 2.771.000 3.107.544 103,14 110,94 112,15
2 Kelapa Sawit 26.015.518 28.439.000 27.046.000 27.746.125 106,65 97,56 102,59
3 Kelapa 3.189.897 3.380.000 3.348.000 3.228.110 101,20 95,51 96,42
4 Kopi 691.163 738.000 760.000 698.887 101,12 94,70 91,96
5 Kakao 740.513 1.648.000 1.092.000 777.539 105,00 47,18 71,20
6 Jambu Mete 116.915 159.120 156.000 117.538 100,53 73,87 75,34
7 Lada 87.841 91.580 89.000 88.675 100,95 96,83 99,63
8 Cengkeh 99.890 85.510 84.000 100.725 100,84 117,79 119,91
9 Teh 145.575 182.000 160.000 146.682 100,76 80,59 91,68
10 Jarak Pagar 6.652 35.000 29.000 6.219 93,49 17,77 21,44
11 Kemiri Sunan 0 6.000 5.000 0 0,00 0,00 0,00
12 Tebu 2.591.687 3.100.000 2.817.000 2.550.991 98,43 82,29 90,56
13 Kapas 2.978 63.000 57.000 3.029 101,71 4,81 5,31
14 Tembakau 260.818 184.000 183.000 260.183 99,76 141,40 142,18
15 Nilam 125.700 124.000 116.000 138.500 110,18 111,69 119,40
37.088.028 41.036.210 38.713.000 38.970.747 105,08 94,97 100,67 Total
Target Renstra
RKT/PK 2013
NO KOMODITAS
PRODUKSI PERKEBUNAN (TON) REALISASI KINERJA Thd (%)
2012Target
Renstra 2010 - 2014
RKT/PK 2013
Realisasi* 2013
Capaian 2012
Catatan : * Angka sementara
4.1.1.2. Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2012
Pada tahun 2013, capaian produksi 15 komoditas unggulan
sebesar38,97juta ton meningkat menjadi 105,08%dibandingkan
capaian produksi tahun 2012yang besarnya 38,71 juta ton atau
mengalami peningkatan sebesar 5,08%. Peningkatan produksi
tersebut, selain karena pembinaan dan pengawalan yang lebih
intensif juga didukung dengan harga yang relatif menguntungkan
dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang baik dari beberapa
komoditi. Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditi nilam
(10,18%), kelapa sawit (6,65%) dan kakao (5,00%) serta secara
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 39
Direktorat Jenderal Perkebunan
berurutan dikuti komoditikaret (3,14%), kapas (1,71%), kelapa
(1,20%), kopi (1,12%), lada (0,95%), cengkeh (0,84%), cengkeh
(0,84%), the 0,76%), jambu mete (0,53%). Sebaliknya terdapat
beberapa komoditi yang mengalami penurunan produksi yaitu
tembakau (0,24%), tebu (1,57%),jarak pagar (6,51%) dan kemiri
minyak/sunan (100,00%).
4.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014
Pada tahun 2013, capaian produksi 15 komoditas unggulan
sebesar 38,97 juta ton. Jika dibandingkan dengan target sampai
dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun
2013telah mencapai 94,97%. Capaian yang telah melebihi target
RENSTRA adalah komoditi tembakau (141,41%), cengkeh (117,79%),
nilam (111,69%) dan karet (110,94%). Sedangkan capaian yang telah
mendekati target RENSTRA adalah komoditi kelapa sawit (97,56%),
lada (96,83%), kelapa (95,51%), kopi (94,70%), tebu (82,29%), teh
(80,59%) dan jambu mete (73,87%). Lebih lanjut untuk capaian yang
masih jauh dari target adalah kakao (47,18%), jarak pagar (17,77%),
kapas (4,81%) dan kemiri sunan/minyak (0,00%).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 40
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2. Capaian Kinerja sesuai Penetapan Kinerja Sekretaris dan
Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
2013
Dalam laporan kinerja ini yang disajikan untuk penetapan
kinerja Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan Tahun 2013adalahoutput penting dalam rangka
mendukung pencapaian kinerja sebagaimana ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan
dan Menteri Pertanian.Output penting yang ditetapkan adalah
pengembangan areal perkebunan. Dalam laporan ini disajikan
capaian kinerja berupa (1). luas areal secara nasionaldan (2). luas
areal yang dibiayai dengan APBN tahun 2013 dan (3) dukungan
teknis yang terkait.
4.1.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU
Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar adalah luas areal
tanaman kakao, kopi, teh, lada dan cengkeh.
4.1.2.1.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2013
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/
penetapan kinerja tahun 2013, secara umum capaian kinerja luas
areal tanaman rempah dan penyegar untuk 5 komoditi unggulan
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 41
Direktorat Jenderal Perkebunan
nasional mencapai 3,889 juta hektaratau 99,24% dari target sebesar
3,919 juta hektar. Capaian tertinggi pada komoditi kakao (107,29%)
dan cengkeh (103,23%),sebaliknya yang tidak mencapai target
secara berurutan yaitu teh (98,83%), lada (91,41%) dan kopi
(89,02%).
Namun demikian apabila dibandingkan dengancapaian
kinerja tahun 2012, kinerja luas areal tanaman rempah dan
penyegar mengalami peningkatan sebesar 3,58% atau mencapai
103,58%. Luas areal yang mengalami peningkatan adalah tanaman
kakao (106,91%), cengkeh (101,93%) dan kopi (100,56%). Sebaliknya
komoditi yang mengalami penurunan adalah lada (99,79%) dan teh
(99,01%).
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,
kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar baru mencapai
97,25%. Namun luas areal cengkeh telah melebihi target renstra
yaitu 102,23% dan kakao mencapai 105,76%. Sedangkan capaian
komoditi lainnya secara berurutan yaitu teh (98,83%),lada (90,74%)
dan kopi (86,00%).
Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar
tahun 2013 sebagai berikut:
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 42
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 6. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2012
1 Kopi 1.233.982 1.443.000 1.394.000 1.240.919 100,56 86,00 89,02
2 Kakao 1.733.228 1.752.000 1.727.000 1.852.944 106,91 105,76 107,29
3 Lada 178.622 196.450 195.000 178.251 99,79 90,74 91,41
4 Cengkeh 485.118 483.660 479.000 494.462 101,93 102,23 103,23
5 Teh 123.769 124.000 124.000 122.545 99,01 98,83 98,83
3.754.719 3.999.110 3.919.000 3.889.121 103,58 97,25 99,24 Total
Capaian 2012
Target Renstra
RKT/PK 2013
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2012
Target Renstra 2010 - 2014
RKT/PK 2013
Realisasi* 2013
Catatan : * Angka Sementara
4.1.2.1.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan tanaman rempah dan penyegar yang
meliputi kakao, kopi, teh, lada dan cengkeh seluas 39.738
hektar.Realisasi fisiknya mencapai 36.295 ha(91,34%). Output
kegiatan pentingpada tahun 2013 meliputi:
1) Pengembangan tanaman kopi seluas 5.834 ha yang terdiri atas
Intensifikasi tanaman kopi arabika 3.510 ha, intensifikasi
tanaman kopi robusta 2.100 ha dan perluasan tanaman kopi
robusta 224 ha. Realisasi fisik seluas 5.834 ha (100%) dari
targetsesuai dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
2) Pengembangan tanaman teh melalui kegiatan intensifikasi
dengan realisasi fisik seluas 575 ha atau mencapai 100% dari
target sesuai pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 43
Direktorat Jenderal Perkebunan
3) Pengembangan tanaman kakao seluas 1.346 ha yang terdiri atas
perluasan tanaman kakao 1.298 ha, perluasan tanaman kakao
pasca bencana 48 ha. Realisasi fisik seluas 1.346 ha (100%) dari
target. Selain itukegiatan rehabilitasi kakao dari Gernas kakao,
realisasinya 27.510 ha (97,28%) dari target sesuai pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2013.
4) Pengembangan tanaman lada seluas 280 ha, yang terdiri atas
rehabilitasi seluas 90 ha, dan perluasan tanaman lada 190 ha.
Realisasi capaian fisik kegiatan ini seluas 180 ha (64,29%) dari
target 280 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
Tetapi bila dibandingkan dengan adanya penurunan volume
kegiatan akibat revisi penghematan anggaran yang targetnya
menjadi 180 ha, maka capaiannya menjadi 100%.
5) Pengembangan tanaman cengkeh seluas 850 ha, untuk
rehabilitasi 700 ha dan rehabilitasi di daerah pasca bencana 150
ha. Realisasi fisik mencapai 850 ha (100%) dari target pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
Rincian capaian fisik per output kegiatan beserta lokasi
penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja
Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar seperti pada Lampiran 1.
4.1.2.2. Direktur Tanaman Semusim
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 44
Direktorat Jenderal Perkebunan
Direktorat Tanaman Semusim adalah luas areal tanaman tebu,
kapas, tembakau dan nilam.
4.1.2.2.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2013
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja
Tahunan/penetapan kinerja tahun 2013, secara umum capaian
kinerja luas areal tanaman semusim untuk 4 komoditi unggulan
nasional mencapai 784.168 hektar dari target sebesar 700.000hektar
atau mencapai 112,02%. Capaian tertinggi pada komoditi nilam
(197,10%) diikuti tembakau (131,82%) dan tebu (103,36%),
sebaliknya yang tidak mencapai target adalahkapas (46,47%).
Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan
dengancapaian kinerja tahun 2012, mengalami peningkatan
sebesar 5,98% menjadi 105,98%. Seluruh areal tanaman semusim
mengalami peningkatan secara berurutan sebagai berikut tanaman
kapas 116,59%,nilam (114,04%), tembakau (108,19%), dan tebu
(104,01%).
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,
kinerja luas areal tanaman semusim sudah melebihi target yaitu
mencapai 111,34%.Sumbangan terbesar dari luas areal nilam
(186,15%) dan tembakau (131,82%) dan tebu mencapai 102,84%.
Sedangkan untuk tanaman kapas baru mencapai 44,61%.Rincian
Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Semusim tahun 2013 sebagai
berikut:
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 45
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 7. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2013
1 Tebu 451.191 456.297 454.000 469.277 104,01 102,84 103,36
2 Kapas 9.565 25.000 24.000 11.152 116,59 44,61 46,47
3 Tembakau 249.781 205.000 205.000 270.232 108,19 131,82 131,82
4 Nilam 29.381 18.000 17.000 33.507 114,04 186,15 197,10
739.918 704.297 700.000 784.168 105,98 111,34 112,02 Total
Capaian 2012
Target Renstra
RKT/PK 2013
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2012
Target Renstra 2010 - 2014
RKT/PK 2013
Realisasi* 2013
4 . 1 . 2 . 2 . 2 . C a p a i a n K i n e r j a a t a s a l o k a s i A P B N T a h u n 2 0 1 3
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan tanaman semusim yang meliputi tebu,
kapas, tembakau dan nilam seluas 53.466 ha. Realisasi fisiknya
mencapai 40.943 ha(76,58%). Output kegiatan penting pada tahun
2013 meliputi:
1) Swasembada gula nasional (Tebu) khususnya untuk perluasan
tebu rakyat dan bongkar ratoon (peremajaan).Capaian fisik
seluas 37.495 ha (74,99%) dari target seluas 50.000 ha pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2013. Namun bila
dibandingkan setelahrevisi seluas 52.310 ha, maka capaian
realisasi fisiknya sebesar71,69%.
2) Pengembangan tanaman nilam seluas 156 ha untuk
pengembangan komoditas ekspor yang meliputi kegiatan
pembangunan kebun penangkar benih tanaman nilam seluas 6 ha
dan penanaman tanaman nilam seluas 150 ha. Capaian realisasi
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 46
Direktorat Jenderal Perkebunan
fisik 153 ha (98,07%) dari target pada dokumen penetapan
kinerja tahun 2013.
3) Pengembangan tanaman kapas seluas 3.300 ha dalam rangka
pemenuhan konsumsi dalam negeri khususnya penanaman kapas
seluas 3.130 ha dan pembangunan kebun induk seluas 170 ha.
Capaian fisik seluas 3.285 ha (99,55%) dari target pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2013.
4) Demplot penanaman jarak kepyar dalam rangka pengembangan
tanaman perkebunan berkelanjutan dengan capaian fisik seluas
10 ha (100%)dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun
2013.
Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi
penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja
Direktur Tanaman Semusim seperti pada Lampiran 2.
4.1.2.3. Direktur Tanaman Tahunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU
Direktorat Tanaman Tahunanadalah luas areal tanaman karet,
kelapa sawit, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri
sunan/minyak.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 47
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.3.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2013
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/
penetapan kinerja tahun 2013, secara umum capaian kinerja luas
areal tanaman tahunan untuk 6 komoditi unggulan nasional
mencapai 17,974 juta hektar atau 107,82% dari target sebesar
16,671 juta hektar. Capaian tertinggi pada komoditi jarak pagar
(238,47%) diikuti kelapa sawit (114,12%), karet (102,29%) dan
jambu mete (100,03%), sebaliknya yang tidak mencapai target
secara berurutan sebagai berikut kelapa (98,96%), dan kemiri
sunan/minyak (49,75%).
Namun demikian apabila dibandingkan dengancapaian
kinerja tahun 2012, kinerja luas areal tanaman tahunan mengalami
peningkatan sebesar 5,85% atau mencapai 105,85%. Luas areal yang
mengalami peningkatan adalah tanaman kelapa sawit (110,32%),
kemiri sunan (103,43%) dan karet (102,06%). Sebaliknya komoditi
yang mengalami penurunan adalah kelapa (99,99%), jambu mete
(98,26%) dan jarak pagar (90,56%).
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,
kinerja luas areal tanaman tahunan mencapai 106,31%.Capaian luas
areal yang telah melebihi target renstra yaitu jarak pagar 202,43%,
kelapa sawit 111,39% dan karet mencapai 101,97%. Sedangkan
capaian komoditi lainnya secara berurutan yaitu jambu mete
(99,86%), kelapa (98,81%) dan kopi (49,75%).
Rincian Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan tahun
2013 sebagai berikut:
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 48
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 8. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2013
1 Karet 3.484.073 3.487.000 3.476.000 3.555.764 102,06 101,97 102,29
2 K. Sawit 9.074.621 8.987.000 8.772.000 10.010.824 110,32 111,39 114,12
3 Kelapa 3.787.724 3.833.000 3.827.000 3.787.283 99,99 98,81 98,96
4 Jambu Mete 586.358 577.000 576.000 576.181 98,26 99,86 100,03
5 Jarak Pagar 47.397 21.220 18.000 42.924 90,56 202,28 238,47
6 Kemiri Sunan 962 2.000 2.000 995 103,43 49,75 49,75
16.981.134 16.907.220 16.671.000 17.973.971 105,85 106,31 107,82 Total
Capaian 2012
Target Renstra
RKT/PK 2013
No Komoditi
Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2012Target
Renstra 2010 - 2014
RKT/PK 2013
Realisasi* 2013
4.1.2.3.2.Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan tanaman tahunan yang meliputi
kelapa sawit, karet, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri
sunan/minyak seluas 39.432 ha. Realisasi fisiknya mencapai 39.151
ha (99,29%). Output kegiatan penting pada tahun 2013 meliputi:
1) Pengembangan tanaman karet seluas 11.035 ha meliputi
kegiatan Peremajaan seluas 9.320 ha dan perluasan 1.715 ha.
Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 10.635 ha (96,38%) dari
target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
2) Pengembangan tanaman Kelapa seluas 24.480 ha meliputi
kegiatan Peremajaan seluas 21.275 ha dan perluasan 3.205 ha.
Realisasi fisik mencapai 24.480 ha (100%) dari target pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 49
Direktorat Jenderal Perkebunan
3) Pengembangan tanaman Kelapa sawit seluas 840 ha meliputi
kegiatan pengembangan 500 ha, pengembangan model
peremajaan 40 ha dan penggantian benih tidak bersertifikat
dengan benih unggul bersertifikat seluas 300 ha. Akibat
perubahan alokasi anggaran maka terjadi penambahan areal
pengembangan menjadi 961 ha. Capaian fisik untuk kegiatan ini
seluas 961 ha (100%) dan bila dibandingkan dengan penetapan
kinerja, capaiannya 114,40 % dari target pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2013.
4) Pengembangan tanaman jambu mete seluas 3.052 ha melalui
kegiatan peremajaan seluas 1.100 ha, Rehabilitasi seluas 300
ha, dan perluasan seluas 1.650 ha. Capaian fisik untuk kegiatan
ini seluas 3.050 ha (99,93%) dari target pada dokumen
penetapan kinerja tahun 2013.
5) Pengembangan tanaman kemiri sunan untuk mendukung
penyediaan bahan bakar nabati (BBN)/bio energi seluas 25 ha.
Realisasi fisik mencapai 25 ha (100,00%) dari target pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi
penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja
Direktur Tanaman Tahunan seperti pada Lampiran 3.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 50
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU
Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha adalah (1) Jumlah
kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP, (2) Jumlah
perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan
sertifikat ISPO dan (3) Jumlah perusahaan yang ditangani kasus
gangguan usahanya.
4.1.2.4.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2013
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
tahun 2013, capaian kinerja jumlah kelompok tani yang
menerapkan pascapanen sesuai GHP sebanyak 220 kelompok tani
atau 183,33% dari target. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa
sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai
110 perusahaan atau sebesar 35,95% dari target 306 perusahaan.
Untuk perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya sebanyak
42 kasus sudah terlaksana dan sudah mencapai 100%.
Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan
dengancapaian kinerja tahun 2012, untuk jumlah kelompok tani
yang menerapkan pascapanen sesuai GHP mengalami peningkatan
sebesar 27,91% menjadi 127,91%. Untuk perusahaan yang
mengajukan sertifikat ISPO mengalami peningkatan menjadi
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 51
Direktorat Jenderal Perkebunan
254,84% danperusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya
mengalami penurunan menjadi 31,82%.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,
jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP
sudah melebihi target yaitu mencapai 169,23%. Sedangkan jumlah
perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan
sertifikat ISPO mencapai 32,93% dari target 334 perusahaan. Untuk
perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya sebanyak 42
kasus namun masih dibawah dari target Renstra sebanyak 44 kasus
(95,45%). Rincian Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan
Pembinaan Usaha tahun 2013 sebagai berikut:
Rincian Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan
Pembinaan Usaha tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 9. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen danPembinaan Tahun 2013
1Penanganan panen sesuai GHP
172 130 120 220 127,91 169,23 183,33
2Perusahaan yang mengajukan sertifikat ISPO
31 334 306 110 254,84 32,93 35,95
3Penanganan gangguan usaha
132 44 42 42 31,82 95,45 100,00
RKT 2013
No. Kegiatan
Target dan capaian Realisasi kinerja thd (%)
2012
Target Renstra 2010 - 2014
RKT 2013
Realisasi 2013
Capaian 2012
Target Renstra
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 52
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.1.2.4.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengembangan penanganan pascapanen tanaman
rempah dan penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan
sebanyak 210 kelompok tani. Realisasi fisiknya mencapai 220
kelompok tani (104,76%). Output kegiatan penting pada tahun
2013 meliputi:
1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
semusim sesuai GHP mencapai 9 kelompok tani atau 100% dari
target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
2) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
rempah dan penyegar sesuai GHP mencapai 58 kelompok tani
atau 100% dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun
2013.
3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman
tahunan sesuai GHP mencapai 153 kelompok tani atau 106,99%
dari target 143 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja
tahun 2013.
4) Jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang layak
mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai 110
perusahaan atau 35,95% dari target 306 perusahaan sesuai pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
5) Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan sebanyak
42 kasus melalui inventarisasi dan identifikasi serta penanganan
kasus gangguan usaha dan konflik perkebunan. Capaian fisik
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 53
Direktorat Jenderal Perkebunan
untuk kegiatan ini sebanyak 42 kasus (100%) dari target pada
dokumen penetapan kinerja tahun 2013
Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi
penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja
Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha seperti pada Lampiran 4.
4.1.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU
Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah luas areal
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman
perkebunan.
4.1.2.5.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana
Kinerja Tahunan 2013
Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
tahun 2013, capaian kinerja pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan mencapai 14.408 hektar dari
target sebesar 5.300 hektar atau mencapai 271,85%. Luas areal
pengendalian OPT terbesar pada tanaman kelapa seluas 4.105 ha,
kemudian secara berurutan kakao seluas 3.160 ha, tebu seluas 2.610
ha, kopi seluas 1.211 ha, lada seluas 846 ha, cengkeh seluas 800 ha,
pala seluas 800 ha, karet seluas 526 hektar, kapas seluas 275 ha,
jambu mete seluas 100 hektar dan tembakau seluas 75 ha.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 54
Direktorat Jenderal Perkebunan
Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan
dengancapaian kinerja tahun 2012, mengalami peningkatan
menjadi 420,06%.
Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman
perkebunan mencapai 271,85% dari target 5.300 hektar pada tahun
2014. Rincian Capaian Kinerja pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan tahun 2013 sebagai berikut:
Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013
1Pengendalian OPT
3.430 5.300 5.300 14.408 420,06 271,85 271,85
RKT 2013
No. Kegiatan
Luas areal pengendalian (ha) Realisasi kinerja thd (%)
2012Target
Renstra 2010 - 2014
RKT 2013
Realisasi 2013
Capaian 2012
Target Renstra
4.1.2.5.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013
Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah
terlaksananya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) seluas 14.395 ha, dan pelaksanaan SLPHT sebanyak 202
Kelompok Tani. R e a l i s a s i f i s i k n y a m e n c a p a i 1 4 . 4 0 8 h a ( 1 0 0 , 0 9 % ) .
Output kegiatan penting pada tahun 2013 meliputi:
1) Pengendalian OPT seluas 14.395 ha meliputi pengendalian OPT
tanaman Lada seluas 745 ha, kemudian secara berurutan yaitu
kopi seluas 1.210 ha,cengkeh seluas 800 ha, pala seluas 800 ha,
kakao seluas 3.260 ha, tebu seluas 2.610 ha, tembakau seluas
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 55
Direktorat Jenderal Perkebunan
75 ha, kapas seluas 300 ha, kelapa seluas 3.970 ha, karet seluas
525 ha dan jambu mete seluas 100 ha. Capaian realisasi fisik
secara berurutan yaitu lada seluas 846 ha (113,56%), kopi seluas
1.211 ha (100,08%), cengkeh seluas 800 ha (100%), pala seluas
700 ha (87,50%), kakao seluas 3.160 ha (96,93%), tebu seluas
2.610 ha (100%), tembakau seluas 75 ha (100%), kapas seluas
275 ha (91,67%), kelapa seluas 4.105 ha (103,40%), karet seluas
526 ha (100,19%) dan jambu mete seluas 100 ha (100%).
Sehingga capaian realisasi fisik keseluruhan seluas 14.408 ha
(100,09%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun
2013.
2) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan sebanyak 202 Kelompok Tani,
dengan capaian fisik sebanyak 197 Kelompok Tani (97,52%) dari
target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi
penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja
Direktur Perlindungan Perkebunan seperti pada Lampiran 5.
4.1.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan adalah jumlah
provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang
berkualitas dibidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi
serta pelaporan. Sedangkan sasaran strategis dalam penetapan
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 56
Direktorat Jenderal Perkebunan
kinerja tersebut adalah terlaksananya pelayanan kesekretariatan
dalam rangka menunjang pencapaian kinerja program peningkatan
produkdi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan. Realisasi fisiknya mencapai 100,00% dalam bentuk
dokumen (1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan dan
penyediaan data dan informasi, (3) pelayanan organisasi,
kepegawaian, humas, hukum, administrasi perkantoran dan (4)
pengelolaan administrasi keuangan dan aset.
4.1.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP)
Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi
secara nasional pada tahun 2013 mencapai 87,55% dan hanya Balai
Besar Surabaya yang telah melebihi target RKT tahun 2013 yaitu
133,11%. Sedangkan Balai Besar Medan dan Ambon capaian
realisasinya dibawah target RKT tahun 2013.
Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan
dengancapaian kinerja tahun 2012, menurun menjadi 71,82% dan
hanya Balai Besar Surabaya yang meningkat sebesar 6,89%.
Demikian juga apabila dibandingkan dengan target Renstra
2010-2014, secara nasional baru mencapai 83,38%, akan tetapi Balai
Besar Surabaya telah melebihi target sebesar 126,78%.
Untuk indikator kegiatan jumlah teknologi terapan
perlindungan perkebunan, secara nasional pada tahun 2013
mencapai 100,00% dan masing-masing balai telah memenuhi target
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 57
Direktorat Jenderal Perkebunan
RKT tahun 2013. Sedangkan apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2012 telah terjadi peningkatan sebesar 4,35% atau
capaian kinerja menjadi 104,35% dan dibandingkan dengan target
Renstra 2010-2014, secara nasional baru mencapai 96,00%.
Capaian Kinerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan tahun 2013 seperti tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon Tahun 2013
1 Jumlah benih yang disertifikasi (ribu batang)
BBP2TP Medan 278.089 240.384 228.938 194.231 69,84 80,80 84,84
BBP2TP Surabaya 17.732 14.950 14.239 18.953 106,89 126,78 133,11
BBP2TP Ambon 1.226 535 486 154 12,56 28,79 31,69
Total 297.047 255.869 243.663 213.338 71,82 83,38 87,55
2 Jumlah teknoilogi terapan perlindungan perkebunan (paket)
BBP2TP Medan 8 10 9 9 112,50 90,00 100,00
BBP2TP Surabaya 6 6 6 6 100,00 100,00 100,00
BBP2TP Ambon 9 9 9 9 100,00 100,00 100,00
23 25 24 24 104,35 96,00 100,00 Total
No. Kegiatan
Target dan capaian Realisasi kinerja thd (%)
Target Renstra
2010 - 2014
RKT 2013
Realisasi 2013
Target Renstra 2010 - 2014
RKT 2013
2012Capaian
2012
4.2. Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2013
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 292 Tahun 2012
tentang pagu definitif Kementerian Negara/Lembaga tahun 2013,
alokasi anggaran untuk Kementerian Pertanian Rp 17,807 trilyun dan
sebesar Rp 1,709 trilyun (9,60%) dialokasikan untuk Direktorat
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 58
Direktorat Jenderal Perkebunan
Jenderal Perkebunan dalam rangka mendukung pengembangan
perkebunan tahun 2013 khususnya dimanfaatkan untuk mendukung
pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama.
Serapan anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013
mencapai 83,73% menduduki urutan ke sembilan di lingkup
Kementerian Pertanian dan masih dibawah serapan anggaran secara
nasional Kementerian Pertanian yang mencapai 89,64%.
Capaian serapan anggaran tahun 2013 ini mengalami
penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 10,91%
dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 94,64%.
Perbandingan capaian per eselon I dapat dilihat pada Tabel 12
berikut:
Tabel 12. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2013 per Eselon I
No ESELON 1Urutan
Penyerapan Anggaran
PAGU ANGGARAN (Rp. 000,-)
REALISASI (Rp. 000,-)
%
1 SETJEN 8 1.226.518.104 1.094.410.312 89,23
2 ITJEN 7 67.943.286 62.016.018 91,28
3 DITJEN TP 11 2.887.229.639 2.337.313.833 80,95
4 DITJEN HORTI 12 736.958.730 584.536.029 79,32
5 DITJEN BUN 10 1.709.421.139 1.431.311.655 83,73
6 DITJEN NAK KESWAN 9 2.739.338.614 2.355.534.457 85,99
7 DITJEN PPHP 2 592.879.700 561.870.340 94,77
8 DITJEN PSP 1 3.426.093.896 3.314.145.639 96,73
9 BALITBANG 3 1.719.168.968 1.624.920.524 94,52
10 BPPSDMP 6 1.341.255.760 1.234.334.984 92,03
11 BKP 4 647.159.931 606.112.604 93,66
12 BARANTAN 5 807.354.242 755.271.998 93,55
TOTAL 17.807.475.540 15.961.796.174 89,64
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 59
Direktorat Jenderal Perkebunan
Dalam laporan akuntabilitas keuangan ini akan disajikan (a)
Capaian kinerja keuangan berdasarkan kegiatan utama dan (b)
Capaian kinerja keuangan berdasarkan serapan per satker.
4.2.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama
Tahun 2013
Capaian kinerja keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan
tahun 2013 yang disajikan adalah realisasi keuangan berdasarkan
kegiatan utama pembangunan perkebunan dan berdasarkan serapan
satuan kerja (satker).
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan pada tahun 2013 sebesar Rp 1,431 trilyun atau
83,73% dari total pagu. Realisasi terbesar tercapai untuk kegiatan
Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 93,04%, diikuti secara
berturut-turut kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,58%, Dukungan Pengujian dan
Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman
Perkebunan sebesar 91,36%, Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 91,16%, Dukungan
Penanganan Pascapanen sebesar 87,64% dan Dukungan Manajemen
dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,57% serta Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 74,22%.
Adapun rinciannya sebagaimana disajikan pada Tabel 13.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 60
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 13. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama
Tahun 2013
KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN
PAGU (Rpjuta)
REALISASI (Rpjuta)
%
1775 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar 349.821 318.913 91,16
1776 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim 736.495 546.606 74,22
1777 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan 205.570 188.256 91,58
1778 Pengembangan Penanganan Pasca panen Komoditas Perkebunan 36.131 31.666 87,64
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 77.390 72.002 93,04
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Perkebunan 138.918 123.045 88,57
1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
165.096 150.823 91,36
JUMLAH
1.709.421
1.431.312
83,73
4 . 2 . 1 . 1 . Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan
Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar berdasarkan SAU-Kementerian
Keuangan sebesar Rp 318.913.408.983,- (91,16%) dari pagu yang
ada. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama
dikarenakan adanya optimalisasi anggaran dari pengadaan dan
tender serta penghematan.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar pada tahun
2013 meliputi:
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 61
Direktorat Jenderal Perkebunan
1) Pengembangan tanaman kopi dengan kegiatan perluasan,
peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi. Terdapat dua jenis
kopi yang dikembangkan meliputi (1). kopi robusta yang
dilaksanakan di 8 kabupaten 6 provinsi yaitu Bengkulu, Jambi,
Lampung, Jatim, Bali dan NTB (2). kopi arabika yang
dilaksanakan di 19 kabupaten 7 provinsi yaitu Aceh, Sumut,
Jabar, Bali, NTT, Sulsel dan Papua Capaian serapan keuangan
untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp 32.044.752.110,-
(75,53%).
2) Pengembangan Tanaman Teh dengan kegiatan intensifikasi
tanaman teh yang dilaksanakan di 9 kabupaten 3 provinsi yaitu
Jabar, Jateng dan DI Yogyakarta. Realisasi anggaran sebesar Rp
2.868.851.500,- (80,71%) .
3) Pengembangan tanaman kakao non Gernas Kakao dengan
kegiatan perluasan, dan intensifikasi tanaman kakao serta
perluasan tanaman kakao pasca bencana yang dilaksanakan di
13 kabupaten 4 provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumbar, DI
Yogyakarta, dan Gorontalo. Realisasi anggaran Rp
12.684.285.400,- (94,37%). Selain itu terdapat kegiatan
Gernas kakao untuk rehabilitasi di 27 kabupaten 5 provinsi yaitu
Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulsel dan NTT dengan realisasi
keuangan Rp 184.444.734.328,- (92,94%).
4) Pengembangan tanaman lada dengan kegiatan rehabilitasi dan
perluasan tanaman lada yang dilaksanakan di 5 kabupaten 2
provinsi yaitu Lampung dan Kep. Bangka Belitung. Anggaran
yang terserap sebesar Rp 2.101.715.000,- (59,16%).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 62
Direktorat Jenderal Perkebunan
5) Pengembangan tanaman cengkeh dengan kegiatan rehabilitasi
tanaman cengkeh dan rehabilitasi di daerah pasca bencana yang
dilaksanakan di 21 kabupaten 6 provinsi yaitu Aceh, Sumatera
Barat, Banten, Maluku, dan Maluku Utara. Serapan anggaran
sebesar Rp 3.597.522.927,- (97,54%).
Rincian capaian serapan keuangan output kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan
Penyegar seperti pada Tabel 14.
Tabel 14. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2013
No Program Anggaran (Rp000) Output/
Fisik %
Pagu Realisasi %
I Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tan. Rempah &Penyegar
349.821.391
318.913.409
91,16 99,93
1 PengembanganTanaman Kopi 42.424.007 32.044.752 75,53 100,00
2 Pengembangan tanaman teh 3.554.420 2.868.851 80,71 100,00
3 PengembanganTanaman Kakao (non Gernas) 13.440.422 12.868.851 94,37 100,00
4 PengembanganTanaman Lada 3.552.560 2.101.715 59,16 100,00
5 PengembanganTanaman Cengkeh 3.688.128 3.597.523 97,54 100,00
6 Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan
Tanaman Rempah dan Penyegar 732.975 708.037 96,60 100,00
7 Operasional Petugas Pendamping (Gernas) 239.800 0,00 0,00 0,00
8 Penanaman tan. rempah penyegar lainnya) 2.677.690 2.591.791 96,79 100,00
9 Pembangunan Kebun Sumber Bahan Tanam Tanaman Rempah dan Penyegar 94.347 94.347 100,00 100,00
10 Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah & Penyegar 125.400 123.575 98,54 100,00
11 Gerakan Nasional Pening-katan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) 198.459.086 184.444.734 92,94 100,00
12 Dukungan Kegiatan Gernas Kakao 119.900 119.900 100,00 100,00
13 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar 3.813.148 3.652.358 95,78 100,00
15 Pengembangan Tanaman Pala 11.130.198 10.615.711 95,38 100,00
16 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar 1.743.521 1.463.389 83,93 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 63
Direktorat Jenderal Perkebunan
No Program Anggaran (Rp000) Output/
Fisik %
Pagu Realisasi %
17 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 2.368.260 2.220.444 93,76 100,00
18 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 4.826.094 4.549.303 94,26 100,00
19 Koordinasi Kegiatan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) 55.902.185 54.162.104 96,89 100,00
20 Layanan Perkantoran 929.250 870.588 93,69 100,00
4.2.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan
Mutu Tanaman Semusim sebesar Rp 546.605.910.695,- (74,22%)
dari target. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut
terutama disebabkan oleh masih mengalami sedikit kesulitan dalam
penyediaan benih kultur jaringan dan kurang tersedianya areal
untuk perluasan tebu dan pengadaan yang banyak mengalami
sanggahan dan ada beberapa kqgiatan tidak terealisasi. Selain itu
beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim pada tahun 2013
meliputi:
1) Pengembangan tanaman tebu termasuk perluasan tebu rakyat,
bongkar ratoon/rawat ratoon yang dilaksanakan di 70 kabupaten
10 provinsi yaitu Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Aceh,
Jambi, Sumsel, Lampung, Sulsel, dan Gorontalo. Realisasi
anggaran sebesar Rp 435.809.255.170,- (73,18%).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 64
Direktorat Jenderal Perkebunan
2) Pengembangan tanaman kapas yang dilaksanakan di 29
kabupaten 7 provinsi yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur. Anggaran yang terserap sebesar Rp 12.804.084.779,- (92,54%).
3) Pengembangan tanaman nilam yang dilaksanakan di 16
kabupaten 10 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Jambi,
Lampung, Bali, Sultra dan Gorontalo. Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp 3.324.365.230,- (91,74%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim tahun 2013
No Program Anggaran (Rp000) Output/
Fisik % Pagu Realisasi %
II Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
7 3 6 . 4 9 5 . 5 2 8 5 4 6 . 6 0 5 . 9 1 1 7 4 , 2 2 77,08
1 Pengembangan Tanaman Tebu 595.512.128 435.809.255 73,18 71,68 2 Penanaman Tanaman Kapas 13.836.838 12.804.085 92,54 99,54 3 Penanaman Tanaman Nilam 3.623.662 3.324.365 91,74 98,00 4 Penanaman tanaman semusim
lainnya 270.000 265.189 98,22 100,00
5 Peningkatan kegiatan perlombaan & penghargaan perkebunan dll 40.000 40.000 100,00 100,00
6 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim 1.052.240 872.097 82,88 100,00
7 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim 3.532.415 3.268.087 92,52 100,00
8 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim 118.490.295 90.122.226 76,06 100,00
9 Layanan Perkantoran 137.950 100.606 72,93 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 65
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan
Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2013 sebesar Rp
188.256.497.316,- (91,58%) dari pagu yang tersedia. Tidak
tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan
oleh terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga
petani sulit mendapatkan benih bermutu. Sertifikasi lahan petani
belum ada, tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan
untuk benih sebar/siap tanam. Persyaratan bank dan syarat-syarat
sebagai avalis yang menyulitkan perusahaan mitra dalam
pelaksanaan Program Revitalisasi.
Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2013 meliputi:
1) Pengembangan tanaman karet dengan kegiatan perluasan
tanaman karet rakyat yang dilaksanakan di 49 kabupaten 17
provinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Kepulauan
Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan
Sulawesi Selatan. Realisasi anggaran sebesar Rp
68.044.269.965,- (91,33%). Selain itu terdapat kegiatan
perluasan tanaman karet di daerah perbatasan, wilayah pasca
konflik, tertinggal dan bencana alam yang dilaksanakan di 10
kabupaten 5 provinsi yaitu Aceh, Kepri, Kalbar, Kaltim dan
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 66
Direktorat Jenderal Perkebunan
Papua. Realisasi anggaran sebesar Rp 3.959.529.250,-
(95,06%).
2) Pengembangan tanaman kelapa dengan kegiatan Peremajaan
tanaman kelapa dilaksanakan di 89 kabupaten 22 provinsi yaitu
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau,
Jambi, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, Malut,
Papua dan Papua Barat. Capaian serapan anggaran sebesar
Rp 51.949.663.741,- (94,12%).
3) Pengembangan tanaman kelapa sawit dengan kegiatan
peremajaan kelapa sawit dan penggantian benih tidak
bersertifikat dengan benih unggul bersertifikat yang
dilaksanakan di 20 kabupaten 9 provinsi yaitu Sumut, Sumbar,
Banten, Gorontalo, Sulbar, Sultra, NTT, Papua, Papua Barat.
Realisasi anggaran sebesar Rp 6.339.767.665,- (96,04%).
4) Pengembangan tanaman jambu mete dengan kegiatan
peremajaan di 11 kabupaten 3 provinsi Sultra, NTB dan NTT,
rehabilitasi di 3 kabuapten 3 provinsi Jateng, DI Yogyakarta dan
NTB, dan perluasan di 10 kabupaten 6 provinsi yaitu Jateng,
Jatim, Bali, NTB, Sulsel, dan Sultra. Realisasi Anggaran yang
terserap sebesar Rp7.275.870.150,- (91,06%).
5) Pengembangan tanaman kemiri sunan/minyak dilaksanakan di 5
kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Realisasi serapan
anggaran sebesar Rp 226.534.000,- (97,07%).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 67
Direktorat Jenderal Perkebunan
6) Pengembangan tanaman sagu seluas 1.600 ha yang dilaksanakan
di Provinsi Papua dan Papua Barat. Realisasi serapan anggaran
sebesar Rp 11.130.543.900,- (97,81%)
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
seperti pada Tabel 16.
Tabel 16. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013
No Program
Anggaran (Rp 000) Output/ Fisik
%
Pagu
Realisasi
%
III Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan 2 0 5 . 5 6 9 . 9 7 3 1 8 8 . 2 5 6 . 4 9 7 9 1 , 5 8 99,85
1 Pengembangan tanaman karet rakyat 74.506.184 68.044.270 91,33 100,00 2 Pengembangan tanaman karet di daerah
perbatasan, wilayah pasca konflik, tertinggal dan bencana alam
4.165.350 3.959.529 95,06 100,00
3 Pengembangan Tanaman Kelapa 55.194.512 51.949.664 94,12 100,00 4 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 6.601.032 6.339.768 96,04 100,00 5 Pengembangantanaman Jambu Mete 7.990.507 7.275.870 91,06 99,93 6 Pemberdayaan dan Penguatan
Kelembagaan Tan. Tahunan 477.570 397.530 83,24 100,00 7 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit,
Kakao, Karet) 17.895.078 14.646.835 84,20 100,00 8 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis
Tan. Tahunan 2.199.035 1.914.029 87,04 100,00 9 Pembangunan Kebun Sumber Bahan
Tanam Tan. Tahunan 148.800 147.850 99,36 100,00 10 Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tan. Tahunan 179.400 93.135 51,91 100,00 11 Pemberdayaan Pekebun Tan Tahunan 5.269.118 4.887.943 92,77 100,00 12 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan 233.383 226.534 97,07 100,00 13 Koordinasi, Pembinaan dan Monev
Pengembangan Tan. Tahunan 6.894.118 6.135.440 89,00 100,00 14 Pengembangan Kebun Benih Tan.Tahunan 2.996.814 2.666.477 88,98 100,00 15 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tan.
Tahunan 7.102.172 6.255.035 88,07 100,00 16 Koordinasi Pengembangan Sagu di Pusat 1.891.250 1.278.542 67,60 100,00 17 Pengembangan Tanaman Sagu 11.380.000 11.130.535 97,81 100,00 18 Layanan Perkantoran 945.650 907.510 95,97 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 68
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan
Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Penanganan
Pascapanen Komoditas Perkebunan adalah sebesar Rp
31.665.586.042,- (87,64%) dari pagu yang tersedia. Tidak
tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan
oleh perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten masih
belum berjalan dengan baik, tidak adanya pendampingan pada
petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan,
banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan
gangguan usaha, banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah
gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas,
dan kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B
seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk
masyarakat belum terlaksana dengan baik dan sosialisasi Peraturan
Menteri Pertanian No. 98 Tahun 2013 yang belum memadai.
Output kegiatan penting untuk Dukungan Penanganan
Pascapanen Komoditas Perkebunan pada tahun 2013 meliputi:
1) Penanganan pascapanen tanaman semusim untuk tanaman
Nilam yang dilaksanakan di 9kabupaten 6 provinsi yaitu
Lampung, Jabar, Bali, Sulbar, Sulteng dan Gorontalo. Realisasi
keuangan sebesar Rp1.288.804.680,-(85,34%) dari pagu
anggaran sebesarRp1.510.200.000,-
2) Penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar yang
terdiri atas : (1) Tanaman Kakao dilaksanakan di 14 kabupaten 9
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 69
Direktorat Jenderal Perkebunan
provinsi yaitu Aceh, Jateng, DI Yogyakarta, Sumut, NTB,
Sulteng, Sultra, Banten, dan Papua; (2) Tanaman Kopi
dilaksanakan di 15 kabupaten 12 provinsi yaitu Aceh, Sumut,
Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali,
NTB, NTT; (3) Tanaman Lada dilaksanakan di 2 kabupaten 2
propinsi yaitu Babel dan Kaltim; (4) Tanaman Cengkeh
dilaksanakan di 2 kabupaten 2 provinsi yaitu Jabar dan
Gorontalo; (5) Tanaman Teh dilaksanakan kabupaten Cianjur
provinsi Jabar; dan (6) Tanaman Pala dilaksanakan di 5
kabupaten di 5 propinsi yaitu Jawa Barat, Sulawesi Utara,
Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Realisasi keuangan
sebesar Rp 7.426.894.100,- (98,82%) dari pagu anggaran sebesar
Rp 7.515.262.000,-
3) Penanganan pascapanen tanaman tahunan yang terdiri atas:
(1) Tanaman Karet dilaksanakan di 25 kabupaten 11 provinsi
yaitu Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Bengkulu, Banten, Jabar,
Jateng, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel; (2) Tanaman Kelapa
dilaksanakan di 15 kabupaten 8 propinsi yaitu Jambi, Jateng,
Kalbar, Kalteng, Sulut, NTT, Maluku dan Malut; (3) Tanaman
Jambu Mete dilaksanakan di 5 kabupaten 2 propinsi yaitu NTB
dan NTT. Realisasi keuangan sebesar Rp 7.373.451.269,-
(86,46%) dari pagu anggaran sebesar Rp 8.527.743.000,-
4) Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan di 31 provinsi,
kecuali DKI dan DI Yogyakarta, dengan serapan anggaran
sebesarRp 2.759.323.100,- (85,13%).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 70
Direktorat Jenderal Perkebunan
5) Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik
Perkebunandilaksanakan di 26 provinsi yaitu Aceh, Sumut,
Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung,
Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng,
Sulut, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulbar, Papua, Papua Barat, NTB
dan Kepri dengan serapan anggaran sebesar Rp 5.085.110.226,-
(82,13%).
6) Penerapan standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan
Indonesia (ISPO) dilaksanakan di 21 propinsi yaitu Aceh, Sumut,
Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung,
Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulbar,
Papua, Papua Barat, Banten dan Jabar dengan serapan anggaran
sebesar Rp 1.859.832.250,- (84,29%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama
Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan
seperti pada Tabel 17 berikut :
Tabel 17. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan tahun 2013
No Program Anggaran (Rp000) Output/
Fisik % Pagu Realisasi %
IV Pengembangan Penanganan Pascapanen komoditas perkebunan
36.130.593 31.665.586 87,64 98,64
1 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan
100.200
89.199
89,02 80,16
2 Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan
6.191.409
5.085.110
82,13 95,38
3 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 3.241.320 2.759.323 85,13 97,46
4 Penilaian Usaha Perkebunan 1.277.825 1.140.147 89,23 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 71
Direktorat Jenderal Perkebunan
No Program
Anggaran (Rp000) Output/ Fisik
% Pagu Realisasi %
5 Penerapan Standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan 2.206.427 1.859.832 84,29 95,24
6 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan 17.545.930 16.089.150 91,70 100,00
7 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha
4.886.900
3.986.293
81,57 100,00
8 Koordinasi Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Perkebunan
20.000
19.546
97,73 100,00
9 Layanan Perkantoran 660.582 636.984 96,43 100,00
4.2.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Perlindungan
Perkebunan sebesar Rp 72.002.158.498,- (93,04%) dari pagu yang
tersedia.
Output kegiatan pentinguntukDukungan Perlindungan
Perkebunan pada tahun 2013 meliputi:
1) Pengendalian OPTtanaman perkebunan yang terdiri atas : (1)
OPT tanaman Lada dilaksanakan di 11 kabupaten 5 propinsi
yaitu Babel, Kalbar, Kaltim, Sumsel dan Sulsel; (2) OPT Tanaman
Kopi dilaksanakan di 12 kabupaten 7 propinsi yaitu Aceh,
Sumsel, Bengkulu, Lampung, Jabar, Bali dan NTB; (3) OPT
Tanaman Cengkeh dilaksanakan di 7 kabupaten 4 propinsi yaitu
Jateng, Sulut, Bali, dan Maluku; (4) OPT Tanaman Pala
dilaksanakan di 8 kabupaten 5 propinsi yaitu Aceh, Sulut,
Maluku, Malut dan Papua Barat; (5) OPT Tanaman Kakao
dilaksanakan di 11 kabupaten 6 propinsi yaitu Bali, NTB, Sulbar,
Sulsel, Sulteng dan Sultra; (6) OPT Tanaman Tebu dilaksanakan
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 72
Direktorat Jenderal Perkebunan
di 21 kabupaten 8 propinsi yaitu DI Yogyakarta, Jateng, Jatim,
Jabar, Lampung, Sumsel, sulsel dan Gorontalo; (7) OPT
Tanaman Tembakau dilaksanakan di 3 kabupaten 3 propinsi
yaitu Jateng, Jatim dan NTB; (8) OPT Tanaman Kapas
dilaksanakan di 11 kabupaten 7 propinsi yaitu Jateng, Jatim,
Sulsel, NTB, NTT, DIY dan Bali; (9) OPT Tanaman Kelapa
dilaksanakan di 25 kabupaten 14 propinsi yaitu Aceh, Riau,
Kalteng, NTB, Sulut, Sulteng, Sulsel, Malut, Jateng, DIY, Jatim,
NTT, Kalbar, dan Lampung; (10) OPT Tanaman Karet
dilaksanakan di 7 kabupaten 6 propinsi yaitu Sumut, Riau,
Sumsel, Kalbar, Kalsel dan Jabar; (11) OPT Tanaman Jambu
Mete dilaksanakan di kabupaten Karangasem provinsi Bali.
Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp. 29.959.398.661,-
(90,92%) dari pagu sebesar Rp. 32.951.869.000,-.
2) Pelaksanaan SL-PHTPerkebunan untuk non Tebu dilaksanakan
di 66 kabupaten 23 provinsi yaitu Aceh, Bengkulu, Lampung,
Babel, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar,
Kaltim, Sulut, Sulsel, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulteng,
Maluku, Malut, Papua Barat dan Papua. Sedangkan untuk SL+PHT
Tebu dilaksanakan di 29 kabupaten 7 propinsi yaitu Sumsel,
Lampung, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim dan Sulsel.
Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp 14.514.367.586,-
(94,95%).
Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama
Dukungan Perlindungan Perkebunan seperti pada Tabel 18.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 73
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2013
No Program Anggaran (Rp) Output/
Fisik % Pagu Realisasi %
V Dukungan Perlindungan Perkebunan 77.389.758 72.002.158 93,04 9 9 , 7 6
1 Pengendalian OPT tanaman perkebunan 1.586.558 1.581.291 99,67 100,00
2 Pemberdayaan perangkat 12.297.993 11.932.056 97,02 100,00 3 Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan
dan kebun 123.018 113.854 92,55 100,00 4 Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan 15.286.310 14.514.367 94,95 100,00 5 Pemberdayaan pengamat hama dan
penyakit 87.200 83.099 95,30 100,00 6 Dukungan Kegiatan Perlindungan
Perkebunan (Tahun) 385.800 385.800 100,00 100,00 7 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 4.574.748 3.968.546 86,75 95,87
8 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan 31.365.311 28.378.107 90,48 100,00
9 Koordinasi Kegiatan Perlindungan Perkebunan 6.112.440 5.852.998 95,76 100,00
10 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Perkebunan 4.813.530 4.489.502 93,27 100,00
11 Layanan Perkantoran 756.850 702.536 92,82 100,00
4.2.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan adalah sebesar
Rp 123.044.889.517,- (88,57%) dari pagu yang tersedia. Tidak
tercapainya target serapan anggaran tersebut karena optimalisasi
dan efisiensi pada kegiatan Pembinaan, pengawalan dan
pembangunan perkebunan dan kegiatan sertifikasi, pengujian,
pengawasan mutu benih dan penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan yang tidak terlaksana sepenuhnya; terbatasnya panitia
pengadaan barang/jasa dan beban tugas yang overload; terjadinya
reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi perkebunan
Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada kelambanan dalam
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 74
Direktorat Jenderal Perkebunan
penanganan Tindaklanjut Laporan Hasil Audit (LHA); penentuan
kegiatan belum sepenuhnya memperhatikan usulan daerah dan
koordinasi dengan daerah dalam penentuan kegiatan kurang
optimal; Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah
Daerah) tanpa dukungan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku
dan tidak optimal pemanfaatannya; dan Tim SPI belum optimal
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-
kegiatan pembangunan perkebunan.
Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan
Utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan seperti pada Tabel 19 berikut:
Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan tahun 2013
No Program Anggaran (Rp000) Output
/ Fisik % Pagu Realisasi %
VI
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
138.918.273 123.044.890 88,57 98,36
1 Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu benih & penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan
67.200 61.476 91,48 100,00
2 Perencanaan, pengelolaan keuangan, data, informasi dan monev, umum
2.540.300
2.413.989 95,03 100,00
3 Administrasi kegiatan dana dekonsentrasi (DK)) 3.226.240 3.086.747 95,68 100,00
4 Administrasi kegiatan dana tugas pembantuan (TP) 11.537.226 10.927.919 94,72 100,00
5 Dukungan kegiatan manajemen dan teknis lainnya 42.542.276 39.764.731 93,47 100,00
6 Dokumen Perencanaan 5.490.381 5.180.336 94,35 100,00
7 Dokumen Keuangan dan Perlengkapan 11.476.431 10.681.825 93,08 100,00
8 Dokumen Kepegawaian, Hukum dan Humas 11.409.063 8.754.239 76,73 80,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 75
Direktorat Jenderal Perkebunan
No Program
Anggaran (Rp000) Output/ Fisik
% Pagu Realisasi %
9 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 4.671.075 4.324.722 92,59 100,00
10 Layanan Perkantoran 41.253.930 33.484.072 81,17 100,00
11 Kendaraan Bermotor 2.362.003 2.251.002 95,30 100,00
12 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 2.342.148 2.113.829 90,25 100,00
4.2.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengujian dan
Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi
Tanaman Perkebunan sebesar Rp 150.823.203.774,- (91,36%) dari
pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target serapan anggaran
tersebut antara lain adanya optimalisasi dan efisiensi pada kegiatan
pengadaan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Laboratorium;
Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum
tersosialisasi dengan baik; dan Tim SPI belum optimal dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-
kegiatan pembangunan perkebunan.
Rincian capaian serapan keuangan untuk output Dukungan
Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi
Proteksi Tanaman Perkebunan seperti pada tabel 20 berikut :
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 76
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan
Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2013
No Program
Anggaran (Rp 000) Output
/ Fisik
% Pagu Realisasi %
VII Dukungan Pengujian dan pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
1 6 5 . 0 9 5 . 6 2 3
1 5 0 . 8 2 3 . 2 0 4 9 1 , 3 6 1 0 0 , 4 7
1 Pengadaan sarana, prasarana perkantoran
18.188.564 17.357.555 95,43 100,00
2 Administrasi kegiatan, Standar, pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan dll
879.820 867.113 98,56 100,00
3 Peningkatan kapabilitas pegawai 1.600.445 1.596.657 99,76 100,00 4 Opersional Laboratorium 26.769.052 25.259.352 94,36 100,00 5 Pembangunan kebun contoh, demplot,
uji, koleksi dll 1.540.978 1.503.330 97,56 100,00
6 Pengawasan peredaran benih 2.124.494 1.862.667 87,68 100,00 7 Rakitan teknologi spesifikasi proteksi
tanaman perkebunan 2.431.377 2.269.849 93,36 100,00
8 Pemanfaatan agensia hayati 728.518 708.763 97,29 100,00 9 Sertifikasi dan pengujian mutu benih 728.518 454.228 92,89 146,74
10 Administrasi Keuangan dan Kepegawaian
1.772.799 1.062.083 59,91 100,00 11 Penyusunan Rencana Kerja 214.946 162.963 75,82 100,00 12 Peningkatan Kapabilitas Pegawai/
Petugas 1.364.782 1.117.787 81,90 140,00
13 Monitoring dan Evaluasi 1.663.118 1.446.367 86,97 100,00 14 Layanan Perkantoran 50.974.126 44.098.783 86,51 100,00 15 Kendaraan Bermotor 1.953.984 1.909.241 97,71 100,00 16 Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi 830.790 768.076 92,45 100,00
17 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 34.316.075 32.027.159 93,33 100,00 18 Gedung/Bangunan 17.252.755 16.009.032 92,79 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 77
Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker
Tahun 2013
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di
seluruh Indonesia sebanyak 511 yang tersebar di 34 provinsi. Dengan
keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan
ketidakberpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan
pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk
penetapan satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a) Kinerja
satker dua tahun terakhir (2011 dan 2012); (b) Nomenklatur Dinas.
Urutan prioritas pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur
dinas secara berurutan: apabila Dinas Perkebunan berdiri sendiri
akan memperoleh prioritas utama, Dinas Gabungan namun masih
tersurat kata "Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan
Perkebunan menjadi prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa
kata "Perkebunan" akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi
anggaran yang dikelola minimal Rp 1 milyar. Bila anggaran yang
dikelola dibawah Rp 1 milyar, maka dana tersebut dialokasikan dan
dikelola oleh Provinsi sebagai Tugas Pembantuan (TP) Provinsi; dan
(d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap sasaran produksi dan luas
areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana
Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014.
Berdasarkan kriteria tersebut, pada tahun 2013 pembangunan
perkebunan dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan yang berjumlah 138 satker yang
terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 78
Direktorat Jenderal Perkebunan
UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker
Dinas Kabupaten/kota (101 satker).
Penilaian kinerja berpedoman pada Pedoman Penilaian
Kinerja Pembangunan Perkebunan tahun 2013. Pedoman tersebut
mengatur kriteria penilaian tingkat keberhasilan satker dalam
melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2013. Penilaian ini
dilaksanakan dengan menjumlah bobot tertimbang dari semua
parameter. Rincian bobot masing-masing parameter sebagai berikut:
a. Capaian keuangan triwulan I, triwulan II dan triwulan III bobotnya
15%;
b. Capaian serapan keuangan sampai dengan triwulan IV bobotnya
35%;
c. Capaian kinerja pelaksanaan kegiatan fisik (menggunakan
pembobotan untuk menilai capaian kinerja fisik) bobotnya 35%;
d. Pelaporan tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku (ketepatan
waktu dan keteraturan penyampaian) bobotnya 10%;
e. Tindak lanjut penyelesaian LHA/LHP (administrasi dan kerugian
negara) bobotnya 5%.
Adapun kriteria nilainya sebagai berikut:
• 00 - 59 : Kurang/Tidak Berhasil
• 60 - 79 : Cukup Berhasil
• 80 - 95 : Berhasil
• > 95 : Sangat Berhasil
Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam
kategori sangat berhasil berjumlah 3 satker (2,17%), berhasil
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 79
Direktorat Jenderal Perkebunan
berjumlah 110 satker (79,71%), cukup berhasil berjumlah 20 satker
(14,49%) dan kurang berhasil berjumlah 5 satker (3,63%).
Tabel 21. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Satker Lingkup Ditjen Perkebunan Tahun 2013
1 Ditjen Perkebunan 0 1 0 02 Balai/UPT Pusat 0 4 0 03 Provinsi 2 20 7 34 Kabupaten/kota 1 85 13 2
3 110 20 5Total
No. SatkerPenilaian Kinerja tahun 2013
Sangat Berhasil
Berhasil Cukup Berhasil
Kurang Berhasil
Apabila dilihat dari penyebaran satker, provinsi yang memperoleh kategori sangat berhasil berjumlah 2 yaitu Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten dan Dinas Pertanian
Provinsi Maluku Utara. Sebaliknya untuk satker yang kinerjanya
termasuk tidak berhasil (nilainya < 60) dan cukup berhasil (nilainya antara 60 - 79) dapat dilihat pada Tabel 21 dibawah ini.
Tabel 22. Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80% (tidak - cukupberhasil) Tahun 2013
No. Satker
Kinerja Satker
Nilai Tertimbang Sebutan
A Provinsi dengan Kriteria Cukup Berhasil
1 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat 78 Cukup Berhasil
2 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 78 Cukup Berhasil
3 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat 78 Cukup Berhasil
4 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan 75 Cukup Berhasil
5 Dinas Pertanian Provinsi Maluku 75 Cukup Berhasil
6 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kep. Riau 63 Cukup Berhasil
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 80
Direktorat Jenderal Perkebunan
No. Satker
Kinerja Satker
Nilai Tertimbang Sebutan
7 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 60 Cukup Berhasil
B Provinsi dengan Kriteria Tidak Berhasil
8 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur 45 Tidak Berhasil
9 Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo 43 Tidak Berhasil
10 Dinas Perkebunan Provinsi Lampung 13 Tidak Berhasil
C Kabupaten dengan Kriteria Cukup Berhasil
11 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kapuas 78 Cukup Berhasil
12 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Flores Timur 76 Cukup Berhasil
13 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura Kab. Mamasa 76 Cukup Berhasil
14 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng 75 Cukup Berhasil
15 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bengkulu Tengah 75 Cukup Berhasil
16 Dinas Perkebunan Kabupaten Kota Baru 73 Cukup Berhasil
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa terdapat 3 (tiga)satker
provinsi yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Dinas Perkebunan dan Peternakan
17 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 70 Cukup Berhasil
18 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Balangan 70 Cukup Berhasil
19 Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir 65 Cukup Berhasil
20 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar 65 Cukup Berhasil
21 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tapin 65 Cukup Berhasil
22 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kertanegara 60 Cukup Berhasil
23 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Penajam Paser Utara 60 Cukup Berhasil
D Kabupaten dengan Kriteria Tidak Berhasil
24 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Luwu Timur 45 Tidak Berhasil
25 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Selatan 30 Tidak Berhasil
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 81
Direktorat Jenderal Perkebunan
Provinsi Gorontalo dan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung.
Sedangkan 2 (dua) satker kabupaten/kotayang masuk katagori
tidak berhasil adalah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Kab. Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Perkebunan
dan Kehutanan Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan
dipertimbangkan untuk dikenakan punishment pada pengalokasian
anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2015.
Rincian capaian serapan keuangan masing-masing satker Lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 sebagaimana disajikan
pada tabel 23.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 82
Direktorat Jenderal Perkebunan
Tabel 23. Capaian Serapan Anggaran Masing-masing Satker Lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013
F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
1 J A W A B A R A T 2 0 . 0 7 1 . 0 2 8 , 0 0 1 8 . 1 5 4 . 3 9 2 , 4 5 9 0 , 4 5 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 12.458.945,00 11.747.545,70 94,29 100,00
1 DISBUN PROV JAWA BARAT 12.458.945,00 11.747.545,70 94,29 100,00
KABUPATEN 7.612.083,00 6.406.846,75 84,17 100,00
2 DISHUTBUN KAB CIANJUR 2.931.181,00 2.486.147,00 84,82 100,00
3 DISBUN KAB GARUT 2.889.787,00 2.520.294,75 87,21 100,00
4 DISBUN KAB SUMEDANG 1.791.115,00 1.400.405,00 78,19 100,00
2 J A W A T E N G A H 1 7 5 . 7 4 1 . 2 8 6 , 0 0 1 6 0 . 4 8 9 . 0 3 4 , 8 2 9 1 , 3 2 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 175.741.286,00 160.489.034,82 91,32 100,00
5 DISBUN PROVINSI JAWA TENGAH
175.741.286,00 160.489.034,82 91,32 100,00
KABUPATEN - - - -
3 D . I . Y O G Y A K A R T A 1 5 . 8 9 7 . 6 8 9 , 0 0 1 4 . 5 2 2 . 9 6 5 , 1 0 9 1 , 3 5 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 11.990.782,00 11.226.768,52 93,63 100,00
6 DISHUTBUN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
11.990.782,00 11.226.768,52 93,63 100,00
KABUPATEN 3.906.907,00 3.296.196,58 84,37 100,00
7 DISTANHUT KAB KULON PROGO
1.988.205,00 1.581.032,48 79,52 100,00
8 DISHUTBUN KAB GUNUNG KIDUL
1.918.702,00 1.715.164,10 89,39 100,00
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A NN O P R O V I N S I / K A B U P A T E N P A G U
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 83
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
4 J A W A T I M U R 3 8 9 . 5 9 1 . 8 4 1 , 0 0 2 7 1 . 4 2 9 . 5 8 2 , 7 6 6 9 , 6 7 7 8 , 4 4
PROVINSI 389.591.841,00 271.429.582,76 69,67 78,44
9 DISBUN PROVINSI JAWA TIMUR
389.591.841,00 271.429.582,76 69,67 78,44
KABUPATEN - - - -
5 A C E H 2 5 . 5 7 6 . 6 6 0 , 0 0 2 4 . 0 2 9 . 9 9 7 , 7 1 9 3 , 9 5 9 8 , 7 6
PROVINSI 10.031.592,00 9.125.230,30 90,96 97,96
10 DISHUTBUN PROVINSI A C E H 10.031.592,00 9.125.230,30 90,96 97,96
KABUPATEN 15.545.068,00 14.904.767,41 95,88 99,27
11 DISHUTBUN KAB ACEH JAYA 1.310.548,00 1.203.424,45 91,83 98,76
12 DISHUTBUN KAB BENER MERIAH
1.574.650,00 1.541.047,46 97,87 99,29
13 DISHUTBUN KAB PIDIE 1.550.660,00 1.525.872,80 98,40 99,00
14 DISHUTBUN KAB ACEH UTARA
1.364.938,00 1.298.968,50 95,17 99,61
15 DISHUTBUN KAB ACEH TIMUR 5.389.808,00 5.148.047,70 95,51 98,84
16 DISHUTBUN KAB NAGAN RAYA
1.724.667,00 1.684.131,00 97,65 100,00
17 DISHUTBUN KAB PIDIE JAYA 2.629.797,00 2.503.275,50 95,19 99,92
6 S U M A T E R A U T A R A 8 . 0 6 3 . 2 7 2 , 0 0 7 . 3 8 5 . 5 9 3 , 2 9 9 1 , 6 0 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 6.687.814,00 6.074.743,89 90,83 100,00
18 DISBUN PROVINSI SUMATERA UTARA
6.687.814,00 6.074.743,89 90,83 100,00
KABUPATEN 1.375.458,00 1.310.849,40 95,30 100,00
19 DISBUN KAB BATUBARA 1.375.458,00 1.310.849,40 95,30 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 84
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
7 S U M A T E R A B A R A T 1 2 . 2 1 5 . 5 3 0 , 0 0 1 0 . 2 1 9 . 4 8 4 , 5 5 8 3 , 6 6 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 8.169.950,00 6.605.285,30 80,85 100,00
20 DISBUN PROVINSI SUMATERA BARAT
8.169.950,00 6.605.285,30 80,85 100,00
KABUPATEN 4.045.580,00 3.614.199,25 89,34 100,00
21 DISBUN KAB PASAMAN BARAT
2.828.085,00 2.551.058,75 90,20 100,00
22 DISTANPANGANHORBUNHUT KAB PD PARIAMAN
1.217.495,00 1.063.140,50 87,32 100,00
8 R I A U 1 1 . 1 7 4 . 4 4 8 , 0 0 1 0 . 2 8 8 . 9 5 1 , 4 0 9 2 , 0 8 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 5.627.577,00 5.250.105,60 93,29 100,00
23 DISBUN PROVINSI RIAU 5.627.577,00 5.250.105,60 93,29 100,00
KABUPATEN 5.546.871,00 5.038.845,80 90,84 100,00
24 DISBUN KAB KAMPAR 1.322.091,00 1.253.928,50 94,84 100,00
25 DISHUTBUN KAB MERANTI 1.481.704,00 1.447.145,00 97,67 100,00
26 DISBUN KAB INDRAGIRI HILIR 1.485.576,00 1.112.291,50 74,87 100,00
27 DISBUN KAB ROKAN HILIR 1.257.500,00 1.225.480,80 97,45 100,00
9 3 7 . 9 9 0 . 9 6 5 , 0 0 3 6 . 9 0 1 . 1 0 8 , 3 0 9 7 , 1 3 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 34.484.053,00 33.793.439,67 98,00 100,00
28 DISBUN PROVINSI JAMBI 34.484.053,00 33.793.439,67 98,00 100,00
KABUPATEN 3.506.912,00 3.107.668,63 88,62 100,00
29 DISBUN KAB TANJUNG JABUNG BARAT
1.899.460,00 1.708.796,63 89,96 100,00
30 DISHUTBUN KAB KERINCI 1.607.452,00 1.398.872,00 87,02 100,00
J A M B I
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 85
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
1 0 S U M A T E R A S E L A T A N 1 6 . 7 5 1 . 6 7 8 , 0 0 1 3 . 8 9 2 . 3 0 2 , 8 2 8 2 , 9 3 9 2 , 7 8
PROVINSI 12.010.614,00 9.667.182,67 80,49 92,40
31 DISBUN PROVINSI SUMATERA SELATAN
12.010.614,00 9.667.182,67 80,49 92,40
KABUPATEN 4.741.064,00 4.225.120,15 89,12 93,75
32 DISBUN KAB MUARA ENIM 1.647.734,00 1.405.495,25 85,30 94,01
33 DISBUN KAB MUSI RAWAS 2.036.560,00 1.796.445,80 88,21 92,01
34 DISBUN KAB O K I 1.056.770,00 1.023.179,10 96,82 96,70
1 1 L A M P U N G 3 0 . 6 5 9 . 7 3 0 , 0 0 1 0 . 7 4 7 . 7 1 4 , 3 4 3 5 , 0 5 5 9 , 6 4
PROVINSI 26.499.439,00 6.940.556,89 26,19 55,67
35 DISBUN PROVINSI LAMPUNG 26.499.439,00 6.940.556,89 26,19 55,67
KABUPATEN 4.160.291,00 3.807.157,45 91,51 84,92
36 DISHUTBUN KAB LAMPUNG UTARA
2.518.671,00 2.191.602,00 87,01 84,21
37 DISBUNHUT KAB WAY KANAN
1.641.620,00 1.615.555,45 98,41 86,00
1 2 K A L I M A N T A N B A R A T 1 8 . 4 5 7 . 1 9 3 , 0 0 1 6 . 9 0 7 . 5 1 3 , 7 9 9 1 , 6 0 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 9.789.307,00 8.857.178,38 90,48 100,00
38 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
9.789.307,00 8.857.178,38 90,48 100,00
KABUPATEN 8.667.886,00 8.050.335,41 92,88 100,00
39 DISHUTBUN KAB MELAWI 1.143.746,00 985.767,00 86,19 100,00
40 DISHUTBUN KAB SAMBAS 1.552.372,00 1.320.834,96 85,08 100,00
41 DISHUTBUN KAB SANGGAU 1.585.002,00 1.547.898,25 97,66 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 86
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
42 DISHUTBUN KAB SINTANG 1.224.107,00 1.199.010,00 97,95 100,00
43 DISBUNHUT KAB KAPUAS HULU
1.420.194,00 1.313.435,20 92,48 100,00
44 DISHUTBUN KAB BENGKAYANG
1.742.465,00 1.683.390,00 96,61 100,00
1 3 K A L I M A N T A N T E N G A H 1 0 . 0 2 6 . 1 1 1 , 0 0 9 . 3 9 2 . 5 7 0 , 0 2 9 3 , 6 8 9 2 , 7 0
PROVINSI 6.494.640,00 6.188.187,27 95,28 94,87
45 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
6.494.640,00 6.188.187,27 95,28 94,87
KABUPATEN 3.531.471,00 3.204.382,76 90,74 88,70
46 DISBUNHUT KAB KAPUAS 1.229.650,00 1.097.105,90 89,22 88,58
47 DISBUN KAB KOTAWARINGIN BARAT
1.165.885,00 1.050.362,46 90,09 86,60
48 DISBUN KAB KOTAWARINGIN TIMUR
1.135.936,00 1.056.914,40 93,04 91,00
1 4 K A L I M A N T A N S E L A T A N 1 5 . 5 5 4 . 2 1 5 , 0 0 1 2 . 4 3 2 . 7 3 2 , 9 8 7 9 , 9 3 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 4.562.535,00 3.898.557,13 85,45 100,00
49 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
4.562.535,00 3.898.557,13 85,45 100,00
KABUPATEN 10.991.680,00 8.534.175,86 77,64 100,00
50 DISTANBUNNAK KAB BANJAR
1.730.464,00 1.229.601,50 71,06 100,00
51 DISTANPANGANBUN KAB TANAH LAUT
1.376.569,00 1.163.887,50 84,55 100,00
52 DISHUTBUN KAB TAPIN 1.103.929,00 700.557,98 63,46 100,00
53 DISHUTBUN KAB HULU SUNGAI TENGAH
1.119.379,00 849.817,00 75,92 100,00
54 DISBUN KAB KOTABARU 1.445.832,00 1.068.573,68 73,91 100,00
55 DISBUN KAB TABALONG 2.924.588,00 2.560.294,20 87,54 100,00
56 DISHUTBUN KAB BALANGAN 1.290.919,00 961.444,00 74,48 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 87
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
1 5 K A L I M A N T A N T I M U R 9 . 5 0 0 . 3 0 8 , 0 0 6 . 8 4 7 . 1 4 3 , 9 0 7 2 , 0 7 8 6 , 2 2
PROVINSI 5.427.424,00 3.633.485,00 66,95 88,10
57 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
5.427.424,00 3.633.485,00 66,95 88,10
KABUPATEN 4.072.884,00 3.213.658,90 78,90 83,71
58 DISBUNHUT KAB KUTAI KARTANEGARA
1.306.675,00 965.222,80 73,87 80,21
59 DISBUNHUT KAB PENAJAM PASER UTARA
1.613.080,00 1.222.056,10 75,76 84,55
60 DISBUNPANGANNAKPERIKANAN KAB KUTAI BRT
1.153.129,00 1.026.380,00 89,01 86,50
1 6 S U L A W E S I U T A R A 1 6 . 2 6 2 . 8 0 3 , 0 0 1 5 . 9 8 7 . 0 2 5 , 6 5 9 8 , 3 0 9 4 , 7 4
PROVINSI 12.114.763,00 11.879.651,50 98,06 94,66
61 DISBUN PROVINSI SULAWESI UTARA
12.114.763,00 11.879.651,50 98,06 94,66
KABUPATEN 4.148.040,00 4.107.374,15 99,02 94,99
62 DISTANNAKBUN KAB MINAHASA UTARA
1.067.330,00 1.032.518,15 96,74 92,54
63 DISHUTBUN KAB MINAHASA TENGGARA
1.130.770,00 1.124.916,00 99,48 92,10
64 DISBUN KAB MINAHASA SELATAN
1.949.940,00 1.949.940,00 100,00 98,00
1 7 S U L A W E S I T E N G A H 8 6 . 3 6 4 . 6 1 2 , 0 0 8 4 . 9 3 7 . 9 0 7 , 1 7 9 8 , 3 5 9 9 , 0 8
PROVINSI 29.573.157,00 29.244.325,05 98,89 99,85
65 DISBUN PROVINSI SULAWESI TENGAH
29.573.157,00 29.244.325,05 98,89 99,85
KABUPATEN 56.791.455,00 55.693.582,12 98,07 98,68
66 DISHUTBUN KAB POSO 6.418.030,00 6.337.598,00 98,75 100,00
67 DISHUTBUN KAB DONGGALA 6.400.650,00 6.384.011,60 99,74 94,20
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 88
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
68 DISBUN KAB TOLI-TOLI 14.001.530,00 13.900.996,50 99,28 99,82
69 DISBUN KAB BUOL 6.484.879,00 6.167.026,12 95,10 99,77
70 DISHUTBUN KAB MOROWALI 4.988.979,00 4.938.026,80 98,98 100,00
71 DISHUTBUN KAB PARIGI MOUTONG
4.363.979,00 4.099.480,50 93,94 92,25
72 DISHUTBUN KAB SIGI 12.513.730,00 12.250.726,10 97,90 100,00
73 DISTANHUTKELAUTAN KOTA PALU
1.619.678,00 1.615.716,50 99,76 99,98
1 8 S U L A W E S I S E L A T A N 9 6 . 9 4 6 . 8 9 9 , 0 0 8 2 . 0 0 9 . 9 4 0 , 4 6 8 4 , 5 9 9 5 , 6 1
PROVINSI 49.155.208,00 42.350.543,14 86,16 98,91
74 DISBUN PROVINSI SULAWESI SELATAN
49.155.208,00 42.350.543,14 86,16 98,91
KABUPATEN 47.791.691,00 39.659.397,32 82,98 92,21
75 DISHUTBUN KAB BONE 4.154.950,00 3.470.861,43 83,54 99,66
76 DISHUTBUN KAB LUWU 10.242.650,00 10.205.784,13 99,64 100,00
77 DISBUNHUT KAB SINJAI 4.285.777,00 3.921.207,60 91,49 99,85
78 DISHUTBUN KAB BULUKUMBA
5.302.537,00 4.690.394,45 88,46 96,17
79 DISHUTBUN KAB SOPPENG 4.669.150,00 3.590.508,87 76,90 87,50
80 DISHUTBUN KAB LUWU UTARA
6.502.777,00 6.281.211,50 96,59 98,36
81 DISTANBUNNAK KAB LUWU TIMUR
12.633.850,00 7.499.429,35 59,36 77,76
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 89
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
1 9 S U L A W E S I T E N G G A R A 7 3 . 0 4 6 . 9 8 6 , 0 0 7 0 . 6 7 6 . 6 8 2 , 0 9 9 6 , 7 6 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 28.471.907,00 27.591.974,86 96,91 100,00
82 DISBUNHORTI PROV SULAWESI TENGGARA
28.471.907,00 27.591.974,86 96,91 100,00
KABUPATEN 44.575.079,00 43.084.707,24 96,66 100,00
83 DISTANNAKBUNHORTI KAB BOMBANA
1.050.551,00 1.038.555,44 98,86 100,00
84 DISTAN KAB KONAWE 21.169.535,00 20.599.335,90 97,31 100,00
85 DISBUN KAB KOLAKA 1.293.908,00 1.267.676,80 97,97 100,00
86 DISBUNHORTI KAB KONAWE SELATAN
21.061.085,00 20.179.139,10 95,81 100,00
2 0 M A L U K U 6 . 9 4 7 . 2 2 7 , 0 0 6 . 8 1 4 . 8 2 0 , 0 0 9 8 , 0 9 9 2 , 6 4
PROVINSI 5.729.867,00 5.630.610,00 98,27 92,30
87 DISTAN PROVINSI MALUKU 5.729.867,00 5.630.610,00 98,27 92,30
KABUPATEN 1.217.360,00 1.184.210,00 97,28 94,25
88 DISBUNHUT KAB MALUKU TENGGARA
1.217.360,00 1.184.210,00 97,28 94,25
2 1 B A L I 8 . 8 1 5 . 1 4 3 , 0 0 8 . 0 4 6 . 6 2 6 , 0 6 9 1 , 2 8 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 7.434.780,00 6.735.972,85 90,60 100,00
89 DISBUN PROVINSI BALI 7.434.780,00 6.735.972,85 90,60 100,00
KABUPATEN 1.380.363,00 1.310.653,21 94,95 100,00
90 DISHUTBUN KAB KARANG ASEM
1.380.363,00 1.310.653,21 94,95 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 90
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
2 2 N U S A T E N G G A R A B A R A T 1 0 . 5 4 9 . 3 8 4 , 0 0 1 0 . 4 3 6 . 6 1 4 , 2 0 9 8 , 9 3 1 0 0 , 0 0
PROVINSI 9.455.327,00 9.343.209,20 98,81 100,00
91 DISBUN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
9.455.327,00 9.343.209,20 98,81 100,00
KABUPATEN 1.094.057,00 1.093.405,00 99,94 100,00
92 DISBUN KAB DOMPU 1.094.057,00 1.093.405,00 99,94 100,00
2 3 N U S A T E N G G A R A T I M U R 2 1 . 8 2 9 . 5 5 3 , 0 0 1 9 . 9 8 1 . 4 2 5 , 9 0 9 1 , 5 3 9 9 , 4 5
PROVINSI 14.008.777,00 12.606.648,53 89,99 100,00
93 DISTANBUN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
14.008.777,00 12.606.648,53 89,99 100,00
KABUPATEN 7.820.776,00 7.374.777,37 94,30 98,46
94 DISTANBUN KAB BELU 1.030.542,00 970.957,00 94,22 100,00
95 DISTANBUNNAK KAB SIKKA 2.478.845,00 2.381.027,00 96,05 100,00
96 DISBUN KAB ALOR 1.629.110,00 1.586.025,00 97,36 100,00
97 DISHUTBUN KAB FLORES TIMUR
1.240.841,00 1.031.901,12 83,16 90,28
98 DISHUTBUN KAB ENDE 1.441.438,00 1.404.867,25 97,46 100,00
2 4 P A P U A 2 7 . 7 0 9 . 8 9 2 , 0 0 2 6 . 1 8 4 . 6 8 3 , 2 5 9 4 , 5 0 9 5 , 9 7
PROVINSI 13.883.277,00 12.767.268,80 91,96 96,31
99 DISBUNNAK PROVINSI PAPUA 13.883.277,00 12.767.268,80 91,96 96,31
KABUPATEN 13.826.615,00 13.417.414,45 97,04 95,62
100 DISHUTBUN KAB BIAK NUMFOR
1.052.750,00 920.488,95 87,44 96,90
101 DISHUTBUN KAB MERAUKE 9.085.475,00 8.942.362,50 98,42 94,80
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 91
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
102 DISTANBUN KAB NABIRE 1.254.350,00 1.247.443,00 99,45 98,50
103 DISBUN KAB JAYAPURA 1.145.550,00 1.040.230,00 90,81 94,85
104 DISBUN KAB SARMI 1.288.490,00 1.266.890,00 98,32 98,25
2 5 B E N G K U L U 6 . 6 7 7 . 2 3 6 , 0 0 6 . 2 0 0 . 0 6 6 , 8 8 9 2 , 8 5 8 4 , 8 9
PROVINSI 5.673.516,00 5.365.646,88 94,57 84,34
105 DISBUN PROVINSI BENGKULU 5.673.516,00 5.365.646,88 94,57 84,34
KABUPATEN 1.003.720,00 834.420,00 83,13 88,00
106 DISTANBUNHUT KAB BENGKULU TENGAH
1.003.720,00 834.420,00 83,13 88,00
2 6 M A L U K U U T A R A 1 4 . 0 2 2 . 1 4 0 , 0 0 1 3 . 9 1 4 . 4 6 9 , 5 4 9 9 , 2 3 9 8 , 2 5
PROVINSI 6.797.485,00 6.776.662,50 99,69 98,20
107 DISTAN PROVINSI MALUKU UTARA
6.797.485,00 6.776.662,50 99,69 98,20
KABUPATEN 7.224.655,00 7.137.807,04 98,80 98,29
108 DISTAN KAB HALMAHERA UTARA
4.892.180,00 4.835.363,31 98,84 98,21
109 DISTAN KAB HALMAHERA BARAT
1.233.715,00 1.205.883,73 97,74 98,00
110 DISBUN KAB HALMAHERA TENGAH
1.098.760,00 1.096.560,00 99,80 98,99
2 7 B A N T E N 6 . 9 7 9 . 9 6 8 , 0 0 6 . 7 3 5 . 6 5 4 , 5 1 9 6 , 5 0 9 5 , 8 5
PROVINSI 2.829.148,00 2.756.318,00 97,43 98,23
111 DISHUTBUN PROVINSI BANTEN
2.829.148,00 2.756.318,00 97,43 98,23
KABUPATEN 4.150.820,00 3.979.336,51 95,87 94,22
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 92
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
112 DISTANBUN KAB PANDEGLANG
2.024.470,00 1.866.396,00 92,19 88,15
113 DISHUTBUN KAB LEBAK 2.126.350,00 2.112.940,51 99,37 100,00
2 8 K E P U L A U A N B A N G K A B E L I T U N G 9 . 6 5 3 . 0 6 7 , 0 0 7 . 6 7 9 . 8 1 0 , 2 4 7 9 , 5 6 8 1 , 9 2
PROVINSI 5.023.396,00 4.611.655,70 91,80 80,12
114 DISTANBUNNAK PROV KEPULAUAN BABEL
5.023.396,00 4.611.655,70 91,80 80,12
KABUPATEN 4.629.671,00 3.068.154,54 66,27 83,86
115 DISBUNHUT KAB BANGKA SELATAN
1.863.445,00 438.225,00 23,52 70,60
116 DISTANNAK KAB BANGKA 1.503.720,00 1.413.972,24 94,03 90,95
117 DISBUNHUT KAB BANGKA TENGAH
1.262.506,00 1.215.957,30 96,31 95,00
2 9 G O R O N T A L O 1 5 . 8 8 2 . 6 7 8 , 0 0 1 0 . 0 7 9 . 3 6 7 , 3 0 6 3 , 4 6 8 6 , 5 1
PROVINSI 12.958.408,00 7.180.323,00 55,41 84,22
118 DISBUNNAK PROVINSI GORONTALO
12.958.408,00 7.180.323,00 55,41 84,22
KABUPATEN 2.924.270,00 2.899.044,30 99,14 96,68
119 DISTANBUNPANGAN KAB PAHUWATO
1.785.660,00 1.763.415,30 98,75 96,47
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 93
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
3 0 K E P U L A U A N R I A U 5 . 4 7 6 . 6 9 5 , 0 0 4 . 4 1 4 . 7 3 2 , 3 8 8 0 , 6 1 9 1 , 6 0
PROVINSI 3.990.770,00 3.021.860,00 75,72 88,90
121 DISTANHUTNAK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
3.990.770,00 3.021.860,00 75,72 88,90
KABUPATEN 1.485.925,00 1.392.872,38 93,74 98,86
122 DISHUTBUN KAB NATUNA 1.485.925,00 1.392.872,38 93,74 98,86
3 1 P A P U A B A R A T 2 7 . 3 3 5 . 9 8 5 , 0 0 2 6 . 1 1 5 . 3 3 2 , 2 3 9 5 , 5 3 9 1 , 3 7
PROVINSI 9.964.499,00 9.654.614,00 96,89 96,55
123 DISHUTBUN PROVINSI PAPUA BARAT
9.964.499,00 9.654.614,00 96,89 96,55
KABUPATEN 17.371.486,00 16.460.718,23 94,76 88,40
124 DISHUTBUN KAB FAK FAK 11.401.667,00 10.501.304,23 92,10 94,00
125 DISHUTBUN KAB KAIMANA 2.970.394,00 2.968.514,00 99,94 96,24
126 DISTANNAKBUN KAB MANOKWARI
1.861.075,00 1.856.625,00 99,76 95,67
127 DISBUN KAB RAJA AMPAT 1.138.350,00 1.134.275,00 99,64 -
3 2 S U L A W E S I B A R A T 5 0 . 6 8 6 . 1 3 1 , 0 0 4 8 . 0 5 2 . 5 1 3 , 2 4 9 4 , 8 0 9 1 , 8 3
PROVINSI 15.809.036,00 14.459.935,00 91,47 90,88
128 DISBUN PROVINSI SULAWESI BARAT
15.809.036,00 14.459.935,00 91,47 90,88
KABUPATEN 34.877.095,00 33.592.578,24 96,32 92,26
129 DISHUTBUN KAB MAJENE 4.003.550,00 3.680.178,94 91,92 91,38
130 DISHUTBUN KAB MAMUJU 7.535.135,00 7.316.395,00 97,10 92,66
131 DISBUN KAB MAMUJU UTARA 6.466.750,00 6.396.216,10 98,91 91,01
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 94
Direktorat Jenderal Perkebunan
N O
P R O V I N S I / K A B U P A T E N
P A G U
R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )
K E U A N G A N F I S I K
( R p . ) ( % ) ( % )
132 DISHUTBUN KAB POLEWALI MANDAR
4.279.410,00 4.136.036,00 96,65 92,10
133 DISTANBUNHORTI KAB MAMASA
12.592.250,00 12.063.752,20 95,80 93,00
3 3 U P T P U S A T 1 6 5 . 0 9 5 . 6 2 3 , 0 0 1 5 0 . 8 2 3 . 2 0 3 , 7 7 9 1 , 3 6 9 5 , 4 5
134 BALAI BESAR ( BBP2TP ) SURABAYA
54.441.284,00 50.324.185,52 92,44 94,60
135 BALAI BESAR ( BBP2TP ) MEDAN
61.151.939,00 55.488.461,93 90,74 95,55
136 BALAI ( BPTP ) PONTIANAK 16.319.231,00 14.514.417,62 88,94 92,40
137 BALAI BESAR ( BBP2TP ) AMBON
33.183.169,00 30.496.138,71 91,90 98,15
3 4 P U S A T 2 6 1 . 8 6 7 . 1 6 3 , 0 0 2 0 8 . 5 9 7 . 4 7 1 , 7 4 7 9 , 6 6 8 3 , 2 1
138 D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E B U N A N
DIRAT TANAMAN REMPAH DAN 44.395.532,00 34.372.004,44 77,42 90,00
DIRAT TANAMAN SEMUSIM 118.548.245,00 90.174.482,29 76,07 75,00
DIRAT TANAMAN TAHUNAN 9.412.418,00 8.047.484,28 85,50 90,00
DIRAT PENANGANAN PASCA P 5.498.982,00 4.574.857,12 83,19 90,00
DIRAT PERLINDUNGAN PERKEB 5.570.380,00 5.192.037,51 93,21 90,00
SEKRETARIAT DITJEN. PERKEB 78.441.606,00 66.236.606,10 84,44 90,00
1 . 7 0 9 . 4 2 1 . 1 3 9 , 0 0 1 . 4 3 1 . 3 2 9 . 4 3 4 , 8 3 8 3 , 7 3 8 9 , 9 7 T O T A L D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E B U N A N
Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan
dipertimbangkan untuk dikenakan punishment pada pengalokasian
anggaran Direktorat Perkebunan pada tahun 2015.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 95
Direktorat Jenderal Perkebunan
4 . 3 . C a p a i a n k i n e r j a a t a s k e g i a t a n y a n g d i p a n t a u o l e h U K P 4
Kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2013 yang
dipantau oleh UKP4 meliputi 2 k e g i a t a n terdiri dari (1)
Terlaksananya pencatatan areal giling tebu seluas 430.000 ha, (2)
Terlaksananya sertifikasi benih unggul tebu untuk penanaman seluas
50.000 ha.
Capaian pelaksanaan kegiatan tersebut semuanya 100% atau
melebihi dengan penilaian capaian kinerja oleh UKP4 masing-masing
sebagai berikut:
Tabel 23. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4
Tahun 2013
No KegiatanCapaian kinerja
(%)Warna Kategori
1 Terlaksananya pencatatan area l gi l ing tebu seluas 430.000 ha
107,50 Bi ru Sangat berhas i l
3 Terlaksananya serti fikas i benih unggul tebu untuk penanaman seluas 50.000 ha 100,10 Biru Sangat berhas i l
Adapun rinciannya untuk masing-masing kegiatan sebagaimana
disajikan pada L a m p i r a n 6 .
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 96
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB V
KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
K E N D A L A D A N R E N C A N A T I N D A K L A N J U T
5.1. Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam
pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2013 secara
umum adalah Seluruh jenis belanja untuk pengembangan
perkebunan di daerah masuk dalam katagori belanja barang yang
pelaksanaannya harus melalui lelang/tender; Keterbatasan ULP di
daerah menyebabkan pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat;
Proses pengadaan mengalami hambatan/kendala teknis terutama
terjadinya gagal tender/lelang; Sebagian besar kegiatan
pengembangan perkebunan tergantung pada musim tanam/iklim.
Perubahan iklim global mengakibatkan ketidakjelasan musim tanam;
Adanya kebijakan pengadaan satu pintu disebagian besar pemda,
menyebabkan ketergantungan satker terhadap kinerja Pemda;
Khusus pengembangan tebu yaitu: sulitnya pengembangan areal
baru, sulitnya mempertahankan lahan yang sudah ada, keterbatasan
insfrastruktur, dan kurangnya sarana irigasi/pengairan; Masih
sulitnya membangun kelembagaan, kemitraan dan pengembangan
kewirausahaan agribisnis; tahun fiskal yang tidak sinkron dengan
kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang
masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan,
pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk
Bab 5
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 97
Direktorat Jenderal Perkebunan
teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan.
5.1.1. Administrasi
Secara administrasi masih banyak ditemui di banyak satker
permasalahan sebagai berikut:
1) Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan;
2) Seluruh jenis belanja untuk pengembangan perkebunan di
daerah masuk dalam kategori belanja barang yang
pelaksanaannya harus melalui lelang/tender;
3) Keterbatasan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di daerah
menyebabkan pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat;
4) Adanya kebijakan pengadaan satu pintu di sebagian besar
Pemda, menyebabkan ketergantungan satker terhadap kinerja
Pemda;
5) Proses pengadaan mengalami hambatan/kendala teknis karena
masih adanya intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan;
6) Penggunaan uang yang tidak mengikuti ROPAK;
7) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan
kabupaten;
8) Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi
perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada
kelambanan dalam penanganan Tindaklanjut Laporan Hasil Audit
(LHA).
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 98
Direktorat Jenderal Perkebunan
9) Sebagian besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung
pada musim tanam/iklim. Perubahan iklim global
mengakibatkan ketidakjelasan musim tanam.
5.1.2. Teknis
5.1.2.1. Perencanaan
1) Terlambatnya usulan proposal kegiatan dari daerah (provinsi dan
kabupaten/kota);
2) Penentuan kegiatan belum sepenuhnya memperhatikan usulan
daerah dan koordinasi dengan daerah dalam penentuan kegiatan
kurang optimal;
3) Unit cost yang terlalu kecil atau terlalu besar;
4) Sertifikasi lahan petani belum semuanya ada;
5) Pengetahuan dan pemahaman implementasi MP3EI belum
optimal di lapangan;
6) Petugas kurang memahami dalam menangani TLHA/P;
7) Kurang tersedianya areal untuk perluasan tebu;
8) Masih terbatasnya investasi yang dapat menciptakan lapangan
kerja;
9) Masih terbatasnya anggaran untuk pembangunan, baik yang
bersumber dari PAD maupun Dana Perimbangan;
10) Tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan untuk
benih sebar/siap tanam;
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 99
Direktorat Jenderal Perkebunan
11) Revitalisasi Pabrik Gula khususnya milik BUMN belum berjalan
sesuai dengan rencana;
12) Tumpang tindih lahan dan RTRWP/RTRWK provinsi yang belum
selesai;
13) Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang
menyulitkan perusahaan mitra;
14) Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan;
15) Terjadinya anomali iklim.
5.1.2.2. Pengorganisasian
1) Terlambatnya proses pengadaan benih dan distribusi pupuk;
2) SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak
tepat, Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun;
3) Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK, dan
pelaksana kegiatan;
4) Regu proteksi perkebunan tingkat petani umumnya tidak ada
lagi;
5) Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah;
6) Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan
(petugas dan petani);
7) Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;
8) Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga
petani sulit mendapatkan benih bermutu;
9) Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan;
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 100
Direktorat Jenderal Perkebunan
10) Perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten belum
berjalan dengan baik;
11) Belum adanya lembaga Penjaminan Kredit Petani;
12) Tidak adanya pendampingan pada petani yang telah
mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;
13) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten belum sepenuhnya
memenuhi kewajiban menyiapkan sertifikat kebun petani,
khususnya Gernas kakao;
14) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten;
15) Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah Daerah)
tanpa dukungan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku dan
tidak optimal pemanfaatannya;
16) Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan
gangguan usaha.
5.1.2.3. Pelaksanaan
1) Pemanfaatan pengolahan limbah dan hasil samping pada
kegiatan integrasi sawit-ternak sapi tidak dipergunakan
sebagaimana mestinya;
2) Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan
belum tersosialisasi dengan baik;
3) Banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha
yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas;
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 101
Direktorat Jenderal Perkebunan
4) Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani
belum memadai;
5) Brigade proteksi tanaman kurang berfungsi;
6) Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan
prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan
kabupaten/kota;
7) Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan
jalan usaha tani;
8) Unit Fermentasi Biji Kakao belum beroperasi secara optimal;
9) Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Perkebunan yang
tercatat dan ditatausahakan di Daerah sebagian besar
merupakan aset eks. Proyek-Proyek Direktorat Jenderal
Perkebunan yang perolehannya mulai dari tahun 1980. Kondisi
aset tersebut sebagian besar telah rusak berat
10) Belum seluruhnya lokasi merealisasikan benih kuljar untuk tebu
dan merivisi menjadi KBD konvensional;
11) Penyediaan bibit kuljar oleh P3GI terbatas dan masih belum
memenuhi pesanan petani, sehingga terjadi carry over;
12) Koperasi komoditi rata-rata belum berjalan karena keterbatasan
modal untuk menampung hasil produksi anggotanya.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 102
Direktorat Jenderal Perkebunan
5.1.2.4. Pengawasan
1) Monev dan pelaporan terlambat;
2) Pimpinan Unit Kerja kurang komitmen dalam memfasilitasi
penanganan Laporan Hasil Audit/Pemeriksaan;
3) Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan
perkebunan;
4) Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana (paling lambat
tanggal 31 Desember 2014 seluruh perusahaan perkebunan
sudah harus menerapkan ISPO).
5.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian
Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang
dihadapi telah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka
mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik.
Rencana aksi tersebut meliputi:
5.2.1. Administrasi
1) Membuat penetapan kinerja (PK) antara Dirjen Perkebunan
selaku pemberi amanah dengan Kepala Dinas Perkebunan
Provinsi/Kab/Kota selaku pelaksanan pembangunan perkebunan
di daerah yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2013 di
Bandung;
2) Penetapan CP/CL secara bertahap terhadap yang telah
memenuhi syarat administrasi dan teknis;
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 103
Direktorat Jenderal Perkebunan
3) Percepatan proses pengadaan barang/jasa;
4) Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelola
keuangan (KPA, PPK, Bendahara, dll);
5) Percepatan kesiapan petani dan pihak ke-3 dalam menyiapkan
benih;
6) Penerapan reward dan punishment;
7) Pemesanan benih agar dilaksanakan sedini mungkin dan sesuai
rencana operasional kegiatan;
8) Proses usul penghapusan BMN yang tidak ditemukan dan kondisi
rusak berat;
9) Proses usul Hibah BMN Dekonsentrasi kepada Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota
10) Proses usul Hibah BMN Tugas Pembantuan kepada Pemerintah
Daerah dimana SKPD BMN tersebut tercatat.
11) Pencapaian pelaksanaan anggaran tahun 2013 sebagai
pertanggungjawaban moral dan pemanfaatan anggaran kepada
pemerintah maupun masyarakat;
12) Menyiapkan dan menyampaikan laporan keuangan (SAK dan
SIMAK-BMN) semester II TA 2013 Kepada UAPPA/B Wilayah dan
UAPPA/B E-1 Pusat Direktorat Jenderal Perkebunan tepat
waktu;
13) Melakukan rekonsiliasi SAK dan SIMAK-BMN baik internal maupun
antara satker dengan KPPN dan KPKNL.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 104
Direktorat Jenderal Perkebunan
14) Kontrak yg sudah selesai untuk segera dibayarkan dengan
menempatkan uang jaminan di bank untuk memastikan
pekerjaan pembibitan selesai sesuai dengan kontrak.
5.2.2. Teknis
5.2.2.1. Perencanaan
1) Membagikan database berisi rekapitulasi hasil temuan
administrasi dan kerugian negara untuk masing-masing provinsi
agar segera ditindak lanjuti;
2) Mempercepat proses revisi;
3) Mencairkan dana secepatnya dan dipilih kegiatan yang tidak
tergantung pada musim;
4) Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;
5) Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergisitas
anggaran, dll
5.2.2.2. Pengorganisasian
1) Telah dilaksanakan pembagian tugas antara Sekretariat dan
Direktorat sebagai penanggung jawab capaian fisik kegiatan dan
keuangan sesuai wilayah binaan (5-6 provinsi);
2) Evaluasi kinerja satker per triwulan yang disampaikan kepada
setiap satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi
keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 105
Direktorat Jenderal Perkebunan
mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan
mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian;
3) Menyampaikan hasil penilaian capaian kinerja setiap triwulan
kepada seluruh Satker otonom Provinsi/Kab/Kota dengan
tembusan Gubernur/ Bupati/Walikota;
4) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi
masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya;
5) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan
dalam melaksanakan kegiatan;
6) Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pembangunan perkebunan;
7) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan secara intensif baik di
internal dinas maupun dilapangan/petani;
8) Melakukan koordinasi dengan BMG untuk mendapatkan informasi
perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan jadwal kegiatan lapangan;
9) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi
masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya;
10) Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk
Program Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam
Program PRONA dan Sertifikasi Massal;
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 106
Direktorat Jenderal Perkebunan
11) Penyediaan dana penjaminan untuk kredit KPEN-RP melalui dana
pemerintah, khususnya untuk komoditi Karet dan Kakao,
diusulkan kepada Kemenkeu;
12) Perlu diupayakan sharing APBD I maupun APBD II untuk
mengalokasikan pendampingan pada petani yang telah
mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;
13) Mempersiapkan kelembagaan petani yang kuat dan profesional;
14) Meminimalkan campur tangan dari pihak lain, seperti Bupati,
DPRD, dll
5.2.2.3. Pelaksanaan
1) Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan
penyerapan keuangan;
2) Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga
yang berlaku di daerah;
3) Pengembangan program integrasi sawit-ternak sapi pada
perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang
terkonsentrasi dengan orientasi bisnis;
4) Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk
Program Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam
Program PRONA dan Sertifikasi Massal;
5) Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit,
(didahulukan dengan cover letter jikaSertifikasi lahan petani
belum ada);
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 107
Direktorat Jenderal Perkebunan
6) Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat
kepada seluruh cabang-cabang untuk mendukung Program
Revitalisasi Perkebunan;
7) Mengoptimalisasi dan pemberdayaan tim kerja;
8) Pencairan dana dimulai secepatnya dan dipilih kegiatan yang
tidak tergantung pada musim;
9) Mempercepat penyelesaian piutang negara pada petani eks
Proyek UPP tersebut dengan (a) Penghapusan non pokok (bunga
dan denda) Pinjaman petani dan (b) Pengendalian piutang
negara pada petani;
10) Peningkatan peranan Tim Koordinasi Penanganan Gangguan
Usaha di Propinsi dan Kabupaten;
11) Meningkatkan intensitas sosialisasi ISPO kepada stakeholder
terkait;
12) Penerapan kemitraan usaha antara lain melalui pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan dalam rangka
untuk mencegah terjadinya gangguan usaha perkebunan.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 108
Direktorat Jenderal Perkebunan
5.2.2.4. Pengawasan
1) Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan
kegiatan;
2) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan
petugas pusat ke satker daerah;
3) Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan secara intensif;
4) Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan
pembangunan perkebunan;
5) Melakukan koordinasi dengan BPKP setempat dalam
mempercepat penyelesaian temuan administrasi dan kerugian
negara, khususnya temuan lama;
6) Membuat surat teguran kepada Kadisbun Provinsi/Kab./Kota
untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut hasil audit
(TLHA);
7) Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat
Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon
maupun media lainnya;
8) Koordinasi dengan instansi/institusi terkait dalam rangka
pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat
sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang
diusahakan.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 109
Direktorat Jenderal Perkebunan
BAB VI PENUTUP
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
PENUTUP
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013
ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
pembangunan perkebunan yang menggambarkan kinerja
pembangunan perkebunan tahun 2013 secara utuh, baik yang
pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD)
maupun yang bersumber dari dana masyarakat. Laporan ini
memberikan informasi terhadap capaian-capaian kinerja
pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator
mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting
Direktorat Jenderal Perkebunan, dan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun
waktu tahun 2013.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan
target kinerja dan realisasi kinerja. Pembandingan realisasi kinerja
dilakukan terhadap target sebagaimana tertuang dalam RENSTRA
tahun 2010 - 2014, RKT/PK tahun 2013 dan terhadap kinerja tahun
2012 serta perkembangan selama lima tahun terakhir. Secara
umum kinerja pembangunan perkebunan tahun 2013, untuk sasaran
makro capaiannya melebihi target yang ditetapkan dalam RKT
Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013. Untuk sasaran mikro,
meskipun terjadi perubahan iklim, capaian luas areal perkebunan
meningkat 2,70% dibandingkan tahun 2012 dan produksi meningkat
Bab 6
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 110
Direktorat Jenderal Perkebunan
5,07% dibandingkan tahun 2012. Realisasi serapan anggaran pada
tahun 2013 sebesar 83,73% dengan realisasi fisik sebesar 89,97%.
Dalam rangka menghadapi berbagai kendala dalam upaya
pencapaian sasaran program peningkatan produksi, produktivitas
dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan, diperlukan komitmen
yang kuat. Sinergisitas program dan kegiatan berbagai unit kerja
eselon I dan instansi terkait akan mampu meningkatkan keefektifan,
keefisienan dan keekonomiankjjjkkj;mn pelaksanaan kegiatan
pembangunan perkebunan. Selain itu, dukungan sinergisitas gerakan
seluruh pelaku usaha perkebunan diharapkan mampu mendorong
capaian sasaran pembangunan perkebunan sebagaimana telah
ditetapkan, baik dalam Renstra Tahun 2010 - 2014, Rencana Kinerja
Tahunan Tahun 2013 maupun Dokumen Penetapan Kinerja Tahun
2013.
Selain itu juga diperlukan dukungan dan sinergisitas
kegiatan baik antar Eselon I Lingkup Kementan maupun Instansi
eksternal Kementerian Pertanian seperti Kementerian BUMN,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Kehutanan dan lain-lain.
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 111
Direktorat Jenderal Perkebunan
L A M P I R A N
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 1. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
A MENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
1. Pengembangan Komoditas Ekspor
1.1 PENGEMBANGAN KOPI
1.1.1 Intensifikasi Kopi Arabika 3.510,00 Ha 3.510,00 Ha 100,00 1 ACEH 1 Aceh Tengah 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00
2 Bener Meriah 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00
2 SUMUT 3 Mandailing Natal 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 3 JABAR 4 Bandung 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 4 BALI 5 Bangli 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 5 NTT 6 Ende 260,00 Ha 260,00 Ha 100,00
7 Ngada 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
8 Manggarai Barat 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 6 SULSEL 9 Tana Toraja 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
10 Toraja Utara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 7 PAPUA 11 Jayawijaya 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
1.3 Intensfikasi Kopi Robusta 2.100,00 Ha 2.100,00 Ha 100,00 1 BENGKULU 1 Kepahiang 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
2 JAMBI 2 Tanjung Jabung Barat 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
3 LAMPUNG 3 Tanggamus 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 112
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
4 Lampung Barat 250,00 Ha
250,00 Ha 100,00
4 JATIM 5 Malang 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
6 Bondowoso 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 5 BALI 7 Tabanan 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 6 NTB 8 Sumbawa 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
1.5 Perluasan Kopi 224,00 Ha 167,50 Ha 74,78 1 NTT 1 Manggarai Barat 150,00 Ha 97,50 Ha 65,00
2 PAPUA 2 Lany Jaya 37,00 Ha 37,00 Ha 100,00
3 Nduga 37,00 Ha 33,00 Ha 89,19
2 PENGEMBANGAN TEH 575,00 Ha 575,00 Ha 100,00
2.1 Intensifikasi Teh 575,00 Ha 575,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Tasikmalaya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Cianjur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 JATENG 4 Batang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
5 Banjarnegara 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
6 Pekalongan 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 DIY 7 Kulon Progo 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00
3 PENGEMBANGAN KAKAO 29.626,00 Ha 29246,00 Ha 98,72
3.1 Perluasan Kakao 1.298,00 Ha 1298,00 Ha 100,00 1 DIY 1 Gunung Kidul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 113
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
2 Kulon Progo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 ACEH 3 Bireun 78,00 Ha 78,00 Ha 100,00
4 Pidie 130,00 Ha 130,00 Ha 100,00
5 Aceh Timur 410,00 Ha 410,00 Ha 100,00
6 Pidie Jaya 130,00 Ha 130,00 Ha 100,00 3 SUMBAR 7 Pasaman Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 4 GORONTALO 8 Pohuwato 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
9 Boalemo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3.3 Perluasan Kakao Pasca Bencana 48,00 Ha 48,00 Ha 100,00
1 SUMBAR 1 Kep. Mentawai 48,00 Ha 48,00 Ha 100,00 3.4 Rehabilitasi Kakao 28.280,00 Ha 27.900,00 Ha 98,66 1 SULTENG 1 Provinsi - Ha - Ha
2 Poso 1000,00 Ha 1000,00 Ha 100,00
3 Donggala 950,00 Ha 950,00 Ha 100,00
4 Toli-Toli 2250,00 Ha 2250,00 Ha 100,00
5 Buol 1000,00 Ha 750,00 Ha 75,00
6 Morowali 750,00 Ha 750,00 Ha 100,00
7 Parigi Moutong 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00
8 Sigi 2000,00 Ha 2000,00 Ha 100,00 2 SULSEL 9 Provinsi - Ha - Ha
10 Bone 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
11 Luwu 1630,00 Ha 1630,00 Ha 100,00
12 Sinjai 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00
13 Bulukumba 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 114
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
14 Soppeng 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00
15 Luwu Utara 1000,00 Ha 1000,00 Ha 100,00
16 Luwu Timur 2000,00 Ha 1920,00 Ha 96,00 3 SULTRA 17 Provinsi - Ha - Ha
18 Buton Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
19 Konawe Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
20 Buton 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
21 Kolaka Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
22 Bombana 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
23 Konawe 3400,00 Ha 3400,00 Ha 100,00
24 Kolaka 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
25 Konawe Selatan 3400,00 Ha 3400,00 Ha 100,00 4 NTT 26 Provinsi - Ha - Ha
27 Sikka 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
28 Ende 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 5 SULBAR 29 Provinsi - Ha - Ha
30 Majene 500,00 Ha 450,00 Ha 90,00
31 Mamuju 1100,00 Ha 1100,00 Ha 100,00
32 Mamuju Utara 1000,00 Ha 1000,00 Ha 100,00
33 Polewali Mandar 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
34 Mamasa 2000,00 Ha 2000,00 Ha 100,00
4 PENGEMBANGAN LADA 280,00 Ha 280,00 Ha 100,00
4.1 Rehabilitasi Lada 90,00 Ha 90,00 Ha 100,00 1 LAMPUNG 1 Lampung Utara 90,00 Ha 90,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 115
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
4.2 Perluasan Lada 190,00 Ha 190,00 Ha 100,00 1 BABEL 1 Belitung 90,00 Ha 90,00 Ha 100,00
2 Bangka Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
PENGEMBANGAN KOMODITAS PEMENUHAN KONSUMSI DALAM NEGERI 1 CENGKEH 850,00 Ha 850,00 Ha 100,00
1.1 Rehabilitasi Cengkeh 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00
1 ACEH 1 Sabang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 SULUT 2 Minahasa Tenggara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Minahasa Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 MALUKU 4 Seram Bagian Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 MALUT 5 Halmahera Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
6 Halmahera Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
5 BANTEN 7 Lebak 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
1.3 Rehabilitasi Cengkeh Untuk Daerah Pasca Bencana
150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
1 SUMBAR 1 Kep. Mentawai 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
2 MALUT 2 Kota Ternate 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
SUB KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN 2.573,00 Ha 2.564,00 Ha 99,65
1 P A L A (New Initiative) 1.770,00 Ha 1.770,00 Ha 100,00
1.1 Perluasan Pala 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 116
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00
2 Kaimana 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 1.2 Rehabilitasi Pala 690,00 Ha 690,00 Ha 100,00
1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 670,00 Ha 670,00 Ha 100,00
2 Kaimana 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00 1.3 Intensifikasi Pala 375,00 Ha 375,00 Ha 100,00
1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 375,00 Ha 375,00 Ha 100,00
1,6 Penilaian Blok Penghasil Tinggi 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
2 P A L A (Reguler) 700,00 Ha 692,00 Ha 98,86
2.1 Perluasan Pala 700,00 Ha 692,00 Ha 98,86 1 LAMPUNG 1 Tanggamus 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 SULUT 2 Kep. Talaud 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Bitung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 Sangihe 150,00 Ha 142,00 Ha 94,67
5 Sitaro 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 3 MALUT 6 Kota Ternate 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 PEMBANGUNAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM 28,00 Ha 28,00 Ha 100,00
3,1 KAKAO 7,00 Ha 7,00 Ha 100,00
3.1.1 Pembangunan Kebun Entres Kakao 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
1 SUMBAR 1 Padang Pariaman 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 117
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
2 KALTIM 2 Berau 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3 NTT 3 Flores Timur 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3.1.2 Pembangunan Kebun Induk Kakao 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
1 PAPUA BARAT 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3,2 KOPI 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
3.2.1 Pembangunan Kebun Induk Kopi 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
1 JATENG 1 Semarang 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
2 SULSEL 2 Tana Toraja 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3,3 LADA 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
3.3.1 Pembangunan Kebun Induk Lada 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
1 ACEH 1 Aceh Besar 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
2 SUMSEL 2 OKU Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3 LAMPUNG 3 Lampung Timur 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
4 KALTIM 4 Kutai Kartanegara 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3,4 CENGKEH 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3.4.1 Pembangunan Kebun Induk Cengkeh 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
1 SULUT 1 Minahasa 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00 3,5 PALA 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
3.5.1 Pembangunan Kebun Induk Pala 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
1 MALUT 1 Halmahera Timur 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 118
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
3,6 TEH 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3.6.1 Pembangunan Kebun Induk Teh 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
1 JABAR 1 Cianjur 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
5 PEMELIHARAAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM 75,00 Ha 74,00 Ha 98,67
5,1 KAKAO 35,00 Ha 34,00 Ha 97,14
5.1.1 Pemeliharaan Kebun Induk Kakao 16,00 Ha 16,00 Ha 100,00
1 ACEH 1 Aceh Barat Daya 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
2 Pidie 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00 2 SUMUT 3 Simalungun 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
4 Tapanuli Selatan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
5 Labuhan Batu 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00 3 LAMPUNG 6 Pesawaran 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
7 Lampung Barat 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
4 MALUKU 8 Seram Bagian Barat 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
5 PAPUA 9 Sarmi 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00 6 KEPRI 10 Bintan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
5.1.2 Pemeliharaan Kebun Entres Kakao 19,00 Ha 18,00 Ha 94,74
1 JATIM 1 Madiun 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
2 SUMBAR 2 Pasaman 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
3 Kota Padang 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
4 Pasaman Barat 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 119
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
3 LAMPUNG 5 Lampung Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
6 Pesawaran 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
7 Pringsewu 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00 4 KALBAR 8 Kota Singkawang 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
9 Sanggau 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
10 Bengkayang 2,00 Ha 1,00 Ha 50,00 5 PAPUA 11 Keerom 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
5,2 KOPI 16,00 Ha 16,00 Ha 100,00
5.2.1 Pemeliharaan Kebun Entres Kopi 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
1 JABAR 1 Garut 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
2 JAMBI 2 Kerinci 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3 SUMSEL 3 OKU Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
5.2.2 Pemeliharaan Kebun Induk Kopi 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
1 SUMUT 1 Simalungun 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
2 Mandailing Natal 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3 Samosir 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
2 BALI 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
5,3 LADA 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00
5.3.1 Pemeliharaan Kebun Induk Lada 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00
1 LAMPUNG 1 Lampung Timur 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
2 Lampung Utara 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
2 BABEL 3 Bangka Tengah 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 120
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
5,4 CENGKEH 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
5.4.1 Pemeliharaan Kebun Induk Cengkeh 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
1 JABAR 1 Sukabumi 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
2 SUMBAR 2 Pesisir Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3 Solok 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
4 Tanah Datar 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
5,5 PALA 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
5.5.1 Pemeliharaan Kebun Induk Pala
5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
1 MALUT 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00 5,6 KINA 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
5.6.1 Pemeliharaan Kebun Induk Kina
4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
1 JABAR 1 Bandung 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
5,7 GAMBIR 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
5.7.1 Pemeliharaan Kebun Induk Gambir
1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
1 SUMBAR 1 Pesisir Selatan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 121
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 2. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2013
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
B MENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN SEMUSIM
SUB KEGIATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA NASIONAL 1 Bongkar Ratoon 50.000,00 Ha 35.408,94 Ha 70,82 1 JABAR 1 Majalengka 190,00 Ha 0,00 Ha -
2 Subang 150,00 Ha 0,00 Ha -
3 Sumedang 75,00 Ha 0,00 Ha -
4 Indramayu 145,00 Ha 0,00 Ha -
5 Cirebon 130,00 Ha 0,00 Ha - 2 JATENG 6 Banjarnegara 75,00 Ha 5,00 Ha 6,67
7 Batang 500,00 Ha 585,00 Ha 117,00
8 Blora 800,00 Ha 1214,00 Ha 151,75
9 Boyolali 300,00 Ha 382,00 Ha 127,33
10 Jepara 1000,00 Ha 752,00 Ha 75,20
11 Kudus 1000,00 Ha 923,00 Ha 92,30
12 Karanganyar 1000,00 Ha 474,00 Ha 47,40
13 Kendal 700,00 Ha 34,00 Ha 4,86
14 Magelang 300,00 Ha 40,00 Ha 13,33
15 Pati 2000,00 Ha 2857,00 Ha 142,85
16 Pemalang 755,00 Ha 255,00 Ha 33,77
17 Purbalingga 300,00 Ha 530,00 Ha 176,67
18 Pekalongan 700,00 Ha 332,00 Ha 47,43
19 Grobogan 200,00 Ha 300,00 Ha 150,00
20 Sragen 2000,00 Ha 1535,00 Ha 76,75
21 Klaten 300,00 Ha 279,00 Ha 93,00
22 Kebumen 300,00 Ha 150,00 Ha 50,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 122
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
23 Purworejo 500,00 Ha 350,00 Ha 70,00
24 Rembang 1000,00 Ha 3060,00 Ha 306,00
25 Semarang 300,00 Ha 251,00 Ha 83,67
26 Tegal 700,00 Ha 279,00 Ha 39,86
27 Brebes 500,00 Ha 562,00 Ha 112,40
28 Temanggung 200,00 Ha 20,00 Ha 10,00
29 Wonogiri 240,00 Ha 170,00 Ha 70,83
30 Pekalongan 0,00 332,00 -
31 Purworejo 0,00 350,00 -
32 Sukoharjo 0,00 269,00 -
33 Banyumas 0,00 12,00 -
34 Semarang 0,00 50,00 - 3 DIY 30 Gunung Kidul 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
31 Kulonprogo 30,00 Ha 14,30 Ha 47,67
32 Sleman 220,00 Ha 158,64 Ha 72,11
33 Bantul 90,00 Ha 167,00 Ha 185,56 4 JATIM 34 Malang (kota) 100,00 Ha - Ha -
35 Malang 5.000,00 Ha 17.340,00 Ha 346,80
36 Bojonegoro 700,00 Ha - Ha -
37 Lamongan 700,00 Ha - Ha -
38 Tuban 700,00 Ha
- Ha -
39 Sidoarjo 1.000,00 Ha
- Ha -
40 Mojokerto 1.500,00 Ha
- Ha -
41 Mojokerto (kota) 100,00 Ha - Ha -
42 Jombang 1.300,00 Ha - Ha -
43 Nganjuk 1.000,00 Ha - Ha -
44 Kediri (kota) 200,00 Ha - Ha -
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 123
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
45 Kediri 2.500,00 Ha - Ha -
46 Tulungagung 1.000,00 Ha - Ha -
47 Ngawi 1.500,00 Ha - Ha -
48 Magetan 700,00 Ha - Ha -
49 Madiun 1.500,00 Ha - Ha -
50 Ponorogo 800,00 Ha - Ha -
51 Trenggalek 500,00 Ha - Ha -
52 Blitar 800,00 Ha - Ha -
53 Pasuruan 500,00 Ha - Ha -
54 Probolinggo 1.000,00 Ha - Ha -
55 Lumajang 1.500,00 Ha - Ha -
56 Jember 1.500,00 Ha - Ha -
57 Situbondo 1.000,00 Ha - Ha -
58 Bondowoso 1.000,00 Ha - Ha -
59 Gresik 300,00 Ha - Ha - 5 ACEH 60 Bener Meriah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 6 JAMBI 61 Kerinci 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 7 SUMSEL 62 Ogan Ilir 50,00 Ha 27,00 Ha 54,00
63 OKU Timur 1000,00 Ha 0,00 Ha - 8 LAMPUNG 64 Way Kanan 200,00 Ha 0,00 Ha -
65 Lampung Utara 1500,00 Ha 0,00 Ha - 9 SULSEL 66 Bone 350,00 Ha 400,00 Ha 114,29
67 Gowa 250,00 Ha 200,00 Ha 80,00
68 Takalar 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 10 GORONTALO 69 Gorontalo 500,00 Ha 100,00 Ha 20,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 124
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
70 Boalemo 500,00 Ha 100,00 Ha 20,00
SUB KEGIATAN PENGEMBANGAN KOMODITAS EKSPOR I N I L A M
1.1 Pembangunan Kebun Penangkar Benih 6,00 Ha 3,00 Ha 50,00
1 SULTRA 1 Konawe 3,00 Ha 0,00 Ha -
2 Kolaka 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00 1.2 Penanaman Nilam 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Garut 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
2 Sumedang 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00 2 JATENG 3 Purbalingga 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
4 Banyumas 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00
5 Pemalang 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00 3 DIY 6 Gunung Kidul 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
7 Kulon Progo 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
4 JATIM 8 Nganjuk 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
9 Malang 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
5 ACEH 10 Aceh Utara 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
11 Aceh Jaya 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 6 SUMBAR 12 Tanah Datar 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 7 JAMBI 13 Sarolangu 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 8 LAMPUNG 14 Lampung Utara 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 9 BALI 15 Badung 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 125
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
16 Karangasem 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 10 GORONTALO 17 Gorontalo Utara 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
PENGEMBANGAN KOMODITAS PEMENUHAN KONSUMSI DALAM NEGERI
1 Penanaman Kapas 3.130,00 Ha 3.130,00 Ha 100,00 1 SULSEL 1 Bone 440,00 Ha 940,00 Ha 213,64
2 Bantaeng 200,00 Ha 450,00 Ha 225,00
3 Gowa 450,00 Ha - Ha -
4 Jeneponto 500,00 Ha - Ha -
5 Takalar 200,00 Ha - Ha -
6 Bulukumba 500,00 Ha 1.000,00 Ha 200,00
7 Soppeng 440,00 Ha 440,00 Ha 100,00
8 Wajo 400,00 Ha 300,00 Ha 75,00
2 Pembangunan Kebun Induk Penanaman Kapas 170,00 Ha 160,07 Ha 94,16
1 JATENG 1 Blora 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00
2 Wonogiri 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00
3 Grobogan 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00 2 DIY 4 Gunung Kidul 15,00 Ha 12,07 Ha 80,47 3 JATIM 5 Lamongan 2,00 Ha - Ha -
6 Pacitan 2,00 Ha - Ha -
7 Banyuwangi 2,00 Ha - Ha -
8 Probolinggo 2,00 Ha - Ha -
9 Mojokerto 2,00 Ha - Ha -
10 Situbondo 2,00 Ha - Ha -
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 126
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
4 SULSEL 11 Bantaeng 12,00 Ha 12,00 Ha 100,00
12 Bone 9,00 Ha 18,00 Ha 200,00
13 Bulukumba 12,00 Ha 35,00 Ha 291,67
14 Gowa 9,00 Ha Ha -
15 Jeneponto 9,00 Ha Ha -
16 Soppeng 9,00 Ha Ha -
17 Takalar 9,00 Ha Ha -
18 Wajo 9,00 Ha 18,00 Ha 200,00
5
BALI 19 Buleleng 7,00 Ha 7,00 Ha 100,00
20 Karangasem 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00 6 NTB 21 Lombok Barat 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
22 Lombok Tengah 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00
23 Lombok Timur 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00
24 Sumbawa 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00
25 Lombok Utara 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00 7 NTT 26 Sumba Timur 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00
27 Sumba Tengah 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00
28 Sumba Barat 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
29 Sumba Barat Daya 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00
PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN
1 Tanaman Semusim Lainnya 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
1.1 Demplot Penanaman Jarak Kepyar 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
1 NTB 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 127
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
C MENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN
REVITALISASI TANAMAN PERKEBUNAN ( KELAPA SAWIT, KARET DAN KAKAO )
1 Pengawalan Kegiatan Revitalisasi di Provinsi dan Kabupaten
68.194,00 Ha 68.194,00 Ha 100,00
1 JABAR 1 Provinsi - Ha - Ha -
2 Cianjur 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
3 Garut 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 2 ACEH 4 Provinsi Ha Ha -
5 Aceh Singkil - Ha - Ha -
6 Aceh Utara - Ha - Ha -
7 Aceh Timur - Ha - Ha -
8 Nagan Raya - Ha - Ha - 3 SUMUT 9 Provinsi Ha Ha -
10 Asahan - Ha - Ha -
11 Mandailing Natal - Ha - Ha - 4 SUMBAR 12 Provinsi - Ha - Ha -
13 Sijunjung 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
14 Agam 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
15 Pesisir Selatan 7.438,00 Ha 7.438,00 Ha 100,00
16 Pasaman 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
17 Dharmasraya 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
18 Pasaman Barat 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 5 RIAU 19 Provinsi - Ha - Ha -
20 Rokan Hulu - Ha - Ha -
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 128
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
21 Pelalawan - Ha - Ha -
22 Rokan Hilir - Ha - Ha - 6 JAMBI 23 Provinsi - Ha - Ha -
24 Tanjung Jabung Timur 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
25 Muaro Jambi 1.683,00 Ha 1.683,00 Ha 100,00
26 Batanghari 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
27 Bungo 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
28 Sarolangun 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
29 Merangin 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
30 Tebo 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
31 Tanjung Jabung Barat 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
7 SUMSEL 32 Provinsi - Ha - Ha -
33 Musi Banyuasin - Ha - Ha -
34 Banyuasin - Ha - Ha -
35 Ogan Ilir - Ha - Ha -
36 OKU Timur - Ha - Ha -
37 Muara Enim - Ha - Ha -
38 Musi Rawas - Ha - Ha -
39 Ogan Komering Ilir - Ha - Ha - 8 LAMPUNG 40 Provinsi - Ha - Ha -
41 Tulang Bawang - Ha - Ha -
42 Lampung Utara - Ha - Ha -
43 Way Kanan - Ha - Ha - 9 KALBAR 44 Provinsi - Ha - Ha -
45 Sekadau 1.000,00 Ha 1.000,00 Ha 100,00
46 Ketapang 4.690,00 Ha 4.690,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 129
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
47 Sambas 4.000,00 Ha 4.000,00 Ha 100,00
48 Sanggau 4.000,00 Ha 4.000,00 Ha 100,00
49 Sintang 2.819,00 Ha 2.819,00 Ha 100,00
50 Kapuas Hulu 1.500,00 Ha 1.500,00 Ha 100,00 10 KALTENG 51 Provinsi - Ha - Ha -
52 Katingan - Ha - Ha -
53 Seruyan - Ha - Ha -
54 Lamandau - Ha - Ha -
55 Sukamara - Ha - Ha -
56 Barito Timur - Ha - Ha -
57 Gunung Mas - Ha - Ha -
58 Kapuas - Ha - Ha -
59 Kotawaringin Barat - Ha - Ha -
60 Kotawaringin Timur - Ha - Ha - 11 KALSEL 61 Provinsi - Ha - Ha -
62 Barito Kuala 2.000,00 Ha 2.000,00 Ha -
63 Balangan - Ha - Ha -
64 Tanah Laut - Ha - Ha -
65 Hulu Sungai Tengah - Ha - Ha -
12 KALTIM 66 Proviinsi - Ha - Ha -
67 Berau 1.600,00 Ha 1.600,00 Ha 100,00
68 Kutai Timur 8.784,00 Ha 8.784,00 Ha 100,00
69 Nunukan 1.000,00 Ha 1.000,00 Ha 100,00
70 Paser 5.668,00 Ha 5.668,00 Ha 100,00
71 Bulungan 2.000,00 Ha 2.000,00 Ha 100,00
72 Kutai Barat 1.000,00 Ha 1.000,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 130
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
13 SULUT 73 Provinsi - Ha - Ha -
74 Boolang Mongondow - Ha - Ha -
14 SULTENG 75 Provinsi - Ha - Ha -
76 Buol - Ha - Ha -
77 Morowali - Ha - Ha -
78 Parigi Moutong - Ha - Ha - 15 SULSEL 79 Provinsi Ha Ha
80 Enrekang 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
81 Pinrang 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
82 Sinjai - Ha - Ha -
83 Luwu Utara - Ha - Ha - 16 SULTRA 84 Provinsi - Ha - Ha -
85 Konawe Utara 2.000,00 Ha 2.000,00 Ha 100,00
86 Konawe Selatan, Kolaka Utara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
Muna, Konawe, Bombana
89 Kolaka - Ha - Ha - 17 MALUKU 90 Provinsi - Ha - Ha -
91 Maluku Tengah 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 18 PAPUA 92 Provinsi - Ha - Ha -
93 Mimika - Ha - Ha -
94 Keerom - Ha - Ha -
95 Jayapura - Ha - Ha - 19 BENGKULU 96 Provinsi - Ha - Ha -
97 Bengkulu Utara 1.000,00 Ha
1.000,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 131
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
20 BABEL 98 Provinsi - Ha - Ha -
99 Belitung 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
100 Belitung Timur 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
101 Bangka Barat 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
102 Bangka 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
21 PAPUA BARAT 103 Provinsi - Ha - Ha -
104 Sorong Selatan 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
105 Manokwari 4.712,00 Ha 4.712,00 Ha 100,00 22 SULBAR 106 Provinsi - Ha - Ha -
107 Mamuju - Ha - Ha -
108 Polewali Manar - Ha - Ha -
PENGEMBANGAN KOMODITAS EKSPOR
1 PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA
1.1 Peremajaan Tanaman Kelapa 21.275,00 Ha 21.275,00 Ha 100,00
1 JABAR 1 Indramayu 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Ciamis 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Tasikmalaya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 Sukabumi 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
5 Cianjur 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
6 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
7 Sumedang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 JATENG 8 Magelang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
9 Purworejo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
10 Kebumen 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
11 Rembang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 132
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
12 Kendal 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
13 Blora 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
14 Boyolali 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
15 Purbalingga 100,00 ha 100,00 ha 100,00
16 Cilacap 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 3 DIY 17 Bantul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
18 Sleman 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
19 Gunung Kidul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
20 Kulon Progo 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 4 JATIM 21 Pacitan 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
22 Sumenep 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
23 Ponorogo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
24 Trenggalek 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
25 Kediri 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
26 Tulungagung 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 5 ACEH 27 Aceh Besar 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
28 Simeulue 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
29 Bireun 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 6 SUMUT 30 Batubara 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 7 SUMBAR 31 Padang Pariaman 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00 8 RIAU 32 Pelalawan 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
33 Kep. Meranti 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
34 Indragiri Hilir 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
9 JAMBI 35 Tanjung Jabung Timur 275,00 Ha 275,00 Ha 100,00
36 Tanjung Jabung Barat 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 133
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 10 KALBAR 37 Pontianak 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
11 SULUT 38 Boolang Mongondow 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
39 Talaud 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
40 Bitung 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
41 Boolang Mongondow Timur 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
42 Boolang Mongondow Selatan
250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
43 Boolang Mongondow Utara 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
44 Minahasa 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
45 Minahasa Utara 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00
46 Minahasa Tenggara 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
47 Minahasa Selatan 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 12 SULTENG 48 Banggai 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
49 Banggai Kepulauan 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00
50 Buol 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
51 Morowali 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
52 Tojo Una-Una 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
53 Parigi Moutong 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
54 Donggala 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00
55 Toli-toli 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
56 Sigi 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00 13 SULSEL 57 Bone 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
14 MALUKU 58 Maluku Tenggara Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
59 Aru 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
60 Tual 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
61 Maluku Tenggara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 134
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 15 BALI 62 Klungkung 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
63 Buleleng 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
64 Tabanan 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
65 Karangasem 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 16 NTB 66 Lombok Utara 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
67 Lombok Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
68 Sumbawa 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
69 Bima 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
70 Dompu 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 17 NTT 71 Lembata 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
72 Timor Tengah Utara 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
73 Nagekeo 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
74 Manggarai Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
75 Sumba Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
76 Sumba Barat Daya 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
77 Belu 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
78 Alor 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 18 PAPUA 79 Mimika 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
80 Biak Numfor 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
81 Nabire 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
82 Jayapura 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
83 Sarmi 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
19 MALUT 84 Halhamera Selatan 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
85 Halmahera Utara 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00
86 Halmahera Barat 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 135
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
87 Halmahera Tengah 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00 20 BANTEN 88 Pandeglang 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
89 Lebak 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 21 KEPRI 90 Batam 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
22 PAPUA BARAT 91 Raja Ampat 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
1,2 Perluasan Tanaman Kelapa 3.205,00 Ha 3.205,00 Ha 100,00
1 SUMUT 1 Tapanuli Tengah 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
2 Batubara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 SUMBAR 3 Pesisir Selatan 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 3 SULTRA 4 Buton Utara 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 4 NTT 5 Flores Timur 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 5 PAPUA 6 Waropen 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 6 BANTEN 7 Tangerang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00 7 GORONTALO 8 Gorontalo 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
9 Bone Bolango 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
10 Gorontalo Utara 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
11 Pohuwato 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
8 PAPUA BARAT 12 Teluk Wondama 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
13 Manokwari 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 9 SULBAR 14 Majene 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
15 Polewali Mandar 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 136
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
2 PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT
2.1 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00
1 ACEH 1 Aceh Utara 100,00 Ha
100,00 Ha 100,00
2 Nagan Raya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 KALBAR 3 Sanggau 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 Bengkayang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 PAPUA BARAT 5 Manokwari 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2.3 Pengembangan Model-Model Peremajaan Kelapa Sawit
40,00 Ha 40,00 Ha 100,00
1 SUMBAR 1 Pasman Barat 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00
2 KALBAR 2 Sekadau 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00
2.6 Penggantian Benih Tidak Bersertifikat Dengan Benih Unggul
300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
Bersertifikat 1 SUMBAR 1 Pasaman Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 SULBAR 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
3 PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE
3.1 Peremajaan Tanaman Jambu Mete 1.100,00 Ha 1.100,00 Ha 100,00
1 SULTRA 1 Muna 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Buton Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Bombana 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 137
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
2 NTB 4 Bima 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 3 NTT 5 Lembata 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
6 Sabu Raijua 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
7 Timor Tengah Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
8 Sumba Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
9 Kupang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
10 Sikka 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
11 Flores Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3.4 Rehabilitasi Tanaman Jambu Mete 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
1 JATENG 1 Wonogiri 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 DIY 2 Gunung Kidul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 NTB 3 Dompu 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3.6 Perluasan Tanaman Jambu Mete 1.650,00 Ha 1.650,00 Ha 100,00
1 JATENG 1 Blora 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 JATIM 2 Sampang 200,00 Ha
200,00 Ha 100,00
3 SULSEL 3 Pangkep 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 4 SULTRA 4 Muna 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 5 BALI 5 Karangasem 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 6 NTT 6 Sumba Tengah 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
7 Manggarai Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
8 Belu 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
9 Alor 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 138
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
3.9 Pemeliharaan Demplot Jambu Mete 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
1 SULTRA 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
4 PENGEMBANGAN TANAMAN KARET
4.1 Peremajaan Tanaman Karet 9.320,00 Ha 9.320,00 Ha 100,00
1 JABAR 1 Cianjur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Sumedang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 ACEH 4 Aceh Timur 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
5 Aceh Jaya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 3 SUMBAR 6 Dharmasraya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
7 Sijunjung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
8 Pasaman 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 RIAU 9 Kampar 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
10 Kep. Meranti 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
11 Rokan Hilir 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 5 JAMBI 12 Muaro Jambi 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00
13 Batanghari 800,00 Ha 800,00 Ha 100,00
14 Kerinci 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
15 Bungo 580,00 Ha 580,00 Ha 100,00
16 Sarolangun 800,00 Ha 800,00 Ha 100,00
17 Merangin 580,00 Ha 580,00 Ha 100,00
18 Tebo 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00 6 SUMSEL 19 Prabumulih 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 139
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
20 OKU 120,00 Ha 120,00 Ha 100,00
21 Muara Enim 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00
22 Musi Rawas 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
23 Ogan Komering Ilir 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00 7 LAMPUNG 24 Lampung Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
25 Way Kanan 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 8 KALTENG 26 Pulang Pisau 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
27 Barito Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
28 Gunung Mas 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
29 Kapuas 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
30 Kotawaringin Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
31 Kotawaringin Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 9 KALSEL 32 Tabalong 340,00 Ha 340,00 Ha 100,00
33 Balangan 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
34 Banjar 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
35 Tanah Laut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
36 Tapin 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
37 Hulu Sungai Tengah 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
38 Kotabaru 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 10 KALTIM 39 Kutai Kartanegara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 11 SULSEL 40 Bulukumba 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 12 BENGKULU 41 Rejang Lebong 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
42 Bengkulu Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 13 BANTEN 43 Pandeglang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
44 Lebak 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 140
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 14 BABEL 45 Bangka 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
46 Bangka Tengah 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 15 KEPRI 47 Bintan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4.3 Perluasan Tanaman Karet Rakyat 1.715,00 Ha 1.715,00 Ha 100,00
di Wilayah Perbatasan, Pasca Konflik dan Bencana Alam
1 ACEH 1 Nagan Raya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Pidie Jaya 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 2 KALBAR 3 Sambas 140,00 Ha 140,00 Ha 100,00
4 Sintang 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
5 Kapuas Hulu 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
6 Bengkayang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
7 Melawi 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00
3 KALTIM 8 Penajem Pasar Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
9 Kutai barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 SULTENG 10 Poso 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 5 PAPUA 11 Merauke 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 6 KEPRI 12 Karimun 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
13 Natuna 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 MENYEDIAAN BAHAN TANAMAN SUMBER BAHAN BAKAR NABATI/BIO ENERGI
1 KEMIRI SUNAN
1.1 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 141
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
1 JABAR 1 Subang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
2 Indramayu 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
3 Majalengka 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
4 Garut 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
5 Sumedang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
MENGEMBANGKAN KOMODITAS PEMENUHAN KONSUMSI DALAM NEGERI
1 Pengembangan Tanaman sagu
1.1 Perluasan Tanaman Sagu 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
1 PAPUA 1 Kota Jayapura, Keerom, Asmat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 PAPUA BARAT 2
Sorong, Sorong Selatan, Teluk Bintuni
100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
1.3 Penataan Tanaman Sagu 1.400,00 Ha 1.400,00 Ha 100,00
1 PAPUA 1 Jayapura, Keerom, Asmat 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00
2 PAPUA BARAT 2
Sorong, Sorong Selatan, Teluk Bintuni
700,00 Ha 700,00 Ha 100,00
DUKUNGAN PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN
1 PEMBANGUNAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM
2.1 KARET
2.1.1 Pembangunan Kebun Entres Karet 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
1 JATENG 1 Cilacap 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
2 SUMUT 2 Batubara 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
3 SUMBAR 3 Agam 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
4 RIAU 4 Kep. Meranti 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 142
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
5 KALBAR 5 Kapuas Hulu 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
2.2 KELAPA
2.2.1 Pembangunan Kebun Induk Kelapa 45,00 Ha 45,00 Ha 100,00
1 JATENG 1 Cilacap 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
2 SULTRA 2 Buton Utara 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
3 BALI 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
4 NTB 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
5 NTT 3 Flores Timur 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
6 PAPUA 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
7 MALUT 4 Halmahera Utara 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
5 Halmahera Barat 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
8 SULBAR 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
2.3 JAMBU METE
2.3.1 Pembangunan Kebun Induk Jambu Mete 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
1 NTT 1 Sumba Tengah 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
3 PEMELIHARAAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM
3.1 KARET
3.1.1 Pemeliharaan Kebun Entres Karet 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00
1 SUMBAR 1 Solok Selatan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
2 BANTEN 2 Pandeglang 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3.2 KELAPA
3.2.1 Pemeliharaan Kebun Induk Kelapa 62,00 Ha 62,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 143
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
1 JATENG 1 Pekalongan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00
2 Pati 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00
2 JATIM 3 Tulungagung 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
3 RIAU 4 Kep. Meranti 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
4 KALTIM 5 Berau 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00
5 BALI 6 Karangasem 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
6 NTB 7 Sumbawa 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00
7 NTT 8 Sikka 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
8 MALUT 9 Kota Ternate 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
10 Halmahera Selatan 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
9 GORONTALO 11 Gorontalo 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00
3.3 JAMBU METE
3.3.1 Pemeliharaan Kebun Induk Jambu Mete 35,00 Ha 35,00 Ha 100,00
1 JATIM 1 Sampang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
2 SULTRA 2 Muna 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
3 NTB 3 Dompu 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00
4 NTT 4 Sumba Barat Daya 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
5 Alor 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
5 MALUT 6 Kep. Sula 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 144
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 4. Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan
Usaha Tahun 2013
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
D MENDUKUNG PENANGANAN PASCA PANEN DAN PEMBINAAN USAHA
MENDUKUNG PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN
1 Penanganan Pasca Panen Tanaman Semusim 9,00 KT 9,00 KT 100,00
1.1 NILAM 9,00 KT 9,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Kuningan 1,00 KT 1,00 KT 100,00
2 Garut 1,00 KT 1,00 KT 100,00
3 Sumedang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2 LAMPUNG 4 Lampung Utara 1,00 KT 1,00 KT 100,00 3 SULTENG 5 Donggala 1,00 KT 1,00 KT 100,00 4 BALI 6 Karangasem 1,00 KT 1,00 KT 100,00 5 GORONTALO 7 Pohuwato 1,00 KT 1,00 KT 100,00 6 SULBAR 8 Majene 1,00 KT 1,00 KT 100,00
9 Polewali Mandar 1,00 KT 1,00 KT 100,00
2 Penanganan Pasca Panen Tanaman Rempah dan Penyegar
58,00 KT 58,00 KT 100,00
2.1 KAKAO 14,00 KT 14,00 KT 100,00 1 JATENG 1 Batang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2 DIY 2 Gunung Kidul 1,00 KT 1,00 KT 100,00
3 Kulon Progo 1,00 KT 1,00 KT 100,00 3 ACEH 4 Pidie 1,00 KT 1,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 145
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
4 SUMUT 5 Serdang Berdagai 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 SULTENG 6 Donggala 1,00 KT 1,00 KT 100,00
7 Parigi Moutong 1,00 KT 1,00 KT 100,00 6 SULTRA 8 Kolaka 1,00 KT 1,00 KT 100,00 7 NTB 9 Lombok Timur 1,00 KT 1,00 KT 100,00
10 Lombok Utara 1,00 KT 1,00 KT 100,00 8 PAPUA 11 Keerom 1,00 KT 1,00 KT 100,00 9 BANTEN 12 Serang 1,00 KT 1,00 KT 100,00
13 Pandeglang 1,00 KT 1,00 KT 100,00
2.2 KOPI 21,00 KT 21,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Ciamis 1,00 KT 1,00 KT 100,00
2 Garut 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2 JATENG 3 Kendal 4,00 KT 4,00 KT 100,00 3 JATIM 4 Bondowoso 1,00 KT 1,00 KT 100,00
5 Nganjuk 1,00 KT 1,00 KT 100,00 4 ACEH 6 Gayo 1,00 KT 1,00 KT 100,00 5 SUMUT 7 Samosir 1,00 KT 1,00 KT 100,00 6 JAMBI 8 Kerinci 4,00 KT 4,00 KT 100,00 7 SUMSEL 9 Muara Enim 1,00 KT 1,00 KT 100,00 8 LAMPUNG 10 Lampung Barat 1,00 KT 1,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 146
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
9 BALI 11 Bangli 1,00 KT 1,00 KT 100,00 10 NTB 12 Sumbawa 1,00 KT 1,00 KT 100,00 11 NTT 13 Manggarai 1,00 KT 1,00 KT 100,00
14 Manggarai Timur 1,00 KT 1,00 KT 100,00 12 BENGKULU 15 Kepahiang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2.3 PALA 15,00 KT 15,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Sukabumi 3,00 KT 3,00 KT 100,00 2 SULUT 2 Bitung 3,00 KT 3,00 KT 100,00
3 MALUKU 3 Seram Bagian Timur 3,00 KT 3,00 KT 100,00
4 MALUT 4 Kota Ternate 3,00 KT 3,00 KT 100,00
5 PAPUA BARAT 5 Fak-Fak 3,00 KT 3,00 KT 100,00
2.4 LADA 4,00 KT 4,00 KT 100,00 1 KALTIM 1 Kutai Kartanegara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
2 BABEL 2 Bangka Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00 2.5 CENGKEH 4,00 KT 4,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Cianjur 2,00 KT 2,00 KT 100,00
2 GORONTALO 2 Gorontalo 2,00 KT 2,00 KT 100,00
3 Penanganan Pasca Panen Tanaman Tahunan 147,00 KT 147,00 KT 100,00
3.1 KARET 77,00 KT 77,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 147
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
1 JABAR 1 Provinsi 2,00 KT 2,00 KT 100,00
2 Cianjur 2,00 KT 2,00 KT 100,00 2 JATENG 3 Cilacap 3,00 KT 3,00 KT 100,00
3 ACEH 4 Aceh Tamiang 4,00 KT 4,00 KT 100,00
5 Aceh Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00
4 SUMUT 6 Serdang Berdagai 4,00 KT 4,00 KT 100,00
7 Batubara 4,00 KT 4,00 KT 100,00 5 RIAU 8 Kuantan Singingi 1,00 KT 1,00 KT 100,00
9 Kampar 4,00 KT 4,00 KT 100,00 6 SUMSEL 10 Ogan Ilir 4,00 KT 4,00 KT 100,00
11 Musi Banyuasin 4,00 KT 4,00 KT 100,00
12 Prabumulih 4,00 KT 4,00 KT 100,00
13 Muara Enim 4,00 KT 4,00 KT 100,00 7 KALBAR 14 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00
15 Melawi 2,00 KT 2,00 KT 100,00 8 KALTENG 16 Lamandau 4,00 KT 4,00 KT 100,00 9 KALSEL 17 Tabalong 3,00 KT 3,00 KT 100,00
18 Balangan 3,00 KT 3,00 KT 100,00
19 Banjar 1,00 KT 1,00 KT 100,00
20 Kotabaru 4,00 KT 4,00 KT 100,00 10 BENGKULU 21 Seluma 4,00 KT 4,00 KT 100,00
22 Bengkulu Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00 11 BANTEN 23 Pandeglang 3,00 KT 3,00 KT 100,00
24 Lebak 3,00 KT 3,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 148
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
3.2 KELAPA 57,00 KT 57,00 KT 100,00 1 JATENG 1 Banyumas 7,00 KT 7,00 KT 100,00
2 JAMBI 2 Tanjung Jabung Timur 3,00 KT 3,00 KT 100,00
3 Tanjung Jabung Barat 3,00 KT 3,00 KT 100,00
3 KALBAR 4 Kota Singkawang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 4 KALTENG 5 Kotawaringin Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 SULUT 6 Minahasa 6,00 KT 6,00 KT 100,00
7 Minahasa Utara 6,00 KT 6,00 KT 100,00
8 Minahasa Selatan 6,00 KT 6,00 KT 100,00
6 MALUKU 9 Maluku Tenggara Barat 1,00 KT 1,00 KT 100,00
10 Maluku Tenggara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
7 NTT 11 Timor Tengah Selatan 4,00 KT 4,00 KT 100,00
12 Belu 4,00 KT 4,00 KT 100,00
13 Ende 4,00 KT 4,00 KT 100,00 8 MALUT 14 Halmahera Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00
15 Halmahera Barat 4,00 KT 4,00 KT 100,00 3.3 JAMBU METE 13,00 KT 13,00 KT 100,00 1 NTB 1 Lombok Tengah 3,00 KT 3,00 KT 100,00
2 Lombok Utara 3,00 KT 3,00 KT 100,00
3 Sumbawa 3,00 KT 3,00 KT 100,00 2 NTT 4 Kupang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
5 Flores Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 149
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
5 Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan 99,00 Pkt 99,00 Pkt 100,00
5.1 Fasilitasi Inventarisasi dan Identifikasi serta Pe-nanganan Kasus Ganggu-an Usaha Perkebunan 26,00 PKt 26,00 PKt 100,00
1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
2 JATENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
3 JATIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
4 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5 SUMUT 1,00 PKt 1,00 PKt 100,00
6 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
7 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
8 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
9 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
10 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
11 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
12 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
13 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
14 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
15 SULUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
16 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
17 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
18 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
19 NTB 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
20 PAPUA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
21 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
22 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
23 BABEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
24 KEPRI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 150
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
25 PAPUA BARAT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
26 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5.2 Fasilitasi Inventarisasi dan Identifikasi serta Penanganan Kasus Konflik Usaha Perkebunan
22,00 Pkt 22,00 Pkt 100,00
1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
2 JATENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
3 JATIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
4 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
6 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
7 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
8 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
9 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
10 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
11 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
12 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
13 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
14 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
15 SULUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
16 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
17 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
18 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
19 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
20 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
21 BABEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
22 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 151
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
5.3 Pertemuan Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan 23,00 Pkt 23,00 Pkt 100,00
1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
2 JATENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
3 JATIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
4 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
6 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
7 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
8 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
9 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
10 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
11 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
12 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
13 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
14 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
15 SULUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
16 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
17 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
18 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
19 NTB 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
20 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
21 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
22 BABEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
23 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5.4 Pemantauan dan Evaluasi, Bimbingan Tehnis dan Penilaian PIR-TRANS/KKPA 12,00 Pkt 12,00 Pkt 100,00
1 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
2 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 152
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
3 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
4 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
6 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
7 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
8 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
9 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
10 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
11 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
12 PAPUA BARAT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5.5 Pemantauan, Pengawasan dan Fasilitasi Penyelesaian Masalah PIRBUN 16,00 Pkt 16,00 Pkt 100,00
1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
2 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
3 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
4 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
5 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
6 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
7 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
8 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
9 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
10 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
11 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
12 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
13 PAPUA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
14 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
15 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
26 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 153
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 5. Penetapan Kinerja Dukungan Perlindungan Perkebunan
Tahun 2013
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
E MENDUKUNG PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
MENDUKUNG PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN
C FASILITASI PENGENDALIAN OPT 1 OPT TANAMAN LADA 845,00 Ha 826,25 Ha 97,78 1 SUMSEL 1 OKU Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 KALBAR 2 Sambas 60,00 Ha 60,00 Ha 100,00
3 Sanggau 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 Kubu Raya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
5 Bengkayang 60,00 Ha 60,00 Ha 100,00
6 Pontianak 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 KALTIM 7 Penajem Paser Utara 75,00 Ha 56,25 Ha 75,00
4 BABEL 8 Belitung 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
9 Bangka Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
10 Bangka 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 5 SULSEL 11 Bulukumba 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 OPT TANAMAN KOPI 1.210,00 Ha 1.210,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Bandung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Bandung Barat 60,00 Ha 60,00 Ha 100,00 2 ACEH 4 Aceh Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 154
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
3 SUMSEL 5 OKU Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
6 Lahat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 LAMPUNG 7 Lampung Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 5 BALI 8 Bangli 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00
9 Tabanan 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00 6 NTB 10 Lombok Timur 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 7 BENGKULU 11 Seluma 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
12 Kaur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 OPT TANAMAN CENGKEH 800,00 Ha 800,00 Ha 100,00 1 JATENG 1 Magelang 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00
2 SULUT 2 Minahasa Tenggara 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00
3 Boolang Mongondow 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 Boolang Mongondow Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 MALUKU 5 Maluku Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 BALI 6 Buleleng 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
7 Karangasem 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 OPT TANAMAN PALA 800,00 Ha 700,00 Ha 87,50 1 ACEH 1 Aceh Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Aceh Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 Aceh Barat Daya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 SULUT 4 Minahasa 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 155
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
3 MALUKU 5 Seram Bagian Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
6 Maluku Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 MALUT 7 Halmahera Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
5 PAPUA BARAT 8 Fak-Fak 100,00 Ha 0,00 Ha -
5 OPT TANAMAN KAKAO 3.160,00 Ha 3.160,00 Ha 100,00
1 SULTENG 1 Sigi 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 2 SULSEL 2 Bone 360,00 Ha 360,00 Ha 100,00
3 Luwu 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
4 Luwu Timur 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 3 SULTRA 5 Konawe Selatan 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 4 BALI 6 Tabanan 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
5 NTB 7 Lombok Utara 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
6 SULBAR 8 Mamuju 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
9 Polewali Mandar 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
10 Majene 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
11 Mamuju Utara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00
6 OPT TANAMAN TEBU 2.610,00 Ha 2.555,00 Ha 97,89
6.1 Hama Uret Tebu 866,00 Ha 866,00 Ha 100,00 1 JATENG 1 Purworejo 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 156
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
2 Kebumen 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00
2 DIY 3 Sleman 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
3 JATIM 4 Bondowoso 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
5 Jember 50,00 Ha
50,00 Ha 100,00
4 SUMSEL 6 Ogan Ilir 16,00 Ha 16,00 Ha 100,00
6.2 Hama Penggerek Batang/Pucuk 1.278,00 Ha 1.223,00 Ha 95,70
1 JABAR 1 Cirebon 263,00 Ha 263,00 Ha 100,00 2 JATENG 2 Sragen 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
3 Pemalang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 Klaten 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 JATIM 5 Sidoarjo 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00
6 Mojokerto 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
7 Ngawi 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 4 SUMSEL 8 Ogan Ilir 18,00 Ha 18,00 Ha 100,00 5 LAMPUNG 9 Lampung Utara 100,00 Ha 45,00 Ha 45,00
6 GORONTALO 10 Gorontalo 26,00 Ha 26,00 Ha 100,00
11 Boalemo 21,00 Ha 21,00 Ha 100,00
6.3 Hama Tikus 466,00 Ha 466,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Cirebon 168,00 Ha 168,00 Ha 100,00
2 JATENG 2 Tegal 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
3 JATIM 3 Sidoarjo 128,00 Ha 128,00 Ha 100,00
4 SUMSEL 4 Ogan Ilir 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 157
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
5 SULSEL 5 Bone 80,00 Ha 80,00 Ha 100,00
6 Takalar 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00
7 OPT TANAMAN TEMBAKAU 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00 1 JATENG 1 Wonosobo 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
2 JATIM 2 Jember 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
3 NTB 3 Lombok Tengah 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
8 OPT TANAMAN KAPAS 300,00 Ha 287,50 Ha 95,83 1 JATENG 1 Grobogan 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
2 Wonogiri 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 2 DIY 3 Gunung Kidul 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 JATIM 4 Lamongan 25,00 Ha 18,75 Ha 75,00
5 Pacitan 25,00 Ha 18,75 Ha 75,00 4 SULSEL 6 Gowa 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
7 Jeneponto 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 5 BALI 8 Karangasem 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 6 NTB 9 Lombok Utara 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 7 NTT 10 Sumba Barat 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
11 Sumba Barat Daya 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00
9 OPT TANAMAN KELAPA 3.970,00 Ha 3.930,00 Ha 98,99
9.1 Hama Brontispa 675,00 Ha 675,00 Ha 100,00 1 ACEH 1 Aceh Besar 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 158
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 2 RIAU 2 Indragiri Hilir 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 3 KALTENG 3 Kotawaringin Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
4 SULUT 4 Boolang Mongondow 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
5 SULTENG 5 Banggai 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00
6 Toli-Toli 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 6 NTB 7 Lombok Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
9.2 Hama Oryctes 1.840,00 Ha 1.800,00 Ha 97,83 1 JATENG 1 Jepara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 Rembang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 DIY 3 Gunungkidul 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
4 Kulonprogo 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 JATIM 5 Tulungagung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
6 Kediri 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 LAMPUNG 7 Lampung selatan 100,00 Ha 60,00 Ha 60,00 5 KALBAR 8 Kubu Raya 540,00 Ha 540,00 Ha 100,00 6 SULSEL 9 Bone 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 7 NTB 10 Lombok Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
11 Lombok Timur 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 8 NTT 12 Flores Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
9.3 Hama Sexava 1.055,00 Ha 1.055,00 Ha 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 159
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
1 SULUT 1 Kep. Talaud 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
2 MALUT 2 Halmahera Selatan 325,00 Ha 325,00 Ha 100,00
3 Halmahera Barat 280,00 Ha 280,00 Ha 100,00
4 Morotai 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00
9.4 Hama Aceria sp. 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00 1 SULUT 1 Bitung 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
2 Minahasa Utara 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00
10 OPT TANAMAN KARET 525,00 Ha 515,00 Ha 98,10
1 JABAR 1 Garut 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
2 SUMUT 2 Asahan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
3 RIAU 3 Pelalawan 50,00 Ha 40,00 Ha 80,00
4 Kuantan Singingi 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00
4 SUMSEL 5 OKU 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
5 KALBAR 6 Sambas 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00
6 KALSEL 7 Hulu Sungai Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
11 OPT TANAMAN JAMBU METE 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 1 BALI 1 Karangasem 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00
E MAGANG, SEKOLAH LAPANG DAN PELATIHAN, (PELAKSANAAN SL-PHT PERKEBUNAN) 202,00 KT 198,00 KT 98,02
1 SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) NON TEBU 128,00 KT 124,00 KT 96,88
1 JABAR 1 Cianjur 2,00 KT 2,00 KT 100,00
2 Garut 2,00 KT 2,00 KT 100,00
3 Sumedang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 160
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
2 JATENG 4 Jepara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
3 DIY 5 Sleman 2,00 KT
2,00 KT 100,00
6 Kulonprogo 2,00 KT
2,00 KT 100,00
7 Bantul 2,00 KT
2,00 KT 100,00
8 Gunung Kidul 2,00 KT
2,00 KT 100,00
4 JATIM 9 Bondowoso 2,00 KT 2,00 KT 100,00
10 Tulungagung 2,00 KT 2,00 KT 100,00
11 Bangkalan 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 ACEH 12 Aceh Barat 4,00 KT 4,00 KT 100,00
13 Aceh Besar 2,00 KT 2,00 KT 100,00 6 KALBAR 14 Kubu Raya 2,00 KT 2,00 KT 100,00
15 Kubu Raya 2,00 KT 2,00 KT 100,00
16 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00
17 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00
18 Sanggau 2,00 KT 2,00 KT 100,00
19 Sanggau 2,00 KT 2,00 KT 100,00
20 Bengkayang 2,00 KT 2,00 KT 100,00 7 KALTIM 21 Pasir 2,00 KT 2,00 KT 100,00
22 Berau 4,00 KT 4,00 KT 100,00
23 Kutai Kartanegara 2,00 KT 0,00 KT -
24 Penajem Paser Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
8 SULUT 25 Bitung 2,00 KT 2,00 KT 100,00
26 Minahasa Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00 9 SULTENG 27 Sigi 2,00 KT 2,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 161
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
10 SULSEL 28 Bone 4,00 KT 4,00 KT 100,00
29 Sinnjai 2,00 KT 2,00 KT 100,00
30 Bulukumba 2,00 KT 2,00 KT 100,00
31 Luwu Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00 11 SULTRA 32 Konawe Selatan 2,00 KT 2,00 KT 100,00 12 MALUKU 33 Seram 2,00 KT 2,00 KT 100,00 13 BALI 34 Badung 2,00 KT 2,00 KT 100,00
35 Jembrana 2,00 KT 2,00 KT 100,00
36 Tabanan 2,00 KT 2,00 KT 100,00
37 Buleleng 2,00 KT 2,00 KT 100,00
14 NTB 38 Lombok Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
39 Lombok Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00
40 Lombok Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00
41 Dompu 2,00 KT 2,00 KT 100,00 15 NTT 42 Manggarai 2,00 KT 2,00 KT 100,00
43 Sikka 4,00 KT 4,00 KT 100,00 16 PAPUA 44 Jayapura 2,00 KT 2,00 KT 100,00 17 BENGKULU 45 Kepahiang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
46 Bengkulu Tengah 2,00 KT 2,00 KT 100,00 18 MALUT 47 Halmahera Selatan 2,00 KT 2,00 KT 100,00
48 Halmahera Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
49 Halmahera Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
50 Halmahera Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00 19 BANTEN 51 Serang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 162
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
52 Serang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
53 Pandeglang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
54 Lebak 2,00 KT 2,00 KT 100,00 20 BABEL 55 Belitung 2,00 KT 2,00 KT 100,00
56 Bangka Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00
57 Bangka 2,00 KT 2,00 KT 100,00 21 GORONTALO 58 Boalemo 2,00 KT 2,00 KT 100,00
59 Bone Bolango 2,00 KT 2,00 KT 100,00
22 PAPUA BARAT 60 Raja Ampat 2,00 KT 0,00 KT -
2 SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT)
TEBU 74,00 KT 74,00 KT 100,00
1 JABAR 1 Cirebon 2,00 KT 2,00 KT 100,00
2 Kuningan 2,00 KT 2,00 KT 100,00
3 Subang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
4 Indramayu 2,00 KT 2,00 KT 100,00
5 Tasikmalaya 2,00 KT 2,00 KT 100,00
6 Sukabumi 2,00 KT 2,00 KT 100,00
7 Majalengka 2,00 KT 2,00 KT 100,00 2 JATENG 8 Magelang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
9 Purworejo 2,00 KT 2,00 KT 100,00
10 Kudus 2,00 KT 2,00 KT 100,00
11 Jepara 2,00 KT 2,00 KT 100,00
12 Rembang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
13 Pemalang 2,00 KT 2,00 KT 100,00
14 Pekalongan 2,00 KT 2,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 163
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN
TARGET REALISASI %
VOLUME VOLUME
1 2 3 4 5 6 7
15 Pati 2,00 KT 2,00 KT 100,00
16 Purbalingga 2,00 KT 2,00 KT 100,00 3 DIY 17 Sleman 2,00 KT 2,00 KT 100,00
18 Kulonprogo 2,00 KT 2,00 KT 100,00
19 Bantul 2,00 KT 2,00 KT 100,00
20 Gunung Kidul 2,00 KT 2,00 KT 100,00 4 JATIM 21 Mojokerto 2,00 KT 2,00 KT 100,00
22 Ngawi 4,00 KT 4,00 KT 100,00
23 Jember 2,00 KT 2,00 KT 100,00
24 Bondowoso 2,00 KT 2,00 KT 100,00
25 Madiun 2,00 KT 2,00 KT 100,00
26 Sidoarjo 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 SUMSEL 27 Ogan Ilir 2,00 KT 2,00 KT 100,00 6 LAMPUNG 28 Tanggamus 2,00 KT 2,00 KT 100,00
29 Lampung Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00
30 Way Kanan 2,00 KT 2,00 KT 100,00
7 SULSEL 31 Bone 2,00 KT 2,00 KT 100,00
32 Takalar 2,00 KT 2,00 KT 100,00
33 Bantaeng 2,00 KT 2,00 KT 100,00
34 Gowa 2,00 KT 2,00 KT 100,00
35 Wajo 2,00 KT 2,00 KT 100,00
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 164
Direktorat Jenderal Perkebunan
Lampiran 6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013
Yang Dimonitor Oleh UKP4
NO. RECANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
B04, B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
C Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1. Peningkatan
Produksi, Kementan Perusahaan
Gula Data areal giling tebu (ha)
TARGET : TARGET B04 : Terlaksananya pencatatan
B04 : 175,7%
Terlaksananya pencatatan areal giling tebu seluas 6.131 Ha (175,7%), menghasilkan Gula Hablur 27.068 Ton (rata per Ha 4,41 Ton dengan rendemen 6,65 %)
Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
(Ditjen. Perkebunan)
(Negara dan Swasta), Pemda terkait BPN
untuk mendukung Swasembada Gula Nasional
Terlaksananya pencatatan areal giling tebu se;luas 430.000 Ha.
Areal Giling Tebu seluas 3.490 Ha.
TARGET B06 : Telaksananya pencatatan
B06 : 100,4 %
Realisasi areal giling tebu sebesar 149.570,0 Ha (100,4%)
Areal Giling Tebu seluas 148.890 Ha.
TARGET B09 : Terlaksananya pencatatan
B09 : 129,68%
Realisasi areal giling tebu sebesar 277.250,3 Ha (129,68%).
Areal Giling Tebu seluas 213.790 Ha.
TARGET B12 : Terlaksananya pecatatan
B12 : 107,5%
Realisasi areal giling tebu sebesar 462.220 Ha (107,5%).
Areal Giling Tebu seluas 430.000 Ha.
Kementan Kemenperind, Kemenristek, Pemda terkait, Perusahaan Penyedia bibit, Litbang terkait dengan tebu
Penyediaan Benih Unggul Tebu
TARGET : TARGET B04 : Terlaksananya sertifikasi
B04 : 104,7%
Target B04 untuk benih disertifikasi adalah seluas 625 Ha, dengan realisasi 654,6 Ha (104,7%) terlampaui (1 Ha KBD dapat memenuhi benih untuk pertanaman seluas 8 Ha)
(Ditjen. Perkebunan)
Sertifikasi benih unggul tebu untuk pertanaman seluas 50.000 Ha.
Benih Unggul Tebu untuk pertanaman
seluas 5.000 Ha
TARGET B06 : Terlaksananya sertifikasi
B06 : 100,2%
Target B06 untuk benih disertifikasi adalah seluas 1.250 Ha untuk pertanaman tebu seluas 10.000 Ha, realisasi seluas 1.252,6 Ha (100,2%)
Benih Unggul Tebu untuk pertanaman
seluas 10.000 Ha
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 165
Direktorat Jenderal Perkebunan
NO. RECANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
B04, B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TARGET B09 : Terlaksananya sertifikasi
B09 : 75%
Target B09, untuk benih disertifikasi adalah seluas 3.750 Ha untuk pertanaman tebu seluas 30.000 Ha, realisasi seluas 2.812,5 Ha (75%)
Benih Unggul Tebu untuk pertanaman
seluas 30.000 Ha
TARGET B12 : Terlaksananya sertifikasi
B12 : 100,1%
Target B12, untuk benih disertifikasi adalah seluas 6.250 Ha untuk pertanaman tebu seluas 50.000 Ha, realisasi seluas 6,256,78 Ha (100,1%).
Benih Unggul Tebu untuk pertanaman
seluas 50.000 Ha
Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 166