lakin 2014

182

Upload: vodien

Post on 08-Dec-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lakin 2014
Page 2: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR

Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat kepada semua pihak yang terkait dengan pembangunan perkebunan sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010.

Dalam laporan kinerja ini disajikan informasi berupa capaian-capaian kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting sesuai dokumen Penetapan Kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian, dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun waktu tahun 2013.

Capaian kinerja tahun 2013 menambah keyakinan kepada seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan bahwa pelaksanaan pembangunan perkebunan tahun 2013 telah berjalan sesuai dengan jalur yang benar.

Laporan kinerja Tahun 2013 ini tersusun dari kompilasi capaian-capaian dari seluruh satker yang berjumlah 138 satker yang tersebar di Seluruh Indonesia serta kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih, semoga dokumen ini bermanfaat sebagai landasan dalam pembangunan perkebunan selanjutnya.

Jakarta, Maret 2014 Direktur Jenderal Perkebunan,

Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 19560728 198603 1 001

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 3: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ i DAFTAR ISI .................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... viii I. PENDAHULUAN .......................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................... 1 1.2. Tujuan ............................................................. 3 1.3. Sasaran ............................................................ 4 1.4. Ruang Lingkup .................................................... 4

II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN . 5

2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 ........................................................ 5

2.2. Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 ............ 6 2.2.1. Startegi Umum ......................................... 6 2.2.2. Strategi Khusus ......................................... 10

2.2.2.1. Strategi Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan ............... 10

2.2.2.2. Strategi Pengembangan Komoditas ..... 11 2.2.2.3. Strategi Peningkatan Dukungan

Terhadap Sistem Ketahanan Pangan .... 13 2.2.2.4. Strategi Investasi Usaha Perkebunan ... 14 2.2.2.5. Startegi Pengembangan Sistem

Informasi Manajemen Perkebunan ...... 15 2.2.2.6. Strategi Pengembangan Sumberdaya

Manusia ...................................... 15 2.2.2.7. Strategi Pengembangan Kelembagaan

dan Kemitraan Usaha ...................... 17 2.2.2.8. Strategi Pengembangan Dukungan

Terhadap Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup .......................... 18

2.3. Target Menteri Pertanian ....................................... 19 2.3.1. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2010-

2014 ...................................................... 19 2.3.2. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2013 .... 20

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 ii

Page 4: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2.4. Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2013 ........................................................ 21 2.4.1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . 21 2.4.2. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 . 22 2.4.3. Fokus Kegiatan Utama Pembangunan Perkebunan

Tahun 2013 .............................................. 23

III. KONTRIBUSI PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL............................................. 24 3.1. Indikator Makro Pembangunan Perkebunan .................. 24

3.1.1. Produk Domestik Bruto (PDB) .......................... 25 3.1.2. Kesempatan Kerja di Sektor Perkebunan ............ 26 3.1.3. Investasi Pembangunan Perkebunan .................. 26 3.1.4. Neraca Perdagangan Komodita Perkebunan ......... 26 3.1.5. Nilai Ekspor ............................................... 27 3.1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat ....... 27 3.1.7. Pendapatan Pekebun .................................... 28

3.2. Indikator Mikro Pembangunan Perkebunan .................. 28 3.2.1. Luas Areal ................................................. 28 3.2.2. Produksi ................................................... 30 3.2.3. Produktivitas ............................................. 34

IV. KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

TAHUN 2013 ............................................................. 35 4.1. Capaian Kinerja Fisik Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2013 ........................................................ 35 4.1.1. Capaian Kinerja Direktur Jenderal Perkebunan

Tahun 2013 ............................................... 36 4.1.1.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan

Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 38 4.1.1.2. Capaian Kinerja Terhadap Capaian

Kinerja Tahun 2012 ........................ 39 4.1.1.3. Capaian Kinerja Terhadap Sasaran

RENSTRA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014 ............ 40

4.1.2. Capaian Kinerja sesuai Penetapan Kinerja Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 ................... 41 4.1.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan

Penyegar ..................................... 41

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 iii

Page 5: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.1.2.1.1. Capaian Kinerja Terhadap

Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 41

4.1.2.1.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 43

4.1.2.2. Direktur Tanaman Semusim .............. 44 4.1.2.2.1. Capaian Kinerja Terhadap

Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 45

4.1.2.2.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 46

4.1.2.3. Direktur Tanaman Tahunan ............... 47 4.1.2.3.1. Capaian Kinerja Terhadap

Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 48

4.1.2.3.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 49

4.1.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha ......................................... 51 4.1.2.4.1. Capaian Kinerja terhadap

Penetapan Kinerja/Rencana kinerja Tahunan 2013 ........ 51

4.1.2.4.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 53

4.1.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan ...... 54

4.1.2.5.1. Capaian Kinerja Terhadap Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan 2013 ........ 54

4.1.2.5.2. Capaian Kinerja Atas Alokasi APBN Tahun 2013 ............. 55

4.1.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan ................................. 56

4.1.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) ......... 57

4.2. Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2013 ....................... 58 4.2.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan

Utama Tahun 2013 ..................................... 60 4.2.1.1. Peningkatan Produksi, Produktivitas

dan

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 iv

Page 6: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar .. 61

4.2.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim .................. 64

4.2.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan ................... 66

4.2.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan ..... 69

4.2.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan .... 72 4.2.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya .............................. 74 4.2.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan

Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan ........... 76

4.2.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker Tahun 2013 ................................ 78

4.2.3. Capaian Kinerja Atas Kegiatan yang Dipantau oleh UKP4 ............................................... 96

V. KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT

5.1. Permasalahan yang Dihadapi ................................... 97 5.1.1. Administrasi ............................................. 98 5.1.2. Teknis .................................................... 99

5.1.2.1. Perencanaan ................................ 99 5.1.2.2. Pengorganisasian ........................... 100 5.1.2.3. Pelaksanaan ................................. 101 5.1.2.4. Pengawasan ................................. 103

5.2. Rencana Aksi dan upaya Penyelesaian ........................ 103 5.2.1. Administrasi ............................................. 103 5.2.2. Teknis .................................................... 105

5.2.2.1. Perencanaan ................................ 105 5.2.2.2. Pengorganisasian ........................... 105 5.2.2.3. Pelaksanaan ................................. 107 5.2.2.4. Pengawasan ................................. 109

VI. PENUTUP ................................................................. 110

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 v

Page 7: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2013 ....................................... 25 Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2012 – 2013 .............................. 29 Tabel 3. Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun 2009 – 2013 .............................. 31 Tabel 4. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2009 – 2013 .............................................. 34 Tabel 5. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2013 ...................... 39 Tabel 6. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan

Penyegar Tahun 2013 .......................................... 43 Tabel 7. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun

2013 .............................................................. 46 Tabel 8. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun

2013 .............................................................. 49 Tabel 9. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan Pembinaan

Usaha Tahun 2013 .............................................. 52 Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan

Tahun 2013 ...................................................... 55 Tabel 11. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya, dan Ambon

Tahun 2013 ...................................................... 58 Tabel 12. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2013 per Eselon I

di Lingkup Kementerian Pertanian .......................... 59 Tabel 13. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama

Tahun 2013 ...................................................... 61

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 vi

Page 8: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 14. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan

Peningkatan produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013 .............. 63

Tabel 15. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2013 .......................................... 65

Tabel 16. Rincian Realisasi Serapan Anggaran dan Fisik Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013 ...................................................... 68 Tabel 17. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan Tahun 2013 ....................................... 71 Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2013 ......... 74 Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Tahun 2013 .............................. 75

Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2013 ...................................................... 77

Tabel 21. Kinerja Satker Berdasarkan Kriteria Nilai .................. 80 Tabel 22. Capaian Serapan Anggaran Masing-Masing Satker

Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 .... 80 Tabel 23. Capaian Serapan Anggaran Masing-masing Satker

Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013 .... 83

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 vii

Page 9: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan produksi,

produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2013 ..................................... 112

Lampiran 2. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,

produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2013 ......................................................... 122

Lampiran 3. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013 ......................................................... 128

Lampiran 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Penanganan

Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2013 ...... 145 Lampiran 5. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Perlindungan

Perkebunan Tahun 2013 ................................. 154 Lampiran 6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun

2013 yang Dimonitor Oleh UKP4 ........................ 165

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 viii

Page 10: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 11: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang

secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan

penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang Nomor

18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, secara ekonomi perkebunan

berfungsi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; secara

ekologi berfungsi meningkatkan konservasi tanah dan air, penyerap

karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan lindung dan

secara sosial budaya berfungsi sebagai perekat dan pemersatu

bangsa.

Secara karakteristik perkebunan dapat ditinjau dari berbagai

aspek antara lain dari jenis komoditas, hasil produksi dan bentuk

pengusahaannya. Dari aspek komoditas, perkebunan terdiri dari 127

jenis tanaman, berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim

dengan areal sebaran mulai dataran rendah sampai dataran tinggi.

Ditinjau dari aspek produksi, hasil produksi perkebunan merupakan

bahan baku industri, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun

ekspor. Apabila ditinjau dari bentuk pengusahaannya, usaha

perkebunan terdiri atas perkebunan besar negara (5%), perkebunan

besar swasta (24%) dan perkebunan rakyat (71%).

Bab 1

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 1

Page 12: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tujuan pembangunan perkebunan sebagaimana dituangkan

dalam UU Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan adalah untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan

dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja; meningkatkan

produktivitas, nilai tambah dan daya saing; memenuhi kebutuhan

konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan

mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara

berkelanjutan.

Pembangunan perkebunan ke depan dihadapkan kepada

berbagai tantangan, seperti terjadinya berbagai perubahan dan

perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta berbagai

persoalan yang mendasar seperti adanya tekanan globalisasi dan

liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi,

semakin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, terjadinya

perubahan iklim global, kecilnya kepemilikan dan status lahan,

masih terbatasnya kemampuan sistem perbenihan nasional,

terbatasnya akses petani terhadap permodalan, masih lemahnya

kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta kurang

harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan

perkebunan.

Perubahan paradigma pembangunan perkebunan yang

dilakukan melalui pendekatan otonomi daerah oleh provinsi dan

kabupaten dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan,

membawa konsekuensi perubahan kewenangan dan fasilitasi

pelaksanaan pembangunan perkebunan antara pemerintah provinsi

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 2

Page 13: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

dan kabupaten/kota, yang berdampak pada jauhnya rentang kendali

antara pusat, provinsi dan kabupaten, yang pada akhirnya

mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran program dan

kebijakan pembangunan perkebunan dan kinerja Direktorat Jenderal

Perkebunan secara umum.

Untuk melihat keefektifan, keefisienan dan keekonomian

pelaksanaan kegiatan pembangunan perkebunan diperlukan

pengukuran capaian kinerja, baik terhadap sasaran makro, sasaran

mikro maupun penetapan kinerja yang merupakan kontrak kinerja

antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian pada

tahun 2013. Oleh karenanya, laporan ini akan menggambarkan

kinerja pembangunan perkebunan tahun 2013 secara utuh, baik yang

pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD)

maupun yang bersumber dari dana masyarakat.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 mengamanatkan agar

setiap institusi termasuk Direktorat Jenderal Perkebunan untuk

melakukan pengukuran kinerja atas satker-satker di jajarannya

dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2013.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target kinerja

dan realisasi kinerja.

1.2. Tujuan

Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013

ini disusun dengan tujuan untuk dapat memberikan informasi dan

gambaran secara utuh terhadap capaian-capaian kinerja

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 3

Page 14: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator

mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting

Direktorat Jenderal Perkebunan, dan permasalahan-permasalahan

yang dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun

waktu tahun 2013.

1.3. Sasaran

Sasaran laporan kinerja ini adalah memberikan gambaran

capaian kinerja pembangunan perkebunan secara utuh dan jelas

pada tahun 2013 kepada seluruh pemangku kepentingan yang terkait

dengan perkebunan.

1.4. Ruang Lingkup

Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013

ini menyajikan capaian kinerja makro (PDB, keterlibatan tenaga

kerja, investasi, neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani,

ekspor dan NTP), kinerja mikro (luas areal, produksi dan

produktivitas) dan penetapan kinerja (kegiatan yang dibiayai dengan

APBN tahun 2013).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 4

Page 15: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB II ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 16: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN

2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan

pembangunan pertanian periode 2010-2014, dalam menjalankan

tugas pelaksanaan pembangunan perkebunan di Indonesia,

Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan

menjadi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-2014

yang dibedakan menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis

pembangunan perkebunan tahun 2010-2014.

Karena tahun 2013 merupakan bagian dari Renstra tahun

2010-2014, maka Kebijakan Umum pembangunan perkebunan

adalah: Mensinergikan seluruh sumberdaya perkebunan dalam

rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah,

produktivitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif

masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang

berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta

didukung dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Adapun

Kebijakan Teknis pembangunan perkebunan yang merupakan

penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu:

Meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman

perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM,

kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan

sesuai kaidah pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Bab 2

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 5

Page 17: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen

perkebunan.

2.2. Strategi Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

2.2.1. Strategi Umum

Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan,

serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan

selama periode 2010-2014, strategi pembangunan pertanian tahun

2010-2014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi

strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Sehingga

untuk tahun 2013, strategi umum pembangunan perkebunan

mengacu 7 (tujuh) komponen gema revitalisasi dengan

penjelasannya secara garis besar sebagai berikut:

1). Revitalisasi lahan

Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai

baik secara kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat

fundamental bagi pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar

tanaman harus dijaga kelestariannya agar sistem produksi dapat

berjalan secara berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu

mendapat perhatian secara serius dalam revitalisasi lahan

adalah: ketersediaan, kesuburan atau pengelolaan, status dan

kepemilikan lahan pertanian, dan ketersediaan air pertanian.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 6

Page 18: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2). Revitalisasi perbenihan

Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan

benih dan bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat

fundamental. Perpaduan antara lahan yang subur dengan

benih/bibit yang unggul akan memproduksi/melahirkan produksi

yang unggul. Secara historis peran benih unggul telah dibuktikan

pada saat keberhasilan dalam peningkatan produksi pada era

Revolusi Hijau di tahun 1960-an, dan keberhasilan swasembada

beras dan jagung yang dicapai baru-baru ini juga karena

penggunaan benih unggul. Dengan demikian untuk mencapai dan

mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka

perangkat perbenihan/ perbibitan harus kuat.

3). Revitalisasi infrastruktur dan sarana

Jalan usaha tani sangat penting dalam meningkatkan efisiensi

usahatani terutama dalam hal pengangkutan sarana produksi dan

hasil panen. Upaya untuk membuat jalan usahatani dan jalan

tingkat desa perlu terus dilakukan. Untuk hal ini koordinasi

dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan pemerintah setempat

sangat diperlukan terutama untuk membuka akses ke daerah

sentra produksi pertanian.

4). Revitalisasi sumberdaya manusia

Manusia merupakan sumberdaya yang sangat vital karena

merupakan pelaku utama pembangunan, termasuk pertanian.

Tanpa pelaku yang handal dan berkompeten, maka pembangunan

pertanian tidak dapat berjalan secara optimal. Kementerian

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 7

Page 19: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Pertanian mengembangkan berbagai kegiatan bagi peningkatan

sumberdaya manusia pertanian melalui pendidikan, pelatihan,

magang, dan sekolah lapang. Pembinaan dan peningkatan

kualitas sumberdaya manusia ini diperuntukkan bagi petani dan

aparatur pertanian.

5). Revitalisasi pembiayaan petani

Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah ke

bawah adalah akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan

karena masalah klasik yaitu tidak adanya jaminan/agunan yang

dipersyaratkan perbankan. Pada kondisi ini petani terpaksa

berhubungan dengan rentenir yang sudah barang tentu dengan

bunga yang sangat mencekik. Untuk memperbaiki kendala ini

maka upaya-upaya yang selama ini dilakukan perlu diteruskan

seperti penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses

administrasi seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim

baru yang lebih mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi

mikro di pedesaan; melakukan koordinasi dengan instansi di

pusat dan di daerah untuk mempermudah petani dalam

mengakses sumber pembiayaan koperasi termasuk skim

pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali

koperasi khusus di bidang pertanian.

6). Revitalisasi kelembagaan petani

Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia

(petani) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan

yang cukup besar. Selain itu juga sangat berhubungan erat

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 8

Page 20: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

dengan sumber inovasi teknologi dan informasi pasar mulai dari

hulu sampai hilir. Dengan karakteristik seperti ini maka untuk

mempermudah melakukan koordinasi sangat diperlukan

kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka

dengan mudah melakukan koordinasi diantara mereka dan antara

kelompok. Demikian juga melalui kelompok mereka akan

menjadi kuat untuk bisa mengakses pasar dan informasi.

7). Revitalisasi teknologi dan industri hilir

Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan

industri hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya

dalam rangka penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk,

obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan,

pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan pengelolaan limbah

kebun menjadi suatu produk bermanfaat; mempercepat

diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan kelembagaan

pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian

lapangan dan kelembagaan petani; mendorong pengembangan

industri pengolahan pertanian di pedesaan secara efisien guna

peningkatan nilai tambah dan daya saing di pasar dalam negeri

dan internasional; meningkatkan jaminan pemasaran dan

stabilitas harga komoditas pertanian, dan meningkatkan dan

menjaga mutu dan keamanan pangan pada semua tahapan

produksi mulai dari hulu sampai hilir.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 9

Page 21: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2.2.2. Strategi Khusus

Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014

merupakan strategi yang mengacu pada target utama pembangunan

pertanian sehingga sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan

karakteristik khusus sub sektor perkebunan, strategi umum

dimaksud diformulasikan ke dalam strategi khusus sebagai berikut:

1). Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan

2). Pengembangan komoditas

3). Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan

4). Investasi usaha perkebunan

5). Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan

6). Pengembangan sumberdaya manusia

7). Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha

8). Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.

2.2.2.1. Strategi Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu

Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

Strategi ini merupakan upaya untuk meningkatkan produksi,

produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan baik melalui

penerapan teknologi budidaya yang baik (Good Agricultural

Practices/GAP) berupa penyediaan benih unggul

bermutu/bersertifikat dan sarana produksi, optimasi pemanfaatan

sumberdaya lahan dan dukungan perlindungan perkebunan yang

optimal. Adapun rencana aksi dari strategi tersebut meliputi:

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 10

Page 22: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

1). Mengembangkan budidaya tanaman perkebunan melalui

penerapan IPTEK dan 4-ASI (Intensifikasi, Rehabilitasi,

Ekstensifikasi dan Diversifikasi), yang didukung dengan sistem

penyuluhan dan pendampingan yang intensif.

2). Mengoptimalkan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan

sarana produksi, dukungan perlindungan perkebunan dan

penanganan gangguan usaha perkebunan serta dukungan

manajemen dan teknis lainnya.

3) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan

pada wilayah perbatasan, pemekaran, penyangga, maupun

kawasan ekonomi khusus (KEK), dan optimalisasi pemanfaatan

lahan.

2.2.2.2. Strategi Pengembangan Komoditas

Sesuai keputusan Menteri Pertanian Nomor:

511/Kpts/PD.310/9/2006 Tanggal 22 September 2006 dan Keputusan

Menteri Pertanian Nomor: 3599/Kpts/PD.310/10/2009 Tanggal 19

Oktober 2009, komoditas binaan Direktorat Jenderal Perkebunan

berjumlah 127 jenis tanaman. Strategi pengembangan komoditas

dilakukan melalui upaya-upaya memprioritaskan pengembangan

komoditas unggulan nasional yang meliputi : karet, kelapa, kelapa

sawit, kopi, kakao, teh, jambu mete, cengkeh, lada, jarak pagar,

tebu, tembakau, kapas, nilam, dan kemiri sunan, dan mendorong

pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembangan komoditas

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 11

Page 23: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

spesifik dan potensial di wilayahnya. Rencana aksi untuk strategi ini

adalah:

1). Mendorong pengembangan komoditas unggulan nasional dan lokal

sesuai dengan peluang pasar, karakteristik dan potensi wilayah

dengan penerapan teknologi budidaya yang baik.

2). Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan, seperti lahan

pekarangan, lahan pangan, lahan cadangan dan sisa aset lahan

lainnya dengan pengembangan cabang usahatani lain yang

sesuai.

3). Menumbuhkembangkan kawasan komoditas unggulan berbasis

pedesaan dengan pengelolaan dari hulu sampai hilir dalam satu

kawasan.

4). Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan

untuk mendukung penumbuhan sentra-sentra kegiatan ekonomi

pada wilayah khusus antara lain wilayah perbatasan dan

penyangga (bufferzone), wilayah konflik/pasca konflik, wilayah

bencana alam serta wilayah pemekaran.

5). Mendorong pengembangan aneka produk (products development)

perkebunan serta upaya peningkatan mutu untuk memperoleh

peningkatan nilai tambah.

6). Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung

pengembangan perkebunan.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 12

Page 24: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2.2.2.3. Strategi Peningkatan Dukungan Terhadap Sistem

Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya

kebutuhan pangan bagi rumahtangga yang tercermin dari

tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun

mutunya, aman, merata dan terjangkau (UU Nomor: 7 Tahun 1996

tentang Pangan). Sebagai tindak lanjut dari target utama

Kementerian Pertanian, yaitu Peningkatan Diversifikasi Pangan yang

diindikasikan dari skor PPH (93,3) pada tahun 2014), sub sektor

perkebunan diamanahkan secara khusus untuk berkontribusi dalam

pemenuhan skor PPH tersebut dari komponen minyak dan lemak,

dan gula yang ditargetkan rata-rata 15 point per tahun sampai

dengan 2014.

Rencana aksi yang akan dilakukan meliputi:

(1) Meningkatkan pengembangan diversifikasi usahatani dengan

komoditas bahan pangan di areal perkebunan secara intensif dan

berkelanjutan.

(2) Meningkatkan penyediaan protein hewani melalui integrasi

cabang usahatani ternak yang sesuai pada areal perkebunan.

(3) Mendorong ketersediaan dan keterjangkauan sumber pangan

yang berasal dari perkebunan.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 13

Page 25: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2.2.2.4. Strategi Investasi Usaha Perkebunan

Strategi ini dimaksudkan untuk lebih mendorong iklim

investasi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan

dan meningkatkan peran serta pekebun, UMKM, masyarakat, dan

swasta. Perbankan telah menyediakan kredit program dan kredit

komersial untuk investasi di bidang perkebunan. Kredit program

untuk petani meliputi KKP-E, KPEN-RP, dan KUR serta kredit

komersial lainnya. Selain itu Pemerintah juga memberikan bantuan

melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).

Rencana aksi dari strategi ini adalah:

1) Memberikan fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam

memperoleh kemudahan akses untuk pelaksanaan investasi

usaha perkebunan;

2) Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan untuk

pengembangan perkebunan terutama untuk usaha kecil dan

menengah;

3) Mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif, mencakup

pengembangan sistem pelayanan prima, jaminan kepastian dan

keamanan berusaha;

4) Memberikan fasilitasi tersedianya sumber dana dari

pengembangan komoditas dan sumber lainnya untuk

pengembangan usaha perkebunan;

5) Mendorong lembaga penjamin kredit untuk berpartisipasi dalam

pembangunan perkebunan.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 14

Page 26: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2.2.2.5. Strategi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Perkebunan

Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem

informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional

serta mampu mentransfer data sehingga menjadi informasi guna

meningkatkan produktivitas. Berbagai capaian yang telah diraih

yaitu Simonev, SAI, Simpeg, Website, dan e-form maupun e-

government. Dalam rangka pengembangan sistem informasi

manajemen perkebunan ini ditempuh rencana aksi sebagai berikut:

(1) Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan

menyusun, memperoleh dan menyebarluaskan informasi yang

lengkap mengenai SDM, teknologi, peluang pasar, manajemen,

permodalan, usaha perkebunan untuk mendorong dan

menumbuhkan minat pelaku usaha, petani dan masyarakat.

(2) Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi terkait.

2.2.2.6. Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia

Strategi ini diarahkan untuk mendukung berlangsungnya

proses perubahan guna terwujudnya sistem dan usaha agribisnis

perkebunan yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian

pelaku usaha perkebunan. Berkenaan dengan hal tersebut, rencana

aksi yang akan dilaksanakan mencakup upaya-upaya untuk

meningkatkan kapasitas SDM baik petugas, pekebun, maupun

masyarakat dengan cara:

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 15

Page 27: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

(1) Petugas

− Meningkatkan kualitas, moral dan etos kerja petugas

termasuk di dalamnya petugas fungsional.

− Meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun

sistem pengawasan yang efektif.

− Meningkatkan penerapan sistem recruitment dan karir yang

terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang

profesional.

− Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap

prakarsa petugas yang proaktif dalam mewujudkan pelayanan

prima sesuai kebutuhan pelaku usaha.

(2) SDM Pekebun dan Masyarakat

− Meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan

kemandirian pekebun dan masyarakat untuk

mengoptimasikan usahanya secara berkelanjutan.

− Memfasilitasi dan mendorong kemampuan pekebun dan

masyarakat untuk dapat mengakses berbagai peluang usaha

dan sumberdaya dalam memperkuat/ mempertangguh usaha

taninya.

− Menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan

kemampuan dan keterampilan pekebun dan masyarakat

dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan

usaha serta menjalin kemitraan.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 16

Page 28: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2.2.2.7. Strategi Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan

Usaha

Kelembagaan petani didorong untuk tumbuh dari bawah

yang dimulai dari kelompok tani, gabungan kelompok tani, sampai

koperasi komoditas yang berbadan hukum. Kelembagaan petani

dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelembagaan petani yang

bersifat sosial dan yang berfungsi ekonomi. Kelembagaan petani

yang bersifat sosial berupa asosiasi petani, sedangkan kelembagaan

petani yang berfungsi ekonomi berupa koperasi komoditas.

Strategi pengembangan kelembagaan dimaksudkan untuk

meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis

perkebunan dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada. Adapun

strategi pengembangan kemitraan usaha dimaksudkan untuk dapat

memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan.

Untuk itu rencana aksi yang akan ditempuh adalah:

(1) Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian

kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan

mitra terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan

sumberdaya yang tersedia.

(2) Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan komoditas yang tumbuh

dari bawah.

(3) Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan

keuangan pedesaan.

(4) Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan

kelembagaan usahanya.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 17

Page 29: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

(5) Memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, saling

menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan

saling ketergantungan antara petani, pengusaha, karyawan dan

masyarakat sekitar perkebunan.

Disisi lain kalangan usaha dapat berperan dalam memperkuat

asosiasi komoditas maupun dewan komoditas perkebunan.

2.2.2.8. Strategi Pengembangan Dukungan Terhadap

Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkungan

Hidup

Strategi ini merupakan upaya untuk memanfaatkan

sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung

sehingga kelestariannya dapat tetap terjaga. Melalui strategi ini,

pengembangan perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis

ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi secara

berkelanjutan. Rencana aksi dari strategi ini adalah:

(1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada

wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, gambut, DAS Hulu dan

pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah

konservasi tanah dan air.

(2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan.

(3) Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pestisida nabati,

agens pengendali hayati serta teknologi pemanfaatan limbah

usaha perkebunan yang ramah lingkungan.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 18

Page 30: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

(4) Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi

penyerapan karbon, penyedia oksigen dan peningkatan peran

serta fungsi hidroorologis.

(5) Meningkatkan upaya penerapan pembukaan lahan tanpa bakar.

2.3. Target Menteri Pertanian

2.3.1. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2010-2014

Sesuai kontrak kerja Menteri Pertanian dengan Presiden RI,

selama lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian

mencanangkan 4 (empat) target utama yaitu:

(1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

Saat ini tebu (gula) sudah dalam posisi swasembada untuk

kebutuhan rumah tangga, sehingga ke depan ditargetkan untuk

mempertahankan posisi tersebut bahkan pada tahun 2014 telah

mencapai swasembada gula nasional baik untuk konsumsi rumah

tangga maupun industri;

(2) Peningkatan diversifikasi pangan

Diversifikasi pangan merupakan salah satu strategi mencapai

ketahanan pangan. Sasarannya adalah tercapainya pola

konsumsi pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang

yang dicerminkan oleh tercapainya skor pangan harapan (PPH)

sekurang-kurangnya 93,3 pada tahun 2014.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 19

Page 31: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Dari sub sektor perkebunan diharapkan dapat berkontribusi

terhadap skor PPH sebesar 15 point yang berasal dari minyak,

lemak, dan gula.

(3) Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekpor

Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada peningkatan

kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung

peningkatan daya saing dan ekspor. Pada akhir 2014,

ditargetkan 50% produk pertanian yang diperdagangkan harus

dalam bentuk olahan.

(4) Peningkatan kesejahteraan petani

Prioritas utama dalam kerangka peningkatan kesejahteraan

petani adalah upaya peningkatan pendapatan petani.

Pendapatan petani/pekebun diharapkan dapat meningkat

menjadi minimal US$ 1.840/KK/2 ha/tahun pada tahun 2014.

2.3.2. Target Kinerja Menteri Pertanian Tahun 2013

Target penyerapan anggaran Kementerian Pertanian dalam

rangka percepatan pelaksanaan pembangunan pertanian tahun

2013, dengan tahapan target penyerapan/realisasi keuangan

berurutan sebagai berikut yaitu pada triwulan I sebesar ≥25%,

triwulan II sebesar ≥50%, triwulan III sebesar ≥75% dan triwulan IV

mendekati 100%.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 20

Page 32: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2.4. Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2013

2.4.1. Program Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai

surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor : SE-1848/MK/2009

dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Nomor : 0142/M.PPN/06/2009 Tanggal 19 Juni 2009, setiap unit

Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I

yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan

tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian

indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja

unit Eselon II adalah output.

Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, peluang

dan tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program

pembangunan perkebunan tahun 2013 yang menjadi tanggung jawab

Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: “Peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan”.

Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman perkebunan melalui rehabilitasi,

intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh

penyediaan benih bermutu, sarana produksi, perlindungan

perkebunan dan penanganan gangguan usaha secara optimal.

Dari 127 komoditas binaan Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai

Keputusan Menteri Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3599

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 21

Page 33: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2010, prioritas penanganan difokuskan pada 15 komoditas

strategis yang menjadi unggulan nasional yaitu karet, kelapa sawit,

kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, teh, cengkeh, jarak pagar,

kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau, dan nilam. Sedangkan

Pemerintah Daerah didorong untuk memfasilitasi dan melakukan

pembinaan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing-

masing.

2.4.2. Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013

Sebagai penjabaran dari program masing-masing unit eselon

II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai satu

kegiatan. Dengan demikian di lingkup Direktorat Jenderal

Perkebunan terdapat 7 (tujuh) kegiatan pembangunan perkebunan

sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor:

61/Permentan/T.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu:

(1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Semusim;

(2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah

dan Penyegar;

(3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan;

(4) Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha;

(5) Dukungan Perlindungan Perkebunan;

(6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 22

Page 34: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

(7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan

Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, BBP2TP

Surabaya dan BBP2TP Ambon.

2.4.3. Fokus Kegiatan Utama Pembangunan Perkebunan Tahun

2013

Mengingat banyaknya permasalahan yang ada, sedangkan

sumber daya (SDM, teknologi, sarana dan prasarana serta dana) yang

jumlahnya terbatas, maka kegiatan pembangunan perkebunan

dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Dengan menetapkan skala

prioritas, diharapkan sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan

secara efektif dan efisien untuk memecahkan permasalahan yang

ada secara komprehensif. Atas dasar skala perioritas tersebut

ditetapkan 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan perkebunan yaitu:

1) Revitalisasi Perkebunan

2) Swasembada Gula Nasional

3 Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (Bio-

Energi)

4) Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional

5) Pengembangan Komoditas Ekspor

6) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri

7) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 23

Page 35: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB III KONTRIBUSI PERKEBUNAN

TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 36: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

KONTRIBUSI PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

Pembangunan perkebunan tahun 2013 merupakan bagian dari

Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan tahun 2010 -

2014 yang dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap

perekonomian nasional, khususnya dari Sektor Pertanian. Lebih

lanjut, target dalam Renstra 2010 - 2014 dimaksud dijabarkan

menjadi Rencana Kinerja Tahunan (RKT) selama 5 tahun yang

didalamnya termasuk RKT Pembangunan Perkebunan Tahun 2013.

Terkait dengan hal tersebut, Laporan kinerja Direktorat Jenderal

Perkebunan tahun 2013 ini menggambarkan capaian-capaian

indikator makro dan indikator mikro pembangunan perkebunan

sampai dengan tahun 2013.

3.1. Indikator Makro Pembangunan Perkebunan

Capaian kinerja pembangunan perkebunan pada tahun 2013

secara makro meliputi PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi,

neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan nilai

tukar petani (NTP) sebagai berikut :

Bab 3

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 24

Page 37: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 1. Capaian Kinerja Makro Pembangunan Perkebunan Tahun

2013

NO. INDIKATOR

CAPAIAN Laju Pertumb

. Per th

(%) 2009 2010 2011 2012 2013*)

1 Pertumbuhan PDB - harga berlaku (Rp milyar) 111.423 136.048 153.885 159.754 175.249 12,19

- harga konstan (Rp milyar) 45.558 47.151 49.260 51.760 54.903 4,78 2 Keterlibatan tenaga kerja

(juta orang) 20,47 20,58 20,94 21,12 21,28 0,98

3 Investasi (Rp Triliun) 35,32 48,75 58,79 75,45 77,24 22,33 4 Neraca Perdagangan

Perkebunan (US$ milyar) 22,87 23,23 29,36 27,52 22,74 0,99

5 Pendapatan pekebun (US$/KK) 1.555 1.600 1.702 1.832 1.886 4,96

6 Ekspor perkebunan (US$ milyar) 16,99 24,73 32,22 29,96 26,82 14,61

7 NTP Perkebunan Rakyat 105,46 106,50 109,58 108,34 106,38 0,23 Catatan: *) angka sementara

3.1.1. Produk Domestik Bruto (PDB)

Nilai PDB sub sektor perkebunan atas dasar harga berlaku,

selama kurun 5 (lima) tahun terakhir, mengalami pertumbuhan

rata-rata 12,19% per tahun atau meningkat sebesar 57,28% dari Rp

111,42 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 175,25 triliun pada tahun

2013. Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, PDB sub sektor

perkebunan mengalami peningkatan sebesar 9,70%.

Sementara itu, berdasarkan harga konstan tahun 2000

selama kurun waktu tahun 2009 - 2013 mengalami kenaikan rata-

rata 4,78% per tahun dari Rp 45,56 triliun tahun 2009 menjadi Rp

54,90 triliun pada tahun 2013. Nilai PDB tersebut mengalami

peningkatan sebesar 6,07% dibandingkan tahun 2012.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 25

Page 38: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

3.1.2. Kesempatan Kerja di Sektor Perkebunan

Laju rata-rata pertumbuhan untuk keterlibatan tenaga kerja

dalam lima tahun terakhir sebesar 0,98% per tahun atau meningkat

sebesar 3,96% dari 20,47 juta KK pada tahun 2009 menjadi 21,28

juta KK pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan Rencana

Kerja Tahunan (RKT) tahun 2013 yang ditargetkan berjumlah 20,90

juta KK, maka realisasi keterlibatan tenaga kerja di sub sektor

perkebunan mencapai 101,82%. Capaian tersebut juga mengalami

peningkatan 0,76% jika dibandingkan tahun 2012.

3.1.3. Investasi Pembangunan Perkebunan

Perkembangan nilai investasi sektor perkebunan selama 5

tahun terakhir dari 2009-2013 mengalami pertumbuhan sebesar

22,33% per tahun atau meningkat sebesar 118,69% dari nilai

investasi sebesar Rp 35,32 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 77,24

triliun pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan RKT tahun

2013 sebesar Rp 62,90 triliun maka realisasi investasi tahun 2013

mencapai 122,80%. Capaian tersebut juga mengalami peningkatan

sebesar 2,37% jika dibandingkan tahun 2012.

3.1.4. Neraca Perdagangan Komoditas Perkebunan

Pada umumnya komoditi perkebunan merupakan komoditi

untuk ekspor, neraca perdagangan komoditas unggulan perkebunan

selama tahun 2009-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 0,99% per

tahun akan tetapi mengalami penurunan sebesar 0,57% dari tahun

2009 sebesar US $22,87 milyar menjadi Rp US$ 22,74% milyar pada

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 26

Page 39: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

tahun 2013. Nilai tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan

neraca perdagangan komoditi perkebunan tahun 2012 yang besarnya

US$25,77 milyar, atau mengalami penurunan 11,76% akibat lesunya

perekonomian dunia yang dipicu oleh krisis ekonomi di benua Eropa.

3.1.5. Nilai ekspor

Nilai ekspor komoditas perkebunan selama kurun waktu 5

tahun (2009-2013) mengalami laju pertumbuhan rata-rata sebesar

14,61% per tahun atau meningkat sebesar 36,65% dari nilai ekspor

pada tahun 2009 sebesar US$ 16,99 milyar meningkat menjadi US$

26,82 milyar pada tahun 2013. Namun jika dibandingkan dengan

nilai ekspor komoditi perkebunan tahun 2012, mengalami penurunan

sebesar 10,48%.

3.1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat

Nilai tukar petani (NTP) perkebunan rakyat merupakan salah

satu indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran tingkat

kesejahteraan petani. Dalam kurun waktu 5 tahun (2009-2013) laju

pertumbuhan nilai tukar petani rata-rata sebesar 0,23% per tahun

atau meningkat sebesar 0,87% dari 105,46 pada tahun 2009 menjadi

106,38 pada tahun 2013. Dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Direktorat Jenderal Perkebunan 2013 ditargetkan sebesar 107,13

dan terealisasi sebesar 106,38 atau capaiannya 99,30%. Jika

dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar

1,81%.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 27

Page 40: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

3.1.7. Pendapatan Pekebun

Indikator lain untuk mengukur kesejahteraan petani adalah

pendapatan pekebun, dalam rencana kinerja tahunan Direktorat

Jenderal Perkebunan 2013 ditetapkan sebesar US$1.780 per kepala

keluarga, realisasi pendapatan pekebun sampai dengan akhir

Desember 2013 sebesar US$1.886 (105,96%) dan jika dibandingkan

dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 2,95%. Dalam

kurun waktu 5 tahun (2009-2013) pendapatan pekebun mengalami

kenaikan rata-rata 4,96% per tahun.

3.2. Indikator Mikro Pembangunan Perkebunan

Capaian indikator mikro lebih difokuskan pada luas areal,

produksi dan produktivitas untuk 15 komoditas unggulan nasional

yang meliputi karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, lada, cengkeh,

kakao, jambu mete, tebu, tembakau, kapas, jarak pagar, nilam dan

kemiri sunan/minyak.

3.2.1. Luas Areal

Secara umum luas areal komoditas perkebunan selama tahun

2009-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya rata-rata 3,10%

atau meningkat 12,98% dari 20,05 juta hektar pada tahun 2009

menjadi 22,65 juta hektar pada tahun 2013. Jika dibandingkan

dengan RKT tahun 2013 yang nilainya 21,29 juta hektar, maka

capaiannya sebesar 106,39%.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 28

Page 41: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2012, luas

areal perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2,70% dari 22,05

juta hektar menjadi 22,65 juta hektar untuk tahun 2013. Terhadap

target Renstra 2010-2014 yang besarnya 21,61 juta ha, maka kinerja

tahun 2013 sudah mencapai 104,81%. Rincian luas areal per

komoditi sebagaimana Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Komoditas Perkebunan Tahun 2009 - 2013

No Komoditi

Capaian luas areal (ha) Laju Pertumb. Per th

(%) 2009 2010 2011 2012 2013 *)

1 Karet 3.435.270 3.445.415 3.456.127 3.506.359 3.555.764 0,87

2 Kelapa 3.799.125 3.739.350 3.767.704 3.781.649 3.787.283 -0,07

3 Kelapa Sawit 7.873.294 8.385.394 8.992.824 9.572.715 10.010.824 6,19

4 Kopi 1.266.235 1.210.365 1.233.698 1.235.289 1.240.919 -0,47

5 Teh 123.506 122.898 123.938 122.206 122.545 -0,19

6 Lada 185.941 179.318 177.490 177.787 178.251 -1,04

7 Cengkeh 467.403 470.041 485.191 493.888 494.462 1,42

8 Kakao 1.587.136 1.650.621 1.732.408 1.774.463 1.852.944 3,95

9 Jambu Mete 572.114 570.930 575.841 575.920 576.181 0,18

10 Tebu 441.440 454.111 450.469 451.255 469.277 1,56

11 Tembakau 204.218 216.271 228.770 270.290 270.232 7,45

12 Kapas 12.622 10.194 10.238 10.901 11.152 -2,51

13 Jarak Pagar 52.722 50.106 47.676 44.677 42.924 -5,01

14 Nilam 24.498 24.472 28.008 33.255 33.507 8,46

15 Kemiri Sunan 779 918 944 995 995 6,52

Jumlah 20.046.303 20.530.404 21.311.326 22.051.649 22.647.260 3,10

Catatan: *) angka sementara

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 29

Page 42: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Beberapa komoditi unggulan utama selama 5 tahun terakhir

mengalami peningkatan luas areal yang cukup signifikan yaitu nilam

sebesar 8,46%, tembakau 7,45%, kemiri sunan 6,52%, kelapa sawit

6,16%, kakao 3,95% dan tebu 1,56%. Namun sebaliknya beberapa

komoditi mengalami penurunan luas areal seperti jarak pagar

(5,01%), kapas (2,51%), lada (1,04%), kopi (0,47%) dan teh (0,19%).

3.2.2. Produksi

Produksi komoditas utama perkebunan selama 5 tahun

(2009–2013) mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar

30,14% dari 29,95 juta ton pada tahun 2009 menjadi 38,97 juta ton

tahun 2013 dengan laju pertumbuhan produksi rata-rata sebesar

6,83% per tahun.

Dibandingkan dengan tahun 2012, produksi komoditi

perkebunan mengalami peningkatan sebesar 5,07% dari 37,09 juta

ton menjadi 38,97 juta ton untuk tahun 2013. Terhadap target

Renstra 2010-2014 yang besarnya 40,60 juta ton, maka kinerja

tahun 2013 sudah mencapai 95,98%. Rincian produksi per komoditi

sebagaimana Tabel 2.

Meskipun perubahan iklim mengakibatkan intensitas

serangan OPT meningkat, mengganggu jadwal dan pelaksanaan

panen dan menurunkan rendemen yang selanjutnya berdampak pada

penurunan produksi, beberapa komoditi unggulan utama selama 5

tahun terakhir mengalami pertumbuhan produksi per tahun yang

cukup signifikan yaitu tembakau 14,11%, kelapa sawit 9,53%,

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 30

Page 43: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

cengkeh 8,13%, karet 6,33%, nilam 1,82% dan lada 1,73% dan kapas

1,40%. Namun sebaliknya beberapa komoditi mengalami penurunan

produksi yang cukup serius yaitu jambu mete (4,95%), jarak pagar

(2,28%), teh (1,65%), dan tebu (0,06%) bahkan kemiri sunan sudah

tidak produksi lagi. Rincian produksi per komoditi sebagaimana

Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Tahun

2009 - 2013

No Komoditi

Capaian produksi (ton) Laju Pertumb.

Per th (%)

2009 2010 2011 2012 2013*)

1 Karet 2.440.347 2.734.854 2.990.184 3.012.881 3.107.544 6,33

2 Kelapa 3.257.702 3.166.666 3.174.379 3.189.897 3.228.110 -0,22

3 Kelapa Sawit 19.324.294 21.958.120 23.096.541 26.015.518 27.746.125 9,53

4 Kopi 685.170 686.921 638.647 691.163 698.887 0,64

5 T e h 156.901 156.604 150.776 145.575 146.682 -1,65

6 Lada 82.834 83.663 87.089 87.841 88.675 1,73

7 Cengkeh 82.032 98.386 72.207 99.890 100.725 8,13

8 Kakao 820.496 837.918 936.266 740.513 777.539 -0,51

9 Jambu Mete 147.403 115.149 114.789 116.915 117.538 -4,95

10 Tebu 2.624.068 2.214.488 2.228.259 2.591.687 2.550.991 -0,06

11 Tembakau 176.186 135.678 214.524 260.818 260.183 14,11

12 Kapas 3.145 3.174 2.275 2.978 3.029 1,30

13 Jarak Pagar 6.851 7.081 6.576 6.652 6.219 -2,28

14 Nilam 138.800 110.300 143.281 125.700 138.500 1,82

15 Kemiri Sunan - 4.800 4.800 0 0 0,00

Jumlah 29.946.229 32.313.802 33.860.591 37.089.948 38.970.747 6,83

Catatan : *) Angka Sementara

Dukungan swasembada gula nasional. swasembada gula

pada tahun 2013 merupakan bagian dari target yang telah

dituangkan dalam Roadmap swasembada gula tahun 2010-2014 yang

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 31

Page 44: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan gula dalam negeri, baik

konsumsi langsung rumah tangga maupun industri sekaligus

mengurangi defisit neraca perdagangan gula nasional. Dalam rangka

mendukung program prioritas pembangunan pertanian, khususnya

pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, Direktorat

Jenderal Perkebunan diberikan amanah untuk swasembada gula

pada tahun 2014. Upaya Peningkatan produksi dan produktivitas

tebu dalam rangka mencapai swasembada gula telah dilakukan sejak

tahun 2004 melalui Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula

Nasional berupa kegiatan bongkar ratoon (tanaman keprasan)

dengan penggantian tanaman dengan bibit unggul, perbaikan irigasi

sederhana dan pengadaan alat dan mesin pertanian. Sesuai dengan

Roadmap Swasembada Gula Tahun 2010-2014 target produksi gula

tahun 2013 adalah sebesar 4,93 juta ton akan terpenuhi apabila

penyediaan lahan minimal seluas 350.000 ha, investasi

pembangunan PG baru dan revitalisasi Pabrik Gula berjalan sesuai

dengan rencana. Namun karena permasalahan utama tersebut

belum teratasi secara tuntas, maka target dikoreksi menjadi 2,816

juta ton sesuai potensi sumberdaya yang dapat dikendalikan oleh

Kementerian Pertanian dengan harapan masih dapat memenuhi

kebutuhan gula untuk konsumsi rumah tangga. Sampai dengan akhir

tahun 2013 produksi gula mencapai 2,551 juta ton atau 90,59% dari

target. Namun capaian tersebut belum optimal terutama

diakibatkan oleh dampak perubahan iklim dan serangan OPT di

beberapa sentra produksi. Permasalahan lainnya di tingkat on farm

adalah sulitnya pengembangan areal baru dan mempertahankan

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 32

Page 45: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

lahan yang sudah ada, keterbatasan infrastruktur terutama untuk

wilayah pengembangan di luar Pulau Jawa, kurangnya sarana irigasi

dan penyediaan agroinput yang belum tepat jumlah, waktu, harga

dan mutu. Sedangkan di tingkat off farm meliputi tingkat efisiensi

PG yang dibawah standar, biaya produksi yang masih relatif tinggi,

kualitas gula yang relatif rendah dan belum berkembangnya

diversifikasi produk berbasis tebu.

Pengembangan tanaman tebu di Indonesia hingga Tahun

2013 telah mencapai 469.228 hektar dengan produksi 2.551.024 ton

gula, yang tersebar di 9 provinsi. Jumlah petani yang terlibat dalam

usaha tebu mencakup 1.045.959 (kepala keluarga dan tenaga kerja).

Ekspor komoditas tebu mencapai nilai US$ 67,60 juta dengan volume

518.300 ton molases, sedangkan impor tebu mencapai nilai

US$1.720,90 juta dengan volume 3,324 juta ton gula hablur pada

Tahun 2013. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, impor gula

mengalami peningkatan sebesar 15,92% dari 2,872 juta ton menjadi

3,328 juta ton pada tahun 2013. Pada tahun 2014 luas areal

tanaman tebu diperkirakan mencapai 456.297 ha, dengan produksi

mencapai 3,103 juta ton gula hablur.

Kebijakan dalam mendukung peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu tanaman semusim, khususnya swasembada

gula nasional adalah melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan

diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana

produksi, perlindungan perkebunan dan penanganan gangguan usaha

serta pelayanan organisasi secara optimal.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 33

Page 46: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

3.2.3 Produktivitas

Produktivitas komoditas utama perkebunan selama 5 tahun terakhir (2009–2013) cenderung mengalami penurunan dengan laju rata-rata sebesar

2,40% per tahun akibat anomali iklim yang semakin ekstrim. Sedangkan apabila dibandingkan dengan tahun 2012, produktivitas komoditi perkebunan secara umum mengalami penurunan sebesar 13,35%. Dibalik

penurunan produktivitas secara umum, ternyata beberapa komoditi masih mengalami peningkatan produktivitas yang cukup menggembirakan yaitu

cengkeh (7,21%), tembakau (6,99%), karet (4,64%), kakao (2,82%), kelapa sawit (2,63%), kapas (2,14%), dan lada (1,76%). Rincian produktivitas per komoditi sebagaimana Tabel 5.

Tabel 4. Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tahun 2009-2013

No Komoditi

Capaian Produktivitas (kg/ha) Laju Pertumb. Per th (%) 2009 2010 2011 2012 2013*

1 Karet 901 986 1.106 1.048 1.071 4,64

2 Kelapa 1.175 1.159 1.168 1.157 1170 -0,10

3 Kelapa Sawit 3.487 3.595 3.450 3.722 3.855 2,63

4 Kopi 737 779 777 745 755 0,67

5 T e h 1.571 1.553 1.552 1.467 1.475 -1,54

6 Lada 729 756 702 771 776 1,76

7 Cengkeh 268 322 248 325 327 7,21

8 Kakao 834 854 668 850 879 2,82

9 Jambu Mete 468 371 393 364 365 -5,48

10 Tebu 5.952 5.292 5.191 5.770 5.473 -1,75

11 Tembakau 867 760 625 1.009 975 6,99

12 Kapas 297 380 356 306 309 2,14

13 Jarak Pagar 468 462 434 353 346 -7,00

14 Nilam 160 119 132 104 111 -7,30

15 Kemiri Sunan - 667 667 0 0

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 34

Page 47: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB IV

KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

TAHUN 2013

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 48: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

TAHUN 2013

Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan yang akan

disampaikan pada Laporan Kinerja ini meliputi (1). capaian terkait

dengan penetapan kinerja yang ditandatangani Direktur Jenderal

Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa outcomes dan penetapan

kinerja yang ditandatangani Pejabat Eselon II dan Direktur Jenderal

Perkebunan berupa outputs, (2). capaian kinerja keuangan

berdasarkan kegiatan utama dan berdasarkan serapan anggaran

masing-masing satuan kerja (satker), (3). capaian kinerja atas

kegiatan yang dipantau oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan

dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

4.1. Capaian Kinerja Fisik Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahun 2013

Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, penetapan kinerja

antara Direktur Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian berupa

outcomes yang dimanifestasikan dalam produksi. Sedangkan

penetapan kinerja yang ditandatangani antara Pejabat Eselon II dan

Direktur Jenderal Perkebunan berupa outputs yang diwujudkan

dalam luas areal komoditi. Selanjutnya berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15

Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian

Pertanian, IKU Direktorat Jenderal Perkebunan adalah

Bab 4

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 35

Page 49: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

produksi,sehingga kinerja Direktorat Jenderal Perkebunantahun

2013 yang diukurhanyalah produksi.

Capaian fisik pembangunan perkebunan tahun 2013 secara

nasional sebesar 89,97% yang dilaksanakan oleh 138 satker di

seluruh Indonesia yang terdiri atas 1 satker pusat, 4 satker UPT

Pusat, 32 satker Provinsi dan 101 satker kabupaten/kota.

4.1.1. Capaian Kinerja Direktur Jenderal Perkebunan Tahun 2013

Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah

meningkatnya produksi, produktivitas dan mutu tanaman

perkebunan yang berkelanjutan melalui upaya pengembangan

tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman

tahunan dengan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan

sarana produksi, perlindungan perkebunan serta dukungan

manajemen dan teknis lainnya. Adapun indikator yang digunakan

adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan

nasional perkebunan yang meliputi tebu, kapas, nilam, tembakau,

kopi, teh, kakao, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, jambu mete,

jarak pagar, karet dan kemiri sunan/minyak yang

dikelompokankedalam fokus kegiatan yaitu swasembada gula

nasional, pengembangan komoditas pemenuhan komsumsi dalam

negeri, pengembangan komoditi ekspor dan penyediaan bahan

tanaman sumber bahan bakar nabati (bioenergi).

Penetapan kinerja untuk Direktorat Jenderal Perkebunan

berupa outcomes yang diwujudkan dalam bentuk produksi.

Terhadapoutcomes tersebut sampai dengan saat ini masih menjadi

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 36

Page 50: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

perdebatan yang dapat dilihat dari 2 aspek, pertama, mengingat

tanaman perkebunan pada umumnya bersifat tahunan sehingga

produksi tanaman baru dapat dihitung minimal empat tahun

kedepan. Aspek kedua, sebagaimana diketahui bahwa biaya

investasi pengembangan perkebunan yang dibiayai dengan APBN

jumlahnya sangat kecil sekitar 2% per tahun. Apabila yang dihitung

hanya kegiatan yang dibiayai dengan APBN, maka pengaruhnya

terhadap produksi tingkat nasional sangat kecil sekali, padahal

Direktorat Jenderal Perkebunan telah membina seluruh perkebunan

yang ada di Indonesia, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan

besar melalui pembinaan, pengawalan, pendampingan, kebijakan

maupun surat-menyurat.

Pendekatan pertama, apabila tanaman yang ditanam pada

tahun berjalan sesuai berlakunya APBN, maka tidak dapat dihitung

produksinya pada tahun yang sama, dengan demikian apabila sesuai

ketentuan yang berlaku maka produksinya/outcomes adalah nol

(tidak ada produksi). Pendekatan lainnya, jika yang dihitung

produksi tahun berjalan, maka yang dihitung merupakan produksi

dari tanaman yang tahun tanamnyaminimal empat tahun yang lalu.

Berkenaan dengan kedua pendekatan dimaksud, meskipun

tidak sepenuhnya benar, Direktorat Jenderal Perkebunan

menyepakati produksi pada tahun berjalan sebagai outcomes

dengan menggunakan target rencana strategis pembangunan

perkebunan tahun 2010-2014 sebagai acuannya.

Pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun

2013 dilaksanakan terhadap (a) Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 37

Page 51: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tahunan tahun 2013, (b) Capaian Kinerja tahun 2012 dan (c)

Capaian terhadap Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan tahun

2010-2014.

4.1.1.1 Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana

Kinerja Tahunan 2013

Secara umum capaian produksi 15 komoditas unggulan

mencapai 38,97 juta ton atau 100,67% dari target 38,71 juta ton

dari target Rencana Kinerja Tahunan/penetapan kinerja tahun 2013.

Capaian tertinggi pada komoditi tembakau (142,18%)dan secara

berurutan sebagai berikut, cengkeh (119,91%), nilam

(119,40,68%),karet (112,15%), sawit (102,59%),lada (99,63,16%),

kelapa (96,42%), kopi (91,96%), teh (91,68%)tebu(90,56%)dan

jambu mete (75,34%). Sebaliknya untuk komoditi yang sangat

sensitif terhadap perubahan iklim sehingga mengakibatkan capaian

produksi turun cukup tajam yaitu kakao (71,20%), kapas (5,31%) dan

untuk dua komoditi unggulan nasional lainnya yang produksinya

rendah karena tidak/belum ada jaminan pasarnya adalah jarak

pagar (21,44%) dan kemiri minyak/sunan (00,00%).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 38

Page 52: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 5. Capaian Kinerja Produksi Tahun 2013

1 Karet 3.012.881 2.801.000 2.771.000 3.107.544 103,14 110,94 112,15

2 Kelapa Sawit 26.015.518 28.439.000 27.046.000 27.746.125 106,65 97,56 102,59

3 Kelapa 3.189.897 3.380.000 3.348.000 3.228.110 101,20 95,51 96,42

4 Kopi 691.163 738.000 760.000 698.887 101,12 94,70 91,96

5 Kakao 740.513 1.648.000 1.092.000 777.539 105,00 47,18 71,20

6 Jambu Mete 116.915 159.120 156.000 117.538 100,53 73,87 75,34

7 Lada 87.841 91.580 89.000 88.675 100,95 96,83 99,63

8 Cengkeh 99.890 85.510 84.000 100.725 100,84 117,79 119,91

9 Teh 145.575 182.000 160.000 146.682 100,76 80,59 91,68

10 Jarak Pagar 6.652 35.000 29.000 6.219 93,49 17,77 21,44

11 Kemiri Sunan 0 6.000 5.000 0 0,00 0,00 0,00

12 Tebu 2.591.687 3.100.000 2.817.000 2.550.991 98,43 82,29 90,56

13 Kapas 2.978 63.000 57.000 3.029 101,71 4,81 5,31

14 Tembakau 260.818 184.000 183.000 260.183 99,76 141,40 142,18

15 Nilam 125.700 124.000 116.000 138.500 110,18 111,69 119,40

37.088.028 41.036.210 38.713.000 38.970.747 105,08 94,97 100,67 Total

Target Renstra

RKT/PK 2013

NO KOMODITAS

PRODUKSI PERKEBUNAN (TON) REALISASI KINERJA Thd (%)

2012Target

Renstra 2010 - 2014

RKT/PK 2013

Realisasi* 2013

Capaian 2012

Catatan : * Angka sementara

4.1.1.2. Capaian Kinerja terhadap Capaian Kinerja Tahun 2012

Pada tahun 2013, capaian produksi 15 komoditas unggulan

sebesar38,97juta ton meningkat menjadi 105,08%dibandingkan

capaian produksi tahun 2012yang besarnya 38,71 juta ton atau

mengalami peningkatan sebesar 5,08%. Peningkatan produksi

tersebut, selain karena pembinaan dan pengawalan yang lebih

intensif juga didukung dengan harga yang relatif menguntungkan

dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang baik dari beberapa

komoditi. Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditi nilam

(10,18%), kelapa sawit (6,65%) dan kakao (5,00%) serta secara

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 39

Page 53: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

berurutan dikuti komoditikaret (3,14%), kapas (1,71%), kelapa

(1,20%), kopi (1,12%), lada (0,95%), cengkeh (0,84%), cengkeh

(0,84%), the 0,76%), jambu mete (0,53%). Sebaliknya terdapat

beberapa komoditi yang mengalami penurunan produksi yaitu

tembakau (0,24%), tebu (1,57%),jarak pagar (6,51%) dan kemiri

minyak/sunan (100,00%).

4.1.1.3. Capaian Kinerja terhadap Sasaran RENSTRA Direktorat

Jenderal Perkebunan Tahun 2010-2014

Pada tahun 2013, capaian produksi 15 komoditas unggulan

sebesar 38,97 juta ton. Jika dibandingkan dengan target sampai

dengan berakhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat

Jenderal Perkebunan Tahun 2010 - 2014, maka capaian tahun

2013telah mencapai 94,97%. Capaian yang telah melebihi target

RENSTRA adalah komoditi tembakau (141,41%), cengkeh (117,79%),

nilam (111,69%) dan karet (110,94%). Sedangkan capaian yang telah

mendekati target RENSTRA adalah komoditi kelapa sawit (97,56%),

lada (96,83%), kelapa (95,51%), kopi (94,70%), tebu (82,29%), teh

(80,59%) dan jambu mete (73,87%). Lebih lanjut untuk capaian yang

masih jauh dari target adalah kakao (47,18%), jarak pagar (17,77%),

kapas (4,81%) dan kemiri sunan/minyak (0,00%).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 40

Page 54: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.1.2. Capaian Kinerja sesuai Penetapan Kinerja Sekretaris dan

Direktur Lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun

2013

Dalam laporan kinerja ini yang disajikan untuk penetapan

kinerja Sekretaris dan Direktur Lingkup Direktorat Jenderal

Perkebunan Tahun 2013adalahoutput penting dalam rangka

mendukung pencapaian kinerja sebagaimana ditetapkan dalam

dokumen penetapan kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan

dan Menteri Pertanian.Output penting yang ditetapkan adalah

pengembangan areal perkebunan. Dalam laporan ini disajikan

capaian kinerja berupa (1). luas areal secara nasionaldan (2). luas

areal yang dibiayai dengan APBN tahun 2013 dan (3) dukungan

teknis yang terkait.

4.1.2.1. Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar adalah luas areal

tanaman kakao, kopi, teh, lada dan cengkeh.

4.1.2.1.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana

Kinerja Tahunan 2013

Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/

penetapan kinerja tahun 2013, secara umum capaian kinerja luas

areal tanaman rempah dan penyegar untuk 5 komoditi unggulan

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 41

Page 55: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

nasional mencapai 3,889 juta hektaratau 99,24% dari target sebesar

3,919 juta hektar. Capaian tertinggi pada komoditi kakao (107,29%)

dan cengkeh (103,23%),sebaliknya yang tidak mencapai target

secara berurutan yaitu teh (98,83%), lada (91,41%) dan kopi

(89,02%).

Namun demikian apabila dibandingkan dengancapaian

kinerja tahun 2012, kinerja luas areal tanaman rempah dan

penyegar mengalami peningkatan sebesar 3,58% atau mencapai

103,58%. Luas areal yang mengalami peningkatan adalah tanaman

kakao (106,91%), cengkeh (101,93%) dan kopi (100,56%). Sebaliknya

komoditi yang mengalami penurunan adalah lada (99,79%) dan teh

(99,01%).

Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,

kinerja luas areal tanaman rempah dan penyegar baru mencapai

97,25%. Namun luas areal cengkeh telah melebihi target renstra

yaitu 102,23% dan kakao mencapai 105,76%. Sedangkan capaian

komoditi lainnya secara berurutan yaitu teh (98,83%),lada (90,74%)

dan kopi (86,00%).

Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Rempah dan Penyegar

tahun 2013 sebagai berikut:

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 42

Page 56: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 6. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2012

1 Kopi 1.233.982 1.443.000 1.394.000 1.240.919 100,56 86,00 89,02

2 Kakao 1.733.228 1.752.000 1.727.000 1.852.944 106,91 105,76 107,29

3 Lada 178.622 196.450 195.000 178.251 99,79 90,74 91,41

4 Cengkeh 485.118 483.660 479.000 494.462 101,93 102,23 103,23

5 Teh 123.769 124.000 124.000 122.545 99,01 98,83 98,83

3.754.719 3.999.110 3.919.000 3.889.121 103,58 97,25 99,24 Total

Capaian 2012

Target Renstra

RKT/PK 2013

No Komoditi

Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)

2012

Target Renstra 2010 - 2014

RKT/PK 2013

Realisasi* 2013

Catatan : * Angka Sementara

4.1.2.1.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013

Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah

terlaksananya pengembangan tanaman rempah dan penyegar yang

meliputi kakao, kopi, teh, lada dan cengkeh seluas 39.738

hektar.Realisasi fisiknya mencapai 36.295 ha(91,34%). Output

kegiatan pentingpada tahun 2013 meliputi:

1) Pengembangan tanaman kopi seluas 5.834 ha yang terdiri atas

Intensifikasi tanaman kopi arabika 3.510 ha, intensifikasi

tanaman kopi robusta 2.100 ha dan perluasan tanaman kopi

robusta 224 ha. Realisasi fisik seluas 5.834 ha (100%) dari

targetsesuai dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

2) Pengembangan tanaman teh melalui kegiatan intensifikasi

dengan realisasi fisik seluas 575 ha atau mencapai 100% dari

target sesuai pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 43

Page 57: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

3) Pengembangan tanaman kakao seluas 1.346 ha yang terdiri atas

perluasan tanaman kakao 1.298 ha, perluasan tanaman kakao

pasca bencana 48 ha. Realisasi fisik seluas 1.346 ha (100%) dari

target. Selain itukegiatan rehabilitasi kakao dari Gernas kakao,

realisasinya 27.510 ha (97,28%) dari target sesuai pada dokumen

penetapan kinerja tahun 2013.

4) Pengembangan tanaman lada seluas 280 ha, yang terdiri atas

rehabilitasi seluas 90 ha, dan perluasan tanaman lada 190 ha.

Realisasi capaian fisik kegiatan ini seluas 180 ha (64,29%) dari

target 280 ha pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

Tetapi bila dibandingkan dengan adanya penurunan volume

kegiatan akibat revisi penghematan anggaran yang targetnya

menjadi 180 ha, maka capaiannya menjadi 100%.

5) Pengembangan tanaman cengkeh seluas 850 ha, untuk

rehabilitasi 700 ha dan rehabilitasi di daerah pasca bencana 150

ha. Realisasi fisik mencapai 850 ha (100%) dari target pada

dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

Rincian capaian fisik per output kegiatan beserta lokasi

penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja

Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar seperti pada Lampiran 1.

4.1.2.2. Direktur Tanaman Semusim

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 44

Page 58: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Direktorat Tanaman Semusim adalah luas areal tanaman tebu,

kapas, tembakau dan nilam.

4.1.2.2.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana

Kinerja Tahunan 2013

Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja

Tahunan/penetapan kinerja tahun 2013, secara umum capaian

kinerja luas areal tanaman semusim untuk 4 komoditi unggulan

nasional mencapai 784.168 hektar dari target sebesar 700.000hektar

atau mencapai 112,02%. Capaian tertinggi pada komoditi nilam

(197,10%) diikuti tembakau (131,82%) dan tebu (103,36%),

sebaliknya yang tidak mencapai target adalahkapas (46,47%).

Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan

dengancapaian kinerja tahun 2012, mengalami peningkatan

sebesar 5,98% menjadi 105,98%. Seluruh areal tanaman semusim

mengalami peningkatan secara berurutan sebagai berikut tanaman

kapas 116,59%,nilam (114,04%), tembakau (108,19%), dan tebu

(104,01%).

Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,

kinerja luas areal tanaman semusim sudah melebihi target yaitu

mencapai 111,34%.Sumbangan terbesar dari luas areal nilam

(186,15%) dan tembakau (131,82%) dan tebu mencapai 102,84%.

Sedangkan untuk tanaman kapas baru mencapai 44,61%.Rincian

Capaian Kinerja Luas Areal Tanaman Semusim tahun 2013 sebagai

berikut:

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 45

Page 59: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 7. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim Tahun 2013

1 Tebu 451.191 456.297 454.000 469.277 104,01 102,84 103,36

2 Kapas 9.565 25.000 24.000 11.152 116,59 44,61 46,47

3 Tembakau 249.781 205.000 205.000 270.232 108,19 131,82 131,82

4 Nilam 29.381 18.000 17.000 33.507 114,04 186,15 197,10

739.918 704.297 700.000 784.168 105,98 111,34 112,02 Total

Capaian 2012

Target Renstra

RKT/PK 2013

No Komoditi

Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)

2012

Target Renstra 2010 - 2014

RKT/PK 2013

Realisasi* 2013

4 . 1 . 2 . 2 . 2 . C a p a i a n K i n e r j a a t a s a l o k a s i A P B N T a h u n 2 0 1 3

Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah

terlaksananya pengembangan tanaman semusim yang meliputi tebu,

kapas, tembakau dan nilam seluas 53.466 ha. Realisasi fisiknya

mencapai 40.943 ha(76,58%). Output kegiatan penting pada tahun

2013 meliputi:

1) Swasembada gula nasional (Tebu) khususnya untuk perluasan

tebu rakyat dan bongkar ratoon (peremajaan).Capaian fisik

seluas 37.495 ha (74,99%) dari target seluas 50.000 ha pada

dokumen penetapan kinerja tahun 2013. Namun bila

dibandingkan setelahrevisi seluas 52.310 ha, maka capaian

realisasi fisiknya sebesar71,69%.

2) Pengembangan tanaman nilam seluas 156 ha untuk

pengembangan komoditas ekspor yang meliputi kegiatan

pembangunan kebun penangkar benih tanaman nilam seluas 6 ha

dan penanaman tanaman nilam seluas 150 ha. Capaian realisasi

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 46

Page 60: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

fisik 153 ha (98,07%) dari target pada dokumen penetapan

kinerja tahun 2013.

3) Pengembangan tanaman kapas seluas 3.300 ha dalam rangka

pemenuhan konsumsi dalam negeri khususnya penanaman kapas

seluas 3.130 ha dan pembangunan kebun induk seluas 170 ha.

Capaian fisik seluas 3.285 ha (99,55%) dari target pada dokumen

penetapan kinerja tahun 2013.

4) Demplot penanaman jarak kepyar dalam rangka pengembangan

tanaman perkebunan berkelanjutan dengan capaian fisik seluas

10 ha (100%)dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun

2013.

Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi

penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja

Direktur Tanaman Semusim seperti pada Lampiran 2.

4.1.2.3. Direktur Tanaman Tahunan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU

Direktorat Tanaman Tahunanadalah luas areal tanaman karet,

kelapa sawit, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri

sunan/minyak.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 47

Page 61: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.1.2.3.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana

Kinerja Tahunan 2013

Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan/

penetapan kinerja tahun 2013, secara umum capaian kinerja luas

areal tanaman tahunan untuk 6 komoditi unggulan nasional

mencapai 17,974 juta hektar atau 107,82% dari target sebesar

16,671 juta hektar. Capaian tertinggi pada komoditi jarak pagar

(238,47%) diikuti kelapa sawit (114,12%), karet (102,29%) dan

jambu mete (100,03%), sebaliknya yang tidak mencapai target

secara berurutan sebagai berikut kelapa (98,96%), dan kemiri

sunan/minyak (49,75%).

Namun demikian apabila dibandingkan dengancapaian

kinerja tahun 2012, kinerja luas areal tanaman tahunan mengalami

peningkatan sebesar 5,85% atau mencapai 105,85%. Luas areal yang

mengalami peningkatan adalah tanaman kelapa sawit (110,32%),

kemiri sunan (103,43%) dan karet (102,06%). Sebaliknya komoditi

yang mengalami penurunan adalah kelapa (99,99%), jambu mete

(98,26%) dan jarak pagar (90,56%).

Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,

kinerja luas areal tanaman tahunan mencapai 106,31%.Capaian luas

areal yang telah melebihi target renstra yaitu jarak pagar 202,43%,

kelapa sawit 111,39% dan karet mencapai 101,97%. Sedangkan

capaian komoditi lainnya secara berurutan yaitu jambu mete

(99,86%), kelapa (98,81%) dan kopi (49,75%).

Rincian Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan tahun

2013 sebagai berikut:

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 48

Page 62: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 8. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2013

1 Karet 3.484.073 3.487.000 3.476.000 3.555.764 102,06 101,97 102,29

2 K. Sawit 9.074.621 8.987.000 8.772.000 10.010.824 110,32 111,39 114,12

3 Kelapa 3.787.724 3.833.000 3.827.000 3.787.283 99,99 98,81 98,96

4 Jambu Mete 586.358 577.000 576.000 576.181 98,26 99,86 100,03

5 Jarak Pagar 47.397 21.220 18.000 42.924 90,56 202,28 238,47

6 Kemiri Sunan 962 2.000 2.000 995 103,43 49,75 49,75

16.981.134 16.907.220 16.671.000 17.973.971 105,85 106,31 107,82 Total

Capaian 2012

Target Renstra

RKT/PK 2013

No Komoditi

Luas areal (ha) Realisasi kinerja thd (%)

2012Target

Renstra 2010 - 2014

RKT/PK 2013

Realisasi* 2013

4.1.2.3.2.Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013

Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah

terlaksananya pengembangan tanaman tahunan yang meliputi

kelapa sawit, karet, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri

sunan/minyak seluas 39.432 ha. Realisasi fisiknya mencapai 39.151

ha (99,29%). Output kegiatan penting pada tahun 2013 meliputi:

1) Pengembangan tanaman karet seluas 11.035 ha meliputi

kegiatan Peremajaan seluas 9.320 ha dan perluasan 1.715 ha.

Capaian fisik untuk kegiatan ini seluas 10.635 ha (96,38%) dari

target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

2) Pengembangan tanaman Kelapa seluas 24.480 ha meliputi

kegiatan Peremajaan seluas 21.275 ha dan perluasan 3.205 ha.

Realisasi fisik mencapai 24.480 ha (100%) dari target pada

dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 49

Page 63: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

3) Pengembangan tanaman Kelapa sawit seluas 840 ha meliputi

kegiatan pengembangan 500 ha, pengembangan model

peremajaan 40 ha dan penggantian benih tidak bersertifikat

dengan benih unggul bersertifikat seluas 300 ha. Akibat

perubahan alokasi anggaran maka terjadi penambahan areal

pengembangan menjadi 961 ha. Capaian fisik untuk kegiatan ini

seluas 961 ha (100%) dan bila dibandingkan dengan penetapan

kinerja, capaiannya 114,40 % dari target pada dokumen

penetapan kinerja tahun 2013.

4) Pengembangan tanaman jambu mete seluas 3.052 ha melalui

kegiatan peremajaan seluas 1.100 ha, Rehabilitasi seluas 300

ha, dan perluasan seluas 1.650 ha. Capaian fisik untuk kegiatan

ini seluas 3.050 ha (99,93%) dari target pada dokumen

penetapan kinerja tahun 2013.

5) Pengembangan tanaman kemiri sunan untuk mendukung

penyediaan bahan bakar nabati (BBN)/bio energi seluas 25 ha.

Realisasi fisik mencapai 25 ha (100,00%) dari target pada

dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi

penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja

Direktur Tanaman Tahunan seperti pada Lampiran 3.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 50

Page 64: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.1.2.4. Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU

Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha adalah (1) Jumlah

kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP, (2) Jumlah

perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan

sertifikat ISPO dan (3) Jumlah perusahaan yang ditangani kasus

gangguan usahanya.

4.1.2.4.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana

Kinerja Tahunan 2013

Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

tahun 2013, capaian kinerja jumlah kelompok tani yang

menerapkan pascapanen sesuai GHP sebanyak 220 kelompok tani

atau 183,33% dari target. Sedangkan jumlah perusahaan kelapa

sawit yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai

110 perusahaan atau sebesar 35,95% dari target 306 perusahaan.

Untuk perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya sebanyak

42 kasus sudah terlaksana dan sudah mencapai 100%.

Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan

dengancapaian kinerja tahun 2012, untuk jumlah kelompok tani

yang menerapkan pascapanen sesuai GHP mengalami peningkatan

sebesar 27,91% menjadi 127,91%. Untuk perusahaan yang

mengajukan sertifikat ISPO mengalami peningkatan menjadi

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 51

Page 65: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

254,84% danperusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya

mengalami penurunan menjadi 31,82%.

Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,

jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen sesuai GHP

sudah melebihi target yaitu mencapai 169,23%. Sedangkan jumlah

perusahaan kelapa sawit yang layak mengajukan permohonan

sertifikat ISPO mencapai 32,93% dari target 334 perusahaan. Untuk

perusahaan yang ditangani kasus gangguan usahanya sebanyak 42

kasus namun masih dibawah dari target Renstra sebanyak 44 kasus

(95,45%). Rincian Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha tahun 2013 sebagai berikut:

Rincian Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen dan

Pembinaan Usaha tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 9. Capaian Kinerja Direktorat Pascapanen danPembinaan Tahun 2013

1Penanganan panen sesuai GHP

172 130 120 220 127,91 169,23 183,33

2Perusahaan yang mengajukan sertifikat ISPO

31 334 306 110 254,84 32,93 35,95

3Penanganan gangguan usaha

132 44 42 42 31,82 95,45 100,00

RKT 2013

No. Kegiatan

Target dan capaian Realisasi kinerja thd (%)

2012

Target Renstra 2010 - 2014

RKT 2013

Realisasi 2013

Capaian 2012

Target Renstra

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 52

Page 66: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.1.2.4.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013

Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah

terlaksananya pengembangan penanganan pascapanen tanaman

rempah dan penyegar, tanaman semusim dan tanaman tahunan

sebanyak 210 kelompok tani. Realisasi fisiknya mencapai 220

kelompok tani (104,76%). Output kegiatan penting pada tahun

2013 meliputi:

1) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman

semusim sesuai GHP mencapai 9 kelompok tani atau 100% dari

target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

2) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman

rempah dan penyegar sesuai GHP mencapai 58 kelompok tani

atau 100% dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun

2013.

3) Jumlah kelompok tani yang menerapkan pascapanen tanaman

tahunan sesuai GHP mencapai 153 kelompok tani atau 106,99%

dari target 143 kelompok tani pada dokumen penetapan kinerja

tahun 2013.

4) Jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang layak

mengajukan permohonan sertifikat ISPO mencapai 110

perusahaan atau 35,95% dari target 306 perusahaan sesuai pada

dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

5) Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan sebanyak

42 kasus melalui inventarisasi dan identifikasi serta penanganan

kasus gangguan usaha dan konflik perkebunan. Capaian fisik

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 53

Page 67: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

untuk kegiatan ini sebanyak 42 kasus (100%) dari target pada

dokumen penetapan kinerja tahun 2013

Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi

penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja

Direktur Pascapanen dan Pembinaan Usaha seperti pada Lampiran 4.

4.1.2.5. Direktur Perlindungan Perkebunan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU

Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah luas areal

pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman

perkebunan.

4.1.2.5.1. Capaian Kinerja terhadap Penetapan Kinerja/Rencana

Kinerja Tahunan 2013

Jika diukur berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

tahun 2013, capaian kinerja pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan mencapai 14.408 hektar dari

target sebesar 5.300 hektar atau mencapai 271,85%. Luas areal

pengendalian OPT terbesar pada tanaman kelapa seluas 4.105 ha,

kemudian secara berurutan kakao seluas 3.160 ha, tebu seluas 2.610

ha, kopi seluas 1.211 ha, lada seluas 846 ha, cengkeh seluas 800 ha,

pala seluas 800 ha, karet seluas 526 hektar, kapas seluas 275 ha,

jambu mete seluas 100 hektar dan tembakau seluas 75 ha.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 54

Page 68: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan

dengancapaian kinerja tahun 2012, mengalami peningkatan

menjadi 420,06%.

Apabila dibandingkan dengan target Renstra 2010-2014,

pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman

perkebunan mencapai 271,85% dari target 5.300 hektar pada tahun

2014. Rincian Capaian Kinerja pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT) tanaman perkebunan tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 10. Capaian Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2013

1Pengendalian OPT

3.430 5.300 5.300 14.408 420,06 271,85 271,85

RKT 2013

No. Kegiatan

Luas areal pengendalian (ha) Realisasi kinerja thd (%)

2012Target

Renstra 2010 - 2014

RKT 2013

Realisasi 2013

Capaian 2012

Target Renstra

4.1.2.5.2. Capaian Kinerja atas alokasi APBN Tahun 2013

Sasaran strategis dalam penetapan kinerja tersebut adalah

terlaksananya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan

(OPT) seluas 14.395 ha, dan pelaksanaan SLPHT sebanyak 202

Kelompok Tani. R e a l i s a s i f i s i k n y a m e n c a p a i 1 4 . 4 0 8 h a ( 1 0 0 , 0 9 % ) .

Output kegiatan penting pada tahun 2013 meliputi:

1) Pengendalian OPT seluas 14.395 ha meliputi pengendalian OPT

tanaman Lada seluas 745 ha, kemudian secara berurutan yaitu

kopi seluas 1.210 ha,cengkeh seluas 800 ha, pala seluas 800 ha,

kakao seluas 3.260 ha, tebu seluas 2.610 ha, tembakau seluas

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 55

Page 69: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

75 ha, kapas seluas 300 ha, kelapa seluas 3.970 ha, karet seluas

525 ha dan jambu mete seluas 100 ha. Capaian realisasi fisik

secara berurutan yaitu lada seluas 846 ha (113,56%), kopi seluas

1.211 ha (100,08%), cengkeh seluas 800 ha (100%), pala seluas

700 ha (87,50%), kakao seluas 3.160 ha (96,93%), tebu seluas

2.610 ha (100%), tembakau seluas 75 ha (100%), kapas seluas

275 ha (91,67%), kelapa seluas 4.105 ha (103,40%), karet seluas

526 ha (100,19%) dan jambu mete seluas 100 ha (100%).

Sehingga capaian realisasi fisik keseluruhan seluas 14.408 ha

(100,09%) dari target pada dokumen penetapan kinerja tahun

2013.

2) Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan sebanyak 202 Kelompok Tani,

dengan capaian fisik sebanyak 197 Kelompok Tani (97,52%) dari

target pada dokumen penetapan kinerja tahun 2013.

Rincian capaian fisik output kegiatan beserta lokasi

penyebaran sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja

Direktur Perlindungan Perkebunan seperti pada Lampiran 5.

4.1.2.6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

No.49/Permentan/OT.140/8/2012 tanggal 15 Agustus 2012 tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian, IKU

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan adalah jumlah

provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang

berkualitas dibidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi

serta pelaporan. Sedangkan sasaran strategis dalam penetapan

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 56

Page 70: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

kinerja tersebut adalah terlaksananya pelayanan kesekretariatan

dalam rangka menunjang pencapaian kinerja program peningkatan

produkdi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan

berkelanjutan. Realisasi fisiknya mencapai 100,00% dalam bentuk

dokumen (1) perencanaan, (2) evaluasi pelaksanaan kegiatan dan

penyediaan data dan informasi, (3) pelayanan organisasi,

kepegawaian, humas, hukum, administrasi perkantoran dan (4)

pengelolaan administrasi keuangan dan aset.

4.1.2.7. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Perkebunan (BBP2TP)

Realisasi fisik untuk jumlah benih/bibit yang disertifikasi

secara nasional pada tahun 2013 mencapai 87,55% dan hanya Balai

Besar Surabaya yang telah melebihi target RKT tahun 2013 yaitu

133,11%. Sedangkan Balai Besar Medan dan Ambon capaian

realisasinya dibawah target RKT tahun 2013.

Capaian kinerja 2013 tersebut apabila dibandingkan

dengancapaian kinerja tahun 2012, menurun menjadi 71,82% dan

hanya Balai Besar Surabaya yang meningkat sebesar 6,89%.

Demikian juga apabila dibandingkan dengan target Renstra

2010-2014, secara nasional baru mencapai 83,38%, akan tetapi Balai

Besar Surabaya telah melebihi target sebesar 126,78%.

Untuk indikator kegiatan jumlah teknologi terapan

perlindungan perkebunan, secara nasional pada tahun 2013

mencapai 100,00% dan masing-masing balai telah memenuhi target

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 57

Page 71: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

RKT tahun 2013. Sedangkan apabila dibandingkan dengan capaian

kinerja tahun 2012 telah terjadi peningkatan sebesar 4,35% atau

capaian kinerja menjadi 104,35% dan dibandingkan dengan target

Renstra 2010-2014, secara nasional baru mencapai 96,00%.

Capaian Kinerja Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman

Perkebunan tahun 2013 seperti tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Capaian Kinerja BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon Tahun 2013

1 Jumlah benih yang disertifikasi (ribu batang)

BBP2TP Medan 278.089 240.384 228.938 194.231 69,84 80,80 84,84

BBP2TP Surabaya 17.732 14.950 14.239 18.953 106,89 126,78 133,11

BBP2TP Ambon 1.226 535 486 154 12,56 28,79 31,69

Total 297.047 255.869 243.663 213.338 71,82 83,38 87,55

2 Jumlah teknoilogi terapan perlindungan perkebunan (paket)

BBP2TP Medan 8 10 9 9 112,50 90,00 100,00

BBP2TP Surabaya 6 6 6 6 100,00 100,00 100,00

BBP2TP Ambon 9 9 9 9 100,00 100,00 100,00

23 25 24 24 104,35 96,00 100,00 Total

No. Kegiatan

Target dan capaian Realisasi kinerja thd (%)

Target Renstra

2010 - 2014

RKT 2013

Realisasi 2013

Target Renstra 2010 - 2014

RKT 2013

2012Capaian

2012

4.2. Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2013

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 292 Tahun 2012

tentang pagu definitif Kementerian Negara/Lembaga tahun 2013,

alokasi anggaran untuk Kementerian Pertanian Rp 17,807 trilyun dan

sebesar Rp 1,709 trilyun (9,60%) dialokasikan untuk Direktorat

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 58

Page 72: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Jenderal Perkebunan dalam rangka mendukung pengembangan

perkebunan tahun 2013 khususnya dimanfaatkan untuk mendukung

pelaksanaan 7 (tujuh) kegiatan utama.

Serapan anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013

mencapai 83,73% menduduki urutan ke sembilan di lingkup

Kementerian Pertanian dan masih dibawah serapan anggaran secara

nasional Kementerian Pertanian yang mencapai 89,64%.

Capaian serapan anggaran tahun 2013 ini mengalami

penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 10,91%

dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 94,64%.

Perbandingan capaian per eselon I dapat dilihat pada Tabel 12

berikut:

Tabel 12. Capaian Serapan Anggaran Tahun 2013 per Eselon I

No ESELON 1Urutan

Penyerapan Anggaran

PAGU ANGGARAN (Rp. 000,-)

REALISASI (Rp. 000,-)

%

1 SETJEN 8 1.226.518.104 1.094.410.312 89,23

2 ITJEN 7 67.943.286 62.016.018 91,28

3 DITJEN TP 11 2.887.229.639 2.337.313.833 80,95

4 DITJEN HORTI 12 736.958.730 584.536.029 79,32

5 DITJEN BUN 10 1.709.421.139 1.431.311.655 83,73

6 DITJEN NAK KESWAN 9 2.739.338.614 2.355.534.457 85,99

7 DITJEN PPHP 2 592.879.700 561.870.340 94,77

8 DITJEN PSP 1 3.426.093.896 3.314.145.639 96,73

9 BALITBANG 3 1.719.168.968 1.624.920.524 94,52

10 BPPSDMP 6 1.341.255.760 1.234.334.984 92,03

11 BKP 4 647.159.931 606.112.604 93,66

12 BARANTAN 5 807.354.242 755.271.998 93,55

TOTAL 17.807.475.540 15.961.796.174 89,64

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 59

Page 73: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Dalam laporan akuntabilitas keuangan ini akan disajikan (a)

Capaian kinerja keuangan berdasarkan kegiatan utama dan (b)

Capaian kinerja keuangan berdasarkan serapan per satker.

4.2.1. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama

Tahun 2013

Capaian kinerja keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan

tahun 2013 yang disajikan adalah realisasi keuangan berdasarkan

kegiatan utama pembangunan perkebunan dan berdasarkan serapan

satuan kerja (satker).

Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan Program Peningkatan

Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan

Berkelanjutan pada tahun 2013 sebesar Rp 1,431 trilyun atau

83,73% dari total pagu. Realisasi terbesar tercapai untuk kegiatan

Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 93,04%, diikuti secara

berturut-turut kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Tanaman Tahunan sebesar 91,58%, Dukungan Pengujian dan

Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman

Perkebunan sebesar 91,36%, Peningkatan Produksi, Produktivitas

dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar sebesar 91,16%, Dukungan

Penanganan Pascapanen sebesar 87,64% dan Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis Lainnya sebesar 88,57% serta Peningkatan

Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 74,22%.

Adapun rinciannya sebagaimana disajikan pada Tabel 13.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 60

Page 74: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 13. Realisasi Serapan Keuangan per Kegiatan Utama

Tahun 2013

KODE PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN

PAGU (Rpjuta)

REALISASI (Rpjuta)

%

1775 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar 349.821 318.913 91,16

1776 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim 736.495 546.606 74,22

1777 Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan 205.570 188.256 91,58

1778 Pengembangan Penanganan Pasca panen Komoditas Perkebunan 36.131 31.666 87,64

1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 77.390 72.002 93,04

1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Perkebunan 138.918 123.045 88,57

1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan

165.096 150.823 91,36

JUMLAH

1.709.421

1.431.312

83,73

4 . 2 . 1 . 1 . Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Rempah dan Penyegar

Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan

Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar berdasarkan SAU-Kementerian

Keuangan sebesar Rp 318.913.408.983,- (91,16%) dari pagu yang

ada. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama

dikarenakan adanya optimalisasi anggaran dari pengadaan dan

tender serta penghematan.

Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar pada tahun

2013 meliputi:

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 61

Page 75: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

1) Pengembangan tanaman kopi dengan kegiatan perluasan,

peremajaan dan rehabilitasi tanaman kopi. Terdapat dua jenis

kopi yang dikembangkan meliputi (1). kopi robusta yang

dilaksanakan di 8 kabupaten 6 provinsi yaitu Bengkulu, Jambi,

Lampung, Jatim, Bali dan NTB (2). kopi arabika yang

dilaksanakan di 19 kabupaten 7 provinsi yaitu Aceh, Sumut,

Jabar, Bali, NTT, Sulsel dan Papua Capaian serapan keuangan

untuk output kegiatan tersebut sebesar Rp 32.044.752.110,-

(75,53%).

2) Pengembangan Tanaman Teh dengan kegiatan intensifikasi

tanaman teh yang dilaksanakan di 9 kabupaten 3 provinsi yaitu

Jabar, Jateng dan DI Yogyakarta. Realisasi anggaran sebesar Rp

2.868.851.500,- (80,71%) .

3) Pengembangan tanaman kakao non Gernas Kakao dengan

kegiatan perluasan, dan intensifikasi tanaman kakao serta

perluasan tanaman kakao pasca bencana yang dilaksanakan di

13 kabupaten 4 provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumbar, DI

Yogyakarta, dan Gorontalo. Realisasi anggaran Rp

12.684.285.400,- (94,37%). Selain itu terdapat kegiatan

Gernas kakao untuk rehabilitasi di 27 kabupaten 5 provinsi yaitu

Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulsel dan NTT dengan realisasi

keuangan Rp 184.444.734.328,- (92,94%).

4) Pengembangan tanaman lada dengan kegiatan rehabilitasi dan

perluasan tanaman lada yang dilaksanakan di 5 kabupaten 2

provinsi yaitu Lampung dan Kep. Bangka Belitung. Anggaran

yang terserap sebesar Rp 2.101.715.000,- (59,16%).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 62

Page 76: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

5) Pengembangan tanaman cengkeh dengan kegiatan rehabilitasi

tanaman cengkeh dan rehabilitasi di daerah pasca bencana yang

dilaksanakan di 21 kabupaten 6 provinsi yaitu Aceh, Sumatera

Barat, Banten, Maluku, dan Maluku Utara. Serapan anggaran

sebesar Rp 3.597.522.927,- (97,54%).

Rincian capaian serapan keuangan output kegiatan

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan

Penyegar seperti pada Tabel 14.

Tabel 14. Rincian Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2013

No Program Anggaran (Rp000) Output/

Fisik %

Pagu Realisasi %

I Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tan. Rempah &Penyegar

349.821.391

318.913.409

91,16 99,93

1 PengembanganTanaman Kopi 42.424.007 32.044.752 75,53 100,00

2 Pengembangan tanaman teh 3.554.420 2.868.851 80,71 100,00

3 PengembanganTanaman Kakao (non Gernas) 13.440.422 12.868.851 94,37 100,00

4 PengembanganTanaman Lada 3.552.560 2.101.715 59,16 100,00

5 PengembanganTanaman Cengkeh 3.688.128 3.597.523 97,54 100,00

6 Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan

Tanaman Rempah dan Penyegar 732.975 708.037 96,60 100,00

7 Operasional Petugas Pendamping (Gernas) 239.800 0,00 0,00 0,00

8 Penanaman tan. rempah penyegar lainnya) 2.677.690 2.591.791 96,79 100,00

9 Pembangunan Kebun Sumber Bahan Tanam Tanaman Rempah dan Penyegar 94.347 94.347 100,00 100,00

10 Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah & Penyegar 125.400 123.575 98,54 100,00

11 Gerakan Nasional Pening-katan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) 198.459.086 184.444.734 92,94 100,00

12 Dukungan Kegiatan Gernas Kakao 119.900 119.900 100,00 100,00

13 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar 3.813.148 3.652.358 95,78 100,00

15 Pengembangan Tanaman Pala 11.130.198 10.615.711 95,38 100,00

16 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar 1.743.521 1.463.389 83,93 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 63

Page 77: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

No Program Anggaran (Rp000) Output/

Fisik %

Pagu Realisasi %

17 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 2.368.260 2.220.444 93,76 100,00

18 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 4.826.094 4.549.303 94,26 100,00

19 Koordinasi Kegiatan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) 55.902.185 54.162.104 96,89 100,00

20 Layanan Perkantoran 929.250 870.588 93,69 100,00

4.2.1.2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Semusim

Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan

Mutu Tanaman Semusim sebesar Rp 546.605.910.695,- (74,22%)

dari target. Tidak tercapainya target serapan anggaran tersebut

terutama disebabkan oleh masih mengalami sedikit kesulitan dalam

penyediaan benih kultur jaringan dan kurang tersedianya areal

untuk perluasan tebu dan pengadaan yang banyak mengalami

sanggahan dan ada beberapa kqgiatan tidak terealisasi. Selain itu

beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan.

Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim pada tahun 2013

meliputi:

1) Pengembangan tanaman tebu termasuk perluasan tebu rakyat,

bongkar ratoon/rawat ratoon yang dilaksanakan di 70 kabupaten

10 provinsi yaitu Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Aceh,

Jambi, Sumsel, Lampung, Sulsel, dan Gorontalo. Realisasi

anggaran sebesar Rp 435.809.255.170,- (73,18%).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 64

Page 78: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

2) Pengembangan tanaman kapas yang dilaksanakan di 29

kabupaten 7 provinsi yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa

Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa

Tenggara Timur. Anggaran yang terserap sebesar Rp 12.804.084.779,- (92,54%).

3) Pengembangan tanaman nilam yang dilaksanakan di 16

kabupaten 10 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Jambi,

Lampung, Bali, Sultra dan Gorontalo. Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp 3.324.365.230,- (91,74%).

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim tahun 2013

No Program Anggaran (Rp000) Output/

Fisik % Pagu Realisasi %

II Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

7 3 6 . 4 9 5 . 5 2 8 5 4 6 . 6 0 5 . 9 1 1 7 4 , 2 2 77,08

1 Pengembangan Tanaman Tebu 595.512.128 435.809.255 73,18 71,68 2 Penanaman Tanaman Kapas 13.836.838 12.804.085 92,54 99,54 3 Penanaman Tanaman Nilam 3.623.662 3.324.365 91,74 98,00 4 Penanaman tanaman semusim

lainnya 270.000 265.189 98,22 100,00

5 Peningkatan kegiatan perlombaan & penghargaan perkebunan dll 40.000 40.000 100,00 100,00

6 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim 1.052.240 872.097 82,88 100,00

7 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim 3.532.415 3.268.087 92,52 100,00

8 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim 118.490.295 90.122.226 76,06 100,00

9 Layanan Perkantoran 137.950 100.606 72,93 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 65

Page 79: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.2.1.3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Tahunan

Realisasi serapan untuk kegiatan Peningkatan Produksi dan

Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2013 sebesar Rp

188.256.497.316,- (91,58%) dari pagu yang tersedia. Tidak

tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan

oleh terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga

petani sulit mendapatkan benih bermutu. Sertifikasi lahan petani

belum ada, tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan

untuk benih sebar/siap tanam. Persyaratan bank dan syarat-syarat

sebagai avalis yang menyulitkan perusahaan mitra dalam

pelaksanaan Program Revitalisasi.

Output kegiatan penting untuk Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan pada tahun 2013 meliputi:

1) Pengembangan tanaman karet dengan kegiatan perluasan

tanaman karet rakyat yang dilaksanakan di 49 kabupaten 17

provinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau,

Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Kepulauan

Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan

Sulawesi Selatan. Realisasi anggaran sebesar Rp

68.044.269.965,- (91,33%). Selain itu terdapat kegiatan

perluasan tanaman karet di daerah perbatasan, wilayah pasca

konflik, tertinggal dan bencana alam yang dilaksanakan di 10

kabupaten 5 provinsi yaitu Aceh, Kepri, Kalbar, Kaltim dan

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 66

Page 80: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Papua. Realisasi anggaran sebesar Rp 3.959.529.250,-

(95,06%).

2) Pengembangan tanaman kelapa dengan kegiatan Peremajaan

tanaman kelapa dilaksanakan di 89 kabupaten 22 provinsi yaitu

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau,

Jambi, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, Malut,

Papua dan Papua Barat. Capaian serapan anggaran sebesar

Rp 51.949.663.741,- (94,12%).

3) Pengembangan tanaman kelapa sawit dengan kegiatan

peremajaan kelapa sawit dan penggantian benih tidak

bersertifikat dengan benih unggul bersertifikat yang

dilaksanakan di 20 kabupaten 9 provinsi yaitu Sumut, Sumbar,

Banten, Gorontalo, Sulbar, Sultra, NTT, Papua, Papua Barat.

Realisasi anggaran sebesar Rp 6.339.767.665,- (96,04%).

4) Pengembangan tanaman jambu mete dengan kegiatan

peremajaan di 11 kabupaten 3 provinsi Sultra, NTB dan NTT,

rehabilitasi di 3 kabuapten 3 provinsi Jateng, DI Yogyakarta dan

NTB, dan perluasan di 10 kabupaten 6 provinsi yaitu Jateng,

Jatim, Bali, NTB, Sulsel, dan Sultra. Realisasi Anggaran yang

terserap sebesar Rp7.275.870.150,- (91,06%).

5) Pengembangan tanaman kemiri sunan/minyak dilaksanakan di 5

kabupaten 1 provinsi yaitu Jawa Barat. Realisasi serapan

anggaran sebesar Rp 226.534.000,- (97,07%).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 67

Page 81: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

6) Pengembangan tanaman sagu seluas 1.600 ha yang dilaksanakan

di Provinsi Papua dan Papua Barat. Realisasi serapan anggaran

sebesar Rp 11.130.543.900,- (97,81%)

Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama

Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan

seperti pada Tabel 16.

Tabel 16. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013

No Program

Anggaran (Rp 000) Output/ Fisik

%

Pagu

Realisasi

%

III Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan 2 0 5 . 5 6 9 . 9 7 3 1 8 8 . 2 5 6 . 4 9 7 9 1 , 5 8 99,85

1 Pengembangan tanaman karet rakyat 74.506.184 68.044.270 91,33 100,00 2 Pengembangan tanaman karet di daerah

perbatasan, wilayah pasca konflik, tertinggal dan bencana alam

4.165.350 3.959.529 95,06 100,00

3 Pengembangan Tanaman Kelapa 55.194.512 51.949.664 94,12 100,00 4 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 6.601.032 6.339.768 96,04 100,00 5 Pengembangantanaman Jambu Mete 7.990.507 7.275.870 91,06 99,93 6 Pemberdayaan dan Penguatan

Kelembagaan Tan. Tahunan 477.570 397.530 83,24 100,00 7 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit,

Kakao, Karet) 17.895.078 14.646.835 84,20 100,00 8 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis

Tan. Tahunan 2.199.035 1.914.029 87,04 100,00 9 Pembangunan Kebun Sumber Bahan

Tanam Tan. Tahunan 148.800 147.850 99,36 100,00 10 Dukungan Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tan. Tahunan 179.400 93.135 51,91 100,00 11 Pemberdayaan Pekebun Tan Tahunan 5.269.118 4.887.943 92,77 100,00 12 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan 233.383 226.534 97,07 100,00 13 Koordinasi, Pembinaan dan Monev

Pengembangan Tan. Tahunan 6.894.118 6.135.440 89,00 100,00 14 Pengembangan Kebun Benih Tan.Tahunan 2.996.814 2.666.477 88,98 100,00 15 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tan.

Tahunan 7.102.172 6.255.035 88,07 100,00 16 Koordinasi Pengembangan Sagu di Pusat 1.891.250 1.278.542 67,60 100,00 17 Pengembangan Tanaman Sagu 11.380.000 11.130.535 97,81 100,00 18 Layanan Perkantoran 945.650 907.510 95,97 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 68

Page 82: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.2.1.4. Dukungan Pengembangan Penanganan Pascapanen

Komoditas Perkebunan

Realisasi serapan keuangan untuk kegiatan Penanganan

Pascapanen Komoditas Perkebunan adalah sebesar Rp

31.665.586.042,- (87,64%) dari pagu yang tersedia. Tidak

tercapainya target serapan anggaran tersebut terutama disebabkan

oleh perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten masih

belum berjalan dengan baik, tidak adanya pendampingan pada

petani yang telah mendapatkan pelatihan Pemberdayaan,

banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan

gangguan usaha, banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah

gangguan usaha yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas,

dan kewajiban perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B

seluas 20% (dua puluh per seratus) dari total luas areal kebun untuk

masyarakat belum terlaksana dengan baik dan sosialisasi Peraturan

Menteri Pertanian No. 98 Tahun 2013 yang belum memadai.

Output kegiatan penting untuk Dukungan Penanganan

Pascapanen Komoditas Perkebunan pada tahun 2013 meliputi:

1) Penanganan pascapanen tanaman semusim untuk tanaman

Nilam yang dilaksanakan di 9kabupaten 6 provinsi yaitu

Lampung, Jabar, Bali, Sulbar, Sulteng dan Gorontalo. Realisasi

keuangan sebesar Rp1.288.804.680,-(85,34%) dari pagu

anggaran sebesarRp1.510.200.000,-

2) Penanganan pascapanen tanaman rempah dan penyegar yang

terdiri atas : (1) Tanaman Kakao dilaksanakan di 14 kabupaten 9

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 69

Page 83: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

provinsi yaitu Aceh, Jateng, DI Yogyakarta, Sumut, NTB,

Sulteng, Sultra, Banten, dan Papua; (2) Tanaman Kopi

dilaksanakan di 15 kabupaten 12 provinsi yaitu Aceh, Sumut,

Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali,

NTB, NTT; (3) Tanaman Lada dilaksanakan di 2 kabupaten 2

propinsi yaitu Babel dan Kaltim; (4) Tanaman Cengkeh

dilaksanakan di 2 kabupaten 2 provinsi yaitu Jabar dan

Gorontalo; (5) Tanaman Teh dilaksanakan kabupaten Cianjur

provinsi Jabar; dan (6) Tanaman Pala dilaksanakan di 5

kabupaten di 5 propinsi yaitu Jawa Barat, Sulawesi Utara,

Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Realisasi keuangan

sebesar Rp 7.426.894.100,- (98,82%) dari pagu anggaran sebesar

Rp 7.515.262.000,-

3) Penanganan pascapanen tanaman tahunan yang terdiri atas:

(1) Tanaman Karet dilaksanakan di 25 kabupaten 11 provinsi

yaitu Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Bengkulu, Banten, Jabar,

Jateng, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel; (2) Tanaman Kelapa

dilaksanakan di 15 kabupaten 8 propinsi yaitu Jambi, Jateng,

Kalbar, Kalteng, Sulut, NTT, Maluku dan Malut; (3) Tanaman

Jambu Mete dilaksanakan di 5 kabupaten 2 propinsi yaitu NTB

dan NTT. Realisasi keuangan sebesar Rp 7.373.451.269,-

(86,46%) dari pagu anggaran sebesar Rp 8.527.743.000,-

4) Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan di 31 provinsi,

kecuali DKI dan DI Yogyakarta, dengan serapan anggaran

sebesarRp 2.759.323.100,- (85,13%).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 70

Page 84: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

5) Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik

Perkebunandilaksanakan di 26 provinsi yaitu Aceh, Sumut,

Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung,

Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Kalteng,

Sulut, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulbar, Papua, Papua Barat, NTB

dan Kepri dengan serapan anggaran sebesar Rp 5.085.110.226,-

(82,13%).

6) Penerapan standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan

Indonesia (ISPO) dilaksanakan di 21 propinsi yaitu Aceh, Sumut,

Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu, Lampung,

Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulbar,

Papua, Papua Barat, Banten dan Jabar dengan serapan anggaran

sebesar Rp 1.859.832.250,- (84,29%).

Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama

Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan

seperti pada Tabel 17 berikut :

Tabel 17. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Peningkatan Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan tahun 2013

No Program Anggaran (Rp000) Output/

Fisik % Pagu Realisasi %

IV Pengembangan Penanganan Pascapanen komoditas perkebunan

36.130.593 31.665.586 87,64 98,64

1 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan

100.200

89.199

89,02 80,16

2 Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan

6.191.409

5.085.110

82,13 95,38

3 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 3.241.320 2.759.323 85,13 97,46

4 Penilaian Usaha Perkebunan 1.277.825 1.140.147 89,23 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 71

Page 85: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

No Program

Anggaran (Rp000) Output/ Fisik

% Pagu Realisasi %

5 Penerapan Standar Perkebunan Besar/Rakyat Berkelanjutan 2.206.427 1.859.832 84,29 95,24

6 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan 17.545.930 16.089.150 91,70 100,00

7 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha

4.886.900

3.986.293

81,57 100,00

8 Koordinasi Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Perkebunan

20.000

19.546

97,73 100,00

9 Layanan Perkantoran 660.582 636.984 96,43 100,00

4.2.1.5. Dukungan Perlindungan Perkebunan

Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Perlindungan

Perkebunan sebesar Rp 72.002.158.498,- (93,04%) dari pagu yang

tersedia.

Output kegiatan pentinguntukDukungan Perlindungan

Perkebunan pada tahun 2013 meliputi:

1) Pengendalian OPTtanaman perkebunan yang terdiri atas : (1)

OPT tanaman Lada dilaksanakan di 11 kabupaten 5 propinsi

yaitu Babel, Kalbar, Kaltim, Sumsel dan Sulsel; (2) OPT Tanaman

Kopi dilaksanakan di 12 kabupaten 7 propinsi yaitu Aceh,

Sumsel, Bengkulu, Lampung, Jabar, Bali dan NTB; (3) OPT

Tanaman Cengkeh dilaksanakan di 7 kabupaten 4 propinsi yaitu

Jateng, Sulut, Bali, dan Maluku; (4) OPT Tanaman Pala

dilaksanakan di 8 kabupaten 5 propinsi yaitu Aceh, Sulut,

Maluku, Malut dan Papua Barat; (5) OPT Tanaman Kakao

dilaksanakan di 11 kabupaten 6 propinsi yaitu Bali, NTB, Sulbar,

Sulsel, Sulteng dan Sultra; (6) OPT Tanaman Tebu dilaksanakan

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 72

Page 86: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

di 21 kabupaten 8 propinsi yaitu DI Yogyakarta, Jateng, Jatim,

Jabar, Lampung, Sumsel, sulsel dan Gorontalo; (7) OPT

Tanaman Tembakau dilaksanakan di 3 kabupaten 3 propinsi

yaitu Jateng, Jatim dan NTB; (8) OPT Tanaman Kapas

dilaksanakan di 11 kabupaten 7 propinsi yaitu Jateng, Jatim,

Sulsel, NTB, NTT, DIY dan Bali; (9) OPT Tanaman Kelapa

dilaksanakan di 25 kabupaten 14 propinsi yaitu Aceh, Riau,

Kalteng, NTB, Sulut, Sulteng, Sulsel, Malut, Jateng, DIY, Jatim,

NTT, Kalbar, dan Lampung; (10) OPT Tanaman Karet

dilaksanakan di 7 kabupaten 6 propinsi yaitu Sumut, Riau,

Sumsel, Kalbar, Kalsel dan Jabar; (11) OPT Tanaman Jambu

Mete dilaksanakan di kabupaten Karangasem provinsi Bali.

Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp. 29.959.398.661,-

(90,92%) dari pagu sebesar Rp. 32.951.869.000,-.

2) Pelaksanaan SL-PHTPerkebunan untuk non Tebu dilaksanakan

di 66 kabupaten 23 provinsi yaitu Aceh, Bengkulu, Lampung,

Babel, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar,

Kaltim, Sulut, Sulsel, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulteng,

Maluku, Malut, Papua Barat dan Papua. Sedangkan untuk SL+PHT

Tebu dilaksanakan di 29 kabupaten 7 propinsi yaitu Sumsel,

Lampung, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim dan Sulsel.

Realisasi anggaran yang terserap sebesar Rp 14.514.367.586,-

(94,95%).

Rincian capaian serapan keuangan untuk kegiatan Utama

Dukungan Perlindungan Perkebunan seperti pada Tabel 18.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 73

Page 87: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 18. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Dukungan Perlindungan Perkebunan tahun 2013

No Program Anggaran (Rp) Output/

Fisik % Pagu Realisasi %

V Dukungan Perlindungan Perkebunan 77.389.758 72.002.158 93,04 9 9 , 7 6

1 Pengendalian OPT tanaman perkebunan 1.586.558 1.581.291 99,67 100,00

2 Pemberdayaan perangkat 12.297.993 11.932.056 97,02 100,00 3 Fasilitasi pencegahan kebakaran lahan

dan kebun 123.018 113.854 92,55 100,00 4 Pelaksanaan SL-PHT Perkebunan 15.286.310 14.514.367 94,95 100,00 5 Pemberdayaan pengamat hama dan

penyakit 87.200 83.099 95,30 100,00 6 Dukungan Kegiatan Perlindungan

Perkebunan (Tahun) 385.800 385.800 100,00 100,00 7 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 4.574.748 3.968.546 86,75 95,87

8 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan 31.365.311 28.378.107 90,48 100,00

9 Koordinasi Kegiatan Perlindungan Perkebunan 6.112.440 5.852.998 95,76 100,00

10 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Perkebunan 4.813.530 4.489.502 93,27 100,00

11 Layanan Perkantoran 756.850 702.536 92,82 100,00

4.2.1.6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan

Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan adalah sebesar

Rp 123.044.889.517,- (88,57%) dari pagu yang tersedia. Tidak

tercapainya target serapan anggaran tersebut karena optimalisasi

dan efisiensi pada kegiatan Pembinaan, pengawalan dan

pembangunan perkebunan dan kegiatan sertifikasi, pengujian,

pengawasan mutu benih dan penerapan teknologi proteksi tanaman

perkebunan yang tidak terlaksana sepenuhnya; terbatasnya panitia

pengadaan barang/jasa dan beban tugas yang overload; terjadinya

reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi perkebunan

Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada kelambanan dalam

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 74

Page 88: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

penanganan Tindaklanjut Laporan Hasil Audit (LHA); penentuan

kegiatan belum sepenuhnya memperhatikan usulan daerah dan

koordinasi dengan daerah dalam penentuan kegiatan kurang

optimal; Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah

Daerah) tanpa dukungan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku

dan tidak optimal pemanfaatannya; dan Tim SPI belum optimal

dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-

kegiatan pembangunan perkebunan.

Rincian capaian serapan keuangan untuk output kegiatan

Utama Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perkebunan seperti pada Tabel 19 berikut:

Tabel 19. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan tahun 2013

No Program Anggaran (Rp000) Output

/ Fisik % Pagu Realisasi %

VI

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan

138.918.273 123.044.890 88,57 98,36

1 Sertifikasi, pengujian, pengawasan mutu benih & penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan

67.200 61.476 91,48 100,00

2 Perencanaan, pengelolaan keuangan, data, informasi dan monev, umum

2.540.300

2.413.989 95,03 100,00

3 Administrasi kegiatan dana dekonsentrasi (DK)) 3.226.240 3.086.747 95,68 100,00

4 Administrasi kegiatan dana tugas pembantuan (TP) 11.537.226 10.927.919 94,72 100,00

5 Dukungan kegiatan manajemen dan teknis lainnya 42.542.276 39.764.731 93,47 100,00

6 Dokumen Perencanaan 5.490.381 5.180.336 94,35 100,00

7 Dokumen Keuangan dan Perlengkapan 11.476.431 10.681.825 93,08 100,00

8 Dokumen Kepegawaian, Hukum dan Humas 11.409.063 8.754.239 76,73 80,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 75

Page 89: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

No Program

Anggaran (Rp000) Output/ Fisik

% Pagu Realisasi %

9 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 4.671.075 4.324.722 92,59 100,00

10 Layanan Perkantoran 41.253.930 33.484.072 81,17 100,00

11 Kendaraan Bermotor 2.362.003 2.251.002 95,30 100,00

12 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 2.342.148 2.113.829 90,25 100,00

4.2.1.7. Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan

Realisasi serapan untuk kegiatan Dukungan Pengujian dan

Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi

Tanaman Perkebunan sebesar Rp 150.823.203.774,- (91,36%) dari

pagu yang tersedia. Tidak tercapainya target serapan anggaran

tersebut antara lain adanya optimalisasi dan efisiensi pada kegiatan

pengadaan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Laboratorium;

Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum

tersosialisasi dengan baik; dan Tim SPI belum optimal dalam

melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-

kegiatan pembangunan perkebunan.

Rincian capaian serapan keuangan untuk output Dukungan

Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi

Proteksi Tanaman Perkebunan seperti pada tabel 20 berikut :

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 76

Page 90: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 20. Rincian Realisasi Serapan Anggaran Output Kegiatan

Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2013

No Program

Anggaran (Rp 000) Output

/ Fisik

% Pagu Realisasi %

VII Dukungan Pengujian dan pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan

1 6 5 . 0 9 5 . 6 2 3

1 5 0 . 8 2 3 . 2 0 4 9 1 , 3 6 1 0 0 , 4 7

1 Pengadaan sarana, prasarana perkantoran

18.188.564 17.357.555 95,43 100,00

2 Administrasi kegiatan, Standar, pedoman, perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan dll

879.820 867.113 98,56 100,00

3 Peningkatan kapabilitas pegawai 1.600.445 1.596.657 99,76 100,00 4 Opersional Laboratorium 26.769.052 25.259.352 94,36 100,00 5 Pembangunan kebun contoh, demplot,

uji, koleksi dll 1.540.978 1.503.330 97,56 100,00

6 Pengawasan peredaran benih 2.124.494 1.862.667 87,68 100,00 7 Rakitan teknologi spesifikasi proteksi

tanaman perkebunan 2.431.377 2.269.849 93,36 100,00

8 Pemanfaatan agensia hayati 728.518 708.763 97,29 100,00 9 Sertifikasi dan pengujian mutu benih 728.518 454.228 92,89 146,74

10 Administrasi Keuangan dan Kepegawaian

1.772.799 1.062.083 59,91 100,00 11 Penyusunan Rencana Kerja 214.946 162.963 75,82 100,00 12 Peningkatan Kapabilitas Pegawai/

Petugas 1.364.782 1.117.787 81,90 140,00

13 Monitoring dan Evaluasi 1.663.118 1.446.367 86,97 100,00 14 Layanan Perkantoran 50.974.126 44.098.783 86,51 100,00 15 Kendaraan Bermotor 1.953.984 1.909.241 97,71 100,00 16 Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi 830.790 768.076 92,45 100,00

17 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 34.316.075 32.027.159 93,33 100,00 18 Gedung/Bangunan 17.252.755 16.009.032 92,79 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 77

Page 91: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4.2.2. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Serapan per Satker

Tahun 2013

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di

seluruh Indonesia sebanyak 511 yang tersebar di 34 provinsi. Dengan

keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan

ketidakberpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan

pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk

penetapan satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a) Kinerja

satker dua tahun terakhir (2011 dan 2012); (b) Nomenklatur Dinas.

Urutan prioritas pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur

dinas secara berurutan: apabila Dinas Perkebunan berdiri sendiri

akan memperoleh prioritas utama, Dinas Gabungan namun masih

tersurat kata "Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan

Perkebunan menjadi prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa

kata "Perkebunan" akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi

anggaran yang dikelola minimal Rp 1 milyar. Bila anggaran yang

dikelola dibawah Rp 1 milyar, maka dana tersebut dialokasikan dan

dikelola oleh Provinsi sebagai Tugas Pembantuan (TP) Provinsi; dan

(d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap sasaran produksi dan luas

areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana

Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2010-2014.

Berdasarkan kriteria tersebut, pada tahun 2013 pembangunan

perkebunan dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) lingkup

Direktorat Jenderal Perkebunan yang berjumlah 138 satker yang

terdiri atas Satker Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat), Satker

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 78

Page 92: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

UPT Pusat (4 satker), Satker Dinas Provinsi (32 satker) dan Satker

Dinas Kabupaten/kota (101 satker).

Penilaian kinerja berpedoman pada Pedoman Penilaian

Kinerja Pembangunan Perkebunan tahun 2013. Pedoman tersebut

mengatur kriteria penilaian tingkat keberhasilan satker dalam

melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2013. Penilaian ini

dilaksanakan dengan menjumlah bobot tertimbang dari semua

parameter. Rincian bobot masing-masing parameter sebagai berikut:

a. Capaian keuangan triwulan I, triwulan II dan triwulan III bobotnya

15%;

b. Capaian serapan keuangan sampai dengan triwulan IV bobotnya

35%;

c. Capaian kinerja pelaksanaan kegiatan fisik (menggunakan

pembobotan untuk menilai capaian kinerja fisik) bobotnya 35%;

d. Pelaporan tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku (ketepatan

waktu dan keteraturan penyampaian) bobotnya 10%;

e. Tindak lanjut penyelesaian LHA/LHP (administrasi dan kerugian

negara) bobotnya 5%.

Adapun kriteria nilainya sebagai berikut:

• 00 - 59 : Kurang/Tidak Berhasil

• 60 - 79 : Cukup Berhasil

• 80 - 95 : Berhasil

• > 95 : Sangat Berhasil

Berdasarkan kriteria tersebut, satker yang masuk dalam

kategori sangat berhasil berjumlah 3 satker (2,17%), berhasil

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 79

Page 93: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

berjumlah 110 satker (79,71%), cukup berhasil berjumlah 20 satker

(14,49%) dan kurang berhasil berjumlah 5 satker (3,63%).

Tabel 21. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Satker Lingkup Ditjen Perkebunan Tahun 2013

1 Ditjen Perkebunan 0 1 0 02 Balai/UPT Pusat 0 4 0 03 Provinsi 2 20 7 34 Kabupaten/kota 1 85 13 2

3 110 20 5Total

No. SatkerPenilaian Kinerja tahun 2013

Sangat Berhasil

Berhasil Cukup Berhasil

Kurang Berhasil

Apabila dilihat dari penyebaran satker, provinsi yang memperoleh kategori sangat berhasil berjumlah 2 yaitu Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten dan Dinas Pertanian

Provinsi Maluku Utara. Sebaliknya untuk satker yang kinerjanya

termasuk tidak berhasil (nilainya < 60) dan cukup berhasil (nilainya antara 60 - 79) dapat dilihat pada Tabel 21 dibawah ini.

Tabel 22. Satker yang Serapan Anggarannya Dibawah 80% (tidak - cukupberhasil) Tahun 2013

No. Satker

Kinerja Satker

Nilai Tertimbang Sebutan

A Provinsi dengan Kriteria Cukup Berhasil

1 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat 78 Cukup Berhasil

2 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 78 Cukup Berhasil

3 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat 78 Cukup Berhasil

4 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan 75 Cukup Berhasil

5 Dinas Pertanian Provinsi Maluku 75 Cukup Berhasil

6 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi Kep. Riau 63 Cukup Berhasil

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 80

Page 94: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

No. Satker

Kinerja Satker

Nilai Tertimbang Sebutan

7 Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 60 Cukup Berhasil

B Provinsi dengan Kriteria Tidak Berhasil

8 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur 45 Tidak Berhasil

9 Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo 43 Tidak Berhasil

10 Dinas Perkebunan Provinsi Lampung 13 Tidak Berhasil

C Kabupaten dengan Kriteria Cukup Berhasil

11 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kapuas 78 Cukup Berhasil

12 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Flores Timur 76 Cukup Berhasil

13 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura Kab. Mamasa 76 Cukup Berhasil

14 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Soppeng 75 Cukup Berhasil

15 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bengkulu Tengah 75 Cukup Berhasil

16 Dinas Perkebunan Kabupaten Kota Baru 73 Cukup Berhasil

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa terdapat 3 (tiga)satker

provinsi yang masuk katagori tidak berhasil adalah Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Dinas Perkebunan dan Peternakan

17 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 70 Cukup Berhasil

18 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Balangan 70 Cukup Berhasil

19 Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir 65 Cukup Berhasil

20 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar 65 Cukup Berhasil

21 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tapin 65 Cukup Berhasil

22 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kertanegara 60 Cukup Berhasil

23 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Penajam Paser Utara 60 Cukup Berhasil

D Kabupaten dengan Kriteria Tidak Berhasil

24 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kab. Luwu Timur 45 Tidak Berhasil

25 Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Selatan 30 Tidak Berhasil

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 81

Page 95: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Provinsi Gorontalo dan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung.

Sedangkan 2 (dua) satker kabupaten/kotayang masuk katagori

tidak berhasil adalah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Kab. Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan

dipertimbangkan untuk dikenakan punishment pada pengalokasian

anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2015.

Rincian capaian serapan keuangan masing-masing satker Lingkup

Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 sebagaimana disajikan

pada tabel 23.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 82

Page 96: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Tabel 23. Capaian Serapan Anggaran Masing-masing Satker Lingkup

Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013

F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

1 J A W A B A R A T 2 0 . 0 7 1 . 0 2 8 , 0 0 1 8 . 1 5 4 . 3 9 2 , 4 5 9 0 , 4 5 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 12.458.945,00 11.747.545,70 94,29 100,00

1 DISBUN PROV JAWA BARAT 12.458.945,00 11.747.545,70 94,29 100,00

KABUPATEN 7.612.083,00 6.406.846,75 84,17 100,00

2 DISHUTBUN KAB CIANJUR 2.931.181,00 2.486.147,00 84,82 100,00

3 DISBUN KAB GARUT 2.889.787,00 2.520.294,75 87,21 100,00

4 DISBUN KAB SUMEDANG 1.791.115,00 1.400.405,00 78,19 100,00

2 J A W A T E N G A H 1 7 5 . 7 4 1 . 2 8 6 , 0 0 1 6 0 . 4 8 9 . 0 3 4 , 8 2 9 1 , 3 2 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 175.741.286,00 160.489.034,82 91,32 100,00

5 DISBUN PROVINSI JAWA TENGAH

175.741.286,00 160.489.034,82 91,32 100,00

KABUPATEN - - - -

3 D . I . Y O G Y A K A R T A 1 5 . 8 9 7 . 6 8 9 , 0 0 1 4 . 5 2 2 . 9 6 5 , 1 0 9 1 , 3 5 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 11.990.782,00 11.226.768,52 93,63 100,00

6 DISHUTBUN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

11.990.782,00 11.226.768,52 93,63 100,00

KABUPATEN 3.906.907,00 3.296.196,58 84,37 100,00

7 DISTANHUT KAB KULON PROGO

1.988.205,00 1.581.032,48 79,52 100,00

8 DISHUTBUN KAB GUNUNG KIDUL

1.918.702,00 1.715.164,10 89,39 100,00

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A NN O P R O V I N S I / K A B U P A T E N P A G U

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 83

Page 97: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

4 J A W A T I M U R 3 8 9 . 5 9 1 . 8 4 1 , 0 0 2 7 1 . 4 2 9 . 5 8 2 , 7 6 6 9 , 6 7 7 8 , 4 4

PROVINSI 389.591.841,00 271.429.582,76 69,67 78,44

9 DISBUN PROVINSI JAWA TIMUR

389.591.841,00 271.429.582,76 69,67 78,44

KABUPATEN - - - -

5 A C E H 2 5 . 5 7 6 . 6 6 0 , 0 0 2 4 . 0 2 9 . 9 9 7 , 7 1 9 3 , 9 5 9 8 , 7 6

PROVINSI 10.031.592,00 9.125.230,30 90,96 97,96

10 DISHUTBUN PROVINSI A C E H 10.031.592,00 9.125.230,30 90,96 97,96

KABUPATEN 15.545.068,00 14.904.767,41 95,88 99,27

11 DISHUTBUN KAB ACEH JAYA 1.310.548,00 1.203.424,45 91,83 98,76

12 DISHUTBUN KAB BENER MERIAH

1.574.650,00 1.541.047,46 97,87 99,29

13 DISHUTBUN KAB PIDIE 1.550.660,00 1.525.872,80 98,40 99,00

14 DISHUTBUN KAB ACEH UTARA

1.364.938,00 1.298.968,50 95,17 99,61

15 DISHUTBUN KAB ACEH TIMUR 5.389.808,00 5.148.047,70 95,51 98,84

16 DISHUTBUN KAB NAGAN RAYA

1.724.667,00 1.684.131,00 97,65 100,00

17 DISHUTBUN KAB PIDIE JAYA 2.629.797,00 2.503.275,50 95,19 99,92

6 S U M A T E R A U T A R A 8 . 0 6 3 . 2 7 2 , 0 0 7 . 3 8 5 . 5 9 3 , 2 9 9 1 , 6 0 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 6.687.814,00 6.074.743,89 90,83 100,00

18 DISBUN PROVINSI SUMATERA UTARA

6.687.814,00 6.074.743,89 90,83 100,00

KABUPATEN 1.375.458,00 1.310.849,40 95,30 100,00

19 DISBUN KAB BATUBARA 1.375.458,00 1.310.849,40 95,30 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 84

Page 98: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

7 S U M A T E R A B A R A T 1 2 . 2 1 5 . 5 3 0 , 0 0 1 0 . 2 1 9 . 4 8 4 , 5 5 8 3 , 6 6 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 8.169.950,00 6.605.285,30 80,85 100,00

20 DISBUN PROVINSI SUMATERA BARAT

8.169.950,00 6.605.285,30 80,85 100,00

KABUPATEN 4.045.580,00 3.614.199,25 89,34 100,00

21 DISBUN KAB PASAMAN BARAT

2.828.085,00 2.551.058,75 90,20 100,00

22 DISTANPANGANHORBUNHUT KAB PD PARIAMAN

1.217.495,00 1.063.140,50 87,32 100,00

8 R I A U 1 1 . 1 7 4 . 4 4 8 , 0 0 1 0 . 2 8 8 . 9 5 1 , 4 0 9 2 , 0 8 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 5.627.577,00 5.250.105,60 93,29 100,00

23 DISBUN PROVINSI RIAU 5.627.577,00 5.250.105,60 93,29 100,00

KABUPATEN 5.546.871,00 5.038.845,80 90,84 100,00

24 DISBUN KAB KAMPAR 1.322.091,00 1.253.928,50 94,84 100,00

25 DISHUTBUN KAB MERANTI 1.481.704,00 1.447.145,00 97,67 100,00

26 DISBUN KAB INDRAGIRI HILIR 1.485.576,00 1.112.291,50 74,87 100,00

27 DISBUN KAB ROKAN HILIR 1.257.500,00 1.225.480,80 97,45 100,00

9 3 7 . 9 9 0 . 9 6 5 , 0 0 3 6 . 9 0 1 . 1 0 8 , 3 0 9 7 , 1 3 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 34.484.053,00 33.793.439,67 98,00 100,00

28 DISBUN PROVINSI JAMBI 34.484.053,00 33.793.439,67 98,00 100,00

KABUPATEN 3.506.912,00 3.107.668,63 88,62 100,00

29 DISBUN KAB TANJUNG JABUNG BARAT

1.899.460,00 1.708.796,63 89,96 100,00

30 DISHUTBUN KAB KERINCI 1.607.452,00 1.398.872,00 87,02 100,00

J A M B I

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 85

Page 99: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

1 0 S U M A T E R A S E L A T A N 1 6 . 7 5 1 . 6 7 8 , 0 0 1 3 . 8 9 2 . 3 0 2 , 8 2 8 2 , 9 3 9 2 , 7 8

PROVINSI 12.010.614,00 9.667.182,67 80,49 92,40

31 DISBUN PROVINSI SUMATERA SELATAN

12.010.614,00 9.667.182,67 80,49 92,40

KABUPATEN 4.741.064,00 4.225.120,15 89,12 93,75

32 DISBUN KAB MUARA ENIM 1.647.734,00 1.405.495,25 85,30 94,01

33 DISBUN KAB MUSI RAWAS 2.036.560,00 1.796.445,80 88,21 92,01

34 DISBUN KAB O K I 1.056.770,00 1.023.179,10 96,82 96,70

1 1 L A M P U N G 3 0 . 6 5 9 . 7 3 0 , 0 0 1 0 . 7 4 7 . 7 1 4 , 3 4 3 5 , 0 5 5 9 , 6 4

PROVINSI 26.499.439,00 6.940.556,89 26,19 55,67

35 DISBUN PROVINSI LAMPUNG 26.499.439,00 6.940.556,89 26,19 55,67

KABUPATEN 4.160.291,00 3.807.157,45 91,51 84,92

36 DISHUTBUN KAB LAMPUNG UTARA

2.518.671,00 2.191.602,00 87,01 84,21

37 DISBUNHUT KAB WAY KANAN

1.641.620,00 1.615.555,45 98,41 86,00

1 2 K A L I M A N T A N B A R A T 1 8 . 4 5 7 . 1 9 3 , 0 0 1 6 . 9 0 7 . 5 1 3 , 7 9 9 1 , 6 0 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 9.789.307,00 8.857.178,38 90,48 100,00

38 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

9.789.307,00 8.857.178,38 90,48 100,00

KABUPATEN 8.667.886,00 8.050.335,41 92,88 100,00

39 DISHUTBUN KAB MELAWI 1.143.746,00 985.767,00 86,19 100,00

40 DISHUTBUN KAB SAMBAS 1.552.372,00 1.320.834,96 85,08 100,00

41 DISHUTBUN KAB SANGGAU 1.585.002,00 1.547.898,25 97,66 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 86

Page 100: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

42 DISHUTBUN KAB SINTANG 1.224.107,00 1.199.010,00 97,95 100,00

43 DISBUNHUT KAB KAPUAS HULU

1.420.194,00 1.313.435,20 92,48 100,00

44 DISHUTBUN KAB BENGKAYANG

1.742.465,00 1.683.390,00 96,61 100,00

1 3 K A L I M A N T A N T E N G A H 1 0 . 0 2 6 . 1 1 1 , 0 0 9 . 3 9 2 . 5 7 0 , 0 2 9 3 , 6 8 9 2 , 7 0

PROVINSI 6.494.640,00 6.188.187,27 95,28 94,87

45 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

6.494.640,00 6.188.187,27 95,28 94,87

KABUPATEN 3.531.471,00 3.204.382,76 90,74 88,70

46 DISBUNHUT KAB KAPUAS 1.229.650,00 1.097.105,90 89,22 88,58

47 DISBUN KAB KOTAWARINGIN BARAT

1.165.885,00 1.050.362,46 90,09 86,60

48 DISBUN KAB KOTAWARINGIN TIMUR

1.135.936,00 1.056.914,40 93,04 91,00

1 4 K A L I M A N T A N S E L A T A N 1 5 . 5 5 4 . 2 1 5 , 0 0 1 2 . 4 3 2 . 7 3 2 , 9 8 7 9 , 9 3 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 4.562.535,00 3.898.557,13 85,45 100,00

49 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

4.562.535,00 3.898.557,13 85,45 100,00

KABUPATEN 10.991.680,00 8.534.175,86 77,64 100,00

50 DISTANBUNNAK KAB BANJAR

1.730.464,00 1.229.601,50 71,06 100,00

51 DISTANPANGANBUN KAB TANAH LAUT

1.376.569,00 1.163.887,50 84,55 100,00

52 DISHUTBUN KAB TAPIN 1.103.929,00 700.557,98 63,46 100,00

53 DISHUTBUN KAB HULU SUNGAI TENGAH

1.119.379,00 849.817,00 75,92 100,00

54 DISBUN KAB KOTABARU 1.445.832,00 1.068.573,68 73,91 100,00

55 DISBUN KAB TABALONG 2.924.588,00 2.560.294,20 87,54 100,00

56 DISHUTBUN KAB BALANGAN 1.290.919,00 961.444,00 74,48 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 87

Page 101: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

1 5 K A L I M A N T A N T I M U R 9 . 5 0 0 . 3 0 8 , 0 0 6 . 8 4 7 . 1 4 3 , 9 0 7 2 , 0 7 8 6 , 2 2

PROVINSI 5.427.424,00 3.633.485,00 66,95 88,10

57 DISBUN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

5.427.424,00 3.633.485,00 66,95 88,10

KABUPATEN 4.072.884,00 3.213.658,90 78,90 83,71

58 DISBUNHUT KAB KUTAI KARTANEGARA

1.306.675,00 965.222,80 73,87 80,21

59 DISBUNHUT KAB PENAJAM PASER UTARA

1.613.080,00 1.222.056,10 75,76 84,55

60 DISBUNPANGANNAKPERIKANAN KAB KUTAI BRT

1.153.129,00 1.026.380,00 89,01 86,50

1 6 S U L A W E S I U T A R A 1 6 . 2 6 2 . 8 0 3 , 0 0 1 5 . 9 8 7 . 0 2 5 , 6 5 9 8 , 3 0 9 4 , 7 4

PROVINSI 12.114.763,00 11.879.651,50 98,06 94,66

61 DISBUN PROVINSI SULAWESI UTARA

12.114.763,00 11.879.651,50 98,06 94,66

KABUPATEN 4.148.040,00 4.107.374,15 99,02 94,99

62 DISTANNAKBUN KAB MINAHASA UTARA

1.067.330,00 1.032.518,15 96,74 92,54

63 DISHUTBUN KAB MINAHASA TENGGARA

1.130.770,00 1.124.916,00 99,48 92,10

64 DISBUN KAB MINAHASA SELATAN

1.949.940,00 1.949.940,00 100,00 98,00

1 7 S U L A W E S I T E N G A H 8 6 . 3 6 4 . 6 1 2 , 0 0 8 4 . 9 3 7 . 9 0 7 , 1 7 9 8 , 3 5 9 9 , 0 8

PROVINSI 29.573.157,00 29.244.325,05 98,89 99,85

65 DISBUN PROVINSI SULAWESI TENGAH

29.573.157,00 29.244.325,05 98,89 99,85

KABUPATEN 56.791.455,00 55.693.582,12 98,07 98,68

66 DISHUTBUN KAB POSO 6.418.030,00 6.337.598,00 98,75 100,00

67 DISHUTBUN KAB DONGGALA 6.400.650,00 6.384.011,60 99,74 94,20

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 88

Page 102: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

68 DISBUN KAB TOLI-TOLI 14.001.530,00 13.900.996,50 99,28 99,82

69 DISBUN KAB BUOL 6.484.879,00 6.167.026,12 95,10 99,77

70 DISHUTBUN KAB MOROWALI 4.988.979,00 4.938.026,80 98,98 100,00

71 DISHUTBUN KAB PARIGI MOUTONG

4.363.979,00 4.099.480,50 93,94 92,25

72 DISHUTBUN KAB SIGI 12.513.730,00 12.250.726,10 97,90 100,00

73 DISTANHUTKELAUTAN KOTA PALU

1.619.678,00 1.615.716,50 99,76 99,98

1 8 S U L A W E S I S E L A T A N 9 6 . 9 4 6 . 8 9 9 , 0 0 8 2 . 0 0 9 . 9 4 0 , 4 6 8 4 , 5 9 9 5 , 6 1

PROVINSI 49.155.208,00 42.350.543,14 86,16 98,91

74 DISBUN PROVINSI SULAWESI SELATAN

49.155.208,00 42.350.543,14 86,16 98,91

KABUPATEN 47.791.691,00 39.659.397,32 82,98 92,21

75 DISHUTBUN KAB BONE 4.154.950,00 3.470.861,43 83,54 99,66

76 DISHUTBUN KAB LUWU 10.242.650,00 10.205.784,13 99,64 100,00

77 DISBUNHUT KAB SINJAI 4.285.777,00 3.921.207,60 91,49 99,85

78 DISHUTBUN KAB BULUKUMBA

5.302.537,00 4.690.394,45 88,46 96,17

79 DISHUTBUN KAB SOPPENG 4.669.150,00 3.590.508,87 76,90 87,50

80 DISHUTBUN KAB LUWU UTARA

6.502.777,00 6.281.211,50 96,59 98,36

81 DISTANBUNNAK KAB LUWU TIMUR

12.633.850,00 7.499.429,35 59,36 77,76

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 89

Page 103: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

1 9 S U L A W E S I T E N G G A R A 7 3 . 0 4 6 . 9 8 6 , 0 0 7 0 . 6 7 6 . 6 8 2 , 0 9 9 6 , 7 6 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 28.471.907,00 27.591.974,86 96,91 100,00

82 DISBUNHORTI PROV SULAWESI TENGGARA

28.471.907,00 27.591.974,86 96,91 100,00

KABUPATEN 44.575.079,00 43.084.707,24 96,66 100,00

83 DISTANNAKBUNHORTI KAB BOMBANA

1.050.551,00 1.038.555,44 98,86 100,00

84 DISTAN KAB KONAWE 21.169.535,00 20.599.335,90 97,31 100,00

85 DISBUN KAB KOLAKA 1.293.908,00 1.267.676,80 97,97 100,00

86 DISBUNHORTI KAB KONAWE SELATAN

21.061.085,00 20.179.139,10 95,81 100,00

2 0 M A L U K U 6 . 9 4 7 . 2 2 7 , 0 0 6 . 8 1 4 . 8 2 0 , 0 0 9 8 , 0 9 9 2 , 6 4

PROVINSI 5.729.867,00 5.630.610,00 98,27 92,30

87 DISTAN PROVINSI MALUKU 5.729.867,00 5.630.610,00 98,27 92,30

KABUPATEN 1.217.360,00 1.184.210,00 97,28 94,25

88 DISBUNHUT KAB MALUKU TENGGARA

1.217.360,00 1.184.210,00 97,28 94,25

2 1 B A L I 8 . 8 1 5 . 1 4 3 , 0 0 8 . 0 4 6 . 6 2 6 , 0 6 9 1 , 2 8 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 7.434.780,00 6.735.972,85 90,60 100,00

89 DISBUN PROVINSI BALI 7.434.780,00 6.735.972,85 90,60 100,00

KABUPATEN 1.380.363,00 1.310.653,21 94,95 100,00

90 DISHUTBUN KAB KARANG ASEM

1.380.363,00 1.310.653,21 94,95 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 90

Page 104: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

2 2 N U S A T E N G G A R A B A R A T 1 0 . 5 4 9 . 3 8 4 , 0 0 1 0 . 4 3 6 . 6 1 4 , 2 0 9 8 , 9 3 1 0 0 , 0 0

PROVINSI 9.455.327,00 9.343.209,20 98,81 100,00

91 DISBUN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

9.455.327,00 9.343.209,20 98,81 100,00

KABUPATEN 1.094.057,00 1.093.405,00 99,94 100,00

92 DISBUN KAB DOMPU 1.094.057,00 1.093.405,00 99,94 100,00

2 3 N U S A T E N G G A R A T I M U R 2 1 . 8 2 9 . 5 5 3 , 0 0 1 9 . 9 8 1 . 4 2 5 , 9 0 9 1 , 5 3 9 9 , 4 5

PROVINSI 14.008.777,00 12.606.648,53 89,99 100,00

93 DISTANBUN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

14.008.777,00 12.606.648,53 89,99 100,00

KABUPATEN 7.820.776,00 7.374.777,37 94,30 98,46

94 DISTANBUN KAB BELU 1.030.542,00 970.957,00 94,22 100,00

95 DISTANBUNNAK KAB SIKKA 2.478.845,00 2.381.027,00 96,05 100,00

96 DISBUN KAB ALOR 1.629.110,00 1.586.025,00 97,36 100,00

97 DISHUTBUN KAB FLORES TIMUR

1.240.841,00 1.031.901,12 83,16 90,28

98 DISHUTBUN KAB ENDE 1.441.438,00 1.404.867,25 97,46 100,00

2 4 P A P U A 2 7 . 7 0 9 . 8 9 2 , 0 0 2 6 . 1 8 4 . 6 8 3 , 2 5 9 4 , 5 0 9 5 , 9 7

PROVINSI 13.883.277,00 12.767.268,80 91,96 96,31

99 DISBUNNAK PROVINSI PAPUA 13.883.277,00 12.767.268,80 91,96 96,31

KABUPATEN 13.826.615,00 13.417.414,45 97,04 95,62

100 DISHUTBUN KAB BIAK NUMFOR

1.052.750,00 920.488,95 87,44 96,90

101 DISHUTBUN KAB MERAUKE 9.085.475,00 8.942.362,50 98,42 94,80

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 91

Page 105: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

102 DISTANBUN KAB NABIRE 1.254.350,00 1.247.443,00 99,45 98,50

103 DISBUN KAB JAYAPURA 1.145.550,00 1.040.230,00 90,81 94,85

104 DISBUN KAB SARMI 1.288.490,00 1.266.890,00 98,32 98,25

2 5 B E N G K U L U 6 . 6 7 7 . 2 3 6 , 0 0 6 . 2 0 0 . 0 6 6 , 8 8 9 2 , 8 5 8 4 , 8 9

PROVINSI 5.673.516,00 5.365.646,88 94,57 84,34

105 DISBUN PROVINSI BENGKULU 5.673.516,00 5.365.646,88 94,57 84,34

KABUPATEN 1.003.720,00 834.420,00 83,13 88,00

106 DISTANBUNHUT KAB BENGKULU TENGAH

1.003.720,00 834.420,00 83,13 88,00

2 6 M A L U K U U T A R A 1 4 . 0 2 2 . 1 4 0 , 0 0 1 3 . 9 1 4 . 4 6 9 , 5 4 9 9 , 2 3 9 8 , 2 5

PROVINSI 6.797.485,00 6.776.662,50 99,69 98,20

107 DISTAN PROVINSI MALUKU UTARA

6.797.485,00 6.776.662,50 99,69 98,20

KABUPATEN 7.224.655,00 7.137.807,04 98,80 98,29

108 DISTAN KAB HALMAHERA UTARA

4.892.180,00 4.835.363,31 98,84 98,21

109 DISTAN KAB HALMAHERA BARAT

1.233.715,00 1.205.883,73 97,74 98,00

110 DISBUN KAB HALMAHERA TENGAH

1.098.760,00 1.096.560,00 99,80 98,99

2 7 B A N T E N 6 . 9 7 9 . 9 6 8 , 0 0 6 . 7 3 5 . 6 5 4 , 5 1 9 6 , 5 0 9 5 , 8 5

PROVINSI 2.829.148,00 2.756.318,00 97,43 98,23

111 DISHUTBUN PROVINSI BANTEN

2.829.148,00 2.756.318,00 97,43 98,23

KABUPATEN 4.150.820,00 3.979.336,51 95,87 94,22

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 92

Page 106: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

112 DISTANBUN KAB PANDEGLANG

2.024.470,00 1.866.396,00 92,19 88,15

113 DISHUTBUN KAB LEBAK 2.126.350,00 2.112.940,51 99,37 100,00

2 8 K E P U L A U A N B A N G K A B E L I T U N G 9 . 6 5 3 . 0 6 7 , 0 0 7 . 6 7 9 . 8 1 0 , 2 4 7 9 , 5 6 8 1 , 9 2

PROVINSI 5.023.396,00 4.611.655,70 91,80 80,12

114 DISTANBUNNAK PROV KEPULAUAN BABEL

5.023.396,00 4.611.655,70 91,80 80,12

KABUPATEN 4.629.671,00 3.068.154,54 66,27 83,86

115 DISBUNHUT KAB BANGKA SELATAN

1.863.445,00 438.225,00 23,52 70,60

116 DISTANNAK KAB BANGKA 1.503.720,00 1.413.972,24 94,03 90,95

117 DISBUNHUT KAB BANGKA TENGAH

1.262.506,00 1.215.957,30 96,31 95,00

2 9 G O R O N T A L O 1 5 . 8 8 2 . 6 7 8 , 0 0 1 0 . 0 7 9 . 3 6 7 , 3 0 6 3 , 4 6 8 6 , 5 1

PROVINSI 12.958.408,00 7.180.323,00 55,41 84,22

118 DISBUNNAK PROVINSI GORONTALO

12.958.408,00 7.180.323,00 55,41 84,22

KABUPATEN 2.924.270,00 2.899.044,30 99,14 96,68

119 DISTANBUNPANGAN KAB PAHUWATO

1.785.660,00 1.763.415,30 98,75 96,47

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 93

Page 107: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

3 0 K E P U L A U A N R I A U 5 . 4 7 6 . 6 9 5 , 0 0 4 . 4 1 4 . 7 3 2 , 3 8 8 0 , 6 1 9 1 , 6 0

PROVINSI 3.990.770,00 3.021.860,00 75,72 88,90

121 DISTANHUTNAK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

3.990.770,00 3.021.860,00 75,72 88,90

KABUPATEN 1.485.925,00 1.392.872,38 93,74 98,86

122 DISHUTBUN KAB NATUNA 1.485.925,00 1.392.872,38 93,74 98,86

3 1 P A P U A B A R A T 2 7 . 3 3 5 . 9 8 5 , 0 0 2 6 . 1 1 5 . 3 3 2 , 2 3 9 5 , 5 3 9 1 , 3 7

PROVINSI 9.964.499,00 9.654.614,00 96,89 96,55

123 DISHUTBUN PROVINSI PAPUA BARAT

9.964.499,00 9.654.614,00 96,89 96,55

KABUPATEN 17.371.486,00 16.460.718,23 94,76 88,40

124 DISHUTBUN KAB FAK FAK 11.401.667,00 10.501.304,23 92,10 94,00

125 DISHUTBUN KAB KAIMANA 2.970.394,00 2.968.514,00 99,94 96,24

126 DISTANNAKBUN KAB MANOKWARI

1.861.075,00 1.856.625,00 99,76 95,67

127 DISBUN KAB RAJA AMPAT 1.138.350,00 1.134.275,00 99,64 -

3 2 S U L A W E S I B A R A T 5 0 . 6 8 6 . 1 3 1 , 0 0 4 8 . 0 5 2 . 5 1 3 , 2 4 9 4 , 8 0 9 1 , 8 3

PROVINSI 15.809.036,00 14.459.935,00 91,47 90,88

128 DISBUN PROVINSI SULAWESI BARAT

15.809.036,00 14.459.935,00 91,47 90,88

KABUPATEN 34.877.095,00 33.592.578,24 96,32 92,26

129 DISHUTBUN KAB MAJENE 4.003.550,00 3.680.178,94 91,92 91,38

130 DISHUTBUN KAB MAMUJU 7.535.135,00 7.316.395,00 97,10 92,66

131 DISBUN KAB MAMUJU UTARA 6.466.750,00 6.396.216,10 98,91 91,01

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 94

Page 108: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

N O

P R O V I N S I / K A B U P A T E N

P A G U

R E A L I S A S I K E U A N G A N ( 2 0 J A N U A R I 2 0 1 4 )

K E U A N G A N F I S I K

( R p . ) ( % ) ( % )

132 DISHUTBUN KAB POLEWALI MANDAR

4.279.410,00 4.136.036,00 96,65 92,10

133 DISTANBUNHORTI KAB MAMASA

12.592.250,00 12.063.752,20 95,80 93,00

3 3 U P T P U S A T 1 6 5 . 0 9 5 . 6 2 3 , 0 0 1 5 0 . 8 2 3 . 2 0 3 , 7 7 9 1 , 3 6 9 5 , 4 5

134 BALAI BESAR ( BBP2TP ) SURABAYA

54.441.284,00 50.324.185,52 92,44 94,60

135 BALAI BESAR ( BBP2TP ) MEDAN

61.151.939,00 55.488.461,93 90,74 95,55

136 BALAI ( BPTP ) PONTIANAK 16.319.231,00 14.514.417,62 88,94 92,40

137 BALAI BESAR ( BBP2TP ) AMBON

33.183.169,00 30.496.138,71 91,90 98,15

3 4 P U S A T 2 6 1 . 8 6 7 . 1 6 3 , 0 0 2 0 8 . 5 9 7 . 4 7 1 , 7 4 7 9 , 6 6 8 3 , 2 1

138 D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E B U N A N

DIRAT TANAMAN REMPAH DAN 44.395.532,00 34.372.004,44 77,42 90,00

DIRAT TANAMAN SEMUSIM 118.548.245,00 90.174.482,29 76,07 75,00

DIRAT TANAMAN TAHUNAN 9.412.418,00 8.047.484,28 85,50 90,00

DIRAT PENANGANAN PASCA P 5.498.982,00 4.574.857,12 83,19 90,00

DIRAT PERLINDUNGAN PERKEB 5.570.380,00 5.192.037,51 93,21 90,00

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEB 78.441.606,00 66.236.606,10 84,44 90,00

1 . 7 0 9 . 4 2 1 . 1 3 9 , 0 0 1 . 4 3 1 . 3 2 9 . 4 3 4 , 8 3 8 3 , 7 3 8 9 , 9 7 T O T A L D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E B U N A N

Satker yang serapan anggarannya dibawah 80% akan

dipertimbangkan untuk dikenakan punishment pada pengalokasian

anggaran Direktorat Perkebunan pada tahun 2015.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 95

Page 109: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4 . 3 . C a p a i a n k i n e r j a a t a s k e g i a t a n y a n g d i p a n t a u o l e h U K P 4

Kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2013 yang

dipantau oleh UKP4 meliputi 2 k e g i a t a n terdiri dari (1)

Terlaksananya pencatatan areal giling tebu seluas 430.000 ha, (2)

Terlaksananya sertifikasi benih unggul tebu untuk penanaman seluas

50.000 ha.

Capaian pelaksanaan kegiatan tersebut semuanya 100% atau

melebihi dengan penilaian capaian kinerja oleh UKP4 masing-masing

sebagai berikut:

Tabel 23. Capaian kinerja atas kegiatan yang dipantau oleh UKP4

Tahun 2013

No KegiatanCapaian kinerja

(%)Warna Kategori

1 Terlaksananya pencatatan area l gi l ing tebu seluas 430.000 ha

107,50 Bi ru Sangat berhas i l

3 Terlaksananya serti fikas i benih unggul tebu untuk penanaman seluas 50.000 ha 100,10 Biru Sangat berhas i l

Adapun rinciannya untuk masing-masing kegiatan sebagaimana

disajikan pada L a m p i r a n 6 .

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 96

Page 110: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB V

KENDALA DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 111: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

K E N D A L A D A N R E N C A N A T I N D A K L A N J U T

5.1. Permasalahan yang dihadapi

Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam

pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun 2013 secara

umum adalah Seluruh jenis belanja untuk pengembangan

perkebunan di daerah masuk dalam katagori belanja barang yang

pelaksanaannya harus melalui lelang/tender; Keterbatasan ULP di

daerah menyebabkan pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat;

Proses pengadaan mengalami hambatan/kendala teknis terutama

terjadinya gagal tender/lelang; Sebagian besar kegiatan

pengembangan perkebunan tergantung pada musim tanam/iklim.

Perubahan iklim global mengakibatkan ketidakjelasan musim tanam;

Adanya kebijakan pengadaan satu pintu disebagian besar pemda,

menyebabkan ketergantungan satker terhadap kinerja Pemda;

Khusus pengembangan tebu yaitu: sulitnya pengembangan areal

baru, sulitnya mempertahankan lahan yang sudah ada, keterbatasan

insfrastruktur, dan kurangnya sarana irigasi/pengairan; Masih

sulitnya membangun kelembagaan, kemitraan dan pengembangan

kewirausahaan agribisnis; tahun fiskal yang tidak sinkron dengan

kalender tanam, dampak perubahan iklim, permodalan petani yang

masih sulit di akses, dan prasarana terutama jalan, jembatan,

pelabuhan yang belum memadai. Permasalahan tersebut dapat

dikelompokkan menjadi administrasi dan teknis. Lebih lanjut untuk

Bab 5

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 97

Page 112: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

teknis diuraikan lagi menjadi teknis perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan.

5.1.1. Administrasi

Secara administrasi masih banyak ditemui di banyak satker

permasalahan sebagai berikut:

1) Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan;

2) Seluruh jenis belanja untuk pengembangan perkebunan di

daerah masuk dalam kategori belanja barang yang

pelaksanaannya harus melalui lelang/tender;

3) Keterbatasan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di daerah

menyebabkan pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat;

4) Adanya kebijakan pengadaan satu pintu di sebagian besar

Pemda, menyebabkan ketergantungan satker terhadap kinerja

Pemda;

5) Proses pengadaan mengalami hambatan/kendala teknis karena

masih adanya intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan;

6) Penggunaan uang yang tidak mengikuti ROPAK;

7) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan

kabupaten;

8) Terjadinya reorganisasi dalam tubuh dinas yang membidangi

perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, yang berdampak pada

kelambanan dalam penanganan Tindaklanjut Laporan Hasil Audit

(LHA).

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 98

Page 113: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

9) Sebagian besar kegiatan pengembangan perkebunan tergantung

pada musim tanam/iklim. Perubahan iklim global

mengakibatkan ketidakjelasan musim tanam.

5.1.2. Teknis

5.1.2.1. Perencanaan

1) Terlambatnya usulan proposal kegiatan dari daerah (provinsi dan

kabupaten/kota);

2) Penentuan kegiatan belum sepenuhnya memperhatikan usulan

daerah dan koordinasi dengan daerah dalam penentuan kegiatan

kurang optimal;

3) Unit cost yang terlalu kecil atau terlalu besar;

4) Sertifikasi lahan petani belum semuanya ada;

5) Pengetahuan dan pemahaman implementasi MP3EI belum

optimal di lapangan;

6) Petugas kurang memahami dalam menangani TLHA/P;

7) Kurang tersedianya areal untuk perluasan tebu;

8) Masih terbatasnya investasi yang dapat menciptakan lapangan

kerja;

9) Masih terbatasnya anggaran untuk pembangunan, baik yang

bersumber dari PAD maupun Dana Perimbangan;

10) Tidak dibangunnya kebun induk sebagai sumber bahan untuk

benih sebar/siap tanam;

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 99

Page 114: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

11) Revitalisasi Pabrik Gula khususnya milik BUMN belum berjalan

sesuai dengan rencana;

12) Tumpang tindih lahan dan RTRWP/RTRWK provinsi yang belum

selesai;

13) Persyaratan bank dan syarat-syarat sebagai avalis yang

menyulitkan perusahaan mitra;

14) Beberapa kegiatan masih menunggu musim hujan;

15) Terjadinya anomali iklim.

5.1.2.2. Pengorganisasian

1) Terlambatnya proses pengadaan benih dan distribusi pupuk;

2) SDM Petugas kurang profesional, penempatan petugas yang tidak

tepat, Sebagian Pemandu lapang (PL) memasuki usia pensiun;

3) Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK, dan

pelaksana kegiatan;

4) Regu proteksi perkebunan tingkat petani umumnya tidak ada

lagi;

5) Kapabiliti UPTD pada umumnya masih lemah;

6) Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan

(petugas dan petani);

7) Sistem Informasi dan Dokumentasi belum baik;

8) Terbatasnya sumber benih yang legal dan bermutu, sehingga

petani sulit mendapatkan benih bermutu;

9) Terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan;

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 100

Page 115: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

10) Perijinan dan tata ruang di Provinsi maupun Kabupaten belum

berjalan dengan baik;

11) Belum adanya lembaga Penjaminan Kredit Petani;

12) Tidak adanya pendampingan pada petani yang telah

mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;

13) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten belum sepenuhnya

memenuhi kewajiban menyiapkan sertifikat kebun petani,

khususnya Gernas kakao;

14) Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD Provinsi dan APBD

Kabupaten;

15) Aset yang dimanfaatkan oleh pihak lain (Pemerintah Daerah)

tanpa dukungan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku dan

tidak optimal pemanfaatannya;

16) Banyaknya instansi terkait yang terlibat dalam penanganan

gangguan usaha.

5.1.2.3. Pelaksanaan

1) Pemanfaatan pengolahan limbah dan hasil samping pada

kegiatan integrasi sawit-ternak sapi tidak dipergunakan

sebagaimana mestinya;

2) Implementasi Teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan

belum tersosialisasi dengan baik;

3) Banyaknya permasalahan dan luasnya wilayah gangguan usaha

yang harus ditangani dengan waktu yang terbatas;

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 101

Page 116: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

4) Pengetahuan dan keterampilan petani sebagian besar petani

belum memadai;

5) Brigade proteksi tanaman kurang berfungsi;

6) Ketepatan waktu penyediaan bibit dan pengadaan sarana dan

prasarana yang tidak sinkron antara provinsi dan

kabupaten/kota;

7) Kurang tersedianya infrastruktur khususnya jalan produksi dan

jalan usaha tani;

8) Unit Fermentasi Biji Kakao belum beroperasi secara optimal;

9) Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Perkebunan yang

tercatat dan ditatausahakan di Daerah sebagian besar

merupakan aset eks. Proyek-Proyek Direktorat Jenderal

Perkebunan yang perolehannya mulai dari tahun 1980. Kondisi

aset tersebut sebagian besar telah rusak berat

10) Belum seluruhnya lokasi merealisasikan benih kuljar untuk tebu

dan merivisi menjadi KBD konvensional;

11) Penyediaan bibit kuljar oleh P3GI terbatas dan masih belum

memenuhi pesanan petani, sehingga terjadi carry over;

12) Koperasi komoditi rata-rata belum berjalan karena keterbatasan

modal untuk menampung hasil produksi anggotanya.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 102

Page 117: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

5.1.2.4. Pengawasan

1) Monev dan pelaporan terlambat;

2) Pimpinan Unit Kerja kurang komitmen dalam memfasilitasi

penanganan Laporan Hasil Audit/Pemeriksaan;

3) Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan

pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan

perkebunan;

4) Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana (paling lambat

tanggal 31 Desember 2014 seluruh perusahaan perkebunan

sudah harus menerapkan ISPO).

5.2. Rencana Aksi dan Upaya Penyelesaian

Rencana aksi dan upaya penyelesaian permasalahan yang

dihadapi telah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka

mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik.

Rencana aksi tersebut meliputi:

5.2.1. Administrasi

1) Membuat penetapan kinerja (PK) antara Dirjen Perkebunan

selaku pemberi amanah dengan Kepala Dinas Perkebunan

Provinsi/Kab/Kota selaku pelaksanan pembangunan perkebunan

di daerah yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2013 di

Bandung;

2) Penetapan CP/CL secara bertahap terhadap yang telah

memenuhi syarat administrasi dan teknis;

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 103

Page 118: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

3) Percepatan proses pengadaan barang/jasa;

4) Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelola

keuangan (KPA, PPK, Bendahara, dll);

5) Percepatan kesiapan petani dan pihak ke-3 dalam menyiapkan

benih;

6) Penerapan reward dan punishment;

7) Pemesanan benih agar dilaksanakan sedini mungkin dan sesuai

rencana operasional kegiatan;

8) Proses usul penghapusan BMN yang tidak ditemukan dan kondisi

rusak berat;

9) Proses usul Hibah BMN Dekonsentrasi kepada Pemerintah Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota

10) Proses usul Hibah BMN Tugas Pembantuan kepada Pemerintah

Daerah dimana SKPD BMN tersebut tercatat.

11) Pencapaian pelaksanaan anggaran tahun 2013 sebagai

pertanggungjawaban moral dan pemanfaatan anggaran kepada

pemerintah maupun masyarakat;

12) Menyiapkan dan menyampaikan laporan keuangan (SAK dan

SIMAK-BMN) semester II TA 2013 Kepada UAPPA/B Wilayah dan

UAPPA/B E-1 Pusat Direktorat Jenderal Perkebunan tepat

waktu;

13) Melakukan rekonsiliasi SAK dan SIMAK-BMN baik internal maupun

antara satker dengan KPPN dan KPKNL.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 104

Page 119: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

14) Kontrak yg sudah selesai untuk segera dibayarkan dengan

menempatkan uang jaminan di bank untuk memastikan

pekerjaan pembibitan selesai sesuai dengan kontrak.

5.2.2. Teknis

5.2.2.1. Perencanaan

1) Membagikan database berisi rekapitulasi hasil temuan

administrasi dan kerugian negara untuk masing-masing provinsi

agar segera ditindak lanjuti;

2) Mempercepat proses revisi;

3) Mencairkan dana secepatnya dan dipilih kegiatan yang tidak

tergantung pada musim;

4) Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;

5) Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergisitas

anggaran, dll

5.2.2.2. Pengorganisasian

1) Telah dilaksanakan pembagian tugas antara Sekretariat dan

Direktorat sebagai penanggung jawab capaian fisik kegiatan dan

keuangan sesuai wilayah binaan (5-6 provinsi);

2) Evaluasi kinerja satker per triwulan yang disampaikan kepada

setiap satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi

keuangan dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi satker dalam

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 105

Page 120: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

mempercepat pelaksanaan pembangunan perkebunan dan

mencapai target sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian;

3) Menyampaikan hasil penilaian capaian kinerja setiap triwulan

kepada seluruh Satker otonom Provinsi/Kab/Kota dengan

tembusan Gubernur/ Bupati/Walikota;

4) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi

masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya;

5) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan

dalam melaksanakan kegiatan;

6) Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker

dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan

pembangunan perkebunan;

7) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan secara intensif baik di

internal dinas maupun dilapangan/petani;

8) Melakukan koordinasi dengan BMG untuk mendapatkan informasi

perubahan iklim yang dapat digunakan sebagai dasar dalam

penyusunan jadwal kegiatan lapangan;

9) Menugaskan Tim ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi

masalah keterlambatan dan mencari upaya penyelesaiannya;

10) Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk

Program Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam

Program PRONA dan Sertifikasi Massal;

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 106

Page 121: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

11) Penyediaan dana penjaminan untuk kredit KPEN-RP melalui dana

pemerintah, khususnya untuk komoditi Karet dan Kakao,

diusulkan kepada Kemenkeu;

12) Perlu diupayakan sharing APBD I maupun APBD II untuk

mengalokasikan pendampingan pada petani yang telah

mendapatkan pelatihan Pemberdayaan;

13) Mempersiapkan kelembagaan petani yang kuat dan profesional;

14) Meminimalkan campur tangan dari pihak lain, seperti Bupati,

DPRD, dll

5.2.2.3. Pelaksanaan

1) Mengambil langkah-langkah yang luar biasa untuk percepatan

penyerapan keuangan;

2) Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga

yang berlaku di daerah;

3) Pengembangan program integrasi sawit-ternak sapi pada

perkebunan rakyat perlu diarahkan pada suatu gerakan yang

terkonsentrasi dengan orientasi bisnis;

4) Perlu kesepakatan dengan BPN agar sertifikasi lahan untuk

Program Revitalisasi Perkebunan dapat dimasukan dalam

Program PRONA dan Sertifikasi Massal;

5) Proses sertifikasi lahan dapat dilakukan sebelum akad kredit,

(didahulukan dengan cover letter jikaSertifikasi lahan petani

belum ada);

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 107

Page 122: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

6) Diperlukan adanya Pedum dari bank pelaksana di tingkat Pusat

kepada seluruh cabang-cabang untuk mendukung Program

Revitalisasi Perkebunan;

7) Mengoptimalisasi dan pemberdayaan tim kerja;

8) Pencairan dana dimulai secepatnya dan dipilih kegiatan yang

tidak tergantung pada musim;

9) Mempercepat penyelesaian piutang negara pada petani eks

Proyek UPP tersebut dengan (a) Penghapusan non pokok (bunga

dan denda) Pinjaman petani dan (b) Pengendalian piutang

negara pada petani;

10) Peningkatan peranan Tim Koordinasi Penanganan Gangguan

Usaha di Propinsi dan Kabupaten;

11) Meningkatkan intensitas sosialisasi ISPO kepada stakeholder

terkait;

12) Penerapan kemitraan usaha antara lain melalui pelaksanaan

Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan dalam rangka

untuk mencegah terjadinya gangguan usaha perkebunan.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 108

Page 123: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

5.2.2.4. Pengawasan

1) Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan

kegiatan;

2) Mengintensifkan pengawalan, pedampingan dan pembinaan

petugas pusat ke satker daerah;

3) Melaksanakan pengawalan, pendampingan dan monitoring

pelaksanaan kegiatan secara intensif;

4) Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masing-masing Satker

dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan

pembangunan perkebunan;

5) Melakukan koordinasi dengan BPKP setempat dalam

mempercepat penyelesaian temuan administrasi dan kerugian

negara, khususnya temuan lama;

6) Membuat surat teguran kepada Kadisbun Provinsi/Kab./Kota

untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut hasil audit

(TLHA);

7) Melaporkan capaian keuangan setiap bulan kepada Sekretariat

Ditjen Perkebunan, baik melalui email, faksimile, telepon

maupun media lainnya;

8) Koordinasi dengan instansi/institusi terkait dalam rangka

pelaksanaan monitoring pembangunan kebun untuk masyarakat

sekitar paling rendah seluas 20% dari total luas areal kebun yang

diusahakan.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 109

Page 124: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

BAB VI PENUTUP

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 125: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

PENUTUP

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013

ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan

pembangunan perkebunan yang menggambarkan kinerja

pembangunan perkebunan tahun 2013 secara utuh, baik yang

pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD)

maupun yang bersumber dari dana masyarakat. Laporan ini

memberikan informasi terhadap capaian-capaian kinerja

pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator

mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting

Direktorat Jenderal Perkebunan, dan permasalahan-permasalahan

yang dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun

waktu tahun 2013.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan

target kinerja dan realisasi kinerja. Pembandingan realisasi kinerja

dilakukan terhadap target sebagaimana tertuang dalam RENSTRA

tahun 2010 - 2014, RKT/PK tahun 2013 dan terhadap kinerja tahun

2012 serta perkembangan selama lima tahun terakhir. Secara

umum kinerja pembangunan perkebunan tahun 2013, untuk sasaran

makro capaiannya melebihi target yang ditetapkan dalam RKT

Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013. Untuk sasaran mikro,

meskipun terjadi perubahan iklim, capaian luas areal perkebunan

meningkat 2,70% dibandingkan tahun 2012 dan produksi meningkat

Bab 6

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 110

Page 126: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

5,07% dibandingkan tahun 2012. Realisasi serapan anggaran pada

tahun 2013 sebesar 83,73% dengan realisasi fisik sebesar 89,97%.

Dalam rangka menghadapi berbagai kendala dalam upaya

pencapaian sasaran program peningkatan produksi, produktivitas

dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan, diperlukan komitmen

yang kuat. Sinergisitas program dan kegiatan berbagai unit kerja

eselon I dan instansi terkait akan mampu meningkatkan keefektifan,

keefisienan dan keekonomiankjjjkkj;mn pelaksanaan kegiatan

pembangunan perkebunan. Selain itu, dukungan sinergisitas gerakan

seluruh pelaku usaha perkebunan diharapkan mampu mendorong

capaian sasaran pembangunan perkebunan sebagaimana telah

ditetapkan, baik dalam Renstra Tahun 2010 - 2014, Rencana Kinerja

Tahunan Tahun 2013 maupun Dokumen Penetapan Kinerja Tahun

2013.

Selain itu juga diperlukan dukungan dan sinergisitas

kegiatan baik antar Eselon I Lingkup Kementan maupun Instansi

eksternal Kementerian Pertanian seperti Kementerian BUMN,

Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian

Kehutanan dan lain-lain.

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 111

Page 127: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

L A M P I R A N

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 i

Page 128: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Lampiran 1. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

A MENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

1. Pengembangan Komoditas Ekspor

1.1 PENGEMBANGAN KOPI

1.1.1 Intensifikasi Kopi Arabika 3.510,00 Ha 3.510,00 Ha 100,00 1 ACEH 1 Aceh Tengah 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00

2 Bener Meriah 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00

2 SUMUT 3 Mandailing Natal 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 3 JABAR 4 Bandung 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 4 BALI 5 Bangli 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 5 NTT 6 Ende 260,00 Ha 260,00 Ha 100,00

7 Ngada 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

8 Manggarai Barat 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 6 SULSEL 9 Tana Toraja 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

10 Toraja Utara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 7 PAPUA 11 Jayawijaya 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

1.3 Intensfikasi Kopi Robusta 2.100,00 Ha 2.100,00 Ha 100,00 1 BENGKULU 1 Kepahiang 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

2 JAMBI 2 Tanjung Jabung Barat 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

3 LAMPUNG 3 Tanggamus 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 112

Page 129: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

4 Lampung Barat 250,00 Ha

250,00 Ha 100,00

4 JATIM 5 Malang 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

6 Bondowoso 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 5 BALI 7 Tabanan 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 6 NTB 8 Sumbawa 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

1.5 Perluasan Kopi 224,00 Ha 167,50 Ha 74,78 1 NTT 1 Manggarai Barat 150,00 Ha 97,50 Ha 65,00

2 PAPUA 2 Lany Jaya 37,00 Ha 37,00 Ha 100,00

3 Nduga 37,00 Ha 33,00 Ha 89,19

2 PENGEMBANGAN TEH 575,00 Ha 575,00 Ha 100,00

2.1 Intensifikasi Teh 575,00 Ha 575,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Tasikmalaya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Cianjur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 JATENG 4 Batang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

5 Banjarnegara 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

6 Pekalongan 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 DIY 7 Kulon Progo 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00

3 PENGEMBANGAN KAKAO 29.626,00 Ha 29246,00 Ha 98,72

3.1 Perluasan Kakao 1.298,00 Ha 1298,00 Ha 100,00 1 DIY 1 Gunung Kidul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 113

Page 130: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

2 Kulon Progo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 ACEH 3 Bireun 78,00 Ha 78,00 Ha 100,00

4 Pidie 130,00 Ha 130,00 Ha 100,00

5 Aceh Timur 410,00 Ha 410,00 Ha 100,00

6 Pidie Jaya 130,00 Ha 130,00 Ha 100,00 3 SUMBAR 7 Pasaman Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 4 GORONTALO 8 Pohuwato 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

9 Boalemo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3.3 Perluasan Kakao Pasca Bencana 48,00 Ha 48,00 Ha 100,00

1 SUMBAR 1 Kep. Mentawai 48,00 Ha 48,00 Ha 100,00 3.4 Rehabilitasi Kakao 28.280,00 Ha 27.900,00 Ha 98,66 1 SULTENG 1 Provinsi - Ha - Ha

2 Poso 1000,00 Ha 1000,00 Ha 100,00

3 Donggala 950,00 Ha 950,00 Ha 100,00

4 Toli-Toli 2250,00 Ha 2250,00 Ha 100,00

5 Buol 1000,00 Ha 750,00 Ha 75,00

6 Morowali 750,00 Ha 750,00 Ha 100,00

7 Parigi Moutong 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00

8 Sigi 2000,00 Ha 2000,00 Ha 100,00 2 SULSEL 9 Provinsi - Ha - Ha

10 Bone 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

11 Luwu 1630,00 Ha 1630,00 Ha 100,00

12 Sinjai 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00

13 Bulukumba 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 114

Page 131: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

14 Soppeng 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00

15 Luwu Utara 1000,00 Ha 1000,00 Ha 100,00

16 Luwu Timur 2000,00 Ha 1920,00 Ha 96,00 3 SULTRA 17 Provinsi - Ha - Ha

18 Buton Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

19 Konawe Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

20 Buton 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

21 Kolaka Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

22 Bombana 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

23 Konawe 3400,00 Ha 3400,00 Ha 100,00

24 Kolaka 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

25 Konawe Selatan 3400,00 Ha 3400,00 Ha 100,00 4 NTT 26 Provinsi - Ha - Ha

27 Sikka 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

28 Ende 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 5 SULBAR 29 Provinsi - Ha - Ha

30 Majene 500,00 Ha 450,00 Ha 90,00

31 Mamuju 1100,00 Ha 1100,00 Ha 100,00

32 Mamuju Utara 1000,00 Ha 1000,00 Ha 100,00

33 Polewali Mandar 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

34 Mamasa 2000,00 Ha 2000,00 Ha 100,00

4 PENGEMBANGAN LADA 280,00 Ha 280,00 Ha 100,00

4.1 Rehabilitasi Lada 90,00 Ha 90,00 Ha 100,00 1 LAMPUNG 1 Lampung Utara 90,00 Ha 90,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 115

Page 132: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

4.2 Perluasan Lada 190,00 Ha 190,00 Ha 100,00 1 BABEL 1 Belitung 90,00 Ha 90,00 Ha 100,00

2 Bangka Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

PENGEMBANGAN KOMODITAS PEMENUHAN KONSUMSI DALAM NEGERI 1 CENGKEH 850,00 Ha 850,00 Ha 100,00

1.1 Rehabilitasi Cengkeh 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00

1 ACEH 1 Sabang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 SULUT 2 Minahasa Tenggara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Minahasa Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 MALUKU 4 Seram Bagian Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 MALUT 5 Halmahera Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

6 Halmahera Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

5 BANTEN 7 Lebak 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

1.3 Rehabilitasi Cengkeh Untuk Daerah Pasca Bencana

150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

1 SUMBAR 1 Kep. Mentawai 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

2 MALUT 2 Kota Ternate 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

SUB KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN 2.573,00 Ha 2.564,00 Ha 99,65

1 P A L A (New Initiative) 1.770,00 Ha 1.770,00 Ha 100,00

1.1 Perluasan Pala 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 116

Page 133: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00

2 Kaimana 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 1.2 Rehabilitasi Pala 690,00 Ha 690,00 Ha 100,00

1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 670,00 Ha 670,00 Ha 100,00

2 Kaimana 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00 1.3 Intensifikasi Pala 375,00 Ha 375,00 Ha 100,00

1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 375,00 Ha 375,00 Ha 100,00

1,6 Penilaian Blok Penghasil Tinggi 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

1 PAPUA BARAT 1 Fak-Fak 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

2 P A L A (Reguler) 700,00 Ha 692,00 Ha 98,86

2.1 Perluasan Pala 700,00 Ha 692,00 Ha 98,86 1 LAMPUNG 1 Tanggamus 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 SULUT 2 Kep. Talaud 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Bitung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 Sangihe 150,00 Ha 142,00 Ha 94,67

5 Sitaro 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 3 MALUT 6 Kota Ternate 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 PEMBANGUNAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM 28,00 Ha 28,00 Ha 100,00

3,1 KAKAO 7,00 Ha 7,00 Ha 100,00

3.1.1 Pembangunan Kebun Entres Kakao 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

1 SUMBAR 1 Padang Pariaman 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 117

Page 134: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

2 KALTIM 2 Berau 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3 NTT 3 Flores Timur 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3.1.2 Pembangunan Kebun Induk Kakao 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

1 PAPUA BARAT 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3,2 KOPI 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

3.2.1 Pembangunan Kebun Induk Kopi 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

1 JATENG 1 Semarang 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

2 SULSEL 2 Tana Toraja 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3,3 LADA 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

3.3.1 Pembangunan Kebun Induk Lada 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

1 ACEH 1 Aceh Besar 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

2 SUMSEL 2 OKU Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3 LAMPUNG 3 Lampung Timur 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

4 KALTIM 4 Kutai Kartanegara 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3,4 CENGKEH 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3.4.1 Pembangunan Kebun Induk Cengkeh 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

1 SULUT 1 Minahasa 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00 3,5 PALA 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

3.5.1 Pembangunan Kebun Induk Pala 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

1 MALUT 1 Halmahera Timur 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 118

Page 135: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

3,6 TEH 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3.6.1 Pembangunan Kebun Induk Teh 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

1 JABAR 1 Cianjur 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

5 PEMELIHARAAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM 75,00 Ha 74,00 Ha 98,67

5,1 KAKAO 35,00 Ha 34,00 Ha 97,14

5.1.1 Pemeliharaan Kebun Induk Kakao 16,00 Ha 16,00 Ha 100,00

1 ACEH 1 Aceh Barat Daya 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

2 Pidie 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00 2 SUMUT 3 Simalungun 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

4 Tapanuli Selatan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

5 Labuhan Batu 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00 3 LAMPUNG 6 Pesawaran 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

7 Lampung Barat 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

4 MALUKU 8 Seram Bagian Barat 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

5 PAPUA 9 Sarmi 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00 6 KEPRI 10 Bintan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

5.1.2 Pemeliharaan Kebun Entres Kakao 19,00 Ha 18,00 Ha 94,74

1 JATIM 1 Madiun 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

2 SUMBAR 2 Pasaman 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

3 Kota Padang 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

4 Pasaman Barat 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 119

Page 136: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

3 LAMPUNG 5 Lampung Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

6 Pesawaran 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

7 Pringsewu 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00 4 KALBAR 8 Kota Singkawang 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

9 Sanggau 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

10 Bengkayang 2,00 Ha 1,00 Ha 50,00 5 PAPUA 11 Keerom 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

5,2 KOPI 16,00 Ha 16,00 Ha 100,00

5.2.1 Pemeliharaan Kebun Entres Kopi 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

1 JABAR 1 Garut 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

2 JAMBI 2 Kerinci 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3 SUMSEL 3 OKU Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

5.2.2 Pemeliharaan Kebun Induk Kopi 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

1 SUMUT 1 Simalungun 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

2 Mandailing Natal 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3 Samosir 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

2 BALI 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

5,3 LADA 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00

5.3.1 Pemeliharaan Kebun Induk Lada 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00

1 LAMPUNG 1 Lampung Timur 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

2 Lampung Utara 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

2 BABEL 3 Bangka Tengah 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 120

Page 137: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

5,4 CENGKEH 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

5.4.1 Pemeliharaan Kebun Induk Cengkeh 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

1 JABAR 1 Sukabumi 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

2 SUMBAR 2 Pesisir Selatan 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3 Solok 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

4 Tanah Datar 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

5,5 PALA 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

5.5.1 Pemeliharaan Kebun Induk Pala

5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

1 MALUT 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00 5,6 KINA 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

5.6.1 Pemeliharaan Kebun Induk Kina

4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

1 JABAR 1 Bandung 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

5,7 GAMBIR 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

5.7.1 Pemeliharaan Kebun Induk Gambir

1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

1 SUMBAR 1 Pesisir Selatan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 121

Page 138: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Lampiran 2. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2013

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

B MENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN SEMUSIM

SUB KEGIATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA NASIONAL 1 Bongkar Ratoon 50.000,00 Ha 35.408,94 Ha 70,82 1 JABAR 1 Majalengka 190,00 Ha 0,00 Ha -

2 Subang 150,00 Ha 0,00 Ha -

3 Sumedang 75,00 Ha 0,00 Ha -

4 Indramayu 145,00 Ha 0,00 Ha -

5 Cirebon 130,00 Ha 0,00 Ha - 2 JATENG 6 Banjarnegara 75,00 Ha 5,00 Ha 6,67

7 Batang 500,00 Ha 585,00 Ha 117,00

8 Blora 800,00 Ha 1214,00 Ha 151,75

9 Boyolali 300,00 Ha 382,00 Ha 127,33

10 Jepara 1000,00 Ha 752,00 Ha 75,20

11 Kudus 1000,00 Ha 923,00 Ha 92,30

12 Karanganyar 1000,00 Ha 474,00 Ha 47,40

13 Kendal 700,00 Ha 34,00 Ha 4,86

14 Magelang 300,00 Ha 40,00 Ha 13,33

15 Pati 2000,00 Ha 2857,00 Ha 142,85

16 Pemalang 755,00 Ha 255,00 Ha 33,77

17 Purbalingga 300,00 Ha 530,00 Ha 176,67

18 Pekalongan 700,00 Ha 332,00 Ha 47,43

19 Grobogan 200,00 Ha 300,00 Ha 150,00

20 Sragen 2000,00 Ha 1535,00 Ha 76,75

21 Klaten 300,00 Ha 279,00 Ha 93,00

22 Kebumen 300,00 Ha 150,00 Ha 50,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 122

Page 139: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

23 Purworejo 500,00 Ha 350,00 Ha 70,00

24 Rembang 1000,00 Ha 3060,00 Ha 306,00

25 Semarang 300,00 Ha 251,00 Ha 83,67

26 Tegal 700,00 Ha 279,00 Ha 39,86

27 Brebes 500,00 Ha 562,00 Ha 112,40

28 Temanggung 200,00 Ha 20,00 Ha 10,00

29 Wonogiri 240,00 Ha 170,00 Ha 70,83

30 Pekalongan 0,00 332,00 -

31 Purworejo 0,00 350,00 -

32 Sukoharjo 0,00 269,00 -

33 Banyumas 0,00 12,00 -

34 Semarang 0,00 50,00 - 3 DIY 30 Gunung Kidul 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

31 Kulonprogo 30,00 Ha 14,30 Ha 47,67

32 Sleman 220,00 Ha 158,64 Ha 72,11

33 Bantul 90,00 Ha 167,00 Ha 185,56 4 JATIM 34 Malang (kota) 100,00 Ha - Ha -

35 Malang 5.000,00 Ha 17.340,00 Ha 346,80

36 Bojonegoro 700,00 Ha - Ha -

37 Lamongan 700,00 Ha - Ha -

38 Tuban 700,00 Ha

- Ha -

39 Sidoarjo 1.000,00 Ha

- Ha -

40 Mojokerto 1.500,00 Ha

- Ha -

41 Mojokerto (kota) 100,00 Ha - Ha -

42 Jombang 1.300,00 Ha - Ha -

43 Nganjuk 1.000,00 Ha - Ha -

44 Kediri (kota) 200,00 Ha - Ha -

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 123

Page 140: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

45 Kediri 2.500,00 Ha - Ha -

46 Tulungagung 1.000,00 Ha - Ha -

47 Ngawi 1.500,00 Ha - Ha -

48 Magetan 700,00 Ha - Ha -

49 Madiun 1.500,00 Ha - Ha -

50 Ponorogo 800,00 Ha - Ha -

51 Trenggalek 500,00 Ha - Ha -

52 Blitar 800,00 Ha - Ha -

53 Pasuruan 500,00 Ha - Ha -

54 Probolinggo 1.000,00 Ha - Ha -

55 Lumajang 1.500,00 Ha - Ha -

56 Jember 1.500,00 Ha - Ha -

57 Situbondo 1.000,00 Ha - Ha -

58 Bondowoso 1.000,00 Ha - Ha -

59 Gresik 300,00 Ha - Ha - 5 ACEH 60 Bener Meriah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 6 JAMBI 61 Kerinci 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 7 SUMSEL 62 Ogan Ilir 50,00 Ha 27,00 Ha 54,00

63 OKU Timur 1000,00 Ha 0,00 Ha - 8 LAMPUNG 64 Way Kanan 200,00 Ha 0,00 Ha -

65 Lampung Utara 1500,00 Ha 0,00 Ha - 9 SULSEL 66 Bone 350,00 Ha 400,00 Ha 114,29

67 Gowa 250,00 Ha 200,00 Ha 80,00

68 Takalar 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 10 GORONTALO 69 Gorontalo 500,00 Ha 100,00 Ha 20,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 124

Page 141: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

70 Boalemo 500,00 Ha 100,00 Ha 20,00

SUB KEGIATAN PENGEMBANGAN KOMODITAS EKSPOR I N I L A M

1.1 Pembangunan Kebun Penangkar Benih 6,00 Ha 3,00 Ha 50,00

1 SULTRA 1 Konawe 3,00 Ha 0,00 Ha -

2 Kolaka 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00 1.2 Penanaman Nilam 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Garut 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

2 Sumedang 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00 2 JATENG 3 Purbalingga 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

4 Banyumas 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00

5 Pemalang 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00 3 DIY 6 Gunung Kidul 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

7 Kulon Progo 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

4 JATIM 8 Nganjuk 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

9 Malang 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

5 ACEH 10 Aceh Utara 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

11 Aceh Jaya 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 6 SUMBAR 12 Tanah Datar 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 7 JAMBI 13 Sarolangu 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 8 LAMPUNG 14 Lampung Utara 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 9 BALI 15 Badung 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 125

Page 142: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

16 Karangasem 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00 10 GORONTALO 17 Gorontalo Utara 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

PENGEMBANGAN KOMODITAS PEMENUHAN KONSUMSI DALAM NEGERI

1 Penanaman Kapas 3.130,00 Ha 3.130,00 Ha 100,00 1 SULSEL 1 Bone 440,00 Ha 940,00 Ha 213,64

2 Bantaeng 200,00 Ha 450,00 Ha 225,00

3 Gowa 450,00 Ha - Ha -

4 Jeneponto 500,00 Ha - Ha -

5 Takalar 200,00 Ha - Ha -

6 Bulukumba 500,00 Ha 1.000,00 Ha 200,00

7 Soppeng 440,00 Ha 440,00 Ha 100,00

8 Wajo 400,00 Ha 300,00 Ha 75,00

2 Pembangunan Kebun Induk Penanaman Kapas 170,00 Ha 160,07 Ha 94,16

1 JATENG 1 Blora 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00

2 Wonogiri 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00

3 Grobogan 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00 2 DIY 4 Gunung Kidul 15,00 Ha 12,07 Ha 80,47 3 JATIM 5 Lamongan 2,00 Ha - Ha -

6 Pacitan 2,00 Ha - Ha -

7 Banyuwangi 2,00 Ha - Ha -

8 Probolinggo 2,00 Ha - Ha -

9 Mojokerto 2,00 Ha - Ha -

10 Situbondo 2,00 Ha - Ha -

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 126

Page 143: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

4 SULSEL 11 Bantaeng 12,00 Ha 12,00 Ha 100,00

12 Bone 9,00 Ha 18,00 Ha 200,00

13 Bulukumba 12,00 Ha 35,00 Ha 291,67

14 Gowa 9,00 Ha Ha -

15 Jeneponto 9,00 Ha Ha -

16 Soppeng 9,00 Ha Ha -

17 Takalar 9,00 Ha Ha -

18 Wajo 9,00 Ha 18,00 Ha 200,00

5

BALI 19 Buleleng 7,00 Ha 7,00 Ha 100,00

20 Karangasem 8,00 Ha 8,00 Ha 100,00 6 NTB 21 Lombok Barat 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

22 Lombok Tengah 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00

23 Lombok Timur 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00

24 Sumbawa 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00

25 Lombok Utara 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00 7 NTT 26 Sumba Timur 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00

27 Sumba Tengah 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00

28 Sumba Barat 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

29 Sumba Barat Daya 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00

PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN

1 Tanaman Semusim Lainnya 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

1.1 Demplot Penanaman Jarak Kepyar 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

1 NTB 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 127

Page 144: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Lampiran 3. Penetapan Kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2013

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

C MENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

REVITALISASI TANAMAN PERKEBUNAN ( KELAPA SAWIT, KARET DAN KAKAO )

1 Pengawalan Kegiatan Revitalisasi di Provinsi dan Kabupaten

68.194,00 Ha 68.194,00 Ha 100,00

1 JABAR 1 Provinsi - Ha - Ha -

2 Cianjur 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

3 Garut 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 2 ACEH 4 Provinsi Ha Ha -

5 Aceh Singkil - Ha - Ha -

6 Aceh Utara - Ha - Ha -

7 Aceh Timur - Ha - Ha -

8 Nagan Raya - Ha - Ha - 3 SUMUT 9 Provinsi Ha Ha -

10 Asahan - Ha - Ha -

11 Mandailing Natal - Ha - Ha - 4 SUMBAR 12 Provinsi - Ha - Ha -

13 Sijunjung 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

14 Agam 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

15 Pesisir Selatan 7.438,00 Ha 7.438,00 Ha 100,00

16 Pasaman 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

17 Dharmasraya 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

18 Pasaman Barat 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 5 RIAU 19 Provinsi - Ha - Ha -

20 Rokan Hulu - Ha - Ha -

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 128

Page 145: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

21 Pelalawan - Ha - Ha -

22 Rokan Hilir - Ha - Ha - 6 JAMBI 23 Provinsi - Ha - Ha -

24 Tanjung Jabung Timur 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

25 Muaro Jambi 1.683,00 Ha 1.683,00 Ha 100,00

26 Batanghari 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

27 Bungo 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

28 Sarolangun 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

29 Merangin 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

30 Tebo 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

31 Tanjung Jabung Barat 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

7 SUMSEL 32 Provinsi - Ha - Ha -

33 Musi Banyuasin - Ha - Ha -

34 Banyuasin - Ha - Ha -

35 Ogan Ilir - Ha - Ha -

36 OKU Timur - Ha - Ha -

37 Muara Enim - Ha - Ha -

38 Musi Rawas - Ha - Ha -

39 Ogan Komering Ilir - Ha - Ha - 8 LAMPUNG 40 Provinsi - Ha - Ha -

41 Tulang Bawang - Ha - Ha -

42 Lampung Utara - Ha - Ha -

43 Way Kanan - Ha - Ha - 9 KALBAR 44 Provinsi - Ha - Ha -

45 Sekadau 1.000,00 Ha 1.000,00 Ha 100,00

46 Ketapang 4.690,00 Ha 4.690,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 129

Page 146: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

47 Sambas 4.000,00 Ha 4.000,00 Ha 100,00

48 Sanggau 4.000,00 Ha 4.000,00 Ha 100,00

49 Sintang 2.819,00 Ha 2.819,00 Ha 100,00

50 Kapuas Hulu 1.500,00 Ha 1.500,00 Ha 100,00 10 KALTENG 51 Provinsi - Ha - Ha -

52 Katingan - Ha - Ha -

53 Seruyan - Ha - Ha -

54 Lamandau - Ha - Ha -

55 Sukamara - Ha - Ha -

56 Barito Timur - Ha - Ha -

57 Gunung Mas - Ha - Ha -

58 Kapuas - Ha - Ha -

59 Kotawaringin Barat - Ha - Ha -

60 Kotawaringin Timur - Ha - Ha - 11 KALSEL 61 Provinsi - Ha - Ha -

62 Barito Kuala 2.000,00 Ha 2.000,00 Ha -

63 Balangan - Ha - Ha -

64 Tanah Laut - Ha - Ha -

65 Hulu Sungai Tengah - Ha - Ha -

12 KALTIM 66 Proviinsi - Ha - Ha -

67 Berau 1.600,00 Ha 1.600,00 Ha 100,00

68 Kutai Timur 8.784,00 Ha 8.784,00 Ha 100,00

69 Nunukan 1.000,00 Ha 1.000,00 Ha 100,00

70 Paser 5.668,00 Ha 5.668,00 Ha 100,00

71 Bulungan 2.000,00 Ha 2.000,00 Ha 100,00

72 Kutai Barat 1.000,00 Ha 1.000,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 130

Page 147: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

13 SULUT 73 Provinsi - Ha - Ha -

74 Boolang Mongondow - Ha - Ha -

14 SULTENG 75 Provinsi - Ha - Ha -

76 Buol - Ha - Ha -

77 Morowali - Ha - Ha -

78 Parigi Moutong - Ha - Ha - 15 SULSEL 79 Provinsi Ha Ha

80 Enrekang 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

81 Pinrang 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

82 Sinjai - Ha - Ha -

83 Luwu Utara - Ha - Ha - 16 SULTRA 84 Provinsi - Ha - Ha -

85 Konawe Utara 2.000,00 Ha 2.000,00 Ha 100,00

86 Konawe Selatan, Kolaka Utara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

Muna, Konawe, Bombana

89 Kolaka - Ha - Ha - 17 MALUKU 90 Provinsi - Ha - Ha -

91 Maluku Tengah 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 18 PAPUA 92 Provinsi - Ha - Ha -

93 Mimika - Ha - Ha -

94 Keerom - Ha - Ha -

95 Jayapura - Ha - Ha - 19 BENGKULU 96 Provinsi - Ha - Ha -

97 Bengkulu Utara 1.000,00 Ha

1.000,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 131

Page 148: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

20 BABEL 98 Provinsi - Ha - Ha -

99 Belitung 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

100 Belitung Timur 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

101 Bangka Barat 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

102 Bangka 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

21 PAPUA BARAT 103 Provinsi - Ha - Ha -

104 Sorong Selatan 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

105 Manokwari 4.712,00 Ha 4.712,00 Ha 100,00 22 SULBAR 106 Provinsi - Ha - Ha -

107 Mamuju - Ha - Ha -

108 Polewali Manar - Ha - Ha -

PENGEMBANGAN KOMODITAS EKSPOR

1 PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA

1.1 Peremajaan Tanaman Kelapa 21.275,00 Ha 21.275,00 Ha 100,00

1 JABAR 1 Indramayu 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Ciamis 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Tasikmalaya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 Sukabumi 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

5 Cianjur 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

6 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

7 Sumedang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 JATENG 8 Magelang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

9 Purworejo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

10 Kebumen 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

11 Rembang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 132

Page 149: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

12 Kendal 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

13 Blora 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

14 Boyolali 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

15 Purbalingga 100,00 ha 100,00 ha 100,00

16 Cilacap 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 3 DIY 17 Bantul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

18 Sleman 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

19 Gunung Kidul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

20 Kulon Progo 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 4 JATIM 21 Pacitan 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

22 Sumenep 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

23 Ponorogo 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

24 Trenggalek 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

25 Kediri 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

26 Tulungagung 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 5 ACEH 27 Aceh Besar 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

28 Simeulue 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

29 Bireun 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 6 SUMUT 30 Batubara 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 7 SUMBAR 31 Padang Pariaman 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00 8 RIAU 32 Pelalawan 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

33 Kep. Meranti 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

34 Indragiri Hilir 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

9 JAMBI 35 Tanjung Jabung Timur 275,00 Ha 275,00 Ha 100,00

36 Tanjung Jabung Barat 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 133

Page 150: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7 10 KALBAR 37 Pontianak 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

11 SULUT 38 Boolang Mongondow 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

39 Talaud 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

40 Bitung 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

41 Boolang Mongondow Timur 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

42 Boolang Mongondow Selatan

250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

43 Boolang Mongondow Utara 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

44 Minahasa 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

45 Minahasa Utara 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00

46 Minahasa Tenggara 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

47 Minahasa Selatan 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00 12 SULTENG 48 Banggai 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

49 Banggai Kepulauan 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00

50 Buol 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

51 Morowali 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

52 Tojo Una-Una 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

53 Parigi Moutong 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

54 Donggala 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00

55 Toli-toli 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

56 Sigi 450,00 Ha 450,00 Ha 100,00 13 SULSEL 57 Bone 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

14 MALUKU 58 Maluku Tenggara Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

59 Aru 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

60 Tual 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

61 Maluku Tenggara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 134

Page 151: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7 15 BALI 62 Klungkung 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

63 Buleleng 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

64 Tabanan 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

65 Karangasem 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 16 NTB 66 Lombok Utara 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

67 Lombok Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

68 Sumbawa 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

69 Bima 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

70 Dompu 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 17 NTT 71 Lembata 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

72 Timor Tengah Utara 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

73 Nagekeo 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

74 Manggarai Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

75 Sumba Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

76 Sumba Barat Daya 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

77 Belu 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

78 Alor 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 18 PAPUA 79 Mimika 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

80 Biak Numfor 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

81 Nabire 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

82 Jayapura 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

83 Sarmi 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

19 MALUT 84 Halhamera Selatan 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

85 Halmahera Utara 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00

86 Halmahera Barat 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 135

Page 152: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

87 Halmahera Tengah 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00 20 BANTEN 88 Pandeglang 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

89 Lebak 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 21 KEPRI 90 Batam 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

22 PAPUA BARAT 91 Raja Ampat 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

1,2 Perluasan Tanaman Kelapa 3.205,00 Ha 3.205,00 Ha 100,00

1 SUMUT 1 Tapanuli Tengah 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

2 Batubara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 SUMBAR 3 Pesisir Selatan 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 3 SULTRA 4 Buton Utara 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 4 NTT 5 Flores Timur 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 5 PAPUA 6 Waropen 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 6 BANTEN 7 Tangerang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00 7 GORONTALO 8 Gorontalo 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

9 Bone Bolango 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

10 Gorontalo Utara 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

11 Pohuwato 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

8 PAPUA BARAT 12 Teluk Wondama 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

13 Manokwari 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 9 SULBAR 14 Majene 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

15 Polewali Mandar 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 136

Page 153: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

2 PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT

2.1 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 500,00 Ha 500,00 Ha 100,00

1 ACEH 1 Aceh Utara 100,00 Ha

100,00 Ha 100,00

2 Nagan Raya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 KALBAR 3 Sanggau 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 Bengkayang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 PAPUA BARAT 5 Manokwari 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2.3 Pengembangan Model-Model Peremajaan Kelapa Sawit

40,00 Ha 40,00 Ha 100,00

1 SUMBAR 1 Pasman Barat 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00

2 KALBAR 2 Sekadau 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00

2.6 Penggantian Benih Tidak Bersertifikat Dengan Benih Unggul

300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

Bersertifikat 1 SUMBAR 1 Pasaman Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 SULBAR 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

3 PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE

3.1 Peremajaan Tanaman Jambu Mete 1.100,00 Ha 1.100,00 Ha 100,00

1 SULTRA 1 Muna 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Buton Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Bombana 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 137

Page 154: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

2 NTB 4 Bima 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 3 NTT 5 Lembata 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

6 Sabu Raijua 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

7 Timor Tengah Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

8 Sumba Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

9 Kupang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

10 Sikka 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

11 Flores Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3.4 Rehabilitasi Tanaman Jambu Mete 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

1 JATENG 1 Wonogiri 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 DIY 2 Gunung Kidul 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 NTB 3 Dompu 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3.6 Perluasan Tanaman Jambu Mete 1.650,00 Ha 1.650,00 Ha 100,00

1 JATENG 1 Blora 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 JATIM 2 Sampang 200,00 Ha

200,00 Ha 100,00

3 SULSEL 3 Pangkep 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 4 SULTRA 4 Muna 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 5 BALI 5 Karangasem 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 6 NTT 6 Sumba Tengah 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

7 Manggarai Barat 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

8 Belu 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

9 Alor 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 138

Page 155: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

3.9 Pemeliharaan Demplot Jambu Mete 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

1 SULTRA 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

4 PENGEMBANGAN TANAMAN KARET

4.1 Peremajaan Tanaman Karet 9.320,00 Ha 9.320,00 Ha 100,00

1 JABAR 1 Cianjur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Sumedang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 ACEH 4 Aceh Timur 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

5 Aceh Jaya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 3 SUMBAR 6 Dharmasraya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

7 Sijunjung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

8 Pasaman 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 RIAU 9 Kampar 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

10 Kep. Meranti 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

11 Rokan Hilir 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 5 JAMBI 12 Muaro Jambi 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00

13 Batanghari 800,00 Ha 800,00 Ha 100,00

14 Kerinci 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

15 Bungo 580,00 Ha 580,00 Ha 100,00

16 Sarolangun 800,00 Ha 800,00 Ha 100,00

17 Merangin 580,00 Ha 580,00 Ha 100,00

18 Tebo 600,00 Ha 600,00 Ha 100,00 6 SUMSEL 19 Prabumulih 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 139

Page 156: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

20 OKU 120,00 Ha 120,00 Ha 100,00

21 Muara Enim 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00

22 Musi Rawas 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

23 Ogan Komering Ilir 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00 7 LAMPUNG 24 Lampung Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

25 Way Kanan 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 8 KALTENG 26 Pulang Pisau 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

27 Barito Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

28 Gunung Mas 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

29 Kapuas 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

30 Kotawaringin Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

31 Kotawaringin Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 9 KALSEL 32 Tabalong 340,00 Ha 340,00 Ha 100,00

33 Balangan 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

34 Banjar 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

35 Tanah Laut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

36 Tapin 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

37 Hulu Sungai Tengah 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

38 Kotabaru 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 10 KALTIM 39 Kutai Kartanegara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 11 SULSEL 40 Bulukumba 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00 12 BENGKULU 41 Rejang Lebong 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

42 Bengkulu Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 13 BANTEN 43 Pandeglang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

44 Lebak 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 140

Page 157: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7 14 BABEL 45 Bangka 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

46 Bangka Tengah 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 15 KEPRI 47 Bintan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4.3 Perluasan Tanaman Karet Rakyat 1.715,00 Ha 1.715,00 Ha 100,00

di Wilayah Perbatasan, Pasca Konflik dan Bencana Alam

1 ACEH 1 Nagan Raya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Pidie Jaya 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 2 KALBAR 3 Sambas 140,00 Ha 140,00 Ha 100,00

4 Sintang 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

5 Kapuas Hulu 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

6 Bengkayang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

7 Melawi 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00

3 KALTIM 8 Penajem Pasar Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

9 Kutai barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 SULTENG 10 Poso 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 5 PAPUA 11 Merauke 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 6 KEPRI 12 Karimun 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

13 Natuna 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 MENYEDIAAN BAHAN TANAMAN SUMBER BAHAN BAKAR NABATI/BIO ENERGI

1 KEMIRI SUNAN

1.1 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 141

Page 158: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

1 JABAR 1 Subang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

2 Indramayu 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

3 Majalengka 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

4 Garut 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

5 Sumedang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

MENGEMBANGKAN KOMODITAS PEMENUHAN KONSUMSI DALAM NEGERI

1 Pengembangan Tanaman sagu

1.1 Perluasan Tanaman Sagu 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

1 PAPUA 1 Kota Jayapura, Keerom, Asmat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 PAPUA BARAT 2

Sorong, Sorong Selatan, Teluk Bintuni

100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

1.3 Penataan Tanaman Sagu 1.400,00 Ha 1.400,00 Ha 100,00

1 PAPUA 1 Jayapura, Keerom, Asmat 700,00 Ha 700,00 Ha 100,00

2 PAPUA BARAT 2

Sorong, Sorong Selatan, Teluk Bintuni

700,00 Ha 700,00 Ha 100,00

DUKUNGAN PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN

1 PEMBANGUNAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM

2.1 KARET

2.1.1 Pembangunan Kebun Entres Karet 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

1 JATENG 1 Cilacap 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

2 SUMUT 2 Batubara 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

3 SUMBAR 3 Agam 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

4 RIAU 4 Kep. Meranti 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 142

Page 159: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

5 KALBAR 5 Kapuas Hulu 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

2.2 KELAPA

2.2.1 Pembangunan Kebun Induk Kelapa 45,00 Ha 45,00 Ha 100,00

1 JATENG 1 Cilacap 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

2 SULTRA 2 Buton Utara 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

3 BALI 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

4 NTB 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

5 NTT 3 Flores Timur 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

6 PAPUA 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

7 MALUT 4 Halmahera Utara 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

5 Halmahera Barat 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

8 SULBAR 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

2.3 JAMBU METE

2.3.1 Pembangunan Kebun Induk Jambu Mete 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

1 NTT 1 Sumba Tengah 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

3 PEMELIHARAAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM

3.1 KARET

3.1.1 Pemeliharaan Kebun Entres Karet 3,00 Ha 3,00 Ha 100,00

1 SUMBAR 1 Solok Selatan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

2 BANTEN 2 Pandeglang 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3.2 KELAPA

3.2.1 Pemeliharaan Kebun Induk Kelapa 62,00 Ha 62,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 143

Page 160: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

1 JATENG 1 Pekalongan 1,00 Ha 1,00 Ha 100,00

2 Pati 6,00 Ha 6,00 Ha 100,00

2 JATIM 3 Tulungagung 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

3 RIAU 4 Kep. Meranti 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

4 KALTIM 5 Berau 4,00 Ha 4,00 Ha 100,00

5 BALI 6 Karangasem 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

6 NTB 7 Sumbawa 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00

7 NTT 8 Sikka 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

8 MALUT 9 Kota Ternate 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

10 Halmahera Selatan 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

9 GORONTALO 11 Gorontalo 2,00 Ha 2,00 Ha 100,00

3.3 JAMBU METE

3.3.1 Pemeliharaan Kebun Induk Jambu Mete 35,00 Ha 35,00 Ha 100,00

1 JATIM 1 Sampang 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

2 SULTRA 2 Muna 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

3 NTB 3 Dompu 10,00 Ha 10,00 Ha 100,00

4 NTT 4 Sumba Barat Daya 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

5 Alor 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

5 MALUT 6 Kep. Sula 5,00 Ha 5,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 144

Page 161: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Lampiran 4. Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan

Usaha Tahun 2013

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

D MENDUKUNG PENANGANAN PASCA PANEN DAN PEMBINAAN USAHA

MENDUKUNG PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN

1 Penanganan Pasca Panen Tanaman Semusim 9,00 KT 9,00 KT 100,00

1.1 NILAM 9,00 KT 9,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Kuningan 1,00 KT 1,00 KT 100,00

2 Garut 1,00 KT 1,00 KT 100,00

3 Sumedang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2 LAMPUNG 4 Lampung Utara 1,00 KT 1,00 KT 100,00 3 SULTENG 5 Donggala 1,00 KT 1,00 KT 100,00 4 BALI 6 Karangasem 1,00 KT 1,00 KT 100,00 5 GORONTALO 7 Pohuwato 1,00 KT 1,00 KT 100,00 6 SULBAR 8 Majene 1,00 KT 1,00 KT 100,00

9 Polewali Mandar 1,00 KT 1,00 KT 100,00

2 Penanganan Pasca Panen Tanaman Rempah dan Penyegar

58,00 KT 58,00 KT 100,00

2.1 KAKAO 14,00 KT 14,00 KT 100,00 1 JATENG 1 Batang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2 DIY 2 Gunung Kidul 1,00 KT 1,00 KT 100,00

3 Kulon Progo 1,00 KT 1,00 KT 100,00 3 ACEH 4 Pidie 1,00 KT 1,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 145

Page 162: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

4 SUMUT 5 Serdang Berdagai 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 SULTENG 6 Donggala 1,00 KT 1,00 KT 100,00

7 Parigi Moutong 1,00 KT 1,00 KT 100,00 6 SULTRA 8 Kolaka 1,00 KT 1,00 KT 100,00 7 NTB 9 Lombok Timur 1,00 KT 1,00 KT 100,00

10 Lombok Utara 1,00 KT 1,00 KT 100,00 8 PAPUA 11 Keerom 1,00 KT 1,00 KT 100,00 9 BANTEN 12 Serang 1,00 KT 1,00 KT 100,00

13 Pandeglang 1,00 KT 1,00 KT 100,00

2.2 KOPI 21,00 KT 21,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Ciamis 1,00 KT 1,00 KT 100,00

2 Garut 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2 JATENG 3 Kendal 4,00 KT 4,00 KT 100,00 3 JATIM 4 Bondowoso 1,00 KT 1,00 KT 100,00

5 Nganjuk 1,00 KT 1,00 KT 100,00 4 ACEH 6 Gayo 1,00 KT 1,00 KT 100,00 5 SUMUT 7 Samosir 1,00 KT 1,00 KT 100,00 6 JAMBI 8 Kerinci 4,00 KT 4,00 KT 100,00 7 SUMSEL 9 Muara Enim 1,00 KT 1,00 KT 100,00 8 LAMPUNG 10 Lampung Barat 1,00 KT 1,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 146

Page 163: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

9 BALI 11 Bangli 1,00 KT 1,00 KT 100,00 10 NTB 12 Sumbawa 1,00 KT 1,00 KT 100,00 11 NTT 13 Manggarai 1,00 KT 1,00 KT 100,00

14 Manggarai Timur 1,00 KT 1,00 KT 100,00 12 BENGKULU 15 Kepahiang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 2.3 PALA 15,00 KT 15,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Sukabumi 3,00 KT 3,00 KT 100,00 2 SULUT 2 Bitung 3,00 KT 3,00 KT 100,00

3 MALUKU 3 Seram Bagian Timur 3,00 KT 3,00 KT 100,00

4 MALUT 4 Kota Ternate 3,00 KT 3,00 KT 100,00

5 PAPUA BARAT 5 Fak-Fak 3,00 KT 3,00 KT 100,00

2.4 LADA 4,00 KT 4,00 KT 100,00 1 KALTIM 1 Kutai Kartanegara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

2 BABEL 2 Bangka Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00 2.5 CENGKEH 4,00 KT 4,00 KT 100,00 1 JABAR 1 Cianjur 2,00 KT 2,00 KT 100,00

2 GORONTALO 2 Gorontalo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

3 Penanganan Pasca Panen Tanaman Tahunan 147,00 KT 147,00 KT 100,00

3.1 KARET 77,00 KT 77,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 147

Page 164: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

1 JABAR 1 Provinsi 2,00 KT 2,00 KT 100,00

2 Cianjur 2,00 KT 2,00 KT 100,00 2 JATENG 3 Cilacap 3,00 KT 3,00 KT 100,00

3 ACEH 4 Aceh Tamiang 4,00 KT 4,00 KT 100,00

5 Aceh Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00

4 SUMUT 6 Serdang Berdagai 4,00 KT 4,00 KT 100,00

7 Batubara 4,00 KT 4,00 KT 100,00 5 RIAU 8 Kuantan Singingi 1,00 KT 1,00 KT 100,00

9 Kampar 4,00 KT 4,00 KT 100,00 6 SUMSEL 10 Ogan Ilir 4,00 KT 4,00 KT 100,00

11 Musi Banyuasin 4,00 KT 4,00 KT 100,00

12 Prabumulih 4,00 KT 4,00 KT 100,00

13 Muara Enim 4,00 KT 4,00 KT 100,00 7 KALBAR 14 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00

15 Melawi 2,00 KT 2,00 KT 100,00 8 KALTENG 16 Lamandau 4,00 KT 4,00 KT 100,00 9 KALSEL 17 Tabalong 3,00 KT 3,00 KT 100,00

18 Balangan 3,00 KT 3,00 KT 100,00

19 Banjar 1,00 KT 1,00 KT 100,00

20 Kotabaru 4,00 KT 4,00 KT 100,00 10 BENGKULU 21 Seluma 4,00 KT 4,00 KT 100,00

22 Bengkulu Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00 11 BANTEN 23 Pandeglang 3,00 KT 3,00 KT 100,00

24 Lebak 3,00 KT 3,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 148

Page 165: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

3.2 KELAPA 57,00 KT 57,00 KT 100,00 1 JATENG 1 Banyumas 7,00 KT 7,00 KT 100,00

2 JAMBI 2 Tanjung Jabung Timur 3,00 KT 3,00 KT 100,00

3 Tanjung Jabung Barat 3,00 KT 3,00 KT 100,00

3 KALBAR 4 Kota Singkawang 1,00 KT 1,00 KT 100,00 4 KALTENG 5 Kotawaringin Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 SULUT 6 Minahasa 6,00 KT 6,00 KT 100,00

7 Minahasa Utara 6,00 KT 6,00 KT 100,00

8 Minahasa Selatan 6,00 KT 6,00 KT 100,00

6 MALUKU 9 Maluku Tenggara Barat 1,00 KT 1,00 KT 100,00

10 Maluku Tenggara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

7 NTT 11 Timor Tengah Selatan 4,00 KT 4,00 KT 100,00

12 Belu 4,00 KT 4,00 KT 100,00

13 Ende 4,00 KT 4,00 KT 100,00 8 MALUT 14 Halmahera Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00

15 Halmahera Barat 4,00 KT 4,00 KT 100,00 3.3 JAMBU METE 13,00 KT 13,00 KT 100,00 1 NTB 1 Lombok Tengah 3,00 KT 3,00 KT 100,00

2 Lombok Utara 3,00 KT 3,00 KT 100,00

3 Sumbawa 3,00 KT 3,00 KT 100,00 2 NTT 4 Kupang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

5 Flores Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 149

Page 166: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

5 Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan 99,00 Pkt 99,00 Pkt 100,00

5.1 Fasilitasi Inventarisasi dan Identifikasi serta Pe-nanganan Kasus Ganggu-an Usaha Perkebunan 26,00 PKt 26,00 PKt 100,00

1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

2 JATENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

3 JATIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

4 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5 SUMUT 1,00 PKt 1,00 PKt 100,00

6 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

7 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

8 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

9 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

10 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

11 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

12 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

13 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

14 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

15 SULUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

16 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

17 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

18 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

19 NTB 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

20 PAPUA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

21 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

22 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

23 BABEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

24 KEPRI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 150

Page 167: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

25 PAPUA BARAT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

26 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5.2 Fasilitasi Inventarisasi dan Identifikasi serta Penanganan Kasus Konflik Usaha Perkebunan

22,00 Pkt 22,00 Pkt 100,00

1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

2 JATENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

3 JATIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

4 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

6 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

7 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

8 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

9 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

10 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

11 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

12 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

13 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

14 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

15 SULUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

16 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

17 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

18 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

19 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

20 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

21 BABEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

22 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 151

Page 168: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

5.3 Pertemuan Koordinasi Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan 23,00 Pkt 23,00 Pkt 100,00

1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

2 JATENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

3 JATIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

4 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

6 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

7 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

8 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

9 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

10 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

11 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

12 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

13 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

14 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

15 SULUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

16 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

17 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

18 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

19 NTB 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

20 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

21 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

22 BABEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

23 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5.4 Pemantauan dan Evaluasi, Bimbingan Tehnis dan Penilaian PIR-TRANS/KKPA 12,00 Pkt 12,00 Pkt 100,00

1 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

2 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 152

Page 169: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

3 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

4 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

6 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

7 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

8 KALTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

9 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

10 SULSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

11 SULTRA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

12 PAPUA BARAT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5.5 Pemantauan, Pengawasan dan Fasilitasi Penyelesaian Masalah PIRBUN 16,00 Pkt 16,00 Pkt 100,00

1 JABAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

2 ACEH 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

3 SUMUT 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

4 SUMBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

5 RIAU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

6 JAMBI 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

7 SUMSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

8 LAMPUNG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

9 KALBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

10 KALSEL 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

11 KALTIM 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

12 SULTENG 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

13 PAPUA 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

14 BENGKULU 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

15 BANTEN 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

26 SULBAR 1,00 Pkt 1,00 Pkt 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 153

Page 170: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Lampiran 5. Penetapan Kinerja Dukungan Perlindungan Perkebunan

Tahun 2013

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

E MENDUKUNG PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

MENDUKUNG PENGEMBANGAN TANAMAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN

C FASILITASI PENGENDALIAN OPT 1 OPT TANAMAN LADA 845,00 Ha 826,25 Ha 97,78 1 SUMSEL 1 OKU Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 KALBAR 2 Sambas 60,00 Ha 60,00 Ha 100,00

3 Sanggau 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 Kubu Raya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

5 Bengkayang 60,00 Ha 60,00 Ha 100,00

6 Pontianak 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 KALTIM 7 Penajem Paser Utara 75,00 Ha 56,25 Ha 75,00

4 BABEL 8 Belitung 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

9 Bangka Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

10 Bangka 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 5 SULSEL 11 Bulukumba 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 OPT TANAMAN KOPI 1.210,00 Ha 1.210,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Bandung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Garut 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Bandung Barat 60,00 Ha 60,00 Ha 100,00 2 ACEH 4 Aceh Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 154

Page 171: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

3 SUMSEL 5 OKU Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

6 Lahat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 LAMPUNG 7 Lampung Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 5 BALI 8 Bangli 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00

9 Tabanan 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00 6 NTB 10 Lombok Timur 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00 7 BENGKULU 11 Seluma 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

12 Kaur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 OPT TANAMAN CENGKEH 800,00 Ha 800,00 Ha 100,00 1 JATENG 1 Magelang 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00

2 SULUT 2 Minahasa Tenggara 125,00 Ha 125,00 Ha 100,00

3 Boolang Mongondow 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 Boolang Mongondow Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 MALUKU 5 Maluku Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 BALI 6 Buleleng 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

7 Karangasem 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 OPT TANAMAN PALA 800,00 Ha 700,00 Ha 87,50 1 ACEH 1 Aceh Selatan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Aceh Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 Aceh Barat Daya 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 SULUT 4 Minahasa 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 155

Page 172: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

3 MALUKU 5 Seram Bagian Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

6 Maluku Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 MALUT 7 Halmahera Utara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

5 PAPUA BARAT 8 Fak-Fak 100,00 Ha 0,00 Ha -

5 OPT TANAMAN KAKAO 3.160,00 Ha 3.160,00 Ha 100,00

1 SULTENG 1 Sigi 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 2 SULSEL 2 Bone 360,00 Ha 360,00 Ha 100,00

3 Luwu 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

4 Luwu Timur 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 3 SULTRA 5 Konawe Selatan 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 4 BALI 6 Tabanan 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

5 NTB 7 Lombok Utara 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

6 SULBAR 8 Mamuju 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

9 Polewali Mandar 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

10 Majene 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

11 Mamuju Utara 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00

6 OPT TANAMAN TEBU 2.610,00 Ha 2.555,00 Ha 97,89

6.1 Hama Uret Tebu 866,00 Ha 866,00 Ha 100,00 1 JATENG 1 Purworejo 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 156

Page 173: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

2 Kebumen 250,00 Ha 250,00 Ha 100,00

2 DIY 3 Sleman 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

3 JATIM 4 Bondowoso 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

5 Jember 50,00 Ha

50,00 Ha 100,00

4 SUMSEL 6 Ogan Ilir 16,00 Ha 16,00 Ha 100,00

6.2 Hama Penggerek Batang/Pucuk 1.278,00 Ha 1.223,00 Ha 95,70

1 JABAR 1 Cirebon 263,00 Ha 263,00 Ha 100,00 2 JATENG 2 Sragen 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

3 Pemalang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 Klaten 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 JATIM 5 Sidoarjo 150,00 Ha 150,00 Ha 100,00

6 Mojokerto 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

7 Ngawi 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 4 SUMSEL 8 Ogan Ilir 18,00 Ha 18,00 Ha 100,00 5 LAMPUNG 9 Lampung Utara 100,00 Ha 45,00 Ha 45,00

6 GORONTALO 10 Gorontalo 26,00 Ha 26,00 Ha 100,00

11 Boalemo 21,00 Ha 21,00 Ha 100,00

6.3 Hama Tikus 466,00 Ha 466,00 Ha 100,00 1 JABAR 1 Cirebon 168,00 Ha 168,00 Ha 100,00

2 JATENG 2 Tegal 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

3 JATIM 3 Sidoarjo 128,00 Ha 128,00 Ha 100,00

4 SUMSEL 4 Ogan Ilir 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 157

Page 174: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

5 SULSEL 5 Bone 80,00 Ha 80,00 Ha 100,00

6 Takalar 20,00 Ha 20,00 Ha 100,00

7 OPT TANAMAN TEMBAKAU 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00 1 JATENG 1 Wonosobo 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

2 JATIM 2 Jember 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

3 NTB 3 Lombok Tengah 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

8 OPT TANAMAN KAPAS 300,00 Ha 287,50 Ha 95,83 1 JATENG 1 Grobogan 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

2 Wonogiri 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 2 DIY 3 Gunung Kidul 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 JATIM 4 Lamongan 25,00 Ha 18,75 Ha 75,00

5 Pacitan 25,00 Ha 18,75 Ha 75,00 4 SULSEL 6 Gowa 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

7 Jeneponto 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 5 BALI 8 Karangasem 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 6 NTB 9 Lombok Utara 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00 7 NTT 10 Sumba Barat 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

11 Sumba Barat Daya 25,00 Ha 25,00 Ha 100,00

9 OPT TANAMAN KELAPA 3.970,00 Ha 3.930,00 Ha 98,99

9.1 Hama Brontispa 675,00 Ha 675,00 Ha 100,00 1 ACEH 1 Aceh Besar 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 158

Page 175: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7 2 RIAU 2 Indragiri Hilir 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 3 KALTENG 3 Kotawaringin Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

4 SULUT 4 Boolang Mongondow 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

5 SULTENG 5 Banggai 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00

6 Toli-Toli 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 6 NTB 7 Lombok Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

9.2 Hama Oryctes 1.840,00 Ha 1.800,00 Ha 97,83 1 JATENG 1 Jepara 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 Rembang 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 2 DIY 3 Gunungkidul 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

4 Kulonprogo 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00 3 JATIM 5 Tulungagung 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

6 Kediri 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 4 LAMPUNG 7 Lampung selatan 100,00 Ha 60,00 Ha 60,00 5 KALBAR 8 Kubu Raya 540,00 Ha 540,00 Ha 100,00 6 SULSEL 9 Bone 300,00 Ha 300,00 Ha 100,00 7 NTB 10 Lombok Barat 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

11 Lombok Timur 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00 8 NTT 12 Flores Timur 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

9.3 Hama Sexava 1.055,00 Ha 1.055,00 Ha 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 159

Page 176: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

1 SULUT 1 Kep. Talaud 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

2 MALUT 2 Halmahera Selatan 325,00 Ha 325,00 Ha 100,00

3 Halmahera Barat 280,00 Ha 280,00 Ha 100,00

4 Morotai 350,00 Ha 350,00 Ha 100,00

9.4 Hama Aceria sp. 400,00 Ha 400,00 Ha 100,00 1 SULUT 1 Bitung 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

2 Minahasa Utara 200,00 Ha 200,00 Ha 100,00

10 OPT TANAMAN KARET 525,00 Ha 515,00 Ha 98,10

1 JABAR 1 Garut 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

2 SUMUT 2 Asahan 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

3 RIAU 3 Pelalawan 50,00 Ha 40,00 Ha 80,00

4 Kuantan Singingi 50,00 Ha 50,00 Ha 100,00

4 SUMSEL 5 OKU 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

5 KALBAR 6 Sambas 75,00 Ha 75,00 Ha 100,00

6 KALSEL 7 Hulu Sungai Tengah 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

11 OPT TANAMAN JAMBU METE 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00 1 BALI 1 Karangasem 100,00 Ha 100,00 Ha 100,00

E MAGANG, SEKOLAH LAPANG DAN PELATIHAN, (PELAKSANAAN SL-PHT PERKEBUNAN) 202,00 KT 198,00 KT 98,02

1 SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) NON TEBU 128,00 KT 124,00 KT 96,88

1 JABAR 1 Cianjur 2,00 KT 2,00 KT 100,00

2 Garut 2,00 KT 2,00 KT 100,00

3 Sumedang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 160

Page 177: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

2 JATENG 4 Jepara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

3 DIY 5 Sleman 2,00 KT

2,00 KT 100,00

6 Kulonprogo 2,00 KT

2,00 KT 100,00

7 Bantul 2,00 KT

2,00 KT 100,00

8 Gunung Kidul 2,00 KT

2,00 KT 100,00

4 JATIM 9 Bondowoso 2,00 KT 2,00 KT 100,00

10 Tulungagung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

11 Bangkalan 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 ACEH 12 Aceh Barat 4,00 KT 4,00 KT 100,00

13 Aceh Besar 2,00 KT 2,00 KT 100,00 6 KALBAR 14 Kubu Raya 2,00 KT 2,00 KT 100,00

15 Kubu Raya 2,00 KT 2,00 KT 100,00

16 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00

17 Sambas 2,00 KT 2,00 KT 100,00

18 Sanggau 2,00 KT 2,00 KT 100,00

19 Sanggau 2,00 KT 2,00 KT 100,00

20 Bengkayang 2,00 KT 2,00 KT 100,00 7 KALTIM 21 Pasir 2,00 KT 2,00 KT 100,00

22 Berau 4,00 KT 4,00 KT 100,00

23 Kutai Kartanegara 2,00 KT 0,00 KT -

24 Penajem Paser Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

8 SULUT 25 Bitung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

26 Minahasa Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00 9 SULTENG 27 Sigi 2,00 KT 2,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 161

Page 178: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

10 SULSEL 28 Bone 4,00 KT 4,00 KT 100,00

29 Sinnjai 2,00 KT 2,00 KT 100,00

30 Bulukumba 2,00 KT 2,00 KT 100,00

31 Luwu Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00 11 SULTRA 32 Konawe Selatan 2,00 KT 2,00 KT 100,00 12 MALUKU 33 Seram 2,00 KT 2,00 KT 100,00 13 BALI 34 Badung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

35 Jembrana 2,00 KT 2,00 KT 100,00

36 Tabanan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

37 Buleleng 2,00 KT 2,00 KT 100,00

14 NTB 38 Lombok Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

39 Lombok Timur 2,00 KT 2,00 KT 100,00

40 Lombok Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00

41 Dompu 2,00 KT 2,00 KT 100,00 15 NTT 42 Manggarai 2,00 KT 2,00 KT 100,00

43 Sikka 4,00 KT 4,00 KT 100,00 16 PAPUA 44 Jayapura 2,00 KT 2,00 KT 100,00 17 BENGKULU 45 Kepahiang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

46 Bengkulu Tengah 2,00 KT 2,00 KT 100,00 18 MALUT 47 Halmahera Selatan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

48 Halmahera Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

49 Halmahera Utara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

50 Halmahera Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00 19 BANTEN 51 Serang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 162

Page 179: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

52 Serang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

53 Pandeglang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

54 Lebak 2,00 KT 2,00 KT 100,00 20 BABEL 55 Belitung 2,00 KT 2,00 KT 100,00

56 Bangka Barat 2,00 KT 2,00 KT 100,00

57 Bangka 2,00 KT 2,00 KT 100,00 21 GORONTALO 58 Boalemo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

59 Bone Bolango 2,00 KT 2,00 KT 100,00

22 PAPUA BARAT 60 Raja Ampat 2,00 KT 0,00 KT -

2 SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT)

TEBU 74,00 KT 74,00 KT 100,00

1 JABAR 1 Cirebon 2,00 KT 2,00 KT 100,00

2 Kuningan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

3 Subang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

4 Indramayu 2,00 KT 2,00 KT 100,00

5 Tasikmalaya 2,00 KT 2,00 KT 100,00

6 Sukabumi 2,00 KT 2,00 KT 100,00

7 Majalengka 2,00 KT 2,00 KT 100,00 2 JATENG 8 Magelang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

9 Purworejo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

10 Kudus 2,00 KT 2,00 KT 100,00

11 Jepara 2,00 KT 2,00 KT 100,00

12 Rembang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

13 Pemalang 2,00 KT 2,00 KT 100,00

14 Pekalongan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 163

Page 180: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA PROVINSI KABUPATEN

TARGET REALISASI %

VOLUME VOLUME

1 2 3 4 5 6 7

15 Pati 2,00 KT 2,00 KT 100,00

16 Purbalingga 2,00 KT 2,00 KT 100,00 3 DIY 17 Sleman 2,00 KT 2,00 KT 100,00

18 Kulonprogo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

19 Bantul 2,00 KT 2,00 KT 100,00

20 Gunung Kidul 2,00 KT 2,00 KT 100,00 4 JATIM 21 Mojokerto 2,00 KT 2,00 KT 100,00

22 Ngawi 4,00 KT 4,00 KT 100,00

23 Jember 2,00 KT 2,00 KT 100,00

24 Bondowoso 2,00 KT 2,00 KT 100,00

25 Madiun 2,00 KT 2,00 KT 100,00

26 Sidoarjo 2,00 KT 2,00 KT 100,00 5 SUMSEL 27 Ogan Ilir 2,00 KT 2,00 KT 100,00 6 LAMPUNG 28 Tanggamus 2,00 KT 2,00 KT 100,00

29 Lampung Utara 4,00 KT 4,00 KT 100,00

30 Way Kanan 2,00 KT 2,00 KT 100,00

7 SULSEL 31 Bone 2,00 KT 2,00 KT 100,00

32 Takalar 2,00 KT 2,00 KT 100,00

33 Bantaeng 2,00 KT 2,00 KT 100,00

34 Gowa 2,00 KT 2,00 KT 100,00

35 Wajo 2,00 KT 2,00 KT 100,00

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 164

Page 181: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

Lampiran 6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013

Yang Dimonitor Oleh UKP4

NO. RECANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

B04, B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

C Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1. Peningkatan

Produksi, Kementan Perusahaan

Gula Data areal giling tebu (ha)

TARGET : TARGET B04 : Terlaksananya pencatatan

B04 : 175,7%

Terlaksananya pencatatan areal giling tebu seluas 6.131 Ha (175,7%), menghasilkan Gula Hablur 27.068 Ton (rata per Ha 4,41 Ton dengan rendemen 6,65 %)

Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim

(Ditjen. Perkebunan)

(Negara dan Swasta), Pemda terkait BPN

untuk mendukung Swasembada Gula Nasional

Terlaksananya pencatatan areal giling tebu se;luas 430.000 Ha.

Areal Giling Tebu seluas 3.490 Ha.

TARGET B06 : Telaksananya pencatatan

B06 : 100,4 %

Realisasi areal giling tebu sebesar 149.570,0 Ha (100,4%)

Areal Giling Tebu seluas 148.890 Ha.

TARGET B09 : Terlaksananya pencatatan

B09 : 129,68%

Realisasi areal giling tebu sebesar 277.250,3 Ha (129,68%).

Areal Giling Tebu seluas 213.790 Ha.

TARGET B12 : Terlaksananya pecatatan

B12 : 107,5%

Realisasi areal giling tebu sebesar 462.220 Ha (107,5%).

Areal Giling Tebu seluas 430.000 Ha.

Kementan Kemenperind, Kemenristek, Pemda terkait, Perusahaan Penyedia bibit, Litbang terkait dengan tebu

Penyediaan Benih Unggul Tebu

TARGET : TARGET B04 : Terlaksananya sertifikasi

B04 : 104,7%

Target B04 untuk benih disertifikasi adalah seluas 625 Ha, dengan realisasi 654,6 Ha (104,7%) terlampaui (1 Ha KBD dapat memenuhi benih untuk pertanaman seluas 8 Ha)

(Ditjen. Perkebunan)

Sertifikasi benih unggul tebu untuk pertanaman seluas 50.000 Ha.

Benih Unggul Tebu untuk pertanaman

seluas 5.000 Ha

TARGET B06 : Terlaksananya sertifikasi

B06 : 100,2%

Target B06 untuk benih disertifikasi adalah seluas 1.250 Ha untuk pertanaman tebu seluas 10.000 Ha, realisasi seluas 1.252,6 Ha (100,2%)

Benih Unggul Tebu untuk pertanaman

seluas 10.000 Ha

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 165

Page 182: lakin 2014

Direktorat Jenderal Perkebunan

NO. RECANA AKSI PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

B04, B06, B09, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

TARGET B09 : Terlaksananya sertifikasi

B09 : 75%

Target B09, untuk benih disertifikasi adalah seluas 3.750 Ha untuk pertanaman tebu seluas 30.000 Ha, realisasi seluas 2.812,5 Ha (75%)

Benih Unggul Tebu untuk pertanaman

seluas 30.000 Ha

TARGET B12 : Terlaksananya sertifikasi

B12 : 100,1%

Target B12, untuk benih disertifikasi adalah seluas 6.250 Ha untuk pertanaman tebu seluas 50.000 Ha, realisasi seluas 6,256,78 Ha (100,1%).

Benih Unggul Tebu untuk pertanaman

seluas 50.000 Ha

Laporan Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 166