laporan kinerja -...

127
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 Kotak Pos 7264, 7201/JKSPM Telepon : (021) 7806819 Faximile : (021) 7806309 E-mail : [email protected] , [email protected] Website : http/tanamanpangan.pertanian.go.id LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 KEMENTAN RI DITJEN TP 2019

Upload: hakien

Post on 30-Jul-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

TAHUN 2018

KEMENTERIAN PERTANIAN-RI

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN-RI

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520

Kotak Pos 7264, 7201/JKSPM

Telepon : (021) 7806819

Faximile : (021) 7806309

E-mail : [email protected],

[email protected]

Website : http/tanamanpangan.pertanian.go.id

LA

PO

RA

N K

IN

ER

JA

DIR

EK

TO

RA

T JE

ND

ER

AL T

AN

AM

AN

P

AN

GA

N

TA

HU

N 2018

KEMENTAN RIDITJEN TP

2019

Page 2: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun
Page 3: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

1 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 2018 adalah Tahun keempat menjelang berakhirnya masa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019.

Pada RPJMN 2015-2019, NAWA CITA menjadi agenda prioritas

Kabinet Kerja dengan mengarahkan pembangunan pertanian ke

depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Peningkatan

kedaulatan merupakan salah satu bagian dari Agenda 7 Nawa Cita

yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Menindaklanjuti agenda

tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfokuskan pada

program “Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil

Tanaman Pangan”. Program ini adalah program yang

berkesinambungan dalam pembangunan pertanian tanaman pangan

periode 2015-2019.

Selama periode pembangunan 2015-2019, telah ditetapkan indikator

kinerja sasaran program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

tertuang pada peraturan Menteri Pertanian Nomor

68/Permentan/RC.020/12/2016, dan untuk perbaikan akuntabilitas

dan kinerja Kementerian Pertanian, Permentan tersebut direvisi

dengan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor

43/Permentan/RC.020/11/2017. Perubahan IKU ini ditindaklanjuti

dengan revisi renstra Kementan, dan untuk memberikan efektivitas

kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal tanaman pangan, maka

Rencana Strategis (renstra) Ditjen Tanaman Pangan direvisi dari

Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

59.a/HK.310/C/4/2016 menjadi Nomor 86/HK.310/C/9/2018.

Pada renstra revisi telah memuat Sasaran Program, Indikator

Kinerja Sasaran Program (IKSP) dan target dari Tahun 2018 sd

2019, yang selanjutnya dijadikan dasar penetapan Perjanjian Kinerja

Page 4: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

2 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

(PK). Untuk sasaran, indikator dan target Tahun 2015 – 2017 yang

tidak tertuang pada renstra tersebut, masih mengacu pada renstra

sebelumnya.

Sasaran program yang tertuang pada IKU Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan 2017-2019 antara lain terpenuhinya kebutuhan

pangan strategis tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai),

meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian

tanaman pangan, tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen

tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan, terkendalinya

penyebaran OPT dan DPI pada tanaman pangan, terwujudnya

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dan meningkatnya kualitas layanan

publik Ditjen Tanaman Pangan.

Capaian kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada Tahun

2018, Tahun ke-4 menjelang berakhirnya masa Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019 adalah

gambaran keberhasilan program Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, yang menjadi salah

satu pendukung agenda prioritas nawacita, yaitu mewujudkan

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

Kegiatan APBN 2018 menjadi pendukung tercapainya sasaran

program tanaman pangan Tahun 2018 yaitu kegiatan utama

pengelolaan produksi tanaman serealia, pengelolaan produksi

tanaman aneka kacang dan umbi, pengelolaan sistem penyediaan

benih tanaman pangan, penguatan perlindungan tanaman pangan

dari gangguan OPT dan DPI, pengolahan dan pemasaran hasil

tanaman pangan, pengembangan pengujian mutu benih, dan

pengembangan peramalan serangan OPT, serta dukungan

manajemen dan teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan.

Page 5: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu unit Eselon I

pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal

yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri

Pertanian.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertugas menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya, serta

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung,

kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama

penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung,

kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama

penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya,

peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil

produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya,

serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan;

4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

Page 6: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

4 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan;

5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan;

6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan;

7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, susunan organisasi Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal, (2)

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Serealia, (4)

Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan, dan (6) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan.

Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit

Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor

392/Kpts/OT.130/6/2004, (2) Balai Besar Pengembangan dan

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2006,

dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004.

Page 7: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

5 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Gambar 1. Struktur Organisasi Ditjen Tanaman Pangan

Masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tersebut di atas

memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan

pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

serta menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran,

serta kerjasama di bidang tanaman pangan;

b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,

pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan

masyarakat serta informasi publik;

Edi Purnawan, SP. M.Sc

Page 8: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

6 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta

pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

2. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung,

kedelai, dan tanaman pangan lain, serta menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih

tanaman pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan

varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman

pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan

Tanaman Pangan.

3. Direktorat Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi, jagung dan serealia lain, serta menyelenggarakan

fungsi:

Page 9: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

7 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan

kering serta jagung dan serealia lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi

irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta

jagung dan serealia lain;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Serealia.

4. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan

aneka umbi lain, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka

umbi lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi

kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka

umbi lain;

Page 10: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

8 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain,ubi kayu

dan aneka umbi lain;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu

dan aneka umbi lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Aneka Kacang dan

Umbi.

5. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pengendalian hama penyakit dan

perlindungan tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu

tumbuhan;

b. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan;

c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang

dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi,

serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,

aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

perubahan iklim;

f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,

aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

perubahan iklim;

Page 11: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

9 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,

aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

perubahan iklim;

h. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan.

6. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, serta

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan

standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman

pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta

pemasaran dan investasi tanaman pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

Page 12: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

10 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta

penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas

melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan

pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen

mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan

hortikultura, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian

mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem

manajemen mutu laboratorium pengujian benih;

b. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian

laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih

tanaman pangan dan hortikultura;

c. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode,

uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih

tanaman pangan dan hortikultura;

d. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura yang beredar;

e. Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange,

green, and blue certificate);

f. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem

manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman

pangan dan hortikultura;

g. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak

penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman

pangan dan hortikultura;

Page 13: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

11 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

h. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan

pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama

laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan

hortikultura;

i. Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Balai Besar.

8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan

peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/

program;

b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan

faktor penentu perkembangan OPT;

c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan

sistem Pengendalian Hama Terpadu;

d. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan

pengendalian OPT;

e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT;

f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan

sistem mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama

dan Penyakit;

g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan

peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura;

h. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.

Page 14: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

12 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas

melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk

tanaman pangan, hortikultura, serta menyelenggarakanfungsi:

a. Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan

produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida,

pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

c. Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian

mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan,

hortikultura, dan perkebunan;

d. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan

dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan;

e. Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang

beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu

pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura,

dan perkebunan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT.

1.4 Dukungan Anggaran

Pagu awal APBN Sektoral (BA.018) Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Tahun 2018 sebesar Rp6,486 triliun. Dalam

pelaksanaannya, terjadi beberapa revisi, sehingga pagu terakhir

menjadi Rp6,675 triliun.

Sebagian besar (98,61%) anggaran APBN Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dialokasikan untuk belanja barang di pusat dan

daerah dalam bentuk dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan,

Page 15: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

13 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

yang didalamnya terdapat alokasi bantuan pemerintah (banper).

Pada Tahun 2018, jumlah Satuan Kerja (Satker) APBN lingkup

Ditjen Tanaman Pangan sebanyak 70 Satker, yakni: 3 Satker Pusat,

33 Satker Dana Dekonsentrasi Dinas Pertanian Provinsi, 33 Satker

Dana Tugas Pembantuan Dinas Pertanian Provinsi, dan 1 Satker

Dana Tugas Pembantuan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.

Sementara itu, jika dilihat alokasi anggaran menurut kelompok

kegiatan, meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka

Kacang dan Umbi Rp563.039.940.000, (8,43%) (2) Pengelolaan

Produksi Tanaman Serealia Rp2.856.447.065.000, (42,79%), (3)

Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

Rp825.351.100.000, (12,36%), (4) Penguatan Perlindungan

Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu

Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim Rp276.133.654.000

(4,14%), (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Rp1.884.501.969.000, (28,23%), (6) Pengembangan Metode

Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium

Pengujian Benih Rp 11.814.000.000, (0,18%), (7) Pengembangan

Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Rp16.068.446.000, (0,24%), dan (8) Dukungan Manajemen dan

Teknis Lainnya Rp242.053.321.000, (3,63%).

Page 16: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

14 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 17: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

15 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

Tahun 2018 merupakan Tahun keempat pelaksanaan Rencana

Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Renstra Ditjen

Tanaman Pangan) periode 2015-2019. Untuk melanjutkan

kontribusinya dalam membangun sub sektor tanaman pangan yang

berperan strategis dalam perekonomian nasional, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan menyusun Renstra Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan 2015-2019. Renstra yang dituangkan dalam

Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 31.

a/HK.310/C/4/2015 sebagaimana telah direvisi dengan Keputusan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-

2019 dan dilakukan perubahan dengan Keputusan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 86/HA.310/C/9/2018 tentang Perubahan

Atas Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian

Pertanian Tahun 2015-2019 tersebut disusun dengan mengacu

pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019.

Sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun

2015-2019, kedepan Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

masih akan fokus pada meningkatkan kapasitas produksi dalam

negeri untuk penguatan ketahanan pangan menuju tercapainya

kedaulatan pangan. Fokus lainnya adalah pada meningkatkan nilai

tambah dan daya saing sub sektor tanaman pangan melalui

peningkatan agroindustri agar memiliki keunggulan dalam

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku pada 31

Desember 2015. Sementara itu, sejalan dengan SIPP 2015-2045,

pembangunan pada subsektor tanaman pangan dalam lima Tahun

Page 18: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

16 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kedepan (2015-2019) akan mengacu pada Paradigma Pertanian

untuk Pembangunan (Agriculture for Development). Dengan

perubahan paradigma tersebut, sub sektor tanaman pangan tidak

lagi hanya diposisikan sebagai sub sektor utama yang menjadi

tumpuan ketahanan pangan, tetapi juga sebagai sub sektor yang

memiliki fungsi strategis lainnya dalam pembangunan nasional. Hal

ini sesuai dengan fokus kedua RPJMN 2015-2019 Bidang Pangan

dan Pertanian, yaitu meningkatkan nilai tambah dan daya saing

sektor pertanian, yang dapat meningkatkan pangsa ekspor dan

membendung masuknya komoditas dari negara-negara lain

sehingga dapat berkontribusi memperkuat ekonomi nasional. Dalam

Renstra, keselarasan dengan kedua hal tersebut secara eksplisit

terurai dalam visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian

Pertanian.

Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019

merupakan dokumen perencanaan yang berisi visi, misi, tujuan,

sasaran strategis, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

pertanian yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan selama lima Tahun (2015-2019). Renstra

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan digunakan sebagai acuan dan

arahan bagi unit kerja di jajaran birokrasi di lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dalam merencanakan dan

melaksanakan pembangunan tanaman pangan periode 2015-2019

secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun

antar sektor/sub sektor terkait. Pada Gambar 2, Tabel 1 dan 2

disajikan penjabaran Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagaimana yang tercantum

dalam Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-

2019.

Page 19: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

17 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Gambar 2. Visi dan Misi Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabel 1. Tujuan dan Indikator Tujuan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

No Tujuan Indikator Tujuan

1 Terwujudnya kemandirian pangan nasional

Indeks Ketahanan Pangan (The global food security index)

2 Terwujudnya pengelolaan pertanian terpadu berkelanjutan

Rasio desa yang menerapkan sistem pertanian terpadu terhadap total desa di Indonesia

3 Berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi

Pertumbuhan indeks keunggulan komparatif andalan ekspor pertanian

4 Meningkatnya kesejahteraan petani

PDB pertanian sempit per jumlah tenaga kerja pertanian

5 Terwujudnya reformasi birokrasi Kementerian Pertanian

Nilai reformasi birokrasi Kementerian Pertanian

Sumber: Renstra Direktorat Jendeal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (Revisi II)

Page 20: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

18 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Sasaran strategis merupakan kondisi yang inginkan dan dapat

dicapai oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Penyusunan dan

penentuan sasaran strategis ini menggunakan metode Balance

Scorecard (BSC) dengan pendekatan empat perspektif yaitu

stakeholders, customer, internal process dan learning and growth

perspective.

Sasaran Strategis beserta Indikator Kinerja yang ingin dicapai dalam

periode 2018-2019 terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sasaran Strategis dan Target Indikator Kinerja

Tahun 2018-2019

Program/Sasaran Indikator Satuan Target

2018 2019

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

1 Terpenuhinya kebutuhan pangan strategis tanaman pangan

Produksi Padi Juta ton 82,50 84

Produksi jagung Juta ton 30 33

Produksi kedelai Juta ton 2,2 2,8

2 Meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian tanaman pangan

Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan

% 8 10

Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman pangan

% 5 5

3 Tersedianya infrastruktur pertanian pasca panen tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan

Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) pasca panen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan

% 42,5 50

4 Terkendalinya penyebran OPT dan DPI pada tanaman pangan

Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan

% 5 5

Page 21: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

19 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Program/Sasaran Indikator Satuan Target

2018 2019

5 Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai 84 85

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 Tahun 2011)

Nilai 73 74

6 Meningkatnya kualitas layanan public Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP

Indeks 3,2 3,3

Sumber: Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (Revisi II)

Indikator sebagaimana tabel 2 merupakan indikator yang tertera di

Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018-2019

(revisi II), dengan target sebanyak 10 indikator. Sebagai tindak

lanjut, maka telah ditetapkan permentan No. 43/2017, tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) lingkup Kementerian Pertanian

dengan indikator-indikator yang menjadi dasar penyusunan

Perjanjian Kinerja.

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018

Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen perjanjian kinerja

merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih

rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan

indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen

Page 22: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

20 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi

amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan

wewenang serta sumberdaya yang tersedia.

Sesuai dengan kedua peraturan tersebut diatas (Perpres No.

29/2014 dan Permen PAN & RB No. 53/2014), pada Tahun 2018

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan Perjanjian

Kinerja sebagai komitmen dalam mewujudkan pencapaian sasaran

strategis pembangunan tanaman pangan Tahun 2018. Perjanjian

Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 adalah

turunan dari Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2017-2019 Ditjen

Tanaman Pangan yang telah direvisi pada bulan November 2017,

mengikuti direvisinya IKU Kementan 2015-2019 Nomor

68/Permentan/RC.020/12/2016. Sasaran Program, Indikator Kinerja

Sasaran Program (IKSP) dan target yang tertuang dalam IKU

menjadi dasar penetapan Perjanjian Kinerja. Jika seluruh IKU yang

telah diformalkan tersebut telah diperjanjikan dalam PK maka

semakin selaras IKU dengan PK tersebut. Keselarasan ini menjadi

salah satu kriteria bahwa Ditjen Tanaman Pangan telah menetapkan

target kinerja dengan baik dalam rangka peningkatan pengukuran

akuntabilitas kinerja.

Perjanjian Kinerja Direktur Jenderal Tanaman Pangan 2018 yang

ditetapkan bulan Januari 2018 memiliki 6 sasaran program dan 10

indikator kinerja sasaran program, beserta targetnya dengan

mempertimbangkan kriteria: spesifik, dapat diukur (measureable),

dapat dicapai (attainable), berjangka waktu tertentu (time bound),

serta dapat dipantau dan dikumpulkan. IKU yang telah diperjanjikan

dalam PK Ditjen Tanaman Pangan merupakan turunan dari IKU

yang telah diperjanjikan dalam PK Menteri Pertanian. Keselerasan

ini menjadi prasyarat kualitas pengukuran yang baik. Sasaran

program dan indikator kinerja yang tertuang dalam PK Direktur

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 disajikan pada Tabel 2 dan

PK disajikan pada Lampiran 1.

Page 23: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

21 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018

2.3. Pengukuran Indikator Kinerja

1. Produksi Padi

Produksi padi nasional dihitung berdasarkan data produksi

pangan dari BPS, dengan mengalikan produktivitas padi dan

luas panen padi. Produksi padi adalah total produksi padi

nasional (ton), produktivitas padi adalah hasil produksi padi per

satuan lahan (ton/ha), luas panen adalah luasan tanaman yang

dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur (ha).

Produksi padi dihitung dalam bentuk gabah kering giling (GKG)

yang berasal dari padi irigasi dan rawa, serta padi ladang dan

padi lahan kering.

1. Produksi Padi (Juta Ton) 82,50

2. Produksi Jagung (Juta Ton) 30,00

3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 2,20

4. Pertumbuhan volume ekspor untuk produk

pertanian tanaman pangan (%)

8,00

5. Penurunan volume impor untuk produk pertanian

tanaman pangan (%)

5,00

C. Tersedianya infrastruktur

pertanian pascapanen

tanaman pangan yang

sesuai dengan

kebutuhan

6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin Pertanian

(Alsitan) pascapanen tanaman pangan

berdasarkan kebutuhan (%)

42,50

D. Terkendalinya

penyebaran OPT dan

DPI pada tanaman

pangan

7. Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas

tanam tanaman pangan (%)

5,00

8. Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

(Nilai)

84,00

9. Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK 249 tahun

2011 (Nilai)

73,00

F. Meningkatnya kualitas

layanan publik Ditjen

Tanaman Pangan

10

.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan

publik Ditjen TP (Indeks)

3,20

NO. SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET

Terpenuhinya kebutuhan

pangan strategis

tanaman pangan

A.

B. Meningkatnya nilai

tambah dan daya saing

komoditas pertanian

tanaman pangan

E. Terwujudnya

akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah di

lingkungan Direktorat

Jenderal Tanaman

Page 24: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

22 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Produksi Jagung

Produksi jagung nasional dihitung berdasarkan data produksi

pangan dari BPS, dengan mengalikan produktivitas jagung dan

luas panen jagung. Produksi jagung adalah total produksi

jagung nasional dalam bentuk pipilan kering (ton), produktivitas

jagung adalah hasil produksi jagung per satuan lahan (ton/ha),

luas panen adalah luasan tanaman yang dipungut hasilnya

setelah tanaman tersebut cukup umur (ha).

3. Produksi Kedelai

Produksi kedelai nasional dihitung berdasarkan data produksi

pangan dari BPS, dengan mengalikan produktivitas kedelai dan

luas panen kedelai. Produksi kedelai adalah total produksi

kedelai nasional dalam bentuk biji kering (ton), produktivitas

kedelai adalah hasil produksi kedelai per satuan lahan (ton/ha),

luas panen adalah luasan tanaman yang dipungut hasilnya

setelah tanaman tersebut cukup umur (ha).

4. Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian

Tanaman Pangan

Komoditas tanaman pangan yang dijadikan target pertumbuhan

volume ekspor adalah ubi jalar dan kacang tanah. Pertumbuhan

volume ekspor (%) dihitung berdasarkan total volume ekspor

komoditas tersebut tahun berjalan (kg) dibandingkan dengan

total volume ekspor tahun sebelumnya (kg).

5. Penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman

pangan

Komoditas tanaman pangan yang dijadikan target penurunan

volume impor adalah komoditas impor (ubi kayu dan kacang

hijau). Penurunan volume impor (%) dihitung berdasarkan total

volume impor komoditas tersebut Tahun berjalan (kg)

Page 25: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

23 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dibandingkan dengan total volume impor Tahun sebelumnya

(kg).

6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Pasca

Panen Tanaman Pangan Berdasarkan Kebutuhan

Alat dan atau mesin pertanian pasca panen tanaman pangan

adalah peralatan yang dioperasikan dengan motor penggerak

maupun tanpa motor penggerak untuk kegiatan pascapanen

tanaman pangan. Pascapanen meliputi proses pascapanen

berdasarkan Permentan nomor 44 Tahun 2009 tentang

Pedoman Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal

Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices). Rasio ini

dihitung dengan membandingkan jumlah alsintan yang tersedia

untuk pasca panen dengan jumlah kebutuhan alsintan untuk

pasca panen. Tersedia yaitu Alsintan yang dimaksud sudah

diadakan (dilakukan pengadaan), diedarkan dan layak pakai.

Diedarkan adalah penyaluran alat dan atau mesin pertanian di

dalam negeri untuk keperluan paca panen. Layak pakai adalah

kondisi atau keadaan alat dan atau mesin pertanian yang sesuai

standar dan spesifik lokasi sehingga dapat memperoleh kinerja

yang optimal.

7. Rasio Serangan OPT dan DPI Terhadap Luas Tanam

Tanaman Pangan

Luas serangan OPT dan DPI merupakan luas maksimum gagal

panen akibat serangan OPT dan DPI. Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak,

mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian pada

tumbuhan. Perubahan Iklim adalah keadaan cuaca yang

berubah-ubah diluar pengendalian manusia yang berdampak

buruk langsung atau tidak langsung pada usaha pertanian,

seperti banjir, kekeringan, dan serangan OPT. Dampak

Perubahan Iklim (DPI) adalah gangguan atau kondisi kerugian

Page 26: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

24 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dan keuntungan, baik secara fisik maupun sosial dan ekonomi

yang disebabkan oleh cekaman perubahan iklim (Berdasarkan

Penelitian Litbang Pertanian). Rasio serangan dihitung dengan

cara membandingkan jumlah luas serangan OPT dan DPI

Tahun berjalan yang menyebabkan gagal panen dengan luas

tanam tanaman pangan Tahun berjalan. Komoditas yang

dihitung rasionya adalah seluruh komoditas tanaman pangan

nasional, termasuk komoditas ekspor dan komoditas substitusi

impor pada Tahun berjalan.

8. Nilai AKIP Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai AKIP merupakan evaluasi atas implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman

Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Nilai SAKIP diperoleh dari kertas kerja reviu

pendampingan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian atas

evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Tahun 2017 dari tanggal 26 April s.d 3 Mei

2018. Kertas kerja tsb menilai 5 komponen Akuntabilitas Kinerja,

yaitu perencanaan kinerja (bobot 30%), pengukuran kinerja

(bobot 25%), pelaporan kinerja (bobot 15%), Evaluasi Internal

(Bobot 10%), dan Pencapaian sasaran/kinerja organisasi (bobot

20%).

9. Nilai Kinerja Berdasarkan PMK 214 Tahun 2017

Nilai kinerja berdasarkan PMK 249 Tahun 2011 merupakan nilai

akhir hasil perpaduan antara nilai penyerapan anggaran,

realisasi keluaran, konsistensi penyerapan dana terhadap

rencana penarikan dana dan efisiensi penggunaan anggaran.

Nilai Kinerja dianggap Baik jika: 1) Capaian keluaran baik, 2)

Page 27: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

25 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Terdapat efisiensi, 3) Penyerapan sangat baik, dan 4)

Konsistensi sangat baik. Nilai Kinerja dinyatakan dengan angka

dan kategori sebagai berikut:

a. Sangat Baik, nilai kinerja 91 – 100

b. Baik, nilai kinerja 81 – 90

c. Cukup, nilai kinerja 71 – 80

d. Kurang, nilai kinerja 61 – 70

e. Sangat K

10. Indeks Kepuasan Masyarakat Atas Layanan Publik Ditjen

Tanaman Pangan

Nilai Kepuasan Masyarakat diperoleh dari hasil survey

kepuasan masyarakat dari seluruh unit kerja pelayanan publik

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Indeks Kepuasan

Masyarakat dihitung dengan cara menghitung rata-rata hasil

survey kepuasan masyarakat sesuai PermenPAN RB Nomor 16

Tahun 2014 dari seluruh unit kerja pelayanan publik di lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Interval IKM berdasarkan

PermenPAN RB Nomor 16 Tahun 2014 adalah:

1. Nilai persepsi 1 = interval 1,00 – 1,75 (24 – 43,75), Mutu

Pelayanan D (Tidak Baik)

2. Nilai persepsi 2 = interval 1,76 – 2,50 (43,76 – 62,50), Mutu

Pelayanan C (Kurang baik)

3. Nilai persepsi 3 = interval 2,51 – 3,25 (62,51 – 81,25), Mutu

Pelayanan B (Baik)

4. Nilai persepsi 4 = interval 3,26 – 4,00 (81,26 – 100), Mutu

Pelayanan A (Sangat baik)

Page 28: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

26 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 29: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

27 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Indikator Kinerja

Capaian indikator kinerja sasaran program Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2018, dapat dilihat pada Tabel 4. Target indikator kinerja

diklasifikasikan menjadi maximize dan minimize. Pada target

maximize, capaian semakin tinggi jika realisasi semakin tinggi,

sedangkan pada target minimize, capaian semakin tinggi jika

realisasi semakin rendah. Indikator kinerja yang termasuk target

maximize antara lain produksi padi, produksi jagung, produksi

kedelai, pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian

tanaman pangan, Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian

(Alsintan) pascapanen tanaman pangan berdasarkan kebutuhan,

Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian, Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249

Tahun 2011), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan

publik Ditjen TP. Indikator kinerja yang termasuk target minimum

adalah rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam serta

penurunan volume impor untuk produk pertanian tanaman pangan,.

Capaian kinerja dengan indikator target maksimum dilakukan

dengan membagi realisasi terhadap target, dan capaian indikator

kinerja minimum dilakukan dengan membagi target terhadap

realisasi. Tingkat capaian kinerja dikelompokkan berdasarkan

metode scoring dengan kategori sebagai berikut : sangat berhasil

dengan capaian >100%, berhasil dengan capaian 80-100%, cukup

berhasil dengan capaian 60-79%, kurang berhasil dengan capaian

<60%. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen Tanaman

Pangan pada Tabel 4.

Page 30: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

28 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2018

Keterangan: Indikator nomor 5 (capaian 98,81%) dan indikator 7

(capaian 170,07%) menggunakan kategori minimize

1. Produksi Padi

Berdasarkan Aram I Tahun 2018, Produksi padi Tahun 2018

mencapai 83,04 juta ton, atau mencapai 100,65 % dari target

indikator kinerja 82,50 juta ton dan meningkat 2,33% dari

produksi Tahun 2017. Capaian produksi 2018 adalah capaian

tertinggi selama periode RPJMN 2015 – 2019, dan tertinggi

selama 6 Tahun terakhir. Apabila dibandingkan terhadap target

produksi Tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 84,00

juta ton, produksi padi masih harus mengejar peningkatan 0,96

juta ton untuk mencapai target RPJMN. Target dan realisasi

1. Produksi Padi (Juta Ton) 82,50 83,04 100,65 Sangat Berhasil

2. Produksi Jagung (Juta Ton) 30,00 30,06 100,19 Sangat Berhasil

3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 2,20 0,98 44,66 Kurang Berhasil

4. Pertumbuhan volume ekspor

untuk produk pertanian tanaman

pangan (%)

8,00 7,70 96,25 Berhasil

5. Penurunan volume impor untuk

produk pertanian tanaman pangan

(%) *

5,00 5,06 98,81 Berhasil

C. Tersedianya infrastruktur

pertanian pascapanen

tanaman pangan yang

sesuai dengan kebutuhan

6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin

Pertanian (Alsitan) pascapanen

tanaman pangan berdasarkan

kebutuhan (%)

42,50 16,95 39,88 Kurang Berhasil

D. Terkendalinya penyebaran

OPT dan DPI pada tanaman

pangan

7. Rasio serangan OPT dan DPI

terhadap luas tanam tanaman

pangan (%) *

5,00 2,94 170,07 Sangat Berhasil

8. Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan

penilaian Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian (Nilai)

84,00 87,49 104,15 Sangat Berhasil

9. Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK

249 tahun 2011 (Nilai)

73,00 71,42 97,84 Berhasil

F. Meningkatnya kualitas

layanan publik Ditjen

Tanaman Pangan

10. Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) atas layanan publik Ditjen TP

(Indeks)

3,20 3,46 108,13 Sangat Berhasil

KeteranganCapaian

(%)RealisasiNo Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Terpenuhinya kebutuhan

pangan strategis tanaman

pangan

A.

B. Meningkatnya nilai tambah

dan daya saing komoditas

pertanian tanaman pangan

E. Terwujudnya akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah

di lingkungan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

Page 31: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

29 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

produksi padi Tahun 2018 dibandingkan Tahun 2017 dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2018

Terhadap Tahun 2017

Perkembangan produksi padi Tahun 2013-2018 menunjukkan

bahwa terdapat pertumbuhan setiap Tahunnya. Rata-rata

pertumbuhan produksi Tahun 2013-2018 sebesar 4,01%. Target

dan realisasi capaian produksi padi Tahun 2018 dibandingkan

beberapa Tahun sebelumnya (2013-2018) dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2013-2018

Target produksi yang tertuang di Renstra dan IKU sama sebesar

82,5 juta ton dan terealisasi 83,04 juta ton. Target dan realisasi

capaian produksi padi Tahun 2018 dibandingkan target produksi

padi jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada Tabel 7.

TahunTarget

(juta ton)

Realisasi

(juta ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2017 78,13 81,15 103,86 2,28 ATAP

2018 82,50 83,04 100,65 2,33 ARAM 1

TahunTarget

(juta ton)

Realisasi

(juta ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2013 70,57 71,28 101,01 8,39 ATAP

2014 72,34 70,85 97,94 -0,61 ATAP

2015 73,45 75,40 102,65 6,42 ATAP

2016 76,23 79,35 104,10 5,25 ATAP

2017 78,13 81,15 103,86 2,26 ATAP

2018 82,50 83,04 100,65 2,33 ARAM I

4,01Rata -Rata

Page 32: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

30 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 7. Target dan Realisasi Produksi Padi Tahun 2018

terhadap Renstra (Jangka Menengah)

Produksi padi Tahun 2018 terdapat pertumbuhan 2,33%.

Pertumbuhan produksi padi 5 Tahun terakhir juga mengalami

tren kenaikan. Hal ini didukung oleh peningkatan luas panen

dan provitas. Rata-rata pertumbuhan provitas Tahun 2017-2018

yaitu 0,52% dan rata-rata pertumbuhan luas panen 1,8%.

Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan produksi Tahun

2013-2018 pada Tabel 8, dan rincian per provinsi pada lampiran

2,3, dan 4.

Tabel 8. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Padi Tahun 2013-2018

Realisasi

2013 2014 2015 2016 2017 2018 **) 2013-2017 2017-2018

1 Produktvitas (Ku/Ha) 51,52 51,35 53,41 52,36 51,65 51,92 0,09 0,52

2 Luas Panen (juta Ha) 13,84 13,80 14,12 15,16 15,71 15,99 3,27 1,80

3 Produksi (juta Ton) 71,28 70,85 75,40 79,35 81,15 83,04 3,33 2,33

No. UraianRealisasi Tahun* % Pertumbuhan

Keterangan : *) Angka Tetap (ATAP) *) Angka Ramalan I (ARAM I) 2018

Dibanding Tahun 2013, terdapat kenaikan luas panen 2,15 juta

ha dan provitas 0,4 ku/ha di Tahun 2018. Hal ini yang

mendukung peningkatan produksi padi Tahun 2018 sebesar

11,75 juta ton dari Tahun 2013. Gambar perkembangan

produktivitas, luas panen, dan produksi pada Gambar 3.

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 82,50 82,50 83,04 100,65 100,65

Capaian (juta ton)Target (juta ton)Tahun

Realisasi

(juta ton)

Page 33: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

31 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Gambar 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Padi Tahun 2013-2018

Produksi padi sebagai indikator kinerja sasaran program

ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan, yaitu:

A. Produksi Padi

Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi

tanaman serealia. Peningkatan produksi padi Tahun 2018

dipengaruhi oleh peningkatan luas panen 0,55 juta ha dan

peningkatan produktivitas 0,27 ku/ha.

Peningkatan luas panen padi Tahun 2018 dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

1. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) di lahan yang masih

berpotensi antara lain tegalan, lahan perhutani,

perkebunan yang belum menghasilkan, lahan yang belum

13,84 13,80 14,12

15,16 15,71

15,99

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Luas panen padi (juta ha)

51,52 51,35

53,41

52,36

51,56 51,92

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Provitas Padi (ku/ha)

71,28 70,85

75,40

.079 81,15 83,04

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Produksi (juta ton)

Page 34: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

32 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

diusahakan, dan pekarangan. Dokumentasi kegiatan

pada Gambar 4.

2. Percepatan tanam untuk meningkatkan indeks

pertanaman (IP).

3. Penerapan sistem pola tanam tumpangsari

Selain peningkatan luas panen, peningkatan produksi juga

dipengaruhi oleh peningkatan produktivitas. Peningkatan

produktivitas padi di Tahun 2018 dipengaruhi oleh :

1. Penggunaan benih varietas unggul spesifik lokasi

dengan produktivitas tinggi.

2. Peningkatan jumlah populasi tanaman dengan sistem

tanam jajar legowo.

3. Pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta

berimbang dengan pemakaian pupuk organik.

4. Pengelolaan pengairan dengan memanfaatkan sumber

air yang tersedia dan melalui pompanisasi.

5. Penggunaan inovasi teknologi.

6. Optimalisasi sarana prasarana pertanian dan perbaikan

budidaya lainnya.

Page 35: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

33 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Gambar 4. Perluasan Areal Tanam Baru Padi (Integrasi

Kelapa Sawit, Kelapa), dan Tumpangsari

Padi-Jagung dan Padi-Kedelai

Kegiatan utama yang mendukung peningkatan produksi padi

Tahun 2018 melalui APBN Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Budidaya Padi

Kegiatan budidaya padi Tahun 2018 mencakup 9 kegiatan,

yang terdiri atas Kegiatan budidaya padi inbrida sawah,

Kegiatan budidaya padi inbrida eks cetak sawah,

Pengembangan budidaya padi khusus lainnya,

Page 36: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

34 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pengembangan budidaya padi sub optimal spesifik lokasi,

mina padi, Budidaya padi gogo/lahan kering,

pengembangan desa pertanian organik padi, peningkatan

produksi padi berbasis korporasi, dan budidaya padi rawa.

Dokumentasi pengembangan padi lahan kering/gogo pada

Gambar 5.

Target kegiatan utama padi adalah 1.240.250 ha dengan

pagu Rp652.152.775.000. Realisasi fisik kegiatan utama

padi sampai keadaan Desember mencapai 1.080.114 ha

(87,09%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp568.066.330.540, atau (87,11%) terhadap

pagu.

Realisasi tanam kegiatan budidaya padi 860.231 ha dengan

realisasi panen 185.500 ha.

Gambar 5. Pengembangan Padi Pada Lahan Kering

Page 37: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

35 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

Peningkatan produktivitas padi dipengaruhi oleh pemupukan

seperti penggunaan pupuk organik. Oleh karena itu, Tahun

2018 dilaksanakan kegiatan UPPO sebanyak 1.000 unit.

Adapun kegiatan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

telah realisasi 987 unit (98,70%) dari sasaran 1.000 unit

dengan realisasi keuangan mencapai Rp194.856.097.133,

(97,43%) terhadap pagu Rp200.000.000.000.

B. Rasio Benih Padi

Rasio benih padi yang tersedia sebelum masa tanam

selesai terhadap total benih yang dibutuhkan

Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengelolaan Sistem

Penyediaan Benih Tanaman.

Benih padi yang tersedia sebelum masa tanam selesai

adalah 184.073 ton sedangkan total benih padi yang

dibutuhkan 407.370 ton sehingga rasio benih yang tersedia

sebelum masa tanam selesai terhadap total benih yang

dibutuhkan adalah 45,19% dari target 61%. Keberhasilan

capaian ini mendorong penggunaan benih unggul

bersertifikat dalam berbudiaya padi, yang menjadi salah

satu kunci peningkatkan produktivitas.

Penyediaan benih padi sangat berpengaruh terhadap

peningkatan produksi padi. Penyediaan benih padi di

lapangan didukung oleh beberapa kegiatan perbenihan

yang semakin mantap, antara lain:

1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi adalah

294 ha dengan pagu Rp9.637.642.000. Realisasi fisik

mencapai 294 ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi

Page 38: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

36 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

keuangan mencapai Rp9.284.651.925, (96,34%)

terhadap pagu.

2. Bantuan Benih Pusat (Padi Inbrida)

Target bantuan benih pusat adalah 1.145.000 ha dengan

pagu Rp333.337.500.000, Realisasi fisik mencapai

1.079.194 ha (94,25%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp323.993.079.573, (97,20%)

terhadap pagu.

Bantuan benih padi tersebut telah ditanam seluas

1.079.194 ha dan sampai saat ini telah panen 863.355

ha.

3. Pengenalan Budidaya Padi Varietas Unggul Baru

Alokasi kegiatan Pengenalan Bubidaya Padi Varietas

Unggul Baru seluas 5.000 ha dengan pagu anggaran

senilai Rp. 15.262.500.000,-. Realisasi fisik sampai

dengan bulan akhir Desember 2018 adalah mencapai

5.000 ha atau 100,00 % dari sasaran dan realisasi

keuangannya adalah Rp. 15.262.500.000,- atau

mencapai 100,00 % dari pagu anggaran.

4. Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan Berbasis

Koorporasi

Alokasi kegiatan Pengembangan Perbenihan Tanaman

Pangan Berbasis Koorporasi seluas 8.000 ha dengan

pagu anggaran senilai Rp. 14.952.000.000. Realisasi fisik

sampai dengan bulan akhir Desember 2018 adalah

mencapai 7.776,4 ha atau 97,21 % dari sasaran dan

realisasi keuangannya adalah Rp. 13.951.050.250,- atau

mencapai 93,31% dari pagu anggaran.

Page 39: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

37 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Produksi Jagung

Berdasarkan Aram I Tahun 2018, produksi jagung Tahun 2018

mencapai 30,06 juta ton, atau mencapai 100,19 % dari target

indikator kinerja 30,00 juta ton dan meningkat 3,91% dari

produksi Tahun 2017. Capaian produksi 2018 adalah capaian

tertinggi selama periode RPJMN 2015 – 2019, dan tertinggi

selama 6 Tahun terakhir. Apabila dibandingkan terhadap target

produksi Tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 33,00

juta ton, produksi jagung masih harus mengejar peningkatan 3

juta ton untuk mencapai target RPJMN. Target dan realisasi

Tahun 2018 dibanding Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2018

Terhadap Tahun 2017

Perkembangan produksi jagung Tahun 2013-2018

menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan setiap tahunnya.

Pertumbuhan tertinggi pada Tahun 2017 (22,67%) dan 2016

(20,22). Rata-rata pertumbuhan produksi jagung Tahun 2013-

2018 sebesar 9,60%. Target dan realisasi capaian produksi

jagung Tahun 2013-2018 dilihat pada Tabel 10.

TahunTarget

(Juta Ton)

Realisasi

(Juta Ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2017 25,20 28,92 114,78 22,66 ATAP

2018 30,00 30,06 100,19 3,91 ARAM 1

Page 40: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

38 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 10. Target dan Realisasi Produksi Jagung Tahun 2018

dibandingkan Tahun 2013-2017

Sumber data:

Target 2013 - 2014 Renstra 2010-2014

Target 2015 - 2016 Renstra Revisi I

Target 2017 - 2018 Renstra Revisi 2

Target produksi jagung yang tertuang di Renstra dan IKU

sama sebesar 30,00 juta ton dan terealisasi 30,06 juta ton.

Target dan realisasi capaian Tahun 2018 dibandingkan target

produksi jagung jangka menengah (Renstra) dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11. Target dan realisasi produksi Jagung Tahun 2018

Terhadap Renstra (Jangka Menengah)

Produksi jagung Tahun 2018 terdapat pertumbuhan 3,91%.

Pertumbuhan produksi jagung 5 Tahun terakhir juga

mengalami tren kenaikan. Hal ini didukung oleh peningkatan

luas panen dan provitas. Rata-rata pertumbuhan provitas

Tahun 2013-2018 yaitu 0,27% dan rata-rata pertumbuhan luas

panen 3,64%. Pertumbuhan produktivitas, luas panen, dan

produksi Tahun 2013-2018 pada Tabel 12.

TahunTarget

(Juta Ton)

Realisasi

(Juta Ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2013 19,83 18,51 93,35 4,94 ATAP

2014 19,00 19,01 100,04 2,68 ATAP

2015 20,31 19,61 96,57 3,18 ATAP

2016 24,00 23,58 98,24 20,22 ATAP

2017 26,00 28,92 111,25 22,67 ATAP

2018 30,00 30,06 100,19 3,91 ARAM I

9,60 Rata -Rata

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 30,00 30,00 30,06 100,19 100,19

Capaian (juta ton)Target (juta ton)Tahun

Realisasi

(juta ton)

Page 41: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

39 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 12. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Jagung Tahun 2013-2018

Keterangan : *) Angka Tetap (ATAP) **) Angka Ramalan I (ARAM I) 2018

Dibanding Tahun 2013, terdapat kenaikan luas panen 1,91 juta

ha dan provitas 3,97 ku/ha di Tahun 2018. Hal ini yang

mendukung peningkatan produksi jagung Tahun 2018 sebesar

11,55 juta ton dari Tahun 2013. Gambar perkembangan

produktivitas, luas panen, dan produksi pada Gambar 6.

Gambar 6. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

Produksi Jagung Tahun 2013-2018

.048.050

.052

.053.052 .052

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Provitas Jagung (ku/ha)

004 004 004004

006 006

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Luas Panen (juta ha)

.019 .019 .020 .024

.029 .030

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Produksi jagung (juta ton)

Realisasi

2013 2014 2015 2016 2017 2018 **) 2013-2017 2017-2018

1 Produktvitas (Ku/Ha) 48,44 49,54 51,78 53,05 52,27 52,41 1,94 0,27

2 Luas Panen (juta Ha) 3,82 3,84 3,79 4,44 5,53 5,73 10,24 3,64

3 Produksi (juta Ton) 18,51 19,01 19,61 23,58 28,92 30,06 12,19 3,91

No. UraianRealisasi Tahun*) % Pertumbuhan

Page 42: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

40 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Produksi jagung sebagai indikator kinerja sasaran program

ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan, yaitu :

A. Produksi Jagung

Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi

tanaman serealia. Peningkatan produksi jagung Tahun 2018

dipengaruhi oleh peningkatan luas panen 0.2 juta ha dan

peningkatan produktivitas 0.14 ku/ha.

Peningkatan luas panen jagung Tahun 2018 dipengaruhi

oleh:

1. Penambahan areal tanam baru yang belum pernah

ditanami jagung (PATB).

2. Percepatan tanam untuk meningkatkan indeks

pertanaman (IP)

Dokumentasi peningkatan luas tanam melalui PATB dan

tumpangsari pada Gambar 7.

Selain dipengaruhi luas panen, peningkatan produksi jagung

Tahun 2018 juga dipengaruhi oleh peningkatan

produktivitas. Beberapa hal yang mempengaruhi

produktivitas sebagai berikut:

1. Penggunaan benih varietas unggul spesifik lokasi

dengan produktivitas tinggi.

2. Peningkatan jumlah populasi tanam melalui jarak tanam

yang lebih rapat.

3. Pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta

berimbang dengan pemakaian pupuk organik.

4. Pengelolaan pengairan.

5. Penggunaan inovasi teknologi.

Page 43: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

41 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

6. Optimalisasi sarana prasarana pertanian dan perbaikan

budidaya lainnya.

Gambar 7. Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Jagung di

Kebun, Lahan Eks Tambang, Integrasi Sawit dan

Kelapa, Serta Tumpangsari Jagung-Padi

Jagung-Kedelai

Page 44: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

42 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kegiatan yang mendukung peningkatan produksi jagung

Tahun 2018 melalui APBN Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Budidaya Jagung

Kegiatan budidaya jagung Tahun 2018 mencakup 6

kegiatan, yang terdiri atas kegiatan budidaya jagung

hibrida varietas umum 2, budidaya jagung hibrida varietas

litbang/umum 3, budidaya jagung komposit, budidaya

jagung hibrida lahan marginal, pilot project jagung

berbasis koperasi, dan peningkatan produksi jagung

melalui varietas unggul baru (VUB).

Target kegiatan budidaya jagung adalah 2.805.800 ha

dengan pagu Rp1.905.713.388.750. Realisasi fisik

(SP2D) sampai keadaan Desember mencapai 2.704.480

ha (96,39%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp1.806.388.295.234, (94,79%) terhadap

pagu.

Realisasi tanam jagung 1.820.583 ha dengan realisasi

panen 448.173 ha

B. Rasio Benih Jagung

Rasio benih jagung yang tersedia sebelum masa tanam

selesai terhadap total benih yang dibutuhkan (80.30%)

Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengelolaan Sistem

Penyediaan Benih Tanaman

Benih jagung yang tersedia sebelum masa tanam selesai

adalah 35.490 ton, sedangkan total benih jagung yang

dibutuhkan 121.855 ton, sehingga rasionya adalah 29,12%

dari target 80,30%. Keberhasilan capaian ini mendorong

peningkatan produksi jagung dengan penggunaan benih

unggul bersertifikat dalam berbudiaya jagung.

Page 45: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

43 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Penyediaan benih jagung sangat berpengaruh terhadap

peningkatan produksi jagung. Penyediaan benih jagung di

lapangan didukung oleh beberapa kegiatan perbenihan,

antara lain:

1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber jagung

adalah 93 ha dengan pagu Rp1.648.601.000. Realisasi

fisik mencapai 93 ha (100%) terhadap sasaran dan

realisasi keuangan mencapai Rp1.612.001.764, (97,78%)

terhadap pagu.

2. Desa Mandiri Benih Jagung

Target Fasilitasi Desa Mandiri Benih Jagung adalah 8 unit

dengan pagu Rp2.400.000.000. Realisasi fisik mencapai

8 unit (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp1.707.345.000, (71,14%) terhadap pagu.

Realisasi tanam dari fasilitasi DMB jagung adalah 40 ha

dan belum ada yang panen.

3. Produksi Kedelai

Berdasarkan Aram I Tahun 2018, Produksi kedelai Tahun 2018

mencapai 0,98 juta ton, atau mencapai 44,66% dari target

indikator kinerja 2,20 juta ton dan meningkat 82,39% dari

produksi Tahun 2017. Capaian produksi 2018 adalah capaian

tertinggi selama periode RPJMN 2015 – 2019, dan tertinggi

selama 6 Tahun terakhir. Apabila dibandingkan terhadap target

produksi Tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 2,80

juta ton, produksi kedelai masih harus mengejar peningkatan

1,82 juta ton untuk mencapai target RPJMN. Suatu

peningkatan yang membutuhkan upaya terobosan yang luar

biasa, dengan pertimbangkan permasalahan budidaya kedelai

selama ini, harga kedelai di tingkat petani relatif rendah dan

Page 46: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

44 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kebijakan impor kedelai dengan harga yang murah. Target dan

realisasi produksi kedelai Tahun 2018 dibandingkan Tahun

2017 dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Target dan Realisasi Produksi Kedelai Tahun 2018

dibandingkan Tahun 2017

Perkembangan produksi kedelai Tahun 2013-2018

menunjukkan bahwa terdapat kenaikan dan penurunan.

Pertumbuhan terjadi pada Tahun 2014 (22,44%), 2015

(0,86%), dan 2018 (82,39%). Rata-rata pertumbuhan produksi

kedelai Tahun 2013-2018 sebesar 11,52%. Target dan

realisasi capaian produksi kedelai Tahun 2013-2018 dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Target dan Realisasi Capaian Produksi KEdelai

Tahun 2018 dibandingkan Tahun 2013-2018

Sumber data:

Target 2013 s.d 2014 Renstra 2010 2014

Target 2015 s.d 2016 Renstra Revisi I

Target 2017 s.d 2018 Renstra Revisi 2

TahunTarget

(Juta ton)

Realisasi

(Juta ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2017 1,20 0,54 44,89 -37,36 ATAP

2018 2,20 0,98 44,66 82,39 ARAM 1

TahunTarget

(Juta Ton)

Realisasi

(Juta Ton)

Capaian

(%)

Pertumbuhan

(%)Keterangan

2013 1,50 0,78 52,00 (7,14) ATAP

2014 1,00 0,95 95,50 22,44 ATAP

2015 1,20 0,96 80,27 0,86 ATAP

2016 1,10 0,86 78,15 (10,75) ATAP

2017 1,20 0,54 44,89 (37,33) ATAP

2018 2,20 0,98 44,66 82,39 ARAM I

11,52 Rata -Rata

Page 47: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

45 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Target produksi kedelai yang tertuang di Renstra dan IKU

sama sebesar 2,2 juta ton dan terealisasi 0,98 juta ton. Target

dan realisasi capaian produksi kedelai Tahun 2018

dibandingkan target jangka menengah (Renstra) dapat dilihat

pada Tabel 15.

Tabel 15. Target dan Realisasi Capaian Produksi Kedelai

Tahun 2018 dibandingkan Target Jangka Menengah

(Renstra)

Produksi kedelai Tahun 2018 terdapat pertumbuhan 82,39%.

Pertumbuhan produksi kedelai 5 Tahun terakhir juga

mengalami tren kenaikan. Hal ini didukung oleh peningkatan

luas panen. Untuk provitas terjadi penurunan sebesar 4,62%,

namun terjadi pertumbuhan luas panen 91,22%. Pertumbuhan

produktivitas, luas panen, dan produksi kedelai Tahun 2013-

2018 pada Tabel 16, dan rincian per provinsi pada lampiran 8,

9, dan 10.

Tabel 16. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Kedelai Tahun 2013-2018

Keterangan : *) Angka Tetap (ATAP)

**) Angka Ramalan I (ARAM I) 2018

Dibanding Tahun 2013, terdapat kenaikan luas panen 0,13 juta

ha dan provitas 0,28 ku/ha di Tahun 2018. Hal ini yang

mendukung peningkatan produksi jagung Tahun 2018 sebesar

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 2,20 2,20 0,98 44,66 44,66

Capaian (%)Target (juta ton)Tahun

Realisasi

(juta ton)

Realisasi

2013 2014 2015 2016 2017 2018 **) 2013-2017 2017-2018

1 Produktvitas (Ku/Ha) 14,16 15,51 15,68 14,90 15,14 14,44 1,82 (4,62)

2 Luas Panen (juta Ha) 0,55 0,62 0,61 0,58 0,36 0,68 (8,21) 91,22

3 Produksi (juta Ton) 0,78 0,95 0,96 0,86 0,54 0,98 (6,20) 82,39

No. UraianRealisasi Tahun*) % Pertumbuhan

Page 48: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

46 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

0,2 juta ton dari Tahun 2013. Gambar perkembangan

produktivitas, luas panen, dan produksi pada Gambar 8.

Gambar 8. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Kedelai Tahun 2013-2018

Produksi kedelai sebagai indikator kinerja sasaran program

ditunjang oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan, yaitu:

A. Produksi Kedelai

Indikator ini menjadi indikator kegiatan pengelolaan produksi

tanaman aneka kacang dan umbi. Produksi kedelai Tahun

2018 dipengaruhi oleh peningkatan luas panen 0,68 juta ha

dan peningkatan produktivitas 14,44 ku/ha.

Kegiatan yang mendukung peningkatan produksi kedelai

Tahun 2018 melalui APBN Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, adalah sebagai berikut:

.014

.016 .016

.015.015

.014

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Provitas Kedelai (ku/ha)

001001 001 001

000

001

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Luas Panen (juta ha)

.001.001 .001

.001

.001

.001

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Produksi Kedelai (juta ton)

Page 49: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

47 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

1. Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kedelai

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kedelai

Tahun 2018 seluas 546.586 ha dengan pagu

Rp520.349.872.000. Realisasi fisik penyaluran adalah

543.473 ha (99,43%) dengan serapan anggaran

Rp517.383.877.000, (98,43%).

Realisasi tanam fasilitasi kedelai sampai dengan akhir

Desember 2018 adalah 412.741 ha, dengan luas panen

248.149 ha. Terdapat carry over yang akan ditanam pada

Bulan Januari 2019 seluas 23.176 ha. Terdapat

pengembalian ke Kas Negara seluas 102.310 ha dan

tidak terserap 3.112 ha.

Produksi kedelai Tahun 2018 meningkat 82.39% dari

Tahun 2017, namun capaian produksi tersebut belum

mencapai target yang ditetapkan. Beberapa

permasalahan yang menyebabkan tidak tercapainya

target produksi kedelai sebagai berikut:

1. Permasalahan pada aspek kebijakan

a. Adanya perubahan rencana penganggaran, yang

semula direncanakan fasilitasi bantuan berupa

kegiatan peningkatan produksi kedelai seluas

1.000.000 direvisi menjadi 546.586 ha yang

dialokasikan pada DIPA 2018 (revisi bulan Juli

2018).

b. Perubahan kebijakan ini tidak diikuti dengan

pengurangan target produksi kedelai nasional.

c. Kebijakan impor yang semakin meningkat

volumenya dan murahnya harga kedelai impor akan

semakin melemahkan daya saing kedelai lokal.

Page 50: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

48 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Pemasalahan pada aspek produksi

a. Terjadi carry over karena musim tanam lewat,

perubahan iklim dan permasalahan teknis lainnya,

untuk komoditas kedelai seluas 23.176 ha, yang

direncanakan ditanam pada bulan Januari 2019.

Selain itu terdapat pengembalian/setor ke Kas

Negara seluas 102.310 ha dan tidak terserap 3.112

ha.

Kendala iklim yang terjadi pada Tahun 2018 adalah

musim kemarau s.d bulan Nopember, sehingga di

beberapa wilayah yang seharusnya kedelai dapat

ditanam pada awal Oktober, mundur hingga

Desember, namun sebagian petani memilih tanam

padi di bulan Desember karena alasan air yang

cukup. Kondisi ini menyebabkan kedelai mundur

tanam/carry over pada Tahun 2019.

b. Terbatasnya ketersediaan benih unggul bermutu

baik dari segi jumlah maupun kualitas saat

diperlukan.

c. Kurangnya minat petani menanam kedelai karena

keuntungannya (insentif yang didapatkan) relatif

kecil, sehingga petani kurang mempunyai daya

saing yang kompetitif terhadap produk pertanian

lainnya.

d. Ketersediaan alat, khususnya peralatan panen,

pascapanen, dan sarana gudang penyimpanan

yang masih sangat terbatas.

e. Ketersediaan teknologi yang bersifat spesifik lokasi,

dan rendahnya adopsi teknologi di tingkat petani.

Page 51: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

49 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

f. Ketiadaan jaminan pemasaran hasil kedelai,

menyebabkan harga jual kedelai di tingkat petani

rendah.

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara

lain:

1. Dalam menetapkan sasaran produksi komoditas

kedelai ke depan harus mempertimbangkan hasil

capaian produksi dan produktivitas Tahun

sebelumnya.

2. Penetapan Harga Pokok Penjualan (HPP) kedelai

petani sesuai Permendag No. 27 Tahun 2017 dengan

harga Rp 8.500,- dan penugasan Perum Bulog untuk

membeli kedelai dengan harga acuan dan HPP jika

harga pasar di bawah harga acuan atau HPP sesuai

Perpres No. 48 Tahun 2016.

3. Program tumpang sari Padi-Kedelai atau Jagung-

Kedelai pada TA 2019.

4. Penanaman kedelai menggunakan pola tanam yang

disesuaikan dengan karakter wilayah dan musim

serta mempertimbangkan kearifan lokal yang ada.

5. Melakukan koordinasi dengan produsen dan

penangkar benih dalam penyediaan dan penyaluran

benih.

6. Memantapkan persiapan pelaksanaan kegiatan

kedelai di tingkat kelompok tani, Dinas Pertanian

Kabupaten, Provinsi, Pusat dan stakeholder yang

terkait.

7. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan, bekerjasama

dengan perkebunan dan kehutanan dalam

Page 52: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

50 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

memanfaatkan lahan untuk meningkatkan indeks

pertanaman, sehingga meningkatkan produksi.

8. Meningkatkan peran penyuluh di tingkat petani agar

mempercepat adopsi teknologi oleh petani.

9. Kelembagaan petani dan kelompok tani lebih

diberdayakan terutama dalam menjaga komitmen

bisnis dengan industri, sehingga ada kepastian dalam

pemasaran hasil dengan jaminan harga yang lebih

baik.

10. Meningkatkan sosialisasi, bimbingan dan

pendampingan terhadap upaya-upaya efisiensi usaha

tani dalam peningkatan produktivitas/produksi

kedelai, khususnya pada daerah-daerah sentra

produksi dalam upaya peningkatan daya saing.

11. Perbaikan infrastruktur jaringan pemasaran, akses

sistem informasi harga dan pemasaran yang akurat

dan mudah didapat, mempercepat pengembangan

agribisnis pola kemitraan dengan stakeholder terkait;

12. Mendorong konsistensi daerah untuk melaporkan

pelaksanaan kegiatan secara rutin.

13. Pencitraan kedelai nasional melalui program branding

dan labelling kedelai nasional yang sudah dimulai

oleh Ditjen Tanaman Pangan bekerjasama dengan

berbagai pihak seperti menyelenggarakan festival

dan promosi produk olahan kedelai.

B. Rasio Benih Kedelai

Rasio benih kedelai yang tersedia sebelum masa tanam

selesai terhadap total benih yang dibutuhkan

Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengelolaan Sistem

Penyediaan Benih Tanaman.

Page 53: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

51 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Benih kedelai yang tersedia sebelum masa tanam selesai

adalah 22.149 ton, sedangkan total benih kedelai yang

dibutuhkan 36.925 ton, sehingga rasionya adalah 59,98%

dari target 36,50%. Keberhasilan capaian ini mendorong

penggunaan benih unggul bersertifikat dalam berbudiaya

kedelai, yang menjadi salah satu kunci peningkatkan

produktivitas.

Penyediaan benih kedelai yang memenuhi kriteria 6 Tepat

sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi kedelai.

Penyediaan benih kedelai di lapangan didukung oleh

beberapa kegiatan perbenihan, antara lain:

1. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber kedelai

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber kedelai

adalah 205 ha dengan pagu Rp3.447.825.000. Realisasi

fisik mencapai 199 ha (97,07%) terhadap sasaran dan

realisasi keuangan mencapai Rp3.264.785.635, (94,69%)

terhadap pagu.

2. Desa Mandiri Benih Kedelai

Target Fasilitasi Desa Mandiri Benih kedelai adalah 200

unit/2.000 ha dengan pagu Rp35.000.000.000. Realisasi

fisik mencapai 191 unit/1,910 ha (95,50%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp33.089.822.113, (94,54%) terhadap pagu.

Realisasi tanam dari fasilitasi DMB kedelai adalah 900 ha

dengan luas panen 277 ha.

Page 54: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

52 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

4. Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian

Tanaman Pangan

Data volume ekspor untuk produk pertanian tanaman pangan,

khususnya ubi jalar dan kacang tanah diambil dari data

Pusdatin Kementerian Pertanian. Volume ekspor ubi jalar,

2018 adalah 10.856 ton, dan volume ekspor kacang tanah

sebesar 5.439 ton. Perhitungan pertumbuhan volume ekspor

secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 17.

Kacang tanah dan ubi jalar merupakan komoditas unggulan

tanaman pangan yang berdaya saing ekspor. Malaysia,

Hongkong, dan Amerika Serikat merupakan Negara importir

produk segar kacang tanah asal Indonesia. Sedangkan

Jepang, Malaysia, dan Singapura merupakan tiga negara

terbesar pengimpor ubi jalar segar.

Tabel 17. Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Tanaman

Pangan Tahun 2018

Indikator pertumbuhan volume ekspor produk tanaman pangan

Tahun 2018 adalah 7,70%, yang artinya ekspor produk

tanaman pangan Tahun 2018 mencapai 96,26% dari target

8.00% di Tahun 2017 atau dengan kata lain volume ekspor

2018 masih dibawah Tahun 2017. Komoditas ubi jalar

mengalami capaian ekspor 7,79% dan kacang tanah 7,52%

jika dibandingkan dengan target 8%.

2018 2017

1 Ubi Jalar 10.856 11.142 7,79 -

2 Kacang Tanah 5.439 5.786 7,52 -

16.295 16.928 7,70 8

Target PK

2018

Jumlah

Volume (ton)

KomoditasNo

Pertumbuhan

Volume Ekspor

2018

Page 55: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

53 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 18. Persentase Realisasi Ekspor Produk Tanaman

Pangan (Kacang Tanah dan Ubi Jalar) Tahun 2018

Terhadap Target 2018

Target dan realisasi ekspor produk pertanian (ubi jalar dan

kacang tanah) sesuai dengan target IKU Tahun 2018 dapat

dilihat pada Tabel 18. Realisasi capaian ekspor produk

pertanian (khususnya ubi jalar dan kacang tanah) Tahun 2018

dibandingkan Tahun 2013-2018 dapat dilihat pada Tabel 19

dan 20. Rincian ekspor ubi jalar dan kacang tanah per kode HS

Tahun 2013-2015 pada lampiran 11 dan 12.

Target dan realisasi pertumbuhan ekspor produk tanaman

pangan Tahun 2018 terhadap target jangka menengah

(Renstra) dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 19. Pertumbuhan Ekspor Produk Ubi Jalar

Tahun 2013-2018

TahunVolume Ekspor

Ubi Jalar (ton)

Pertumbuhan

(%)

2013 9.797 1,53

2014 9.593 -2,08

2015 11.873 23,77

2016 9.539 -19,66

2017 11.142 16,80

2018 10.856 -2,57

2,97Rata -Rata

Volume ekspor ubi jalar Tahun 2013-2018 terjadi pertumbuhan

sebesar 2,97%, tertinggi pada Tahun 2015 (23,77%), dan

Tahun 2017 (16,80%).

TahunTarget

(%)

Realisasi

(%)

Capaian

(%)

2018 8,00 7,70 96,25

Page 56: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

54 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 20. Pertumbuhan Ekspor Produk Kacang Tanah

Tahun 2013-2018

Pertumbuhan volume ekspor kacang tanah terjadi pada Tahun

2015 sebesar 42,66%, sedangkan secara keseluruhan ekspor

kacang tanah Tahun 2013-2018 terjadi penurunan 1,62%.

Target ekspor Tahun 2013 s.d 2016 tidak tersedia karena

Ditjen P2HP bergabung dengan Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2016. Sedangkan target IKU pertumbuhan volume

ekspor produk tanaman pangan menjadi PK Direktur Jenderal

Tanaman Pangan mulai Tahun 2018. Tahun sebelumnya tidak

menjadi PK Dirjen Tanaman.

Tabel 21. Target dan Realisasi Pertumbuhan Volume Ekspor

Produk Tanaman Pangan Tahun 2018 Terhadap

Target Jangka Menengah (Renstra)

Target pertumbuhan volume ekspor yang tertuang di Renstra

dan IKU sama sebesar 8,0 % dan terealisasi 7,7%.

Tahun

Volume Ekspor

Kacang Tanah

(ton)

Pertumbuhan

(%)

2013 6.414 -6,21

2014 6.292 -1,90

2015 8.976 42,66

2016 6.387 -28,84

2017 5.786 -9,41

2018 5.439 -6,00

-1,62Rata -Rata

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 8,00 8,00 7,70 96,25 96,25

Capaian (%)Target (%)Tahun

Realisasi

(%)

Page 57: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

55 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Dibanding Tahun 2013, terdapat kenaikan volume ekspor ubi

jalar Tahun 2018 sebesar 1.059 ton dari Tahun 2013,

sedangkan kacang tanah terjadi penurunan volume ekspor

sebesar 975 ton dari Tahun 2013. Gambar perkembangan

volume ekspor ubi jalar dan kacang tanah pada Gambar 9.

Gambar 9. Perkembangan Volume Ekspor Ubi Jalar dan

Kacang Tanah Tahun 2013-2018

2013 2014 2015 2016 2017 2018

9797,0 9593,0

11873,0

9539,0 11142,0 10856,0

Volume Eskpor Ubi Jalar (ton)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

6.414 6.292

8.976

6.387 5.786 5.439

Volume Ekspor Kc. tanah (ton)

Selain 2 komoditas ekspor diatas, untuk ekspor jagung Tahun

2018 mengalami peningkatan hampir enam kali lipat atau

627% dibandingkan Tahun 2017, hal ini disebabkan dukungan

kebijakan pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi

dan indeks pertanaman jagung. Penanganan pascapanen

yang baik menjadi salah satu penyebab meningkatnya kualitas

jagung, sehingga berdaya saing. Tujuan Ekspor terbesar

jagung Tahun 2018 adalah ke beberapa negara antara lain

Filipina, Malaysia dan Jepang. Pertumbuhan volume ekspor

jagung dapat dilihat pada Tabel 22.

Page 58: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

56 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 22. Pertumbuhan Ekspor Produk Jagung

Tahun 2013-2018

Pertumbuhan ekspor produk tanaman pangan tidak mencapai

target, karena:

1. Penerapan labelisasi maupun standardisasi di Indonesia

masih sangat kurang.

2. Kurangnya pengembangan komoditas yang bernilai tambah.

3. Daya saing produk dalam negeri untuk mancanegara belum

optimal dan masih perlu ditingkatkan.

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain :

1. Kebijakan ekspor untuk labelisasi dan mendorong pelaku

usaha untuk meningkatkan mutu hasil produksi kacang

tanah dan ubi jalar sesuai standar.

2. Pembinaan kelompok dalam pengolahan hasil yang bernilai

tambah agar memenuhi standar mutu ekspor.

3. Peningkatan daya saing produk dalam negeri dengan

branding dan labelling.

Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk Pertanian

Tanaman Pangan sebagai indikator kinerja sasaran program

TahunVolume Ekspor

Jagung (ton)

Peningkatan

(%)

2013 20.495 -71,08

2014 44.843 118,80

2015 250.831 459,35

2016 41.875 -83,31

2017 47.002 12,24

2018 341.522 626,61

177,10Rata -Rata

Page 59: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

57 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ditunjang oleh lima indikator kinerja sasaran kegiatan yang

berada di 3 kegiatan, yaitu:

1. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Terpenuhinya kebutuhan perbenihan tanaman pangan untuk

komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 2 indikator

yaitu:

a. Rasio Benih Ubi Jalar yang tersedia sebelum masa

tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan.

Benih Ubi Jalar yang tersedia sebelum masa tanam

selesai adalah 1.000.000 stek, sedangkan total benih ubi

jalar yang dibutuhkan 2.391.975.300 stek, sehingga

Rasio benih ubi jalar yang tersedia sebelum masa tanam

tehadap total benih yang dibutuhkan adalah 0,04% dari

target 5,5%.

b. Rasio Benih Kacang Tanah yang tersedia sebelum masa

tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan

Benih kacang tanah yang tersedia sebelum masa tanam

selesai adalah 20 ton, sedangkan total benih kacang

tanah yang dibutuhkan 37.411 ton, sehingga Rasio Benih

Kacang Tanah yang tersedia sebelum masa tanam

terhadap total benih yang dibutuhkan adalah 0,05 % dari

target 10,5%.

2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Meningkatnya produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi

kayu, ubi jalar dan talas, ada 2 indikator yaitu:

Page 60: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

58 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

a. Produksi Ubi Jalar

Berdasarkan data ARAM I BPS 2018, produksi ubi jalar

nasional Tahun 2018 adalah sebesar 2,03 juta ton atau

84,94% dari target nasional (2,39 juta ton). Produksi ubi

jalar 2018 meningkat 6,28 % dari produksi Tahun 2017

(1,91 juta ton).

b. Produksi Kacang Tanah

Berdasarkan data ARAM I BPS 2018, produksi kacang

tanah nasional Tahun 2018 adalah sebesar 0,51 juta ton

atau 80,95% dari target nasional (0,63 juta ton), dan

meningkat 3,43% dari produksi Tahun 2017 (0,50 juta

ton).

3. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan untuk komoditas ekspor dan pengendali impor, ada

1 indikator yaitu:

a. Rasio Komoditas Ekspor Tanaman Pangan yang ditolak

Negara tujuan terhadap total komoditas ekspor per

Negara tujuan (kualitas tidak memenuhi persyaratan) (5

komoditas/Negara tujuan.

Berdasarkan data Notification of Non-Compliance (NNC)

untuk produk tanaman pangan Tahun 2018 tidak

ditemukan atau dengan kata lainnya tidak ada

komoditas ekspor tanaman pangan yang ditolak oleh

Negara tujuan ekspor.

Kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekspor tanaman

pangan Tahun 2018 melalui APBN Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, adalah sebagai berikut:

Page 61: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

59 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

1. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Ubi Jalar

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Ubi Jalar

Tahun 2018 seluas 500 ha dengan pagu Rp300.000.000.

Realisasi fisik penyaluran adalah 500 ha (100%) dengan

serapan anggaran Rp300.000.000, (100%).

Realisasi tanam fasilitasi ubi jalar sampai dengan akhir

desember 2018 adalah 500 ha, dengan realisasi panen

149 ha.

2. Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Palawija

Target Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber palawija

adalah 8 ha dengan pagu Rp163.680.000. Realisasi fisik

mencapai 8 ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp157.654.250. (94,49%) terhadap

pagu.

5. Penurunan Volume Impor Untuk Produk Pertanian Tanaman

Pangan

Data volume impor produk pertanian tanaman pangan untuk ubi

kayu dan kacang hijau, diambil dari data Pusdatin Kementerian

Pertanian.

Volume impor 2018 untuk kacang hijau 97.226 ton, ubi kayu

375.898 ton. Perhitungan pertumbuhan volume impor secara

lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Penurunan Volume Impor Produk Tanaman Pangan

Tahun 2018

2018 2017

1 Ubi Kayu 375.898 388.822 4,83 -

2 Kacang Hijau 97.226 78.786 6,17 -

473.124 467.608 5,06 5

Target PK

2018

Jumlah

Volume (Ton)KomoditasNo

Penurunan

Volume Impor

Tahun 2018

Page 62: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

60 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Indikator penurunan volume impor produk tanaman pangan

Tahun 2018 adalah 5,06%, yang artinya adanya kenaikan

impor Tahun 2018, tidak dapat memenuhi impor maksimum

yang ditargetkan, sehingga capaiannya 98,81% dibandingkan

target 5%.

Capaian penurunan impor Tahun 2018 dibandingkan target

2018 dapat dilihat pada Tabel 24. Penurunan volume impor

ubi kayu Tahun 2013-2018 dapat dilihat pada Tabel 25.

Penurunan volume impor kacang hijau Tahun 2013-2018 dapat

dilihat pada Tabel 26. Rincian impor ubi kayu dan kacang hijau

per kode HS Tahun 2013-2018 pada lampran 13 dan 14.

Target dan realisasi capaian penurunan impor Tahun 2018

dibandingkan target jangka menengah (Renstra) dapat dilihat

pada Tabel 27.

Tabel 24 Persentase Target dan Realisasi Impor Produk

Pertanian Tahun 2018

Tabel 25. Penurunan Volume Impor Ubi Kayu

Tahun 2013-2018

TahunTarget

(%)

Realisasi

(%)Capaian (%)

2018 5,00 5,06 98,81

Tahun

Volume Impor

Ubi Kayu

(Ton)

Penurunan

(%)

2013 220.189 71,45

2014 365.085 -65,81

2015 600.163 -64,39

2016 642.667 -7,08

2017 388.823 39,50

2018 375.898 3,32

Page 63: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

61 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Penurunan volume impor ubi kayu Tahun 2013-2018 sebesar

3,32%. Penurunan tertinggi pada Tahun 2017 sebesar 39,50%.

Tabel 26. Penurunan Volume Impor Kacang Hijau

Tahun 2013-2018

Rata-rata impor kacang hijau Tahun 2013-2018 mengalami

kenaikan, meskipun Tahun 2015 pernah mengalami penurunan

yang cukup signifikan sampai 48,37%. Tahun 2018 terjadi

kenaikan impor sebesar 23,41%.

Target impor Tahun 2013 sd 2016 tidak tersedia karena

Direktorat Jenderal P2HP baru bergabung dengan Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2016. Sedangkan target IKU

penurunan volume impor produk tanaman pangan menjadi PK

Direktur Jenderal Tanaman Pangan mulai Tahun 2018. Tahun

sebelumnya tidak menjadi PK Dirjen Tanaman.

Tabel 27. Target dan Realisasi Penurunan Volume Impor

Produk Tanaman Pangan Tahun 2018 Terhadap

Target Jangka Menengah (Renstra)

Tahun

Volume Impor

Kacang Hijau

(Ton)

Penurunan

(%)

2013 95.587 -44,36

2014 87.580 8,38

2015 45.214 48,37

2016 64.736 -43,18

2017 78.786 -21,70

2018 97.226 -23,41

-12,65Rata -Rata

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 5,00 5,00 5,06 98,81 98,81

Capaian (%)Target (%)Tahun

Realisasi

(%)

Page 64: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

62 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Target penurunan volume impor yang tertuang di Renstra dan

IKU sama sebesar 5,0 % dan terealisasi 5,06%.

Impor kacang hijau Tahun 2018 terjadi kenaikan 1.639 ton dari

Tahun 2013. Impor ubi kayu Tahun 2018 juga terjadi kenaikan

sebesar 155.709 ton dari Tahun 2013. Gambar perkembangan

volume ekspor ubi jalar dan kacang tanah pada Gambar 10.

Gambar 10. Perkembangan Volume Impor Ubi Kayu dan

Kacang Hijau Tahun 2013-2018

2013 2014 2015 2016 2017 2018

95.587 87.580

45.214

64.736 78.786

97.226

Volume Impor Kacang Hijau (ton)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

220.189

365.085

600.163 642.667

388.823 375.898

Volume Impor Ubi Kayu (ton)

Penurunan impor produk tanaman pangan tidak mencapai

target, dikarenakan kenaikan impor tanaman pangan,

khususnya ubi kayu dan kacang hijau yang disebabkan oleh:

1. Masih rendahnya produksi kacang hijau dan ubi kayu dalam

negeri.

2. Upaya – upaya peningkatan budidaya di tingkat hulu hingga

penanganan di hilir masih kurang.

3. Negara pesaing menawarkan harga dan mutu yang lebih

kompetitif dari produk dalam negeri agar bisa memasuki

pasar Indonesia yang sangat diminati mancanegara

4. Kurangnya promosi produk kacang hijau dan ubi kayu

Page 65: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

63 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut, antara lain:

1. Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas tanaman

pangan yang berdaya saing.

2. Pengembangan teknik budidaya, infrastruktur,

kelembagaan, dan sarana pemasaran komoditas tanaman

pangan.

3. Meningkatkan mutu produk kacang hijau dan ubi kayu.

4. Promosi produk pertanian di dalam negeri.

Penurunan volume impor untuk Produk Pertanian Tanaman

Pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang

oleh lima indikator kinerja sasaran kegiatan yang berada di 3

kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan Pengelolaan Sistem Perbenihan

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Terpenuhinya kebutuhan perbenihan tanaman pangan untuk

komoditas ekspor dan pengendali impor, ada 2 indikator

yaitu:

a. Rasio Benih ubi kayu yang tersedia sebelum masa tanam

selesai terhadap total benih yang dibutuhkan.

Benih Ubi kayu yang tersedia sebelum masa tanam

selesai adalah 64.000 stek, sedangkan total benih ubi

kayu yang dibutuhkan 5.504.074.000 stek, sehingga

rasionya adalah 0,001% dari target 5,5%.

b. Rasio Benih kacang hijau yang tersedia sebelum masa

tanam selesai terhadap total benih yang dibutuhkan

Benih kacang hijau yang tersedia sebelum masa tanam

selesai adalah 32.76 ton, sedangkan total benih kacang

hijau yang dibutuhkan 4.867 ton, sehingga rasionya

adalah 0,67% dari target 10.5%.

Page 66: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

64 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang

dan Umbi

a. Produksi Ubi kayu untuk komoditas substitusi impor (20,9

juta ton)

Berdasarkan ARAM I BPS 2018, produksi ubi kayu

nasional Tahun 2018 adalah sebesar 19,34 juta ton atau

92,54% dari target nasional (20,90 juta ton), dan

meningkat 1,52% dari produksi Tahun 2017 (19,05 juta

ton).

b. Produksi Kacang hijau

Berdasarkan ARAM I BPS 2018, produksi kacang hijau

nasional Tahun 2018 adalah sebesar 0,23 juta ton atau

36,51% dari target nasional (0,28 juta ton), dan menurun

4,17% dari produksi Tahun 2017 (0,24 juta ton).

3. Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan pada Sasaran Kegiatan

Meningkatnya pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan untuk komoditas ekspor dan pengendali impor, ada

1 indikator yaitu: Rasio penurunan impor produk pangan

segar tanaman pangan tahun berjalan terhadap tahun

sebelumnya.

Rasio penurunan impor produk pangan segar tanaman pangan

untuk komoditas kacang hijau, ubi kayu, kacang tanah, ubi jalar

Tahun 2018 adalah minus 24,75% (Tahun 2018 sebesar

291.635 kuintal sedangkan Tahun 2017 sebesar 363.822

kuintal). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada penurunan

impor, justru terjadi kenaikan impor, khususnya untuk kacang

tanah dan kacang hijau. Sedangkan untuk ubi jalar mengalami

penurunan impor.

Page 67: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

65 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kegiatan yang mendukung penurunan impor tanaman pangan

Tahun 2018 melalui APBN Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, adalah sebagai berikut:

1. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang

Hijau

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi Kacang

hijau Tahun 2018 seluas 5.000 ha dengan pagu

Rp3.128.000.000. Realisasi fisik penyaluran adalah 4.975

ha (99,50%) dengan serapan anggaran Rp3.103.400.000,

(99.21%).

Realisasi tanam fasilitasi kacang hijau sampai dengan akhir

Desember 2018 adalah 4.435 Ha dan realisasi panen seluas

2.003 ha.

2. Fasilitasi Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi ubi kayu

Seluas 1.500 ha

Fasilitas Bantuan Saprodi Peningkatan Produksi ubi kayu

Tahun 2018 seluas 1.500 ha dengan pagu Rp900.000.000.

Realisasi fisik penyaluran adalah 1.500 ha (100%) dengan

serapan anggaran Rp900.000.000, (100,00%).

Realisasi tanam fasilitasi ubi kayu sampai dengan akhir

Desember 2018 adalah 1.500 Ha dan realisasi panen seluas

75 ha.

6. Rasio Ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)

Pascapanen Tanaman Pangan Berdasarkan Kebutuhan

Salah satu sarana untuk meningkatan infrastruktur pertanian

adalah melalui penyaluran alat mesin pertanian pascapanen.

Bantuan pemerintah berupa sarana pascapanen bertujuan

untuk membantu petani dalam meningkatkan jumlah produksi,

efisiensi kerja, dan kualitas produk pertanian.

Page 68: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

66 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Ketersediaan alsintan pascapanen sangat penting untuk

mendukung indikator kinerja utama Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan. Untuk mengetahui rasio ketersediaan

alsintan pascapanen harus dilakukan analisis kebutuhan

alsintan pascapanen tanaman pangan terlebih dahulu.

Kemudian dilakukan perbandingan antara kebutuhan dengan

pengadaan alsintan pasca panen tanaman pangan.

Ketersediaan ditunjukkan dengan yang sudah diadakan

(dilakukan pengadaan, diedarkan/didistribusikan dan layak

pakai).

Rasio ketersediaan alsintan pascapanen tanaman pangan

berdasar kebutuhan yaitu 16,95%. Kebutuhan alsintan

pascapanen sebanyak 302.816 unit, sedangkan alsintan

pascapanen yang tersedia sebanyak 51.325 unit. Apabila

dibandingkan dengan target kinerja Tahun 2018 (42,5%) baru

tercapai 39,88%. Rasio ketersediaan alsintan pascapanen

berdasar kebutuhan terlihat pada Tabel 28.

Belum tercapainya kebutuhan alsintan dikarenakan proses

pengadaan bertahap menyesuaikan dengan ketersediaan

anggaran (APBN). Untuk mendukung penyediaan alsintan

pascapanen, Tahun 2019 dilakukan pengadaan alsintan

sebanyak 8.105 unit melalui APBN. Selain itu perlu dukungan

dari APBD dalam rangka mencapai ketersediaan alsintan yang

dibutuhkan.

Page 69: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

67 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 28. Rasio Ketersediaan Alsintan Pascapanen Tanaman

Pangan Berdasar Kebutuhan Tahun 2018

1 Combine Harvester 54.316 18.323 33,73

2 Corn Sheller 75.439 13.027 17,27

3 Corn Combine Harvester Besar 39.389 1.216 3,09

4 Power Thresher / Power Threser Multiguna 133.672 18.759 14,03

302.816 51.325 16,95

Ketersediaan

(unit)

Rasio

(%)No

Jumlah

Kebutuhan

(unit)Jenis Sarana Pasca Panen

Terlihat bahwa jumlah alsintan yang tersedia masih jauh dari

kebutuhan. Untuk memenuhi kekurangan kebutuhan tersebut,

Tahun 2018 dilakukan pengadaan sarana pascapanen

tanaman pangan yang terbagi atas pengadaan pusat dan

pengadaan tugas pembantuan (TP) provinsi. Total pengadaan

sarana pascapanen Tahun 2018 sejumlah 12.617 unit

(96,62%) dari target pengadaan sebanyak 13.059 unit. Target

dan realisasi pengadaan sarana pascapanen Tahun 2018

seperti pada Tabel 29.

Tabel 29. Target dan Realisasi Pengadaan Sarana

Pascapanen Tahun 2018

No Pengadaan Target (Unit) Realisasi (Unit) Capaian (%)

1 Pusat 8.760 8.461 96,59

2 Daerah 4.299 4.156 96,67

13.059 12.617 96,62 Total

Target pengadaan sarana pascapanen pengadaan pusat

sebanyak 8.760 unit dan terealisasi sejumlah 8.461 unit

(96,59%). Target pengadaan sarana pascapanen tanaman

pangan pengadaan daerah (Tugas Pembantuan Provinsi),

Page 70: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

68 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

sebanyak 4.299 unit dan terealisasi sejumlah 4.156 unit

(96,67%).

Target rasio ketersediaan Alsintan pasca panen tanaman

pangan berdasarkan kebutuhan yang tertuang di Renstra dan

IKU sama sebesar 42,5% terealisasi 16,95%. Target dan

Realisasi ketersediaan alsintan pascapanen dibanding target

jangka menengah pada Tabel 30.

Tabel 30. Target dan Realisasi Capaian Rasio Ketersediaan

Alsintan Pascapanen Tahun 2018 dibandingkan

dengan Target Jangka Menengah (Renstra)

Alsintan yang disediakan dari Tahun ke Tahun secara umum

mengalami peningkatan. Jenis alsintan yang tersedia dan

paling banyak dibutuhkan antara lain Power Thresher dan

Power Thresher Multiguna, Corn Sheller, dan Combine

Harvester. Rincian alsintan yang tersedia Tahun 2013-2018

dapat dilihat pada Tabel 31.

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 42,50 42,50 16,95 39,88 39,88

Capaian (%)Target (%)Tahun

Realisasi

(%)

Page 71: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

69 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 31. Rincian Alsintan Yang Tersedia Tahun 2013-2018

Alsintan yang tersedia Tahun 2018 paling besar dibandingkan

Tahun sebelumnya. Bagan alsintan yang disediakan Tahun

2013-2018 dapat dilihat pada Gambar 11. Rincian bantuan

alsintan pascapanen padi, jagung, dan kedelai Tahun 2013-

2018 pada lampiran 15, 16, dan 17.

Gambar 11. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen (Unit)

Tahun 2013 – 2018

1 Combine Harvester Kecil - 148 3,060 6,281 789 130 10,408

2 Combine Harvester Sedang - - - 2,884 853 102 3,839

3 Combine Harvester Besar 19 32 125 428 2,634 572 3,810

4 Vertical Dryer Padi 19 29 166 5 17 735 971

5 Vertical Dryer Jagung 8 236 1 5 66 316

6 Flat Bed Dryer Jagung 8 33 - - 41

7 Flat Bed Dryer Kedelai 55 - - - 55

8 Power Thresher - - - 3,103 319 3,141 6,563

9 Power Thresher Multiguna 310 201 1,654 6,500 868 2,150 11,683

10 Corn Sheller 25 - 2,220 6,276 2,258 2,000 12,779

11 Corn Combine Harvester - 25 177 126 500 828

12 Rice Milling Unit 203 144 1,142 - 31 97 1,617

647 554 8,661 25,655 7,900 12,617 56,034 Total

No Jenis AlsintanTahun

2013 2014 2015Jumlah

2016 2017 2018

Page 72: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

70 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kegiatan yang mendukung Rasio Ketersediaan Alat Mesin

Pertanian (Alsintan) Pascapanen Tanaman Pangan

Berdasarkan Kebutuhan Tahun 2018 melalui APBN Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, adalah Alokasi Fasilitas Alsintan

Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2018 sebanyak 13.059

unit dengan pagu Rp1.831.998.712.600. Realisasi fisik

penyaluran adalah 12.617 unit (96.62%) dengan serapan

anggaran Rp1.659.589.863.163, (90,59%).

7. Rasio Serangan OPT dan DPI Terhadap Luas Tanam

Tanaman Pangan

Rasio luas serangan OPT utama dan DPI Tahun 2018

berdasarkan luas terkena untuk tanaman pangan padi, jagung,

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar

sebesar sebesar 2,94% atau mencapai 170,07% dari target

serangan 5%. Jika dibandingkan dengan rasio luas serangan

OPT utama dan DPI Tahun 2017 (3,75%), terjadi penurunan

rasio serangan sebesar 21,60%. Total luas serangan OPT dan

DPI seluas 713.482 ha dari luas tanaman sebesar 24.231.750

ha. Perhitungan rasio serangan OPT utama dan DPI secara

lengkap dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Rasio Luas Serangan OPT Utama dan DPI

Tahun 2018

OPT DPI

1 Padi 308.753 337.199 645.952 16.294.808 3,96

2 Jagung 21.016 35.293 56.309 5.908.296 0,95

3 Kedelai 3.480 3.505 6.985 738.496 0,95

4 Kacang Tanah 1.217 100 1.317 349.865 0,38

5 Kacang Hijau 447 29 476 194.676 0,24

6 Ubi Kayu 1.546 528 2.074 662.378 0,31

7 Ubi Jalar 370 1 371 83.231 0,45

336.827 376.655 713.482 24.231.750 2,94 Jumlah

Luas Serangan (ha) Luas Serangan

OPT dan DPI

(Ha)

Luas Tanam

(ha)

Rasio

Serangan

(%)

No Komoditas

Page 73: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

71 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Dari luas serangan OPT dan DPI tersebut, luas pertanaman

yang mengalami puso (gagal panen) akibat OPT dan DPI

seluas 99.160 ha (dari luas serangan 713.482 ha) dalam

hamparan luas tanam 24.231.750 ha. Perhitungan rasio luas

gagal panen akibat serangan OPT dan DPI secara lengkap

dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Rasio Luas Gagal Panen Akibat Serangan OPT dan

DPI Tahun 2018

Dibandingkan Tahun 2017, target dan realisasi rasio serangan

OPT dan DPI Tahun 2018 capaiannya lebih tinggi (mencapai

170,07%) dibandingkan capaian Tahun 2017 (133,33%).

Target dan realisasi rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2018

dibandingkan Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Target dan Realisasi Rasio serangan OPT dan DPI

Tahun 2018 dibanding Tahun 2017

Rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2018 merupakan rasio

paling rendah (2,94%) dibanding 5 Tahun sebelumnya. Rasio

OPT DPI

1 Padi 3.237 90.037 93.274 16.294.808 0,57

2 Jagung 181 4.553 4.734 5.908.296 0,08

3 Kedelai 109 925 1.034 738.496 0,14

4 Kacang Tanah - 28 28 349.865 0,01

5 Kacang Hijau - - - 194.676 -

6 Ubi Kayu - 90 90 662.378 0,01

7 Ubi Jalar - - - 83.231 -

3.527 95.633 99.160 24.231.750 0,41

Luas

Tanam (ha)

Rasio Gagal

Panen OPT

dan DPI (%)

Jumlah

No Komoditas

Luas Puso/Gagal

Panen (ha)Gagal Panen

OPT dan DPI

(ha)

TahunTarget

(%)

Realisasi

(%)

Capaian

(%)

2017 5 3,75 133,33

2018 5 2,94 170,07

Page 74: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

72 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam Tahun 2013-2018

untuk tanaman pangan dapat dilihat pada Tabel 35. Rasio

serangan OPT dan DPI Tahun 2013-2018 per provinsi pada

lampiran 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24.

Tabel 35. Rasio Serangan OPT dan DPI Tahun 2013-2018

Target rasio luas serangan OPT dan DPI Tahun 2018 yang

tertuang di IKU sudah sesuai dengan target yang tertuang di

Renstra. Target dan realisasi capaian rasio luas serangan OPT

dan DPI Tahun 2018 terhadap target jangka menengah

(Renstra) dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36. Target, Realisasi dan Capaian Tahun Berjalan VS

Target Jangka Menengah Renstra Rasio Serangan

OPT dan DPI Terhadap Luas Tanam Tanaman

Pangan

Penurunan rasio serangan OPT dan DPI Tahun 2018 sebesar

2,22% dari Tahun 2013, dan merupakan rasio terendah

Tahun

Luas Serangan

OPT dan DPI

(Ha)

Luas Tanam

(Ha)

Rasio serangan Thd

Luas Tanam (%)

2013 1.049.716 20.355.635 5,16

2014 1.087.404 20.149.482 5,40

2015 1.236.367 20.389.367 6,06

2016 997.159 23.744.648 4,20

2017 905.228 23.440.349 3,75

2018 713.482 24.231.750 2,94

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 5,00 5,00 2,94 170,07 170,07

Capaian TargetTahun Realisasi

Page 75: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

73 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

5.16 5.40

6.06

4.20 3.75

2.94

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Rasio serangan OPT&DPI Tahun 2013-2018

dibandingkan Tahun-Tahun sebelumnya. Grafik rasio serangan

OPT dan DPI Tahun 2013-2018 dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Rasio Serangan OPT dan DPI Tanaman Pangan

Tahun 2013 - 2018

Keberhasilan penekanan luas serangan OPT dan DPI

dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan penguatan perlindungan

tanaman, pengendalian OPT melalui pengamatan dan

pengendalian sedini mungkin, bantuan pestisida sebagai

trigger, penguatan kelembagaan perlindungan, antisipasi dan

mitigasi DPI, dan terobosan-terobosan kegiatan perlindungan

seperti Dem Area Budidaya Tanam Sehat dan Dem Area DPI.

Rasio Serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman

pangan sebagai indikator kinerja sasaran program ditunjang

oleh dua indikator kinerja sasaran kegiatan Penguatan

Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme

Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, yaitu:

1. Rasio luas serangan OPT terhadap luas tanaman pangan

Luas serangan OPT utama tanaman pangan adalah

336.827 ha dari luas total tanaman pangan 24.231.750 ha,

sehingga capaian rasionya adalah 1,39% dari target 3%.

Page 76: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

74 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Rasio luas serangan DPI terhadap luas tanaman pangan

Luas serangan DPI adalah 376.655 ha dari luas total

tanaman pangan 24.231.750 ha, sehingga capaian rasionya

adalah 1,55% dari target 2%.

Kegiatan yang mendukung Rasio Serangan OPT dan DPI

terhadap luas tanam tanaman pangan Tahun 2018 melalui

APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, adalah sebagai

berikut:

1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

Target kegiatan kegiatan PPHT padi, jagung, kedelai adalah

10.845 ha dengan pagu Rp18.895.756.000. Realisasi fisik

kegiatan PPHT mencapai 10.770 ha (99.31%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp18.707.562.000, (99,00%) terhadap pagu.

2. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)

Target kegiatan kegiatan PPDPI adalah 400 ha dengan

pagu Rp1.853.825.000. Realisasi fisik kegiatan PPDPI

mencapai 400 ha (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp1.845.250.000, (99,54%) terhadap

pagu.

3. Gerakan Pengendalian OPT

Target kegiatan Gerakan Pengendalian OPT adalah 863 kali

dengan pagu Rp5.609.500,000. Realisasi fisik kegiatan

Gerakan Pengendalian OPT mencapai 862 kali (99,88%)

terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp5.566.160.000, (99.23%) terhadap pagu.

4. Penguatan Agroekosistem

Target kegiatan Penguatan Agroekosistem adalah 2.695 ha

dengan pagu Rp1.333.500,000. Realisasi fisik kegiatan

Page 77: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

75 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

mencapai 2,685 ha (98,16%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp1.311.250.000, (98,33%) terhadap

pagu.

5. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI

Target kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan

DPI adalah 34.000 ha dengan pagu Rp60.680.000.000.

Realisasi fisik kegiatan mencapai 34.000 ha (100%)

terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp60.680.000.000, (100%) terhadap pagu.

6. Pengadaan Pestisida

Target pengadaan pestisida adalah 3 paket dengan pagu

Rp33.311.500.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 3

paket (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp33.280.941.000, (99,91%) terhadap pagu.

7. Handsprayer

Target pengadaan handsprayer adalah 1.700 unit dengan

pagu Rp900.000.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai

1.700 unit (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp 853.550.000 (94,84%) terhadap pagu.

8. Motor Operasional POPT

Target pengadaan motor operasional POPT adalah 1.043

unit dengan pagu Rp24.571.201.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 1.043 unit (100%) terhadap sasaran dan

realisasi keuangan mencapai Rp24.443.782.000, (99,48%)

terhadap pagu.

9. Mobil Operasional LPHP

Target pengadaan mobil operasional LPHP adalah 85 unit

dengan pagu Rp15.892.049.000. Realisasi fisik kegiatan

mencapai 85 unit (100%) terhadap sasaran dan realisasi

Page 78: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

76 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

keuangan mencapai Rp15.499.259.600, (97,53%) terhadap

pagu.

10. Petani Pengamat

Target perekrutan petani pengamat adalah 3.923 orang

dengan pagu Rp14.122.800.000. Realisasi fisik mencapai

3.923 orang (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp13.290.000.000, (94,10%) terhadap

pagu.

8. Nilai AKIP Ditjen TP Berdasarkan Penilaian Inspektorat

Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai AKIP merupakan evaluasi atas implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Berdasarkan Kertas Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Unit

Kerja, SAKIP Ditjen Tanaman Pangan 2017 mendapatkan nilai

87,49 (A/Memuaskan) atau mencapai 104,15% dari target

indikator kinerja 2018 sebesar 84.

Komponen perencanaan kinerja mencapai nilai 24,86 dari bobot

30%. Pengukuran kinerja mencapai nilai 23,65 dari bobot 25%.

Pelaporan kinerja mencapai nilai 14,16 dari bobot 15%. Evaluasi

Internal mencapai nilai 8,50 dari bobot 10%. Pencapaian

sasaran/kinerja mencapai nilai 16,33 dari bobot 20%. Total nilai

dari keseluruhan komponen tersebut menjadi nilai SAKIP Ditjen

Tanaman Pangan 2017. Perolehan nilai SAKIP dari Tahun 2015

sd 2017 untuk setiap komponen dapat dilihat pada tabel 37.

Page 79: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

77 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 37. Perolehan Nilai SAKIP Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2015-2017

NO KOMPONEN 2015 2016 2017

1 Perencanaan Kinerja 22,31 24,88 24,86

2 Pengukuran Kinerja 17,08 21,25 23,65

3 Pelaporan Kinerja 14,72 14,72 14,16

4 Evaluasi Kinerja 8,25 8,38 8,50

5 Capaian Kinerja 12,77 12,77 16,33

TARGET IKU/PK - - 84,00

NILAI SAKIP 75,13 82,00 87,49

Dari Tahun 2015 s.d 2017, nilai SAKIP mengalami peningkatan

rata-rata 7,92% khususnya pada komponen pengukuran kinerja.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh dorongan untuk memperoleh

predikat SAKIP A. Berdasarkan KemenPAN&RB Tahun 2016,

prasyarat memperoleh SAKIP A antara lain kontribusi unit kerja

yang semakin besar, komitmen pimpinan tertinggi, cascading

kinerja, rencana aksi pencapaian kinerja, dan penggunaan

aplikasi sistem informasi kinerja berbasis elektronik. Wujud

rencana aksi peningkatan Sakip lingkup tanaman pangan adalah

sebagai berikut :

1. Cascading IKU Eselon I s.d IV Lingkup Ditjen Tanaman

Pangan (Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/

RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 68/Permentan/RC.020/12/2016 tentang

Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Pertanian

Tahun 2015-2019)

2. Revisi Renstra Eselon I dan II Lingkup Ditjen Tanaman

Pangan (Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Nomor 86/HK.310/C/9/2018 tentang Perubahan atas

Page 80: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

78 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

3. Aplikasi E SAKIP sebagai media elektronik untuk menyajikan

data dan informasi aspek perencanaan, pengukuran,

pelaporan dan evaluasi

4. Aplikasi KRISNA sebagai media elektronik untuk pengisian

RENJA untuk memastikan komponen dan sub komponen

kegiatan mendukung sasaran program Ditjen Tanaman

Pangan.

5. Laporan Kinerja berdasarkan IKU dan RENSTRA revisi.

Kegiatan yang mendukung capaian Nilai AKIP Ditjen TP Tahun

2018 melalui APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, adalah

sebagai berikut:

1. Layanan Perencanaan

Target layanan perencanaan adalah 12 bulan dengan pagu

Rp99.614.708.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 12

bulan (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp67.875.478.666, (68,14%) terhadap pagu.

2. Layanan Keuangan dan Perlengkapan

Target layanan keuangan dan perlengkapan adalah 12 bulan

dengan pagu Rp13.287.390.000. Realisasi fisik kegiatan

mencapai 12 bulan (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp11.789.878.423, (88,73%) terhadap

pagu.

3. Layanan Umum

Target layanan umum adalah 12 bulan dengan pagu

Rp18.694.219.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 12

Page 81: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

79 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

bulan (100%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp18.151.092.017, (97,10%) terhadap pagu.

4. Layanan Evaluasi dan Pelaporan

Target layanan evaluasi dan pelaporan adalah 12 bulan

dengan pagu Rp4.939.741.000. Realisasi fisik kegiatan

mencapai 12 bulan (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp4.544.894.699, (92,05%) terhadap

pagu.

9. Nilai Kinerja (NK) Berdasarkan PMK 249 Tahun 2011

Terdapat perubahan peraturan terkait metode penghitungan nilai

kinerja yang semula berdasarkan PMK 249 Tahun 2011, berganti

menjadi PMK 214 Tahun 2017 tentang pengukuran dan evaluasi

kinerja anggaran atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran

kementerian Negara/lembaga. Berdasarkan peraturan terbaru,

Nilai kinerja Unit Eselon I/Penanggung jawab program bukan

hanya dihitung dari capaian aspek implementasi, tetapi juga

memperhitungkan capaian keluaran program (aspek manfaat),

dan rata-rata nilai kinerja Satker. Sementara Nilai Kinerja K/L

dihitung berdasarkan nilai kinerja aspek manfaat yakni capaian

sasaran strategis dan nilai kinerja rata-rata unit Eselon I.

Nilai Kinerja Ditjen Tanaman Pangan 71,42 atau mencapai

97,84% dari target indikator kinerja 2018 sebesar 73%. Nilai ini

diperoleh langsung dari dashboard aplikasi Monev SMART

(Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu) Kementerian

Keuangan. Nilai Kinerja berdasarkan PMK 214 Tahun 2017 ini

merupakan hasil perhitungan dengan membandingkan beberapa

komponen indikator antara lain capaian keluaran program (10%),

penyerapan anggaran (91,39%), konsistensi penyerapan

anggaran terhadap perencanaan (74,42%), capaian sasaran

program (100,00%), dan rata-rata nilai satker (67,23%), dan

realisasi volume keluaran (98,58%).

Page 82: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

80 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Jika dibandingkan nilai kinerja Tahun sebelumnya yang masih

menggunakan PMK 249, Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2017

memperoleh nilai 84,08 dan 2016 memperoleh nilai 71,94.

Penilaian kinerja baru dimulai Tahun 2016 meskipun aplikasi ini

sudah dikembangkan sejak 2011.

Nilai kinerja yang masih rendah ini disebabkan oleh adanya

metode perhitungan yang baru sesuai PMK 214/2017 yang

memperhitungkan nilai rata-rata kinerja satker, sementara itu

sebagian besar satker nilainya rendah disebabkan oleh adanya

salah satu output yang tidak memiliki indikator output pada

kegiatan 1763.633 (perbenihan) akibat tidak melakukan

penginputan indikator tersebut pada aplikasi perencanaan. Untuk

itu, dibutuhkan koordinasi dengan tim perencanaan tingkat pusat

maupun propinsi agar dapat melakukan penginputan indikator

output secara lengkap sesuai dengan pengembangan aplikasi

SMART yang baru.

10. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Layanan Publik

Ditjen Tanaman Pangan

Metode penilaian IKM pada Tahun 2018 mengalami perubahan

dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya. Pada periode

2014 – 2017 penilaian IKM menggunakan 14 unsur berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/Permentan/

OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Kepuasan

Masyarakat di Lingkungan Kementerian Pertanian. Perubahan

unsur penilaian pada Tahun 2018 menjadi 9 unsur berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/PPERMENTAN/

OT/080/4/2018 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat

Unit Kerja Pelayanan Publik Lingkup Kementerian Pertanian.

Berdasarkan Permentan Nomor 19/PERMENTAN/OT/080/4/2018,

nilai IKM terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan 2018

mencapai 3,46 atau mencapai 108,13% dari target indikator

Page 83: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

81 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kinerja 3,2 dan meningkat 2,37% dari IKM 2017. Perhitungan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik

Ditjen Tanaman Pangan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel

38.

Tabel 38. Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik

Ditjen Tanaman Pangan ditunjang oleh dua indikator kinerja

sasaran kegiatan, yaitu:

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai

Besar PPMB-TPH

Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengembangan

Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu

Laboratorium Pengujian Benih. IKM Balai Besar PPMB-TPH

Tahun 2018 mencapai 3,54 atau 108,59% dari target 3,26.

2. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas layanan publik

BBPOPT

Indikator ini menjadi indikator kegiatan Pengembangan

Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan.

IKM Balai Besar PPMB POPT Tahun 2018 mencapai 3,37

atau 96,29 % dari target 3,5.

Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018 naik 0,08

dibanding Tahun 2017. Realisasi Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan Tahun

2018 terhadap Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 39.

No Unit Kerja Nilai IKM

1 Balai Besar PPMB-TPH 3,54

2 Balai Besar POPT 3,37

3,46Rata -Rata IKM DJTP

Page 84: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

82 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 39. Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018

dibandingkan Tahun 2017

Secara umum IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013-2018

mengalami kenaikan. Realisasi capaian Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen Tanaman

Pangan Tahun 2013-2018 dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40. Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2013-2018

Target IKM yang ada di IKU sama dengan target yang tertuang di

Renstra, yaitu 3,2. Target dan realisasi capaian Tahun 2018

terhadap target jangka menengah (Renstra) atas Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Layanan Publik Ditjen

Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 41.

Tahun IKM BBPPMB-TPH IKM BBPOPTRata-Rata IKM

Ditjen TP

2017 3,26 3,50 3,38

2018 3,54 3,37 3,46

Tahun IKM BBPPMB-TPH IKM BBPOPTRata-Rata IKM

Ditjen TP

2013 3,15 3,52 3,34

2014 3,16 3,50 3,33

2015 3,16 3,51 3,33

2016 3,23 3,49 3,36

2017 3,26 3,50 3,38

2018 3,54 3,37 3,46

Page 85: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

83 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 41. Target dan Realisasi IKM Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2018 terhadap Target Jangka Menengah

(Renstra)

Keberhasilan capaian IKM terhadap Layanan Publik Ditjen

Tanaman Pangan disebabkan oleh:

1. Peningkatan pelayanan yang diberikan oleh Balai Besar

sehingga memberikan tingkat kepuasan yang cukup tinggi

bagi pelanggan/costumer.

2. Peningkatkan kompetensi petugas pelaksana pelayanan

melalui bimbingan teknis, pelatihan, inhouse training, dan

lain-lain

Kegiatan yang mendukung Keberhasilan capaian IKM terhadap

Layanan Publik Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018 melalui

APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, adalah sebagai

berikut:

1. Pelayanan Pengujian Mutu Benih

Target kegiatan Pelayanan Pengujian Mutu Benih adalah

1.000 sampel dengan pagu Rp163.600.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 1.295 sampel (129.50%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp163.339.400,

(99,84%) terhadap pagu.

2. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)

Target kegiatan Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi

(PUP) adalah 1 sertifikat dengan pagu Rp75.450.000.

Realisasi fisik kegiatan mencapai 1 sertifikat (100%) terhadap

IKU RENSTRA IKU RENSTRA

2018 3,20 3,20 3,46 108,13 108,13

Capaian TargetTahun Realisasi

Page 86: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

84 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp75.228.800,

(99,71%) terhadap pagu.

3. Penyelenggaraan Uji Profisiensi

Target kegiatan Penyelenggaraan Uji Profisiensi adalah 35

laboratorium dengan pagu Rp159.750.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 55 laboratorium (157,14%) terhadap

sasaran dan realisasi keuangan mencapai Rp159.589.300,

(99,90%) terhadap pagu.

4. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Target kegiatan Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen

Mutu Laboratorium adalah 8 laboratorium dengan pagu

Rp158.900.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 8

laboratorium (100%) terhadap sasaran dan realisasi

keuangan mencapai Rp158.855.600, (99,97%) terhadap

pagu.

5. Bimbingan Teknis

Target kegiatan bimbingan teknis adalah 30 orang dengan

pagu Rp198.265.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 40

orang (133,33%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp198.087.500, (99,91%) terhadap pagu.

6. Penyelenggaraan Pelatihan P3OPT

Target kegiatan Penyelenggaraan pelatihan P3OPT adalah

60 orang dengan pagu Rp294.700.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 60 orang (100%) terhadap sasaran dan

realisasi keuangan mencapai Rp294.583.100, (99,96%)

terhadap pagu.

7. Penyelenggaraan Pelatihan Agens Hayati

Target kegiatan Penyelenggaraan pelatihan agens hayati

adalah 30 orang dengan pagu Rp150.690.000. Realisasi fisik

Page 87: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

85 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kegiatan mencapai 30 orang (100%) terhadap sasaran dan

realisasi keuangan mencapai Rp 150.440.000,- (99,83%)

terhadap pagu.

8. Penyediaan isolat agens hayati

Target kegiatan Penyediaan isolat agens hayati adalah 7.000

test tube dengan pagu Rp 155.415.000. Realisasi fisik

kegiatan mencapai 8.211 test tube (117%) terhadap sasaran

dan realisasi keuangan mencapai Rp155.402.000 (99,99%)

terhadap pagu.

9. Pelayanan pengujian sampel agens hayati, penyakit, dan

molekuler

Target kegiatan Pelayanan pengujian sampel agens hayati,

penyakit, dan molekuler adalah 94 pengujian dengan pagu

Rp173.415.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 164

pengujian (174%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp173.361.960, (99,97%) terhadap pagu.

10. Bimbingan teknis pengamatan dan pengendalian OPT

Target kegiatan bimbingan teknis adalah 31 kab/kota dengan

pagu Rp87.842.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 42

kab/kota (133,33%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan

mencapai Rp 86.976.300, (99,01%) terhadap pagu.

11. Bimbingan teknis pengembangan peramalan spesifik lokasi

Target kegiatan bimbingan teknis pengembangan peramalan

spesifik lokasi adalah 24 provinsi dengan pagu

Rp310.687.000. Realisasi fisik kegiatan mencapai 29 provinsi

(121%) terhadap sasaran dan realisasi keuangan mencapai

Rp 310.548.165, (99,96%) terhadap pagu.

Page 88: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

86 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3.2. Capaian Kinerja Lainnya

1. Capaian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Hasil penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 dengan nilai 4,32

atau dengan Kategori Level “Terkelola dan Terukur”.

Pengukuran dilakukan terhadap 25 fokus penilaian maturitas.

Dengan tingkat maturitas “Terkelola dan Terukur”, maka

karakteristik penyelenggaraan SPIP Ditjen Tanaman Pangan

secara umum menunjukkan bahwa telah menetapkan

kebijakan dan prosedur pengendalian untuk beberapa

kegiatan pokok unit organisasi sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008, dan telah melaksanakan praktik pengendalian intern,

serta evaluasi dan tindak lanjut atas pengendalian intern telah

terdokumentasi dengan baik.

Namun demikian belum ada pengembangan berkelanjutan

dan terintegrasi, belum mengantisipasi perubahan yang

terjadi, belum melakukan pemantauan yang berkelanjutan,

terintegrasi dalam pelaksanaan beberapa kegiatan yang

didukung oleh pemantauan otomatis menggunakan aplikasi

komputer.

Gambar 13. Penghargaan Penyelenggaraan SPIP Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2018

Page 89: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

87 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Capaian Wilayah Bebas Korupsi (WBK)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor

841/Kpts/PW.410/12/2018 tanggal 4 Desember 2018 tentang

Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi lingkup

Kementerian Pertanian Tahun 2018 ditetapkan bahwa

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memperoleh predikat

Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2018. Predikat

WBK bertujuan untuk menanamkan jiwa pengabdian dan

antikorupsi, serta dalam rangka percepatan pemberantasan

korupsi di Kementerian Pertanian.

Gambar 14. Surat Keputusan Menteri Pertanian WBK Ditjen

Tanaman Pangan Tahun 2018

3.3. Realisasi Anggaran

Realisasi serapan anggaran APBN sektoral (BA.018) Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 mencapai Rp6,10 triliun

atau 91,39% dari pagu Rp6,67 triliun, dengan rincian seperti Tabel

42.

Page 90: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

88 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 42. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Berdasarkan Kewenangan Tahun 2018

Realisasi serapan anggaran berdasarkan kegiatan, menunjukkan

bahwa serapan tertinggi diperoleh kegiatan Pengembangan

Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan yang mencapai

95,85%, sedangkan serapan terendah pada Kegiatan Dukungan

Manajemen dengan capaian serapan 82,53%. Rincian lengkap

realisasi serapan anggaran berdasarkan kegiatan seperti pada

Tabel 43.

Tabel 43. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Berdasarkan Kegiatan Utama

Tahun 2018

Pagu

(Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Kantor Pusat 2.379.941.621 2.135.419.448 89,73

2 UPT Pusat 27.882.446 26.278.822 94,25

3 Dekonsentrasi (Provinsi) 199.782.412 195.733.265 97,97

4 Tugas Pembantuan (Prov/Kab/Kota) 4.067.803.011 3.743.076.699 92,02

6.675.409.490 6.100.508.235 91,39 Jumlah

No KewenanganRealisasi

Pagu

(Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 563.039.940 509.305.045 90,46

2 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 2.856.447.065 2.677.012.894 93,72

3 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 825.351.100 740.239.984 89,69

4 Penguatan Perlindungan TP Dari Gangguan OPT dan DPI 276.133.654 248.468.290 89,98

6 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen TP 242.053.321 199.775.491 82,53

7 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih 11.814.000 10.877.366 92,07

8 Pengembangan Peramalan Serangan OPT 16.068.446 15.401.457 95,85

5 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 1.884.501.969 1.699.427.752 90,18

6.675.409.495 6.100.508.279 91,39 Jumlah

RealisasiNo. Kegiatan

Page 91: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

89 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3.4. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2018

Analisis efisiensi pengunaan sumber daya dilakukan dengan

menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output

kegiatan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun

2017, pengukuran efisiensi dilakukan dengan membandingkan

penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu anggaran keluaran

dan realisasi anggaran keluaran dengan capaian keluaran dan

realisasi anggaran keluaran dengan penjumlahan dari perkalian

pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran. Rumus untuk

pengukuran tersebut adalah:

E = ( PAKi x CKi − RAKi)𝑛

𝑖=1

(PAKi x CKi)𝑛𝑖=1

𝑥 100%

Keterangan:

E : Efisiensi

PAKi : Pagu Anggaran Keluaran i

RAKi : Realisasi Anggaran Keluaran i

CKi : Capaian keluaran i

Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai indikator

kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi samakin tinggi atau

dalam definisi lain, jika rasio penggunaan anggaran lebih rendah

dari rasio pagu anggaran untuk menghasilkan satu satuan capaian

output kegiatan maka menunjukkan penggunaan anggaran efisien,

dan sebaliknya. Hasil analisis efisiensi penggunaan sumber daya

untuk setiap capaian output kegiatan ditunjukkan pada tabel 41.

Rata-rata efisiensi penggunaan anggaran terhadap output yang

dihasilkan yaitu 6,71%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

efisiensi dalam pencapaian indikator kinerja. Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dapat mengoptimalkan anggaran yang telah

dialokasikan untuk menghasilkan capaian indikator kinerja yang

telah ditetapkan. Efisiensi ini merupakan gambaran upaya

memaksimalkan penyerapan anggaran untuk dimanfaatkan dalam

Page 92: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

90 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

rangka mendukung program dan kegiatan. Ada satu indikator yang

penggunaan sumber dayanya kurang efisien, yaitu produksi kedelai

(-0,21%). Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun 2018 (6,71%)

lebih besar dibanding Tahun 2017 (1,09%).

Tabel 44. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Setiap

Indikator Kinerja

Rincian efisiensi penggunaan sumber daya per indikator kinerja

terdapat pada Tabel 45.

Efisiensi

Pagu Realisasi Pagu Realisasi (%)

1 Produksi Padi 2.399.544 2.215.428 1.284.734.516.000 1.172.663.111.331 2,61

2 Produksi Jagung 2.805.901 2.697.777 1.909.761.989.750 1.809.707.641.998 10,83

3 Produksi Kedelai 546.991 543.855 558.797.697.000 553.738.484.748 -0,21

4Pertumbuhan Volume Ekspor Untuk Produk

Pertanian Tanaman Pangan508 508 463.680.000 457.654.250 1,84

5Penurunan Volume Impor untuk Produk Pertanian

Tanaman Pangan 6.500 6.475 4.028.000.000 4.003.400.000 0,14

6

Rasio ketersediaan Alat Mesin Pertanian (Alsintan)

pasca panen tanaman pangan berdasarkan

kebutuhan

13.059 12.617 1.831.998.712.600 1.659.589.863.163 6,24

7Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam

tanaman pangan55.557 55.471 177.170.131.000 175.477.754.600 1,69

8Nilai AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian12 12 136.536.058.000 102.361.343.805 13,51

9Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun

2011)12 12 136.536.058.000 102.361.343.805 13,51

10Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan

publik Ditjen TP8.313 9.935 1.928.714.000 1.926.412.125 16,96

6,71

Fisik

(ha/unit/sampel/orang/

sertifikat/provinsi/

kabupaten/kali/paket)

Keuangan (Rp) Indikator KinerjaNo

Rata-Rata Efisiensi

Page 93: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

91 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 45. Rincian Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada

Masing-Masing Indikator Kinerja

A. PRODUKSI PADI

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Budidaya Padi Inbrida Sawah Ha 169.500 167.000 43.646.250.000 41.434.539.700 3,65

2 Budidaya Padi Inbrida Eks Cetak Sawah Ha 3.000 2.842 1.792.500.000 1.697.069.810 0,07

3 Pengembangan Budidaya Padi Khusus Lainnya Ha 3000 2.430 2.520.000.000 2.041.200.000 0,00

4Pengembangan Budidaya Padi Sub Optimal

Spesifik Lokasi Ha 50000 50.000 151.150.000.000 150.978.139.110 0,11

5 Mina Padi Ha 1500 1.484 3.243.750.000 3.209.545.250 0,02

6 Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi Ha 10000 7.170 4.930.000.000 3.533.690.000 0,03

7 Padi Lahan Kering Ha 1000000 845.937 437.500.000.000 357.941.551.070 3,28

8 Budidaya Padi Rawa Ha 3000 3.000 6.776.400.000 6.776.400.000 0,00

9 Budidaya Padi Berbasis Korporasi Ha 250 250 593.875.000 454.195.600 23,52

10 Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Unit 1000 987 200.000.000.000 194.856.097.133 1,29

11 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Padi Ha 294 294 9.637.642.000 9.284.651.925 3,66

12 Bantuan Benih Pusat (Padi Inbrida) Ha 1.145.000 1.079.194 333.337.500.000 323.993.079.573 -3,12

13 Pengenalan Budidaya Padi Varietas Unggul Baru Ha 5.000 5.000 15.262.500.000 15.262.500.000 0,00

14Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan

Berbasis KoorporasiHa 8.000 7.776 14.952.000.000 13.951.050.250 4,01

Rata - Rata 2.399.544 2.173.365 1.225.342.417.000 1.125.413.709.421 2,61

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

B. PRODUKSI JAGUNG

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Jagung Ha 2.805.800 2.697.676 1.905.713.388.750 1.806.388.295.234 1,41

2 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung Ha 93 93 1.648.601.000 1.612.001.764 2,22

3 DMB Jagung unit 8 8 2.400.000.000 1.707.345.000 28,86

Rata-Rata 2.805.901 2.697.777 1.909.761.989.750 1.809.707.641.998 10,83

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

C. PRODUKSI KEDELAI

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Kedelai Ha 546586 543.473 520.349.872.000 517.383.877.000 0,00

2 Fasilitasi Perbanyakan Benih Sumber Kedelai Ha 205 191 3.447.825.000 3.264.785.635 -1,63

3 DMB Kedelai Unit 200 191 35.000.000.000 33.089.822.113 1,00

Rata - Rata 546991 543855 558.797.697.000 553.738.484.748 -0,21

No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Efisiensi

Page 94: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

92 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

D. PERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Ubi Jalar Ha 500 500 300.000.000 300.000.000 0,00

2 Fasilitiasi Perbanyakan Benih Sumber Palawija Ha 8 8 163.680.000 157.654.250 3,68

Rata - Rata 508 508 463.680.000 457.654.250 1,84

No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Efisiensi

E. PENURUNAN VOLUME IMPOR

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan Budidaya Kacang Hijau Ha 5000 4.975 3.128.000.000 3.103.400.000 0,29

2 Kegiatan Budidaya Ubi Kayu Ha 1500 1.500 900.000.000 900.000.000 0,00

Rata - Rata 6.500 6.475 4.028.000.000 4.003.400.000 0,14

No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Efisiensi

F. RASIO KETERSEDIAAN ALSIN

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Fasilitasi Alsintan Unit 13059 12.617 1.831.998.712.600 1.659.589.863.163 6,24

No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Efisiensi

G. Rasio Serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Ha 10.845 10.770 18.895.756.000 18.707.562.000 0,31

2 Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)Ha 400 400 1.853.825.000 1.845.250.000 0,46

3 Gerakan Pengendalian OPT Kali 863 862 5.609.500.000 5.566.160.000 0,66

4 Penguatan Agroekosistem Ha 2.695 2.685 1.333.500.000 1.311.250.000 1,30

5 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan DPI Ha 34.000 34.000 60.680.000.000 60.680.000.000 0,00

6 Pengadaan Pestisida Paket 3 3 33.311.500.000 33.280.941.000 0,09

7 Handsprayer unit 1.700 1.700 900.000.000 853.550.000 5,16

8 Motor Operasional POPT unit 1.043 1.043 24.571.201.000 24.443.782.000 0,52

9 Mobil Operasional LPHP unit 85 85 15.892.049.000 15.499.259.600 2,47

10 Petani Pengamat orang 3.923 3.923 14.122.800.000 13.290.000.000 5,90

Rata rata 55.557 55.471 177.170.131.000 175.477.754.600 1,69

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Page 95: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

93 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

H. IKM

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Kegiatan BBPPMB TPH

a. Pelayanan Pengujian Mutu Benih sample 1.000 1.295 163.600.000 163.339.400 22,90

b. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi

(PUP)

sertifika

si1 1 75.450.000 75.228.800 0,29

c. Penyelenggaraan Uji Profisiensi lab 35 55 159.750.000 159.589.300 36,43

d. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Laboratoriumlab 8 8 158.900.000 158.855.600 0,03

e. Bimbingan teknis orang 30 40 198.265.000 198.087.500 25,07

2 Kegiatan BBPOPT

a. Penyelenggaraan pelatihan P3OPT orang 60 60 294.700.000 294.583.100 0,04

b. Penyelenggaraan pelatihan agens hayati orang 30 30 150.690.000 150.440.000 0,17

c. Penyediaan isolat agens hayatitest

tube7.000 8.211 155.415.000 155.402.000 14,76

d. Pelayanan pengujian sampel agens hayati,

penyakit, dan molekuler

penguji

an94 164 173.415.000 173.361.960 42,70

e. Bimbingan teknis pengamatan dan

pengendalian OPT

kab/kot

a

31 42 87.842.000 86.976.300 26,92

f. Bimbingan teknis pengembangan peramalan

spesifik lokasi provinsi 24 29 310.687.000 310.548.165 17,28

Rata rata 8.313 9.935 1.928.714.000 1.926.412.125 16,96

SatuanFisik Keuangan (Rp)

EfisiensiNo Kegiatan

I. SAKIP dan NK

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

1 Layanan Perencanaan bulan 12 12 99.614.708.000 67.875.478.666 31,86

2 Layanan Keuangan dan Perlengkapan bulan 12 12 13.287.390.000 11.789.878.423 11,27

3 Layanan Umum bulan 12 12 18.694.219.000 18.151.092.017 2,91

4 Layanan Evaluasi dan Pelaporan bulan 12 12 4.939.741.000 4.544.894.699 7,99

Rata - Rata 136.536.058.000 102.361.343.805 13,51

EfisiensiNo Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)

Page 96: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

94 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3.5 Rencana Aksi Pencapaian Target Kinerja 2019 dan

Perbaikan Kinerja Tahun 2018

Target indikator kinerja utama Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2019, antara lain: 1) produksi padi sebesar 84 juta ton, 2)

produksi jagung sebesar 33 juta ton, 3) produksi kedelai 2,2 juta ton,

4) pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian tanaman

pangan sebesar 10%, 5) penurunan volume impor untuk produk

pertanian tanaman pangan sebesar 5%, 6) rasio ketersediaan Alat

Mesin Pertanian (Alsintan) pascapanen tanaman pangan

berdasarkan kebutuhan sebesar 50%, 7) rasio serangan OPT dan

DPI terhadap luas tanam tanaman pangan sebesar 5%, 8) nilai

AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian sebesar 85, 9) Nilai Kinerja (NK)

(berdasarkan PMK 249 Tahun 2011) sebesar 74, dan 10) Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Ditjen TP sebesar

3,3.

Untuk pencapaian target tersebut dan perbaikan kinerja Tahun 2018

diperlukan rencana aksi yang akan mendukung pencapaian target-

target Tahun 2019. Rencana aksi Tahun 2019 terlihat pada tabel 46.

Page 97: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

95 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 46. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pencapaian Produksi

Tahun 2019 dan Perbaikan Kinerja dalam Peningkatan

Produksi Padi Tahun 2018

NOINDIKATOR

KINERJAKEGIATAN

WAKTU

PELAKSANAAN

PENANGGUNG

JAWAB

ANGGARAN YANG

DIBUTUHKAN (Rp)

Mengalokasikan fasilitasi penerapan

budidaya padi melalui tumpangsari padi-

jagung dan padi-kedelai, kegiatan Serasi,

padi lahan kering/padi gogo, padi hibrida

dan inbrida, dan padi bebas residu seluas

1.371.880 ha

Jan - Des 2019 Direktorat Serealia 2.005.050.000.000

Penyediaan benih padi bersertifikat

1.429.120 haJan - Des 2019

Direktorat

Perbenihan415.634.400.000

Mengembangkan perbanyakan benih

sumber padi sebanyak 912.000 kgJan - Des 2019

Direktorat

Perbenihan2.052.000.000

Mengalokasikan fasilitasi penerapan

budidaya jagung melalui tumpangsari

jagung-padi dan jagung kedelai seluas

700.000 ha

Jan - Des 2019 Direktorat Serealia 735.567.000.000

Mengalokasikan bantuan benih jagung

hibrida, pengembangan jagung korporasi

seluas 1.500.000 ha

Jan - Des 2019Direktorat

Perbenihan912.645.000.000

Mengembangkan perbanyakan benih

sumber jagung sebanyak 6.000 kgJan - Des 2019

Direktorat

Perbenihan36.000.000

Mengalokasikan fasilitasi penerapan

budidaya kedelai melalui tumpangsari

kedelai-padi dan kedelai-jagung dan

budidaya kedelai monokultur seluas

1.000.000 ha

Jan - Des 2019 Direktorat Akabi 444.005.750.000

Pengembangan Petani Produsen Benih

Kedelai (P3BK) seluas 2.000 haJan - Des 2019

Direktorat

Perbenihan14.286.000.000

Mengembangkan perbanyakan benih

sumber kedelai sebanyak 163.200 kgJan - Des 2019

Direktorat

Perbenihan950.200.000

Mengalokasikan kegiatan untuk

peningkatan produksi ubi jalar seluas 1.100

ha dan kacang tanah 6.500 ha

Jan - Des 2019 Direktorat Akabi 22.980.000.000

Mengembangkan perbanyakan benih

sumber palawija lainnya sebanyak 2.000 kgJan - Des 2019

Direktorat

Perbenihan40.000.000

Mengalokasikan kegiatan sertifikasi

Jaminan Mutu sebanyak 30 sertifikatJan - Des 2019 Direktorat PPHTP 3.082.500.000

Mengalokasikan kegiatan Pemasaran dan

Investasi Hasil Tanaman Pangan sebanyak

245 informasi

Jan - Des 2019 Direktorat PPHTP 5.358.750.000

3 Produksi Kedelai

1 Produksi Padi

2 Produksi Jagung

4

Pertumbuhan

Volume Ekspor

Untuk Produk

Pertanian

Tanaman Pangan

Page 98: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

96 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

NOINDIKATOR

KINERJAKEGIATAN

WAKTU

PELAKSANAAN

PENANGGUNG

JAWAB

ANGGARAN YANG

DIBUTUHKAN (Rp)

Mengalokasikan kegiatan untuk

peningkatan produksi kacang hijau seluas

6.500 ha, ubi kayu seluas 1.500 ha, kacang

tanah seluas 6.500 ha, dan ubi jalar seluas

1.100 ha

Jan - Des 2019 Direktorat Akabi 28.432.500.000

Mengembangkan perbanyakan benih

sumber palawija lainnya sebanyak 2.000 kgJan - Des 2019

Direktorat

Perbenihan40.000.000

Mengalokasikan kegiatan sertifikasi

Jaminan Mutu sebanyak 30 sertifikatJan - Des 2019 Direktorat PPHTP 3.002.500.000

Mengalokasikan kegiatan Pemasaran dan

Investasi Hasil Tanaman Pangan sebanyak

322 informasi

Jan - Des 2019 Direktorat PPHTP 4.663.500.000

Mengalokasikan Sarana Pengolahan Hasil

Tanaman Pangan sebanyak 100 unitJan - Des 2019 Direktorat PPHTP 10.000.000.000

6

Rasio ketersediaan

Alat Mesin

Pertanian

(Alsintan) pasca

panen tanaman

pangan

berdasarkan

kebutuhan

Penyediaan sarana pasca panen sebanyak

8.105 unitJan - Des 2019 Direktorat PPHTP 866.690.198.000

7

Rasio serangan

OPT dan DPI

terhadap luas

tanam tanaman

pangan

Mengalokasikan kegiatan perlindungan

tanaman terhadap OPT dan DPI sebanyak

125.327 ha/unit/paket/orang/kali

Jan - Des 2019Direktorat

Perlindungan 327.379.100.000

8

Nilai AKIP Ditjen

TP berdasarkan

penilaian

Inspektorat

Jenderal

Kementerian

Pertanian

Mengalokasikan kegiatan dukungan

manajemen selama 12 bulanJan - Des 2019 Sekretariat Ditjen TP 311.853.302.000

9

Nilai Kinerja (NK)

(berdasarkan PMK

249 tahun 2011)

Mengalokasikan kegiatan dukungan

manajemen selama 12 bulanJan - Des 2019 Sekretariat Ditjen TP 311.853.302.000

Mengalokasikan kegiatan untuk melakukan

pelayanan terhadap pengujian mutu benih

sebanyak 12 bulan

Jan - Des 2019 BBPPMBTPH 14.062.988.000

Mengalokasikan kegiatan untuk melakukan

pelayanan terhadap peramalan OPT

sebanyak 12 bulan

Jan - Des 2019 BBPOPT 21.925.019.000

5

Penurunan

Volume Impor

untuk Produk

Pertanian

Tanaman Pangan

10

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

atas layanan

publik Ditjen TP

Page 99: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

97 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB IV

PENUTUP

Capaian indikator kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja

Tahun 2018 menjadi bagian tolak ukur keberhasilan sasaran

program Direktorat Jenderal Tanaman pangan. Dari sepuluh

indikator kinerja sasaran strategis yang digunakan untuk mengukur

kinerja program pembangunan tanaman pangan, lima diantaranya

dapat tercapai dengan kategori sangat berhasil (capaian >100%),

tiga indikator dengan kategori berhasil (capaian 80-100%), dua

indikator dengan kategori kurang berhasil (capaian <60%).

Lima indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil (capaian

diatas 100%) meliputi produksi padi, produksi jagung, rasio

serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan, nilai

AKIP Ditjen TP berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian dan Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas

layanan publik Ditjen TP. indikator yang dikategorikan berhasil

adalah Nilai Kinerja/NK berdasarkan PMK 249 Tahun 2011,

pertumbuhan volume ekspor dan penurunan volume impor untuk

produk pertanian tanaman pangan. Dua indikator yang dikategorikan

kurang berhasil adalah produksi kedelai dan rasio ketersediaan alat

mesin pertanian (Alsintan) pascapanen tanaman pangan

berdasarkan kebutuhan. Meskipun produksi kedelai Tahun 2018

tidak mencapai target, tetapi produksi tersebut meningkat 82,39%

dari Tahun 2017. Salah satu upaya untuk peningkatan produksi

kedelai adalah Program tumpang sari Padi-Kedelai atau Jagung-

Kedelai pada TA 2019.

Dalam hal tidak tercapainya pertumbuhan volume ekspor dan

penurunan volume impor, peningkatan produksi dan produktivitas

komoditas tanaman pangan yang berdaya saing (tidak hanya pajale)

tetap menjadi upaya prioritas disamping rekomendasi kebijakan

Page 100: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

98 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ekspor dan impor. Komoditas pendorong pertumbuhan ekspor dan

penurunan impor (kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dna ubi

jalar) akan lebih didorong lagi dalam mendukung indikator kinerja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2019 sehingga apa

yang ditargetkan akan tercapai.

Page 101: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

99 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

LAMPIRAN

Page 102: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

100 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 103: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

101 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 1. PK Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Page 104: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

102 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 105: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

103 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 2. Produksi Padi Tahun 2013 – 2018 (Ton)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 1,956,940 1,820,062 2,331,046 2,205,056 2,494,613 2,516,221

2 Sumatera Utara 3,727,249 3,631,039 4,044,829 4,609,791 5,136,186 5,423,154

3 Sumatera Barat 2,430,384 2,519,020 2,550,609 2,503,452 2,824,509 2,754,079

4 Riau 434,144 385,475 393,917 373,536 365,744 391,132

5 Jambi 664,535 664,720 541,486 752,811 782,049 855,944

6 Sumatera Selatan 3,676,723 3,670,435 4,247,922 5,074,613 4,943,071 5,076,831

7 Bengkulu 622,832 593,194 578,654 641,881 731,169 699,531

8 Lampung 3,207,002 3,320,064 3,641,895 4,020,420 4,248,977 4,556,378

9 Kepulauan Bangka Belitung 28,480 23,481 27,068 35,388 37,123 28,310

10 Kepulauan Riau 1,370 1,403 959 627 639 651

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10,268 7,541 6,361 5,342 4,238 4,183

12 Jawa Barat 12,083,162 11,644,899 11,373,144 12,540,550 12,299,701 12,494,919

13 Jawa Tengah 10,344,816 9,648,104 11,301,422 11,473,161 11,396,263 11,401,821

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 921,824 919,573 945,136 882,702 881,106 878,136

15 Jawa Timur 12,049,342 12,397,040 13,154,967 13,633,701 13,060,464 13,000,475

16 Banten 2,083,608 2,045,883 2,188,996 2,358,202 2,413,477 2,470,538

17 Bali 882,092 857,944 853,710 845,559 836,097 848,698

18 Nusa Tenggara Barat 2,193,698 2,116,637 2,417,392 2,095,117 2,323,701 2,423,285

19 Nusa Tenggara Timur 729,666 825,728 948,088 924,403 1,090,821 1,213,760

20 Kalimantan Barat 1,441,876 1,372,695 1,275,707 1,364,524 1,397,953 1,625,355

21 Kalimantan Tengah 812,652 838,207 893,202 774,466 771,893 783,497

22 Kalimantan Selatan 2,031,029 2,094,590 2,140,276 2,313,574 2,452,366 2,528,593

23 Kalimantan Timur 439,439 426,567 408,782 305,337 400,102 385,544

24 Kalimantan Utara 124,724 115,620 112,102 81,854 75,831 68,793

25 Sulawesi Utara 638,373 637,927 674,169 678,151 775,847 887,758

26 Sulawesi Tengah 1,031,364 1,022,054 1,015,368 1,101,994 1,144,399 1,154,907

27 Sulawesi Selatan 5,035,830 5,426,097 5,471,806 5,727,081 6,055,404 6,196,737

28 Sulawesi Tenggara 561,361 657,617 660,720 695,329 711,401 716,156

29 Gorontalo 295,913 314,704 331,220 344,869 350,193 350,256

30 Sulawesi Barat 445,030 449,621 461,844 548,536 667,100 751,531

31 Maluku 101,835 102,761 117,791 99,088 104,716 132,852

32 Maluku Utara 72,445 72,074 75,265 82,213 84,037 101,054

33 Papua Barat 29,912 27,665 30,219 27,084 29,516 27,736

34 Papua 169,791 196,015 181,769 233,599 257,888 288,335

71,279,709 70,846,456 75,397,841 79,354,011 81,148,594 83,037,150

Sumber Data : Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian

Jumlah

Page 106: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

104 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 3. Luas Panen Padi Tahun 2013 – 2018 (Ha)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 419,183 367,137 461,060 429,486 470,351 463,485

2 Sumatera Utara 742,968 717,318 781,769 885,576 988,068 1,062,048

3 Sumatera Barat 487,820 503,198 507,545 491,876 538,277 534,017

4 Riau 118,518 106,037 107,546 99,430 92,684 94,829

5 Jambi 153,243 145,990 122,214 165,207 170,092 172,854

6 Sumatera Selatan 800,036 810,900 872,737 1,014,351 999,972 1,005,203

7 Bengkulu 147,680 147,572 128,833 148,277 165,342 153,629

8 Lampung 638,090 648,731 707,266 796,768 839,750 902,338

9 Kepulauan Bangka Belitung 10,232 9,943 11,848 15,530 16,080 14,645

10 Kepulauan Riau 379 385 263 186 197 199

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 1,744 1,400 1,137 1,002 787 787

12 Jawa Barat 2,029,891 1,979,799 1,857,612 2,073,203 2,089,291 2,120,947

13 Jawa Tengah 1,845,447 1,800,908 1,875,793 1,953,593 2,010,465 1,954,476

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 159,266 158,903 155,838 158,132 158,818 154,045

15 Jawa Timur 2,037,021 2,072,630 2,152,070 2,278,460 2,285,232 2,256,403

16 Banten 393,704 388,398 386,676 416,452 428,628 445,847

17 Bali 150,380 142,697 137,385 139,529 141,491 139,810

18 Nusa Tenggara Barat 438,057 433,712 467,503 450,662 471,728 471,882

19 Nusa Tenggara Timur 222,469 246,750 266,242 259,270 307,988 332,626

20 Kalimantan Barat 464,898 452,242 433,944 496,358 507,698 608,645

21 Kalimantan Tengah 247,473 242,488 254,670 266,974 244,969 241,529

22 Kalimantan Selatan 479,721 498,133 511,213 547,449 569,993 582,701

23 Kalimantan Timur 102,912 100,262 99,209 80,344 94,394 95,769

24 Kalimantan Utara 35,926 32,072 41,115 30,601 23,983 23,618

25 Sulawesi Utara 127,413 130,428 137,438 135,623 161,861 201,685

26 Sulawesi Tengah 224,326 219,613 209,057 228,346 243,070 251,697

27 Sulawesi Selatan 983,107 1,040,024 1,044,030 1,129,122 1,188,910 1,162,754

28 Sulawesi Tenggara 132,945 140,408 140,380 173,118 171,398 171,130

29 Gorontalo 56,894 62,690 59,668 66,199 77,209 77,503

30 Sulawesi Barat 91,195 94,351 93,470 121,421 140,841 168,549

31 Maluku 24,399 21,623 21,141 21,490 25,736 31,365

32 Maluku Utara 19,281 21,192 21,438 25,264 27,478 30,097

33 Papua Barat 7,523 6,880 7,174 6,224 6,701 6,687

34 Papua 41,111 45,493 41,354 50,500 52,536 60,713

Jumlah 13,835,252 13,790,307 14,116,638 15,156,023 15,712,015 15,994,512

Page 107: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

105 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 4. Produktivitas Padi Tahun 2013 – 2018 (Ku/Ha)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 46.68 48.39 50.56 52.35 53.04 54.29

2 Sumatera Utara 50.17 50.62 51.74 51.39 51.98 51.06

3 Sumatera Barat 49.82 50.06 50.25 52.18 52.47 51.57

4 Riau 36.63 36.35 36.63 39.23 39.46 41.25

5 Jambi 43.36 45.53 44.31 45.57 45.98 49.52

6 Sumatera Selatan 45.96 45.26 48.67 51.24 49.43 50.51

7 Bengkulu 42.17 40.2 44.92 44.46 44.22 45.53

8 Lampung 50.26 51.18 51.49 51.18 50.6 50.5

9 Kepulauan Bangka Belitung 27.83 23.62 22.85 23.38 23.09 19.33

10 Kepulauan Riau 36.15 36.44 36.46 31.43 32.45 32.73

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 58.88 53.86 55.95 54.46 53.84 53.16

12 Jawa Barat 59.53 58.82 61.22 59.76 58.87 58.91

13 Jawa Tengah 56.06 53.57 60.25 60.39 56.68 58.34

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 57.88 57.87 60.65 57.47 55.48 57.01

15 Jawa Timur 59.15 59.81 61.13 58.21 57.15 57.62

16 Banten 52.92 52.95 56.61 56.32 56.31 55.41

17 Bali 58.66 60.12 62.14 60.41 59.09 60.7

18 Nusa Tenggara Barat 50.08 48.8 51.71 49.71 49.26 51.35

19 Nusa Tenggara Timur 32.8 33.46 35.61 34.65 35.42 36.49

20 Kalimantan Barat 31.01 30.35 29.4 28.24 27.54 26.7

21 Kalimantan Tengah 32.81 34.57 35.07 29.67 31.51 32.44

22 Kalimantan Selatan 72.34 42.05 41.87 42.44 43.02 43.39

23 Kalimantan Timur 42.7 42.55 41.2 41.77 42.39 40.26

24 Kalimantan Utara 34.72 36.05 27.27 31.69 31.62 29.13

25 Sulawesi Utara 50.1 48.91 49.05 50.19 47.93 44.02

26 Sulawesi Tengah 45.98 46.54 48.57 48.39 47.08 45.88

27 Sulawesi Selatan 51.22 52.17 52.41 51.96 50.93 53.29

28 Sulawesi Tenggara 42.23 46.84 47.07 40.45 41.51 41.85

29 Gorontalo 52.01 50.2 55.51 52.49 45.36 45.19

30 Sulawesi Barat 48.8 47.65 49.41 45.26 47.37 44.59

31 Maluku 41.74 47.52 55.72 25.83 40.69 42.36

32 Maluku Utara 37.57 34.01 35.11 30.48 30.58 33.58

33 Papua Barat 39.76 40.2 42.12 43.97 44.05 41.48

34 Papua 41.3 43.09 43.95 47.21 49.09 47.49

Rata-Rata 51.52 51.35 53.41 52.36 51.65 51.92

Page 108: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

106 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 5. Produksi Jagung Tahun 2013 – 2018 (Ton)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 177,842 202,318 205,125 316,645 387,470 347,735

2 Sumatera Utara 1,183,011 1,159,795 1,519,407 1,557,463 1,741,258 1,757,126

3 Sumatera Barat 547,417 605,352 602,549 711,518 985,847 1,052,408

4 Riau 28,052 28,651 30,870 32,850 30,765 25,723

5 Jambi 25,690 43,617 51,712 80,267 98,680 152,158

6 Sumatera Selatan 167,457 191,974 289,007 552,199 892,358 935,240

7 Bengkulu 93,988 72,756 52,785 133,902 148,090 111,816

8 Lampung 1,760,278 1,719,388 1,502,800 1,720,196 2,518,895 2,581,224

9 Kepulauan Bangka Belitung 783 721 666 1,051 3,184 3,630

10 Kepulauan Riau 790 703 473 109 77 87

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta - - - - - -

12 Jawa Barat 1,101,998 1,047,077 959,933 1,630,238 1,424,928 1,550,966

13 Jawa Tengah 2,930,911 3,051,516 3,212,391 3,574,331 3,577,507 3,688,477

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 289,580 312,236 299,084 310,257 311,764 314,179

15 Jawa Timur 5,760,959 5,737,382 6,131,163 6,278,264 6,335,252 6,543,359

16 Banten 12,038 10,514 11,870 19,882 63,517 174,334

17 Bali 57,573 40,613 40,603 55,736 55,042 51,459

18 Nusa Tenggara Barat 633,773 785,864 959,973 1,278,271 2,127,324 2,059,222

19 Nusa Tenggara Timur 707,642 647,108 685,081 688,432 809,830 859,230

20 Kalimantan Barat 159,973 135,461 103,742 113,624 151,586 166,826

21 Kalimantan Tengah 6,217 8,138 8,189 16,308 51,053 158,964

22 Kalimantan Selatan 107,043 117,986 128,505 198,378 285,578 364,489

23 Kalimantan Timur 4,864 7,567 8,379 22,132 56,597 88,105

24 Kalimantan Utara 973 1,235 1,032 3,286 5,160 5,977

25 Sulawesi Utara 448,002 488,362 300,490 582,331 1,636,236 1,531,241

26 Sulawesi Tengah 139,266 170,203 131,123 317,717 374,323 380,650

27 Sulawesi Selatan 1,250,202 1,490,991 1,528,414 2,065,125 2,341,336 2,341,659

28 Sulawesi Tenggara 67,578 60,600 68,141 90,090 172,078 192,329

29 Gorontalo 669,094 719,780 643,512 911,350 1,551,972 1,619,649

30 Sulawesi Barat 128,327 110,665 100,811 284,213 724,222 702,339

31 Maluku 11,940 10,568 13,947 14,147 14,707 40,550

32 Maluku Utara 29,421 19,555 11,728 9,702 35,182 237,778

33 Papua Barat 2,137 2,450 2,264 1,907 2,148 12,476

34 Papua 7,034 7,282 6,666 6,478 10,049 4,218

Jumlah 18,511,853 19,008,428 19,612,435 23,578,399 28,924,015 30,055,623

Page 109: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

107 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 6. Luas Panen Jagung Tahun 2013 – 2018 (Ha)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 44,099 47,357 47,967 70,024 81,552 64,157

2 Sumatera Utara 211,750 200,603 243,770 252,729 281,423 292,388

3 Sumatera Barat 81,665 93,097 87,825 101,611 142,334 154,365

4 Riau 11,748 12,057 12,425 13,205 12,231 9,352

5 Jambi 6,504 7,937 8,486 13,209 15,508 20,768

6 Sumatera Selatan 32,558 31,939 46,315 87,316 138,232 136,210

7 Bengkulu 18,257 15,643 10,137 22,424 25,510 19,676

8 Lampung 346,315 338,885 293,521 340,200 482,607 486,313

9 Kepulauan Bangka Belitung 234 214 181 239 823 1,128

10 Kepulauan Riau 339 301 203 61 47 43

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 152,923 142,964 126,828 199,587 177,296 203,268

13 Jawa Tengah 532,061 538,102 542,804 598,272 588,812 605,518

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 70,772 67,657 65,485 65,632 62,521 63,163

15 Jawa Timur 1,199,544 1,202,300 1,213,654 1,238,616 1,257,111 1,276,792

16 Banten 3,583 3,152 3,518 4,913 16,018 34,553

17 Bali 18,223 16,685 15,346 16,802 15,628 13,917

18 Nusa Tenggara Barat 110,273 126,577 143,117 206,885 310,990 306,899

19 Nusa Tenggara Timur 270,394 257,025 273,194 265,318 313,150 341,264

20 Kalimantan Barat 42,621 36,823 31,851 31,036 38,056 44,281

21 Kalimantan Tengah 2,062 2,594 2,507 4,415 9,237 30,497

22 Kalimantan Selatan 20,629 20,862 21,926 33,788 54,972 70,051

23 Kalimantan Timur 1,858 2,873 2,307 4,948 11,140 16,234

24 Kalimantan Utara 445 581 474 1,244 2,295 1,830

25 Sulawesi Utara 122,237 127,475 80,885 154,320 445,587 411,694

26 Sulawesi Tengah 31,174 41,647 32,503 62,175 78,993 81,405

27 Sulawesi Selatan 274,046 289,736 295,115 366,771 411,993 420,984

28 Sulawesi Tenggara 27,133 24,022 23,945 30,836 45,917 51,855

29 Gorontalo 140,423 148,816 129,131 195,606 336,001 322,022

30 Sulawesi Barat 26,781 24,341 20,752 51,346 154,174 145,121

31 Maluku 3,203 3,795 3,260 4,167 5,152 21,724

32 Maluku Utara 10,395 6,462 3,892 3,308 12,655 81,026

33 Papua Barat 1,250 1,421 1,307 1,085 1,202 4,457

34 Papua 3,005 3,076 2,736 2,274 4,006 1,375

Jumlah 3,818,504 3,837,019 3,787,367 4,444,362 5,533,169 5,734,326

Page 110: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

108 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 7. Produktivitas Jagung Tahun 2013 – 2018 (Ku/Ha)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 40.33 42.72 42.76 45.22 47.51 54.20

2 Sumatera Utara 55.87 57.82 62.33 61.63 61.87 60.10

3 Sumatera Barat 67.03 65.02 68.61 70.02 69.26 68.18

4 Riau 23.88 23.76 24.85 24.88 25.15 27.51

5 Jambi 39.5 54.95 60.94 60.77 63.63 73.27

6 Sumatera Selatan 51.43 60.11 62.4 63.24 64.56 68.66

7 Bengkulu 51.48 46.51 52.07 59.71 58.05 56.83

8 Lampung 50.83 50.74 51.2 50.56 52.19 53.08

9 Kepulauan Bangka Belitung 33.46 33.69 36.8 43.92 38.67 32.17

10 Kepulauan Riau 23.3 23.36 23.3 17.84 16.42 20.14

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 0 0 0 0 0 -

12 Jawa Barat 72.06 73.24 75.69 81.68 80.37 76.30

13 Jawa Tengah 55.09 56.71 59.18 59.74 60.76 60.91

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 40.92 46.15 45.67 47.27 49.87 49.74

15 Jawa Timur 48.03 47.72 50.52 50.69 50.4 51.25

16 Banten 33.6 33.36 33.74 40.47 39.65 50.45

17 Bali 31.59 24.34 26.46 33.17 35.22 36.97

18 Nusa Tenggara Barat 57.47 62.09 67.08 61.79 68.4 67.10

19 Nusa Tenggara Timur 26.17 25.18 25.08 25.95 25.86 25.18

20 Kalimantan Barat 37.53 36.79 32.57 36.61 39.83 37.67

21 Kalimantan Tengah 30.15 31.37 32.66 36.94 55.27 52.12

22 Kalimantan Selatan 51.89 56.56 58.61 58.71 51.95 52.03

23 Kalimantan Timur 26.18 26.34 36.32 44.73 50.81 54.27

24 Kalimantan Utara 21.87 21.26 21.77 26.41 22.48 32.67

25 Sulawesi Utara 36.65 38.31 37.15 37.74 36.72 37.19

26 Sulawesi Tengah 40.75 40.87 40.34 51.1 47.39 46.76

27 Sulawesi Selatan 45.62 51.46 51.79 56.31 56.83 55.62

28 Sulawesi Tenggara 24.91 25.23 28.46 29.21 37.48 37.09

29 Gorontalo 47.65 48.37 49.83 46.59 46.19 50.30

30 Sulawesi Barat 47.92 45.46 48.58 55.35 46.97 48.40

31 Maluku 37.28 27.85 42.78 33.95 28.55 18.67

32 Maluku Utara 28.3 30.2 30.13 29.33 27.8 29.35

33 Papua Barat 17.1 17.24 17.32 17.58 17.87 27.99

34 Papua 23.41 23.67 24.36 28.49 25.08 30.67

Rata - Rata 18.51 19.01 19.61 23.58 28.92 30.06Rata-rata 48.44 49.54 51.78 53.05 52.27 52.41

Page 111: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

109 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 8. Produksi Kedelai Tahun 2013 – 2018 (Ton)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 45,027 63,352 47,910 22,184 6,932 15,835

2 Sumatera Utara 3,229 5,705 6,549 5,062 7,778 32,758

3 Sumatera Barat 732 911 353 95 76 1,117

4 Riau 2,211 2,332 2,145 2,654 1,119 6,488

5 Jambi 2,372 6,800 6,732 11,338 10,925 15,400

6 Sumatera Selatan 5,140 12,550 16,818 23,391 11,792 14,955

7 Bengkulu 3,987 5,715 5,388 4,664 413 3,477

8 Lampung 6,156 13,777 9,815 9,960 8,027 72,006

9 Kepulauan Bangka Belitung 0 3 1 5 0 0

10 Kepulauan Riau 18 18 15 6 7 5

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 51,172 115,261 98,938 92,078 49,261 132,099

13 Jawa Tengah 99,318 125,467 129,794 112,157 105,553 130,525

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 31,677 19,579 18,822 16,763 8,656 11,093

15 Jawa Timur 329,461 355,464 344,998 274,317 200,916 244,442

16 Banten 10,326 6,384 7,291 4,020 2,126 18,446

17 Bali 7,433 8,187 7,259 6,784 5,405 3,996

18 Nusa Tenggara Barat 91,065 97,172 125,036 109,480 56,097 91,724

19 Nusa Tenggara Timur 1,675 2,710 3,615 5,834 6,303 16,827

20 Kalimantan Barat 1,677 3,161 2,637 2,102 451 1,260

21 Kalimantan Tengah 1,684 1,397 1,262 2,682 3,210 1,413

22 Kalimantan Selatan 1,072 8,946 10,537 25,951 8,409 24,647

23 Kalimantan Timur 1,402 1,128 1,519 1,582 1,161 582

24 Kalimantan Utara 84 97 2,239 1,085 1,154 1,144

25 Sulawesi Utara 5,780 7,529 6,685 15,859 7,806 50,026

26 Sulawesi Tengah 12,654 16,399 13,270 15,358 4,962 27,691

27 Sulawesi Selatan 45,693 54,723 67,192 62,054 16,101 35,824

28 Sulawesi Tenggara 3,595 5,691 12,799 16,136 4,055 8,007

29 Gorontalo 4,411 4,273 3,203 3,911 499 3,257

30 Sulawesi Barat 1,181 3,998 4,218 6,480 4,853 15,091

31 Maluku 254 578 707 956 1,428 228

32 Maluku Utara 1,227 762 475 788 506 115

33 Papua Barat 669 945 1,439 1,696 461 359

34 Papua 4,610 3,983 3,522 2,221 2,286 1,761

Jumlah 776,992 954,997 963,183 859,653 538,728 982,598

Page 112: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

110 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 9. Luas Panen Kedelai Tahun 2013 – 2018 (Ha)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 30,579 42,784 32,796 14,559 4,437 9,732

2 Sumatera Utara 3,126 5,024 5,303 3,955 6,007 25,950

3 Sumatera Barat 690 785 296 84 72 1,244

4 Riau 1,949 2,030 1,516 2,207 966 5,287

5 Jambi 1,877 5,288 4,906 8,543 7,271 10,241

6 Sumatera Selatan 3,564 7,237 11,145 15,148 6,741 12,155

7 Bengkulu 3,720 5,375 4,235 4,002 491 3,463

8 Lampung 4,986 11,362 8,407 8,181 5,944 54,090

9 Kepulauan Bangka Belitung 0 3 1 5 0 0

10 Kepulauan Riau 17 17 14 7 7 5

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 35,682 70,719 60,172 55,019 28,022 78,477

13 Jawa Tengah 65,278 72,235 70,629 60,540 60,132 74,085

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 23,290 16,337 13,886 12,990 6,533 8,632

15 Jawa Timur 210,618 214,880 208,067 181,810 133,593 166,461

16 Banten 7,928 4,815 5,316 2,844 1,646 16,592

17 Bali 5,605 5,357 5,146 5,182 4,079 2,951

18 Nusa Tenggara Barat 86,882 68,896 94,948 84,308 43,149 77,167

19 Nusa Tenggara Timur 1,778 2,790 3,563 6,711 5,006 10,709

20 Kalimantan Barat 1,203 2,026 1,647 1,463 564 895

21 Kalimantan Tengah 1,413 1,166 1,052 1,946 2,571 1,181

22 Kalimantan Selatan 3,038 6,848 7,722 18,218 6,152 17,740

23 Kalimantan Timur 963 768 947 1,059 808 390

24 Kalimantan Utara 84 97 2,423 924 840 832

25 Sulawesi Utara 4,325 5,641 5,117 11,975 5,865 38,301

26 Sulawesi Tengah 7,642 10,138 7,094 8,868 3,451 23,139

27 Sulawesi Selatan 30,937 36,390 38,036 46,489 11,650 22,783

28 Sulawesi Tenggara 3,735 5,079 7,888 8,289 2,425 4,413

29 Gorontalo 3,367 2,842 2,375 2,494 317 2,081

30 Sulawesi Barat 942 3,410 4,106 3,802 3,103 9,293

31 Maluku 203 457 766 1,124 1,093 336

32 Maluku Utara 1,005 615 453 786 570 130

33 Papua Barat 617 890 1,362 1,610 434 342

34 Papua 3,750 3,384 2,761 1,847 1,860 1,279

Jumlah 550,793 615,685 614,095 576,989 355,799 680,373

Page 113: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

111 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 10. Produktivitas Kedelai 2013 – 2018 (Ku/Ha)

No Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 40.33 42.72 42.76 45.22 47.51 16.27

2 Sumatera Utara 55.87 57.82 62.33 61.63 61.87 12.62

3 Sumatera Barat 67.03 65.02 68.61 70.02 69.26 8.98

4 Riau 23.88 23.76 24.85 24.88 25.15 12.27

5 Jambi 39.5 54.95 60.94 60.77 63.63 15.04

6 Sumatera Selatan 51.43 60.11 62.4 63.24 64.56 12.3

7 Bengkulu 51.48 46.51 52.07 59.71 58.05 10.04

8 Lampung 50.83 50.74 51.2 50.56 52.19 13.31

9 Kepulauan Bangka Belitung 33.46 33.69 36.8 43.92 38.67 0

10 Kepulauan Riau 23.3 23.36 23.3 17.84 16.42 10

11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 72.06 73.24 75.69 81.68 80.37 16.83

13 Jawa Tengah 55.09 56.71 59.18 59.74 60.76 17.62

14 Daerah Istimewa Yogyakarta 40.92 46.15 45.67 47.27 49.87 12.85

15 Jawa Timur 48.03 47.72 50.52 50.69 50.4 14.68

16 Banten 33.6 33.36 33.74 40.47 39.65 11.12

17 Bali 31.59 24.34 26.46 33.17 35.22 13.54

18 Nusa Tenggara Barat 57.47 62.09 67.08 61.79 68.4 11.89

19 Nusa Tenggara Timur 26.17 25.18 25.08 25.95 25.86 15.71

20 Kalimantan Barat 37.53 36.79 32.57 36.61 39.83 14.08

21 Kalimantan Tengah 30.15 31.37 32.66 36.94 55.27 11.97

22 Kalimantan Selatan 51.89 56.56 58.61 58.71 51.95 13.89

23 Kalimantan Timur 26.18 26.34 36.32 44.73 50.81 14.94

24 Kalimantan Utara 21.87 21.26 21.77 26.41 22.48 13.75

25 Sulawesi Utara 36.65 38.31 37.15 37.74 36.72 13.06

26 Sulawesi Tengah 40.75 40.87 40.34 51.1 47.39 11.97

27 Sulawesi Selatan 45.62 51.46 51.79 56.31 56.83 15.72

28 Sulawesi Tenggara 24.91 25.23 28.46 29.21 37.48 18.15

29 Gorontalo 47.65 48.37 49.83 46.59 46.19 15.65

30 Sulawesi Barat 47.92 45.46 48.58 55.35 46.97 16.24

31 Maluku 37.28 27.85 42.78 33.95 28.55 6.78

32 Maluku Utara 28.3 30.2 30.13 29.33 27.8 8.86

33 Papua Barat 17.1 17.24 17.32 17.58 17.87 10.51

34 Papua 23.41 23.67 24.36 28.49 25.08 13.77

Jumlah 14.16 15.51 15.68 14.9 15.14 14.44

Page 114: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

112 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 11. Volume Ekspor Ubi Jalar 2013 – 2018 (Per Kode HS) Lampiran 12. Volume Ekspor Kacang Tanah 2013 – 2018

(Per Kode HS)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Ubi jalar beku 4.551 4.821 6.347 4.254 5.898 4.533

Ubi jalar selain beku 5.246 4.772 5.526 5.285 5.296 6.323

Jumlah 9.797 9.593 11.873 9.540 11.194 10.856

Deskripsi Ekspor Volume (Ton)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kacang tanah benih 4 12 7 9 7 1

Kacang tanah Berkulit 2.192 2.484 2.878 2.661 2.485 2.249

Dikuliti, pecah maupun tidak 168 15 2.709 220 107 62

Minyak dan lemak dari kacang tanah - 0 38 1 0 1

Kacang tanah digongseng 2.721 2.374 1.858 2.065 1.724 1.823

Mentega kacang tanah 210 105 75 295 318 262

Lain-lain dari kacang tanah 1.119 1.302 1.411 1.136 1.146 1.041

Jumlah 6.414 6.292 8.976 6.387 5.786 5.439

Deskripsi Ekspor Volume (Ton)

Page 115: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

113 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 13. Volume Impor Ubi Kayu 2013 – 2018 (Per Kode HS)

Lampiran 14. Volume Impor Kacang Hijau 2013 – 2018

(Per Kode HS)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Ubi Kayu diiris dalam bentuk pelet,

kepingan dikeringkan

101 - 4.194 12.163 3.071 0

Ubi kayu dalam bentuk pelet Lain-lain - - 18 377 224 -

Ubi kayu Beku - - - - - 308

Lain-lain - - - - - -

Tepung, tepung kasar dari ubi kayu - - - 0 97 1

Pati ubi kayu (cassava) 220.088 365.085 595.951 630.127 385.431 375.589

Jumlah 220.189 365.085 600.163 642.667 388.823 375.898

Impor Volume (Ton) Deskripsi

Page 116: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

114 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 15. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Padi Tahun 2013-2018 (Per Provinsi)

1 Aceh 19 - 65 570 153 203

2 Sumatera Utara 26 9 130 770 101 213

3 Sumatera Barat 11 12 30 116 45 170

4 R i a u 7 - 37 263 85 112

5 J a m b i 11 9 57 263 72 244

6 Sumatera Selatan 10 9 303 948 408 393

7 Bengkulu 5 - 48 198 30 125

8 Lampung 24 47 175 901 227 295

9 Kep. Bangka Belitung 2 5 20 76 12 53

10 Kepulauan Riau 14 - 27 - 1 10

11 DKI Jakarta - - - -

12 Jawa Barat 50 10 319 865 264 552

13 Jawa Tengah 53 65 477 1.209 369 624

14 DI Yogyakarta 12 - 24 102 65 50

15 Jawa Timur 64 30 454 1.676 419 504

16 Banten 14 6 27 328 84 206

17 B a l i 5 13 52 172 60 131

18 Nusa Tenggara Barat 23 37 60 370 144 90

19 Nusa Tenggara Timur 9 20 42 166 14 111

20 Kalimantan Barat 10 - 43 290 142 334

21 Kalimantan Tengah 4 3 56 279 76 173

22 Kalimantan Selatan 16 6 53 632 147 178

23 Kalimantan Timur 2 - 24 249 103 148

24 Kalimantan Utara - - 14 - 21 72

25 Sulawesi Utara 5 1 35 388 65 219

26 Sulawesi Tengah 15 34 82 300 202 78

27 Sulawesi Selatan 36 45 295 749 610 554

28 Sulawesi Tenggara 9 25 56 213 104 237

29 Gorontalo 3 10 25 141 109 108

30 Sulawesi Barat 9 19 32 309 122 59

31 Maluku 2 6 25 281 50 60

32 Maluku Utara 2 10 25 281 92 76

33 Papua Barat - 4 16 169 101 82

34 Papua 1 9 256 197 109 32

473 444 3.384 13.471 4.606 6.496 Jumlah

No. Provinsi

Alat Pascapanen Padi/Tahun (Unit)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Page 117: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

115 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 16. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Jagung Tahun 2013-2018 (Per Provinsi)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 5 2 94 248 20 64

2 Sumatera Utara 3 2 112 421 136 79

3 Sumatera Barat 5 6 43 71 64 19

4 R i a u 0 0 21 66 0 13

5 J a m b i 2 1 52 58 62 85

6 Sumatera Selatan 2 0 223 242 199 128

7 Bengkulu 0 0 70 63 52 40

8 Lampung 3 6 153 484 111 109

9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 0 7

10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 11

11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 7 0 159 351 156 33

13 Jawa Tengah 8 10 195 367 190 117

14 DI Yogyakarta 1 0 17 9 57 6

15 Jawa Timur 6 0 253 653 309 126

16 Banten 2 0 17 24 31 60

17 B a l i 0 0 32 34 67 6

18 Nusa Tenggara Barat 6 5 142 434 154 36

19 Nusa Tenggara Timur 0 2 110 420 2 10

20 Kalimantan Barat 2 0 65 52 62 25

21 Kalimantan Tengah 1 1 23 22 26 46

22 Kalimantan Selatan 0 0 65 240 90 48

23 Kalimantan Timur 0 0 28 29 28 26

24 Kalimantan Utara 0 0 8 12 13 2

25 Sulawesi Utara 8 1 104 494 150 87

26 Sulawesi Tengah 7 8 110 170 12 63

27 Sulawesi Selatan 12 3 194 703 176 180

28 Sulawesi Tenggara 1 2 56 120 22 67

29 Gorontalo 4 5 99 402 78 36

30 Sulawesi Barat 2 3 43 219 45 19

31 Maluku 0 0 11 15 32 18

32 Maluku Utara 0 0 9 20 45 40

33 Papua Barat 0 1 5 4 0 6

34 Papua 0 0 9 7 0 14

Jumlah 87 58 2522 6454 2389 1626

Alat Pascapanen Jagung/Tahun (Unit)No. Provinsi

Page 118: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

116 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 17. Perkembangan Bantuan Alsin Pascapanen Kedelai Tahun 2013-2018 (Per Provinsi)

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 4 3 50 270 6 68

2 Sumatera Utara 2 2 51 294 0 25

3 Sumatera Barat 0 8 0 0 0 15

4 R i a u 0 0 15 72 15 0

5 J a m b i 1 19 132 122 15 99

6 Sumatera Selatan 1 0 127 409 30 78

7 Bengkulu 0 0 20 98 0 4

8 Lampung 3 17 40 71 16 81

9 Kep. Bangka Belitung 0 0 0 0 24 0

10 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0

11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0

12 Jawa Barat 3 16 206 362 139 147

13 Jawa Tengah 10 51 160 166 204 222

14 DI Yogyakarta 2 0 16 0 65 15

15 Jawa Timur 14 0 205 1293 136 83

16 Banten 1 0 15 123 35 81

17 B a l i 1 3 23 9 57 1

18 Nusa Tenggara Barat 6 6 54 750 10 104

19 Nusa Tenggara Timur 0 20 64 100 0 0

20 Kalimantan Barat 1 0 17 37 10 0

21 Kalimantan Tengah 0 0 13 30 0 22

22 Kalimantan Selatan 0 0 20 491 0 0

23 Kalimantan Timur 0 0 13 58 14 0

24 Kalimantan Utara 0 0 0 38 0 0

25 Sulawesi Utara 1 0 40 264 10 178

26 Sulawesi Tengah 1 27 94 146 9 102

27 Sulawesi Selatan 3 32 79 859 30 87

28 Sulawesi Tenggara 0 2 44 192 12 34

29 Gorontalo 0 1 15 53 14 25

30 Sulawesi Barat 0 14 30 51 6 43

31 Maluku 0 0 12 35 11 0

32 Maluku Utara 0 9 19 40 0 0

33 Papua Barat 0 5 20 30 0 30

34 Papua 0 14 52 37 0 0

Jumlah 54 249 1646 6500 868 1544

ProvinsiAlat Pascapanen Kedelai/Tahun (Unit)

No.

Page 119: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

117 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 18. Rasio Serangan OPT dan DPI Padi

Tahun 2013 - 2018 (Per Provinsi)

NO Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 3.62 0.71 5.57 3.00 2.43 2.72

2 Sumut 0.76 0.81 0.68 0.52 0.75 0.74

3 Sumbar 0.51 0.54 0.62 0.77 0.42 0.56

4 Riau 1.87 1.22 2.12 3.19 2.46 2.80

5 Jambi 0.58 0.44 0.51 1.34 0.77 0.59

6 Sumsel 2.53 1.80 6.26 5.08 3.48 1.98

7 Bengkulu 2.02 2.38 2.64 1.74 1.35 1.38

8 Lampung 2.15 2.55 1.36 1.76 2.69 2.04

9 Babel 53.18 11.03 2.63 6.42 2.42 3.15

10 Kepri - - - - - -

11 DKI 24.41 2.89 23.16 10.97 8.15 18.99

12 Jabar 5.15 5.68 4.19 3.90 4.84 2.79

13 Jateng 5.06 6.58 3.23 3.76 4.32 2.58

14 DIY 7.65 3.47 3.15 4.15 3.22 4.71

15 Jatim 4.53 2.88 1.80 1.76 2.48 1.36

16 Banten 4.75 3.46 1.31 2.06 3.48 2.58

17 Bali 3.45 2.45 2.77 2.46 2.50 2.20

18 NTB 2.62 1.72 1.06 1.02 0.95 0.73

19 NTT 4.74 2.01 2.23 1.88 1.93 1.41

20 Kalbar 0.93 0.52 0.75 0.92 1.73 0.94

21 Kalteng 1.05 0.69 0.79 1.15 0.45 0.63

22 Kalsel 0.22 0.75 0.25 0.27 0.28 0.29

23 Kaltim 3.49 5.72 5.09 5.09 7.17 6.30

24 Kaltara - - - - - 0.03

25 Sulut 2.41 1.77 2.17 0.57 1.34 1.38

26 Sulteng 7.01 2.76 3.91 4.11 2.49 2.42

27 Sulsel 2.48 2.23 1.66 1.97 1.16 0.99

28 Sultra 13.45 13.99 12.31 8.82 12.37 8.29

29 Gorontalo 3.45 3.24 3.47 4.90 6.85 3.55

30 Sulbar 13.89 8.07 3.71 5.35 5.02 5.00

31 Maluku 3.21 2.54 5.77 8.52 4.87 5.30

32 Malut 2.76 4.72 4.10 3.21 2.14 2.24

33 Pabar 6.10 14.96 15.01 17.07 7.61 29.30

34 Papua 2.45 3.31 3.39 4.06 2.00 3.13

Jumlah 3.67 3.27 2.67 2.60 2.81 1.89

Page 120: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

118 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 19. Rasio Serangan OPT dan DPI Jagung

Tahun 2013 - 2018 (Per Provinsi)

No Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 1,49 1,98 4,60 2,52 1,99 1,59

2 Sumut 0,39 0,44 0,84 0,36 0,21 0,21

3 Sumbar 0,12 0,05 0,09 0,09 0,66 0,02

4 Riau 1,32 1,77 1,03 1,64 1,73 0,91

5 Jambi 0,78 0,55 0,59 0,92 0,37 0,65

6 Sumsel 0,82 0,78 2,64 3,05 1,61 0,62

7 Bengkulu 0,59 0,11 0,46 0,35 0,25 0,37

8 Lampung 0,41 0,51 0,17 0,16 0,24 0,17

9 Babel 5,35 2,49 0,22 0,12 0,00 0,13

10 Kepri - 1,53 - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 0,85 0,91 0,56 0,58 0,30 0,40

13 Jateng 0,72 0,78 0,56 0,52 0,30 0,41

14 DIY 0,31 0,28 0,24 0,41 0,29 0,17

15 Jatim 0,26 0,28 0,20 0,32 0,24 0,14

16 Banten - - - 0,01 0,00 0,02

17 Bali 0,05 0,01 0,04 0,05 0,01 0,01

18 NTB 0,57 0,58 0,34 0,17 0,15 0,14

19 NTT 0,48 0,64 1,15 0,76 0,34 0,43

20 Kalbar 1,05 0,38 1,07 0,71 1,05 0,63

21 Kalteng 0,13 - - 0,05 - -

22 Kalsel 0,02 - - - 0,15 0,01

23 Kaltim 7,40 3,51 3,78 2,62 1,16 2,01

24 Kaltara - - - - - -

25 Sulut 0,98 0,77 0,93 0,46 0,12 0,19

26 Sulteng 1,84 0,93 1,09 0,17 0,26 0,67

27 Sulsel 0,91 0,39 0,26 0,41 0,40 0,30

28 Sultra 3,29 3,33 1,64 2,25 1,61 2,16

29 Gorontalo 1,36 1,35 0,70 1,24 1,07 0,64

30 Sulbar 8,80 8,90 2,41 1,82 0,45 1,98

31 Maluku 1,45 1,79 2,29 1,06 0,12 0,36

32 Malut 0,55 2,68 2,06 0,38 0,12 0,06

33 Pabar 0,73 1,14 4,00 4,93 4,23 11,16

34 Papua 13,85 10,41 6,56 5,87 0,37 2,96

Jumlah 0,67 0,62 0,58 0,56 0,39 0,36

Page 121: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

119 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 20. Rasio Serangan OPT dan DPI Kedelai Tahun 2013-2018 (Per Provinsi)

No. Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 3,15 2,21 6,96 6,41 1,46 1,40 5,49

2 Sumut 5,52 0,93 2,07 1,50 0,50 0,36 0,40

3 Sumbar 0,25 0,56 0,06 1,78 - - 0,06

4 Riau 0,90 0,61 0,13 0,45 3,04 5,82 1,94

5 Jambi 0,43 1,56 0,65 2,76 1,74 2,40 0,67

6 Sumsel 0,13 0,02 1,83 2,32 4,24 1,34 0,84

7 Bengkulu - 0,03 0,02 1,44 0,35 0,57 1,71

8 Lampung 1,37 1,25 1,24 0,59 0,36 0,99 0,64

9 Babel - - - - - - -

10 Kepri - - - - - - -

11 DKI - - - - - - -

12 Jabar 1,76 0,61 1,20 0,38 0,52 0,09 0,07

13 Jateng 1,49 0,91 1,36 1,84 1,05 0,44 0,51

14 DIY 0,74 0,54 0,76 0,83 0,50 0,53 0,48

15 Jatim 0,20 0,32 0,40 0,26 0,13 0,19 0,18

16 Banten - - - 0,27 - - 0,40

17 Bali 0,88 0,12 0,25 0,46 0,07 - 0,38

18 NTB 1,05 2,06 1,91 0,53 0,39 0,35 0,33

19 NTT 0,14 9,44 2,24 1,39 0,52 0,40 0,58

20 Kalbar 0,38 6,33 7,70 0,39 0,41 1,57 1,46

21 Kalteng - - - - - - -

22 Kalsel - - - - - - 0,05

23 Kaltim 0,28 1,17 0,31 0,04 0,72 - -

24 Kaltara - - - - - - -

25 Sulut 0,17 0,03 0,33 0,67 0,02 0,10 0,63

26 Sulteng 1,75 29,68 1,80 1,06 0,25 - 0,44

27 Sulsel 0,35 0,28 0,94 0,62 1,69 0,30 0,36

28 Sultra 3,33 17,29 4,44 3,56 5,44 9,21 5,50

29 Gorontalo 0,47 0,02 0,29 0,74 0,04 - 0,79

30 Sulbar 4,60 0,59 1,26 0,76 0,87 0,08 0,85

31 Maluku - 0,06 - 4,52 0,10 0,10 1,26

32 Malut 8,28 5,63 1,62 1,18 0,24 1,66 -

33 Pabar 19,26 0,08 5,37 8,38 4,16 27,67 43,19

34 Papua 3,60 4,13 3,35 6,29 3,25 2,28 3,60

Jumlah 1,01 1,42 1,52 1,06 0,70 0,45 0,47

Page 122: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

120 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 21. Rasio Serangan OPT dan DPI Kacang Tanah Tahun 2013-2018 (Per Provinsi)

No. Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 15,88 8,35 7,89 4,59 4,96 7,97

2 Sumut 1,06 1,27 1,81 2,18 2,82 5,25

3 Sumbar 0,53 0,32 0,34 0,42 0,37 0,06

4 Riau 5,53 2,74 6,44 3,13 4,14 2,21

5 Jambi 2,54 0,33 0,72 0,53 1,11 1,47

6 Sumsel 0,54 1,48 2,38 4,18 2,19 4,12

7 Bengkulu 0,43 0,61 0,39 0,24 0,41 0,05

8 Lampung - - 0,18 - - -

9 Babel 1,71 - - - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 0,83 1,05 0,23 0,32 0,15 0,17

13 Jateng 0,12 0,11 0,25 0,32 0,23 0,13

14 DIY 0,37 0,32 0,21 0,14 0,17 0,07

15 Jatim 0,80 0,36 1,05 0,85 0,38 0,15

16 Banten - - - - - -

17 Bali 0,45 0,01 0,33 3,60 0,09 0,09

18 NTB 0,74 0,97 0,14 0,17 0,30 1,27

19 NTT 0,98 0,11 1,00 0,37 0,64 0,50

20 Kalbar 0,50 - 3,77 - 11,80 6,17

21 Kalteng - - - - - -

22 Kalsel - - - - 0,01 0,01

23 Kaltim 0,72 1,48 3,97 1,11 3,13 0,15

24 Kaltara - - - - - -

25 Sulut 0,55 0,98 2,61 1,92 5,86 9,22

26 Sulteng 3,12 - - - - -

27 Sulsel 0,06 0,08 0,09 0,31 0,03 0,29

28 Sultra 3,11 2,13 1,82 0,12 0,12 0,37

29 Gorontalo 8,72 5,84 1,56 0,29 0,07 1,82

30 Sulbar 16,50 3,23 0,21 6,59 16,75 19,54

31 Maluku 0,28 0,11 0,56 0,22 0,20 0,07

32 Malut - 0,42 3,94 0,94 0,02 0,25

33 Pabar 0,08 - - - - -

34 Papua 1,41 0,91 1,13 1,75 2,10 6,03

Jumlah 0,73 0,47 0,64 0,57 0,40 0,39

Page 123: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

121 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 22. Rasio Serangan OPT dan DPI Ubi Kayu Tahun 2013- 2018 (Per Provinsi)

No. Provinsi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 5,24 5,45 5,88 9,62 8,86 8,11 4,36

2 Sumut 0,21 0,13 0,49 0,77 0,56 0,41 0,64

3 Sumbar 0,23 0,08 0,00 - - - -

4 Riau 4,43 4,29 7,57 1,15 5,38 2,08 3,17

5 Jambi 1,74 3,20 1,54 0,37 0,49 3,25 0,93

6 Sumsel 0,15 1,58 2,88 1,43 10,10 5,64 0,58

7 Bengkulu - 0,13 0,02 0,11 - - 0,38

8 Lampung - - - - 0,00 0,00 0,01

9 Babel - - - - - - -

10 Kepri - - - - - - -

11 DKI - - - - - - -

12 Jabar 0,41 0,52 1,09 0,42 0,45 0,15 0,09

13 Jateng 0,02 0,05 0,32 0,23 0,04 - 0,02

14 DIY 0,07 0,05 0,01 0,02 0,06 0,01 -

15 Jatim 0,03 0,11 0,19 0,08 0,11 0,07 0,08

16 Banten - - - - - - -

17 Bali - - - - - 0,11 0,05

18 NTB - - - - - - -

19 NTT 0,31 0,07 1,06 0,71 0,53 0,27 1,37

20 Kalbar - - 0,01 - - - -

21 Kalteng 0,14 - - - - - -

22 Kalsel - - - - - - -

23 Kaltim 1,74 9,67 7,96 0,51 4,43 3,65 5,29

24 Kaltara #DIV/0! - - - - - -

25 Sulut 3,97 5,44 6,83 0,84 2,13 2,09 5,73

26 Sulteng 0,29 - - - - - -

27 Sulsel 0,06 0,16 0,01 - - - 0,45

28 Sultra 7,86 6,05 8,08 1,96 1,55 0,32 4,14

29 Gorontalo 0,54 - - - - - -

30 Sulbar 14,01 36,52 16,93 - 3,94 5,06 17,44

31 Maluku 2,02 0,99 0,93 0,04 0,57 0,42 0,14

32 Malut 0,01 - - - 1,18 0,68 0,31

33 Pabar - 0,51 - - - - 2,52

34 Papua - - 0,01 0,53 0,23 0,69 0,19

Jumlah 0,25 0,30 0,48 0,24 0,42 0,23 0,28

Page 124: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

122 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 23. Rasio Serangan OPT dan DPI Ubi Jalar Tahun 2013-2018 (Per Provinsi)

No. Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh 0,83 2,12 5,76 4,17 5,04 6,27

2 Sumut 0,37 1,09 1,79 2,03 1,13 3,63

3 Sumbar - - - - - -

4 Riau 1,71 1,56 - 2,38 1,87 1,06

5 Jambi 1,65 0,57 0,10 1,17 0,80 0,25

6 Sumsel 0,17 1,33 0,02 4,63 0,37 0,74

7 Bengkulu - - - - - -

8 Lampung - - - - - -

9 Babel - - - - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 0,16 0,20 0,04 0,11 0,09 0,02

13 Jateng - 1,05 0,08 0,22 - -

14 DIY - - - - - -

15 Jatim 0,02 0,12 0,02 - 0,00 0,10

16 Banten - - - - - -

17 Bali - - - - - 0,08

18 NTB - - - - - -

19 NTT 0,26 0,35 0,11 0,10 0,13 1,13

20 Kalbar - - - - - -

21 Kalteng - - - - - -

22 Kalsel - - - - - -

23 Kaltim 1,76 1,22 - - - -

24 Kaltara - - - - - -

25 Sulut 2,64 1,67 - 2,73 4,18 4,38

26 Sulteng - - - - - -

27 Sulsel - - - - - -

28 Sultra 5,75 4,39 0,79 0,62 0,24 0,79

29 Gorontalo - - - - - -

30 Sulbar 5,01 4,35 - 0,87 0,88 11,29

31 Maluku 0,88 0,13 - 0,18 0,08 -

32 Malut - - - - - -

33 Pabar 0,32 1,77 1,07 0,18 - 0,06

34 Papua 0,02 0,00 0,05 0,00 0,00 0,01

Jumlah 0,34 0,39 0,19 0,32 0,23 0,51

Page 125: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

123 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 24. Rasio Serangan OPT dan DPI Kacang Hijau

Tahun 2013- 2018 (Per Provinsi)

Page 126: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

124 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

No. Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Aceh - - - - 9,45 -

2 Sumut - 0,01 0,04 0,02 1,48 0,11

3 Sumbar 0,16 - - - - -

4 Riau 0,89 0,48 0,19 1,24 1,45 0,51

5 Jambi 0,04 0,07 - - - -

6 Sumsel 0,02 2,13 4,30 3,99 4,18 0,07

7 Bengkulu - - 0,47 - - -

8 Lampung - - - 0,11 0,72 -

9 Babel - - - - - -

10 Kepri - - - - - -

11 DKI - - - - - -

12 Jabar 2,72 0,95 0,37 0,10 0,16 0,25

13 Jateng 0,40 0,47 0,47 0,70 0,07 0,18

14 DIY - 0,28 - - - -

15 Jatim 0,12 0,21 0,37 0,30 0,03 0,30

16 Banten - - - - - -

17 Bali - - - - 1,62 -

18 NTB 0,02 0,38 - 0,01 - -

19 NTT 0,04 0,75 1,64 0,71 0,66 0,62

20 Kalbar - 0,33 2,41 - - 1,43

21 Kalteng - - - - - -

22 Kalsel - - - - - -

23 Kaltim - - - - 27,85 -

24 Kaltara - - - - - -

25 Sulut 0,92 1,10 3,58 2,18 28,44 -

26 Sulteng 0,10 - - - - -

27 Sulsel 2,50 0,59 0,38 0,16 0,01 0,22

28 Sultra 3,33 1,43 0,96 0,35 0,44 0,20

29 Gorontalo - - - - - 36,99

30 Sulbar 4,70 13,45 0,95 2,08 3,70 0,83

31 Maluku 0,20 0,10 - - 0,08 -

32 Malut - - - - 7,67 -

33 Pabar - 0,60 - - - -

34 Papua - - 0,40 0,09 3,89 -

Jumlah 0,54 0,46 0,46 0,40 0,25 0,23 Lampiran 25. Reviu LAKIN Ditjen TP Tahun 2018

Page 127: LAPORAN KINERJA - tanamanpangan.pertanian.go.idtanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/LAKIN 2018.pdf · laporan kinerja direktorat jenderal tanaman pangan tahun

Laporan Kinerja 2018

125 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan