laporan akuntabilitas kinerja tahun...

80
Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA 2017

Upload: hakhanh

Post on 23-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA

2017

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2016 ini merupakan salah

satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP

dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja

Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang

telah ditetapkan dalam dokumen Pejanjian Kinerja BBSDLP TA 2016 yang

ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut

ditetapkan 2 (dua) sasaran kegiatan dengan 8 (delapan) indikator kinerja yang ingin

dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA 2016. Secara operasional, kegiatan untuk

mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup BBSDLP yakni:

BBSDLP, Balittra, Balittanah, Balitklimat, dan Balingtan yang bekerja sesuai tugas

dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016 ini

dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan

balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkup BBSDLP selanjutnya.

Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap

pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini.

Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2017

Kepala Balai Besar,

Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr.

NIP. 19640623 198903 1 002

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

IKHTISAR EKSEKUTIF iv

I PENDAHULUAN 1

II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 4

2.1. Perencanaan Strategis 4

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2016 13

2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 14

III AKUNTABILITAS KINERJA 17

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2016 17

3.2. Analisis Capaian Kinerja 18

3.3. Akuntabilitas Keuangan 46

3.4. Kegiatan Kerjasama 50

PENUTUP 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN 53

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN

HHaallaammaann

LLaammppiirraann 11.. SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii BBaallaaii BBeessaarr LLiittbbaanngg SSuummbbeerrddaayyaa 5533

LLaahhaann PPeerrttaanniiaann

LLaammppiirraann 33.. PPaagguu ddaann RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001166 5544

LLaammppiirraann 44.. FFoorrmmuulliirr RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss BBBBSSDDLLPP TTaahhuunn 22001155 –– 22001199 5555

LLaammppiirraann 55.. RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001166 5577

LLaammppiirraann 66.. PPeerrjjaannjjiiaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001166 5588

LLaammppiirraann 77.. PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001166 6611

IIKKHHTTIISSAARR EEKKSSEEKKUUTTIIFF

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

(BBSDLP) telah menetapkan Tujuan Utama yang ingin dicapai sebagaimana yang

tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun 2015-2019 sebagai berikut: 1) Meneliti dan

mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian

mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing, 2) Menghasilkan

rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian

yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada

meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani, dan 3) Mendiseminasikan

inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum

dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional

dan internasional. Tujuan utama BBSDLP tahun 2015-2019 tersebut, menjadi dasar

dalam menentukan sasaran kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada tahun

anggaran 2016 yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) BBSDLP yakni: (1) 7

sistem informasi, (2) 958 peta, (3) 33 teknologi, (4) 6 formula, (5) 11 rekomendasi,

(6) 7 database, (7) 50 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian (TSP).

Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan

Desember 2016, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2016

telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase capaian 111,2% (sangat

berhasil).

Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian

sasaran kegiatan selama TA 2016 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan

serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah

SDM berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca

yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan

pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika

serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman

yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, peneliti mengatasinya dengan

pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan membuat parit/saluran irigasi

atau menanam varietas yang adaptif terhadap genangan air. Keterbatasan jumlah

SDM berkualitas/berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM

yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai

kebutuhan.

Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada

tahun anggaran 2016, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran) revisi terakhir mendapat anggaran sebesar sebesar Rp.

164.252.168.000,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp.

84.492.430.000,- , Balittra Rp. 20.087.635.000,- ; Balittanah Rp. 31.457.411.000,- ,

Balitklimat Rp. 15.175.999.000,-, dan Balingtan Rp. 13.038.693.000,-. Dari total

anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp. 163.331.393.000,-

(99,44%), sedangkan sisanya sebesar Rp. 920.775.000,- (0,56%) berasal dari dana

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

hibah dengan rincian: sebesar Rp. 419.816.000,- dikelola oleh BBSDLP, sebesar Rp.

360.000.000,- dikelola oleh Balittanah, dan sebesar Rp. 140.959.000,- dikelola oleh

Balingtan. Keseluruhan anggaran Rp. 164.252.168.000,- digunakan untuk

membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : (1) 7 Sistem Informasi

Pertanian, (2) 958 peta (Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian), (3) 33

Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung

Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, (4) 6 (pupuk anorganik, pupuk organik,

pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji

dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, (5) 11 Rekomendasi Kebijakan

Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta

Perubahan Iklim, (6) 7 Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian, (7) 50 ton

benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian (TSP).

Hingga akhir Desember 2016, total realisasi anggaran yang berhasil diserap

lingkup BBSDLP sebesar Rp. 152.849.952.974,- atau 93,06% dengan rincian:

BBSDLP Rp. 75.703.538.569,- atau 89,60%, Balittra Rp. 19.182.363.069,- atau

95,49%, Balittanah Rp. 30.763.298.974,- atau 97,79%, Balitklimat Rp.

14.391.772.029,- atau 94,83%, dan Balingtan Rp. 12.808.980.333,- atau 98,24%.

Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 11.402.215.026,-

atau 6,94%. Besarnya anggaran yang tidak terserap tersebut antara lain disebabkan

karena adanya pemblokiran anggaran sebesar Rp. 8.625.000.000,- atau 5,25% dari

total anggaran. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 93,06%, akan

tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%.

Pencapaian target sasaran yang berhasil direalisasikan oleh lingkup BBSDLP hingga

akhir Desember adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 12 Sistem Informasi

Pertanian (171,4%) dari target 7 sistem, 2) menghasilkan 958 Peta/Informasi

Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian (100%) dari target 958 peta, 3)

menghasilkan 33 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian

Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan (100%) dari target 33

teknologi, 4) menghasilkan 6 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk

hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan

instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan (100%) dari target 6 formula, 5)

menghasilkan 13 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber

Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim (118%) dari target 11

rekomendasi, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian

(100%) dari target 7 database, 7) menghasilkan 44,6 ton benih padi Impara

(89,2%) dari target 50 ton, dan 8) terselesaikannya pembangunan TSP di 2 provinsi

(100%) yakni di Jawa tengah (Balingtan) dan di Kalimantan Selatan (Balittra).

Dengan efisiensi sejumlah itu, satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat

melaksanakan kegiatan dengan tingkat pencapaian sasaran kegiatan sangat

berhasil.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

BAB I

PENDAHULUAN

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

(BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No

37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis

di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan

penelitian pengembangan sumberdaya lahan pertanian. Dalam melaksanakan

tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program,

rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan

Sumberdaya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumberdaya

lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan

pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan

komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumberdaya lahan

pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan

pengembangan sumberdaya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem

informasi hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian; serta g)

pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan

BBSDLP.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan

Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006

mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang

bersifat lintas sumberdaya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan

lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

– Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian –

Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan dan untuk

menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT.

Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang

Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG),

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan

mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium.

Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi

semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumberdaya lahan dan

pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan

global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya

diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut,

BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus

berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan

dan peningkatan Sumberdaya penelitian yang dimiliki.

Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif

penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi

untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact

recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian

status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research

institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus

dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi

pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna

menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja

sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku

usaha nasional maupun internasional.

Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh

Sumberdaya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana).

Berdasarkan data per 31 Desember 2016, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak

466 orang dengan komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut:

lulusan S3 sebanyak 50 orang, lulusan S2 sebanyak 68 orang, lulusan S1 sebanyak

101 orang, dan lulusan < S1 sebanyak 247 orang.

Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumberdaya Lahan

Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa

Instalasi Laboratorium Tanah; Rumah Kaca; Kebun Percobaan Lahan Kering Masam

di Tamanbogo-Lampung yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya

tanaman pangan lahan kering; Kebun Percobaan lahan rawa di Banjarbaru_Kalsel

yang terdiri dari: KP. Belandean (lahan pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (lahan

lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (lahan tadah hujan), KP. Binuang (lahan

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

kering-tadah hujan-lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan);

Kebun Percobaan Jakenan-Jateng; dan 2 buah Taman Sains Pertanian (TSP) yang

terletak di Balittra-Banjarbaru dan Balingtan-Jakenan. Seluruh aset tersebut terus

dioptimalkan pemanfaatannya.

Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu)

laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium

mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1)

Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika

& biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1)

Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga)

Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca

(Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC)

tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2

dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3)

Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam

berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya

mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP

sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas

rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki

Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS).

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

BAB II

PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2015-2019 merupakan acuan dan arahan

bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan

penelitian dan pengembangan pertanian periode 2015-2019 secara menyeluruh,

terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait.

Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 2) Rencana

Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025, 3) Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, 4) Renstra

Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, dan Renstra Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Tahun 2015-2019. Secara operasional, Renstra ini

menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup

BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan

strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders.

2.1.1. Visi

Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian

terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika

berkelanjutan.

2.1.2. Misi BBSDLP

a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian

unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience,

bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan

aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition.

b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan

pengembangan sumberdaya lahan pertanian.

c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking)

dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

(scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian

(impact recognition).

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan Utama

Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2015-2019 adalah sebagai

berikut:

1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya

lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya

saing.

2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan

sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif

maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan

kesejahteraan petani.

3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam

mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam

membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

b. Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2015-2019 adalah:

1) Tersedianya data dan informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis

informatika dan geospasial.

2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung

sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.

4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang.

5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian.

6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan

materi alih teknologi.

7) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring

kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang

sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

2.1.4. Indikator kinerja Utama

Dalam lima tahun ke depan (2015 – 2019), Balai Besar Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran

kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun 2015-2019.

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama

1. Tersedianya data dan

informasi SDL pertanian

1. Jumlah informasi geospasial

sumberdaya pertanian 2. Jumlah sistem informasi pertanian

3. Jumlah database sumberdaya lahan pertanian

2. Tersedianya inovasi teknologi

pengelolaan sumberdaya lahan pertanian

1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan,

air dan agroklimat, dan lingkungan pertanian

2. Jumlah formula dan produk pertanian

yang ramah lingkungan

3. Tersedianya rekomendasi

kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem

pertanian bioindustri

berkelanjutan.

1. Jumlah rekomendasi kebijakan

Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan

Perubahan Iklim

4. Tersedianya daftar

inventarisasi dan

pemanfaatan lahan bekas tambang

1. Jumlah informasi dan teknologi

reklamasi lahan terlantar bekas

pertambangan

5. Terbangunnya Taman Sains

Pertanian

1. Jumlah Taman Sains Pertanian

6. Tersedia, terdistribusi, dan

termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih

teknologi.

1. Jumlah publikasi, KTI dan produk

cetakan

7. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan

perluasan jejaring kerja

nasional dan internasional mendukung terwujudnya

lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.

1. Jumlah HaKI 2. Jumlah lisensi

3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama

nasional dan internasional

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

2.1.5. Arah Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian mengacu pada arah kebijakan pembangunan pertanian yang

berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga (2015-2019),

sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo

dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang

Nasional 2005-2025.

Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah:

a. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk

optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan

suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru.

b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam

pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian

sebagai inti “sistem inovasi pertanian bioindustri nasional” sebagai

landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir.

c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi

nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan

limbah organik .

d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi

dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal

BBSDLP.

e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap

kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek

manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran.

f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis

geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

dengan sistem cloud computing.

g. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan

terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program

penelitian dan pengembangan pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

2.1.6. Strategi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan

tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah :

a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan

pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land

tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya.

b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya

lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang

meliputi:

1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan

pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan

terdegrasi,

2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap

dinamika perubahan iklim.

3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping)

yang unggul dan cermat,.

c. Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis

Web Sumberdaya Lahan Pertanian.

d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices

terpadu, meliputi:

1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu,

2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

dan bencana,

3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan,

4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya,

e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk

mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi

pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian.

f. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian

melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders

nasional melalui jejaring PPP (public-private–partnership) maupun

internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan

pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific

recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di

luar APBN (eksternal fundings).

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

2.1.7. Program dan Kegiatan

a. Program

Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan

teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu,

Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus

komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh

Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung,

Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok

Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting

Pengendal iInflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri

(Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5)

Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk

Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi

Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian

Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak,

Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok

produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas

strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan

bawang merah.

b. Kegiatan

Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang

Pertanian untuk periode 2015-2019, maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang

merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu

tematik aktual tertentu.

Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi

dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan

pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra

satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS).

Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada

lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut,

dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian

ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air),

formulasi pupuk dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati, dan

pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan

lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran

lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan

measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi.

Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan

sumberdaya lahan, pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim,

serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian

berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan

sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan

sumberdaya lahan pertanian, yaitu:

1) Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian

berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi:

a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan

penciptaan teknologi.

b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya

lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis

kebijakan.

c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan

terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis

sintesis kebijakan.

2) Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu:

a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan

identifikasi dan analisis sintesis kebijakan.

b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan

penciptaan teknologi.

c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan

kebijakan.

3) Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu:

a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi

dan analisis sintesis kebijakan.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa

kegiatan penciptaan teknologi.

4) Transfer teknologi dan advokasi, yaitu:

a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan

komunikasi dan teknologi informasi.

b) Pengembangan sistem “litkajibangrap” sumberdaya lahan pertanian melalui

jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan

perencanaan.

c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen

dan kapasitas teknologi informasi.

2.1.8. Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP

Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian adalah:

a. Penyusunan informasi dan analisis geospasial mendukung

pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan

peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya).

b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian.

c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis

web (Agrimap Info).

d. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan

sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim

e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa

tanah, scientific base research).

2.1.9. Fokus penelitian tanah dan pupuk

Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah:

a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi

mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.

b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah

mendukung swasembada pangan berkelanjutan.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah

tanah.

d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah.

e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya

tanah dan pupuk (in house).

2.1.10. Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi

Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan

pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah:

a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air

terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.

b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim

dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim

dan air.

d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air (in

house/scientific base research).

2.1.11. Fokus penelitian pertanian lahan rawa

Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian

pertanian lahan rawa adalah:

a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa

mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan .

b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan

lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim.

c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan

rawa mendukung swasembada pangan.

d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa

e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa (in house/

scientific base research).

2.1.12. Fokus penelitian lingkungan pertanian

Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian

lingkungan pertanian adalah:

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung

pertanian bioindustri berkelanjutan

b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian

serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional

c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian.

d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas

pestisida/scientific base research).

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2016

Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2016,

telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya

pencapaian sasaran pada TA 2016.

Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai

yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan

Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Kegiatan utama yang

telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (PKT sebelum pagu definitif) lingkup BBSDLP,

TA 2016

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)

1.

Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan Sumberdaya lahan pertanian

1. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

2. Jumlah Informasi Geospatial Sumberdaya Lahan Pertanian

3. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.

4. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik,

7 Sistem Informasi

1036 Peta

33 Teknologi

6 Formula

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

5. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan

serta Perubahan Iklim.

6. Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian

7. Benih Padi

11 Rekomendasi

7 Database

56 Ton

2. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi

1. Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP)

2 Provinsi

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2016, BBSDLP merencanakan untuk

menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 1036 peta, (3) 33 teknologi, (4) 6

formula, (5) 11 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 56 ton benih padi, dan (8) 2

Taman Sains Pertanian (TSP).

2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, setelah dilakukan berbagai

pembahasan dan setelah ditetapkannya pagu indikatif angaran, selanjutnya

diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi

Perjanjian Kinerja. Dalam perjalanannya terjadi tiga kali pengesahan Perjanjian

Kinerja BBSDLP, yakni Perjanjian Kinerja awal yang ditandatangani oleh Bapak

Kepala Badan Litbang pada bulan Maret 2016; Perjanjian Kinerja setelah adanya

pemotongan anggaran yang ditandatangani pada bulan Juli 2016; dan Perjanjian

Kinerja yang ditandangani setelah refocusing yang ditandatangani pada bulan

Agustus 2016. Berikut ini disajikan Perjanjian Kinerja yang ditandatangani pada

bulan Agsutus 2016 setelah refocusing tersebut:

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP yang ditandatangani

pada bulan Agustus 2016 setelah refocusing.

NO SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)

1.

2.

Tersedianya data, informasi dan

peningkatan inovasi

teknologi pengelolaan

sumberdaya lahan pertanian

Pembangunan 100 techno park dan 34

science park di 34

Provinsi

1) Jumlah Sistem Informasi Pertanian

2) Jumlah Informasi

Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian

3) Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air,

Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung

Sistem Pertanian

Bioindustri Berkelanjutan.

4) Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk

organik, pupuk hayati,

pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk

Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya)

yang Ramah Lingkungan.

5) Jumlah Rekomendasi

Kebijakan Pemanfaatan

dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air,

dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.

6) Jumlah Database dan

Informasi Sumberdaya Pertanian

7) Benih Padi

1) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP)

7 Sistem Informasi

958 Peta

33 Teknologi

6 Formula

11 Rekomendasi

7 Informasi dan

Database

50 Ton

2 Provinsi

Anggaran Rp. 161.664.797.000,-

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

Berdasarkan Perjanjian Kinerja di atas, pada tahun 2016, BBSDLP berjanji untuk

menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 958 peta, (3) 33 teknologi, (4) 6 formula,

(5) 11 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 50 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains

Pertanian (TSP).

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target),

sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah

dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori

keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100

persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59

persen.

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2016

Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2016 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2016,

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian mempunyai 2 (dua) Sasaran

Kegiatan dengan 8 indikator kinerja yang ingin dicapai.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2016,

Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan BBSDLP adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2016

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

- Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan Sumberdaya lahan pertanian

1. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

7 sistem informasi

12 sistem informasi

171,4

2. Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian

958 Peta 958 Peta 100

3. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan

33 teknologi 33 Teknolg 100

4. Jumlah Formula (pupuk

anorganik, pupuk

6 Formula 6 Formula 100

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

5. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta

Perubahan Iklim.

11 Rekom 13 Rekom 118

6. Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian

7 informasi dan database

7 informasi dan database

100

7. Benih Padi 50 ton 44,6 ton 89,2

Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi

1. Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP)

2 Provinsi 2 Provinsi 100

Pagu Anggaran Rp. 164.252.168.000,-

Realisasi Anggaran Rp. 152.849.952.974,- (93,06)

Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator kinerja sasaran lingkup BBSDLP

tahun 2016 untuk sasaran pertama dan kedua mencapai rata-rata 109,8%

menunjukkan tingkat keberhasilan sangat berhasil karena capaiannya melebihi

100%.

Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran

tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus,

serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan

tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan

terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan

komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran yang telah

ditetapkan.

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja BBSDLP tahun anggaran 2016 dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

Sasaran 1 : Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi

teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 5. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Sistem Informasi Pertanian 7 Sistem 12 Sistem 171,4

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP berhasil menyelesaikan 12 sistem informasi pertanian atau

171,4% dari target 7 sistem informasi. Dengan demikian katagori keberhasilan

pencapaian indikator kinerja 1 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih

dari 100%. Untuk menghasilkan 12 sistem informasi ini telah dialokasikan anggaran

sebesar Rp. 2.435.280.000,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap

sebesar Rp. 3.025.230.037,- atau 89,2%.

Tabel 6. Rincian output 7 Sistem Informasi

No. Uraian Kegunaan/Manfaat

1 Sistem Penilaiain

Kesesuaian Lahan (SPKL), Versi 2.0, 2016

- Sebagai pengelola data karakteristik lahan

input evaluasi kesesuaian lahan - Membantu melakukan proses evaluasi

kesesuaian lahan

- Membantu penetapan zone agroekologi

2 Sistem Manajemen Data

Sumberdaya Lahan

Pertanian (SIMADAS), Versi 2.0, 2016

- Menyimpan dan mengelola data morfologi,

kimia, dan mineralogi tanah

- Terhubung ke InaSoilObs

3 Sistem Informasi Sumberdaya Lahan

Pertanian (SISULTAN),

Versi 3, 2016

Menyajikan informasi online pata tanah dan kesesuaian lahan serta tematik lainnya

4 Sistem Informasi Pertanian

berbasis webGIS

(InaAgriMap), Versi 2, 2016

Menyajikan informasi pertanian terkait

sumberdaya lahan

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

5 Phoshorus dan Potassium Decision Support System,

Versi 4, 2016

- Sebagai pengelola data karakteristik lahan input evaluasi kesesuaian lahan

- Membantu proses evaluasi kesesuaian lahan

6 Sistem Basisdata Spasial

Lahan Basah (InaWetSoils), Versi 1, 2016

Menyimpan dan mengelola lokasi-lokasi

pengamatan tanah dan peta lahan basah

nasional

7 Sistem Basisdata Spasial

Pengamatan Tanah

(InaSoilObs), Versi 2, 2016

Menyimpan dan mengelola lokasi-lokasi

pengamatan tanah nasional

8 Ssitem basisdata spasial

peta tanah dan tematik

lainnya (InaSoilMap), Versi 2, 2016

Menyimpan dan mengelola peta-peta hasil

penelitian BBSDLP

9 Sistem Katalog Peta Online (MapMarket), Versi 1

(beta), 2016

- Menyajikan informasi produk berupa peta - Melayani pemesanan produk dan transaksi

online

10 Sistem Basisdata Image (SBI), Versi 2, 2016

Menyimpan dan mengelola data-data berupa image untuk mendukung penelitian dan image

hasil penelitian

11 Sistem Informasi Pengelolaan Lahan

Sistem Informasi ini berisi informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial untuk seluruh

wilayah Indonesia yang sangat diperlukan oleh pengambil kebijakan dan praktisi pertanian.

Informasi konservasi tanah dapat diperoleh

secara cepat dengan sistem dalam bentuk yang sangat membantu untuk pelaksanaan

perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya.

12 Sistem Informasi Sumberdaya Pertanian

Lahan Rawa di Provinsi Papua

Sistem Informasi ini sangat membantu para pengambil kebijakan untuk mempersiapkan

sarana dan prasarana pertanian (alat dan mesin pertanian, benih, pupuk, irigasi dan

drainase) yang dibutuhkan dalam upaya meningkatkan produksi pertanian, khususnya

produksi tanaman pangan pada lahan rawa.

Seluruh system informasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT

lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah dan Balittra) yang bekerjasama dengan tim

peneliti senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Sistem yang

telah dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai

masukan dan permasalahan yang berkembang.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya

Lahan Pertanian

958 peta 958 peta 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP berhasil menyelesaikan 958 peta atau 100% dari target 958

peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah

berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk menghasilkan 958 Peta ini telah

dialokasikan anggaran sebesar Rp. 50.199.000.000,- dan hingga akhir Desember

2016 telah terserap sebesar Rp. 45.028.654.352,- atau 89,7%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari

perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim

yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke

lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan

cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi,

peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian

dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan

yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan

pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan

penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi

lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney

Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form

pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk survei lapang

lainnya.

Berbagai alat survey tanah

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke

lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan

persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun

administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga

mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul

kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara

demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan

efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh

dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS

yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta

berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim

GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan,

seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh

ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk

mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.

Data dari lapang Entri data base Perbaikan batas SPT

Gambar Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang

Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan

form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP,

selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan

lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior

yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil

kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari

lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft

peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan

diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan

output yang dihasilkan.

Pada tahun 2016 peta-peta yang dihasilkan secara garis besar adalah terdiri

dari: 485 atlas Peta Tanah SKALA 1:50.000, 236 atlas Peta Kesesuaian Lahan Skala

1:50.000, 236 atlas Peta Arahan dan Rekomendasi Penggunaan Lahan (RPL) Skala

1:50.000, dan 1 Peta Lahan Kering Terdegradasi DAS Citarum Bagian Tengah skala

1:50.000.

Beberapa contoh peta yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Gambar Peta tanah semi detail skala 1:50.000 Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara

Gambar Contoh Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Tadah Hujan

Kabupaten Landak-Kalimantan Barat, skala 1:50.000

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

Gambar Contoh Peta Arahan Komoditas dan Rekomendasi Penggunaan Lahan (RPL) Kabupaten Pangandaran – Jawa Barat, skala 1:50.000.

Gambar Peta Lahan Terdegradasi DAS Citarum Bagian Tengah skala 1:50.000

Dari seluruh output peta Sumberdaya lahan yang dihasilkan, 957 peta

dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 1 peta (Peta Lahan Kering

Terdegradasi DAS Citarum Bagian Tengah) dihasilkan oleh satker Balittanah. Salah

satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah

terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta).

Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun,

seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun 2020. Sementara itu

rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985

Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan

pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten

surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai

pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari

menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan

profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan

tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti

dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang

profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM

yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi

calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus

berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk

mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, pada tahun 2016

dilakukan perekrutan tenaga outsorching yang berasal dari lulusan perguruan tinggi

dan yang memiliki kompetensi untuk membantu melaksanakan kegiatan

pemetaan/survey tanah. Dengan cara demikian seluruh tugas pemetaan lapangan

dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga surveyor, juga

terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini juga diatasi

dengan mengangkat tenaga outsorching yang memiliki kemampuan

mengoperasikan berbagai software terkait digitasi peta dan pengolahan database.

Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan

pertanian, dari tahun 2010 hingga 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik Sumberdaya

lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2016

No Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian (peta)

6 peta (100%)

12 peta (150%)

24 peta (120%)

26 peta (186%)

28 peta (140%)

73 peta (115%)

958 peta (100%)

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya.

Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan

peta sumberdaya tanah skala 1:250.000 yang cakupan arealnya sangat luas, dan

data yang masih kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan

tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2016 peta-peta yang dihasilkan

merupakan peta skala 1:50.000 yang cakupan luasannya per kabupaten. Peta skala

1:50.000 ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai data dasar

untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten. Tema-tema

peta pada skala 1:50.000 lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk berbagai

komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun pertama

dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya berbeda-

beda dari tahun ke tahun. Khusus pada tahun anggaran 2016 terjadi lonjakan target

yang harus diselesaikan oleh BBSDLP. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan

ontop yang harus dikerjakan oleh BBSDLP untuk menyusun peta tanah, peta

kesesuaian lahan, dan Peta Arahan serta Rekomendasi Penggunaan Lahan skala

1:50.000 pada seluruh Kabupaten Kota yang belum dipetakan melalui penambahan

anggaran APBNP.

Tabel 9. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan

33 Teknologi 33 Teknologi 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 33 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air,

Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri

Berkelanjutan atau 100% dari target 33 teknologi. Dengan demikian kategori

keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah berhasil, karena capaiannya

mencapai 100%. Untuk menghasilkan 33 Teknologi ini telah dialokasikan anggaran

sebesar Rp. 15.487.981.000,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap

sebesar Rp. 13.813.829.536,- atau 89,2%.

Keberhasilan pencapaian target Indikator Kinerja 3, merupakan hasil

dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di BBSDLP, Balittanah, Balitklimat,

Balingtan, dan Balittra. Dengan dukungan sarana penelitian yang memadai seperti:

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan

penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat

melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi

pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh

kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal.

Secara lengkap rincian output teknologi yang dihasilkan adalah:

1. Teknologi pemupukan N, P, K lahan sawah irigasi berstatus P dan K sedang.

Teknologi ini sebagai acuan dalam perhitungan kebutuhan pupuk pada tanah

berstatus P dan K dari sedang hingga tinggi pada tanaman padi berpotensi

hasil tinggi.

Gambar : Pemupukan N, P, K lahan sawah irigasi berstatus P dan K sedang

2. Teknologi pemupukan N, P, K lahan sawah tadah hujan berstatus P dan K

sedang. Teknologi ini sebagai acuan dalam perhitungan kebutuhan pupuk N, P,

K lahan sawah tadah hujan berstatus P dan K sedang.

Gambar : pemupukan N, P, K lahan sawah tadah hujan berstatus P dan K sedang

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

3. Teknologi perbanyakan Sianobakteri. Telah diperoleh informasi teknik

perbanyakan Sianobakteri Bakteri yang mampu menyediakan N sebesar 10 -

20%.

Gambar : Petak-petak perbanyakan Sianobakteri Bakteri

4. Sistim Informasi Kalender Tanam (SI-KATAM) Terpadu Modern. Sistim

Informasi Katam Terpadu Moderen ini menggambarkan potensi pola dan waktu

tanam untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) berdasarkan

potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air beserta rekomendasi varietas

dan pupuk.

Gambar : Tamipilan muka KatamTerpadu Modern versi 2.5

5. Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Iklim dan Air Terpadu pada Berbagai

Agroekosistem Mendukung Upsus Pajale, Cabe Merah dan Kakao. Teknologi ini

dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rancang bangun pemanfaatan

sumberdaya air dan iklim untuk mendukung swasembada padi, jagung, kedelai,

cabe dana tau kakao berbasis desa mandiri pangan (Food Smart Village) pada

berbagai agroekosistem.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

Gambar : Bangunan bendung sadap untuk menampung mata air

di Desa Limampoccoe, Kec. Cenrana, Kab. Maros, Sulawesi Selatan

6. Teknologi informasi Key Area keragaman iklim seluruh Indonesia Mendukung

UPSUS PJK. Teknologi ini dapat memberikan informasi bagi kondisi iklim

Indonesia secara keseluruhan berdasarkan agroekosistem masing-masing, yang

selanjutnya menjadi dasar yang penting dalam penetapan teknologi adaptif

serta permasalahan adopsinya dalam mengatasi risiko bencana terkait iklim

(banjir, kekeringan dan OPT) serta langkah kebijakan inovasi teknologi maupun

transfer teknologinya hingga tingkat petani.

Peta signifikansi curah hujan dan ENSO, DMI serta OLR pada 3 bulanan sebagai

batas kritis curah hujan untuk deteksi el-nino dan la-nina serta awal tanam pada key area.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

7. Teknologi pemanfatan sumber energy alamiah untuk optimalisasi pengelolaan

sumberdaya air (Pompa Air Tenaga Surya).

Teknologi irigasi dengan pompa air ini menggunakan sumber energy matahari

yang hemat energy dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi

tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga

pompa energy matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya

operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan tidak membebani petani

dalam melakukan kegiatan usahataninya.

Gambar : Tempat penyimpanan Pompa Air Tenaga Surya di beberapa lokasi

8. Teknologi penentuan penciri iklim mikro untuk peningkatan produktivitas

tanaman. Teknologi ini merupakan model pengelolaan iklim dan air khususnya

pengelolaan irigasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao serta

meningkatkan upaya memacu diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing

dan ekspor, serta mewujudkan kesejahteraan petani.

Pot lisimeter diisi tanaman kakao

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

Pemasangan pompa air submersible untuk irigasi tanaman kakao

9. Teknologi pengelolaan sumberdaya terpadu pertanian ramah lingkungan di

lahan pasang surut. Teknologi ini dapat dijadikan rekomendasi teknologi

pengelolaan sumberdaya terpadu ramah lingkungan di lahan rawa pasang

surut berbasis agroekosistem (sulfat masam dan gambut) mendukung

swasembada pangan.

10. Teknologi model pengelolaan air terintegrasi di lahan rawa. Teknologi ini

mampu meningkatnya produksi padi dan/atau palawija di lahan rawa dengan

memperhatikan aspek dinamika air, sifat-sifat fisika, kimia, biologi dan

kesburnan tanah dan lingkungannya sehingga mendukung tercapainya

kedaulatan pangan secara nasional.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

Gambar : model pengelolaan air terintegrasi di lahan rawa

11. Teknologi decision support system pemupukan jagung dan kedelai di lahan

pasang surut. Teknologi ini dapat mengurangi penggunaan pupuk dan

meningkatkan produksi jagung dan kedelai. Melalui peningkatan produksi

jagung dan kedelai diharapkan akan berdampak pada terpenuhinya kebutuhan

akan pangan dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani.

Pola perubahan berat pipilan kering kedelai akibat penambahan dosis pupuk SP-36 dan KCl di desa Sidomakmur, kec. Marabahan, kab. Barito Kuala,

Kalimantan Selatan.

12. Teknologi Remediasi Cemaran Pestisida dan Logam Berat di Lahan Sawah dan

Hortikultura. Teknologi ini bermanfaat untuk membantu pemerhati lingkungan

atau pengambil kebijakan sektor terkait upaya menurunkan kontaminan atau

cemaran residu pestisida di lahan pertanian, sehingga kualitas lingkungan

meningkat, kesehatan manusia terjamin, dan produk pertanian Indonesia

aman dikonsumsi dan bebas cemaran.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

Penelitian di lysimeter

13. Baku Mutu Logam Berat Hg dan As dari Lahan Sawah dan Hortikultura.

Memberikan informasi baku mutu logam berat Hg dan As dari lahan sawah dan

hortikultura (soil quality standard) yang dapat digunakan sebagai acuan konkret

dalam pencegahan dan pengendalian cemaran logam berat merkuri (Hg) dan

arsen (As) di lahan pertanian sehingga tercipta komoditas pertanian yang aman

dikonsumsi dan dapat diekspor.

Lokasi pengambilan contoh tanah dan uji adsorspi/jerapan logam berat Hg dan As

skala laboratorium (daya jerap tanah).

14. Teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang (pengelolaan bahan organic Insitu

dan Teknologi Konservasi tanah). Teknologi ini sebagai percontohan penerapan

teknologi legume cover crop, dan penggunaan sisa tanaman.

Cover crop sebagai sumber bahan organik insitu

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

15. Teknologi pengembangan hijauan pakan ternak. Merupakan koleksi hijauan

pakan ternak (sapi, kambing, domba), agen fito remediasi, lokasi percontohan.

16. Teknologi pengembangan tanaman perkebunan pada lahan bekas tambang.

Teknologi ini merupakan alternatif reklamasi lahan bekas tambang dengan

tanaman perkebunan yang produktif baik tanaman penghasil BBN (kemiri

sunan) dan minyak atsiri (Serai wangi), maupun tanaman pangan (lada,

jagung).

Teknologi pengembangan kemiri sunan dengan seraiwangi, jagung, dan lada perdu

di lahan bekas tambang batubara Kabupaten Kutai kartanegara

17. Model Finansial Pengelolaan Lahan Bekas Tambang. Merupakan bahan

pertimbangan bagi pengambil kebijakan dan pengguna lahan dalam penentuan

pemanfaatan lahan bekas tambang.

18. Teknologi bioremediasi untuk lahan bekas tambang timah. Pada tahap awal

telah tersedianya data dan informasi calon tumbuhan yang efektif mengikat Hg

pada lahan bekas tambang emas.

19. Teknologi pengendalian erosi pada lahan bekas tambang batubara. Merupakan

teknologi untuk mencegah terjadinya erosi tanah dari kawasan penambangan

batubara menggunakan teknik alley cropping + mulsa jagung dan geotextile.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

Sistem alley cropping (pertanaman lorong) dikombinasikan dengan mulsa jagung

efektif mencegah erosi percikan dan erosi alur akibat aliran permukaan

20. Teknologi fertigasi untuk lahan bekas tambang. Hingga akhir tahun 2016 telah

tersedia data awal dan komponen teknologi dan plot yang dapat dijadikan

sebagai display teknologi.

Teknik irigasi tetes pada system fertigasi (pemupukan dan irigasi) untuk tanaman cabai muda (kiri) dan cabai yang sudah mulai berbunga (kanan)

21. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Bangka Barat

22. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Bangka

23. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Bangka Tengah

24. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Bangka Selatan

25. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Belitung

26. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Belitung Timur

27. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Muara Enim

28. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Lebak

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

29. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Katingan

30. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Tabalong

31. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Balangan

32. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Tapin

33. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Kutai Kartanagara

34. Peta tanah semi detail skala 1:25.000 Kabupaten Buru

Beberapa cpntph gambar Peta yang dihasilkan dari kegiatan Reklamasi Lahan Bekas

Tambang:

Gambar Contoh Peta Tanah Lahan Bekas Tambang Kabupaten Bangka Barat

Gambar Contoh Peta Tanah lokasi Demplot di Desa Embalut, Tenggarong Seberang,

Kab Kukar, Kaltim.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

Berbagai produk penelitian terbaru yang dihasilkan oleh BBSDLP telah

diterima dan digunakan oleh masyarakat, antara lain : Katam Terpadu,

Biodecomposer, dan Pupuk Hayati Agrimeth yang diandalkan untuk dapat

meningkatkan produksi pertanian.

Penyerahan Pupuk Hayati Agrimeth dan Biodekomposer (200 ha) oleh Bapak Menteri Pertanian yang disaksikan Bp Presiden RI pada acara panen raya

memperingati Hari pangan sedunia di Boyolali, Jawa Tengah

Soft launching produksi Agrimeth oleh Ka Balitbangtan di workshop PT AIM dalam

rangka persiapan produksi masal teknologi Balitbangtan oleh Mitra/Lisensor.

Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah,

dan pestisida) dan Produk Pertanian

(perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

6 Formula 6 Formula 100

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 6 Formula atau 100% dari target 6

Formula. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 4

adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk menghasilkan 6 Formula ini telah

dialokasikan anggaran sebesar Rp. 914.402.000,- dan hingga akhir Desember 2016

telah terserap sebesar Rp. 872.979.271,- atau 95,5%.

Secara lengkap rincian output 6 Formula yang dihasilkan adalah:

1. Formula larutan nutrisi untuk tanaman sayuran berbuah dan uji efektifitasnya

pada tanaman tomat dan paprika.

2. Penyempurnaan formula NPKSi dan uji efektifitasnya

3. Formula isolat unggul biostimulan dan pengendali hayati patogen tular tanah

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

4. Satu Jenis Test Kit PUTR gambut

5. Formula pupuk hayati dan amelioran, mencakup: a) pupuk hayati dan amelioran

yang efektif meningkatkan pH, ketersediaan P dan produktivitas lahan gambut

untuk padi, dan b) pupuk hayati dan amelioran yang efektif meningkatkan

kesuburan tanah dan produktivitas lahan gambut untuk bawang merah

6. Formula insektisida nabati yang efektif mengendalikan hama serangga kedelai di

lahan rawa pasang surut

Gambar Insektisida nabati berbahan Kirinyu (Tarasida-Kr) (Kiri) dan berbahan

Kepayang (Tarasida-Kp) (Kanan) yang siap diaplikasikan

Tabel 11. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran 5

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan

Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan

serta Perubahan Iklim.

11 Rekom 13 Rekom 118

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 13 rekomendasi/policy breaf atau 118%

dari target 11 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian

indikator kinerja adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Untuk menghasilkan 13 Rekomendasi telah dialokasikan anggaran sebesar Rp.

5.485.900.000,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp.

4.869.344.847,- atau 88,8%.

Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf yang dihasilkan berikut

rekomendasi kebijakannya adalah:

Tabel 12. Rincian output rekomendasi/policy breaf

No. Judul Kebijakan/Policy Brief

Ringkasan isi

1. Percepatan Penyediaan Informasi Geospasial Sumberdaya lahan Tingkat Operasional Mendukung

Pengembangan Komoditas Strategis

Rekomendasi/Policy Breaf ini menyangkut pentingnya ketersediaan data sumberdaya lahan pada berbagai ketelitian atau skala peta, mengingat sangat dibutuhkan untuk perencanaan peggunaan lahan

jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Oleh karena itu penyediaan peta ini perlu dipercepat yang menyertakan pengambil kebijakan, teknologi yang tersedia, sumberdana dan sumberdaya manusia pelaksananya.

2. Konversi, Kebutuhan Lahan dan Ketersediaan Lahan Untuk Cadangan Pangan Nasional.

Rekomendasi/Policy Breaf ini didasarkan pada keprihatinan terhadap konversi lahan pertanian menjadi non pertanian yang secara perlahan tapi pasti semakin mengancam lahan sawah yang telah terbangun sejak ratusan tahun silam dengan biaya tinggi, dilengkapi dengan sarana infrastruktur jalan dan saluran irigasi yang lengkap. Hal ini dapat mengancam ketahanan dan kedaulatan pangan

nasional, apabila tidak ada tindakan nyata dalam mengendalikan laju konversi lahan sawah terebut. Pemerintah telah berupaya untuk mengendalikan konversi lahan sawah, dengan mengeluarkan berbagai regulasi dan peraturan untuk mencegah konversi lahan tersebut. Namun sejauh ini ternyata berbagai peraturan tersebut belum mampu membendung laju konversi lahan sawah secara efektif. Oleh karena itu, perlu strategi untuk mengatasi hal tersebut.

3. Kenapa Lahan bekas tambang harus direhabilitasi?

Diperkirakan ribuan hektar lahan pertanian subur menjadi rusak dan terlantar akibat aktivitas penambangan, khusus kegiatan tambang yang tidak

diikuti dengan SOP yang benar dan atau tidak

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

melakukan rehabilitasi dan reklamasi lahan dan lingkungan sebagaimana diatur oleh peraturan perundan-undangan yang berlaku. Di lain pihak untuk mendukung pembangunan pertanian jangka panjang dibutuhkan upaya-upaya optimalisasi dan pembukaan jutaan lahan baru. Oleh karena itu diperlukan berbagai kajian dan penelitian tentang pemanfaatan lahan bekas tambang untuk digunakan sebagai areal pertanian melalui upaya reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang.

4. Kebijakan Litbang Pertanian

untuk Berpartisipasi Mencegah Terulangnya Kebakaran Lahan Gambut.

Policy breaf ini merupakan masukan kepada

pemerintah mengenai perlunya upaya perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan. Dikemukakan perlunya tinjauan ulang (review), perbaikan (revisi) dan penyelarasan berbagai kebijakan Pemerintah terkait Perijinan dan Pengelolaan Gambut yang telah maupun yang sedang/akan diterbitkan Pemerintah, serta memasukkan peran serta masyarakat adat.

5. Pendekatan bijak dalam pengelolaan lahan gambut terdegradasi

Policy breaf ini berkaitan upaya yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan lahan gambut kedepan yang seharusnya berdasarkan pada zonasi (kawasan budidaya dan kawasan lindung), sesuai dengan kekhasan biofisik,

sosial dan budaya setempat dan dengan mempertimbangkan secara matang pada daerah-daerah yang wilayahnya dominan gambut.

6. Menyeimbangkan Fungsi Lingkungan dan Budidaya Lahan Gambut Melalui Kebijakan Rasional

Policy breaf ini berisi masukan terhadap upaya menyeimbangkan fungsi lingkungan dan budidaya lahan gambut. Dikemukakan perlunya pengelolaan lahan gambut diarahkan pada: a) lahan gambut yang masih berupa hutan perlu dipertahankan (konservasi), b) lahan gambut yang sudah terdegradasi (semak belukar) dapat dikembangkan untuk budidaya sesuai dengan kesesuaian lahannya, dan c) lahan yang telah menjadi lahan pertanian (budidaya) tetap dipertahankan sebagai lahan pertanian dengan manajemen pengelolaan yang baik, yaitu sesuai dengan karakteristiknya.

7. Implementasi teknologi ekohidro “Perlu Dipaksakan (Perda)” mendukung optimalisasi lahan rawa.

Policy breaf ini berisi tentang perlunya pemaksaan dalam penerapan atau implementasi ekohidro (dalam bentuk Perda) sebagai pesan dari PP. No. 6 Tahun 2015 yang pada dasarnya adalah penerapan sistem tata air “ekohidro”. Seiring dengan keengganan dari pada pengusaha dalam penerapan dari sistem ekohiro ini, maka diperlukan adanya pemaksaan melalui Perda untuk masing-masing daerah gambut sehinga efektif implimentasi dari ketentuan tersebut.

8. Rekomendasi strategi serta rencana aksi adaptasi dan

Informasi, teknologi, dan rekomendasi pengelolaan berkelanjutan sumberdaya iklim dan air untuk

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

penanggulangan risiko untuk penyelamatan dan pengamanan produksi pangan

adaptasi sektor pertanian pangan menghadapi perubahan iklim ekstrim ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh instansi subsektor lingkup Kementerian Pertanian dan atau dinas/SKPD di daerah dalam merancang dan melakukan kegiatan/program aksi antisipasi dan adaptasi perubahan iklim dan/atau kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) dalam rangka pengamanan produksi pangan dan komoditas pertanian lainnya. Informasi, teknologi, dan rekomendasi ini bersifat dinamis dan kadang kala bersifat spesifik lokasi, sesuai dengan tingkat perubahan iklim dan tingkat kerawanan wilayah yang setiap waktu bisa berubah (dinamis) sehingga selalu perlu dimutakhirkan atau disesuaikan

9. Rekomendasi kebijakan adaptasi perubahan iklim berdasarkan tingkat kerentanan terhadap anomali iklim di Jawa dan Sulawesi

Memberikan informasi indeks kerentanan pangan dan risiko iklim, factor determinan yang mempengaruhi kerentanan pangan dan risiko iklim, dan menyusun rekomendasi kebijakan adaptasi perubahan iklim berdasarkan tingkat kerentanan pangan dan risiko iklim

10.

Rekomendasi desain pengelolaan air untuk meningkatkan IP Padi di Lampung

Teknologi dan rekomendasi pengelolaan air irigasi pada lahan IP 100 dan 200 untuk peningkatan IP padi dengan memanfaatkan sumber air permukaan yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh instansi subsektor lingkup Kementerian Pertanian dan atau dinas/SKPD di daerah dalam merancang dan melakukan kegiatan/program aksi dalam rangka meningkatkan IP padi pada daerah yang mempunyai sumber air permukaan sepanjang tahun yang dapat meningkatkan produksi pangan nasional.

11.

Rekomendasi kebijakan pemanfaatan lahan berbasis potensi Sumberdaya iklim, air dan tanah pada kawasan pengembangan PJKU yang potensial dan berpeluang untuk penerapan IP 300

Informasi, teknologi, model dan rekomendasi pengelolaan air irigasi ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh instansi sub sector lingkup Kementerian Pertanian dan atau dinas/SKPD di daerah dalam merancang dan melakukan kegiatan/program aksi dalam rangka pemanfaatan lahan berbasis potensi Sumberdaya iklim, air dan tanah pada kawasan pengembangan PJKU yang potensial dan berpeluang untuk penerapan IP 300.

12.

Rekomendasi kebijakan antisipasi dan pencegahan kebakaran hutan pada kawasan/wilayah khususnya pada lahan gambut, terutama terkait dengan iklim ekstrim dan perubahan iklim

Rekomendasi: • Terkait kebijakan/himbauan tidak boleh

membakar: Masyarakat lokal/petani sudah lama tinggal dan beraktivitas di lahan gambut tsb. Untuk itu, perlu pendekatan tertentu, dinamis, dan tidak boleh bertentangan dengan UU/peraturan yang lebih tinggi, dalam memecahkan masalah “karlahut”, agar tidak menimbulkan masalah baru bagi masyarakat/petani (seperti rawan pangan dan kemiskinan)

• Perlu regulasi/kebijakan yang terintegrasi,

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi untuk pengelolaan lahan gambut rawan “karlahut”.

• Perlu adanya baku mutu dan peraturan yang harus digunakan sebagai acuan dalam pembukaan dan pengelolan lahan gambut berkelanjutan, termasuk mencegah kebakaran

13.

Rekomendasi pengelolaan air di lahan rawa lebak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel

Rekomendasi: • Dalam upaya peningkatan indeks pertanaman dari

IP 100 menjadi IP 300 maka perlu pembuatan polder, ada potensi pembuatan Polder masing-

masing seluas 3.000 ha dan 2.200 hadi Kecamatan Labuan Amas Utara dan Pandawan HST

• Infrastruktur jalan penghubung beberapa desa di Kec. Labuan Amas Utara dan Kec. Pandawan telah menjadi tanggul yang membatasi lahan dari pengaruh sungai. Perlu ada investasi relative rendah dan desain yang tepat sehingga tanggul tersebut dapat difungsikan menjadi polder

Tabel 13. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 6

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Database dan Informasi

Sumberdaya Pertanian

7 Database

dan Informasi

7 Database

dan Informasi

100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 6 pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 7 database/informasi atau 100% dari

target 7 database/informasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian

indikator kinerja 6 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk menghasilkan

7 Database dan informasi ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp. 862.648.000,-

dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp. 845.778.150,- atau

98,0%.

Secara lengkap rincian output 7 database/informasi yang dihasilkan adalah:

1. Informasi mikroba pendegradasi residu pestisida di padi sawah, cabai merah dan

bawang merah.

2. Informasi baku mutu Hg dan As dari lahan sawah dan hortikultura.

3. Informasi neraca karbon pada integrasi tanaman pangan-ternak untuk

pengembangan pertanian bio-industri berkelanjutan.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

4. Informasi dinamika emisi GRK dari varietas padi di lahan sawah.

5. Basis data site horizon tanah dalam SIMADAS (berisi data site, morfologi, dan

data kimia) dari lokasi survey hingga tahun 2015.

6. Basis data spasial sumberdaya lahan pertanian berbasis ArcGIS (berisi peta

tanah, peta tematik, dan peta turunan) dari lokasi survey hingga tahun 2015.

7. Dataset karakteristik lahan untuk evaluasi lahan dalam SPKL (Basisdata SPKL)

terupdate.

Tabel 14. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 7

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Benih padi 50 Ton 44,6 ton 89,2

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP hanya mampu menghasilkan 44,6 ton benih padi Impara atau

89,2% dari dari target 50 ton. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian

indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya berada pada kisaran 80 -

100%. Untuk kegiatan pengadaan benih ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp.

590.501.000,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp.

555.336.400,- atau 94,04%.

Ketidakberhasilan satker Balittra mencapai target produksi 50 ton benih padi,

disebabkan karena adanya serangan organisme pengganggu tanaman yang tidak

bisa dihindari, yaitu: penyakit blas leher, penggerek batang, ulat daun, dan belalang

sehingga target produksi tidak terealisasi sepenuhnya (Berita Acara Terlampir).

Areal pertanaman padi UPBS Balittra yang terserang hama Blas leher di Batola

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

Sasaran 2 : Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34

Provinsi.

Untuk mengukur capaian sasaran 2 tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 15. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) 2 Provinsi 2 Prov 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada

tahun 2016 BBSDLP telah menyelesaikan pembangunan lanjutan TSP pada 2 (dua)

Provinsi (100%) dari target 2 (dua) provinsi. Dengan demikian katagori keberhasilan

pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk

melanjutkan pembangunan TSP ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp.

7.729.364.000,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp.

7.645.845.492,- atau 98,9%.

Adapun TSP yang berhasil dilanjutkan pembangunannya adalah:

1. Taman Sains Pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Balittra –

Banjarbaru – Kalimantan Selatan.

Gambar Keragaan pertanaman kedelai di TSP Balittra varietas Nuri, Betet, Murai

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

2. Taman Sains Pertanian di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Balingtan –

Jakenan – Jawa Tengah.

Gambar TSP di Balingtan difoto dari atas

3.3 Akuntabilitas Keuangan

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada

umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai

operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2016 berdasarkan total

pagu terakhir mendapat anggaran sebesar Rp. 164.252.168.000,- dengan rincian

per Satker: BBSDLP sebesar Rp 84.492.430.000,- , Balittra Rp. 20.087.635.000,- ;

Balittanah Rp 31.457.411.000,- , Balitklimat Rp 15.175.999.000,- , dan Balingtan

Rp 13.038.693.000,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar

Rp. 163.331.393.000,- (99,44%), sedangkan sisanya sebesar Rp. 920.775.000,-

(0,56%) berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp. 419.816.000,- dikelola

oleh BBSDLP, sebesar Rp. 360.000.000,- dikelola oleh Balittanah, dan sebesar Rp.

140.959.000,- dikelola oleh Balingtan. Keseluruhan anggaran Rp. 164.252.168.000,-

digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : (1) 7

Sistem Informasi Pertanian, (2) 958 peta (Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan

Pertanian), (3) 33 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan

Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, (4) 6 (pupuk

anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan

Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan,

(5) 11 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan,

Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, (6) 7 Database dan Informasi

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

Sumberdaya Pertanian, (7) 50 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian

(TSP).

Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya

Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2016

Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP

menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 51,4%, sedangkan pagu

anggaran terendah adalah Satker Balingtan yakni 7,9%.

Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan

mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap

menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai,

barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada

gambar berikut:

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja

Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Barang

Non Operasional menempati proporsi terbesar yakni Rp. 94.845.364.000,- atau

57,7%, selanjutnya secara berturut-turut adalah Belanja Pegawai menempati

proporsi kedua sebesar Rp. 38.152.656.000,- atau 23,23%, Belanja Modal

menempati proporsi ke 3 sebesar Rp. 19.023.134.000,- atau 11,58%, dan Belanja

Barang Non Operasional menempati proporsi terkecil yakni Rp. 12.231.014.000,-

atau 7,4% dari total pagu anggaran. Besarnya proporsi Belanja Barang Non

Operasional yang mencapai 57,7% menunjukkan bahwa anggaran BBSDLP lebih

difokuskan pada kegiatan penelitian dan kegiatan pendukungnya.

Hingga akhir Desember 2016, total realisasi anggaran yang berhasil diserap

lingkup BBSDLP sebesar Rp. 152.849.952.974,- atau 93,06% dengan rincian:

BBSDLP Rp. 75.703.538.569,- atau 89,60%, Balittra Rp. 19.182.363.069,- atau

95,49%, Balittanah Rp. 30.763.298.974,- atau 97,79%, Balitklimat Rp.

14.391.772.029,- atau 94,83%, dan Balingtan Rp. 12.808.980.333,- atau 98,24%.

Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 11.402.215.026,-

atau 6,94%. Besarnya anggaran yang tidak terserap tersebut antara lain disebabkan

karena adanya pemblokiran anggaran sebesar Rp. 8.625.000.000,- atau 5,25% dari

total anggaran. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 93,06%, akan

tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%.

Selengkapnya realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat

pada tabel berikut :

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

Tabel 16. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31

Desember 2016

Jenis Belanja Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %

BBSDLP 84.492.430.000 75.703.538.569 89,60%

Belanja Pegawai 8.422.085.000 7.991.932.188 94,89%

Belanja Barang Operasional 3.597.680.000 3.378.066.765 93,90%

Belanja Barang Non Operasional 68.613.389.000 60.548.097.926 88,25%

Belanja Modal 3.859.276.000 3.785.441.690 98,09%

BALITTANAH 31.457.411.000 30.763.298.974 97,79%

Belanja Pegawai 11.516.547.575 11.523.033.115 96,38%

Belanja Barang Operasional 2.447.565.000 2.442.725.855 99,80%

Belanja Barang Non Operasional 8.016.211.000 7.915.914.044 98,75%

Belanja Modal 9.038.235.000 8.888.111.500 98,34%

BALITKLIMAT 15.175.999.000 14.391.772.029 94,83%

Belanja Pegawai 4.621.429.000 4.357.206.113 94,28%

Belanja Barang Operasional 2.104.570.000 2.047.927.866 97,31%

Belanja Barang Non Operasional 8.450.000.000 7.986.638.050 94,52%

Belanja Modal 0 0 0

BALITTRA 20.087.635.000 19.182.363.069 95,49%

Belanja Pegawai 8.622.870.000 8.560.735.790 99,28%

Belanja Barang Operasional 2.216.470.000 2.179.578.904 98,34%

Belanja Barang Non Operasional 5.670.275.000 5.009.214.675 88,34%

Belanja Modal 3.578.020.000 3.432.833.700 95,94%

BALINGTAN 13.038.693.000 12.808.980.333 98,24%

Belanja Pegawai 4.530.872.000 4.496.260.816 99,24%

Belanja Barang Operasional 1.864.729.000 1.823.587.906 97,79%

Belanja Barang Non Operasional 4.095.489.000 3.941.560.611 96,24%

Belanja Modal 2.547.603.000 2.547.571.000 100,00%

Jumlah 164.252.168.000 152.849.952.974 93,06%

Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN ini baru dapat menginformasikan

realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi

penggunaan sumberdaya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang

ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk

mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh

instansi yang berwenang.

PNBP

Sesuai mandat, BBSDLP selain mendapatkan dana dari APBN dan hibah, juga

menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis penerimaan umum dan

fungsional, antara lain 1) Pendapatan penjualan hasil produksi; 2) Pendapatan

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

penjualan aset; 3) Pendapatan sewa; 4) Pendapatan jasa; dan 5) Pendapatan lain-

lain.

Pada tahun 2016, target pendapatan PNBP lingkup BBSDLP adalah sebesar

Rp. 4.272.559.000,-. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 realisasi PNBP

yang diperoleh lingkup BBSDLP tercatat sebesar Rp. 6.924.150.540,- (162,1%).

Rincian target dan realisasi PNBP di masing-masing satker lingkup BBSDLP untuk

tahun 2016 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 17. Target dan realisasi PNBP lingkup BBSDLP tahun 2016.

SATKER TARGET/PAGU

Rp.

REALISASI

Rp.

%

REALISASI

BBSDLP 45.000.000 104.633.167 232,51

BALITTANAH 3.667.617.000 5.896.198.262 160,8

BALITKLIMAT 49.500.000 140.348.376 283,5

BALITTRA 265.000.000 381.174.500 143,8

BALINGTAN 245.442.000 401.796.235 163,7

JUMLAH 4.272.559.000 6.924.150.540 162,1

Berdasarkan tabel di atas, realisasi nominal terbesar diperoleh dari Balittanah

yakni Rp. 5.896.198.262,- atau 138,0% dari total realisasi PNBP lingkup BBSDLP.

Perolehan terbesar berasal dari Penerimaan Fungsional No. MAK 423216

Pendapatan Jasa Tenaga, Jasa Pekerjaan, Jasa Informasi, Jasa Pelatihan, Jasa

Teknologi, Pendapatan BPN, Pendapatan DJBC (Jasa Pekerjaan Bea Cukai).

3.4 Kegiatan Kerjasama

Pada tahun 2016, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama dengan mitra kerja

dalam negeri maupun luar negeri. Secara lengkap data kerjasama yang

dilaksanakan oleh BBSDLP pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

Tabel 18. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada

tahun 2016

No. Judul Kegiatan Mitra Kerjasama Penanggungjawab Biaya

1 Biochar as an Adaptation Strategy

for Climate Change

Research Council of

Norway

Dr. Neneng L. Nurida NOK. 637,500

2 Peningkatan Akurasi Model

Standing Crop (SC) Padi Sawah Melalui Integrasi Data Satelit Resolusi Tinggi dan Menengah di

Sentra Produksi Padi Untuk Mendukung Upaya Khusus

Swasembada Pangan

SMARTD, Sekretariat

Badan Litbang Pertanian

Dr. Rizatis Shofiyati,

MSc

740.420.000

3 Reducing Disaster Risks caused by changing climate in Nusa Tenggara Timur (NTT) and Nusa Tenggara

Barat (NTB) Provinces in Indonesia (Phase 2)

FAO Dr. Edi Husen/Ir. Anny Mulyani, MS

Merupakan hibah jasa (BBSDLP tidak

menerima dana)

4 Riset peningkatan efisiensi pemupukan untuk produksi kelapa

sawit

BPDPKS Dr. Wiwik Hartatik 600.000.000

5 Identifikasi Dan Disain Infrastruktur

Penen Air Untuk Peningkatan Indeks Pertanaman

Sekretariat Badan

Litbang Pertanian

Dr. Dedi Nursyamsi 554.130.000

Seluruh kegiatan kerjasama untuk tahun anggaran 2016 telah selesai

dilaksanakan dan telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah

MoU.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

PENUTUP

Capaian sasaran BBSDLP tahun 2016 diukur dengan 8 (lima belas) indikator

kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2016

sebanyak 7 indikator kinerja mencapai nilai > 100%, sedangkan 1 indikator, yakni

benih padi capaiannya hanya 88,7%. Secara keseluruhan rata-rata tingkat capaian

indikator kinerja mencapai 111,7% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian

sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang handal, terutama SDM

peneliti, teknisi litkayasa, analis, operator komputer, tenaga outsorching dan tenaga

administrasi yang menunjukkan kegigihan dan komitmen yang tinggi. Selain

dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk

terlaksananya seluruh kegiatan.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain

SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi

cuaca pada pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung. Selain itu juga terdapat

kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu. Dengan komitmen yang

kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh kegiatan dapat

terselesaikan tepat waktu.

Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja,

dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh

jajaran di lingkup BBSDLP dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan,

meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya

yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan

dan pemantauan.

Guna meningkatkan kualitas output dari penelitian-penelitian yang dilakukan,

perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap rencana kegiatan yang akan

dilakukan terutama terkait output yang diharapkan agar sesuai dengan tuntutan

teknologi inovasi pertanian terkini.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

LLAAMMPPIIRRAANN--LLAAMMPPIIRRAANN

Lampiran 1.

Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

KEPALA BBSDLP

Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr

Dr. Yiyi Sulaeman

Sulaeman, SP., M.Si.

Dr. Ai Dariah

Aris Dwi Saputra, SE

BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

(BALITTRA)

Dr. Herman Subagyo

BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

(BALINGTAN)

Dr. Asep Nugraha

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN

HIDROLOGI (BALITKLIMAT)

Dr. Harmanto

Dr. Woro Estiningtyas

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Realisasi Keuangan Lingkup BBSDLP Akhir Desember 2016

No. Satker Pagu Anggaran

Pagu Per Belanja Realisasi Per Belanja

Pegawai Barang Ops Barang Non Modal Pegawai % Barang Ops % Barang Non % Modal % Total %

1 BBSDLP 84.492.430.000 8.422.085.000 3.597.680.000 68.613.389.000 3.859.276.000 7.991.932.188 94,89 3.378.066.765 93,90 60.548.097.926 88,25 3.785.441.690 98,09 75.703.538.569 89,60

2 Balittra 20.087.635.000 8.622.870.000 2.216.470.000 5.674.275.000 3.574.020.000 8.573.332.297 99,43 2.179.578.904 98,34 5.009.214.675 88,28 3.432.833.700 96,05 19.194.959.576 95,56

3 Balittanah 31.457.411.000 11.955.400.000 2.447.565.000 8.016.211.000 9.038.235.000 11.523.033.115 96,38 2.442.725.855 99,80 7.915.914.044 98,75 8.888.111.500 98,34 30.769.784.514 97,81

4 Balitklimat 15.175.999.000 4.621.429.000 2.104.570.000 8.450.000.000 0 4.418.057.191 95,60 2.047.927.866 97,31 7.929.421.950 93,84 0 0 14.395.407.007 94,86

5 Balingtan 13.038.693.000 4.530.872.000 1.864.729.000 4.095.489.000 2.547.603.000 4.497.371.341 99,26 1.823.587.906 97,79 3.941.560.611 96,24 2.547.571.000 100,00 12.810.090.858 98,25

Jumlah 164.252.168.000 38.152.656.000 12.231.014.000 94.849.364.000 19.019.134.000 37.003.726.132 96,99 11.871.887.296 97,06 85.344.209.206 89,98 18.653.957.890 98,08 152.873.780.524 93,07

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

FORMULIR RENCANA STRATEGIS

TAHUN : 2015 S/D 2019

INSTANSI : BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

VISI :Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan

sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan

MISI : a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis

advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan

aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition

b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian

c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan sains

dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan (scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan

pertanian (impact recognition).

No

TUJUAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN KETERANGAN

URAIAN URAIAN INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 5 6 7 8 9 10 11

1 Meneliti dan mengembang- 1 Tersedianya data dan 1. Jumlah informasi 60 60 60 60 60 Penciptaan

kan inovasi teknologi informasi sumber daya geospasial sumber

Teknologi dan

pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berbasis daya pertanian

Inovasi Pertanian

lahan pertanian mendu- informatika dan geospasial. 2. Jumlah sistem infor- 7 5 5 5 12 Bio-Industri

kung pertanian bioindustr masi pertanian

Berkelanjutan

tropika unggul berdaya 3. Jumlah database 10 12 13 14 15 Penelitian dan

saing

sumberdaya lahan

Pengembangan

pertanian

Sumberdaya Lahan

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

2 Tersedianya inovasi tekno- 1. Jumlah teknologi 10 10 11 11 17 Pertanian

logi pengelolaan sumber- pengelolaan lahan, air

daya lahan pertanian dan agroklimat, dan

lingkungan pertanian

2. Jumlah formula dan 9 9 11 6 6

produk pertanian yang

ramah lingkungan

2 Menghasilkan rekomendasi 3 Tersedianya rekomendasi 1. Jumlah rekomendasi 6 6 6 6 6

kebijakan pengembangan kebijakan pembangunan kebijakan Pengelolaan

dan pemanfaatan sumber pertanian mendukung Sumberdaya Lahan

daya lahan pertanian yang sistem pertanian bioindustri dan Perubahan Iklim

aplikatif, baik bersifat berkelanjutan.

antisipatif maupun respon- 4 Tersedianya daftar inven- 1. Jumlah informasi dan 2 2 2 2 2

sif yang berdampak pada tarisasi dan pemanfaatan teknologi reklamasi

meningkatnya pendapatan lahan bekas tambang lahan terlantar bekas

dan kesejahteraan petani pertambangan

3 Mendiseminasikan inovasi 5 Terbangunnya Taman 1. Jumlah Taman Sains 2 0 0 0 0

teknologi sumberdaya Sains Pertanian Pertanian

lahan pertanian dalam 6 Tersedia, terdistribusi, dan 1. Jumlah publikasi, KTI 45 45 45 45 45

mewujudkan spectrum termanfaatkannya produk dan produk cetakan

dissemination multi channel

inovasi SDLP dan materi alih

(SDMC) dalam membangun teknologi.

jejaring kerjasama 7 Diperolehnya HaKI dan 1. Jumlah HaKI 8 8 8 8 8

nasional dan internasional. lisensi serta penguatan dan 2. Jumlah lisensi 1 1 1 1 1

perluasan jejaring kerja 3. Jumlah MoU/kegiatan 2 2 2 2 2

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

nasional dan internasional kerjasama nasional

mendukung terwujudnya dan internasional

lembaga litbang pertanian

yang handal dan terkemuka.

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2016

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

- Tersedianya data, informasi, dan peningkatan

inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

8. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

7 sistem informasi

12 sistem informasi

171,4

9. Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian

958 Peta 958 Peta 100

10. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan

33 teknologi 33 Teknolg 100

11. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan

pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.

6 Formula 6 Formula 100

12. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.

11 Rekom 13 Rekom 118

13. Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian

7 informasi

dan

database

7 informasi

dan

database

100

14. Benih Padi 50 ton 44,6 ton 89,2

Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi

2. Jumlah Taman Sains

Pertanian (TSP)

2 Provinsi 2 Provinsi 100

Pagu Anggaran Rp. 164.252.168.000,-

Realisasi Anggaran Rp. 152.849.952.974,- (93,06)