laporan kasus ca penis
TRANSCRIPT
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 58 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Leces
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Tanggal MRS : 10 Oktober 2013
Tanggal Pemeriksaan : 15 Oktober 2013
B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama : Nyeri pada kemaluan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD Dr. Moh Saleh mengeluh nyeri pada kemaluan kurang
lebih 2 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk hilang timbul sepanjang
hari tanpa sebab, dan bertambah sakit pada saat kemaluannya ereksi namun pelan-
pelan hilang.
Awalnya pasien mengeluh muncul benjolan pada kemaluannya kurang lebih 1
tahun yang lalu. Benjolan tersebut sebesar biji kedelai, tidak nyeri dan keras yang
semakin lama semakin membesar kemudian muncul benjolan lagi disebelahnya.
Benjolan berupa gelembung yang kemudian pecah mengeluarkan nanah bercampur
darah, saat benjolan itu pecah juga tercium aroma tidak sedap, tidak gatal. Selama
benjolan itu muncul pasien sering mengalami demam yang hilang timbul. Selain itu
juga pasien mengeluh muncul benjolan pada selangkangannya yang semakin lama
juga semakin membesar kurang lebih 1 tahun yang lalu saat awal benjolan muncul
pada kemaluannya. Buang air kecil tidak ada keluhan, tidak nyeri,hambatan(-), warna
kuning jernih, frekuensi berkemih malam hari <3x, pancaran kuat, rasatidak puas (-)
Sekarang benjolan tersebut pecah, bengkak, bernanah dan kemerahan.
Kadang-kadang pasien juga mengeluh pada kemaluan keluar nanah secara tiba-tiba
1
berwarna putih susu, kadang – kadang bercampur darah sebanyak 3 – 5 tetes namun
hilang dengan sendirinya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit raja singa(-), sfilis(-), jantung(-), asma(-), sakit kuning(-), kencing
manis(-), benjolan pada kemaluan sebelumnya (-).
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
e. Riwayat Sosioekonomi
Pasien bekerja sebagai penambang pedagang gerabah keliling. Pasien merokok 1-3
bungkus per hari dan kadang minum alkohol, pasien berhenti sejak 6 bulan yang lalu.
Pasien sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Pasien mengaku tidak pernah
berganti-ganti pasangan dalam berhubungan kelamin. Pasien mengaku jarang
membersihkan area kelamin dengan kulup ditarik. Pasien belum disunat.
f. Riwayat Pengobatan:
Pasien sebelumnya belum pernah memeriksakan dirinya ke pusat pelayanan kesehatan
manapun. Namun pasien sering membeli obat-obat yang beli diwarung untuk
mengobati panas badannya yang suka hilang timbul.
C. PEMERIKSAAN FISIK
I. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran/GCS : Composmentis / E4V5M6
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
Nadi : 110 x/menit, irama teratur, kuat angkat
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 37,0 ºC
II. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Kepala
- Kepala : Normocephali,
2
- Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+
- Hidung : Deformitas (-), rhinorrhea (-)
- Telinga : Otorrhea -/-
b. Leher : Pembesaran KGB (-)
c. Thorax
- Inspeksi : Terlihat bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada kanan
dan kiri simetris, retraksi dinding dada (-), iktus kordis tidak
tampak
- Palpasi : Pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris, iktus kordis
teraba pada ICS V midclavicula sinistra
- Perkusi : Sonor di lapangan paru
- Auskultasi : Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
d. Abdomen
- Inspeksi :
- Auskultasi : Bising usus (+) normal, borborygmus (-), metalic sound (-)
- Palpasi :Supel, nyeri tekan (-), defans muskuler (-), hepar/lien tidak
teraba.
- Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen.
e. Genitalia eksterna
Inspeksi : tampak adanya kelainan berupa pembesaran penis berwarna
kemerahan, ulkus (+).
f. Anal-perianal
Inspeksi : fistula (-), hemmoroid (-), tanda-tanda abses (-), pembesaran
KGB(+).
g. Extremitas
- Akral hangat (+) , edema (-) pada kedua telapak tangan dan kaki
3
STATUS LOKALIS
Inspeksi : Tampak 2 buah ulkus berukuran 3x2 cm dan 1x1 cm dengan batas tidak
jelas, warna kemerahan, dasar pus, berbau busuk, tampak benjolan pada
daerah inguinal kiri dan kanan, benjolan pada inguinal kanan ukuran ± 6 x 1,5
cm pada inguinal kiri, 3 x 1 cm pada inguinal kanan, tak tampak smegma pada
prefusium, penis belum di sunat.
Palpasi : Teraba massa pada corpus penis dengan konsistensi padat kenyal, berupa 2
buah ulkus, terfiksir, nyeri tekan corpus penis (+), smegma pada prefusium
berwarrna putih(+), pembesaran KGB inguinal bilateral(+) teraba kenyal,
KGB kiri lebih besar daripada KGB kanan, nyeri tekan KGB(-).
D. RESUME
Laki – laki umur 55 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kemaluan kurang
lebih 4 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk hilang timbul sepanjang
hari tanpa sebab, dan bertambah sakit pada saat kemaluannya ereksi namun pelan-
pelan hilang.
Awalnya pasien mengeluh muncul benjolan pada kemaluannya kurang lebih 1
tahun yang lalu. Benjolan tersebut sebesar biji kedelai, tidak nyeri dan keras yang
semakin lama semakin membesar kemudian muncul benjolan lagi disebelahnya.
Benjolan berupa gelembung yang kemudian pecah mengeluarkan nanah bercampur
darah, saat benjolan itu pecah juga tercium aroma tidak sedap, tidak gatal. Selama
benjolan itu muncul pasien sering mengalami demam yang hilang timbul. Selain itu
4
juga pasien mengeluh muncul benjolan pada selangkangannya yang semakin lama
juga semakin membesar kurang lebih 1 tahun yang lalu saat awal benjolan muncul
pada kemaluannya.
Sekarang benjolan tersebut pecah, bengkak, bernanah dan kemerahan.
Kadang-kadang pasien juga mengeluh pada kemaluan keluar nanah secara tiba-tiba
berwarna putih susu, kadang – kadang bercampur darah sebanyak 3 – 5 tetes namun
hilang dengan sendirinya.
Keadaan umum :Baik, Kesadaran/GCS :Composmentis / E4V5M6, Tekanan
darah 120/80 mmhg, Nadi: 110 x/menit, irama teratur, kuat angkat, Respirasi: 20
x/menit, Suhu: 37,0 ºC. Pada Genitalia eksterna Inspeksi : tampak adanya kelainan
berupa pembesaran penis berwarna kemerahan, ulkus (+). Pada Anal-perianal
pembesaran KGB(+).
Status lokalis Inspeksi: Tampak 2 buah ulkus berukuran 3x2 cm dan 1x1 cm
dengan batas tidak jelas, warna kemerahan, dasar pus, berbau busuk, tampak benjolan
pada daerah inguinal kiri dan kanan, benjolan pada inguinal kanan ukuran ± 6 x 1,5
cm pada inguinal kiri, 3 x 1 cm pada inguinal kanan, penis belum di sunat. Palpasi:
Teraba massa pada corpus penis dengan konsistensi padat kenyal, berupa 2 buah
ulkus, terfiksir, nyeri tekan corpus penis (+), smegma pada prefusium berwarrna
putih(+), pembesaran KGB inguinal bilateral(+) teraba kenyal, KGB kiri lebih besar
daripada KGB kanan.
E. DIAGNOSIS KERJA
Suspect Ca Penis
F. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
- Sifilis yang sudah mengalami ulkus.
G. USULAN PEMERIKSAAN
- DL
Hasil (/7/2013)
- Biopsi
H. RENCANA TERAPI
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 1 gr/24 jam
5
Inj. Ketorolac 3% 1 ampul tiap 8 jam
Pro Penektomi partial
I. PROGNOSIS
Dubia ad bonam.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker penis merupakan suatu pertumbuhan sel yang sangat ganas pada jaringan dan
atau wilayah diluar daripada penis. Kanker penis merupakan suatu penyakit yang jarang
yangmana pada umumnya merupakan kanker yang tumbuh agresif serta memiliki
kecenderungan untuk menyebar. Keganasan ini hampir tidak pernah ditemukan pada
orang yang melakukan sirkumsisi. Insiden tertinggi pada fimosis termasuk mereka yang
disunat secara tidak sempurna sehingga terjadi fimosis. Pada orang yang tidak disunat
tetapi dengan kebersihan preputium dan glans penis yang baik, insiden karsinoma
rendah.
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENIS
Penis terdiri atas 3 buah corpora berbentuk silindris yaitu 2 buah corpora kavernosa
yang salinng berpasangan dan sebuah korpus spongiosum yang berda disebelah
ventralnya. Korpora kavernosa dibungkus oleh jaringan fibrotic tunika albuginea
sehingga merupakan satu kesatuan sedankan disebelah proximal terpisah menjadi dua
sebagai krura penis. Setiap krura penis dibungkus oleh otot ischio-kavernosus yang
kemudian menempel pada rami osis ischii.
Korpus spongisum membungkus uretra mulai dari diafragma urogenitalis dan
disebelah proximal dilapisi otot bulbo-kavernosus. Korpus spongiosum ini berakhir pada
sebelah distal sebagai glans penis. Ketiga corpora itu dibungkus oleh fascia Buck dan
lebih sperfisial lagi oleh fascia Colles atau fascia Dartos yang merupakan kelanjutan dari
fascia Scarpa.
Didalam setiap korpus yang terbungkus oleh tunika albuginea terdapat jaringan erektil
yaitu berupa jaringan kaversus(berongga) seperti spon. Jaringan ini terdiri atas sinusoid
atau ringga lacuna yang dilapisi endothelium dan oto polos kavernosus. Rongga lacuna
ini dapat menampung darah yang cukup banyak sehingga menyebabkan ketegangan
batang penis.
Fungsi fisiologis penis ialah sebagai saluran keluar bagi kemih maupun sperma
melalui proses senggama. Disamping itu, berbicara mengenai fungsi penis tidak bias
terlepas daripada fungsi organ reproduksi pria yang lain diantaranya testis, scrotum dan
7
saluran-saluiran lain. Fungsi primer dari system reproduksi laki-laki adalah
menghasilkan spermatozoa matang dan menempatkan sperma dalam saluran reproduksi
perempuan melalui senggama. Testis mempunyai fungsi eksokrin dalam spermatogenesis
dan fungsi endokrin untuk mensekresikan hormone-hormon seks yang mengendalikan
perkembangan dan fungsi seksual. Semua fungsi dari system reproduksi laki-laki diatur
melalui inetraksi hormonal yang kompleks.
PREVALENSI DAN ETIOLOGI
Tumor ganas yang terdapat pada penis terdiri atas: (1) Karsinoma sel basal, (2)
Melanoma, (3) tumor mesenkim, dan yang paling banyak dijumpai adalah (4) Karsinoma
skuamosa. Karsinoma skuamosa ini berasal dari kulit prepusium, glans atau shaft(batang)
penis.
Karsinoma penis paling banyak terjadi pada laki-laki dari usia 60 hingga 80 tahun,
namun juga dapat terjadi pada laki-laki usia 40 hingga 60 tahun. Insidens berhubungan
dengan standar kebersihan, perbedaan kebudayaan serta agama yang diyakini.
Karsinoma penis lebih sering terjadi pada laki-laki yang tidak disirkumsisi daripada laki-
laki yang disirkumsisi.
Dari berbagai penelitian diketemukan adanya hubungan antara kejadian karsinoma penis
dengan hygiene penis yang kurang bersih. Hal ini diduga karena iritasi smegma
mengakibatkan inflamasi kronis sehingga merangsang timbulnya keganasan penis.
Sirkumsisi yang dilakukan pada masa anak atau bayi akan memperkecil kejadian
karsinoma penis dikemudian hari. Kejadian karsinoma ini meningkat pada pria atau suku
bangsa yang tidak menjalani sirkumsisi antara lain India, Cina dan Afrika.
PATOFISIOLOGI
Karsinoma penis stadium awal berupa bentukan tumor papiler, lesi eksofilik, lesi
datar atau lesi ulcerative. Karsinoma papiler tumbuh kearah luar, berbentuk papiliformis
atau kembang kol pada stadium dini sulit dibedakan dari kondiloma akuminata, pada
stadium lanjut timbul nekrose dan bau busuk. Karsinoma yang infiltrative tumbuh cepat,
mudah membentuk tukak dan menginfiltasi kedalam, permukaan kotor dan berbau
busuk. Tumor kemudian membesar dan merusak jaringan sekitarnya kemudian
mengadakan invasi limfogen ke kelenjar limfe inguinal dan selanjutnya menyebar ke
kelenjar limfe didaerah pelvis hingga subklavia. Fasia buck berfungsi sebagai barrier
8
(penghambat) dalam penyebaran sel-sel kanker sehingga jika fasia ini telah terinfiltrasi
oleh tumor, sel-sel kanker menjadi lebih mudah mengadakan invasi hematogen.
JENIS-JENIS TUMOR PENIS
STADIUM
1. Stadium pertumbuhan karsinoma penis menurut Jackson
Stage I : Tumor terbatas pada glans penis atau prepusium
Stage II : Tumor sudah mengenai batang penis
Stage III : Tumor terbatas pada batang penis tetapi sudah didapatkan metastasis pada
kelenjar limfe inguinal yang masih dapat dioperasi
Stage IV : Metastasis jauh atau tumor meluas ke jaringan sekitar
2. Penentuan stadium berdasarkan TNM 2009
T Primary tumour
TX Primary tumour cannot be assessed
T0 No evidence of primary tumour
Tis Carcinoma in situ
Ta Non-invasive verrucous carcinoma, not associated with destructive invasion
T1 Tumour invades subepithelial connective tissue
T1a Tumour invades subepithelial connective tissue without lymphovascular
invasion and is not poorly differentiated or undifferentiated (T1G1-2)
T1b Tumour invades subepithelial connective tissue without with lymphovascular
invasion or is poorly differentiated or undifferentiated (T1G3-4)
T2 * Tumour invades corpus spongiosum/corpora cavernosa
T3 Tumour invades urethra
T4 Tumour invades other adjacent structures
N Regional lymph nodes
NX Regional lymph nodes cannot be assessed
N0 No palpable or visibly enlarged inguinal lymph node
N1 Palpable mobile unilateral inguinal lymph node
N2 Palpable mobile multiple or bilateral inguinal lymph nodes
N3 Fixed inguinal nodal mass or pelvic lymphadenopathy, unilateral or bilateral
9
M Distant metastases
M0 No distant metastasis
M1 Distant metastasis
Stage groupings
Stage 0 : Tis or Ta, N0, M0
Stage I : T1a, N0, M0:
Stage II : Any of the following:
T1b, N0, M0
T2, N0, M0
T3, N0, M0
Stage IIIa : T1 to T3, N1, M0
Stage IIIb : T1 to T3, N2, M0
Stage IV : Any of the following:
T4, any N, M0
Any T, N3, M0
Any T, any N, M1.
MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS
Lesi primer berupa tumor yang kotor, berbau dan sering mengalami infeksi, ulserasi
serta perdarahan. Dalam hal ini pasien biasanya dating terlambat karena malu, takut dan
merasa berdosa karena menderita penyakit seperti itu. Kadang-kadang didapatkan
pembesaran kelenjar limfe inguinal yang nyeri karena infeksi atau pembesaran kelenjar
limfe subklavia.
Diagnosis ditegakkan melalui :
1. Ananmesis
Keluhan utama yang paling banyak dikeluhkan pasien adalah lesi pada penis. Lesi
tersebut sebagai sebuah area dengan indurasi atau kemerahan, ulserasi atau nodul kecil.
Gejala lain yang dikeluhkan pasien adalah nyeri, adanya discharge dan perdarahan.
2. Pemeriksaan Fisik
Lesi terdapat pada penis. Lesi primer harus diperiksa ukuran, lokasi dan kemungkinan
terkenanya corpora. Lakukan pula palpasi pada daerah inguinal secara hati-hati karena
pada lebih dari 50% pasien terdapat pembesaran kelenjar getah bening inguinal.
10
Pembesaran ini mungkin hanya sekunder karena terjadinya inflamasi pada penis atau
bias pula berasal dari metastase.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil laboratorium biasanya normal. Anemia dan leukositosis mungkin terjadi pada
pasien yang telah lama ataupun pada pasien-pasien dengan sekunder infeksi.
4. Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan patologi dari biopsy pada lesi primer. Biopsy diperlukan untuk menentukan
perluasan tumor sehingga dapat direncanakan pengobatan.
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan karsinoma penis dibagi menjadi 2 tahap:
1. Menghilangkan lesi primer
Tujuan: Menghilangkan lesi primer secara paripurna, mencegah kekambuhandan jika
mungkin mempertahankan penis agar pasien dapat miksi dengan berdiri atau dapat
melakukan senggama.
Tindakan yang dapat dilakukan:
a. Sirkumsisi.
Untuk tumor-tumor yang masih terbatas pada prepusium penis
b. Penektomi parsial
adalah mengangkat tumor beserta jaringan sehat sepanjang ± 2 cm dari batas
proksimal tumor. Ditujukan untuk tumor-tumor yang terbatas pada glans penis atau
terletak pada batang penis sebelah distalcm dari batas proksimal tumor.
c. Penektomi total dan uretrostomi perineal.
Ditujukan untuk tumor-tumor yang terletak disebelah proksimal batangh penis atau jika
pada tindakan penektomi parsial ternyata sisa peni tidak cukup untuk dipakai miksi
dengan berdiri dan melakukan penetrasi kedalam vagina.
Setelah itu dibuatkan uretrostomi perineal atau perinostomi sehingga pasien miksi
dengan duduk.
d. Terapi laser dengan nd:YAG.
Dilakukan beberapa klinik melakukan eksisi tumor dengan bantuan sinar laser
e. Terapi tropikal dengan kemoterapi.
11
Memakai krim 5 fluoro urasil 5% ditujukan untuk tumor-tumor karsinoma in situ atau
eritroplasia queyart
f. Radiasi.
Meskipun hasil tidak memuaskan , dapat dicoba dengan radiasi ekterna
2. Terapi kelenjar limfe regional (inguinal)
Jika terdapat pembesaran kelenjar inguinal maka beberapa ahli menganjurkan pemberian
antibiotika terlebih dahulu ( setelah operasi pada lesi primer) selama 4-6 minggu.
Jika dalam wakti itu pembesaran inguinal menghilang, sementara tidak diperlukan
diseksi kelenjar inguinal tetapi masih diperlukan observasi lagi akan kemmungkinan
munculnya pembesraan kelenjar akibat metastasis dikemudfian hari.
Jika pembesaran masih menetap, dilakukan diseksi kelenjar limfe inguinal bilateral. Pada
keadaan kelenjar limfe yang sangat besar yang mengakibatkan inoperable dapat dicoba
pemberian sitostatika atau radiasi paliatif dengan harapan ukurannya mengecil (down
staging)
PROGNOSIS
Prognosis pada penderita stadium I dan II masih cukup baik yaitu harapan hidup 5 tahun
mencapai 65-90%, tetapi bila diikiuti dengan metastasis ke kelenjar limfe, menurun
sampai 30-50%. Bila sudah ada metastasis jauh maka harapan hidup 5 tahun adalah nihil.
buku
PENCEGAHAN
Tindakan sirkumsisi dapat menurunkan resiko terkena kanker penis. Pria yang tidak
disirkumsisi pada usia muda pentimng untuk selalu membersihkan kulit bagian dalam
(preputium) sebagai bagian dari hyegine pribadi. Keberihan diri yang baik dan perilaku
sexual yang aman misalnya pantangan berhubungan sexual, membatasi jumlah pasangan
dan menggunakan kondom untuk mencegah penyakit menular seksual hingga dapat
menurunkan resiko berkembangnya kanker penis.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi (PERABOI) 2003
2. . Cetakan I :2004.
3. www.emedicine.com/plastic/topic521.htm#section~introduction
4. www.wisc.edu/wolberg/capenis.html
5. www.wisc.edu/wolberg/penis.html#anatomy
6. www.cancerbacup.org.uk/Cancertype/Penis/Typesofcapenis#5830
13