laporan kasus ca ovarium.docx

Upload: nughie-madja

Post on 02-Jun-2018

257 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    1/22

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita.

    Insiden rata-rata dari semua jenis diperkirakan 15 kasus baru per 100.000 populasi wanita

    setahunnya.1 Di Indonesia, karsinoma ovarium menduduki urutan keenam terbanyak dari

    tumor ganas pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal, kulit dan

    limfoma.2Dari data WHO menyatakan lebih dari 50 % penderita terdapat di negara sedang

    berkembang dan dari penderita ini datang dengan stadium lanjut. Hal ini diakibatkan antara

    lain oleh karena perjalanan karsinoma ovarium tidak diketahui/tanpa gejala disamping

    kurangnya kesadaran/pengetahuan untuk pemeriksaan berkala dan kurangnya sarana

    diagnosis.3

    Kejadian karsinoma ovarium didapatkan pada 1). Wanita dengan riwayat keluarga

    kanker ovarium, 2). Wanita yang hidup di negara industri modern, 3). Wanita nulipara, 4).

    Wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi oral, 5). Wanita yang sulit hamil, dan 6).

    Wanita yang menggunakan obat-obat pemicu ovulasi.4,5 Etiologi dari karsinoma ovarium

    belum diketahui dengan pasti tetapi ada faktor predisposisi utama yang diduga sebagai

    penyebabnya. Faktor-faktor tersebut adalah : faktor genetik, usia, paritas, bahan kimia

    eksogen, faktor ovulasi, diet.6

    Karsinoma ovarium stadium awal biasanya tidak ada gejala atau sering tidak khas

    berupa haid yang tidak teratur pada premenopause, sering buang air kecil, konstipasi,

    perdarahan abnormal pervaginam, rasa tidak nyaman di abdomen dan distensi abdomen. Pada

    saat didiagnosis > 70 % penderita sudah berada pada stadium III dan IV.7,8 Karena itu

    karsinoma ovarium sering dianggap sebagai pembunuh diam-diam (Silent killer) pada wanita.

    Pada stadium lanjut, penderita sering memberikan keluhan yang berhubungan dengan adanya

    asites, metastase omentum atau usus yaitu distensi abdomen, rasa penuh, konstipasi, mual,

    tidak ada nafsu makan, cepat rasa kenyang.8

    Tanda terpenting adalah menemukan adanya massa dipelvik pada pemeriksaan fisik.

    Massa yang ireguler dan terfiksasi dipelvis merupakan dugaan yang kuat adanya keganasan

    ovarium. Diagnosis pasti untuk kanker ovarium hanya dapat ditegakkan berdasarkan

    pemeriksaan pasca bedah melalui pemeriksaan PA. Laparatomi eksploratif disertai biopsi

    potong beku (frozen section) masih merupakan prosedur diagnostik yang paling berguna

    untuk mendapat gambaran sebenarnya mengenai tumor dan perluasannya serta menentukanstrategi penanganan selanjutnya.2

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    2/22

    2

    Kira-kira 90% kanker ovarium berasal dari epitel koelom atau mesotelium (epithelial

    ovarian tumor) dan 10% adalah kanker ovarium non epithelial (non epithelial ovarium

    tumor). Kanker ovarium dikelompokan atas 6 kelompok, yaitu tumor epitelial, tumor sel

    germinal, tumor sex-cord dan stromal, tumor sel lipid, sarkoma, dan tumor metastasis.11

    Penanganan utama tumor ganas ovarium adalah dengan tindakan pembedahan

    (sitoreduktif), dilanjutkan kemoterapi. Radioterapi dan imunoterapi atau kombinasi

    diantaranya, dilakukan pada kasus-kasus tertentu yang tidak bisa dilakukan kemoterapi.2,8

    Secara umum prognosis karsinoma ovarium adalah buruk. Hal ini disebabkan oleh

    karena 70 % penderita datang dalam stadium lanjut. Perbandingan stadium klinis dan

    kelangsungan 5 tahun memberikan angka-angka sebagai berikut : stadium I = 70-100 %,

    stadium II = 55-63 %, stadium III = 10-27% dan IV = 3-15 %.8,11

    Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus karsinoma ovarium. Kasus ini menarik

    karena pada awalnya kasus ini sudah didiagnosa tumor padat ovarium tapi setelah

    pemeriksaan PA (parafin blok) menunjukan perubahan kearah cystadeno ca ovarii dan

    ditemukan hematom dari kavum retzii.

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    3/22

    3

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Identitas

    Nama : Ny. Marni Larian

    Umur : 31 tahun

    Bangsa : Indonesia

    Pekerjaan : IRT

    Agama : Kristen Protestan

    Tempat Lahir : Airmadidi

    Alamat : Airmadidi

    Pendidikan : SD

    Nama suami : Tn. Dikson Pangalo

    Pekerjaan suami : Tani

    MRS : 29 Oktober 2013

    Anamnesis Utama

    Keluhan Utama : Perut terasa membesar

    Riwayat Penyakit Sekarang : - Penderita membawa hasil USG sebelumnya dengan

    Tumor Ovarium + Ascites

    - Perut dirasakan membesar dalam sejak 2 bulan sebelum

    masuk rumah sakit diserti sesak nafas

    - Nyeri diperut dirasakan hilang timbul

    - Cepat merasa kenyang

    - Perdarahan dari jalan lahir ()

    - Riwayat post coital bleeding (-)

    - Keputihan (-)

    Riwayat Penyakit Dahulu : Jantung, hati, paru-paru, ginjal, hati, gula dan hipertensi ()

    BAK : Biasa

    BAB : Biasa

    Anamnesis Obstetrik-Ginekologi

    A. Hal perkawinan dan kehamilan dahulu

    Kawin : 1 kali

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    4/22

    4

    Umur saat menikah : Umur 20 tahun

    Status sekarang : Kawin

    Kehamilan : Anak ke-1 , spt lbk hidup, tahun 2002

    Anak ke-2 , spt lbk hidup, tahun 2009

    B. Hal haid

    Menarche : 13 tahun

    Siklus : Tidak teratur

    Lama haid : 4 hari, sakit waktu haid hingga tidak dapat bekerja () nyeri

    pelvik ()

    HPHT : 7 September 2010 (sedikit haid 22 Oktober 2013)

    C. Penyakit, kontrasepsi, dan pemeriksaan dahulu

    KB : Suntik 3 bulan (terakhir agustus 2013)

    Penyakit kelamin : ()

    Pemeriksaan sebelumnya : Berobat di dokter Obs-Gyn di palu 23 Oktober

    2013, didiagnosa tumor ovarium dan disarankan

    operasi. Hasil USG tumor ovarium dengan

    ascites.

    Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum : Cukup

    2.

    Kesadaran : Compos mentis

    3. Tensi : 120/90 mmHg

    4. Nadi : 84 x/menit

    5.

    Pernapasan : 28 x/menit

    6. Suhu badan : 36,5C

    7.

    Warna kulit : Coklat

    8.

    Edema : /

    9. Pupil : Isokor kanan dan kiri

    10.Kepala : Normocepahli, conj. an -/-, scl.ict./

    11.

    Lidah : Beslag ()

    12.Gigi : Caries ()

    13.Kerongkongan : T1/T1, hiperemis ()

    14.

    Leher : Pembesaran KGB ()

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    5/22

    5

    15. Dada : Asimetris kanan tertinggal, SF kanan < kiri, redup paru kanan

    mulai ICS II, SP mulai ICS II ke bawah

    16.

    Jantung : S1-S2(N), bising ()

    17.Paru-paru : Sp.Vesikuler, Rh +/+, Wh/

    18.Perut

    Inspeksi : Cembung

    Palpasi : Lemas, teraba massa padat 3 jari diatas pusat, nyeri tekan (+)

    Perkusi : WD (+)

    Auskultasi : Peristaltik (+) normal

    19.Hati : Sukar dievaluasi

    20.Limpa : Sukar dievaluasi

    21.

    Kelamin : Tidak ada kelainan

    22.Tangan : Akral hangat, edema (/)

    23.Kaki : Akral hangat, edema (/)

    24.

    Status neurologis : Refleks fisiologis (+), refleks patologis ()

    Pemeriksaan Ginekologi

    Inspeksi : Fluksus (), fluor (), vulva tak

    Inspekulo : Fluksus (), fluor (), vagina tak, portio licin, erosi (), lividae (), OUE

    tertutup

    PD : Fluksus (), fluor (), v/v tak, portio kenyal, nyeri goyang (), OUE

    tertutup

    C.ut : sulit dievaluasi

    A/P Bil : lemas, teraba massa kistik-padat, nyeri tekan ()

    RT : TSA cekat, ampulla kosong, teraba pool bawah massa ()

    Laboratorium waktu masuk

    1. Pemeriksaan Hematologi

    Leukosit : 14600/mm3

    Eritrosit : 4,36 106/mm3

    Hb : 10,6 g/dL

    Hematokrit : 34,2 %

    Trombosit : 644.000/mm3

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    6/22

    6

    2. Pemeriksaan Kimia Klinik

    Protein Total : 6,7 g/dL

    Albumin : 2,5 g/dL

    Globulin : 4,2 g/dL

    3. Pemeriksaan Penanda Tumor

    CA 125 : >600.00 U/mL

    4. Hasil pemeriksaan Cairan Pleura

    Makroskopis

    Warna : Hemoragik

    Kejernihan : Agak keruh

    Bekuan : Negatif

    Uji Rivalta : Positif

    Mikroskopis

    Jumlah sel : 1900 /uL (T1000 sel/uL)

    Hitung jenis sel : PMN 80%, MN 20%

    Kimiawi

    Protein total : 6,1 g/dL (T50% serum)

    Glukosa : 110 mg/dL (T=serum ; E

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    7/22

    7

    Kesan : Massa pleural effusion dextra

    Diagnosa kerja : P2A0, 31 thn, dengan Tumor padat ovarium susp. malignancy

    Diagnosis pembanding: Meigs syndrome

    Sikap : - Konfirmasi konsulen

    - R/ Laparatomi VC

    - Asam Mefenamat 3x500g

    - Vit.C 3x1 tab

    - SF 2x1 tab

    - O

    2

    2-3 liter/m- Konsul interna

    - Konsul kardiologi

    Follow Up

    30-10-2013

    S : Sesak nafas

    O : KU : cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/90 mmHg, N.84 x/m, R. 30 x/m, S. 36,50C

    A : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - Perbaiki KU - As. Mefenamat 3x500g

    - Konfirmasi konsulen - Vit. C 3x1

    - R/ laparatomi VC - SF 2x1

    - O22-3 liter/m

    31-10-2013

    S : Sesak nafas

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 130/90 mmHg, N.88 x/m, R. 28 x/m, S. 36,50C

    A : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - Perbaiki KU - As. Mefenamat 3x500g

    - Konfirmasi konsulen - Vit. C 3x1

    - R/ laparatomi VC - SF 2x1

    - O22-3 liter/m

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    8/22

    8

    1-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,5

    0

    CA : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - Perbaiki KU - As. Mefenamat 3x500g

    - Konfirmasi konsulen - Vit. C 3x1

    - R/laparatomi VC - SF 2x1

    2-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,50C

    A : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - Perbaiki KU - As. Mefenamat 3x500g

    - Konfirmasi konsulen - Vit. C 3x1

    - R/ laparatomi VC - SF 2x1

    3-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 110/80 mmHg, N.84 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - Perbaiki KU - As. Mefenamat 3x500g

    - Vit. C 3x1 - SF 2x1

    - R/ laparatomi VC

    4-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.84 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - R/ laparatomi VC - As. Mefenamat 3x500g

    - Vit. C 3x1 - SF 2x1

    5-11-2013

    S : -

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    9/22

    9

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - R/ laparatomi VC - As. Mefenamat 3x500g

    - Vit. C 3x1 - SF 2x1

    6-11-2013

    S : -

    O : KU : cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 110/80 mmHg, N.80 x/m, R. 22 x/m, S. 36,20C

    A : P2A0, 31 tahun dengan tumor padat ovarium susp. malignancy dd/ meigs syndrome

    P : - Laparatomi VC hari ini - As. Mefenamat 3x500g

    - SF 2x1 - Vit. C 3x1

    Laporan Operasi

    Pasien dibaringkan terlentang di atas meja operasi. Daerah abdomen dan sekitarnya

    didisenfeksi dengan betadin lalu ditutupi doek steril, kecuali pada lapangan pandang operasi.

    Dalam general anastesi dilakukan insisi pada linea mediana inferior di perlebar hingga 2 jari

    di atas pusat. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai di fascia. Fascia diperlebar secara

    tajam kebawah dan ke atas. Otot disisihkan secara tumpul ke arah lateral. Peritoneum dijepit

    dengan 2 pinset. Setelah yakin tidak ada usus yang terjepit dibawahnya digunting kecil dan

    diperlebar ke atas dan ke bawah. Setelah peritoneum di buka tampak ascites, kemudian

    disedot sebanyak 800 cc. Eksplorasi lanjut massa padat dengan permukaan nodul kenyal

    berasal dari ovarium dextra dengan ukuran 16cm x 15cm x 15cm, perlengketan (+).

    Diputuskan dilakukan salpingooveroktomi dextra, ligamentum infundibulopelvicum dextra

    dijepit dengan 3 klem, digunting dan dijahit double ligasi. Jaringan dikirim ke PA untuk

    laparotomi VC dan hasilnya kistadenokarsinoma musinosum ovarium. Eksplorasi lanjut

    ovarium sinistra atrofi, tetapi tampak massa dengan permukaan berbenjol-benjol dan

    menempel pada bagian anterior dari corpus uteri dan vesica urinaria. Diduga berasal dari

    daerah cavum retzii. Konsul bagian bedah onkolologi dan urologi diputuskan debulking.

    Dilakukan adhesiolisis pada daerah anterior corpus uteri dan dilakukan pengangkatan

    jaringan tumor di depan corpus. Kontrol perdarahan (-), dilakukan omentektomi parsial dan

    bilasan pada peritoneum, omentum dan massa tumor. Bilasan peritoneum dikirim ke PA dan

    hasilnya tidak ditemukan sel-sel ganas dalam sedian ini. Cavum abdomen dicuci denganNaCl 0,9 %, dibersihkan dari sisa darah dan bekuan darah. Dipasang drain di dalam abdomen

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    10/22

    10

    kemudian ditutup lapis demi lapis. Peritoneum dijahit secara jelujur dengan plain catgut, otot

    dijahit dengan plain catgut, fascia dijahit dengan plain catgut, fat dijahit dengan plain catgut.

    Kulit dijahit subkutikuler dengan chromic catgut. Luka operasi ditutup kassa. Operasi selesai.

    7-11-2013

    S : Sesak nafas, batuk

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 100/80 mmHg, N.84 x/m, R. 32 x/m, S. 36,20C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari I

    P : - O22-3 liter/m - IVFD RL:D52:2 30gtt

    - Vit.C - Ceftriaxone 3x1

    - Ambroxol 3x1 - Glicerol 3dd1

    - Balance cairan

    8-11-2013

    S : Sesak , batuk

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 110/80 mmHg, N.80 x/m, R. 28 x/m, S. 36,20C

    Luka operasi tertutup

    Diuresis 200cc

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi hari 2

    P : - O2bila sesak - IVFD RL:D52:2 30gtt

    - Vit.C 1x1 - Ciprofloxacin 2x200mg

    - Ambroxol 3x1 - As. Mefenamat inj 3x1

    - Metronidazole 3x1 - Mobilisasi bertahap- Diet bubur - Diet tinggi protein

    9-11-2013

    S : Sesak , batuk

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 130/80 mmHg, N.80 x/m, R. 28 x/m, S. 36,20C

    Drain 200cc/6 jam

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovariipost SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 3

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    11/22

    11

    P : - O2 2-4 liter - IVFD RL:D52:2 20gtt

    - Vit.C 1x1 - Ciprofloxacin 2x200mg

    - Ambroxol 3x1 - As. Mefenamat inj 3x1

    - Metronidazole 3x1 - Mobilisasi bertahap

    - Balance cairan

    10-11-2013

    S : Sesak, batuk

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 140/90 mmHg, N.82 x/m, R. 34 x/m, S. 36,20C

    Drain 200cc/8 jam

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 4

    P : - O2 2-4 liter/m - IVFD RL:D52:2 20gtt

    - Vit.C 1x1 - Ciprofloxacin 2x200mgganti oral

    - Ambroxol 3x1 - As. Mefenamat inj 3x1

    - Metronidazole 3x1 - Mobilisasi bertahap

    11-11-2013

    S : Sesak , batuk

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.80 x/m, R. 28 x/m, S. 36,70C

    Drain 200cc/12 jam

    Hasil pemeriksaan PA Blok Parafin Kistadenomakarsinoma Musinosum Papiliferum

    Diferensiasi Jelek Ovarium

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 5

    P : - O2 3-4 liter/m - IVFD RL:D52:2 20gtt

    - Vit.C 1x1 - Ciprofloxacin 2x200mgganti oral

    - Ambroxol 3x1 - As. Traneksamat inj 3x1

    - Metronidazole 3x1 - Mobilisasi bertahap

    - Cek lab - Aff drain dan infus

    12-11-2013

    S : Batuk

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    12/22

    12

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 6

    P : - Vit.C 1x1 - Ciprofloxacin tab 2x1

    - Ambroxol 3x1 - Bcom 1x1

    - Metronidazole 3x1 - Mobilisasi bertahap

    13-11-2013

    S : Batuk

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 7

    P : - Vit.C 1x1 - Ciprofloxacin tab 2x1

    - Ambroxol 3x1 - Bcom 1x1

    - R/kemoterapi - Mobilisasi

    14-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 8

    P : - R/Pungsi (Interna) - Ciprofloxacin tab 2x1

    - Ambroxol 3x1 - Bcom 1x1

    15-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 9

    P : - R/kemoterapi - Ciprofloxacin tab 2x1

    - Ambroxol 3x1 - Bcom 1x1

    - Mobilisasi

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    13/22

    13

    16-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,7

    0

    CA : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 10

    P : - R/kemoterapi - SF 2x1

    - Ambroxol 3x1 - Bcom 1x1

    - Mobilisasi

    17-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 11

    P : - R/kemoterapi - Ceftriaxone 3x1syrup

    - SF 2x1 - Bcom 1x1

    - Mobilisasi - Konsul Onkologi

    18-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 12

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 2x1 - Konsul Onkologi

    - Mobilisasi

    19-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 13

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    14/22

    14

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 2x1 - Konsul Onkologi

    - Mobilisasi

    20-11-2013S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 14

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 1x1

    21-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.84 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 15

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 1x1

    22-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 16

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 1x1

    23-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.80 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 17

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    15/22

    15

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 1x1

    24-11-2013

    S : -O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.80 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 18

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 1x1

    25-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 19

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    - SF 1x1

    26-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.84 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 20

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

    27-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.84 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 21

    P : - R/kemoterapi - Bcom 1x1

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    16/22

    16

    28-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.84 x/m, R. 22 x/m, S. 36,7

    0

    CA : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 22

    P : - Bcom 1x1

    - Kemoterapi Hari iniCarboplatin 600 mg, Docetaxel (drexel 80 mg & 20 mg)

    29-11-2013

    S : -

    O : KU cukup, kesadaran : compos mentis

    T. 120/80 mmHg, N.82 x/m, R. 22 x/m, S. 36,70C

    A : P2A0, 31 tahun dengan cystodeno ca ovarii

    post SOD + Adhesiolisis + Debulking + Parsial Omentektomi Hari 23

    P : - Post kemoterapi seri I - Lab lengkap

    - Ondasentron

    Pasien diperbolehkan pulang, kontrol poliklinik, dan kemoterapi seri II 3 minggu depan.

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    17/22

    17

    BAB III

    DISKUSI

    Yang akan dibahas dalam diskusi ini adalah :

    1.

    Diagnosis

    2. Penanganan

    3. Komplikasi

    4.

    Prognosis

    Diagnosis

    Melihat topografi tumor ovarium hampir tidak mungkin untuk melakukan deteksi dini

    tumor ganas ovarium oleh karena sangat tersembunyi dan dapat menjadi besar tanpa disadari

    oleh penderita atau dapat juga karena kanker ovarium stadium awal sering tidak

    menimbulkan gejala sehingga penderita baru berobat setelah merasa ada gangguan atau

    keadaan sudah lanjut. 1

    Pemeriksaan ginekologi dan palpasi abdominal akan didapatkan tumor atau massa, di

    dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang

    solid (padat). Kondisi yang sebenarnya dari tumor jarang dapat ditegakkan hanya dengan

    pemeriksaan klinik. Pemakaian USG dan CT scan dapat memberi informasi yang berharga

    mengenai ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan. Laparatomi eksploratif

    disertai biopsi potong beku (frozen section) masih tetap merupakan prosedur diagnostik

    penting berguna untuk mendapat gambaran sebenarnya mengenai tumor dan perluasannya

    serta menentukan strategi penanganan selanjutnya.1

    Diagnosis pada kasus ini didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik (pemeriksaan

    ginekologis), pemeriksaan penunjang dan laparatomi eksploratif yang disertai potong beku,

    dan pemeriksaan histopatologi. Diagnosis awal waktu masuk rumah sakit adalah P2A0, 31

    thn, dengan Tumor padat ovarium susp. malignancy. Berdasarkan anamnesa pasien

    mengeluhkan perut dirasakan membesar sejak 2 bulan yang lalu disertai sesak nafas, nyeri

    diperut bersifat hilang timbul, cepat merasa kenyang. Ditambah penderita membawa hasil

    USG sebelumnya dengan Tumor Ovarium + Ascites. Anak terakhir dilahirkan tahun 2009.

    Haid tidak teratur, dengan hari pertama haid terakhir 7 September 2010. Tetapi pada 22

    Oktober 2013 keluar sedikit darah haid. Riwayat menggunakan KB suntik 3 bulan dan

    terakhir kali pakai Agustus 2013

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    18/22

    18

    Pemeriksaan fisik didapatkan abdomennya cembung, dan pada perabaan teraba massa

    padat 3 jari di atas pusat disertai dengan nyeri tekan, WD (+). Pada pemeriksaan dalam

    didapatkan teraba massa padat-kistik pada adneksa parametrium bilateral. Terdapat edema

    pada kedua ekstremitas. Data-data ini sudah mengarah pada tumor ovarium tetapi untuk

    menentukan bahwa tumor ini jinak atau ganas, diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya.

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini hasil USG menunjukkan pada

    adneksa terdapat hipoechogenisitas ukuran 20cm x 12cm, septa (+), tepi ireguler, dan

    peningkatan vaskular enhancement.Tampak cairan bebas dan hepato renal space. Denagan

    kesan tumor padat ovarium suspek malignancy. Pada pemeriksaan penanda tumor didapatkan

    CA 125 > 600.00 U/mL. Nilai normal normal CA-125 adalah 0-35 U/mL. CA125 adalah

    suatu glikoprotein yang ditemukan pada permukaan sel kanker dan pada beberapa jaringan

    normal. Tingkat CA-125 yang tinggi bisa menjadi tanda kanker atau kondisi lain. Tetapi tes

    CA-125 tidak digunakan sendiri untuk mendiagnosa kanker ovarium.9 ,11

    Setelah dilakukan laparatomi eksploratif yang disertai potong beku, dan pemeriksaan

    histopatologi dimana hasilnya menunjukkan kistadenokarcinoma musinosum ovarium.

    Eksplorasi lanjut tampak massa dengan permukaan berbenjol-benjol dan menempel pada

    bagian anterior dari corpus uteri dan vesica urinaria yang diduga berasal dari daerah cavum

    retzii. Hematoma dari cavum retzii ini mungkin terbentuk dari darah yang berasal dari

    cystadeno carcinoma ovarii yang terkumpul perlahan-lahan dan menjadi hematoma.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan PA (parafin blok) pada pasien ini maka dapat ditegakkan

    diagnosa suatu carsinoma ovarium dengan gambaran histopatologi Kistadenomakarsinoma

    Musinosum Papiliferum.

    Penanganan

    Pada kasus ini dilakukan tindakan pembedahan SOD + Adhesiolisis + Debulking +

    Parsial Omentektomi. Untuk karsinoma ovarium pembedahan merupakan pilihan utama.Pada tindakan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional). Meskipun

    pembedahan bukan semata-mata untuk tujuan pengobatan, penetapan tingkatan klinik

    penyakit yang akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi sangat penting untuk kelak

    melakukan penanganan yang adekuat.1

    Sesuai dengan kepustakaan bahwa pengobatan utama kanker ovarium adalah tindakan

    pembedahan dapat merupakan pengobatan tunggal atau perlu dilanjutkan dengan terapi

    adjuvan, yaitu kemoterapi, radioterapi dan imunoterapi atau kombinasi diantaranya.

    Pembedahan dapat juga sebagai tindakan primer pada penderita dengan penyakitnya yang

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    19/22

    19

    ekstensif ialah dengan mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor, bila keadaan

    memungkinkan meskipun tidak semua jaringan tumor dapat diangkat seluruhnya (debulking).

    Dengan debulkingmemungkinkan kemoterapi maupun radioterapi menjadi lebih efektif.10,11

    Sitostatika yang digunakan pada pasien ini adalah Carboplatin 600 mg dan Docetaxel

    (brexel 80mg & 40mg). Kombinasi kemoterapi dengan intravena carboplatin dan docetaxel

    adalah pengobatan pilihan untuk pasien dengan stadium penyakit yang lanjut.10,11 Pada

    umumnya kerja obat ini adalah menghambat metabolisme sel kanker. Selain itu juga akan

    mempengaruhi sel normal. Oleh karena itu pemberian sitostatika memerlukan syarat-syarat

    laboratorium yang ketat dan kondisi fisik yang cukup serta pengawasan pemberian yang

    teliti. Adapun syarat laboratorium pada pemberian kemoterapi antara lain faal ginjal harus

    baik (ureum < 40 mg %, kreatinin < 1,1 mg %), dan faal hati baik. Hb > 10 gr %, leukosit >

    5000 /mL dan trombosit > 100.000 /mL. Efek samping pada pemberian kemoterapi dapat

    menyebabkan mual muntah, nafsu makan menurun, dan rambut menjadi rontok.

    Komplikasi

    Komplikasi pada karsinoma ovarium disebabkan proses mekanis ataupun proses

    metastasisnya. Proses mekanis antara lain : adanya penekanan tumor terhadap organ-organ

    sekitarnya sehingga menimbulkan keluhan, seperti gangguan miksi, obstipasi, edema tungkai

    dan sebagainya. Sedangkan jika sudah bermetastase, keluhan yang timbul adalah tergantung

    sejauh metastase itu terjadi.1

    Komplikasi intraoperatif ditemukan pada 15% tindakan surgical staging. komplikasi

    tersebut antara lain cedera usus, vena cava, diafragma (mengakibatkan pneumotoraks), cedera

    ureter, ruptur lien, dan limfokista pascaoperasi.11

    Pada kasus ini belum ditemukan adanya komplikasi, baik komplikasi yang disebabkan

    oleh proses mekanis maupun yang disebabkan oleh proses metastasis dan juga komplikasi

    intraoperatif.

    Prognosis

    Secara umum prognosis karsinoma ovarium adalah buruk. Hal ini disebabkan oleh

    karena 70 % penderita datang dalam stadium lanjut. Prognosis kanker ovarium dipengaruhi

    oleh 3 faktor yaitu, faktor histopatologi (jenis histopatologi dan diferensiasi tumor), faktor

    biologi, dan faktor klinis penyakit (stadium, volume asites, besar tumor di luar ovarium

    sebelum sitoreduksi, residu tumor setelah sitoreduksi, umur, tumor yang responnya lambat

    terhadap kemoterapi dan penampilan penderita). Prognosis kanker ovarium akan semakin

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    20/22

    20

    buruk bila diferensiasi tumornya jelek. Perbandingan stadium klinis dan kelangsungan 5

    tahun memberikan angka-angka sebagai berikut : stadium I = 70-100 %, stadium II = 55-63

    %, stadium III =10-27% dan stadium IV = 3-15 %.

    Pada kasus ini, didapatkan diferensiasi tumornya jelek. Berdasarkan umur 5-years

    survival rate-nya adalah 40 % karena umur penderita masih dibawah 50 tahun; diatas 50

    tahun menurun hingga 15 %. Pada pasien ini, karena tidak dilakukan complete surgical

    staging maka staging hanya bisa secara klinis, diperkirakan penyakitnya masih kanker

    ovariim stadium III (Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implan di peritoneum

    di luar pelvis. Tumor terbatas dalam pelvis kecil, tetapi secara histologik terbukti meluas ke

    usus besar atau omentum). Dengan demikian secara umum prognosisnya dubia ad malam.

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    21/22

    21

    BAB IV

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan :

    Anamnesis, pasien mengeluhkan perut dirasakan membesar sejak 2 bulan yang

    lalu, nyeri diperut bersifat hilang timbul, perdarahan dari jalan lahir diluar haid

    sejak 2 bulan yang lalu. Ditambah penderita membawa hasil USG sebelumnya

    dengan Tumor Ovarium + Ascites.

    Pemeriksaan fisik didapatkan abdomennya cembung, dan pada perabaan

    teraba massa padat 3 jari di atas pusat disertai dengan nyeri tekan. Terdapat

    WD (+). Pada pemeriksaan dalam tidak didapatkan kelainan berarti. Terdapat

    edema pada kedua ekstremitas.

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini hasil USG

    menunjukkan pada adneksa terdapat hipoechogenisitas ukuran 20cm x 12cm,

    septa (+), tepi ireguler, dan peningkatanvaskular enhancement.Tampak

    cairan bebas danhepato renal space. Denagan kesan tumor padat ovarium

    suspek malignancy. Pada pemeriksaan penanda tumor didapatkan CA 125 >

    600.00 U/mL.

    Setelah dilakukan laparatomi eksploratif yang disertai potong beku, dan pemeriksaan

    histopatologi dimana hasilnya menunjukkan kistadenokarsinoma musinosum

    ovarium. Eksplorasi lanjut tampak massa dengan permukaan berbenjol-benjol dan

    menempel pada bagian anterior dari corpus uteri dan vesica urinaria yang diduga

    berasal dari daerah cavum retzii. Berdasarkan hasil pemeriksaan PA (parafin blok)

    pada pasien ini maka dapat ditegakkan diagnosa suatu karsinoma ovarium dengan

    gambaran histopatologi kistadenokarsinoma musinosum papiliferum diferensiasi jelek

    ovarium.

    Pada kasus ini, hasil pemeriksaan USG dan CA 125 belum bisa memberikan diagnosa

    pasti suatu keganasan ovarium, tapi setelah dilakukan pemeriksaan PA (penilaian blok

    parafin) ternyata menunjukkan suatu keganasan. Ini berarti diagnosa pasti Ca ovarium

    adalah lewat pemeriksaan histopatologi (penilaian blok parafin).

  • 8/10/2019 LAPORAN KASUS CA OVARIUM.docx

    22/22

    22

    Pada kasus ini dilakukan tindakan pembedahan SOD + Adhesiolisis + Debulking +

    Parsial Omentektomi. Sedangkan sitostatika yang digunakan pada pasien ini adalah

    Carboplatin 600 mg dan Docetaxel (brexel 80mg & 40mg).

    Pada pasien ini, karena tidak dilakukan surgical staging maka staging hanya bisasecara klinis, diperkirakan penyakitnya masih kanker ovarim stadium III (Tumor

    mengenai satu atau kedua ovarium dengan implan di peritoneum di luar pelvis. Tumor

    terbatas dalam pelvis kecil, tetapi secara histologik terbukti meluas ke usus besar atau

    omentum) . Dengan demikian secara umum prognosisnya dubia ad malam.

    Saran

    Pada pasien disarankan untuk kontrol secara teratur untuk mengetahui respon sitostatika

    juga dianjurkan untuk dilakukan second look laparatomi untuk melihat pembesarantumor dan keberhasilan sitostatika.

    Perlu adanya usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian masyarakat untuk dapat

    memeriksakan diri pada keadaan-keadaan rawan keganasan sehingga deteksi dini lewat

    pemeriksaan panggul secara rutin dapat dilakukan sehingga resiko kematian dalam kasus-

    kasus keganasan dapat ditekan.

    Perlu adanya usaha-usaha progresif dari semua pihak dan semua sektor yang terkait

    untuk menurunkan angka resiko kematian dari semua kasus keganasan.