hypotalamus-pituitary- ovarium.docx

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Hanya 1 folikel yang terangsang dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.strogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen 1

Upload: zhofarini

Post on 29-Dec-2015

384 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan

oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di

dalam ovarium (indung telur). Hanya 1 folikel yang

terangsang dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel

de graaf yang membuat estrogen.strogen ini menekan

produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon

LH.

Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah

pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus

ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme

umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.

produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik

akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang

mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi

pertumbuhan dari endometrium.

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila

tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi

dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan

progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan

degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium.

Proses ini disebut haid atau menstruasi.

1

Page 2: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

1.2. Rumusan masalah

1. Jelaskan tentang hipofisis anterior dan posterior !

2. Bagaimana hipotalamus mengatur sekresi kelenjar

hipofisis ?

3. Bagaimana aksisis Hipotalamus-pituitary Ovarium ?

4. Bagaimana pengaruh Hormon ovarium dan hipofisis

terhadap siklus menstruasi ?

5. Jelaskan kelainan pada pituitary- Ovarium ?

1.3. Tujuan

Mengetahui Anatomi Hypotalamus dan Pituitary

Mengetahui tentang hipofisis anterior dan posterior.

Mengetahui cara Hipotalamus mengatur sekresi kelenjar

hipofisis.

Mengetahui Hubungan Hipotalamus-hipofisis dengan

ovarium

Mengetahui pengaruh hormone hipofisis dan ovarium

terhadap siklus menstruasi

Mengetahui kelainan pada pituitary - Ovarium

2

Page 3: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Hypotalamus dan Pituitary

Gambar 1. 1 Anatomi Hypotalamus-Pituitary

HipotalamusHipotalamus adalah bagian dari otak besar, ujung

depan bawah (diencefalon), terletak di bawah ulkus

hipotalamus dan merupakan lantai dari ruang ventrikel ke

III. Hipotalamus menjalankan pengaruhnya melalui

kelenjar hipofisis anterior dengan neurosekresi dari sel

neurosekresi yang akson-aksonnya menjulur ke dalam

eminensia mediana. Badan sel neuron secara individu dan

akson yang mengandung hormon hipofisiotropik khusus

atau hormon pelepas (releasing hormon- RH),

3

Page 4: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

pengangkutan lokalnya lewat pembuluh darah porta

hipofisis memungkinkan adanya pengendalian aktivitas

sintesis dan sekresi kelenjar hipofisis anterior. Hormon

hipofisis yang dikenal sebagai hormon pelepas yang

diketahui mengatur sekresi hormon kelenjar hipofisis

anterior adalah: hormon pelepas FSH (FSH-RH), hormon

pelepas LH (LH-RH), hormone penghambat prolaktin

(PIH), hormon pelepas prolaktin (PRH), hormon pelepas

thirotropin (TSH-RH), hormon pelepas hormon

pertumbuhan atau somatotropin (STH-RH), dan hormon

pelepas kortikotrofin (ACTH-RH).

Kelenjar Pituitary

Kelenjar Pituitary, atau kelenjar hipofisis

merupakan kelenjar kecil diameternya kira-kira 1

sentimeter dan beratnya 0,5 sampai 1 gram yang terletak

di sela tursika, rongga tulang pada basis otak, dan

dihubungkan dengan hipotalamus oleh tangkai pituitari

(atau hipofisis). Secara fisiologis, kelenjar hipofisis dapat

dibagi menjadi dua bagian yang berbeda: hipofisis

anterior, yang juga dikenal sebagai adenohipofisis, dan

hipofisis posterior, yang juga dikenal sebagai

neurohipofisis. Di antara kedua bagian ini terdapat daerah

kecil, yang relatif avacular yang disebut sebagai pars

intermedia, yang pada manusia hampir tidak ada tapi pada

beberapa jenis hewan tingkat rendah ukurannya jauh lebih

besar dan lebih berfungsi.

4

Page 5: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

2.2 Hormon Hipofisis Anterior

Kelenjar Pituitari: Dua Bagian yang Berbeda Lobus

Anterior dan Posterior. Kelenjar pituitari yang juga

disebut sebagai hipofisis.

Gambar 1.2 Kelenjar hipofisis (http://id.scribd.com/doc/138495137/Hypofisis-Word)

Secara embriologis, kedua bagian hipofisis berasal

dari dua sumber yang berbeda—hipofisis anterior,berasal

dari kantong Rathke, yang merupakan invaginasi epitel

faring sewaktu pembentukan embrio, dan hipofisis

posterior berasal dari penonjolan jaringan saraf

hipotalamus. Asal mula hipofisis anterior dari epitel

faring ini dapat menjelaskan sifat epiteloid sel-selnya,

sedangkan asal mula hipofisis posterior dari jaringan

neural dapat menjelaskan adanya sejumlah besar seal tipe

glia dalam kelenjar ini.

5

Page 6: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Enam hormon peptida yang penting ditambah

beberapa hormon yang kurang penting disekresikan oleh

hipofisis anterior, dan dua hormon peptida penting

disekresikan oleh hipofisis posterior. Hormon yang

dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan penting

dalam pengaturan fungsi metabolik di seluruh tubuh,

seperti yang ditunjukkan dalam Gambar berikut.

Gambar 1.3 Fungsi metabolic hormon-hormon kelenjar hipofisis anterior .

(Guyton and Hall. Halaman 965)

Hormon pertumbuhan meningkatkanan pertumbuhan

seluruh tubuh dengan carat me-mengaruhi pembentukan

protein, pembetahan sel, dan diferensiasi sel.

Adrenokortikotropin (kortikotropin) mengatur sekresi

beberapa hormone

Thyroid-stimulating hormone (tirotropin) mengatur

kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar

tiroid, dan hormon ini mengatur kecepatan sebagian besar

reaksi kimia dalam tubuh.

6

Page 7: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Prolaktin meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara

dan produksi air susu.

Dua jenis hormon gonadotropin, follicle-stimulating

hormone dan luteinizing hormone, mengatur pertumbuhan

ovarium dan testis, serta aktivitas hormonal dan

reproduksinya. Kedua hormon yang disekresikan oleh

kelenjar hipofisis posterior ini mempunyai peran lain.

Hormon antidiuretik (juga disebut vasopresin) mengatur

kecepatan ekskresi air ke dalam urin sehingga membantu

mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.

Oksitosin membantu menyalurkan air susu dari kelenjar

payudara ke outing susu selama pengisapan, dan

kemungkinan membantu pelahiran bayi pada akhir

kehamilan.

Kelenjar Hipofisis Anterior Mengandung

Beberapa Jenis Sel Berbeda yang Mensintesis dan

Menyekresi Hormon. Biasanya, terdapat satu jenis sel

untuk setiap hormon utama yang dibentuk datam kelenjar

hipofisis anterior. Dengan menggunakan metode pulasan

khusus yang terikat pada antibodi dengan afinitas tinggi,

yang berikatan dengan jenis hormon berbeda, setidaknya

ada lima jenis sel yang dapat dibedakan :

7

Page 8: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Gambar 1.4 Struktur seluler kelenjar hipofisis anterior (Guyton and

Hall. Halaman 965)

Hormon yang diproduksi sell setiap jenis sel, dan kerja

fisiologis sel. Kelima jenis sel ini adalah:

1. Somatotropik hormon pertumbuhan manusia (hGH)

2. Kortikotropik—Adrenokortikotropin (ACTH)

3. Tirotropik—thyroid-stimulating hormone (TSH)

4. Gonadotropik—hormon gonadotropin, termasuk luteinizing

hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH)

5. Laktotropik—prolaktin (PRL)

Kira-kira 30 sampai 40 persen sel kelenjar hipofisis anterior

merupakan sel jenis somatotropik yang menyekresi hormon

pertumbuhan, dan kira-kira 20 persen merupakan jenis

kortikotropik yang menyekresi ACTH. Set jenis lain masing-

masing hanya 3 sampai 5 persen dari seluruh sel kelenjar ini;

namun, sel-sel ini menyekresi hormon yang sangat kuat untuk

mengatur fungsi tiroid, fungsi seksual, dan sekresi air susu dari

payudara.

8

Page 9: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Sel jenis somatotropik sangat kuat dipulas dengan pulasan

asam dan oleh karenanya disebut asidofilik. Jadi, tumor kelenjar

hipofisis yang menyekresi banyak sekali hormon pertumbuhan

manusia disebut sebagai tumor asidofilik.(Guyton and Hall.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Halaman 964-965)

2.3 Hormon Hipofisis Posterior

Hormon Hipofisis Posterior Disintesis oleh Badan Sel di dalam

Hipotalamus. Badan sel yang menyekresi hormon hipofisis posterior

tidak terletak di dalam kelenjar hipofisis posterior itu sendiri tetapi

dalam neuron besar, disebut neuron magnoselular, yang terletak di

nukleus supraoptik dan paraventrikular hipotalmus. Hormon

tersebut kemudian diangkut di dalam aksoplasma serabut saraf

neuron yang berjalan dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis

posterior. (Guyton and Hall. Halaman 966)

2.4 Hipotalamus Mengatur Sekresi Kelenjar Hipofisis

Hampir semua sekresi kelenjar hipofisis diatur baik oleh

hormon atau sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus. Bila

kelenjar hipofisis ini diangkat dari letak normalnya di bawah

hipotalamus dan ditransplantasikan ke beberapa bagian tubuh lain,

kecepatan sekresi berbagai hormon yang berbeda (kecuali

prolaktin) akan sangat menurun.

Sekresi kelenjar hipofisis posterior diatur oleh sinyal saraf

yang berasal dari hipotalamus dan berakhir dihipofisis posterior.

Sebaliknya, sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon

yang disebut hormon (atau faktor) pelepas hipotalamus dan

hormon (faktor) penghambat hipotalamus yang disekresikan ke

dalam hipotalamus sendiri dan selanjutnya dijalarkan ke hipofisis

anterior, melalui pembuluh darah kecil yang disebut pembuluh

darah porta hipotalamus-hipofisis.

9

Page 10: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Gambar 1.5 System porta hypotalamus-hipofisis

Di dalam kelenjar hipofisis anterior, hormon pelepas dan

hormon penghambat ini bekerja terhadap sel kelenjar dan

mengatur sekresi kelenjar tersebut.

Hipotalamus menerima sinyal dari banyak sumber 'dalam

sistem saraf. Jadi, bila seseorang mendapat rangsangan nyeri,

sebagian sinyal nyeri itu akan dijalarkan ke hipotalamus. Demikian

juga, bila seseorang menderita depresi atau kegembiraan yang

sangat kuat, sebagian sinyal itu akan dijalarkan ke hipotalamus.

Rangsangan penghidu yang merupakan bau yang menyenangkan

atau yang tidak menyenangkan akan menjalarkan komponen sinyal

yang kuat secara langsung dan melewati nukleus amigdala ke

hipotalamus. Bahkan kosentrasi bahan makanan, elektrolit, air, dan

berbagai hormon yang ada di dalam darah dapat merangsang atau

menghambat berbagai bagian hipotalamus. Jadi, hipotalamus

merupakan pusat pengumpul informasi mengenai kesehatan bagian

dalam tubuh, dan sebagian besar informasi ini di gunakan untuk

mengatur sekresi sebagian besar hormone hipofisis yang sangat

penting. (Guyton and Hall. Halaman 966)

10

Page 11: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

2.5 Aksis Hipotalamus-Pituitary Ovarium

Hipofisis anterior menghasilkan dua hormon gonadotrofik

yang mengatur aktivitas ovarium pada wanita dan testis pada pria.

Hormon hormon pada wanita ialah follicle stimulating hormone

(FSH) dan luteinizing hormone (LH). Selain itu ada hormon

gonadotrofik ketiga yang berkaitan dengan laktasi yaitu prolaktin.

Pada beberapa binatang misalnya pada mencit betina, prolaktin

juga bertindak sebagai luteotrophic hormone, namun efek ini

nampaknya tidak penting pada wanita.

Pada pria didapati juga hormon-hormon yang sama, tetapi

luteinizing hormone disebut sebagai interstitial cell stimulating

hormone (ICSH) dan prolaktin tidak berfungsi.

Perbedaan utama pada kedua jenis kelamin tersebut ialah

pelepasan dari hormon-hormon gonadotrofik itu. Pada wanita

hormon-hormon itu dilepaskan berdasarkan siklus (satu siklus

kira-kira 28 hari), sedangkan pada pria dilepaskan secara kontinu.

Pelepasan hormon gonadotrofik dari hipofisis anterior diatur

oleh hipotalamus melalui releasing dan inhibiting hormone yang

mencapai hipofisis melalui sistem portal hipotalamo-hipofisis.

Sejauh ini hanya luteinizing hormone releasing hormone yang

telah diisolasi dengan pasti.

Pelepasan hormon gonadotrofik dari hipofisis anterior

dihambat dengan umpan balik negatif dari hormon-hormon yang

dilepaskan oleh ovarium dan testis.

Hormon Ovarium

Kedua ovarium yang terletak di pelvis tidak hanya

menghasilkan ovum atau sel telur, tetapi juga merupakan kelenjar

"endokrin yang menghasilkan hormon:

11

Page 12: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

1. Estrogen

2. Progesteron

Hormon seks wanita estrogen muncul dalam sirkulasi pada

waktu pubertas dan kehadirannya menghasilkan perkembangan

ciri-ciri seksual sekunder wanita, termasuk ke dalamnya ialah

perkembangan pay-udara dan distribusi lemak serta rambut tubuh.

Setiap bulan mulai menarke sampai menopause secara

berganti-ganti ovarium memproduksi ovum, yang dilepaskan pada

saat ovulast ke dalam rongga abdomen. Ovum masuk melalui

lubang tuba uterina (tuba Fallopii) pada sisi yang sama atau pada

sisi yang berlawanan, dan kemudian berjalan sepanjang tuba ini

sampai ke kavum uteri.

Gambar 1.6 System reproduksi wanita pada saat ovulasi.(Green J. H. fisiologi

kedokteran. Halaman 217).

Bila ovum ini tidak mengalami fertilisasi oleh sperma, maka

hanya tahan 14 hari dalam kavum uterina. Endometrium (lapisan

dalam uterus) rusak dan keluar bersama ovum dan sejumlah darah

(biasanya kira-kira 50 mL) dalam waktu 3-5 hari sebagai masa

menstruasi.

12

Page 13: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Hari pertama menstruasi biasanya mudah diingat dan oleh

karena itu dipakai sebagai hari pertama dari siklus menstruasi

[Gambar 135]. Menstruasi berlangsung sampai hari ke-5. Ovulasi

terjadi kira-kira pada hari ke-14, dan menstruasi yang akan datang

(dan juga siklusnya) dimulai setelah hari ke-28. Panjang siklus

bervariasi, bisa pendek hanya 23 hari atau panjang sampai 35 hari.

Mungkin tidak teratur, namun berapa panjang pun suatu siklus,

jarak antara saat ovulasi sampai menstruasi berikut hampir selalu

konstan yaitu 14 hari.

Siklus menstruasi dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior.

Bila kelenjar ini dibuang maka siklus menstruasi akan berhenti.

Follicle stimulating hormone (FSH) dari hipofisis anterior

merangsang folikel ovarium sehingga salah satu di antaranya

menjadi ovum yang matang setiap

bulan. Tidak lama sebelum ovulasi, timbul gelombang luteinizing

hormone (LH) dalam sirkulasi. Kombinasi dari kerja follicle

stimulating hormone dan luteinizing hormone menimbulkan

ovulasi pada hari ke-14.

Gambar 1.7 Siklus menstruasi berawal pada saat mentruasi (hari ke-1),

berlangsung kira-kira 28 hari. Terdapat interval 14 hari antara saat ovulasi

dengan menstruasi berikutnya. (Green J. H. fisiologi kedokteran. Halaman

217).

13

Page 14: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Siklus menstruasi berawal pada saat menstruasi (had ke-1),

berlangsung kira-kira 28 had. Terdapat interval 14 had antara saat

ovulasi dengan menstruasi berikutnya.

Rongga dalam ovarium bekas dari ovum yang dilepaskan akan

diisi darah dan kemudian berubah menjadi korpus luteum (Latin =

bendakuning). Korpus luteum inilah yang menghasilkan

progesteron. Seperti yang tersirat dalam namanya progesteron

adalah hormon pro-gestasi, yang berarti mempersiapkan tubuh

untuk menerima kehamilan. Karena korpus luteum tidak terbentuk

sebelum ovulasi pada hari ke-i maka progesteron hanya dijumpai

dalam sirkulasi pada paruh-kedua siklus menstruasi.

Bila ovum tidak mengalami fertilisasi maka korpus luteum

mulai berdegenerasi pada hari ke-26, dan progesteron menghilang

dari tubuh. Hilangnya progesteron pada akhir siklus menyebabkan

endometrium terlepas sehingga timbullah menstruasi berikut.

Ovulasi dan pembentukan korpus luteum berada di bawah

pengaturan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis anterior. Pada

binatang pelepasan progesteron dari korpus luteum diatur oleh

hormon hipofisis ketiga yaitu luteotrophic hormone (LTH).

Urutan pelepasan FSH dan LH dapat dijelaskan sebagai

berikut. Folikel yang berkembang dalam ovarium akan

menghasilkan estrogen yang jumlahnya mencapai punc aknya

tidak lama sebelum ovulasi. Peningkatan estrogen ini menghambat

pelepasan FSH dan merangsang penglepasan LH.

Bila ovum mengalami fertilisasi korpus luteum akan bertahan

dan disebut korpus luteum gravidarum. Sebagai akibatnya kadar

progesteron tidak turun, dan itu berarti tidak terjadi menstruasi

setelah hari ke-28. Siklus menstruasi tidak akan dijumpai sampai

bayi dilahirkan. Progesteron dari korpus luteum gravidarum (dan

14

Page 15: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

juga yang dari plasenta) menghambat pelepasan hormon

gonadotrofik dari hipofisis anterior

sehingga ovulasi terhenti. (Green J. H. fisiologi kedokteran.

Halaman 217).

2.6 Hormon ovarium dan hipofisis terhadap siklus menstruasi

Siklus menstruasi. Lebih-kurang setiap 28 hari mulai dari usia

pubertas hingga usia menopause di dalam tubuh seorang wanita

akan terjadi pelepasan sel telur ovum dan persiapan dinding uterus

untuk implantasi hasil pembuahan. Jika ovum tersebut tidak

dibuahi, endometrium yang sudah dipersiapkan tersebut akan

rontok pada saat menstruasi. Proses ini diperantarai oleh LH

(luteinizing hormone), FSH (follicle-stimulating hormone),

estrogen dan progesteron.

Hari pertama Siklus menstruasi berkaitan dengan menstruasi

yang pada saat tersebut mulai terjadi pertumbuhan folikel. baru

yang mengandung ovum di bawah pengaruh FSH dari hipofise,

FSH menstimulasi folikel untuk mensekresi estrogen yang

menyebabkan proliferasi_ dinding endometrium sehingga dinding

tersebut siap untuk menerima implantasi ketika terjadi kehamilan

(ovum: fase folikular; dinding endometrium: fase proliferati .1).

Pada kasus fisiologi apakah yang langka untuk lingkar umpan-

balik positif, di mana sekresi estrogen dari folikel menstimulasi

peningkatan sekresi LH dan FSH dari hipofise ? Lingkar umpan-

balik ini menyebabkan banjir LH yang pada sekitar Hari ke-14

dalam Siklus menstruasi, menimbulkan pelepasan ovum (ovulasi)

dan perubahan folikel menjadi korpus luteum yang mensekresi

estrogen dan progesteron.

15

Page 16: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Estrogen dan progesteron menstimulasi perkembangan

kelenjar-kelenjar sekretorik dalam endometrium (ovum: fase

luteal; dinding endometrium: fase sekretorik).

Jika ovum tidak dibuahi, sekresi estrogen dan progesteron yang

berkelanjutan akan menghambat FSH dan LH sehingga terjadi

penurunan sekresinya. Penurunan sekresi FSH dan LH

menyebabkan degenerasi korpus luteum yang mengakibatkan

penurunan sekresi estrogen dan progesteron sehingga terjadi

kerontokan endometrium (menstruasi); kerontokan atau

pengelupasan dinding endometrium ini akan mengembalikan

Siklus tersebut ke fase awal. Kini kadar estrogen dan progesteron

yang rendah memungkinkan sekresi FSH dan LH untuk

mengalami kenaikan kembali yang akan memulai Siklus yang

baru. Perhatikan bahwa estrogen dapat memiliki fungsi untuk

meningkatkan sekresi LH/FSH (yang menyebabkan ovulasi)

maupun untuk menghambat sekresi kedua hormon ini (pada akhir

fase luteal). Pil KB (kontrasepsi oral) merupakan pil yang berisi

kombinasi estrogen/progesteron untuk mensupresi LH/FSH

sehingga mencegah ovulasi. (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi

klinik. Halaman 361).

2.7. Penyakit pada Hipofise Anterior

Adenoma Hipofise dan Hiperpituitarisme

Adenoma hipofise biasanya merupakan tumor jinak (benigna). Tumor

ini dapat menyebabkan gangguan fungsi hipofise lewat sekresi suatu

hormon yang berlebihan atau jika ukuran tumornya cukup besar, lewat

kompresi kelenjar hipofise sehingga terjadi hipopituitarisme. Kecuali

prolaktinoma (yang sering merespons terapi dengan preparat agonis

dopamin), tindakan radiasi atau operasi pengangkatan adenoma hipofise

merupakan terapi lini-pertama. (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi klinik)

16

Page 17: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Adenoma Hipofise yang Mensekresi ACTH menyebabkan peningkatan

sekresi kortisol. Tumor ini merupakan kasus sindrom Cushing yang

spesifik dan dikenal sebagai penyakit Cushing.

Adenoma Hipofise- ang Mensekresi TSH dapat menyebabkan

hipertiroidisme sekunder. Apa yang akan diperlihatkan oleh hasil

laboratoriumnya? Kenaikan hormon tiroid dan kenaikan TSH (atau kadar

TSH yang secara tidak tepat masih normal). (Bandingkan keadaan ini

dengan hipertiroidisme primer yang menyebabkan kenaikan kadar hormon

tiroid dengan pen uruna n TSH).

Adenoma Growth Hormone dan Akromegali. Suatu tumor yang

mensekresikan growth hormone akan membuat segalanya berukuran besar.

Tangan, kaki, telinga, hibir, lidah dan lain-lain. Semuanya dapat

membesar. Namun demikian, pembesaran ini terjadi dalarn waktu yang

lama dan mungkin berlangsung begitu insidius (secara berangsur-angsur)

sehingga tidak disadari oleh pasiennya sendiri. Tanda-tanda yang tidak

jelas seperti sarung tangan, sepatu dan cincin yang sudah tidak muat lagi

dapat menunjukkan diagnosis penyakit ini. Karena pembesaran wajah dan

tangan dapat terjadi gejala tidur yang mendengkur, sleep apnea, artritis

dan/atau sindrom carpal tunnel. (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi klinik)

Kadar growth hormone sendiri hukan merupakan hasil tes yang dapat

diandalkan sebagai petanda diagnostik karena pelepasannya bersifat

pulsatil. Growth hormone mengimulasi pelepasan insulin—like growth

factor (IGF), sehingga kenaikan kadar IGF-1 dapat terlihat pada hasil

laboratorium pasien tumor yang mensekresikan growth hormone.

Somatostatin menghambat growth hormone, sehingga terapi somatostatin

(preparatnya tersedia di apotik dengan nama octreotide) dapat dilakukan

untuk mengecilkan tumor ini. Pembedahan biasanya diperlukan untuk

kesembuhan total.

17

Page 18: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Growth hormone merupakan salah satu hormon yang melawan kerja

insulin. Dengan kata lain, growth hormone akan menaikkan kadar gula

darah (lama seperti glukagon, kortisol dan epinefrin). Jika terdapat

kecurigaan akan kemungkinan tumor yang mensekresikan growth

hormone, maka dapat dilakukan tes diagnostik lainnya yaitu glucose

challenge test. Jika Anda memberikan beban glukosa kepada orang yang

normal, apa yang Anda perkirakan akan terjadi pada sekresi growth

hormone sebagai akibat dari pemberian glukosa ini? Apabila growth

hormone menaikkan kadar gula darah, dan Anda memberikan gula, maka

tindakan ini harus menurunkan sekresi growth hormone pada orang yang

normal. (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi klinik)

Kini apa yang Anda perkirakan akan terjadi pada seorang pasien tumor

yang mensekresikan growth hormone? Nah pertanyaannya apa yang akan

terjadi pada semua tumor over-sekresi lainnya ketika kita mencoba

memberikannya umpan-balik yang negatif? Biasanva tumor tersebut tidak

meresponsnya pada kadar yang normal. Jadi, jika growth hormone tidak

mengalami penurunan sebagai reaksi terhadap tes toleransi glukosa, maka

keadaan ini mengindikasikan suatu sumber growth hormone yang resisten

terhadap umpan-balik negatif dan kemungkinan besar sumber tersebut

berupa tumor yang mensekresikan growth hormone.

Tumor yang Mensekresi LH/FSH. Karena LH dan FSH yang disekresikan

oleh tumor ini biasanya non-fungsional, maka pasien tumor ini dapat

ditemukan dengan hipogonadisme sehingga berbeda dengan apa yang kita

perkirakan. (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi klinik)

Adenoma yang Mensekresi Prolaktin. Prolaktin merupakan hormon yang

bertanggung jawab atas produksi ASI. Dengan demikian prolaktinoma

pada wanita dapat menyebabkan galaktore yang merupakan keadaan

laktasi kendati wanita itu tidak hamil (tentu saja kita harus memastikannya

dengan tes kehamilan). Prolaktin menghambat sekresi gonadotropic-

18

Page 19: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus. Penurunan sekresi GnRH

akan menyebabkan berkurangnya sekresi FSH dan LH oleh hipofise.

Dengan demikian kenaikan sekresi prolaktin dapat menimbulkan

penurunan libido dan menstruasi yang tidak teratur pada wanita; kenaikan

prolaktin dapat menyebabkan impotensi, infertilitas, penurunan libido dan

kadang-kadang ginekomastia pada pria.

Releasing-hormones dari hipotalamus akan menstimulasi selyagian hesar

hormon hipofise anterior. Pengecualiannya adalah prolaktin; sekresi

prolaktin berada di hawah kendali

oleh dopamin yang disekresikan dari hipotalamus. Jadi, doparnin yang

dilepaskan dari hipotalamus akan menghAmbat pelepasan prolaktin dari

hipofise anterior. (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi klinik

Karena dopamin normalnya menghambat sel-sel yang mensekresikan

prolaktin, maka preparat agonis dopamin merupakan terapi lini-pertama

untuk menghamhat pertumbuhan prolaktinoma. Jika terapi agonis dopamin

tidak herhasil, maka tindakan Kedah untuk mengangkat tumor tersebut

kerapkali diperlukan. Untuk penyakit apa lagi preparat agonis dopamin

digunakan? Untuk pengobatan defisiensi dopamin pada penyakit

Parkinson.

Efek apakah yang ditimbulkan oleh antagonis dopamin (misalnya pada

terapi skizofrenia) pada prolaktin? Antagonis dopamin akan memhehaskan

prolaktin dari inhihisinya dan dengan dermkian akan meningk'athan

sekresi prolaktin.

Selain pemberian antagonis dopamin, keadaan lain apakah yang

menyehahkan hiperpro-laktinemia:

• r.edera Binding dada misalnya vesikel (shingles) pada herpes roster yang

diperkirakan mengaktifkan lintasan saraf yang sama dengan lintasan saraf

yang diaktifkan oleh peng-

19

Page 20: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

isapan puting (suckling).

• Lesi hipotalamus misalnya kraniofaringioma yang dapat

menurunkan sekresi dopamin dan dengan demikian membebaskan sekresi

prolaktin dari inhibisinya.

• Penurunan klirens prolaktin seperti misalnya pada gagal ginjal.

Hipopituitarisme

Tumor hipofise dapat berlangsung diam-diam secara metabolik yaitu

tumor ini tidak mensekresikan hormon apa pun. Tumor ini dapat

menimbulkan gejala karena pertumbuhannya. Karena kelenjar hipofise

berada di bawah kiasma optikum, pasien tumor hipofise dapat

memperlihatkan hemianopsia bitemporal (Gambar 7-7). Jika tumor

tersebut berukuran begitu besar sehingga terjadi kompresi pada kelenjar

hipofise, maka keadaan ini akan menyebabkan gangguan fungsi kelenjar

tersebut (hipopituitarisme). (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi klinik)

Di samping tumor hipofise yang non-fungsional, berbagai tumor lain

(kraniofaringioma. tumor primer SSP, metastase), terapi radiasi, penyakit

autoimun (misalnva sarkoidosis), infeksi (misalnya tuberkulosis), proses

infiltrasi (misalnya hemokromatosis, histiositosis X) dan/atau perdarahan

dapat menimbulkan kerusakan pada kelenjar hipofise yang menyebabkan

penurunan fungsinya. Apopleksia hipofise merupakan perdarahan hipofise

yang dapat terjadi karena ruptur adenoma. Sindroin Sheehan terjadi ketika

perdarahan peri- atau postpartum7 pada ibu mengakibatkan hipovolemia

dan selanjutnya kerusakan pada hipofise.

Meskipun situasi ini dapat menyebabkan kegagalan pada semua fungsi

hipofise (panhipo- pituitarts. me), namun berikut ini merupakan efek yang

ditimbulkan oleh defisiensi masingmasing hormon:

• Tidak adanya ACTH menyebabkan insufisiensi sekunder adrenal.'

20

Page 21: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

• Tidak adanya TSH menyebabkan hipotiroidisme sekunder.

• Tidak adanya GH pada seorang anak dapat mengakibatkan

kegagalan pertumbuhan, sedangkan defisiensi GH pada orang dewasa

dapat menimbulkan gejala fatigue, ketidakstabilan emosional dan/atau

perubahan berat badan.

• Tidak adanya LH/FSH menyebabkan hipogonadismesentral. Pada anak-

anak, keadaan ini dapat mengakibatkan keterlambatan pubertal; pada

orang dewasa terjadi impotensi, menstruasi yang tidak teratur, infertilitas

dan penurunan libido. (Aaron Berkowitz. (Patofisiologi klinik

2.8. Penyakit pada Hipofise Posterior

Diabetes insipidus

(defisiensi ADH) dan SIADH (kelebihan ADH) dibicarakan dalam bab

tentang ginjal

Sindrom Polikistik Ovarii

Sindrom polikistik ovarii ditandai oleh peningkatan produksi hormon-

hormon androgen yang menyebabkan amenore, hirsutisme (peningkatan

abnormal rambut tuhuh), akne, infertilitas, obesitas, dan pada beberapa

kasus, diabetes melitus tipe II serta akantosis nigrikan (bercak kat

berwarna gelap seperti beludru yang paling sering ditemukan pada aksila,

bagian posterior leher dan/atau regio genitalia). Sindrom tersebut paling

sering tinibul pada usia adolesensi lanjut. Penyebab yang mendasari

peningkatan produksi hormon androgen tidak diketahui. (Aaron

Berkowitz. (Patofisiologi klinik)

Diagnosis dipastikan lewat peningkatan kadar hormon-hormon androgen

dalam serum (seperti misalnya testosteron, androstenedion) dan

peningkatan kadar LH dengan kadar FSH yang normal. Toleransi glukosa

dapat terganggu. Kendati tidak semuanya, kebanyakan kasus terlihat

21

Page 22: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

memiliki pula ovarium polikistik pada pemeriksaan USG. Pemberian pil

kontrasepsi oral (pil KB) dapat memulihkan siklus menstruasi kembali

normal. Pil KB juga menurunkan kadar LH dan dengan demikian

mengurangi produksi hormon androgen serta mengurangi gejala

hirsutisme dan akne. Jika terdapat diabetes, maka keadaan ini diatasi

dengan penuninan berat badan/olahraga dan pemberian metformin. (Aaron

Berkowitz. (Patofisiologi klinik)

BAB III

PENUTUP

22

Page 23: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

3.1. Kesimpulan

Hipofisis anterior menghasilkan dua hormon gonadotrofik

yang mengatur aktivitas ovarium pada wanita. Pelepasan hormone

gonadotropik dari hipofisis anterior di atur oleh hipotalamus

melalui releasing dan inhibiting hormone yang mencapai hipofisis

melalui system portal hipotalamus-hipofisis. Hormon hormon

Gonadotropin ialah follicle stimulating hormone (FSH) dan

luteinizing hormone (LH). Hipotalamus akan memicu hipofise

untuk mengeluarkan FSH dimana follicle stimulating hormone

memicu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk

mengeluarkan estrogen. Tingginya hormone estrogen memicu

hipofisis mengeluarkan LH dan menghambat FSH sehingga LH

yang meningkat merangsang peleasan sel telur yang telah matang.

DAFTAR PUSTAKA

Green J. H. Fisiologi Kedokteran: Ciputat-Tangerang

23

Page 24: HYPOTALAMUS-PITUITARY- OVARIUM.docx

Guyton and hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke -11.

Jakarta: EGC

Berkowitz, Aaoron. 2013. Patofisiologi klinik. Pamulang-Tangerang

Selatan 5418

24