bab iii kista ovarium.docx

44
1 BAB I PENDAHULUAN Kista ovarium merupakan kantong yang berisi cairan di dalam ovarium, merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang wanita dan dapat terjadi saat periode neonatus sampai setelah menopause dimana saat itu merupakan periode perkembangan hormonal secara aktif. Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang jinak (80-85%). Kebanyakan kista ovarium berkembang secara alamiah dan dapat mengecil walaupun dengan pengobatan atau perawatan yang minimal. Namun, kista ovarium dapat menjadi penyakit dasar yang akan berkembang menjadi proses keganasan, atau mungkin juga dapat mengarah ke kondisi yang membahayakan secara tiba-tiba seperti kehamilan ektopik, torsi ovarium, atau appendicitis. Bila kista membesar secara persisten, atau nyeri, tindakan pengangkatan kista mungkin perlu dilakukan hingga terkadang berakhir dengan pengangkatan ovarium. Namun dengan semakin seringnya penggunaan ultrasonografi beberapa tahun terakhir, diagnose kista ini semakin sering dapat terdeteksi. Kista sebenarnya juga merupakan suatu tumor namun jenis yang kistik (bukan padat), yang dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor ovarium dapat merupakan komplikasi serius kehamilan,

Upload: elvira-kung-de-ornay

Post on 11-Aug-2015

189 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kista ovarium tinjauan pustaka definisi epidemiologi etiologi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III kista ovarium.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kista ovarium merupakan kantong yang berisi cairan di dalam ovarium, merupakan salah

satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang wanita dan dapat terjadi saat periode

neonatus sampai setelah menopause dimana saat itu merupakan periode perkembangan hormonal

secara aktif. Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena

adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang jinak

(80-85%).

Kebanyakan kista ovarium berkembang secara alamiah dan dapat mengecil walaupun

dengan pengobatan atau perawatan yang minimal. Namun, kista ovarium dapat menjadi penyakit

dasar yang akan berkembang menjadi proses keganasan, atau mungkin juga dapat mengarah ke

kondisi yang membahayakan secara tiba-tiba seperti kehamilan ektopik, torsi ovarium, atau

appendicitis. Bila kista membesar secara persisten, atau nyeri, tindakan pengangkatan kista

mungkin perlu dilakukan hingga terkadang berakhir dengan pengangkatan ovarium. Namun

dengan semakin seringnya penggunaan ultrasonografi beberapa tahun terakhir, diagnose kista ini

semakin sering dapat terdeteksi.

Kista sebenarnya juga merupakan suatu tumor namun jenis yang kistik (bukan padat),

yang dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor ovarium dapat merupakan komplikasi serius

kehamilan, mengalami torsio atau terpuntir dan dapat menimbulkan rintangan yang tidak dapat

teratasi bagi persalinan pervaginam. Lebih lanjut, meskipun sesudah persalinan spontan, tumor

tersebut bisa mengakibatkan gangguan dalam masa nifas.

Page 2: BAB III kista ovarium.docx

2

BAB II

KISTA OVARIUM

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI

Ovarium merupakan dua struktur kecil berbentuk oval, masing-masing berukuran sekitar

2 x 4 x 1,5 cm, berada jauh di dalam pelvis wanita sedikit lateral terhadap dan di belakang

uterus. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium. Pembuluh

darah ke orvarium melalui ligamentup suspensorium ovarii (ligamentum

infundibulopelvikum).1,2

Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamnetum latum. Sebagian besar ovarium

berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarium kecil berada di dalam

ligamentum latum (hilus ovarii). Di situ masuk pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke ovarium.

Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan

mesovarium.1

Gambar 1. Genitalia interna wanita

Page 3: BAB III kista ovarium.docx

3

Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-

silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan di

bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Pada wanita

diperkirakan terdapat banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel,

berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium yang

terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan pula

dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel

saja sampai folikel de Graaf yang matang. Folikel yang matang ini terisi dengan likuor follikuli

yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.1

Folikel de Graaf yang matang terdiri atas (1) ovum, yakni suatu sel besar dengan

diameter 0,1 mm yang mempunyai nucleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu

nucleus pula; (2) stratum granulosum, yang terdiri atas sel-sel granulose, yakni sel-sel bulat kecil

dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan lebih lanjut

di tengahnya terdapat suatu rongga terisi likuor follikuli; (3) teka interna, suatu lapisan yang

meilngkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil daripada sel granulose; dan (4) teka

eksterna, di luar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovariu yang terdesak.4

Gambar 2. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan

Page 4: BAB III kista ovarium.docx

4

Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah

ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur 6-15 tahun

ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun menurun sampai

59.000, dan antara 34-45 hanya 34.000. Pada masa menopause semua folikel sudah menghilang.1

Dalam endokrinologi reproduksi wanita, ovarium memiliki dua fungsi utama yaitu:

1. Fungsi proliferatif (generatif), yaitu sebagai sumber ovum selama masa reproduksi. Di

ovarium terjadi pertumbuhan folikel primer, folikel de Graaf, peristiwa ovulasi dan

pembentukan korpus luteum.1

2. Fungsi sekretorik (vegetatif), yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormon steroid

(estrogen, progesteron dan androgen ) Fungsi ovarium yang utama adalah menghasilkan sel

telur (ovum).1

2.2. DEFINISI

Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang

tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-

bahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi

semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.3

Gambar 3. uterus normal dengan uterus yang memiliki kista ovarium

Page 5: BAB III kista ovarium.docx

5

2.3. ETIOLOGI

Pertumbuhan kista ovarium pada dasarnya, berhubungan dengan stimulasi oleh hormone

gonadotropin, yaitu FSH dan LH. Namun beberapa teori di bawah ini dapat juga menjelaskan

bagaimana pertumbuhan kista pada ovarium.

1. Teori ovulasi, setelah ovulasi terjadi invaginasi dari dinding epitel ke stroma ovarium.

Dengan adanya rangsangan hormone pada stroma inilah yang menimbulkan tumor epitel

pada ovarium.

2. Teori endokrin, dinding epitel ovarium terdiri dari sel mulleri, jaringan ini sama dengan

jaringan yang ada di endometrium dan tuba falopii. Dengan adanya ketidakseimbangan

hormonal menyebabkan tumbuhnya tumor.

3. Teori oksigen, dengan adanya iritasi/peradangan merupakan faktor pencetus terjadinya

tumor jinak dan ganas pada ovarium.

4. Teori transformasi, yang paling banyak terjadi, umumnya kanker ovarium bukan berasal

pada proses transformasi sel, meskipun ada juga degenerasi keganasan pada tumor jinak.

Faktor resiko yang dapat menyebabkan kista ovarium adalah sebagai berikut4:

Pengobatan infertilitas – pasien yang sedang diobati untuk infertilitas dengan induksi

ovulasi dengan gonadotropin atau bahan lainnya, seperti clomiphene citrate atau

letrozole, dapat membentuk kista ovarium sebagai bagian dari ovarian hyperstimulation

syndrome.

Tamoxifen - Tamoxifen dapat mengakibatkan kista ovarium jinak fungsional yang

biasanya timbul setelah penghentian terapi.

Kehamilan – pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua saat

kadar hCG tertinggi.

Hypothyroidism – karena kemiripan antara subunit alpha thyroid-stimulating hormone

(TSH) dan hCG, hipotirodisme dapat menstimulasi pertumbuhan kista ovarii.

Gonadotropin maternal – efek transplasental dari gonadotropin maternal dapat

menybabkan pembentukan dari kista ovarii neonatal dan fetal.

Page 6: BAB III kista ovarium.docx

6

Merokok – resiko kista ovarii fungsional meningkat dengan merokok; resiko dari

merokok mungkin meningkat lebih jauh dengan penurunan indeks massa tubuh (IMT)

Ligasi tuba – kista fungsional telah dihubungkan dengan sterilisasi ligasi tuba

2.4. EPIDEMIOLOGI

Kista ovarium biasanya terdapat pada 50% dari wanita yang mengalami siklus menstruasi

yang tidak teratur. 30% dari wanita dengan siklus menstruasi teratur dan 6% dari wanita

postmenopause.4

Di Indonesia insiden kista ovarium yaitu 7% dari populasi wanita dan 85% bersifat jinak

(Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi 2006). Insiden sebenarnya dari kista ovarium

di Indonesia tidak diketahui secara pasti, diperkirakan prevalensi dari kista ovarium sebesar 60%

dari seluruh kasus gangguan ovarium. (Wiknjosastro, 2007)

2.5. KLASIFIKASI

Di antara tumor-tumor ovarium, ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat

nonneoplastik. Bagi tumor-tumor neoplastik, belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh

semua pihak oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat

diterima secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan mengenai asal-usul beberapa

tumor. Di bawah ini tumor-tumor dibagi dalam tumor-tumor nonneoplastik dan tumor-tumor

neoplastik jinak, dan selanjutnya tumor-tumor neoplastik jinak dibagi dalam tumor-tumor kistik

dan tumor-tumor solid1:

Tumor Ovarium Non Neoplastik

a. Tumor akibat peradangan

b. Tumor lain :

o Kista folikel

o Kista korpus luteum

o Kista lutein

Page 7: BAB III kista ovarium.docx

7

o Kista inklusi germinal

o Kista endometrium

o Kista stein-leventhal

Tumor Ovarium Neoplastik Jinak

a. Kistik

o Kistoma ovarii simpleks

o Kistadenoma ovarii serosum

o Kistadenoma ovarii musinosum

o Kista endometroid

o Kista dermoid

b. Solid

o Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma

o Tumor Brenner

o Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)

Tumor Neoplastik Ganas

a. Golongan tumor-tumor epithelial

o Tumor serosa

o Tumor musinosa

o Tumor endometrioid

o Tumor clear cell (mesonefroid)

o Tumor Brenner

o Tumor epithelial campuran

o Tumor tidak berdifferensiasi

o Tumor tidak terklasifikasi

b. Golongan Sex-Cord Stromal tumor

o Tumor granulose – theca cell

o Androblastoma

o Gynandroblastoma

Page 8: BAB III kista ovarium.docx

8

o Tidak terklasifikasi

TUMOR OVARIUM

Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non-neoplastik,

seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum.Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis

yang betul merupakan neoplasma.Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi

dalam golongan non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.5

2.5.1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)

1. Tumor akibat radang

Abses ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer pada penderita yang

telah menjalani histerektomi, dan sering terjadi setelah histerektomi pervaginal. 1

Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap setelah

operasi dengan nyeri pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina. 1

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing, dan komplikasi

intestinal. 1

Pada penatalaksanaan yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh karena tidak dapat diobati

dengan antibiotic yang memerlukan konsentrasi adekuat supaya terjadi resolusi. 1

2. Tumor lain

A. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus

menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah

pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi

kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya biasanya dengan diameter 1-1,5cm1.

Page 9: BAB III kista ovarium.docx

9

Gambar 4. Gambar kista folikular

Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis

terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, terjadilah

atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung estrogen; oleh

sebab itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun

mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista menghilang pula1.

Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma

atau kista folikel. Umumnya, jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat ditunggu dahulu

karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri1.

B. Kista korpus luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans.

Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang

sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah

coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan

yang pertama bisa menjadi lebih besar daripada yang kedua1.

Page 10: BAB III kista ovarium.docx

10

Gambar 5. Perbandingan antara gambar kista folikel dengan kista korpus luteum

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum member gambaran yang khas. Dinding kista

terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka1.

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh

perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan tasa berat di perut bagian bawah.

Perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Rasa nyeri di dalam perut

yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis

diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang

khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis1.

Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini

dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa

mengorbankan ovarium1.

C. Kista teka lutein

Pada mola hidatidosa, kariokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut,

ovarium dapat membesar dan menjadi kistik1.

Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat

luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah

akibat pengaruh hormone koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau

koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan1.

Page 11: BAB III kista ovarium.docx

11

D. Kista inklusi germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada

permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan

besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada

pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah

permukaan ovarium; dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan

isinya cairan jernih dan serus1.

E. Kista endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium yang disebut sebagai kista endometrial atau

kista coklat. Dalam ovarium bisa berukuran kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sehingga

berwarna coklat. Darah tersebut keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat

menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir

dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.1,4,5

Gambar 6. Kista endometriosis

F. Kista Stein-Leventhal

Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap segolongan wanita muda

dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak

gemuk, sering kali (dalam kurang lebih 5-%) hirsutisme tanpa maskulinisasi, dan dengan kedua

Page 12: BAB III kista ovarium.docx

12

ovarium membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan

permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal1.

Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh

gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat gangguan ovuasi; oleh

karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hyperplasia endometrii sering ditemukan1.

Diagnosis dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; USG dan laparoskopi dapat membantu dalam

pembuatan diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu dipikirkan tumor ovarium yang

mengeluarkna androgen; tetapi tumor yang akhir ini umumnya terdapat hanya pada satu

ovarium, dan meyebabkan perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu disingkirkan pula

kemungkinan hyperplasia korteks adrenal atau tumor adrenal; pada sindrom Stein-Leventhal

tidak ada tanda-tanda defeminisasi, dan fungsi glandula suprarenalis normal1.

Terapi dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang untuk sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi1.

Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila terapi dengan klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi, atau menimbulkan efek sampingan1.

2.5.2. Kista ovarium neoplastik jinak

A. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan

dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus, dan berwarna

kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat

terjadi torsi (putaran tungkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis

kistadenoma serosum, yang kahilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan

dalam kista. Tetapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reaksi ovarium, akan tetapi jaringan

yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada

keganasan1.

Page 13: BAB III kista ovarium.docx

13

B. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari suatu

teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada

penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel germinativum, sedang penulis lain

menduga tumor ini mempunyai asala yang sama dengan tumor Brenner1.

Gambar 7. Kistadenoma ovarii musinosum

Angka kejadian

Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum.

Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii

musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium. Tumor paling sering

terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas1.

Page 14: BAB III kista ovarium.docx

14

Gambaran klinik

Tumor lazimnya berbentuk multiokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-

kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari

pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal.

Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral1.

Kista menerima darahnya melalui satu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang

mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista

dan perubahan degenerative, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum,

usus-usus dan peritoneum parietale1.

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir in khususnya bila terjadi

perdarahan atau perubahan degenerative di dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir

yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari

percampurannya dengan darah1.

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti

pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (goblet cells) 1

Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur

kelenjar; kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi

multiokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada

permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma

peritonei1.

Akibat pseudomiksoma peritonei adalah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus

bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus

dan/atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan

papiler. Tempat-tempat tersebut perlu ditelitidengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan

tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum1.

Page 15: BAB III kista ovarium.docx

15

Penanganan

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar

sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan

ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya

diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya

pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista

perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi

sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan

pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.

Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula1.

C. Kistadenoma ovarii serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan ovarium

(germinal epithelium) 1

Gambar 8. Kistadenoma ovarii serosum papiliferum

Page 16: BAB III kista ovarium.docx

16

Angka kejadian

Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma musinosum dan

dijumpai pada golongan umur yang sama. Agak lebih sering ditemukan kista bilateral (10-20%)1

Gambaran klinik

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan

kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berbagala

karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu.

Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini ialah potensi pertumbuhan papiler ke dalam

rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning,

dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tapi

permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). 1

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran makroskopik

kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik

pun tidak selalu memberikan kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista

yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti

sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium

(germinal epithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian

besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba. 1

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalah stromanya yang dinamakan

psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii

seosum papiliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas. 1

Perubahan ganas

Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan sertifikasi epitel, serta anaplasia dan

mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan ke dalam kelompok

tumor ganas. Akan tetapi garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas

kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi

keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa

30% sampai 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada satu

Page 17: BAB III kista ovarium.docx

17

kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu

kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak

(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai

neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant) 1

Terapi

Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya, berhubung dengan

lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor

yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen

section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi. 1

D. Kista endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan

sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson

dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii. 1

Gejala-gejala endometriosis pada riwayat menstruasi berhubungan dengan aktifitas endometrium

ektopik pada ovarium dan struktur sekitarnya. Nyeri adalah gejala yang paling sering. Gejala lain

termasuk infertilitas dan dispereunia. Perdarahan dalam rongga peritoneum dan jaringan sekitar

menyebabkan fibrosis serta jaringan parut yang mengakibatkan perangsangan saraf.6,7

E. Kista dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-struktor

ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula

sebasea berwarna putih kuning menyeripai lemak Nampak lebih menonjol daripada elemen-

elemen entoderm dan mesoderm. 1

Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal

dari sel telur melalui proses parthenogenesis. 1

Page 18: BAB III kista ovarium.docx

18

Angka kejadian

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling sering

ditemukan apda wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista dermoid bilateral,

lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada

anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai

beberapa kilogram. 1

Gambaran klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuanm

dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal di bagian lain padat. Sepintas lalu

kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar

dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding

bagian dalam yang menonjol dan padat. 1

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan endodermal. Maka dapat

ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot, jaringan

ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan

tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea

berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa

serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde. 1

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian

bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan didnding kista dengan akibat pengeluaran isi

kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari

semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah

karsinoma epidermoid yang rumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkinan pula

bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas. Termasuk

di sini1 :

1. Struma ovarium

Tumor ini terdiri terutama atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang, dapat menyebabkan

hipertiroid.

Page 19: BAB III kista ovarium.docx

19

2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum

Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen dari

epithelium germinativum.

3. Koriokarsinoma

Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus dibuktikan adanya hormone

koriogonadotropin.

Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid ialah suatu tumor

ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan teratoma solidum yang jinak. 1

Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan, biasanya dengan seluruh ovarium. 1

2.5.3. Tumor tumor epithelial

1. Kistadenokarsinoma serosum

Merupakan jenis yang ganas dari kistadenoma serosum. Pada tumor tampak pertumbuhan

papiler di permukaan atau di dalam dinding kista. Bagian dari tumor yang mencurigakan adanya

keganasan adalah tempat yang pertumbuhan papilernya padat.5

Terapi : histerektomi total, salpingooforektomi bilateral, omektomi5

2. Kistadenokarsinoma musinosum

Merupakan jenis yang ganas dari kistadenoma musinosum. Pada pemeriksaan

mikroskopis tampak gambaran seperti adenokarsinoma traktus digestivus dengan sel-sel epitel

dalam berbagai tingkat diferensiasi. Pembentukan kista-kista kecil dan pengeluaran musin

berjalan terus. 5

Terapi : Histerektomi total, salpingooforektomi bilateral, omektomi5

3. Karsinoma Endometrioid

Tumbuh dari sarang endometriosis atau langsung dari epitel germinativum. 5

Page 20: BAB III kista ovarium.docx

20

Terapi : Pengangkatan genitalia interna dan tumor di luar alat-alat tersebut, ditambah

dengan radiasi dan kemoterapi. 5

4. Karsinoma Mesonephroid

Berasal dari mesotelium ovarium, bentuknya solid atau kistik. Warna sawo matang atau

keabu-abuan dengan diameter 10-20cm. Disebut juga clear cell carcinoma karena mengandung

sel-sel pucat di tengah stroma. 5

Terapi : pengangkatan uterus dan adneksa serta pengobatan tambahan dengan radiasi atau

kemoterapi. 5

KISTA OVARIUM PADA KEHAMILAN

Kista ovarium biasanya terdiagnosa pada kehamilan karena penggunaan USG secara

rutin. Kista ini harus dievaluasi dengan cara yang sama dengan wanita yang tidak hamil, dengan

USG dan tes CA 125. MRI lebih dipilih daripada CT scan namun keduanya harus dihindari pada

trimester pertama.4,7

Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga menyebabkan abortus

prematurus. Tumor yang bertangkai, karena pembesaran atau pengecilan uterus, terjadi torsi dan

menyebabkan rasa nyeri, nekrosis, dan infeksi yang disebut akut abdomen. Dapat menyebabkan

kelainan-kelainan letak janin. Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau persalinan.

Tumor besar dan berlokasi di bawah dapat menghalangi persalinan.4,7

Kista persisten yang lebih besar dari 10 cm atau kista yang beresiko ganas harus diangkat

secara bedah, lebih dipilih pada trimester kedua, terutama pada usia kehamilan 16-20 minggu.4,7

2.6. MANIFESTASI KLINIS1,4,5,6

Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama.

Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala dan tanda adalah akibat dari

pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor tersebut.

Page 21: BAB III kista ovarium.docx

21

A. ANAMNESIS

1. Nyeri abdomen

Dapat timbul mendadak ataupun perlahan-lahan tergantung pada jenis kelainan,

perdarahan bertahap atau torsi intermitten, perdarahan akut, ruptut mendadak ataupun

torsi. Nyeri dapat terlokalisir pada salah satu kuadran atau menyeluruh pada abdomen

bagian bawah. Rasa iritasi peritoneum dengan cairan atau darah, rasa nyeri cenderung

konstan dan diperhebat oleh pergerakkan. Pada torsi kista ovarium torsi mungkin ringan

dan intermiten bila torsinya tidak lengkap, atau berat dan konstan bila terjadi infark.

Nyeri yang berkaitan dengan rupturnya kista folikel biasanya membaik dalam beberapa

jam.

2. Mual dan muntah

Dapat terjai segera atau beberapa jam setelah timbulnya nyeri mendadak.

3. Riwayat menstruasi

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri

mengeluarkan hormone. Kelainan dapat terjadi pada wanita hamil maupun tidak hamil.

Perdarahan dari korpus luteum yang rupture terjadi kapan saja setelah ovulasi, termasuk

pada awal kehamilan. Kemungkinan rupture endometrioma harus dipertimbangkan bila

pasien mempunyai riwayat dismenorhea sekunder yang terjadi selama siklus mestruasi

sebelumnya.

4. Gejala akibat pertumbuhan tumor

Dapat terjadi gangguan miksi pada tumor yang tidak seberapa besar namun terletak di

depan uterus dan menekan vesica urinaria. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat

mengakibatkan obstipasi dan edema pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi

tidak nafsu makan dan rasa sesak.

5. Gejala lainnya

Berupa sinkope atau syok atau keduanya yang member kesan perdarahan intraperitoneum

yang hebat ataupun suatu torsi akut. Sering miksi dan defekasi menunjukkan iritasi

peritoneum. Nyeri pundak member kesan iritasi diafragma dari perdarahan yang hebat

atau isi kista yang rupture.

Page 22: BAB III kista ovarium.docx

22

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital

Suhu biasanya normal atau sedikit meningkat, denyut nadi biasanya cepat, tekanan darah

dan pernafasan dalam batas normal, kecuali apabila terdapat perdarahan intraperitoneum

yang hebat sehingga menyebabkan gejala-gejala syok hipovolemik.

2. Pemeriksaan abdomen

Nyeri tekan unilateral pada kuadran bagian bawah dengan atau tanpa nyeri lepas, rigiditas

dan pergeseran member kesan adanya proses terlokalisasi. Bising usus biasanya normal.

Perdarahan yang lebih ekstensif atau rupturnya isi kista menyebabkan peritonitis

abdominalis bagian bawah yang biasanya disertai oleh rigiditas, nyeri lepas, bising usus

menurun atau negative, dan distensi abdomen. Jarang teraba massa lunak pada palpasi

abdomen.

3. Pemeriksaan pelvis

Ukuran uterus biasanya normal kecuali bila pasien hamil. Apabila serviks digerakkan

terdapat rasa nyeri. Daerah adneksa yang terkena cenderung menjadi sangat lunak, dan

pada perdarahan intraperitoneum suatu massa diskret tidak dapat diidentifikasi. Apabila

ditemukan suatu massa atau tumor, diteliti sifat-sifatnya (besar, lokasi, permukaan,

konsistensi, dapat digerakkan atau tidak). Sering pasien mengalami nyeri tekan yang

sangat hebat sehingga pemeriksaan bimanual yang adekuat tidak mungkin dilakukan

kecuali pasien sudah diberikan analgesia sistemik atau bahkan anesthesia. Penonjolan

dalam kavum Douglasi member kesan perdarahan intraperitoneum yang ekstensif.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG1,5,6

1. Pemeriksaan laboratorium

Tidak ada tes laboratorium yang diagnostic untuk kista ovarium. Cancer Antigen (CA

125) adalah protein yang dihasilkan oleh membrane sel ovarium normal dan karsinoma

ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125, ditemukan meningkat

pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan

meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.

Page 23: BAB III kista ovarium.docx

23

2. Laparoskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau

tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

3. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus,

ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara

cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

USG adalah alat diagnostik yang utama untuk kista ovarium. USG sulit membedakan kista

ovarium dengan hidrosalpings, paraovarian dan kista tuba. USG transvaginal dapat memberikan

pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis dan tidak memerlukan kandungan kemih

yang penuh.

4. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid

kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Foto abdomen tegak dan dekubitus lateral

dapat menunjukkan adanya cairan bebas intraperitoneum.

5. Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan

tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

6. Tes kehamilan

HCG negatif kecuali bila terjadi kehamilan.

7. CT scan

Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvic. CT scan kurang baik bila

dibandingkan dengan MRI, CT scan dapat dipakai untuk mengidentifikasi organ

intraabdomen dan retroperitoneum dan dalam kasus keganasan ovarium.

8. MRI

MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat memberikan

gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya tidak diperlukan.

Page 24: BAB III kista ovarium.docx

24

2.7. DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar :

1. Anamnesis

o Timbul benjolan di perut dalam waktu yang lama

o Keluhan rasa pegal atau berat dalam perut

o Kadang disertai gangguan BAK dan BAB, edema tungkai, tidak nafsu makan dan

sesak

o Kadang disertai gangguan haid bila tumor mengeluarkan hormone

o Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah

2. Pemeriksaan fisik

o Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran > 5 cm.

o Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan, atau mengisi

kavum Douglasi

o Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

3. Pemeriksaan penunjang

o Pilihan utama menggunakan USG dan dapat disertai pemeriksaan penunjang lain

yang telah dibahas pada bagian pemeriksaan penunjang.

Diagnosis tumor ovarium dalam kehamilan7

Pada kehamilan muda, diagnosis adalah lebih mudah bila pembesaran kista teraba terpisah dari

uterus. Apabila suatu tumor ovarium tidak memenuhi ruang panggul, maka diagnosis dengan

pemeriksaan fisis sulit ditegakkan karena pembesaran abdomen terutama karena kehamilan

lanjut. Pada trimester kedua, kista yang besar menyulitkan pemeriksaan, sehingga pasien

diperiksa dalam posisi Tredelenburg yaitu posisi kepala lebih rendah daripada kaki, yang akan

memisahkan kedua massa tersebut (Hingorani’s sign). Pemeriksaan penunjang seperti USG

dapat membantu membedakan secara akurat antara pembesaran uterus dan masa kistik

ekstrauterin.

Page 25: BAB III kista ovarium.docx

25

2.8. DIAGNOSIS BANDING4,5,6

1. Kanker ovarium

Pada anamnesis, didapatkan riwayat keganasan dalam keluarga, penurunan berat badan

yang signifikan.

Pada USG, kanker ovarium memberikan gambaran tepi yang irregular pada ovarium.

2. Kehamilan ektopik

Pada USG, kehamilan ektopik dan kista korpus luteum menunjukkan gambarana yang

sama termasuk dengan adanya “ring of fire”. Ovarium kiri tidak terpisah dari kista

adneksa kiri, juga tidak ada tanda penting adanya cairan pada cul de sac, apalagi adanya

kehamilan ektopik mengarah pada diagnosis kista korpus luteum ovarium kiri.

Untuk mendiagnosis kehamilan ektopik biasanya digunakan kombinasi dari beta hCG

dan USG transvaginal. MRI tidak bisa menegaskan adanya kehamilan ektopik.

3. Endometrioma

Endometrioma adalah kista hasil dari endometriosis yang terjadi pada ovarium. Kista ini

berisi darah lama dan secara khas menjunjukkan gambaran “ground glass” pada USG.

Bintik bintik kecil di dalam kantong biasanya mengindikasikan endometrioma.

2.9. PENATALAKSANAAN1

Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor

nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan

pada penderitadan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor

tersebutadalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut

mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk

menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam

pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar

itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan

tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan

tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,

biasanyadisertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan

Page 26: BAB III kista ovarium.docx

26

operasiyang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi

padawanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan

tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan

operasi yang tidak seberapa radikal.

Penatalaksanaan tumor ovarium dalam kehamilan5,7

Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus dikeluarkan

Oleh karena ada kemungkinan korpus luteum graviditatis yang menghasilkan progesterone

ikut terangkat, hingga terjadi abortus, maka sebaiknya operasi ditunda sampai bulan ke 4.

Waktu operasi paling baik adalah antara kehamilan 16-20 minggu, karena pada saat itu

fungsi korpus luteum telah diambil alih oleh plasenta yang sudah terbentuk lengkap dan

produksi progesterone berlangsung terus walaupun korpus luteum ikut terangkat. Sebelum

dan sesudah operasi ibu diberikan progestero (25 mg iv/hari)untuk memperkecil

kemungkinan abortus.

Apabila tumor baru diketahui dalam kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit

obstetric atau gejala-gejala akut, atau tidak mencurigakan akan mengganas, maka kehamilan

dapat dibiarkan sampai berlangsung partus spontan dan operasi dilakukan pada masa nifas.

Apabila tumor terkurna gdalam rongga panggul, SC merupakan tindakan pengakhiran

kehamilan atau persalinan yang paling aman, sekaligus tumor diangkat.

Dalam persalinan dapat dicoba secara hati-hati reposisi tumor yang menghalangi turunnya

kepala, asal disadari bahwa tumor kistik dapat pecah. Apabila reposisi sudah berhasil, anak

dibiarkan lahit spontan dan tumor diangkat dalam masa nifas.

Operasi darurat dilakukan pad atumor yang dianggap ganas, terjadi torsio atau terdapat

gejala-gejala akut abdomen tanpa menghiraukan umur kehamilan.

2.10. KOMPLIKASI

1. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran

kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau

perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi

cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak. 1

Page 27: BAB III kista ovarium.docx

27

2. Putaran tungkai

Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih akan tetapi yang

belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya

torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan, uterus yang membesar dapat mengubah

letak tumor, dank arena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam

rongga perut. 1

Putaran tungkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat

total. Adanya putaran tungkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum

infunfibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Perlu

hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah

pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan terjadinya

perdarahan di dalamnya. Jika putaran tungkai berjalan terus, akan terjadi nekrosis

hemoragik dalam tumor dan jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding

kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder. Bila putaran tungkai

terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru

untuk tumor tersebut. Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor

parasit atau tumor pengembara.1

3. Infeksi pada tumor

Terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman pathogen, seperti appendicitis,

diverticulitis, atau salpingitis akuta. Kista dermoid cenderung mengalami peradangan

disusul dengan pernanahan.

4. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tungkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh,

atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista hanya

mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum segera

mengurang. Tetapi, kalau terjadi robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara

akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan

menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda akut abdomen. 1

5. Perubahan keganasan

Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma

ovarii musinosum dan kista dermoid. Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut

Page 28: BAB III kista ovarium.docx

28

diangkat pada operasi perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap

kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan adanya

anak sebar (metastasis) memperkuat diagnosis keganasan.

2.11. PROGNOSIS

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa

ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas

berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini

sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.4,5

Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel

skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. 4,5

Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat

yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara

keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.4,5

Page 29: BAB III kista ovarium.docx

29

BAB III

KESIMPULAN

Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh

abnormal dibagian tubuh tertentu. Pada wanita, bagian tubuh yang seing terjadi kista adalah

ovarium. Penyebabnya dikaitkan dengan hormone FSH dan LH serta beberapa teori yang

mendukung. Klasifikasi dari kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik bila dilihat dari

tingkat keganasannya. Pada tumor yang bersifat nonneoplastik, kista yang ada seringkali

merupakan kista fungsional dan akan menghilang dengan alami maupun dengan terapi minimal.

Sedangkan tumor yang bersifat neoplastik, beberapa kista ada yang cenderung menjadi

keganasan sehingga penegakan diagnosis dini sangat penting untuk penatalaksanaan awal

keganasan. Banyak penderita kista ovarium belum mengalami gejala yang berarti sebelum kista

mendesak ataupun terpuntir pada tangkainya. USG merupakan pemeriksaan pilihan noninvasive

untuk mendeteksi adanya kista ovarium. Prognosis kista jinak sangat baik.

Page 30: BAB III kista ovarium.docx

30

DAFTAR PUSTAKA

1. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2009. Tumor Jinak pada Alat-Alat

Genital. Dalam: Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Hal: 13-14, 74, 346 – 361

2. Heffner, Schust. 2006. Neoplasma Ovarium. Dalam: Heffner, Schust, ed. At a Glance

Medicine Sistem Reproduksi. Jakarta : Penerbit Erlangga. 28-30

3. Dorland W. A. N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Terjemahan Huriawati Hartanto.

Edisi 29. Jakarta : EGC.

4. Helm, C. William. Ovarian Cysts. Diakses pada tanggal 1 Februari 2012 dari :

http://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0101

5. Purcell K, Wheeler JE. 2003. Benign disorders of the ovaries & oviducts. Dalam: Current

Obstetric & Gynaecologic diagnosis & treatment Ed 9. Editor: Decherney AH, Nathan L. New

York: Lange Medical Books. Hal 708-15

6. Vorvick, Linda J. Ovarian cysts. Diakses pada tanggal 1 Februari 2012 dari :

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001504.htm

7. Novak, E R; Woodruff, J D. Novak’s Gynecologic and Obstetric Pathology with Clinical

and Endocrine Relation. Ed 14th. W.B Saunders. 2007. Page 248-485