laporan faal iii_kesanggupan karvas

14
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2013/2014 Laporan Praktikum Fisiologi Kesanggupan Kardiovaskuler Kelompok F1 Nama NIM Tanda Tangan Keterangan Oktaviani Dewi Ratih 102013046 Ketua Kelompok Lutfi Karimah 102011359 Anggota Anthony Djohary 102012031 Anggota Ailen 102012182 Anggota Aditya Pratama 102012195 Anggota Stellon Salim 102013122 Anggota Claudia Lintang Septaviori 102013228 Anggota

Upload: steven

Post on 16-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Karvas

TRANSCRIPT

I

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2013/2014

Laporan Praktikum Fisiologi

Kesanggupan KardiovaskulerKelompok F1NamaNIMTanda TanganKeterangan

Oktaviani Dewi Ratih102013046Ketua Kelompok

Lutfi Karimah102011359Anggota

Anthony Djohary102012031Anggota

Ailen102012182Anggota

Aditya Pratama102012195Anggota

Stellon Salim102013122Anggota

Claudia Lintang Septaviori102013228Anggota

Steven Kristianto Yaputra102013231Anggota

Lydia Gloriani Lethe102013343Anggota

Anita Peronika102013418Anggota

Alberthina Sara Tirza102013454Anggota

Kesanggupan Kardiovaskular

Tujuan: Melihat pengaruh pendinginan terhadap tekanan darah. Mengetahui pengaruh kerja fisik terhadap frekuensi denyut nadiAlat yang diperlukan:

1. Sfingomanometer

2. Ember kecil berisi air es dan termometer kimia (suhu 10)3. Pengaruh waktu (arloji atau stopwatch)

4. Bangku setinggi 19 inci

5. Metronom (frekuensi 120/menit)Cara Kerja :I. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (cold-pressor test).

1. Suruhlah orang bercobaan berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit.

2. Selama menunggu pasanglah manset sfingomanometer pada lengan kanan atas orang percobaan.

3. Setelah OP berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal)

4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukkan tangna kirinya ke dalam air es (10oC) sampai pergelangan tangan.

5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendingnan, tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya.

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka OP termasuk golongan hiperreaktor.

Bila kenaikan tekanan darah OP masih dibawah angka-angka tersebut di atas, maka OP termasuk golongan hiporeaktor.

7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai ke tekanan darah basal.

8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali.

Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.

Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukanlah percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolik pada detik 30 dan detik ke 60 pendinginan.

II. Percobaan naik turun bangku (harvard step test)

1. Surulah orang percobaan berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil mendengarkan detakan sebuah metronom dengan frekuensi 120 kali per menit.2. Suruhlah orang percobaan menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada satu detakan metronom.3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga orang percobaan berdiri tegak di atas bangku.

4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.

5. Pada detakan keempat, kaki yang masih di atas bangku diturunkan ulang sehingga orang percobaan berdiri tegak lagi di depan bangku.

6. Siklus tersebut diulang terus-menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5 menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan mengunakan sebuah stopwatch.

7. Segera setelah itu OP disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadi selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 0-30, dari 1-130 dan dari 2-230.

8. Hitunglah indeks kesanggupan orang percobaan serta berikan penilaiannya menurut 2 cara berikut ini:Cara lambat:

Indeks kesanggupan badan = lama naik-turun dalam detik x 100

2x jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30

Penilaianya:

Kurang dari 55= kesanggupan kurang

55-64

= kesanggupan sedang

65-79

= kesanggupan cukup

80-89

= kesanggupan baik

Lebih dari 90= kesanggupan amat baik

Cara cepat:

Dengan rumus

Indeks kesanggupan badan=

lama naik turun dalam detikx100

5.5x harga denyut nadi selama 30 pertama

Petunjuk-petunjuk:

Carilah baris yang berhubungan dengan lama percobaan

Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknnya denyut nadi selama 30 pertama

Indeks kesangupan badan terdapat dipersilangkan baris dan lajur.

Penilaiannya:

Kurang dari 50=kurang

50-80

= sedang

Lebih dari 80= baik

Hasil Percobaan :I. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (cold-pressor test).Tekanan darah Rata-Rata dalam Keadaan Basal : 100/70 mmHg (Rata-rata dengan 3X pengukuran).

Tekanan Darah saat memasukan tangan kiri ke air dingin:

Detik keTekanan Darah

30120/90 mmHg

60100/70 mmHg

Pengukuran setiap 2 menit setelah tangan dikeluarkan dari air es:

Waktu Tekanan Darah

2 menit Pertama100/70 mmHg

2 menit Kedua100/70 mmHg

II. Percobaan naik turun bangku (harvard step test)OP = Steven Kristianto YaputraDenyut nadi awal = 44x/30 detikKesanggupannya berhenti pada 4 menit 45 detik diubah ke detik menjadi 285 detik

Denyut setelah melakukan Harvard step test, sbb:

88x/menit = 30 detik

77x/menit = 1 menit 30 detik

70x/menit = 2 menit 30 detik

Jadi, indeks kesanggupan badan OP dalam cara:

a. Cara lamban

Lama naik turun dalam detik x 100

2 x jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30

285 detik x 100 60,6 2 x (88+77+70)

Sehingga kesanggupan OP sedangb. Cara cepat Lama naik turun dalam detik x 1005.5 x harga denyut nadi selama 30 pertama 82 detik x 100 58,8 5.5 x 88Jadi kesanggupan OP sedangPembahasanI. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (cold-pressor test).Pada percobaan kali ini sangat berhubungan dengan tekanan darah. Tekanandarah adalah kekuatan darah untuk melawan dinding pembuluhdarah. Tekanan darah merupakan salahsatu tanda-tanda vital yang sering diukur dan ,tentusaja,tekanan darahyang normal penting bagi kehidupan. Banyakhal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, salah satunya adalah perubahan suhu. Hal ini disebabkan karena saat terjadi perubahan suhu terjadi perangsangan saraf simpatis yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Stimulasi saraf simpatis akan menyebabkan naiknya frekuensi dan kekuatan otot jantung. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah turut meningkat.

Vasokonstriksi pembuluh darah akibat stimulasi saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah. Vasokonstriksi meningkatkan aliran balik darah ke jantung melalui vena yang akan meningkatkan volume sekuncup. Peningkatan volume sekuncup dapat meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah meningkat. Ketika terjadi penurunan suhu, rangsangan dari saraf simpatis menyebabkan terjadinya respon dengan vasokontriksi pembuluh darah perifer untukmengurangi penguapanpanas melalui kulit. Selain itu, juga terjadi peningkatan aktivitas termogenesis untukmeningkatkan suhu tubuh. Untuk meningkatkan termogenesis diperlukan peningkatan proses metabolisme. Sebagai kompensasi dari meningkatnya proses metabolisme, maka jantung akan memompa darah lebih banyak ke dalam sel dan jaringan untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk proses metabolisme. Agar darah yang dipompa lebihbanyak maka curah jantung harus meningkat, meningkatnya curah jantung juga akan diikuti dengan peningkatan tekanan darah.

Pendinginan dapat menimbulkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan kontraksi otot polos sirkular di dinding arteriol yang menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan aliran melalui pembuluh.

Dari hasil percobaan, tekanan darah OP pada saat basal adalah 110/60 mmHg. Dengan dimasukkannya tangan kiri ke dalam baskom yang berisi air dingin, tekanan darah OP naik menjadi 120/90 mmHg pada detik ke 60. Hal ini disebabkan karena vasokonstriksi pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Meletakkan tangan dalam air yang dingin menyebabkan vasokonstriksi setempat dan pengeluaran keringat setempat menjadi terhenti. Air es ini berfungsi sebagai stressor yang dapat memicu respon tubuh, salah satunya seperti yang telah dijelaskan, adalah dengan meningkatkan tekanan darah. Kemudian, hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah tangan dicelupkan ke dalam air dibandingkan. Bila perubahan tekanan sistolik >20 mmHg dan Diastolik > 15 mmHg dari keadaan basal, orang percobaan termasuk dalam kelompok hipereaktor, bila perubahan tekanan lebih kecil disebut hiporeaktor.

Refleks ini disebabkan oleh efek suhu setempat yang langsung pada pembuluh darah. Tekanan darah diastolik OP naik hingga 10 mmHg sedangkan tekanan diastoliknya naik hingga 30 mmHg dari tekanan basal. Hal ini mengindikasikan bahwa OP termasuk golongan hiperreaktor. Setelah tangan dikeluarkan dari air es, dilakukan pemeriksaan tekanan darah hingga tekanan darah kembali ke tekanan darah pada saat OP dalam keadaan basal. Ternyata, OP membutuhkan 10 menit untuk pemulihan. II. Percobaan naik turun bangku (harvard step test)Pada percobaan ini kami melakukan percobaan naik-turun bangku (Harvard step test) untuk mengetahui pengaruh perubahan frekuensi denyut nadi terhadap aktivitas fisik yang dilakukan OP. Pertama kami mengukur denyut nadi normal OP, yaitu 90x/menit. Setelah itu, OP melakukan kerja fisik dengan cara naik-turun bangku setinggi 19 inchi sesuai dengan irama metronom dengan frekuensi 120 kali per menit. OP hanya sanggup melakukan kerja fisik ini selama 85 detik. Lalu, OP diukur frekuensi denyut nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali dengan jeda waktu pemeriksaan selama 30 detik. Hasil menunjukan, pada pemeriksaan pertama denyut nadi meningkat menjadi 82x/menit , pada pemeriksaan kedua menjadi 67x/menit, dan pada pemeriksaan ketiga 46x/menit. Peningkatan frekuensi denyut nadi dapat terjadi karena adanya peningkatan curah jantung. Aktivitas yang meningkat menyebabkan kebutuhan jaringan akan oksigen meningkat untuk melakukan proses metabolisme. Oleh karena itu, curah jantung juga perlu ditingkatkan agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Karena peningkatan curah jantung inilah dimana darah akan lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan tekanan darah dimana peningkatan ini mengakibatkan gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri semakin cepat dan selanjutnya akan mengakibatkan denyut nadi meningkat.

Selain itu peningkatan curah jantung juga dipengaruhi oleh peningkatan aliran balik vena akibat dari meningkatnya tonus otot karena pergerakan fisik dan penurunan tekanan intratorak. Penurunan tekanan intratorak merupakan akibat dari reaksi tubuh yaitu inspirasi yang dalam pemenuhan kebutuhan O2 untuk menghasilkan energi. Udara mengalir dari atmosfir ke paru-paru juga karena tekanan di atmosfir lebih tinggi dibandingkan tekanan intratorak. Karena penurunan tekanan ini maka tekanan pada vena pada bagian ekstremitas bawah akan lebih tinggi sehingga akan meningkatkan aliran darah ke jantung.

Peningkatan curah jantung juga dipengaruhi oleh saraf otonom yang akan merangsang saraf simpatis sehingga denyut nadi meningkat. Stimulasi simpatis dan epinefrin meningkatkan kontraktilitas jantung, yang mengacu kepada kekuatan kontraksi pada setiap volume diastolik akhir; dengan kata lain jantung memeras lebih banyak darah yang dikandungnya. Selain tiu, stimulasi simpatis juga meningkatkan volume sekuncup tidak hanya dengan memperkuat kontraktilitas jantung, tetapi juga dengan meningkatkan aliran balik vena. Stimulasi simpatis menyebabkan konstriksi vena, yang memeras lebih banyak darah dari vena ke jantung, sehingga terjadi peningkatan volume diastolik akhir dan akhirnya peningkatan volume sekuncup lebih lanjut. Peningkatan volume sekuncup dan peningkatan kekuatan kontraksi menyebabkan denyut nadi meningkat.Pada percobaan ini juga, kami mengukur kesanggupan badan OP dengan cara menggunakan rumus seperti yang terdapat pada hasil percobaan. Hasil akhir menunjukan bahwa OP mendapat nilai dengan rumus lambat sebesar 43,05. Nilai ini menunjukan bahwa OP memiliki kesanggupan yang kurang sesuai dengan kriteria penilaian di atas. Dengan rumus cepat OP mendapat nilai 15,3. Hal itu menunjukan juga OP memiliki kesanggupan yang kurang sesuai dengan kriteria yang tampak di atas. Mungkin hal tersebut dapat terjadi karena OP jarang melakukan olahraga atau OP melakukannya dengan tidak konsentrasi.

Seorang atlit dan orang biasa memilki curah jantung yang sama. Akan tetapi, yang membedakan adalah pada kualitas volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan jantung setiap kontraksi). Setiap kali jantung berkontraksi akan menghasilkan darah yang lebih banyak dibandingkan orang biasa. Sehingga untuk menghasilkan curah jantung yang sama dengan atlit, jantung orang biasa akan lebih banyak berkontraksi. Seperti yang kita ketahui curah jantung didapatkan dari pengalian denyut jantung dengan volume sekuncup. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa kontraksi jantung pada atlit lebih sedikit tetapi karena volume sekuncup lebih banyak sehingga bisa menyamai curah jantung dari orang biasa yang jantungnya lebih banyak berkontraksi, tetapi volume sekuncupnya lebih sedikit. Hal ini menunjukan bahwa orang yang lebih suka berolahraga cenderung memiliki kesanggupan badan dalam menangani aktivitas fisik lebih lama dan lebih kuat.Kesimpulan

Pendinginan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga tekanan darah akan meningkat. Kerja fisik yang berat mengakibatkan kebutuhan jaringan akan O2 meningkat dan terjadi stimulasi simpatis pada jantung sehingga jantung meningkatkan curah jantungnya dan denyut nadi pun akan ikut meningkat.Pemeriksaan denyut nadi dilakukan selang 30 detik

=

=

=

=

=

=