laporan praktikum faal olahraga

15
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH PERUBAHAN POSISI DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN DARAH, DENYUT JANTUNG, DAN FREKUENSI PERNAFASAN I. Tanggal Praktikum Selasa, 5 Maret 2012 II. Tujuan Praktikum Mampu menjelaskan pengaruh aktivitas terhadap denyut jantung, tekanan darah, dan Frekuensi pernafasan. III. Landasan Teori Mekanisme kontraksi jantung terjadi karena adanya proses stimulus-respons yang timbul karena adanya sistem penghantar khusus jantung yang dibentuk oleh otot-otot jantung. Dengan demikian otot jantung berbeda dengan otot lainnya karena selain berfungsi untuk kontraksi tetapi juga berfungsi sebagai sistem konduksi (penghantar khusus). Sistem penghantar khusus ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.: a. Otomatisasi : yaitu kemampuan untuk menghasilkan impuls secara spontan b. Ritmisitas : yaitu kemampuan membentuk impuls secara teratur c. Daya konduksi : yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls d. Daya rangsang : yaitu kemampuan untuk menanggapi stimulus. Sistem penghantar khusus jantung terdiri dari : a. Sinoatrial (SA) Node yang berperan sebagai pacu jantung (pace maker), terletak pada dinding atrium kanan dekat muara Vena Cava Superior b. Atrioventrikular (AV) Node, terletak dibagian bawah septum atrium dekat muara Sinus Koronarius c. Bundle of His (Berkas His), sebagai lanjutan dari AV Node dan merupakan penghubung fungsional antara otot atrium dengan otot ventrikel. Dibagian atas septum venetrikel, berkas His

Upload: muhamad-randi-g-p

Post on 19-Jan-2016

163 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Faal Olahraga

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH PERUBAHAN POSISI DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN DARAH, DENYUT JANTUNG, DAN FREKUENSI

PERNAFASAN

I. Tanggal PraktikumSelasa, 5 Maret 2012

II. Tujuan PraktikumMampu menjelaskan pengaruh aktivitas terhadap denyut jantung, tekanan darah,dan Frekuensi pernafasan.

III. Landasan Teori Mekanisme kontraksi jantung terjadi karena adanya proses stimulus-respons yang timbul karena adanya sistem penghantar khusus jantung yang dibentuk oleh otot-otot jantung. Dengan demikian otot jantung berbeda dengan otot lainnya karena selain berfungsi untuk kontraksi tetapi juga berfungsi sebagai sistem konduksi (penghantar khusus). Sistem penghantar khusus ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.:

a. Otomatisasi : yaitu kemampuan untuk menghasilkan impuls secara spontan

b. Ritmisitas : yaitu kemampuan membentuk impuls secara teraturc. Daya konduksi : yaitu kemampuan untuk menyalurkan impulsd. Daya rangsang : yaitu kemampuan untuk menanggapi stimulus.

Sistem penghantar khusus jantung terdiri dari :

a. Sinoatrial (SA) Node yang berperan sebagai pacu jantung (pace maker), terletak pada dinding atrium kanan dekat muara Vena Cava Superior

b. Atrioventrikular (AV) Node, terletak dibagian bawah septum atrium dekat muara Sinus Koronarius

c. Bundle of His (Berkas His), sebagai lanjutan dari AV Node dan merupakan penghubung fungsional antara otot atrium dengan otot ventrikel. Dibagian atas septum venetrikel, berkas His bercabang 2 (dua) menjadi cabang kanan (Right Bundle Branch) yang menuju ventrikel kanan, dan cabang kiri (Left Bundle branch0 yang menuju ventrikel kiri. Cabang kiri ini pendek dan bercabang lagi menjadi fasikulus anterior yang menuju dinding ventrikel kiri bagian depan atas, dan fasikulus posterior menuju dinding ventrikel kiri bagian belakang bawah.Ujung-ujung berkas susunan penghantar khusus di ventrikel terdiri dari serat-serta Purkinje yang berada di sel-sel miokardium.

Kecepatan pembentukan impuls, konduksi, dan kekuatan kontraksi diatur oleh sistem saraf autonom yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis melalui N.Vagus.Dalam mengendalikan aktivitas jantung saraf simpatis dan parasimpatis mempunyai pengaruh yang berlawanan. Saraf simpatis meningkatkan kecepatan pembentukan impuls, kecepatan konduksi, dan kekuatan kontraksi, sedangkan saraf parasimpatis dalam hal ini N.Vagus, sebaliknya yaitu menurunkan kecepatan pembentukan impuls, kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi.

Page 2: Laporan Praktikum Faal Olahraga

Sistem saraf autonom ini, juga dipengaruhi oleh perubahan tekanan dimana reseptor tekanan (baroreceptor/pressoreceptor) terletak pada lengkung aorta dan sinus karotikus, serta perubahan kimia darah yaitu perubahan oksigen, karbondioksida, elektrolit, pH, dan obat-obat tertentu.

Adaptasi terhadap kebutuhan oksigen dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Jika kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat, misalnya saat melakukan latihan atau olah raga, kegemukan, stress emosi, penyakit metabolisme,perdarahan, anemia, dan penggunaan obat-obat tertentu, curah jantung (cardiac output) meningkat. Apabila kebutuhan oksigen ini berkurang, misalnya saat istirahat, hipervolemia, meningkatnya viskositas darah, curah jantung ini akan menurun.

Hubungan timbal balik antara mekanisme pemompaan dan kebutuhan oksigen menjamin dinamika ekuilibrium dalam pemenuhan kebutuhan oksigen. Darah yang dipompakan ke dalam aorta pada waktu systole dapat didengarkan berupa denyut nadi (heart rate) dan darah ini menimbulkan tekanan yang bergelombang sepanjang arteri dan dapat diraba sebagai denyut nadi.

Pengaturan Tekanan Darah Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jntung yang berkontraksi saat memompa darah sehingga darah terus mengalir didalam pembuluh darah. Tekanan ini diperlukan supaya darah tetap mengalir serta dapat melawan gravitasi dan hambatan dalam dinding arteri. Tanpa tekanan darah yang terus menerus darah tak akan dapat mengalir ke otak dan keseluruh jaringan tubuh. Tekanan darah tergantung dari kemampuan jantung sebagai pompa dan hambatan dalam pembuluh darah arteri. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam 1 menit disebut curah jantung (cardiac output). Cardiac output tergantung dari kecepatan jantung berdenyut (heart rate) dan jumlah darah yang dipompakan dalam setiap denyutan atau pompaan yang disebut isi sekuncup (stroke volume).Dalam keadaan normal isi sekuncup ini berjumlah sekitar 70 ml dengan frekuensi denyut jantung 72 x/menit, sehingga curah jantung diperkirakan sekitar 5 liter. Jumlah ini tidak menetap tetapi dipengaruhi oleh aktivitas seseorang.

Sepanjang 24 jam tekanan darah selalu berubah-ubah berkisar antara 20 – 30 mmHg, angka ini tergantung dari kegiatan dan tuntutan kebutuhan tubuh. Tekanan darah paling rendah adalah apabila sedang istirahat atau pada saat tidur. Saat berdiri dan bergerak tubuh akan mengadakan pengaturan sehingga tekanan darah menjadi stabil. Curah jantung meningkat pada pada waktu melakukan kerja otot, stress, peningkatan suhu lingkungan, kehamilan, setelah makan, dan aktivitas lainnya.

Didalam pembuluh darah, darah tidak mengalir secara kontinyu dan merata seperti air di dalam pipa karet atau plastik, akan tetapi berupa semburan atau dorongan sesuai dengan denyutan jantung sehingga pembuluh darah berdenyut. Tekanan pada pembuluh darah akibat dorongan tersebut disebut tekanan sistolik, yaitu berupa tekanan maksimal yang menekan pembuluh darah arteri. Selanjutnya tekanan pada pembuluh darah arteri akan menurun yaitu selama jantung

Page 3: Laporan Praktikum Faal Olahraga

relaksasiatau diantara pompaan atau denyutan jantung, tekanan ini dinamakan tekanan diastolic.

Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi dan atau mendiagnosa kelainan kardivaskuler. Tes ini juga salah satu ukuran yang bagus bagi kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari olahraga berat. Semakin cepat jantung kembali normal maka semakin bugar tubuhnya.

Adaptasi Fisiologis akibat Olahraga

Adaptasi fisiologis terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut dan kronik. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat melakukan olahraga dan adaptasi kronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh suatu periode program latihan fisik. Olahraga akan membutuhkan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan istirahat. Banyaknya energi yang dibutuhkan dipengaruhi oleh macam olahraga, intensitas olahraga lamanya melakukan olahraga dan tingkat kebugaran jasmani seseorang. Bagaimana tubuh dapat mengatasi kebutuhan tersebut ditentukan oleh kemampuan adaptasi fisiologis dari seseorang.

Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar darah ke jaringan yang aktif termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut produk metabolit dari jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas tersebutbeberapa parameter tubuh mengalami perubahan, antara lain :

1. Frekuensi Denyut JantungFrekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan mudah diukur dan cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat frekuensi denyut jantungberkisar antara 60 - 80 x/ menit. Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk. Hal ini disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena ke jantung yang selanjutnya mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar curah jantung tetap maka frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan kerja fisik, frekuensi denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai pada keadaan istirahat. Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh frekuensi denyut jantung yang lebih rendah untuk beban kerja yang sarna. Pada suatu saat meskipun beban ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap. Frekuensi denyut jantung pada keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai frekuensi maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat dengan faktor usia.

Page 4: Laporan Praktikum Faal Olahraga

2. Curah Jantung/Cardiac Output (CO)Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung,

khususnya oleh ventrikel selama satu menit. Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan oleh perubahan dari denyut jantung dan volume sekuncup. Denyut jantung terutama dikontrol oleh persarafan jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut jantung dan perangsangan parasimpatis menurunkannya. Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata orang adalah sekitar 5 liter (5000 mL). Menurut perhitungan, seluruh volume darah dalam system peredaran darah akan dipompa oleh jantung setiap menit (pada saat istirahat). Latihan (aktivitas fisik) dapat meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat (35 liter / menit).

3. Isi Sekuncup (Stroke Volume)Isi sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa setiap kontraksi dari ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat sebanding dengan aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas lebih) setiap orang memilki volume sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan dapat meningkat menjadi 110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika melakukanaktivitas fisik. Pada atlet dalam keadaan istirahat memiliki stroke volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi dan meningkat setara dengan 150-220ml/kontraksi.

4. Aliran DarahSistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang

membutuhkan dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya membutuhkan oksigen. Pada keadaan istirahat 15-20% suplai darah di sirkulasi pada otot skelet. Selama melakukan aktivitas fisik, ini bisa meningkat menjadi 80-85% dari curah jantung.

Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing jaringan baik dalam keadaan istirahat maupun pada kerja fisik. Jumlah absolut darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah darah akan meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang ke ginjal, lambung dan usus akan berkurang pada beban kerja yang meningkat.

5. Tekanan Darah

Tekanan darah pada saat berolahraga, respon tekanan sistolik dan diastolik memperlihatkan perubahan yang berbeda. Tekanan sistolik meningkat secara linear dengan olahraga yang dilakukan. Nilai dapat berubah dari 120 mmHg pada keadaan istirahat menjadi 200 mmHg pada sat individu mencapai kapasitas maksimal. Perubahan tekanan diastolik relatif sedikit, biasanya peningkatan atau penurunan tidak lebih dari 10 mmHg, pada sirkulasi pulmonal tekanan sistolik dapat mencapai 2 kali, yaitu dari 20 menjadi 40 mmHg,sedangkan tekanan diastolik tetap.

Page 5: Laporan Praktikum Faal Olahraga

IV. Alat dan bahan1. Sphygmomanometer2. Stetoskop3. Bangku Kayu

V. Tata Kerja Praktikum1. Meminta orang percobaan untuk relax2. Menghitung denyut nadi orang percobaan3. Memasang manset pada lengan atas4. Memompa karet berkali-kali sampai air raksa pada manometer naik

mencapai 20 – 40 mmHg diatas rata-rata tekanan darah normal sambil meletakkan stetoskop diatas arteri dibawah pemasangan manset

5. Membuka klep pengatur perlahan – lahan6. Mendengarkan dengan seksama suara yang terdengar melalui stetoskop7. Menentukan sistolik dan diastolic8. Melakukan pemeriksaan tekanan darah pada posisi tidur, duduk,dan tidur.9. Meminta orang percobaan untuk naik turun tangga dengan kecepatan 60x/

menit selama 3 menit tanpa istirahat10. Memeriksa kembali denyut nadi dan tekanan darah orang percobaan segera

setelah 1’,2’, 3’ melakukan aktivitas.

VI. Hasil Praktikum

Nama : Muhamad Randi G . P.NPM : 220110120086Partner : 1. Irvan Ravani A (220110120089)

2 Randi Febrian (220110120095) 3.Annisa Rizqonah (220110120103)

4. Ganes Insina (220110120111) 5. Redi Saputra (220110120136)

A. Frekuensi denyut nadi Saat istirahat : 88Setelah aktivitas : 1’. 124

2’. 112 3’. 96

B. Tekanan Darah Saat posisi tidur : 100/60Saat posisi duduk : 110/80Saat posisi berdiri : 120/80Setelah aktivitas : 1’. 120/90

2’. 120/903’. 110/90

C. Frekuensi pernapasan Saat istirahat : 16 kali / menitSetelah aktivitasMenit 1’ : 40 kali /menitMenit 2’ : 37 kali /menitMenit 3’ : 30 kali /menit

Page 6: Laporan Praktikum Faal Olahraga

VII. Pembahasan dan Simpulan

1. Pembahasan

A. PEMBAHASAN FREKUENSI DENYUT NADIDari hasil percobaan didapatkan data frekuensi denyut nadi naracoba ketika istirahat adalah 88 dan mengalami peningkatan pasca melakukan aktivitas (olahraga). Hal tersebut membuktikan bahwa denyut nadi (jantung) sangat dipengaruhi oleh aktivitas fisik, karena aktivitas fisik akan meningkatkan pacu jantung dan kebutuhan O2 pada jaringan tubuh yang menyebabkan makin banyaknya darah yang harus dipompakan.Sehingga setelah beberapa menit naracoba beristirahat didapatkan data denyut nadi naracoba berangsur turun, hal tersebut diakibatkan tubuh naracoba berangsur stabil sehingga kebutuhan akan O2 dan banyaknya darah yang dipompakan kepada jaringan akan kembali normal.

B. PEMBAHASAN TEKANAN DARAHDari hasil percobaan didapatkan data bahwa tekanan darah

naracoba ketika sedang beristirahat (tidur, duduk, dan berdiri) dan setelah beraktivitas itu mengalami perubahan, dimana nilai tekanan darah setelah beraktivitas cenderung lebih tinggi dibandingkan ketika beristirahat .Perubahan ini menunjukan bahwa posisi tubuh dan juga aktivitas (gerak tubuh) itu berpengaruh pada nilai tekanan darah .

Tekanan darah naracoba saat istirahat pun bervariasi.Tekanan darah naracoba saat berbaring adalah 100/60, saat posisi duduk 110/80, dan saat berdiri 120/80. Perubahan nilai tersebut dikarenakan perbedaan posisi dari si naracoba, pada saat posisi berbaring ( tidur ) kontraksi diafragma itu kecil yang menyebabkan darah yang mengalir ke jantung akan melambat, serta diakibatkan karena rendahnya pengaruh gaya gravitasi sehingga kerja jantung tidak terlalu berat untuk memompakan darah. Sedangkan pada saat duduk diperlukan energy yang lebih besar karena pada saat duduk kita sudah dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi yang menyebakan tekanan darah menjadi meningkat bila dibandingkan ketika saat posisi berbaring atau tidur.Dan pada saat berdiri diperlukan energi yang lebih banyak lagi untuk mempertahankan posisi tubuh dan energi jantung untuk membawa darah kembali ke atrium dexter oleh vena cava superior maupun inferior yang berlawanan dengan gaya gravitasi . Selain itu, pada saat berdiripun semakin banyak otot yang berkontraksi yang menyebabkan jantung harus memompakan darah semakin banyak ke jaringan.

Adapun data tekanan darah hasil percobaan saat pasca melakukan aktivitas dapat dikatakan sesuai dengan teori yang ada, karena pada data hasil percobaan menunjukan adanya peningkatan tekanan darah setelah berolahraga ( beraktivitas ).Perubahan atau peningkatan tekanan darah setelah aktivitas itu dipengaruhi oleh beberapa peristiwa diantaranya adalah adanya reflex otot yang merangsang susunan saraf simpatis, adanya peristiwa vasodilatasi, dan juga adanya peningkatan curah jantung.

Page 7: Laporan Praktikum Faal Olahraga

1. Reflex otot yang merangsang susunan saraf simpatis Saat berolahraga otot – otot kita dalam keadaan kontraksi, keadaan

tersebut dapat merangsang system saraf otonom yaitu peningkatan aktivitas saraf simpatis.Dimana impuls simpatis tersebut akan berjalan ke jantung melalui nervus vagus yang mana peningkatan aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan frekuensi dan kekuatan kontraksi otot jantung sehingga meningkatkan isi sekuncup/stroke volume ( SV ). Hal ini terjadi karena peningkatan stimulasi simpatis meningkatkan sekresi neurotransmitter norepinephrine dari ujung – ujung saraf simpatis pada SA node yang menyebakan menurunnya permeabilitas membrane sel SA node terhadap K dan Cl dan meningkatkan permeabilitas membrane sel SA node terhadap natrium (Na) dan kalsium ( Ca ) sehingga potensial membrane di luar lebih negative dan di dalam sel lebih positif dan terbentuklah potensial aksi yang menyebabkan kontraksi / menit meningkat.

2. peristiwa vasodilatasiPada saat berolahraga akan terjadi peningkatan panas pada tubuh

kita yang meneyebabkan rangsangan pada hipotalamus.Sebagai respon akhir akan terjadi vasodilatasi (pembesaran diameter pembuluh darah saat otot-otot dinding pembuluh darah relaksasi/mengendur),sehingga suplai darah kapada jaringan (contoh kepada jaringan kulit) harus meningkat.Peningkatan aliran darah tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan tekanan darah oleh jantung.Artinya peristiwa vasodilatasi normalnya akan diikuti oleh naiknya tekanan darah.

3. peningkatan curah jantungCurah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu satuan waktu.Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5L/ menit namun sangat bervariasi, tergantung kebutuhan metabolism tubuh.Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) x frekuensi pernafasan (HR)

CO = SV x HR.

Maka curah jantung sangat dipengaruhi oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Volume sekuncup adalah sejumlah darah yang disemburkan setiap denyut. Frekuensi jantung pada orang dewasa rata–rata 60 – 80 denyut / menit. menyemburkan darah selama kontraksi (afterload). Jantung dapat mencapai peningkatan volume sekuncup yang cukup besar, selama latihan fisik, dengan meningkatkan preload (melalui peningkatan aliran balik vena), dan kontraktilitas (melalui pengeluaran system saraf simpatis), serta dengan menurunkan afterload (melalui vasodilatasi perifer yang akan menurunkan tekanan aorta).

Tekanan darah saat berolahraga berupa , respon tekanan sistolik dan diastolik memperlihatkan perubahan yang berbeda.Peningkatan tekanan sistolik adalah hasil langsung dari peningkatan curah jantung.Peningkatan curah jantung 4-5 kali lebih besar pengaruhnya

Page 8: Laporan Praktikum Faal Olahraga

terhadap tekanan darah dibandingkan dengan pengaruh vasodilatasi dan penurunan tahanan perifer.Hasil akhir adalah peningkatan tekanan darah.

C. PEMBAHASAN FREKUENSI PERNAFASANFrekuensi pernafasan naracoba pada saat beristirahat adalah

16kali/menit, namun setelah berolahraga frekuensinya menjadi naik.Pada menit pertama pasca berolahraga frekuensi pernafasan naracoba mencapai 40 kali/menit,Kenaikan tersebut terjadi karena olahraga sangat mempengaruhi konsumsi O2 dan produksi CO2 lebih banyak dibandingkan saat istirahat atau ketika beraktivitas lainnya..Keadaan tersebut menyebabkan meningkatnya ventilasi paru dan volume pernafasan semenit yang disetai dengan peningkatan tidal volume sehingga frekuensi pernafasan pun menjadi meningkat yang umumnya dari 12-16 kali/menit menjadi 40-50 kali/menit.

Frekuensi pernafasan naracoba pada menit ke 2 dan ke 3 berangsur menurun,hal tersebut diakibatkan karena konsumsi O2 dan produksi CO2

berangsur normal.

2. Simpulan

1. Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut nadi karena pengaturan posisi tubuh berkaitan dengan kerja otot. kontraksi otot mampu meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah karena peristiwa kontrkasi tersebut memerlukan energi. Energi yang dibutuhkan tersebut akan terpenuhi dengan adanya asupan nutrisi dan suplai oksigen. Sehingga tekanan darah dan denyut jantung akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen tersebut.

2. Olahraga(aktivitas) dapat meningkatkan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi pernafasan karena untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan untuk kontraksi otot jantung yang hebat untuk menyuplai kebutuhan oksigen pada jaringan yang membutuhkannya.sehingga tekanan darah dan denyut nadi akan meningkat akibat aktivitas tersebut.

3. Perubahan atau peningkatan tekanan darah setelah aktivitas itu dipengaruhi oleh beberapa peristiwa diantaranya adalah adanya reflex otot yang merangsang susunan saraf simpatis, adanya peristiwa vasodilatasi, dan juga adanya peningkatan curah jantung.

Page 9: Laporan Praktikum Faal Olahraga

DAFTAR PUSTAKA

Brunne&Suddaarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Panduan Praktikum Basic Science of Nursing III Fakultas Keperawatan

Universitas Padjadjaran.

Guyton. 1995.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta : EGC.

Buku Kardiovaskuler dan Faal Olahraga Fisiologi Kedokteran.

Kedokteran Universitas Padjadjaran

Page 10: Laporan Praktikum Faal Olahraga

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH PERUBAHAN POSISI DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN DARAH, DENYUT JANTUNG, DAN

FREKUENSI PERNAFASANUtuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Basic Sains Nursing III

Disusun Oleh :

Muhamad Randi G. P.

220110120086

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Padjadjaran

2013