faal hati.pptx
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Faal Hati
Total ProteinAlbuminGlobulin
Elektroforera
Kel.6- Diana Maysarah- Febriansyah- S.Nida Azizah- U’da Nurbaeti

Anatomi Hati [ Hepar ]
Letak Hati
Organ paling besar didalam tubuh kita, warnanya merah tua kecoklatan dan beratnya 1500 kg. Letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. dan terlindungi oleh tulang rusuk, sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak teraba). Hati menerima darah yang teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien vena porta hepatica

Fungsi Hatia. Sekresi
• Hati memproduksi empedu dibentuk dalam sisterm retikulo endotelium • Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa glikogen.
b. Metabolisme• Hati berperan mempertahankan
homeostatik gula darah• Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.• Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Hasil penguraian protein menghasilkan urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen. Hati menerima asam amino dan diubah menjadi ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.• Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein.

Fungsi Hatic. Penyimpanan
• Hati menyimpan glikogen, lemak, vitamin A,D,E,K, dan zat besi yang disimpan sebagai feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat dilepaskan bila zat besi diperlukan.• Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus.
d. Detoksifikasi• Hati melakukan inaktivasi hormon, detoksifikasi toksin dan obat serta memfagositosis eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah• Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dieksresi dalam empedu dan urin (mendetoksifikasi).
e. Membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan masa kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang.

Faal Hati
• α-globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di
limpa dan sumsum tulang • β – globulin hanya dibentuk di dalam hati.
Faal Ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.
Hati satu-satunya organ penting untuk metabolisme yg membentuk plasma albumin
(mengandung ± 584 asam amino) dan globulin dan
organ utama bagi produksi urea. Urea merupakan
“endproduct” metabolisme protein.

Ada 2 macam gangguan faal hati:
*) Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan kerusakan jaringan atau sel hati.
*) Adanya sumbatan saluran empedu. Sirosis hati
pengerasan pada hati kelainan bentuk dan fungsi hati sebagai salah satu organ besar manusia yang menetralisir racun, karena merusak sel hati sehingga hati tidak dapat berfungsi secara normal.
Sirosis hepatis ringan dapat memperbaiki fungsi hati dengan sendirinya, sehingga hati dapat bekerja secara normal kembali.
Sedangkan pada sirosis hepatis parah, jaringan parut yang terlalu banyak telah membuat fungsi hati tidak dapat berfungsi dengan normal.
Cara penyembuhan terbaik bagi sirosis hepatis adalah dengan melakukan pencangkokan hati.

Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toksin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung < 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung > 6 bulan disebut "hepatitis kronis".
Penyebab:Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan seperti:
•Obat anastesi•Obat antibiotik•Obat antiinflamasi•Obat antimetabolik •imunosupresif•Antituberkulosa•obat psikotropik
•Virus Mumps•Virus Rubella•Virus Cytomegalovirus•Virus Epstein-Barr•Virus Herpes
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :

Jaundice atau juga dikenal dengan nama ikterus atau penyakit kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh menguningnya kulit, sklera (bagian putih pada mata) dan juga kelenjar ludahyang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin pada tubuh .Kadar bilirubin total darah ≥2.5 mg/dL. Metabolit lain kadarnya bervariasi tergantung jenis ikterusnya.
Kolestasis dan Jaundice (ikterus)
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan produksi dan/atau pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A,D,E,K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

HemokromatosisHemokromatosis keturunan ialah penyakit genetik yang menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan yang dimakan. Kelebihan zat besi disimpan dalam organ-organ tubuh, terutama hati, jantung dan pankreas. Kerusakan organ-organ akibat zat besi yang terlalu banyak disimpan menyebabkan gangguan yang mengancam jiwa seperti kanker, penyakit jantung, dan hati.
Kanker hati (Hepatocellular Carcinoma)Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuat plastik),virus, dan lain-lain.Aplatoxin merupakan racun yang diproduksi oleh Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama penyimpanan, seperti kacang-kacangan, padi & singkong terutama pada daerah tropis. Hepatitis B dana C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi kanker hati.

Pemeriksaan Faal Hati
Tes Faal (TFH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Tes Faal Sintesis
Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya diperiksa albumin, globulin, kadar ammonia, masa protrombin dan cholesterol.
Pemeriksaan kadar albumin
Gangguan faal sintesis albumin terjadi hipoalbuminemia, menunjukkan adanya kerusakan hati. Pada proses/penyakit akut keadaan ini kurang nyata, sebaiknya pada penyakit kronis/degeneratif (wastingdiseases) sering dijumpai.
Pemeriksaan kadar globulin
Peningkatan globulin menunjukkan adanya hepatitis aktif atau menuju sirosis
Pemeriksaan kadar ammonia
Peningkatan ammonia menunjukkan kegagalan hati dalam mengubah ammonia menjadi urea
Faktor-faktor koagulasi
Tes PT (Prothrobin Time) setelah pemberian vitamin K parenteral akan memperbaiki PT. Sebaiknya pada gangguan hepatoseluler maka pemberian vitamin K tidak akan memperbaiki hasil PT.

ELEKTROFORESIS PROTEIN: (menggunakan medan magnet)Teknik pemeriksaan untuk memisahkan protein menjadi fraksi-fraksi, yaitu : albumin dan globulin (alfa-1, alfa-2, beta, gamma). Pola fraksi protein pada hasil pemeriksaan elektroforesis tersebut, memberi informasi tambahan untuk membuat diagnosis banding, misalnya pola sirosis hepatis.
Albumin dan Total ProteinKadar Albumin (protein yang dibuat di hati) dan protein total menunjukkan baiknya kemampuan hati memproduksi protein untuk kebutuhan tubuh. Berkurangnya kadar dari nilai normal mengindikasikan adanya kerusakan atau penyakit hati.
Contoh

Pemeriksaan pigmen empedu dalam darah:
- Bilirubin total- Bilirubin direk, dan - Ratio direk/ indirek
2. Tes faal Ekskresi (terkonjugasi di hati= direk)
Pemeriksaan pigmen empedu dalam feses/urin:
- Warna- Bilirubin, dan - Urobilinogen.
Tes retensi BSP (bromsulfonflalien):
Tes ini bersifat infasif karena larutan BSP disuntikkan intravena dan setelah 45 menit barulah dilakukan pungsi vena lalu kadar BSP yang direntensi dalam darah diukur. Normal retensi: <5% Jika ditemukan setelah 45 menit retensi normal atau meningkat ringan, tetapi setelah 2 jam meningkat tinggi karena adanya gangguan ekskresi.
3. Tes Lainnya:

Pemeriksaan aktivitas ALT dan AST (serum aminotransferase)
ALT (alanin transaminase) SGPT (serum glutamate pyruvate transaminase).
ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya Peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT (GPT), LDH meningkat aktivitasnya dalam darah.
AST (aspartat transaminase)SGOT (serum glutamate
oxcaloacetat transaminase)
AST adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini kurang spesifik penyakit hati dan GLDH (glutamate dehidrogenase) bersifat unikoluker terletak dalam mitochondria. Enzim ini peka karena itu baik untuk deteksi dini kerusakan sel hati. Cortison dan sulfonil urea dosis terapi dapat menurunkan GLDH.
Tes ini sangat peka pada peningkatan permeabilitas atau kerusakan ringan dinding sel.

Tes adanya kolestasis, meningkat pada obstruksi hati. ALP sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim serupa, yang dibuat dalam saluran cairan empedu dan selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan di banyak jaringan lain. Peningkatan ALP dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat. Pada kolestasis terutama bila penyebabnya ekstrahepatik, aktivitasnya meningkat nyata (ekskresi, sintesis, regurgitasi). Pada kerusakan hepatoseluler peningkatannya hanya ringan.
Pemeriksaan aktivitas ALP serum
Merupakan pemeriksaan untuk
menunjang diagnosis penyakit hati alkoholik atau
penyakit hati toksis karena zat-zat kimia,
obat dan alcohol.Meningkat
terutama pada alkoholik.
Pemeriksaan aktivitas GGT Alfafetoprotein (AFP)Kadarnya meningkat pada hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis hati,
maupun hepatoma. Pada penyembuhan hepatitis kadarnya juga mungkin
meningkat ringan. Bila kadarnya terus meningkat terutama bila ≥2000 mg/mL,
AFP dapat dianggap diagnostic sebagai penanda tumor (tumor marker)
untuk hepatoma. Kadarnya juga meningkat pada tumor embrional,
kehamilan.

Nilai normal untuk beberapa tipe pemeriksaan hati:
- ALT. 7 - 55 unit per liter (U/L)- AST. 8 - 48 U/L - ALP. 45 - 115 U/L - Albumin. 3.5 - 5.0 gram per desiliter
(g/dL) - Total Protein. 6.3 – 7.9 g/dL
- Bilirubin. 0.1 – 1.0 mg/dL - GGT. 0 – 30 U/L- LDH. 122 – 222 micromole per liter
(mcmol/L) - PT. 10.9 – 12.5 detik

Terimakasih