laporan faal gerak refleks

15
I. PENDAHULUAN Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris (saraf aferen), dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak besar (serebrum), kemudian hasil olahanserebrum, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motoris (saraf eferen) sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Jalur pengolahan informasi pada sistem saraf yang terdiri dari reseptor, saraf aferen, pusat (sinap), saraf eferen dan efektor ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terhadap rangsangan terjadi secara otomatis, tanpa memerlukan kontrol dari otak besar. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls dari reseptor penerima rangsang, diteruskan oleh saraf sensoris ke susunan saraf pusat di bawah serebrum, dengan atau tanpa memerlukan saraf penghubung (interneuron), langsung dikirim tanggapan ke saraf motoris untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Pada dasarnya refleks telah deprogram, karena respons yang tepat terhadap rangsangan telah terbentuk dalam sistem saraf, misalnya refleks spinal yang membutuhkan transmisi impuls dari perifer ke medulla spinalis dan kemudian kembali ke organ efektor yang tepat. Sebagai contoh, bila seseorang merasakan rangsangan sakit seperti jari tangan menyentuh obyek 1 Penuntun Praktikum Fisiologi “Refleks pada Manusia” – blok 3

Upload: amelia-puspitasari

Post on 17-Dec-2015

341 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

medical student

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANGerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris (saraf aferen), dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak besar (serebrum), kemudian hasil olahanserebrum, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motoris (saraf eferen) sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Jalur pengolahan informasi pada sistem saraf yang terdiri dari reseptor, saraf aferen, pusat (sinap), saraf eferen dan efektor ini disebut lengkung refleks.Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terhadap rangsangan terjadi secara otomatis, tanpa memerlukan kontrol dari otak besar. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls dari reseptor penerima rangsang, diteruskan oleh saraf sensoris ke susunan saraf pusat di bawah serebrum, dengan atau tanpa memerlukan saraf penghubung (interneuron), langsung dikirim tanggapan ke saraf motoris untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.Pada dasarnya refleks telah deprogram, karena respons yang tepat terhadap rangsangan telah terbentuk dalam sistem saraf, misalnya refleks spinal yang membutuhkan transmisi impuls dari perifer ke medulla spinalis dan kemudian kembali ke organ efektor yang tepat. Sebagai contoh, bila seseorang merasakan rangsangan sakit seperti jari tangan menyentuh obyek panas, refleks spinal dengan cepat menghasilkan penarikan jari dari sumber panas. Disini, tidak dibutuhkan peranan otak besar sebagai pusat saraf. Refleks seperti ini akan terjadi pula pada hewan yang medulla spinalisnya telah dipotong di atas lokasi badan sel neuron saraf yang terlibat. Refleks lain yang lebih komplek, berlangsung melalui pengolahan khusus seperti refleks mata dan labirin melibatkan bagian otak di bawah otak besar. Pada keadaan ini respons yang tepat, membutuhkan pengkajian dari beberapa impuls lain yang masuk, dan fungsi integratif susunan saraf pusat dibutuhkan untuk menjawabnya.Refleks dapat dibagi menjadi refleks eksteroseptif, refleks propioseptif dan refleks interoseptif (viseral). Refleks eksteroseptif diantaranya adalah refleks superfisial (kulit) dan refleks indera. Refleks propioseptif diantaranya adalah refleks dalam (deep reflexes) misalnya refleks otot, tendon dan periosteum dan refleks yang berhubungan dengan tonus otot dan sikap tubuh misalnya refleks labirin dan refleks sistem sirkulasi dan jantung. Refleks interoseptif adalah refleks yang ditimbulkan dalam alat visera (traktus gastrointestinal, paru-paru dan traktus urogenital).Pemeriksaan refleks memberi fakta objektif mengenai otot, serat-serat saraf perifer dan jaringan saraf pusat. Hasil pemeriksaan refleks terlebih bila berbeda antara tubuh bagian kiri dan kanan, dapat membantu hasil pemeriksaan lain untuk menetapkan diagnosis.Pada pemeriksaan refleks dalam dan refleks regang, diperlukan palu refleks (reflex hammer), dan untuk pemeriksaan refleks superfisial diperlukan sebuah jarum tumpul atau benda tumpul lainnya. Perlu diperhatikan perhatian pasien (orang percobaan = op) harus dialihkan saat pemeriksaan dilakukan, agar refleks dapat muncul dengan baik. Untuk refleks dalam atau refleks regang, otot atau ekstrimitas yang bersangkutan harus ditempatkan dalam suatu sikap tengah antara relaksasi dan kontraksi, ketukan dilakukan pada tendon (bukan pada otot).Perlu pula untuk diketahui (ditentukan) waktu untuk terjadinya suatu refleks. Waktu ini dapat diukur kecepatannya dengan cara menghitung tenggang waktu untuk terjadinya refleks. Hal ini diakibatkan busur refleks harus melalui satu sinaps atau lebih. Secara sederhana, waktu refleks dapat ditentukan dengan cara pasien (op) menangkap penggaris yang dijatuhkan dan dilihat waktu yang diperlukan dari saat penggaris dilepaskan sampai ditangkap op, atau melihat jarak penggaris dari saat dilepaskan (0 cm) sampai tertangkap dibagi 980 cm/detik (gravitasi).

II. TUJUAN1. Mengenal apa yang disebut refleks.2. Memeriksa berbagai jenis refleks pada manusia, dan memperlihatkan fungsi integratif sistem saraf pusat, pada berbagai tingkat integrasi di dalam tubuh.3. Menilai keseimbangan statis orang percobaan dan peranan mata terhadap keseimbangan tersebut.4. Mengetahui hubungan antara refleks dengan kemungkinan gangguan neurologis.

III. BAHAN DAN ALAT1. Refleks hammer (palu refleks)2. Kapas atau benang3. Senter dan penggaris4. Stopwatch5. Orang percobaan (OP)

IV. CARA KERJAA. Refleks SuperfisialA.1. Refleks membrana mukosa 1. Refleks kedip mata (corneal reflex)Sentuhlah kornea mata atau silia mata disentuh dengan kapas atau benang. Perhatikan bahwa mata yang bersangkutan akan berkedip (serat saraf perifer n. Trigeminus pusat di pons).

A.2. Refleks kulit 1. Refleks dinding perut (abdominal skin reflex)Goreslah kulit dinding perut (dari medial ke lateral). Perhatikan kontraksi otot dinding perut (pusat di Th 7 Th 12 serat saraf perifer). 2. Refleks plantarGaruk atau colok telapak kaki. Perhatikan terjadinya plantar fleksi dari jari-jari kaki.

B. Refleks Dalam (Proprioseptif)B.1. Refleks masseter (rahang bawah, jaw jerks)1. Orang percobaan membuka sedikit mulutnya, sehingga rahang bawah sedkit tergantung.2. Sebuah tongue spatel dari kayu diletakkan di atas gigi gigi geraham, kemudian diketuk agar keras. Akan terjadi kontraksi m. masseter yang terlihat atau teraba dan rahang bawah terangkat.3. Cara lain untuk menimbulkan refleks ini ialah dengan menempatkan telunjuk atau ibu jari di pinggir rahang dan memukulnya dengan suatu releks hammer (pusat di pons, serat saraf perifer : n. trigeminus) B.2. Refleks biceps1. Lengan bawah diletakkan di tengah tengah antara sikap fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi.2. Telunjuk diletakkan di atas tendon dipukul dengan refleks hammer (atau dengan cara menahan lengan op dengan satu tangan, sehingga lengan bawahnya relaksasi dan ibu jari diposisikan di atas tendon dan dipukul dengan reflex hammer).3. Terjadi fleksi lengan bawah (pusat di C5, C6, serat saraf perifernya adalah n. musculocutaneus).

B.3. Refleks triceps1. Lengan bawah dipegang oleh si pemeriksa dalam sikap setengah fleksi di siku-siku atau tendon dipukul agak di atas olecranon.2. Terjadi kontraksi m. triceps brachii dan ekstensi lengan bawah (pusat di C6, C7, serat saraf perifer : n. radialis).

B.4. Refleks patella (Refleks tendon patella, knee jerk reflex)1. Tungkai difleksi pada sendi lutut 1200. Tendon m. quadriceps femoris dipukul tepat pada bawah patella.2. Terjadi ekstensi di sendi lutut, kontraksi m. quadriceps femoris (pusat di L2 L4, serat saraf : n. femoralis). Hilangnya refleks patella dinamakan juga Westphal sign.

B.5. Refleks tendon achilles (ankle jerk reflex)1. Kaki dipegang sedemikian rupa sehingga membentuk 900 dengan tungkai bawah dan tidak terlalu tegang.2. Ketoklah tendo akiles, akan terlihat plantar fleksi (pusat L5 S2 , serat saraf perifer : n. tibialis posterior).

Tabel 1 Ringkasan refleks-refleksReflexes Afferent NerveCenter Efferent Nerve

Superficial reflex

Nasal (sneeze)Cranial VBrain stem and upper cordCranial V, VII, IX, X ad spinal nerves of expiration

CornealCranial VPonsCranial VII

Pharyngeal and uvularCranial IXMedulla Cranial X

Upper abdomnialT7,8,9,10T7,8,9,10T7,8,9,10

Lower abdominalT10,11,12T10,11,12T10,11,12

CremasticFemoral L1Genitofemoral

PlantarTibial S1,2Tibial

AnalPudendal S4,5 Pudendal

Deep reflexes

BicepsMusculocutaneous C5,6Musculocutaneous

TricepsRadial C6,7Radial

PeriosteoradialRadial C6,7,8Radial

Wrist (flexion)Median C6,7,8Median

Wrist (extension)Radial C7,8Radial

PatellarFemoral L2,3,4Femoral

AchillesTibial S1,2Tibial

JawCranial VPons Cranial V

Viscelar reflexes

LightCranial IIMidbrainCranial III

AccomodationCranial IIOccipital cortexCranial III

CiliospinalA sensory nerveT1,2Cervical sympathetics

OculocardiacCranial VMedullaCranial X

Carotid sinusCranial IXMedulla Cranial X

BulbocavernosusPudendal S2,3,4Pelvic autonomic

Bladder and rectalPudendal S2,3,4Pudendal and autonomics

C. Refleks ViseralC.1. Refleks cahaya Terjadi kontraksi pupil bila mata disenter. C.2. Refleks akomodasiTerjadi konstriksi pupil bila suatu objek didekatkan ke mata orang percobaan.

Gambar 10 Refleks akomodasi.C.3. Refleks siliospinalTerjadi dilatasi pupil terhadap rangsang nyeri dari setiap daerah sensoris dan biasanya dengan mencubit leher o.p.

Gambar 11 Refleks siliospinal

D. Waktu RefleksCara kerja :1. O.p. membuka mata, penggaris diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan kemudian penggaris dilepaskan dan orang percobaan harus menjepitkan kedua jari tersebut untuk menangkap penggaris.2. Ukur jarak waktu dengan memakai stopwatch, yaitu waktu antara dilepaskannya penggaris sampai tertangkapnya penggaris.3. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 3 (tiga) kali dan ambil rata ratanya. Catatan: waktu refleks makin lama atau panjang dipengaruhi oleh bertambahnya usia.4. Cara kedua: melakukan hal yang sama tetapi dengan menutup kedua mata setelah mendengar perintah atau aba aba.

E. Koordinasi Sikap dan Keseimbangan Tubuh ManusiaE.1. Percobaan Romberg1. O.p. berdiri dengan tumit dan jari kaki merapat dan tangan direntangkan. Perhatikan ayunan tubuh dan gerakan koreksi untuk mempertahankan keseimbangan.2. Test dilakukan dengan mata orang percobaan terbuka kemudian dengan mata tertutup. Bila bergoyang terlalu keras, kemungkinan ada kelainan. Mengapa normal dapat terjadi goyangan ringan? 3. O.p. bediri diatas satu tungkai kemudian diatas tungkai lainnya. Sekali lagi tes dilakukan dengan mata terbuka dan tertutup.4. O.p. melihat ke langit langit ruangan dan berdiri diatas satu kaki atau tungkai.5. Sekali lagi O.p. berdiri diatas satu tungkai dengan kepala menengadah ke langit- langit ruangan akan tetapi dengan mata tertutup.6. Dinilai keseimbangan statis O.p. dan peranan mata terhadap keseimbangan statis. Lapor bila ada kelainan. Gambar 13 Percobaan Romberg

E.1. Hopping Reaction1. O.p. berdiri diatas kaki kanannya.2. Doronglah o.p. perlahan lahan terus ke samping kanan sampai o.p. merasa akan terjatuh. Apa yang terjadi ? Bagaimana bila di dorong ke samping kiri, depan dan belakang ?

E.3. Thrust Reaction1. O.p. berdiri tegak dengan kedua kaki dirapatkan, berat tubuhnya dibagi sama rata atas telapak telapak kaki depan dan belakang.2. Dorong O.p. dengan perlahan lahan ke depan, ke belakang, ke samping kiri dan ke samping kanan. Apa yang terjadi ?

E.4. Shifting Reaction1. O.p. mengambil suatu sikap dengan keempat anggota tubunya menunjang berat tubuhnya.2. O.p. disuruh mengangkat tangan kiri dan meletakannya di dalam genggaman tangan seorang teman.3. O.p. didorong oleh pemeriksa dengan perlahan lahan ke kanan, ke kiri, ke depan, dan ke belakang. Apa yang terjadi ?

E.5. Past Pointing1. Dengan kedua mata terbuka, o.p. disuruh mengekstensikan lengannya untuk menyentuh jari pemeriksa. Kemudian dengan mata tertutup ulangi lagi hal tersebut. Normal o.p. dapat melakukannya tanpa kesulitan.2. Putar o.p. kearah kanan. Hentikan dengan mendadak kemudian o.p. disuruh menyentuh jari pemeriksa.3. Mata segera ditutup dan disuruh melakukan hal yang sama.4. Putar o.p. ke kiri dan lakukan hal yang sama seperti no. 2. Ke arah manakah o.p. membuat kesalahan sehubungan dengan arah putaran.

Gambar 14 Past Pointing.Tabel 2 Refleks-refleks sikap tubuhReflexStimulus ResponseReceptorIntegrated in

Stretch reflexesStretchContraction of muscleMuscles spindlesSpinal cord, medulla

Positive supporting (magnet) reactionContact with sole or palmFoot extended to support bodyProprioceptors in distal flexorsSpinal cord

Negative supporting reactionStretch Release of positive supporting reaction Proprioceptors in extensorsSpinal cord

Tonic labyrinthine reflexesGravityContraction of limb extensor musclesOtolithic organsMedulla

Tonic neck reflexesHead turned(1) To side(2) Up(3) DownChange in pattern of extensor contraction(1) Extensor of limbs on side to which head is turned(2) Hind legs flex(3) Forelegs flexNeck proprioceptorsMedulla

Labyrinthine righting reflexesGravityHead kept levelOtolithic organsMidbrain

Neck righting reflexesStretch of neck musclesRighting of thorax and shoulders then pelvisMuscles spindlesmidbrain

Body on head righting reflexesPressure on side of bodyRighting of headExteroceptorsMidbrain

Body on body righting reflexesPressure on side of bodyRighting of body even when head held sideawaysExteroceptorsMidbrain

Optical righting reflexesVisual cuesRighting of headEyesCerebral cortex

Placing reactionsVarious visual, exteroceptive and proprioceptive cuesFoot placed on supporting surface in position to support bodyVariousCerebral cortex

Hopping reactionsLateral displacement while standingHops, maintaining limbs in position to support bodyMuscles spindlesCerebral cortex

V. LEMBAR KERJAA. Berbagai Macam Refleks serta Koordinasi Sikap/ Keseimbangan Tubuh ManusiaNo.PercobaanHasil Percobaan

1Refleks kedip mata

2Refleks dinding perut

3Refleks plantar

4Refleks masseter

5Refleks biceps

6Refleks triceps

7Refleks patella

8Refleks tendon Achilles

9Refleks cahaya

10Refleks akomodasi

11Refleks siliospinal

12Romberg

13Hopping reaction

14Thrust reaction

15Shifting reaction

16Past pointing

B. Waktu refleks

Mata terbuka

Jarak Tempuh (cm)Waktu Refleks (detik)

OP1

OP2

OP3

Mata Tertutup

Jarak Tempuh (cm)Waktu Refleks (detik)

OP1

OP2

OP3

VI. PERTANYAANSebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu refleks!

10Penuntun Praktikum Fisiologi Refleks pada Manusia blok 3