laporan-bahan-alam-nureee.docx
TRANSCRIPT
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
I. KOMPETENSI UMUMUntuk mengetahui dan memahami cara pengujian aktivitas
antimikroba dari bahan alsam terhadap mikroorganisme tertentu.
II. KOMPETENSI KHUSUS1. Menjelaskan latar belakang dasar pemilihan tanaman yang diujikan
2. Menjelaskan metode kerja uji skrining, KHM dan KBM secara
skematik
3. Menjelaskan metode kerja uji difusi agar secara skematik
4. Menjelaskan metode kerja uji KLT-Bioautografi secara skematik
5. Menjelaskan hasil pengujian aktivitas antimikroba dari sampel
tanaman yang diuji.
III. PRINSIP PERCOBAANPrinsip percobaan adalah melakukan pengujian uji aktivitas
antimikroba dari bahan alam dengan menggunakan dua metode yaitu
metode difusi agar dengan prinsip mengamati zona hambatan dengan
konsentrasi yang berbeda dan metode KLT bioatografi dengan
menggunakan medium NA yang telah disuspensikan dengan bakteri
menggunakan sampel daun Jati.
IV. TINJAUAN PUSTAKAPengujian mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme
sebagai indikator pengujian. Dalam hal ini mikroorgnisme digunakan
sebagai penentu konsentrasi komponen tertentu pada campuran
kompleks kimia, untuk mendiagnosis penyakit tertentu, serta untuk
menguji bahan kimia guna menentukan potensi mutagenik atau
karsinigeneik suatu bahan. Macam-macam uji yang dapat dilakukan
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
adalah uji antibiotik/antimikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam
amino, uji Ames dan penggunaan mikroorganisme sebagai model
metabolisme obat mamali (Pratiwi, 2008).
Bioautografi berasal dari kata bio=mahluk hidup,
autografi=melakukan aktivitas sendiri. Menurut Betina (1972),
bioautografi adalah suatu metode pendeteksian untuk menemukan
suatu senyawa antimikroba yang belum teridentifikasi dengan cara
melokalisir aktivitas antimikroba tersebut pada suatu kromatogram.
Metode ini memanfaatkan pengerjaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Pada bioautografi ini didasarkan atas efek biologi berupa antibaketri,
antiprotozoa, antitumor dan lain-lain dari substansi yang diteliti. Ciri
khas dari prosedur bioautografi adalah didasarkan atas teknik difusi
agar dimana senyawa antimikrobanya dipndahkan dari lapisan KLT ke
medium agar yang telah diinokulasikan dengan merata bakteri uji
yang peka. Dari haasil inkubasi pada suhu dan waktu tertentu akan
terlihat zona hambatan disekeliling dari spot dari KLT yang telah
ditempelkan pada media agar. Zona hambatan ditampakkan oleh
aktivitas senyawa akrif yang terdapat di dalam bahan yang diperiksa
terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji (Djide, 2006).
Bioatografi dapat dibedakan atas 3 kelompok (Djide, 2006) :
1. Bioautugrafi langsung, yaitu dimana mikroorganisme tumbuh
secara langsung diatas lempeng KLT. Prinsip kerja dari metode ini
adalah suspensi mikroorganisme uji yang peka dalam medium cair
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
dsemprotkan pada permukaaan kromatografi Lapis Tipis yang telah
dihilangkan sisa-sisa eluen yang menempel pada lempeng
kromatogram. Setelah itu dilakukan inkibasi pada suhu dan waktu
tertentu.
2. Bioautografi kontak, dimana senyawa antimikroba dipindahkan
darilempeng KLT ke medium agar yang telah diinokulasikan bakteri
uji yang peja secara merata dan melakukan kontak langsung.
Metode ini didasarkan atas difusi dari senyawa yang telah
dipisahkan dengan KLT atau kromatografi kertas. Lempeng
kromatogram tersebut ditempatkan diatas permukaan medium NA
yang telah diinokulasikan dengan mikroorganisme yang sensitif
terhadap senyawa anitimikroba yang dianalisis.
3. Bioautografi pencelupan, dimana medium agar telah diinokulasikan
dengan suspensi bakteri dituang diatas lempeng KLT. Pada
prakteknya metode ini dilakukan sebagai berikut yaitu bahwa
lempeng kromatografi yang telah diilusi, diletakkan dalam cawan
petri, sehingga permukaannya tertutup oleh medium agar yang
berfungsi sebagai "base layer". Setlah medium agar memadat,
selanjutnya dituangi medium yang telah disuspensikan dengan
kultur mikroba yang telah disuspensikan mikroba uji yang berfungsi
sebagai "seed layer" kemudian diinkubasikan pada suhu dan waktu
yang sesuai.
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
Metode Difusi (Pratiwi, 2008) :
1. Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan
aktivitas agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba
diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme
yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih
mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media
agar.
2. E-test
Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC
(minimum inhibitory concentration) atau KHM (kadar hambat
minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba
untuk dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung
agen antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi dan
diletakkan pada permukaan agar yang telah ditanami
mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang
ditimbulkannya yang menunjukkan kadar agen antimikroba yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media agar.
3. Ditch-plate technique
Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang
diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media
agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
dan mikroba uji (maksimum 6 macam) digoreskan kea rah parit
yang berisi agen antimikroba.
4. Cup-plate technique
Metode ini serupa dengan metode disc diffusion, dimana dibuat
sumur pada media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba
yang akan di uji
5. Gradient-plate technique
Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar
secara teoritis bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media agar
dicairkan dan larutan uji ditambahkan. Campuran kemudian
dituang ke dalam cawan petri dan diletakkan dalam posisi miring.
Nutrisi kedua selanjutnya dituang diatasnya.
Plate diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen
antimikroba berdifusi dan permukaan media mongering. Mikroba
uji (maksimal 6 macam) digireskan pada arah mulai dari
konsentrasi tinggi ke rendah. Hasil diperhitungkan sebagai
panjang total pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang
mungkin dibandigkan dengan panjang pertumbuhan hasil
goresan.
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
V. METODE KERJA
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
bunsen, cawan petri, gelas erlenmeyer, ose bula, pipa kapiler dan
vial.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air
steril, ekstrak jati, medium GNA, dan lempeng KLT.
c. Cara Kerja
1. Pengujian Skrining Antimikroba
Ekstrak daun jati dilarutkan dalam DMSO (200µl = 0,2 mL)
ditambahkan 9,8 mL Glukosa Nutrien Agar (GNA) yang telah
dicairkan dengan konsentrasi sampel 1 mg/mL media. Campuran
tersebut dituang ke dalam cawan petri dan dibiarkan memadat.
biakan yang telah diencerkan diratakan dengan menggunakan
metode surface plate. Cawan petri diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam.
2. Uji KLT-Bioautografi
Hasil identifikasi KLT dengan eluen yang terbaik dilanjutkan
dengan uji KLT Bioautografi langsung dengan cara media GNA
steril sebanyak 10 mL dituang ke dalam cawan petri steril,
lempeng KLT yang telah dielusi dengan eluen yang cocok
diletakkan di atas permukaan medium agar yang telah diinokulasi
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
dengan mikroba uji dan dibiarkan selama 30 menit setelah itu
lempeng tersebut diangkat dan dikeluarkan. Selanjutnya media
diinkubasi pada suhu 37oC selama ± 24 jam (bakteri) dan 27oC
selama ± 72 jam (jamur).
3. Uji Difusi Agar
Hasil penyarian tumbuhan dibuat variasi konsentrasi tertentu
untuk dilakukan pengujian menggunakan mikroba uji yang telah
ditentukan. Dibuat based layer dan seed layer pada cawan petri,
setelah setangah memadat dimasukkan pencadang, kemudian
diisi sampel tanaman tersebut. Diinkubasi 1 x 24 jam untuk bakteri
pada suhu 37oC dan 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar.
Setelah dinkubasi, dilakukan pengukuran diameter hambatan.
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
VI. HASIL PRAKTIKUM
a. Data Pengamatan
1. Tabel Uji Skeining
Klp Sampel [ ]Bakteri Uji
EC ST SM SA PA SE VC SD
1Ekstrak
gamal0,1% - - - - - - + -
2Ekstrak
Pulai0,1% - - - - - - + +
3Ekstrak Jati
Etanol
0,1% - - - - - + - -
1% - - - - - - - -
4
Ekstrak
daun jambu
mente
0,1% - - + - - - - -
1% - - + + - - + -
5
Ekstrak
Daun jati
metanol
0,1% + - - - - + + -
1% + - - - + - - -
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
2. Tabel Uji Aktivitas Antibiotik
Kel. Sampel Bakteri uji Konsentrasi
Zona hambat
I II III RATA-RATA
1 Ekstrak daun gamal
0,1 %1 %
10 %
2 Ekstrak Daun Pulai
VC0,1 %1 % 0 0 0 0
10 % 0 0 0 0
EC0,1 %1 %
10 %
3 Ekstrak Daun Jati SE
0,1 % 15 17 16 161 % 23 20 22 21,67
10 % 22 24 25 23,67
4 Ekstrak Daun Jambu mente
SA0,1 % 0 0 0 01 %
10 %
SM0,1 % 0 0 0 01 %
10 %
5 Ekstrak Daun Jati
PA0,1 % 9 9 10 9,31 % 15 19 15 16,3
10 % 24 23 21 22,6
SE0,1 % 10 11 10 10,31 % 12 11 14 12,3
10 % 23 24 24 23,6
3. Tabel Bioautografi KLTKlp Sampel Bakteri Uji Jarak Noda Nilai Rf
1 Ekstrak gamal VC - -
2 Ekstrak Pulai VC 4,2 0,76EC 3,5 0,64
3 Ekstrak Jati Etanol SA
3,2 0,582,3 0,411 0,18
4 Ekstrak daun jambu mente
SM - -SA - -
5 Ekstrak Jati metanol
SE 5,1 0,972
PA 2,5 0,4545,1 0,972
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
b. Foto pengamatan- Uji Skrining
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium PDA 1 %
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
Jamur
Medium dan ekstrak jati
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium PDA 0,1%
Jamur
Medium dan ekstrak jati
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 0,1 % (1)
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 1 % (1)
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
koloni
Medium
medium
koloni
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 0.1 % (2)
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 1 % (2)
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
medium
koloni
medium
koloni
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
- Uji Difusi Agar
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 0,1 %
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 1 %
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
medium
zona hambat
medium
zona hambat
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
- Uji Bioutografi
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 0,1 %
Laboratorium MikrobiologiFakultas Farmasi UMI
Medium NA 1 %
VII. PEMBAHASAN
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
Koloni
zona hambat
Koloni
zona hambat
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
Pada pengujian dari aktivitas antibiotic dari bahan alam berupa
Uji yang dilakukan pada percobaan ini adalah uji Skrining, uji Difusi
Agar, dan uji KLT-Bioautografi.
Sampel yang digunakan yaitu ekstrak daun jati karena jati
diduga memiliki efek sebagai antibiotik oleh karena itu dilakukan uji
pada tanaman jati berfungsi sebagai antibiotik yang dapat mencegah
pertumbuhan bakteri dan jamur tertentu atau tidak.
Pada uji skrining, bakteri atau jamur pada daun jati dilakukan uji
apakah dapat menghambat pertumbuhan. Pertama ekstrak dilarutkan
dengan DMSO sebanyak 0,2 mL dan ditambahkan 9,8 mL medium
NA untuk pertumbuhan bakteri dan medium PDA untuk pertumbuhan
jamur. Setelah itu dihomogenkan dan setelah homogen dituang ke
dalam cawan petri steril lalu didiamkan dan dibiarkan memadat.
selanjutnya diambil 1 ose bakteri lalu digoreskan ke medium NA dan
1 ose suspensi jamur digoreskan pada medium PDA. Kemudian
diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC untuk bakteri dan 3 x
24 jam pada suhu kamar untuk jamur.
Dari hasil uji skrining yang tidak ada pertumbuhan koloni
dilanjutkan dengan uji Difusi Agar dan uji KLT-Bioautografi. Untuk uji
difusi agar, dilarutkan ekstrak dengan DMSO sampai larut kemudian
dicukupkan dengan air steril sampai 10 mL dan dibuat 3 konsentrasi,
konsentrasi 0,1%, 1%, dan 10%. Kedalam masing-masing
konsentrasi dimasukkan paper disk dan direndam selama 20 menit.
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
Langkah selanjutnya disiapkan medium. Medium NA dipipet
sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam vial lalu disuspensikan
dengan bakteri. Kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri steril
yang sudah dipatron dan dibiarkan memadat. Setelah memadat,
paper disk yang telah direndam dalam larutan ekstrak dimasukkan ke
dalam cawan petri berisi medium dan diinkubasi selama 1 x 24 jam
kemudian diamati dan diukur zona hambatnya.
Pada uji KLT Bioautografi lempeng ditotol dengan ekstrak yang
sudah dilarutkan dengan DMSO, selanjutnya lempeng dimasukkan
ke dalam chamber yang berisi eluen. Setelah eluen sampai batas
atas dari lempeng, lempeng dikeluarkan dari chamber dan dilihat
nodanya pada lampu UV. Selanjutnya disiapkan medium. Medium
NA dipipet sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam vial dan
disuspensikan dengan bakteri. Kemudian medium tersebut dituang
ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan memadat. setelah memedat
lemprng yang sudah dielusi ditempalkan pada medium dan dibiarkan
selama 30 menit. Setelah 30 menit lampeng dicabut dan medium
diinkubasi selama 1 x 24 jam pada incubator kemudian diamati dan
diukur zona hambatnya.
Hasil yang diperoleh bahwa sampel ekstrak dapat
menghambat perumbuhan Vibrio cholera dengan konsentrasi 0,1%
dengan lebar zona hambat 8,3 mm, sedangkan pada konsentrasi 1%
dan 10 % tidak terdapat zona hambat yang muncul.
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
VIII. KESIMPULAN
Hasil dari percobaan dapat disimpulak bahwa sampel ekstrak
dapat menghambat perumbuhan Vibrio cholera dengan konsentrasi
0,1% dengan lebar zona hambat 8,3 mm.
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
X. LAMPIRAN
a. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti
selaput dan berlekatan, atau berbentuk
keeping, serpih atau butiran; jingga lemah
kekuningan, abu-abu kekuningan sampai
kuning pucat atau tidak berwarna; tidak
berbau atau berbau lemah; rasa berlendir;
jika lembab liat; jika kering rapuh.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air
mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pemadat
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Aqua destillat
Sinonim : Aquades
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa.
Kegunaan : Sebagai pembilas
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270
AKTIVITAS ANTIBOTIK DARI BAHAN ALAM
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Dekstrosa (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Dextrosum
Nama lain : Dekstrosa, Glukosa
RM/BM : C6H12O6 / 180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau
serbuk granul putih; tidak berbau; rasa
manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; larut dalam etanol
mendidih; sukar larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sumber karbohidrat
4. Medium NA
Komposisi : Pepton, ekstrak Beff, agar, dan aquadest.
5. Medium PDA
Komposisi : Kentang, dekstrosa, agar, dan aquadest.
SURYA BULANDARI R NASRUL HAQ S.Farm15020130270