laporan av blok
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
1/14
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
2/14
1, atau bahkan 4 : 1, karena tidak ada gangguan pada nodus sinus, interval PP
teratur. Sering kali ada bundle branch block (BBB) atau blok cabang berkas
yang menyertai sehingga QRS akan melebar.
d. AV block derajat ketiga (komplit)
Pada blok jantung komplit, nodus sinus terus memberi cetusan secara
normal, tetapi tidak ada impuls yang mencapai ventrikel. Ventrikel
dirangsang dari sel-sel pacu jantung yang keluar dan dipertemu (frekuensi 40-
60 denyut/menit) atau pada ventrikel (frekuensi 20-40 denyut/menit)
tergantung pada tingkat AV blok. Pada gambaran EKG gelombang P dan
kompleks QRS ada tetapi tidak ada hubungan antara keduanya. Interval PP
dan RR akan teratur tetapi interval RR bervariasi. Jika pacu jantung
pertemuan memacu ventrikel, QRS akan mengecil. Pacu jantung
idioventrikular akan mengakibatkan kompleks QRS yang lebar.
3. Etiologi
a. AV blok derajat I
Terjadi pada semua usia dan pada jantung normal atau penyakit jantung. PR
yang memanjang lebih dari 0,2 detik dapat disebabkan oleh obat-obatan
seperti digitalis, blocker, penghambatan saluran kalsium, serta penyakit
arteri koroner, berbagai penyakit infeksi, dan lesi congenital.
b. AV blok derajat II
- AV blok derajat II Mobitz I (Wenckebach)
Tipe ini biasanya dihubungkan dengan blok di atas berkas His. Demikianjuga beberapa obat atau proses penyakit yang mempengaruhi nodus AV
seperti digitalis atau infark dinding inferior dari miocard dapat menghasilkan
AV blok tipe ini.
- AV blok derajat II Mobitz II
Adanya pola Mobitz II menyatakan blok di bawah berkas His. Ini terlihat
pada infark dinding anterior miokard dan berbagai penyakit jaringan
konduksi.
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
3/14
c. AV blok derajat III (komplit)
Penyebab dari tipe ini sama dengan penyebab pada AV blok pada derajat
yang lebih kecil.Blok jantung lengkap atau derajat tiga bisa terlihat setelah
IMA.Dalam irama utama ini, tidak ada koordinasi antara kontraksi atrium dan
ventrikel. Karena kecepatan ventrikel sendiri sekitar 20 sampai 40 kali
permenit, maka sering penderita menyajikan tanda-tanda curah jantung yang
buruk seperti hipotensi dan perfusi serebrum yang buruk.
4. Manifestasi klinis
a. AV blok sering menyebabkan bradikardia, meskipun lebih jarang
dibandingkan dengan kelainan fungsi nodus SA.
b. Seperti gejala bradikardia yaitu pusing, lemas, sinkop, dan dapat
menyebabkan kematian mendadak
c. AV blok derajat I
-
Sulit dideteksi secara klinis
- Bunyi jantung pertama bisa lemah
- Gambaran EKG : PR yang memanjang lebih dari 0,2 detik
d.
AV blok derajat II
- Denyut jantung < 40x/menit
- Pada Mobitz I tampak adanya pemanjangan interval PR hingga kompleks
QRS menghilang.
- Blok Mobitz tipe II merupakan aritmia yang lebih serius karena lebih
sering menyebabkan kompleks QRS menghilang. Penderita blok Mobitz
tipe II sering menderita gejala penurunan curah jantung dan akan
memerlukan atropine dalam dosis yang telah disebutkan sebelumnya.e.
AV blok derajat III (komplit)
- Atrium yang berdenyut terpisah dari ventrikel, kadang-kadang kontraksi
saat katup tricuspid sedang menutup. Darah tidak bisa keluar dari atrium
dan malah terdorong kembali ke vena leher, sehingga denyut tekanan
vena jugularis (JVP) nampak jelas seperti gelombang meriam (cannon)
- Tampak tanda-tanda curah jantung yang buruk seperti hipotensi dan
perfusi serebrum yang buruk.
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
4/14
f. Cara membaca gelombang EKG :
N O GELOMBANG G A M B A R A N N O R M A L
1 G e l o m b a n g P D e p o l a r i s a s i a t r i u m < 0 .1 2 s d an , 0 .3 m V
2 QR S ko mp l ek s Waktu depolarisasi ventrikel 0 . 0 6 0 . 1 2 s
Gel. Q = < 0.04 s &
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
5/14
sambungan atrioventrikuler mulai berfungsi. Blok berkas cabang adalah
terputusnya hantaran berkas cabang yang memperpanjangwaktu depolarisasi
hingga lebih dari 0,10 detik.
6. Pemeriksaan diagnostic
a.
EKG
Pada EKG akan ditemukan adanya AV blok sesuai dengan derajatnya
b. Foto dada
Dapat ditunjukkan adanya pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel dan katup
c.
Elektrolit
Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.
7. Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan sesuai derajat AV blok.
a. Obat antiaritmia
R e s e p t o r K l a s O b a C a r a k e r j a o b a t
Saluran Na+, K+ 1 A Procainamide, Quinidine, Amiodarone Mencegah masuknya Na ke dalam sel
Menghambat konduksi, memperla
Class 1A memperpanjang aksi po
S a l u r a n N a + 1 B L id oc ai n e, P he ni to i n
- a d r e n e r g i k 2 Esmolol, Metoprolol, Propanolol, Sotalol*, Amiodarone Anti simpatetik, mencegah efek katekolamin pada aksi potensial
Termasuk golongan -adrenergik
S a l u r a n K + 3 Sotalol*, Bretylium, Ibutilide, Dofetilide Memperpanjang waktu aksi potensial
S a l u r a n C a + 4 Verapamil, Diltiazem, Amiodarone Mencegah masuknya Ca ke dalam sel otot jantung
Mengurangi waktu plateau aksi p
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
6/14
b.
AV blok derajat I
-
Tidak ada tindakan yang diindikasikan.- Interval PR harus dimonitor ketat terhadap kemungkinan blok lebih lanjut,
- Kemungkinan dari efek obat juga harus diketahui
c. AV blok derajat II Molitz I
- Tidak ada tindakan yang diindikasikan. Kecuali menghentikan obat jika ini
merupakan agen pengganggu
- Monitor klien terhadap berlanjutnya blok.
- Tipe ini biasanya tidak diterapi kecuali sering kompleks QRS menghilang
dengan akibat gejala klinis hipotensi dan penurunan perfusi serebrum. Bila
ada gejala ini maka pada penderita bisa diberikan 0,5 sampai 1,0 mg atropine
IV sampai total 2,0 mg.
d. AV blok derajat II Molitz II
- Observasi ketat terhadap perkembangan menjadi blok jantung derajat III.
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
7/14
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
8/14
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
9/14
8. Pengkajian
Pengkajian primer :
a.
Airway
Penilaian akan kepatenan jalan nafas meliputi pemeriksaan mengenai adanya
obstruksi jalan nafas, karena benda asing. Pada klien yang dapat berbicara
dapat dianggap bahwa jalan nafas bersih. Dilakukan pula pengkajian adanya
suara nafas tambahan misalnya stridor
b. Breathing
Inspeksi frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu nafas, adanya
sesak nafas, palpasi pengembangan paru, auskultasi adanya suara nafas
tambahan seperti ronchi, wheezing, kaji adanya trauma pada dada yang dapat
menyebabkan takipnea dan dispnea.
c. Circulation
Dilakukan pengkajian tentang volume darah dan kardiak output serta adanya
perdarahan. Monitor secara teratur status hemodinamik, warna kulit, nadi.
d. Disability
Nilai tingkat kesadaran serta ukuran dan reaksi pupil
Pengkajian sekunder :
Meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat menggunakan
format AMPLE (Alergi, Medikasi, Post illness, Last meal, dan
Event/environment, yang berhubungan dengan kejadian perlukaan).
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.
Penurunan curah jantung b.d disfungsi konduksi listrik2.
Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Defisit pengetahuan: proses penyakit dan prosedur terapi b.d kurangnya
paparan informasi
4.
Resiko Infeksi b.d pertahanan sekunder inadequate dan prosedur invasive
RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Penurunan curah jantung b.d disfungsi konduksi listrik
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
10/14
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
11/14
NOC:
Penghematan energi
-
Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
-
Menggunakan teknik penghematan energi
- Merubah gaya hidup sesuai dengan tingkat energi
-
Menjaga keadekuatan nutrisi
NIC:
a. Pengelolaan energi
Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,
pucat, frekuensi respirasi)
Pantau respon oksigenasi pasien ( nadi, irama jantung, dan frekuensi
respirasi)
Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan energi
Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik menejemen waktu
untuk mencegah kelelahan
Bantu pasien dalam aktivitas fisik secara teratur
Bantu pasien dalam mengidentifikasi pilihan aktivitas
b.
Terapi aktivitas
- Kaji kemampuan klien melakukan aktivitas
-
Evaluasi motivasi dan keinginan klien untuk meningkatkan aktivitas
- Jelaskan pada klien manfaat aktivitas secara bertahap
- Bantu dalam pemenuhan aktivitas perawatan diri jika klien belum
dapat mentoleransi aktivitas tersebut
- Orientasikan klien beraktivitas secara bertahap sesuai toleransi
-
Tetap sertakan O2selama aktivitas
-
Bantu klien mengidentifikasi pilihan aktivitas
3. Defisit pengetahuan: proses penyakit dan prosedur terapi b.d kurangnya
paparan informasi
NOC:
Pengetahuan: proses penyakit dan prosedur terapi
- Familiar terhadap nama penyakit
-
Mampu mendiskripsikan proses penyakit
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
12/14
- Mampu mendiskripsikan penyeban, tanda dan gejala, komplikasi dari
penyakit
NIC:
a.
Pembelajaran : proses penyakit
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit
-
Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana kaitannya dengan
anatomi dan fisiologi tubuh
- Identifikasi kemungkinan penyebab dan tanda dan gejala umum
penyakit
- Berikan informasi tentang kondisi klien dan hasil pemeriksaan
diagnostik
- Instruksikan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada petugas
b. Pembelajaran : prosedur/perawatan
- Informasikan klien waktu dan lama waktu pelaksanaan
prosedur/perawatan
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang prosedur yang akan dilakukan
- Jelaskan tujuan prosedur/perawatan dan hal-hal yang perlu dilakukan
setelah prosedur/perawatan
- Instruksikan klien menggunakan tehnik koping untuk mengontrol
beberapa aspek selama prosedur/perawatan (relaksasi da imagery)
4. Resiko Infeksi b.d pertahanan sekunder inadequate dan prosedur invasive
NOC:
a. Pengendalian risiko
- Monitor factor risiko lingkungan
-
Monitor perubahan status kesehatan-
Pengguanaan strategi kontrolrisikoyang efektif
b. Deteksi risiko
- Mengenali tanda dan gejala timbulnya risiko
-
Mengidentifikasi risiko potensial kesehatan
- Menggunakan perawatan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
NIC:
a.
Pengendalian infeksi
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
13/14
- Ajarkan kepada pengunjung untuk cuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruangan
-
Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang tanda/gejala infeksi
-
Kolaborasi pemberian antibiotic bila diperlukan
- Lakukan tindakan perawatan secara aseptic
-
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
- Gunakan universal precaution
- Batasi jumlah pengunjung
b.
Perlindungan terhadap infeksi
- Pantau tanda dan gejala adanya infeksi
-
Monitor hasil laboratorium (limfosit, leukosit, granulosit, DPL,
protein serum)
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor kulit dan membrane mukosa adannya kemerahan, panas, dan
drainase
- Anjurkan untuk meningkatkan intake cairan sesuai dengan kebutuhan
- Anjurkan untuk istirahat yang cukup
-
Anjurkan untuk meningkatkan mobilitas dan latihan
- Ajarkan pada pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi.
-
8/10/2019 Laporan Av Blok
14/14
DAFTAR PUSTAKA
ACC/AHA/HRS. 2008. Guidelines for Device Based Therapy of Cardiac Rhythm
Abnormalities. Circulation; 117:2820-2840.
Boyle AJ, Jaffe AS.Acute Myocardial Infarction. In: Crawford MH ed. Current
Diagnosis & Treatment Cardiology 3rd ed. New York: McGraw-Hill;
2009:51-72.1.
Boswick, John A. 1988. Perawatan Gawat Darurat. Jakarta : EGC.
Davey. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga.
Myocardial Infarction.http://www.emedicine.medscape.com/article/155919.htm.
Verdy. 2012. Inferior Myocardial Infarction dengan Complete Heart Block.CDK
189/vol 39 no 1.