laporan akhir analitik 1

Upload: linda-supriasih

Post on 09-Jan-2016

362 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Laporan akhir kimia analitik 1 semester III

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kimia analitikadalah cabang ilmukimiayang berfokus padaanalisiscuplikan material untuk mengetahuikomposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis,kualitatifdankuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatuunsuratausenyawa kimia, baikorganikmaupuninorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, danforensik. Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi, spektrometer massa, kromatografidanelektronforesis, kristalografi,mikroskopi, danelektrokimia.Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai hingga sekarang. Contohnya adalahtitrasidan gravimetri.1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengidentifikasi dan preparative suatu sampel baik organik maupun anorganik ?2. Apa saja kandungan kation yang terkandung dalam sampel ?3. Apa saja kandungan anion yang terkandung dalam sampel?4. Bagaimana menganalisa golongan kation menurut sistem carnog?5. Bagaimana menganalisa golongan kation menurut system garstenzang?6. Bagaimana menganalisa golongan anion menurut sistem Weisz ?7. Bagaimana menguji senyawa organik berdasarkan metoda KLT ?

1.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui cara mengidentifikasi dan preparative suatu sampel baik organik maupun anorganik.2. Mengetahui kandungan kation yang terkandung dalam sampel.3. Mengetahui kandungan anion yang terkandung dalam sampel.4. Mengetahui cara analisa golongan kation menurut sistem carnog.5. Mengetahui cara analisa golongan kation menurut system garstenzang.6. Mengetahui cara analisa golongan anion menurut sistem Weisz.7. Mengetahui cara menguji senyawa organik berdasarkan metoda KLT.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi Dan Preparative Sampel2.1.1 Teori dasarIdentifikasi SampelIdentifikasi sampel merupakan langkah awal sebelum melakukan analisis kimia untuk menetapkan jenis atau karakter atau golongan dari sampel yang akan dianalisis, sekaligus pula dapat menetapkan metode atau prosedur kerja analisisnya. Identifikasi meliputi pengamatan secara makro tentang wujud, rupa, warna, bau, dan sifat hidroskopis. Dalam praktikum ini jenis atau golongan sampel diberitahu seperti sampel dari golongan senyawa anorganik atau organik.

Preparasi SampelPreparatif sampel bertujuan untuk menyiapkan sampel siap saji diukur dengan alat ukur baik secara gravimetric, volumetric maupun secara interaksi electron dalam sampel. Penyiapan sampel ini sangat menentukan keberhasilan suatu analisis.

2.1.2 Teori tambahanSampel terdiri dari 2 macam jenis, yaitu anorganik dan organik. Biasanya sampel anorganik didapat dari garam-garam mineral, sedangkan organik didapat dari bahan-bahan alam yang hidup seperti tumbuh-tumbuhan. Preparasi sampel dapat dilakukan dengan cara memilih terlebih dahulu pelarut yang cocok untuk sampel tersebut. Sampel anorganik biasanya dilarutkan menggunakan air, air panas, HCl 2M, HCl 2M panas, HCl pekat, HCl pekat panas, HNO3 2M, HNO3 2M panas, HNO3 pekat, HNO3 pekat panas, dan Aquaregia (Air Raja). Sedangkan sampel organik menggunakan pelarut organik, salah satunya yaitu alcohol, aceton, benzene, eter, kloroform, atau metilen chloride. Identifikasi sampel awal dapat dilakukan dari bentuk atau sifat fisik sampel tersebut. Rupa dari zat dapat diperhatikan secara seksama jika perlu kita dapat menggunakan lensa atau mikroskop. Rupa zat tersebut bisa kristal atau serbuk. Sedangkan wujud zat tersebut bisa padat, cair, atau gas. Bau khas dari suatu zat salah satu identifikasi yang dapat membantu juga. Warna zat pun berpengaruh pada suatu senyawa. Warna larutan yang diperoleh ketika zat dilarutkan dalam air atau dalam asam encer, karena ini dapat memberikan keterangan berharga.

Identifikasi sampel adalah langkah awal sebelum melakukan analisis kimia untuk menetapkan jenis atau karakter atau golongan dari sampel yang akan dianalisis, sekaligus pula dapat menetapkan metoda atau prosedur kerja analisisnya. Identifikasi meliputi pengamatan secara makro tentang wujud, rupa, warna, bau, dan sifat hidroskopis. Preparatif sampel bertujuan untuk menyiapkan sampel siap saji diukur dengan alat ukur baik secara gravimetric, volumetric maupun secara interaksi electron dalam sampel.

Penyiapan sampel ini sangat menentukan keberhasilan suatu analisis. Praktikum yang dilakukan menggunakan sampel anorganik dan organik dari tanaman yang setiap orang mempunyai sampel berbeda-beda. 2.2 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik2.2.1 Teori DasarAnalisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.

2.2.2 Teori Tambahan Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel mengandung suatu macam kation. Untuk itu diperlukan metode pemisahan kation dari campurannya. Pemisahan kation cara-caranya pada prinsipnya dilakukan adalah sebelum uji reaksi dilakukan kation dipisahkan terlebih dahulu dari campurannya. Setelah kation dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang dapat dilihat hasilnya yaitu endapan atau warna keduanya. Cara ini membutuhkan sampel yang agak banyak lebih kurang 10 mL tergantung kepekaan larutan sampel. Kation-kation golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Namun, timbal klorida sedikiut lairut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida juga tidak larut, seangkan pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapannya mudah larut dalam air panas. Asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen. Kation golongan 1 mengandung kation logam yang terendapkan sebagai senyawa klorida yang tidak larut. Kation-kation ini dapat diendapkan dengan pereaksi asam klorida.

Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok.

Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi kedalam dua sub golongan, sub golongan tembaga dan dan sub golongan arsenik. Dasar teori dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari sub golongan arsenik melarut dengan membentuk garam ion.

2.3 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik2.3.1 Teori DasarAnalisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.

2.3.2 Teori TambahanAnion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S22-, dan N3-, Na+ dan Cl-. Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33--, Cr2O42, AsO43, AsO33. Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.2. Golongan halida : Cl, Br, I, S2.Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).3. Golongannitrat: NO3, NO2, C2H3O2. Semua garam dari golongan ini larut. NO3, NO2, CH3OO-Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

2.4 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik2.4.1 Teori DasarAnalisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.2.4.2 Teori TambahanAnalisi kualitatif Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai konstituen yang diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagian besar dari contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986). Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara Sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990). Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I) (raksa), dan perak. Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golongan kedua (Svehla, 1990).Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium, arsenic (III), arsenic (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir sub-golongan IIB. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam amonium polosulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIB justru dapat larut (Svehla, 1990). Kation golongan III tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II) (Svehla, 1990). Kation golongan IV tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium. Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen (Svehla, 1990). Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar.GolonganKationPereaksi pengendapan/kondisi

1Ag+, Hg+, Pb2+HCl 6 M

2Cu2+, Cd2+, BI3+, Hg2+, Sn4+, Sb3+H2S 0,1 M pada pH 0,5

3Al3+, Cr3+, Co2+, Fe2+, Ni2+, Mn2+, Zn2+H2S 0,1 M pada pH 9

4Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na +, K+, NH4Tidak ada pereaksi pengendap golongan

2.5 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik2.5.1 Teori DasarAnalisa kualitatif untuk kation melalui reaksi spesifik, kation harus dalam keadaan tunggal tidak bercampur dengan kation lain, untuk menghindari reaksi gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidk boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda. Satu pipet untuk satu reagen.

2.5.2 Teori TambahanAnalisa kualitatif untuk kation berdasarkan sistem carnog ditujukan untuk menghindari penggunaan gas H2S. Gas H2S sangat berbahaya dan beracun. Pengerjaan disesuaikan dengan diagram dibawah ini dan tes spesifikasi untuk kation dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh digunakan pipet yang sama. Satu pipet untuk satu reagen.

Analisa kualitatif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui unsur apa yang terdapat pada suatu sampel. Analisis kualitatif untuk zat organik terdiri dari :1. Analisis anion2. Analisis kation Pada analisis kation, kation yang dipelajari adalah sebagai berikut : NH4+, Na2+, Ba2+, Mg2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, Fe3+, CO2+, Mn2+, Ni2+, Al+, Ag2+, dan sebagainya.Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan pemisahan golongan. Setelah itu baru dilakukan uji spesifik setiap kation yang ada dalam golongan tersebut. Untuk mengidentifikasi keberadaan didalam cuplikan, dalam analisa kation ada 5 golongan, yaitu :1. Golongan 1 : Ag+, Pb+, akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi asam kuat.2. Golongan 2 : Pb2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+, akan mengendap sebagai garam sulfida atau hidroksida dalam suatu sedikit basa.3. Golongan 3 : Fe2+, Fe3+, CO2+, akan mengendap sebagai garam atau hidroksida dalam suatu sedikit basa.4. Golongan 4 : Ca2+, Ba2+, tetap berada dalam larutan setiap pemeriksaan kation golongan 1-4, karena H2S tidak enak serat berbahaya.Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokan ion ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendapan yang digunakan untuk mengendapkan ion kelompok tersebut.Kelompok ion-ion tersebut adalah golongan klorida (I), golongan sulfida (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfida (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok. Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium masing-masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar.

2.6 Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik2.6.1 Teori DasarAnalisa kualitatif untuk anion berdasarkan sistem Weisz, berdasarkan ekstraksi dengan soda (Na2CO3). Zat yang akan dianalisa di campurkan dengan larutan jenuh Na2CO3 dan dipanaskan selama 10-15 menit diatas penangas air. Endapan yang terjadi disaring dan filtratnya dinamakan ekstrak soda atau ekstrak karbonat. Reaksi enukaran ion yang terjadi adalah sebagai berikut : LX + Na2CO3 Na2X + LCO3Anion X itu membentuk garam yang mudah larut. Pengerjaan disesuaikan dengan diagram Sistem Weisz dan test spesifikasi untuk anionnya dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 anion. Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda, satu pipet untuk satu reagen.

2.6.2 Teori TambahanKimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai konstituen yang diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagian besar dari contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986). Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990).Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan penyelidikan anion dalam larutan. Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan utamadan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya. Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana. Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam :1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam.2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :1. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-2. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-3. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi4. Anion kompleks halide seperti TaFdan komples anion berbasa banyak

2.7 Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapisan Tipis Untuk Sampel Organik2.7.1 Teori DasarAnalisa Kualitatif senyawa organik sangat berbeda dengan analisakualitatif anorganik. Anlisa kualitatif unsur ditujukkan untuk penentuan unsurutamanya yakni karbon, dimana senyawa yang akan dicari dilebur denganlogam Na, sehingga unsur Cl, Br, I, Na dan S direduksi menjadi ionnya seperti S menjadi S2+ dalam senyawa organik menjadi CN-. Ion-ion tersebutdidefinisikan dengan reagen yang sesuai. Dalam praktikum ini, kualitatifsenyawa organik dilakukan untuk menetukkan ada tidaknya senyawa yangdicari di dalam sampel dengan menggunakan kromatografi dari jenis lapisan 2 Tipis atau lebih dikenal dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis).Pendeteksian senyawa dilakukan dengan uap yodium atau lampu UV. Denganpengambilan reagen pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk reagenyang berbeda, satu pipet untuk satu reagen.

2.7.2 Teori TambahanDalam analisis kimia suatu bahan, maka akan sering dihadapkan pada pekerjaan- pekerjaan seperti menghilangkan konstituen pengganggu atau mengisolasikannya maupun memekatkan konstituen yang dikehendaki sebelum dilakukuan identifikasi maupun pengukuran jumlahnya. Untuk melakukan analisis kimia tersebut maka kita harus menggunakan suatu metode agar dapat menentukan hasil yang tepat, kromatografi salah satunya, dan dapat pula digunakan sebagai analisa secara kuantitatif.Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas kromatografi adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan kromatografi adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain, suatu padat, atau suatu gel agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain (David. 2001).Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif, yang dapat memisahkan campuran kompleks, seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari ratusan senyawa yang terkandung di dalamnya, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya. Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida. Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan mikro pipet/ pipa kapiler. Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup (Chamber) (Rudi, 2010)Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh pase diam dibawah gerakan pelarut pengembang. Pada dasarnya KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas , terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyatanya terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel selika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuaiPada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen ( fase gerak ) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:Rf juga menyatakan drajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karenan itu Rf juga disebut factor referensi.Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada medium tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak ternentu

BAB IIIMETODELOGI PERCOBAAN

3.1 Identifikasi Dan Preparative Sampel3.1.1 Alat

a. Tabung reaksi b. Rak tabung reaksic. Plat tetes d. Pipet tetese. Gelas kimiaf. Spatulag. Batang pengaduk h. Beaker glass 250 ml, 500 mli. Kawat nikromj. Alat destruksi basahk. Kaki tiga + kasa asbesl. Kaca arlojim. Botol semprotn. Penjepit tabungo. Botol untuk sampel

3.1.2 Bahan

1. Sampel anorganik2. Sampel organic3. Aquadest4. HCl 2M5. HCl pekat6. Metilen klorida7. Etilen asetat 8. N-hexan9. H2SO4 pekat10. HNO3 2M11. HNO3 pekat12. H2O2

13. Alkohol14. Metanol15. Aseton16. Na2CO317. K2CO318. NaOH

3.1.3 Diagram AlirA. Untuk senyawa anorganikSampel 9 Dimasukan sampel kedalam 6 tabung reaksi Tabung 1+ H2O Tabung 2+ HCL 2M Tabung 3+ HCL pekat Tabung 4+ HNO3 2M Tabung 5+ HNO3 pekat Tabung 6+ aquaregia Diamati yang terjadi Dipilih pelarut yang cocokHasil

B. Untuk senyawa organikHasilPecah Beling (Sampel akar)

) Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi Tabung 1+ Metanol Tabung 2+ Aseton Tabung 3+ Metilen Klorida Tabung 4+ Etil Asetat Tabung 5+ N-hexan Diamati yang terjadi Dipilih pelarut yang Cocok

Pecah Beling (Sampel Batang)

) Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi Tabung 1+ Metanol Tabung 2+ Aseton Tabung 3+ Metilen Klorida Tabung 4+ Etil Asetat Tabung 5+ N-hexan Diamati yang terjadi Dipilih pelarut yang CocokHasil

Pecah Beling (Sampel Daun)

) Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi Tabung 1+ Metanol Tabung 2+ Aseton Tabung 3+ Metilen Klorida Tabung 4+ Etil Asetat Tabung 5+ N-hexan Diamati yang terjadi Dipilih pelarut yang CocokHasil

C. Pengenalan sifat asam dan basa anorganikSampel 9+ H2O Cek dengan kertas lakmus Amati yang terjadi

Hasil

D. Reaksi dengan asam sulfat1. Dengan H2SO4 encerSampel 9 Dimasukan dalam test tube+ 0,5 ml H2SO4 1M Diamati, dan uji gas yang terbentukHasil

2. Dengan H2SO4 pekatSampel 9 Dimasukan dalam test tube+ 0,5 ml H2SO4 pekat Diamati, dan uji gas yang terbentukHasil

E. Uji nyala sampel AnorganikLarutan sampel 9 Disiapkan kawat Ni-Cr + kaca kobalt Dicelupkan kawat C kedalam HCl pekat tiap kali uji nyala Kawat Ni-Cr bersih dicelupkan dalam sampel dan dibakar dengan bunsen Diamati warna yang timbul Hasil

3.2 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik3.2.1 Alat1. Aquadest 2. AgNO3 2M 3. HCl 2M 4. (NH4)2CO3 5. HNO3 2M 6. KBr 1M 7. PbNO3 2M 8. K2CrO4 1M 9. NaOH 2M 10. H2SO4 2M 11. SnCl2 1M 12. Anilin13. Lempengan Cu 14. Cu(NO3)2 2M 15. K4Fe(CN)6 16. Cd(NO3) 2M 17. Chinconine18. KI19. Ba(NO3)2 2M20. CH3COOH 1M21. Cr(NO3)3 2M 22. Mg(NO3)2 2M 23. NH4Cl 2M 24. Bi(NO3)2 2M25. As(NO3) 2M26. NaOH 6M27. Serbuk Al28. HgCl 1M29. H2C2 3%30. HNO3 pekat31. Mo(NO3)2 1M32. Cacoteline33. Rhodamine B 34. KNO3 padat35. Na.Acetat 6M36. Na2S2O3 padat37. KSCN 2M38. HNO3 6M39. NaBiO3 padat40. FeCl3 2M41. NH4OH pekat42. Na2HPO4 1M43. Titan Yelow44. KNO3 2M45. NaCl 2M46. MnCl 2M47. NH4OAc 6M48. Aluminon49. (NH4)2CO350. Morin51. Na2CrO4 2M52. Pb Acetat 1M53. Na.Acetat 1M54. Ni (NO3)2 2M55. Dimetylglioksim56. Co(NO3)3 2M57. KSCN padat58. Amilalkohol59. -nitoso -napthol60. Kloroform61. Zn(NO3)2 2M62. Ca(NO3)2 2M63. (NH4)2C2O4 1M64. NaNO365. Zn Uranil Acetat66. NH4(NO3)67. Benzoinoxim

3.2.2 Bahan1. Test tube2. Rak tabung 3. Penjepit tabung4. Pembakar bunsen5. Plat tetes6. Batang pengaduk7. Pipet tetes 8. Spatula9. Gelas kimia 100, 250 ml10. Kaki tiga+ kasa asbes11. Gelas ukur 10,25ml12. Kaca arloji13. Kaca kobalt14. Kertas saring15. botol semprot

3.2.3 Diagram AlirA. Uji Kation Kelompok II1. Uji Fe3+ 2. Uji Sn2+Sampel 9+ larutan HgCl2Endapan putihKation Sn2++ larutan HgCl2Sampel 9+ larutan KSCN 2MHasilKation Fe3+ Fe3+ Warna merah darah

B. Uji Kation Kelompok I1. Uji Pb2+ Uji 1 Uji 2Sampel 9+ 1 tetes larutan K2CrO4 1MHasil Endapan kuning PbCrO4+ larutan NaOH 2M Endapan larutKation Pb2+

Sampel 9+ 1 tetes larutan H2SO4 2M+ 1 tetes alkohol

Hasil Kation Pb2+ Endapan putih PbSO4

3.3 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik3.3.1 Alat1. Test tube2. Rak tabung3. Penjepit tabung4. Pembakar bunsen5. Plat tetes6. Batang pengaduk7. Spatula8. Kaca arloji 9. pipet tetes10. Kaki 3+kasa asbes11. Gelas kimia 100, 250 mL12. Gelas ukur 10, 25 mL13. Kertas saring14. Botol semprot

3.3.2 Bahan1. Aquadest 2. AgNO3 1M 3. HNO3 1M 4. (NH4)2CO3 1M5. KBr 1M 6. CHCl3 7. KMNO4 1M8. H2SO4 3M9. H2O2 10%10. SiO2 padat11. H2SO4 pekat12. H2SO4 1 M 13. KMNO4 0,1M14. Serbuk Mg15. KHSO4 padat16. As2O3 padat17. K2Cr2O7 padat18. Ba(OH)2 2M19. Kertas PbOAc20. Na-Nitroprusit21. Ba(NO3)2 1M22. HCl 1M23. HCl pekat24. Thioreum 10%25. FeCl3 0,1M26. FeSO4 pakat27. HNO3 6M28. Am. Molibdat 2M29. NaOH 1%30. Metilalkohol31. CaCl2 1M32. KIO2 1M33. Amilum34. Air brom35. NH4OH 6M

3.3.3 Diagram AlirA. Uji Anion SO32-HasilSampel 9Anion SO32-+ 1 tetes larutan Ba(NO3)2+ 1 tetes larutan air brom Endapan putih

B. Uji Anion F-Sampel 9+ SiO padat+ H2SO4 pekat Uji larutan dengan setetes air diujung batang pengaduk kaca HasilAnion F- Kuning muda keruh

3.4 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik3.4.1 Alat1. Test tube2. Rak tabung3. Penjepit tabung4. Pembakar bunsen5. Plat tetes6. Pesawat kip7. Batang pengaduk8. Spatula9. Kaca arloji10. Pipet tetes11. Kaki tiga + kasa asbes12. Penangas air13. Gelas kimia 100, 250 ml14. Gelas ukur 10,25 ml15. Alat sentrifuga16. Kertas saring17. Botol semprot

3.4.2 Bahan1. Aquadest2. Aquaregia3. HCl 6M4. H2O2 10%5. Air yod6. NH4OH 2M7. FeS8. Air brom9. (NH4)2S210. K2CrO411. NaOH 2M12. H2SO4 2M13. Na2S2O3 padat14. KSCN 2M15. Na2CO3 padat16. (NH4)2CO317. (NH4) Cl18. (NH4) 2C2O419. Pereaksi kation20. KBr 1M21. SNCl 2M22. Anilin 23. Plat Cu24. HNO3 1:125. H2SO4 pekat26. NH4OAc 2M27. NaOAC 2M28. Kl-Cinchonin29. K4Fe(CN)630. Benzoinoxim31. NH4NO3 0,1M32. NaBiO 3 padat33. KClO3 padat34. AgNO3 1M35. -nitoso -nepthol36. Alkohol 65%37. Zn Uranil asetat38. Pereaksi untuk anion 39. KCN 2M40. NaOH 6M41. Serbuk Al42. PbOAc 2M43. Pereaksi Molibdat44. Garam inggris45. HNO3 pekat46. Serbuk Fe47. HgCl2 5%48. Cacothelin49. KNO3padat50. Rhodamin-B51. HCl pekat52. KIO353. HOAc 6M54. CuSO4 0,1%55. CHCl356. Na2HPO4 2M

3.4.3 Diagram Alir

Sampel 9+ HCl Disaring Ag, Pb, Hg (I)SentaratNH3 berlebih + (NH4)2S asamkan dengan HOAc Disaring Ba, CaSentratH2SO4 + NH4HC2O4 Disaring Hg (II), Bi, Fe, Cu,Co, Ni, Cd, Pb Zn, Al, Sb, SnSentratSentrat H3PO4 + NH4OH PH > 9 DisaringNH4+, K+, Na+HasilMn, Mg, Al, Cr

Pemisahan endapan dari filtrat Ag, Pb, dan Hg(I)Hg, Bi, Mn, Fe, Pb, Cu, Cd, Ni, Co, Ca, Sr, Ba, Mn+ Na2HPOHg, Bi, Mn, Fe, Pb+ KOH, Br2Ca, Sr, Ba, MgCu, Cd, Co, NiFiltratSr, MgCa, Ba+ (NH4)2S2+ HNO3 encerHg, Bi2S3, FeS, PbSBi, Fe, PbHgS+ H2SO4 encerFi, BiFe(OH)3, Bi(OH)3+ NaOH+ NH4OH Fe BiPbSO4

Reaksi Spesifik Kation K+Sampel 9 Dilakukan reaksi nyalaHasilKation K+ Warna merah pada kawat nikrom

Reaksi spesifik kation Na+Sampel 9 Dilakukan dua uji Terjadi endapan kuning Warna hablurSampel 9Sampel 9 Sampel 9+ larutan Zn uranil asetat Dilakukan reaksi nyalaHasilKation Na+Kation Na+

3.5 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik3.5.1 Alat1. Test tube2. Rak tabung3. Penjepit tabung pembakar bunsen4. Plat tetes 5. Batang pengaduk6. Spatula7. Kaca arloji8. Pipet tetes9. Kaki tiga + kasa asbes10. Gelas kimia 100, 250 ml11. Gelas ukur 10,25 ml12. Alat sentrifuga13. Kertas saring14. Botol semprot

3.5.2 Bahan1. Aquadest2. HCl 6M3. H2O2 10%4. Air brom5. NH4OH 2M6. NaCl 2M7. K2CO3 2M8. KOH 2M9. Na2HPO410. Pereaksi kation11. Pereaksi anion

3.5.3 Diagram Alir

Sampel 9Sentrat (I)Ag, Pb, HgKOH + K2CO3 + Br2Sentrat (II)SentratZn, Cr, AlSn, Sb, AlHg, Bi, Mn, Fe, Pb, Cu, Cd, Ni, Co, Ca, Sr, Ba, MgHg, Bi, Mn, Fe, Pb+ larutan HCl + H2O2+ NH3 + H2O2

=+Sentrat

Na2HPO4Sentrat Cu, Cd, Ni, CoSentrat

KOH + Br2HClCa, Sr, Ba, Mg

NH4OH + NaCl

Uji kation Cr3+ dengan reaksi spesifikSampel 9Sentrat

Uji 1Sentrat

Uji 2Sentrat

Hasil Sentrat

Dilakukan dua uji percobaan Endapan Kation Cr3+Sentrat

1 tetes sampel + 1 tetes larutan PbOAc Setetes sampel+ 1 tetes Na2CrO4+ 1 tetes AgNO3Kation Cr3+Sentrat

Hasil Sentrat

Endapan merah

3.6 Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik3.6.1 Alat1. Test tube 2. Rak tabung3. Penjepit tabung4. Pembakar bunsen5. Plat tetes6. Batang pengaduk7. spatula8. kaca arloji9. pipet tetes kaki tiga + kasa asbes10. gelas kimia 100, 250 ml11. gelas ukur12. kertas saring13. botol semprot

3.6.2 Bahan1. Aquadest2. AgNO3 1M3. Na2CO3 jenuh4. (NH4)2CO35. HNO3 2M6. NH4OH7. Ca(NO3)28. Asam benzoate9. Asam silisiat10. HoAc 2M11. Ba(NO3)212. Benzen

3.6.3 Diagram alirSentrat (III)Ekstrak SodaCl-, Br-, I-, SCN-, S2-, AsO33-, IO4-+ sampel + AgNO3 + NH3- + (NH4)2CO3=++= = Sentrat (I)HNO3 + benzenSentrat (II) NH4OH, Ca(NO3)2F-, C2O42-, AsO43-, PO43-Ba(NO3)2CrO42-, SO42-HOAc Larutan BO33- F-, C2O43-Larutan PO43-, AsO43-SiO32- , IO3-, BrO3-Ekstrak soda salisilat

Uji anion SO42-SampelHasilAnion SO42-+ 2 tetes larutan Ba(No3)2+ HCl pekat

Endapan putih

3.7 Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapisan Tipis Untuk Sampel Organik3.7.1 Alat1. Test tube2. Rak tabung3. Palt kaca4. Kapiler kaca 2L5. Lampu UV6. Batang pengaduk7. Spatula8. Plat tetes9. Chamber10. Gelas kimia 100,250 ml11. Gelas ukur 10, 25 ml12. Kertas saring13. Botol semprot

3.7.2 Bahan1. Aquadest2. Silica gel3. Bentonit powder4. Yodium padat5. N-Hexana6. CHCl37. Etil asetat8. Al2O3 powder9. Methylen klorida10. Aseton 11. Metanol12. Alkohol

3.7.3 Diagram AlirA. Pelarutan Sampel

HasilPecah Beling (Sampel akar)

) Dimasukan sampel kedalam 5 tabung reaksi Tabung 1+ Metanol Tabung 2+ Aseton Tabung 3+ Metilen Klorida Tabung 4+ Etil Asetat Tabung 5+ N-hexan Diamati yang terjadi Dipilih pelarut yang Cocok

B. Pembuatan Plat KLT100 gram gel silika, bentonit Dimasukan dalam gelas kimia 400 ml Dipanaskan Dinginkan + air dan aduk Ditaburkan silika diatas plat keringkanHasil

C. Pengukuran SampelLarutan pecah beling(akar, batang, dan daun)

Ditandai plat dibagian pinggir Ditotolkan sampel (akar, batang, daun) Chamber + metilen klorida : n-Hexana (1:4) Dimasukan plat kedalam chamber Dibiarkan mengelusi sampai bidang batas eluen Di amati noda yang muncul dengan UV Diulangi percobaan dengan eluena. a. N-hexana : metanol (4:1)b. b. Metilen klorida : etil asetat (1:1) Dihitung Rf sampelHasil

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Dan Preparative Sampel4.1.1 HasilA. Sampel AnorganikWujud : PadatRupa: Serbuk atau serpihan kecilWarna: Coklat, putih, dan hitamBau: -

Cara KerjaHasil percobaan

Sampel + H2O Sampel + HCl 2M Sampel + HCl pekat

Sampel + HNO3 2M Sampel + HNO3 pekat Sampel + Aquaregia

Tidak larut, tidak bereaksi, larutan bening Beraksi, larutan hijau muda Tidak bereaksi, tidak larut, larutan kuning pekat Larutan tidak bereaksi dan tidak berwarna Larutan bereaksi dan berwarna hijau muda Sampel tidak larut dan larutan kuning pekat

B. Sampel OrganikPelarutSampel

AkarBatangDaun

Metanol

Aseton

Metilen klorida

Etil asetat

N-hexan

Kuning, lerut sebagian dan tidak berbau Hijau bening, larutan berbau Coklat, larut sebagian, berbau Bening, tidak larut, bau menyengat

Larutan bening, tidak larut, berbau Hijau muda keruh, sedikit larut, tidak berbau Hijau pekat bening, sedikit larut, berbau Hijau keruh, sedikit larut, tidak berbau Hijau muda bening, sedikit larut, berbau

Larutan bening, tidak larut, berbau Hijau pekat,sedikit larut, tidak berbau

Hijau pekat bening, sedikit larut, berbau Hijau keruh, sedikit larut, tidak berbau Hijau pekat keruh, sedikit larut berbau sabun Larutannya kuning, sedikit larut, berbau

C. Pengenalan asam dan basaSampel anorganik Sampel 9 + H2O = larutan bersifat basaD. Reaksi dengan asam sulfat1. Larutan sampel 9 + H2SO4 encer = larutan bening, gas tidak berwarna2. Larutan sampel 9 + H2SO4 pekat = larutan bening, gas tidak berwarnaE. Uji nyala sampel AnorganikSampel (larutan) + HNO3 pekat = berwarna hijau

4.1.2 PembahasanSalah satu identifikasi yang sederhana yang digunakan untuk dilakukan adalah identifikasi berdasarkan sifat kelarutannya. Kelarutan senyawa organik dipengaruhi oleh tingkat kepolarannya. Senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar larut dalam pelarut non polar. Oleh karena itu memilih pelarut yang cocok untuk sampel organik adalah pelarut non polar dan untuk sampel anorganim pelarut polar.Ciri-ciri senyawa polar :a. Larut dalam air dan pelarut lain.b. Memiliki kutub (+) dan kutub (-) akibat tidak melarutnya distribusielektron.Pada percobaan ini pelrut yang cocok untuk sampel anorganik (sampel 9) adalah HNO3 pekat karena sampel hasil reaksi tersisa sedikit. Sedangkan pelarut yang cocok untuk senyawa organik (tanaman pecah beling) adalah metil klorida pelarut untuk batang, etil asetat pelarut untuk daun dan metanol pelarut untuk akar. Identifikasi sampel juga dapat diketahui dari warna khas sampel yang keluar saat dibakar. Zat atau senyawa dapat memberikan warna khas sesuai dengan warna unsur logam penyusunnya. Pada percobaan uji nyala sampel 9 berwarna hijau kemungkinan ada logam barium didalamnyaPada percobaan uji asam sulfat percobaan dilakukan dua kali yaitu sampel ditambah H2SO4 encer dan H2SO4 pekat menghasilkan larutan bening dan gas tidak berwarna. Kemungkinan gas yang keluar dari sampel adalah SO2, H2S, CO2, HOAc, HCl, dan HF. Gas ini diperoleh dari asam kuat yang mendesak asam lemah keluar dari senyawa.Ketika uji asam basa dari sampel 9, sampel ditambah H2O menunjukan sifat basa. Hal ini juga merupakan salah satu identifikasi sampel. Karena penyusun basa dari golongan IA, IIA, atau IIIA berarti kemungkinan terdapat atom atau penyusun sampel dari golongan tersebut.

4.2 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik4.2.1 HasilA. Uji Kation Kelompok I Uji Pb2+Cara kerjaHasil

Sampel 9 + K2CrO4 1M Sampel 9 + 1 tetes H2SO4 2M + 1 tetes alkoholNegatif (-)Negatif (-)

B. Uji kation Kelompok II1. Uji Fe3+

Cara kerjaHasil

Sampel 9 + KSCN 2MWarna merah darah (+)

2. Uji Sn2+Cara kerjaHasil

Sampel 9 + HgCl2Negatif (-)

4.2.2 PembahasanPada pecobaan ini, yaitu melakukan percobaan reaksi spesifik untuk kation. Reaksi spesifik kation, berarti mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa dari suatu sampel dengan cara direaksikan dengan zat lain yang nantinya akan muncul hasil atau produk yang khas.Pada percobaan ini kation positif yang ditemukan terdapat 1 kation yaitu pada uji kation kelompok II kation yang positif yaitu Fe3+, dimana ketika sampel ditambah KSCN 2M terjadi warna merah darah. Pewarnaan merah darah ini disebabkan karena pembentukan suatu kompleks besi(III) tiosianat yang tak berdisisiasi.Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3Sedangkan pada uji Pb2+ dan Sn2+ hasilnya negatif (-). Hal ini berarti pada sampel 9 tidak terdapat kation tersebut. Menurut literatur pada uji Pb2+ ditambah K2CrO4 menghasilkan endapan kuning PbCrO4.Reaksi: Pb2+ + K2CrO4 PbCrO4Pada penambahan NaOH endapan akan larut.Reaksi : PbCrO4 + 4OH- [Pb(OH)4]2-Namun ketika Pb2+ ditambah H2SO4 akan menghasilkan endapan putih PbSO4.Reaksi :Pb2+ + SO42-PbSO4Menurut literatur ketika Sn2+ ditambah HgCl2 akan terbentuk endapan putih merkurium(I) klorida yang tak larut dalam amonia berlebih.Reaksi :Sn2+ + HgCl2 HgCl2 + Sn4+ + 2Cl-

4.3 Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik4.3.1 HasilCara KerjaHasil pengamatan

A. Uji SO32- Sampel 9+ setetes larutan Ba(NO3)2+ setetes larutan air brom (+) endapan putih

B. Uji F- 2 tetes sampel+ SiO2 padat+ H2SO4 pekat Uji larutan dengan setetes air diujung batang pengaduk Kuning Muda (+) Warna larutan kuning muda keruh

4.3.2 PembahasanKetika uji anion C uji poitif (+) mengandung anion SO32- dengan adanya endapan putih. Endapan ini merupakan endapan barium sulfit. Reaksi : SO32- + Ba2+ BaSO3 Penambahan air brom pada uji ini agar barium sulfit teroksidasi menjadi barium sulfatReaksi : BaSO3 + Br2 + H2O BaSO4 + 2Br- + 2H+Pada uji anion F- dengan H2SO4 pekat menghasilkan larutan H2F2 Reaksi : 2 F- + H2SO4 H2F2 + SO42-H2F2 dalam bentuk larutan karena anion F- yang bereaksi dengan H2SO4 bersifat oksidasi sehingga menghasilkan larutan. ketika uji ditambah SiO2 padat maka reaksinya akan membebaskan gas silikon tetra fluorida (SiF4).Reaksi : SiO2 + 2 H2F2 SiF4 + 2H2OPada uji anion F- larutan kemudian di uji dengan setetes air diujung batang pengaduk maka akan terjadi penguraai silikon tetra fluorida dan larutan yang dihasilkan dari kuning muda menjadi lebih keruhReaksi : 3 SiF4 + 3 H2O 2[SiF6]2- + H2SiO3 + 4H+

4.4 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik4.4.1 HasilCara KerjaHasil Pengamatan

Sampel 9 + HCl+ NH3 berlebih + (NH4)2S + HOAc+ H2SO4+ NH4HC2O4

+ H3PO4+ NH4OH Filtrat akhir pencampuran Dilakukan reaksi spesifik pada kationa. Reaksi spesifik K+ Dilakukan reaksi uji nyalab. Reaksi spesifik Na+ Sampel 9 + Zn uranil asetat Larut, larutan berwarna kuning Larutan berwarna kuning Larutan berwarna kuning Larutan berwarna kuning, terbentuk dua fasa, fasa bawah kuning dan fasa atas kuning muda Larutan kuning muda PH = 12, warna kuning muda Filtrat mengandung NH4+, K+, Na+

Memberikan warna merah

Endapan kuning keruh (hablur)

4.4.2 Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan uji kation yang bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam sampel anorganik yang tidak diketahui kationnya yaitu sampel 9. Pada percobaan didapat kation yang posotif yaitu kation K+ dan Na+.Pada uji kation K+ dengan warna nyala merah. Dimana senyawa kalium, kloridanya mewarnai nyala bunsen yang tak cemerlang menjadi lembayung. Nyala kuning yang dihasilkan oleh natrium dalam jumlah sedikit, mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandang nyala melalui dua lapisan kaca kobalt yang biru, sinar-sinar natrium yang kuning akan diserap sehingga nyala kalium yang lembayung kemerahan itu terlihat.Pada uji Na+ menghasilkan endapan kuning keruh. Endapan itu diperoleh karena Zn bersifat reduktor yang bereaksi dengan Na+ sehingga memberikan warna kuning keruh. Endapan itu merupakan endapan natrium uranil asetat.Reaksi : Na+ + UO22- Na2UO2

4.5 Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik4.5.1 HasilCara KerjaHasil Pengamatan

Sampel + HCl pekat Sentrat (I) + KOH + K2CO3 + Br2 Sentrat (II) + NH4OH + NaCl Reaksi spesifika. Uji kation Zn2+ Sampel + K4Fe(CN)6b. Uji kation Al3+ Sampel + 3 tetes pereaksi morinc. Uji kation Cr3+ Setetes sampel + setetes larutan PbOAc Larur, larutan kuning muda bening Warna larutan orange Warna larutan orange

Larutan warna hijau (-)

Larutan warna kuning (-)

Endapan kuning (+)

4.5.2 Pembahasan Pada percobaan uji kation sistem gartenzang pada sampel 9 kation yang positif adalah Cr3+ dengan endapan kuning, sedangkan uji Al3+ dan uji Zn2+ hasilnya negatif (-).Ion Cr3+ adalah stabil, dan diturunkan dari dikromium trioksida. Dalam larutan ion-ion ini berwarna hijau atau lembayung. Dalam larutan hijau terdapat kompleks pentakuomonoklorokromat(III) [Cr(H2O)5Cl]2+ sedangkan dalam larutan lembayung terdapat ion heksakuokromat(III) [Cr(H2O)6]3+.Endapan kuning dari uji kation Cr3+ merupakan endapan Cr2OAc3.Reaksi : Cr3+ + OAc2- Cr2OAc3Pada uji kation Zn2+ pada sampel 9 tidak mengandung kation ini. harusnya jika uji positif menghasilkan endapan putih K2Zn3[Fe(CN)6]2Reaksi : 3Zn2+ + 2K+ + 2[Fe(CN)6]4- K2Zn3[Fe(CN)6]2Endapan tak larut dalam asam encer, tetapi larut dengan mudah dalam natrium hidroksida.Reaksi : K2Zn3[Fe(CN)6]2 +12OH- 2[Fe(CN)6]4- + 3[Zn(OH)4]2 + 2K+

4.6 Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik4.6.1 HasilCara KerjaPembahasan

Sampel 9 + ekstrak soda+ AgNO3 + NH4OH + (NH4)2CO3 Sentrat (I) + HNO3 + benzene

Sentrat (II) + NH4OH + Ca(NO3)2

Sentrat (III) + Ba(NO3)2

Uji endapana. SO42- Sampel + 2 tetes Ba(NO3)2

+ HCl pakat

Larutan warna bening. Larutan keruh. Terbentuk 2 fasa. Fasa atas bening, fasa bawah keruh dan larutan berminyak. 2 fasa. Fasa atas kuning, fasa bawah keruh. 2 fasa. Fasa atas putih, fasa bawaah bening. Terdapat endapan putih.

2 fasa. Fasa atas kekuningan, fasa bawah kuning bening. Terdapat endapan putih Endapan tidak larut dalam HCl

4.6.2 PembahasanPada percobaan ini dilakukan analisis kualitatif yaitu memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Dalam percobaan ini dilakukan uji anion sistem weisz untuk sampel anorganik. Ketika ekstrak soda + sampel 9 + AgNO3 + NH3- + (NH4)2CO3 larutan keruhReaksi : Na2CO3 + 2AgNO3 Ag2CO3 + 2NaCO3 Ag2CO3 + NH4OH AgOH + NH2 (CO3)4 AgOH + (NH4)2CO3 Ag2CO3 + NH4OH

Pada percobaan ini dilakukan reaksi spesifik terhadap endapan yang dihasilkan untuk mengetahui anion apa yng terdapat didalam sampel. Pada percobaa ini endapan mungkin mengandung kation SO42- dan CrO42-. Untuk membuktikan kation dilakukan reaksi spesifik.Pada uji kation CrO42- menunjukan hasil negatif (-), sedangkan pada uji kation SO42- uji positif (+) dibuktikan dengan terbentuk endpan putih dan endapan tidak larut dalam HCl encer/pekat. Endapan yang terbentuk dari uji ini adalah endapan BaSO4.Reaksi : SO42- + Ba2+ BaSO4Endapan putih barium sulfat yang tidak larut dalam HCl encer panas dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut sedang-sedang saja dalam larutan asam klorida.Uji ini biasanya dilakukan dengan menambahkan reagensia kepada larutan yang diasamkan dengan asam klorida encer, karbonat, sulfit, da fosfat tidak diendapkan pada kondisi-kondisi ini. Asam klorida pekat atau asam nitrat pekat tidak boleh dipakai, karena mungkin membentuk endapan barium klorida atau endapan barium nitrat, namun endapan ini melarut setelah diencerkan dengan air. Endapan barium sulfat ini dapat disaring dari larutan panas dan dilebur diatas arang dengan natrium karbonat, pada mana natrium sulfida akan terbentuk

4.7 Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapisan Tipis Untuk Sampel Organik4.7.1 HasilA. Persiapan SampelPelarutSampel

AkarBatangDaun

Metanol

Aseton

Metilen klorida

Etil asetat

N-hexan

Kuning, lerut sebagian dan tidak berbau Hijau bening, larutan berbau Coklat, larut sebagian, berbau Bening, tidak larut, bau menyengat

Larutan bening, tidak larut, berbau Hijau muda keruh, sedikit larut, tidak berbau Hijau pekat bening, sedikit larut, berbau Hijau keruh, sedikit larut, tidak berbau Hijau muda bening, sedikit larut, berbau

Larutan bening, tidak larut, berbau Hijau pekat,sedikit larut, tidak berbau

Hijau pekat bening, sedikit larut, berbau Hijau keruh, sedikit larut, tidak berbau Hijau pekat keruh, sedikit larut berbau sabun Larutannya kuning, sedikit larut, berbau

B. Pengukuran Sampel

EkstrakMTC : EAnH: MetanolSampel

Jarak NodaJarak ElusiJarak NodaJarak Elusi

Aseton2,5 cm2,5 cm2,5 cm2,5 cmAkar

3,5 cm3 cm3,5 cm3 cmBatang

4 cm3 cm3,7 cm3 cmDaun

n-Hexana02,5 cm03 cmAkar

2,5 cm2,5 cm2 cm2,5 cmBatang

02,5 cm3,5 cm2,5 cmDaun

Metanol 2,7 cm2,5 cm02 cmAkar

03,2 cm03,2 cmBatang

3,2 cm3,2 cm4,3 cm3,2 cmDaun

Etil Asetat2,5 cm3 cm2,5 cm3 cmAkar

03,2 cm03 cmBatang

03,2 cm03 cmDaun

Metilen klorida2,7 cm2 cm02 cmAkar

3 cm3 cm03 cmBatang

3 cm3 cm03 cmDaun

4.7.2 PembahasanPada persiapan sampel sebagian pelarut cocok untuk tanaman pecah beling yaitu bagian akar, batang dan daun dengan mengidentifikasi pada warna larutannya. Pada pelarut n-hexana untuk akar dan batang, larutan yang dihasilkan tidak berwarna, artinya pelarut n-hexana tidak cocok atau tidak mampu melarutkan senyawa-senyawa yang ada pada akar dan batang.Pada percobaan pengukuran sampel, sampel yang digunakan adalah pecah beling dengan nama latin Reulla Napifera Zoll Mor. Tanaman ini adalah tanaman biasa yang biasa ditanam oleh masyarakat sebagai tanaman pagar. Pecah beling atau kej beling mengandung zat-zat kimia antara lain kalium, natrium, kalsium, dan silika. Kalium berfungsi untuk melancarkan air seni setra menghancurkan batu dalam empedu, ginjal, dan kandung kemih. Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler yang menyebabkan peningkatan volume darah. Kalsium berfungsi untuk proses pembekuan darah, juga sebagai katalisator sebagai pelarut biologi dalam tubuh dan mempertahankan fungsi membran sel. Sedangkan asam silikat berfungsi untuk mengikat air, minyak, serta senyawa non polar lainnya.Sebelum plat dimasukan kedalam chamber sampel harus dilarutkan dalam pelarut non polar yaitu aseton, - hexana, metanol, etil asetat, dan metilen klorida yang mudah menguap pada suhu kamer. Digunakan pelarut ini karena kelima pelarut tersebut merupakan pelarut universal yang mampu melarukan senyawa metabolit sekunder dalam tanaman.Pada plat KLT diberi batas atas dan bawah 0,5 cm mmenggunakan pensil. Namun dalam hal ini praktikan menggunakan bolpoin sehingga dikhawatirkan tintanya akan ikut terjerat.Pengukuran sampel dalam teknik kromatografi campuran, senyawa dapat dipisahkan menjadi komponennya berdasarkan pendistribusian zat antara dua fasa, yaitu fasa diam (stasioner) dan fasa gerak. Pada kromatografi lapis tipis akar, batang, dan daun dengan pelarut yang cocok secaaraa berurutan yaitu etanol, metilen klorida, dan pelarut etil asetat untuk pelrut daun menghaasilkan jarak noda yang berbeda. Hal ini karena senyawa yang berbeda mempunyai koefisien distribusi yang berbeda. Dimana senyawa yang beriteraksi lemah dengan fasa diam akan bergerak lambat sedangkan senyawa yang beriteraksi kuat akan bergerak cepat.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan1.1.1 Identifikasi Dan Preparasi Sampel1. Pelarut yang cocok untuk sampel anorganik adalah HNO3 pekat.2. Pelarut yang cocok untuk sampel organik pada bagian akar pelarut metanol, batang pelrut metilen klorida dan pada bagian daun pelarut yang cocok adalah etil asetat.3. Reaksi uji nyala sampel 9 berwarna hijau kemungkinan ada logam barium didalamnya.4. Pada reaksi pada asam sulfat kemungkinan gas yang keluar adalah SO2, H2S, CO2, HOAc, HCl, dan HF.5. Sampel 9 bersifat basa karena identifikasi atom penyusun sampel dari golongan elektropositif

1.1.2 Uji kualitatif reaksi reagen spesifik kation untuk sampel anorganik1. Pada sampel 9 terdapat kation Fe3+2. reaksi yang terjadi: Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3

1.1.3 Uji kualitatif reaksi reagen spesifik anion untuk sampel anorganikPada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada sampel 9 mengandung anion F- dan SO32-1.1.4 Uji kualitatif kation sistem golongan carnog untuk sampel anorganikDari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pada sampel 9 terdapat kation K+ dan Na+.1.1.5 Uji kualitatif kation sistem golongan garstenzang untuk sampel anorganikPada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada sampel 9 mengandung kation Cr3+

1.1.6 Uji kualitatif anion sistem weisz untuk sampel anorganikPada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam sampel 9 terdapat anion SO42-

1.1.7 Uji kualitatif dengan sistem kromatografi lapis tipis untuk sampel organik1. Teknik pemisahan dengan KLT merupakan teknik kromatografi planar dimana zat-zat dipisahkan berdasarka perbedaan migrasi zat terlarut dalam fasa diam (adsorben dilapisi silika ger) dan fasa gerak (larutan pengembang) 2. Pelarut yang cocok untuk sampel organik pada bagian akar pelarut metanol, batang pelrut metilen klorida dan pada bagian daun pelarut yang cocok adalah etil asetat.3. Hasil pemisahan dengan metode KLT di gunakan harga Rf (Retardation Factor) dengan rumus x 100%PelarutEluenSampel

MTC : EAnH : Metanol

AsetonRf = 100 % Rf = 100 %Akar

Rf = 116,7 %Rf = 116 %Batang

Rf = 133,3 %Rf = 123 %Daun

n-HexanaRf = 0 %Rf = 0 %Akar

Rf = 100 %Rf = 80 %Batang

Rf = 0 %Rf = 140 %Daun

MetanolRf = 108 %Rf = 0 %Akar

Rf = 0 %Rf = 0 %Batang

Rf = 100 %Rf = 134,4 %Daun

Etol asetatRf = 83.3 %Rf = 83,3 %Akar

Rf = 0 %Rf = 0 %Batang

Rf = 0 %Rf = 0 %Daun

Metil kloridaRf = 135 %Rf = 0 %Akar

Rf = 100 %Rf = 0 %Batang

Rf = 100 %Rf = 0 %Daun

3.1 Saran Pada praktikum ini praktikan sulit untuk mencari bahan, untuk itu penambahan bahan diperlukan agar praktikum berjalan lancar. Dan kurangnya persediaan alat sehingga jalannya praktikum terganggu karena mengantri akan alat yang ingin digunakan untuk praktikum sehingga penambahan alat diperlukan dalm praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

A. Identifikasi dan Preparasi Sampel1. Cotton, Wilkinson.1989.Kimia Anorganik Dasar 1.UI-press.Jakarta2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-UNJANI3. Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid 3.Erlangga.Jakarta.4. Svehla. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro edisi ke-5. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka

B. Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik1. Cotton, Wilkinson.1989.Kimia Anorganik Dasar 1.UI-press.Jakarta2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-UNJANI3. Svehla. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro edisi ke-5. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka

C. Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik1. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-UNJANI2. Miessler, G.L., dan Tarr, D.A. 1991. Inorganic Chemistry. Prentice-Hall inc, London3. Svehla. 1990. Analisis anorganik Makro dan Semimikro. Jakarta : Kalman Media Pustaka4. Underwood, A. 1993. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta : Erlangga

D. Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik 1. Anonim. 2008, petunjuk praktikum analisa kimia2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-UNJANI3. Syukri. 1999. Kimia dasar. Jilid dua Bandung. ITB 4. Syehla. G.1985. Buku teks analisis anorganik kualitatig makkro dan semi mikro,diterjemahkan oleh Dr.A hadjanan pudjaatmana, edisi ke ima jilid dua kakarta: PTkalian media pustaka. E. Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Garstenzang Untuk Sampel Anorganik1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-UNJANI3. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta.4. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta.

F. Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik1. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 2. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-UNJANI3. Sukardjo.1985.Kimia Anorganik.Bina Aksara.Yogyakarta.4. Vogel.1990.Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka.Jakarta

G. Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapis Tipis Untuk Sampel Organik1. Anwar, Chairil , dkk. 1996. Pengantar praktikum kimia organik. Yogyakarta . FMIPA. UGM 2. A,Day,N dan AL Anderwood.1986. Analisa Kimia Kuantitatif edisi ke lima. Erlangga. Jakarta3. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar.Gramedia.Jakarta. 4. Muchtar, Rusvirman. 2014. Penuntun praktikum kimia analitik 1. Cimahi: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-UNJANI5. Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT.Kalman Media Pustaka . Jakarta

LAPORAN AKHIRANALISA KUALITATIF SAMPELLaporan ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata kuliah Kimia Analitik 1

Nama : Linda Supriasih NIM : 3211131003

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JENDERAL AHMAD YANI2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan akhir Kimia Analitik 1 ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan tentang rangkuman dari semua Modul Analitik 1 yang terdiri atas Identifikasi dan Preparatif Sampel, Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Kation Untuk Sampel Anorganik, Uji Kualitatif Reaksi Reagen Spesifik Anion Untuk Sampel Anorganik, Uji Kualitatif Kation Sistem Golongan Carnog Untuk Sampel Anorganik, Uji Kualitatif Kation Untuk Sistem Golongan Gartenzang Untuk Sampel Anorganik, Uji Kualitatif Anion Sistem Weisz Untuk Sampel Anorganik Dan Uji Kualitatif Dengan Sistem Kromatografi Lapis Tipis Untuk Sampel Organik. Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita, khususnya reaksi Kation dan Anion. Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Laporan Kimia Analitik 1 ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Penyusun

Page 40