tugas makalah tahap analitik dan pasca analitik

21
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat. Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian. Kesalahan pada proses analitik dapat menimbulkan kontribusi 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%.. 2. Rumusan Masalah Rumusan makalah ini antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan tahap analitik dan pasca analitik? 2. Bagaimana tahap analitik dan pasca analitik pada laboratorium klinik pratama? 3. Bagaimana intepretasi hasl pada tahap analitik? 3. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengartikan tahap analitik dalam melakukan pemeriksaan dan mengetahui pasca analitik yang harus dilakukan serta mengetahui intepretasi hasil pemeriksaan yang dilakukan. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian

Upload: eldisa-resma

Post on 30-Sep-2015

1.651 views

Category:

Documents


212 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangLaboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat.Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.Kesalahan pada proses analitik dapat menimbulkan kontribusi 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%..2. Rumusan MasalahRumusan makalah ini antara lain:1. Apa yang dimaksud dengan tahap analitik dan pasca analitik?2. Bagaimana tahap analitik dan pasca analitik pada laboratorium klinik pratama?3. Bagaimana intepretasi hasl pada tahap analitik?

3. TujuanTujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengartikan tahap analitik dalam melakukan pemeriksaan dan mengetahui pasca analitik yang harus dilakukan serta mengetahui intepretasi hasil pemeriksaan yang dilakukan.

BAB IIPEMBAHASAN1. PengertianA. AnalitikAnalitikadalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan. Tahap ini harus ekstra teliti dalam memulai pemeriksaan laboratorium, yang termasuk dalam tahapan analitik antara lain : Pemeriksaan spesimen Pemeliharaan dan Kalibrasi alat Uji kualitas Reagen Uji Ketelitian Uji Ketepatan

B. Pasca analitikPaska Analitikialah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar benar valid atau benar.2. Tahap AnalitikA. Pemeriksaan Urinalisisa. MakroskopisCara kerja:1) Urin dimasukan kedalam tabung reaksi hingga 2/3 tabung2) Masukan strip carik celup kedalam tabung hingga semua parameter tergerangi urin 3) Strip carik celup diangkat dan Perubahan warna pada strip diamati dan disamakan sesuai dengan standar warnayang tertera pada tabung strip b. Warna dan kekeruhanMetode: Visual Cara kerja :1) Tabung reaksi diisi sampai penuh 2) warna dan kekeruhan dilihat pada tempat yang terang dengan posisi dimiringkanIntepretasi hasil:1) Warna : Urin berwarna kuning muda hingga tua2) Kejernihan : Urin Jernih- Agak keruh-Keruh c. pH (Keasaman)Cara kerja:1) Kertas indikator universal di celupkan kedalam pat atau tabung yang berisi urin2) Perubahan warna pada kertas diamati dan disamakan sesuai dengan standar warna pada indikator universal Intepretasi hasil: Nilai normal : 4,6 - 8,5d. BJ (Berat Jenis)Metode : RefraktometerCara kerja:1) Satu tetes urin diletakan pada meja benda 2) Kemudian dilihat dan disesuaikan dengan standart bias yang ada dengan cara menggeser atau memutar skrup yang ada Intepretasi hasil: Nilai normal : 1.003-1.030e. Benda ketona) Metode RotheraCara kerja:1) Urin dimasukkan sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi2) Kemudian ditambahkan 1gr serbuk rothera kedalamtabung tersebut, kocok hingga larut3) Dalam keadaan miring ditambahkan 1-2ml ammonium hidroksida pekat melalui dinding tabung 4) Setelah itu tabung di letakkan pada rak dalam keadaan tegak selama 3 menit5) Hasil reaksi dicatatIntepretasi hasil:(+) : terbentuk cincin ungu (-) : tidak terbentuk cincin ungu b)Metode LangeCara kerja:1) Dimasukan 2ml urin kedalam tabung reaksi2) Sebanyak 0,1ml asam asetat glasial & 1 tetes larutan Na-Nitroprussida 5% ditambahkan kedalam tabung reaksi tersebut 3) Kemudian melalui dinding tabung ditambahkan larutan amonia 10% sebanyak 2ml4) Setelah itu tabung diletakan pada rak dalam keadaan tegak selama 3 menit5) Hasil reaksi dicatatIntepretasi hasil :(+) : terbentuk cincin ungu (-) : tidak terbentuk cincin ungu c)Metode GerhardtCara kerja:1) Urin dimasukan sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi, kemudian diteteskan 10 tetes larutan ferriclorida 10% kedalam tabung sambil dikocok hingga homogen 2) Jika terbentuk presipitat putih, peripitat disaring 3) Setelah itu ditambahkan beberapa tetes larutan ferriclorida kedalam filtrat4) Hasil reaksi yang terjadi diamati dan dicatatIntepretasi hasil:(+) : larutan berwarna merah coklat (-) : larutan berwarna kuning f.Darah SamarMetode: GuajacCara kerja:1) Dimasukan 4ml urin kedalam tabung, tambahkan beberapa tetes asam asetat glasial dan campurlah 2) Pada tabung lainnya dimasukan sepucuk spatel serbuk guajac kemudian 2ml alkohol 95%, dicampur3) Campuran guaja dan alkohol dituang ke dalam tabung yang berisi urin .4) Ditambahkan 2ml H2O2 3%, hasil dibaca dalam waktu 5 menitIntepretasi hasil:Negatif (-) : tidak ada perubahan warna Positif (+) : hijau Positif (++) : biru bercampur hijau Positif (+++) : biru Positif (++++) : biru tua g. Glukosaa) Metode Reduksi BenedictCara kerja:1) Dimasukkan 5 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi 2) Kemudian ditambahkan 5-8 tetes urin 3) Setelah itu dipanaskan diatas api bunsen selama 2 menit mendidih atau pada penangas air yang mendidih selama 5 menit 4) Hasil reaksi diamati dan dicatat b) Metode fehlingCara kerja:1) Dimasukan kedalam tabung reaksi campuran larutan fehling A & B (1:1) sebanyak 2ml2) Kemudian ditambahkan urin sebanyak 0,5 ml lalu dihomogenkan 3) Setelah itu dipanaskan diatas api bunsen selama 2 menit mendidih atau pada penangas air yang mendidih selama 5 menit 4) Hasil reaksi diamati dan dicatat c) Intepretasi hasil:Reduksi (-): Larutan tetap berwarna biru/sedikit kehijauan Reduksi (+) : Larutan berwarna hijau kekuningan Reduksi (++) : larutan berwarna kuning Reduksi (+++) : Larutan berwarna jingga sampai coklat muda Reduksi (++++) : Larutan berwarna merah bata h. ProteinMetode asam asetatCara kerja:1) Masukan urin kedalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh 2) Dengan memegang penjepit tabung reaksi itu pada bagian atas tabung, lapisan atas uarin itu dipanasi diatas nyala api sampai mendidih selama 30 detik 3) Perhatikan terjadinya kekeruha dilapisan atas urin, dengan membandingkan jernihnya dengan pada bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin ia disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga oleh kalcium karbonat, kalsium fosfat atau kristal yang lain 4) Teteskan kemudian kedalam urin yang masih panas itu 3-5 tetes larutan asam asetat 6%. Jika kekeruhan itu disebakan oleh kalsium fosfat kekeruran itu akan lenyap. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh kalslium karbonat kekeruhan hilang juga namun dengan pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadilebih keruh lai, tes terhadap protein adalah positif5) Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan kemudian berilah penilaian semi kuantitatif kepada hasilnnya Intepretasi hasil:Negatif (-) : Tidak terjadi kekeruhan Positif (+) : Kekeruhan ringan Positif (++) : Kekeruhan tampak butir-butir halusPositif (+++) : Kekeruhan tampak berkeping-keping Positif (++++) : Kekeruhan bergumpal-gumpali. UrobilinogenMetode Wallace DiamondCara kerja:1) Urin sebanyak 5ml dimasukan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1ml reagen Wallace Diamond, dihomogenkan dan dibiarkan selama 3-5 menit 2) Dengan latarbelakang putih, dilihat warna yang terjadi di dalam tabung : Jika warna merah yang terlihat hanya samar-samar saja percobaan boleh dianggap selesai Jika warna merah yang terjadi terlihat jelas maka pemerikssaan dilanjutkan dengan pengenceran (10x-100X)3) Kedalam masing-masing tabung pencenceran ditambahkan 1ml reagen Wallace Diamond dan dibiarkan selama 3-5 menitIntepretsi hasi:Hasil penetapan dilaporkan dengan menyebutkan pengenceran tertinggi yang masih memperlihatkan warna merah dan menyebutka pengenceran yang tidak menimbulkan warna lagij. Bilirubina) Metode Tes HorissonCara kerja:1) Sebanyak 5ml urin ditambahkan 5ml BaCl2, dihomogenkan & disaring 2) Kertas saring yang berisi presipitat diangkat dari corong dan di buka dengan posisi mendatar 3) Kertas dibiarkan mengering hingga beberapa menit4) Setelah kering di tambahkan 2-3 tetes reagen fouchet diatas endapan pada kertas tersebut 5) Hasil warna yang terjadi dicatat dan diamati Intepretasi hasil:Positif (+) : Presipitan berwarna hijau Negatif (-): Presipitan tidak berwarna hijau b) Metode Tes BusaCara kerja:1) Urin dimasukan 5ml kedalam tabung reaksi 2) Kemudian urin dikocok kuat hingga berbusa3) Busa tersebut diamati warnanya da di catatIntepretasi hasil:Positif (+) : Busa berwarna kuningNegatif (-) : Busa berwarna jernih/putih c) Metode Tes IodinCara kerja:1) Dimasukan 5ml urin kedalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan iodium melalui dinding tabung hingga membentuk 2 lapisan 2) Kemudian dibiarkan selama + 3 menit3) Setelah itu amati warna yang terbentuk antara kedua lapisan tersebut 4) Hasil yang terjadi dicatatIntepretasi hasil:Positif (+): Terdapat warna hijau diantara 2 lapisan Negatif (-) : Tidak terdapat warna hijau diantara lapisan k. Sedimen urinCara kerja:1) Urin dihomogenkan, lalu dimasukan kedalam tabung sentrifuge sebanyak 7-8ml2) Sampel urin di sentrifuge dengan kecepatan 15000-3000rpm selama 10-15 menit3) Setelah itu supernatan dibuang hingga yang tertinggal hanya sediment urin yang ada pada dasar tabung Cara pemeriksaan mikroskopis :1) Sedimen urin dihomogenkan 2) Diambil 1 tetes sedimen urin tersebut kemudian diletakan diatas kaca objek yang bersih & kering, lalu tutp dengan deck glass3) Diamati dengan mikroskop4) Sedimen di periksa dengan memakai lensa objektif dari kecil (10x) hingga lensa objektif besar (40x)5) Lapaorkan hasil pemeriksaan yang ditemukan pada Lapang Pandang Kecil (LPK) & Lapang Pandang Besar (LPB)Intepretasi hasil

B. Pemeriksaan TinjaMakroskopisa. Bau, Warna, Konsistensi Cara kerja:Langsung dilihat sampelnyaIntepretasi hasil: b. Darah samarMetode: kertas coloscreen Cara kerja :1) Kertas coloscreen dibuat apusan feses2) Diteteskan reagen coloscreen3) Ditunggu selama 3 menitInterpretasi hasil :Negatif (-) : tidak ada perubahan warna Positif (+) : hijau Positif (++) : biru bercampur hijau Positif (+++) : biru Positif (++++) : biru tua Mikroskopisa. Telur cacing, Amoeba, Sisa makanan dan ProtozoaCara kerja:1) Diteteskan lugol/eosin sebanyak 1 tetes pada kaca objek 2) Diambil feses dengan menggunakan aplikator, kemudian dicampurkan kekaca objek yang berisi lugol/eosin3) Ditutup dengan deck glass4) sediaan di periksa dengan perbesaran lensa objektif 10x sampai 40xIntepretasi hasil:Telur cacing

Sisa makanan

Amoeba dan protozoa lainnya

C. Hematologia. HemoglobinMetode Sahli Cara kerja:1. Masukkan HCl 0.1 N ke dalam tabung pengencer sampai tanda 22. Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20 ul3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet4. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. Catat waktu /saat darah dicampurkan ke dalam HCl.5. Isap kembali isi tabung ke dalam pipet kemudian tiupkan kembali isi pipet ke dalam tabung, lakukan hal ini 2 sampai 3 kali agar sisa-sisa darah terbilas ke dalam tabung.6. Tambahkan aquadest, tetes demi tetes, sambil mengaduk isi tabung sampai diperoleh warna isi tabung sama dengan warna standar yang ada di komparator. Tepat 3 menit setelah darah tercampur dengan HCl, warna larutan dibaca pada jarak sepanjang lengan atas dengan latar belakang cahaya matahari, warna larutan disamakan dengan warna gelas standar. Tinggi larutan sesuai dengan skala yang menunjukkan kadar Hb dalam g% (lihat pada dasar meniskus). Laporkan nilainya dalam gr% (=gr/100 ml = gr/dl)Intepretrasi hasil:Hasil : ....gr/dL- Nilai normal a.Laki-laki: 14-18 gr/dL b.Perempuan: 12-14 gr/dL- Penurunan 1.Anemia 2.Pasca perdarahan- Peningkatan 1.Dehidrasi 2.Polisithemia b. HematokritMetode Mikro-HtCara kerja:1. Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan mikrohematokrit dengan darah.2. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus.3. Masukkan tabung kapiler itu kedalam centrifuge khusus yang mencapai kecepatan besar, yaitu lebih dari 16.000 rpm (centrifuge mikrohematokrit ).4. Pusingkan selama 3 5 menit.5. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan mikro-Ht reader.Intepretasi hasi:Nilai normal1. Bayi baru lahir :Hematokrit (%)44-652. Anak (1-3 tahun) :Hematokrit (%)29-403. Anak (4-10 tahun) :Hematokrit (%)31-434. Pria dewasa :Hematokrit (%)40-505. Wanita dewasa:Hematokrit (%)36-46c. Hitung eritrositMetode cara tabungCara kerja:1) Membuat pengenceran. Larutan pengencer sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam tabung ukuran 75 x 10 mm. Dibuat pengencer darah 1 : 200 dengan menambahkan 20 l darah EDTA / darah kapiler ke dalam tabung yang telah berisi larutan pengencer.2) Mengisi Kamar Hitung ( KH )Untuk eritrosit KH dibiarkan selama 2 menit agar eritrosit mengendap, Bila penghitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar hitung dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi kapas atau kertas saring basah.3) Menghitung Jumlah Eritrosit.Untuk hitung eritrosit, dihitung semua eritrosit yang ada pada kelima bidang sedang yaitu A, B, C, D, dan E pada gambar 1, luas masing-masing bidang adalah 1/5 x 1/5 mm2 atau 0,2 x 0,2 mm2. Volumenya ( 0,2 x 0,2 x 0,1 ) x 5 = 0,02 l.Intepretasi hasil:Nilai normal :Laki-laki : 4.5 6.0 juta / lPerempuan : 4.0 5.5 juta / l Penurunan eritrosit : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan Peningkatan eritrosit : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit kardiovaskulerd. Hitung leukositMetode manual hemositometerCara kerja:1) hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat2) hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet3) lau hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung udara)4) lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk homogen5) letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover glass (supaya kaca penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)6) lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes7) tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan diamkan sebentar8) kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk memperjelasIntepretasi hasil:Nilai normal leukosit: Dewasa : 4000-10.000/ L Bayi / anak : 9000-12.000/ L Bayi baru lahir : 9000-30.000/ L Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid. Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/L darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan netropenia.e. Laju Endap Darah (LED)Metode westergren1. Sediakan tabung yang telah diberi 0,4cc Na Sitrat 3,8%2. Hisap darah vena 1,6cc dan masukan kedalam tabung yg telah diisi Na sitrat 3,8%3. Campur baik-baik4. Hisap campuran tsb kedlm tab Westergren sampai tanda 05. Biarkan pipet tegak lurus dalam rak Westergren6. Baca tingginya plasma selama 1 dan 2 jamIntepretasi hasil:Nilai NormalLaki-laki : 0 10 mm/jamWanita : 0 20 mm/jamf. EosinofilCara kerja:1.Hisap darah EDTA dng pipet lekosit sampai tanda 12.Hapus kelebihan darah dng kertas tisu3.Hisap larutan dungern sampai tanda 114. Kocok darah dan larutan 2 3 menit5. Buang lar 3 4 tetes masukan kedalam kamar hitung6. kamar hitung diletakkan dlm kamar lembab selama 15 menit( selama periode ini berlangsung pewarnaan eos& lisisnya eri&leuko jenis lain.7.Hitung eisinofil dalam 9 kotak kamar hitung. Mis hasil perhitungan =N selVolume ruang hitung= 1x1x0,1x9 mm3= 0,9 mm30,9 mm3 cairan = N sel1mm3 cairan= 10/9 NPenipisan drah =10xJadi: 1mm3 darah= 10/9 X10N = 100/9 NAtau jml eos/1mm3 darah= jml penghutungan eos dlm 9 kotak kamar hitung dikalikan 100/9Intepretasi hasil: Nilai normal dalam tubuh: 1 4% Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.g. Hitung jenis lekosit (HJL) atau differential cell countCara kerja:1) Buat apusan darah tipis bentuknya menyerupai lidah, caranya : satu tetes darah disimpan di ujung objek glass yang tidak berlemak, diapus dengan ujung objek glas yang lain keringkan.2) Biarkan kering, kemudian fiksasi dengan methanol selama kurang lebih 3-5 menit untuk merekatkan.3) Cuci. Lalu tambah reagen Giemsa selama 5-15 menit.4) Keringkan baca dibawah mikroskop pembesaran 100x dengan menambahkan imersi oil.Intepretasi hasil:Jenis LeukositNilai Normal

Basofil 0-1%

Eosinofil 1-4%

Neutrofil Batang3-5%

Neutrofil Segmen35-70%

Limfosit20-40%

Monosit2-10%

h. Hitung jumlah trombosita) Cara Langsung (Rees Ecker)Cara Kerja :1) Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda 1 dan buanglah lagi cairan itu.2) Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan REES ECKER sampai garis tanda 101. Segeralah kocok selama 3 menit.3) Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.4) Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap5) Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.6) Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.Intepretasi hasil:Nilai normal : 150.000 450.000 sel/L darahb) Cara Tidak Langsung (Fonio)Cara Kerja :1) Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.2) Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.3) Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.4) Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.5) Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa).6) Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.7) Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.8) Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.Intepretasi hasil: Nilai normal : 150.000 450.000 sel/L darahD. Pemeriksaan hemostasisa. Golongan darah ABO dan RhesusCara kerja: Metode kaca objek :1) Buatlah suspensi eritrosit yang akan diperiksa/donor/ resipien sebaqai berikut: ke dalam tabung reaksi masukkan 3 tetes darah, tambahkan saline secukupnya, tutup dengan parafilm/plastik dan campur dengan membolak-balikkan tabung 3x : kemudian sentrifus dengan 1.000 rpm selama 1 menit dan buanglah cairan supernatannya. Ulangilah 3 kali, sesudah itu encerkan dengan saline sebanyak 27 tetes, sehinqga didapat suspensi eritrosit 10 %.2) Pada sebuah kaca obyek teteskan 1 tetes serum antiA disebelah kiri, tetes serum, antiB ditengah dan 1 tetes serum antiAB disebelah kanan. Pada kaca obyek yang lain teteskan 1 tetes serum antiD disebelah kiri dan 1 tetes serum yang akan diperiksa sebagai kontrol disebelah kanan.3) Pada masingmasing serum teteskan 2 tetes suspensi eritrosit, campurkan dengan cara goyangkan kedepan dan kebelakang, sambil diamati aglutinasi yang akan terjadi. Pengamatan dilakukan dalam waktu 2 menit setelah percampuran serum dan suspensi eritrosit. Metode tabung reaksi1) Buatlah suspensi eritrosit 2 % (dengan cara seperti di atas).2) Kedalam 5 tabung reaksi 75 x 8 mm, masingmasing diberi label dan diisi sesuai dengan labelnya yaitu 1 tetes serum antiA, serum antiB, serum antiAB, serum antiD dan serum yang diperiksa sebagai kontrol.3) Ke dalam masingmasing tabung ditambah 2 tetes suspensi eritrosit yang akan diperiksa 2 %. Campur dan sentrifus masingmasing tabung pada 1.000 rpm selama 1 menit, kemudian amatilah aglutinasi yanq terjadi.Intepretasi hasil:Aglutinasi Terjadi padaPenilaian Golongan DarahRh

Anti-AAnti-BAnti-ABAnti-D

+-++A+

-++-B-

+++-AB-

----O-

Serum kontrol tidak terjadi aglutinasi, bila terjadi aglutinasi dan tidak ada kesalahan maka kemungkinan mempunyai antibodi (aglutinin) dingin/panas, perlu pemeriksaan lebih lanjut.b. Masa perdarahana) Metode DukeCara kerja : 1) Desinfeksi daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.2) Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm. sebagai pegangan pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan tepat pada saat darah keluar jalankan stop watch.3) Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi jangan sampai menyentuh luka4) Bila perdarahan berhenti , hentikan stop watch dan catatlah waktu perdarahan Catatan : Bila perdarahan 10 menit, hentikan perdarahan dengan menekan luka dengan kapas alkohol . Dianjurkan untuk diulang dengan cara yang sama atau dengan metode Ivy. Digunakan untuk bayi dan anak anak Kepekaannya kurang.Intepretasi hasil: Nilai rujukan : 1 3 menitb) Metode IvyCara kerja:1) Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensi meter sampai 40 mm Hg selama pemeriksaan . Desinfeksi permukaan volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70 % . Pilih daerah kulit yang tidak ada vena superfisial , kira kira 3 jari dari lipatan siku.2) Rentangkan kulit dan lukailah dengan lebar 2 mm dalam 3mm.3) Tepat pada saat terjadi perdarahan stop watch dijalankan4) Setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka hindari jangan sampai menutup luka.5) Bila perdarahan berhenti ( diameter 15 menit Kesulitan dalam membuat luka yang standar . Jika hasil < 2 menit tes diulangIntepretasi hasil:Nilai rujuk : 1 7 menitc. Waktu pembekuan darahMetode Lee and White modifikasiCara kerja :1) lakukan pengisian vena dengan spui 0,5 cc2) Darah diletakan pada kaca obyek dan hidupkan stopwatch3) Tiap 30 detik darah diangkat dengan lidi sampai terjadi pembekuan yang ditandai dengan adanya benang fibrin4) Catat waktu terjadinya pembekuan, hasilnya dinyatakan dalam menit.Intepretasi hasil: Nilai normal 2 6 menitd. Percobaan pembendungana) Uji tourniquetCara kerja:1) Pembebatan dibuat secukupnya (jangan kendur, jangan pula terlalu kencang), biarkan selama kurang lebih 5 menit, lalu lepas. 2) Kemudian, amati kulit di sekitar lengan bawah, terutama di sekitar siku dan pergelangan tangan. 3) Hasil uji dikatakan positif jika muncul bintik-bintik merah mirip bekas gigitan nyamuk, bergerombol, kemungkinan besar menunjukkan terdapatnya perdarahan paa kulit. Tanda ini dapat menambah kecurigaan kemungkinan menderita demam berdarah.Sebagian orang mungkin menunjukkan hasil positif tergantung pada tekstur, ketipisan, dan suhu kulit, sehingga Uji Tourniquet ini bukan satu-satunya pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis DBD. Untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darah.Intepretasi hasil:< 10 : Normal ( Negatif) 10 20 : Dubia ( Ragu ragu ) > 20 : Abnormal ( Positif )b)Tes Rumple LeedeCara Kerja : 1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas, kira-kira 7 cm diatas lipatan siku . Carilah tekanan sistolis (TS) dan tekanan diastolic (TD).2. Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah :- Radius 3 cm- Titik pusat terletak 2 cm dibawah garis lipatan siku.3. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar 1/2 X (TS+TD) pertahankan tekanan ini selama 5 menit.4. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechieae dalam lingkaran yang telah dibuatIntepretasi hasil:Nilai Rujukan :< 10 : Normal ( Negatif) 10 20 : Dubia ( Ragu ragu ) > 20 : Abnormal ( Positif )