lapkas ileus obs

56
LAPORAN KASUS Illeus Obstruktif Penyusun : Anasti Putri. P (030.10.028); Monica Olivine (030.10.028); Ayu Rizkiyah (030.10.028) Pembimbing : dr. Endang Marsiti, Sp. B Selasa, 17 Februari 2015 Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah Sub Departement Bedah Umum Rumah Sakit Umum Bekasi Periode 5 Januari – 14 Maret 2015

Upload: monica-olivine

Post on 21-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan kasus mengenai ileus obstruktif

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSIlleus ObstruktifPenyusun : Anasti Putri. P (030.10.028);

Monica Olivine (030.10.028);

Ayu Rizkiyah (030.10.028)

Pembimbing : dr. Endang Marsiti, Sp. B

Selasa, 17 Februari 2015

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu BedahSub Departement Bedah Umum

Rumah Sakit Umum BekasiPeriode 5 Januari – 14 Maret 2015

LAPORAN KASUS

Laporan Kasus

Identitas Pasien

Identitas Pasien

Nama : Tn. AR Usia : 38 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan Terakhir : D3 Pekerjaan : Swasta Status : Menikah Alamat : Jln. Dewi Sartika

RT03/RW06 Bekasi Suku Bangsa / Agama : Jawa / Islam No. Rekam Medis : 00.55.45.51 Tanggal Masuk : 2 Februari 2015

Anamnesis

Anamnesis

Anamnesis dilakukan di bangsal Tulip pada hari Selasa, 3 Februari 2014 pukul 06.30 WIB, secara allo dan auto anamnesis.

Anamnesis (2)

Anamnesis (2)

Pemeriksaan Fisik

Pemerksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan di bangsal Tulip pada hari Selasa, 3 Februari 2014 pukul 06.30 WIB.

Pemeriksaan Fisik (2)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Hasil Pemeriksaan Darah (25 Januari

2015)

Hasil Pemeriksaan Darah (2 februari 2015)

Parameter Hasil Nilai Rujukan

KIMIA KLINIKProtein Total 7.5 6.6-8.0 g/dl

Albumin 3.38 3.5-4.5g/dl

Globulin 4.12 1.5-3.0 g/dl

FUNGSI HATIAST 24 <37U/L

ALT 24 <41U/L

FUNGSI GINJAL

Ureum 27 20-40 mg/dL

Creatinine 0.78 0.5-1.5 mg/dL

DIABETESGlukosa Darah Sewaktu

101 95-111 mEg/L

ELEKTROLITNatrium 133 135-145mmol/L

Kalium 4.4 3.5-5.0mmol/L

Clorida 92 94-111mmol/L

Rontgen Abdomen 3 Posisi

• Foto posisi tegak

• Tampak gambaran:

• Distensi usus

• Coil spring

Rontgen Abdomen 3 Posisi (2)

• Foto posisi supine

• Tampak gambaran:

• Distensi usus

• Coil spring

• Step ladder

pattern

Rontgen Abdomen 3 Posisi (3)

• Foto posisi LLD

• Tampak

gambaran:

• Air sickle

Diagnosis Kerja

Diagnosis

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Laporan Operasi (3 Februari 2015)

Prognosis

Prognosis

TINJAUAN PUSTAKA

definisi

Definisi Ileus obstruktif merupakan penyumbatan

intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu

Obstruksi intestinal secara umum didefinisikan sebagai kegagalan isi intestinal untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke anus. Obstruksi Intestinal ini merujuk pada adanya sumbatan mekanik atau nonmekanik parsial atau total dari usus besar dan usus halus.

etiologi

Etiologi

klasifikasi

klasifikasi Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif

dibedakan menjadi tiga kelompok (Yates, 2004) :a. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda

asing, bezoar, batu empedu.b. Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau

inflamasi.c. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia,

volvulus atau intususepsi.

Berdasarkan Lokasi Obstruksi :a. Letak Tinggi : Duodenum-Jejunumb. Letak Tengah : Ileum Terminalc. Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum

Klasifikasi (2) Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar

(Sjamsuhidajat & Jong, 2005):a. Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak

disertai dengan terjepitnya pembuluh darah.b. Ileus obstruktif strangulasi, adanya penjepitan

pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren

c. Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar suatu gelung usus tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi.

Untuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan, ileus obstruktif dibagi dua (Ullah et al., 2009):

a. Ileus obstruktif usus halus, yaitu obstruksi letak tinggi dimana mengenai duodenum, jejunum dan ileum

b. Ileus obstruktif usus besar, yaitu obstruksi letak rendah yang mengenai kolon, sigmoid dan rectum.

patofisiologi

Patofisiologi Ileus obstruktif terjadi akibat akumulasi cairan intestinal di

proksimal daerah obstruksi disebabkan karena adanya gangguan mekanisme absorbsi normal proksimal daerah obstruksi serta kegagalan isi lumen untuk mencapai daerah distal dari obstruksi.

Akumulasi cairan intralumen proksimal daerah obstruksi terjadi dalam beberapa jam dan akibat beberapa faktor. Asupan cairan dan sekresi lumen yang terus bertambah terkumpul dalam intestinal.

Aliran darah meningkat ke daerah intestinal segera setelah terjadinya obstruksi, terutama di daerah proksimal lesi, yang akhirnya akan meningkatkan sekresi intestinal.

Hal ini bertujuan untuk menurunkan kepekaan vasa splanknik pada daerah obstruksi terhadap mediator vasoaktif. Pengguyuran cairan intravena juga meningkatkan volume cairan intralumen.

Sekresi cairan ke dalam lumen terjadi karena kerusakan mekanisme absorpsi dan sekresi normal. Distensi lumen menyebabkan terjadinya kongestif vena, edema intralumen, dan iskemia.

Patofisiologi (2) Peningkatan volume intralumen menyebabkan

terjadinya distensi intestinal di bagian proksimal obstruksi, yang bermanifestasi pada mual dan muntah. Proses obstruksi yang berlanjut, kerusakan progresif dari proses absorbsi dan sekresi semakin ke proksimal. Selanjutnya, obstruksi mekanik ini mengarah pada peningkatan defisit cairan intravaskular yang disebabkan oleh terjadinya muntah, akumulasi cairan intralumen, edema intramural, dan transudasi cairan intraperitoneal. Pemasangan nasogastric tube malah memperparah terjadinya defisit cairan melalui external loss. Hipokalemia, hipokhloremia, alkalosis metabolik merupakan komplikasi yang sering dari obstruksi letak tinggi. Hipovolemia yang tak dikoreksi dapat mengakibatkan terjadinya insufisiensi renal, syok, dan kematian.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Lab Pemeriksaan radiologi

Dilatasi usus halus (diameter > 3 cm), adanya air-fluid level pada posisi foto abdomen tegak, dan kurangnya gambaran udara di kolon.

Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain:

1)Distensi usus bagian proksimal obstruksi2)Kolaps pada usus bagian distal obstruksi3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels4)Posisi supine dapat ditemukan :

a)distensi ususb)step-ladder sign

5)String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet

6)Coffee-bean sign gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem

Pemeriksaan penunjang (2)

Enteroclysis : mendeteksi adanya obstruksi dan juga untuk  membedakan obstruksi parsial dan total. Cara ini berguna jika pada foto polos abdomen memperlihatkan gambaran normal namun dengan klinis menunjukkan adanya obstruksi atau jika penemuan foto polos abdomen tidak spesifik.

USG CT Scan:

CT Scan Ileus Obstruksi Akibat

Intususepsi :

Tampak distensi usus halus

anamnesis

Manifestasi klinis Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus

obstruktif : Nyeri abdomen Muntah Distensi Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).

Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada: Lokasi obstruksi Lamanya obstruksi Penyebabnya Ada atau tidaknya iskemia usus (Ullah et al.,

2009)

Pemeriksaan fisik Inspeksi

Tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering.

Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen.

Inspeksi pada penderita yang kurus/sedang juga dapat ditemukan “darm contour” (gambaran kontur usus) maupun “darm steifung” (gambaran gerakan usus), biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik yang disertai mual dan muntah dan juga pada ileus obstruksi yang berat.

Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik.

Pemeriksaan fisik (2)

Palpasi dan Perkusi Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan

perkusi Hipertympani yang menandakan adanya obstruksi. Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance muscular’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.

Pemeriksaan fisik (3)

Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruktif strangulata.

Diagnosis banding

Diagnosis banding

Diagnosis banding dari ileus obstruktif, yaitu:1.Ileus paralitik 2.Appensicitis akut3.Kolesistitis, koleliathiasis, dan kolik bilier 4.Konstipasi

penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi dan kekurangan Natrium, Khlorida dan Kalium yang membutuhkan penggantian cairan intravena dengan cairan salin isotonic seperti Ringer Laktat.

Urin harus di monitor dengan pemasangan Foley Kateter.

Setelah urin adekuat, KCl harus ditambahkan pada cairan intravena bila diperlukan.

Antibiotik spektrum luas diberikan untuk profilaksis atas dasar temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi intestinal. (Evers, 2004)

Penatalaksanaan (2) Tindakan OperatifPada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan

bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus. Koreksi sederhana (simple correction): tindakan bedah

sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.

Tindakan operatif by-pass: Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.

Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.

Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan sebagainya.

komplikasi

komplikasi

Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan kematian

prognosis

prognosis

Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan.

Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat (Nobie, 2009).

TERIMA KASIH