lap

33
I. PENDAHULUAN Sensasi somatik dideteksi oleh reseptor yang tersebar luas yang memberikan informasi mengenai interaksi tubuh dengan lingkungan secara umum. Sebaliknya, setiap indera khusus (special senses ) memiliki reseptor-reseptor yang sangat terlokalisasi dan memiliki kekhususan yang berespons terhadap rangsangan lingkungan tertentu. Indera mencakup penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penghidu. Organ yang berperan dalam penglihatan adalah mata dimana memiliki fungsi untuk menangkap pola iluminasi dalam lingkungan sebagai suatu ‘gambaran optik” pada sebuah lapisan sel-sel pka cahaya, yaitu retina, seperti sebuah kamera menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat dicuci cetak untuk menghasilkan gambar yang mirip dengan bayangan asli, demikian juga citra yang dikode di retina disalurkan melalui serangkaian pengolahan visual yang semakin kompleks setiap langkahnya sampai akhirnya secara sadar dipersepsikan sebagai gambar yang mirip dengan gambar yang asli. Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda: koklea, yang mengandung reseptor- reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf sehingga kita dapat mendengar dan aparatus vestibularis 1

Upload: meryco

Post on 16-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

mikrobio

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANSensasi somatik dideteksi oleh reseptor yang tersebar luas yang memberikan informasi mengenai interaksi tubuh dengan lingkungan secara umum. Sebaliknya, setiap indera khusus (special senses ) memiliki reseptor-reseptor yang sangat terlokalisasi dan memiliki kekhususan yang berespons terhadap rangsangan lingkungan tertentu.Indera mencakup penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penghidu. Organ yang berperan dalam penglihatan adalah mata dimana memiliki fungsi untuk menangkap pola iluminasi dalam lingkungan sebagai suatu gambaran optik pada sebuah lapisan sel-sel pka cahaya, yaitu retina, seperti sebuah kamera menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat dicuci cetak untuk menghasilkan gambar yang mirip dengan bayangan asli, demikian juga citra yang dikode di retina disalurkan melalui serangkaian pengolahan visual yang semakin kompleks setiap langkahnya sampai akhirnya secara sadar dipersepsikan sebagai gambar yang mirip dengan gambar yang asli.Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda: koklea, yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf sehingga kita dapat mendengar dan aparatus vestibularis yang penting untuk sensasi keseimbangan. Tidak seperti fotoreseptor mata dan mekanoreseptor telinga, reseptor untuk pengecapan dan penghidu adalah kemoreseptor yang menghasilkan sinyal saraf apabila berikatan dengan zat kimia tertentu dari lingkungan. Sensasi pengecapan dan penciuman dalam kaitannya dengan asupan makanan, mempengaruhi aliran getah pencernaan dan nafsu makan. Selain itu, stimulasi terhadap reseptor pengecapan dan penghidu menimbulkan sensasi yang menyenangkan atau tidak menynangkan serta memberi sinyal mengenai adanya sesuatu yang perlu dicari.( makanan yang lezat) atau dihindari (zat beracun). Pada manusia, indera penghidu kurang peka dan sangat kurang berperan dalam mempengaruhi perilaku kita berbeda dengan hewan dimana penghidu berperan penting dalam mencari arah, mencari mangsa atau menghindari musuh dan menarik pasangan seksual.Seperti sistem lain yang terdapat di dalam tubuh, sistem penginderaan juga dapat mengalami suatu gangguan yang salah satunya disebabkan karena mikroorganisme seperti bakteri, virus dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi ringan maupun berat. Namun, perlu diketahui bahwa pada masing-masing organ memang memiliki flora normal seperti flora normal pada mata yaitu Staphylococcus epidermidis dan Lactobacillus sp. (merupakan flora normal terbanyak), Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza dll. Oleh sebab itu, mahasiswa diharapkan mampu membedakan mikroba yang merupakan flora normal, oportunis dan mikroba patogen pada manusia, dapat melakukan pemeriksaan mikrobiologik sederhana dan memahami pemeriksaan mikrobiologik molekuler terhadap penyakit infeksi pada organ penginderaan yang menjadi dasar dilakukannya praktikum kali ini.

II. TUJUAN:Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:1. Memahami berbagai penyebab infeksi pada organ penglihatan, pendengaran,penghidu dan pengecap.2. Memahami cara pengambilan spesimen mata, hidung, telinga dan tenggorok.3. Memahami prosedur pemeriksaan mikrobiologi untuk identifikasi mikroorganisme penyebab infeksi pada organ penglihatan, pendengaran, penghidu dan pengecap.

III. ALAT & BAHAN INFEKSI PENGLIHATAN1. Meja2. Buku gambar3. Alat tulis4. Sediaana. Sediaan dari Gram Staphylococcus aureusb. Sediaan dari Gram Pseudomonas aeruginosac. Sediaan dari Gram N. Gonorrhoeaed. Sediaan Haemophilus influenzae (Faktor X, V, dan XV)e. Sediaan dari Gram Candida albicansf. Keterangan Gambar virus INFEKSI PENGHIDU DAN PENGECAPAN1. Garam faal (NaCl)2. Usap lidi kapas steril3. Alat dan bahan pewarnaan gram Pewarnaan GramBahan Reagen1. Ungu Kristal karbol/ ungu 2%2. Alkohol 95%3. Grams iodine / lugol4. Safranan 0,25% INFEKSI PENDENGARAN1. Meja2. Buku gambar3. Alat tulis4. Sediaan : a. Sediaan dari Gram Streptococcus pneumoniaeb. Sediaan dari Gram Streptococcus pyogenesc. Sediaan dari Gram Moraxella catarrhalisd. Sediaan dari Gram Bacteriodes fragillise. Sediaan dari Gram Proteus mirabillisf. Sediaan dari LPCB Aspergillus niger

IV. CARA KERJA

INFEKSI PENGLIHATAN1. Mempersiapkan alat dan bahan2. Mengamati gambaran morfologis yang telah disiapkan secara bergantian3. Menggambarkan sediaan yang telah diberikan4. Mengidentifikasikan gambaran sediaan5. Membuat laporan praktikum INFEKSI PENGHIDU DAN PENGECAPAN1. Mencuci Tangan dengan sabun yang tersedia2. Mengambil usap hidung dengan cara :a. Membasahi lidi kapas steril dengan NaCl dan meniriskannya pada dinding kaca tabung b. Mengusapkan lidi kapas steril pada lubang hidung salah satu teman dalam kelompok, lalu memutarnya secara perlahan satu arahc. Mendiamkannya kurang lebih 10-15 menitd. Menggoreskannya pada kaca objeke. Membuat pewarnaan Gram Pewarnaan gram1. Membersihkan gelas alas dan member tanda dibawah gelas alas menggunakan pensil gelas2. Membuat sediaan pada gelas alas, membiarkannya kering di udara lali melewatkannya di atas api untuk merekatkan sediaan3. Menuangkan ungu Kristal karbol, dan membiarkannya selama 1 menit4. Mencuci dengan air5. Menuangkan grams iodine / lugol, dam membiarkannya selama 45-60 detik, kemudian mencucinya dengan air6. Mencelupkan ke dalam bejana yang mengandung alcohol 95% dan menggoyang-goyangkannya selama 30 detik, atau hingga tidak ada warna ungu yang mengalir dari sediaan7. Mencuci dengan air8. Mewarnai dengan safranin selama 45 detik didiamkan, lalu mencucinya dengan air9. Memeriksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x10 dengan menggunakan minyak emersi INFEKSI PENDENGARAN1. Mempersiapkan alat dan bahan2. Mengamati gambaran morfologis yang telah disiapkan secara bergantian3. Menggambarkan sediaan yang telah diberikan4. Mengidentifikasikan gambaran sediaan5. Membuat laporan praktikum

V. HASIL & PEMBAHASANPII-1. Infeksi pada PenglihatanA. Infeksi Bakterial1. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah sel sferis gram positif, yang tersusun dalam kelompok seperti anggur yang tidak teratur dan merupakan patogen utama pada manusia. Staphylococcus aureus bersifat koagulase positif sehingga membedakannya dari Staphylococcus yang lain. Staphylococcus tidak motil dan tidak berspora, bergerombol dengan diameter lebih kurang 1m. Beberapa strain memiliki kapsul, non fastidious. Staphylococcus mudah berkembang pada medium bakteriologik dalam lingkungan aerobik atau mikroaerofilik. Organisme ini paling cepat berkembang pada suhu 370C,tetapi suhu yang paling baik adalah suhu ruangan 200-250C. Staphylococcus memproduksi katalase, yang membedakannya dengan Streptococcus. Selain itu juga memfermentasikan banyak karbohidrat secara lambat menghasilkan asam laktat bukan gas. Staphylococcus relatif resisten terhadap pengeringan (tahan pada suhu 500C selama 30 menit). Staphylococcus aureus pada medium padat membentuk koloni bulat halus, meninggi dan berkilau. Pada perbenihan agar darah berwarna kuning keemasan sampai krem atau kadang-kadang berwarna putih. Beberapa strain juga memfermantasikan manitol secara anaerob. Untuk membedakan Staphylococcus aureus dengan Staphylococcus epidermidis, dapat digunakan Mannitol Salt Agar (MSA). MSA merupakan agar nutrien yang selektif dan dapat menjadi indikator keasaman, karena mengandung 1% mannitol, 7.5% NaCl, dan 0.0025% phenol merah yang merupakan indikator asam-basa. Hampir seluruh S. aureus akan memfermentasikan mannitol, sehingga akan menyebabkan daerah di sekeliling kolonimenjadi asam. Asam tersebut akan mengubah warna phenol merah menjadi kuning.Sementara itu, spesies Staphylococcus yang lain gagal memfermentasikan mannitol, sehingga membentuk koloni dengan zona yang tetap berwarna merah atau ungu. Selain MSA, uji koagulase juga dapat membedakan kedua spesies Staphylococcus tersebut. S.aureus merupakan strain yang memproduksi koagulase, sehingga akan membentuk gumpalan (clot) ketika ditumbuhkan dalam plasma. S.aureus dapat menyebabkan konjungtivitis, panopthalmitis, dacycyocystitis akut yang merupakan infeksi sekunder pada kantong mata.

2. Pseudomonas aeruginosaMerupakan bakteri oportunis patogen,obligat aerob, gram negatif berbentuk batang motil. Biasanya banyak ditemukan di tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan binatang. P.aeroginosa biasanya ditemukan sebagai flora normal usus dan kulitmanusia dalam jumlah kecil dan biasanya terdapat di lingkungan rumah sakit yang lembab. Dapat membentuk koloni pada manusia dan bertindak sebagai saprofit.

P. aeruginosa adalah bakteri obligat aerob yang mudah tumbuh pada banyak jenis medium biakan dan kadang menghasilkan bau manis seperti anggur atau jagung. Pada media selektif mengandung empedu, P. aeruginosa membentuk koloni bulat halus dengan warna fluoresensi kehijauan yaitu pigmen piosianin yang menyebabkan warna kehijauan pada agar. Pseudomonas aeruginosa pada suhu 320-420C, juga bersifat oksidase positif , tidak memfermentasikan karbohidrat. Pseudomonas aeruginosa dapat menginfeksi seluruh bagian tubuh danmenimbulkan berbagai predisposisi pada infeksi kulit, luka bakar, sistitis fibrosis, pneumonia pada pasien intubasi, ISK, septikemia,osteomielitis, edokarditis,otitis eksterna dan media, konjungtivitis, keratitis, dan katarak.

3. Neiserria gonorrhoeaeNeisseria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif intraselular, diplokokus, tidak dapat bergerak. Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoea. Masa inkubasi dari Neisseria gonorrhoeae antara 1-10 hari, tapi biasanya sekitar 48 jam. Pada wanita gejalanya lebih sering asimtomatik. Spesimen untuk pemeriksaan diambil dari pus atau sekret yang berasal dari uretra, serviks, rektum, konjungtiva, tenggorokan, atau cairan sinovial untuk dibiakan dan dibuat sediaan apus.

Medium transport untuk Neisseria gonorrhoeae adalah medium transport semisolid amies yang spesipik untuk pertumbuhan bakteri ini. Untuk menginkubasi Nieserria gonorrhoeae diperlukan keadaan anaerob atau ruangan yang memiliki kandungan CO2 yang tinggi untuk memaksimalkan pertumbuahan mikoorganisme ini. Medium selektif untuk N. gonorrhoeae adalah menggunakan thayer martin. Pembenihan thayer martin yangterdiri atas agar coklat ditambah vankomisin, nistatin, dan trimetropin. Berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri kontaminan gram positif, gram negative, jamur, dan Proteus sp. Setelah bakteri diletakan pada tempat pembenihan tayer martin lalu diinkubasi pada atmosfer CO2 5-10% selama 24 jam pada suhu 370 C, maka akan muncul penampakan berupa koloni dengan diameter 1-2 mm, berbentuk konveks, berwarna abu-abu atau transparan, mengkilap, meninggi dan mukoid.

Uji oksidase digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki enzim cytochrome C oxidase. Enzim oksidase berperan dalam transport electron selama respirasi aerob. Sitokrom oksidase mengkatalis proses oksidase sitokrom yang telah direduksi oleh O2, yang kemudian membentuk H2O dan H2O2. Tes untuk menguji produksi sitokrom oksidase oleh bakteri dilakukan dengan menggunakan reagen pewarna yang bersifat donor electron sehingga mampu bereaksi dengan enzim. Contoh reagen pewarnanya berupa:a. tetrametil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menuangkan satu tetes reagin ini langsung pada koloni bakteri.b. dimetil-p-fenilenediamin dihidroklorida , dilakukan dengan menggoreskan koloni menggunakan lidi pada cakram atau strip oksidase yang mengandung reagen ini.c. p-aminodimetil-anilin oksalat, dilakukan dengan menggoreskan koloni pada kertas yang mengandung reagen ini.Hasilnya positif bila terjadi perubahan warna menjadi ungu kehitaman bisa ditemukan pada Niesseria dan Pseudomonas, negatif bila tidak terjadi perubahan warna, biasa pada Enterobacteriaceae.Metode pembenihan konvensional yang biasa dilakukan adalah dengan Cystein Tryptic Agar (CTA). Tapi sekarang ini, sudah tidak lagi dilakukan karena banyak metode lain yang lebih cepat dan lebih spesifik. Uji ini digunakan untuk membedakan Neiserria gonorrhoeae dengan jenis Neiserria lainnya. Kandungan yang terdapat pada CTA adalah kasein, cystine, garam inorganic, pewarnaan fenol merah digunakan untuk mendeteksi fermentasi CHO yang akan mengubah warna menjadi kuning, dan dengan menambahkan CHO tertentu dapat melihat apakah bakteri mampu memanfaatkannya untuk tumbuh. Pada Neiserria gonorrhoeae hanya terjadi perubahan warna pada glukosa karena bakteri ini hanya mampu memfermentasi glukosa. Ciri khas dari Neisseria gonorrhoeae adalah mampu memfermentasikan glukosa, ini terlihat pada hasil positif pada tabung dengan tutup berwarna kuning.Untuk uji resistensi biasa dilakukan uji beta laktamase yaitu uji resistensi terhadap penislin. Selain uji beta laktamase juga dilakukan uji yodometri, positif jika biakan berwarana merah kehitaman dan uji cefinase yang memperlihatkan warna merah memperlihatkan wana merah berubah menjadi merah muda. Bakteri ini bisa menginfeksi traktus urogenital pada wanita maupun laki-laki dan menybabkan konjungtivitis akut pada neonatus dari ibu penderita gonnorheae urogenital, juga opthalmia neonatus.4. Haemophilus influenzaeBiasa ditemukan dalam membran mukosa saluran napas atas manusia. Merupakan bakteri gram negatif, berbentuk kokoid atau batang pendek, tetapi jika disimpan terlalu lama akan berubah menjadi bentuk pleomorfik. Salah satu spesies Haemophilus adalah H.influenzae. H.influenzae tumbuh dengan adanya kedua faktor X dan V, sementara Haemophilus spesies lain dapat tumbuh dengan adanya faktor X saja maupun faktor V saja pada agar nutrient. Faktor X atau hemin dihasilkan oleh eritrosit yang lisis di sekitar lapisan Staphylococcus, sementara Staphylococcus sendiri menghasilkan faktor V NAD (Nikotinamida Adenin Dinukleotida). Kedua faktor tersebut memungkinkan koloni. Haemophilus yang kecil dan tipis untuk tumbuh di sekitar lapisan Staphylococcus. Penentuan spesies Haemophilus influenza dapat dilakukan dengan uji ketergantungan pertumbuhan terhadap kedua faktor X dan V. Tes tersebut biasanya dilakukan pada pada agar nutrient yang tidak mengandung kedua faktor X dan V, tetapi diberikan paper disk yang mengandung faktor X saja, faktor V saja, dan faktor X sekaligus V. H. influenza hanya akan tumbuh di sekitar paper disk yang mengandung kedua faktor sekaligus.

Pada medium perbenihan agar darah bakteri ini tumbuh dan membentuk koloni-koloni kecil, bulat, konveks, dan mengkilat, dan jugamemiliki kapsul yang dapat dilihat dengan reaksi serologi (Capsule swelling test). Spesimen untuk biakan dan pemeriksaan yang digunakan adalah berupa usap tenggorok, pus, darah, dan cairan otak. Bakteri ini dapat menyebabkan keadaan seperti meningitis pada anak-anak, konjungtivitis, sinusitis, selulitis, otitis media, epiglotitis, pneumonia, bronkitis dan artritis.

B. Infeksi Jamur1. Candida albicansPada pewarnaan gram specimen klinis terlihat sel ragi bersifat gram positif. Candida albicanstermasuk khamir selalu ada dalam tubuh kita, dalam jumlah sedikit. Dalam keadaan normal jamur ini hidup di rongga mulut, vagina dan usus. Tanpa menimbulkan gangguan atau penyakit.Candida albicansmerupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5x 3-6hingga 2-5,5x 5-28.

Biakan Candida albicans pada medium agarCandida albicans dibiakkan menggunakan medium agar sabouraud dekstrosa, bila perlu dapat ditambahkan antibiotik untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Koloni jamur ini berwarna kekuningan dan memiliki konsistensi yang lunak.Agar sabouraud dekstrosa digunakan untuk budidaya jamur patogen, komersial dan ragi. Konsentrasi dekstrosa yang tinggi dan pH asam memungkinkan selektivitas fungi. Agar sabouraud dekstrosa digunakan untuk menentukan kandungan mikroba dalam kosmetik, juga digunakan dalam evaluasi mikologi makanan dan secara klinis membantu dalam diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi.

C. Infeksi Virus1. Virus herpes simplexMerupakan anggota dari family herpes viridae, yang merupakan virus DNA berbentuk sferis, ikosahedral. Virus ini dapat menyebabkan infeksi akut pada kulit yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab.

Virus herpes simplex dapat dibedakan menjadi:a. Herpes simplex virus type 1 (HSV-1), dapat menyebabkan herpetic eye, infeksi pada bibir, mulut dan muka terutama sering ditemukan pada anak-anak. HSV-1 sering menyebabkan lesi di dalam mulut, seperti cold sores (fever blisters). Transmisinya melalui kontak langsung atau dengan percikan saliva dari penderita atau karier. Virus ini dapat menyebabkan infeksi pada mata bagian kornea dan disebut keratitis herpes simplex. Infeksi ini dapat muncul bila penderita mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh karena berbagai masalah kesehatan. Lebih dari 90% orang dewasa sudah memiliki antibodi terhadap HSV-1.b. Herpes simplex virus type 2 (HSV-2), yang menyerang daerah genitalia. Yang disebut belakangan ini, herpes genitalis. Penyakit terutama timbul sesudah ada emosi atau kelelahan yang dapat menginfeksi janin atau bayi saat kelahiran. Virus tersebut dapat menginfeksi otak (meningoencephalitis) atau mata.Secara morfologi HSV memiliki pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini mengandung lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan eter. Genom ADN beruntai-untai ganda (BM 85-106 X 106) berbentuk lurus. Tipe 1 dan 2 memperlihatkan 50% urutan homologi.2. AdenovirusAdenovirus adalah virus dna dengan bentuk ikosahedral yang dikelompokkan menjadi dua genus berdasarkan host yang diinfeksi. Adenovirus memiliki beberapa jenis protein yang dapat memberikan proteksi terhadap sistem pertahanan sel. Salah satu jenis protein yang dihasilkan adalah protein E3gp dengan panjang 19kDa. Adenovirus merupakan virus DNA yang dapat menyebabkan konjungtivitis. Subtipe adenoviral conjungtivitis lain yang penting adalah epidemic keratoconjungtivitas (pink eye) dan pharyngo conjungtival fever.Infeksi adenovirus dapat bersifat akut atau kronis. Satu atau dua mata mungkin akan terpengaruh. Sebagai gejala mereda konjungtivitis, sakit mata dan penglihatan kabur berkembang. Transmisi adenovirus dapat melalui:a. Inhaling airbone virusesb. Berenang dalam air yang terkontaminasi oleh virus adeno, menggunakan cairan tetes mata atau intrumen terkontaminasi, menyeka mata dengan handuk yang terkontaminasi, atau menggosok mata dengan jari-jari yang terkontaminasi.c. Tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi, kemudian menyentuh mulut atau mata.Pertanyaan.1. Apakah yang terlihat secara mikroskopik dan makroskopik pada pemeriksaan mikroorganisme penyebab infeksi penyakit mata?Jawab:a. Mikroskopik:Pada pewarnaan gram terlihat mikroorganisme berbentuk basil kokoid,kokus, sel ragi,pada HSV terlihat selaput pembungkus yang berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi.b. MakroskopikPada infeksi staphylococcus terlihat koloni pada medium padat membentuk koloni bulat halus, meninggi dan berkilau.Pada infeksi Pseudomonas aeruginosa pada media selektif mengandung empedu, membentuk koloni bulat halus dengan warna fluoresensi kehijauan yaitu pigmen piosianin yang menyebabkan warna kehijauan pada agar.Pada infeksi Neisseria gonorrhoeae pada medium selektif thayer martin muncul penampakan berupa koloni dengan diameter 1-2 mm, berbentuk konveks, berwarna abu-abu atau transparan, mengkilap, meninggi dan mukoid.Pada infeksi Haemophilus influenzae pada medium perbenihan agar darah bakteri ini tumbuh dan membentuk koloni-koloni kecil, bulat, konveks, dan mengkilat, dan juga memiliki kapsul yang dapat dilihat dengan reaksi serologi (Capsule swelling test).2. Jelaskan perbedaan biakan antara ragi dan kapang!Jawab: Perbedaan antara keduanya adalah, pada biakan ragi koloninya terlihat seperti bakteri, sedangkan pada biakan kapang, koloni terlihat seperti jamur.3. Sebutkan pemeriksaan laboratorium mikrobiologi untuk menunjang diagnosis penyebab infeksi pada organ penglihatan!Jawab: a. Mikroskopis langsung, melalui pengecatan/pewarnaan spesimen dan mengidentifikasi mikroorganisme secara morfologis.b. Biakan/kulturPengumpulan spesimen untuk kultur aerob dan anaerob dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut. 1. Telinga luar: swab dari liang telinga luar; dilakukan pada dasar pus (jika ada) 2. Telinga tengah dalam: aspirasi Jika membran timpani masih utuh, bersihkan liang telinga luar dengan larutan sabun dan lakukan aspirasi cairan dengan jarum khusus. Lalu cairan dimasukkan ke dalam container steril. Jika membran timpani sudah ruptur, ambil cairan dengan swab menggunakan suatu tangkai melalui spekulum telinga. Transportasi spesimen dilakukan 0,5 mm, dihambat oleh bacitracin dan reaksi katalase negatif.Bakteri ini dapat menimbulkan penyakit seperti faringitis, impetigo, demam rematik, gromerulonefritis, infeksi telinga (otitis media dan mastoiditis), septikemia dan endokarditis.Sebagian besar streptokokus tumbuh dimedium padat sebagai koloni diskoid, biasanya berdiameter 1-2 mm. Energi terutama diperoleh dari penggunaan gula. Pertumbuhan streptokokus cenderung kurang subur pada medium padat atau kaldu kecuali diperkaya dengan darah atau cairan jaringan. Pertumbuhan sebagian besar streptokokus hemolitik pathogen paling baik pada suhu 37oC. Streptokokus pyogens bersifat -hemolitik grup A.1. Moraxella catarrhalisBakteri ini bersifat fasditious, tidak moti, tidak dapat melakukan fermentasi dan bersifat oksidase positif. Pada pewarnaan gram, bakteri ini tampak seperti basil kecil gram-negatif, tapi dapat juga tampak berbentuk kokobasis atau kokus. Moraxella merupakan flora normal saluran nafas atas dan kadang-kadang menyebabkan bakterimia, endokarditis, konjungtivitis, meningitis atau infeksi lainnya pada pasien imunokompromaise. Sebagian besar bakteri ini rentan terhadap penisilin dan obat anti mikroba lainnya. Moraxella catarrhalis sering menghasilkan -laktamase.Moraxella catarrhalis dulu disebut sebagai Branhamella catarrhalis dan sebelumnya Neisseria catarrhalis. Moraxella catarrhalis dapat dibedakan dengan jenis Neisseria lainnya karena mampu menghasilkan DNase dan tidak memfermentasikan karbohidrat. Bakteri ini menghasilkan butirat esterase yang membentuk dasar uji flourometrik cepat untuk identifikasi.1. Proteus mirabilis

Proteus mirabilis merupakan jenis bakteri aerob yang sering menyebabkan infeksi pada saluran kemih, tetapi juga bisa menginfeksi saluran nafas bagian bawah. Pada pewarnaan gram, berbentuk batang gram negatif. Grup proteus sp. mendeaminasi fenilalanin, motil, tumbuh pada edium kaliu sianida (KCN), dan memfermentasi xilosa. Spesies proteus bergerak sangat aktif dan menggunakan flagel peritrik yang mengakibatkan swarming pada medium padat kecuali swarming dihambat oleh zat-zat kimia seperti medium feniletil alcohol atau CLED (Cystine-Lactose-Electrolyte-Deficient). Proteus mirabilis bersifat protease positif dan apabila dengan pewarnaan Gray maka akan terlihat flagel monotrik.

1. Bacteroides fragilisSpesies bakteroides adalah anaerob yang sangat penting yang menyebabkan infeksi pada manusia. Spesies ini adalah kelompok besar basilus gram negative dan tampak seperti batang yang tipis atau kokobasillus. Spesies bakteroides merupakan adalah flora normal di usus dan organ tubuh lain. Spesies yang banyak yaitu Bacteroides fragilis. Pada biakan agar Brucella dengan media PEA berisi phenylethylalcohol menghambat pertumbuhan gram negatif, bakteri anaerob-fakultatif dan mencegah mikroba menyatu. PEA akan mendukung pertumbuhan bakteri anaerob obligat, baik gram positif dan gram negatif . Media ini disiapkan, disimpan dan ditiadakan dalam kondisi oksigen bebas untuk mencegah pembentukan produk teroksidasi sebelum digunakan. Pada Bacteroides fragilis di dalam komponen empedu memproduksi asam asetat dan asam suksinat, positif aktivitas reduksi nitrat, dan dapat memfermentasi karbohidrat.1. Infeksi Jamur1. Aspergilus sp.Aspergilus sp. tumbuh secara cepat, menghasilkan hifa aerial dengan ciri struktur konidia yang khas : khonidiofora panjang dengan vesikel terminal yang fialidnya menghasilkan rantai konidia yang bertumbuh secara basipetal. Spesies diidentifikasi berdasarkan perbedaan morfologi struktur, termasuk ukuran, bentuk, tekstur, dan warna konidia. Pada infeksi di paru-paru, konidia membesar dan bergeminasi menghasilkan hifa yang cenderung menginvasi kavitas yang sudah ada (aspergiloma atau bola fungi) atau pembuluh darah. Pada pemeriksaan sputum langsung dengan KOH atau calcafluor white atau potongan histologi, hifa Aspergilus sp. mempunyai lebar yang sama (sekitar 4 m), hialin, bersepta, dan bercabang secara dikotom. Pada biakan, Aspergilus sp. tumbuh dalam beberapa hari pada sebagian besar medium pada suhu ruangan. Spesies diidentifikasi berdasarkan morfologi struktur konidia.

Pertanyaan.1. Apa yang terlihat secara mikroskopik dan makroskopik pada pemeriksaan mikroorganisme penyebab infeksi pada organ pendengaran?Jawab: Pada praktikum ini tidak dilakukan swab telinga.1. Sebutkan mikroorganisme tersering penyebab infeksi pada organ pendengaran?Jawab: Streptokokus pneumonia, Streptokokus pyogenes, Moraxella catarrhalis, Proteus mirabilis, Bacteroides fragilis dan Aspergillus Sp.

VI. KESIMPULANPada praktikum ini telah diketahui berbagai macam mikroorganisme penyebab gangguan pada organ penglihatan, penghidu, pengecapan dan pendengaran. Diantara mikroorganisme penyebab tersebut terdapat flora normal yang menjadi infeksi oportunistik sehingga menimbulkan berbagai gangguan pada organ penginderaan. Untuk menentukan diagnosis serta penyebab dari berbagai macam gangguan tersebut maka perlu diadakan pengambilan spesimen untuk digunakan pada prosedur pemeriksaan mikrobiologik sederhana sehingga mikroorganisme penyebab dapat diidentifikasi.

DAFTAR PUSTAKA0. Brooks G, Butel J, Morse S, Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Ed. 23. Jakarta : EGC, 2007.0. Buku Panduan Praktikum (BPP) Modul Penginderaan.

1