lap tut amalgam semester 4 tutorial 8

Upload: ardian-pradana

Post on 12-Jul-2015

621 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL AMALGAM KEDOKTERAN GIGI

Oleh : KELOMPOK TUTORIAL 8

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2010

ANGGOYA KELOMPOK TUTORIAL 8

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Triyana Rochmawati Ongky Hidayat Lila Cita Pratiwi Rahmaniar Dwiya Ika Novitri Wulandari Riska Arizona Amalia Damayanti Chandra Ronika Riezky D.Wahyudi

(081610101004) (081610101010) (081610101025) (081610101051) (081610101055) (081610101059) (081610101085) (081610101096) (081610101102) (081610101105) (081610101107) (081610101111) (081610101113)

10. Lussie Novita 11. Erick Adrianto 12. Yulia Lestari 13. Kiki Adrianto

TUTOR KELOMPOK TUTORIAL 8

drg. Nadie Fatimatuzahro

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini, tentang Amalgam Kedokteran Gigi. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VI pada skenario pertama pada Blok Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi II. Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. drg. Nadie Fatimatuzahro selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok VI Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 13 Februari 2010

Tim Penyusun

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, dimana komponen utamanya adalah liquid yaitu logam mercury, powder yaitu paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan presentase yang lebih kecil. Kedua lomponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi. Tumpatan atau tambalan amalgam , prang awam biasanya menyebutnya dengan tambalan timah, yang masih dipakai sampai sekarang, mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Tumpatan atau tambalan amalgam ini mempunyai ciri mengkilap seperti logam bila tambalan ini telah setting atau mengeras. Idealnya tumpatan yang kita pakai jangan menggunakan almagam lagi, hal ini dihubungkan debgan insiden tingkat mercury yang ada didalam darah kita, seperti kita ketahui salah satu komponen dari Yang merupakan polemic efek buruk dari amalgam adalah kandungan dari mercury dimana mercury merupakan bahan yang sangat toxic terhadap sel tubuh, amalgam akan mengalami kontraksi dan ekspansi selama masa pemakaiannya dan kemungkinan akan mengeluarkan bahan mercury yang terkandung suatu bahan tumpatan amalgam. Hal ini bisa dicegah dengan melakukan prosedur triturasi atau penyaringan mercury. Kelebihan : 1. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama didalam mulut ( pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik ) asalkan tahp-tahap penambalan sesuai dengan prosedur. 2. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak sepertibahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena factor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.

3. Penambalan dengan amalgam relative lebih simple dan mudah dan tidak terlalu technique sensitive bila dibandingkan denagn resin komposit, dimana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tamabal resin komposit. 4. Biaya relative rendah atau murah Kekurangan: 1. Secara estetis kurang baik karena warna yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapt diindikasikan untuk gigi anterior. 2. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus dimana tepi tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitman. 3. Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Juga mengeluhkan adanya rasa sensitive terhadap rangsang panas atau dingin. 4. Toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan mercury yang dikandungnya. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Jelaskan tentang pengertian, syarat, tipe, komposisi, sifat, keuntungan dan kerugian, manipulasi, aplikasi, alat dan bahan yang digunakan untuk manipulasi amalgam, reaksi kimia, proses terjadinya korosi yang terjadi! 1.3 Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui tentang pengertian, syarat, tipe, komposisi, sifat, keuntungan dan kerugian, manipulasi, aplikasi, alat dan bahan yang digunakan untuk manipulasi amalgam, reaksi kimia, serta proses terjadinya korosi yang terjadi!

BAB II TINJAUAN PUSTAKAPerawatan kedokteran gigi memiliki bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan mutu kehidupan pasien kedokteran gigi. Tujuan ini dapat dicapai dengan mencegah penyakit, menghilangkan rasa sakit, memperbaiki efisiensi pengunyahan, meningkatkan pengucapan dan memperbaiki estetika. karena banyak dari tujuan ini memerlukan penggantian atau pengubahan struktur gigi yang ada , tantangan utama para praktisi di kedokteran gigi adalah mengembangkan dan memilih bahan prostetik yang memiliki biokompabilitas yang dapat menahan kondisi lingkungan dalam mulut yang kurang menguntungkan. Bahan yang mungkin digunakan untuk mengganti struktur gigi yang hilang antara lain logam, keramik, polimer dan komposit (Philip, 2003 : 1). Amalgam merupakan campulan beberapa logam, yaitu air raksa, perak, seng, tembaga dan beberapa logam lainnya. Berdasarkan kandungan tembaganya amalgam dibedakan menjadi dua yaitu amalgam konvensional dan amalgam high copper. Jenis amalgam konvensional pada umumnya digunakan pada tumpatan pasien dewasa sedangkan amalgam high copper digunakan untuk bahan tumpatan pasien anak anak. Kandungan tembaga di dalam amalgam memberikan sifat lunak.Pada amalgam jenis high copper mempunyai kandungan tembaga lebih banyak dibandingkan kandungan pada jenis amalgam konvensional, sehingga jenis amalgam ini digunakan untuk bahan tumpatan pada anak yang mempunyai kekuatan kunyah lebih lebih kecil dibandingkan pada pasien dewasa. Sifat Biologi Amalgam Amalgam biasanya digunakan untuk bahan tumpatan gigi posterior.Namun dibalik kekerasannya amalgam mempunyai sifat biologi yang buruk seperti yang disebutkan dalam penelitian.(Galloza,2004:8) menyatakan bahwa logam merkuri yang terkandung dalam amalgam dapat membahayakan kesehatan manusia. Para dokter gigi pada umumnya akan terkontaminasi uap logam ini saat melakukan titurasi. Uap merkuri yang terhirup dapat

meracuni dan merusk paru. Pada pasien amalgam akan kontak lansung dengan jaringan pada rongga mulut, jika logam merkuri ini tertelan atau mengenai jaringan juga dapat membahayakan kesehatan Arberg et al,1969 dalam (Yanuar,2004 ) melaporkan bahwa dosis tunggal metilmerkuri nitrat pada manusia 95% dapat diserap. Absorbsi yang efiesien dari metilmerkuri ini juga ditunjukan dari penelitian lain yang menggunakan sukarelawan manusia yang menerima dosis oral metilmerkuri terikat protein. Sampai 80% uap senyawa metilmerkuri seperti uap metilmerkuri klorida dapat diserap melalui pernafasan. Penyerapan metilmerkuri dapat juga melalui kulit namun data kuantitatifnya tidak tersedia. Namun menurut Galloza at al (2004:9) amalgam bisa digunakan pada segala usia, pada gigi posterior yang memiliki tekanan yang kuat, pada pasien yang patuh dalam menjaga kebersishan rongga mulut, dan ketika biaya menjadi pertimbangan bagi pasien. Namun amalgam tidak bisa digunakan ketika estika menjadi hal yang diutamakan dan pasien meiliki riwayat alergi terhadap mercury. Beberapa sifat bahan harus dipertimbangkan ketika bahan kedokteran gigi dipilih untuk digunakan secara klinis. Petimbangan ini termasuk biokompatibilitas, sifat fisik-kimia, karakteristik penanganan, estetika dan ekonomis. dari sifat-sifat ini, biokompatibilitas menentukan apakah bahan tersebut dapat digunakan intraoral. Dalam kelompok bahan biokompatibilitas, keempat pertimbngan lain akan menentukan penerimaan dari sifat fisokimia, kemudahan pemrosesan, estetika yang baik, dan harga yang terjangkau. (Philip, 2003 : 11). Bahan yang akan digunakan dalam pembuatan konstruksi restorasi secara tidak langsung akan melibatkan keahlian operator dalam memanipulasinya mulai dari perbandingan bahan, pencampuran, pengadukan, dan aplikasi. Dibutuhkan kemampuan ilmu dan skill yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan target klinis yang ada yaitu memberikan efek biokompatibilitas bagi jaringan dan rasa aman bagi pasien. Target ini tercapai bila ada kemampuan khusus dalam memahami sifat bahan. Diantara sifat bahan yang harus diketahui adalah sifat-sifat biologis,kimia, dan mekanis. Adapun sifat-sifat lainnya akan mengikuti dari pertimbangan tiga sifat di atas. Amalgam adalah material KG gigi yang paling tua pengguanaanya .Yaitu lebih dari 150 tahun material ini digunakan dalam perawatan kesehatan rongga mulut.(Galloza at al.2004:8). Amalgam memiliki poison ratio 0,35 merupakan nilai paling tinggi dibandingkan dengan ceramic (0,29) dan Titanium (0,34). Kekerasanya (hardness) 90 Kg/mm, tensile

Strengt Yield 39,98 MPa, Compresive strength 275,1-344,74 MPa, Modulus elastis 60 GPa, ekspansi termal 22-28x10-6/oC, densitas 53,8 g/cm3 (Galloza at al..2004:2) Sifat Kimia Amalgam Amalgam menpunyai kecenderungan korosi di dalam lingkungan romgga mulut akibat strukturnya yang heterogen, permukaanya yang kasar dan adanya lapisan persenyawaan oksida yang belum sempurana. Amalgam yang kurang mampat akan porus dan terkena korosi.(Pitt Fort,1993:65) BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian amalgam Dental Amalgam adalah jenis logam campur khusus yang mengandung merkuri (Hg) sebagai salah satu konstituennya (Aloi air raksa). Karena merkuri bersifat cair pada temperatur kamar (titik bekunya -39), merkuri dapat dicamur dengan logam lain. Dental Amalgam adalah bahan tambal yang paling banyak dipergunakan untuk gigi posterior. Air raksa dicampur dengan bubuk aloi utnuk mendapatkan bahan plastis, kemudian dimasukkan ke dadalam kavitas yang telah dipreparasi. Amalgam yang telah setting (mengeras) lebih kuat dari semua jenis semen gigi dan semua bahan tumpatan gigi anterior. B. Syarat syarat tumpatan amalgam yang baik pada kedokteran gigi 1. Secara biologis : - tidak mengiritasi pulpa dan mukosa 2. toksisitas sistemik rendah kariostatis kemurnian dari Hg agar tidak terjadi kontaminasi permukaan merkuri pada amalgam jauh lebih rendah untuk mengalami toksik

Secara mekanis : - kuat menerima beban kunyah

3.

Modulus elastisitas tinggi Tidak mudah abrasi, atrisi dan erosi

Secara termis : Koefisien ekspansi termis mendekati atau sama dengan enamel dan dentin Difusi termis rendah

4.

Estetik baik dan adhesinya juga baik 5. Perubahan dimensi kecil (perubahan saat pengerasan atau setting biasanya karena suhu dan waktu) 6. Radiopaque, agar mudah mendeteksi kedudukan restorasi dan adanya karies 7. Harus mudah dimanipulasi dan harganya terjangkau

C. Klasifikasi amalgam Alloy untuk pembuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe : pertama, alloy konvensional, mengandung kurang dari 6% kuprum, formula kimia bahan ini mengalami hanya sedikit perubahan sejak bertahuntahun; kedua, alloy kaya kuprum, yang mulai banyak dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang-kadang disebut sebagai high copper alloy). 1. Alloy Konvensional Alloy konvensional mengandung konstitusi dasar sebagai berikut : Silver 67 - 74% Tin 25 - 27% mercury beramalgamsi lebih cepat. Perbedaan utama antara berbagai alloy konvensional terletak pada bentuk dan ukuran partikelnya. Alloy yang dipotong dengan mesin bubut atau lathesin bubut bisa berbentuk coarse atau grain halus. Alloy adalah berupa campuran partikel-partikel; partikel dengan ukuran berlainan tersebar di dalam alloy dan tersusun secara efisien. Alternatif lain untuk menghasilkan partikel alloy selain memotong dengan lathe adalah pembuatan partikel Kuprum 0 - 6% Zinc 0 - 2%

Beberapa alloy yang mengandung atau yang telah mengandung hingga 2 sampai 3%

spheris. Beberapa alloy mengandung campuran partikel yang dipotong dengan lathe dan partikel spheris. 2. Alloy Kaya Kuprum Alloy ini mempunyai beberapa tipe sebagai berikut : a. Blended Alloy, kadang-kadang juga disebut dispersion modified alloy; alloy ini mengandung dua bagian partikel alloy konvensional yang dipotong dengan lathe (dalam satuan berat) ditambah satu bagian alloy silver-copper eutectic spheris (kira-kira 70% Ag + 30% Cu). Komposisi keseluruhan kira-kira adalah sebagai berikut : Silver 69% Tin 7% Kuprum 13% Zinc 4%

b. Alloy yang merupakan kebalikan tipe (a) di atas. Alloy ini mengandung dua bagian alloy spheris (satuan berat) terdiri dari 60% Ag, 25% Sn, 15% Cu, ditambah satu bagian alloy konvensional. Komponen terakhir ini dapat dalam bentuk spheris atau partikel fine grain hasil pemotongan dengan lathe. 3. Kuprum Amalgam Merupakan alloy campuran antara alloy konvensional dan cooper amalgam. Biasanya dipergunakan untuk restorasi gigi decidui. Bahan ini tersedia dalam bentuk pil mengandung 60 sampai 70% mercury dan 30% kuprum. Dalam penggunaannya bahan dipanaskan sampai tetesan mercury muncul di lalu di-triturasi seperti pada bahan amalgam lain, dan kemudian kondensasi di dalam kavitas. Bahan ini tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai tambalan tetap karena terjadi mercury hygiene yang jelek. D. Sifat-sifat amalgam Sifat amalgam secara umum adalah sebagai berikut : 1. Sifat Fisik : Perubahan Dimensi Perubahan dimensi diakibatkan oleh faktor saat manipulasi, khususnya karena kandungan merkuri (Hg) 2. Sifat Kimia a. Korosi dalam amalgam. Makin tinggi kandungan merkuri, mengakibatkan berkurangnya pengkerutan, tapi menurunkan kekuatan mekanik.

Korosi adalah kerusakan pada metal akibat terjadi reaksi kimia / elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi dapat mengakibatkan tingginya porusitas, berkurangnya strength (kekuatan), berkurangnya sifat adhesi (perlekatan), dan terjadi iritasi pada mulut pasien dan larutan buffer fosfat dapat menghambat terjadinya proses korosi. b. Tarnish (perubahan warna) Pada amalgam sangat mudah terjadi perubahan warna (diskolorasi) setelah jangka waktu pemakaian yang lama. Tarnish di permukaan Amalgam kandungan tembaga tinggi berhubungan dengan fasa Tembaga Cu6Sn5 dan silver-copper eutectic. Amalgam dengan kandungan tembaga rendah, tarnish dibanding fasa Ag Hg . Oleh bentuk / fasa. Ag3Sn lebih mudah terjadi karena sifat ini amalgam tidak digunakan

untuk tambalan gigi anterior karena nilai estetisnya yang kurang baik. 3. Sifat Mekanik a. Compressive Strength (Kekuatan Kompresi / tekan) Amalgam dapat menahan tekanan kompresi (compression) dan lemah dalam tarik (tension) dan geser (shear), maka kavitas yang dibua harus berdasarkan kekuatan kompresi (compressive) agar dapat diterima dan meminimalkan gaya tarik dan geser (tension dan shear). Nilai tinggi untuk kekuatan kompresi pada amalgam merupakan keuntungan, karena dapat mengurangi kemungkinan terjadinya fraktur pada saat tekanan kunyah yang sangat kuat dari pasien sebelum terbentuk kekuatan maksimal (setelah 7 hari) tercapai. b. Tensile Strength (Kekuatan Tarik) Nilai kekuatan tarik amalgam lebih rendah dari kekuatan kompresinya. Pada bagian yang tipis dari tambalan amalgam dan juga pada bagian tepinya, mempunyai peluang untuk terjadinya fraktur / patah. Untuk mencegah terjadinya kepatahan (fraktur), material yang bersifat brittle, memerlukan dukungan yang cukup dari struktur-struktur di sekitarnya dan kadang- kadang memerlukan penguatan dengan penjepit logam (metal pins) yang ditanam di dalam dentin. Kekuatan tarik harus cukup tinggi untuk dapat menahan gaya tarik dari gigitan pasien agar tidak terjadi fraktur. c. Modulus Elastik (kemampuan untuk meregang) Ketika Modulus Elastik ditentukan dengan nilai pemuatan rendah sekitar 0,025-0,125 mm/menit, nilai Modulus Elastik yang berlaku adalah 11-20 Gpa. High Copper Alloy cenderung lebih kaku daripada Low Copper Alloy. Jika nilai pemuatan

meningkat, maka nilainya 62 Gpa.

sifat viskoelastisitasnya tidak mempengaruhi Modulus Elastik, yang

d. Deformasi Plastis ( Flow dan Creep) Creep menyebabkan amalgam untuk mengalir dengan tekanan / gaya yang konstan, maka amalgam sebagai tambalan dalam kavitas akan menonjol keluar. Tonjolan ini sangat menonjol di tepi-tepinya dan tonjolan ini lemah, akibatnya lama kelamaan akan terjadi fraktur. Kerendahan nilai creep pada High Cooper Amalgams, akan meningkatkan sifat brittle amalgam dan menurunkan tegangan / stress pada suhu kamar di bawah tambalan. 4. Sifat Termal Amalgam memiliki nilai thermal diffusivity (penyebaran panas) yang tinggi, seperti yang diharapkan untuk material logam restorasi, sehingga amalgam disebut juga sebagai konduktor yang baik. Oleh sebab itu sebelum amalgam dimasukkan ke dalam kavitas, harus diberikan basis terlebih dahulu di dasar kavitas dan juga bertindak sebagai isolator. Koefisien thermal expansion amalgam nilainya 3 kali lebih besar daripada dentin. Makanya, apabila pasien sering makan atau minum dengan suhu yang panas/dingin sekali, akan menyebabkan terjadinya ekspansi sehingga terjadi perubahan perlekatannya terhadap gigi akan berkurang. dimensi. Jika terjadi ekspansi akan timbul mikro leakage (kebocoran tepi) di sekitar tambalan, sehingga adhesi atau 5. Sifat Biologis Merkuri yang terkandung dalam amalgam tidak berbahaya bagi pasien, namun berbahaya bagi dokter gigi (operator), staff, dan lingkungan sekitar apabila sisa amalgam dibuang di sembarang tempat. Jika dosis yang sedikit, menurut penelitian akan mengganggu proses pencernaan. Namun toksisitas ini jarang terjadi. Merkuri dalam bentuk uap amat berbahaya karena dapat mencapai pembuluh darah di otak lewat paruparu yang mengakibatkan terjadi kerusakan saraf. Merkuri dalam bentuk lain (cair atau padat, bagian dari materi organik/inorganik) tidak begitu berbahaya / toksisitasnya rendah. Walaupun mudah terserap melalui kulit/mukosa atau bahkan tertelan, merkuri ini akan segera dilepas dalam bentuk ion di dalam darah dan pada saluran pencernaan serta segera dikeluarkan melalui ginjal (urin) atau dalam feses. Bahaya lain yang dapat ditimbulkan oleh merkuri misalnya dapat terjadi penyakit yang ringan, sclerosis, gangguan jiwa ringan, dermatitis bagi pasien yang sensitive dan gangguan pernapasan bagi dokter gigi dan asistennya, maka perlu perlahan saat

melakukan mixing (trituration), kondensasi ataupun saat mengganti amalgam lama yang sudah terjadi kerusakan. Maka, bahan restorasi gigi yang terdiri dari merkuri (amalgam) harus disimpan dengan baik, jauh dari adanya sumber panas, karena jika udara sekitarnya panas, merkuri akan makin mengkontaminasi udara di sekitarnya. Merkuri dari amalgam tidak boleh berkontak langsung dengan tangan, karena merkuri dapat diserap dengan baik oleh kulit, walaupun dampak yang ditimbulkannya tidak secara langsung. Sisa amalgam yang tidak terpakai, harus disimpan di dalam air atau larutan kimia yang terfiksasi dan tertutup dalam wadah untuk mencegah kemungkinan dapat menyebabkan kontaminasi udara sekitarnya. Sifat amalgam berdasarkan senyawa penyusunnya yaitu sebagai berikut : 1. Silver (Ag) Lunak, metal putih ductile, sebagai konduktor panas dan listrik yang paling baik, lebig kuat dan keras dari emas namun lebih lunak dari copper. Fungsinya yaitu membentuk senyawa logam dan merkuri sehingga meningkat pemuaian, meningkatkan waktu pengerasan dan menambah kekuatan, serta meningkatkan daya tahan terhadap tarnish. 2. Tin (Tn) Berkilau, halus, metal putih, dapat dikombinasikan dengan platinum dan palladium dan tampak keras. Fungsinya untuk mempengaruhi amalgam, menurunkan pemuaian saat pengerasan, membentuk anti merkuri, menurunkan kekuatan serta meningkatkan korosi dan brittlenesss. 3. Tembaga (Cu) Lunak, metal ductile dengan konduktivitas termal dan listrik tinggi, karakteristik warna merah. Fungsinya yaitu untuk menambah kekuatan dan kekerasan, meningkatkan pemuaian saat pengerasan tetapi menurunkan kelenturan. 4. Zinc (Zn) Metal warna putih kebiruan, terbentuk tarnish saat udara lembab, dalam bentuk murni yaitu halus, brittle dan low strength. Bahan ini berfungsi untu mengurangi oksidasi dalam campuran alloy, kontaminasi dengan oksigen dan cepat bereaksi. Oksidasi ini melemahkan amalgam.Biasanya sekitar 0,01%. 5. Merkury (Hg) berupa liquid untuk meningkatkan ekspansi dan meningkatkan kelenturan. Bentuk Partikel Amalgam 1. Lathe Cut Bentuk irreguler, dengan pemotongan ingot alloy.

2. Admixed Bentuk campuran, modifikasi sifat-sifat pemakaian terutama packability 3. Spherical Bentuk bulat, mudah homogen dan biasanya membutuhkan sedikit merkuri. E. Keuntungan Dan Kerugian Kelebihan :

Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.

Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.

Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu technique sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit.

Biayanya relatif lebih rendah

Kekurangan :

Gmbr. Tambalan amalgam yang kurang baik, di mana tepi-tepi tambalannya terlihat sudah tidak intak dan membayang kehitaman.

Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.

Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman

Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.

Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.

Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.

F.

Manipulasi dan aplikasi bahan tumpatan amalgam serta reaksi kimia yang terjadi MANIPULASI AMALGAM Ada 5 tahapan dalam memanipulasi amalgam. Tahapan tersebut yaitu pro-porsi, triturasi, kondensasi, triming dan carving, serta polishing. Berikut akan dije-laskan satu per satu. 1. PROPORSI Pada tahap ini, seorang dokter gigi atau asisten dokter gigi melakukan pe-nimbangan air raksa dan logam alloy. Hal ini dilakukan untuk menentukan rasio air raksa:logam alloy. Rasio air raksa:logam alloy dipengaruhi oleh komposisi lo-gam campur, ukuran partikel, bentuk partikel, dan suhu pengerjaan (Anusavice, 1996:325). Pada prinsipnya perbandingan rasio air raksa:logam alloy harus ditimbang dengan benar sebelum dilakukan triturasi (Anusavice, 1996:325). Sebab jumlah Hg yang terlalu banyak atau terlalu sedikit akan mempengaruhi kwalitas amalgam yang dihasilkan. Hg

yang terlalu sedikit akan mengakibatkan amalgam yang terbentuk bersifat kering dan kasar, karena Hg tidak berikatan dengan semua logam (Anusavice, 1996:328). Hal ini mengakibatkan kekuatan amalgam menu-run dan amalgam mudah korosif. Pada awal tahun 1960-an perbandingan rasio air raksa:logam alloy dibuat berlebih (Anusavice, 1996:324). Perbandingan rasio air raksa:logam alloy yaitu 7:5 atau 8:5. Seperti yang kita ketahui apabila Hg (air raksa) berlebih akan berpengaruh pada kekuatan amalgam. Oleh karena itu pada metode ini kelebihan amalgam akan dibuang dengan cara diperas dan atau sewaktu kondensasi (Anusavice, 1996:324). Metode ideal untuk menentukan perbandingan rasio air raksa:logam alloy a-dalah dengan metode atau teknik air raksa minimal atau teknik Eames (Anusavice, 1996:324). Teknik ini diperkenalkan pada tahun 1959 oleh seorang dokter gigi bernama Eames. Menurut teknik ini perbandingan rasio air raksa:logam alloy adalah 1:1 untuk logam berbentuk lathe-cut atau 50% Hg, sedangkan untuk sferis, Hg-nya 42% (Anusavice, 1996:325). 2. TRITURASI Triturasi berarti percampuran atau pengadukan Hg dengan alloy (Anusavice, 1996:302). Triturasi dapat dilakukan secara manual atau mekanis. Alat yang digunakan dalam proses triturasi manual adalah lumpang dan alu, sedangkan untuk triturasi mekanis menggunakan amalgamator (Anusavice, 1996:325-326). Yang harus diperhatikan selama proses triturasi adalah waktu, kecepatan dan jenis alloy (Anusavice, 1996:327). Hal ini penting karena triturasi yang baik merupa-kan triturasi yang optimal. Triturasi yang optimal menghasilkan amalgam ber-kwalitas baik. Sifat amalgam yang dihasilkan dipengaruhi oleh proses triturasinya. Tritura-si yang berlebihan atau over triturasi akan menghasilkan amalgam yang bersifat lengket dan mudah mengeras, triturasi yang kurang atau under triturasi akan menghasilkan amalgam yang bersifat kasar dan buram, sedangkan triturasi yang baik akan menghasilkan amalgam yang bersifat mengkilat dan halus (Anusavice, 1996:328-329). Sifat tersebut berpengaruh pada kekuatan dan korosifitas amal-gam. 3. KONDENSASI Kondensasi bertujuan untuk memadatkan logam campur ke dalam cavitas sehingga tercapai kepadatan maksimal dengan cukup air raksa yang tertinggal un-tuk menjamin kelanjutan tahap matriks di antara partikel-partikel alloy yang ada (Anusavice, 1996:329).

Pada perbandingan rasio air raksa:logam alloy berlebih, kondensasi juga bertujuan untuk membuang sisa Hg (Anusavice, 1996:329). Kondensasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah triturasi. Semakin la-ma jarak antara triturasi dan kondensasi akan berakibat pada penurunan kekuatan amalgam (Anusavice, 1996:329). Selain itu kondensasi harus dilakukan dalam kondisi kering. Hal ini dikarenakan kontaminasi air dengan Zn akan mengakibat-kan ekspansi tertunda (Anusavice, 1996:329). Kondensasi dapat dilakukan secara manual atau mekanik. Kondensasi ma-nual dilakukan dengan menggunakan amalgam karier yang berfungsi untuk mem-bawa amalgam dan stoper amalgam yang berfungsi untuk memadatkan amalgam (Anusavice, 1996:330). Kondensasi manual dilakukan dengan memasukkan amalgam ke dalam cavitas selapis demi selapis kemudian ditekan-tekan. Tekanan yang digunakan kurang lebih sebesar 13,3 - 17,8 N (Anusavice, 1996:331). Amalgam harus nampak mengkilat. Hal itu menandakan jumlah Hg cukup. Sisa Hg yang timbul akibat proses kondensasi dapat diambil dengan tampon.

4. TRIMING DAN CARVING Triming bertujuan untuk membuang kelebihan amalgam dan carving bertu-juan untuk membentuk amalgam sesuai dengan anatomis gigi. Triming dan car-ving dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama Hollenbeck (Anusavice, 1996:332). Triming dan carving dilakukan setelah amalgam dikon-densasi (Anusavice, 1996:332). Setelah amalgam di-triming dan carving, amal-gam diburnis. Amalgam diburnis dengan menggunakan burniser berujung bulat (Anusavice, 1996:332). 5. POLISHING Proses terakhir amalgam adalah polishing. Polishing dilakukan 24 jam sete-lah proses triming dan carving (Anusavice, 1996:332). Hal ini dikarenakan selama 24 jam tersebut amalgam akan mengalami ekspansi dan kontraksi (Anusavice, 1996:312). Proses tersebut akan berakhir setelah 24 jam. Polishing dilakukan dengan menggunakan rubber dan bubuk pemoles basah atau pasta (Anusavice, 1996:332). Polishing bertujuan untuk menutup mikroporositi amalgam sehingga amalgam tidak mudah korosif (Anusavice, 1996:332).

Sumber : Anusavice, K.J. 1996. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi ed 10. (alih bahasa: Johan Arief Budiman dan Susi Purwoko). Jakarta : EGC.

G. Struktur dan Setting Reaksi A. Alloy Konvesional Reaksi yang terjadi antara alloy dental amalgam dan mercury sangat rumit. Beberapa fakta yang berhubungan dengan reaksi antara senyawa intermetalik silver-tin (Ag3Sn) fase dan mercury adalah sebagai berikut : Selama dan setelah pencampuran, fase larut dalam mercury.Terjadi reaksi yang menghasilkan pembentukan dan pertumbuhan kristal yang terdiri atas sedikitnya dua fase : i. Senyawa Ag2Hg3 dengan struktur heksagonal, disebut fase gamma 1 ii. Suatu senyawa tin dengan mercury berstruktur heksagonal dengan formula Sn7-8Hg disebut fase gamma 2 Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Ag3Sn + Hg Ag2Hg3 + Sn7-8Hg + Ag3Sn(unreacted) atau, gamma + Hg gamma 1 + gamma 2 + gamma Struktur bahan setelah set : berupa struktur inti dengan sebuah inti yang terdiri dari gamma yang tidak bereaksi dan matrik dari senyawa gamma 1 dan gamma 2; matrik ini tumbuh membentuk suatu susunan jala yang tidak terputus-putus.

B. Alloy Kaya Cuprum Manfaat utama bahan ini adalah bahwa struktur yang telah mengeras tidak mengandung komponen gamma 2. Blended alloy. Reaksi yang terjadi adalah antara Ag3Sn ditambah spheris Ag-Cu dan Hg, dan berlangsung dalam dua tahap: Tahap 1 : Seperti pada reaksi alloy konvensional; pada reaksi ini Ag-Cu tidak turut terlibat.

Tahap 2 : Reaksi antara senyawa gamma 2 dan spherik Ag-Cu, mendorong terbentuknya senyawa kuprum-tin dan lebih banyak gamma 1, sehingga : Sn7-8Hg + Ag-Cu Cu6Sn5 + Ag2Hg3 atau, gamma 2 + Ag-Cu Cu6Sn5 + gamma 1 Didapati Cu6Sn5 berbentuk seperti sebuah lingkaran mengelilingi partikel Ag-Cu. Bahan yang telah set terdiri dari inti yang terbuat dari : (i) Ag3Sn dan (ii) Ag-Cu dikelilingi oleh lingkaran Cu6Sn5 dan matrik gamma 1.

H. Proses Korosi Titik awal untuk diskusi tentang korosi elektrokimia adalah sel elektrokimia. Sel semacam ini terdiri atas empat komponen yaitu anoda, katoda, elektrolit, dan ammeter. Anoda berupa restorasi amalgam sedang katodanya adalah restorasi logam campur emas. Saliva merupakan cairan elektrolit. Anoda mewakili permukaan atau daerah pada permukaan dimana ion-ion positif terbentuk, yaitu permukaan logam yang terkorosi. Reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:

Mo M+ + ePerhatikan bahwa terbentuk elektron bebas (e-) sehingga kadang-kadang disebut sebagai reaksi oksidasi.Pada katoda atau daerah katodik akan terjadi reaksi yang memakan elektron bebas yang dibentuk pada anoda. Berbagai kemungkinan dapat terjadi dan tergantung pada lingkungan. Sebagai contoh, ion logam dapat dikeluarkan dari larutan untuk membentuk atom logam, ion hidrogen dapat diubah menjadi gas hidrogen atau dapat terbentuk ion hidroksil. M+ + e- Mo 2H+ + +2e- H2 2H2O + O2+4e- 4(OH)-

Proses ini disebut sebagi reaksi reduksi. Elektrolit berfungsi untuk memasok ion-ion yang dibutuhkan pada katoda dan untuk membawa produk korosi pada anoda. Sirkuit eksternal berfungsi sebagai jalur konduksi untuk membawa elektron (arus listrik) dari anoda ke katoda. Bila voltmeter diletakkan pada sirkuit ini sebagai ganti ammeter, perbedaan potensial listrik (voltase [V]) dapat diukur. Voltase ini mempunyai peran teoritis yang penting. Sel elektrokimia yang sederhana ini, pada prinsipnya adlaah baterai karena aliran elektron pada sirkuit eksternal mampu menghidupkan bola lampu pada senter atau menimbulkan sensasi fisiologi seperti nyeri. Agar korosi elektrokimia dapat berlangsung, produksi elektron melalui reaksi oksidasi pada anoda harus diimbangi secara tepat oleh konsumsi elektron pada reaksi reduksi di katoda. Sering kali reaksi katodik dapat dianggap sebagai gaya penggerak utama pada korosi elektrokimia. Ini adalah faktor pertimbangan penting dalam menentukan kecepatan proses korosi dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi atau menghilangkan korosi.Dasar dari diskusi tentang korosi elektrokimia adalah rangkaian gaya elektromotif (EMF). Klasifikasi ini adalah elemen-elemen sesuai dengan urutan kelarutannya dalam air. Nilai potensial dihitung untuk elemen-elemen dalam keseimbangan, dengan larutan yang mengandung satu berat atom dalam gram dalam ion-ion pada 1000 mL air pada temperatur 25oC. Potensial standar ini dapat dianggap sebagai voltase dari sel elektrokimia yang satu katupnya adalah elektroda hidrogen (persaman 3), yang secara acak dinyatakan sebagai nol, dan katup lainnya adalah elektroda dari elemen yang bersangkutan. Tanda elektroda potensial menunjukkan polaritas dari sel tersebut. Logam dengan potensial positif mempunyai kecenderungan yang lebih rendah untuk larut dalam lingkungan air. Jika dua logam direndam dalam elektrolit dan dihubungkan oleh konduktor listrik, akan terbentuk kopel listrik (elektric couple). Dengan penandaan yang digunakan logam yang mempunyai elektroda potensial paling rendah akan menjadi larutan. Jadi, kekuatan dan arah arus tergantung terutama pada elektroda potensial dari logam-logam tersebut. Contoh yang umum dari fenomena ini adalah pelarutan elektroda seng pada baterai senter, dimana elektroda yang lain adalah grafit dan kontak listrik dibuat melalui filemen dari bola lampu. Disintegrasi dari permukaan elektroda seng tersebut merupakan contoh dari proses yang terjadi pada korosi.

Posisi relatif dari setiap unsur pada rangkaian elektromotif tergantung tidak saja pada kecenderungan pelarutannya, tetapi juga pada konsentrasi efektif dari ion-ion unsur tersebut yang ada dalam lingkungan. Jika konsentrasi ion dari unsur meningkat pada lingkungan, kecenderungan bagi unsur tersebut untuk larut akan berkurang. Rangkaian EMF memberikan informasi hanya mengenai apakah terjadi reaksi korosi tertentu. Pada situasi sesungguhnya, rangkaian EMF ini tidak dapar meramalkan timbulnya atau kecepatan korosi. Kenaikan kandungan logam pada lingkungan pada akhirnya mencegah korosi lebih lanjut. Logam kadang-kadang berhenti berkorosi hanya karena lingkungan sekitarnya menjadi jenuh dengan ion-ion logam.situasi semacam ini tidak bisa terjadi pada restorasi gigi karena ion yang melarut dihilangkan melalui makanan, cairan, dan penyikatan gigi. Jadi, korosi akan berlanjut. Asalkan ada elektrolit, beberapa jenis korosi elektrokimia dapat terjadi dan semuanya akan terjadi sampai batas tertentu pada rongga mulut karena saliva, dengan garam-garam yang dikandungnya, adalah elektrolit yang lemah. Sifat elektrokimia dari saliva tergantung pada komposisi, konsentrasi komponen-komponennya, pH, tegangan permukaan, dan kapasitas buffer. Semua faktor ini mempengaruhi kekuatan setiap elektrolit, juga besar proses korosi yang terjadi. Pada lingkungan korosi basah pada logam terkorosi, ada dua jenis reaksi yang berlangsung berbarenganpada permukaan logam. Ion-ion logam masuk ke larutan atau membentuk produk korosi karena reaksi anodik dan ion-ion lain akan berkurang pada reaksi katodik. Kedua reaksi ini dapat terjadi pada daerah-daerah yang terdistribusi secara acak di permukaan logam, atau lebih sering, ada daerah-daerah dimana logam hanya larut (anodik) dan daerah dimana ion-ion lain dikeluarkan (katodik). Beberapa bentuk korosi elektrokimia didasarkan pada mekanisme yang menghasilkan daerah-daerah tidak homogen ini.

Korosi galvanik atau korosi logam yang tidak sama

Tipe korosi elektrokimia yang penting terjadi ketika logam yang tidak sama berada pada kontak fisik langsung satu sama lain. Kaitannya dengan kedokteran gigi adalah dua restorasi yang terpisah yang permukaan logamnya secara kimia tidak sama. Kombinasi logam yang dapat menimbulkan arus galvanik atau elektrogalvanisme dapat mempunyai kontak langsung maupun tidak berkontak langsung. Efek syok galvanik sudah dikenal dengan baik di kalangan kedokteran gigi. Sebagai contoh, andaikan bahwa restorasi amalgam, terletak pada permukaan oklusal dari gigi atas yang berantagonis langsung dengan inlay emaspada gigi bawah. Karena kedua restorasi ini dalam keadaan dibasahi saliva, kaan timbul kopel listrik, dengan perbedaan potensial antara kedua restorasi yang berbeda ini. Jika kedua tambalan saling berkontak, secara mendadak akan timbul arus pendek melalui kedua logam campur tersebut. Akibatnya akan timbul nyeri yang hebat. Efek yeng serupa dapat ditemukan bila kita menyentuhkan ujung garpu perak ke restorasi lempeng emas atau inlay dan pada saat yang sama membiarkan bagian garpu yang laen berkontak dengan lidah. Potongan kertaas alumunium yang tidak terdeteksi pada kentang panggang yang dimakan dapat juga menimbulkan efek yang sama. Jika gigi-gigi tidak saling berkontak, perbedaan potensial listrik atau EMF antara kedua tambalan ini masih tetap ada. Arus pendek juga tetap ada. Saliva membentuk elektrolit,dan jaringan keras serta lunak merupakan sirkuit eksternalnya. Daya resistensi dari sirkuit eksternal ini cukup besar bila dibandingkan dengan yang ada ketika kedua restorasi saling berkontak. Arus listrik yang di ukur antara mahkota emas dan restorasi amalgam dalam satu rongga mulut, tetapi tidak saling berkontak, tampaknya sekitar 0,5-1A dalam kaitannya dengan EMF sebesar 500mV. Arus ini akan menjadi lebih besar jika ada dua logam yang berbeda, tetapi juga dapat terjadi antara restorasi yang terbuat dari logam yang sama, yang tidak pernah benar-benar sama dalam hal komposisi atau struktur permukaannya. Arus listrik bahkan ada pada satu restorasi logam yang terisolir,walaupun lebih kecil. Pada situasi seperti ini sel dibentuk dari perbedaan potensial yang ada dari dua elektrolit, yaitu saliva dan cairan jaringan. Istilah cairan jaringan digunakan untuk menyebut cairan dentin, cairan jaringan lunak, dan darah yang merupakan saraan untuk menyempurnakan sirkuit eksternal. Cairan ini mengandung ion klorida dalam konsentrasi tujuh kali lebih besar dari pada saliva. Jadi, diandaikan bahwa permukaan dalam restorasi gigi yang terpajan cairan dentin mempunyai potensial lebih aktif. Walaupun besar arus ini biasanya berkurang sewaktu

restorasi makin berumur, besar inimasih mendekati nilai yang disebut diatas. Pengulasan vernis cenderung dapat menghilangkan syok galvanik.

Komposisi heterogen Jenis lain dari korosi galvanik adalah yang mempunyai hubungan dengan komposit heterogen dari permukaan logam. Contoh dari tipe ini adaalh logam campur eutetik dan peritektik. Ketahanan terhadap korosi dari logam-logam campur tersebut secara umum lebih kecil dari pada larutan padat. Alasannya sekarang ini dapat dilihat dengan jelas. Jika sebuah logam campur yang mengandung eutetik direndam dalam elektrolit, butiran logam dengan potensial elektroda yang lebih rendah akan terserang dan mengakibatkan korosi. Sama halnya dalam larutan pada, setiap struktur inti kurang tahan korosi dibanding struktur homogen karena perbedaan pada potensial elektroda yang disebabkan oleh segregasi dan variasi komposisi antara dendrit-dendrit . bahkan larutan padat yang homogen agak rentan terhadap korosi karena perbedaan pada struktur antara butiran dan batas-batasnya. Batas butiran dapat berfungsi sebagai anoda, dan bagian dalam butiran sebagai anoda. Hasilnya adalah korosi dari bahan pada daerah anoda pada batas butiran. Daerah sambungan yang disolder dapat terkorosi karena perbedaan komposisi dari kombinasi logam campur-solder.

Ketidakmurnian pada logam campur apapun akan meningkatkan korosi. Kotoran ini biasanya terletak pada batas butiran, yang lebih mudah terserang oleh keadaan berada pada kondisi energi yang lebih tinggi. Kototran tersebut, seperti kontaminasi merkuri dari logam emas, mempunyai perbedaan potensial dari butiran-butiran itu sendiri. Logam murni terkorosi dengan kecepatan jauh lebih lambat dibanding logam campur, karena lebih kecil kemungkinan adanya kotoran atau fase kedua, yang berfungsi sebagai miniatur dari sel elektroda yang berbeda.

BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dental Amalgam adalah jenis logam campur khusus yang mengandung merkuri (Hg) sebagai salah satu konstituennya (Aloi air raksa) 1. Syarat syarat tumpatan amalgam Pertimbangan biologis Pertimbangan mekanis Pertimbangan termis Estetik baik dan adhesinya juga baik Perubahan dimensi kecil Radiopaque Harus mudah dimanipulasi dan harganya terjangkau 2. Klasifikasi amalgam Alloy untuk pembuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu : 1. Alloy konvensional 2. Alloy kaya kuprum : a. Blended alloy b. Alloy yang merupakan kebalikan blended alloy c. Alloy yang mengandung fluoride

3. Komposisi amalgam secara umum Menurut ADA (American Dental Assosiation), Komposisi utama tumpatan amalgam yaitu silver (Ag) dan tin (Tn), sedang kan komponen tambahannya yaitu copper (Cu), zinc (Zn), gold, palatinum, indium, selenium, merkuri (Hg). Komponen tambahan pada amalgam biasanya berfungsi untuk mengubah resistensi terhadap korosi dan sifat fisik amalgam 4. Sifat-sifat amalgam

1. Sifat Fisik : Perubahan Dimensi 2. Sifat Kimia : a. Korosi b. Tarnish 3. Sifat Mekanik a. Compressive Strength (Kekuatan Kompresi / tekan) b. Tensile Strength (Kekuatan Tarik) c. Modulus Elastik (kemampuan untuk meregang) d. Deformasi Plastis ( Flow dan Creep) 4. Sifat Termal 5. Sifat Biologis

5. MANIPULASI AMALGAM Ada 5 tahapan dalam memanipulasi amalgam. Tahapan tersebut yaitu pro-porsi, triturasi, kondensasi, triming dan carving, serta polishing

DAFTAR PUSTAKA Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC E.C.Combe.1992.Sari Dental Material.Jakarta:Balai Pustaka