amalgam am

17
Restorasi Amalgam Rifani 160112090056 Pembimbing : Kurniasri Darliana drg, M.Pd No telp : 085659211303

Upload: ri-fani

Post on 24-Jul-2015

544 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Amalgam Am

Restorasi Amalgam

Rifani160112090056Pembimbing :Kurniasri Darliana drg, M.Pd

No telp : 085659211303

Page 2: Amalgam Am

Amalgam• Amalgam adalah bahan tambal yang dibuat dari campuran air raksa

(Hg) dengan suatu logam paduan (alloy).

• Komposisi logam paduan alloy▫ Perak▫ Timah ▫ Tembaga ▫ Seng

• Perak memiliki sifat ketahanan terhadap tarnish, • Timah bersifat mudah berikatan dengan air raksa, Semakin besar

kandungannya, kontraksi amalgam, kekuatan & kekerasan semakin rendah

• Tembaga memberikan kekuatan dan kekerasan pada amalgam, • Seng mencegah masuknya O2 ketika terjadi fusi logam paduan • Air raksa kadang-kadang ditambahkan untuk menciptakan kondisi pre-

amalgamisasi pada logam paduan.

Campuran dominan

Page 3: Amalgam Am

• Air raksa (Hg) merupakan logam yang berada dalam kondisi cair pada suhu kamar (titik beku -39ºC, serta dapat mencampurkan logam lain seperti perak, timah dan tembaga menjadi satu bahan yang solid.

• Air raksa adalah bahan yang sangat beracun, tetapi setelah dicampur dengan logam paduan menjadi tidak berbahaya lagi.

• Cara penyimpanan dan penanganan air raksa dengan baik : Ventilasi ruangan yang baik Tidak menggunakan karpet karena dapat menjebak air

raksa yang terjatuh Kelebihan air raksa dianjurkan untuk ditampung dalam

botol berisi air. Hindarkan kontak dengan kulit Hindarkan kontak dengan emas

 

Page 4: Amalgam Am

Tahap manipulasi

1. Perbandingan alloy / Hg• Jumlah alloy ditentukan dengan:

▫ ditimbang (% berat)▫ tablet (pengadukan mekanik)▫ amplop (yang telah ditimbang lebih dulu)▫ dispenser volume (kelemahannya: sulit menakar bubuk dengan

tepat & alloy dapat melekat pada dinding dalam dispenser)• Jumlah Hg:

▫ ditimbang▫ dispenser volume (lebih mudah & cepat)▫ Hg harus murni dan bersih

2. Triturasi : pencampuran & pengadukan alloy amalgam dengan Hg.• Teknik : Manual (Mortar & pestle ->(alloy : Hg = 5:7 atau 5:8)

Amalgamator

3. Kondensasi : penumpatan massa amalgam yang plastis ke dalam kavitas dengan menggunakan stopper amalgam atau pistol amalgam sehingga tercapai kepadatan maksimal dari amalgam.Penekanan pada kavitas beban 4-5 kg

Page 5: Amalgam Am

• Akibat kondensasi yang terlambat:▫ Adaptasi amalgam jadi kurang baik▫ Kelebihan Hg sukar dibuang▫ Ikatan antar bagian amalgam berkurang▫ Kekuatannya berkurang

4. Carving : pembentukan dan pengukiran dengan burnisher sampai mendekati bentuk anatomi gigi ideal, pasien diinstruksikan menutup mulut untuk menghindari terlalu tingginya tambalan

5. Pemolesan : dilakukan setelah 24 jam.Tujuan :▫ Mencegah menyangkutnya sisa makanan▫ Mencegah infeksi gusi dan lidah▫ Estetik▫ Mencegah tarnish dan korosi

Page 6: Amalgam Am

• Setelah mengering, amalgam tampak berwarna perak yang dapat mengkilap apabila dilakukan prosedur pemolesan. Amalgam direkomendasikan untuk digunakan sebagai bahan tambal gigi posterior yang memerlukan banyak kekuatan tetapi nilai estetisnya dapat diabaikan.

• Amalgam yang baik dapat bertahan 12-15 tahun. Tapi sekarang ini amalgam mulai banyak ditinggalkan karena bahan tambal ini buruk secara estetik.

• Kelebihan Hg pada permukaan tumpatan harus dibuang sehingga pada pengerasan akhir, diharapkan kandungan Hg < 50%

Page 7: Amalgam Am

Karakteristik Amalgam

a. Toksisitas Bagian berbahaya dari amalgam adalah air raksanya, unsur ini

akan mengalami proses pelepasan pada saat tirturasi, kondensasi serta pemolesan. Air raksa dalam bentuk uap ini memiliki sifat yang sangat toksik.

Penelitian menunjukkan bahwa air raksa pada tambalan amalgam merembes ke dalam struktur gigi, bahkan bisa sampai menembus pulpa.

Selama proses pengunyahan dilaporkan terjadi proses pelepasan air raksa. Namun sampai saat ini sangat jarang dilaporkan adanya keracunan air raksa pasca penambalan amalgam.

Sebuah penelitian melaporkan pahwa pasien bertambalan amalgam sebanyak 8-10 tambalan terkontaminasi uap air raksa sebesar 1,1-4,4 µm/hari. Nilai ini jauh dari batas ambang toleransi kontaminasi air raksa pekerja tambang sebesar 350-500 µm/hari. Bagi tenaga kesehatan gigi ambang toleransi kontaminasi air raksa ditetapkan sebesar 50 µg/m3 luas ruangan kerja.

Page 8: Amalgam Am

Air raksa memiliki kepadatan 14 kali lebih besar dari air biasa, oleh karena itu tumpahan satu tetes saja sudah cukup berarti untuk mengkontaminasi udara.

Selain keracunan, efek negatif lain dari air raksa yang dapat timbul adalah reaksi alergi yang biasanya ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitan bernafas, dan pembengkakan. Tingkat kejadian alergi hanya 1% dari populasi yang mendapat tambalan amalgam. Bila hal ini terjadi setelah penambalan amalgam maka tambalan harus dibongkar dan diganti dengan bahan tambal lain.

b. Kekuatan Tambalan amalgam sering mengalami patah di daerah tepi yang

akan mempercepat terjadinya korosi, karies sekunder, serta kegagalan klinis yang lebih berat.

Berdasarkan penelitian, kekuatan tekan amalgam bila ditangani dengan baik dan benar adalah 310 Mpa. Tembaga merupakan unsur yang memperkuat amalgam, sehingga amalgam dengan kandungan tembaga tinggi akan lebih kuat daripada yang kandungan tembaga kecil.

Page 9: Amalgam Am

Selain kandungan tembaga, kandungan air raksa juga berpengaruh terhadap kekuatan amalgam. Air raksa yang terlalu sedikit akan menyebabkan amalgamasi yang tidak menyeluruh sehingga akan menghasilkan tambalan amalgam dengan permukaan kasar dan berlubang-lubang. Air raksa yang terlalu banyak juga menyebabkan berkurangnya kekuatan tambalan amalgam dalam jumlah besar.

c. Daya alir / flow√ Menurut ADAS No 1 untuk bahan amalgam dipersyaratkan

mempeunayi daya alir di bawah 3%.

√ Tingkat daya alir menurut penelitian terbukti berhubungan denagn kerusakan tepi amalgam, yaitu makin tinggi daya alir makin besar derajat kerusakan tepi.

√ Amalgam dengan kandungan tembaga rendah daya alirnya berkisar antara 0,8 – 8%

Page 10: Amalgam Am

d. Thermal konduktivitas Amalgam penghantar panas yang baik oleh karena itu perlu

semen sebagai penyekat untuk melindungi pulpa

e. Perubahan Dimensi Ekspansi

Penyebab: Proses tirturasi dan kondensasi yang tidak memadai, Terkontaminasinya amalgam yang mengandung seng oleh

kelembaban selama proses tirturasi dan kondensasi.

Ekspansi terjadi setelah hari ke-4 atau ke-5 setelah penambalan, oleh karena itu bila sebelum hari itu pasien mengeluh sakit pada gigi yang ditambalnya bisa dipastikan bukan akibat ekspansi.

Pada saat ekspansi terjadi, tambalan akan menekan dinding kavitas yang menjalar ke kamar pulpa sehingga menimbulkan rasa sakit pada pasien, bila dibiarkan tambalan akan tampak menonjol keluar dari kavitas.

Page 11: Amalgam Am

KontraksiPerubahan dimensi kedua yang mungkin terjadi adalah kontraksi yang bisa terjadi akibat proses tirturasi dilakukan dengan tidak benar. Besarnya kontraksi kebanyakan tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan biasa karena besarnya hanya sekitar 20 µm.

Kontraksi celah antara tumpatan dengan dinding kavitas karies sekunder

• Perubahan dimensi dapat menyebabkan gagalnya tambalan amalgam karena karies sekunder, patahnya tepi tambalan atau pecahnya tambalan. Perubahan yang terjadi adalah korosi, tarnish serta tekanan yang berkaitan dengan daya kunyah.

Page 12: Amalgam Am

Efek variasi manipulasi terhadap sifat amalgam

• Hg berkurang menyebabkan ekspansi bertambah, kekuatan menurun

• Waktu triturasi bertambah menyebabkan setting ekspansi berkurang, kekuatan bertambah

• Tekanan kondensasi bertambah menyebabkan setting ekspansi berkurang, kekuatan bertambah

• Kontaminasi air (zinc amalgam) menyebabkan setting ekspansi bertambah, kekuatan berkurang

Page 13: Amalgam Am

Sifat-sifat amalgam yang relevan dengan kondisi klinis

▫ Kekuatan, amalgam untuk restorasi gigi posterior ▫ Perubahan dimensi. Amalgam yg mengandung Zn jika

terkena air akan terjadi expansi ▫ Tarnish oleh sulfur dapat hilang dalam pemolesan▫ Korosi akibat tarnish

Keuntungan restorasi amalgam Murah Mudah digunakan untuk direct restorative

Page 14: Amalgam Am

Kelemahan restorasi amalgam

• Kurang estetis• Harus didukung jaringan gigi yang memadai • Karies sekunder, • Brittle material (mudah pecah/patah meskipun kuat) • Korosi ; adalah penurunan kualitas permukaan subsurface

restorasi karena reaksi kimia atau elektrokimia

Korosi dapat pula disebabkan oleh perbedaan sifat elektromagnetik antara 2 logam yang dijadikan tambalan, misalnya pada tambalan amalgam yang bersinggungan dengan tambalan logam. Ini disebabkan karena terbentuknya arus galvanis.

Daya tahan terhadap korosi akan meningkat bila amalgam dipoles benar-benar mengkilat.

Page 15: Amalgam Am

… Kelemahan restorasi amalgam

• Tarnish ; adalah perubahan warna pada permukaan amalgam karena berkontak dengan sulfur (belerang) / deposit film membentuk lapisan sulfida (mengeras = berubah menjadi hitam)

• Kebocoran tepi adalah kegagalan yang paling sering terjadi.Kebocoran tepi dapat terdeteksi dengan adanya parit diantara tambalan dengan dinding kavitas yang dapat berlanjut dengan pembentukan karies sekunder. Pembentukan karies sekunder akan semakin cepat bila kebersihan mulut pasien tidak baik.

Penyebab pertama kebocoran tepi adalah : - Bentuk preparasi yang tidak baik, - Ada email yang dibiarkan mengantung tanpa dukungan di daerah tepi kavitas. - Kelebihan air raksa, - Keroposnya tambalan amalgam.

Page 16: Amalgam Am

Perlu diperhatikan dalam praktik

• Daya tahan terhadap korosi meningkat jika amalgam dipoles benar-benar mengkilap

• Jika amalgam berkontak dengan logam lain akan terjadi arus galvanis yang akan menyebabkan korosi pada amalgam dan akumulasi Hg pada restorasi logam.

• Jika amalgam berkontak dengan restorasi logam lain, akan menimbulkan metallic taste (rasa logam)

• Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.

Page 17: Amalgam Am