53720879 skenario 1 amalgam

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat satu pembelajaran bahan dan teknologi untuk kedokteran gigi. Bahan dan teknologi ini diaplikasikan pada kehidupan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bahan kedokteran gigi yang digunakan untuk tumpatan gigi. Tumpatan ini mencegah penyebaran bakteri ke jaringan gigi yang lebih dalam dan tentunya mencegah rasa sakit. Masyarakat awam umumnya mengenal beberapa jenis tumpatan yaitu dari bahan GIC (Glass Ionomer Cement), Resin Komposite dan bahan Amalgam. Dental amalgam merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan di Kedokteran Gigi. Pertama diperkenalkan di Perancis pada awal 1800-an, berisi campuran air raksa dengan setidaknya satu logam lainnya. Amalgam telah menjadi metode restoratif pilihan selama bertahun-tahun karena biaya rendah, kemudahan aplikasi, kekuatan, ketahanan, dan efek bakteriostatik. Tetapi idealnya tumpatan yang kita pakai jangan menggunakan amalgam lagi. Hal ini dihubungkan dengan insiden tingkat mercuri yang ada didalam darah kita, seperti kita ketahui salah satu 1

Upload: risa-sasmita

Post on 11-Dec-2014

125 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

amalgam

TRANSCRIPT

Page 1: 53720879 Skenario 1 Amalgam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat satu pembelajaran bahan dan

teknologi untuk kedokteran gigi. Bahan dan teknologi ini diaplikasikan pada

kehidupan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bahan kedokteran gigi

yang digunakan untuk tumpatan gigi.

Tumpatan ini mencegah penyebaran bakteri ke jaringan gigi yang lebih

dalam dan tentunya mencegah rasa sakit. Masyarakat awam umumnya mengenal

beberapa jenis tumpatan yaitu dari bahan GIC (Glass Ionomer Cement), Resin

Komposite dan bahan Amalgam.

Dental amalgam merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan di

Kedokteran Gigi. Pertama diperkenalkan di Perancis pada awal 1800-an, berisi

campuran air raksa dengan setidaknya satu logam lainnya. Amalgam telah

menjadi metode restoratif pilihan selama bertahun-tahun karena biaya rendah,

kemudahan aplikasi, kekuatan, ketahanan, dan efek bakteriostatik. Tetapi idealnya

tumpatan yang kita pakai jangan menggunakan amalgam lagi. Hal ini

dihubungkan dengan insiden tingkat mercuri yang ada didalam darah kita, seperti

kita ketahui salah satu komponen dari tumpat amalgam dalam bahan ini

menggunakan campuran dengan bahan merkuri.

Pada skenario, dijelaskan bahwa tumpatan amalgam mengalami fraktur,

namun pasien tetap memilih bahan yang sama yaitu amalgam. Dari pernyataan

tersebut, kita diharapkan bisa mengetahui amalgam dari segala aspek agar kita

bisa menyeleksi bahan tumpatan gigi yang paling baik dan tidak merugikan bagi

masyarakat.

 

1

Page 2: 53720879 Skenario 1 Amalgam

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja klasifikasi amalgam?

2 Bagaimana komposisi pada bahan tumpatan amalgam?

3 Apa saja syarat dan sifat bahan tumpatan amalgam?

4 Apa saja kelebihan dan kekurangan amalgam?

5 Bagaimana tehnik manipulasi dan reaksi setting bahan amalgam?

6 Bagaimana pengaplikasikan bahan tumpatan amalgam?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan klasifikasi amalgam beserta komposisi masing-masing

amalgam.

2. Menjelaskan komposisi pada bahan tumpatan amalgam.

3. Menjelaskan syarat dan sifat bahan tumpatan amalgam.

4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan amalgam.

5. Menjelaskan tehnik manipulasi dan reaksi setting bahan amalgam.

6. Menjelaskan pengaplikasikan bahan tumpatan amalgam.

2

Page 3: 53720879 Skenario 1 Amalgam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Amalgam adalah jenis logam campur yang khusus mengandung merkuri

sebagai salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature

kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. Proses amalgamasi

modern dimulai di klinik ketika tetesan merkuri dikeluarkan dari sebuah ruang

tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain yang mengandung amalgam, kedua

komponen tersebut diaduk bersama dengan alat amalgamator. Proses amalgamasi

berlanjut sementara segmen-segmen massa plastis terkondensasi di bawah tekanan

yang kuat terhadap dinding gigi-gigi yang sudah dipreparasi, atau jika ada,

terhadap pita matriks. Reaksi berlanjut selama proses manipulasi di dalam mulut

berkurang dalam waktu beberapa menit ketika amalgam gigi mulai meningkat

kekuatan dan kekerasannya. Walaupun reaksi dapat berlangsung bebrapa hari,

amalgam gigi sudah cukup kuat untuk menerima tekanan gigit yang sedang dalam

waktu beberapa jam saja. (Anusavice, Kenneth J, 2004:301)

Cara Pembuatan Alloy

Alloy konvensional dihasilkan dengan menggabungkan beberapa logam

murni sehingga diperoleh suatu ingot yang kemudian dihomogenisasi dan

dipotong menjadi kepingan-kepingan kecil. Homogenisasi membantu terjaminnya

semua kepingan mempunyai sifat dan komposisi yang sama. Bantuk dan ukuran

partikel potongan alloy mempunyai arti yang sangat penting. (Combe, 1992:193)

Suatu alloy yang amsih baru dipotong bereaksi sangat cepat dengan

merkuri. Ini dapat dijelaskan sebagian disebabkan oleh kerena dislokasi dan

imperfeksi pada kisi-kisi alloy yang dapat meningkatkan reaktifitas kimianya. Bila

kepingan alloy disimpan pada suhu kamar selama beberapa bulan , reaktifitasnya

akan merosot; alloy tersebut disebut mengalami penuaan (aging). Hasil yang

serupa dapat terjadi lebih cepat dengan merebus kepingan pada air mendidih

selama 30 menit. Metoda penuaan secara cepat ini biasanya dilakukan oleh pabrik

untuk memperoleh alloy yang mempunyai sifat-sifat stabil. (Combe, 1992:193)

3

Page 4: 53720879 Skenario 1 Amalgam

Partikel spheris dihasilkan dengan proses atomisasi; yaitu dengan

menyemproykan cairan alloy pada atmosfer yang pasif, di mana tetesan alloy akan

memadat dalam bentuk spheris. Partikel spheris lebih mudah disusun sesuai

dengan ukuran partikelnya daripada partikel yang mempunyai bentuk tidak

beraturan. Campuran ukuran partikel yang dianjurkan berkisar antara 10-37 um.

(Combe, 1992:193)

Dental amalgam adalah bahan tambalan yang paling banyak digunakan

untuk gigi posterior . air raksa yang dicampur yang dengan puder alloy untuk

mendapatkan bahan eplastis yang kemudian dimasukkan kedalam kavitet

preparasi. Amalgam yang telah set atau mengeras lebih kuat dari semua jenis

semen ggi yang ada serta semua bahan tambalan gigi anterior. alloy yang dipakai

bersama dengan mercury untuk keperluan kedokteran gigi diebut dental amalgam

alloy. Sebenarnya tidak benar sebab bahan tersebut bukanlah alloy amalgam tetapi

alloy dari mana dapat dihasilkan suatu amalgam ( E.C.Combe: 1992 )

Komposisi

Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen

utamanya:

likuid yaitu logam merkuri

bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak,

timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan

persentase yang lebih kecil.

Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan

mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.

Alloy untuk pemuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat

diklasifikasikan ke dalam dua tipe; pertama, alloy konvensional, mengandung

kurang dari 6% kuprum, formula kimia ini mengalami hanya sedikit perubahan

sejak bertahun-tahun; kedua , alloy kaya kuprum, yang mulai banyak

dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang disebut sebagai “high

copper alloy”)

4

Page 5: 53720879 Skenario 1 Amalgam

Ada 2 tipe amalgam :

1. Alloy konvensional

Kandungan konstitusi dasar :

Silver 67-74%

Tin 25-27%

Kuprum 0-6%

Zinc 0-2%

2. Alloy kaya kuprum

Silver 69%

Tin 17%

Kuprum 13%

Zinc 4%

Manipulasi

a. Perbandingan alloy/mercury

Perbandingan takaran alloy dengan mercury : amalgam yang telah set

hendaknya kurang dari 50%, ada 2 tehnik yang dikemukakan

i. Menggunakan perbandingan alloy dan mercury 5:7 atau 5:8.

Kelebihan mercury mempermudah triturasi dan dapat diperoleh hasil

campuran yang plastis. Sbelum bahan dimasukkan kdalam kavitet,

kelebihan mercury diambil dengan cara memerasnya dlam kain kassa.

ii. Minimal mercury techniques ( eames techniques ), dimana mercury

dan alloy ditimbang dalam jumlah yang sama, tidak perlu dilakukan

pemerasan mercury sebelum dilakukan kondensasi. Metode

pencampuran secara mekaniss.

b. Triturasi

i. Pencampura manual dengan menggunakan mortar dan pastel.

ii. Pencampuran secara mekanis

5

Page 6: 53720879 Skenario 1 Amalgam

c. Kondensasi

Kondensasi adalah proses memasukkan bahan restorasi amalgam kedalam

kapitas. Bahan hendaknya dikondenasi segera mungkin setelah

pencampuran.

d. Trimming dan carving

Bila kavitas diisi terlalu banyak maka bagis atas yang kaya akan

mercurydapat dibuat dan tambalan dibentuk sesuai dengan

anatomisnya.amalgam yang diperbuat dari serbuk alloy yang kasar lebih

sukar mengukirnya karena kepingan alloy yang agak besar dapat tertarik

oleh instrument dari permukaan. Apabila dikehendaki pengukiran yang

mudah, dapat dipergunakan alloy spheris.

e. Pemolesan

Amalgam konvensional baru dapat dipoles palng cepat 24jam setelah

penambalan, yaitu setelah tambalan cukup kuat. Amalgam yang diperbuat

dari alloy kaya kuprum lebih cepat mendapatkan kekuatannya, disebutkan

bahwa bahan ini dipoles tidak lama setelah penambalan.

Sifat-sifat

1. Toksisitas

2. Reaksi korosi

3. Kebocoran marginal

4. Kekuatan

5. Creep

6. Kegagalan Marginal

7. Perambatan Panas

8. Perubahan Dimensi

6

Page 7: 53720879 Skenario 1 Amalgam

BAB III

PEMBAHASAN

3.2. Klasifikasi, Manipulasi, dan Setting Amalgam

Alloy untuk pembuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat

diklasifikasikan ke dalam dua tipe: pertama, alloy konvensional, mengandung

kurang dari 6% kuprum, formula kimia bahan ini mengalami hanya sedikit

perubahan sejak bertahun-tahun; kedua, alloy kaya kuprum, yang mulai banyak

dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang-kadang disebut sebagai

’high copper alloy’). Dengan semakin majunya penelitian di bidang Ilmu Bahan

Kedokretan Gigi, Untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies

sekunder, telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida dengan

maksud menambah efek anti kariogenik ‘Amalgam+Fluoride’.

3.1.1.Amalgam Konvensional

Perbedaan utama antara berbagai aloy konvensional terletak pada bentuk

dan ukuran partikelnya. Alloy yang dipotong dengan mesin bubut/ lathesin bubut

bisa berbentuk coarse atau grain halus; dari keduanya yang lebih disenangi adalah

partikel grain halus. Alternative lain untuk menghasilkan partikel alloy selain

memotong dengan lathe adalah pembuatan partikel spheris. Perbedaaan antara

lathe cut dan spheris adalah bentuk partikelnya, lathe cut cenderung berbentuk

batang atau jarum tidak seragam, sedangkan spheris berbentuk bulat-bulat

seragam dan kecil. Perbedaan tersebut dikarenakan proses pembuatannya yang

juga berbeda. Beberapa alloy mengandung campuran partikel yang dipotong

dengan lathe dan partikel spheris.

7

Page 8: 53720879 Skenario 1 Amalgam

Lathe Cut (batang, tidak seragam) Spheris (bulat,seragam)

Alloy konvensional mengandung konstitusi dasar sebagai berikut :

Ag = 67-74 %

Sn = 25-27 %

Cu = 0-6 %

Zn = 0-2 %

Selain itu juga mengandung beberapa persen logam Hg sebagai bahan untuk

proses amalgamisasi.

Amalgamasi terjadi ketika merkuri berkontak dengan permukaan partikel

logam campur Ag-Sn. Jika bubuk di triturasi, dibagian luar partikel akan larut

menjadi merkuri. Pada saat bersamaan, merkuri berdifusi ke partikel logam

campur. Merkuri mempunyai daya larut yang terbatas untuk perak (0,035%wt)

dan timah (0,6%wt).

Jika daya larut ini terlampaui, Kristal-kristal dari dua senyawa logam

biner akan berpresipitasi menjadi merkuri. Kedua senyawa ini adalah senyawa

Ag2Hg3 berbentuk kubik dengan pusat dibagian tengah (fase gamma) dan

senyawa Sn7-8Hg heksagonal yang tersusun rapat (fase gamma 2). Karena

kelarutan perak dalam merkuri lebih rendah daripada timah, fase gamma 1

berpresipitasi terlebih dahulu sementara fase gamma 2 berpresipitasi kemudian.

Segera sesudah triturasi, bubuk logam campur bercampur dengan cairan

merkuri, menghasilkan adonan yang mempunyai konsistensi plastis. Sewaktu

8

Page 9: 53720879 Skenario 1 Amalgam

merkuri yang tersisa melarutkan partikel logam campur, Kristal-kristal gamma 1

dan gamma 2 akan bertumbuh. Saat merkuri menghilang amalgam sudah menjadi

mengeras. Sementara saat partikel tertutup dengan kristal yang baru terbentuk,

sebagian besar gamma 1, kecepatan reaksi menurun. Logam campur biasanya

dicampur dengan merkuri pada rasio 1:1. Dengan rasio ini jumlah merkuri tidak

mencukupi untuk bereaksi dengan seluruh partikel logam campur asli; akibatnya,

partikel yang tidak bereaksi akan tetap ada pada amalgam yang mengeras. Partikel

logam campur (sekarang lebih kecil, karena permukaannnya sudah dilarutkan oleh

merkuri), dikelilingi dan diikat bersama-sama dengan Kristal-kristal gamma 1 dan

gamma 2 yang padat.

Jadi, amalgam rendah kandungan tembaga yang tipikal adalah suatu

gabungan dimana partikel-partikel yang tidak dikonsumsi tertanam dalam fase

gamma 1 dan gamma 2.

Sifat fisik dari amalgam yang sudah mengeras tergantung pada

persentase relative dari masing-masing fase struktur mikro. Partikel Ag-Sn yang

tidak dikonsumsi mempunyai efek yang kuat.. makin banyak fase ini yang

teetinggal dalam sruktur akhir, makin kuat amalgamnya. Komponen paling lemah

adalah fase gamma 2. Kekerasan fasse gamma 2 kira-kira 10% dari kekerasan

gamma 1, sementara kekerasan gamma sedikit lebih tinggi daripada gamma 1.

Fase gamma 2 juga merupakan fase yang paling kurang stabil dalam

lingkungan yang korosif dan dapat mengalami erosi, terutama pada leher restorasi.

Secara umum, fase gamma (Ag3Sn) dan gamma 1 murni (Ag2Hg3) adalah stabil

dalam lingkungan rongga mulut. Meskipun demikian gamma 1 dalam rongga

dalam amalgam mengandung sejumlah kecil timah, yang dapat hilang dalam

lingkungan yang korosif.

3.1.2.Amalgam Kaya Kuprum

Sifat mekanisnya yang baik, juga ketahanan terhadap korosi dan

integritas bagian tepi serta kinerjanya dalam perobaan klinis yang lebih baik, bila

dibandingkan dengan logam campur konevensional yang rendah kandungan

tembaga. Ada 2 macam komposisi logam campurkandunagn tembaga tinggi, yang

9

Page 10: 53720879 Skenario 1 Amalgam

pertama adalah bubuk logam campur gabungan, dan ynag kedua adalah bubuk

logam campur berkomposisi tunggal.

a. Logam Campur Gabungan.

Merupakan campuran dari setidaknya dua jenis partikel. Bubuk gabungan

menunjukan partikel lathe-cut rendah kandungan tembaga dan partikel logam

capur Ag-Cu sferis. Bahan ini lebih kuat dariapda amalgam yang dibuat dari

bubuk lathe-cut yang kandungan tembaga nya rendah, karena dengan adanya

kandungan Ag-Cu bekerja sebagai bahan pengisi yang membuat lebih kuat.

Bubuk logam campur gabungan biasanya mengandung bubuk tinggi

tembaga berbentuk sferis sebanyak 30%wt samapai 55%wt. Total kandungan

lopam campur gabungan berkisar antara 9%wt sampai 20%wt.

Reaksi bubuk logam campur gabungan dengan merkuri adalah sebagai berikut :

Partrikel logam campur(β+ϒ)+ Ag-Cu eutetik+Hg ϒ1 + η + partikel

logam campur dari kedua tipe yang tidak digunakan.

b. Logam Campur Komposisi Tunggal

Berbeda dengan logam campur gabungan,setiap partikel pada bubuk ini

mempunyai komposisi kimia yang sama. Komponen utama dari partikel-partikel

ini adalah perak, tembaga , dan timah. Logam campur ini mengandung perak

60%wt, timah 27%wt, tembaga 13%wt. Kandungan tembaga dalam berbagai

logam campur komposisi tunggal berkisar 13wt-30%wt.

Reaksi bubuk logam campur dengan komposisi tunggal terhadap merkuri

adalah sebagai berikut :

Partikel logam campur Ag-Sn-Cu+ Hg ϒ1 + η + Partikel logam campur yang

tidak terkonsumsi.

Fase ϒ2 yang tidak diinginkan dapat juga terbentuk pada amlagam komposisi

tunggal. Ini berlaku jika bubuk yang diatomisasi masih belum menjalni

pemanasan atau jika bubuk dipanaskan terlalu lama pada temperatur terlalu tinggi.

Jika tidak, pada sebagian besar amalgam komposisi tunggal, fase ϒ2 hanya sedikit

atau bahkan tidak terbentuk sama sekali.

10

Page 11: 53720879 Skenario 1 Amalgam

3.1.3.Amalgam Plus Fluoride

Dengan semakin pesatnya perkembangan di bidang ilmu bahan

kedokteran gigi, untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies

sekunder telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida dengan

maksud menambah efek anti kariogenik. Bahan restorasi amalgam yang

mengandung fluorida yang dalam bubuknya merupakan amalgam konvensional

tipe lathe-cut dengan komposisi (brosur Dentoria -France) :

Stanus Fluorida (SnF) 1%,

Perak (Ag) 68%

Timah (Sn) 27%

Tembaga (Cu) 4,5%

Seng (Zn) 1,5%.

Fluorida pada bahan restorasi amalgam dalam bentuk senyawa SnF2.

Senyawa ini terbukti dapat mengurangi kelarutan enamel terhadap asam dan dapat

meningkatkan konsentrasi fluorida di dalam struktur gigi yang berdekatan dengan

bahan restorasi ini. Menurut Phillips, fluorida dalam amalgam cukup dapat

mengurangi kelarutan permukaan enamel dari pengaruh asam, meskipun fluorida

yang terlepas terjadi dalam waktu yang singkat, tetapi cukup efektif untuk

mencegah terjadinya karies.

Mekanisme fluorida yang utama adalah meningkatkan daya tahan enamel

karena adanya remineralisasi, bersifat bakterisid dan menurunkan kemampuan

bakteri memproduksi asam. Karena amalgam yang mengandung fluoride ini

mempunyai daya untuk mencegah karies sekunder maka dapat digunakan juga

pada anak-anak dan dapat digunakan pada orang dewasa.

Selain amalgam yang berflouride ini pada gigi decidui juga dipergunakan

restorasi kuprum amalgam karena sifat kuprum amalgam ini antibakteri dari

kuprum itu sendiri. Bahan ini tersedia dalam bentuk pil mengandung 60 - 70%

mercury dan 30% kuprum. Dalam penggunaannya bahan dipanaskan sampai

tetesan mercury muncul lalu ditrituasi seperti pada bahan amalgam lain dan

kemudian dikondensasi didalam kavitas.

11

Page 12: 53720879 Skenario 1 Amalgam

Karena itulah bahan ini tidak dianjurkan untuk tambalan tetap karena

terjadi mercury hygiene yang buruk. Jadi dapat disimpulkan bahwa amalgam tipe

ini tidak cocok digunakan oleh orang dewasa, tetapi tipe amalgam konvensional

biasanya yang dipakai untuk orang dewasa.

3.2. Sifat-sifat Amalgam

3.2.1.Sifat Fisik Amalgam

a. Creep Creep adalah sifat viskoelastik yang menjelaskan perubahan

dimensi secara bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan

atau beban. Untuk tumpatan amalgam, tekanan mengunyah yang

berulang dapat menyebabkan creep. ANSI – ADA specification no.1

menganjurkan agar creep kurang dari 3%. Amalgam yang rendah

tembaga lebih rentan mengalami kerusakan di bagian tepi,

dibandingkan dengan amalgam yang tinggi kandungan tembaga.

(Craig, 2000)

Amalgam dengan kandungan tembaga yang tinggi

mempunyai nilai creep yang jauh lebih rendah, beberapa bahkan

kurang dari 0,1%. Tidak ada data yang menunjukkan bahwa

mengurangi nilai creep 1% akan dapat mempengaruhi kerusakan tepi.

(Marek, 1992)

Secara umum besarnya creep yang terjadi adalah sebagai

berikut : creep alloy konvensional > creep blonded alloy > creep alloy

komposisi tunggal.(Combe, 1992)

Kekurangan : amalgam yang memiliki tingkat creep tinggi

akan mengalami kerusakan marginal dan mengakibatkan menurunnya

nilai estetik. (Williams, 1979)

Solusi : meminimalkan fase gamma 2 saat setting,

menambahan palladium dan indium (McCabe, 2008)

12

Page 13: 53720879 Skenario 1 Amalgam

b. Stabilitas Dimensional Idealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan

pada dimensinya dan kemudian tetap stabil. Meskipun demikian ada

beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi awal pada saat

pengerasan dan stabilitas dimensional jangka panjang.

Amalgam dapat memuai dan menyusut tergantung pada cara

manipulasinya idealnya perubahan dimensi kecil saja. Kontraksi nya

yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro dan

karies sekunder. Ekspansi yang berlebihan dapat menimbulkan

tekanan pada pulpa dan kepekaan paska operasi. Protrusi dari restorasi

juga dapat diakibatkan oleh ekspansi yang berlebihan.

Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada

seberapa banyak amalgam tertekan pada saat pengerasan dan kapan

pengukuran dimulai. Spesifikasi ADA No.1 menyebutkan bahwa

amlgam dapa berkontraksi atau berekspansi lebih dari 20 µm/cm,

diukur pada 30ºc , 5 menit dan 24 jam sesudah dimulainya trituasi

dengan alat yang keakuratannya tidak sampai 0,5µm. (Anusavice,

2004)

Amalgam dapat meregang dan berkontraksi tergantung saat

manipulasinya. Idealnya perubahan dimensi amalgam terjadi pada

skala kecil. Beberapa kontraksi dapat mengakibatkan kebocoran mikro

dan sekunder karies. (Phillips, 1981)

Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi

perubahan dimensi adalah :

o komposisi alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam,

maka akan lebih besar pula expansi yang terjadi. Semakin besar

jumlah tin, maka kontraksi akan lebih besar.

o rasio mercuri/alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar

tingkat expansinya.

o ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran

partikel menyusut, maka total area permukaan alloy akan

13

Page 14: 53720879 Skenario 1 Amalgam

meningkat. Area permukaan yang lebih besar akan

menghasilkan mercury dengan kecepatan difusi ke partikel yang

lebih tinggi, saat triturasi. Hal ini akan mengakibatkan

kemungkinan kontraksi lebih tinggi saat tahap pertengahan.

o waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum,

semakin lama waktu triturasi, maka expansi akan lebih kecil.

o tekanan kondensasi : jika amalgam tidak mengalami kondensasi

setelah triturasi, akan terjadi kontraksi dalam skala besar karena

tidak terganggunya difusi mercury ke alloy. (Williams, 1979)

Kekurangan : dapat menyebabkan kebocoran mikro dan

karies sekunder. Solusi : Menggunakan “cavity varnish” yang

mengandung larutan resin alami atau sintetis dalam pelarut yang

menguap misalkan eter dan harus tahan air ( McCabe, 2008)

c. Difusi termal

Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar

dari dentin sedangkan koefisien ekspansi termal amalgam 3 kali lebih

besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan sekunder

karies. Solusi : mengisolasi dan menyekat dasar cavitas dengan semen

amalgam (Koudi, 2007)

d. Abrasi

Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek

pada hilangnya sebuah substansi / zat, biasa disebutwear. Mastikasi

melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan, yang mengakibatkan

kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam. (Marke, 1992)

14

Page 15: 53720879 Skenario 1 Amalgam

3.2.2.Sifat Mekanik Amalgam

a. Kekuatan

Dental amalgam mempunyai berbagai macam struktur, dan

kekuatan struktur tersebut tergantung dari sifat individu dan

hubungannya antara satu struktur dengan struktur yang lainnya.

Dental amalgam adalah material yang brittle/rapuh. Kekuatan

tensile amalgam lebih rendah dibanding kekuatan kompresif.

Kekuatan kompresif ini cukup baik untuk mempertahankan kekuatan

amalgam, tetapi rendahnya kekuatan tensile yang memperbesar

kemungkinan terjadinya fraktur/retakan.

Beberapa faktor yang mengontrol/mempengaruhi kekuatan

amalgam :

o rasio mercury/alloy : jika mercury yang digunakan terlalu

sedikit, maka partikel alloy tidak akan terbasahi secara

sempurna sehingga bagian restorasi alloy tidak akan bereaksi

dengan mercury, menyisakan peningkatan lokal porositas dan

membuat amalgam menjadi lebih rapuh.

o komposisi alloy : komposisi tidak terlalu berpengaruh terhadap

kekuatan amalgam. Beberapa sumber mengatakan amalgam

yang tinggi copper dengan tipe dispersi lebih kuat dibanding

alloy dengan komposisi konvensional.

o ukuran dan bentuk partikel : kekuatan amalgam diperoleh

dengan ukuran partikel yang kecil, mendukung kecenderungan

fine atau microfine particles.

o porositas : sejumlah kecil porositas pada amalgam akan

mempengaruhi kekuatan. Porositas dapat dikurangi dengan

triturasi yang tepat, dan yang lebih penting adalah teknik

triturasi yang baik. (Williams, 1979)

15

Page 16: 53720879 Skenario 1 Amalgam

Faktor-faktor berikut ini dapat mendorong terbentuknya suatu

restorasi amalgam yang tidak kuat :

o Triturasi yang tidak sempurna (under-trituration)

o Kandungan mercury yang terlalu besar

o Terlalu kecil tekanan yang diberi sewaktu kondensasi

o Kecepatan pengisian kavitet yang lamban

o Korosi (Combe, 1992)

Kekuatan tarik dari amalgam dengan kandungan tembaga

yang tinggi tidak jauh berbeda dengan amalgam yang memiliki

kandungan tembaga yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kekuatan diantaranya :

o Efek Triturasi. Efek triturasi terhadap kekuatan tergantung pada

jenis logam campur amalgam, waktu triturasi, dan kecepatan

amalgamator. Baik triturasi yang kurang maupun yang berlebih

akan dapat menurunkuan kekuatan dari amalgam tradisional dan

amalgam dengan tembaga yang tinggi.

o Efek Kandungan Merkuri. Faktor penting dalam mengontrol

kekuatan adalah kandungan merkuri dari restorasi tersebut.

Merkuri dalam jumlah yang cukup harus dicampur dengan

logam campur untuk menutupi partikel-partikel logam campur

dan memungkinkan terjadinya amalgamasi yang menyeluruh.

Masing-masing partikel logam campur harus dibasahi oleh

merkuri: bila tidak, akan terbentuk adonan yang kering dan

berbutir-butir. Adonan semacam itu menghasilkan permukaan

yang kasardan berlubang-lubang yang dapat menimbulkan

korosi. Setiap kelebihan merkuri yang tertinggal pada restorasi

dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dalam jumlah yang

cukup besar.

o Efek kondensasi. Tekanan kondensasi, dan bentuk partikel

logam campur, semuanya mempengaruhi sifat amalgam. Jika

16

Page 17: 53720879 Skenario 1 Amalgam

digunakan teknik kondensasi tipikal dan logam campurlathe-

cut, makin besar tekanan kondensasi, makin tinggi kekuatan

kompresinya, terutama kekuatan awal (misalnya pada 1 jam).

Teknik kondensasi yang baik akan memeras keluar merkuri dan

menghasilkan fraksi volume dari fase matriks yang lebih kecil.

Tekanan kondensasi yang tinggi diperlukan untuk mengurangi

porositas dan mengeluarkan merkuri dari amalgamlathe- cut.

Sebaliknya, amalgam sferis yang dimampatkan dengan tekanan

ringan akan mempunyai kekuatan yang baik.

o Efek Porositas. Ruang kosong dan porus adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi kekuatan kompresi dari amalgam yang

sudah mengeras.

o Efek Laju Pengerasan Amalgam. Laju pengerasan amalgam

penting diperhatikan oleh dokter gigi. Karena pasien pada

umumnya diperbolehkan pulang dari praktik gigi dalam waktu

20 menit setelah triturasi amalgam,pertanyaan yang penting

diperhatikan di sini adalah apakah amalgam sudah mempunyai

kekuatan yang cukup untuk menjalankan fungsinya. Ada

kemungkinan bahwa persentase patahnya restorasi amalgam

yang tinggi. Amalgam tidak memperoleh kekuatan secepat yang

kita inginkan. Spesifikasi ADA menyebutkan kekuatan

kompresi minimal adalah 80 MPa pada 1 jam. Kekuatan

kompresi 1 jam dari amalgam komposisi tunggal yang

kandungan tembaganya tinggi sangatlah besar. (Anusavice,

2004)

Kelebihan : ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak

seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan

mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling

berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.

17

Page 18: 53720879 Skenario 1 Amalgam

3.2.3.Sifat Kimia Amalgam

a. Reaksi Elektrokimia Sel Galvanik

Korosi galvanic atau bimetalik terjadi ketika dua atau lebih

logam berbeda atau alloy berkontak dalam larutan elektrolit , dalam

hal ini adalah air ludah . Besarnya arus galvanis dipengaruhi oleh lama

/ usia restorasi , perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dan

daerah permukaan.

Jarak yang cukup lebar / besar dihasilkan dan kontak elektrik

dari beberapa restorasi secara in vivo . Untuk restorasi amalgam–

amalgam , perbedaan potensial korosi sebelum berkontak mungkin

akan berguna dalam memprediksi besarnya arus galvanis, yang mana

paling tidak perbedaan keluarnya adalah 24 mV.

Hubungan lama restorasi dengan besar arus galvanic

berbanding terbalik .artinya semakin lama usia restorasi amalgam

dengan tumpatan lainnya , semakin kecil arus galvanic yang

dihasilkan. (Sutouw, 2004)

Kekurangan : mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan

arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lain.

Solusi : melepas tumpatan logam lain sebelum memakai

tumpatan amalgam.

b. Korosi

Korosi adalah reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan

degradasi struktur dan properti mekanis. Banyak korosi amalgam

terjadi pada bagian pits dan cervical. Korosi dapat mengurangi

kekuatan tumpatan sekitar 50%, serta memperpendek keawetan

penggunaan. (Marke, 1992)

Solusi : memoles tumpatan amalgam, meminimalkan

timbulnya arus galvanis, tidak memakan makanan mengandung asam

secara terus menerus.

18

Page 19: 53720879 Skenario 1 Amalgam

c. Tarnish

Reaksi elektrokimia yang tidak larut, adherent, serta

permukaan film yang terlihat dapat menyebabkan tarnish. Penyebab

discoloration yang paling terkenal adalah campuran silver dan copper

sulfida karena reaksi dengan sulfur dalam makanan dan minuman.

(Marke, 1992)

Kekurangan : gigi terlihat lebih hitam. Solusi: tidak memakan

makanan mengandung sulfur berlebih.

3.2.4.Sifat Biologi Amalgam

a. Alergi

Secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi

antibodi yang ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitn

bernafas, pembengkakan, dan gejala lain. Dermaititis kontak atau

reaksi hipersensitif tipe 4 dari Commbs mewakili efek samping

fisiologis yang paling mungkin terjadi pada amalgam gigi, tetapi

reaksi ini terjadi oleh kurang dari 1 % dari populasi yang di rawat.

(Anusavice, 2004)

Solusi : tidak menggunakan tumpatan amalgam (tumpatan

jenis lain yang dipakai).

b. Toksisitas

Sejak awal penggunaannya kemungkinan efek samping dari

air raksa sudah mulai dipertanyakan. Kadang-kadang masih ada

dugaan bahwa keracunan air raksa dari tambalan gigi adalah penyebab

dari penyakit-penyakit tertentu yang diagnosisnya tidak jelas dan ada

bahaya bagi dokter gigi atau asistennya. Ketika uap air raksa terhirup

selama pengadukan penempatan dan pembuangan.

Tidak diragukan bahwa air raksa merembes ke dalam struktur

gigi. Suatu analisis pada dentin dibawah tambalan amalgam

19

Page 20: 53720879 Skenario 1 Amalgam

mengungkapkan adanya air raksa yang turut berperan dalam

perubahan warna gigi.

Sejumlah air raksa dilepaskan pada saat pengunyahan tetepi

kemungkinan keracunan dari air raksa yang menembus gigi atau

sensititasi terhadap garam-garam air raksa yang larut dari permukaan

amalgam sangat jarang terjadi . kemungkinan pyang paling menonjol

bagi asimilasi air raksa dari amalgam gigi adalah melalui tahap

uapnya. (Anusavice, 2004)

Kekurangan : merkuri adalah elemen yang beracun, baik

sebagai logam bebas maupun unsur dari senyawa kimia. Raksa larut

dalam lemak dan sewaktu-waktu dapat terhirup oleh paru-paru yang

mana akan teroksidasi menjasi Hg2+. Kemudian ia akan

ditransportasikan dari paru- paru oleh sel darah merah ke jaringan lain

termasuk sistem saraf pusat. Merkuri dengan mudah menjadi senyawa

metil merkuri, melewati barrier darah-otak dan juga plasenta kepada

janin. Konsekuensinya, metilmerkuri dapat nerakumulasi di otak dan

berefek kepada bayi yang akan dilahirkan. (Nicholson, 2002)

Debu merkuri bisa dikeluarkan ke udara selama triturasi,

kondensasi atau pembuangan tunpatan amalgam yang telah lama.

Tumpatan merkuri dalam proses pembedahan dapat mengakibatkan

kontaminasi udara dalam jangka panjang (McCabe, 2008)

Solusi : material yang mengandung raksa harus disimpan

jauh dari sumber panas, menjamin adanya ventilasi yang baik pada

pembedahan, pemilihan tipe lantai yang cocok, penyimpanan

amalgam di bawah air atau larutan fiksatif kimia, jangan disentuh

denga tangan, menggunakan masker, memakai teknik hand condenser,

ruang tidak berkarpet.

3.3. Syarat Amalgam yang Baik

a. Biokompatibel terhadap rongga mulut ( tidak mengiritasi, tidak toksik,

tidak allergen, stabil dalam suhu rongga mulut, dan lain-lain)

20

Page 21: 53720879 Skenario 1 Amalgam

b. Mudah dimanipulasi

c. Tahan lama ( mampu bertahan lama dalam lingkungan rongga mulut)

d. Mempunyai tensile dan compressive strength yang cukup kuat

terutama untuk gigi-gigi yang memiliki beban kunyah yang besar

3.4. Kelebihan dan Kekurangan Amalgam

3.4.1.Kelebihan

a. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang

paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam

melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan

dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada

beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih

dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap

penambalan sesuai dengan prosedur.

b. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan

lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus

karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi

seperti gaya kunyah dan cairan mulut.

c. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah

dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan

resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu

tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan

bahan tambal resin komposit.

d. Biayanya relatif lebih rendah dan dapat disimpan lebih lama jika

dibandingkan dengan bahan restorasi lainnya.

3.4.2.Kekurangan

a. Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras

dengan warna gigi dan juga mudah mengalami perubahan

warna (tarnish) sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi

depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan.

21

Page 22: 53720879 Skenario 1 Amalgam

b. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-

tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat

menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak

membayang kehitaman.

c. Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi

dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam.

Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien

terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap

rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut

tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien

dapat beradaptasi.

d. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan

dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan.

Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan

larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.

e. Adanya korosi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan

porositas, penurunan integral marginal, berkurangnya

kekuatan, dan pelepasan produk-produk metal dalam

lingkungan rongga mulut. Galvanic korosi jiga bisa dapat

terjadi yaitu korosi yang terjadi apabila amalgam berkontak

dengan bahan restorasi lainnya, misalnya emas, amalgam

konvensional, alloy prostodonti, dan lainnya.

3.5. Aplikasi Amalgam

a. Amalgam digunakan sebagai bahan tumpatan gigi posterior, karena

cenderung lebih kuat untuk menerima beban kunyah yang besar.

b. Amalgam digunakan untuk restorasi karies pada gigi permanen untuk

kelas I, II, dan V.

c. Amalgam juga digunakan untuk pembuatan die dan pengisian saluran

akar.

22

Page 23: 53720879 Skenario 1 Amalgam

d. Amalgam dengan fluoride digunakan untuk tumpatan gigi anak-anak.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan :

1. Amalgam adalah suatu alloy air raksa (Hg) dengan satu atau beberapa

logam lain.

2. Syarat amalgam meliputi sifat kimia, sifat biologi, biokompatibelitas, dan

sifat mekanis.

3. Klasifikasi dan komposisi amalgam: berdasarkan kandungan copper yaitu

low copper = conventional alloy dan high copper. Berdasarkan kandungan

zinc yaitu zinc containing dan zinc free. Berdasarkan bentuk dan ukuran

partikel yaitu lathe-cut, admixed, dan spherical.

4. Komposisi Amalgam:

Alloy konvensional : Silver / perak (Ag) 67-74%, Tin / timah (Sn) 25-

27%, Cuprum / tembaga 0-6%, dan Zinc / seng 0-2%.

Alloy kaya Cu : Silver 69%, Tin 17%, Cuprum 13%, dan Zinc 4%.

5. Sifat - sifat amalgam meliputi toksisitas, korosi, kebocoran marginal,

kekuatan: triturasi yang tidak sempurna, kandungan mercury yang terlalu

besar, terlalu kecil tekanan yang diberikan saat kondensasi, kecepatan

pengisian kavitas lambat, korosi, creep, kegagalan marginal, konduktivitas,

perubahan dimensi.

6. Kelebihan amalgam adalah lebih kuat dibandingkan dengan bahan tambal

lain dalam melawan tekanan kunyah, ketahanan terhadap keausan sangat

tinggi, penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah, dan

biayanya relatif lebih murah.

7. Kekurangan amalgam adalah secara estetis kurang baik karena warnanya

yang kontras dengan warna gigi, alergi terhadap pasien, sensitif terhadap

rangsang panas atau dingin, mengandung merkuri.

23

Page 24: 53720879 Skenario 1 Amalgam

8. Manipulasi amalgam antara lain melalui proses proportioning, triturasi,

kondensasi, trimming dan carving, dan polishing.

9. Aplikasi amalgam yaitu tumpatan yang lebih sering dipergunakan pada gigi

posterior.

24

Page 25: 53720879 Skenario 1 Amalgam

DAFTAR PUSTAKA

Combe,EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah: Slamat Tarigan. Jakarta :

Balai Pustaka.

Anusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta :

EGC.

25