lap. prk. rangkain listrik

34
The Learning university RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL Disusun Oleh : SILFIA DWI ANANDA/120351402784 Kelompok 2/Off A Prodi Pendidikan IPA

Upload: silfiananda

Post on 08-Feb-2016

96 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan rangkaian listrik

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. Prk. Rangkain Listrik

The Learning university

RANGKAIAN LISTRIK SERI

DAN PARALEL

Disusun Oleh :

SILFIA DWI ANANDA/120351402784

Kelompok 2/Off A

Prodi Pendidikan IPA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEMESTER GANJIL 2013/2014

Page 2: Lap. Prk. Rangkain Listrik

A. Tanggal Percobaan

09 Oktober 2013

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip kerja rangkaian seri dan paralel?

2. Bagaimana prinsip tentang kuat arus, tegangan, dan hambatan pada suatu

rangkaian seri dan paralel?

3. Bagaimana hubungan antar tegangan dan kuat arus listrik dalam

menentukan besar hambatan pada suatu rangkaian seri dan parallel

C. Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja rangkaian seri dan paralel.

2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip tentang kuat arus, tegangan, dan

hambatan pada suatu rangkaian seri dan paralel

3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antar tegangan dan kuat arus listrik

dalam menentukan besar hambatan pada suatu rangkaian seri dan paralel

4. Mahasiswa dapat mengumpulkan data kuantitatif melalui pengukuran kuat

arus, tegangan, dan hambatan dari percobaan rangkaian seri dan rangkaian

paralel.

5. Mahasiswa dapat mengumpulkan data kualitatif dari percobaan rangkaian

seri dan rangkaian paralel.

6. Mahasiswa dapat membuat tabel dan grafik untuk data yang dikumpulkan

dari percobaan rangkaian seri dan rangkaian paralel.

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah

sebagai berikut

2 buah batu baterai 1,5 volt

2 buah lampu kecil 3 volt dan tempatnya

  Kabel listrik secukupnnya

Dua buah sakelar tombol sederhana

2 buah multimeter

Page 3: Lap. Prk. Rangkain Listrik

E. Langkah Kerja

a) percobaan rangakaian listrik seri

a. Buatlah rangkaian seri seperti tampak pada gambar di bawah ini!

b. Tutup saklar S1 dan amati apa yang terjadi , catat hasil yang teramati!

c. Tutup saklar S1 dan amati apa yang terjadi , catat hasil yang teramati!

d. Tentukan adanya arus yang menglir pada rangkaian, apabila ada arus . berilah

tanda kemana arus mengalir

e. Buka L1 dan amati yang terjadi. Serta Berikan alasannya!

f. Pasang kembali L1 dan amati apa yang terjadi.berikan alasan menggunakan

rangkaian tertutup dan terbuka

g. Buka L2 dan amati yang terjadi. Serta Berikan alasannya!

h.Pasang kembali L2 dan amati apa yang terjadi.berikan alasan menggunakan

rangkaian tertutup dan terbuka.

h. Tutup s2 dan amati apa yang terjadi berikan alasan!bila ada arus yang

menglir pada rangkaian berilah tanda kemana arus mengalir.

b) percobaan rangkaian listrik paralel

a. Buatlah rangkaian paralel seperti tampak pada gambar di bawah ini!

S1

S2 L1

L1

S1

S2

L1

L2

Page 4: Lap. Prk. Rangkain Listrik

b. Menutup S1 dan membuka S 2, mengamati apa yang terjadi.

c. Menutup S1 dan S2, mengamati apa yang terjadi.

d. Membuka S1 dan menutup S2, mengamati apa yang terjadi.

e. Menutup S1 dan Menutup S2, kemudia melepaskan lampu L1, mengamati

apa yang terjadi.

f. Menutup S1 dan Menutup S2, kemudia melepaskan lampu L2, mengamati apa

yang terjadi.

g. Jika diberikan sati saklar lain . dimanakah penempatan saklar tersebut agar

dapat menyalakan L1 dan L2, pada saat S1 tertutup.

c) Penyelidikan kuantitaf pada rangkaian seri

a. membuat rangkaian seperti di bawah ini

b. ulangi semua langkah pada percobaan rangakaian listrik seri untuk melihat apa

pengaruhnya terhadap tegangan terminal baterai V dan arus I yang dihasilkan

tegangan. Isikan hasilnya pada tabel!

d) Penyelidikan kuantitaf pada rangkaian Paralel

a. membuat rangkaian seperti di bawah ini

Page 5: Lap. Prk. Rangkain Listrik

c. ulangi semua langkah pada percobaan rangakaian listrik Paralel untuk melihat apa

pengaruhnya terhadap tegangan terminal baterai V dan arus I yang dihasilkan

tegangan. Isikan hasilnya pada tabel!

F.Data Pengamatan

a) Rangkaian Seri

Ketika saklar S1 tetutup dan saklar S2 terbuka, lampu L1 dan

lampu L2 menyala redup. Arah arus yang mengalir adalah sebagi

berikut:

Ketika saklar S1 tetutup dan saklar S2 tertutup, lampu L1 menyala

terang dan lampu L2 mati. Arah arus yang mengalir adalah sebagi

berikut.

Ketika lampu L1 dilepaskan, saklar S1 tetutup dan saklar S2

tertutup, lampu L2 mati.

Page 6: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Ketika lampu L1 dilepaskan, saklar S1 tetutup dan saklar S2

tertutup, lampu L2 mati.

b) Rangkaian Paralel

Ketika saklar S1 tetutup dan saklar S2 terbuka, lampu L1 menyala

terang. Arah arus yang mengalir adalah sebagai berikut

Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, L1 dan L2

menyala. Namun L2 menyala lebih terang dibandingkan L1. Arah

arus yang mengalir adalah sebagai berikut:

Ketika saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup, lampu L1

dan lampu L2 mati.

Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, kemudian

lampu L1 dilepaskan, L2 menyala lebih terang.

Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, kemudian

lampu L2 dilepaskan, L1 menyala lebih terang

Jika dibeikan satu saklar lain, maka saklar tersebut harus

diletakkan seperti gambar dibawah ini

Page 7: Lap. Prk. Rangkain Listrik

c) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Seri

S1 S2 L1 L2 I (A) V1 (V) V2 (V) V (V)

Terbuka Terbuka - - 0 0 0 0

Tertutup Terbuka + + 0.34 1.17 1.11 2.35

Terbuka Tertutup - - 0 0 0 0

Tertutup Tertutup + - 0.44 2.28

Tegangan baterai rangkaian terbuka 1.399 V

Keterangan:

+ : lampu menyala

- : lampu mati

Page 8: Lap. Prk. Rangkain Listrik

d) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Paralel

S1 S2 L1 L2 V

(volt)

I1 (A) I2 (A) I (A)

Terbuka Terbuka - - 1.32 0 0 0

Tertutup Terbuka + - 1.217 0.32 0 0.33

Terbuka Tertutup - - 1.402 0 0 0

Tertutup Tertutup + + 1.096 0.32 0.31 0.64

Tegangan baterai rangkaian terbuka 1.399 V

Keterangan:

+ : lampu menyala

- : lampu mati

G. Analisis Data

a) Rangkaian Seri

Page 9: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Percobaan pada rangkaian seri dilakukan sebanyak 4 kali percobaan

dengan memvariasikan perlakuan terhadap saklar dan lampu pada rangkaian.

Percobaan pertama yakni dengan menutup saklar S1 dan membuka saklar S2.

Pada perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 dan lampu L2 menyala

redup, karena pada rangkaian tersebut terdapat 2 hambatan sehingga arus yang

mengalirpun terbagi menjadi 2.

Pada percobaan kedua saklar S1 tertutup dan saklar S2 terbuka. Pada

perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala terang dan lampu L2

menyala mati, karena arus yang mengalir tidak melewati lampu L2 akan tetapi

melewati saklar S2.

Pada percobaan ketiga lampu L1 dilepaskan, saklar S1 tertutup dan saklar

S2 tertutup. Pada perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L2 mati, hal

tersebut terjadi disebabkan karena arus yang mengalir pada rangkaian terputus di

lampu L1 karena lampu L1 di lepaskan.

Pada percobaan keempat lampu L2 dilepaskan, saklar S1 tertutup dan

saklar S2 tertutup. Pada perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala

terang, hal tersebut terjadi disebabkan karena Arus mengalir dari lampu L1

menuju saklar L2, tanpa L2 sehingga hambatan pada rangakaianpun semakin

kecil dan nyala lampu pada L1 terang.

b) Rangkaian Paralel

Page 10: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Pada percobaan rangkaian listrik parallel dilakukan 6 kali percobaan. Pada

percobaan pertama saklar S1 tertutup dan saklar S2 terbuka. Dari perlakuan ini

didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala terang dan lampu L2 mati. Hal tersebut

dikarenakan arus melewati L1 tanpa tanpa melewati lampu l2 karena arus terputus

di saklar S2.

Pada percobaan Kedua saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup. Dari

perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 menyala terang dan lampu L2

juga menyala terang. Hal tersebut dikarenakan arus melewati lampu L1 dan L2.

Pada percobaan Ketiga saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup. Dari

perlakuan ini didapatkan hasil bahwa lampu L1 dan lampu L2 juga mati. Hal

tersebut dikarenakan arus terputus di saklar S1 dan tidak melewati lampu L1 dan

lampu L2 meskipun saklar S2 tertutup. Jadi S1 adalah saklar utama yang

menentukan mengalirnya arus pada rangkaian .

Pada percobaan Keempat saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup,

kemudian L1 dilepaskan. Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, lampu

L1 dan lampu L2 menyala terang, namun ketika lampu L1 dilepaskan nyala lampu

pada lampu L2 lebih terang dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan

arus hanya melewati lampu L2 tanpa melewati L1, dan hambatannyapun semakin

kecil sehingga lampu L2 menyala lebih terang jika lampu L1 dilepaskan.

Pada percobaan Kelima, perlakuannya hampir sama dengan perlakuan

pada percobaan keempat, yakni saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup,

kemudian L2 dilepaskan. Ketika saklar S1 tertutup dan saklar S2 tertutup, lampu

L1 dan lampu L2 menyala terang, namun ketika lampu L2 dilepaskan nyala lampu

pada lampu L1 lebih terang dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan

arus hanya melewati lampu L1 tanpa melewati L2 , dan hambatannyapun semakin

kecil sehingga lampu L1 menyala lebih terang jika lampu L2 dilepaskan.

Percobaan selanjutnya adalah menentukan letak penempatan saklar agar

dapat menyalakan L1 dan L2, pada saat S1 tertutup. Cara meletakkan satu saklar

lagi dalam rangkaian agar L1 dan L2 dapat menyala ketika S1 tertutup adalah

dengan meletakkan saklar tambahan sebelum saklar S1, sehingga arus yang

mengalir akan melalui saklar tambahan selajutnya akan mengalir pada saklar S1

Page 11: Lap. Prk. Rangkain Listrik

dan S2 dan selanjutnya mengalir ke lampu L1 dan lampu L2 sehingga kedua

lampu tersebut dapat menyala.

c) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Seri

Pada percobaan pertama pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik seri adalah dengan perlakuan S1 terbuka dan S2 terbuka. Pada percobaan

ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus dan tegangan yang mengalir pada

rangkaian, hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu L1 dan L2.

Pada percobaan kedua pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik seri adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 terbuka. Pada percobaan

ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada rangkaian, hal tersebut

dibuktikan dengan menyalanya lampu L1 dan L2. Arus yang mengalir pada

rangkaian tersebut sebesar 0.34 A. Karena rangkaian disusun secara seri, maka

arus yang mengalir pada rangkaian adalah sama (1=I1=I2). Besar tegangan

sumber pada rangkaian tersebut adalah 2.35 V. Besar tegangan sumber pada

rangkain seri adalah hasil penjumlahan dari masing-masing tegangan. Hasil

percobaan menunjukkan besar tegangan pada V1 adalah 1.17 V, dan pada V2

adalah 1.11 V.

Pada percobaan ketiga pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik seri adalah dengan perlakuan saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup.

Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus dan tegangan yang

mengalir pada rangkaian, hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu

L1 dan L2. Arus tidak mengalir ketika saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup

karena arus terputus pada saklar S1, yang mana S1 adalah saklar pertama dalam

Page 12: Lap. Prk. Rangkain Listrik

rangakaian dengan kata lain saklar S1 adalah saklar utama dalam rangakaian

tersebut. Besar tegangan pada rangkaian juga samadengan 0

Pada percobaan keempat pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik seri adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 tertutup. Pada percobaan

ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada lampu L1 tetapi tidak

mengalir melewati L2, hal tersebut disebabkan karena arus yang mengalir

melewati L1 kemudian melewati saklar S2. Arus tidak melewati lampu L2 karena

besar hambatan pada saklar S2 lebih kecil dibandingkan besar hambatan apada

lampu L2. Arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 0.44 A. Karena

rangkaian disusun secara seri, maka arus yang mengalir pada rangkaian adalah

sama (1=I1=I2). Besar tegangan sumber pada rangkaian tersebut adalah 2.28 V.

Besar tegangan sumber pada rangkain seri adalah hasil penjumlahan dari masing-

masing tegangan.

d) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Paralel

Pada percobaan pertama pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik parallel adalah dengan perlakuan S1 terbuka dan S2 terbuka. Pada

percobaan ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian,

hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu L1 dan L2. Namun pada

rangkaian tersebut terdapat tegangan, besar tegangan pada rangkaian tersebut

adalah 1.32 V.

Pada percobaan kedua pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik paralel adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 terbuka Pada

percobaan ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada lampu L1 tetapi

tidak mengalir melewati L2, hal tersebut disebabkan karena arus yang mengalir

Page 13: Lap. Prk. Rangkain Listrik

melewati L1 kemudian melewati saklar S2. Arus tidak melewati lampu L2 karena

besar hambatan pada saklar S2 lebih kecil dibandingkan besar hambatan apada

lampu L2. Arus yang mengalir pada lampu rangkaian sebesar 0.33 A. sedangkan

pada lampu L2 adalah 0. Besar tegangan sumber pada rangkaian tersebut adalah

1.217 V. Karena rangkaian disusun secara paralel, maka besar tegangan pada

rangkaian adalah sama.

Pada percobaan ketiga pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik paralel adalah dengan perlakuan saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup.

Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa tidak ada arus dan tegangan yang

mengalir pada rangkaian, hal tersebut dibuktikan dengan tidak menyalanya lampu

L1 dan L2. Arus tidak mengalir ketika saklar S1 terbuka dan saklar S2 tertutup

karena arus terputus pada saklar S1, yang mana S1 adalah saklar pertama dalam

rangakaian dengan kata lain saklar S1 adalah saklar utama dalam rangakaian

tersebut. Besar tegangan pada rangkaian tersebut adalah 1.402 V. Karena

rangkaian disusun secara paralel, maka besar tegangan pada rangkaian adalah

sama.

Pada percobaan keempat pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian

listrik parallel adalah dengan perlakuan S1 tertutup dan S2 tertutup. Pada

percobaan ini dapat diketahui bahwa ada arus yang mengalir pada rangkaian, hal

tersebut dibuktikan dengan menyalanya lampu L1 dan L2. Arus yang mengalir

pada rangkaiantersebut sebesar 0.64 A. Besar arus pada lampu L1 adalah 0.32 A

dan pada lampu L2 adalah 0.31A. Besar arus sumber pada rangkain seri adalah

hasil penjumlahan dari masing-masing tegangan

H. Pembahasan

Rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang saling

berhubungan yang di dalamnya terdapat hambatan (R) dan sumber arus listrik

(elemen, E atau ɛ) sehingga pada rangkaian tersebut mengalir arus listrik.

hubungan antara kuat arus (I), hambatan (R) dan tegangan (V) adalah

V = I R

Dimana:

Page 14: Lap. Prk. Rangkain Listrik

I = Arus (ampere)

R= Hambatan (ohm)

V = tegangan (volt)

Pada dasarnya ada dua jenis rangkaian listrik, yaitu : rangkaian seri dan paralel.

a.    Rangkaian seri

Rangkaian seri adalah salah saturangkaian listrik yang disusun secara

sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.

Banyaknya muatan lisrik yang mengalir tiap satuan waktu adalah sama di

sepanjang rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu adalah

besaran kuat arus, sehingga kita mendapati sifat yang khas dari rangkaian seri,

yaitu : “kuat arus di sepanjang rangkaian adalah sama.” Bila kuat arus pada

hambatan R1, R2, dan R3 berturut-turut I1, I2,I3, sedangkan arus rotal pada

rangkaina disebut I, maka : I1= I2=I3=I

Tegangan pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan

persamaan hukum Ohm, V=IR, yang berarti bila harga masing-masing resistor

adalah V1 : V2 : V3 =IR1 : IR2 : IR3

dapat ditulis persamaan tegangan sebagai berikut:

Vac = Vab + Vbc

Vac = IR1 + IR2

Vac = I(R1 + R2)

Vac /I = R1 + R2

Rseri= R1 + R2

Rseri= ∑ R

b.    Rangkaian paralel

Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua

input komponen berasal dari sumber yang sama. Sifat khas dari rangkaian paralel

adalah “beda potensial pada masing-masing cabang adalah sama.” Bila V1 adalah

Page 15: Lap. Prk. Rangkain Listrik

tegangan pada resistor R1  , V2  adalah pada resistor R2  dan V3  adalah tegangan

pada resistor R3  maka berlaku : V1 =V2 = V3

Kalau rangkaian seri berlaku sebagai pembagi tegangan, maka rangkaian

paralel berlaku sebagai pembagi arus. Hal ini karena sesuai hukum Kirchoff,

bahwa arus sumber pada rangkaian akan dibagi-bagi ke masing-masing cabang

melalui rasio I1 : I2 : I3 = I/R1 : I/R2 : I/R3

I = I1+ I2

I =

V ab

R1 +

V cd

R2

Oleh karena Vab = Vcd maka

I = Vcd(

1R1

+ 1R2 )

IV cd =

1R1

+ 1R2

1R paralel =

1R1

+ 1R2

atau Rparalel=

R1 R2

R1+R2

Secara umum untuk hambatan pengganti sebuah rangkaian hambatan paralel

adalah

1R paralel

= ∑ 1

R

a) Rangkaian seri

Page 16: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 dan L2 redup, hal

tersebut disebabkan karena terdapat 2 hambatan hambatan dalam rangkaian.

Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan sumber

rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam

rangkaian.  Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban

dalam rangkaian. Sesuai dengan rumus

V = IR atau I = V/R

dari rumus dapat diketahui bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan

dan berbanding terbalik dengan hambatan. Sehingga semakin besar hambatan

pada rangkaian maka semakin besar arusnya. Arah arus yang mengalir pada

rangkaian ini adalah

Dari gambar tersebut diketahui bahwa arus tidak melewati saklar S2,

karena saklar S2 dalam keadaan terbuka

Pada percobaan kedua diketahui bahwa lampu L1 menyala terang dan

lampu L2 mati. Hal tersebut disebabkan karena saklar pada S2 tetutup, sehingga

arusnya mengalir menuju saklar S2. Arus mengalir menuju hambatan yang lebih

rendah. Hambatan pada saklar S2 lebih rendah dibandingkan lampu L2, sehingga

arusnya melewati S2. Arah arus pada rangkaian ini adalah

Page 17: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa arus mengalir dari lampu L1

menuju saklar S2, bukan lampu L1 sehingga lampu L1 mati

Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L2 mati ketika lampu L1

dilepaskan. Hal ini disebabkan karena arus terputus di L1. Sesuai dengan sifat

rangkaian seri yakni jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak

terhubung atau putus, aliran arus terhenti.

pada percobaan keempat diketahui bahwa lampu L1 menyala terang

ketika lampu L2 dilepaskan. Hal itu disebabkan karena hambatan yang terdapat

dalam rangkaian berkurang dengan dilepaskannya lampu L2. Dengan hambatan

semakin berkurang maka arus akan semakin besar, hal inilah yang menyebabkan

lampu L1 menyala terang. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar

tahanan beban dalam rangkaian. Sesuai dengan rumus

V = IR atau I = V/R

dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar hambatan, maka arus

yang mengalir semakin besar

b) Rangkaian Paralel

pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 menyala terang dan

lampu L2 mati. Hal ini disebabkan karena arus yang mengalir tidak melewati

lampu L2 sebab saklar S2 terbuka. Terbukanya saklar S2 menyebabkan arus

terputus di S2 sehingga arus tidak melalui lampu L2. Arah arus yang mengalir

pada rangkaian ini adalah seperti pada gambar dibawah ini

Page 18: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa arus mengalir melewati lampu L2

tanpa melewati L2 karena arusnya terputus di saklar S2

Pada percobaan kedua diketahui bahwa L1 dan L2 menyala terang. Hal itu

terjadi karena arus mengalir melewati kedua lampu itu. Arah arus pada rangkaian

ini dapat digambarkan sebagai berikut

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa arus mengalir menuju lampu L1 dan

lampu L2 sehingga kedua lampu tersebut menyala terang

Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L1 dan L2 mati, hal ini

disebabkan karena arus terputus pada saklar pertama, S1. Terputusnya arus pada

saklar S1 menyebabkan arus tidak bisa mengalir dalam rangkaian karena saklar S1

adalah saklar yang terhubung langsung dengan sumber tegangan, sehingga apabila

saklar S1 diputus maka tidak arus yang mengalir dalam rangkaian.

Pada percobaan keempat diketahui bahwa L2 akan lebih terang jika L1

dilepaska dari rangkaian. Hal ini terjadi karena hambatan dalam rangkaian

semakin kecil dengan dilepaakannya lampu L1. Berdasarkan rumus I =V/R dapat

diketahui semakin kecil hambatan dalam suatu rangkaian listrik maka arus yang

mengalir akan semakin besar. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel

adalah rangkaian individu.Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar

hambatan cabang.

Page 19: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Pada percobaan kelima diketahui bahwa bahwa L1 akan lebih terang jika

L2 dilepaskan dari rangkaian. Peristiwa ini sama halnya pada pecobaan keempat.

Karena hambatan yang terdapat dalam rangkaian semakin kecil sehingga arus

yang diterima lampu L1 semakin besar dan lampu L1 menyala lebih terang jika

dibandingkan apabila lampu L2 diletakkan dalam rangkaian.

Pada percobaan keenam diketahui bahwa saklar tambahan yang

diletakkan sebelum saklar S1 akan mampu menyalakan L1 dan L2, pada saat S1

tertutup. Karena jika saklar tambahan diletakkan sebelum S1 maka fungsi S1

sebagai saklar pusat yang tehubung langsung dengan tegangan akan digantikan

oleh saklar tambahan tersebut. Dibawah inilah gambar rangkaian dan arah arus

yang mengalir pada rangkaian

c) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Seri

Pada percobaan pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian listrik dapat

menggunakan AVO (Ampere, Volt, Ohm) meter. Pada perhitungan pengukuran

tegangan pada rangkaian listrik dapat dilakukan dengan meletakkan voltmeter

secara paralel. Pada rangkaian seri besar tegangan sumber adalah hasil

Page 20: Lap. Prk. Rangkain Listrik

penjumlahan dari masing-masing tegangan dalam rangkaian.Sedangkan besar arus

pada rangkaian seri adalah sama. Perhitungan pengukuran arus pada rangkaian

listrik seri dapat dilakukan dengan meletakkan amperemeter secara seri.

Pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 dan lampu L2 tidak

menyala karena kedua saklar terbuka sehingga tidak ada arus yang mengalir. Jika

salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus

terhenti sehingga tegangan dan arus dalam rangkaian tersebut adalah 0. Hambatan

dalam rangkaianpun adalah 0.

Pada percobaan kedua diketahui bahwa lampu L1 dan lampu L2 menyala.

Hal ini disebabkan terdapat arus yang mengalir ada rangkaian. Besar arus pada

rangkaian ini adalah 0.34 A. Besar tegangan pada lampu L2 adalah 1.17 dan pada

lampu L2 adalah 1.11. Sedangkan Tegangan pada sumber adalah 2.35 V Dari

besar arus dan tegangan ini dapat dihitung besar hambatan yang terjadi pada

rangkaian

Karena rangkaian tersusun secara seri maka I s = I1 =I2maka

R1 =VI

= 1.170.34

= 3.44

R 2=VI

= 1.110.34

= 3.26

RT = R1 + R2 = 3.44 + 3.26 = 6.70

R s =VI

= 2.350.34

= 6.911

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai RT berbeda dengan

nilai R s, padahal seharusnya nilai RT seh arusnyasama R s. Ketidak sesuaian ini

dapat disebabkan oleh bebeapa hal, yakni (1) praktikan yang kurang teliti

membaca skala, (2) praktikan lupa belum mengkalibrasi AVOmeter yang

digunkan, dan beberapa faktor yang lain .

Grafik ubungan antara tegangan dan Arus pada percobaan kedua dapat

digambarkan sebagai berikut

Page 21: Lap. Prk. Rangkain Listrik

Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L1 dan L2 mati, hal itu

disebabkan karena saklar S1 yang terbuka sehingga arusnya terputus di S1. Jika

salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus

terhenti. Maka besar arus dan tegangan pada rangkaian adalah 0.

Pada percobaan keempat diketahui bahwa lampu L1 menyala namun

lampu L2 mati, hal ini disebabkan karena arus tidak mengalir melewati lampu L2,

akantetapi arus melewati saklar S2 karena hambatan pada saklar S2 lebih kecil

dibandingkan lampu L2. Besar arus yang mengalir pada rangkaian adalah 0.44 A

dan tegangan pada sumber adalah 2.28 .

d) Hasil Kuantitatif pada rangkaian Paralel

Cara mengukur arus dan tegangan rangkaian parallel samaa dengan cara

mengukur arus pada rangkaian seri. Pada perhitungan pengukuran tegangan pada

Page 22: Lap. Prk. Rangkain Listrik

rangkaian listrik dapat dilakukan dengan meletakkan voltmeter secara paralel.

Sedangkan pada perhitungan pengukuran arus pada rangkaian listrik seri dapat

dilakukan dengan meletakkan amperemeter secara seri. Yang membedakan adalah

besar tegangan sumber dan arus sumber pada rangkaian. Pada rangkaian parallel

besar tegangan dalam suatu rangkaian adalah sama, sedangkan besar arus sumber

adalah hasil penjumlahan dari masing-masing arus dalam rangkaian.

Pada percobaan pertama diketahui bahwa lampu L1 dan lampu L2 tidak

menyala karena kedua saklar terbuka sehingga tidak ada arus yang mengalir. Jika

salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus

terhenti sehingga besar arus dalam rangkaian tersebut adalah 0. Besar tegangan

dalam rangkaian ini adalah 1.32 V. Karena arus yang mengalir adalah 0 maka

hambatan dalam rangkaian juga 0.

Pada percobaan kedua diketahui bahwa lampu L1 menyala namun lampu

L2 mati, hal ini dikarenakan arus yang menuju lampu L2 terputus di saklar S2.

Sehingga tidak ada arus yang mengalir melewati L2. Masing-masing cabang

dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.Arus masing-masing cabang

adalah tergantung besar tahanan cabang. Besar tegangan sumber adalah 1.217 V

dan besar arus yang lelewati lampu L1 adalah 0.32, dan pada L2 adalah 0

sedangkan besar arus pada sumber adalah 0.33. Dari data tersebut dapat dihitung

hambatan pada rangkaian.

Karena rangkaian tersusun secara paralel makaV s = V1 =V2, dan Is = I1

+ I2, dan maka RT = 1

R1 +

1R2

R1 =VI

= 1.2170.32

= 3.8

R s =VI

= 1.2170.33

= 3.7

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai RT berbeda dengan

nilai R s, padahal seharusnya nilai RT seh arusnyasama R s. Ketidak sesuaian ini

dapat disebabkan oleh bebeapa hal, yakni (1) praktikan yang kurang teliti

membaca skala, (2) praktikan lupa belum mengkalibrasi AVOmeter yang

Page 23: Lap. Prk. Rangkain Listrik

digunkan, dan beberapa faktor yang lain . Grafik ubungan antara tegangan dan

Arus pada percobaan kedua dapat digambarkan sebagai berikut

Pada percobaan ketiga diketahui bahwa lampu L1 dan L2 mati, hal itu

disebabkan karena saklar S1 yang terbuka sehingga arusnya terputus di S1. Jika

salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus

terhenti. Maka besar arus dan tegangan pada rangkaian adalah 0.

Pada percobaan keempat diketahui bahwa lampu L1 menyala dn lampu

pada L 2 mati, hal ini disebabkan karena arus mengalir pada kedua lampu.

Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.Arus

masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. Besar arus yang

mengalir pasa lampu L1 adalah 0.32 A, pada L 2 adalah 0.32 A, dan besar

tegangannya adalah 0.64. Dari data tersebut dapat dihitung hambatan pada

rangkaian.

Karena rangkaian tersusun secara paralel makaV s = V1 =V2, dan Is = I1

+ I2, dan maka RT = 1

R1 +

1R2

R1 =VI

= 1.0960.32

= 3.43

R1 =VI

= 1.0960.31

= 3.54

1R1

= 1

R1 +

1R1

1R1

= 13.43

+ 13.54

=1.74

Page 24: Lap. Prk. Rangkain Listrik

R s =VI=1.096

0.64=1.71

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai RT berbeda dengan

nilai R s, padahal seharusnya nilai RT seh arusnyasama R s. Ketidak sesuaian ini

dapat disebabkan oleh bebeapa hal, yakni (1) praktikan yang kurang teliti

membaca skala, (2) praktikan lupa belum mengkalibrasi AVOmeter yang

digunkan, dan beberapa faktor yang lain . Grafik ubungan antara tegangan dan

Arus pada percobaan kedua dapat digambarkan sebagai berikut