lap pk non_leukim taufan

26
LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK KEDOKTERAN II PREPARAT NON_LEUKEMIA Disusun Oleh : Nama : Taufan Herwindo Dewangga NIM : K1A 004076 Kelompok : 8 (delapan) Asisten : Irfan

Upload: taufan-herwindo-dewangga

Post on 05-Jul-2015

439 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Pk Non_leukim Taufan

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK KEDOKTERAN II

PREPARAT NON_LEUKEMIA

Disusun Oleh :

Nama : Taufan Herwindo DewanggaNIM : K1A 004076Kelompok : 8 (delapan)Asisten : Irfan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Page 2: Lap Pk Non_leukim Taufan

2006

I. Judul Praktikum

Preparat Non Leukemia

II. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara estimasi jumlah leukosit

2. Mengetahui cara estimasi jumlah trombosit

3. Mengetahui cara estimasi jumlah eosinofil

4. Mengetahui cara pembacaan gambaran darah tepi eritrosit untuk

thalasemia

III. Dasar Teori

Bahan : Darah segar vena/ kapiler dengan/tanpa antikoagulan

EDTA

Pengecatan : GIEMSA

Zona baca : Zona IV, V, VI dimana eritrosit tersebar rata dan tidak

saling berlekatan.

Perbesaran mikroskop:

Lensa Objektif 10x : - Orientasi semua zona selayang pandang

- Periksa adanya sel asing/ ganas / parasit

- Estimasi jumlah leukosit

Lensa Objektif 40x : - Hitung jenis leukosit

- Morfologi eritrosit

Lensa Objektif 100x (harus dengan oli emersi):

- Identifikasi sel yang kurang jelas

- Benda inklusi lebih jelas

- Hitung jenis juga dapat dilakukan dengan perbesaran

ini

Pembagian zona dan arah gerakan lapang pandang mikroskop sama seperti pada

pembacaan darah tepi normal.

Page 3: Lap Pk Non_leukim Taufan

Pemeriksaan darah tepi abnormal meliputi:

A. Hitung jenis leukosit

B. Gambaran darah tepi:

Seri Leukosit

Seri Eritrosit

Seri trombosit

HITUNG JENIS LEUKOSIT

Tabel pembantu hitung jenis leukosit:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml

sel

%

Eosinofil

Basofil

Staf

Segmen

Limfosit

Mielosit

Sel blas

Promielosit

Mielosit

Meta M

Jml sel 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Pada keadaan normal hitungan sel maksimal 100 sel leukosit

Untuk jumlah SDP yang meningkat:

I. 20.000 -30.000/ mm3, maka hitung jenis leukosit sampai200 sel.

II. > 30.000/mm3, maka hitung leukosit sampai 300 sel.

GAMBARAN DARAH TEPI

1. Seri Leukosit

2. Seri Eritrosit

3. Seri Trombosit.

Page 4: Lap Pk Non_leukim Taufan

GAMBARAN DARAH TEPI SERI LEUKOSIT

1. Jumlah leukosit (kuantitas)

2. Bentuk abnormal (kualitas)

Kuantitas

Dilakukan estimasi jumlah leukosit dengan cara:

- menggunakan mikroskop dengan pembesaran objektif

10 x

- dilakukan perhitungan jumlah leukosit

- normal ditemukan leukosit 20-30 / lapang pandang,

yang sebanding dengan jumlah leukosit 5000-6000 / mm3

- interpretasi:

jumlah < 20 / lapangan pandang >> leukopenia

jumlah > 30 / lapangan pandang >> Leukositosis

1. Leukopeni:

Jumlah SDP kurang daru 4000/ mm3 (biasanya didapatkan netropeni)

Dijumpai pada penyakit:

a. Infeksi usus

b. Obat

c. Anemia aplastik

d. Infiltrasi sumsum tulang dari sel ganas

2. Leukositosis

Jumlah SDP lebih dari 12.000/mm3

Gambaran darah tepi nampak peningkatan jumlah leukosit.

Peningkatan Leukosit:

a. Netrofilia : -Inflamasi

-Uremia

- Trauma

b. Eosinofilia : -Alergi

-Infeksi parasit

-Syndroma Loffer

Page 5: Lap Pk Non_leukim Taufan

-Limfoma Hogkin

c. Basofilia : -Myxedema (virus)

-Cacar air

d. Limfositosis : -Infeksi

-Limfoproliferatif

-Infeksi mononukleosis

e. Monositisit : -Leukemia monositik

Leukositisis fisiologis ditemukan pada :

a. Kerja berat

b. Emosi

c. Hamil/ pansus/ haid.

SERI ERITROSIT

Pembacaan seri eritrosit meliputi:

1. Kelainan ukuran / anisositosis dibagi menjadi 3 :

a. Anisositosis ringan :1-2 variasi mis: normosit& mielosid

b. Anisositosis sedang :2-3 variasi mis: mikrosit, normosit, makrosid

c. Anisositisis berat :4 variasi/ lebih : mikrosit, normosit, makrosit , megalosit.

2. Kelainan bentuk sel / poikilositosis dibagi menjadi 3:

a. Poikilositosis ringan : 1-2 variasi mis : normosit, ovalosit

b. Poikilositosis sedang : 2-3 variasi mis : normosit, ovalosit, target sel

c. Poikilositosis berat :Lebih dari 4 variasi : ovalosit, mikrosit, burr sel, tear

drop sel, target sel, stomatosis.

3. Kelainan warna:

a. Hiperkromasi : sentral palor melebar, misal anulosit / sel cincin.

b. Hipokromasi : central palor menyempit

c. Polikromasi : ada tidaknya pewarnaan sel pada lapangan pandang

dimana tampak bersamaan normokrom, dan hiperkrom, atau normokrom, dan

sperosit atau normokrom dan retikulosit (Warna lebih gelap).

4. Benda inklusi

a. Basophilik stipling : granula halus dan kasar keunguan pada sitoplasma SDM

b. Pappenheimer bodies : granula keunguan mengelompok timbunan besi.

Page 6: Lap Pk Non_leukim Taufan

c. Howell jolly bodies : granula keunguan, 1 atau 2

5. Susunan

a. Formasi Rouleaux : serangkaian sel darah merah yang saling bertumpukan

pada permukaannya, seperti tumpukan uang logam.

b. Aglutinasi

SERI TROMBOSIT

Pembacaan seri trombosit meliputi:

1. Estimasi jumlah (barbara brown):

Menurut barbara brown, dengan pembesaran 10x

Hitung jumlah trombosit / LPB, dilakukan minimal 3x lapangan pandang yang

berbeda) hitung reratanya.

Perhitungan: rerata trombosit x 20.000 = estimasi jumlah trombosit

a. Trombositopeni :

-Pada jumlah trombosit yang menurun pada preparat darah tepi.

-Pada jumlah trombosit 15.000-40.000/mm3 sama dengan 8-20

trombosit/LPB (40x).

Pada: ITP, leukimia, anemia aplastik obat-obatab/ bahan kimia hiporplasi

megakariosit kongenital, sindroma Fankoni, sindroma aldrick

b. Kenaikan jumlah trombosit

pada: perdarahan akut, trauma, anemia defisiensi besi

2. Bentuk abnormal:

a. Bentuk trombosit normal:

i. ukuran 1-4 micromrter

ii. sitoplasma biru muda

iii. granula ditengah (tidah jelas)

b. Bentuk trombosit abnormal:

i. Giant Platelet/ trombosit raksasa,seperti ular

ii. Kelainan ukuran dan bentuk:

Pada perdarahan, bentuk, dan ukuran bisa besar.

Page 7: Lap Pk Non_leukim Taufan

Menggumpal oleh karena darah membeku pada waktu pembuatan preparat

darah tepi.

PREPARAT NON LEUKEMIA

1. Leukositosis

Jumlah leukosit dalam darah tepi meningkat, jumlah leukosit >12.000/mm3

Variasi bentuk yang ditemukan pada seri : netrofil, eosinofil, basofil,

lymfosit, monosit.

2. Leukopeni

Jumlah leukosit dalam darah tepi menurun, jumlah leukosit < 4000/mm3

Variasi bentuk yang ditemukan pada seri : netrofil, eosinofil, basofil,

lymfosit, monosit.

3. Eosinofilia

Jumlah eosinofil > 4%

4. trombositosis

jumlah trombosit>400.000/mm3

5. Trombositopeni

Jumlah trombosit < 150.000/mm3

6. Anemia

7. Thalasemia

8. Limfosit plasma biru

- mempunyai bentuk limfosit atipik

- Limfosit dengan sitoplasma kebiruan

- inti bervariasi: seperti inti monosit (monositoid)

seperti inti plasmoit (plasmositoid)

mempunyai nukleoli (Blastoid)

- dijumpai pada penyakit virus, khususnya DHF.

- dilaporkan dalam:.......berapa sel/ 100 Leukosit

IV. Alat dan Bahan

a. Alat

Page 8: Lap Pk Non_leukim Taufan

1. Mikroskop

b. Bahan

1. Preparat leukositosis

2. Preparat leukopeni

3. Preparat eosinofilia

4. Preparat trombositopeni

5. Preparat trombositosis

6. Preparat thalasemia

V. Cara Kerja

Leukositosis

1. Pasang preparat pada mikroskop

2. Periksa dengan pembesaran objektif 10 X lakukan perhitungan estimasi

jumlah leukosit

3. Periksa kelainan/ variasi bentuk sel yang ditemukan

Leukopeni

1. Pasang preparat pada mikroskop

2. Periksa dengan pembesaran objektif 10 X lakukan perhitungan estimasi

jumlah leukosit

3. Periksa kelainan/ variai bentuk sel yang ditemukan

Eosinofilia

1. Pasang preparat pada mikroskop

2. Periksa dengan pembesaran objektif 10x,40x (dan 100X jika kurang jelas)

3. Lakukan hitung jenis leukosit

Trombositosis

1. Pasang preparat pada mikroskop

2. Periksa dengan pembesaran objektif 100X lakukan perhitungan

estimasi jumlah trombosit dengan cara Barbara Brown

3. Periksa kelainan ukuran/ bentuk trombosit yang ditemukan

Trombositopeni

Page 9: Lap Pk Non_leukim Taufan

1. Pasang preparat pada mikroskop

2. Periksa dengan pembesaran objektif 100X lakukan perhitungan

estimasi jumlah trombosit dengan cara Barbara Brown

3. Periksa kelainan ukuran/ bentuk trombosit yang ditemukan

Thalasemia

1. Pasang preparat pada mikroskop

2. Periksa dengan pembesaran objektif 10 x, 40 x, 100 x

3. Periksa gambaran darah tepi eritrosit, meliputi : kelainan ukuran, warna,

bentuk, susunan, dan benda inklusi.

Pembacaan seri eritrosit meliputi :

1. Kelainan ukuran/anisositosis dibagi menjadi 3 :

a. Anisostosis ringan : 1-2 variasi mis : normosit & mielosit.

b. Anisositosis sedang : 2-3 variasi mis : mikrosit, normosit,

makrosit.

c. Anisositosis berat : 4 variasi / lebih : mikrosit, normosit,

makrosit, megalosit.

2. Kelinan bentuk sel / poikilositosis dibagi menjadi 3 :

a. Poikilositosis ringan : 1-2 variasi mis : normosit, ovalosit.

b. Poikilositosis sedang : 2-3 variasi mis : normosit, ovalosit,

taget sel.

c. Poikilositosis berat : lebih dari 4 variasi : ovalosit, mikrosit, burr

sel, tear drop sel, target sel, stomatosit.

3. Kelainan warna :

a. Hiperkromasi: sentral palor menyempit missal anulosit / sel

cincin.

b. Hipokromasi : sentral palor melebar.

c. Polikromasi : adanya variasi pewarnaan sel pada lapang pandang

dimana tampak bersamaan normokrom dan hiperkrom atau

normorom dan sperosit atau normokrom dan retikulosit (warna

lebih gelap).

4. Benda inklusi

Page 10: Lap Pk Non_leukim Taufan

a. Basophilik stipling : granula halus dan kasar keunguan pada

sitoplasma SDM.

b. Pappenheimer bodies : granula keunguan mengelompok timbunan

besi.

c. Howell Jolly bodies : granula keuguan 1 atau 2.

d. Cabot rings : benang tipis warna ungu berbentuk cincin atau

angka 8.

5. Susunan

a. Formasi Rouleaux : serangkaian sel darah merah yang saling

bertumpukan pada permukaannya, seperti tumpukan uang logam.

b. Aglutinasi

VI. Hasil

1. Estimasi jumlah leukositosis

a. Lekositosis jumlah > 30 / lapangan

pandang

Hasil pengamatan berjumlah 37+35+33 = 35

3

b. Lekopenia jumlah < 20 / lapangan

pandang

Hasil pengamatan berjumlah 14+7+4 = 8,3 8

3

2. Estimasi jumlah trombosit (N – 150.000 – 400.000 /

mm3)

a. Trombositosis kenaikan jumlah trombosit

Hasil pengamatan berjumlah 20+19+23 X 20.000 = 413.333,33 / mm3

b. Trombositopenia penurunan jumlah

trombosit

Hasil pengamatan berjumlah 5+4+3 X 20.000 = 80.000 / mm3

3

Page 11: Lap Pk Non_leukim Taufan

3. Thalasemia

a. Anisositosis berat makrosit, normosit,

mikrosit, megalosit.

b. Poikilositosis sedang ovalosit, target cell,

normosit.

c. Warna Polikromasi

d. Benda inklusi Basofilik stipling, Cabot

ring.

e. Susunan Rouleaux.

Gambaran sel:

Anisositosis

makrosit (no.1), megalosit (tanda panah), normosit (no.2), mikrosit.

Poikilositosis

Ovalosit (no.2) Target cell

Warna Susunan

Polikromasi Formasi Rouleaux

Benda inklusi

Page 12: Lap Pk Non_leukim Taufan

Basophilik stipling Cabot ring

4. Eosinofilia

1 2 3 Jml

sel

%

Eosinofil IIIII 5 16,7

Basofil III 3 10

Staf II IIIII 7 23,3

Segmen III IIIII II 10 33,3

Limfosit IIIII 5 16,7

Monosit

Jml sel 10 10 10 30 100

Kesimpulan: Eosinofil > 4 % yaitu 16,7 %, sehingga dapat digolongkan

kedalam eosinofilia.

VII. Pembahasan

Leukositosis

Jumlah leukosit dalam darah bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan

keadaan fisiologis. Pada orang dewasa normal, secara kasar leukosit berjumlah

6000-10000 per ml darah. Gangguan sel darah putih dapat mengenai setiap

lapisan sel atau semua lapisan sel dan umumnya berkaitan dengan gangguan

pembentukan atau penghancuran dini. Leukositosis menyatakan peningkatan

Page 13: Lap Pk Non_leukim Taufan

leukosit yang umumnya melebihi 10.000/mm3. Leukosit meningkat sebagai

respon fisiologis untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme.

Jumlah darah tepi dalam leukosit meningka Jumlah leukosit > 12000/mm3.

Variasi bentuk sel yang ditemukan pada seri : neutrofil, eosinofil, basofil,

lymfosit, monosit.

Hasil pemeriksaan estimasi jumlah leukosit dengan pembesaran 10x pada

lapang pandang pertama ditemukan leukosit sebanyak 37, pada lapang pandang

kedua ditemukan leukosit sebanyak 35, ,dan pada lapang pandang ketiga

ditemukan leukosit sebanyak 33. Maka dapat diambil rerata yaitu 35 leukosit /

LPB. Hasil ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumalah leukosit atau

disebut leukositosis.

Leukopeni

Jumlah leukosit dalam darah tepi menurun, jumlahnya < 4.000/mm3.

Variasi bentuk sel yang ditemukan pada seri : Netrofil, eosinofil, basofil, limfosit,

monosit. Leukopeni dijumpai pada penyakit Infeksi usus, obat, anemia aplastik,

infiltrasi sumsum tulang dari sel ganas.

Peranan netrofil adalah untuk pertahanan hospes maka jumlah netrofil

absolut yang kurang dari 1000/mm3 mempengaruhi individu terhadap infeksi,

jumlah dibawah 500/mm3 merupakan predisposisi terhadap infeksi yang

mengancam kehidupan. Netropenia dapat diakibatkan oleh pembentukan netrofil

yang tidak efektif dan gangguan pembentukan netrofil. Hal ini ditemukan pada

anemia hipoplastik atau aplastik sekunder karena obat sitotoksik, zat-zat toksik,

dan infeksi virus, kelaparan dan penggantian sumsum tulang oleh sel-sel ganas,

misalnya leukemia.

Berkurangnya jumlah lekosit dalam darah. Lekopeni dapat terjadi pada

influenza dan typhus abdominalis. Jumlah lekosit dapat berkurang sampai

2000/mm3. Leukopeni juga dapat terjadi pada alergi terhadap obat-obatan.

Hasil pemeriksaan estimasi jumlah leukosit dengan pembesaran 10x pada

lapang pandang pertama ditemukan leukosit sebanyak 14, pada lapang pandang

kedua ditemukan leukosit sebanyak 7, ,dan pada lapang pandang ketiga

ditemukan leukosit sebanyak 4. Maka dapat diambil rerata yaitu 8 leukosit / LPB.

Page 14: Lap Pk Non_leukim Taufan

Dari hasil diatas bisa disimpulkan bahwa ke 3 pengamatan dari kuantitas leukosit

tersebut adalah leukopenia karena nilai normalnya adalah 20-30 / lapang pandang,

yang sebanding dengan jumlah leukosit 5000-6000/mm3.

Trombositosis

Trombosit bukan merupakan sel melainkan pecahan granular sel,

berbentuk piringan dan tidak berinti. Trombosit adalah bagian terkecil dari unsur

selular sumsum tulang dan sangat penting peranannya dalam hemostatis dan

pembekuan. Trombosit berasal dari sel induk pluripotensial yang tidak terikat,

yang bila dibutuhkan dan dengan adanya faktor perangsang trombosit ( Mk-CSF

[Megakaryocite Colony Stimulating Factor]) berdiferensiasi menjadi kelompok

sel induk yang terikat untuk membentuk megakarioblas.

Trombosit berdiameter 1-4 m dan berumur kira-kira 10 hari. Kira-kira

sepertiga berada dalam limpa sebagai sumber cadangan dan sisanya berada dalam

sirkulasi, berjumlah antara 150000 dan 400000 /mm3. jika digunakan pewarnaan

Wright pada sediaan hapus perifer, maka sel-sel ini tampak biru muda dengan

granula berwarna ungu kemerahan. Trombositosis adalah nilai trombosit yang

meningkat dan trombositopenia merupakan turunnya nilai trombosit yang dapat

ditunjukkan pada penderita penyakit keganasan.

Peningkatan hitung trombosit yang disebut juga trombositosis adalah

peningkatan jumlah trombosit diatas 400.000/mm3, biasanya akibat stimulasi

sekunder sering dijumpai pada pasien yang dirawat inap dan dapat ditemukan

pada kondisi-kondisi seperti gangguan peradangan, infeksi, keganasan, dan

setelah perdarahan akut. Trombosit mungkin meningkat sebagai bagian dari

respons fase akut peradangan atau infeksi

Beberapa penderita penyakit keganasan mengalami memar atau

perdarahan spontan akibat adanya suatu inhibitor didapat terhadap salah satu

faktor koagulasi, yang tersering adalah faktor VIII atau akibat para protein yang

mengganggu fungsi trombosit. Trombositopenia autoimun dijumpai pada pasien

anemia hemolitik autoimun. Hasil praktikum kali ini pada trombositosis

didapatkan 413.333,33 / mm3 (> 400.000 berarti trombositosis) )dan pada preparat

trombositopeni adalah sebesar 80.000 / mm3 (<150000 / mm3).

Page 15: Lap Pk Non_leukim Taufan

Thalasemia

Thalassemia adalah kelainan genetic sel darah merah akibat adanya defek

molekul pada gen penyandi rantai globin yang merupakan salah satu komponen

molekul hemoglobin. Akibatnya terjadi gangguan sintesis rantai globin sehingga

terjadi penurunan kadar hemoglobin dan penderita thalassemia akan menderita

anemia. Tergantung jenis molekul defek tersebut, gambaran klinis thalassemia

bervariasi antara yang sangat berat sampai sangat ringan, bahkan sering juga

ditemukan tanpa gejala.

Thalassemia merupakan penyakit yang sangat heterogen,baik dalam hal

kelainan gen maupun ekspresi kliniknya. Secara klinis thalassemia dibagi menjadi

thalassemia mayor dan thalassemia minor. Thalasemia mayor pada umumnya

disebabkan oleh defek molekul pada kedua gen globin (homosigot atau

heterosigot ganda), dan pasien memerlukan transfusi darah secara rutin dan

eksesif. Pada thalasemia minor secara klinis tidak terlihat kelainan kecuali adanya

eritrosit mikrositik yang dapat disertai anemia ringan atau tanpa anemia.

Thalassemia minor ini umumnya didasari oleh defek molekul pada satu gen

globin saja (heterosigot).

Hasil pengamatan dengan lapang pandang besar yaitu obyektif 100x

didapatkan ukuran eritrosit yang berupa mikrositik, normositik dan makrositik

yang berarti anisositosis berat. Kemudian didapatkan beberapa bentuk eritrosit

yang abnormal yaitu ovalosit, target cell, dan normosit. yang berarti poikilositosis

sedang. Dilihat dari warnanya terlihat eritrosit yang polikromatik. Didapatkan

benda inklusi berupa basophilic striling dan cabot ring. Pada susunannya terdapat

formasi Rouleaux.

Eosinofilia

Eosinofilia adalah jumlah eosinofil yang sangat tinggi di dalam darah.

Eosinofilia bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan respon terhadap

suatu penyakit. Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah biasanya menunjukkan

respon yang tepat terhadap sel-sel abnormal, parasit atau bahan-bahan penyebab

reaksi alergi (alergen). setelah dibuat di dalam sumsum tulang, eosinofil akan

memasuki aliran darah dan tinggal dalam darah hanya beberapa jam, kemudian

Page 16: Lap Pk Non_leukim Taufan

masuk ke dalam jaringan di seluruh tubuh. jika suatu bahan asing masuk ke dalam

tubuh, akan terdeteksi oleh limfosit dan neutrofil, yang akan melepaskan bahan

untuk menarik eosinofil ke daerah ini. Eosinofil kemudian melepaskan bahan

racun yang dapat membunuh parasit dan menghancurkan sel-sel yang abnormal.

sindroma hiper-eosinofilik idiopatik.

Sindoma hiper-eosinofilik idiopatik adalah suatu penyakit dimana jumalh

eosinofil meningkat sampai lebih dari 1.500 sel/mikrol darah selama lebih dari 6

bulan tanpa penyebab yang jelas. penyakit ini bisa mengenai usia berapapun,

tetapi lebih sering menyerang pria diatas 50 tahun. peningkatan jumlah eosinofil

bisa merusak jantung, paru-paru, hati, kulit dan sistem saraf. misalnya jantung

bisa mengalami peradangan (suatu keadaan yang disebut endokarditis löffler),

yang menyebabkan terbentuknya bekuan darah, gagal jantung, serangan jantung

atau kelainan fungsi katup jantung.

Pengamatan jumlah eosinofil ini menggunakan metode hitung jenis

leukosit. Hasil pengamatan preparat eosinofilia menunjukkan terdapat jumlah

eosinafil lebih dari 4 % dan menandakan adanya kenaikan jumlah eosinofil yang

berarti eosinofilia.

VIII. Kesimpulan

1. Pemeriksaan estimasi jumlah leukosit

a. Leukositosis (> 30 / LPB) : hasil pengamatan berjumlah 35 / LPB.

b. Leukopeni (< 20 / LPB) : hasil pengamatan berjumlah 8 / LPB.

2. Pemeriksaan estimasi jumlah trombosit

a. Trombositosis (> 400.000 / mm3) : hasil pengamatan berjumlah

413.333,33 / mm3.

b. Trombositopeni (< 150.000 / mm3) : hasil pengamatan berjumlah 80.000 /

mm3.

3. Pemeriksaan Thalasemia ditemukan :

a. Ukuran: Makrosit, normosit, mikrosit, dan

megalosit Anisositosis berat.

Page 17: Lap Pk Non_leukim Taufan

b. Bentuk : ovalosit, target cell, dan normosit

Polikilositosis sedang

c. Warna : Polikromasi

d. Benda inklusi: Basophilic Stipling, dan Cabot ring

e. Susunan: Formasi Rouleaux.

4. Hasil pengamatan preparat eosinofilia menunjukkan terdapat jumlah eosinafil

lebih dari 4 % dan menandakan adanya kenaikan jumlah eosinofil yang berarti

eosinofilia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harahap, Alida. 2002. Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik 2002.

Jakarta : Bagian Patologi Klinik FKUI.

2. Hoffbrand A. V. et all. 1987. Kapita Selekta Haematologi Edisi 2. EGC, Jakarta

3. Margaret L. Rand, PhD dan Robert K. Murray, MD. PhD. 2004. Biokimia Harper.

25th ed. Jakarta : EGC.

4. Price, Wilson. 2002. Patofisiologi Kedokteran Edisi 4. Jakarta: EGC.

Page 18: Lap Pk Non_leukim Taufan

Lampiran