lap lengkap tekpad

30
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Pada dasarnya Farmasi merupakan sistem pengetahuan yang mengupayakan dan menyelenggarakan jasa kesehatan dengan melibatkan dirinya dalam mendalami, memperluas, menghasilkan dan mengembangkan pengetahuan tentang obat dalam arti yang seluas-luasnya serta efek dan pengaruh obat terhadap manusia dan hewan. Pengetahuan ilmu farmasi jangkauannya sangat luas, namun dari semua cabang ilmu profesi kefarmasian bertujuan untuk menciptakan racikan obat yang rasional, baik dan cocok bagi masyarakat untuk digunakan atau dikonsumsi, yang memberikan efek teraupetik. Dimana dasar untuk mempelajari cara peracikan obat ini di temukan dalam salah satu mata kuliah wajib di lingkungan farmasi yaitu Farmasetika Dasar. Farmasetika dasar adalah ilmu dasar peracikan obat yang mempelajari segala sesuatu mengenai seni peracikan serta perhitungan

Upload: inaaminah

Post on 13-Sep-2015

256 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tekpad

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar belakangPada dasarnya Farmasi merupakan sistem pengetahuan yang mengupayakan dan menyelenggarakan jasa kesehatan dengan melibatkan dirinya dalam mendalami, memperluas, menghasilkan dan mengembangkan pengetahuan tentang obat dalam arti yang seluas-luasnya serta efek dan pengaruh obat terhadap manusia dan hewan. Pengetahuan ilmu farmasi jangkauannya sangat luas, namun dari semua cabang ilmu profesi kefarmasian bertujuan untuk menciptakan racikan obat yang rasional, baik dan cocok bagi masyarakat untuk digunakan atau dikonsumsi, yang memberikan efek teraupetik. Dimana dasar untuk mempelajari cara peracikan obat ini di temukan dalam salah satu mata kuliah wajib di lingkungan farmasi yaitu Farmasetika Dasar. Farmasetika dasar adalah ilmu dasar peracikan obat yang mempelajari segala sesuatu mengenai seni peracikan serta perhitungan dosis obat untuk menghasilkan sediaan obat yang baik dan rasional. Sediaan yang di pelajari dalam mata kuliah ini diantaranya sediaan serbuk, suspense, emulsi, sirup, kapsul, salep dan suppositoria. Bentuk-bentuk sediaan tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan obat yang digunakan. Salah satu bentuk sediaan jarang dijumpai di pasaran yaitu sediaan suppositoria. namun kebanyakan orang lebih memilih obat yang dikonsumsi!digunakan secara oral karna difikir lebih aman, dibandingkan sediaan suppositoria yang penggunaannya melalui organ pencernaan. Secara umum suppositoria merupakan sediaan padat yang digunakan melalui dubur, Vagina dan uretra, yang dapat melunak, melarut dan meleleh pada suhu tubuh. Selain itu sediaan ini terdiri dari berbagai bentuk, basis bahan dasar dan bobot yang disesuaikan dengan penggunaannya. Penggunaan sediaan suppositoria memiliki beberapa kelebihan daripada obat peroral diantaranya yaitu dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung karena sediaan tidak melalui organ pencernaan. Berdasarkan keuntungan ini, sebagai seorang farmasis sangatlah penting mempelajari pembuatan atau peracikan sediaan suppositoria dengan menggunakan bahan dasar yang sesuai yang sehinggan dapat meyakinkan masyarakat bahwa sediaan suppositoria sangatlah baik dan aman untuk penggunaannya.I.2 Maksud dan Tujuan PercobaanI.2.1 Maksud PercobaanMengetahui cara meracik bahan baku menjadi bentuk sediaan suppositoria dengan menggunakan basis yang sesuai.I.2.2 Tujuan percobaanMenentukan basis yang sesuai untuk pembuatan sediaan suppositoria yang baik.BAB IITINJAUAN PUSTAKAI.1 Teori umum1. Pengertian suppositoria Menurut farmakope Indonesia edisi IV hal. 16Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot, bentuk yang di berikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Menurut farmakope Indonesia edisi III hal. 32Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur. Umumnya berbentuk torpedo. Dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh. Menurut Remington pharmaceutical ScienceSuppositoria adalah bentuk sediaan padat yang memiliki berat dan bentuk yang bervariasi, biasanya pengobatan dimasukkan dalam rectum, vagina dan uretra. Menurut Parrot Suppositoria adalah suatu bentuk unit sediaan yang dimaksudkaan untuk dimasukkan kedalam rectum, vagina dan uretra. Menurut Formularium NasionalSuppositoria adalah sediaan padat, melunak, meluber dan larut dalam suhu tubuh. Digunakan dengan cara menyisipkan kedalam rectum berbentuk sesuai dengan maksud penggunaan. Menurut AnselSuppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dilakukan dengan cara memasukkan kedalam lubang atau celah dalam tubuh dimana ia akan melebur, melunak atau larut dan memberikan efek local atau sistemik. Menurut LachmanSuppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang umumnya dimaksudkan untuk dimasukkan kedalam rectum, vagina dan jarang digunakan untuk uretra. Menurut Dom hooverSuppositoria adalah sediaan obat padat dengan berbagai ukuran dan bentuk yang penggunaanya dengan diselipkan ke dalam bagian tubuh biasanya melalui rectum, vagina dan uretra.2. Tipe-tipe suppositoria Menurut RPSa. Suppositoria rektalUsp membuat suppositoria rektal untuk dewasa, runcing pada salah satu atau kedua ujungnya. Biasanya berbobot 2 gram. Untuk anak dari suppositoria dewasa.b. Suppositoria vaginalUsp membuat suppositoria vagina biasanya berbentuk bundar atau oval dengan bobot 5 gram. Obat untuk vaginal tersedia dalam berbagai bentuk psikis.c. Suppositoria uretraBiasanya dibuat bagian tidak didefinisikan dengan jelas. Baik tentang bobot ukuran, nilai tradisional berasal dari lemak coklat sebagai basis bentuk silindrisnya sebagai diameter 55 mm. panjang untuk wanita 50 mm berat 2 gram dan 4 gram untuk pria. Menurut Ansela. Suppositoria rektalBerbentuk silindris dan kedua ujungnya tajam, peluru, torpedo atau jari-jari kecil. Ukuran panjangnya 32 mm (1,5 inci)b. Suppositoria vaginaBiasanya berbentuk bola lonjong atau seperti kerucut sesuai dengan kompendik resmi. Beratnya 5 gram apabila bassisnya oleum cacao, sebab lagi tergantung pada macam basis dan masing-masing pabrik yang membuatnya.c. Suppositoria uretraBentuk ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan kedalam urin/saluran urin pria atau wanita 1 garis tengah 3-6 mm dengan panjang 140 mm. Menurut doma. Suppositoria rektalBiasanya berbentuk silinder, bulat atau torpedo. Bentuk silinder dari jarak dasar dan biasanya mengecil pada ujungnya dan bentuk ini meruncing setelah dimasukkan kedalam rectum.b. Suppositoria vaginaBentuk oval biasanya beratnya berkisar 5 gram, tetapi bergantung dari produksinya c. Suppositoria uretraMemiliki tiga rute dalam kerjanya, rute ini memberikan aksi local, biasanya dengan anti injeksi, suppositosia ini panjang dan bulat. Panjangnya sekitar 60 mm dan diameternya 4,5 mm. Menurut parrota. Suppositoria rektalBentuknya kerucut atau silinder dan lonjong, rektal suppo beratnya 1,2 gram. Panjang 30 mm, berdiameter 10 mm.b. Suppositoria vagina c. Berbentuk bundar atau oval, beratnya bervariasi dari 3-9 gram. Menurut farmakopea. Suppositoria rektal Untuk dewasa berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot 2 gram.b. Suppositoria vaginal Umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot 5 gram.3. Keuntungan dan kerugian suppositoriaa. Keuntungan Menurut r. voight1. Tidak merusak lambung2. Tanpa rasa yang tidak enak3. Mudah dipakai bahkan pada saat pasien tidak sadarkan diri4. Pemakaian suppositoria pada umumnya tidak menumbulkan rasa sakit Menurut ansel1. Obat yang masuk dibuat tidak aktif oleh pH atau aktivitas enzim dalam lambung atau perlu di bawa untuk masuk kedalam lingkungan2. Obat yang merangsang lambung dapat dibiarkan tanpa menimbulkan perangsangan Menurut farmakope Indonesia edisi IIISuppositoria dapat bertindak pelindung-pelindung ditempat sebagai pembawa zat terapeutik yang bersifat local dan sistemik Menurut parrotSuppositoria digunakan untuk efek local dan sistemik. Menurut scovillesa. Suppositoria tidak hanya digunakan aksi lokal tetapi juga dari pemberian obat untuk efek sistemikb. Pada dosis yang sedikit pada rektum menghasilkan penyiapan dari bahan-bahan yang dapat larut dengan efek yang masuk lambung kedalam sirkulasi vena.c. Obat dalam sediaan ini sangat berguna dalam keadaan dimana obat tidak dapat ditoleransi dengan mulut sebab pasien menjadi lemah atau mentah dengan beberapa alasan ini pemberian lokal ini memberikan kotra indikasi.a. Kerugian Menurut Lachmana. Dinding membrane diliputi suatu lapisan mukosa yang relative konstan yang dapat bertindak sebagai penghalang mekanik untuk jalannya obat melalui pori-pori.b. Obat yang sangat sukar larut dalam minyak Menurut R.VoightHarus dalam penyimpanan yang tepat ( kering, dingin ) tidak dilindungi dari cahaya, bebas udara disimpan dalam bentuk terpasang tidak sebagai barang santai untuk memperpanjang stabilitasnya. Menurut AnselDosis obat yang digunakan melalui rektum mungkin lebih besar atau lebih kecil dari pada yang dipakai secara oral tergantung pada factor-faktor kedalam tubuh pasien Menurut RPSa. Absorbsi obat dari suppositoria tidak konsistenb. Cairan dalam rektum relative sedative dibandingkan dengan cairan saluran cerna (lambung dan usus)c. Difusi / absorbs obat melalui mukosa rektum terbatas4. Faktor utama yang mempengaruhi absorbsi dari suppositoria pada pemberian.1. Secara rektal Menurut ansela. Kandungan kolon Apabila diinginkan efek sistemik dari suppositoria yang mengandung obat diabsorbsi yang lebih besar. Lebih banyak terjadi pada rektum yang kosong dan rektum yang dikembungkan oleh fase ternyata obat lebih mengabsorbsi dimana tidak ada fesesb. Jalur sirkulasiObat yang diabsorbsi melalui rektum seperti obat yang diabsorbsi setelah pemberian secara oral. Tidak melalui sirkulasi, sewaktu didalam perjalanan sirkulasi yang lainc. PhTidak adanya kemampuan mendapatkan cairan rektum karena cairan rektum pada dasarnya Ph 7-8 dan kemampuan mendapat tidak ada2. Faktor fisika-kimiaa. Kelarutan lemak airSuatu obat lipofil yang terdapat dalam suatu basis. Suppositoria berlemak dengan konsistensi rendah menjaga kecenderungan yang kurang untuk melepaskan diri dari kedalaman cairan sekelilingnyab. Ukuran partikel Semakin kecil ukuran partikel, semakin mudah larut dan lebih berat kemungkinan untuk lebih cepat diabsorbsic. Sifat basisBasis harus mampu mencair, melunak, atau melarut supaya pelepasan kandungan obatnya untuk diabsorbsi3. Menurut Lachman a. Sirkulasi darahSejumlah obat tidak dapat dibiarkan secara oral oleh karena obat-obat tersebut dipengaruhi oleh getah pencernaan atau aktivasi terapeutiknya diubah oleh hati setelah diabsorbsib. PhMempunyai peranan dalam mengendapkan laju absorbs obat yang berarti schaneler melaporkan bahwa kolon mempunyai pH kira-kira 6-3 suatu pH yang sedikit lebih asam dari semua. Hal ini mengakibatkan obat-obat yang terlarut menentukan pH anorektalc. Keadaan fisiologi kolon Jumlah dan sifat kimia cairan-cairan dan padatan yang ada mempengaruhi absorbs obatd. Keadaan membran mukosa rektalDinding membran diselubungi oleh lapisan mukosa yang relative tebal yang bertindak sebagai penghalang mekanik untuk jalannya obat melalui pori-pori dimana terjadi absorbsi melalui usus kecil dan usus besar hamper tidak berbeda dengan obat yang diabsorbsi obat melalui usus kecil dan besar5.Jenis-jenis basis suppositoria Menurut Ansela. Basis berminyak atau berlemak Basis berlemak merupakan basis yang paling banyak dipakai, karena pada dasarnya oleum cacao termasuk kelompok ini, utama dan kelompok ketiga merupakan golongan basis lainnyab. Basis yang larut dalam air dan basis yang bercampur dengan air kumpulan yang penting dari kelompok ini adalah gelatin dan gliserin basis peptidoglikon, basis gelatin.c. Basis lainnyaDalam kelompok ini termasuk campuran bahan bersifat seperti lemak yang larut dalam air dan bercampur dengan air, bahan-bahan ini mungkin membentuk zat kimia atau campuran fisikabeberapa diantaranya bentuk emulsi, umumnya tipe air dalam minyak Menurut R. Voighta. Minyak cokelatDiperoleh dari pergeseran biji masak tanpa bungkus dan telah disegrasi dari theobroma cacao, lemak coklat bersifat netral secara kimia dan fisiologi serta banyak digunakan, mengingat daerah suburnya (31-34C) pada suhu kamar, bentuk lemak coklat mantapb. Lemak keras Lemak keras ini terdiri atas campuran mono-di- dan trigliserida asam-asam lemak jenuh C8H21COOH sampai C10H10COOH. Untuk membuat digunakan lemak tumbuhan dari butir kelapa salut yang mempunyai kandungan asam lemak tumbuhan yang tinggic. Polietilenglikol c massa melebur suhu tinggi (larut-air) Kelarutan polietilenglikol berdasarkan atas pembentukan jembatan hydrogen antara oksigen eter dengan molekul air. polietilenglikol yang melebur jauh diatas suhu tubuh. Harus larut dalam air usus yang terdistribusi diatas 16-20 cm panjang rektumd. Gliserin-gelatinGelatin adalah makromolekul amfoter (protein) yang dibangun dari asam amino. Asam aminonya adalah glikol, alanin, sifat gelatin dibawah titik isoelektrisnya atau karbon aktif diatasnya bersifat anion aktif Menurut Scovilles a. Theobroma 0,1 (lemak cacao)Suppositoria polietilenglikol dapat dibuat dengan pencetakan maupun metode kompresi dengan suatu campuran 6% hegsatiosol 1.2.6 dengan polietinglikol 1540 dan 12 % polimer. Polietilen oksidasi merupakan basis yang sesuai terutama untuk kompresi dingin6. Metode pembuatan simplisia Menurut Lachmana. Metode dengan tangan Metode pembuatan suppositoria yang paling sederhana dan yang paling tua adalah dengan tangan. Yakni dengan menggulung basis suppositoria yang telah dicampur homogen dan mengandung zat aktif menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-mula basis dirilis, kemudian dengan bahan aktif dengan menggunakan atau dilarutkan dalam air. bulu domba untuk mempermudah pengaturan basis suppositoria. Kemudian massa digulung menjadi satu batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang dikehendaki atau menjadi bola-bola vaginal sesuai dengan berat yang diinginkan batang silinder dipotong menjadi beberapa bagian kemudian salah satu ujungnya diruncingkanb. Komposisi kompresiSuppositoria yang lebih seragam dengan cara farmasetik dapat dibuat dengan mengkompressi larutan massa dingin menjadi suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan bermulai menekan suatu bister pada massa suppositoria yang diisikan dalam silinder sehingga massa terdorong masuk kedalam cetakanc. Metode tuangMetode yang paling umum digunakan pada suppositoria skala kecil dan skala besar adalah pencetakan. Pertama-tama bahan basis diletakkan sebaiknya diatas penangas air atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat yang berlebihan. Kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau disuspensikan kedalamyad. Metode pencetakPelaksanaan pencetakan (penanganan, pendinginan dan pemindahan) dapat dilakukan dengan mesin seluruh pengisian, pengeluaran dan pembersihan cetak semua dijalankan secara otomatis. Pertama-tama massa yang telah disiapkan dimasukkan kedalam suatu corong pengisi dimana massa tersebut secara continue dicampur dan dijaga pada temperature konstan Menurut ansela. Pembuatan dengan cara cetak Melebur basis Mencampur bahan obat yang diinginkan Menuang hasil leburan kedalam cetakan Membiarkan leburan menjadi dingin dan membuat menjadi suppositoria Melepaskan suppositoriab. Pembuatan dengan cara kompresiDalam pembuatan suppositoria dengan media kompresi adonan suppositoria dimasukkan kedalam sebuah silinder yang kemudian ditutup dengan cara menelan salah satu ujungnya secara mekanis Menurut RPS a. Suppositoria gulung Suppositoria gulung adalah metode tertua dan tersimpel dalam penyiapan bentuk dosis ini, menipulasi membutuhkan keterampilan yang banyak. Natrium menghendaki panas dan preparat cetakan proses secara umumb. Pengempaan suppositoria cetakSuppositoria ini juga menghindari panas massa suppositoria, seperti campuran obat dan minyak theobroma yang menciut, dipaksa ke sebuah cetakan dibawah tekanan menggunakan alat pemeras yang dioperasikan oleh roda-roda massa dipaksa membuka cetakan, di lepaskan pada sebuah mesin pengempaan dingin berskala besar di operasikan secara hidrofilik jaket air dan pendinginan dan tekanan ditetapkan melalui penghisap untuk memadatkan massa menjadi pembukaan cetakan Menurut R voightMenurut tekhnik pembuatannya maka dibedakan antara cara tuang dan cara cetaka. Cara tuangTerjadi paling sering untuk penggunaan setelah massa dilebur dan disatukan dengan bahan obat maka mereka dituang dalam pembentuk untuk menjamin suatu pembekuan yang cepat dan untuk mengurangi satu sedimentasi dan bahan obat lebih lanjut. Maka pada peleburan massa diperhatikan bahwa suhu tidak boleh naik terlalu tinggi dan tidak dijumpai leburan jernih. Seharusnya banyak dari massa pada penuangan sedapat mungkin menunjukkan viskositas tinggi dan memiiliki suatu suhu yang terletak hanya sidikit diatas titik bekunya.b. Cara cetakPada cara cetak dikerjakan dengan dasar suppositoria terparut dengan dicampurkan bahan yang diserbuk halus. Maka awal yang disiapkan sedemikian diisikan dalam sebuah pencetak suppositorianya (misalnya pencetak suppositoria universal). Dengan menggunakan sebuah torak, yang digunakan melalui sebuah pembuka kecil menjadi bentuknya. Di industi peralatan cetak yang digunkan bekerja dengan 100 mpa (100 cc). massa suppositoria yang telah dikenal umumnya yang diperdagangkan semuanya lebih atau kurang cocok dari pembuatan suppositoria cetak. Jika diumpai kesulitan maka untuk pengurangan kerapatan dimasukkan (paraffin, air, lemak dan bulu domba)7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan suppo Air didalam suppositoriaOleh karena air kadang kalamdi gunakan sebagai pelarut untuk melarutkan zat khasiat tertentu dicampurkan didalam basis suppositoria maka dengan adanya pengaruh air tersebut terhadap kestabilan zat yang harus diperhatikan. Air dapat mempercepat terjadinya peristiwa oksidasi lemak yang ada pada basis suppositoria yang berlemak sehingga dapat menyebabkan keterlarutan Higroskopik Basis suppositoria gliserol gelatin dapat memberikan air didalam humadity relative (ketetapan) yang tinggi gliserol gelatin ternyata mampu mengabsorbsi sejumlah air dari lembab udara demikian juga sifat yang dimiliki leh basis makrogel Tidak bersatunya zat berkhasiat Basis makrogel tidak tersatukan dengan beberapa zat. Khasiat seperti garam, perak dan asam salisilat. Kerapuhan Suppositoria yang dibuat dengan menggunakan basis oleum cacao memberikan hasil yang elastis dan tidak rapuh. Sedangkan suppositoria yang dibentuk dari basis lemak sintesis pada umumnya rapuh. ViskositasBasis oleum cacao senantiasa terpilih sebagai basis suppositoria oleh karena viskositasnya dalam bentuk cairan yang diberikan oleh basis gliserol gelatin lebih tinggi bila dibandingkan dengan oleum cacao. Density faktorDiperlukan untuk menentukan kapasitas logam dalam cetakan disamping untuk menentukan jumlah basis suppositoria yang terus diperhatikan Kontraksi volumeDari kontaksi ini diperlukan untuk mengeluarkan cetakan8. Mekanisme absorbs secara rektaZat berkhasiat dibebaskan kedalam rektum berdifusi kedalam mukosa rektal, diabsorbsi kedalam jaringan dan masuk kedalam system peredaran darah zat berkhasiat diabsorbsi melalui rektum. Kemudian memasuki tiga vena interior, middle dan superior dan didistribusikan keseluruh tubuh karena ketiga vena tersebut bermuara di vena kava inferior maka dalam distribusinya zat berkhasiat tidak melewati hati. Cara pembuatan sediaan pemberian sediaan suppositoria molekul rektum sebenarnya ditujukan untuk menghindari detoksifikasi zat khasiat untuk hati Maupun kerusakan hati akibat pengaruh dari zat berkhasiat itu sendiri sejumlah 60-70 % zat khasiat diabsorbsi dan masuk kedalam sirkulasi umum melalui vena tadi.

9. Perhitungan suppositoria Faktor density untuk aspirin 1 gram oleum cacao dibuat 12 suppositoria tiap suppositoria mengandung 2 gram. Kapasitas cetakan 30 gram oleum cacao. Maka jumlah total aspirin 125 = 60 gram. 60 gram aspirin mengandung 40/1,1 gr= 54,5 gram oleum cacao Untuk 12 suppositoria diperlukan oleum cacao (1230) 59,9 gr = 203,5 grAtau berdasarkan rumus, jumlah basis = (N-Y) N Dimana :N = jumlah suppositoria yang dibuatY = kalibrasi cetakan D = dosis suppositoria DV = bulat pengganti10. Bentuk-bentuk suppositoria Menurut RPS1. Suppositoria rektal USP membuat suppositoria rektal untuk dewasa, runcing pada salah satu atau kedua ujungnya. Biasanya berbobot 2 gram. Untuk anak dari suppositoria dewasa. Obat ini memberikan efek sistemik seperti sedative. Penenang dan analgesic dilakukan secara suppositoria rektal2. Suppositoria vaginalUSP membuat suppositoria vagina biasanya bentuk bundar atau oval dengan berat 5 gram. Obat untuk vaginal tersedia dalam berbagai bentuk misalnya krim cair yang berasal dari konsep dasar suppositoria.3. Suppositoria uretraBiasanya dibuat bagian tidak didefinikan dengan jelas baik tentang bobot ukuran, nilai tradisional berasal dari lemak coklat sebagai basis bentuk silindernya sebagai berikut diameter 55 mm. panjang untuk wanita 50 mm. Menurut ansel hal1. Suppositoria rektal berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam, peluru torpedo atau jari-jari kecil. Ukuran panjangnya 32 mm (1,5 inci) amerika menetapkan beratnya 2 gram untuk orang dewasa bila oleum cacao yang digunakan sebagai basis.2. Suppositoria vagina biasanya berbentuk bola lonjong atau seperti kerucut sesuai dengan kopendik resmi, beratnya 5 gram. Apabila basisnya oleum cacao, sebab lagi tergantung pada macam basis dan masing-masing pabrik yang membuatnya.3. Suppositoria uretra (bougie) berbentuk ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan kedalam lambung urine/saluran urin pria atau wanita 1 garis tengah 3-6 mm dengan panjang 140 mm. Menurut doom a. Suppositoria rektal Biasanya berbentik silinder