lap akhir agroklimat

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen yang akan datang. Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan). Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta mampu mengaitkan terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat menghubungkan dengan waktu musim tanam dan memilih tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah dapat memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa, serta tanaman apa yang akan kita tanam pada musim tersebut.

Upload: as-shodiqi

Post on 11-Aug-2015

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

okkk

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Akhir Agroklimat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari itu

pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan

pertanian sehingga mampu membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal

tersebut perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan

tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen yang akan

datang.

Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang  sempit dan dalam   keadaan yang akan

ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila

intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan

menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak,

kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan).

Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta mampu mengaitkan

terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat menghubungkan dengan waktu musim

tanam dan memilih tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah

dapat memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa, serta tanaman

apa yang akan kita tanam pada musim tersebut.

Sebagai tindakan nyata tentang mempelajari unsur unsur iklim, maka di Badan

Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika merupakan salah satu tempat untuk melakukan

penelitian terhadap cuaca. Hal tersebut terjadi karena pada tempat tersebut telah ada alat alat

yang dapat digunakan untuk mengetahui unsur unsur cuaca yang terjadi. Sebagai contoh yaitu

terdapat ombrometer serta ombrograf yaitu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan,

barometer yaitu untuk mengukur tekanan udara, termometer tanah bengkok untuk mengukur

suhu tanah, anemometer untuk menentukan kecepatan angin, serta masih banyak alat alat lain

yang terdapat disana. Kemudian apabila data telah didapatkan dari berbagai unsur cuaca, maka

dapat ditarik kesimpulan tentang keadaan apa yang akan terjadi, berhubungan dengan kegiatan

pertanian dan penerbangan. Misalnya dapat ditentukan mulainya musim tanam pada bulan apa,

Page 2: Lap Akhir Agroklimat

sehingga para petani dapat memanfaatkan dari informasi yang diberikan untuk kegiatan

pertanian.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Agroklimatologi adalah :

1. Mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim

2. Mengetahui alat pengukur cuaca dan iklim serta cara penggunaannya

3. Mengetahui kondisi iklim mikro pada berbagai variasi ketinggian tempat

4. Mengetahui cara pengolahan data dari unsur unsur cuaca yang ada, sehingga mampu

memprediksi apa yang akan terjadi.

5. Mengetahui kegiatan yang dilakukan di BMKG serta paranannya terhadap pembangunan

pertanian

Page 3: Lap Akhir Agroklimat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengamatan Unsur Cuaca

1. Radiasi Surya

Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan

unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi

akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan,

suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah berbeda dari

pengendali iklim di bumi secara menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai

komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam

hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut

dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia,

biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (Anonima,

2010).

Spektrum radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan tanah, vegetasi, air dan materi

lainnya berbeda dengan spectrum radiasi matahari karena karakteristik serapan, pantulan dan

penerusan radiasi matahari oleh materi-materi tersebut berbeda satu sama lain. Buktinya terlihat

pada warna pada permukaan benda tersebut (Lakitan, 1997).

Radiasi surya (solar radiation) merupakan satu bentuk radiasi thermal yang mempunyai

distribusi panjang gelombang yang khusus. Intensitasnya sangat tergantung ada kondisi atmosfer,

saat dalam tahun, dan sudut-timpa (angle of incidence) sama di permukaan bumi. Pada batas

luar atmosfer, radiasi total adalah 1.395 W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari

matahari. Angka ini disebut Konstanta Surya (Solar Constant)(Anonimb, 2010).

Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya di permukaan bumi ada dua.

Pertama jarak dari matahari kebumi. Bumi mengelilngi matahari (revolusi) dengan lintasan yang

elips, perubahan jarak menimbulkan variasi penerimaan radiasi surya. Perihelion: radiasi

maksimum 2.01 ly.min-1(3 Januari jarak terdekat). Aphelion: radiasi minimum 1.88 ly.min -1

(Jarak terjauh 4 juli). Kedua Panjang hari dan sudut datang. Selain atmosfer penerimaan radiasi

surya disebabkan oleh sudut jatuh. Sinar jatuh dengan posisi miring, memberikan lebih sedikit

Page 4: Lap Akhir Agroklimat

energy radiasi karena lapisan atmosfer menjadi lebih tebal dan bayak sinar yang dipantulkan

(Wallace, 1995).

Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup. Penyinaran

yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan buahnya terlalu lebat karenanya hanya dapat

memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat

mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus didaerah-daerah

tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat (Vink, 1994).

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas atmosfer, pada

daerah seluas 1 cm2 , temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m di atas permukaan laut ( pal ) dan

pada garis lintang 450 C. Tekanan udara tersebut besarnya 75 cm Hg tar. Tekanan 76 cm Hg ini

disebut atmosfer (Wisnubroto, 1986).

Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain garis lintang bumi,

lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara disuatu daerah, ditarik garis-garis

isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu periode tertentu. Tekanan

udara selalu turun dengan naiknya ketinggian tempat (Tjasyono, 2004).

Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai tekanan udara yang

maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang tinggi menyebabkan tekanan udaranya

rendah karena udara mengembang. Hal ini menyebabkan terjadinya angin, karena udara

bertekanan maksimum bergerak menuju daerah yang tekanan udaranya minimum (Anonimc,

2010).

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang

berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin

menurun. Hal ini dipengaruhi oleh:

Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang. Sifat udara yang dapat

dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.

Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi tempat

suhu makin naik (Leonheart,2009).

Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya,

tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh berat udara di

atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut,

Page 5: Lap Akhir Agroklimat

yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah (depresi).

Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih sedikit di atas lokasinya, di mana

sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya

(Anonima,2010).

3. Suhu

Suhu merupakan karakteristik inherent dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan

dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan

meningkat. Sebaliknya suhu udara dari benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan

kehilangan panas. Tapi hubungan antara satuan panas (energi) dengan satuan suhu tidak

merupakan satuan konstanta. Karena besarnya peningkatan dipengaruhi oleh daya tampung

panas (heat capacit ) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut (Lakitan, 1994).

Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk

suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C)

disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan

Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama termometer.

Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke dalam empat macam

termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus listrik,

thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan termometer berdasarkan

prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu

tinggi. (Sophiadwiratna, 2010).

Suhu udara dicatat menggunakan termometer yang di tempatkan dalam semacam kotak

yang terbuka, perlindungan terhadap pencurahan dan penyinaran langsung matahari perlu

diadakan. Banyak pengamatan menggunakan termometer maksimum dan termometer minimum.

Semua itu merekam, dengan bantuan petunjuk, suhu maksimal dan minimal yang dialami setelah

alat itu dipasang (Maidens, 1995).

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut

sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa

sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga

perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga

beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah.

Page 6: Lap Akhir Agroklimat

Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut

termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu

naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian (Anonimc, 2010).

Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer

bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai

kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau

sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali

kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air

banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer

bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer

bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola

kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan

udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta

(Badai, 2009).

4. Kelembaban dan pH tanah

Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam

udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu  hanya

kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat

penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan

dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya

yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air (Handoko, 1993).

Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari

disebabkan oleh penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaaan. Proses ini

berlangsung karena permukaan tanah menyerap radisi matahari. Pada malam hari akan

berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari

udara oleh sebab itu kandungan uap air di udara dekat tersebut akan berkurang (Lakitan, 1994).

Salah satu fungsi kelembaban udara dalah sebagai lapisan pelindung permukaan bumi.

Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan, sekurang-

kurangnya setelah radiasi matahari gelombang pendek yang menuju kepermukaaan bumi. Ia juga

menahan keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi pada waktu siang

dan malam (Asdak, 1995).

Page 7: Lap Akhir Agroklimat

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah

perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai

panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak

hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah

dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi

(Karim,1995).

Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik untuk

dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun

ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi

air dan studi neraca air (Anonimc, 2010).

5. Angin

Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang

ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin dapat dikendalikan ; (1) Bila

partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok / butiran yang terlalu besar ukurannya

untuk bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi

melalui penggunaan tanah oleh tanaman tertutup, (3) Dengan menggunakan jalur-jalur tanggul /

tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang

bergerak dengan saltasi (Foth, 1994).

Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah

angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil

sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan

putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi

ukuran berapa jangkauan angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang

ditetapkan (Wilson, 1989).

Angin dapat bergerak secara horizontal maupun vertical dengan kecepatan yang

bervariasi dan berfluktuasi dinamis. Angin mengikuti pola umum sirkulasi atmosfer bumi. Angin

pada lapisan udara dekat permukaan bumi mempunyai kecepatan yang lebih rendah

dibandingkan pada lapisan udara yang lebih tinggi terutama karena hambatan akibat geseran

dengan permukaan bumi. Arah angin pada lapisan udara yang lebih tinggi juga lebih bervariasi

(Lakitan, 1994).

Page 8: Lap Akhir Agroklimat

Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. Angin

lokal 3 macam yaitu Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin lembah

dan angin gunung dan angin jatuh yang sifatnya kering dan panas. Sedang Angin musim ada 5

macam, pertama angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik

menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Kedua angin anti passat. Udara di atas daerah ekuator

yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin anti

passat. Ketiga angin barat. Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara

dan selatan mengalir ke daerah sedang utara dan daerah sedang selatan sebagai angin barat.

Keempat angin timur. Angin timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. Terakhir

angin muson (monsun). Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3

bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti

arah secara berlawanan setiap setengah tahun (Feedfury,2009).

Faktor terjadinya angin ada empat. Pertama gradien barometris yaitu bilangan yang

menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien

barometrisnya, makin cepat tiupan angin. Kedua letak tempat. Kecepatan angin di dekat

khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. Ketiga tinggi tempat. Semakin

tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya

gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang

tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya

gesekan ini semakin kecil. Terakhir waktu. Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di

malam hari (Anonimb,2010).

6. Evapotranspirasi

Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam

tanah atau melimpas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah

penyimpanan permukaan, hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses dimana air menjadi uap

(Eagleson, 1970).

Kehilangan air melalui permukaan tanaman teras atau penguapan (evaporasi) dan melalui

permukaan teras (transpirasi) disebut evapotranspirasi atau kadang-kadang disebut penggunaan

air tanaman (water use). Evapotranspirasi merupakan salah satu komponen neraca air atau

menjadi dua komponen bila dipilih menjadi evaporasi dan transpirasi. Kehilangan air melalui

evaporasi mempunyai akibat terhadap fisiologi tanaman secara tidak langsung, seperti

Page 9: Lap Akhir Agroklimat

mempercepat penerimaan kadar air pada lapisan atas dan memodifikasi iklim mikro di sekitar

tanaman (Anonimc, 2010).

Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi

atau kebutuhan air. Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu

disebut evapotranspirasi potensial. Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi

itu banyak dan lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya

evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi evapotranspirasi adalah

faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang

penting dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka telah banyak jenis dan cara penentuannya

yang telah diadakan (Oldeman, 1978).

Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeoro-logi.

Pengukuran langsung evaporasi maupun evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang

luas akan mengalami banyak kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode

pendekatan dengan menggunakan input data-data yang diperkirakan berpengaruh terhadap

besarnya evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak menjadi faktor pembatas, maka

evapotranspirasi yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan kondisi itu dikatakan

sebagai evapotranspirasi potensial tercapai atau dengan kata lain evapotranspirasi potensial akan

berlangsung bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata maupun permukaan tanah (Apriyana,

2000).

Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan

air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut

transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi. Pada daerah-daerah yang

kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi dan

evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi aktual.  Evapotranspirasi

merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan

proses yang penting dalam siklus hidrologi (Ward dalam Seyhan, 1977).

7. Awan

Kondensasi dapat terjadi lebih cepat jika tersedia partikel-partikel halus yang bersifat

higroskopis sehingga dapat berfungsi sebagai inti kondensasi. Inti kondensasi ini akan mengikat

molekul-molekul alam disekitarnya untuk membentuk butiran-butiran air. Jika suhu udara berada

Page 10: Lap Akhir Agroklimat

di bawah titik beku air, maka kristal es dapat terbentuk. Kumpulan butiran air atau butiran es

yang tersuspensi di udara pada ketinggian lebih besar dari 1 km dan dapat dilihat dengan mata

telanjang (visible) disebut awan. Klasifikasi awan ada yang berdasarkan ketinggian awan. Awan

tersebut terbentuk dapat dibedakan menjadi 4 jenis awan tinggi (> 7 km) disebut awan cirrus,

cirrostratus, dan cirrocumulus. Awan pertengahan (2-7 km) yaitu awan altostratus dan

altocumulus. Awan rendah (<2km) stratocumulus, stratus dan nimbo stratus. Awan tumbuh

vertical (1-20 km) yaitu cumulus, cumulonimbus (Lakitan, 1994).

Awan adalah merupakan titik air yang melayang-layang tinggi di angkasa. Terjadinya

awan ini dapat disebabkan oleh :

- Adanya inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah

- Adanya kenaikan tingkat kelembaban relative yang disertai banyak inti kondensasi

- Adanya pendinginan (Hardjodinomo, 1986).

- Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan

awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke

bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan

turunlah hujan. Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan

menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah

bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair.

Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan

(Anonimb, 2010).

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka

terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara, pertama, apabila udara panas, lebih

banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat

dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap

itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga

banyaknya. Kedua, suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama

akan menjadi semakin jenuh dengan uap air (Anonimc, 2010).

Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan

menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang

terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan

kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan (Oldeman, 1978).

Page 11: Lap Akhir Agroklimat

2.2 Pengukuran Iklim Mikro

Iklim mikro adalah semua pengukuran iklim yang dilakukan untuk mengamati lapisan

udara dekat tanah terutama dipengaruhi oleh permukaan tanah dan penutupnya, naungan yang

kurang lebih tertutup dengan dimensi bervariasi dan dapat turun sampai skala centimeter dimana

dapat dilihat gradien temperatur dan kelengasan yang besar serta terjadi hambatan terhadap

angin. Secara umum iklim mikro dalam green house yang baik dicirikan oleh temperatur,

penyinaran matahari, kelembaban relatif dan CO2 yang dapat dikendalikan (Anonimb, 2010).

Iklim mikro merujuk kepada keadaan iklim bagi suatu kawasan kecil atau iklim

tempatan. Iklim satu lokasi adalah satu rantaian keapda sistem iklim yang lebih besar, maka

perubahan dalam sesuatau iklim akan mengakibatkan perubahan kepada sistem iklim yang lebih

besar   (Handoko, 1995).

Pembangunan membawa kesan ke atas sistem iklim mikro. Pembangunan mengubah

iklim mikro sesuatu kawasan; kesan utama adalah terhadap imbangan sinaran tenaga dan

gangguan terhadap kitaran hidrologi. Penebangan pokok mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga

yang diserap oleh tanah lapang meningkat. Ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan tanah

dan suhu udara. Pembalikan sinaran tenaga bertambah hingga menyebabkan suhu udara

meningkat (Anonima, 2010).

Pembuangan tumbuhan yang berperanan sebagai penyerap air menyebabkan peningkatan

larian (run-off) permukaan air. Tanah yang terdedah mudah terhakis dan air larian permukaan ini

akan bergerak dengan cepat ke saliran. Penambahan kuantiti air yang bergerak dengan cepat

menyebabkan banjir kilat. Kesan dari perindustrian, gas-gas sisa seperti Karbon Monoksida

dikeluarkan dan mengakibatkan pemanasan bumi secara keseluruhannya (Sutanto, 1979).

Iklim mikro menjadi faktor yang sangat penting secara praktis perancangan sebuah

bangunan yang merupakan bagian dari lingkungan. Sebuah bangunan yang tidak

mempertimbangkan kondisi temperatur udara lingkungan mempunyai dampak tidak dapat

mereduksi kondisi temperatur luar sesuai dengan kebutuhan kita. begitu halnya dengan

kelembaban, bangunan pada daerah tropis sangat mementingkan kebutuhan aliran angin dalam

membantu mendorong terjadinya penguapan.(Winarto,2006).

Hingga saat ini klasifikasi iklim banyak berdasarkan penggunaan dalam ilmu pertanian.

Untuk aplikasi arsitektural, pembagian iklim lebih erat hubungannya dengan faktor kenyamanan

atau comfort. Dalam hat ini iklim selanjutnya dapat dibagi menjadi empat bagian:

Page 12: Lap Akhir Agroklimat

- Iklim Dingin (Cold Climate) Masalah utama dari iklim ini adalah kurangnya panas dari

radiasi matahari Suhu udara rata-rata -15o C, dengan kelembaban relatif yang rata-rata

tinggi selama musim dingin.

- Iklim Moderat Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang berlebihan dan dingin yang

berlebihan pula, namun tidak terlalu menyolok. Suhu udara rata-rata terendah pada

musim dingin ialah -15o C dan suhu terpanas adalah sekitar 25o C.

- Iklim Panas Kering Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan, udara kering, suhu

udara rata-rata 25o C – 45o C terpanas dan 10o C terdingin disertai dengan kelembaban

relatif yang sangat rendah.

- Iklim Panas Lembab Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan disertai dengan

kelembaban relatif yang tinggi pula. Suhu udara rata-rata di atas 20o C dengan

kelembaban relatif sekitar 80-90 %   (Sandy, 1987).

2.3 Komponen-Komponen Iklim

1. Angin (Air Movement)

Adalah pergerakan udara atau udara yang bergerak. Gerakan mempunyai arah dan

kecepatan (v) serta percepatan (a). Angin merupakan gerak akibat/penyeimbang di dalam

kumpulan partikel-partikel udara. Apabila sebagian partikel-partikel tersebut

mendapat/menerima energi sehingga geraknya semakin cepat – keregangan meningkat dan berat

jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang

lain.

2. Kelembaban

Adalah Jumlah kandungan uap air dalam satuan volume udara. Iklim laut ditandai dengan

kelembaban tinggi sedangkan iklim kontinental ditandai dengan kelembaban rendah.

3. Curah Hujan

Adalah frekuensi dan banyaknya hujan yang terjadi di suatu daerah (Fadilah, 2000).

Kunjungan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah

atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan

Page 13: Lap Akhir Agroklimat

fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi

melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki

oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan

kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal (Anonimc, 2010).

Klimatologi adalah studi iklim, ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca rata-rata

selama periode waktu tertentu, dan merupakan cabang dari ilmu atmosfer . Pengetahuan dasar

iklim dapat digunakan dalam peramalan cuaca jangka pendek dengan menggunakan teknik

analog seperti El Niño – Southern Oscillation (ENSO), yang Madden-Julian Oscillation (MJO),

Osilasi Atlantik Utara (NAO), Annualar Utara Mode (NAM), osilasi Arktik (AO), Pasifik Utara

(NP) Index, Decadal Pasifik Oscillation (PDO), dan Pasifik Interdecadal Osilasi (IPO). Model

iklim digunakan untuk berbagai tujuan dari studi mengenai dinamika iklim cuaca dan sistem

untuk proyeksi iklim di masa mendatang (Critchfield, 1979).

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan

prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan

logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala

perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer (Nugroho, 2005).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :

- Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika;

- Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

- Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi

di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan

dengan perubahan iklim;

- Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta

masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

- Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Page 14: Lap Akhir Agroklimat

- Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika;

- Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan

komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

- Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;

- Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;

- Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;

- Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika (Anonimb, 2010).

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah Lembaga Pemerintahan

Non Departemen yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,

Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG

dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan. BMKG

mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh

seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas: melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku (Rafsanjani, 1993).

Page 15: Lap Akhir Agroklimat

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis. Actinograf bimetal,

thermometer max, thermometer min, bola basah, bola kering, barometer, panci evaporasi,

anemometer.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air untuk menstabilkan di panci

evaporasi.

3.3 Cara Kerja

1. Pada pagi hari melakukan pengamatan pada thermometer max dan min, actinograf dwilogam

untuk mengambil dan mengganti kertas pias, barometer, thermometer bola basah bola kering,

higrograf dan anemometer.

2. Pada siang hari melakukan pengamatan pada thermometer max dan min, barometer,

thermometer bola basah bola kering, higrograf dan anemometer.

3. Pada sore hari melakukan pengamatan pada thermometer max dan min, barometer,

thermometer bola basah bola kering, higrograf, anemometer dan panci evaporasi.

Page 16: Lap Akhir Agroklimat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

a. praktikum mandiri

1. Luas Grafik

=

= = 58,867

Intensitas Radiasi = L Grafik x 54,545 x 68,685

= 58,867x 54,545 x 68,685

= 220857,33

2. Perhitungan Suhu Udara

T max = 27

T min = 23

Th (1) = = = = 25

T bola basah + bola kering = = 26,075

Th = = 25,5375

3. Mengukur Kecepatan Angin

Pagi = = 0,00083

Page 17: Lap Akhir Agroklimat

Siang = = 0,00125

Sore = = 0,0008

4. Panci Evaporasi

Po = 65 mm

P1 = 60mm

Eo = Po – P1 = 65 - 60 = 5 mm

5. Penutupan Awan

Pagi = = = nilai 1 okta

Siang = = = 11,25% = nilai 1 okta

Sore = = = 17,5 = nilai 1 okta

4.1.1. Data Kelas

PENGAMATAN T. MAX DAN T. MIN

TANGGALT.

MAXT.

MIN HASILSORE PAGI

11 Oktober 2012 25 22 23,512 Oktober 2012 25 26 25,513 Oktober 2012 28 22 2514 Oktober 2012      15 Oktober 2012 31 32 31,516 Oktober 2012 31 19 2517 Oktober 2012 30 20 2518 Oktober 2012 25 21 2319 Oktober 2012 24 20 2220 Oktober 2012 30 29 29,521 Oktober 2012 31 20 25,522 Oktober 2012 27 20 23,523 Oktober 2012 23 22 22,524 Oktober 2012 23 21 2225 Oktober 2012 22 20 2126 Oktober 2012 25 21 2327 Oktober 2012 32 20 26

Page 18: Lap Akhir Agroklimat

28 Oktober 2012 25 18 21,529 Oktober 2012 32 26 2930 Oktober 2012 30 23 26,531 Oktober 2012 31 21 26

01 Nopember 2012 26 28 2702 Nopember 2012 32 27 29,503 Nopember 2012 14 48 3104 Nopember 2012 26 37 31,505 Nopember 2012 23 29 2606 Nopember 2012 23 28 25,507 Nopember 2012 21 28 24,5

TANGGAL T harian11/10/2012 2412/10/2012 20,62513/10/2012 18,514/10/2012 015/10/2012 21,77516/10/2012 25,32517/10/2012 25,012518/10/2012 24,419/10/2012 24,12520/10/2012 27,7521/10/2012 25,637522/10/2012 24,912523/10/2012 23,87524/10/2012 23,2525/10/2012 2426/10/2012 24,7527/10/2012 2728/10/2012 24,87529/10/2012 29,37530/10/2012 26,62531/10/2012 26,7501/11/2012 26,7502/11/2012 28,12503/11/2012 27,7504/11/2012 28,137505/11/2012 25,77506/11/2012 25,4507/11/2012 21,6

PENGAMATAN BOLA BASAH DAN BOLA KERING

TANGGALBOLA KERING BOLA BASAH

HASILPAGI SIANG SORE   PAGI SIANG SORE

11/10/2012 22 30 25 24,5 19 22 22 2212/10/2012 21   21 15,75 25   23 17,7513/10/2012 21   27 12 23   28 12,75

Page 19: Lap Akhir Agroklimat

14/10/2012       0       015/10/2012     26 12,05     27 13,516/10/2012 22,2 32 25,3 25,65 27 24,2 25,4 24,417/10/2012 23,1 28 25 25,025 21 28,4 24,9 24,118/10/2012 24 31,2 25 25,8 22,1 23,9 23,4 22,619/10/2012 23 31 27 26,25 21 31 22 24,2520/10/2012 24 29 28 26 23 27 25 23,7521/10/2012 23 30 26 25,775 20 24 22 21,522/10/2012 24,1 31 27,2 26,325 20 31 27,8 24,723/10/2012 23 30 26 25,25 20 22 22 20,7524/10/2012 22 29 23 24,5 19 23 27 22,525/10/2012 24 33 26 27 21 22 23 2226/10/2012 25 30 26 26,5 22 24 25 2427/10/2012 25 35 27 28 25 23 23 23,2528/10/2012 25 31 28 28,25 22 23 22 2329/10/2012 29 35 30 29,75 25 27 26 2530/10/2012 25 32 26 26,75 22 24 23 22,531/10/2012 24 33 30 27,5 21 22 25 23,2501/11/2012 23 31 26 26,5 25 24 24 23,7502/11/2012 26 29 28 26,75 22 35 24 26,2503/11/2012 24 25 25 24,5 24   24 17,7504/11/2012 24 26 26 24,775 23 23 23 22,805/11/2012 23,1 28,2 25,5 25,55 22,2 24 23,1 22,92506/11/2012 25,4 26,2 26,4 25,4 22,4 23 23,1 22,77507/11/2012 23,6 27,2 24 18,7 22,6 23,1 22 16,925

PENGAMATAN TERMOGRAF

TANGGALPENGAMATANPAGI SORE

11/10/2012    12/10/2012    13/10/2012    14/10/2012    15/10/2012    16/10/2012    17/10/2012    18/10/2012 21,9 3219/10/2012 31 3120/10/2012 31 3121/10/2012 30,5 3122/10/2012 30 3223/10/2012 30 3124/10/2012 30 3225/10/2012 31 3126/10/2012 31 3127/10/2012 31 3128/10/2012 31 3129/10/2012 31 3130/10/2012 31 3131/10/2012 31 31

Page 20: Lap Akhir Agroklimat

01/11/2012 31 3102/11/2012 31 3103/11/2012 32 3204/11/2012    05/11/2012    06/11/2012    07/11/2012    

PENGAMATAN INTENSITAS RADIASITANGGAL INTENSITAS11/10/2012 257.637,7112/10/2012 185077,44213/10/2012 208.93914/10/2012  15/10/2012  16/10/2012 163868,55717/10/2012 297203,76218/10/2012 315448,8419/10/2012 283112,5820/10/2012  21/10/2012 252872,8822/10/2012 220357,3323/10/2012 226,77124/10/2012 20477,9425/10/2012 361.900,8726/10/2012 41270,05627/10/2012 15475,7128/10/2012 162.453,9529/10/2012 244.618,8730/10/2012 2200607,2131/10/2012 130,78901/11/2012 199080,795502/11/2012 43822,8163303/11/2012 149999,240904/11/2012 208847,023205/11/2012 21,86706/11/2012 33,53307/11/2012  

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pagi hari dengan menghitung waktu

setempat :

WW=WST+B+K dimana,

B= 4(dww-dbt) WW= WST - (-29.48) + (-15)

B= 4(105-112,37) WW= 06.00 - (-29.48 -15)

Page 21: Lap Akhir Agroklimat

B= -29.48 WW= 06.00 - (44.48)

WW= 06.44.48

Begitu pula pada pengamatan siang hari dan sore hari dilakukan pada jam 12.44.48 dan 15.44.48

Pengukur intensitas penyinaran adalah bimetal actinograf. Sedangkan di laboratorium

hanya terdapat sebuah actinograf yaitu Actinograf dwi logam/bimetal Actinograf. Prinsip kerja

alat ini adalah perbedaan muai antara lempeng logam hitam dan lempeng logam putih. Pada

actinograf cara pengukuran dilakukan dengan mengukur luasan yang tercatat di dalam kertas

grafik dengan bantuan planimeter, yang kemudian dikonversi ke dalam satuan intensitas

matahari dengan mengalikan terhadap konstanta actinograf. Actinograph bimetal alat ini untuk

mendapatkan ukuran radiasi penyinaran total dengan mencatat perbedaan temperatur antara jalur

bimetalik berselubung hitam yang menyerap radiasi sinar matahari dan dua lajur bimetalik yang

sama dicat putih yang memantulkan radiasi sinar matahari.

Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan di stasiun klimatologi UMM yang

berada di Tegalgondo pada tanggal 12 Oktober 2012. Pada pengamatan untuk radiasi matahari

yang dimulai pada pukul 06.44.48 mendapatkan hasil antara lain, perhitungan luas grafik dengan

metode punch sebesar 58,867 dengan nilai konstanta alat sebesar 68,685 dan bilangan tetapan

pias sebesar 54,545. Sehingga didapatkan analisa intensitas radiasi matahari sebesar 22085,33.

Berdasarkan analisa data pengukuran suhu yang diambil pada pagi, siang dan sore hari,

suhu harian thermometer maksimum-minimum yang diperoleh sebesar 25oC dan suhu harian

thermometer bola basah-bola kering sebesar 25,5375. Sehingga didapatkan suhu harian rata-rata

pada daerah tersebut sebesar 25,5375.

Analisa pengukuran kecepatan angin di lakukan berdasarkan pengamatan pada pagi,

siang dan sore hari dengan hasil analisa pagi hari sebesar 0,00083 siang hari 0,000125 sebesar

dan sore hari sebesar 0,0008. Hal ini menunjukkan bahwa angin berhembus dangan cepat pada

siang hari jika dibandingkan dengan kondisi pagi dan sore harinya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada panci evaporasi tampak adanya penguapan

hal ini dikarenakan adanya pengurangan volume air yang seharusnya permukaan air sejajar

dengan ujung paku. Tetapi pada saat melakukan pengamatan tidak ada tanda-tanda terjadinya

hujan. Menurut analisa perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa penguapan

terjadi sebesar 5 mm dimana volume awal sebesar 65mm dan terjadi pengurangan dan memiliki

volume akhir 60mm.

Page 22: Lap Akhir Agroklimat

Berdasarkan pengamatan penutupan awan terbagi menjadi 4 kuadran dan masing-masing

kuadran diperkirakan prosentase penutupan awan. Setelah dilakukan analisa hasil yang diperoleh

pada pagi hari memiliki nilai 1 okta yang berarti jejak-jejak bekas awan hingga 1/10 dari total

langit tertutup awan, sedangkan pada siang hari memiliki 1 okta yang berarti jejak-jejak bekas

awan hingga 1/10 dari total langit tertutup awan dan pada sore hari memiliki 1 okta yang berarti

jejak-jejak bekas awan hingga 2/8 dari total langit tertutup awan.

Pengamatan unsur cuaca dilaksanakan di Stasiun Klimatologi, milik Universitas Muhammadiyah

Malang. Dalam praktikum pengamatan unsur cuaca ini dilakukan kegiatan berupa pengenaan

alat meterologi beserta bagian-bagian dan fungsinya. Alat-alat klimatologi yang diamati

meliputi Aktinograf dwi logam, Barometer, Termometer maximum dan minimum,

Termohigrograf, Termometer tanah bengkok, Ombrometer, Ombrograf, Anemometer, Wind

Vane, Ttermometer bola basah bola kering dan Pan Evaporimeter.

Alat yang digunakan untuk pengamatan suhu yakni thermometer maximum. Cara kerja

termometer maximum adalah bila suhu naik, air raksa akan mengembang tetapi bila suhunya

kemudian turun air raksa tidak bias kembali pada bola air raksa karena adanya penyempitan leher

sehingga yang terukur adalah temperature maksimum saja. Untuk mengembalikan posisi air

raksa, termometer harus dikibaskan dengan kuat. Thermometer ini dipasang pada sangkar dan

diletakkan mendatar agak miring 2° ke atas. Pada tabung gelasnya dibuat penyempitan

pembuluh. Kegunaan thermometer minimum hanya mengukur temperatur minimum yang diukur

di dalam gelas thermometer dan diindikasikan dengan posisi index yang bergerak karena adanya

gesekan tegangan permukaan antara gas dan alcohol. Apabila suhu naik, maka alkohol akan

mengembang dan menggerakkan index pada posisi minimum. Cara meletakkan thermometer

minimum adalah mendatar.

Pada praktikum klimatologi didapat T maksimum dan T minimum selama satu bulan yang dapat

dilihat pada grafik dibawah ini.

Pengamatan unsur cuaca dilaksanakan di Stasiun Klimatologi, milik Universitas

Muhammadiyah Malang. Dalam praktikum pengamatan unsur cuaca ini dilakukan kegiatan

berupa pengenaan  alat meterologi beserta bagian-bagian dan fungsinya. Alat-alat klimatologi 

yang diamati meliputi Aktinograf dwi logam, Barometer, Termometer maximum dan minimum,

Page 23: Lap Akhir Agroklimat

Termohigrograf, Termometer tanah bengkok, Ombrometer, Ombrograf, Anemometer, Wind

Vane, Ttermometer bola basah bola kering dan Pan Evaporimeter.

Alat yang digunakan untuk pengamatan suhu yakni thermometer maximum. Cara kerja

termometer maximum adalah bila suhu naik, air raksa akan mengembang tetapi bila suhunya

kemudian turun air raksa tidak bias kembali pada bola air raksa karena adanya penyempitan leher

sehingga yang terukur adalah temperature maksimum saja. Untuk mengembalikan posisi air

raksa, termometer harus dikibaskan dengan kuat. Thermometer ini dipasang pada sangkar dan

diletakkan mendatar agak miring 2° ke atas. Pada tabung gelasnya dibuat penyempitan

pembuluh. Kegunaan thermometer minimum hanya mengukur temperatur minimum yang diukur

di dalam gelas thermometer dan diindikasikan dengan posisi index yang bergerak karena adanya

gesekan tegangan permukaan antara gas dan alcohol. Apabila suhu naik, maka alkohol akan

mengembang dan menggerakkan index pada posisi minimum. Cara meletakkan thermometer

minimum adalah mendatar.

Pada praktikum klimatologi didapat T maksimum dan T minimum selama satu bulan

yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Sebelum melakukan penghitungan T Harian, terlebih dahulu melakukan

perhitungan T1 didapat dari hasil Termometer maksimum dan minimum, dan T2 dari

perhitungan Termometer bola basah bola kering. Sehingga didapat hasil T Harian,

dengan rumus sebagai berikut :

T Harian = T(1) + T(2) 2

Page 24: Lap Akhir Agroklimat

Didapat hasil dari praktikum agroklimat pada perhitungan T harian selama satu

bulan, yakni

Dari hasil grafik diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 14 Oktober 2012

terdapat kelompok praktikan yang tidak melakukan pengamatan sehingga, pada grafik

terjadi fluktuasi suhu yang sangat tajam. Sehingga data tidak sepenuhnya dilakukan

pengamatan selama satu bulan (terdapat missing data).

Aktinograf Dwi Logam digunakan untuk mengukur jumlah energi radiasi matahari ke

bumi (Cal/cm2/waktu). Alat ini memiliki ketelitian alat 1cm dengan prinsip kerja sistem

mekanik. Aktinograf berperekan bekerja secara otomatis, sehingga dapat mengukur setiap saat

pada siang radiasi surya yang jatuh pada alat. Sensor berupa bimetal (dwilogam) berwarna hitam

yang mudah menyerap radiasi surya. Panas yang diakibatkan oleh radiasi yang diserap ini

membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding dengan radiasi yang diterima

sensor. Lengkungan disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar

menurut waktu. Hasil rekaman berbentuk grafik. Jumlah luas grafik atau integral dari grafik

sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari.

Pengambilan dan penerapan kertas pias dilakukan pada pagi hari, pada praktikum kali ini

telah disepakati secara bersama bahwa pengambilan dan penerapan dilakukan pada jam 07:00

WIB. Sehingga didapat grafik selama satu bulan pada pertengahan oktober sampai november,

sebagai berikut:

Page 25: Lap Akhir Agroklimat

Pada praktikum mengenai intensitas radiasi matahari dengan menggunakan alat berupa

aktinograf dwi logam didapatkan hasil seperti data grafik diatas. Intensitas radiasi matahari yang

ada pada grafik menunjukkan bahwa pada tanggal 25 oktober 2012 sampai pada tanggal 1

november 2012 merupakan intensitas radiasi matahari yang sangat tinggi selama satu bulan.

Pada beberapa tanggal yang tidak terdapat garis (line grafik) menunjukkan bahwa tidak ada

pengamatan pada tanggal tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kelompok yang tidak

melakukan pengamatan dikarenakan salah pengertian antara praktikan dengan asisten.

Selain itu pengamatan dilakukan pada setiap hari atau tanggal oleh satu kelompok, baik

pengamatan radiasi, suhu, kelembaban, awan, angin dan hujan. Sehingga pawa awal praktikum

terdapat beberapa data yang tidak ada sehingga grafik yang ada tidak dapat mewakili iklim pada

satu bulan tersebut.

Pengukuran suhu tanah dilakukan dengan alat yang bernama thermometer tanah bengkok.

Pengukuran dilakukan pada kedalaman tanah 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Alat ini

diletakkan pada tanah yang bebas dari rumput. Hal ini dikarenakan apabila terdapat tumbuhan di

sekitarnya, maka pengukurannya dapat berbeda. Aktivitas tumbuhan yang memerlukan energi

dapat mempengaruhi suhu tanah. Namun ada pula yang diletakkan di tanah berumput. Pada

praktikum ini yang dilakukan pada stasiun UMM alat pengukuran suhu tanah diletakkan diatas

tanah rumput. Hal ini karena untuk mengidentifikasi bahwa suhu tanah sesuai untuk kepentingan

pada pertanian.

Page 26: Lap Akhir Agroklimat

Selanjutnya adalah Ombrometer yakni alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan.

Alat pengukur curah hujan dibagi menjadi dua jenis berdasarkan yaitu ombrometer manual dan

ombrometer otomatis (ombrograf). Secara umum, prinsip pengukuran curah hujan yaitu dengan

mengukur tinggi air hujan yang jatuh pada permukaan horizontal berupa alat penakar hujan. Cara

penggunaan ombrometer manual adalah dengan menampung air hujan yang terjadi kemudian

pada setiap jam pengamatan kran dibuka dan air hujan ditakar dengan gelas ukur. Prinsip kerja

alat manual ini adalah menghitung besar air yang tertampung pada alat dan diukur dengan gelas

ukur. Ombrograf juga digunakan untuk mengukur jumlah hujan dan intensitas hujan. Ombrograf

juga memiliki prinsip kerja yang sama dengan ombrometer manual. Perbedaannya hanya terletak

pada data yang dihasilkan. Pada alat ini data yang dihasilkan langsung dapat dibaca tanpa

melalui proses terlebih dahulu. Mekanisme kerja alat ini bergantung pada komponen alat

pelampung yang akan mengalami gerakan pada saat kolektor menerima tetesan air hujan. Jika

tabung penampung terisi air maka pelampung ini akan naik diikuti dengan gerakan lengan

pencatat ke kertas pias sehingga data dapat terbaca.

Pada grafik diatas didapat bahwa hujan yang dapat ditampung dalam ombrometer terjadi

selama 4 kali yaitu pada tanggal 17, 19, 20 oktober 2012 dan 3 november 2012. Hujan dapat

tertampung dalam ombrometer adalah hujan yang deras, karena pengamatan hujan dilakukan

hanya pada sore hari selama satu hari. Hal ini yang menyebabkan bila terjadi huja yang tidak

deras atau hanya gerimis, air hujan akan terkena angin dan tidak dapat tercatat oleh praktikan.

Evaporimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi. Cara

mendapatkan penguapan netto adalah dengan menambahkan atau mengambil air dari tangki yang

berbentuk silinder. Usahakan air di dalam tabung penenang tetap sama tinggi dengan fixed point.

Jika tinggi pedoman terbenam, air yang ada di dalam tangki penguapan harus diambil sampai

Page 27: Lap Akhir Agroklimat

tinggi air sama dengan titik tinggi pedoman. Jika titik tinggi pedoman tidak rata dengan air maka

air ditambahkan ke dalam tangki penguapan sampai air setinggi dengan fixed point  atau tinggi

titik pedoman. Pada sisi pan evaporimeter diberi pelindung berupa jeruji kawat. Fungsinya

adalah untuk melindungi pan evaporimeter dari pengganggu sehingga pencatatan bias lebih

akurat. Prinsip kerja dari pan evaporimeter adalah adanya suatu genangan air yang diukur selisih

tinggi air awal dengan air setelah penguapan terjadi. Pan evaporimeter diletakkan di atas tanah.

Pan diisi dengan air dan diusahakan tinggi muka air sesudah dilakukan pembacaan sekitar 5 cm

di bawah bibir panci. Cara pembacaannya, mula-mula ujung kail dipasang tepat pada permukaan

air. Setelah waktu tertentu terjadi penguapan, kail tidak lagi menempel pada permukaan air.

Dengan perantara alat pemutar skala, kail dikembalikan hingga tepat menyinggung muka air

kembali, kemudian dibaca besarnya penurunan dari kail yang merupakan besarnya penguapan

yang terjadi.

Page 28: Lap Akhir Agroklimat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 201. http//www.KlimatologibanjarBaru.com/Artikel/2008/12/Aws-Automatic-Weather-

Stasion/

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press.

Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.

Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. Klimatologi

Pertanian. USU Press. Medan.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur

iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1986. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan

Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara.

Mado Irwan, Ir. 2006. Penuntun Praktis Penganalan  Alat-alat Agroklimatologi. Fakultas

pertanian UNISMUH. Makassar

Sub Bibang Hydrologi, 1981. Penakar Hujan Otomatis Hellman. Departemen Perhubungan.

Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta:

UGM Press.

Wisnubroto, S; Siti Lela AS; Mulyono N. 1983. Asas-Asas Meteorologi Pertanian.

Yogyakarta : Ghalia Indonesia, UGM.

Page 29: Lap Akhir Agroklimat

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Oleh:

FAJAR SHODIQ 201010200311036

LARAS PRATAMI 201010200311054

BAGUS ARYO SANDIKO 201010200311046

JURUSAN AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012