lap akhir agroklimat
DESCRIPTION
okkkTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pertanian. Maka dari itu
pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan
pertanian sehingga mampu membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal
tersebut perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadapperkembangan
tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil yang akan diperoleh saat panen yang akan
datang.
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam keadaan yang akan
ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut. Sebagai contohnya yaitu apabila
intensitas cahaya meningkat, maka suhu udara meningkat yang menyebabkan kelembapan
menjadi rendah maka penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi banyak,
kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul presipitasi (hujan).
Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta mampu mengaitkan
terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat menghubungkan dengan waktu musim
tanam dan memilih tanaman yang cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah
dapat memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa, serta tanaman
apa yang akan kita tanam pada musim tersebut.
Sebagai tindakan nyata tentang mempelajari unsur unsur iklim, maka di Badan
Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika merupakan salah satu tempat untuk melakukan
penelitian terhadap cuaca. Hal tersebut terjadi karena pada tempat tersebut telah ada alat alat
yang dapat digunakan untuk mengetahui unsur unsur cuaca yang terjadi. Sebagai contoh yaitu
terdapat ombrometer serta ombrograf yaitu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan,
barometer yaitu untuk mengukur tekanan udara, termometer tanah bengkok untuk mengukur
suhu tanah, anemometer untuk menentukan kecepatan angin, serta masih banyak alat alat lain
yang terdapat disana. Kemudian apabila data telah didapatkan dari berbagai unsur cuaca, maka
dapat ditarik kesimpulan tentang keadaan apa yang akan terjadi, berhubungan dengan kegiatan
pertanian dan penerbangan. Misalnya dapat ditentukan mulainya musim tanam pada bulan apa,
sehingga para petani dapat memanfaatkan dari informasi yang diberikan untuk kegiatan
pertanian.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Agroklimatologi adalah :
1. Mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim
2. Mengetahui alat pengukur cuaca dan iklim serta cara penggunaannya
3. Mengetahui kondisi iklim mikro pada berbagai variasi ketinggian tempat
4. Mengetahui cara pengolahan data dari unsur unsur cuaca yang ada, sehingga mampu
memprediksi apa yang akan terjadi.
5. Mengetahui kegiatan yang dilakukan di BMKG serta paranannya terhadap pembangunan
pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengamatan Unsur Cuaca
1. Radiasi Surya
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan
unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi
akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan,
suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah berbeda dari
pengendali iklim di bumi secara menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai
komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam
hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut
dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia,
biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (Anonima,
2010).
Spektrum radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan tanah, vegetasi, air dan materi
lainnya berbeda dengan spectrum radiasi matahari karena karakteristik serapan, pantulan dan
penerusan radiasi matahari oleh materi-materi tersebut berbeda satu sama lain. Buktinya terlihat
pada warna pada permukaan benda tersebut (Lakitan, 1997).
Radiasi surya (solar radiation) merupakan satu bentuk radiasi thermal yang mempunyai
distribusi panjang gelombang yang khusus. Intensitasnya sangat tergantung ada kondisi atmosfer,
saat dalam tahun, dan sudut-timpa (angle of incidence) sama di permukaan bumi. Pada batas
luar atmosfer, radiasi total adalah 1.395 W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari
matahari. Angka ini disebut Konstanta Surya (Solar Constant)(Anonimb, 2010).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya di permukaan bumi ada dua.
Pertama jarak dari matahari kebumi. Bumi mengelilngi matahari (revolusi) dengan lintasan yang
elips, perubahan jarak menimbulkan variasi penerimaan radiasi surya. Perihelion: radiasi
maksimum 2.01 ly.min-1(3 Januari jarak terdekat). Aphelion: radiasi minimum 1.88 ly.min -1
(Jarak terjauh 4 juli). Kedua Panjang hari dan sudut datang. Selain atmosfer penerimaan radiasi
surya disebabkan oleh sudut jatuh. Sinar jatuh dengan posisi miring, memberikan lebih sedikit
energy radiasi karena lapisan atmosfer menjadi lebih tebal dan bayak sinar yang dipantulkan
(Wallace, 1995).
Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup. Penyinaran
yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan buahnya terlalu lebat karenanya hanya dapat
memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat
mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus didaerah-daerah
tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat (Vink, 1994).
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah berat udara pada permukaan bumi sampai batas atmosfer, pada
daerah seluas 1 cm2 , temperatur 00 C, pada ketinggian 0 m di atas permukaan laut ( pal ) dan
pada garis lintang 450 C. Tekanan udara tersebut besarnya 75 cm Hg tar. Tekanan 76 cm Hg ini
disebut atmosfer (Wisnubroto, 1986).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain garis lintang bumi,
lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara disuatu daerah, ditarik garis-garis
isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu periode tertentu. Tekanan
udara selalu turun dengan naiknya ketinggian tempat (Tjasyono, 2004).
Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai tekanan udara yang
maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang tinggi menyebabkan tekanan udaranya
rendah karena udara mengembang. Hal ini menyebabkan terjadinya angin, karena udara
bertekanan maksimum bergerak menuju daerah yang tekanan udaranya minimum (Anonimc,
2010).
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang
berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin
menurun. Hal ini dipengaruhi oleh:
Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang. Sifat udara yang dapat
dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.
Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi tempat
suhu makin naik (Leonheart,2009).
Tekanan atmosfer adalah tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya,
tekanan atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh berat udara di
atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut,
yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah (depresi).
Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih sedikit di atas lokasinya, di mana
sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya
(Anonima,2010).
3. Suhu
Suhu merupakan karakteristik inherent dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan
dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan
meningkat. Sebaliknya suhu udara dari benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan
kehilangan panas. Tapi hubungan antara satuan panas (energi) dengan satuan suhu tidak
merupakan satuan konstanta. Karena besarnya peningkatan dipengaruhi oleh daya tampung
panas (heat capacit ) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut (Lakitan, 1994).
Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk
suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C)
disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan
Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan nama termometer.
Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke dalam empat macam
termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan prinsip arus listrik,
thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan termometer berdasarkan
prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu
tinggi. (Sophiadwiratna, 2010).
Suhu udara dicatat menggunakan termometer yang di tempatkan dalam semacam kotak
yang terbuka, perlindungan terhadap pencurahan dan penyinaran langsung matahari perlu
diadakan. Banyak pengamatan menggunakan termometer maksimum dan termometer minimum.
Semua itu merekam, dengan bantuan petunjuk, suhu maksimal dan minimal yang dialami setelah
alat itu dipasang (Maidens, 1995).
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut
sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa
sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga
perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga
beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah.
Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut
termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu
naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian (Anonimc, 2010).
Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer
bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai
kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau
sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali
kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air
banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer
bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer
bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola
kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan
udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta
(Badai, 2009).
4. Kelembaban dan pH tanah
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam
udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya
kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat
penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan
dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya
yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air (Handoko, 1993).
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari
disebabkan oleh penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radisi matahari. Pada malam hari akan
berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari
udara oleh sebab itu kandungan uap air di udara dekat tersebut akan berkurang (Lakitan, 1994).
Salah satu fungsi kelembaban udara dalah sebagai lapisan pelindung permukaan bumi.
Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan, sekurang-
kurangnya setelah radiasi matahari gelombang pendek yang menuju kepermukaaan bumi. Ia juga
menahan keluarnya radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi pada waktu siang
dan malam (Asdak, 1995).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai
panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak
hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah
dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi
(Karim,1995).
Kelembaban tanah merupakan faktor penting untuk kehidupan dan sangat menarik untuk
dikaji. Fungsi utama dari kelembaban tanah adalah mengontrol pembagian air hujan yang turun
ke bumi menjadi run off ataupun infiltrasi. Kelembaban tanah sangat penting untuk studi potensi
air dan studi neraca air (Anonimc, 2010).
5. Angin
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang
ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin dapat dikendalikan ; (1) Bila
partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok / butiran yang terlalu besar ukurannya
untuk bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi
melalui penggunaan tanah oleh tanaman tertutup, (3) Dengan menggunakan jalur-jalur tanggul /
tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang
bergerak dengan saltasi (Foth, 1994).
Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk arah
angin. Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil
sebanyak tiga (kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak. Kecepatan
putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi
ukuran berapa jangkauan angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang
ditetapkan (Wilson, 1989).
Angin dapat bergerak secara horizontal maupun vertical dengan kecepatan yang
bervariasi dan berfluktuasi dinamis. Angin mengikuti pola umum sirkulasi atmosfer bumi. Angin
pada lapisan udara dekat permukaan bumi mempunyai kecepatan yang lebih rendah
dibandingkan pada lapisan udara yang lebih tinggi terutama karena hambatan akibat geseran
dengan permukaan bumi. Arah angin pada lapisan udara yang lebih tinggi juga lebih bervariasi
(Lakitan, 1994).
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim. Angin
lokal 3 macam yaitu Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin lembah
dan angin gunung dan angin jatuh yang sifatnya kering dan panas. Sedang Angin musim ada 5
macam, pertama angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik
menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Kedua angin anti passat. Udara di atas daerah ekuator
yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin anti
passat. Ketiga angin barat. Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara
dan selatan mengalir ke daerah sedang utara dan daerah sedang selatan sebagai angin barat.
Keempat angin timur. Angin timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub. Terakhir
angin muson (monsun). Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3
bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti
arah secara berlawanan setiap setengah tahun (Feedfury,2009).
Faktor terjadinya angin ada empat. Pertama gradien barometris yaitu bilangan yang
menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien
barometrisnya, makin cepat tiupan angin. Kedua letak tempat. Kecepatan angin di dekat
khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa. Ketiga tinggi tempat. Semakin
tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya
gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang
tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil. Terakhir waktu. Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di
malam hari (Anonimb,2010).
6. Evapotranspirasi
Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam
tanah atau melimpas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah
penyimpanan permukaan, hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses dimana air menjadi uap
(Eagleson, 1970).
Kehilangan air melalui permukaan tanaman teras atau penguapan (evaporasi) dan melalui
permukaan teras (transpirasi) disebut evapotranspirasi atau kadang-kadang disebut penggunaan
air tanaman (water use). Evapotranspirasi merupakan salah satu komponen neraca air atau
menjadi dua komponen bila dipilih menjadi evaporasi dan transpirasi. Kehilangan air melalui
evaporasi mempunyai akibat terhadap fisiologi tanaman secara tidak langsung, seperti
mempercepat penerimaan kadar air pada lapisan atas dan memodifikasi iklim mikro di sekitar
tanaman (Anonimc, 2010).
Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi
atau kebutuhan air. Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu
disebut evapotranspirasi potensial. Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi
itu banyak dan lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya
evapotranspirasi tidak dapat diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi evapotranspirasi adalah
faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang
penting dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka telah banyak jenis dan cara penentuannya
yang telah diadakan (Oldeman, 1978).
Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeoro-logi.
Pengukuran langsung evaporasi maupun evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang
luas akan mengalami banyak kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode
pendekatan dengan menggunakan input data-data yang diperkirakan berpengaruh terhadap
besarnya evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak menjadi faktor pembatas, maka
evapotranspirasi yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan kondisi itu dikatakan
sebagai evapotranspirasi potensial tercapai atau dengan kata lain evapotranspirasi potensial akan
berlangsung bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata maupun permukaan tanah (Apriyana,
2000).
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan
air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut
transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi. Pada daerah-daerah yang
kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi dan
evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi
merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan
proses yang penting dalam siklus hidrologi (Ward dalam Seyhan, 1977).
7. Awan
Kondensasi dapat terjadi lebih cepat jika tersedia partikel-partikel halus yang bersifat
higroskopis sehingga dapat berfungsi sebagai inti kondensasi. Inti kondensasi ini akan mengikat
molekul-molekul alam disekitarnya untuk membentuk butiran-butiran air. Jika suhu udara berada
di bawah titik beku air, maka kristal es dapat terbentuk. Kumpulan butiran air atau butiran es
yang tersuspensi di udara pada ketinggian lebih besar dari 1 km dan dapat dilihat dengan mata
telanjang (visible) disebut awan. Klasifikasi awan ada yang berdasarkan ketinggian awan. Awan
tersebut terbentuk dapat dibedakan menjadi 4 jenis awan tinggi (> 7 km) disebut awan cirrus,
cirrostratus, dan cirrocumulus. Awan pertengahan (2-7 km) yaitu awan altostratus dan
altocumulus. Awan rendah (<2km) stratocumulus, stratus dan nimbo stratus. Awan tumbuh
vertical (1-20 km) yaitu cumulus, cumulonimbus (Lakitan, 1994).
Awan adalah merupakan titik air yang melayang-layang tinggi di angkasa. Terjadinya
awan ini dapat disebabkan oleh :
- Adanya inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah
- Adanya kenaikan tingkat kelembaban relative yang disertai banyak inti kondensasi
- Adanya pendinginan (Hardjodinomo, 1986).
- Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan
awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan
turunlah hujan. Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan
menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah
bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair.
Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan
(Anonimb, 2010).
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka
terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara, pertama, apabila udara panas, lebih
banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat
dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap
itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga
banyaknya. Kedua, suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama
akan menjadi semakin jenuh dengan uap air (Anonimc, 2010).
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan
menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang
terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan
kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan (Oldeman, 1978).
2.2 Pengukuran Iklim Mikro
Iklim mikro adalah semua pengukuran iklim yang dilakukan untuk mengamati lapisan
udara dekat tanah terutama dipengaruhi oleh permukaan tanah dan penutupnya, naungan yang
kurang lebih tertutup dengan dimensi bervariasi dan dapat turun sampai skala centimeter dimana
dapat dilihat gradien temperatur dan kelengasan yang besar serta terjadi hambatan terhadap
angin. Secara umum iklim mikro dalam green house yang baik dicirikan oleh temperatur,
penyinaran matahari, kelembaban relatif dan CO2 yang dapat dikendalikan (Anonimb, 2010).
Iklim mikro merujuk kepada keadaan iklim bagi suatu kawasan kecil atau iklim
tempatan. Iklim satu lokasi adalah satu rantaian keapda sistem iklim yang lebih besar, maka
perubahan dalam sesuatau iklim akan mengakibatkan perubahan kepada sistem iklim yang lebih
besar (Handoko, 1995).
Pembangunan membawa kesan ke atas sistem iklim mikro. Pembangunan mengubah
iklim mikro sesuatu kawasan; kesan utama adalah terhadap imbangan sinaran tenaga dan
gangguan terhadap kitaran hidrologi. Penebangan pokok mengakibatkan kuantiti sinaran tenaga
yang diserap oleh tanah lapang meningkat. Ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan tanah
dan suhu udara. Pembalikan sinaran tenaga bertambah hingga menyebabkan suhu udara
meningkat (Anonima, 2010).
Pembuangan tumbuhan yang berperanan sebagai penyerap air menyebabkan peningkatan
larian (run-off) permukaan air. Tanah yang terdedah mudah terhakis dan air larian permukaan ini
akan bergerak dengan cepat ke saliran. Penambahan kuantiti air yang bergerak dengan cepat
menyebabkan banjir kilat. Kesan dari perindustrian, gas-gas sisa seperti Karbon Monoksida
dikeluarkan dan mengakibatkan pemanasan bumi secara keseluruhannya (Sutanto, 1979).
Iklim mikro menjadi faktor yang sangat penting secara praktis perancangan sebuah
bangunan yang merupakan bagian dari lingkungan. Sebuah bangunan yang tidak
mempertimbangkan kondisi temperatur udara lingkungan mempunyai dampak tidak dapat
mereduksi kondisi temperatur luar sesuai dengan kebutuhan kita. begitu halnya dengan
kelembaban, bangunan pada daerah tropis sangat mementingkan kebutuhan aliran angin dalam
membantu mendorong terjadinya penguapan.(Winarto,2006).
Hingga saat ini klasifikasi iklim banyak berdasarkan penggunaan dalam ilmu pertanian.
Untuk aplikasi arsitektural, pembagian iklim lebih erat hubungannya dengan faktor kenyamanan
atau comfort. Dalam hat ini iklim selanjutnya dapat dibagi menjadi empat bagian:
- Iklim Dingin (Cold Climate) Masalah utama dari iklim ini adalah kurangnya panas dari
radiasi matahari Suhu udara rata-rata -15o C, dengan kelembaban relatif yang rata-rata
tinggi selama musim dingin.
- Iklim Moderat Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang berlebihan dan dingin yang
berlebihan pula, namun tidak terlalu menyolok. Suhu udara rata-rata terendah pada
musim dingin ialah -15o C dan suhu terpanas adalah sekitar 25o C.
- Iklim Panas Kering Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan, udara kering, suhu
udara rata-rata 25o C – 45o C terpanas dan 10o C terdingin disertai dengan kelembaban
relatif yang sangat rendah.
- Iklim Panas Lembab Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan disertai dengan
kelembaban relatif yang tinggi pula. Suhu udara rata-rata di atas 20o C dengan
kelembaban relatif sekitar 80-90 % (Sandy, 1987).
2.3 Komponen-Komponen Iklim
1. Angin (Air Movement)
Adalah pergerakan udara atau udara yang bergerak. Gerakan mempunyai arah dan
kecepatan (v) serta percepatan (a). Angin merupakan gerak akibat/penyeimbang di dalam
kumpulan partikel-partikel udara. Apabila sebagian partikel-partikel tersebut
mendapat/menerima energi sehingga geraknya semakin cepat – keregangan meningkat dan berat
jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang
lain.
2. Kelembaban
Adalah Jumlah kandungan uap air dalam satuan volume udara. Iklim laut ditandai dengan
kelembaban tinggi sedangkan iklim kontinental ditandai dengan kelembaban rendah.
3. Curah Hujan
Adalah frekuensi dan banyaknya hujan yang terjadi di suatu daerah (Fadilah, 2000).
Kunjungan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah
atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan
fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki
oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan
kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal (Anonimc, 2010).
Klimatologi adalah studi iklim, ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca rata-rata
selama periode waktu tertentu, dan merupakan cabang dari ilmu atmosfer . Pengetahuan dasar
iklim dapat digunakan dalam peramalan cuaca jangka pendek dengan menggunakan teknik
analog seperti El Niño – Southern Oscillation (ENSO), yang Madden-Julian Oscillation (MJO),
Osilasi Atlantik Utara (NAO), Annualar Utara Mode (NAM), osilasi Arktik (AO), Pasifik Utara
(NP) Index, Decadal Pasifik Oscillation (PDO), dan Pasifik Interdecadal Osilasi (IPO). Model
iklim digunakan untuk berbagai tujuan dari studi mengenai dinamika iklim cuaca dan sistem
untuk proyeksi iklim di masa mendatang (Critchfield, 1979).
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan
prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan
logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala
perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer (Nugroho, 2005).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
- Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
- Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan
dengan perubahan iklim;
- Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
- Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
- Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
- Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
- Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika (Anonimb, 2010).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah Lembaga Pemerintahan
Non Departemen yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi,
Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG
dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan. BMKG
mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh
seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas: melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku (Rafsanjani, 1993).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis. Actinograf bimetal,
thermometer max, thermometer min, bola basah, bola kering, barometer, panci evaporasi,
anemometer.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air untuk menstabilkan di panci
evaporasi.
3.3 Cara Kerja
1. Pada pagi hari melakukan pengamatan pada thermometer max dan min, actinograf dwilogam
untuk mengambil dan mengganti kertas pias, barometer, thermometer bola basah bola kering,
higrograf dan anemometer.
2. Pada siang hari melakukan pengamatan pada thermometer max dan min, barometer,
thermometer bola basah bola kering, higrograf dan anemometer.
3. Pada sore hari melakukan pengamatan pada thermometer max dan min, barometer,
thermometer bola basah bola kering, higrograf, anemometer dan panci evaporasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
a. praktikum mandiri
1. Luas Grafik
=
= = 58,867
Intensitas Radiasi = L Grafik x 54,545 x 68,685
= 58,867x 54,545 x 68,685
= 220857,33
2. Perhitungan Suhu Udara
T max = 27
T min = 23
Th (1) = = = = 25
T bola basah + bola kering = = 26,075
Th = = 25,5375
3. Mengukur Kecepatan Angin
Pagi = = 0,00083
Siang = = 0,00125
Sore = = 0,0008
4. Panci Evaporasi
Po = 65 mm
P1 = 60mm
Eo = Po – P1 = 65 - 60 = 5 mm
5. Penutupan Awan
Pagi = = = nilai 1 okta
Siang = = = 11,25% = nilai 1 okta
Sore = = = 17,5 = nilai 1 okta
4.1.1. Data Kelas
PENGAMATAN T. MAX DAN T. MIN
TANGGALT.
MAXT.
MIN HASILSORE PAGI
11 Oktober 2012 25 22 23,512 Oktober 2012 25 26 25,513 Oktober 2012 28 22 2514 Oktober 2012 15 Oktober 2012 31 32 31,516 Oktober 2012 31 19 2517 Oktober 2012 30 20 2518 Oktober 2012 25 21 2319 Oktober 2012 24 20 2220 Oktober 2012 30 29 29,521 Oktober 2012 31 20 25,522 Oktober 2012 27 20 23,523 Oktober 2012 23 22 22,524 Oktober 2012 23 21 2225 Oktober 2012 22 20 2126 Oktober 2012 25 21 2327 Oktober 2012 32 20 26
28 Oktober 2012 25 18 21,529 Oktober 2012 32 26 2930 Oktober 2012 30 23 26,531 Oktober 2012 31 21 26
01 Nopember 2012 26 28 2702 Nopember 2012 32 27 29,503 Nopember 2012 14 48 3104 Nopember 2012 26 37 31,505 Nopember 2012 23 29 2606 Nopember 2012 23 28 25,507 Nopember 2012 21 28 24,5
TANGGAL T harian11/10/2012 2412/10/2012 20,62513/10/2012 18,514/10/2012 015/10/2012 21,77516/10/2012 25,32517/10/2012 25,012518/10/2012 24,419/10/2012 24,12520/10/2012 27,7521/10/2012 25,637522/10/2012 24,912523/10/2012 23,87524/10/2012 23,2525/10/2012 2426/10/2012 24,7527/10/2012 2728/10/2012 24,87529/10/2012 29,37530/10/2012 26,62531/10/2012 26,7501/11/2012 26,7502/11/2012 28,12503/11/2012 27,7504/11/2012 28,137505/11/2012 25,77506/11/2012 25,4507/11/2012 21,6
PENGAMATAN BOLA BASAH DAN BOLA KERING
TANGGALBOLA KERING BOLA BASAH
HASILPAGI SIANG SORE PAGI SIANG SORE
11/10/2012 22 30 25 24,5 19 22 22 2212/10/2012 21 21 15,75 25 23 17,7513/10/2012 21 27 12 23 28 12,75
14/10/2012 0 015/10/2012 26 12,05 27 13,516/10/2012 22,2 32 25,3 25,65 27 24,2 25,4 24,417/10/2012 23,1 28 25 25,025 21 28,4 24,9 24,118/10/2012 24 31,2 25 25,8 22,1 23,9 23,4 22,619/10/2012 23 31 27 26,25 21 31 22 24,2520/10/2012 24 29 28 26 23 27 25 23,7521/10/2012 23 30 26 25,775 20 24 22 21,522/10/2012 24,1 31 27,2 26,325 20 31 27,8 24,723/10/2012 23 30 26 25,25 20 22 22 20,7524/10/2012 22 29 23 24,5 19 23 27 22,525/10/2012 24 33 26 27 21 22 23 2226/10/2012 25 30 26 26,5 22 24 25 2427/10/2012 25 35 27 28 25 23 23 23,2528/10/2012 25 31 28 28,25 22 23 22 2329/10/2012 29 35 30 29,75 25 27 26 2530/10/2012 25 32 26 26,75 22 24 23 22,531/10/2012 24 33 30 27,5 21 22 25 23,2501/11/2012 23 31 26 26,5 25 24 24 23,7502/11/2012 26 29 28 26,75 22 35 24 26,2503/11/2012 24 25 25 24,5 24 24 17,7504/11/2012 24 26 26 24,775 23 23 23 22,805/11/2012 23,1 28,2 25,5 25,55 22,2 24 23,1 22,92506/11/2012 25,4 26,2 26,4 25,4 22,4 23 23,1 22,77507/11/2012 23,6 27,2 24 18,7 22,6 23,1 22 16,925
PENGAMATAN TERMOGRAF
TANGGALPENGAMATANPAGI SORE
11/10/2012 12/10/2012 13/10/2012 14/10/2012 15/10/2012 16/10/2012 17/10/2012 18/10/2012 21,9 3219/10/2012 31 3120/10/2012 31 3121/10/2012 30,5 3122/10/2012 30 3223/10/2012 30 3124/10/2012 30 3225/10/2012 31 3126/10/2012 31 3127/10/2012 31 3128/10/2012 31 3129/10/2012 31 3130/10/2012 31 3131/10/2012 31 31
01/11/2012 31 3102/11/2012 31 3103/11/2012 32 3204/11/2012 05/11/2012 06/11/2012 07/11/2012
PENGAMATAN INTENSITAS RADIASITANGGAL INTENSITAS11/10/2012 257.637,7112/10/2012 185077,44213/10/2012 208.93914/10/2012 15/10/2012 16/10/2012 163868,55717/10/2012 297203,76218/10/2012 315448,8419/10/2012 283112,5820/10/2012 21/10/2012 252872,8822/10/2012 220357,3323/10/2012 226,77124/10/2012 20477,9425/10/2012 361.900,8726/10/2012 41270,05627/10/2012 15475,7128/10/2012 162.453,9529/10/2012 244.618,8730/10/2012 2200607,2131/10/2012 130,78901/11/2012 199080,795502/11/2012 43822,8163303/11/2012 149999,240904/11/2012 208847,023205/11/2012 21,86706/11/2012 33,53307/11/2012
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pagi hari dengan menghitung waktu
setempat :
WW=WST+B+K dimana,
B= 4(dww-dbt) WW= WST - (-29.48) + (-15)
B= 4(105-112,37) WW= 06.00 - (-29.48 -15)
B= -29.48 WW= 06.00 - (44.48)
WW= 06.44.48
Begitu pula pada pengamatan siang hari dan sore hari dilakukan pada jam 12.44.48 dan 15.44.48
Pengukur intensitas penyinaran adalah bimetal actinograf. Sedangkan di laboratorium
hanya terdapat sebuah actinograf yaitu Actinograf dwi logam/bimetal Actinograf. Prinsip kerja
alat ini adalah perbedaan muai antara lempeng logam hitam dan lempeng logam putih. Pada
actinograf cara pengukuran dilakukan dengan mengukur luasan yang tercatat di dalam kertas
grafik dengan bantuan planimeter, yang kemudian dikonversi ke dalam satuan intensitas
matahari dengan mengalikan terhadap konstanta actinograf. Actinograph bimetal alat ini untuk
mendapatkan ukuran radiasi penyinaran total dengan mencatat perbedaan temperatur antara jalur
bimetalik berselubung hitam yang menyerap radiasi sinar matahari dan dua lajur bimetalik yang
sama dicat putih yang memantulkan radiasi sinar matahari.
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan di stasiun klimatologi UMM yang
berada di Tegalgondo pada tanggal 12 Oktober 2012. Pada pengamatan untuk radiasi matahari
yang dimulai pada pukul 06.44.48 mendapatkan hasil antara lain, perhitungan luas grafik dengan
metode punch sebesar 58,867 dengan nilai konstanta alat sebesar 68,685 dan bilangan tetapan
pias sebesar 54,545. Sehingga didapatkan analisa intensitas radiasi matahari sebesar 22085,33.
Berdasarkan analisa data pengukuran suhu yang diambil pada pagi, siang dan sore hari,
suhu harian thermometer maksimum-minimum yang diperoleh sebesar 25oC dan suhu harian
thermometer bola basah-bola kering sebesar 25,5375. Sehingga didapatkan suhu harian rata-rata
pada daerah tersebut sebesar 25,5375.
Analisa pengukuran kecepatan angin di lakukan berdasarkan pengamatan pada pagi,
siang dan sore hari dengan hasil analisa pagi hari sebesar 0,00083 siang hari 0,000125 sebesar
dan sore hari sebesar 0,0008. Hal ini menunjukkan bahwa angin berhembus dangan cepat pada
siang hari jika dibandingkan dengan kondisi pagi dan sore harinya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada panci evaporasi tampak adanya penguapan
hal ini dikarenakan adanya pengurangan volume air yang seharusnya permukaan air sejajar
dengan ujung paku. Tetapi pada saat melakukan pengamatan tidak ada tanda-tanda terjadinya
hujan. Menurut analisa perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa penguapan
terjadi sebesar 5 mm dimana volume awal sebesar 65mm dan terjadi pengurangan dan memiliki
volume akhir 60mm.
Berdasarkan pengamatan penutupan awan terbagi menjadi 4 kuadran dan masing-masing
kuadran diperkirakan prosentase penutupan awan. Setelah dilakukan analisa hasil yang diperoleh
pada pagi hari memiliki nilai 1 okta yang berarti jejak-jejak bekas awan hingga 1/10 dari total
langit tertutup awan, sedangkan pada siang hari memiliki 1 okta yang berarti jejak-jejak bekas
awan hingga 1/10 dari total langit tertutup awan dan pada sore hari memiliki 1 okta yang berarti
jejak-jejak bekas awan hingga 2/8 dari total langit tertutup awan.
Pengamatan unsur cuaca dilaksanakan di Stasiun Klimatologi, milik Universitas Muhammadiyah
Malang. Dalam praktikum pengamatan unsur cuaca ini dilakukan kegiatan berupa pengenaan
alat meterologi beserta bagian-bagian dan fungsinya. Alat-alat klimatologi yang diamati
meliputi Aktinograf dwi logam, Barometer, Termometer maximum dan minimum,
Termohigrograf, Termometer tanah bengkok, Ombrometer, Ombrograf, Anemometer, Wind
Vane, Ttermometer bola basah bola kering dan Pan Evaporimeter.
Alat yang digunakan untuk pengamatan suhu yakni thermometer maximum. Cara kerja
termometer maximum adalah bila suhu naik, air raksa akan mengembang tetapi bila suhunya
kemudian turun air raksa tidak bias kembali pada bola air raksa karena adanya penyempitan leher
sehingga yang terukur adalah temperature maksimum saja. Untuk mengembalikan posisi air
raksa, termometer harus dikibaskan dengan kuat. Thermometer ini dipasang pada sangkar dan
diletakkan mendatar agak miring 2° ke atas. Pada tabung gelasnya dibuat penyempitan
pembuluh. Kegunaan thermometer minimum hanya mengukur temperatur minimum yang diukur
di dalam gelas thermometer dan diindikasikan dengan posisi index yang bergerak karena adanya
gesekan tegangan permukaan antara gas dan alcohol. Apabila suhu naik, maka alkohol akan
mengembang dan menggerakkan index pada posisi minimum. Cara meletakkan thermometer
minimum adalah mendatar.
Pada praktikum klimatologi didapat T maksimum dan T minimum selama satu bulan yang dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Pengamatan unsur cuaca dilaksanakan di Stasiun Klimatologi, milik Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam praktikum pengamatan unsur cuaca ini dilakukan kegiatan
berupa pengenaan alat meterologi beserta bagian-bagian dan fungsinya. Alat-alat klimatologi
yang diamati meliputi Aktinograf dwi logam, Barometer, Termometer maximum dan minimum,
Termohigrograf, Termometer tanah bengkok, Ombrometer, Ombrograf, Anemometer, Wind
Vane, Ttermometer bola basah bola kering dan Pan Evaporimeter.
Alat yang digunakan untuk pengamatan suhu yakni thermometer maximum. Cara kerja
termometer maximum adalah bila suhu naik, air raksa akan mengembang tetapi bila suhunya
kemudian turun air raksa tidak bias kembali pada bola air raksa karena adanya penyempitan leher
sehingga yang terukur adalah temperature maksimum saja. Untuk mengembalikan posisi air
raksa, termometer harus dikibaskan dengan kuat. Thermometer ini dipasang pada sangkar dan
diletakkan mendatar agak miring 2° ke atas. Pada tabung gelasnya dibuat penyempitan
pembuluh. Kegunaan thermometer minimum hanya mengukur temperatur minimum yang diukur
di dalam gelas thermometer dan diindikasikan dengan posisi index yang bergerak karena adanya
gesekan tegangan permukaan antara gas dan alcohol. Apabila suhu naik, maka alkohol akan
mengembang dan menggerakkan index pada posisi minimum. Cara meletakkan thermometer
minimum adalah mendatar.
Pada praktikum klimatologi didapat T maksimum dan T minimum selama satu bulan
yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sebelum melakukan penghitungan T Harian, terlebih dahulu melakukan
perhitungan T1 didapat dari hasil Termometer maksimum dan minimum, dan T2 dari
perhitungan Termometer bola basah bola kering. Sehingga didapat hasil T Harian,
dengan rumus sebagai berikut :
T Harian = T(1) + T(2) 2
Didapat hasil dari praktikum agroklimat pada perhitungan T harian selama satu
bulan, yakni
Dari hasil grafik diatas dapat diketahui bahwa pada tanggal 14 Oktober 2012
terdapat kelompok praktikan yang tidak melakukan pengamatan sehingga, pada grafik
terjadi fluktuasi suhu yang sangat tajam. Sehingga data tidak sepenuhnya dilakukan
pengamatan selama satu bulan (terdapat missing data).
Aktinograf Dwi Logam digunakan untuk mengukur jumlah energi radiasi matahari ke
bumi (Cal/cm2/waktu). Alat ini memiliki ketelitian alat 1cm dengan prinsip kerja sistem
mekanik. Aktinograf berperekan bekerja secara otomatis, sehingga dapat mengukur setiap saat
pada siang radiasi surya yang jatuh pada alat. Sensor berupa bimetal (dwilogam) berwarna hitam
yang mudah menyerap radiasi surya. Panas yang diakibatkan oleh radiasi yang diserap ini
membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding dengan radiasi yang diterima
sensor. Lengkungan disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar
menurut waktu. Hasil rekaman berbentuk grafik. Jumlah luas grafik atau integral dari grafik
sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari.
Pengambilan dan penerapan kertas pias dilakukan pada pagi hari, pada praktikum kali ini
telah disepakati secara bersama bahwa pengambilan dan penerapan dilakukan pada jam 07:00
WIB. Sehingga didapat grafik selama satu bulan pada pertengahan oktober sampai november,
sebagai berikut:
Pada praktikum mengenai intensitas radiasi matahari dengan menggunakan alat berupa
aktinograf dwi logam didapatkan hasil seperti data grafik diatas. Intensitas radiasi matahari yang
ada pada grafik menunjukkan bahwa pada tanggal 25 oktober 2012 sampai pada tanggal 1
november 2012 merupakan intensitas radiasi matahari yang sangat tinggi selama satu bulan.
Pada beberapa tanggal yang tidak terdapat garis (line grafik) menunjukkan bahwa tidak ada
pengamatan pada tanggal tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kelompok yang tidak
melakukan pengamatan dikarenakan salah pengertian antara praktikan dengan asisten.
Selain itu pengamatan dilakukan pada setiap hari atau tanggal oleh satu kelompok, baik
pengamatan radiasi, suhu, kelembaban, awan, angin dan hujan. Sehingga pawa awal praktikum
terdapat beberapa data yang tidak ada sehingga grafik yang ada tidak dapat mewakili iklim pada
satu bulan tersebut.
Pengukuran suhu tanah dilakukan dengan alat yang bernama thermometer tanah bengkok.
Pengukuran dilakukan pada kedalaman tanah 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Alat ini
diletakkan pada tanah yang bebas dari rumput. Hal ini dikarenakan apabila terdapat tumbuhan di
sekitarnya, maka pengukurannya dapat berbeda. Aktivitas tumbuhan yang memerlukan energi
dapat mempengaruhi suhu tanah. Namun ada pula yang diletakkan di tanah berumput. Pada
praktikum ini yang dilakukan pada stasiun UMM alat pengukuran suhu tanah diletakkan diatas
tanah rumput. Hal ini karena untuk mengidentifikasi bahwa suhu tanah sesuai untuk kepentingan
pada pertanian.
Selanjutnya adalah Ombrometer yakni alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan.
Alat pengukur curah hujan dibagi menjadi dua jenis berdasarkan yaitu ombrometer manual dan
ombrometer otomatis (ombrograf). Secara umum, prinsip pengukuran curah hujan yaitu dengan
mengukur tinggi air hujan yang jatuh pada permukaan horizontal berupa alat penakar hujan. Cara
penggunaan ombrometer manual adalah dengan menampung air hujan yang terjadi kemudian
pada setiap jam pengamatan kran dibuka dan air hujan ditakar dengan gelas ukur. Prinsip kerja
alat manual ini adalah menghitung besar air yang tertampung pada alat dan diukur dengan gelas
ukur. Ombrograf juga digunakan untuk mengukur jumlah hujan dan intensitas hujan. Ombrograf
juga memiliki prinsip kerja yang sama dengan ombrometer manual. Perbedaannya hanya terletak
pada data yang dihasilkan. Pada alat ini data yang dihasilkan langsung dapat dibaca tanpa
melalui proses terlebih dahulu. Mekanisme kerja alat ini bergantung pada komponen alat
pelampung yang akan mengalami gerakan pada saat kolektor menerima tetesan air hujan. Jika
tabung penampung terisi air maka pelampung ini akan naik diikuti dengan gerakan lengan
pencatat ke kertas pias sehingga data dapat terbaca.
Pada grafik diatas didapat bahwa hujan yang dapat ditampung dalam ombrometer terjadi
selama 4 kali yaitu pada tanggal 17, 19, 20 oktober 2012 dan 3 november 2012. Hujan dapat
tertampung dalam ombrometer adalah hujan yang deras, karena pengamatan hujan dilakukan
hanya pada sore hari selama satu hari. Hal ini yang menyebabkan bila terjadi huja yang tidak
deras atau hanya gerimis, air hujan akan terkena angin dan tidak dapat tercatat oleh praktikan.
Evaporimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi. Cara
mendapatkan penguapan netto adalah dengan menambahkan atau mengambil air dari tangki yang
berbentuk silinder. Usahakan air di dalam tabung penenang tetap sama tinggi dengan fixed point.
Jika tinggi pedoman terbenam, air yang ada di dalam tangki penguapan harus diambil sampai
tinggi air sama dengan titik tinggi pedoman. Jika titik tinggi pedoman tidak rata dengan air maka
air ditambahkan ke dalam tangki penguapan sampai air setinggi dengan fixed point atau tinggi
titik pedoman. Pada sisi pan evaporimeter diberi pelindung berupa jeruji kawat. Fungsinya
adalah untuk melindungi pan evaporimeter dari pengganggu sehingga pencatatan bias lebih
akurat. Prinsip kerja dari pan evaporimeter adalah adanya suatu genangan air yang diukur selisih
tinggi air awal dengan air setelah penguapan terjadi. Pan evaporimeter diletakkan di atas tanah.
Pan diisi dengan air dan diusahakan tinggi muka air sesudah dilakukan pembacaan sekitar 5 cm
di bawah bibir panci. Cara pembacaannya, mula-mula ujung kail dipasang tepat pada permukaan
air. Setelah waktu tertentu terjadi penguapan, kail tidak lagi menempel pada permukaan air.
Dengan perantara alat pemutar skala, kail dikembalikan hingga tepat menyinggung muka air
kembali, kemudian dibaca besarnya penurunan dari kail yang merupakan besarnya penguapan
yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 201. http//www.KlimatologibanjarBaru.com/Artikel/2008/12/Aws-Automatic-Weather-
Stasion/
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. Klimatologi
Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur
iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1986. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan
Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara.
Mado Irwan, Ir. 2006. Penuntun Praktis Penganalan Alat-alat Agroklimatologi. Fakultas
pertanian UNISMUH. Makassar
Sub Bibang Hydrologi, 1981. Penakar Hujan Otomatis Hellman. Departemen Perhubungan.
Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta:
UGM Press.
Wisnubroto, S; Siti Lela AS; Mulyono N. 1983. Asas-Asas Meteorologi Pertanian.
Yogyakarta : Ghalia Indonesia, UGM.
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
Oleh:
FAJAR SHODIQ 201010200311036
LARAS PRATAMI 201010200311054
BAGUS ARYO SANDIKO 201010200311046
JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012