lap. akhir praktikum biotek

12
DAYA HAMBAT EKSTRAK Sargassum sp TERHADAP BAKTERI JERAWAT P acne Ayu K.R., Dian P.C., Imra., Kristina H., Yayuk A., Selvanda M.B. Laporan Praktikum Bioteknologi Hasil Perairan Sekolah Pascasarjana, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Jalan. Lingkar Akademik, Kampus IPB, Darmaga, Bogor 16680 Abstrak Rumput laut Sargassum sp merupakan slah satu jenis rumput laut coklat yang mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai bahan makanan, bahan bakar (fuels), kosmetik (cream pelembab),obat-obatan, pigment, serta bahan makanan tambahan (suplement), disamping itu banyak penelitian menyebutkan rumput laut Sargassum sp mempunyai efektifitas sebagai antimikroba. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak rumput laut yang efektif terhadap jenis bakteri lain seperti bakteri penyebab jerawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak Sargassum sp terhadap bakteri jerawat P acne. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan menggunakan Uji Cakram konsentrasi 25 % dimana digunakan amoxilin 100 % sebagai kontrol positif. Hasil uji cakram kemampuan ekstrak rumput laut Sargassum sp pada kosentrasi 25 % dalam menghambat bakteri P acne sebesar 7,5 mm yang termasuk kategori sedang dan amoxilin sebagai kontrol positif sebesar 18 mm. Kata kunci: P acne, Sargassum, Daya Hambat Pendahuluan Rumput laut atau lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Keanekaragaman rumput laut di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan dengan negara lain. Namun demikian, pemanfaatan rumput laut di Indonesia, terutama untuk keperluan industri dan kesehatan masih belum optimal. Sargassum merupakan salah satu jenis rumput laut coklat dari Indonesia yang seiring berjalannya waktu berkembang cukup pesat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh Sargassum sp. Widowati et al (2013) dalam Alamsyah (2014) menyebutkan bahwa Sargassum sp dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan bakar (fuels), kosmetik (cream pelembab), obat- obatan , pigment, serta

Upload: i-wayan-darya-kartika

Post on 25-Dec-2015

255 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tulisan

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. Akhir Praktikum Biotek

DAYA HAMBAT EKSTRAK Sargassum sp TERHADAP BAKTERI JERAWAT P acne

Ayu K.R., Dian P.C., Imra., Kristina H., Yayuk A., Selvanda M.B.

Laporan Praktikum Bioteknologi Hasil PerairanSekolah Pascasarjana, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian BogorJalan. Lingkar Akademik, Kampus IPB, Darmaga, Bogor 16680

AbstrakRumput laut Sargassum sp merupakan slah satu jenis rumput laut coklat yang mempunyai

banyak manfaat yaitu sebagai bahan makanan, bahan bakar (fuels), kosmetik (cream pelembab),obat-obatan, pigment, serta bahan makanan tambahan (suplement), disamping itu banyak penelitian menyebutkan rumput laut Sargassum sp mempunyai efektifitas sebagai antimikroba. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak rumput laut yang efektif terhadap jenis bakteri lain seperti bakteri penyebab jerawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak Sargassum sp terhadap bakteri jerawat P acne. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan menggunakan Uji Cakram konsentrasi 25 % dimana digunakan amoxilin 100 % sebagai kontrol positif. Hasil uji cakram kemampuan ekstrak rumput laut Sargassum sp pada kosentrasi 25 % dalam menghambat bakteri P acne sebesar 7,5 mm yang termasuk kategori sedang dan amoxilin sebagai kontrol positif sebesar 18 mm.

Kata kunci: P acne, Sargassum, Daya Hambat

PendahuluanRumput laut atau lebih dikenal

dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Keanekaragaman rumput laut di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan dengan negara lain. Namun demikian, pemanfaatan rumputlaut di Indonesia, terutama untuk keperluan industri dan kesehatan masihbelum optimal.

Sargassum merupakan salah satu jenis rumput laut coklat dari Indonesia yang seiring berjalannya waktu berkembang cukup pesat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh Sargassum sp. Widowati et al (2013) dalam Alamsyah (2014) menyebutkan bahwa Sargassum sp dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan bakar (fuels), kosmetik (cream pelembab), obat-obatan , pigment, serta bahan makanan tambahan (suplement)

Dan berpotensi sebagai antimikroba karena mengandung zat-zat aktif seperti fukoidan, dan komponen fenolik. Jenis komponen fenolik yang banyak dijumpai pada rumput laut coklat adalah phlorotanin yang berkisar antara 0.74% sampai 5.06% (Samee et al., 2009).

Jerawat adalah penyakit kulit berupa peradangan kronik folikel polisebasea. Kulit wajah memiliki kerapatan kelenjar sebasea yang tinggi, khususnya di daerah hidung, dahi dan pipi. Kelenjar sebasea paling besar terdapat di pertengahan dada dan punggung, oleh karena itu, jerawat paling sering muncul di wajah, dada dan punggung. Banyaknya sebum yang dihasilkan dapat menyumbat pori-pori kulit dan menjadi tempat bakteri yang mengakibatkan tumbuhnya jerawat. Jerawat pada wajah disebabkan karena Propionibacterumi acnes mengubah lemak sebum dari bentuk cair menjadi

Page 2: Lap. Akhir Praktikum Biotek

lebih padat, sehingga menyumbat pori-pori kulit (Arlene et al 2010). Ketika pori-pori kulit tertutup atau “tidak bisa bernafas” maka bakteri yang sifatnya anaerob ini tumbuh sangat cepat dan mengeluarkan banyak bahan kimia untuk merusak jaringan pada pori-pori kulit yang kemudian membentuk "luka jerawat" (acne lesion). Jerawat dapat diobati dengan suatu obat antibakteri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas rumput laut Sargassum sp dalam menghambat bakteri jerawat P acne.

Bahan dan Metode

Waktu dan TempatPraktikum dengan judul uji

daya hambat ekstrak Sargassum sp. terhadap bakteri jerawat Propionobacterium acne dilakukan pada tanggal Bulan September Hingga Desember 2014. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan.

Bahan dan AlatBahan – bahan yang digunakan

dalam praktikum yaitu bubuk Sargassum sp. CP02, Yeast Extract Pepton, garam dapur, Moleqagar, Amoxicillin, etanol, n-heksan, aquadest, kertas saring, kertas label, alumunium foil, kapas, paper dish, .

Alat yang digunakan yaitu timbangan, sudip, erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri, corong, orbital shaker, evaporator round, tabung ependrof, ose, batang penyebar, bunsen, oven, inkubator, autoklaf, hot plate.

MetodeProsedur kerja dari praktikum

uji daya hambat ekstrak Sargassum sp.

terhadap bakteri jerawat P acne meliputi:Sterilisasi peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini dibungkus dengan kertas kemudian dilakukan sterilisasi menggunakan oven (sterilisasi kering) dan dilanjutkan dengan sterilisasi menggunakan autoklaf selama 30 menit.

Pembuatan ekstrak Sargassum sp. Sampel bubuk Sargassum sp.

CP02 ditimbang sebanyak 25 gram menggunakan timbangan kemudian ditambahkan etanol 250 mL pada erlenmeyer (perbandingan 1:10). Sampel kemudian dihomogenkan menggunakan orbital shaker selama 24 jam lalu dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring. Setelah itu, dilakukan evaporasi menggunakan evaporator round flask hingga dihasilkan ekstrak. Ekstrak dari labu evaporator round flask kemudian dipindahkan ke tabung ependrof dan disimpan di kulkas untuk dilakukan uji lebih lanjut.

Pembuatan mediaMedia terdiri dari Yeast Extract

Pepton, Moleqagar dan garam dapur. Yeast Extract Pepton ditimbang sebanyak 0,5 gram; Moleqagar ditimbang sebanyak 1,5 gram dan garam dapur ditimbang sebanyak 0,8 gram kemudian dilarutkan dalam 100 mL aquadest lalu dipanaskan menggunakan hot plate stirrer. Media yang sudah dimasak, kemudian dituang secara merata ke cawan petri lalu diinkubasi selama 24 jam untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi pada media. Untuk garam fisiologis, ditimbang sebanyak 0,8 gram

Page 3: Lap. Akhir Praktikum Biotek

kemudian dilarutkan dalam 100 mL aquadest.

Pembiakan bakteri jerawatBakteri jerawat diambil secara

aseptis menggunakan cotton bud steril kemudian digoreskan pada media yang tidak terkontaminasi. Media yang terdapat bakteri jerawat kemudian diinkubasi selama 24 jam. Media positif ditandai dengan adanya koloni yang tumbuh disepanjang goresan.

Pembuatan pengenceran ekstrak dan Amoxicillin

Ekstrak Sargassum sp. CP02 ditimbang sebanyak 0,02 gram kemudian dilarutkan dalam aquadest 0,08 mL pada tabung ependrof; Amoxicillin ditimbang masing-masing sebanyak 0,5 gram kemudian masing-masing Amoxicillin dilarutkan dalam 1 mL aquadest (kontrol negatif) dan 1 mL n-heksan (kontrol positif) pada tabung ependrof. Ekstrak Sargassum sp. CP02 yang sudah diencerkan menggunakan aquadest; Amoxicillin masing-masing dilarutkan dengan aquadest dan n-heksan dipipet beberapa mL ke dalam cawan petri yang terdapat paper dish. Paper dish dibiarkan beberapa menit hingga paper dish dapat menyerap ekstrak tersebut.

Pengukuran zona bening

Bakteri jerawat positif dari media diambil menggunakan ose lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 mL garam fisiologis (garfis) kemudian bakteri pada garfis dituang ke dalam cawan petri yang berisi media; selanjutnya digunakan batang penyebar untuk meratakan garfis pada media yang baru dan biarkan beberapa menit hingga

medianya dingin kemudian dibuat sumur pada media. Masing-masing paper dish yang sudah menyerap ekstrak dan amoxicillin (heksan dan aquades) diletakkan media dan diberi label pada bagian luar cawan petri. Cawan petri tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam kemudian diamati zona bening yang terbentuk. Zona bening untuk ekstrak, kontrol positif, kontrol negatif kemudian diukur menggunakan penggaris sehingga dapat diperoleh data pengukuran daya hambat.

Hasil dan PembahasanRumput Laut Sargassum sp

Sargassum sp Merupakan bagian dari kelompok rumput laut coklat (Phaeophyceae) dan genus terbesar dari famili Sargassaceae. Habitat Sargassum sp Tumbuh diperairan 0,5 – 10 m ada arus ombak. Pertumbuhan Sargassum ini sebagai makroalga bentik melekat pada substrat dasar perairan. Di daerah tubir tumbuh membentuk rumpun besar, panjang thalli utama mencapai 0,3 – 3 m dengan untain cabang thalli terdapat kantong udara (bladder), selalu muncul di permukaan air (Kadi, 2005).

Gambar 1. Sargassum sp(dokumentasi kartika 2011)

Sargassum sp. merupakan salah satu jenis rumput laut yang memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder. Kandungan metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat, alginat, karaginan dan agar banyak

Page 4: Lap. Akhir Praktikum Biotek

dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik untuk pemeliharaan kulit. Selain kandungan primernya yang bernilai ekonomis, kandungan metabolit sekunder dari rumput laut berpotensi sebagai produser metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivitas yang sangat luas sebagai antibakteri, antivirus, antijamur dan sitotastik (Zainuddin dan Malina, 2009). Sargassum sp mengandung bahan alginat dan iodin yang bermanfaat bagi industri makanan, farmasi, kosmetik dan tekstil. Sargassum tersebar luas di Indonesia, tumbuh di perairan yang terlindung maupun yang berombak besar pada habitat batu, pada daerah intertidal maupun subtidal (Kadi, 2005).

Seiring berjalannya waktu pemanfaatan Sargassum sp berkembang cukup pesat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh Sargassum sp. Widowati et al (2013) dalam Alamsyah (2014) menyebutkan bahwa Sargassum sp dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan bakar (fuels), kosmetik (cream pelembab),obat-obatan , pigment, serta bahan makanan tambahan (suplement).

Menurut Sastry dan Rao (1994) dalam Alamsjah (2011), bahwa ekstrak Sargassum menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan yang maksimal terhadap beberapa jenis bakteri patogen seperti Pseudomonas aeruginosa, Sthapylococcus aureus, Salmonella typhii, dan Escherichia coli, Bacillus cereus dimana hal tersebut dapat diketahui setelah dilakukan suatu percobaan secara in vitro. Dari keterangan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Sargassum sp berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri patogen seperti bakteri penyebab jerawat.

Beberapa penelitian menyebut manfaat senyawa bioaktif yang terdapat pada Sargassum sp di bidang kesehatan seperti anti jamur (Guedeset al 2012), anti bakteri (Riyanto et al, 2013). Sargassum sp. Mempunyai aktivitas antibakteri yang baik dibandingkan genus rumput laut lainnya (Dictyota sp., dan Euchema sp.). Hasil uji anti bakteri ektrak Sargassum sp. terhadap bakteri Vibrio harveyi dan Micrococus lateus.

Penelitian lain mengatakan bahwa rumput laut Sargassum sp dapat dikembangkan dalam budidaya ganda dengan udang windu karena ektrak Sargassum sp. menunjuukkan zona hambat terhadap bakteri Vibrio yang terdapat pada udang. Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada ekstrak beberapa jenis rumput laut menunjukkan bahwa Sargassum sp. adalah jenis rumput laut yang dapat menghasilkan senyawa antibakteri (Izzati, 2007).

Sargassum sp. juga memiliki kemmapuan sebagai anti fouling seperti pada penelitian Santi, (2014), aktivitas senyawa anti microfouling ekstrak S. duplicatum terhadap bakteri biofilm yang paling baik ditunjukkan oleh ekstrak etil asetat. Dimana dapat menghambat bakteri biofilm terbanyak dengan kisaran diameter zona hambat 0,65 – 3,73 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki spektrum yang luas sebagai anti microfouling yaitu dapat menghambat berbagai jenis bakteri biofilm. Ekstrak etil asetat berpotensi sebagai antifouling karena dapat menghambat berbagai macam bakteri biofilm yang merupakan penyebab terjadinya microfouling.

Potensi lain dari Sargassum sebagai anti bakteri adalah kemampuan sebagai anti bakteri pada penyakit kulit. Pada uji kualitatif, rumput laut

Page 5: Lap. Akhir Praktikum Biotek

Sargassum crassifolium membentuk zona hambatan terhadap ketiga bakteri uji, hal ini menunjukkan rumput laut ini memiliki senyawa bioaktif antibakteri terhadapa bakteri P.aeruginosa, M. Lateus, dan G. Verrucossa (Siregar et al 2012). Sedangkan dari penelitian lain, menununjukkan bahwa, ekstrak alga coklat (Sargassum sp) dapat menghambat bakteri E. coli 107 sel/ml dan konsentrasi ekstrak Sargassum sp. yang dapat menghambat E. coli 107 sel/ml sesuai standar antibiotika adalah konsentrasi 80%, 90% dan 100% dengan diameter hambat 13mm (cukup peka), 15,7 mm dan 18,6 mm (sangat peka) (Bactiar et al, 2012)

Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa Sargassum sp. memiliki kemampuan daya hambat terhadap bateri ataupun jamur. Oleh karena keberadaan jerawat yang disebabkan oleh bakteri juga memiliki kemungkinan untuk dihambat pertumbuhan bakterinya oleh ekstrak Sargassum.

Bakteri Jerawat P AcneAcne vulgaris merupakan

penyakit kulit yang dikenal dengan jerwat, dialami hampir semua orang wanita maupun pria dan pada umumnya dimulai pada usia remaja (14-17 tahun). Jerawat dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri ini tidak patogen pada kondisi normal, tetapi bila terjadi perubahan kondisi kulit, maka bakteri tersebut berubah menjadi invasif. Sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea yang menghasilkan air, asam amino, urea, garam dan asam lemak merupakan sumber nutrisi bagi bakteri. Bakteri ini berperan pada proses kemotaktik

inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi sebum menjadi massa padat, yang menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar sebasea (Wasitaatmadja, 1997; Djuanda, et al., 1999; Jawetz dan Adelberg’s, 2005 dalam Purwanti 2010).

Berdasarkan majalah Naturakos BPOM RI (Vol. IV, 2009) Penyebab timbulnya jerawat dipengaruhi beberapa faktor yakni, faktor keturunan (genetik) yang dialami oleh 60% penderita jerawat karena adanya riwayat jerawat pada orang tua. Faktor ras, dimana orang kulit putih lebih banyak berjerawat dibandingkan orang kulit gelap. Faktor hormonal (pada wanita), dipengaruhi oleh hormon androgen saat premenstruasi. Faktor infeksi mikroba terutama P. acne. Faktor makanan juga sangat berpengaruh terutama makanan dengan tinggi karbohidrat dan banyak lemak mempermudah timbulnya jerawat, karena kandungan lemak pada makanan meningkatkan kadar komposisi sebum. Kosmetik yang mengandung lemak/minyak juga akan merangsang timbulnya jerawat.

Daya Hambat Ekstrak Sargassum Terhadap Bakteri Jerawat P Acne

Pengamatan daya hambat ekstrak Sargassum sp pada bakteri jerawat P acne yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti pada Gambar 2 dan Tabel 1 dibawah ini.

Gambar 2. Zona Hambat Sargassum sp terhadap bakteri acne

Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Sargassum sp. terhadap Bakteri P. acne.

Page 6: Lap. Akhir Praktikum Biotek

Larutan Ulangan1 Ulangan2 Rata-rata

Ekstrak Sargassum sp. 8 mm 7 mm 7,5 mm

Kontrol (+) Amoxilin 17 mm 19 mm 18 mm

Kontrol (-) Aquadest 1 mm 2 mm 1,5 mm

Hasil uji aktivitas anti bakteri penyebab jerawat (P. acne) pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum sp. mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan rata-rata diameter hambat sebesar 7,5 mm. Bila dibandingkan dengan kontrol (+) amoxilin yang mampu menghambat bakteri P. acne dengan rata-rata diameter hambat sebesar 18 mm. Hasil tersebut menunjukkan aktivitas antibakteri Sargassum sp. termasuk dalam kategori sedang (Greenwood dalam Ariyanti et al 2012). Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri menurut Greenwood dalam Ariyanti et al (2012) dapat dilihat Tabel 2.

Gambar 2. Grafik Zona Hambat Sargassum sp terhadap bakteri acne

Tabel 2 Klasifikasi respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Tabel diatas menyatakan bahwa apabila zona hambat lebih besar dari 20 mm maka respon hambatan pertumbuhannya sangat kuat sedangkan respon hambatan

pertumbuhan dinyatakan lemah jika diameter zona hambat ≤ 5 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum sp dapat digunakan sebagai alternative obat antijerawat, akan tetapi dengan konsentrasi yang lebih tinggi, karena semakin tinggi konsentrasi suatu bahan antibakteri maka aktivitas antibakterinya akan semakin kuat (Rahayu 2006).

Kesimpulan Dari hasil praktikum dapat

disimpulkan bahwa Ekstrak rumput laut Sargassum sp terbukti mampu berperan sebagai antibakteri terhadap bakteri jerawat P acne dengan daya hambat sedang dengan rata – rata sebesar 7,5 mm.

Daftar Pustaka

Alamsjah Moch. Amin, Dwi Nurhayati, Wahju Tjahjaningsih. 2011. Pengaruh Ekstrak Alga Cokelat (Sargassum sp.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Secara In Vitro. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.

Alamsyah H.K., Ita Widiowati, Agus Sabdono. 2014. Aktivitas Anti Bateri Ekstrak Rumput Laut Sargassum cinereum (J.G.Agardh) Dari Perairan Pulau Panjang Jepara Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus epidermidis. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Page 7: Lap. Akhir Praktikum Biotek

Kelautan, Universitas Diponegoro.

Ariyanti NK, Darmayasa IBG, Sudirga SK. 2012. Daya Hambat Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe barbadensis Miller) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922. Jurnal Biologi XVI (1):1

Arlene A., Fanny R., Sugiarto P. 2010. Aktifitas Antimikroba Gel Lidah Buaya ( Aloe vera L) Pada Acne vulgaris Yang Terinfeksi Staphylococcus sp Secara In vitro. Jurnal JKM vol 10 (1) : 30-36

Bachtiar Subchan Yusuf, Wahyu Tjahjaningsih, Nanik Sianita. 2012. Pengaruh Ekstrak Alga Coklat (Sargassum sp.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga.

[BPOM RI] Badan Pemeriksa Obat dan Makanan RI. 2009. Bahan Kosmetik Sebagai Anti Acne. Majalah Natura Kos. Vol IV (10)

Izzati Munifatul. 2007. Skreening Potensi Antibakteri pada Beberapa Spesies Rumput Laut terhadap Bakteri Patogen pada Udang Windu. Universitas Diponegoro.

Purwati V. 2010. Uji Aktifitas Antibakteri Penyebab Jerawat Dari Daun Dewa (Gynura pseudochina). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Rahayu, I. D. 2006. Aloe barbadensis Miller dan Aloe chinensis Baker sebagai Antibiotik dalam Pengobatan Etnoveteriner Unggas secara In Vitro. Jurnal Protein 13(1).

Riyanto.,Erwin Ivan, Ita Widowati, Agus Sabdono 2013. Skrining Aktivitas Anti Bakteri Pada Ekstrak Sargassum polycystum Terhadap Bakteri Vibrio harveyi Dan Micrococcus luteus di Pulau Panjang Jepara. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

Santi., Wulan Santi, Ocky Karna Radjasa, Ita Widowati. 2014. Potensi Rumput Laut Sargassum duplicatum Sebagai Sumber Senyawa Anti Fouling. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

Siregar., Ferawaty Siregar, Agus Sabdono, Delianis Pringgenies. 2012. Potensi Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Terhadap Bakteri Penyakit Kulit Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, dan Micrococcusluteus. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

Page 8: Lap. Akhir Praktikum Biotek