lap. akhir hara

43
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kangkung merupakan komoditas tanaman hortikultura jenis sayuran yang sangat populer dan memiliki peminat yang sangat banyak. Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur- mayur. Rasanya yang renyah serta segudang manfaat dari tanaman ini menjadikan kangkung sangat dinikmati oleh masyarakat secara luas, bukan hanya enak dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan. Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit.Kangkung juga mempunyai khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia. Kangkung terbagi menjadi dua varietas berdasarkan tempat tumbuhnya, yakni kangkung darat (Ipomea reptans) atau sering disebut kangkung cina, dan kangkung air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Namun dari kedua varietas kangkung ini, varietas yang lazim diolah dalam masakan umumnya kangkung darat karena cita rasanya yang renyah dan lebih nikmat. Daya tarik budidaya tanaman kangkung terletak pada teknik budidayanya beserta cara pengelolaannya, dan 1

Upload: dwi-fitri-yanti-marbun

Post on 27-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan hara

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. Akhir Hara

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kangkung merupakan komoditas tanaman hortikultura jenis sayuran yang

sangat populer dan memiliki peminat yang sangat banyak.

Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan

pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Rasanya yang renyah serta segudang

manfaat dari tanaman ini menjadikan kangkung sangat dinikmati oleh masyarakat

secara luas, bukan hanya enak dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya

cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral

terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.

Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit.Kangkung

juga mempunyai khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia.

Kangkung terbagi menjadi dua varietas berdasarkan tempat tumbuhnya,

yakni kangkung darat (Ipomea reptans) atau sering disebut kangkung cina, dan

kangkung air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau

parit. Namun dari kedua varietas kangkung ini, varietas yang lazim diolah dalam

masakan umumnya kangkung darat karena cita rasanya yang renyah dan lebih

nikmat.

Daya tarik budidaya tanaman kangkung terletak pada teknik budidayanya

beserta cara pengelolaannya, dan cara perawatannya yang sangat simpel dan

mudah. Selain dari itu salah satu faktor budidaya yang perlu diperhatikan adalah

pemberian unsur hara atau pemupukan untuk menyuburkan tanaman, misalnya

dengan penggunaan pupuk anorganik (kimia) seperti KCl, NPK, ZA, dan lain-lain

maupun pupuk organik, seperti pupuk kandang ayam, sapi maupun pupuk kompos

yang saat ini banyak dijual dipasaran.

Karena itu, diperlukan kajian mengenai jenis pupuk apa saja yang

memberikan pengaruh yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil tanaman

kangkung darat.

1

Page 2: Lap. Akhir Hara

I.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

pemberian berbagai jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

kangkung darat (Ipomea reptans).

I.3. Kegunaan Praktikum

Dengan dilaksanakannya praktikum ini, diharapkan dapat memberikan

informasi dan pengetahuan kepada para praktikan (mahasiswa) mengenai

pengaruh pengunaaan berbagai jenis pupuk dalam pertumbuhan dan hasil tanaman

budidaya, dalam hal ini tanaman kangkung darat.

I.4. Hipotesis

H0 = Pemberian berbagai jenis pupuk tidak memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat.

H1 = Pemberian suatu jenis pupuk tertentu memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat.

2

Page 3: Lap. Akhir Hara

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tanaman Kangkung

II.1.1. Sejarah singkat

Tanaman kangkung berasal dari India yang kemudian menyebar ke

Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia danbagian negara

Afrika.

Sentra Penanaman Kangkung di Indonesia yaitu di Pulau Jawa,

khususnya di Jawa Barat dan juga di Irian Jaya, Aceh Besar dsb.

Kangkung darat merupakan kangkung yang banyak di budidayakan

sebagai tanaman rumahan, karena dalam proses penanamanya kangkung

darat lebih efisien dan dapat di tanam di daerah sekitar rumah, atau bisa juga

di daerah yang kering, atau bahkan bisa juga di tanam di media yang sempit

sekalipun, tentunya dengan memanfaatkan media tambahan. Seperti  pot

bambu, kayu dan sejenisnya yang tentunya sudah di buat semikian rupa.

Tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi

keluarga maupun untuk dijual kepasar.

Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari Filipina,

memasukkan kangkung dalam kelompok tanaman penyembuh ajaib. Di

antaranya dianggap sebagai pengusir racun dari tubuh. Di negara itu,

tanaman ini dipakai untuk menyembuhkan sembelit dan obat bagi mereka

yang sedang melakukan diet. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati

penyakit wasir. Kangkung ternyata juga memiliki manfaat sangat tinggi. Itu

karena mengandung vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein,

kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol.

Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan

diklasifikasikan ke dalam:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

3

Page 4: Lap. Akhir Hara

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea reptana Poir.

II.1.2. Syarat tumbuh

Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh

yang sulit. Syarat yang penting adalah air yang cukup. Bagi kangkung darat

apabila kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan.

Kangkung dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Waktu

tanam yang baik untuk kangkung darat yaitu pada musim hujan. Berikut ini

syarat tumbuh yang diperlukan oleh tanaman kangkung darat :

Iklim

Tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.

Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan

beriklim dingin.

Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang

panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka

kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.

Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m

tinggi tempat, maka temperatur udara turun 10C.

Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang

dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.

Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini

berkisar antara 500-5000 mm/tahun.

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat

sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi)

tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-

kurus.

Media Tanam

4

Page 5: Lap. Akhir Hara

Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya,

sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat

mempertahankan kandungan air secara baik.

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak

mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.

Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,

karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air

membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.

Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran

rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ±2000 meter dpl.

II.2. Peranan unsur hara N, P dan K untuk tanaman

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh

dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor

lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan

produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam

tanah.

Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas sel –

sel untuk mengambil zat-zat makanan dari komponen sel itu sendiri sebagai

sumber energi. Suplai dan absorpsi dari senyawa-senyawa kimia yang diperlukan

untuk proses pertumbuhan dan metabolisme disebut nutrisi. Dan senyawa kimia

yang diperlukan oleh organisme disebut  nutrien (unsur hara).

Tanah dan nutrisi adalah dua hal yang sangat essensial diperlukan tumbuhan

selain faktor-faktor lain. Tanah dan nutrisi adalah dua hal yang saling berkaitan

satu sama lain. Tanah diperlukan tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana

tumbuhan tersebut ditanam. Namun yang tak kalah penting adalah unsur hara

yang terkandung dalam tanah yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk

pertumbuhannya.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap tanah yang

mengandung unsur hara dengan berbagai proses. Unsur hara yang diserap juga

dengan berbagai bentuk baik ion maupun molekul.

5

Page 6: Lap. Akhir Hara

Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang biasanya dilakukan untuk

menambahkan unsure hara kedalam tanah. Jenis-jenis pupuk beragam, dapat

dalam bentuk anorganik maupun organic. Kedua bentuk pupuk ini memiliki

perbedaan dalam hal ketersediaannya didalam tanah dan pengaruhnya terhadap

tanaman.

Tanaman kangkung membutuhkan unsur hara sebagai sumber nutrisi bagi

pertumbuhan dan perkembangannya baik unsur hara makro maupun mikro. Tanpa

unsur hara, tanaman kangkung tidak akan mencapai pertumbuhan optimum.

Layaknya makanan, unsur hara dalam tanah begitu penting perannya bagi

pertumbuhan tanaman. Berdasar kebutuhannya, unsur hara terbagi atas unsur hara

makro dan mikro. Unsur makro, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K),

kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S), dibutuhkan tanaman dalam

jumlah banyak.

Nitrogen ( N )

Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan

Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri

Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman

Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun

Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil,

daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat

menguning dan mati.

Fosfor ( P )

Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman

Merangsang pembungaan dan pembuahan

Merangsang pertumbuhan akar

Merangsang pembentukan biji

Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel

Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji

berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

Kalium ( K )

Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim

dan mineral termasuk air.

6

Page 7: Lap. Akhir Hara

Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit

Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi

lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan

sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk

daun.

Berikut manfaat dan gejala defisiensi tanaman terhadap unsur hara N, P dan

K :

No

Jenis

Unsur

Hara

ManfaatGejala Tanaman yang

kekurangan Unsur Ini

1.Nitrogen

(N)

Memacu pertumbuhan

tanaman secara umum,

terutama pada fase

vegetative.

Berperan dalam

pembentukan klorofil,

asam amino, lemak,

enzim dan persenyawaan

lain.

Pertumbuhan tanaman lambat.

Mula-mula daun menguning

dan mongering, lalu rontok.

Daun menguning diawali dari

daun bagian bawah, lalu disusul

daun bagian atas.

2. Fosfor (P) Membantu pembentukan

protein dan mineral yang

sangat bagi tanaman.

Bertugas mengedarkan

energy keseluruh bagian

tanaman.

Merangsang

pertumbuhan dan

perkembangan akar.

Mempercepat

pembungaan dan

pembuahan tanaman,

Mempercepat

Daun bawah berubah warna

menjadi tua atau tampak

mengkilap merah keunguan.

Kemudian menjadi kuning

keabuan, dan rontok.

Tepi daun, cabang dan batang

berwarnah merah ungu,

kemudian menjadi kuning.

Batang kerdil dan tidak

menghasilkan bunga dan

buah.

Jika sudah terlanjur berbuah,

ukurannya kecil, jelek, dan

7

Page 8: Lap. Akhir Hara

pemasakan biji dan

buah.

lekas matang.

3.Kalium

(K)

Membantu pembentukan

protein, karbohidrat, dan

gula.

Membantu

pengangkutan gula dari

daun ke buah.

Memperkuat jaringan

tanaman

Meningkatkan daya

tahan terhadap penyakit.

Daun mengerut atau

menguning, timbul bercak-

bercak merah coklat, lalu

kering dan mati.

Perkembangan akar lambat.

Buah tumbuh tidak

sempurna, kecil, kualitas

jelek dan tidak tahan lama.

II.3. Peranan pupuk organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah dan

pengaruhnya terhadap tanaman

Bahan organik yang dapat berupa pupuk organik atau kompos dalam sistem

pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer (penyangga) dan penahan lengas, di

samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Kualitas

pupuk organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk organik tersebut dan

tingkat perombakannya. Pupuk organik (kompos) berbahan dasar beraneka

(sampah kota) sehingga mempunyai kandungan total hara yang tidak seragam.

Kematangan kompos ditandai dengan telah hancurnya bahan dasar, suhu kembali

mendekati suhu udara dan berwarna hitam, keadaan tersebut biasanya mempunyai

nisbah C/N 10-15 (Donahue et al., 1977).

Pengunaan pupuk kandang sudah cukup lama diidentifikasikan engan

keberhasilan program pemupukan dari pertanian berkelanjutan. Hal ini isebabkan

karena pupuk kandang memang dapat menambah tersedianya unsure hara bagi

tanaman. Selain itu, pupuk kandang juga mempunyai pengaruh yang positif

8

Page 9: Lap. Akhir Hara

terhadap sifat fisis dan kimiawi tanah, mendorong perkembangan jasad renik

(sutedjo, 2002).

A. Pupuk kompos sampah kota

Kompos sampah kota merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan

sampah pasar, rumah tangga dan tambahan lainnya. Sebagai salah satu

pemecahan alternatif penanganan limbah, produk ini diyakini dapat meningkatkan

produktivitas tanah.

Kekurangan dari kompos sampah yaitu mengandung bahan-bahan

kontaminasi seperti gelas, keramik, plastik dan lain-lain, namun hal ini tergantung

dari sistem pengomposan dan bahan baku yang digunakan. Keberadaan bahan

gelas menyebabkan kompos pada umumnya mengandung hara N dan P setara

dengan kompos sisa tanaman, kadar Ca dan Mg lebih tinggi, tetapi kandungan K

umumnya lebih rendah. Dengan berlanjutnya proses pematangan pada kompos

makan kandungan hara akan makin bertambah tinggi kecuali nitrogen yang hilang

karena penguapan sebagai amoniak. Kompos sampah kota dianggap baik bila

nisbah C/N < 20, Kadar N total > 2% dan nisbah gula-reduksi-C < 35%.

B. Pupuk Kandang Sapi

Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi yang mempunyai kadar

serat yang tingi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter

C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi

menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan

pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba

dekomposer akan menggunakan N yang tersedia ntuk mendekomposi bahan

organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk

memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan

agar menjadi kompos pupuk kandang sapi rasio C/N dibawah 20.

Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung

juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya

sebagai pupuk dingin. Bila pupuk kandang dengan kadar air yang tinggi

diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta

proses pelepasan amoniak masih berlangsung.

9

Page 10: Lap. Akhir Hara

Pupuk kandang sapi mempunyai kandungan hara yaitu 0,40% N, 0,20% P2O2,

0,10% K2O, dan 85% H2O (Kartasapoetra dan Sutejo, 1987).

C. Pupuk Kandang Ayam

Pemanfaatan pupuk kandang ayam termasuk luas. Umumnya dipergunakan

oleh petani sayuran dengan cara mengadakan dari wilayah tersebut, misalnya

petani kentang di Dieng mendatangkan pupuk kandang ayam yang disebut chiken

manure (CM) atau Kristal dari Malang, Jawa Timur.

Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relative lebih

tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar ini sangat dipengaruhi oleh jenis

konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur

sisa-sisa makanan ayam seperti sekam sebagai alas kandang yang dapat

menyumbangkan tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap sayuran.

Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu

memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi

karena pupuk kandang ayam relative lebih cepat tedekomposisi serat mempunyai

kadar hara yang cukup jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan

pupuk kandang lainnya. Pemanfaatan pupuk kandang ayam ini bagi pertanian

organic menemui kendala karena pupuk kandang ayam mengandung beberapa

hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam.

Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh

beberapa factor seperti jenis ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan, serta

perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan (Musnamar,

2004).

Pupuk kandang ayam tergolong pupuk dingin yang penguraiannya oleh

jasad renik berjalan lambat sehingga tidak terbentuk panas. Pupuk kandang ayam

ini dapat berbentuk padat-cair yaitu pupuk dari kotoran padat yang sudah

tercampur dengan kotoran cair atau urine. Pupuk ini mempunyai kandungan

nitrogen 1%, fosfor 0,8%, kalium 0,4% dan air 55% (Lingga dan Marsono, 2002).

10

Page 11: Lap. Akhir Hara

III. METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Waktu dan Tempat Percobaan

Praktikum mata kuliah hara tanaman dan pemupukan dilaksanakan dikebun

percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi mulai dari tanggal 31 Maret

hingga 5 April 2014.

III.2. Alat dan Bahan

Alat :

a. Cangkul

b. Parang

c. Tugal

d. Polybag ukuran 25 x 30 cm (10 kg)

e. Pengayak tanah

f. Meteran

Bahan :

a. Benih kangkung darat

b. Tanah top soil

c. Pupuk : urea, NPK, Pukan. Ayam, Pupuk kompos sampah kota, Pukan sapi

III.3. Rancangan Percobaan

Percobaan dilakukan dengan rancangan percobaan acak lengkap (RAL)

dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan, sehingga terdapat 15 satuan

percobaan. Perlakuan yang akan diteliti adalah :

P1 = Pupuk tunggal (Urea)

P2 = Pupuk majemuk (NPK)

P3 = Pupuk kandang ayam

P4 = Pupuk kompos sampah kota

P5 = Pupuk kandang sapi

11

Page 12: Lap. Akhir Hara

III.4. Pelaksanaan Percobaan

III.4.1.Persiapan media tanam

Kegiatan persiapan media tanam meliputi :

Pengambilan media tanaman, media yang digunakan untuk penanaman

tanaman kangkung darat yaitu tanah top soil (kedalaman 0-20 cm).

Pengayakan media tanam (top soil) dengan menggunakan ayakan tanah.

Pemindahan tanah yang telah diayak kedalam polybag, masing-masing

polybag diisi top soil sebanyak 10 kg.

Polybag disusun kelahan percobaan dengan jarak 20 x 20 cm.

Untuk perlakuannya, perlakuan yang menggunakan pupuk organik,

pemberian pupuk dilakukan 1 minggu sebelum penanaman benih.

Sedangkan pada perlakuan pupuk anorganik dilakukan pada saat 1

minggu setelah penanaman benih kangkung.

III.4.2.Penanaman benih

Media tanam ditugal sedalam ± 3 cm, selanjutnya benih ditanam

sebanyak ± 3 butir.

III.4.3.Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan meliputi :

Penyiraman tanaman yang dilakukan sebanyak 1 kali dalam sehari.

Penjarangan dan penyulaman. Penjarangan dilakukan 1 MST disisakan

sebanyak 3 tanaman / polybag dan penyulaman dilakukan sampai 10

HST, dengan mengganti tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan

tanaman yang telah disiapkan sebelumnya (tanaman sulaman)

Penyiangan dan pembersihan areal dari gulma, dilakukan setiap 1 kali

seminggu.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman ; Basudin dosis 2 cc / L,

Diazinon 60 EC, Dithane M-45.

III.4.4.Panen

Yaitu kegiatan pengambilan tanaman sawi hijau hasil budidaya dari

lahan percobaan. Pemanenan tanaman kangkung dilakukan 25-27 hari

setelah tanam.

12

Page 13: Lap. Akhir Hara

III.5. Variabel yang diamati

III.5.1. Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanaman kangkung darat dilakukan setiap 1 minggu

sekali, pengukuran mulai dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu.

III.5.2. Jumlah daun

Pengukuran jumlah daun kangkung darat dilakukan setiap 1 minggu

sekali, pengukuran mulai dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu.

III.5.3. Bobot basah per tanaman

Hasil tanaman ditimbang beratnya pada saat tanaman sawi hijau

dipanen.

13

Page 14: Lap. Akhir Hara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Tabel 1. Pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomea reptans) umur 4

MST.

Perlakuan

Tinggi tanaman (cm)

Ulangan ke-Rata-Rata

PerlakuanI II III

P1 17.63 17.27 9.62 14.84

P2 27.60 19.70 27.34 24.88

P3 25.13 21.83 29.33 25.43

P4 12.36 18 17.10 15.82

P5 18.83 18.85 24.17 20.62

Keterangan :

P1 = Pupuk tunggal (Urea)

P2 = Pupuk majemuk (NPK)

P3 = Pupuk kandang ayam

P4 = Pupuk kompos sampah kota

P5 = Pupuk kandang sapi

Tabel 2. Jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomea reptans) umur 4

MST.

Perlakuan

Jumlah daun

Ulangan ke-Rata-Rata

PerlakuanI II III

P1 11 11 7 10

P2 21 20 10 17

P3 18 13 13 15

P4 9 9 13 10

P5 19 15 23 19

14

Page 15: Lap. Akhir Hara

Keterangan :

P1 = Pupuk tunggal (Urea)

P2 = Pupuk majemuk (NPK)

P3 = Pupuk kandang ayam

P4 = Pupuk kompos sampah kota

P5 = Pupuk kandang sapi

Tabel 3. Bobot basah tanaman kangkung darat

Keterangan :

P1 = Pupuk tunggal (Urea)

P2 = Pupuk majemuk (NPK)

P3 = Pupuk kandang ayam

P4 = Pupuk kompos sampah kota

P5 = Pupuk kandang sapi

15

Perlaku

an

Bobot basah tanaman (gram)

Ulangan ke-Rata-Rata

PerlakuanI II III

P1 26.66 16.08 7.27 16.67

P2 72.70 40.30 36.75 49.92

P3 57.45 29.50 64 50.32

P4 8.07 16.58 22.70 15.78

P5 28.60 22.27 18.90 23.26

Page 16: Lap. Akhir Hara

Grafik 1. Grafik pertumbuhan tanaman kangkung darat dengan berbagai

perlakuan.

1 2 3 40

5

10

15

20

25

30

Grafik Pertumbuhan Tanaman Kangkung dengan Berbagai Perlakuan

p1 p2 p3 p4 p5

Pengamatan Minggu Ke-

Tin

ggi T

anam

an (

cm)

Grafik 2. Grafik pertumbuhan jumlah daun dengan berbagai perlakuan.

1 2 3 40

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Grafik Perkembangan Jumlah Daun Berbagai Perlakuan

P1P2P3P4P5

Minggu ke-

Jum

lah

daun

16

Page 17: Lap. Akhir Hara

Grafik 3. Grafik berat basah tanaman kangkung darat.

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

Grafik Berat Basah Tanaman Kangkung Berbagai Perlakuan

P1P2P3P4P5

Bera

t bas

ah ta

nam

an (g

ram

)

Keterangan :

P1 = Pupuk tunggal (Urea)

P2 = Pupuk majemuk (NPK)

P3 = Pupuk kandang ayam

P4 = Pupuk kompos sampah kota

P5 = Pupuk kandang sapi

IV.2. Pembahasan

Dari data hasil pengamatan yang telah diolah kedalam bentuk grafik, pada

grafik 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam (P3) memberikan

hasil terbaik pada tinggi tanaman kangkung darat dengan rata-rata tinggi tanaman

pada umur 4 MST sebesar 25,43 cm. Juga terlihat bahwa tanaman tertinggi

umumnya diperoleh pada perlakuan pupuk kandang ayam (P3) , diikuti oleh

pupuk NPK (P2) dan pupuk kandang sapi (P5), dan antara perlakuan pupuk urea

(P1) dan kompos sampah kota (P3) hanya terlihat sedikit perbedaannya.

Data grafik 2 menggambarkan data perkembangan jumlah daun tanaman

kangkung darat berbagai perlakuan pemupukan yang diberikan dari 1 MST hingga

17

Page 18: Lap. Akhir Hara

4 MST. Dari grafik perkembangan jumlah daun, perlakuan yang memberikan

hasil yang terbaik terhadap banyaknya jumlah daun yaitu perlakuan pupuk

majemuk (NPK) / perlakuan P2 dengan rata-rata jumlah daun pada umur 4 MST

sebanyak 17 helai daun, diikuti oleh perlakuan pupuk kandang sapi (P5) dan

pupuk kandang ayam (P3), dan diantara perlakuan P1 dan P4 hanya memiliki

sedikit perbedaan jumlah daunnya.

Selain memberikan hasil yang paling baik pada tinggi tanaman kangkung

darat, pemberian perlakuan pupuk kandang ayam ini juga menghasilkan berat

basah hasil tanaman kangkung darat bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Hal ini dapat dilihat dari data yang telah disajikan dalam grafik 3 mengenai

berat basah tanaman kangkung berbagai perlakuan. Hasil olahan data dari berat

kangkung darat pada saat panen, berat basah tanaman kangkung darat yang paling

besar yaitu perlakuan pupuk kandang ayam (P3) dengan rata-rata sebesar 50,32

gram dan diikuti oleh perlakuan NPK (P2), sedangkan pemberian pupuk kandang

sapi terhadap hasil bobot basah tanaman kangkung darat, memberikan hasil yang

jauh dibawah tanaman dengan perlakuan pupuk kandang ayam ataupun NPK.

Antara pupuk kompos sampah kota (P4) dan urea (P1) memilik hasil yang tidak

berbeda jauh.

Dari analisis data seluruh perlakuan, perlakuan yang tampak terlihat jelas

memberikan pengaruh yang paling nyata bagi pertumbuhan tanaman kangkung

darat yaitu perlakuan pupuk kandang ayam (P3) , kemudian diikuti oleh perlakuan

NPK (P2) dan pupuk kandang sapi (P5). Sedangkan perlakuan pupuk kompos

sampah kota (P4) dan urea (P1) kurang memberikan pengaruh bagi pertumbuhan

tanaman kangkung darat.

Perbedaan hasil parameter yang diukur dari berbagai perlakuan ini, terkait

dengan perbedaan kandungan/jumlah hara yang dimiliki masing-masing jenis

pupuk yang diberikan.

Seperti yang telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka bahwa pupuk kandang

ayam relatif lebih cepat tedekomposisi serat mempunyai kadar hara yang cukup

jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya.

Jadi, pada takaran dosis pemberian yang sama pupuk kandang ayam menyediakan

kadar hara yang lebih dari pupuk lainnya.

18

Page 19: Lap. Akhir Hara

Pupuk NPK memberikan hasil yang terbaik pada jumlah daun tanaman

kangkung darat. Sebagaimana diketahui bahwa Pupuk NPK merupakan pupuk

majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan

kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam

bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Dimana nitrogen sangat

berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun

termasuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Dengan

kandungan N yang cukup tanah, keterseiaan hara mencukupi, maka

perkembangan vegetative tanaman (pembentukan helai daun) jauh lebih baik bila

dibandingkan perlakuan pupuk lainnya.

19

Page 20: Lap. Akhir Hara

V. PENUTUP

KESIMPULAN

Pemberian berbagai jenis pupuk memberikan pengaruh terhadap hasil

tanaman kangkung darat (Ipomoea retans).

Pemberian pupuk kandang ayam (P3) memberikan hasil terbaik pada tinggi

tanaman kangkung darat dengan rata-rata tinggi tanaman pada umur 4 MST

sebesar 25,43 cm.

Perlakuan pupuk kandang ayam (P3) memberikan hasil yang terbaik

terhadap hasil tanaman kangkung hijau (berat basah tanaman) dengan rata-

rata sebesar 50,32 gram dan diikuti oleh perlakuan NPK (P2).

Perlakuan pupuk majemuk (NPK) memberikan hasil yang terbaik terhadap

banyaknya jumlah daun rata-rata jumlah daun pada umur 4 MST sebanyak

17 helai daun, diikuti oleh perlakuan pupuk kandang sapi (P5) dan pupuk

kandang ayam (P3).

20

Page 21: Lap. Akhir Hara

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Joni. 2011. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Kangkung. Diunduh dari

http://mukegile08.wordpress.com/2011/06/06/morfologi-dan-klasifikasi-

tanaman-kangkung/ (diakses 22 April 2014)

Askari Wahyu. 2012. Pupuk N-P-K. Diunduh dari

http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/ (diakses 1 Juli 2014)

BPPC Panca rijang. 2011. Manfaat Unsur Hara Bagi Tanaman. Diunduh dari

http://bpp-rappang.blogspot.com/2011/11/manfaat-unsur-hara-bagi-

tanaman.html (diakses tanggal 14 Juni 2014)

Denidi. 2007. Fungsi Unsur Hara Makro. Diunduh dari

http://old.denidi.com/2007/11/fungsi-unsur-hara-makro-n-p-k.html (diakses

tanggal 14 Juni 2014)

Marsusi Revi. 2010. Budidaya Kangkung. Diunduh dari

http://kalbar.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/leaflet/budidaya_kangk

ung.pdf (diakses 22 April 2014)

Mukaram Minhaju. 2013. Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk

NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) .

Diunduh dari http://minhajalmadani.blogspot.com/2013/10/perbandingan-

efektivitas-pupuk-kandang.html (diakses tanggal 15 Juni 2014)

Nuryani Sri dan Rachman Sutanto. 2002. Pengaruh Sampah Kota Terhadap Hasil

Dan Tahana Hara Lombok. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (1)

(2002) pp 24-28

Sanjaya Yasin. 2012. Macam-Macam Pupuk Organik dan Anorganik. Diunduh

dari http://www.sarjanaku.com/2012/06/macam-macam-pupuk-organik-dan-

anorganik.html (diakses 9 Juni 2013)

21

Page 22: Lap. Akhir Hara

LAMPIRAN

DENAH PERCOBAAN

P1I P3I P4III

P3III P2I P5III

P5II P2II P1II

P3II P1III P4I

P5I P4II P2III

22

Page 23: Lap. Akhir Hara

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data pengamatan kelompok 1 (P1I)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman (cm) 5.26 5.66 5.73 3.46 5.26 4.70

Jumlah Daun 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00

2T.Tanaman (cm) 6.56 6.60 7.83 5.16 6.43 5.36

Jumlah Daun 4.00 5.00 7.00 5.00 5.00 6.00

3T.Tanaman (cm) 10.33 9.83 12.83 10.33 9.83 9.50

Jumlah Daun 7.00 6.00 7.00 7.00 6.00 7.00

4T.Tanaman (cm) 17.60 16.66 22.33 18.00 13.50 17.66

Jumlah Daun 10.00 10.00 11.00 13.00 10.00 11.00

Berat Hasil Kangkung (gram) 19.60 31.59 46.69 17.90 23.70 20.50

Tabel 2. Data pengamatan kelompok 2 (P3III)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm) 6.50 7.00 7.50 10.00 9.50

10.50

Jumlah Daun 4.00 4.00 2.00 3.00 3.00 5.00

2T.Tanaman(cm) 13.00 14.80 15.50 18.00 18.50

16.70

Jumlah Daun 6.00 6.00 5.00 5.00 6.00 7.00

3T.Tanaman(cm) 19.50 20.00 19.00 23.00 24.00

22.50

Jumlah Daun 10.00 9.00 10.00 8.00 10.0011.0

0

4T.Tanaman(cm) 26.83 27.33 26.17 29.50 30.33

29.33

Jumlah Daun 12.00 12.00 13.00 12.00 13.0013.0

0

Berat Hasil Kangkung (gram) 46.40 48.20 47.50 45.00 59.8064.0

0

Tabel 3. Data pengamatan kelompok 3 (P5II)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

5.03 6.83 7.4 7.47 6.43 6.17

Jumlah Daun4 5 5 5 6 5

2 T.Tanaman(cm) 7.27 11.83 14 14.6 12.27 11

23

Page 24: Lap. Akhir Hara

Jumlah Daun6 8 9 10 9 9

3T.Tanaman(cm)

10.77 17.07 18.33 19.53 17.17 16.6

Jumlah Daun8 11 12 13 12 14

4T.Tanaman(cm)

12.93 18.83 20 23.17 19.83 18.33

Jumlah Daun10 15 14 18 16 17

Berat Hasil Kangkung (gram)12.2 20.5 21 26.6 29.5 23.8

Tabel 4. Data pengamatan kelompok 4 (P3II)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm) 5.03 6.83 7.40 7.47 6.43 6.17

Jumlah Daun 4.00 5.00 5.00 5.00 6.00 5.00

2T.Tanaman(cm)

7.27 11.83 14.00 14.60 12.2711.00

Jumlah Daun 6.00 8.00 9.00 10.00 9.00 9.00

3

T.Tanaman(cm)10.77 17.07 18.33 19.53 17.17

16.60

Jumlah Daun8.00 11.00 12.00 13.00 12.00

14.00

4

T.Tanaman(cm)12.93 18.83 20.00 23.17 19.83

18.33

Jumlah Daun10.00 15.00 14.00 18.00 16.00

17.00

Berat Hasil Kangkung (gram)12.20 20.50 21.00 26.60 29.50

23.80

Tabel 5. Data pengamatan kelompok 5 (P5I)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

3.97 4.53 5.50 4.37 4.93 3.90

Jumlah Daun 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00

24

Page 25: Lap. Akhir Hara

2T.Tanaman(cm)

7.67 7.50 7.07 5.17 8.27 6.30

Jumlah Daun7.00 7.00 8.00 6.00 7.00 6.00

3T.Tanaman(cm)

11.26 11.30 11.80 11.83 10.00 11.03

Jumlah Daun10.00 11.00 10.00 9.00 9.00 8.00

4T.Tanaman(cm)

20.30 21.83 20.30 21.00 17.17 18.83

Jumlah Daun18.00 22.00 17.00 16.00 13.00 19.00

Berat Hasil Kangkung (gram)29.70 33.80 30.40 28.10 18.40 28.60

Tabel 6. Data pengamatan kelompok 6 (P3I)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

8.33 7.33 7.43 5.00 6.03 7.20

Jumlah Daun4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00

2T.Tanaman(cm)

15.73 13.26 12.70 13.73 14.26 12.86

Jumlah Daun7.00 6.00 6.00 7.00 6.00 7.00

3T.Tanaman(cm)

19.56 18.00 18.80 16.80 17.20 19.50

Jumlah Daun10.00 10.00 10.00 9.00 9.00 10.00

4T.Tanaman(cm)

27.10 24.50 26.10 24.70 24.40 24.00

Jumlah Daun22.00 17.00 19.00 14.00 19.00 15.00

Berat Hasil Kangkung (gram)53.80 51.60 70.30 61.10 47.30 60.60

Tabel 7. Data pengamatan kelompok 7 (P2I)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

3.70 6.30 3.60 5.00 6.00 5.20

Jumlah Daun4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00

2T.Tanaman(cm)

8.80 9.50 8.30 6.50 6.60 10.80

Jumlah Daun7.00 7.00 7.00 5.00 6.00

8.00

25

Page 26: Lap. Akhir Hara

3T.Tanaman(cm)

16.30 14.70 16.20 12.16 12.60 19.00

Jumlah Daun11.00 10.00 15.00 9.00 10.00 15.00

4T.Tanaman(cm)

23.50 23.50 22.20 24.10 20.60 27.60

Jumlah Daun20.00 24.00 24.00 14.00 13.00 21.00

Berat Hasil Kangkung (gram)43.50 45.80 60.70 40.30 33.50 72.70

Tabel 8. Data pengamatan kelompok 8 (P2II)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

3.23 4.30 4.20 4.50 3.30 3.20

Jumlah Daun4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

2T.Tanaman(cm)

8.50 6.20 9.07 8.70 5.60 5.90

Jumlah Daun9.00 7.00 8.00 8.00 6.00 7.00

3T.Tanaman(cm)

10.60 16.50 15.90 14.90 9.80 10.70

Jumlah Daun10.00 19.00 15.00 17.00 9.00 10.00

4T.Tanaman(cm)

16.97 23.90 25.80 21.20 16.30 19.70

Jumlah Daun16.00 30.00 27.00 28.00 13.00 20.00

Berat Hasil Kangkung (gram)21.90 44.30 69.60 63.70 23.40 40.30

Tabel 9. Data pengamatan kelompok 9 (P1III)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

3.20 3.80 2.60 2.50 4.00 4.50

Jumlah Daun3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00

2T.Tanaman(cm)

5.60 6.10 4.80 4.30 5.70 6.00

Jumlah Daun5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00

3T.Tanaman(cm)

7.30 7.80 6.20 6.30 7.20 8.10

Jumlah Daun7.00 6.00 7.00 6.00 6.00 6.00

4 T.Tanaman(cm) 9.80 9.60 8.30 9.10 10.30 10.60

26

Page 27: Lap. Akhir Hara

Jumlah Daun9.00 9.00 8.00 8.00 9.00 9.00

Berat Hasil Kangkung (gram)10.00 5.70 6.00 8.30 5.60 8.00

Tabel 10. Data pengamatan kelompok 10 (P41I)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

3.80 4.40 4.30 4.30 5.40 5.50

Jumlah Daun4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

2T.Tanaman(cm)

7.20 6.40 7.30 6.40 9.00 8.40

Jumlah Daun5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00

3T.Tanaman(cm)

10.60 13.00 10.60 8.30 13.30 10.80

Jumlah Daun8.00 7.00 7.00 5.00 8.00 7.00

4T.Tanaman(cm)

20.00 18.00 10.00 21.00 21.00 18.00

Jumlah Daun9.00 10.00 7.00 6.00 12.00 10.00

Berat Hasil Kangkung (gram)20.00 15.50 20.40 4.60 19.70 19.30

Tabel 11. Data pengamatan kelompok 11 (P4III)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

4.30 4.20 3.90 3.80 3.70 3.60

Jumlah Daun3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00

2T.Tanaman(cm)

6.90 7.70 8.40 7.30 6.60 8.00

Jumlah Daun7.00 7.00 7.00 5.00 7.00 7.00

3T.Tanaman(cm)

12.40 14.30 15.80 14.50 13.00 14.50

Jumlah Daun10.00 11.00 14.00 12.00 13.00 10.00

4T.Tanaman(cm)

10.70 20.60 19.70 19.70 19.2 17.10

Jumlah Daun12.00 14.00 19.00 16.00 19.00 13.00

Berat Hasil Kangkung (gram)34.10 31.20 29.30 26.00 23.00 22.70

27

Page 28: Lap. Akhir Hara

Tabel 12. Data pengamatan kelompok 12 (P5III)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

5.20 4.60 5.70 3.80 5.80 5.50

Jumlah Daun5.00 4.30 5.30 5.00 5.30 5.60

2T.Tanaman(cm)

7.46 6.40 6.80 10.90 9.00 7.80

Jumlah Daun7.30 6.00 5.30 9.00 6.70 8.00

3T.Tanaman(cm)

11.30 9.30 8.30 18.00 17.00 15.50

Jumlah Daun9.00 9.00 6.00 12.70 10.00 12.60

4T.Tanaman(cm)

19.00 18.70 16.70 24.70 27.27 24.17

Jumlah Daun16.00 17.30 9.60 12.70 17.30 23.30

Berat Hasil Kangkung (gram)10.00 10.60 4.07 17.20 15.03 18.90

Tabel 13. Data pengamatan kelompok 13 (P1II)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

5.30 6.00 6.90 6.60 6.13 6.90

Jumlah Daun4.60 5.00 5.00 5.00 4.60 5.00

2T.Tanaman(cm)

7.80 8.80 7.80 7.50 0.30 6.80

Jumlah Daun6.00 0.60 5.30 5.60 5.60 4.60

3T.Tanaman(cm)

10.80 11.80 10.00 12.00 10.50 10.50

Jumlah Daun7.00 9.30 8.00 7.00 7.60 7.60

4T.Tanaman(cm)

15.50 19.30 15.80 19.00 16.50 17.50

Jumlah Daun11.60 15.00 10.60 7.00 10.00 10.30

Berat Hasil Kangkung (gram)24.60 14.80 15.10 10.20 17.20 14.60

Tabel 14. Data pengamatan kelompok 14 (P4I)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1 T.Tanaman(cm) 4.77 5.50 5.57 4.50 7.07 5.87

28

Page 29: Lap. Akhir Hara

Jumlah Daun3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00

2T.Tanaman(cm)

6.23 7.73 7.07 5.17 8.27 6.30

Jumlah Daun5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00

3T.Tanaman(cm)

9.57 10.73 9.33 7.70 7.27 7.73

Jumlah Daun8.00 8.00 6.00 6.00 4.00 6.00

4T.Tanaman(cm)

15.50 14.80 13.83 10.43 9.47 10.13

Jumlah Daun12.00 9.00 10.00 9.00 5.00 8.00

Berat Hasil Kangkung (gram)10.20 9.10 8.80 8.90 5.50 5.90

Tabel 15. Data pengamatan kelompok 15 (P2III)

Pengamatan Ke-

Pertumbuhan Tanaman

Polybag (cm)

1 2 3 4 5 6

1T.Tanaman(cm)

7.03 8.30 9.07 1.80 6.10 6.73

Jumlah Daun3.00 3.00 2.00 - 2.00 2.00

2T.Tanaman(cm)

17.00 16.17 18.83 7.50 12.43 12.83

Jumlah Daun5.00 5.00 5.00 4.00 3.00 2.00

3T.Tanaman(cm)

27.33 23.33 25.67 15.15 13.00 14.76

Jumlah Daun9.00 10.00 9.00 6.00 4.00 6.00

4T.Tanaman(cm)

34.50 31.83 32.83 27.80 13.33 23.73

Jumlah Daun12.00 12.00 16.00 10.00 4.00 8.00

Berat Hasil Kangkung (gram)53.60 61.10 54.90 32.40 2.30 16.20

29

Page 30: Lap. Akhir Hara

DAFTAR GAMBAR

30