langkah weekly 5th edition

5

Upload: langkah-travel-magazine

Post on 21-Mar-2016

248 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Bukittinggi: Tanah Penuh Berkah

TRANSCRIPT

Page 1: Langkah weekly 5th edition

Bukittinggi: Tanah Penuh Berkah

catatan perjalanan singkat Padang-Bukittinggi

Maret I 2014

Page 2: Langkah weekly 5th edition

Tentang LangkahPembuatan “Langkah” bukan untuk mencari keuntungan. Saya hanya ingin berbagi pengalaman saja. Harapan saya sederhana, semoga pembaca ter-hibur dan terbantu dalam menentukan destinasi wisata. Saya sendiri bukan fotografer atau penulis profesional. Sehingga hasil jepretan dan tulisan saya jauh dari sempurna. Semuanya murni berawal dari keisengan untuk mengisi waktu luang. Jika memang karya saya dirasa layak baca, “Langkah” bebas untuk dishare dan dibaca siapapun. Untuk perbaikan ke depan, silakan kontak saya di surel [email protected]. depan, silakan kontak saya di surel [email protected].

“Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”Raden Ajeng Kartini

Page 3: Langkah weekly 5th edition

Ranah minangnan rancak

Bus yang saya tumpangi sengaja memelankan laju-nya, memberi kesempatan bagi penumpang untuk menikmati keindahan di depan mata. Kami sempat berbelok memasuki sebuah jalan kecil berbatu, menuju sebuah desa kecil di pinggir Danan Sing-karak. Di situ saya sempat turun dari bus dan berjalan kaki menuju pinggir danau untuk sekedar menyapa seorang ibu berkerudung yang mengangkut beberapa keranjang berisikan kerang. “Ini kerangnya nanti dijual, lumayan menambah penghasilan,” terang ibu tadi sembari membenahi letak kerudungnya. Ada juga beberapa lelaki paruh baya yang beraktivitas sama seperti ibu tadi. Rupa-rupanya kerang merupakan salah satu primadona di Danau Singkarak, di samping ikanikan bilih yang selalu dicari orang kalau berkunjung kemari.

Puas melihat-lihat pemandangan di Danau Sing-karak, saya melanjutkan perjalanan menuju kota tujuan saya, Bukittinggi. Kota di kaki Gunung Sing-galang dan Marapi, di tepian Ngarai Sianok. Inilah kota yang sempat menghidupi seorang tokoh bangsa, Mohammad Hatta. Beliau lahir dan tumbuh remaja di Kota Bukittinggi sebelum melanjutkan pendidikan ke Padang dan kemudian di Belanda. Satu jam lagi sebelum bus kami sampai di Bukit-tinggi. Di saat penumpang lain memenjamkan mata, saya sendiri tak rela melewatkan setiap pemandan-gan indah yang saya lewati. Begitulah yang saya lakukan sepanjang jalan, melongokkan muka di kaca samping, seraya mendengarkan musik melalui headset. Bukittinggi memang memesona. Begitu sampai di

kota itu, saya langsung merasakan magisme yang sungguh kuat. Bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial dapat kita temui di berbagai penjuru kota. Kota ini tidaklah begitu besar, walau tidak juga kecil. Jalanan kota yang relatif kecil begitu rindang terlindung pepohonan di kanan kiri jalan. Di tengah kotakota saya disambut oleh patung Bung Hatta, seolah

Sampailah saya di sebuah jalan raya yang meliuk-liuk di pinggir danau luas nan elok, dengan

debur kecil ombak di tepiannya. Inilah Danau Singkarak yang ter-sohor itu, rumah bagi ribuan

ekor ikan bilih yang mendiaminya.

Page 4: Langkah weekly 5th edition

Jam Gadang, ikon Kota Bukittinggi

Maret I 2014

2

Lanskap Kota Bukittinggi dengan latar belakang Ngarai Sianok dan Gunung Singgalang.

Kota sejuk ini tak akan habis dijelajahi dalam sehari saja. Masih ada Ngarai Sianok, sebuah lembah dalam yang merupakan patahan aktif di Bukit Barisan. Kun-jungilah saat pagi hari, dan kita akan menjumpai sebuah pemandangan layaknya di foto-foto kalender: tebing yang mengapit lekuk sungai kecil dengan kabut menyelimutinya, beserta latar belakang berupa Gunung Singgalang dan Marapi. Eksotis! Gunung Singgalang dan Marapi. Eksotis! Untuk kuliner, Kota Bukittinggi menawarkan ses-

uatu yang spesial, durian! Di beberapa sudut Kota Bukittinggi kita dapat temukan penjaja durian dengan berbagai varian. Jika kita datang saat musim durian, niscaya kita akan puas dengan harga murah yang di-tawarkan.

Salah satu daya tarik Kota Bukittinggi: durian.

mengingatkan kita bahwa kota ini menyumbang banyak hal untuk perjuangan bangsa Indonesia. TTak jauh dari monumen Bung Hatta, kita bisa men-

jumpai ikon Kota Bukittingi yang sangat tersohor: Jam Gadang. Menara jam ini sejatinya adalah hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina untuk sekretaris Kota Bukittinggi saat itu, Rook Maker. Bangunan ini lang-sung mendapat perhatian masyarakat Bukittinggi, dan karenanya dijadikan sebagai titik nol kilometer di Kota Bukittinggi. Berjalan-jalan di sekitar Jam Gadang, kita dapat menemukan berbagai jajanan khas Bukittinggi. Jika merasakan lelah untuk ber-jalan kaki, kita bisa juga menyewa bendi untuk men-gantarkan berkeliling menikmati eksotisme Kota Bukittinggi.

Page 5: Langkah weekly 5th edition

Maret I 2014

3

Satu setengah jam dari Bukittinggi kita dapat kunjungi Istana Baso Batusangkar. Sebuah keindahan yang tersaji oleh bangunan khas Minangkabau. Waktu terbaik untuk mengunjungi Istana Batusangkar adalah sore hari, ketika ma-tahari mulai condong. Cahaya keemasan akan semakin menyemarakkan keindahan dari istana yang elok ini.Bukittinggi sangat cocok menjadi salah satu pilihan tujuan wisata bagi kita yang memerlukan udara segar dan

keelokan pemandangan. Dengan akses yang mudah dan berbagai sajian wisata, kita tidak akan kehabisan ide untuk menjelajah kota di Sumatera Barat ini.