lakip pdf 2014.pdf

102
Nomor : LKIN-17/PW19/1/2015 Tanggal : 26 Januari 2015

Upload: truongdang

Post on 13-Jan-2017

320 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nomor : LKIN-17/PW19/1/2015

Tanggal : 26 Januari 2015

PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN KINERJA

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014i

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Laporan Kinerja (LKj)Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014, dapat kami susun sebagai wujud

pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2014, yang akuntabel dan

transparan. Akuntabilitas kinerja ini merupakan capaian kinerja dari komitmen

perwakilan, yang telah dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2014 dan Rencana

Strategis tahun 2010-2014.

Penyusunan LKj ini mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

LKj juga menggambarkan pelaksanaan realisasi dan capaian IKU selama

periode renstra, analisis realisasi anggaran dan analisis efisiensi sumber daya dalam

mencapai outcome. Terdapat 35 (tiga puluh lima) IKU yang dikelompokkan ke dalam

8 sasaran strategis, serta didukung anggaran dalam DIPA Tahun 2014, yang secara

keseluruhan hasil capaian kinerja program dapat dilaksanakan dan direalisasikan

sesuai target, yang ditetapkan dengan efektif dan efisien berkat dukungan dan

kerjasama dari seluruh pegawai.

Semoga capaian kinerja dan implikasinya memberikan kontribusi yang cukup

berarti terhadap BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern yang profesional

dan akuntabel, serta melaksanakan pembinaan penyelenggaraan SPIP yang

berkualitas.

Palu, 26Januari 2015

Kepala Perwakilan

Achdiman Kartadimaja

NIP 19581010 198803 1 001

LAPORAN KINERJAPERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

82

IV. PENUTUP

Sebagaimanadiamanatkandalam PP 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi TengahsebagaiperwujudanBPKP diProvinsi Sulawesi Tengah

melakukanpembinaan SPIP danpengawasan intern

terhadapkegiatanlintassektoral, kebendaharaanumumdankegiatan lain

ataspermintaanPresiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui

kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu

PimpinanSatuanKerjaInstansiVertikalKementerian/Lembaga,

Gubernur,BupatidanWalikota dalam rangka memperkuat efektivitas Sistem

Pengendalian Intern.

Pertanggungjawabanpelaksanaanpengawasan intern danpembinaan SPIP

disampaikandalam LKjPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah.Dalampelaporankinerjainidisajikaninformasikinerja yang

telahdiperjanjikandisertaievaluasidananalisis yang

memadaisehinggadapatdimanfaatkanuntukperbaikankinerjakedepan.

LaporanKinerjaPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah,disampingmerupakanpertanggungjawabankinerjaPerwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengahdalammencapaitujuansasaranstrategistahun2014,

jugamencerminkansejauhmanaSistem AKIP telahdiimplementasikan.

BeberapaperbaikanmendasartelahdilakukanterhadapseluruhkomponenSistem

AKIP yang meliputiperencanaankinerja, pengukurankinerja, pelaporankinerja,

evaluasikinerja, danpencapaiansasaranorganisasi.

PerbaikandalamperencanaankinerjaberupaperbaikankualitasdokumenRenstra,

RencanaKinerjaTahunan, PenetapanKinerja,

danIndikatorKinerjaUtama.TerhadapRenstra BPKP 2010-2014

telahditambahkansasaranstrategis,IKU,dantarget tahunandiselaraskandengan

RPJMN. TargetkinerjajangkamenengahdalamRenstratelahdirincidalam

BAB IV. PENUTUP

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAHTAHUN 2014

83

targetkinerjatahunandalamrencanakinerjatahunandanpenetapankinerja,sertadi

manfaatkanuntukmengukurkeberhasilan.Sasaranstrategistelahberorientasihasil

,bukan proses/kegiatan, dandiukurdenganindikatorkinerjautama yang

dominan.Kegiatan yang

dirancangtelahselarasdanmemilikihubungankausalitasdengansasaran.

Perbaikandalampengukurankinerjaberupaperbaikanmekanismepengumpulan

data

kinerjadenganmenggunakanteknologiinformasi,danmelakukanpengukurankin

erjamelaluipembandingandengan targettahunberjalan.

Upayaperbaikandalamevaluasikinerjaberupapemantauanmengenaikemajuanp

encapaiankinerjabesertahambatannyaolehpihak internal

maupuneksternal,danmelaksanakantindaklanjutatashasilevaluasi.

Pencapaian sasaranstrategissebagianbesartelahmemenuhi target

dantermasukkategori “Memuaskan” dibandingkan target yang

telahditetapkandalamtahun2014. Dari

delapansasaranstrategisdengankeseluruhan35 (tiga puluh lima) IKU,

telahdipilih12 (dua belas) IKU

dominansebagaiukuranpenilaiancapaiansasaran.Realisasitahun2014,tujuhdarid

elapansasaranstrategistelahmencapai target 100%,dansembilandaridua

belasIKU dominantercapai,yangdirincisebagaiberikut:

Sasaran 1: Dari 3IKU dominan, tercapai 3,capaian100%

Sasaran 2: Dari 1IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Sasaran 3: Dari 2IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%

Sasaran 4: Dari 1IKU dominan, tercapai 1, capaian100%

Sasaran 5: Dari 1IKU dominan,tercapai150%

Sasaran 6: Dari 1IKU dominan, tercapai133,33%

Sasaran 7: Dari 2IKU dominan, tercapai 2, capaian100%

Sasaran 8: Dari 1IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Beberapakelemahandalampencapaiansasaranstrategisdapatdiidentifikasisebag

aiberikut:

BAB IV. PENUTUP

84 LAPORAN KINERJAPERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

1. Hasil pengawasan lintas sektor yang dijadikan sebagai bahan pengambilan

keputusan oleh stakeholder masih perlu ditingkatkan.

2. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah

100% disebabkan:

a. Implementasi SPIP belumsecara integral

menyatudenganoperasionalinstansi,

namunbarupadatahappengembanganinfrastrukturpengendalian,

berupapemetaanrisiko,penetapandanpengembanganKebijakan/Standard

Operating Procedure (SOP);

b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata

dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.

3. Tingkat penerapan jabatan fungsional auditor di bawah 100% antara lain

disebabkan fasilitasipenerapan JFA pada APIP

belumdilakukansecaraintensif. Di sampingitu, jumlahkelulusansertifikasi

auditor yang relativerendahmembuat APIP belumantusiasmenerapkan JFA.

Langkah-langkah yang harusdilakukanolehPerwakilanBPKPProvinsi Sulawesi

Tengahdalamupayamemperbaikikinerjaantara lain:

1. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008

diupayakan dengan cara:

a. Menuntaskanpenguatandanpengembanganinfrastrukturpenyelenggaraa

n SPIP denganterusmeningkatkanpembinaanpenyelenggaraan SPIP.

Subkegiatan yang

akandilaksanakanuntukmendukungkegiatantersebutantara lain:

1) Menambahjumlahpersonilsatgaspembinaan SPIP yang

dapatbertugassecara focus untukkegiatanpembinaanpenyelenggaraan

SPIP.

2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan

workshop penyelenggaraan SPIP bagi Satuan Kerja Instansi Vertikal

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

BAB IV. PENUTUP

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAHTAHUN 2014

85

3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,

antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.

b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi

penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional

instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi

termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang

wajar.

2. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah

kelulusan sertifikasi auditor.

3. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di tahun

2014 jauh dari 100%.

AkhirnyaLKjini,

diharapkandapatmemberikaninformasisecaratransparankepadaseluruhpihak

yang terkaitmengenaitugasfungsiPerwakilanBPKPProvinsi Sulawesi Tengah,

sehinggadapatmemberikanumpanbalikgunapeningkatankinerjapadatahun-

tahunmendatang.Secara internal LKjinitelahmenjadi motivator

untuklebihmeningkatkankinerjaorganisasiterhadapperkembangantuntutanstak

eholders, sehinggakontribusiPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengahdalampembangunandapatlebihdirasakan.

---o0o---

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

35

III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

engukuran capaian kinerja tahun 2014merupakan bagian dari

penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan

pada tahun 2014 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam

dokumen penetapan kinerja tahun2014. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran

strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah menyempurnakan rumusan

sasaran strategis dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU

dominan tersebut dinilai signifikan bagiPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

dalam memengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam, dilakukan

terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab,

sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2014 dan atau tahun-

tahun selanjutnya (performance improvement).

Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah tahun

2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai

Bidang/Bagian terkait.

Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan

yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk

menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP.

Capaian atas 35 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis, secara

ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel

3.1 berikut ini.

Tabel 3.1Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama

PPP

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

36 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

NOURAIAN INDIKATOR KINERJA

UTAMASATUAN

TARGET

REALISASI

% CAPAIAN

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1 :Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD1 Persentase IPP yang mendapat

pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00 228,57 253,97

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 100,00 100,00 100,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00 100,00 121,95

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75 101,53 137,66

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00 178,95 263,16

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 93,33 100,00 107,15

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 80,00 100,00 125,00

Sasaran strategis 2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 0* 100,00 0

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 86,25 132,27 153,36

Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 3 : Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 100,00 100,00 100,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 0** 200,00 0

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100,00 100,00 100,00

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGE REALIS %

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

37

UTAMA T ASI CAPAIAN

Tujuan 3 : Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelompok Masyarakat

2 3 150,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 2 2 100,00

15 JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1 1 100,00

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00 100,00 119,05

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00 96,77 113,85

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 50,00 50,00 100,00

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 80,00 100,00 125,00

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern PemerintahSasaran Strategis 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 70,00 100 142,86

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 12 14 116,67

Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

22 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 80,00 80,00 100,00

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGE REALIS %

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

38 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

UTAMA T ASI CAPAIAN

Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

23 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 100,00 99,71 99,71

24 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100,00 100,00 100,00

25 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1-10

7,60 7,64 100,53

26 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 100,00 100,00 100,00

27 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala Likert 1-10

8,00 8,30 103,75

28 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah Berita 79 79 100,00

29 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 98,36 98,3630 Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan terhadap layanan sarpras Skala Likert

1-107,90 7,23 91,52

31 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 100,00 100,00 100,00

32 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jmlh Topik 1*** 0 0

33 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessmenttata kelola APIP

Instansi APIP 5 12 240,00

34 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala Likert 1-10

7,60 7,60 100,00

Tujuan 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/PemerintahSasaran Strategis 6.1 : Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan35 Jumlah Sistem Informasi yang

dimanfaatkan secara efektif% 100,00 100,00 100,00

*) Target awal adalah sebesar 70%, direvisi menjadi 0% karena adanya kebijakan pemotongan anggaran.**) Target awal adalah sebesar 70%, direvisi menjadi 0% karena adanya kebijakan pemotongan anggaran.***) Target awal sebesar 0 direvisi menjadi 1, mengikuti surat Kapuslitbangwas.

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi

anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

39

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja yang dilakukan terhadap capaian kinerja tujuan strategis dan

sasaran strategis, dan selanjutnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU)

Outcomepada tiap-tiap sasaran strategis.Selain itu, analisis dilakukan dengan

membandingkan antara capaian 2014 dengan target akhir tahun Renstra 2010-2014,

serta membandingkannya dengan capaian kinerja pada tahun 2013 dan capaian tahun

2010 sebagai baseline awal Renstra.

Analisis tentang tujuan strategis, sasaran strategis, serta IKU Outcome yang ditetapkan

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, disajikan sebagai berikut:

Tujuan 1:

Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Tujuan ini terdiri dari dua Sasaran Strategis, yakni “Meningkatnya Kualitas 95%

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah” dan “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,5%”. Pada

akhir tahun Renstra 2014, capaian tujuan Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas

Keuangan Negara adalah sebesar 138,95%, dengan kontribusi masing-masing Sasaran

Strategis sebesar 158,5% dan 47,25%.

Secara rinci, capaian kedua Sasaran Strategis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mendukung tekad BPKP dalam

meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga, dan

pemerintah daerah merupakanperwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang

dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan

yang intensif kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah,sehingga dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas

Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

40 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),

yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI, minimal WDP.

Sasaran strategis“Meningkatnya Kualitas95% Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”,diindikasikan

oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan

Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun

2013dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1

NoINDIKATOR KINERJA UTAMA

OUTCOMESat.

KINERJA 2014

TARGET KINERJA

2014

% CAPAIAN TARGET

2014

Bobot%

Tertim-bang

%1 2 3 4 5 6=4/5 7 8=7x6

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 228,57 90,00 253,97 20 50,79

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 100,00 100,00 100,00 20 20,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

%100,00 82.00 121,95

20 24,40

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat % 101,53 73.75 137,66 10 13,77

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 178,95 68,00 263,16 10 26,32

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

%100,00 93,33 107,15 10 10,72

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

%100,00 80,00 125,00

10 12,5

Total capaian Sasaran Strategis 1 100 158,5

Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 1 pada akhir tahun

Renstra 2014 adalah sebesar 158,5%. Keberhasilan capaian tersebut terutama karena

seluruh IKU Outcome menunjukkan capaian di atas 100% dari target akhir tahun

Renstra 2014.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

41

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian Sasaran Strategis 1Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah adalah “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 90%”. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah proaktif menjalin kerja sama dalam bentukpendampingan penyusunan laporan keuangan satuan kerja K/L yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan Satuan Kerja IPP,sebagai upaya untuk mendukung K/L mendapatkan opini WTP.

Keberhasilan IKU, ini diukur dengan menghitung jumlah IPP yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPP yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 228,57%. Jika

dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 90%, maka

capaian kinerja adalah 253,97%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa

pendampingan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama

disebabkan oleh semakin percayanya satker-satker vertikal di Provinsi Sulawesi

Tengah terhadap pendampingan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, satker vertikal yang meminta

pendampingan pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah diantaranya

adalah BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Satker di lingkungan Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, Satker di

lingkungan Kemenkes di Wilayah Provinsi Sulteng, Kanwil Kemenkum HAM

Prov. Sulawesi Tengah, Kanwil BPN Prov. Sulawesi Tengah, KPU Provinsi

Sulawesi Tengah, Satker di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

KreatifProvinsi Sulawesi Tengah, Kepolisian Daerah Provinsi Sulawesi Tengah,

Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, satker di lingkungan Kementerian PU

Provinsi Sulawesi Tengah, Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Tengah,

satker di lingkungan Kementerian Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014

adalah 228,57% atau terdapat terdapat kenaikan sebesar 128,57%. Dibandingkan

dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 400%, capaian tahun

2014 adalah 228,57% atau terdapat penurunan sebesar 171,43%.Penurunan yang

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

42 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN

sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun

2010 sebanyak 9 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 14 pp.

dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik

3.1.

Perkembangan Target dan Realisasi IKU Persentase IPP yang Mendapat

Pendampingan Penyusunan Lap

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34atau 59,61% dari anggaran sebesar Rp58sebanyak 1.194 OH atau 105,41

2. Persentase Instansi Pemerintah Memperoleh Opini Minimal WDP

IKU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 “Meningkatnya

kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” dengan target kinerja akhir per

100%”. Dalam rangka mendukung p

Sulawesi Tengah proaktif me

pemerintah daerah yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah

dengan bimtek implementasi aplikasi SIMDA K

sistem aplikasi komputer untuk penatausahaan dan akuntansi keuangan dan Barang Milik

Daerah.

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

350.00

400.00

TARGET

REALISASI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201

sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun

yak 9 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 14 pp. Perkembangan target

dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik

Grafik 3.1

Perkembangan Target dan Realisasi IKU Persentase IPP yang Mendapat

Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34% dari anggaran sebesar Rp58.580.000,00, dengan menggunakan

OH atau 105,41% dari rencana sebanyak 344 OH.

Persentase Instansi Pemerintah Daerahyang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP

KU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 “Meningkatnya

kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar

. Dalam rangka mendukung pencapaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah proaktif melakukan pendampingan/asistensi penyusunan

yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini didukung

dengan bimtek implementasi aplikasi SIMDA Keuangan dan SIMDA BMD, sebagai

sistem aplikasi komputer untuk penatausahaan dan akuntansi keuangan dan Barang Milik

2010 2011 2012 2013 201480.00 80.00 80.00 80.00 90.00

400.00 155.00 171.43 100.00 228.57

SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun

Perkembangan target

dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik

Perkembangan Target dan Realisasi IKU Persentase IPP yang Mendapat

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34.920.000,00 dengan menggunakan SDM

Daerahyang Laporan Keuangannya

KU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 “Meningkatnya

ode Renstra sebesar

encapaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

penyusunan LKPDkepada

. Hal ini didukung

euangan dan SIMDA BMD, sebagai

sistem aplikasi komputer untuk penatausahaan dan akuntansi keuangan dan Barang Milik

201490.00

228.57

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

43

Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang laporan keuangannya

memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang

didampingi/diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika dibandingkan

dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 100%, maka capaian kinerja adalah

100%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa pendampingan yang dilakukan

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang

cukup signifikan dalam peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain:

Implementasi SIMDA Keuangan secara efektif dengan bimbingan penuh oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah;

Pemerintah daerah telah melakukan penertiban pengelolaan aset, diantaranya

melakukan inventarisasi dan validasi aset dan implementasi SIMDA BMD secara

optimal;

Perbaikan terhadap pengelolaan kas oleh bendahara, sehingga tidak terjadi lagi selisih

penerimaan/pengeluaran kas;

Peningkatan komitmen untuk menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP).

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 91,67%, capaian tahun 2014 adalah

109,09% atau terdapat terdapat kenaikan sebesar 17,42%. Dibandingkan dengan realisasi

tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 33,33%, capaian tahun 2014 adalah 300,03%

atau terdapat kenaikan sebesar 266,70%. Perkembangan target dan realisasi IKU dari

tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.2.

Grafik 3.2

Persentase IPD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

44 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.569.000,00 atau 199,29% dari anggaran sebesar Rp220.558.000,00, dengan menggunakanSDM sebanyak 3.548 OH atau

3. Persentase Jumlah Laporan Opini Dukungan Wajar

IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar”, merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini WTP seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika

dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 8

capaian kinerja adalah 12

pengawasan proyek PHLN yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam

akuntabilitas pengelolaan keuangan neg

tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan proyek PHLN yang dilakukan pada:

Audit keuangan atas lapkeu konsolidasi

Supply and Sanitation for Low Income Communities Project

2013.

Audit Keuangan atas Lapkeu Proyek BERMUTU IDA Credit No. 4349

IBRD Loan No. 7476

Audit keuangan atas Lapkeu

Development (READ)

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00

TARGET

REALISASI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.569.000,00 atau 199,29% dari anggaran sebesar Rp220.558.000,00, dengan menggunakan

OH atau 570,41% dari rencana sebanyak 622OH.

Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang memperoleh Opini Dukungan Wajar

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1.

IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini WTP dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika

dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 8

capaian kinerja adalah 121,95%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa

pengawasan proyek PHLN yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan pencapaian target

tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan proyek PHLN yang dilakukan pada:

Audit keuangan atas lapkeu konsolidasi Loan IBRD 4204/8259

Supply and Sanitation for Low Income Communities Project (PAMSIMAS) TA

Audit Keuangan atas Lapkeu Proyek BERMUTU IDA Credit No. 4349

. 7476-IND, Grant No. TF09074 TA 2013

Audit keuangan atas Lapkeu Rural Empowerment and Agricultur

(READ) Loan IFAD No. 645-ID TA 2013

2010 2011 2012 2013 201450.00 75.00 100.00 100.00 100.00

33.33 83.33 100.00 91.67 100.00

SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.569.000,00 atau 199,29% dari anggaran sebesar Rp220.558.000,00, dengan menggunakan

22OH.

yang memperoleh

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1.

dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika

dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 82%, maka

%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa

pengawasan proyek PHLN yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam

ara. Keberhasilan pencapaian target

tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan proyek PHLN yang dilakukan pada:

4204/8259 Third Water

(PAMSIMAS) TA

Audit Keuangan atas Lapkeu Proyek BERMUTU IDA Credit No. 4349-IND,

Rural Empowerment and Agricultural

100.00

100.00

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

PERWAKILAN BPKP PRO

Audit keuangan atas Lapkeu

Project (WISMP II)

Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan

Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan

Quality Assurance audit

Quality Assurance audit

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014

adalah 100% atau tidak terdapat terdapat kenaikan/penurunan. D

dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 171,88%, capaian

tahun 2014 adalah 100% atau terdapat penurunan sebesar 71,88%, penurunan yang

sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun

2010 sebanyak 32 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 42 pp.

dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik

3.3.

Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rpatau 47,34% dari anggaran sebesar Rp453.283.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.360 OH atau

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00120.00140.00160.00180.00

TARGET

REALISASI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201

Audit keuangan atas Lapkeu Second Water Resource and Irrigation Sector

(WISMP II) Loan IBRD 8027-ID TA 2013

Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan

Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan

Assurance audit PNPM Mandiri Perkotaan oleh Inspektorat

Quality Assurance audit PNPM Mandiri Perdesaan oleh Inspektorat

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014

adalah 100% atau tidak terdapat terdapat kenaikan/penurunan. D

dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 171,88%, capaian

tahun 2014 adalah 100% atau terdapat penurunan sebesar 71,88%, penurunan yang

sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun

banyak 32 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 42 pp.Perkembangan target

dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik

Grafik 3.3

Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini

Dukungan Wajar

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp214.580.000,00 4% dari anggaran sebesar Rp453.283.000,00, dengan menggunakan SDM

360 OH atau 72,30% dari rencana sebanyak 1.881 OH.

Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

2010 2011 2012 2013 201482.00 82.00 82.00 82.00 82.00

171.88 111.32 100.00 100.00 100.00

LAPORAN KINERJA VINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

45

Second Water Resource and Irrigation Sector

PNPM Mandiri Perkotaan oleh Inspektorat

PNPM Mandiri Perdesaan oleh Inspektorat

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014

adalah 100% atau tidak terdapat terdapat kenaikan/penurunan. Dibandingkan

dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 171,88%, capaian

tahun 2014 adalah 100% atau terdapat penurunan sebesar 71,88%, penurunan yang

sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun

Perkembangan target

dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik

Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini

14.580.000,00 4% dari anggaran sebesar Rp453.283.000,00, dengan menggunakan SDM

yang disampaikan ke Pusat

82.00

100.00

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

46 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lainpengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

IKU“Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor diukur denganmenghitung target laporan dikirim ke PuDalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar

dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar

137,66% atau melampaui target

audit/evaluasi terhadap program lintas sektoral

Tengah telah dapat menghasilkan laporan tepat waktu

Pusat. Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014

dapat dilihat pada Grafik 3.4.

Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat

Dibandingkan dengan realisasi tamengalami penurunan. periode Renstra sebesar

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini sebesar Rp912.884.000,00 atau 195,94% dari anggaran sebesar Rp465.893dengan menggunakan SDM sebanyak 2.740 OH atau 258,97% dari rencanasebanyak 1.058 OH.

5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang disaPusat

0.0020.0040.0060.0080.00

100.00120.00140.00

TARGET

REALISASI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern

ntas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

IKU“Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang disampaikan ke Pusatdiukur denganmenghitung jumlah laporan dikirim ke pusatdibandingkan dengan

ikirim ke Pusat. Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 101,53%. Jika dibandingkan

dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 73,75%, maka capaian kinerja adalah

atau melampaui target. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa

audit/evaluasi terhadap program lintas sektoral oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

dapat menghasilkan laporan tepat waktu dan dapat segera disampaikan ke

Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014

dapat dilihat pada Grafik 3.4.

Grafik 3.4

Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 195,24%, maka capaian tahun mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 95,56%, maka capaian tahun 2014 melebihi 5,97

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp912.884.000,00 atau 195,94% dari anggaran sebesar Rp465.893dengan menggunakan SDM sebanyak 2.740 OH atau 258,97% dari rencana

Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang disa

2010 2011 2012 2013 201473.75 73.75 73.75 73.75 73.75

REALISASI 95.56 125.49 140.00 100.00 101.53

SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern

ntas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait

yang disampaikan ke Pusat”,andingkan dengan

%. Jika dibandingkan

%, maka capaian kinerja adalah

. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa kegiatan

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

dan dapat segera disampaikan ke

Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014

Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat

capaian tahun ibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal

5,97%.

menggunakan dana sebesar Rp912.884.000,00 atau 195,94% dari anggaran sebesar Rp465.893.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 2.740 OH atau 258,97% dari rencana

Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang disampaikan ke

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

47

IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat”merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern, melalui kegiatan pengawasan lainnya, berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan dikirim ke pusat dibandingkan dengan target laporan dikirim ke Pusat.Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 178,95%. Jika dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 68%, maka capaian kinerja adalah 263,16%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa pengawasan atas permintaan presiden yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan lintas sektor yang dilakukan terhadap:

Monitoring pelaksanaan program prioritas pembangunan nasional periode tahun

2013.

Evaluasi Penyerapan Anggaran (EPA) Semester I TA 2014.

Evaluasi Pelaksanaan Program Ketahanan Pangan Provinsi Sulteng TA 2010

s.d. 2013

Evaluasi program lintas sektor atas prioritas pembangunan program

penanggulangan kemiskinan dalam periode tahun 2010 s.d. 2014

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 220%, capaian tahun 2014

adalah 178,95% atau terdapat terdapat penurunan. Dibandingkan dengan realisasi

tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 0%, capaian tahun 2014 adalah

178,95% atau terdapat kenaikan sebesar 178,95%.Perkembangan target dan

realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.5.

Grafik 3.5

Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

48 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp146.465.000,00 atau 147,70% dari anggaran SDM sebanyak 2.093 OH atau 337,58% dari rencana sebanyak 620 OH

6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Bahan Pengambilan Keputusan oleh

IKU“Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Bahan Pengambilan Keputusan oleh mencapai Sasaran Strategis 1membandingkanLaporan PengawaTepat Waktu (sesuai RPL dalam KM4)Permintaan Stakeholders

Realisasi IKU tahun capaian IKU tahun 201sama dengan capaian IKU tahun 2013target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.6.

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

800.00

TARGET

REALISASI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp146.465.000,00 % dari anggaran sebesar Rp257.051.000,00, dengan menggunakan

SDM sebanyak 2.093 OH atau 337,58% dari rencana sebanyak 620 OH

Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

“Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1, dengan target sebesar 80,00%. IKUini diukur denganmembandingkanLaporan Pengawasan atas Permintaan StakeholdersTepat Waktu (sesuai RPL dalam KM4) dengan Jumlah Laporan Pengawasan atas

Stakeholders.

tahun 2014 sebesar 100% dari target 93,3%, dengan demikian 2014 sebesar 107,15%.Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%

capaian IKU tahun 2013 maupun realisasi tahun 2010.Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada

Grafik 3.6

2010 2011 2012 2013 201468.00 68.00 68.00 68.00 68.00

0.00 800.00 100.00 100.00 178.95

SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp146.465.000,00 dengan menggunakan

SDM sebanyak 2.093 OH atau 337,58% dari rencana sebanyak 620 OH.

yang Dijadikan

yang Dijadikan ” merupakanIKU lainnya untuk

dengan target sebesar 80,00%. IKUini diukur denganDisampaikan

Jumlah Laporan Pengawasan atas

dengan demikian sebesar 100%

Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada

68.00

178.95

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

PERWAKILAN BPKP PRO

Persentase hasil pengawasan atas permintaan pengambilan keputusan oleh

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp446.029.000,00 atau 173,35% dari anggaran sebesar Rp257.295.000,00, dengan menSDM sebanyak 3.668 OH atau 498,36% dari rencana sebanyak 736 OH.

7. Persentase BUMD yang Akuntansi

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.Oleh karena itumendukung pencapaian Sasaran Strategis 1pendampingan penyelenggaraan akuntansi

IKU ini diukur dengan menghitungPenyelenggaraan AkuntansidiWilayah Kerja Perwakilan

Seclara kumulatif, realisas80,00%, dengan demikian capaian IKU tahun

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 111,11% dibandingkan

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp273.374.000,00 atau 170,77% dari anggaran sebesar Rp160.080.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.116 OH atau 203,65% dari rencana sebanyak548

Sasaran Strategis 2:

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

TARGET

REALISASI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholder

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp446.029.000,00 atau 173,35% dari anggaran sebesar Rp257.295.000,00, dengan menSDM sebanyak 3.668 OH atau 498,36% dari rencana sebanyak 736 OH.

BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.Oleh karena itu, pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1, dengan IKU “BUMD yang pendampingan penyelenggaraan akuntansi”.

IKU ini diukur dengan menghitungJumlah BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansidibandingkan dengan Jumlah Seluruh BUMD di Wilayah Kerja Perwakilan.

ealisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% dari targetdengan demikian capaian IKU tahun 2014 adalah sebesar 125

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 83,33% capaian IKU tahun 2013 sebesar dibandingkantarget akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp273.374.000,00 atau 170,77% dari anggaran sebesar Rp160.080.000,00 dengan menggunakan

116 OH atau 203,65% dari rencana sebanyak548 OH.

2010 2011 2012 2013 201480.00 80.00 80.00 80.00 93.33

542.86 263.64 100.00 100.00 100.00

LAPORAN KINERJA VINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

49

yang dijadikan bahan

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp446.029.000,00 atau 173,35% dari anggaran sebesar Rp257.295.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 3.668 OH atau 498,36% dari rencana sebanyak 736 OH.

Penyelenggaraan

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya berperan aktif

dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan pendampingan ini dianggap

KU “BUMD yang mendapat

Jumlah BUMD yang mendapat Pendampingan dengan Jumlah Seluruh BUMD di

dari target sebesar 25,00%.

% capaian IKU tahun 2013 sebesar sebesar75,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp273.374.000,00 atau 170,77% dari anggaran sebesar Rp160.080.000,00 dengan menggunakan

OH.

93.33

100.00

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

50 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

memiliki duaIKU, IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu,

yaitu Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat mencapai

153,36%, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

NO

INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME

SAT.KINERJA TH 2014

TARGET KINERJA

2014

% CAPAIAN TH 2014

THD TARGET

Bobot %

Tertim bang

1 2 3 4 5 6=4/5 7 8=6x71 Persentase hasil pengawasan optimalisasi

penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti% 100,00 0,00 0,00 0 0,00

2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 132,27 86,25 153,36 100 153,36

Total capaian Sasaran Strategis 2 100 153,36

Berdasarkan data dari tabel tersebut, capaian Sasaran Strategis 2 adalah sebesar

153,36%. Keberhasilan capaian Sasaran Strategis tersebut karena ditopang oleh IKU

Outcome dengan capaian di atas 100%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang

Ditindaklanjuti

IKU “Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian

Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target

87,5%.Pengawasan atas penerimaan negaraantara lain untuk mendorong upaya

perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang

transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi

meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.

KinerjaIKU ini diukur berdasarkan Jumlah Tindak Lanjut (rekomendasi/saran)

dibandingkan dengan Jumlah Rekomendasi/Saran Hasil Audit OPN/OPAD.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Target IKU ini

telah direvisi menjadi 0. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

51

pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, yang

dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan

kontribusi yang cukup signifikan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan

negara. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh adanya

monitoring yang berlanjut dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah terkait

tindaklanjut atas saran yang telah diberikan.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014

adalah sama 100% atau tidak terdapat kenaikan/penurunan. Dibandingkan dengan

realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 0%, capaian tahun 2014

adalah 100% atau terdapat kenaikan sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp14.490.000,00

atau 105,65% dari anggaran sebesar Rp13.715.000,00, dengan menggunakan SDM

sebanyak 37 OH atau 108,82% dari rencana sebanyak 34 OH.

2. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat

Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa BPKP melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan

Kebendaharaan Umum Negara, dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada

Menteri Keuangan.Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, BPKP

membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan Umum

Negara yang disampaikan ke Pusat”.Capaian IKU ini diukur berdasarkan Jumlah

Laporan Yang Dikirimke Pusat dibandingkan dengan Target Laporan dari Pusat.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 132,27%. Jika

dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 86,25%, maka

capaian kinerja adalah 153,36%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa

hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat yang dilakukan oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang

cukup signifikan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan

pencapaian target tersebut terutama disebabkan telah penugasan yang dilakukan

telah didukung SDM yang kompeten.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 85,64%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 155,81%, capaian tahun 2014 terdapat kenaikan sebesar 29,83%.Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.7.

Grafik 3.7

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

52 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN

Persentase hasil

Kegiatan untuk mencapai

atau 15,53% dari anggaran sebesar Rp

sebanyak 4.985 OH atau

Tujuan 2:

Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Tujuan ini hanya memiliki satu sasaran s

65% IPD dan terselenggarakannya GG pada 75% BUMN/BUMD”.

Capaian tujuan ini pada tahun 2014 adalah sebesar 155,71% sesuai d

Sasaran Strategisnya.

Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Berdasarkan Undang-Undang

Daerah,dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan

pilihan. Urusan wajib adalah urus

pelayanan dasar warga negara.

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

TARGET

REALISASI

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201

Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

apai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp115.798

% dari anggaran sebesar Rp17.979.000.000,00 dan menggunakan SDM

OH atau 316,51% dari rencana sebanyak 1.575 OH.

Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Tujuan ini hanya memiliki satu sasaran strategis yaitu “Terselenggaranya SPM pada

65% IPD dan terselenggarakannya GG pada 75% BUMN/BUMD”.

da tahun 2014 adalah sebesar 155,71% sesuai dengan capaian

Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada

ndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan

pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan

pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan

2010 2011 2012 2013 201471.25 71.25 71.25 71.25 86.25

155.81 175.56 172.06 100.00 132.27

SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

115.798.000,00

.000,00 dan menggunakan SDM

nya SPM pada

engan capaian

Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada

ahun 2004 tentang Pemerintah

pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan

an pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan

urusan pilihan adalah urusan pemerintahan

86.25

132.27

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

53

yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat

secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan

Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan

Minimal (SPM).

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur

dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang

Saham/RUPS, dewan komisaris, dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran

hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders,

berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD

karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah

daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan

akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah perlu mendorong pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tengahuntuk

menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong

BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG

pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung

dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan

Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang GCG atau KPI

mendapat skor baik.

Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dikaitkan target

2014 disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

54 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

NO

INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME

SATKINERJA TH 2014

TARGET KINERJA TH 2014

% CAPAIAN TH 2014

THD TARGET

Bobot % Tertim bang

1 2 3 4 5 6=4/5 7 8=6x71 Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 100,00 100,00 100,00 60 60,00

2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 200,00 0.00 0,00 0 00,00

3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 100,00 100,00 100,00 40 40,00

Total capaian Sasaran Strategis 3 100 100

Dari tabel tersebut diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 3 adalah sebesar100%.

Keberhasilan capaian tersebut karena semua IKU Outcome menunjukkan capaian di

atas 100% dibanding dengan target akhir periode Renstra 2014.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan

Minimal

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana

Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap

Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu, juga terdapat

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi

SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan

jangka menengah dan tahunan, serta pada dokumen penganggaran daerah.

Selanjutnya, Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan

SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal

50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern, antara

lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang

dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Strategis3, dengan IKU

“Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”.

CapaianIKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang telah mencantumkan

SPM ke dalam dokumen perencanaan dibandingkan jumlah IPD yang diaudit

kinerja pelayanan.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

55

Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00% atau mencapai 100,00% dari

target akhir periode Renstra sebesar 100,00%.

Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, tidak terdapat

kenaikan/penurunan. Sedangkan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010

sebesar 93,94%, terdapat kenaikan sebesar 6,04%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp39.330.000,00

atau 91,15% dari anggaran sebesar Rp43.150.000,00,dengan menggunakan SDM

sebanyak 343 OH, atau 357,29% dari rencana sebanyak 96 OH.

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan melakukan pengawasan

intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMD/BLUD di

bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMD/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “BUMN/BUMD/BLU/BLUD

yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/ KPI”.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD/BLUD yang dilakukan

sosialisasi/asistensi GCG atau KPI, dibandingkan dengan target PKPT.

Realisasi IKU ini tahun 2014adalah sebesar 200%tetapi target IKU turun menjadi

0% setelah terdapat revisi Rencana Strategis tahun 2014..

Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, maka terdapat kenaikan

sebesar 100%.Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebesar 0%, terdapat

kenaikan sebesar 200%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp39.330.000,00

atau 91,15% dari anggaran sebesar Rp43.150.000,00, dengan menggunakan SDM

sebanyak 343 OH atau 357,29% dari rencana sebanyak 96 OH.

3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Penetapan IKU“Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”, dimaksudkan

untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam meningkatkan tata kelola BUMD.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang dilakukan audit

kinerja dibandingkan dengan target PKPT.

Realisasi IKU tahun 2014 adalah sebesar 100% atau 100% dari target akhir periode

Renstra tahun 2014 sebesar 100%.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

56 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Tercapainya target tersebut terutama disebabkan karena tersedianya anggaran dan

SDM yang cukup memadai untuk melaksanakan penugasan audit kinerja tersebut.

Capaian tahun 2014 sebesar 100% tersebut sama dengan capaian tahun 2013.

Demikian pula jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp114.600.000,00

atau 121,73% dari anggaran sebesar Rp208.050.000,00, dengan menggunakan

SDM sebanyak 635 OH atau 138,04% dari rencana sebanyak 460 OH.

Tujuan 3:

Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan

Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Tujuan ini terdiri dari satu Sasaran Strategis yaitu “Meningkatkan Kesadaran dan

Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Korupsi

Menjadi 80%”.

Pada periode akhir Renstra tahun 2014, capaian Tujuan ini adalah sebesar 101,89%,

sesuai dengan capaian Sasaran Strategisnya.

Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Perpres Nomor 55 Tahun 2013 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka

panjang 2013-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi

dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka untuk jangka menengah pemerintah

menetapkan visi jangka menengah 2013-2014,yaitu “Terwujudnya Tata

Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan

Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi,yaitu:

1. Pencegahan tindak pidana korupsi;

2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;

3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

57

4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;

5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi; serta

6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.

Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah perlu mengambil peran dalam mendukung enam

strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan

dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan

(FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan dalam melakukan audit investigasi,

perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada

kasus tindak pidana korupsi.

Sasaran “Meningkatnya Kesadarandan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya

Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan

kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha

Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013

dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

NoINDIKATOR KINERJA UTAMA

OUTCOMESAT

KINERJA TH 2014

TARGET KINERJA TH 2014

% CAPAIAN TH 2014

THD TARGET

Bobot %

Tertim bang

1 2 3 4 5=3/4 6 7=5x6

1Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kel Mas

3 2 150,00 15 22,50

2IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi

2 2 100,00 15 15,00

3Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi

1 1 100,00 15 15,00

4Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 100,00 84,00 119,05 15 17,86

5Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 96,77 85,00 113,85 15 17,08

6Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 50,00 50,00 100,00 15 15,00

7Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 80,00 125,00 10 12,5

Total Capaian Sasaran Strategis 4 100 114,94

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

58 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 4 tahun 2014

adalah sebesar 114,94%. Keberhasilan capaian tersebut karena hampir semua IKU

Outcomenya di atas 100%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik

penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

menetapkan suatu IKU berupa peningkatan pemahaman dan kepedulian publik

terhadap permasalahan korupsi.

Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas

permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian kuesioner

pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum koordinasi,

penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan, pembinaan/quality assurance.

IKU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 4

“Meningkatkan kesadaran dan keterlibatanK/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam

upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi menjadi 80%” dengan target

kinerja akhir perode Renstra sebesar 2 kelompok masyarakat. Dalam rangka

mendukung pencapaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah proaktif menjalin kerja sama dalam bentuk pelaksanaan kegiatan

Sosialisasi Program Anti Korupsi (SOSPAK). Kegiatan ini dilaksanakan dengan

sasaran Sosialisasi yang berbeda dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2014 telah

dilaksanakan dua kali kegiatanSOSPAK, yaitu bagi Mahasiswa Baru Universitas

Tadulako Angkatan 20014/2015, dan Sospak bagi Siswa Kelas 3 SMP

LabschoolPalu.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 3 kelompok

masyarakat. Jika dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar

2 kelompok masyarakat, maka capaian kinerja adalah 150%. Tercapainya target

tersebut menunjukkan bahwa SOSPAK yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan

dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahayanya tindak pidana

korupsi, dan bagaimana upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan untuk

menekan angka korupsi di Indonesia. Keberhasilan pencapaian target tersebut

terutama disebabkan oleh:

Persiapan materi dan petunjuk teknis yang lengkap dari Kedeputian Bidang

Investigasi.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

59

Pembentukan kepanitiaan di tingkat Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah.

Keleluasaan bagi masing-masing Perwakilan BPKP untuk memodifikasi bahan

SOSPAK, dan berkreasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Hal ini

diwujudkan dengan konsep sosialisasi yang diberi namaNobo Concept (No

Boring Concept).

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 2 kelompok masyarakat,

capaian tahun 2014 adalah 150% atau terdapat terdapat kenaikan sebesar 50%.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebanyak 3

kelompok masyarakat, maka capaiannya adalah sama.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp24.554.000,00

atau 37,88% dari anggaran sebesar Rp64.812.000,00 dan dengan SDM sebanyak

194 OH atau 303,12% dari rencana sebanyak 64 OH.

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang Mendapatkan

Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan

kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

Fraud Control Plan (FCP) merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara

spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri atas

atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban,

Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat,

Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak

eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD

yang mendapatkan fasilitasi berupa sosialisasi/DA/Bimtek/evaluasi FCP oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dibandingkan dengan target PKPT.

Untuk tahun 2014 telah dilaksanakan dua kali kegiatan FCP, yaitu Sosialisasi FCP

bagi para pengelola keuangan di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi

Sulawesi Tengah, Sosialisasi FCP bagi para pegawai di Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Palu yang dilanjutkan dengan DA dan

Bimtek.Kegiatan FCP ini dapat dikategorikan sebagai upaya preventif terhadap

terjadinya tindak pidana korupsi.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

60 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 2 instansi. Jika

dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 2 instansi, maka

capaian kinerja adalah 100%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa

kegiatan sosialisasi dan pendampingan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan

dalam meningkatkan kesadaran dan keterlibatanK/L, Pemda, BUMN/BUMD

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi. Keberhasilan pencapaian

target tersebut terutama disebabkan oleh:

Persiapan materi dan petunjuk teknis yang lengkap dari Kedeputian Bidang

Investigasi terkait program FCP.

Diterbitkannya INPRES Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2014.

Pemberian kesempatan kepada Kepala Bidang Investigasi Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengikuti short course dengan materi FCP

pada tanggal 25-29 Agustus 2014 di Sydney, Australia.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 3 instansi, capaian tahun

2014 adalah 66,67% atau terdapat terdapat penurunan sebanyak 1

instansi.Demikian juga jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal

periode Renstra sebanyak 3 instansi, capaian tahun 2014 adalah 66,67% atau

terdapat penurunan sebanyak 1 instansi.

Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp500.000,00 atau

sebesar 1,16% dari anggaran sebesar Rp43.228.000,00, dengan menggunakan

SDM sebanyak 56 OH atau 59,57% dari rencana sebanyak 94 OH.

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan Kajian

Peraturan yang Berpotensi TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya

pencegahan dan pemberantasan KKN.Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur

instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan

rekomendasi dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah terhadap hasil

kajian atas peraturan perundang-undangan, yang berindikasi menjadi penyebab

terjadinya KKN.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi/Pemda yang

dilakukan kajian terhadap peraturan yang berpotensi TPK oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

61

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebanyak 1 instansi. Kegiatan

ini berupa kajian terhadap Peraturan Bupati Poso terkait tata cara pemungutan

pajak hotel dan restoran di Kabupaten Poso. Jika dibandingkan dengan target

kinerja akhir periode Renstra sebesar 1 instansi, maka capaian kinerja adalah

100%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa kajian terhadap peraturan

yang berpotensi TPK yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam upaya

pencegahan Korupsi. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan

oleh:

Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah dengan Perwakilan BPK-RI Provinsi Sulawesi Tengah,

sehingga hasil audit yang terkait dengan aturan yang berpotensi TPK dapat

diperoleh,

Pihak Pemda sebagai locus pelaksanaan kegiatan kajian peraturan sangat

kooperatif dan akomodatif, dilandasi niat untuk perbaikan di masa yang akan

datang.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 1 instansi, capaian tahun 2014

adalah tetap. Dibandingkan dengan capaian tahun 2010 di awal periode Renstra

yang tidak melakukan kajian, maka capaiancapaian tahun 2014 sebanyak 1

instansiberarti terdapat kenaikan sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp19.188.000,00

atau sebesar 177,55% dari anggaran sebesar Rp10.807.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 224 OH atau 254,17% dari rencana sebanyak 36 OH.

4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim, dan Penyesuaian Harga

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan

audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan

kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara.

Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian

sasaran strategis.Persentase terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan

klaim ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung persentase permintaan penugasan

yang dilayani, dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan yang masuk

dan memenuhi syarat.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

62 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Dalam tahun 2014, realisasi IKU ini adalah sebanyak dua penugasan, yang berarti

dari dua permintaan penugasan, seluruhnya terlayani atau 100%. Kegiatan ini

berupa audit penyesuaian harga untuk Paket Pekerjaan Pembangunan Jalan dan

Jembatan Lakuan-Buol ESH-01 EINRIP, dan audit penyesuaian harga untuk Paket

Pekerjaan Pembangunan Jembatan Tawaeli cs. Jika dibandingkan dengan target

kinerja akhir periode Renstra sebesar 80%, maka capaian kinerja tahun 2014

adalah 125%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh:

Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah dengan para pimpinan satuan kerja yang memiliki potensi

pengajuan penyesuaian harga, atas paket-paket pekerjaan yang ditanganinya.

Adanya payung penugasan yang tegas dari Kementerian Keuangan terhadap

keharusan meminta audit kepada BPKP untuk setiap pengajuan pembayaran

klaim dan penyesuaian harga.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014

adalah tetap. Demikian juga apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di

awal periode Renstra sebesar 100%, capaian tahun 2014 adalah tetap.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34.960.000,00

atau sebesar 80,87% dari anggaran sebesar Rp43.228.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 133 OH atau 44,93% dari rencana sebanyak 296

OH.

5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain

dengan tertanganinya kasus KKN. Dengan demikian, “Persentase pelaksanaan

audit investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU BPKP dalam upaya

pencapaian sasaran strategis. Dalam rangka mendukung pencapaian IKU tersebut,

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan penugasan audit

investigatif, audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara, dan

pemberian keterangan ahli di wilayah hukum Provinsi Sulawesi Tengah, bila

terdapat permintaan dari Aparat Penegak Hukum (APH),

K/L/Pemda/BUMN/BUMD.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

63

Walaupun BPKP lebih mengedepankan peran preventif dalam upaya

penanggulangan tindak pidana korupsi, namun bila sudah terjadi penyimpangan

yang berdampak timbulnya kerugian keuangan negara, biasanya APH akan

meminta kepada BPKP untuk melakukan audit PKKN. Namun upaya penindakan

yang dilakukan di sini harus dimaknai sebagai upaya represif untuk preventif.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung persentase permintaan penugasan

yang dilayani, dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan yang masuk

dan memenuhi syarat.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah 96,77%, yaitu dari 62 (enam

puluh dua) permintaan penugasan, sebanyak 60 (enam puluh) permintaan

terlayani. Dibanding dengan target Renstra sebesar 85%, maka capaian tahun

2014 adalah sebesar 113,85%.

Adapun rincian ketiga jenis penugasan tersebut adalah sebagai berikut:

No URAIANJumlah PP

Permintaan Realisasi %

1 Audit Investigatif 4 4 100,00

2 Audit Penghitungan Kerugian

Keuangan Negara

20 18 90,00

3 Pemberian Keterangan Ahli 38 38 100,00

Jumlah 62 60 96,77

Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh:

Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah dengan aparat penegak hukum di wilayah hukum Provinsi

Sulawesi Tengah.

Diterbitkannya Peraturan Kepala BPKP Nomor 1314/K/D6/2012 tanggal 16

Oktober 2012 tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 93,62%, maka capaian tahun

2014 sebesar 103,36%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode

Renstra sebesar 89,29%, capaian tahun 2014 adalah sebesar 108,37%.

Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar

Rp309.511.000,00 atau 73,43% dari anggaran sebesar Rp421.474.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 1.718 OH atau 159,81% dari rencana sebanyak

1.075 OH.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

64 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

6. Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang

Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian

keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk

ditindaklanjuti oleh instansi berwenang.Hal ini merupakan bagian dari upaya

pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara.

Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh

instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi

non tindak pidana korupsi pada suatu instansi pemerintah/BUMN/BUMD, yang

disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi

yang disarankan.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan tindak lanjut atas temuan investigasi non TPK

dibandingkan dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan.

Realisasi IKU tahun 2014 adalah sebesar 50% atau mencapai 100% dari target

sebesar 50,00%.Keberhasilan mencapai target tersebut karena dalam tahun 2014

tidak terdapat kegiatan investigasi non TPK.

7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap

akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan

pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam melaksanakan fungsi

pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat pengaduan yang diterima

secara langsung melalui Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis

adalah “Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat”.

Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan telaahan

dibandingkan dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke

perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

65

Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00% atau mencapai 125% dari

target IKU tahun 2014 sebesar 80,00%.

Capaian tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%. Sedangkan

jika dibandingkan dengan realisasi tahun awal periode Renstra 2010 sebesar 0%

terdapat kenaikan 100%.

Kegiatan ini tidak diukur dalam penetapan kinerja dan tidak dilaporkan sebagai

realisasi PKP2T dan PKAU.

Tujuan 4:

Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Tujuan ini terdiri dari satu Sasaran Strategis yaitu “Meningkatnya kualitas penerapan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Daerah”. Capaian Tujuan dalam tahun 2014 adalah sebesar 66,04% sesuai dengan

besaran capaian Sasaran Strategisnya. Ketidakberhasilan pencapaian tujuan ini karena

pada akhir periode Renstra tahun 2014, untuk tahun buku 2013 hanya empat

Pemerintah Daerah dari 12 Pemerintah Daerah yang ada di Sulawesi Tengah yang

laporan keuangannya memperoleh opini WTP dari BPK RI.

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahpada70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP

Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab

melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi

pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset

negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

66 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Tabel 3.6

Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SAT.KINERJ

A TH 2014

TARGET KINERJA TH 2014

% CAPAIAN TH 2014 THD

TARGET Bobot

%Tertim bang

1 2 3 4 5=3/4 6 7=5x61 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP

sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008% 100,00 70,00 142,86 60 85,71

2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD

14 12 116,67 40 46,67

Total Capaian Sasaran Strategis 5 100 132,38

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga

dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung

dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda

yang menyelenggarakan SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan

akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin

berkualitas birokrasi.Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun

2013dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6.

Dari tabel tersebut di atas, capaian Sasaran Strategis 5 pada akhir periode Renstra 2014

mencapai 132,28%. Keberhasilan capaian tersebut karena semua IKU Outcomenya di

atas 100%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai dengan

PP 60/2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai dengan PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat

maturitas.Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat

dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai

dengan PP 60/2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan

keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI,

dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda.Opini WTP atas laporan keuangan

diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana

dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang

dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem

pengendalian Pemda.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

67

Target kinerja IKU ini untuk akhir perode Renstra adalah sebesar 70%. Dalam

rangka mendukung pencapaian IKU ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah melakukan berbagai macam kegiatan sosialisasi, pendampingan/asistensi,

dan bimtek penyelenggaraan SPIP kepada pemerintah daerah dan instansi vertikal

K/L di daerah.

Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah pemda yang LKPD nya

meraih opini WTP dibandingkan dengan jumlah seluruh pemerintah daerah.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika

dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 70%, maka

capaian kinerja adalah 142,86% atau belum mencapai target. Tercapainya target

tersebut disebabkan pemerintah daerah tidak sepenuhnya menindaklanjuti

rekomendasi hasil pemeriksaan LKPD BPK RI, masih munculnya selisih/ketekoran

kas pada bendahara pengeluaran, proses pengadaan barang dan jasa yang tidak

sesuai ketentuan, dan belum diselenggarakannya SPIP secara memadai, sehingga

dari 12 Pemda yang ada di Sulawesi Tengah, hanya 4 Pemda yang laopran

keuangannya memperoleh opini WTP dari BPK RI.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 75%, maka capaian tahun 2014

mengalami kenaikan sebesar 25%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di

awal periode Renstra sebesar 0%, maka capaian tahun 2014 lebih baik, bahkan

seluruh pemerintah daerah di wilayah Sulawesi Tengah telah memperoleh opini

minimal WDP.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar

Rp228.720.000,00 atau 596,45% dari anggaran sebesar Rp38.347.000,00, dengan

menggunakan SDM sebanyak 2.630 OH atau 18.785,71% dari rencana sebanyak

14 OH.

2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No

60 tahun 2008

Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain

penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil

SPIP yang akan dilakukan.Manfaatrencana/desain adalah sebagai acuan dan alat

untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP.IKU ini dibentuk pada

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

68 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain

Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–

687/K/D4/2012 tanggal25 Mei 2012.Di samping itu, juga sebagai wujud upaya

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam rangka perbaikan sistem AKIP

untuk mendukung pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah”dan tujuan“Tercapainya

efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”.

Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebanyak 14 pemda atau

seluruh pemda yang ada di wilayah Sulawesi Tengah (100%). Jika dibandingkan

dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 12 IPP/APD, maka capaian

kinerja telah memenuhi target. Pencapaian target tersebut dipicu oleh metode

penyelenggaraan workshop penyusunan RTP yang dilakukan secara serentak,

sehingga perwakilan dari seluruh pemda dapat hadir dan bersama-sama menyusun

dokumen RTP. Dalam workshop tersebut, diawali dengan mengidentifikasi

kelemahan lingkungan pengendalian, kemudian membuat daftar risiko,

menganalisisnya, dan merancang kegiatan pengendalian, pemantauan, dan

infokomnya.

Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 7 IPP/APD, maka capaian tahun

2014 mengalami kenaikan sebesar 7 IPP/APD atau 50%. Dibandingkan dengan

realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebanyak 11 pemda dari 12 pemda

yang ada atau sebesar 91,67%, maka capaian tahun 2014 masih lebih baik, karena

seluruh pemerintah daerah di wilayah Sulawesi Tengah telah memperoleh asistensi

penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008.

Tujuan 5:

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompeten

Tujuan ini terdiri dari dua Sasaran Strategis yaitu “Meningkatnya kapasitas Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah yang professional dan kompeten pada 80%

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

69

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah” dan “Meningkatnya efektifitas perencanaan

pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%”.

Capaian tujuan ini pada tahun 2014 adalah sebesar 106,82%, yang diperoleh dari

kontribusi masing-masing Sasaran Strategis sebesar 100% dan 113,63%.

Capaian masing-masing Sasaran Strategis dari Tujuan ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompetenpada 80% Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah

Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi

keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP)

mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan

tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan

profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan

menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki

penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian

spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut.

SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik,

sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui

dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan

nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP),

yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang

terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat

meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya

yang dimiliki pegawai.

Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda

yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU

dominan yang terkait langsung denganpenerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur

manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

70 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas

Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013

dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama pada Tabel

3.1 terlihat bahwa IKU Outcome sekaligus Sasaran Strategis 6tahun 2014 tercapai

100%.

Tabel 3.7

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME

SAT.UANKINERJA TH

2014

TARGET KINERJA TH

2014

% CAPAIAN TH 2014 THD

TARGET 1 2 3 4 5=3/4

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 80,00 80.00 100

Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat

yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat

kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan pasal 51 PP 60 Tahun

2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui

keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi.

Berdasarkan pasal 1 butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang

Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang

mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk

melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak

lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan

kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai

konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh

auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan

untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi

Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

71

lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan

tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda

(APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan tahun

berjalan.

Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional

auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan, yaitu kegiatan

fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor.

IKU ini diukur dari jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

dibandingkan dengan jumlah seluruh pemda.

Langkah strategis yang direncanakan untuk memperbaiki pencapaian sasaran

strategis ini pada tahun 2014 adalah intensifikasifasilitasi penerapan JFA APIP dan

peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor pada tiga Kabupaten.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp15.150.000,00

atau 46,72% dari anggaran sebesar Rp32.430.000,00, dengan menggunakan SDM

sebanyak 367 OH atau 873,81% dari rencana sebanyak 42 OH.

Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai

dengan peran dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, sekaligus media

untuk mengukurtingkat keberhasilan kinerja teknis Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah.Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan

SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.Seiring dengan gencarnya

penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya

arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar

menghasilkan kinerja yang terbaik pula.

Dalam kerangka keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

sebagai lembaga pemerintah mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan

keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

72 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

membina satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan

tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKPyang diperoleh dari BPK RI.

Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas

Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang

terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan

keuangan.

Tabel 3.8

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

NoINDIKATOR KINERJA UTAMA

OUTCOMESATUA

N

KINERJA TH 2014

TARGET KINERJA TH 2014

% CAPAIAN TH 2014

THD TARGET

Bobot %

Tertim bang

1 2 3 4 5=3/4 6 7=5x61 Persentase jumlah rencana penugasan

pengawasan yang terealisasi% 99,71 100.00 99,71 10 9,97

2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100.00 100.00 100.00 10 10,00

3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1-10

7,64 7.60 100,53 10 10,05

4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 100.00 100.00 100.00 10 10,00

5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala Likert 1-10

8,30 8.00 103,75 5 5,19

Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

%

6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah Berita

79 79,00 100,00 10 10,00

7 Persentase Pemanfaatan asset % 98,36 100,00 98,36 10 9,848 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan

terhadap layanan sarpras Skala Likert 1-10

7,23 7,90 91,52 5 4,58

9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 100,00 100,00 100,00 10 10

Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

10 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

12.00 5.00 240.00 10 24

11 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala Likert 1-10

7,60 7.60 100,00 10 10,00

Total capaian Sasaran Strategis 7100 113,63

Dari tabel tersebut di atas, diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 7 dalam akhir

periode Renstra mencapai 113,63%. Walaupun tidak semua IKU Outcome mencapai

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

73

100%, keberhasilan tersebut karena capaian IKU Outcome jumlah instansi APIP yang

telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP mencapai 240%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur

dengan membandingkan antara Realisasi Penugasan Pengawasan terhadap Rencana

Penugasan Pengawasan Yang Ditetapkan.

Pada tahun 2014, realisasi penugasan pengawasan PKP2T sebanyak353 atau

99,71% dari 354 rencana penugasan pengawasan PKP2T,atau mencapai 99,71%

dari target IKU pada tahun 2013 sebesar 100%.

Namun,pada tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah

melaksanakan penugasanpengawasan di luar yang direncanakan, khususnya untuk

memenuhi permintaan stakeholders sebanyak 273 penugasanpengawasan atau

93,17% dari 293 rencana penugasan pengawasan tahun 2013.Dengan demikian,

realisasi penugasan pengawasan baik PKP2T maupun non-PKP2T sebanyak 653

penugasan sehingga jika dibandingkan dengan target PKP2T menjadi 184.46%.

Upaya strategis yang mendukung pencapaian IKU ini adalah penyusunan rencana

dan evaluasi, berupa:

a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

dalam rangka pengendalian realisasi rencana dan evaluasi.

b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Hasil penerapan SAKIP BPKP dalam tahun 2014 pada Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah didokumentasikan dalam bentuk:

1) SOP Rencana Kinerja,

2) Rencana Kinerja Tahun 2014,

3) Rencana Kerja Tahun 2014,

4) Tapkin Tahun 2014,

5) Rencana Kegiatan Tahunan Tahun 2014,

6) LAKIP tahun 2014.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

74 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat

kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian

laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.IKU “Tingkat opini

BPK RI terhadap Laporan Keuangan BPKP”dibuat untuk mengukur tingkat

keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan

sesuai dengan SAP.

Kinerja sasaran dinilai berdasarkan tingkat perolehan opini BPK terhadap laporan

keuangan dengan standar opini Wajar Tanpa Pengecualian dinilai 100%, Wajar

Dengan Pengecualian dinilai 80%, Tidak Memberikan Pendapat dinilai 60%, dan

Tidak Wajar dinilai 40%.BPK RI telah memberikan opini WTP atas Laporan

Keuangan BPKP tahun 2012.

Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan

anggaran sesuaidengan sistem akuntansi pemerintah.

Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100%, atau mencapai 100% dari target

akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.

3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian

Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan

berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut

dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata

kepemerintahan yang baik (good governance) akan terwujud dengan dukungan

SDM yang andal dan terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan

diberikan perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian

dan organisasi sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM, serta penataan

kelembagaan dan proses kerja internal yang dapat menunjang tercapainya hal-hal

tersebut.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan

ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat

terpenuhi.Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada

para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10.Perhitungan persepsi

kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dan organisasi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

75

dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para

pegawai dari seluruh unit kerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah.

Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan

organisasi” pada tahun 2014 adalah sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10. Capaian

kinerja IKU ini tahun 2014menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan

pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain:

a. Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan

penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu;

b. Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan

perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 7.64 dari skala Likert1-10 atau

mencapai 100,53% dibandingkan target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar

7,60 dari skala Likert 1-10.

4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas

dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah melalui proses penyusunan

anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan

pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang

perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal

Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan

data dukung yang memadai/lengkap.

Realisasidiukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.

Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 sebesar

Rp14.659.201.000,00 dan tidak terdapat dana yang diblokir oleh DJA.

Realisasi tahun 2014sebesar 100.00% atau mencapai 100.00% dibandingkan target

akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100.00%.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

76 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang

Diajukan Sesuai dengan Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat,

dan ramah, menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola

keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas

dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana

yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan

akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama

dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan

pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan

prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas

pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan

yang telah dianggarkan.

Realisasi sasaran tahun 2014 sebesar 8,30 dari skala Likert 1-10,atau mencapai

103,75% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,00 dari skala Likert

1-10.

Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses

kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang

diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan,

monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan

penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan

perbendaharaan anggaran.

6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang

terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik.Oleh

karena itu, persepsi publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

77

KinerjaIKU ini diukur dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap

pandangan, opini, dan persepsi publik yang bernuansa positif terhadap Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.

Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 79 berita atau mencapai 100% dari target

tahun 2014 sebesar 79 berita.

7. Persentase Pemanfaatan Aset

Indeks Efektivitas Pengelolaan Asetdigunakan untuk mengukur pengelolaan dan

pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah, yangdilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha,

perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan kerja.

IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan untuk

mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.

Realisasi IKU ini pada tahun 2014 sebesar 98,36% atau mencapai 98,36%

dibandingkan target akhir periode Renstra 2014 sebesar sebesar 100,00%.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan

perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset,

inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah.

8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Sarpras

Fungsi dukungan manajemenPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai

dengan kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.

IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan

sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas

pengelolaan sarpras dengan menggunakan skala Likert 1-10.

Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2013, realisasi

capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,23

dari skala Likert 1-10 atau 91,52% dari target tahun 2013 sebesar 7,90.

Realisasi IKU tahun 2014adalah sebesar 7,23 dari skala Likert 1-10, atau telah mencapai

91,52% dibandingkan target akhir periode renstra tahun 2014sebesar 7,90 dari skala Likert

1-10.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

78 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Tidak tercapainya target kinerja sasaran ini, antara lain karena pengadaan

keperluan sehari-hari perkantoran yang didasarkan pada skala prioritas kebutuhan

pengguna.

Kendala yang mempengaruhi pencapaian IKU, yakni belum terintegrasinya Sistem

Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) dengan Document Management System (DMS) dan

Disposisi Elektronik yang dikembangkan di BPKP;

9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP, antara lain

bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan

kegiatan di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil kegiatan

pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-

warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan

meningkatkan kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.

IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP”

merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan targetsebesar

100,00%.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlahrekomendasi yang telah ditindaklanjuti

oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah

rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil

Evaluasi/Reviu/Audit.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau mencapai 100% dari targetakhir

periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.

10. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment tata

kelola APIP

Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor

PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya,

serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-

1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi

arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen

SDM berbasis kompetensi dan kinerja.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

79

Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan

intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh

APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung

dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan

pemantauan,perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung

terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan

bebas dari praktik KKNserta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan

bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,

pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan

hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin

banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang

semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP

selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan

kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah

melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah berdasarkan

hasilevaluasi(assessment) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model

Internal Audit Capability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak dua belas Instansi/APIP atau mencapai 240%

dari targetakhir periode Renstra 2014 sebanyak lima Instansi/APIP.Realisasi

sebesar 300% adalah jumlah unit APIP yang telah melakukan tata kelola APIP.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar

Rp48.451.000,00 atau 127,54% dari anggaran sebesar Rp37.990.000,00, dengan

menggunakan SDMsebanyak 154 OH atau 194,94% dari rencana sebanyak 79 OH.

11. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat

IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor Bersertifikat”

merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis tujuh, dengan

targetsebesar7,60 dari skala Likert 1-10.IKU ini diukur dengan pendekatan

kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

80 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan

Pemerintah Daerah dan satuan kerja K/L yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi

Tengah.

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP

selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor

yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu

pengawasan.

Realisasi IKU sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10 atau mencapai 100,00% dari

target sebesar 7,60 skala Likert 1-10.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang

didukung sub-sub kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat

JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.

Realisasi IKU tahun 2014sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10 atau mencapai

101,33% dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar

7,50 dari skala Likert 1-10.

Tujuan 6:

Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi

Presiden/Pemerintah

Tujuan ini terdiri dari satu Sasaran Strategis yaitu “Terselenggaranya satu sistem

dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan”.

Dalam tahun 2014, capaian tujuan ini adalah sebesar 112,5% sesuai dengan capaian

Sasaran Strategis.

Sasaran Strategis 8:

Terselenggaranya SatuSistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP, terutama dengan terbitnya

PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitasBPKP sebagai Auditor Presiden.

Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dituntut untuk

memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi

atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

81

Sulawesi Tengah juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan internal BPKP.

Sasaran strategis ini memilikisatu IKU dominan untuk mengukur keberhasilan sasaran

strategis.

Tabel 3.9Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME

SATUANKINERJA TH 2014

TARGET KINERJA TH

2014

% CAPAIAN TH 2013 THD TARGET

1 2 3 4 5=3/4Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 100.00 100.00 100.00

IKU dominan yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran adalah “Jumlah Sistem

Informasi yang dimanfaatkan secara efektif”.Dengan tersedianya sistem dukungan

pengambilan keputusan internal, diharapkan pencapaian tujuan BPKP berupa

“Terselenggaranya satusistem dukungan pengambilan keputusan bagi Pimpinan” dapat

terwujud.

CapaianIKU,”Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif”,digunakan

untuk mengukur penggunaan/pengimplementasiansistem informasi yang dikembangkan

oleh BPKP supaya menghasilkan/menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh unit

kerja di lingkungan BPKP.

Pada tingkat Perwakilan BPKP IKU ini diukur berdasarkan “Jumlah Sistem Informasi

Yang Dimanfaatkan dibandingkan dengan Jumlah Sistem Informasi Yang Wajib

Dimanfaatkan Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,

SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG).”

Realisasi IKU tahun 2014sebesar 100% atau mencapai 100,00%,dari target sebesar

100%.Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013, capaian tahun 2014 adalah sama.

Sedangkan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 awal periode Renstra sebesar

70%, maka capaian tahun 2014 adalah sebesar 128,57%.

PERWAKILAN BPKP PRO

II. PERJANJIAN KINERJA

eningkatkan kualitas

BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada

2014. Namun demikian Indikator Kinerja Utama (IKU) sasaran strategis BPKP

tahun 2010-2014 tidak sepenuhnya dalam kendali BPKP. Berdasarkan

kecenderungan yang terjadi, pada kurun waktu tahun 2010 sampai dengan

2013,maka dilakukan revisi terhadap

(sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU), cara penilaian pada 2 (dua)

menghapus 1 (satu) IKU, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala

BPKP Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 11 Juli 2014, tentang Perubahan Kedua atas

Keputusan Kepala BPKP NomorKEP

Strategis BPKP Tahun 2010

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

menerbitkan Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulaw

Nomor 2130 Tahun 2014 tanggal 22 Agustus 2014, tentang Perubahan Kedua

atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor

KEP-336/PW19/1/2011 Tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah 2010-2014, terhad

belas) IKU dan menghapus 3 (tiga) IKU.

Penyajian pelaporan kinerja tahun 2014

Peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah sebagai pengganti Permenpan

.

M

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

PERJANJIAN KINERJA

eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama

BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra

Namun demikian Indikator Kinerja Utama (IKU) sasaran strategis BPKP

2014 tidak sepenuhnya dalam kendali BPKP. Berdasarkan

kecenderungan yang terjadi, pada kurun waktu tahun 2010 sampai dengan

dilakukan revisi terhadap target kinerja tahun 2014 pada 11

(sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU), cara penilaian pada 2 (dua)

menghapus 1 (satu) IKU, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala

BPKP Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 11 Juli 2014, tentang Perubahan Kedua atas

utusan Kepala BPKP NomorKEP-34/K/SU/2010 Tentang Rencana

Strategis BPKP Tahun 2010-2014.Menindaklanjuti perubahan tersebut,

Provinsi Sulawesi Tengahmenyesuaikan renstranya, dengan

menerbitkan Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulaw

Nomor 2130 Tahun 2014 tanggal 22 Agustus 2014, tentang Perubahan Kedua

atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor

336/PW19/1/2011 Tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi

2014, terhadap target kinerja tahun 2014 pada 17 (tujuh

belas) IKU dan menghapus 3 (tiga) IKU.

enyajian pelaporan kinerja tahun 2014 dimutakhirkan sesuai dengan

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

tanggal 20 November 2014, tentang Petunjuk

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah sebagai pengganti Permenpan Nomor 29 Tahun 2010

LAPORAN KINERJA VINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

11

sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama

Renstra 2010–

Namun demikian Indikator Kinerja Utama (IKU) sasaran strategis BPKP

2014 tidak sepenuhnya dalam kendali BPKP. Berdasarkan

kecenderungan yang terjadi, pada kurun waktu tahun 2010 sampai dengan

target kinerja tahun 2014 pada 11

(sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU), cara penilaian pada 2 (dua), dan

menghapus 1 (satu) IKU, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala

BPKP Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 11 Juli 2014, tentang Perubahan Kedua atas

34/K/SU/2010 Tentang Rencana

Menindaklanjuti perubahan tersebut,

menyesuaikan renstranya, dengan

menerbitkan Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

Nomor 2130 Tahun 2014 tanggal 22 Agustus 2014, tentang Perubahan Kedua

atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor

336/PW19/1/2011 Tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi

ap target kinerja tahun 2014 pada 17 (tujuh

dimutakhirkan sesuai dengan

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

etunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

Nomor 29 Tahun 2010.

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

12 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014Penyusunan Renstra BPKP merupakan salah satu amanat Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN).Renstra BPKP merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi,

misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP, dalam

rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.Renstra BPKP merupakan

bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu

kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), serta

mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.

1. Pernyataan Visi

Struktur Renstra BPKP Tahun 2010-2014 mengacu pada restrukturisasi

program dan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra

K/L) Tahun 2010-2014,sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11

Agustus 2010.

Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP

berisi Visi sebagai berikut:

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus

dihadapi oleh segenap jajaran BPKP, baik di tingkat pusat maupun tingkat

perwakilan.Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas

Keuangan Negara yang Berkualitas

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

13

2. Pernyataan Misi

Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh seluruh

unit untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP

semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah

Non-Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014.

Selanjutnya, dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam

mendukung akuntabilitas Presiden, terutama dalam lingkup penyelenggaraan

keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP). Empat misi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan

Negara, yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas

KKN di Sulawesi Tengah;

b. Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Instansi

Pemerintah di Sulawesi Tengah;

c. Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Sulawesi Tengah; serta

d. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang

Andal Bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah.

Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

MISI 1

Meningkatkan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara, yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang

Baik dan Bebas KKN di Sulawesi Tengah

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

14 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Peran Perwakilan BPKP Provinsi SulawesiTengahsebagai Auditor Presiden

dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan Negara,

sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk membantu Presiden

selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan

yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN.Fungsi utama BPKP

memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan

keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy, yaitu pemberian umpan

balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan

tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara

berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam misi

ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business) Perwakilan BPKP

ProvinsiSulawesi Tengah, baik dalam aktivitas assurance yang dilakukan dalam

bentukaudit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consultin, yang dilakukan dalam

bentuksosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultasi, dan pengembangan

sistem.

Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin

jelas dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP

melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas

kegiatan tertentu, yang meliputi:

1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan

3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, pada dasarnya merupakan kegiatan yang

dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian

negara/lembaga atau pemerintah daerah, yang tidak dapat dilakukan

pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral

diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan

komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

15

daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan

kebijakan.

Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum Negara,

diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan

selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang

dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum

tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP.Peran BPKP dalam mengawasi

kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri

Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran

pengawasannya.

Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden,

merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-

permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai

dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut

merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor

Presiden/Pemerintah.

Dalam misi 1, termasuk juga kegiatan dalam rangka membantu Aparat

PenegakHukum dan Pemerintah untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang

dilakukandalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli,

danperhitungan kerugian keuangan negara.

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk

mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib

melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan,

dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, seperti

MISI 2

Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah di Sulawesi Tengah

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

16 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) beradadi tangan

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikotadi lingkungan

masing-masing.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPIP juga dilakukan pembinaan

penyelenggaraan SPI.Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh

instansi pemerintah inidiamanatkan kepada BPKP, sesuai dengan pasal 59 PP

Nomor 60 Tahun 2008.Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari

posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu

Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.

Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:

1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

2) Sosialisasi SPIP;

3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;

4) Pembimbingan dan konsultasi SPIP; serta

5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian

kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat

menerapkan SPIP.Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi

kedua ini.Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP, diawali dengan

penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan

pedoman teknis), yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di

seluruh instansi pemerintah.Pedoman tersebut, selanjutnya disosialisasikan

agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP.Pada tahap

penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi

kepada seluruh instansi pemerintah.

Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan

kemampuan/kompetensi auditor APIP, yang menjadi bagian dari misi ketiga,

yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten.

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

17

Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan

memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan

kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi

kerjasama yang sinergis antar-APIP.Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas

APIP dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP

K/L/Pemda, bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan

Kepolisian, termasuk menugaskan secara langsung personel BPKP di

Inspektorat K/L/Pemda.

Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi

memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi

masing-masing.

Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota

komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem

pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan

nasional,tentunya dilakukan bersama-sama Inspektorat Jenderal Kementerian,

Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan

Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BLU/BLUD, maupun dengan

Instansi Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatanpengawasan, seperti

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta

Kementerian Dalam Negeri, dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.

Peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengahdalam mengembangkan

kapasitas APIP (termasuk BPKP), baik dari sisi SDM, organisasi, maupun

sistem dan prosedur mencakup:

1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor

(pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);

MISI 3

Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Sulawesi Tengah

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

18 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat

2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);

3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;

4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;

5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;

6) Pendukung/fasilitasi pengawasan; serta

7) Sinergi dengan APIP lain.

Misi ini merupakan aktualisasi peran Perwaklan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah di daerah, sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem

dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif, melalui

suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems), atau

yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi

Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan

keuangan negara, yang berbasis web, online, dengan data yang sedapat

mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) terkait

dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini,

Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya, yang

mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat

jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-

masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk

menyusun indikator capaian kinerja yang terukur, sehingga dapat membantu

Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan

amanah UUD.Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs.

Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link)

proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan

MISI 4

Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

19

sumber daya informasi antarkementerian/lembaga (pusat dan daerah),

sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan

Presiden untuk memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-

masing program/agenda Pemerintah.

Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008, khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk

menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada

Presiden, dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi.

3. Tujuan

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta

berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran

atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan

dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan,

BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC), dengan beberapa

modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi

publik.Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi

kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif

Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat

Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi

berimbang (balanced scorecard) tersebut, maka tujuan utama dari perspektif

manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna

jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang, berada pada perspektif

proses internal,serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang

berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan

strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas program pemerintah dan

kebendaharaan umum negara;

2) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan daerah yang baik;

3) Terciptanya iklim yang memudahkan pengungkapan kasus kerugian

keuangan negara;

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

20 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

4) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah;

5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten;

6) Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan keputusan

presiden/pemerintah.

Tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan yang masih

dihadapi dalam lima tahun ke depan, serta untuk menjawab pernyataan misi

BPKP. Penetapan tujuan pertama, yaitu “Meningkatnya kualitas akuntabilitas

Program Pemerintah dan Kebendaharaan Umum Negara”, dilandasi

permasalahan masih banyaknya laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)

hasil audit keuangan BPK RI yang belum memperoleh opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP).

Akuntabilitas Program Pemerintah merupakan suatu perwujudan kewajiban

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran progam yang telah

ditetapkan. Berkaitan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

mempunyai tujuan membantu agar kualitas pelaksanaan akuntabilitas

Program Pemerintah tersebut meningkat dari tahun ke tahun, demikian juga

kebendaharaan umum negara yang ditandai melalui peningkatan opini atas

LKPD yang dikeluarkan oleh BPK RI.

Penetapan tujuan kedua,yaitu ”Meningkatnya tata kelola kepemerintahan

daerah yang baik”, berkaitan dengan masih rendahnya pelayanan publik

karena belum semua pemerintah daerah membuat dan menerapkan standar

pelayanan minimal (SPM). Padahal, di satu sisi pemerintah telah

mencanangkan terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and

clean governance).Tata pemerintahan yang baik tersebut berkaitan dengan etika

pengelolaan organisasi pemerintahan, yang memenuhi kriteria atau

karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut mencakup:

1. Partisipasi publik;

2. Kerangka hukum yang adil;

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

21

3. Transparansi informasi;

4. Pelayanan yang responsif;

5. Orientasi pada kepentingan yang luas;

6. Kesempatan yang sama;

7. Kegiatan yangefektif dan efisien;

8. Akuntabilitas organisasi; dan

9. Visi ke depan pengembangan manusia.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai tujuan agar

akuntabilitas keuangan negara dan tata pemerintahan daerah tersebut

mengalami perbaikan, melalui kegiatan quality assurancemaupun consulting and

assistance.

Penetapan tujuan ketiga, yaitu “Terciptanya iklim yang memudahkan

pengungkapan kasus kerugian keuangan negara”, menjadi tujuan BPKP karena

BPKP menyadari bahwa perbaikan akuntabilitas dan etika pengelolaan

keuangan negara masih memerlukan perbaikan dalam sistem dan lingkungan

yang memengaruhinya.

Penetapan tujuan ketiga ini juga didasari dengan masih banyaknya praktik

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), baik dari jumlah kasus yang terjadi

maupun jumlah kerugian keuangan negara yang ditimbulkan. Kondisi ini

menjadi tantangan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk

menciptakan iklim memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan

keuangan negara, diantaranya dengan melakukan sosialisasi anti korupsi

tentang pemahaman dan kepedulian permasalahan korupsi,

mengimplementasikan Fraud Control Planning (FCP) di pemerintah daerah yang

berisiko fraud, serta melakukan penelaahan laporan dan pengaduan

masyarakat.

Ketiga tujuan di atas mendukung tercapainya keberhasilan misi BPKP yang

pertama,yaitu ”Meningkatkan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan Negara, yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan

bebas KKN di Sulawesi Tengah”.

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

22 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Tujuan keempat, BPKP yaitu ”Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah”, ditetapkan untuk tercapainya misi kedua

BPKP, yaitu ”Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di Sulawesi Tengah”. Untuk mewujudkan hal tersebut, BPKP telah

dibekali mandat sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP.Dengan

adanya PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP ditetapkan sebagai lembaga yang

bertanggung jawab atas Pembinaan Penyelenggaraan SPIP.Kegiatan ini

menjadi salah satu kegiatan prioritas bidang hukum dan aparatur negara

dalam RPJMN Tahun 2010-2014 dan harus diselenggarakan secara menyeluruh

di lingkungan pemerintah pusat dan daerah. Penyelenggaraan SPIP yang

efektif, pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya efektivitas dan efisiensi

pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan, keandalan laporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

Dengan adanya SPIP yang semakin efektif, diharapkan akan berkontribusi

langsung terhadap penurunan praktik korupsi di lingkungan aparatur negara,

khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Penetapan tujuan kelima,yaitu ”Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan

intern pemerintah yang profesional dan kompeten”, adalah untuk mendukung

misi ketiga, yaitu ”Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah

yang profesional dan kompeten di Sulawesi Tengah”. Hal ini dilandasi dengan

pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang

baik (good governance)akan terjadi dengan dukungan SDM yang andal dan

terkelola dengan baik, yang salah satunya adalah APIP. Peningkatan kapasitas

APIP dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta sertifikasi

bagi auditor di lingkungan instansi pemerintah.

APIP yang profesional dan kompeten ini akan mendukung peran APIP yang

efektif, yang sekurang-kurangnya harus:

1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,

dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi

instansi pemerintah;

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

23

2) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen

risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; serta

3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas

dan fungsi instansi pemerintah.

Tujuan keenam,yaitu”Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan

keputusan Presiden/Pemerintah”, ditetapkan untuk mendukung pencapaian

misi keempat, yaitu ”Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan

Keputusan yang Andal bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah”.

Sebagai internal auditor, BPKP menyadari bahwa tugas-tugas quality assurance

dan pendampingan yang berorientasi kepada pimpinan organisasi dan

pemerintah, harus menjadi perhatian utama.Informasi yang relevan dan dapat

diandalkan, baik informasi keuangan dan non-keuangan, yang berhubungan

dengan peristiwa-peristiwa eksternal dan internal harus direkam dan

dikomunikasikan kepada pimpinan organisasi dan pemerintahan dalam

bentuk dan waktu yang tepat, untuk melaksanakan pengendalian intern dan

tanggung jawab operasional.Kesadaran itulah yang mendorong Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk menyelenggarakan sistem dukungan

pengambilan keputusan pemerintah yang efektif.Hal tersebut dibuktikan oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, melalui pemberian dukungan

konten data berupa updating profil pemda/BUMD secara periodik dalam

sebuah sistem yang dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh

Presiden/Pemerintah.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang

dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun

waktu lebih pendek dari tujuan.Sebagaimana tujuan, sasaran strategis

merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu, sasaran

strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini,

dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-

2014 adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya Kualitas95% LKKL dan 95% LKPD;

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

24 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;

3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 65% Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada

75% BUMN/BUMD;

4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD

dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;

6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;

7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan

kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%; serta

8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi

pimpinan.

Dikaitkan dengan tujuan, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah

sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada

perspektif manfaat bagi stakeholders, yang menunjukkan peran utama BPKP

dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP.

Indikator kinerja utama (IKU) BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari

tujuan dan sasaran strategis BPKP.IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang

pertama bersifat outward looking, yaitu perspektif manfaat langsung bagi

stakeholderseksternal,yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

SPIP.Perspektif kedua bersifat inward looking, yang menunjukkan manfaat bagi

stakeholders internal BPKP.kPenetapan indikator dilakukan dengan

mempertimbangkan tujuan, sasaran strategis, dan kegiatan-kegiatan yang

mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

25

keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan

menggunakan indikator keluaran (output).

Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara

Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan

penyusunan laporan keuangan% 90,00

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 100,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 93,33

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 80,00

Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 0,00

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 86,25

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik

Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 100,00

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 0,00

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 90,00

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

26 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara

Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan

Sosialisasi Program Anti Korupsi.Kelompok

Masyarakat2,00

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 2,00

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 84,00

17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 85,00

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 50,00

19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 75,00

Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern PemerintahSasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP

sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008% 50,00

21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 12,00

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

22 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 80,00

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

27

NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

23 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 100,00

24 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 100,00

25 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1-10

7,60

26 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 100,00

27 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala Likert 1-10

8,00

28 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

Jumlah berita

79,00

29 Persentase Pemanfaatan aset % 100,0030 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap

layanan sarpras Skala

Likert 1-107,90

31 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 100,00

32 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00

33 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

5,00

34 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala Likert 1-10

7,60

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

35 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

% 100,00

6. Program dan Kegiatan

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

28 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP

menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi

BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.

Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang

diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I

pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program

generik.Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan

kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan

program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk

mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan

(pelayanan internal).

Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh

Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:

Program Teknis

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP).

Program Generik

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya-BPKP;

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.

Berbeda dengan ketentuan di atas, sebanyak empat unit eselon I BPKP

menggunakan satu program teknis yang sama, yaitu Program Pengawasan

Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Program ini seluruhnya terdiri

atas mata anggaran perjalanan dinas. Dengan kondisi ini, kegiatan unit eselon

I dan unit eselon II yang bersifat memberikan pelayanan eksternal

menggunakan satuprogram teknis yang sama. Anggaran untuk kumpulan

kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian dialokasikan

menurut indikator kinerja utama.Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan

program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

29

tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka

mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2014 secara ringkas

dapat dilihat padaTabel 2.2.

Tabel 2.2.Program,Sasaran Strategis, dan Kegiatan

No. Kegiatan

Program 1 : Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

1 Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD1 Pendampingan Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan K/L/Pemda2 Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis Penyusunan APBD, Asistensi SAKD

asistensi SIMDA kepada Pemerintah Daerah3 Audit Keuangan PHLN4 Audit Kinerja PPIP dan BOK5 Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional6 Audit Operasional Program Raskin7 Audit atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1433 H/2012 M pada Kantor

Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Tengah8 Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis BLUD

2 Sasaran strategis : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%1 Audit Operasional Pengelolaan PNBP 2 Audit Tujuan Tertentu (cost saving)

3 Sasaran Strategis : Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

1 Evaluasi penyerapan Anggaran K/L Semester I2 Audit Dana Dekon Bid Lingkungan Hidup Daerah3 Monitoring DAK4 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik 5 Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi6 Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah7 Sosialisasi/bimbingan teknis penyusunan pedoman GCG di BUMD/BLUD

8 Sosialisasi manajemen aset PDAM9 Asistensi Penyempurnaan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM

10 Bimbingan Teknis SAK-ETAP11 Bimbingan Teknis penyusunan Bisnis Plan PDAM

4 Sasaran Strategis : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

1 Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)

2 Sosialisasi/Asistensi Fraud Control Plan

3 Audit Investigatif4 Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara5 Pemberian Keterangan Ahli

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

30 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

6 Kajian Peraturan yang berindikasi KKN7 Audit Penyesuaian Harga dan Klaim8 Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan

No. Kegiatan

5 Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda1 Penyusunan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP2 Sosialisasi SPIP3 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SPIP4 Pembimbingan Teknis dan Konsultasi SPIP

6 Sasaran Strategis : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

1 Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah

7 Sasaran Strategis : Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.

1 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah2 Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah

8 Sasaran Strategis : Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

1 Perancangan dan Pengembangan Aplikasi Komputer

B. PERJANJIAN KINERJA 2014Pengukuran pencapaiantujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra

dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis, dalam hal ini

pengukuran indikator kinerja utama.Untuk menguatkan pencapaian sasaran

strategis ini,di tahun 2014 disusun perjanjian kinerja atau penetapan

kinerja.Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian

kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu,

dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang

mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta

target kinerja dan anggaran.Target kinerja menunjukkan komitmen dari

pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang

diinginkan dari setiap sasaran strategis,sesuai dengan indikator kinerja utama

yang bersifat outcome.

Pada tahun 2014, perjanjian kinerja disesuaikandengan Renstra yang telah

dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja, yang

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

31

memuat39indikator kinerjautama yang digunakan untuk mengukur

tercapainya delapan sasaran strategis, yangdapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3.

Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2014

NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)

SATUAN TARGETINDIKATOR

KINERJA UTAMA (OUTPUT)

SATUAN TARGET

Sasaran strategis 1 : Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD1 Persentase IPP yang mendapat

pendampingan penyusunan laporan keuangan

% 80,00 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL

Laporan 14,00

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 90,00 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD

Laporan 17,00

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 82,00 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN

Laporan 42,00

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

% 73,75 Laporan hasil pengawasan lintas sektor

Laporan 57,00

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 68,00 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden

Laporan 26,00

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 80,00 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder

Laporan 27,00

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 70,00 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD

Laporan 13,00

Sasaran strategis 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%8 Persentase hasil pengawasan

optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 75,00 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara

Laporan 1,00

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 71,25 Laporan hasil pengawasan BUN

Laporan 55,00

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

32 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)

SATUAN TARGETINDIKATOR

KINERJA UTAMA (OUTPUT)

SATUAN TARGET

Sasaran strategis 3 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

11 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 100,00 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik

Laporan 4,00

12 Persentase BUMN/D/ BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 65,00 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat

Laporan 3,00

14 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 55,00 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD

Laporan 10,00

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%

15 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Kelom pok Masyara

kat

2,00 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi

Laporan 6,00

16 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 1,00 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP

Laporan 4,00

17 Jumlah IPP/IPD/BUMN/ BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.

Instansi 1,00 Laporan hasil kajian pengawasan

Laporan 1,00

18 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 80,00 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga

Laporan 4,00

19 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA

% 80,00 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 39,00

20 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 80,00 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan instansi lainnya

Laporan 4,00

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

33

Laporan Hasil Reviu terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat

Laporan 2,00

NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)

SATUAN TARGETINDIKATOR

KINERJA UTAMA (OUTPUT)

SATUAN TARGET

Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda22 Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

% 50,00 Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah

Laporan 25,00

23 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 14,00Jumlah Peserta Diklat SPIP

Orang 30,00

24 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 8,00 Jumlah K/L dan Pemda yang Mendapatkan Konsultasi dan Bimbingan Teknis Penyelenggara

Pemda 7,00

Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

25 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 25,00 Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah

Kegiatan 3,00

Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

26 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 100,00

27 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

% 80,00

28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert 1-

10

7,60

29 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

% 90,00

30 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur

Skala Likert 1-

10

8,00

31 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

%

BAB II.PERJANJIAN KINERJA

34 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

32 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa

kali 79,00

NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)

SATUAN TARGETINDIKATOR

KINERJA UTAMA (OUTPUT)

SATUAN TARGET

33 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00

34 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala Likert 1-

10

7,90

35 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

% 100,00

36 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1,00

37 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Instansi APIP

4,00 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah

Pemda 8,00

Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah

Laporan 6,00

38 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala Likert 1-10

7,50

Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Laporan 60,00

Jumlah Sarana Prasana Unit/M2/Paket

33/200/-

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI

I. PENDAH

erwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah merupakan

unit kerja dari BPKP

berdasarkan Keputusan Presiden

(Keppres) Nomor 103 tahun 200

Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah No

Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah

Presiden RI Nomor 192 tahun 2014, tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP

Selanjutnya, berdasarkan Keputusa

286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001

dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013

Sulawesi Tengah merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang

bertanggung jawab langsung kepada

Provinsi Sulawesi Tengah mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Te

yang terdiri dari 14(emapat

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP)

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP

semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang

baik, dengan didukung oleh sistem pengendalian yang handal.

Tugas, fungsi, da

kegiatandanlayananproduk BPKP, strukturorganisasidankomposisipegawai,

sertasistematikapenyajianLaporan

TengahTahun 2014lebihlanjutdiuraikansebagaiberikut:

P

KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

PENDAHULUAN

erwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah merupakan

unit kerja dari BPKP

Keputusan Presiden

(Keppres) Nomor 103 tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah No

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir denga

192 tahun 2014, tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP

berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP

286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir

dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang

rtanggung jawab langsung kepada Kepala BPKP. Wilayah kerja Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Te

14(emapat belas) kabupaten/kota.

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP

semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang

dengan didukung oleh sistem pengendalian yang handal.

Tugas, fungsi, danwewenang BPKP, aspekstrategisorganisasi,

kegiatandanlayananproduk BPKP, strukturorganisasidankomposisipegawai,

sertasistematikapenyajianLaporanKinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

lebihlanjutdiuraikansebagaiberikut:

KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

1

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-

terakhir dengan Peraturan

192 tahun 2014, tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP.

n Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-

sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir

, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang

Wilayah kerja Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah,

Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP

semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang

nwewenang BPKP, aspekstrategisorganisasi,

kegiatandanlayananproduk BPKP, strukturorganisasidankomposisipegawai,

Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

BAB I. PENDAHULUAN

2 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

A. Tugas, Fungsi, danWewenangOrganisasi

SesuaidenganSuratKeputusanKepalaBadanPengawasanKeuangandan

Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 20 Februari

2001sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Kepala

BPKP Nomor 11 Tahun 2013 tentangOrganisasidan Tata

KerjaPerwakilanBadanPengawasanKeuangandan Pembangunan, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah

mempunyaitugasmelaksanakanpengawasankeuangandanpembangunansertapenye

lenggaraanakuntabilitas di daerah,sesuaidenganperaturanperundang-undangan

yang berlaku. Untukmelaksanakantugastersebut,Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah menyelenggarakanfungsi :

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja, serta

pengurusan barang milik/kekayaan negara di daerah;

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

daerah serta pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas

permintaan daerah;

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat

strategis dan atau lintas departemen/lembaga/wilayah;

5. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada Pemerintah Daerah dalam

rangka pelaksanaan good governance;

6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah;

7. Pemeriksaan terhadap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atas permintaan

daerah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

8. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan

akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan BUMD,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

3

9. Pemeriksaan investigatif terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan

negara, BUMN, BUMD, dan badan-badan lain, yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan, serta pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi

penyidik dan instansi pemerintah lainnya;

10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta

pengendalian mutu pengawasan;

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

B. AspekStrategisOrganisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, serta dalam rangka mengawal

pencapaian target rencana jangka menengah pemerintah, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun

2010-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program, dan

kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010-2014, berikut target output dan

outcome yang akan dicapai.

Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010-2014 telah

mengalami perubahan yang signifikan, diselaraskan dengan restrukturisasi

program yang dilakukan oleh Bappenas, dan adanya mandat baru BPKP

dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008.Mandat baru yang diemban

BPKP sebagai Auditor Presiden yang bertanggungjawab langsung kepada

Presiden, tidak hanya memantapkan perannya dalam Pengawasan

Akuntabilitas Keuangan Negara, namun juga dalam Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan aktif dalam menanggapi

perubahan lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini, dengan mereposisi

perannya yang baru, dengan strategi untuk melakukan Product Differences,

Market Differences, dan Methodology Differences.

BAB I. PENDAHULUAN

4 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah sebagai bagian integral dari BPKP,

sepenuhnya mendukung strategi yang ditetapkan BPKP dalam melaksanakan

perannya selaku Auditor Presiden menjadi quality assurance.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai berikut:

1. Pre-emptif

Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang

diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan

pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya

penyakit birokrasi yang bersifat laten.

2. Preventif

Kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk

memecahkan permasalahan kesisteman, yang mempengaruhi penciptaan

peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen

risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-

unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang

berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

3. Represif

Kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi

perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak

ditemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.

Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus

penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.

BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi

pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 Tahun

2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain:

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN

1. PengembanganSistem Mon

2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (S

3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat

Program);

5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor

Publik;

7. Program Pengembangan

8. Program Pengembangan

9. Program Anti Korupsi (PAK)

10. Fraud Control Plan (FCP);

11. Management Assessment Center

D. Struktur Organisasi

Susunan organisasi dan pejabat pimpinan unit

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah posisi per 31 Desember 201

berikut:

1. Kepala Perwakilan

2. Kepala Bagian Tata Usaha

KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

PengembanganSistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;

Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);

di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement

Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor

Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;

Program PengembanganInternal Control BUMN/BUMD berbasis

Program Anti Korupsi (PAK);

(FCP);

Management Assessment Center (MAC).

Struktur Organisasi

Susunan organisasi dan pejabat pimpinan unit kerja di lingkungan Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Tengah posisi per 31 Desember 2014, adalah sebagai

: Achdiman Kartadimaja

Kepala Bagian Tata Usaha : Y. Heri Sulistyo

BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

5

Program Pembangunan;

di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

(Performance Enhancement

Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor

BUMN/BUMD berbasisCOSO;

kerja di lingkungan Perwakilan

, adalah sebagai

BAB I. PENDAHULUAN

6 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

3. Kabid IPP

4. Kabid APD

5. Kabid Akuntan Negara

6. Kabid Investigasi

7. Kasubbag Prolap

8. Kasubbag Kepegawaian

KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH

: Muhammad Taufiq Tjadi

Aman

: Yan Setiadi

: Wawan Yulianto

: Catur Iman Pratignyo

: Saut G.T. Hutabarat

: Albert Mangintek

KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN

9. Kasubbag Keuangan

10. Kasubbag Umum

Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dipimpin oleh seorang

Kepala Perwakilan yang membawahi satu bagian dan empat bidang serta

kelompok jabatan fungsional. Kepala Bagian Tata usaha dibantu oleh

Kepala Subbagian, yaitu K

Pelaporan, Keuangan, serta Subbagian Umum.

Struktur Organisasi

KEPALA PERWAKILAN

SUBBAGIAN PROGRAM DAN

PELAPORAN

KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

: Didin Saepudin

: Jumadi

nisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dipimpin oleh seorang

yang membawahi satu bagian dan empat bidang serta

kelompok jabatan fungsional. Kepala Bagian Tata usaha dibantu oleh

Kepala Subbagian, yaitu Kepala Subbagian Kepegawaian, Program dan

Pelaporan, Keuangan, serta Subbagian Umum.

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah

BAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN PROGRAM DAN

PELAPORAN

SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN

SUBBAGIAN KEUANGAN

BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

7

nisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dipimpin oleh seorang

yang membawahi satu bagian dan empat bidang serta

kelompok jabatan fungsional. Kepala Bagian Tata usaha dibantu oleh empat

gawaian, Program dan

Provinsi Sulawesi Tengah

SUBBAGIAN UMUM

BAB I. PENDAHULUAN

8 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

Tugas pokok Bagian Tata Usaha, Bidang-bidang, dan Kelmpok Jabatan

Fungsional, adalah sebagai berikut:

1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,

urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan,

serta pelaporan hasil pengawasan.

2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan

instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang

diterima pemerintah pusat, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan

akuntabilitas instansi pemerintah pusat, dan evaluasi hasil pengawasan.

3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan instansi

pemerintah daerah atas permintaan, serta pelaksanaan pengawasan

penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah daerah dan evaluasi

hasil pengawasan.

4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate

governance dan akuntabilitas kinerja BUMN,serta badan-badan lain yang di

dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan BUMD atas permintaan

daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.

5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

program dan pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang

merugikan keuangan negara, audit atas hambatan kelancaran

BIDANG PENGAWASAN

INSTANSI PEMERINTAH

PUSAT

BIDANG AKUNTABILITAS

PEMERINTAH DAERAH

BIDANG AKUNTAN NEGARA

BIDANG INVESTIGASI

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

9

pembangunan, serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan

instansi pemerintah lainnya.

6. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundangan yang berlaku.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sangat dibutuhkan untuk

mendukung operasional unit organisasi. Jumlah pegawaiPerwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah per 31 Desember 2014berjumlah 112orang pegawai, termasuk

Pegawai Harian lepas (PHL), yangterinci menurut jenis jabatan dan tingkat

pendidikan sebagaimana tampak padaTabel 1.1. dan Tabel 1.2.

Tabel 1.1.Posisi Pegawai per 31 Desember2014 menurut Jenis Jabatan

No. Uraian Jabatan / PeranJumlah Pegawai

Jumlah (%)Gol. IV Gol. III Gol. II Non PNS

1. Pejabat Struktural 6 4 0 0 10 9,01

2. Pejabat Fungsional Auditor 7 13 29 0 49 44,14

3. Pejabat Fungsional Lainnya 0 1 1 0 2 1,80

4. Calon PFA 0 12 3 - 15 13,51

5. Fungsional Umum 0 7 4 - 11 9,91

6. PHL 0 0 0 25 25 22,52

Jumlah 13 37 37 25 112 100,90

Tabel 1.2.Posisi Pegawai per 31 Desember 2014 menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai (%)

1. S 2 6 5,36

2. S 1/ D IV 34 30,36

3. D III / Sarjana Muda 40 35,71

4. SLTA 28 25,00

5. SLTP / SD 4 3,57

Jumlah 112 100,00

BAB I. PENDAHULUAN

10 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

E. Sistematika Penyajian

LAKIPPerwakilan BPKPProvinsi Sulawesi TengahTahun 2014

inimelaporkanpencapaiankinerjaPerwakilan BPKPProvinsi Sulawesi

Tengahselamatahun2014, disertai dengan uraian keberhasilan dan hambatan

capaian kinerja (performance results), yang diukur dengan cara analisis gap, yaitu

membandingkan antara penetapan kinerja dengan realisasi, sesuai dengan indikator

kinerja yang ditetapkan organisasi.

SistematikapenyajianLaporanAkuntabilitasKinerjaPerwakilanBPKPProvinsi

Sulawesi TengahTahun2014dalambentukbab, terincisebagaiberikut:

Bab I Pendahuluan, meliputi data tugas pokok, fungsi dan wewenang organisasi,

aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur

organisasi, serta sistematika penyajian laporan.

Bab II Perjanjian Kinerja, meliputi perencanaan strategis Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah, serta perjanjian kinerja tahun 2014.

Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014, meliputi uraiananalisis pencapaian

kinerja, dan realisasi anggaran.

Bab IV Penutup, menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

target kinerja.

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

aporan Kinerja (LKj)Tahun 2014 merupakancapaianakuntabilitas

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi TengahterhadapPenetapanKinerja

(Tapkin) 2014. LKjTahun 2014,sekaligusmenjadi laporan

tahunterakhirdariRencanaStrategis (Renstra),periode 2010-2014.

LKjini,diharapkanmenjadiinformasikinerjaterukur,sebagaipertanggungjawabankepa

dapemberimandat,ataskinerja yang seharusnyatelahdicapai.

LKj ini disusun berdasarkan Dokumen Rencana Kinerja(Renja) Tahun 2014, yang

mengacu sepenuhnya pada Rencana Strategis (Renstra)PerwakilanBPKP Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun 2010 – 2014.Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun

2014 PerwakilanBPKP Provinsi Sulawesi Tengahtelah menjalankandelapan sasaran

strategis yang telah ditetapkan BPKP. LKj ini dimutakhirkan, sejalan dengan

terbitnya, Peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014, tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah sebagai pengganti Permenpan Nomor29 Tahun 2010. Dalam

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah tahun

2014, telah ditetapkan Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan

(PKP2T), dan Program Kerja Administrasi dan Umum (PKAU). Selanjutnya

berdasarkan RKT, ditetapkan Dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014,

sebagai perwujudan komitmen seluruh unsur Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengah, dalam merealisasikan tanggungjawabnya kepada shareholders. Target dan

indikator kinerja dalam Tapkin merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja,

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.Berdasarkan kecenderungan yang

terjadi, dalam kurun waktu, antara tahun 2010 sampai dengan 2013,maka

telahdilakukan revisi terhadap target kinerja tahun 2014.

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

vi

Berikut ini, hasil penilaian atas capaian Tapkin tahun 2014, yang menunjukkan

bahwadelapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, telah

tercapai:

No.

SasaranStrategisCapaianSasar

an

1. MeningkatnyaKualitas, 95% LKKL, dan 95% LKPD Tercapai 167,46%

2. TercapainyaOptimalisasiPenerimaan Negara Sebesar87,50% Tercapai 110,44%

3. Terselenggaranya SPM pada 65% IPD danterselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Tercapai 155,71%

4. MeningkatkanKesadarandanKeterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalamUpayaPencegahandanPemberantasanKorupsiMenjadi80%

Tercapai101,89%

5. MeningkatnyaKualitasPenerapan SPIP pada70% K/L/Pemda Tercapai 66,04%

6. MeningkatnyaKapasitasAparatPengawasan Intern Pemerintah yang ProfesionaldanKompetenpada80% K/L/Pemda

Tercapai 133,33%

7. MeningkatnyaEfektivitasPerencanaanPengawasansebesar90% danKualitasPengelolaanKeuanganSebesar 100%

Tercapai 105,64%

8. TerselenggaranyaSatuSistemDukunganPengambilanKeputusanbagiPimpinan

Tercapai 112,50%

Keberhasilan pencapaian 6 (enam) tujuan strategisPerwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah,terlihatdari 8 (delapan) capaiansasaranstrategis, pada tabel

di atas.Keberhasilancapaiansasaranstrategisdiukur dengan Indikator Kinerja Utama

(IKU), yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah,

dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja

sasaran strategis, meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling

mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 35 (tiga puluh lima)

IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin BPKP Tahun 2014.Selanjutnya dilakukan

analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari target. Berikut

uraian, realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas:

1. MeningkatnyaKualitas95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan95%

Laporan KeuanganPemerintah Daerah

Capaian sasaranstrategistahun 2014ditunjukkanolehcapaian tiga IKU dominan,

denganrealisasisebagaiberikut:

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

vii

a. IPP telahmendapatpendampinganpenyusunanlaporankeuangan,

TahunAnggaran 2014dengancapaian kinerja285,00%.Realisasi kinerja IKU

sebesar 228,57%, dari target kinerja sebesar 80%.

b. Jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

sebanyak 12 dari 12 IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Tengah, ataurealisasikinerja IKU sebesar100,00% dari target sebesar

80%,maka capaian IKU sebesar 109,09%.

c. Jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan

wajar,realisasinya100%, dari target sebesar 80%,maka capaian IKU sebesar

125,00%.

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”, yang diukur

dengan jumlah “Laporan Yang DikirimkePusatdibandingkan dengan Target

LaporandariPusat”.

RealisasiIKU ini adalah sebesar 132,27%, daritarget tahun 2014 sebesar 86,25%,

dengan capaian sebesar 153,36%.

3. Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%

BUMN/BUMD

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,

dengan realisasi sebagai berikut:

a. Atas IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar

Pelayanan Minimal”, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah melakukan

audit kinerja Pelayanan Pemda, untuk mendorong seluruh IPD tersebut

mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan. Capaiankinerja IKU

sebesar 100%, yaiturealisasi 100% dari target 100%.

b. Atas IKU “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi

GCG/KPI“,Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Tengahmelakukankegiatansosialisasi, asistensi, assessmentpenerapanGood

CorporateGovernance (GCG), Key Performance Indicator (KPI), dan audit

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

viii

kinerjapada BUMN/BUMD/BLU/Duntukmeningkatkan tata

kelolaperusahaan. Capaiansasaranstrategisterselenggaranyaasistensi GCG/KPI

pada2 BUMD dan terlaksananya audit kinerjapada 8 PDAM se-Provinsi

Sulawesi Tengah.Capaiankinerja IKU sebesar285,71%, yang berasal dari

realisasimencapai200% dibandingkan dengan targetsebesar70%.

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi”, yang

diukur berdasarkan “JumlahKegiatan Sosialisasi Program Anti

Korupsi”kepadakelompokmasyarakatsasaran, dengan capaian sebesar 100% ,

yang berasaldarirealisasi 100% dibandikngkan dengantarget sebesar 100%.

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008”, yang diukur berdasarkan “Jumlah K/L/Pemda Yang Laporan

Keuangannya Memperoleh Opini WTPdibandingkanJumlahSeluruhPemda”.

Realisasi IKU66,04%atausebanyak 4(empat)Pemda yang memperolehOpini

WTPatas LK Tahun 2013, dari target 50,00% atausebanyak6(enam)Pemda,

dengancapaian 66,04% .

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA”, yang diukur dari

“Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA” dibandingkandengan

“Target JumlahPemdaDalam PKPT”. Realisasi IKU Tahun 2014sebesar100,00%.

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas

Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan

realisasi sebagai berikut:

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

ix

a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi,

diukur dengan membandingkan antara “Tingkat Realisasi Penugasan

Pengawasan” terhadap “Target Rencana Penugasan PengawasanYang

Ditetapkan”. Pada tahun 2014, jumlah realisasi penugasan pengawasanadalah

353 atau 99,71% dari 354 rencana penugasanpengawasan, dengan capaian

96,25% dari target sebesar 100%.Namun,pada tahun 2014 Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Tengah telah melaksanakan penugasan pengawasandi luar

yang direncanakan, khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders

sebanyak 300 penugasanpengawasanatau 84,75% dari 354 rencana penugasan

pengawasan tahun 2014. Realisasi penugasan pengawasan tahun 2014 sebanyak

653 penugasan pengawasan.

b. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan

SAP” diukur

dariHasilReviuInspektoratterhadapLaporanKeuanganPerwakilan, dengannilai

100% apabilatidakadacatatan, dan 80% apabilaadacatatan. Pada tahun 2014,

hasilreviudariInspektorat atas Laporan Keuangan PerwakilanBPKP Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2013, tidakadacatatan, sehingga realisasi

IKU 100% dari target 80%,dengandemikiancapaian IKU sebesar 125%.

8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi

Pimpinan

Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan,

“Jumlah Sistem Informasi Yang Dimanfaatkan Secara Efektif”, yangdiukurdengan

“JumlahSistemInformasi Yang Dimanfaatkan”,yaitusebanyak10dari 10

jumlahsisteminformasi yang wajibdimanfaatkanPerwakilan BPKP (SIM HP, SIM

RKT, SIM Monev RKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS,

SIMPEG), dengandemikianrealisasi IKU 90% dari target IKU

80%,sehinggacapaian IKU sebesar112,50%.

Keseluruhan program yang dilaksanakan PerwakilanBPKP Provinsi Sulawesi

Tengah pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar Rp14.178.281.942,00 atau

97,15% dari anggaran sebesar Rp14.659.201.00,00.

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

x

Secara umum,IKU-outcome dalam tahun 2014 telah tercapai, sesuai dengan yang

ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat IKU-outcome yang belum mencapai

target.

Untuk itu, diperlukan upaya mengoptimalkan pencapaian IKU-outcome di masa

mendatang. Langkah-langkah yang akandilakukan oleh PerwakilanBPKP Provinsi

Sulawesi Tengah dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:

1. MengintensifkankoordinasidenganRendalPenugasanPengawasan,

sehinggadapatmerevisi PKPT sebelumberakhirnyatahunanggaranberjalan;

2. Meningkatkanlayananyang terkaitdengankepegawaian;

3. Memanfaatkan asset secara optimal;

4. Meningkatkanlayanan yang terkaitdenganpenggunaansaranadanprasarana. ;

5. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di bawah100%.

Daftar Tabel

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

iv

Tabel 1.1 Posisi Pegawai per 31 Desember 2014menurut Jenis Jabatan.......................... 9

Tabel 1.2 Posisi Pegawai per 31 Desember 2014 menurut Tingkat Pendidikan................. 9

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Perwakilan BPKPProvinsi Sulawesi Tengah…………........ 25Tabel 2.2 Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan .................................................... 29

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2014....................................................................... 31

Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama ................................................. 36

Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 .............................. 40

Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 ............................... 50Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 ............................... 54

Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 ............................... 57

Tabel 3.6 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 ............................... 66

Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 ............................... 70

Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7 ............................... 72

Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 ............................... 81

Daftar Isi

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

ii

Hal

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iV

RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................................... V

I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG ORGANISASI ...................................................... 2

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI .......................................................................... 3

C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI .................................................... 4

D. STRUKTUR ORGANISASI .................................................................................... 5

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN .................................................................................. 9

II PERJANJIAN KINERJA ............................................................................................... 11

A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 ..................................................................... 12

1. Pernyataan Visi ..................................................................................... 12

2. Pernyataan Misi .................................................................................... 13

3. Tujuan ................................................................................................. 19

4. Sasaran Strategis .................................................................................. 23

5. Indikator Kinerja Utama ....................................................................... 24

6. Program dan Kegiatan ......................................................................... 27

B. PERJANJIAN KINERJA 2014 ............................................................................... 30

III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................................... 35

A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................ 35

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA................................................................................ 39

Sasaran Strategis 1 ......................................................................................... 39

Daftar Isi

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014

ii

Sasaran Strategis 2 ......................................................................................... 50

Sasaran Strategis 3 ......................................................................................... 52

Sasaran Strategis 4 ......................................................................................... 56

Sasaran Strategis 5 ......................................................................................... 65

Sasaran Strategis 6 ......................................................................................... 69

Sasaran Strategis 7 ......................................................................................... 71

Sasaran Strategis 8 ......................................................................................... 80

IV. PENUTUP ............................................................................................................... 82

LAMPIRAN