lakip pdf 2014.pdf
TRANSCRIPT
PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
LAPORAN KINERJA
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014i
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Laporan Kinerja (LKj)Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014, dapat kami susun sebagai wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2014, yang akuntabel dan
transparan. Akuntabilitas kinerja ini merupakan capaian kinerja dari komitmen
perwakilan, yang telah dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahun 2014 dan Rencana
Strategis tahun 2010-2014.
Penyusunan LKj ini mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LKj juga menggambarkan pelaksanaan realisasi dan capaian IKU selama
periode renstra, analisis realisasi anggaran dan analisis efisiensi sumber daya dalam
mencapai outcome. Terdapat 35 (tiga puluh lima) IKU yang dikelompokkan ke dalam
8 sasaran strategis, serta didukung anggaran dalam DIPA Tahun 2014, yang secara
keseluruhan hasil capaian kinerja program dapat dilaksanakan dan direalisasikan
sesuai target, yang ditetapkan dengan efektif dan efisien berkat dukungan dan
kerjasama dari seluruh pegawai.
Semoga capaian kinerja dan implikasinya memberikan kontribusi yang cukup
berarti terhadap BPKP untuk melaksanakan pengawasan intern yang profesional
dan akuntabel, serta melaksanakan pembinaan penyelenggaraan SPIP yang
berkualitas.
Palu, 26Januari 2015
Kepala Perwakilan
Achdiman Kartadimaja
NIP 19581010 198803 1 001
LAPORAN KINERJAPERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
82
IV. PENUTUP
Sebagaimanadiamanatkandalam PP 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi TengahsebagaiperwujudanBPKP diProvinsi Sulawesi Tengah
melakukanpembinaan SPIP danpengawasan intern
terhadapkegiatanlintassektoral, kebendaharaanumumdankegiatan lain
ataspermintaanPresiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui
kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu
PimpinanSatuanKerjaInstansiVertikalKementerian/Lembaga,
Gubernur,BupatidanWalikota dalam rangka memperkuat efektivitas Sistem
Pengendalian Intern.
Pertanggungjawabanpelaksanaanpengawasan intern danpembinaan SPIP
disampaikandalam LKjPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah.Dalampelaporankinerjainidisajikaninformasikinerja yang
telahdiperjanjikandisertaievaluasidananalisis yang
memadaisehinggadapatdimanfaatkanuntukperbaikankinerjakedepan.
LaporanKinerjaPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah,disampingmerupakanpertanggungjawabankinerjaPerwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengahdalammencapaitujuansasaranstrategistahun2014,
jugamencerminkansejauhmanaSistem AKIP telahdiimplementasikan.
BeberapaperbaikanmendasartelahdilakukanterhadapseluruhkomponenSistem
AKIP yang meliputiperencanaankinerja, pengukurankinerja, pelaporankinerja,
evaluasikinerja, danpencapaiansasaranorganisasi.
PerbaikandalamperencanaankinerjaberupaperbaikankualitasdokumenRenstra,
RencanaKinerjaTahunan, PenetapanKinerja,
danIndikatorKinerjaUtama.TerhadapRenstra BPKP 2010-2014
telahditambahkansasaranstrategis,IKU,dantarget tahunandiselaraskandengan
RPJMN. TargetkinerjajangkamenengahdalamRenstratelahdirincidalam
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAHTAHUN 2014
83
targetkinerjatahunandalamrencanakinerjatahunandanpenetapankinerja,sertadi
manfaatkanuntukmengukurkeberhasilan.Sasaranstrategistelahberorientasihasil
,bukan proses/kegiatan, dandiukurdenganindikatorkinerjautama yang
dominan.Kegiatan yang
dirancangtelahselarasdanmemilikihubungankausalitasdengansasaran.
Perbaikandalampengukurankinerjaberupaperbaikanmekanismepengumpulan
data
kinerjadenganmenggunakanteknologiinformasi,danmelakukanpengukurankin
erjamelaluipembandingandengan targettahunberjalan.
Upayaperbaikandalamevaluasikinerjaberupapemantauanmengenaikemajuanp
encapaiankinerjabesertahambatannyaolehpihak internal
maupuneksternal,danmelaksanakantindaklanjutatashasilevaluasi.
Pencapaian sasaranstrategissebagianbesartelahmemenuhi target
dantermasukkategori “Memuaskan” dibandingkan target yang
telahditetapkandalamtahun2014. Dari
delapansasaranstrategisdengankeseluruhan35 (tiga puluh lima) IKU,
telahdipilih12 (dua belas) IKU
dominansebagaiukuranpenilaiancapaiansasaran.Realisasitahun2014,tujuhdarid
elapansasaranstrategistelahmencapai target 100%,dansembilandaridua
belasIKU dominantercapai,yangdirincisebagaiberikut:
Sasaran 1: Dari 3IKU dominan, tercapai 3,capaian100%
Sasaran 2: Dari 1IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Sasaran 3: Dari 2IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Sasaran 4: Dari 1IKU dominan, tercapai 1, capaian100%
Sasaran 5: Dari 1IKU dominan,tercapai150%
Sasaran 6: Dari 1IKU dominan, tercapai133,33%
Sasaran 7: Dari 2IKU dominan, tercapai 2, capaian100%
Sasaran 8: Dari 1IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Beberapakelemahandalampencapaiansasaranstrategisdapatdiidentifikasisebag
aiberikut:
BAB IV. PENUTUP
84 LAPORAN KINERJAPERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
1. Hasil pengawasan lintas sektor yang dijadikan sebagai bahan pengambilan
keputusan oleh stakeholder masih perlu ditingkatkan.
2. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah
100% disebabkan:
a. Implementasi SPIP belumsecara integral
menyatudenganoperasionalinstansi,
namunbarupadatahappengembanganinfrastrukturpengendalian,
berupapemetaanrisiko,penetapandanpengembanganKebijakan/Standard
Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata
dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
3. Tingkat penerapan jabatan fungsional auditor di bawah 100% antara lain
disebabkan fasilitasipenerapan JFA pada APIP
belumdilakukansecaraintensif. Di sampingitu, jumlahkelulusansertifikasi
auditor yang relativerendahmembuat APIP belumantusiasmenerapkan JFA.
Langkah-langkah yang harusdilakukanolehPerwakilanBPKPProvinsi Sulawesi
Tengahdalamupayamemperbaikikinerjaantara lain:
1. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
diupayakan dengan cara:
a. Menuntaskanpenguatandanpengembanganinfrastrukturpenyelenggaraa
n SPIP denganterusmeningkatkanpembinaanpenyelenggaraan SPIP.
Subkegiatan yang
akandilaksanakanuntukmendukungkegiatantersebutantara lain:
1) Menambahjumlahpersonilsatgaspembinaan SPIP yang
dapatbertugassecara focus untukkegiatanpembinaanpenyelenggaraan
SPIP.
2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Satuan Kerja Instansi Vertikal
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAHTAHUN 2014
85
3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi
penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang
wajar.
2. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah
kelulusan sertifikasi auditor.
3. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di tahun
2014 jauh dari 100%.
AkhirnyaLKjini,
diharapkandapatmemberikaninformasisecaratransparankepadaseluruhpihak
yang terkaitmengenaitugasfungsiPerwakilanBPKPProvinsi Sulawesi Tengah,
sehinggadapatmemberikanumpanbalikgunapeningkatankinerjapadatahun-
tahunmendatang.Secara internal LKjinitelahmenjadi motivator
untuklebihmeningkatkankinerjaorganisasiterhadapperkembangantuntutanstak
eholders, sehinggakontribusiPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengahdalampembangunandapatlebihdirasakan.
---o0o---
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
35
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
engukuran capaian kinerja tahun 2014merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan
pada tahun 2014 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam
dokumen penetapan kinerja tahun2014. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran
strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah menyempurnakan rumusan
sasaran strategis dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU
dominan tersebut dinilai signifikan bagiPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
dalam memengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU
dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam, dilakukan
terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab,
sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2014 dan atau tahun-
tahun selanjutnya (performance improvement).
Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah tahun
2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai
Bidang/Bagian terkait.
Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan
yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP.
Capaian atas 35 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis, secara
ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel
3.1 berikut ini.
Tabel 3.1Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
PPP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
36 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
NOURAIAN INDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN
TARGET
REALISASI
% CAPAIAN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1 :Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD1 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00 228,57 253,97
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 100,00 100,00 100,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00 100,00 121,95
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75 101,53 137,66
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00 178,95 263,16
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 93,33 100,00 107,15
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 80,00 100,00 125,00
Sasaran strategis 2 : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 0* 100,00 0
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 86,25 132,27 153,36
Tujuan 2 : Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 3 : Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 100,00 100,00 100,00
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 0** 200,00 0
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 100,00 100,00 100,00
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGE REALIS %
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
37
UTAMA T ASI CAPAIAN
Tujuan 3 : Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
2 3 150,00
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 2 2 100,00
15 JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1 1 100,00
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00 100,00 119,05
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00 96,77 113,85
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 50,00 50,00 100,00
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 80,00 100,00 125,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern PemerintahSasaran Strategis 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 70,00 100 142,86
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 12 14 116,67
Tujuan 5 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
22 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 80,00 80,00 100,00
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGE REALIS %
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
38 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
UTAMA T ASI CAPAIAN
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
23 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 100,00 99,71 99,71
24 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 100,00 100,00 100,00
25 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1-10
7,60 7,64 100,53
26 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 100,00 100,00 100,00
27 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala Likert 1-10
8,00 8,30 103,75
28 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah Berita 79 79 100,00
29 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 98,36 98,3630 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan sarpras Skala Likert
1-107,90 7,23 91,52
31 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 100,00 100,00 100,00
32 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jmlh Topik 1*** 0 0
33 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessmenttata kelola APIP
Instansi APIP 5 12 240,00
34 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala Likert 1-10
7,60 7,60 100,00
Tujuan 6 : Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/PemerintahSasaran Strategis 6.1 : Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan35 Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif% 100,00 100,00 100,00
*) Target awal adalah sebesar 70%, direvisi menjadi 0% karena adanya kebijakan pemotongan anggaran.**) Target awal adalah sebesar 70%, direvisi menjadi 0% karena adanya kebijakan pemotongan anggaran.***) Target awal sebesar 0 direvisi menjadi 1, mengikuti surat Kapuslitbangwas.
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi
anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
39
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja yang dilakukan terhadap capaian kinerja tujuan strategis dan
sasaran strategis, dan selanjutnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU)
Outcomepada tiap-tiap sasaran strategis.Selain itu, analisis dilakukan dengan
membandingkan antara capaian 2014 dengan target akhir tahun Renstra 2010-2014,
serta membandingkannya dengan capaian kinerja pada tahun 2013 dan capaian tahun
2010 sebagai baseline awal Renstra.
Analisis tentang tujuan strategis, sasaran strategis, serta IKU Outcome yang ditetapkan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, disajikan sebagai berikut:
Tujuan 1:
Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Tujuan ini terdiri dari dua Sasaran Strategis, yakni “Meningkatnya Kualitas 95%
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah” dan “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,5%”. Pada
akhir tahun Renstra 2014, capaian tujuan Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Negara adalah sebesar 138,95%, dengan kontribusi masing-masing Sasaran
Strategis sebesar 158,5% dan 47,25%.
Secara rinci, capaian kedua Sasaran Strategis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mendukung tekad BPKP dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga, dan
pemerintah daerah merupakanperwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang
dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan
yang intensif kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah,sehingga dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas
Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
40 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI, minimal WDP.
Sasaran strategis“Meningkatnya Kualitas95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”,diindikasikan
oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan
Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun
2013dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2Pencapaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1
NoINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESat.
KINERJA 2014
TARGET KINERJA
2014
% CAPAIAN TARGET
2014
Bobot%
Tertim-bang
%1 2 3 4 5 6=4/5 7 8=7x6
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 228,57 90,00 253,97 20 50,79
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 100,00 100,00 100,00 20 20,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
%100,00 82.00 121,95
20 24,40
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat % 101,53 73.75 137,66 10 13,77
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 178,95 68,00 263,16 10 26,32
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%100,00 93,33 107,15 10 10,72
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%100,00 80,00 125,00
10 12,5
Total capaian Sasaran Strategis 1 100 158,5
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 1 pada akhir tahun
Renstra 2014 adalah sebesar 158,5%. Keberhasilan capaian tersebut terutama karena
seluruh IKU Outcome menunjukkan capaian di atas 100% dari target akhir tahun
Renstra 2014.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
41
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian Sasaran Strategis 1Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah adalah “Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 90%”. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah proaktif menjalin kerja sama dalam bentukpendampingan penyusunan laporan keuangan satuan kerja K/L yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan Satuan Kerja IPP,sebagai upaya untuk mendukung K/L mendapatkan opini WTP.
Keberhasilan IKU, ini diukur dengan menghitung jumlah IPP yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPP yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 228,57%. Jika
dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 90%, maka
capaian kinerja adalah 253,97%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa
pendampingan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama
disebabkan oleh semakin percayanya satker-satker vertikal di Provinsi Sulawesi
Tengah terhadap pendampingan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, satker vertikal yang meminta
pendampingan pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah diantaranya
adalah BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Satker di lingkungan Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, Satker di
lingkungan Kemenkes di Wilayah Provinsi Sulteng, Kanwil Kemenkum HAM
Prov. Sulawesi Tengah, Kanwil BPN Prov. Sulawesi Tengah, KPU Provinsi
Sulawesi Tengah, Satker di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
KreatifProvinsi Sulawesi Tengah, Kepolisian Daerah Provinsi Sulawesi Tengah,
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, satker di lingkungan Kementerian PU
Provinsi Sulawesi Tengah, Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Tengah,
satker di lingkungan Kementerian Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014
adalah 228,57% atau terdapat terdapat kenaikan sebesar 128,57%. Dibandingkan
dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 400%, capaian tahun
2014 adalah 228,57% atau terdapat penurunan sebesar 171,43%.Penurunan yang
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
42 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN
sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun
2010 sebanyak 9 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 14 pp.
dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik
3.1.
Perkembangan Target dan Realisasi IKU Persentase IPP yang Mendapat
Pendampingan Penyusunan Lap
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34atau 59,61% dari anggaran sebesar Rp58sebanyak 1.194 OH atau 105,41
2. Persentase Instansi Pemerintah Memperoleh Opini Minimal WDP
IKU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 “Meningkatnya
kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” dengan target kinerja akhir per
100%”. Dalam rangka mendukung p
Sulawesi Tengah proaktif me
pemerintah daerah yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
dengan bimtek implementasi aplikasi SIMDA K
sistem aplikasi komputer untuk penatausahaan dan akuntansi keuangan dan Barang Milik
Daerah.
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
350.00
400.00
TARGET
REALISASI
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201
sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun
yak 9 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 14 pp. Perkembangan target
dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik
Grafik 3.1
Perkembangan Target dan Realisasi IKU Persentase IPP yang Mendapat
Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34% dari anggaran sebesar Rp58.580.000,00, dengan menggunakan
OH atau 105,41% dari rencana sebanyak 344 OH.
Persentase Instansi Pemerintah Daerahyang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP
KU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 “Meningkatnya
kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD” dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar
. Dalam rangka mendukung pencapaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah proaktif melakukan pendampingan/asistensi penyusunan
yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini didukung
dengan bimtek implementasi aplikasi SIMDA Keuangan dan SIMDA BMD, sebagai
sistem aplikasi komputer untuk penatausahaan dan akuntansi keuangan dan Barang Milik
2010 2011 2012 2013 201480.00 80.00 80.00 80.00 90.00
400.00 155.00 171.43 100.00 228.57
SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun
Perkembangan target
dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik
Perkembangan Target dan Realisasi IKU Persentase IPP yang Mendapat
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34.920.000,00 dengan menggunakan SDM
Daerahyang Laporan Keuangannya
KU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 “Meningkatnya
ode Renstra sebesar
encapaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi
penyusunan LKPDkepada
. Hal ini didukung
euangan dan SIMDA BMD, sebagai
sistem aplikasi komputer untuk penatausahaan dan akuntansi keuangan dan Barang Milik
201490.00
228.57
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
43
Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang
didampingi/diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika dibandingkan
dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 100%, maka capaian kinerja adalah
100%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa pendampingan yang dilakukan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang
cukup signifikan dalam peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain:
Implementasi SIMDA Keuangan secara efektif dengan bimbingan penuh oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah;
Pemerintah daerah telah melakukan penertiban pengelolaan aset, diantaranya
melakukan inventarisasi dan validasi aset dan implementasi SIMDA BMD secara
optimal;
Perbaikan terhadap pengelolaan kas oleh bendahara, sehingga tidak terjadi lagi selisih
penerimaan/pengeluaran kas;
Peningkatan komitmen untuk menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP).
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 91,67%, capaian tahun 2014 adalah
109,09% atau terdapat terdapat kenaikan sebesar 17,42%. Dibandingkan dengan realisasi
tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 33,33%, capaian tahun 2014 adalah 300,03%
atau terdapat kenaikan sebesar 266,70%. Perkembangan target dan realisasi IKU dari
tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.2.
Grafik 3.2
Persentase IPD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
44 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.569.000,00 atau 199,29% dari anggaran sebesar Rp220.558.000,00, dengan menggunakanSDM sebanyak 3.548 OH atau
3. Persentase Jumlah Laporan Opini Dukungan Wajar
IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar”, merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini WTP seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika
dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 8
capaian kinerja adalah 12
pengawasan proyek PHLN yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
akuntabilitas pengelolaan keuangan neg
tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan proyek PHLN yang dilakukan pada:
Audit keuangan atas lapkeu konsolidasi
Supply and Sanitation for Low Income Communities Project
2013.
Audit Keuangan atas Lapkeu Proyek BERMUTU IDA Credit No. 4349
IBRD Loan No. 7476
Audit keuangan atas Lapkeu
Development (READ)
0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00
100.00
TARGET
REALISASI
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.569.000,00 atau 199,29% dari anggaran sebesar Rp220.558.000,00, dengan menggunakan
OH atau 570,41% dari rencana sebanyak 622OH.
Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang memperoleh Opini Dukungan Wajar
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1.
IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini WTP dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika
dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 8
capaian kinerja adalah 121,95%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa
pengawasan proyek PHLN yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan pencapaian target
tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan proyek PHLN yang dilakukan pada:
Audit keuangan atas lapkeu konsolidasi Loan IBRD 4204/8259
Supply and Sanitation for Low Income Communities Project (PAMSIMAS) TA
Audit Keuangan atas Lapkeu Proyek BERMUTU IDA Credit No. 4349
. 7476-IND, Grant No. TF09074 TA 2013
Audit keuangan atas Lapkeu Rural Empowerment and Agricultur
(READ) Loan IFAD No. 645-ID TA 2013
2010 2011 2012 2013 201450.00 75.00 100.00 100.00 100.00
33.33 83.33 100.00 91.67 100.00
SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.569.000,00 atau 199,29% dari anggaran sebesar Rp220.558.000,00, dengan menggunakan
22OH.
yang memperoleh
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1.
dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika
dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 82%, maka
%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa
pengawasan proyek PHLN yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
ara. Keberhasilan pencapaian target
tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan proyek PHLN yang dilakukan pada:
4204/8259 Third Water
(PAMSIMAS) TA
Audit Keuangan atas Lapkeu Proyek BERMUTU IDA Credit No. 4349-IND,
Rural Empowerment and Agricultural
100.00
100.00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
PERWAKILAN BPKP PRO
Audit keuangan atas Lapkeu
Project (WISMP II)
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan
Quality Assurance audit
Quality Assurance audit
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014
adalah 100% atau tidak terdapat terdapat kenaikan/penurunan. D
dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 171,88%, capaian
tahun 2014 adalah 100% atau terdapat penurunan sebesar 71,88%, penurunan yang
sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun
2010 sebanyak 32 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 42 pp.
dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik
3.3.
Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rpatau 47,34% dari anggaran sebesar Rp453.283.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.360 OH atau
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor
0.0020.0040.0060.0080.00
100.00120.00140.00160.00180.00
TARGET
REALISASI
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201
Audit keuangan atas Lapkeu Second Water Resource and Irrigation Sector
(WISMP II) Loan IBRD 8027-ID TA 2013
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan
Assurance audit PNPM Mandiri Perkotaan oleh Inspektorat
Quality Assurance audit PNPM Mandiri Perdesaan oleh Inspektorat
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014
adalah 100% atau tidak terdapat terdapat kenaikan/penurunan. D
dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 171,88%, capaian
tahun 2014 adalah 100% atau terdapat penurunan sebesar 71,88%, penurunan yang
sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun
banyak 32 pp sedangkan tahun 2014 sebanyak 42 pp.Perkembangan target
dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik
Grafik 3.3
Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini
Dukungan Wajar
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp214.580.000,00 4% dari anggaran sebesar Rp453.283.000,00, dengan menggunakan SDM
360 OH atau 72,30% dari rencana sebanyak 1.881 OH.
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
2010 2011 2012 2013 201482.00 82.00 82.00 82.00 82.00
171.88 111.32 100.00 100.00 100.00
LAPORAN KINERJA VINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
45
Second Water Resource and Irrigation Sector
PNPM Mandiri Perkotaan oleh Inspektorat
PNPM Mandiri Perdesaan oleh Inspektorat
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014
adalah 100% atau tidak terdapat terdapat kenaikan/penurunan. Dibandingkan
dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 171,88%, capaian
tahun 2014 adalah 100% atau terdapat penurunan sebesar 71,88%, penurunan yang
sangat signifikan ini disebabkan karena perbedaan target dimana target pada tahun
Perkembangan target
dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik
Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini
14.580.000,00 4% dari anggaran sebesar Rp453.283.000,00, dengan menggunakan SDM
yang disampaikan ke Pusat
82.00
100.00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
46 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lainpengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU“Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor diukur denganmenghitung target laporan dikirim ke PuDalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar
dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar
137,66% atau melampaui target
audit/evaluasi terhadap program lintas sektoral
Tengah telah dapat menghasilkan laporan tepat waktu
Pusat. Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014
dapat dilihat pada Grafik 3.4.
Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat
Dibandingkan dengan realisasi tamengalami penurunan. periode Renstra sebesar
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini sebesar Rp912.884.000,00 atau 195,94% dari anggaran sebesar Rp465.893dengan menggunakan SDM sebanyak 2.740 OH atau 258,97% dari rencanasebanyak 1.058 OH.
5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang disaPusat
0.0020.0040.0060.0080.00
100.00120.00140.00
TARGET
REALISASI
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern
ntas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU“Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang disampaikan ke Pusatdiukur denganmenghitung jumlah laporan dikirim ke pusatdibandingkan dengan
ikirim ke Pusat. Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 101,53%. Jika dibandingkan
dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 73,75%, maka capaian kinerja adalah
atau melampaui target. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa
audit/evaluasi terhadap program lintas sektoral oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
dapat menghasilkan laporan tepat waktu dan dapat segera disampaikan ke
Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014
dapat dilihat pada Grafik 3.4.
Grafik 3.4
Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 195,24%, maka capaian tahun mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 95,56%, maka capaian tahun 2014 melebihi 5,97
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp912.884.000,00 atau 195,94% dari anggaran sebesar Rp465.893dengan menggunakan SDM sebanyak 2.740 OH atau 258,97% dari rencana
Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang disa
2010 2011 2012 2013 201473.75 73.75 73.75 73.75 73.75
REALISASI 95.56 125.49 140.00 100.00 101.53
SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern
ntas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait
yang disampaikan ke Pusat”,andingkan dengan
%. Jika dibandingkan
%, maka capaian kinerja adalah
. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
dan dapat segera disampaikan ke
Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014
Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat
capaian tahun ibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal
5,97%.
menggunakan dana sebesar Rp912.884.000,00 atau 195,94% dari anggaran sebesar Rp465.893.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 2.740 OH atau 258,97% dari rencana
Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang disampaikan ke
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
47
IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat”merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern, melalui kegiatan pengawasan lainnya, berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan dikirim ke pusat dibandingkan dengan target laporan dikirim ke Pusat.Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 178,95%. Jika dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 68%, maka capaian kinerja adalah 263,16%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa pengawasan atas permintaan presiden yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh tersedianya SDM yang memadai di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, pengawasan lintas sektor yang dilakukan terhadap:
Monitoring pelaksanaan program prioritas pembangunan nasional periode tahun
2013.
Evaluasi Penyerapan Anggaran (EPA) Semester I TA 2014.
Evaluasi Pelaksanaan Program Ketahanan Pangan Provinsi Sulteng TA 2010
s.d. 2013
Evaluasi program lintas sektor atas prioritas pembangunan program
penanggulangan kemiskinan dalam periode tahun 2010 s.d. 2014
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 220%, capaian tahun 2014
adalah 178,95% atau terdapat terdapat penurunan. Dibandingkan dengan realisasi
tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 0%, capaian tahun 2014 adalah
178,95% atau terdapat kenaikan sebesar 178,95%.Perkembangan target dan
realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.5.
Grafik 3.5
Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
48 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp146.465.000,00 atau 147,70% dari anggaran SDM sebanyak 2.093 OH atau 337,58% dari rencana sebanyak 620 OH
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Bahan Pengambilan Keputusan oleh
IKU“Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Bahan Pengambilan Keputusan oleh mencapai Sasaran Strategis 1membandingkanLaporan PengawaTepat Waktu (sesuai RPL dalam KM4)Permintaan Stakeholders
Realisasi IKU tahun capaian IKU tahun 201sama dengan capaian IKU tahun 2013target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.6.
0.00
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
TARGET
REALISASI
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp146.465.000,00 % dari anggaran sebesar Rp257.051.000,00, dengan menggunakan
SDM sebanyak 2.093 OH atau 337,58% dari rencana sebanyak 620 OH
Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
“Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1, dengan target sebesar 80,00%. IKUini diukur denganmembandingkanLaporan Pengawasan atas Permintaan StakeholdersTepat Waktu (sesuai RPL dalam KM4) dengan Jumlah Laporan Pengawasan atas
Stakeholders.
tahun 2014 sebesar 100% dari target 93,3%, dengan demikian 2014 sebesar 107,15%.Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%
capaian IKU tahun 2013 maupun realisasi tahun 2010.Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada
Grafik 3.6
2010 2011 2012 2013 201468.00 68.00 68.00 68.00 68.00
0.00 800.00 100.00 100.00 178.95
SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp146.465.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 2.093 OH atau 337,58% dari rencana sebanyak 620 OH.
yang Dijadikan
yang Dijadikan ” merupakanIKU lainnya untuk
dengan target sebesar 80,00%. IKUini diukur denganDisampaikan
Jumlah Laporan Pengawasan atas
dengan demikian sebesar 100%
Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada
68.00
178.95
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
PERWAKILAN BPKP PRO
Persentase hasil pengawasan atas permintaan pengambilan keputusan oleh
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp446.029.000,00 atau 173,35% dari anggaran sebesar Rp257.295.000,00, dengan menSDM sebanyak 3.668 OH atau 498,36% dari rencana sebanyak 736 OH.
7. Persentase BUMD yang Akuntansi
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.Oleh karena itumendukung pencapaian Sasaran Strategis 1pendampingan penyelenggaraan akuntansi
IKU ini diukur dengan menghitungPenyelenggaraan AkuntansidiWilayah Kerja Perwakilan
Seclara kumulatif, realisas80,00%, dengan demikian capaian IKU tahun
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 111,11% dibandingkan
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp273.374.000,00 atau 170,77% dari anggaran sebesar Rp160.080.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.116 OH atau 203,65% dari rencana sebanyak548
Sasaran Strategis 2:
0.00
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
600.00
TARGET
REALISASI
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholder
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp446.029.000,00 atau 173,35% dari anggaran sebesar Rp257.295.000,00, dengan menSDM sebanyak 3.668 OH atau 498,36% dari rencana sebanyak 736 OH.
BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.Oleh karena itu, pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1, dengan IKU “BUMD yang pendampingan penyelenggaraan akuntansi”.
IKU ini diukur dengan menghitungJumlah BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansidibandingkan dengan Jumlah Seluruh BUMD di Wilayah Kerja Perwakilan.
ealisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% dari targetdengan demikian capaian IKU tahun 2014 adalah sebesar 125
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 83,33% capaian IKU tahun 2013 sebesar dibandingkantarget akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp273.374.000,00 atau 170,77% dari anggaran sebesar Rp160.080.000,00 dengan menggunakan
116 OH atau 203,65% dari rencana sebanyak548 OH.
2010 2011 2012 2013 201480.00 80.00 80.00 80.00 93.33
542.86 263.64 100.00 100.00 100.00
LAPORAN KINERJA VINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
49
yang dijadikan bahan
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp446.029.000,00 atau 173,35% dari anggaran sebesar Rp257.295.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 3.668 OH atau 498,36% dari rencana sebanyak 736 OH.
Penyelenggaraan
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya berperan aktif
dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan pendampingan ini dianggap
KU “BUMD yang mendapat
Jumlah BUMD yang mendapat Pendampingan dengan Jumlah Seluruh BUMD di
dari target sebesar 25,00%.
% capaian IKU tahun 2013 sebesar sebesar75,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp273.374.000,00 atau 170,77% dari anggaran sebesar Rp160.080.000,00 dengan menggunakan
OH.
93.33
100.00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
50 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”
memiliki duaIKU, IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu,
yaitu Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat mencapai
153,36%, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME
SAT.KINERJA TH 2014
TARGET KINERJA
2014
% CAPAIAN TH 2014
THD TARGET
Bobot %
Tertim bang
1 2 3 4 5 6=4/5 7 8=6x71 Persentase hasil pengawasan optimalisasi
penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti% 100,00 0,00 0,00 0 0,00
2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 132,27 86,25 153,36 100 153,36
Total capaian Sasaran Strategis 2 100 153,36
Berdasarkan data dari tabel tersebut, capaian Sasaran Strategis 2 adalah sebesar
153,36%. Keberhasilan capaian Sasaran Strategis tersebut karena ditopang oleh IKU
Outcome dengan capaian di atas 100%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang
Ditindaklanjuti
IKU “Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian
Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target
87,5%.Pengawasan atas penerimaan negaraantara lain untuk mendorong upaya
perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi
meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.
KinerjaIKU ini diukur berdasarkan Jumlah Tindak Lanjut (rekomendasi/saran)
dibandingkan dengan Jumlah Rekomendasi/Saran Hasil Audit OPN/OPAD.
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Target IKU ini
telah direvisi menjadi 0. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
51
pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, yang
dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan
kontribusi yang cukup signifikan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh adanya
monitoring yang berlanjut dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah terkait
tindaklanjut atas saran yang telah diberikan.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014
adalah sama 100% atau tidak terdapat kenaikan/penurunan. Dibandingkan dengan
realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 0%, capaian tahun 2014
adalah 100% atau terdapat kenaikan sebesar 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp14.490.000,00
atau 105,65% dari anggaran sebesar Rp13.715.000,00, dengan menggunakan SDM
sebanyak 37 OH atau 108,82% dari rencana sebanyak 34 OH.
2. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan
Kebendaharaan Umum Negara, dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada
Menteri Keuangan.Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, BPKP
membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan Umum
Negara yang disampaikan ke Pusat”.Capaian IKU ini diukur berdasarkan Jumlah
Laporan Yang Dikirimke Pusat dibandingkan dengan Target Laporan dari Pusat.
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 132,27%. Jika
dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 86,25%, maka
capaian kinerja adalah 153,36%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa
hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat yang dilakukan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang
cukup signifikan dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Keberhasilan
pencapaian target tersebut terutama disebabkan telah penugasan yang dilakukan
telah didukung SDM yang kompeten.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 85,64%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebesar 155,81%, capaian tahun 2014 terdapat kenaikan sebesar 29,83%.Perkembangan target dan realisasi IKU dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Grafik 3.7.
Grafik 3.7
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
52 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVIN
Persentase hasil
Kegiatan untuk mencapai
atau 15,53% dari anggaran sebesar Rp
sebanyak 4.985 OH atau
Tujuan 2:
Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Tujuan ini hanya memiliki satu sasaran s
65% IPD dan terselenggarakannya GG pada 75% BUMN/BUMD”.
Capaian tujuan ini pada tahun 2014 adalah sebesar 155,71% sesuai d
Sasaran Strategisnya.
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Berdasarkan Undang-Undang
Daerah,dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan
pilihan. Urusan wajib adalah urus
pelayanan dasar warga negara.
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
TARGET
REALISASI
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 201
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
apai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp115.798
% dari anggaran sebesar Rp17.979.000.000,00 dan menggunakan SDM
OH atau 316,51% dari rencana sebanyak 1.575 OH.
Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Tujuan ini hanya memiliki satu sasaran strategis yaitu “Terselenggaranya SPM pada
65% IPD dan terselenggarakannya GG pada 75% BUMN/BUMD”.
da tahun 2014 adalah sebesar 155,71% sesuai dengan capaian
Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada
ndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan
pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan
pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan
2010 2011 2012 2013 201471.25 71.25 71.25 71.25 86.25
155.81 175.56 172.06 100.00 132.27
SI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
115.798.000,00
.000,00 dan menggunakan SDM
nya SPM pada
engan capaian
Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada
ahun 2004 tentang Pemerintah
pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan
an pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan
urusan pilihan adalah urusan pemerintahan
86.25
132.27
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
53
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat
secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan
Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur
dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang
Saham/RUPS, dewan komisaris, dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran
hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD
karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah
daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah perlu mendorong pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Tengahuntuk
menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong
BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG
pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung
dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang GCG atau KPI
mendapat skor baik.
Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dikaitkan target
2014 disajikan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
54 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME
SATKINERJA TH 2014
TARGET KINERJA TH 2014
% CAPAIAN TH 2014
THD TARGET
Bobot % Tertim bang
1 2 3 4 5 6=4/5 7 8=6x71 Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 100,00 100,00 100,00 60 60,00
2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 200,00 0.00 0,00 0 00,00
3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 100,00 100,00 100,00 40 40,00
Total capaian Sasaran Strategis 3 100 100
Dari tabel tersebut diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 3 adalah sebesar100%.
Keberhasilan capaian tersebut karena semua IKU Outcome menunjukkan capaian di
atas 100% dibanding dengan target akhir periode Renstra 2014.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan
Minimal
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap
Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu, juga terdapat
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi
SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan
jangka menengah dan tahunan, serta pada dokumen penganggaran daerah.
Selanjutnya, Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan
SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal
50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern, antara
lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang
dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Strategis3, dengan IKU
“Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”.
CapaianIKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang telah mencantumkan
SPM ke dalam dokumen perencanaan dibandingkan jumlah IPD yang diaudit
kinerja pelayanan.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
55
Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00% atau mencapai 100,00% dari
target akhir periode Renstra sebesar 100,00%.
Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, tidak terdapat
kenaikan/penurunan. Sedangkan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010
sebesar 93,94%, terdapat kenaikan sebesar 6,04%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp39.330.000,00
atau 91,15% dari anggaran sebesar Rp43.150.000,00,dengan menggunakan SDM
sebanyak 343 OH, atau 357,29% dari rencana sebanyak 96 OH.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan melakukan pengawasan
intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMD/BLUD di
bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMD/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/ KPI”.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD/BLUD yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG atau KPI, dibandingkan dengan target PKPT.
Realisasi IKU ini tahun 2014adalah sebesar 200%tetapi target IKU turun menjadi
0% setelah terdapat revisi Rencana Strategis tahun 2014..
Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, maka terdapat kenaikan
sebesar 100%.Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebesar 0%, terdapat
kenaikan sebesar 200%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp39.330.000,00
atau 91,15% dari anggaran sebesar Rp43.150.000,00, dengan menggunakan SDM
sebanyak 343 OH atau 357,29% dari rencana sebanyak 96 OH.
3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Penetapan IKU“Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”, dimaksudkan
untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam meningkatkan tata kelola BUMD.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang dilakukan audit
kinerja dibandingkan dengan target PKPT.
Realisasi IKU tahun 2014 adalah sebesar 100% atau 100% dari target akhir periode
Renstra tahun 2014 sebesar 100%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
56 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Tercapainya target tersebut terutama disebabkan karena tersedianya anggaran dan
SDM yang cukup memadai untuk melaksanakan penugasan audit kinerja tersebut.
Capaian tahun 2014 sebesar 100% tersebut sama dengan capaian tahun 2013.
Demikian pula jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebesar 100%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp114.600.000,00
atau 121,73% dari anggaran sebesar Rp208.050.000,00, dengan menggunakan
SDM sebanyak 635 OH atau 138,04% dari rencana sebanyak 460 OH.
Tujuan 3:
Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan
Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Tujuan ini terdiri dari satu Sasaran Strategis yaitu “Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Korupsi
Menjadi 80%”.
Pada periode akhir Renstra tahun 2014, capaian Tujuan ini adalah sebesar 101,89%,
sesuai dengan capaian Sasaran Strategisnya.
Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2013 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka
panjang 2013-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi
dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka untuk jangka menengah pemerintah
menetapkan visi jangka menengah 2013-2014,yaitu “Terwujudnya Tata
Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan
Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi,yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
57
4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi; serta
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah perlu mengambil peran dalam mendukung enam
strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan
dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan
(FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan dalam melakukan audit investigasi,
perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada
kasus tindak pidana korupsi.
Sasaran “Meningkatnya Kesadarandan Keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya
Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan
kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013
dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
NoINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESAT
KINERJA TH 2014
TARGET KINERJA TH 2014
% CAPAIAN TH 2014
THD TARGET
Bobot %
Tertim bang
1 2 3 4 5=3/4 6 7=5x6
1Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kel Mas
3 2 150,00 15 22,50
2IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi
2 2 100,00 15 15,00
3Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi
1 1 100,00 15 15,00
4Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 100,00 84,00 119,05 15 17,86
5Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 96,77 85,00 113,85 15 17,08
6Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 50,00 50,00 100,00 15 15,00
7Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 80,00 125,00 10 12,5
Total Capaian Sasaran Strategis 4 100 114,94
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
58 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 4 tahun 2014
adalah sebesar 114,94%. Keberhasilan capaian tersebut karena hampir semua IKU
Outcomenya di atas 100%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
menetapkan suatu IKU berupa peningkatan pemahaman dan kepedulian publik
terhadap permasalahan korupsi.
Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas
permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian kuesioner
pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum koordinasi,
penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan, pembinaan/quality assurance.
IKU ini merupakan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 4
“Meningkatkan kesadaran dan keterlibatanK/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi menjadi 80%” dengan target
kinerja akhir perode Renstra sebesar 2 kelompok masyarakat. Dalam rangka
mendukung pencapaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah proaktif menjalin kerja sama dalam bentuk pelaksanaan kegiatan
Sosialisasi Program Anti Korupsi (SOSPAK). Kegiatan ini dilaksanakan dengan
sasaran Sosialisasi yang berbeda dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2014 telah
dilaksanakan dua kali kegiatanSOSPAK, yaitu bagi Mahasiswa Baru Universitas
Tadulako Angkatan 20014/2015, dan Sospak bagi Siswa Kelas 3 SMP
LabschoolPalu.
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 3 kelompok
masyarakat. Jika dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar
2 kelompok masyarakat, maka capaian kinerja adalah 150%. Tercapainya target
tersebut menunjukkan bahwa SOSPAK yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan
dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahayanya tindak pidana
korupsi, dan bagaimana upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan untuk
menekan angka korupsi di Indonesia. Keberhasilan pencapaian target tersebut
terutama disebabkan oleh:
Persiapan materi dan petunjuk teknis yang lengkap dari Kedeputian Bidang
Investigasi.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
59
Pembentukan kepanitiaan di tingkat Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah.
Keleluasaan bagi masing-masing Perwakilan BPKP untuk memodifikasi bahan
SOSPAK, dan berkreasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Hal ini
diwujudkan dengan konsep sosialisasi yang diberi namaNobo Concept (No
Boring Concept).
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 2 kelompok masyarakat,
capaian tahun 2014 adalah 150% atau terdapat terdapat kenaikan sebesar 50%.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebanyak 3
kelompok masyarakat, maka capaiannya adalah sama.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp24.554.000,00
atau 37,88% dari anggaran sebesar Rp64.812.000,00 dan dengan SDM sebanyak
194 OH atau 303,12% dari rencana sebanyak 64 OH.
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan
kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.
Fraud Control Plan (FCP) merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara
spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri atas
atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban,
Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat,
Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak
eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.
Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD
yang mendapatkan fasilitasi berupa sosialisasi/DA/Bimtek/evaluasi FCP oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dibandingkan dengan target PKPT.
Untuk tahun 2014 telah dilaksanakan dua kali kegiatan FCP, yaitu Sosialisasi FCP
bagi para pengelola keuangan di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi
Sulawesi Tengah, Sosialisasi FCP bagi para pegawai di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Palu yang dilanjutkan dengan DA dan
Bimtek.Kegiatan FCP ini dapat dikategorikan sebagai upaya preventif terhadap
terjadinya tindak pidana korupsi.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
60 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 2 instansi. Jika
dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 2 instansi, maka
capaian kinerja adalah 100%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan sosialisasi dan pendampingan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan
dalam meningkatkan kesadaran dan keterlibatanK/L, Pemda, BUMN/BUMD
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi. Keberhasilan pencapaian
target tersebut terutama disebabkan oleh:
Persiapan materi dan petunjuk teknis yang lengkap dari Kedeputian Bidang
Investigasi terkait program FCP.
Diterbitkannya INPRES Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2014.
Pemberian kesempatan kepada Kepala Bidang Investigasi Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengikuti short course dengan materi FCP
pada tanggal 25-29 Agustus 2014 di Sydney, Australia.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 3 instansi, capaian tahun
2014 adalah 66,67% atau terdapat terdapat penurunan sebanyak 1
instansi.Demikian juga jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal
periode Renstra sebanyak 3 instansi, capaian tahun 2014 adalah 66,67% atau
terdapat penurunan sebanyak 1 instansi.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp500.000,00 atau
sebesar 1,16% dari anggaran sebesar Rp43.228.000,00, dengan menggunakan
SDM sebanyak 56 OH atau 59,57% dari rencana sebanyak 94 OH.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan Kajian
Peraturan yang Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya
pencegahan dan pemberantasan KKN.Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur
instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan
rekomendasi dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah terhadap hasil
kajian atas peraturan perundang-undangan, yang berindikasi menjadi penyebab
terjadinya KKN.
Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi/Pemda yang
dilakukan kajian terhadap peraturan yang berpotensi TPK oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
61
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebanyak 1 instansi. Kegiatan
ini berupa kajian terhadap Peraturan Bupati Poso terkait tata cara pemungutan
pajak hotel dan restoran di Kabupaten Poso. Jika dibandingkan dengan target
kinerja akhir periode Renstra sebesar 1 instansi, maka capaian kinerja adalah
100%. Tercapainya target tersebut menunjukkan bahwa kajian terhadap peraturan
yang berpotensi TPK yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam upaya
pencegahan Korupsi. Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan
oleh:
Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah dengan Perwakilan BPK-RI Provinsi Sulawesi Tengah,
sehingga hasil audit yang terkait dengan aturan yang berpotensi TPK dapat
diperoleh,
Pihak Pemda sebagai locus pelaksanaan kegiatan kajian peraturan sangat
kooperatif dan akomodatif, dilandasi niat untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 1 instansi, capaian tahun 2014
adalah tetap. Dibandingkan dengan capaian tahun 2010 di awal periode Renstra
yang tidak melakukan kajian, maka capaiancapaian tahun 2014 sebanyak 1
instansiberarti terdapat kenaikan sebesar 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp19.188.000,00
atau sebesar 177,55% dari anggaran sebesar Rp10.807.000,00, dengan
menggunakan SDM sebanyak 224 OH atau 254,17% dari rencana sebanyak 36 OH.
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim, dan Penyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan
audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan
kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara.
Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian
sasaran strategis.Persentase terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan
klaim ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.
Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung persentase permintaan penugasan
yang dilayani, dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan yang masuk
dan memenuhi syarat.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
62 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Dalam tahun 2014, realisasi IKU ini adalah sebanyak dua penugasan, yang berarti
dari dua permintaan penugasan, seluruhnya terlayani atau 100%. Kegiatan ini
berupa audit penyesuaian harga untuk Paket Pekerjaan Pembangunan Jalan dan
Jembatan Lakuan-Buol ESH-01 EINRIP, dan audit penyesuaian harga untuk Paket
Pekerjaan Pembangunan Jembatan Tawaeli cs. Jika dibandingkan dengan target
kinerja akhir periode Renstra sebesar 80%, maka capaian kinerja tahun 2014
adalah 125%.
Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh:
Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah dengan para pimpinan satuan kerja yang memiliki potensi
pengajuan penyesuaian harga, atas paket-paket pekerjaan yang ditanganinya.
Adanya payung penugasan yang tegas dari Kementerian Keuangan terhadap
keharusan meminta audit kepada BPKP untuk setiap pengajuan pembayaran
klaim dan penyesuaian harga.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%, capaian tahun 2014
adalah tetap. Demikian juga apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di
awal periode Renstra sebesar 100%, capaian tahun 2014 adalah tetap.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp34.960.000,00
atau sebesar 80,87% dari anggaran sebesar Rp43.228.000,00, dengan
menggunakan SDM sebanyak 133 OH atau 44,93% dari rencana sebanyak 296
OH.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain
dengan tertanganinya kasus KKN. Dengan demikian, “Persentase pelaksanaan
audit investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU BPKP dalam upaya
pencapaian sasaran strategis. Dalam rangka mendukung pencapaian IKU tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan penugasan audit
investigatif, audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara, dan
pemberian keterangan ahli di wilayah hukum Provinsi Sulawesi Tengah, bila
terdapat permintaan dari Aparat Penegak Hukum (APH),
K/L/Pemda/BUMN/BUMD.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
63
Walaupun BPKP lebih mengedepankan peran preventif dalam upaya
penanggulangan tindak pidana korupsi, namun bila sudah terjadi penyimpangan
yang berdampak timbulnya kerugian keuangan negara, biasanya APH akan
meminta kepada BPKP untuk melakukan audit PKKN. Namun upaya penindakan
yang dilakukan di sini harus dimaknai sebagai upaya represif untuk preventif.
Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung persentase permintaan penugasan
yang dilayani, dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan yang masuk
dan memenuhi syarat.
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah 96,77%, yaitu dari 62 (enam
puluh dua) permintaan penugasan, sebanyak 60 (enam puluh) permintaan
terlayani. Dibanding dengan target Renstra sebesar 85%, maka capaian tahun
2014 adalah sebesar 113,85%.
Adapun rincian ketiga jenis penugasan tersebut adalah sebagai berikut:
No URAIANJumlah PP
Permintaan Realisasi %
1 Audit Investigatif 4 4 100,00
2 Audit Penghitungan Kerugian
Keuangan Negara
20 18 90,00
3 Pemberian Keterangan Ahli 38 38 100,00
Jumlah 62 60 96,77
Keberhasilan pencapaian target tersebut terutama disebabkan oleh:
Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah dengan aparat penegak hukum di wilayah hukum Provinsi
Sulawesi Tengah.
Diterbitkannya Peraturan Kepala BPKP Nomor 1314/K/D6/2012 tanggal 16
Oktober 2012 tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 93,62%, maka capaian tahun
2014 sebesar 103,36%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di awal periode
Renstra sebesar 89,29%, capaian tahun 2014 adalah sebesar 108,37%.
Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp309.511.000,00 atau 73,43% dari anggaran sebesar Rp421.474.000,00, dengan
menggunakan SDM sebanyak 1.718 OH atau 159,81% dari rencana sebanyak
1.075 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
64 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
6. Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian
keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk
ditindaklanjuti oleh instansi berwenang.Hal ini merupakan bagian dari upaya
pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh
instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi
non tindak pidana korupsi pada suatu instansi pemerintah/BUMN/BUMD, yang
disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi
yang disarankan.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan tindak lanjut atas temuan investigasi non TPK
dibandingkan dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan.
Realisasi IKU tahun 2014 adalah sebesar 50% atau mencapai 100% dari target
sebesar 50,00%.Keberhasilan mencapai target tersebut karena dalam tahun 2014
tidak terdapat kegiatan investigasi non TPK.
7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan
pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam melaksanakan fungsi
pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat pengaduan yang diterima
secara langsung melalui Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis
adalah “Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat”.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan telaahan
dibandingkan dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke
perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
65
Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00% atau mencapai 125% dari
target IKU tahun 2014 sebesar 80,00%.
Capaian tahun 2014 sama dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100%. Sedangkan
jika dibandingkan dengan realisasi tahun awal periode Renstra 2010 sebesar 0%
terdapat kenaikan 100%.
Kegiatan ini tidak diukur dalam penetapan kinerja dan tidak dilaporkan sebagai
realisasi PKP2T dan PKAU.
Tujuan 4:
Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Tujuan ini terdiri dari satu Sasaran Strategis yaitu “Meningkatnya kualitas penerapan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah”. Capaian Tujuan dalam tahun 2014 adalah sebesar 66,04% sesuai dengan
besaran capaian Sasaran Strategisnya. Ketidakberhasilan pencapaian tujuan ini karena
pada akhir periode Renstra tahun 2014, untuk tahun buku 2013 hanya empat
Pemerintah Daerah dari 12 Pemerintah Daerah yang ada di Sulawesi Tengah yang
laporan keuangannya memperoleh opini WTP dari BPK RI.
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahpada70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP
Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab
melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi
pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
66 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Tabel 3.6
Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
No INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SAT.KINERJ
A TH 2014
TARGET KINERJA TH 2014
% CAPAIAN TH 2014 THD
TARGET Bobot
%Tertim bang
1 2 3 4 5=3/4 6 7=5x61 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008% 100,00 70,00 142,86 60 85,71
2 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD
14 12 116,67 40 46,67
Total Capaian Sasaran Strategis 5 100 132,38
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung
dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda
yang menyelenggarakan SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan
akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin
berkualitas birokrasi.Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun
2013dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6.
Dari tabel tersebut di atas, capaian Sasaran Strategis 5 pada akhir periode Renstra 2014
mencapai 132,28%. Keberhasilan capaian tersebut karena semua IKU Outcomenya di
atas 100%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai dengan
PP 60/2008
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai dengan PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat
maturitas.Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat
dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai
dengan PP 60/2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan
keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI,
dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda.Opini WTP atas laporan keuangan
diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana
dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang
dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem
pengendalian Pemda.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
67
Target kinerja IKU ini untuk akhir perode Renstra adalah sebesar 70%. Dalam
rangka mendukung pencapaian IKU ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah melakukan berbagai macam kegiatan sosialisasi, pendampingan/asistensi,
dan bimtek penyelenggaraan SPIP kepada pemerintah daerah dan instansi vertikal
K/L di daerah.
Keberhasilan IKU ini diukur dengan menghitung jumlah pemda yang LKPD nya
meraih opini WTP dibandingkan dengan jumlah seluruh pemerintah daerah.
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%. Jika
dibandingkan dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 70%, maka
capaian kinerja adalah 142,86% atau belum mencapai target. Tercapainya target
tersebut disebabkan pemerintah daerah tidak sepenuhnya menindaklanjuti
rekomendasi hasil pemeriksaan LKPD BPK RI, masih munculnya selisih/ketekoran
kas pada bendahara pengeluaran, proses pengadaan barang dan jasa yang tidak
sesuai ketentuan, dan belum diselenggarakannya SPIP secara memadai, sehingga
dari 12 Pemda yang ada di Sulawesi Tengah, hanya 4 Pemda yang laopran
keuangannya memperoleh opini WTP dari BPK RI.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 75%, maka capaian tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar 25%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 di
awal periode Renstra sebesar 0%, maka capaian tahun 2014 lebih baik, bahkan
seluruh pemerintah daerah di wilayah Sulawesi Tengah telah memperoleh opini
minimal WDP.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp228.720.000,00 atau 596,45% dari anggaran sebesar Rp38.347.000,00, dengan
menggunakan SDM sebanyak 2.630 OH atau 18.785,71% dari rencana sebanyak
14 OH.
2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP No
60 tahun 2008
Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain
penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil
SPIP yang akan dilakukan.Manfaatrencana/desain adalah sebagai acuan dan alat
untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP.IKU ini dibentuk pada
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
68 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain
Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–
687/K/D4/2012 tanggal25 Mei 2012.Di samping itu, juga sebagai wujud upaya
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam rangka perbaikan sistem AKIP
untuk mendukung pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah”dan tujuan“Tercapainya
efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”.
Dalam tahun 2014, realisasi IKU sasaran ini adalah sebanyak 14 pemda atau
seluruh pemda yang ada di wilayah Sulawesi Tengah (100%). Jika dibandingkan
dengan target kinerja akhir periode Renstra sebesar 12 IPP/APD, maka capaian
kinerja telah memenuhi target. Pencapaian target tersebut dipicu oleh metode
penyelenggaraan workshop penyusunan RTP yang dilakukan secara serentak,
sehingga perwakilan dari seluruh pemda dapat hadir dan bersama-sama menyusun
dokumen RTP. Dalam workshop tersebut, diawali dengan mengidentifikasi
kelemahan lingkungan pengendalian, kemudian membuat daftar risiko,
menganalisisnya, dan merancang kegiatan pengendalian, pemantauan, dan
infokomnya.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 7 IPP/APD, maka capaian tahun
2014 mengalami kenaikan sebesar 7 IPP/APD atau 50%. Dibandingkan dengan
realisasi tahun 2010 di awal periode Renstra sebanyak 11 pemda dari 12 pemda
yang ada atau sebesar 91,67%, maka capaian tahun 2014 masih lebih baik, karena
seluruh pemerintah daerah di wilayah Sulawesi Tengah telah memperoleh asistensi
penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008.
Tujuan 5:
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten
Tujuan ini terdiri dari dua Sasaran Strategis yaitu “Meningkatnya kapasitas Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah yang professional dan kompeten pada 80%
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
69
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah” dan “Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%”.
Capaian tujuan ini pada tahun 2014 adalah sebesar 106,82%, yang diperoleh dari
kontribusi masing-masing Sasaran Strategis sebesar 100% dan 113,63%.
Capaian masing-masing Sasaran Strategis dari Tujuan ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompetenpada 80% Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP)
mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan
tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan
profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan
menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki
penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian
spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut.
SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik,
sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui
dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan
nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP),
yang merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang
terkait dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya
yang dimiliki pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda
yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU
dominan yang terkait langsung denganpenerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur
manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
70 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013
dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama pada Tabel
3.1 terlihat bahwa IKU Outcome sekaligus Sasaran Strategis 6tahun 2014 tercapai
100%.
Tabel 3.7
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME
SAT.UANKINERJA TH
2014
TARGET KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH 2014 THD
TARGET 1 2 3 4 5=3/4
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 80,00 80.00 100
Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat
yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat
kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan pasal 51 PP 60 Tahun
2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui
keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi.
Berdasarkan pasal 1 butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak
lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan
kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai
konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh
auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan
untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi
Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
71
lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan
tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda
(APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan tahun
berjalan.
Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional
auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan, yaitu kegiatan
fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor.
IKU ini diukur dari jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
dibandingkan dengan jumlah seluruh pemda.
Langkah strategis yang direncanakan untuk memperbaiki pencapaian sasaran
strategis ini pada tahun 2014 adalah intensifikasifasilitasi penerapan JFA APIP dan
peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor pada tiga Kabupaten.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp15.150.000,00
atau 46,72% dari anggaran sebesar Rp32.430.000,00, dengan menggunakan SDM
sebanyak 367 OH atau 873,81% dari rencana sebanyak 42 OH.
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai
dengan peran dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, sekaligus media
untuk mengukurtingkat keberhasilan kinerja teknis Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah.Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan
SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.Seiring dengan gencarnya
penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya
arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar
menghasilkan kinerja yang terbaik pula.
Dalam kerangka keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
sebagai lembaga pemerintah mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan
keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
72 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
membina satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan
tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKPyang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang
terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan
keuangan.
Tabel 3.8
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
NoINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUA
N
KINERJA TH 2014
TARGET KINERJA TH 2014
% CAPAIAN TH 2014
THD TARGET
Bobot %
Tertim bang
1 2 3 4 5=3/4 6 7=5x61 Persentase jumlah rencana penugasan
pengawasan yang terealisasi% 99,71 100.00 99,71 10 9,97
2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 100.00 100.00 100.00 10 10,00
3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1-10
7,64 7.60 100,53 10 10,05
4 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 100.00 100.00 100.00 10 10,00
5 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala Likert 1-10
8,30 8.00 103,75 5 5,19
Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
%
6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah Berita
79 79,00 100,00 10 10,00
7 Persentase Pemanfaatan asset % 98,36 100,00 98,36 10 9,848 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan
terhadap layanan sarpras Skala Likert 1-10
7,23 7,90 91,52 5 4,58
9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 100,00 100,00 100,00 10 10
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
10 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
12.00 5.00 240.00 10 24
11 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala Likert 1-10
7,60 7.60 100,00 10 10,00
Total capaian Sasaran Strategis 7100 113,63
Dari tabel tersebut di atas, diketahui bahwa capaian Sasaran Strategis 7 dalam akhir
periode Renstra mencapai 113,63%. Walaupun tidak semua IKU Outcome mencapai
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
73
100%, keberhasilan tersebut karena capaian IKU Outcome jumlah instansi APIP yang
telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP mencapai 240%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur
dengan membandingkan antara Realisasi Penugasan Pengawasan terhadap Rencana
Penugasan Pengawasan Yang Ditetapkan.
Pada tahun 2014, realisasi penugasan pengawasan PKP2T sebanyak353 atau
99,71% dari 354 rencana penugasan pengawasan PKP2T,atau mencapai 99,71%
dari target IKU pada tahun 2013 sebesar 100%.
Namun,pada tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah
melaksanakan penugasanpengawasan di luar yang direncanakan, khususnya untuk
memenuhi permintaan stakeholders sebanyak 273 penugasanpengawasan atau
93,17% dari 293 rencana penugasan pengawasan tahun 2013.Dengan demikian,
realisasi penugasan pengawasan baik PKP2T maupun non-PKP2T sebanyak 653
penugasan sehingga jika dibandingkan dengan target PKP2T menjadi 184.46%.
Upaya strategis yang mendukung pencapaian IKU ini adalah penyusunan rencana
dan evaluasi, berupa:
a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
dalam rangka pengendalian realisasi rencana dan evaluasi.
b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Hasil penerapan SAKIP BPKP dalam tahun 2014 pada Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah didokumentasikan dalam bentuk:
1) SOP Rencana Kinerja,
2) Rencana Kinerja Tahun 2014,
3) Rencana Kerja Tahun 2014,
4) Tapkin Tahun 2014,
5) Rencana Kegiatan Tahunan Tahun 2014,
6) LAKIP tahun 2014.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
74 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat
kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian
laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.IKU “Tingkat opini
BPK RI terhadap Laporan Keuangan BPKP”dibuat untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan
sesuai dengan SAP.
Kinerja sasaran dinilai berdasarkan tingkat perolehan opini BPK terhadap laporan
keuangan dengan standar opini Wajar Tanpa Pengecualian dinilai 100%, Wajar
Dengan Pengecualian dinilai 80%, Tidak Memberikan Pendapat dinilai 60%, dan
Tidak Wajar dinilai 40%.BPK RI telah memberikan opini WTP atas Laporan
Keuangan BPKP tahun 2012.
Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan
anggaran sesuaidengan sistem akuntansi pemerintah.
Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100%, atau mencapai 100% dari target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.
3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian
Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan
berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut
dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik (good governance) akan terwujud dengan dukungan
SDM yang andal dan terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan
diberikan perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian
dan organisasi sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM, serta penataan
kelembagaan dan proses kerja internal yang dapat menunjang tercapainya hal-hal
tersebut.
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan
ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat
terpenuhi.Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada
para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10.Perhitungan persepsi
kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dan organisasi
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
75
dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para
pegawai dari seluruh unit kerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah.
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan
organisasi” pada tahun 2014 adalah sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10. Capaian
kinerja IKU ini tahun 2014menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan
pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain:
a. Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan
penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu;
b. Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan
perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 7.64 dari skala Likert1-10 atau
mencapai 100,53% dibandingkan target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar
7,60 dari skala Likert 1-10.
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas
dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah melalui proses penyusunan
anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan
pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang
perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal
Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan
data dukung yang memadai/lengkap.
Realisasidiukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak
diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 sebesar
Rp14.659.201.000,00 dan tidak terdapat dana yang diblokir oleh DJA.
Realisasi tahun 2014sebesar 100.00% atau mencapai 100.00% dibandingkan target
akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100.00%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
76 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang
Diajukan Sesuai dengan Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat,
dan ramah, menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola
keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas
dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana
yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan
akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama
dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan
pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan
prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas
pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan
yang telah dianggarkan.
Realisasi sasaran tahun 2014 sebesar 8,30 dari skala Likert 1-10,atau mencapai
103,75% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,00 dari skala Likert
1-10.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses
kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang
diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi perbendaharaan,
monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran, pembinaan
penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta rekonsiliasi penyusunan dan
perbendaharaan anggaran.
6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang
terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik.Oleh
karena itu, persepsi publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
77
KinerjaIKU ini diukur dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap
pandangan, opini, dan persepsi publik yang bernuansa positif terhadap Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 79 berita atau mencapai 100% dari target
tahun 2014 sebesar 79 berita.
7. Persentase Pemanfaatan Aset
Indeks Efektivitas Pengelolaan Asetdigunakan untuk mengukur pengelolaan dan
pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah, yangdilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha,
perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan kerja.
IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan untuk
mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.
Realisasi IKU ini pada tahun 2014 sebesar 98,36% atau mencapai 98,36%
dibandingkan target akhir periode Renstra 2014 sebesar sebesar 100,00%.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan, meliputi sub-subkegiatan pencatatan dan updating akuntansi aset,
inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah.
8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Sarpras
Fungsi dukungan manajemenPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai
dengan kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan
sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas
pengelolaan sarpras dengan menggunakan skala Likert 1-10.
Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2013, realisasi
capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 7,23
dari skala Likert 1-10 atau 91,52% dari target tahun 2013 sebesar 7,90.
Realisasi IKU tahun 2014adalah sebesar 7,23 dari skala Likert 1-10, atau telah mencapai
91,52% dibandingkan target akhir periode renstra tahun 2014sebesar 7,90 dari skala Likert
1-10.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
78 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Tidak tercapainya target kinerja sasaran ini, antara lain karena pengadaan
keperluan sehari-hari perkantoran yang didasarkan pada skala prioritas kebutuhan
pengguna.
Kendala yang mempengaruhi pencapaian IKU, yakni belum terintegrasinya Sistem
Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) dengan Document Management System (DMS) dan
Disposisi Elektronik yang dikembangkan di BPKP;
9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP, antara lain
bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan
kegiatan di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil kegiatan
pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-
warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan
meningkatkan kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP”
merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan targetsebesar
100,00%.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlahrekomendasi yang telah ditindaklanjuti
oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah
rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil
Evaluasi/Reviu/Audit.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau mencapai 100% dari targetakhir
periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.
10. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment tata
kelola APIP
Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya,
serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-
1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi
arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen
SDM berbasis kompetensi dan kinerja.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
79
Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan
intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh
APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung
dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan
pemantauan,perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung
terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan
bebas dari praktik KKNserta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan
bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,
pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan
hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin
banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang
semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan
kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah
melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah berdasarkan
hasilevaluasi(assessment) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model
Internal Audit Capability Model (IACM).
Realisasi IKU tahun 2014 sebanyak dua belas Instansi/APIP atau mencapai 240%
dari targetakhir periode Renstra 2014 sebanyak lima Instansi/APIP.Realisasi
sebesar 300% adalah jumlah unit APIP yang telah melakukan tata kelola APIP.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar
Rp48.451.000,00 atau 127,54% dari anggaran sebesar Rp37.990.000,00, dengan
menggunakan SDMsebanyak 154 OH atau 194,94% dari rencana sebanyak 79 OH.
11. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor Bersertifikat”
merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis tujuh, dengan
targetsebesar7,60 dari skala Likert 1-10.IKU ini diukur dengan pendekatan
kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
80 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan
Pemerintah Daerah dan satuan kerja K/L yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah.
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor
yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu
pengawasan.
Realisasi IKU sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10 atau mencapai 100,00% dari
target sebesar 7,60 skala Likert 1-10.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang
didukung sub-sub kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat
JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.
Realisasi IKU tahun 2014sebesar 7,60 dari skala Likert 1-10 atau mencapai
101,33% dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar
7,50 dari skala Likert 1-10.
Tujuan 6:
Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi
Presiden/Pemerintah
Tujuan ini terdiri dari satu Sasaran Strategis yaitu “Terselenggaranya satu sistem
dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan”.
Dalam tahun 2014, capaian tujuan ini adalah sebesar 112,5% sesuai dengan capaian
Sasaran Strategis.
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya SatuSistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP, terutama dengan terbitnya
PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitasBPKP sebagai Auditor Presiden.
Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dituntut untuk
memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi
atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
81
Sulawesi Tengah juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan internal BPKP.
Sasaran strategis ini memilikisatu IKU dominan untuk mengukur keberhasilan sasaran
strategis.
Tabel 3.9Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8
INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME
SATUANKINERJA TH 2014
TARGET KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH 2013 THD TARGET
1 2 3 4 5=3/4Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 100.00 100.00 100.00
IKU dominan yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran adalah “Jumlah Sistem
Informasi yang dimanfaatkan secara efektif”.Dengan tersedianya sistem dukungan
pengambilan keputusan internal, diharapkan pencapaian tujuan BPKP berupa
“Terselenggaranya satusistem dukungan pengambilan keputusan bagi Pimpinan” dapat
terwujud.
CapaianIKU,”Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif”,digunakan
untuk mengukur penggunaan/pengimplementasiansistem informasi yang dikembangkan
oleh BPKP supaya menghasilkan/menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh unit
kerja di lingkungan BPKP.
Pada tingkat Perwakilan BPKP IKU ini diukur berdasarkan “Jumlah Sistem Informasi
Yang Dimanfaatkan dibandingkan dengan Jumlah Sistem Informasi Yang Wajib
Dimanfaatkan Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,
SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG).”
Realisasi IKU tahun 2014sebesar 100% atau mencapai 100,00%,dari target sebesar
100%.Dibandingkan dengan realisasi tahun 2013, capaian tahun 2014 adalah sama.
Sedangkan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 awal periode Renstra sebesar
70%, maka capaian tahun 2014 adalah sebesar 128,57%.
PERWAKILAN BPKP PRO
II. PERJANJIAN KINERJA
eningkatkan kualitas
BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada
2014. Namun demikian Indikator Kinerja Utama (IKU) sasaran strategis BPKP
tahun 2010-2014 tidak sepenuhnya dalam kendali BPKP. Berdasarkan
kecenderungan yang terjadi, pada kurun waktu tahun 2010 sampai dengan
2013,maka dilakukan revisi terhadap
(sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU), cara penilaian pada 2 (dua)
menghapus 1 (satu) IKU, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala
BPKP Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 11 Juli 2014, tentang Perubahan Kedua atas
Keputusan Kepala BPKP NomorKEP
Strategis BPKP Tahun 2010
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
menerbitkan Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulaw
Nomor 2130 Tahun 2014 tanggal 22 Agustus 2014, tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor
KEP-336/PW19/1/2011 Tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah 2010-2014, terhad
belas) IKU dan menghapus 3 (tiga) IKU.
Penyajian pelaporan kinerja tahun 2014
Peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai pengganti Permenpan
.
M
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
PERJANJIAN KINERJA
eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama
BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra
Namun demikian Indikator Kinerja Utama (IKU) sasaran strategis BPKP
2014 tidak sepenuhnya dalam kendali BPKP. Berdasarkan
kecenderungan yang terjadi, pada kurun waktu tahun 2010 sampai dengan
dilakukan revisi terhadap target kinerja tahun 2014 pada 11
(sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU), cara penilaian pada 2 (dua)
menghapus 1 (satu) IKU, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala
BPKP Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 11 Juli 2014, tentang Perubahan Kedua atas
utusan Kepala BPKP NomorKEP-34/K/SU/2010 Tentang Rencana
Strategis BPKP Tahun 2010-2014.Menindaklanjuti perubahan tersebut,
Provinsi Sulawesi Tengahmenyesuaikan renstranya, dengan
menerbitkan Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulaw
Nomor 2130 Tahun 2014 tanggal 22 Agustus 2014, tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor
336/PW19/1/2011 Tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi
2014, terhadap target kinerja tahun 2014 pada 17 (tujuh
belas) IKU dan menghapus 3 (tiga) IKU.
enyajian pelaporan kinerja tahun 2014 dimutakhirkan sesuai dengan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
tanggal 20 November 2014, tentang Petunjuk
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai pengganti Permenpan Nomor 29 Tahun 2010
LAPORAN KINERJA VINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
11
sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama
Renstra 2010–
Namun demikian Indikator Kinerja Utama (IKU) sasaran strategis BPKP
2014 tidak sepenuhnya dalam kendali BPKP. Berdasarkan
kecenderungan yang terjadi, pada kurun waktu tahun 2010 sampai dengan
target kinerja tahun 2014 pada 11
(sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU), cara penilaian pada 2 (dua), dan
menghapus 1 (satu) IKU, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala
BPKP Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 11 Juli 2014, tentang Perubahan Kedua atas
34/K/SU/2010 Tentang Rencana
Menindaklanjuti perubahan tersebut,
menyesuaikan renstranya, dengan
menerbitkan Peraturan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
Nomor 2130 Tahun 2014 tanggal 22 Agustus 2014, tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor
336/PW19/1/2011 Tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi
ap target kinerja tahun 2014 pada 17 (tujuh
dimutakhirkan sesuai dengan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
etunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Nomor 29 Tahun 2010.
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
12 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014Penyusunan Renstra BPKP merupakan salah satu amanat Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN).Renstra BPKP merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP, dalam
rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.Renstra BPKP merupakan
bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), serta
mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.
1. Pernyataan Visi
Struktur Renstra BPKP Tahun 2010-2014 mengacu pada restrukturisasi
program dan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra
K/L) Tahun 2010-2014,sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11
Agustus 2010.
Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP
berisi Visi sebagai berikut:
Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus
dihadapi oleh segenap jajaran BPKP, baik di tingkat pusat maupun tingkat
perwakilan.Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
13
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh seluruh
unit untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan
kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP
semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non-Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014.
Selanjutnya, dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam
mendukung akuntabilitas Presiden, terutama dalam lingkup penyelenggaraan
keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP). Empat misi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan
Negara, yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas
KKN di Sulawesi Tengah;
b. Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Instansi
Pemerintah di Sulawesi Tengah;
c. Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Sulawesi Tengah; serta
d. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang
Andal Bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
MISI 1
Meningkatkan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara, yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang
Baik dan Bebas KKN di Sulawesi Tengah
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
14 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Peran Perwakilan BPKP Provinsi SulawesiTengahsebagai Auditor Presiden
dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan Negara,
sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk membantu Presiden
selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan
yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN.Fungsi utama BPKP
memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy, yaitu pemberian umpan
balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan
tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara
berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam misi
ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business) Perwakilan BPKP
ProvinsiSulawesi Tengah, baik dalam aktivitas assurance yang dilakukan dalam
bentukaudit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consultin, yang dilakukan dalam
bentuksosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultasi, dan pengembangan
sistem.
Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin
jelas dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu, yang meliputi:
1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, pada dasarnya merupakan kegiatan yang
dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian
negara/lembaga atau pemerintah daerah, yang tidak dapat dilakukan
pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral
diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan
komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
15
daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan
kebijakan.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum Negara,
diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang
dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum
tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP.Peran BPKP dalam mengawasi
kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri
Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran
pengawasannya.
Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden,
merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-
permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai
dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut
merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor
Presiden/Pemerintah.
Dalam misi 1, termasuk juga kegiatan dalam rangka membantu Aparat
PenegakHukum dan Pemerintah untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang
dilakukandalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli,
danperhitungan kerugian keuangan negara.
Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk
mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib
melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan,
dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, seperti
MISI 2
Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah di Sulawesi Tengah
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
16 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) beradadi tangan
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikotadi lingkungan
masing-masing.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPIP juga dilakukan pembinaan
penyelenggaraan SPI.Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh
instansi pemerintah inidiamanatkan kepada BPKP, sesuai dengan pasal 59 PP
Nomor 60 Tahun 2008.Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari
posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu
Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:
1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2) Sosialisasi SPIP;
3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;
4) Pembimbingan dan konsultasi SPIP; serta
5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.
Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat
menerapkan SPIP.Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi
kedua ini.Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP, diawali dengan
penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan
pedoman teknis), yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di
seluruh instansi pemerintah.Pedoman tersebut, selanjutnya disosialisasikan
agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP.Pada tahap
penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi
kepada seluruh instansi pemerintah.
Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan
kemampuan/kompetensi auditor APIP, yang menjadi bagian dari misi ketiga,
yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten.
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
17
Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan
memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan
kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi
kerjasama yang sinergis antar-APIP.Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas
APIP dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP
K/L/Pemda, bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan
Kepolisian, termasuk menugaskan secara langsung personel BPKP di
Inspektorat K/L/Pemda.
Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi
memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi
masing-masing.
Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota
komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem
pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan
nasional,tentunya dilakukan bersama-sama Inspektorat Jenderal Kementerian,
Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan
Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BLU/BLUD, maupun dengan
Instansi Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatanpengawasan, seperti
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta
Kementerian Dalam Negeri, dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengahdalam mengembangkan
kapasitas APIP (termasuk BPKP), baik dari sisi SDM, organisasi, maupun
sistem dan prosedur mencakup:
1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor
(pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);
MISI 3
Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Sulawesi Tengah
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
18 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat
2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);
3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;
4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;
5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;
6) Pendukung/fasilitasi pengawasan; serta
7) Sinergi dengan APIP lain.
Misi ini merupakan aktualisasi peran Perwaklan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah di daerah, sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem
dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif, melalui
suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems), atau
yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi
Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan
keuangan negara, yang berbasis web, online, dengan data yang sedapat
mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) terkait
dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini,
Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya, yang
mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat
jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-
masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk
menyusun indikator capaian kinerja yang terukur, sehingga dapat membantu
Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan
amanah UUD.Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs.
Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link)
proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan
MISI 4
Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
19
sumber daya informasi antarkementerian/lembaga (pusat dan daerah),
sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan
Presiden untuk memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-
masing program/agenda Pemerintah.
Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008, khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk
menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada
Presiden, dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta
berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan,
BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC), dengan beberapa
modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi
publik.Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi
kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif
Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat
Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi
berimbang (balanced scorecard) tersebut, maka tujuan utama dari perspektif
manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna
jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang, berada pada perspektif
proses internal,serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang
berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan
strategis sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas program pemerintah dan
kebendaharaan umum negara;
2) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan daerah yang baik;
3) Terciptanya iklim yang memudahkan pengungkapan kasus kerugian
keuangan negara;
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
20 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
4) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah;
5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten;
6) Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan keputusan
presiden/pemerintah.
Tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan yang masih
dihadapi dalam lima tahun ke depan, serta untuk menjawab pernyataan misi
BPKP. Penetapan tujuan pertama, yaitu “Meningkatnya kualitas akuntabilitas
Program Pemerintah dan Kebendaharaan Umum Negara”, dilandasi
permasalahan masih banyaknya laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
hasil audit keuangan BPK RI yang belum memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Akuntabilitas Program Pemerintah merupakan suatu perwujudan kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran progam yang telah
ditetapkan. Berkaitan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
mempunyai tujuan membantu agar kualitas pelaksanaan akuntabilitas
Program Pemerintah tersebut meningkat dari tahun ke tahun, demikian juga
kebendaharaan umum negara yang ditandai melalui peningkatan opini atas
LKPD yang dikeluarkan oleh BPK RI.
Penetapan tujuan kedua,yaitu ”Meningkatnya tata kelola kepemerintahan
daerah yang baik”, berkaitan dengan masih rendahnya pelayanan publik
karena belum semua pemerintah daerah membuat dan menerapkan standar
pelayanan minimal (SPM). Padahal, di satu sisi pemerintah telah
mencanangkan terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and
clean governance).Tata pemerintahan yang baik tersebut berkaitan dengan etika
pengelolaan organisasi pemerintahan, yang memenuhi kriteria atau
karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut mencakup:
1. Partisipasi publik;
2. Kerangka hukum yang adil;
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
21
3. Transparansi informasi;
4. Pelayanan yang responsif;
5. Orientasi pada kepentingan yang luas;
6. Kesempatan yang sama;
7. Kegiatan yangefektif dan efisien;
8. Akuntabilitas organisasi; dan
9. Visi ke depan pengembangan manusia.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai tujuan agar
akuntabilitas keuangan negara dan tata pemerintahan daerah tersebut
mengalami perbaikan, melalui kegiatan quality assurancemaupun consulting and
assistance.
Penetapan tujuan ketiga, yaitu “Terciptanya iklim yang memudahkan
pengungkapan kasus kerugian keuangan negara”, menjadi tujuan BPKP karena
BPKP menyadari bahwa perbaikan akuntabilitas dan etika pengelolaan
keuangan negara masih memerlukan perbaikan dalam sistem dan lingkungan
yang memengaruhinya.
Penetapan tujuan ketiga ini juga didasari dengan masih banyaknya praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), baik dari jumlah kasus yang terjadi
maupun jumlah kerugian keuangan negara yang ditimbulkan. Kondisi ini
menjadi tantangan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk
menciptakan iklim memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan
keuangan negara, diantaranya dengan melakukan sosialisasi anti korupsi
tentang pemahaman dan kepedulian permasalahan korupsi,
mengimplementasikan Fraud Control Planning (FCP) di pemerintah daerah yang
berisiko fraud, serta melakukan penelaahan laporan dan pengaduan
masyarakat.
Ketiga tujuan di atas mendukung tercapainya keberhasilan misi BPKP yang
pertama,yaitu ”Meningkatkan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan Negara, yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan
bebas KKN di Sulawesi Tengah”.
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
22 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Tujuan keempat, BPKP yaitu ”Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah”, ditetapkan untuk tercapainya misi kedua
BPKP, yaitu ”Meningkatkan Efektivitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Sulawesi Tengah”. Untuk mewujudkan hal tersebut, BPKP telah
dibekali mandat sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP.Dengan
adanya PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP ditetapkan sebagai lembaga yang
bertanggung jawab atas Pembinaan Penyelenggaraan SPIP.Kegiatan ini
menjadi salah satu kegiatan prioritas bidang hukum dan aparatur negara
dalam RPJMN Tahun 2010-2014 dan harus diselenggarakan secara menyeluruh
di lingkungan pemerintah pusat dan daerah. Penyelenggaraan SPIP yang
efektif, pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan, keandalan laporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Dengan adanya SPIP yang semakin efektif, diharapkan akan berkontribusi
langsung terhadap penurunan praktik korupsi di lingkungan aparatur negara,
khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Penetapan tujuan kelima,yaitu ”Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan
intern pemerintah yang profesional dan kompeten”, adalah untuk mendukung
misi ketiga, yaitu ”Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten di Sulawesi Tengah”. Hal ini dilandasi dengan
pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang
baik (good governance)akan terjadi dengan dukungan SDM yang andal dan
terkelola dengan baik, yang salah satunya adalah APIP. Peningkatan kapasitas
APIP dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta sertifikasi
bagi auditor di lingkungan instansi pemerintah.
APIP yang profesional dan kompeten ini akan mendukung peran APIP yang
efektif, yang sekurang-kurangnya harus:
1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,
dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah;
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
23
2) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; serta
3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah.
Tujuan keenam,yaitu”Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan
keputusan Presiden/Pemerintah”, ditetapkan untuk mendukung pencapaian
misi keempat, yaitu ”Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan
Keputusan yang Andal bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah”.
Sebagai internal auditor, BPKP menyadari bahwa tugas-tugas quality assurance
dan pendampingan yang berorientasi kepada pimpinan organisasi dan
pemerintah, harus menjadi perhatian utama.Informasi yang relevan dan dapat
diandalkan, baik informasi keuangan dan non-keuangan, yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa eksternal dan internal harus direkam dan
dikomunikasikan kepada pimpinan organisasi dan pemerintahan dalam
bentuk dan waktu yang tepat, untuk melaksanakan pengendalian intern dan
tanggung jawab operasional.Kesadaran itulah yang mendorong Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk menyelenggarakan sistem dukungan
pengambilan keputusan pemerintah yang efektif.Hal tersebut dibuktikan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, melalui pemberian dukungan
konten data berupa updating profil pemda/BUMD secara periodik dalam
sebuah sistem yang dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh
Presiden/Pemerintah.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu lebih pendek dari tujuan.Sebagaimana tujuan, sasaran strategis
merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu, sasaran
strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini,
dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-
2014 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kualitas95% LKKL dan 95% LKPD;
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
24 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 65% Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%; serta
8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi
pimpinan.
Dikaitkan dengan tujuan, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada
perspektif manfaat bagi stakeholders, yang menunjukkan peran utama BPKP
dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
Indikator kinerja utama (IKU) BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari
tujuan dan sasaran strategis BPKP.IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang
pertama bersifat outward looking, yaitu perspektif manfaat langsung bagi
stakeholderseksternal,yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP.Perspektif kedua bersifat inward looking, yang menunjukkan manfaat bagi
stakeholders internal BPKP.kPenetapan indikator dilakukan dengan
mempertimbangkan tujuan, sasaran strategis, dan kegiatan-kegiatan yang
mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
25
keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan
menggunakan indikator keluaran (output).
Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan laporan keuangan% 90,00
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 100,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 93,33
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 80,00
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 0,00
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 86,25
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 100,00
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 0,00
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 90,00
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
26 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan
Sosialisasi Program Anti Korupsi.Kelompok
Masyarakat2,00
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 2,00
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00
16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84,00
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 85,00
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 50,00
19 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 75,00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern PemerintahSasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda20 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008% 50,00
21 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 12,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
22 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 80,00
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
27
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
23 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 100,00
24 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 100,00
25 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1-10
7,60
26 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 100,00
27 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala Likert 1-10
8,00
28 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
79,00
29 Persentase Pemanfaatan aset % 100,0030 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan sarpras Skala
Likert 1-107,90
31 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 100,00
32 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00
33 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
5,00
34 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala Likert 1-10
7,60
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
35 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
% 100,00
6. Program dan Kegiatan
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
28 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi
BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang
diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I
pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program
generik.Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan
kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan
program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk
mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan
(pelayanan internal).
Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:
Program Teknis
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP).
Program Generik
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya-BPKP;
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.
Berbeda dengan ketentuan di atas, sebanyak empat unit eselon I BPKP
menggunakan satu program teknis yang sama, yaitu Program Pengawasan
Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Program ini seluruhnya terdiri
atas mata anggaran perjalanan dinas. Dengan kondisi ini, kegiatan unit eselon
I dan unit eselon II yang bersifat memberikan pelayanan eksternal
menggunakan satuprogram teknis yang sama. Anggaran untuk kumpulan
kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian dialokasikan
menurut indikator kinerja utama.Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan
program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
29
tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka
mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2014 secara ringkas
dapat dilihat padaTabel 2.2.
Tabel 2.2.Program,Sasaran Strategis, dan Kegiatan
No. Kegiatan
Program 1 : Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1 Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD1 Pendampingan Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan K/L/Pemda2 Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis Penyusunan APBD, Asistensi SAKD
asistensi SIMDA kepada Pemerintah Daerah3 Audit Keuangan PHLN4 Audit Kinerja PPIP dan BOK5 Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional6 Audit Operasional Program Raskin7 Audit atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1433 H/2012 M pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Tengah8 Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis BLUD
2 Sasaran strategis : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%1 Audit Operasional Pengelolaan PNBP 2 Audit Tujuan Tertentu (cost saving)
3 Sasaran Strategis : Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
1 Evaluasi penyerapan Anggaran K/L Semester I2 Audit Dana Dekon Bid Lingkungan Hidup Daerah3 Monitoring DAK4 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik 5 Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi6 Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah7 Sosialisasi/bimbingan teknis penyusunan pedoman GCG di BUMD/BLUD
8 Sosialisasi manajemen aset PDAM9 Asistensi Penyempurnaan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM
10 Bimbingan Teknis SAK-ETAP11 Bimbingan Teknis penyusunan Bisnis Plan PDAM
4 Sasaran Strategis : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
1 Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)
2 Sosialisasi/Asistensi Fraud Control Plan
3 Audit Investigatif4 Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara5 Pemberian Keterangan Ahli
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
30 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
6 Kajian Peraturan yang berindikasi KKN7 Audit Penyesuaian Harga dan Klaim8 Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan
No. Kegiatan
5 Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda1 Penyusunan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP2 Sosialisasi SPIP3 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SPIP4 Pembimbingan Teknis dan Konsultasi SPIP
6 Sasaran Strategis : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
1 Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah
7 Sasaran Strategis : Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.
1 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah2 Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah
8 Sasaran Strategis : Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
1 Perancangan dan Pengembangan Aplikasi Komputer
B. PERJANJIAN KINERJA 2014Pengukuran pencapaiantujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis, dalam hal ini
pengukuran indikator kinerja utama.Untuk menguatkan pencapaian sasaran
strategis ini,di tahun 2014 disusun perjanjian kinerja atau penetapan
kinerja.Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian
kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu,
dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta
target kinerja dan anggaran.Target kinerja menunjukkan komitmen dari
pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang
diinginkan dari setiap sasaran strategis,sesuai dengan indikator kinerja utama
yang bersifat outcome.
Pada tahun 2014, perjanjian kinerja disesuaikandengan Renstra yang telah
dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja, yang
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
31
memuat39indikator kinerjautama yang digunakan untuk mengukur
tercapainya delapan sasaran strategis, yangdapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2014
NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN TARGETINDIKATOR
KINERJA UTAMA (OUTPUT)
SATUAN TARGET
Sasaran strategis 1 : Meningkatnya kualitas 95% LKKL dan 90% LKPD1 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan keuangan
% 80,00 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL
Laporan 14,00
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
% 90,00 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD
Laporan 17,00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82,00 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Laporan 42,00
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73,75 Laporan hasil pengawasan lintas sektor
Laporan 57,00
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 68,00 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Laporan 26,00
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
% 80,00 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Laporan 27,00
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 70,00 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD
Laporan 13,00
Sasaran strategis 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%8 Persentase hasil pengawasan
optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 75,00 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
Laporan 1,00
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
% 71,25 Laporan hasil pengawasan BUN
Laporan 55,00
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
32 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN TARGETINDIKATOR
KINERJA UTAMA (OUTPUT)
SATUAN TARGET
Sasaran strategis 3 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
11 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 100,00 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
Laporan 4,00
12 Persentase BUMN/D/ BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 65,00 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
Laporan 3,00
14 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 55,00 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Laporan 10,00
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
15 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelom pok Masyara
kat
2,00 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
Laporan 6,00
16 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 1,00 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
Laporan 4,00
17 Jumlah IPP/IPD/BUMN/ BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1,00 Laporan hasil kajian pengawasan
Laporan 1,00
18 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 80,00 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
Laporan 4,00
19 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
% 80,00 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 39,00
20 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 80,00 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan instansi lainnya
Laporan 4,00
BAB II. PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
33
Laporan Hasil Reviu terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat
Laporan 2,00
NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN TARGETINDIKATOR
KINERJA UTAMA (OUTPUT)
SATUAN TARGET
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda22 Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 50,00 Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah
Laporan 25,00
23 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 14,00Jumlah Peserta Diklat SPIP
Orang 30,00
24 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 8,00 Jumlah K/L dan Pemda yang Mendapatkan Konsultasi dan Bimbingan Teknis Penyelenggara
Pemda 7,00
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
25 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 25,00 Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 3,00
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
26 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 100,00
27 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% 80,00
28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 1-
10
7,60
29 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
% 90,00
30 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
Skala Likert 1-
10
8,00
31 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
%
BAB II.PERJANJIAN KINERJA
34 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
32 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
kali 79,00
NOINDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME)
SATUAN TARGETINDIKATOR
KINERJA UTAMA (OUTPUT)
SATUAN TARGET
33 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00
34 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala Likert 1-
10
7,90
35 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
% 100,00
36 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1,00
37 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi APIP
4,00 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Pemda 8,00
Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah
Laporan 6,00
38 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala Likert 1-10
7,50
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 60,00
Jumlah Sarana Prasana Unit/M2/Paket
33/200/-
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI
I. PENDAH
erwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah merupakan
unit kerja dari BPKP
berdasarkan Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 103 tahun 200
Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah No
Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah
Presiden RI Nomor 192 tahun 2014, tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP
Selanjutnya, berdasarkan Keputusa
286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001
dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013
Sulawesi Tengah merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang
bertanggung jawab langsung kepada
Provinsi Sulawesi Tengah mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Te
yang terdiri dari 14(emapat
Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP)
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP
semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang
baik, dengan didukung oleh sistem pengendalian yang handal.
Tugas, fungsi, da
kegiatandanlayananproduk BPKP, strukturorganisasidankomposisipegawai,
sertasistematikapenyajianLaporan
TengahTahun 2014lebihlanjutdiuraikansebagaiberikut:
P
KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
PENDAHULUAN
erwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah merupakan
unit kerja dari BPKP
Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 103 tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah No
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir denga
192 tahun 2014, tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP
berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP
286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir
dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang
rtanggung jawab langsung kepada Kepala BPKP. Wilayah kerja Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Te
14(emapat belas) kabupaten/kota.
Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP
semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang
dengan didukung oleh sistem pengendalian yang handal.
Tugas, fungsi, danwewenang BPKP, aspekstrategisorganisasi,
kegiatandanlayananproduk BPKP, strukturorganisasidankomposisipegawai,
sertasistematikapenyajianLaporanKinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
lebihlanjutdiuraikansebagaiberikut:
KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
1
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-
terakhir dengan Peraturan
192 tahun 2014, tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP.
n Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-
sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir
, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang
Wilayah kerja Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah,
Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008, BPKP
semakin memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang
nwewenang BPKP, aspekstrategisorganisasi,
kegiatandanlayananproduk BPKP, strukturorganisasidankomposisipegawai,
Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
BAB I. PENDAHULUAN
2 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
A. Tugas, Fungsi, danWewenangOrganisasi
SesuaidenganSuratKeputusanKepalaBadanPengawasanKeuangandan
Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 20 Februari
2001sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Kepala
BPKP Nomor 11 Tahun 2013 tentangOrganisasidan Tata
KerjaPerwakilanBadanPengawasanKeuangandan Pembangunan, Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah
mempunyaitugasmelaksanakanpengawasankeuangandanpembangunansertapenye
lenggaraanakuntabilitas di daerah,sesuaidenganperaturanperundang-undangan
yang berlaku. Untukmelaksanakantugastersebut,Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah menyelenggarakanfungsi :
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja, serta
pengurusan barang milik/kekayaan negara di daerah;
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah serta pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas
permintaan daerah;
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat
strategis dan atau lintas departemen/lembaga/wilayah;
5. Memberikan sosialisasi dan asistensi pada Pemerintah Daerah dalam
rangka pelaksanaan good governance;
6. Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah;
7. Pemeriksaan terhadap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atas permintaan
daerah, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
8. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan BUMD,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
3
9. Pemeriksaan investigatif terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan
negara, BUMN, BUMD, dan badan-badan lain, yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran
pembangunan, serta pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi
penyidik dan instansi pemerintah lainnya;
10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan;
11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
B. AspekStrategisOrganisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, serta dalam rangka mengawal
pencapaian target rencana jangka menengah pemerintah, Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun
2010-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program, dan
kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010-2014, berikut target output dan
outcome yang akan dicapai.
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2010-2014 telah
mengalami perubahan yang signifikan, diselaraskan dengan restrukturisasi
program yang dilakukan oleh Bappenas, dan adanya mandat baru BPKP
dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008.Mandat baru yang diemban
BPKP sebagai Auditor Presiden yang bertanggungjawab langsung kepada
Presiden, tidak hanya memantapkan perannya dalam Pengawasan
Akuntabilitas Keuangan Negara, namun juga dalam Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan aktif dalam menanggapi
perubahan lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini, dengan mereposisi
perannya yang baru, dengan strategi untuk melakukan Product Differences,
Market Differences, dan Methodology Differences.
BAB I. PENDAHULUAN
4 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah sebagai bagian integral dari BPKP,
sepenuhnya mendukung strategi yang ditetapkan BPKP dalam melaksanakan
perannya selaku Auditor Presiden menjadi quality assurance.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai berikut:
1. Pre-emptif
Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang
diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan
pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya
penyakit birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventif
Kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman, yang mempengaruhi penciptaan
peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen
risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-
unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang
berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
3. Represif
Kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi
perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak
ditemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.
Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus
penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.
BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi
pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 Tahun
2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain:
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN
1. PengembanganSistem Mon
2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (S
3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat
Program);
5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor
Publik;
7. Program Pengembangan
8. Program Pengembangan
9. Program Anti Korupsi (PAK)
10. Fraud Control Plan (FCP);
11. Management Assessment Center
D. Struktur Organisasi
Susunan organisasi dan pejabat pimpinan unit
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah posisi per 31 Desember 201
berikut:
1. Kepala Perwakilan
2. Kepala Bagian Tata Usaha
KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
PengembanganSistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;
Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);
di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement
Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor
Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
Program PengembanganInternal Control BUMN/BUMD berbasis
Program Anti Korupsi (PAK);
(FCP);
Management Assessment Center (MAC).
Struktur Organisasi
Susunan organisasi dan pejabat pimpinan unit kerja di lingkungan Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah posisi per 31 Desember 2014, adalah sebagai
: Achdiman Kartadimaja
Kepala Bagian Tata Usaha : Y. Heri Sulistyo
BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
5
Program Pembangunan;
di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
(Performance Enhancement
Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor
BUMN/BUMD berbasisCOSO;
kerja di lingkungan Perwakilan
, adalah sebagai
BAB I. PENDAHULUAN
6 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
3. Kabid IPP
4. Kabid APD
5. Kabid Akuntan Negara
6. Kabid Investigasi
7. Kasubbag Prolap
8. Kasubbag Kepegawaian
KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH
: Muhammad Taufiq Tjadi
Aman
: Yan Setiadi
: Wawan Yulianto
: Catur Iman Pratignyo
: Saut G.T. Hutabarat
: Albert Mangintek
KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN
9. Kasubbag Keuangan
10. Kasubbag Umum
Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dipimpin oleh seorang
Kepala Perwakilan yang membawahi satu bagian dan empat bidang serta
kelompok jabatan fungsional. Kepala Bagian Tata usaha dibantu oleh
Kepala Subbagian, yaitu K
Pelaporan, Keuangan, serta Subbagian Umum.
Struktur Organisasi
KEPALA PERWAKILAN
SUBBAGIAN PROGRAM DAN
PELAPORAN
KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
: Didin Saepudin
: Jumadi
nisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dipimpin oleh seorang
yang membawahi satu bagian dan empat bidang serta
kelompok jabatan fungsional. Kepala Bagian Tata usaha dibantu oleh
Kepala Subbagian, yaitu Kepala Subbagian Kepegawaian, Program dan
Pelaporan, Keuangan, serta Subbagian Umum.
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
BAGIAN TATA USAHA
SUBBAGIAN PROGRAM DAN
PELAPORAN
SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN KEUANGAN
BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
7
nisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dipimpin oleh seorang
yang membawahi satu bagian dan empat bidang serta
kelompok jabatan fungsional. Kepala Bagian Tata usaha dibantu oleh empat
gawaian, Program dan
Provinsi Sulawesi Tengah
SUBBAGIAN UMUM
BAB I. PENDAHULUAN
8 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
Tugas pokok Bagian Tata Usaha, Bidang-bidang, dan Kelmpok Jabatan
Fungsional, adalah sebagai berikut:
1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan,
urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan,
serta pelaporan hasil pengawasan.
2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan
instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang
diterima pemerintah pusat, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan
akuntabilitas instansi pemerintah pusat, dan evaluasi hasil pengawasan.
3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan instansi
pemerintah daerah atas permintaan, serta pelaksanaan pengawasan
penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah daerah dan evaluasi
hasil pengawasan.
4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate
governance dan akuntabilitas kinerja BUMN,serta badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan BUMD atas permintaan
daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.
5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
program dan pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang
merugikan keuangan negara, audit atas hambatan kelancaran
BIDANG PENGAWASAN
INSTANSI PEMERINTAH
PUSAT
BIDANG AKUNTABILITAS
PEMERINTAH DAERAH
BIDANG AKUNTAN NEGARA
BIDANG INVESTIGASI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
9
pembangunan, serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan
instansi pemerintah lainnya.
6. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sangat dibutuhkan untuk
mendukung operasional unit organisasi. Jumlah pegawaiPerwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah per 31 Desember 2014berjumlah 112orang pegawai, termasuk
Pegawai Harian lepas (PHL), yangterinci menurut jenis jabatan dan tingkat
pendidikan sebagaimana tampak padaTabel 1.1. dan Tabel 1.2.
Tabel 1.1.Posisi Pegawai per 31 Desember2014 menurut Jenis Jabatan
No. Uraian Jabatan / PeranJumlah Pegawai
Jumlah (%)Gol. IV Gol. III Gol. II Non PNS
1. Pejabat Struktural 6 4 0 0 10 9,01
2. Pejabat Fungsional Auditor 7 13 29 0 49 44,14
3. Pejabat Fungsional Lainnya 0 1 1 0 2 1,80
4. Calon PFA 0 12 3 - 15 13,51
5. Fungsional Umum 0 7 4 - 11 9,91
6. PHL 0 0 0 25 25 22,52
Jumlah 13 37 37 25 112 100,90
Tabel 1.2.Posisi Pegawai per 31 Desember 2014 menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai (%)
1. S 2 6 5,36
2. S 1/ D IV 34 30,36
3. D III / Sarjana Muda 40 35,71
4. SLTA 28 25,00
5. SLTP / SD 4 3,57
Jumlah 112 100,00
BAB I. PENDAHULUAN
10 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
E. Sistematika Penyajian
LAKIPPerwakilan BPKPProvinsi Sulawesi TengahTahun 2014
inimelaporkanpencapaiankinerjaPerwakilan BPKPProvinsi Sulawesi
Tengahselamatahun2014, disertai dengan uraian keberhasilan dan hambatan
capaian kinerja (performance results), yang diukur dengan cara analisis gap, yaitu
membandingkan antara penetapan kinerja dengan realisasi, sesuai dengan indikator
kinerja yang ditetapkan organisasi.
SistematikapenyajianLaporanAkuntabilitasKinerjaPerwakilanBPKPProvinsi
Sulawesi TengahTahun2014dalambentukbab, terincisebagaiberikut:
Bab I Pendahuluan, meliputi data tugas pokok, fungsi dan wewenang organisasi,
aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur
organisasi, serta sistematika penyajian laporan.
Bab II Perjanjian Kinerja, meliputi perencanaan strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah, serta perjanjian kinerja tahun 2014.
Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014, meliputi uraiananalisis pencapaian
kinerja, dan realisasi anggaran.
Bab IV Penutup, menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian
target kinerja.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
aporan Kinerja (LKj)Tahun 2014 merupakancapaianakuntabilitas
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi TengahterhadapPenetapanKinerja
(Tapkin) 2014. LKjTahun 2014,sekaligusmenjadi laporan
tahunterakhirdariRencanaStrategis (Renstra),periode 2010-2014.
LKjini,diharapkanmenjadiinformasikinerjaterukur,sebagaipertanggungjawabankepa
dapemberimandat,ataskinerja yang seharusnyatelahdicapai.
LKj ini disusun berdasarkan Dokumen Rencana Kinerja(Renja) Tahun 2014, yang
mengacu sepenuhnya pada Rencana Strategis (Renstra)PerwakilanBPKP Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2010 – 2014.Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun
2014 PerwakilanBPKP Provinsi Sulawesi Tengahtelah menjalankandelapan sasaran
strategis yang telah ditetapkan BPKP. LKj ini dimutakhirkan, sejalan dengan
terbitnya, Peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014, tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai pengganti Permenpan Nomor29 Tahun 2010. Dalam
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah tahun
2014, telah ditetapkan Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan
(PKP2T), dan Program Kerja Administrasi dan Umum (PKAU). Selanjutnya
berdasarkan RKT, ditetapkan Dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014,
sebagai perwujudan komitmen seluruh unsur Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah, dalam merealisasikan tanggungjawabnya kepada shareholders. Target dan
indikator kinerja dalam Tapkin merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.Berdasarkan kecenderungan yang
terjadi, dalam kurun waktu, antara tahun 2010 sampai dengan 2013,maka
telahdilakukan revisi terhadap target kinerja tahun 2014.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
vi
Berikut ini, hasil penilaian atas capaian Tapkin tahun 2014, yang menunjukkan
bahwadelapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, telah
tercapai:
No.
SasaranStrategisCapaianSasar
an
1. MeningkatnyaKualitas, 95% LKKL, dan 95% LKPD Tercapai 167,46%
2. TercapainyaOptimalisasiPenerimaan Negara Sebesar87,50% Tercapai 110,44%
3. Terselenggaranya SPM pada 65% IPD danterselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Tercapai 155,71%
4. MeningkatkanKesadarandanKeterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalamUpayaPencegahandanPemberantasanKorupsiMenjadi80%
Tercapai101,89%
5. MeningkatnyaKualitasPenerapan SPIP pada70% K/L/Pemda Tercapai 66,04%
6. MeningkatnyaKapasitasAparatPengawasan Intern Pemerintah yang ProfesionaldanKompetenpada80% K/L/Pemda
Tercapai 133,33%
7. MeningkatnyaEfektivitasPerencanaanPengawasansebesar90% danKualitasPengelolaanKeuanganSebesar 100%
Tercapai 105,64%
8. TerselenggaranyaSatuSistemDukunganPengambilanKeputusanbagiPimpinan
Tercapai 112,50%
Keberhasilan pencapaian 6 (enam) tujuan strategisPerwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah,terlihatdari 8 (delapan) capaiansasaranstrategis, pada tabel
di atas.Keberhasilancapaiansasaranstrategisdiukur dengan Indikator Kinerja Utama
(IKU), yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah,
dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja
sasaran strategis, meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling
mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 35 (tiga puluh lima)
IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin BPKP Tahun 2014.Selanjutnya dilakukan
analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari target. Berikut
uraian, realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas:
1. MeningkatnyaKualitas95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan95%
Laporan KeuanganPemerintah Daerah
Capaian sasaranstrategistahun 2014ditunjukkanolehcapaian tiga IKU dominan,
denganrealisasisebagaiberikut:
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
vii
a. IPP telahmendapatpendampinganpenyusunanlaporankeuangan,
TahunAnggaran 2014dengancapaian kinerja285,00%.Realisasi kinerja IKU
sebesar 228,57%, dari target kinerja sebesar 80%.
b. Jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
sebanyak 12 dari 12 IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah, ataurealisasikinerja IKU sebesar100,00% dari target sebesar
80%,maka capaian IKU sebesar 109,09%.
c. Jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan
wajar,realisasinya100%, dari target sebesar 80%,maka capaian IKU sebesar
125,00%.
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”, yang diukur
dengan jumlah “Laporan Yang DikirimkePusatdibandingkan dengan Target
LaporandariPusat”.
RealisasiIKU ini adalah sebesar 132,27%, daritarget tahun 2014 sebesar 86,25%,
dengan capaian sebesar 153,36%.
3. Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut:
a. Atas IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal”, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah melakukan
audit kinerja Pelayanan Pemda, untuk mendorong seluruh IPD tersebut
mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan. Capaiankinerja IKU
sebesar 100%, yaiturealisasi 100% dari target 100%.
b. Atas IKU “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukansosialisasi/asistensi
GCG/KPI“,Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengahmelakukankegiatansosialisasi, asistensi, assessmentpenerapanGood
CorporateGovernance (GCG), Key Performance Indicator (KPI), dan audit
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
viii
kinerjapada BUMN/BUMD/BLU/Duntukmeningkatkan tata
kelolaperusahaan. Capaiansasaranstrategisterselenggaranyaasistensi GCG/KPI
pada2 BUMD dan terlaksananya audit kinerjapada 8 PDAM se-Provinsi
Sulawesi Tengah.Capaiankinerja IKU sebesar285,71%, yang berasal dari
realisasimencapai200% dibandingkan dengan targetsebesar70%.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi”, yang
diukur berdasarkan “JumlahKegiatan Sosialisasi Program Anti
Korupsi”kepadakelompokmasyarakatsasaran, dengan capaian sebesar 100% ,
yang berasaldarirealisasi 100% dibandikngkan dengantarget sebesar 100%.
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008”, yang diukur berdasarkan “Jumlah K/L/Pemda Yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini WTPdibandingkanJumlahSeluruhPemda”.
Realisasi IKU66,04%atausebanyak 4(empat)Pemda yang memperolehOpini
WTPatas LK Tahun 2013, dari target 50,00% atausebanyak6(enam)Pemda,
dengancapaian 66,04% .
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA”, yang diukur dari
“Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA” dibandingkandengan
“Target JumlahPemdaDalam PKPT”. Realisasi IKU Tahun 2014sebesar100,00%.
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan
realisasi sebagai berikut:
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
ix
a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi,
diukur dengan membandingkan antara “Tingkat Realisasi Penugasan
Pengawasan” terhadap “Target Rencana Penugasan PengawasanYang
Ditetapkan”. Pada tahun 2014, jumlah realisasi penugasan pengawasanadalah
353 atau 99,71% dari 354 rencana penugasanpengawasan, dengan capaian
96,25% dari target sebesar 100%.Namun,pada tahun 2014 Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah telah melaksanakan penugasan pengawasandi luar
yang direncanakan, khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders
sebanyak 300 penugasanpengawasanatau 84,75% dari 354 rencana penugasan
pengawasan tahun 2014. Realisasi penugasan pengawasan tahun 2014 sebanyak
653 penugasan pengawasan.
b. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan
SAP” diukur
dariHasilReviuInspektoratterhadapLaporanKeuanganPerwakilan, dengannilai
100% apabilatidakadacatatan, dan 80% apabilaadacatatan. Pada tahun 2014,
hasilreviudariInspektorat atas Laporan Keuangan PerwakilanBPKP Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2013, tidakadacatatan, sehingga realisasi
IKU 100% dari target 80%,dengandemikiancapaian IKU sebesar 125%.
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan
Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan,
“Jumlah Sistem Informasi Yang Dimanfaatkan Secara Efektif”, yangdiukurdengan
“JumlahSistemInformasi Yang Dimanfaatkan”,yaitusebanyak10dari 10
jumlahsisteminformasi yang wajibdimanfaatkanPerwakilan BPKP (SIM HP, SIM
RKT, SIM Monev RKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS,
SIMPEG), dengandemikianrealisasi IKU 90% dari target IKU
80%,sehinggacapaian IKU sebesar112,50%.
Keseluruhan program yang dilaksanakan PerwakilanBPKP Provinsi Sulawesi
Tengah pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar Rp14.178.281.942,00 atau
97,15% dari anggaran sebesar Rp14.659.201.00,00.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
x
Secara umum,IKU-outcome dalam tahun 2014 telah tercapai, sesuai dengan yang
ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat IKU-outcome yang belum mencapai
target.
Untuk itu, diperlukan upaya mengoptimalkan pencapaian IKU-outcome di masa
mendatang. Langkah-langkah yang akandilakukan oleh PerwakilanBPKP Provinsi
Sulawesi Tengah dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:
1. MengintensifkankoordinasidenganRendalPenugasanPengawasan,
sehinggadapatmerevisi PKPT sebelumberakhirnyatahunanggaranberjalan;
2. Meningkatkanlayananyang terkaitdengankepegawaian;
3. Memanfaatkan asset secara optimal;
4. Meningkatkanlayanan yang terkaitdenganpenggunaansaranadanprasarana. ;
5. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di bawah100%.
Daftar Tabel
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
iv
Tabel 1.1 Posisi Pegawai per 31 Desember 2014menurut Jenis Jabatan.......................... 9
Tabel 1.2 Posisi Pegawai per 31 Desember 2014 menurut Tingkat Pendidikan................. 9
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Perwakilan BPKPProvinsi Sulawesi Tengah…………........ 25Tabel 2.2 Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan .................................................... 29
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2014....................................................................... 31
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama ................................................. 36
Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 .............................. 40
Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 ............................... 50Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 ............................... 54
Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 ............................... 57
Tabel 3.6 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 ............................... 66
Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 ............................... 70
Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7 ............................... 72
Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 ............................... 81
Daftar Isi
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
ii
Hal
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iV
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................................... V
I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG ORGANISASI ...................................................... 2
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI .......................................................................... 3
C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI .................................................... 4
D. STRUKTUR ORGANISASI .................................................................................... 5
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN .................................................................................. 9
II PERJANJIAN KINERJA ............................................................................................... 11
A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014 ..................................................................... 12
1. Pernyataan Visi ..................................................................................... 12
2. Pernyataan Misi .................................................................................... 13
3. Tujuan ................................................................................................. 19
4. Sasaran Strategis .................................................................................. 23
5. Indikator Kinerja Utama ....................................................................... 24
6. Program dan Kegiatan ......................................................................... 27
B. PERJANJIAN KINERJA 2014 ............................................................................... 30
III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................................... 35
A. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................ 35
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA................................................................................ 39
Sasaran Strategis 1 ......................................................................................... 39
Daftar Isi
LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2014
ii
Sasaran Strategis 2 ......................................................................................... 50
Sasaran Strategis 3 ......................................................................................... 52
Sasaran Strategis 4 ......................................................................................... 56
Sasaran Strategis 5 ......................................................................................... 65
Sasaran Strategis 6 ......................................................................................... 69
Sasaran Strategis 7 ......................................................................................... 71
Sasaran Strategis 8 ......................................................................................... 80
IV. PENUTUP ............................................................................................................... 82
LAMPIRAN