lakip dinhut blora th 2014

89
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013 Page 1

Upload: jhon-blora

Post on 25-Jul-2015

582 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 1

Page 2: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Maksud, Tujuan, dan Manfaat .................................................................................. 3

C. Dasar Hukum ............................................................................................................ 4

D. Gambaran Umum SKPD .......................................................................................... 5

E. Isu-isu Strategis dalam Dokumen Rencana Strategis (Renstra)

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2008-2013 .......................................... 30

F. Sistematika Penyusunan LAKIP ............................................................................. 31

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ...................................... 34

A. Perencanaan .......................................................................................................... 34

B. Penetapan Indikator Kinerja Daerah ...................................................................... 48

C. Perjanjian Kinerja dan Dokumen Penetapan Kinerja ............................................. 57

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................ 62

A. Pengukuran Kinerja ................................................................................................ 62

B. Evaluasi dan Analisis Akuntabiltas Kinerja............................................................. 63

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 82

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 82

B. Hambatan dan Kendala .......................................................................................... 83

C. Saran ...................................................................................................................... 84

Page 3: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang

baik dan bersih (good governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan efektif yang dikenal

dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penerapan sistem tersebut

bertujuan agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara

berdaya guna, berhasil guna, bertanggung jawab dan bebas dari praktik-praktik kolusi, korupsi,

dan nepotisme (KKN).

Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodik. Sistem pengukuran

kinerja yang merupakan elemen pokok dari LAKIP ini akan mengubah paradigma pengukuran

keberhasilan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih

dilihat dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai

dengan rencana yang telah disusun. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi

pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur baik pada input

(masukan) dari program juga lebih ditekankan kepada keluaran, proses, manfaat dan dampak.

Page 4: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 4

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kehutanan tahun 2013,

disusun sebagai pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program

dan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun

2013. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas

Kehutanan Tahun 2013 dibuat berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) yang dibuat setelah

disahkannya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan kerja Pemerintah Daerah

(SKPD) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora tahun 2013 pada awal tahun anggaran yang juga

telah mengalami penyesuaian dengan disahkannya Dokumen Pelaksanaan Perubahan

Anggaran (DPAP) Kabupaten Blora Tahun 2013.

Visi Bupati Blora Periode 2010-2015 adalah "Terwujudnya Pemerintahan yang bersih menuju

masyarakat Blora yang sejahtera". Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi untuk mencapai

tujuan dan sasaran dijabarkan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan yang perlu

dilaksanakan secara bertahap yang tertuang dalam Rencana Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Blora Tahun 2010-2015. Tentunya arah pembangunan kehutanan

Kabupaten Blora juga ditetapkan dalam rangka untuk dapat mewujudkan visi misi tersebut.

Dalam rangka mengantisipasi kecenderungan perubahan-perubahan yang terus berkembang

pada lingkungan strategis pembangunan Kehutanan, Dinas Kehutanan telah menetapkan visi

yang ingin diwujudkan melalui pelaksanaan pembangunan Kehutanan di Kabupaten Blora

tahun 2010-2015.

Visi pembangunan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora adalah :

“Terwujudnya SKPD yang memiliki Eksistensi dan Kemampuan di dalam Pengelolaan

dan Pembangun Kehutanan yang Berwawasan Lingkungan demi Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan juga misi yang akan dilaksanakan melalui

langkah-langkah strategi pembangunan melalui program dan kegiatan pembangunan

kehutanan yang masuk dalam kebijakan prioritas maupun kebijakan penunjang.

Anggaran belanja langsung Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun Anggaran 2013 adalah

sebesar Rp 3.533.615.000,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Blora Tahun 2013 sebesar

Rp 2.243.525.000,- dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kehutanan sebesar

Rp1.267.475.000, dan berasal dari Bantuan Keuangan Pihak Ketiga Kayu APBDP Propinsi

Jateng sebesar Rp. 22.615.000-. Anggaran tersebut dialokasikan untuk membiayai 13

(tigabelas) program dan 37 (tiga puluh tujuh) kegiatan dengan total realisasi anggaran Belanja

Langsung sebesar Rp 3.486.812.047,- sehingga terdapat sisa lebih penggunaan anggaran

(Silpa) sebesar Rp 46.802.953,-.

Belum optimalnya capaian kinerja input/ penyerapan anggaran disebabkan oleh beberapa hal

sebagai berikut :

Page 5: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 5

1. Perencanaan kinerja dan penganggaran masih belum dilakukan secara baik sehingga

masih dilakukan penyesuaian (revisi) dokumen anggaran.

2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan.

3. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya

terpenuhi. Sebagai contoh, sistem informasi data pembangunan kehutanan belum tersedia,

jumlah kendaraan operasional, ruang kerja, ruang rapat dan gudang penyimpanan ATK

dan asset daerah masih terbatas.

4. APBD Perubahan Kabupaten Blora Tahun 2013 ditetapkan menjelang akhir tahun

anggaran sehingga tidak memungkinkan untuk melaksanakannya baik ditinjau dari sisi

waktu maupun SDM pelaksana.

Meskipun demikian, secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan

oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Blora pada tahun 2013 dapat dikatakan telah berhasil

mencapai sasaran kinerja yang telah ditetapkan, baik dilihat dari indikator input (masukan),

output (keluaran) dan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan 37 (tiga puluh tujuh) kegiatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan.

Hal itu dapat dilihat dari Pengukuran Kinerja Sasaran yang mencapai 98.80% sedangkan untuk

realisasi keuangan tercapai 98,20% dimana sisa anggaran sebagian besar berasal dari APBD

Perubahan Propinsi Jawa Tengah berupa bantuan keuangan umum dari sumbangan pihak

ketiga kayu yang tidak terserap seluruhnya sebesar Rp 22.615.000,-. karena masalah

persyaratan administrasi.

Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

telah menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan meningkatkan kualitas perencanaan

kegiatan, peningkatan kemampuan pengelola kegiatan, penyempurnaan implementasi

anggaran berbasis kinerja, dan peningkatan pengawasan dan monitoring pelaksanaan

kegiatan. Kami menyadari bahwa informasi yang disajikan dalam LAKIP belum sepenuhnya

dapat memuaskan semua pihak yang terkait serta tidak luput dari berbagai kekurangan.

Karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan

penyusunan LAKIP di masa yang akan datang.

Blora, Juli 2014

KEPALA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA

Ir. RENI MIHARTI, M.Agr.Bus Pembina Utama Muda

NIP. 19620316 198903 2 004

Page 6: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 6

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah Kabupaten Blora sebagai bagian dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki berusaha

mengambil peran dalam mewujudkan cita-cita luhur perjuangan bangsa Indonesia

sesuai dengan bunyi alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

“membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial”. Usaha tersebut diantaranya ditempuh dengan menyelenggarakan good

governance yangmerupakan prasyarat utama bagi setiap pemerintahan untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai

tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.

Komitmen dan keterlibatan semua pihak yaitu pemerintah, private sector, dan

masyarakat sangat dibutuhkan agar good governance dapat menjadi kenyataan dan berjalan

dengan baik. Good governance yang efektif menuntut adanya koordinasi yang baik dan

integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi. Untuk itu diperlukan

pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata

sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara

berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi,

dan nepotisme.

Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Page 7: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 7

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, kemudian Undang-Undang Nomor 28

Tahun 1999 perihal yang sama. Menindaklanjuti aturan tersebut pemerintah mendorong

terwujudnya good governance di kalangan instansi pemerintah dengan menerbitkan Inpres

No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Di lingkungan instansi

pemerintah, aturan tentang akuntabilitas dituangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor

7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Inpres Nomor 7 tahun 1999 mewajibkan setiap instansi Pemerintah mulai dari

Pejabat Eselon II ke atas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan

kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang dirumuskan sebelumnya. Rencana

Strategis (Renstra) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan hasil perumusan dari

rangkaian proses sistematis dan berkelanjutan yang terkait dengan pengambilan keputusan

mengenai Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dengan

mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan

organisasi.

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, pasal 7 ayat (1) Renstra

SKPD memuat Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan yang

disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Berpijak

dari dasar ketentuan di atas, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

sebagai dokumen perencanaan jangka menengah daerah yang bersifat strategis disusun

menurut fungsi dan kewenangan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora yang telah diatur

Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora; sebagai perubahan atas Peraturan Daeran

Nomor 3 tahun 2008 tentang Pembentukan, susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten; dimana Dinas Kehutanan memiliki tugas pokok

membantu sebagian tugas Bupati dalam Penyelenggaraan sebagaian urusan Pemerintah

Daerah dalam bidang kehutanan berdasarkan asas otonomi daerah.

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora melalui tim penyusun LAKIP berusaha menyusun

laporan akuntabilitas tersebut untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi SKPD. LAKIP Dinas Kehutanan Kabupaten Blora berisi gambaran perwujudan

akuntabilitas kinerja organisasi atau informasi kinerja (performance information), yakni hasil

pengolahan data capaian kinerja dengan cara membandingkan antara realisasi capaian

kinerja dengan rencana kinerja yang ada Tahun 2013 yang disusun dan disampaikan secara

sistematik sehingga diperoleh pengetahuan mengenai keberhasilan/ kegagalan pencapaian

pelaksanaan visi misi organisasi yang terkait dengan pembangunan kehutanan yang tertuang

dalam Rencana Strategis Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015 dan Rencana

Kerja Dinas Kehutanan tahun 2013.

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora memiliki kewajiban untuk menyusun Laporan

Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilengkapi dengan penetapan kinerja

sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010

tentang panduan penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Page 8: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 8

Pemerintah. Pada peraturan tersebut disebutkan dalam Pasal 5 ayat (2) dinyatakan bahwa

“Satuan Kerja Pemerintah Daerah dan Unit Kerja mandiri Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/

Kota menyusun LAKIP setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani

oleh Gubernur/ Bupati/ Walikota dan Pimpinan SKPD/ Unit Kerja ”. Diharapkan Laporan

Akuntabilitas Kinerja tersebut dapat digunakan sebagai barometer Dinas Kehutanan dalam

memprediksi, memproyeksi program/kegiatan di tahun-tahun berikutnya, secara efektif, efisien

dan responsif dan dapat dimanfaatkan bagi perbaikan kinerja secara berkesinambungan.

Merupakan tidak lanjut dari capaian kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Blora,

menjadi bagian menjadi tolok ukur kinerja pada penyusunan LAKIP tahun 2014, maka Dinas

Kehutanan Kabupaten Blora sekaligus juga menyusun Penetapan Kinerja baik untuk Indikator

Sasaran maupun Indikator Kegiatan Tahun 2014 dan untuk keperluan Penyusunan Rencana

Kerja (Renja) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2015. Penetapan Kinerja merupakan

proses penyusunan Rencana Kinerja (renja) sebagai penjabaran dari sasaran dan program

yang telah ditetapkan dalam rencana kerja yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah

melalui berbagai kegiatan tahunan. Penetapan kinerja merupakan proses penetapan target-

target kinerja berikut kegiatan-kegiatan tahunan beserta indikator kinerjanya serta penetapan

indikator kinerja sasaran sesuai dengan program, kebijaksanaan, dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam Renstra.

B. MAKSUD, TUJUAN, DAN MANFAAT

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres dan Permenpan dan RB ini memberikan tuntunan kepada

semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang

dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) yang kami susun memiliki dua fungsi utama. Pertama, laporan

akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora untuk

menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Pemerintah, DPRD,

dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas

pencapaian kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Blora sebagai upaya untuk memperbaiki

kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud

dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.

Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Dinas

Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 mencakup hal-hal berikut ini :

1. Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 sebagai sarana pertanggungjawaban

Page 9: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 9

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama

Tahun 2013. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana

sasaran strategis telah dicapai selama Tahun 2013.

2. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP Dinas

Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja

manajemen oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Blora bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di

masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora akan merumuskan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dapat ditingkatkan

secara berkelanjutan.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan penyusunan LAKIP Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora Tahun 2013 ini antara lain :

1. Membangun result oriented governance (pemerintahan yang berorientasi pada hasil).

2. Mendorong peningkatan akuntabilitas, peningkatan kinerja dan sustainability (konsistensi

perbaikan)

3. Memberikan dasar bagi penganggaran berbasis kinerja

4. Membangun pemerintahan berorientasi kepentingan masyarakat

5. Mendorong pemerintahan yang fokus pada bidang-bidang strategis

6. Mendorong para penyelenggara pemerintahan lebih amanah dalam melaksanakan

tugasnya

7. Mendorong pertanggungjawaban yang transparan

8. Merupakan instrumen pencegahan KKN (anti corruption preventive approach).

C. DASAR HUKUM

Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas

Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 berdasarkan landasan hukum, sebagai berikut:

1. Landasan Idiil : Pancasila

2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945

3. Landasan Operasional :

a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Peerbendaharaan Negara;

c. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan;

d. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

tanggung jawab Keuangan Negara;

e. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

f. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;

g. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

Page 10: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 10

h. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah;

i. Undang-undang Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

j. Peraturan Pememerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan

Daerah;

k. Peraturan Pemerintah Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada

Daerah;

l. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

m. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standart Pelayanan Minimum;

n. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional;

o. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah

antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota;

p. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/

Daerah;

q. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrai dan Tugas

Pembantuan;

r. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

s. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

t. Peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

u. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Blora.

v. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blora Tahun 2010-2015.

w. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun 2011 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor

13)

x. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah.

y. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas

Kinerja Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014;

z. Surat Edaran Bupati Blora Nomor 050.09/58 tentang Penyusunan LAKIP SKPD Tahun

2013 dan Penyusunan Penetapan Kinerja SKPD tahun 2014.

D. GAMBARAN UMUM SKPD

Page 11: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 11

Pemerintah Kabupaten Blora dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 13

Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi

Jawa Tengah.

Pada saat ini Pola Organisasi Pemerintah Kabupaten Blora berdasarkan Undang

Undang Nomor 32 Tahun 2004, PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Sedangkan struktur organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora diatur dalam

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011.

1. Dasar Pembentukan Struktur Organisasi Dinas Kehutanan

Struktur organisasi adalah suatu gambaran tentang hubungan kerja dalam rangka

mencapai tujuan bersama yaitu dengan cara menetapkan hubungan antar pegawai yang

melaksanakan tugasnya, sehingga memegang peranan penting dalam pembagian fungsi-

fungsi dan wewenamg serta tanggung jawab dalam hubungan kerjasama antar satu dengan

lainnya.

Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Kabupaten Blora (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 13). Selanjutnya

berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Blora Nomor 47 tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011

tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kehutanan Kabupaten

Blora. Implikasi dari pemberlakuan Peraturan Daerah tersebut, maka Dinas Kehutanan

berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah di bidang Kehutanan yang dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas , serta berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

sekretaris Daerah dengan tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan sebagian tugas

penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah Daerah dalam bidang Kehutanan berdasarkan

asas otonomi daerah.

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dengan

susunan unit kerja eselon III terdiri dari : Sekretaris Dinas, Bidang Perlindungan dan

Pengembangan Usaha Kehutanan (PPUK), Bidang Pengendalian dan Pengawasan

Pengelolaan Hutan (PPPH), dan Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perlindungan DAS (RLPDAS).

Secara lengkap susunan organisasi Dinas Kehutanan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, membawahi :

a. Subbagian Program;

b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Umum.

3. Bidang Rehabilitasi Lahan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (RLPDAS)

membawahi :

a. Seksi Rehabilitasi Lahan;

b. Seksi Pembibitan Dan Perbenihan Tanaman Hutan; dan

Page 12: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 12

c. Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Sistem Informasi Kehutanan

4. Bidang Pengendalian dan Pengawasan Pengelolaan Hutan (P3H) membawahi :

a. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Hutan Rakyat;

b. Seksi Produksi dan Provisi Sumber Daya Hutan; dan

c. Seksi Pengendalian Peredaran Hasil Hutan.

5. Bidang Perlindungan Dan Pengembangan Usaha Kehutanan, membawahi:

a. Seksi Pengamanan Hutan, Mutasi Kawasan dan Konservasi SDA;

b. Seksi Pembinaan Dan Perijinan Industri Hasil Hutan; dan

c. Seksi Bina Lembaga Dan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan.

6. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Kehutanan setingkat eselon IVa, dan Tata Usaha

(TU) UPTD setingkat eselon IVb terdiri dari 4 (empat) UPTD yaitu meliputi UPTD

Wilayah I Blora, UPTD Wilayah II Cepu, UPTD Wilayah III Ngawen, UPTD Wilayah IV

Randublatung.

7. Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Kehutanan.

Secara lengkap Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kehutanan Kabupaten

Blora berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 13 Tahun Tahun 2011

ditunjukkan dalam skema struktur organisasi pada gambar di bawah ini :

Page 13: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 13

LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 13 TAHUN 2011

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN PROGRAM

SUBBAGIAN KEUANGAN

SUBBAGIAN

UMUM

SEKSI

PENGELOLAAN DAS DAN SISTEM INFORMASI

KEHUTANAN

SEKSI

REHABILITASI LAHAN

SEKSI

PEMBIBITAN DAN PERBENIHAN TANAMAN

HUTAN

SEKSI PENGEMBANGAN DAN

PENGENDALIAN HUTAN RAKYAT

SEKSI

PRODUKSI DAN PSDH

SEKSI

PENGENDALIAN PEREDARAN HASIL

HUTAN

.

SEKSI PENGAMANAN HUTAN

DAN MUTASI KAWASAN DAN KSDA

SEKSI

PEMBINAAN DAN PERIJINAN INDUSTRI

HASIL HUTAN

SEKSI

BINA LEMBAGA & PENGEMBANGAN ANEKA

USAHA KEHUTANAN BUPATI BLORA,

Cap.ttd. DJOKO NUGROHO

UPTD

BAGAN ORGANISASI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA

BIDANG REHABILITASI LAHAN DAN

PENGELOLAAN DAS

BIDANG PERLINDUNGAN DAN

PENGEMBANGAN USAHA KEHUTANAN

BIDANG PENGENDALIAN DAN

PENGAWASAN PENGELOLAAN HUTAN

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

KEPALA DINAS

SEKSI PRODUKSI DAN PSDH

KEPALA DINAS

Page 14: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 34

2. Bidang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Tugas Pokok Dinas Kehutanan Kabupaten Blora adalah melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasar asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang

kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Kehutanan Kabupaten Blora mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan;

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

kehutanan;

3. Penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan bidang kehutanan;

4. Pelaksanaan rehabilitasi lahan;

5. Pengelolaan daerah aliran sungai;

6. Pengendalian dan pengawasan pengelolaan hutan;

7. Perlindungan hutan; dan

8. Pengembangan usaha kehutanan.

Dalam menyelenggarakan kewenangannya, Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

didukung oleh pejabat-pejabat dan staf yang tersebar pada jajaran/ komponen Sekretaris,

Kepala Bidang, Kepala sub Bagian, Kepala Seksi pada Dinas Kehutanan serta jajaran

komponen pada lingkup Dinas Kehutanan Kabupaten Blora yang masing-masing dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Kepala Dinas mempunyai tugas:

a. merumuskan kebijakan Bupati di bidang kehutanan berdasarkan wewenang yang

diberikan dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bahan arahan

operasional Dinas Kehutanan;

b. merumuskan program kegiatan pada Dinas Kehutanan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

c. mengkoordinasikan kegiatan di bidang kehutanan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

d. mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya guna kelancaran

pelaksanaan tugas;

e. mengendalikan seluruh kegiatan bidang kehutanan sesuai kebijakan yang

ditetapkan Bupati;

f. memberikan rekomendasi perizinan di bidang kehutanan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan berdasarkan wewenang yang dilimpahkan;

g. menyelenggarakan dan mengkoordinasi pelaksanaan pengembangan usaha hasil

hutan meliputi produksi, pegembangan teknologi dan aneka usaha kehutanan,

serta bina lembaga dan sumber daya manusia;

h. menyelengarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan perlindungan hutan dan

lahan meliputi perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan, rehabilitasi hutan

dan lahan, serta pengawasan dan peredaran hasil hutan;

Page 15: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 35

i. melaksanakan dan mengkoordinasi pelayanan dan informasi kehutanan serta

promosi dan pemasaran hasil hutan;

j. menyelenggarakan pembinaan teknis dan administrasi kepada unit-unit kerja di

bawahnya agar terjadi sinkronisasi pelaksanaan visi dan misi organisasi sampai ke

unit kerja terendah;

k. menyelenggarakan pelayanan umum sesuai prosedur yang telah ditetapkan agar

pelaksanaan pelayanannya mudah, cepat, dan tepat sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

l. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang kehutanan;

m. melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

n. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

o. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang kehutanan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

p. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

2. Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas

dalam merumuskan dan menyusun bahan kebijakan teknis dan melaksanakan tugas

kesekretariatan serta pengkoordinasian penyusunan rencana kegiatan, penata-

usahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian satuan kerja perangkat daerah

secara terpadu.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretaris mempunyai fungsi:

a. menyusun program kegiatan pada Sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan

arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;

d. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan Dinas Kehutanan

untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan

agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

e. menyiapkan konsep kebijakan Kepala Dinas sesuai bidang tugas di Sekretariat;

f. menyiapkan rumusan program kegiatan berdasarkan hasil rangkuman rencana

kegiatan Bidang-bidang dalam rangka penyusunan anggaran pendapatan dan

belanja pada Dinas Kehutanan ;

g. menyelenggarakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan, dan perlengkapan rumah

tangga Dinas Kehutanan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan guna

kelancaran tugas;

Page 16: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 36

h. melaksanakan koordinasi dalam rangka penyusunan bahan laporan keterangan

pertanggungjawaban Bupati, laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

i. melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi perkantoran

sesuai pedoman dan ketentuan peraturan perundang-undangan agar kegiatan

kesekretariatan dilaksanakan secara efektif dan efisien;

j. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan penilaian prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan;

k. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan

kebijakan;

l. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

m. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

3. Subbagian Program mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan

kebijakan teknis, bahan pengkoordinasian penyusunan program dan laporan kegiatan

satuan kerja perangkat daerah. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Subbagian

Program mempunyai fungsi :

menyusun rencana kegiatan pada Subbagian Program berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan KepalaSubbagian dan Kepala Seksi di

lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan konsep naskah dinas bidang program sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan atasan;

menyiapkan bahan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran / dokumen

pelaksanaan anggaran atau dokumen pelaksanaan perubahan anggaran sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

menghimpun dan mengoreksi bahan usulan program kegiatan dari masing-masing

Bidang, Seksi, dan Subbagian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

guna menghindari kesalahan;

menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan laporan keterangan

pertanggungjawaban Bupati, laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

Page 17: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 37

menghimpun dan mengoreksi seluruh laporan kegiatan yang masuk dari masing-

masing Bidang, Seksi, dan Subbagian sebagai bahan evaluasi dan penyusunan

laporan pelaksanaan kegiatan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan

kebijakan;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

4. Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan

kebijakan teknis, bahan pengkoordinasian penatausahaan keuangansatuan kerja

perangkat daerahserta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas pokok, Subbagian Keuangan mempunyai

fungsi :

menyusun program kegiatan padaSubbagian Keuangan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi lingkungan

Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi guna mengevaluasi

permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

melaksanakan pengelolaan, pengoordinasian, menyiapkan bahan proses pencairan

dana dan pelayanan administrasi keuangan;

meneliti kelengkapan surat permintaan pembayaran langsung, pengadaan barang

dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui

oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan;

meneliti kelengkapan surat permintaan pembayaran uang persediaan, surat

permintaan pembayaran ganti uang, surat permintaan pembayaran tambahan

uang, surat permintaan pembayaran langsung gaji dan tunjangan pegawai negeri

sipil serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai ketentuan perundang-

undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

melaksanakan verifikasi surat permintaan pembayaran dan menyiapkan surat

perintah membayar;

melaksanakan akuntansi satuan kerja perangkat daerah yang meliputi jurnal

umum, buku besar dan buku besar pembantu;

Page 18: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 38

menyiapkan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang meliputi

laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan;

melaksanakan koordinasi terhadap kegiatan lain yang berkaitan dengan keuangan

yang dilaksanakan oleh masing-masing Bidang dan Seksi di lingkungan Dinas

Kehutanan ;

melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran untuk bahan laporan

kepada atasan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan penilaian prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan

kebijakan;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

5. Subbagian Umum mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan kebijakan

teknis, bahan pengkoordinasian pelaksanaan urusan umumdan kepegawaian satuan

kerja perangkat daerahserta melaksanakantugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

sesuai bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Subbagian Umum mempunyai fungsi :

menyusun program kegiatan pada Subbagian Umum berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di

lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi guna

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan konsep naskah dinas bidang administrasi umum sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

menyiapkan bahan dalam rangka pelayanan urusan administrasi umum, organisasi

dan tatalaksana, pengurusan rumah tangga, perlengkapan/perbekalan,

dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan, serta pengelolaan administrasi

kepegawaian;

merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk keperluan rumah

tangga Dinas Kehutanan sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan ketentuan

peraturan perundang-undangan sebagai dasar pengadaan barang;

melaksanakan inventarisasi dan pemeliharaan barang;

Page 19: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 39

membuat laporan rutin data kepegawaian, daftar urut kepangkatan dan daftar

nominatif pegawai peremajaan pegawai, dan laporan kepegawaian lainnya demi

terciptanya tertib administrasi kepegawaian;

memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, pendidikan dan

pelatihan pegawai, dan urusan kepegawaian lainnya;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan

kebijakan;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

6. Bidang Rehabilitasi Lahan dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (RLPDAS)

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam

merumuskan dan menyusun bahan kebijakan teknis serta melaksanakan rehabilitasi

lahan dan pengelolaan daerah aliran sungai.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Rehabilitasi Lahan dan Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai mempunyai fungsi :

a. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang rehabilitasi lahan dan

pengelolaan daerah aliran sungai;

b. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang

rehabilitasi lahan dan pengelolaan daerah aliran sungai;

c. pelaksanaan, pembinaan dan pengawasandibidang rehabilitasi lahan dan

pengelolaan daerah aliran sungai;

d. pelaksanaan rehabilitasi lahan;

e. pelaksanaan pembibitan dan perbenihan tanaman hutan;

f. pengelolaan daerah aliran sungai; dan

g. pengelolaan dan pengembangan sistem informasi kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Rehabilitasi Lahan dan

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai mempunyai tugas :

a. menyusun program kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Lahan Dan Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan

arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

d. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Sekretaris di lingkungan

Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

Page 20: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 40

e. melaksanakan pembinaan dan pengawasan kegiatan rehabilitasi lahan dan

pengelolaan daerah aliran sungai ;

f. melaksanakan penyusunan rencana pelaksanaan reklamasi pada areal bencana

alam dan bekas tambang ;

g. memberikan pertimbangan teknis pengelolaan daerah aliran sungai atau sub

daerah aliran sungai;

h. melaksanakan pemeliharaan hasil rehabilitasi hutan dan lahan;

i. menyelenggarakan sertifikasi sumber benih dan mutu benih atau tanaman hutan;

j. merumuskan rencana pembuatan dan pendistribusian bibit tanaman kehutanan;

k. menyelenggarakan system informasi geografis kehutanan humerik danspasial;

l. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang rehabilitasi lahan dan

pengelolaan daerah aliran sungai;

m. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

n. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

o. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang rehabilitasi lahan dan pengelolaan daerah aliran

sungai guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

p. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

7. Seksi Rehabilitasi Lahan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan

kebijakan teknis,bahan pelaksanaan bimbingan, pengembangan dan pengawasan di

bidang rehabilitasi lahan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Rehabilitasi Lahan Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai sesuai bidang

tugasnya. Dalam melaksanakan tugas pokoknya,Seksi Rehabilitasi Lahan mempunyai

tugas :

menyusun program kegiatan pada Seksi Rehabilitasi Lahan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTD di lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi

guna mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

melaksanakan inventarisasi, identifikasi dan penetapan lahan kritis ;

menyusun rencana pengelolaan, rencana tahunan dan rancangan rehabilitasi

hutan;

melaksanakan rehabilitasi hutan/ lahan dan pemeliharaan hasil rehabilitasi hutan

dan lahan diluar kawasan hutan;

Page 21: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 41

menyiapkan pertimbangan teknis rencana reklamasi, pemantauan dan pelaksanaan

reklamasi hutan;

menyusun rencana dan pelaksanaan reklamasi hutan pada areal bencana alam

dan bekas tambang;

melaksanakan peningkatan kualitas lingkungan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang rehabilitasi lahan guna kelancaran pelaksanaan

tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

8. Seksi Pembibitan Dan Perbenihan Tanaman Hutan mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan pelaksanaan bimbingan,

pengembangan dan pengawasan di bidang pembibitan dan perbenihan tanaman hutan

serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan

dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai sesuai bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Seksi Pembibitan dan Perbenihan Tanaman

Hutan mempunyai fungsi :

menyusun program kegiatan pada Seksi Pembibitan dan Perbenihan Tanaman

Hutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTD di lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi

guna mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

melaksanakan inventarisasi dan identifikasi serta pengusulan calon areal sumber

daya genetik;

melaksanakan pembinaan penggunaan benih/ bibit tanaman hutan;

melaksanakan sertifikasi sumber benih dan mutu benih/ bibit tanaman hutan;

menyusun rencana pembuatan dan pendistribusian bibit tanaman kehutanan;

melaksanakan pembuatan bibit tanaman kehutanan;

melaksanakan pendistribusian bibit tanaman kehutanan;

menyusun laporan perkembangan pembuatan dan penditribusian bibit tanaman

kehutanan;

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pembibitan dan

perbenihan tanaman hutan;

Page 22: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 42

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang pembibitan dan perbenihan tanaman hutan guna

kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

9. Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Sistem Informasi Kehutanan

mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan

pelaksanaan bimbingan, pengembangan dan pengawasan di bidang pengelolaan

daerah aliran sungai dan sistem informasi kehutanan serta melaksanakan tugas lain

yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan Dan Pengelolaan Daerah Aliran

Sungaisesuai bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Seksi

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Sistem Informasi Kehutanan mempunyai tugas :

menyusun program kegiatan Seksi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Sistem

Informasi Kehutanan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTD di lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi

guna mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan

penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai;

menyiapkan bahan pertimbangan teknis penyusunan rencana pengelolaan daerah

aliran sungai dan sub daerah aliran sungai;

menyiapkan bahan penyusunan pertimbangan teknis rencana rehabilitasi hutan dan

lahan;

melaksanakan inventarisasi dan identifikasi wilayah daerah aliran sungai dan sub

daerah aliran sungai;

menyusun prioritas penanganan daerah aliran sungai dan sub daerah aliran sungai;

menyusun sistem informasi geografis kehutanan;

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pengelolaan daerah

aliran sungai dan sistem informasi kehutanan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

Page 23: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 43

pengambilan kebijakan di bidang pengelolaan daerah aliran sungai dan sistem

informasi kehutanan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

10. Bidang Pengendalian dan Pengawasan Pengelolaan Hutan (PPPH) mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

menyusun bahan kebijakan teknis serta melaksanakan bimbingan, pengembangan dan

pengawasan di bidang pengendalian dan pengawasan pengelolaan hutan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Pengendalian Dan Pengawasan

Pengelolaan Hutan mempunyai fungsi :

a. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang pengendalian dan

pengawasan pengelolaan hutan;

b. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

pengendalian dan pengawasan pengelolaan hutan;

c. pembinaan dan pengawasan pengendalian dan pengawasan pengelolaan hutan;

dan

d. pengendalian peredaran hasil hutan.

e. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Pengendalian dan

Pengawasan Pengelolaan Hutan mempunyai tugas :

f. menyusun program kegiatan pada Bidang Pengendalian Dan Pengawasan

Pengelolaan Hutan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan

arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

i. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Sekretaris di lingkungan

Dinas Kehutanan serta instansi terkait untuk mendapatkan masukan, informasi

serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

j. merencanakan operasional survey dan observasi lapangan serta pengumpulan

data untuk dianalisis dan dibahas sehingga menjadi informasi sebagai bahan

pengambilan keputusan dan kebijakan pimpinan/atasan;

k. merumuskan kebijakan dan pembinaan dalam hal pengembangan, rehabilitasi,

konservasi, optimasi dan pengendalian lahan kehutanan agar sesuai dengan

peruntukan;

l. melaksanakan perumusan kebijakan tentang penentuan lokasi hutan kota/hutan

desa dan kawasan hijau kota;

m. melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan/rehabilitasi, pemanfaatan,

perlindungan dan pengamanan hutan kota/hutan desa dan kawasan hijau kota

dalam rangka mendukung program penghijau Pemerintah Daerah;

n. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pembangunan

hutan kota/hutan desa dan kawasan hijau kota;

Page 24: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 44

o. melaksanakan penyusunan kebijakan teknis bidang rehabilitasi dan konservasi;

p. melaksanakan kegiatan pengawasan, pembinaan, evaluasi dan monitoring

rehabilitasi dan konservasi;

q. melaksanakan kegiatan administrasi, pengarsipan data dan pelaporan;

r. melaksanakan bimbingan dan pembinaan rehabilitasi lahan dan peremajaan hutan

dalam rangka mempertahankan hasil dan keseimbangan lingkungan hidup;

s. melaksanakan pembinaan reklamasi bekas penambangan agar daya dukung lahan

tetap terjaga fungsinya;

t. pertimbangan teknis ijin kegiatan lembaga konservasi di daerah;

u. menyusun dan menyajikan data yang berkaitan dengan potensi lahan guna

penentuan sasaran kegiatan serta data kawasan lindung dan potensi yang ada di

dalamnya;

v. melaksanakan tugas pemantauan kelompok tani hutan yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) guna

mendukung keberhasilan penghijauan;

w. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang perlindungan hutan;

x. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

y. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

z. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang perlindungan hutan guna kelancaran pelaksanaan

tugas;

aa. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

11. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Hutan Rakyat mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan pelaksanaan bimbingan,

pengembangan dan pengawasan hutan rakyat serta melaksanakan tugas lain yang

diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Dan Pengawasan Pengelolaan Hutan

sesuai bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Seksi Pengembangan dan Pengendalian Hutan

Rakyat mempunyai tugas:

menyusun program kegiatan pada Seksi Pengembangan Dan Pengendalian Hutan

Rakyat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTD di lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi

guna mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

Page 25: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 45

menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan

pengembangan dan pengendalian hutan rakyat;

menyusun rencana pembinaan pengelolaan hutan rakyat ;

menyusun petunjuk teknis pemeliharaan hutan rakyat ;

melaksanakan fasilitasi teknis pemberian ijin penebangan kayu rakyat ;

melaksanakan inventarisasi dan identifikasi serta pengusulan sertifikasi hutan

rakyat ;

melaksanakan inventarisasi potensi hutan rakyat ;

melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi hutan rakyat ;

menyusun laporan perkembangan dan potensi hutan rakyat ;

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pengembangan dan

pengendalian hutan rakyat;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang pengembangan dan pengendalian hutan rakyat

guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

12. Seksi Produksi dan Provisi Sumber Daya Hutan mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan pelaksanaan bimbingan,

pengembangan dan pengawasan dibidang produksi dan provisi sumber daya

hutanserta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian

dan Pengawasan Pengelolaan Hutan sesuai bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Produksi dan Provisi Sumber Daya Hutan

mempunyai tugas :

menyusun program kegiatan pada Seksi Produksi Dan Provisi Sumber Daya Hutan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTDdi lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi guna

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan

penyelenggaraan produksi dan provisi sumber daya hutan;

menyiapkan bahan penyusunan rencana karya tahunan, lima tahunan dan dua

puluh tahunan unit usaha pemanfaatan hutan produksi ;

melaksanakan fasilitasi pengesahan rencana tebangan tahunan ;

Page 26: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 46

melaksanakan fasilitasi pengesahan rencana tebangan tahunan di luar tebangan

rutin ;

melaksanakan pemantauan dan supervisi kegiatan eksploitasi hutan ;

melaksanakan optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bidang

kehutanan ;

menyusun laporan perkembangan bulanan produksi dan pembayaran Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) ;

melaksanakan fasilitasi dan evaluasi persediaan kayu akhir tahun (stock opname);

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang produksi dan provisi

sumber daya hutan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang produksi dan provisi sumber daya hutan guna

kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

13. Seksi Pengendalian Peredaran Hasil Hutan Hasil Hutan mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan pelaksanaan bimbingan,

pengembangan,pengawasan dan pengendalian peredaran hasil hutan,serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan

Pengawasan Pengelolaan Hutan sesuai bidang tugasnya. Dalam melaksanakan tugas

pokok, Seksi Pengendalian Peredaran Hasil Hutan mempunyai tugas :

menyusun program kegiatan pada Seksi Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTD di lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi

guna mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan

pengendalian peredaran hasil hutan;

menyiapkan pertimbangan teknis pemberian ijin industri primer hasil hutan kayu;

melaksanakan pengawasan dan pengendalian penatausahaan hasil hutan;

melaksanakan pembinaan penatausahaan kayu pada industri primer;

menyiapkan bahan penyusunan pertimbangan teknis perpanjangan dan atau

pengajuan baru tenaga teknis kehutanan pada industri primer;

melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan penertiban peredaran hasil hutan;

Page 27: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 47

melaksanakan pengawasan dan pengendalian pengawas tenaga teknis kehutanan;

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pengendalian peredaran

hasil hutan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang pengendalian peredaran hasil hutan guna

kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

14. Bidang Perlindungan dan Pengembangan Usaha Kehutanan (PPUK) mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan

menyusun bahankebijakan teknis, melaksanakan bimbingan, pengembangan dan

pengawasandibidangperlindungan dan pengembangan usaha kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Perlindungan Dan Pengembangan Usaha

Kehutanan mempunyai fungsi :

a. perumusan dan penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang perlindungan dan

pengembangan usaha kehutanan;

b. pelaksanaan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang

perlindungan dan pengembangan usaha kehutanan;

c. pembinaan dan pengawasandibidang perlindungan dan pengembangan usaha

kehutanan;

d. pelaksanaan pengamanan hutan, mutasi kawasan dan konservasi sumber daya

alam;

e. pelaksanaan pembinaan dan perijinan industri hasil hutan;

f. pengembangan sumber daya manusia mitra kehutanan; dan

g. pengembangan aneka usaha kehutanan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Bidang Perlindungan dan

Pengembangan Usaha Kehutanan mempunyai tugas :

a. menyusun program kegiatan pada Bidang Bidang Perlindungan Dan

Pengembangan Usaha Kehutanan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan

arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

d. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Sekretaris di lingkungan

Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

Page 28: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 48

e. menyusun dan mengkoordinasikan kebijakan teknis di bidang perlindungan dan

pengembangan usaha kehutanan;

f. melaksanakan inventarisasi dan pengkajian penunjukan dan penetapan kawasan

hutan ;

g. menyiapkan pertimbangan teknis pemberian ijin primer hasil hutan non kayu ;

h. menyiapkan pertimbangan teknis pemberian ijin primer hasil hutan non kayu ;

i. menyelenggarakan pengawasan peredaran hasil hutan

j. melaksanakan penelitian dan pengembangan aneka usaha kehutanan ;

k. menyusun pertimbangan teknis usulan pengelolaan kawasan dengan tujuan

khusus, perubahan status kawasan dan/ atau fungsi hutan ;

l. menyusun laporan kebakaran hutan dan pencurian hasil hutan ;

m. melaksanakan fasilitasi pembinaan organisasi yang bergerak di bidang kehutanan;

n. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang perlindungan dan

pengembangan usaha kehutanan;

o. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

p. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

q. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang perlindungan dan pengembangan usaha

kehutanan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

r. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

15. Seksi Pengamanan Hutan, Mutasi Kawasan dan Konservasi Sumber Daya Alam

mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan

pelaksanaan bimbingan, pengembangan dan pengawasan di bidang pengamanan

hutan, mutasi kawasan dan konservasi sumber daya alam serta melaksanakan tugas

lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Pengembangan Usaha

Kehutanan sesuai bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pengamanan Hutan, Mutasi Kawasan dan

Konservasi Sumber Daya Alam mempunyai tugas:

menyusun program kegiatan pada Seksi Pengamanan Hutan, Mutasi Kawasan dan

Konservasi Sumber Daya Alam sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTDdi lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi guna

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan pengamanan

hutan, mutasi kawasan dan konservasi sumber daya alam;

Page 29: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 49

menyiapkan bahan pemberian ijin pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak

dilindungi dan tidak termasuk dalam lampiran apendix cites ;

menyiapkan pertimbangan teknis ijin kegiatan lembaga konservasi ;

melaksanakan fasilitasi, bimbingan dan pengawasan kegiatan perlindungan hutan

pada hutan yang dibebani hak ;

melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan penindakan pelanggaran

peraturan tentang peredaran hasil hutan ;

menyusun rencana operasi dan pengamanan peredaran hasil hutan ;

melaksanakan pengamanan peredaran hasil hutan, kebakaran hutan dan pencurian

hasil hutan ;

menyusun dan menghimpun laporan pengamanan peredaran hasil hutan,

kebakaran hutan dan pencurian hasil hutan ;

melaksanakan fasilitasi pengusulan penunjukan kawasan hutan, pengelolaan

kawasan hutan dengan tujuan khusus, perubahan penggunaan, status kawasan

dan fungsi hutan ;

menyiapkan bahan pemberian pertimbangan teknis penyusunan rancang bangun

dan pengusulan pembentukan wilayah pengelolaan hutan ;

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pengamanan hutan,

mutasi kawasan dan konservasi sumber daya alam;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang pengamanan hutan, mutasi kawasan dan

konservasi sumber daya alam guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

16. Seksi Pembinaan dan Perijinan Industri Hasil Hutan mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan pelaksanaan bimbingan dan

pengembangan di bidang pembinaan dan perijinan industri hasil hutan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan dan

Pengembangan Usaha Kehutanan sesuai bidang tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Seksi Pembinaan dan Perijinan Industri

Hasil Hutan mempunyai tugas :

menyusun program kegiatan pada Seksi Pembinaan Dan Perijinan Industri Hasil

Hutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

Page 30: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 50

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTDdi lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi guna

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan pembinaan

dan perijinan industri hasil hutan;

menyiapkan pertimbangan teknis pemberian ijin industri hasil hutan non kayu;

melaksanakan inventarisasi industri hasil hutan non kayu;

menyusun rencana pembinaan dan pengendalian industri hasil hutan non kayu :

melaksanakan pembinaan dan pengendalian industri hasil hutan non kayu ;

melaksanakan fasilitasi dan mendorong pertumbuhan industri hasil hutan non kayu;

menyusun laporan perkembangan industri hasil hutan non kayu ;

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang pembinaan dan

perijinan industri hasil hutan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang informasi kehutanan guna kelancaran

pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

17. Seksi Bina Lembaga dan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan mempunyai

tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, bahan pelaksanaan

bimbingan, pengembangan dan pengawasan di bidang bina lembaga dan

pengembangan aneka usaha kehutanan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan

oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Pengembangan Usaha Kehutanan sesuai bidang

tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Bina Lembaga dan Pengembangan

Aneka Usaha Kehutanan memiliki tugas :

menyusun program kegiatan pada Seksi Bina Lembaga dan Pengembangan Aneka

Usaha Kehutanan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala

UPTDdi lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi guna

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

menyiapkan petunjuk teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan bina

lembaga dan pengembangan aneka usaha kehutanan;

Page 31: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 51

melaksanakan fasilitasi pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia

mitra kehutanan ;

melaksanakan pembinaan kelompok tani hutan dan Lembaga Masyarakat Desa

Hutan (LMDH) ;

melaksanakan pengembangan aneka usaha kehutanan ;

melaksanakan penyebarluasan perkembangan aneka usaha di bidang kehutanan ;

menghimpun laporan dan perkembangan Lembaga Masyarakat Desa Hutan

(LMDH) ;

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional di bidang bina lembaga dan

pengembangan aneka usaha kehutanan;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas

bawahan;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

pengambilan kebijakan di bidang promosi dan pemasaran guna kelancaran

pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

18. UPTD Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis

operasional dan/ atau kegiatan teknis penunjang dibidang kehutanan serta

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugasnya

pada wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala UPTD Kehutanan

mempunyai tugas:

menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan pada UPTD berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan agar pelaksanaan

tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan guna peningkatan kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan koordinasi dengan semua Kepala Subbagian dan Kepala Seksi di

lingkungan Dinas Kehutanan untuk mendapatkan masukan, informasi guna

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

mengelola tata usaha, perumusan/perencanaan kehutanan di wilayah kerja;

menyusun dan penetapan rencana kehutanan di wilayah kerja;

melaksanakan pengelolaan peralatan dan perbekalan untuk kelancaran

pelaksanaan tugas di lapangan;

melaksanakan pengelolaan dan perawatan inventaris kekayaan milik

Daerah/Negara;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan penilaian prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan;

Page 32: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 52

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan

kebijakan;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

Subbagian Tata Usaha pada UPTD Kehutanan mempunyai tugas:

mengumpulkan bahan penyusunan program kegiatan pada Subbagian Tata Usaha

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang

berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi

petunjuk dan arahan pelaksanaan tugas;

memberikan pelayanan urusan administrasi umum, organisasi dan tatalaksana,

pengurusan rumah tangga, perlengkapan, dokumentasi, kearsipan keuangan, serta

pengelolaan administrasi UPTD;

melaksanakan monitoring, evaluasi, dan penilaian prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia;

membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan

kebijakan;

menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan

guna kelancaran pelaksanaan tugas;

melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

19. Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Kehutanan pada Dinas Kehutanan

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam menunjang tugas pokok dan fungsi

Dinas Kehutanan sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Sumber Daya Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013

Tabel 1 Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Berdasarkan Status Kepegawaian

Tahun 2008-2013

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Struktural 24 22 21 20 23

- Eselon 2b 0 0 1 1 1

- Eselon 3A 1 1 1 1 1

Page 33: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 53

Struktural 29.49%

Fungsional PNS

34.62%

Staf PNS 23.08%

Staf Non PNS 12.82%

Struktural

Fungsional PNS

Staf PNS

Staf Non PNS

Strata II 12.66%

Strata I 54.43%

Diploma III 2.53%

SLTA 29.11%

SLTP 1.27%

Strata II

Strata I

Diploma III

SLTA

SLTP

- Eselon 3B 3 3 3 3 3

- Eselon IV a 16 15 13 12 15

-Eselon Ivb 4 3 3 3 4

2 Fungsional PNS 32 30 30 30 30

3 Staf PNS 19 20 19 18 18

4 Staf Non PNS 3 3 9 10 10

JUMLAH 78 75 79 78 81

Sumber : Statistik Kehutanan Kabupaten Blora, 2013

Gambar 2

Pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 Berdasarkan Status Kepegawaian

Tabel 2 Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009- 2013

No Pendidikan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 S3 - - - - -

2 S2 4 3 6 6 10

3 S1 36 42 42 41 42

4 D3 3 2 3 3 2

5 SMA 34 27 27 27 26

6 SMP 1 1 1 1 1

7 SD - - - - -

JUMLAH 78 75 79 78 81

Sumber : Statistik Kehutanan Kabupaten Blora, 2013

Gambar 3 Pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013

Page 34: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 54

Tabel 4

Perkembangan Jumlah Tenaga Penyuluh Kehutanan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2008-2013

No Pangkat/Gol Jabatan Fungsional 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pembina (IV/a)

Penyuluh Kehutanan Madya

- - - - -

2 Penata Tk.I (III/d)

Penyuluh Kehutanan Pelaksana Penyelia

- 1 2 2 2

3 Penata (III/c) Penyuluh Kehutanan Pelaksana Penyelia

4 3 7 7 7

4 Penata Muda Tk.I (III/b)

Penyuluh Kehutanan Pelaksana Lanjutan

13 16 11 11 11

5 Penata Muda (III/a)

Penyuluh Kehutanan Pelaksana Lanjutan

10 7 10 10 10

6 Pengatur Tk.I (II/d)

Penyuluh Kehutanan Pelaksana

5 3 - - -

JUMLAH 32 30 30 30 30

Sumber : Statistik Kehutanan Kabupaten Blora, 2013

E. ISU-ISU STRATEGIS DALAM DOKUMEN RENCANA STATEGIS (RENSTRA)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2008-2013

1. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora.

Dinas Kehutanan dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan

azas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang kehutanan, dalam melaksanakan

tugas pokoknya selalu dihadapkan pada kendala dan permasalahan secara umum.

Terhadap kondisi yang ada pada saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapkan

dalam mewujudkan pembangunan kehutanan di Kabupaten Blora adalah “ Bagaimana

Mewujudkan Pengelolaan Hutan Lestari dan Masyarakat Sejahtera “.

Beberapa permasalahan / kendala yang dijumpai diantaranya adalah :

a. Hutan rakyat belum dapat dimanfaatkan dalam waktu pendek ;

b. Lahan kritis masih relatif cukup luas ;

c. Terjadinya erosi dan longsor di tebing sungai ;

d. Pengetahuan masyarakat tentang fungsi hutan masih rendah ;

e. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengekolaan hutan ;

f. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat kehutanan ;

g. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang pemantapan pemanfaatan potensi

Page 35: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 55

Rencana Stratejik

Pendahuluan

Rencana Strategis

Akuntabilitas

Kinerja

Penutup

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Referensi Bab 1/2

sumber daya hutan ;

h. Kurangnya pengawasan peredaran hasil hutan.

i. Kurangnya sarana pelatihan kehutanan ;

j. Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang tata usaha kayu ;

k. Kurangnya system infoermasi geografi kehutanan .

2. Penentuan Isu-Isu strategis

Isu Strategis berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

meliputi :

a. Kawasan lindung baik di hutan maupun di luar kawasan hutan belum berfungsi secara

optimal baik sebagai penyangga kehidupan dan bagi perekonomian masyarakat di

sekitarnya.

b. Masih terjadi gangguan terhadap kawasan hutan Negara, meski pun kecenderungan

dari tahun ke tahun menurun ;

c. Ketidakseimbangan antara suply dan demand kayu ;

d. Kemiskinan dan kerentanan sosial penduduk di sekitar hutan masih relatif tinggi

F. SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAKIP

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora selama tahun 2013. Capaian kinerja (performance

results) 2013 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2013

sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap

rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja

(performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu,

sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

dapat diilustrasikan dalam Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4 Bagan Sistimatika Penyajian LAKIP

Page 36: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 56

Page 37: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 57

Untuk menggambarkan akuntabilitas kinerja Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun

2013 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini dijelaskan hal-hal umum tentang instansi serta uraian singkat menandai

apa yang dibebankan kepada instansi (gambaran umum tupoksi), dengan

sistematika meliputi :

A. Latar Belakang

B. Maksud,Tujuan, dan Manfaat

C. Dasar Hukum

D. Gambaran Umum SKPD

E. Isu-Isu Strategis Dalam Dokumen Rencana Stategis (Renstra) Dinas

Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2008-2013

F. Sistematika Penyusunan LAKIP.

BAB II. RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai Rencana Strategis dan

Rencana Kinerja. Pada awal bab ini disajikan gambaran secara singkat

sasaran yang ingin dicapai Dinas Kehutanan pada tahun 2013, serta

bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi instansi.

Sistematika Bab ini meliputi :

A. Perencanaan, yang terdiri dari Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja

(Renja) yang tertuang dalam kebijaksanaan, strategi, sasaran, program

maupun kegiatan yang ada pada Dinas Kehutanan.

B. Pengukuran Kinerja meliputi Indikator Kinerja Kunci (IKK), Indikator Kinerja

Utama (IKU), dan Indikator Kinerja SKPD (Dinas Kehutanan)

C. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Kehutanan Tahun

2013

D. Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) Dinas Kehutanan Tahun

Anggaran 2013.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis

akuntabilitas kinerja termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis

keberhasilan dan kegagalan, hambatan/ kendala dan permasalahan yang

dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Selain itu

dilaporkan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan alokasi dan

realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya,

termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja secara efisiensi.

Sistematika bab ini meliputi :

Page 38: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 58

A. Pengukuran Kinerja

B. Evaluasi Kinerja

C. Analisis Akuntabilitas Kinerja, dan

D. Akuntabilitas Keuangan

BAB IV PENUTUP

Bab ini mengemukan tinjauan secara umum tentang keberhasilan dan

kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja

instansi yang bersangkutan, serta strategi pemecahan masalah yang akan

dilaksanakan di tahun mendatang.

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

A. PERENCANAAN

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil

yang ingin dicapai selama kurun waktu satu tahun sampai dengan lima tahun secara

sistimatis dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang, dan kendala

yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu Rencana Strategis

Instansi Pemerintah, yang setidaknya mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,

dan program serta menyediakan ukuran keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaannya.

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis

merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah yang

memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar

mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan

lingkungan strategis baik nasional maupun global. Analisis terhadap lingkungan organisasi

baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam

memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities),

dan tantangan/ kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat

penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi

pemerintah.

Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana strategis

mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian,

visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Penjabaran dari visi

dituangkan dalam tujuan dan sasaran strategis organisasi, yang merupakan kondisi spesifik

yang ingin dicapai oleh organisasi di dalam memenuhi visi misinya. Sedangkan strategi

Page 39: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 59

pencapaian tujuan/sasaran diwujudkan dengan menetapkan program dan kegiatan yang

harus dilaksanakan oleh organisasi. Rencana strategis merupakan alat kontrol

pelaksanaan program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi, misi dan

tujuan/ sasaran strategis.

Sesuai dengan Inpres No. 7/1999, Rencana Strategis merupakan proses yang

berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5

(lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau

mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu Rencana Strategis Instansi Pemerintah

yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta ukuran

keberhasilan dalam pelaksanaannya.

Page 40: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 60

Beberapa hal yang harus terdapat dalam Rencana Strategis sebuah organisasi

adalah sebagai berikut :

1. Memuat secara jelas arah masa depan yang hendak dituju (where do we want to be).

Ini berarti Renstra harus mencakup visi, misi, tujuan, dan sasaran yang hendak

dicapai.

2. Mempertimbangkan kondisi saat ini (where are we now)?

Ini berarti Renstra disusun dimulai dari memberi penilaian atas kondisi atau keadaan saat

ini, kemudian dirumuskan atau dianalis dengan pendekatan SWOT yaitu identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi, dengan cara

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun pada saat

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

3. Memuat cara-cara untuk mencapai tujuan dan sasaran (how to get there)? Artinya di

dalam Renstra harus ditentukan strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksud.

4. Memuat ukuran keberhasilan (how do we measure our progress)?

Yaitu menentukan indikator kinerja yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan/

kegagalan sebuah organisasi.

Beberapa manfaat penyusunan Rencana Strategis (Renstra) bagi SKPD meliputi:

1. Pedoman untuk merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin

kompleks dan meningkatkan adaptabilitas (kemampuan menyesuaikan diri ) terhadap

perubahan lingkungan, baik internal maupun eksternal.

2. Proses untuk pengelolaan keberhasilan.

3. Memberi orientasi pada masa depan.

4. Memberi orientasi pada pelayanan prima.

5. Meningkatkan komunikasi antar bagian dari sebuah organisasi, karena masing-

masing dituntut peran yang sinergis.

6. Menjamin efektivitas penggunaan sumber-sumber organisasi.

7. Meningkatkan produktivitas organisasi karena berorientasi untuk mampu mencapai

target sasaran.

1. Rencana Strategis Kabupaten Blora Tahun 2011-2015

Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Blora Tahun 2011-2015 dituangkan kedalam dokumen Rencana strategis (Renstra) Tahun

2011-2015 yang berisi penjabaran visi, misi, dan program pembangunan yang

direncanakan dalam kurun waktu lima Tahun 2011-2015.

Page 41: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 61

V I S I

M I S I

Renstra tersebut berisi strategi pokok dalam penjabaran agenda pembangunan

jangka menengah, serta acuan kerja bagi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora. Renstra

Tahun 2011-2015 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Blora tahun 2011-2015 serta dilaksanakan dalam kerangka

mewujudkan visi dan misi pembangunan dalam penyelenggaraan pembangunan lima

tahun kedepan.

a. Visi, Misi, Tujuandan Sasaran Pembangunan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015

1) Visi

Visi Pemerintah Kabupaten Blora disusun dengan mempertimbangkan potensi, kondisi,

permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Blora serta

mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat.

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi

pemerintah harus dibawa dan berkarya secara produktif, inovatif konsisten serta

antisipatif terhadap perubahan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh

instansi pemerintah.

Visi Pemerintahan Kabupaten Blora adalah:

2) Misi

Dalam mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan

tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki dan dalam rangka

pencapaian Visi Kabupaten Blora untuk mencapai masyarakat Kabupaten Blora

sejahtera, maka telah dirumuskan Misi Kabupaten Blora Tahun 2011-2015.

Misi adalah suatu langkah yang harus dilaksanakan oleh organisasi (Instansi Pemerintah)

agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik.

Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih Menuju Masyarakat Blora Yang Sejahtera

Page 42: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 62

Pemerintah Kabupaten Blora menetapkan 9 (sembilan) misi meliputi :

3) Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Blora

Berdasarkan Misi diatas, maka tujuan yang akan diwujudkan selama

penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Blora kurun waktu 5 tahun (2011-2015) adalah

sebagai berikut :

Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan public dengan tata kelola pemerintahan yang

baik (Clean and Good Government)

Tujuan 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyediaan dan pemerataan infrastruktur

Tujuan 3. Meningkatkan produktifitas dan daya saing pertanian serta pemasaran produk

pertanian

Tujuan 4. Meningkatkan iklim investasi dan lapangan kerja bagi masyarakat

Tujuan 5. Meningkatkan akses pemerataan dan mutu pelayanan pendidikan

Tujuan 6. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Tujuan 7. Meningkatkan daya saing UMKM dan jejaring pemasaran serta

mengoptimalkan peran pasar pasar tradisional

Tujuan 8. Mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan hidup dan

meningkatkan kelestarian lingkungan hidup.

Tujuan 9. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dan kebebasan berpendapat

1. Melanjutkan reformasi birokrasi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih,

bebas KKN,berdaya dan berhasil guna di semua bidang pemerintahan dalam

rangka meningkatkan pelayanan publik.

2. Mewujudkan pembangunan infrastruktur sampai tingkat pedesaan.

3. Mewujudkan peningkatan produktifitas pertanian beserta pemasaran hasilnya

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani.

4. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan lapangan kerja yang luas

bagi masyarakat.

5. Mewujudkan pendidikan gratis di tingkat SD/MI dan SPM/MTs serta murah

ditingkat SMA/MA.

6. Mewujudkan kesehatan gratis untuk semua jenis pelayanan di Puskesmas dan

jenis pelayanan kelas 3 di RSUD Dr. R. Soetijono Blora dan RSUD Dr. R

Soeprapto Cepu.

7. Mewujudkan peningkatan perekonomian lokal dengan mendorong UMKM dan

pasar tradisional.

8. Mewujudkan perlindungan terhadap kelestarian alam.

9. Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan

Page 43: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 63

4) Kebijakan Prioritas Pembangan Kabupaten BloraTahun 2013

Lebih lanjut agenda pembangunan tersebut dilaksanakan setiap tahun melalui

program/ kegiatan dengan penekanan prioritas sesuai dengan kebutuhan pada setiap

tahun yang tertuang dalam ke dalam dokumen rencana kerja tahunan yaitu Rencana Kerja

Pemerintah Darah (RKPD). RKPD Kabupaten Blora Tahun 2013 telah menetapkan

dokumen kebijakan prioritas yang diambil dalam memecahkan permasalahan

pembangunan daerah tahun 2013, yaitu diarahkan pada :

1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

2. Peningkatan pendidikan terjangkau sampai tingkat SLTA

3. Pemerataan pembangunan infrastruktur

4. Peningkatan penyediaan tempat distribusi barang dan jasa

5. Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam

5) Visi dan Misi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015

a) Visi Dinas Kehutanan

Visi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora menjelaskan gambaran permasalahan-

permasalahan pembangunan bidang kehutanan yang harus dicari solusinya dengan

perencanaan yang matang dan berkesinambungan. Visi juga merupakan cara pandang

jauh ke depan tentang kemana Dinas Kehutanan akan diarahkan dan apa yang akan

dicapai. Dinas Kehutanan Kabupaten Blora menetapkan Visi Pembangunan Kehutanan

Kabupaten Blora Tahun 2011-2015 sebagai berikut :

Penjelasan dari Visi tersebut di atas sebagai berikut :

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Blora yang sejahtera artinya penyelenggaraan

pembangunan kehutanan harus dapat dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat Blora

secara keseluruhan dan berkelanjutan atau terus menerus melalui suatu bentuk

perencanaan yang matang dan terarah sehingga mampu meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat.

VISI DINAS KEHUTANAN TAHUN 2011-2015

TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BLORA YANG

SEJAHTERA, BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN

BERORIENTASI KEPADA TERCAPAINYA HUTAN LESTARI

Page 44: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 64

Berwawasan lingkungan artinya pembangunan kehutanan harus

terencana dan berkesinambungan dilaksanakan secara sadar dan berencana

menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana untuk meningkatkan mutu

hidup dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam.

Tercapainya Hutan Lestari mengandung arti bahwa hasil-hasil pembangunan

kehutanan akan memberikan nilai positif bagi hutan yang berfungsi konservasi, lindung

dan produksi.

b) Misi Dinas Kehutanan

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya- upaya yang akan dilaksanakan

oleh suatu instansi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi merupakan pernyataan secara

luas dan komprehensif tentang tujuan instansi yang diekspresikan dalam produk dan

pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat

dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh.

Berkaitan dengan perumusan misi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun

2011-2015 dengan memperhatikan keterkaitannya dengan upaya pencapaian misi Bupati

Blora, maka Dinas Kehutanan Kabupaten Blora menetapkan misi Dinas Kehutanan Tahun

2011-2015 sebagai berikut :

MISI DINAS KEHUTANAN TAHUN 2011-2015

1. Meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah

dan air;

2. Mempertahankan dan meningkatkan keberadaan Sumber Daya Hutan;

3. Mewujudkan pemanfaatan lahan yang optimal dan lestari;

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibidang

kehutanan

5. Memberdayakan Sumber Daya Manusia Kehutanan;

6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan;

7. Meningkatkan Penerimaan Provisi Sumber Daya Hutan ( PSDH ) untuk

mendukung Pendapatan Daerah.

Page 45: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 65

c) Tujuan dan Sasaran Dinas Kehutanan

Sebagai penjabaran Misi Dinas Kehutanan Kabupaten Blora, maka Dinas

Kehutanan menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yang tercantum dalam

Rencana Strategis Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun dalam periode waktu 2011-

2015.

(1) Tujuan

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora telah merumuskan tujuan utama dalam Dokumen

Rencana Stragis (Renstra) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015 yaitu :

Dari rumusan diatas, maka Tujuan yang akan diwujudkan selama penyelenggaraan

pemerintahan bidang kehutanan kurun waktu 5 (lima) tahun (2011-2015) adalah sebagai

berikut :

Mengurangi cakupan lahan kritis yang masih cukup luas dan mengurangi kerusakan

pada lingkungan jalan;

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fungsi hutan dengan

menegakkan hukum di bidang kehutanan

Mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan bahan baku kayu dengan

memanfaatkan hutan rakyat.

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan

meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang peraturan tata usaha kayu bagi

masyarakat.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan

Menguatkan data dan informasi dalam Sistem Informasi Kehutanan

Misi dan tujuan Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2011-2015 dapat dirumuskan

seperti dalam tabel berikut ini :

“ Memberikan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya fungsi hutan untuk

mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan bahan baku kayu

dengan memanfaatkan hutan rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

di sekitar hutan dengan menegakkan hukum di bidang kehutanan sehingga

terwujud kuatnya Sistem Informasi Kehutanan sebagai upaya mengurangi cakupan

lahan kritis yang masih cukup luas, berkurangnya kerusakan pada lingkungan jalan,

didukung timbulnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan serta bertambahnya

pengetahuan dan informasi tentang peraturan tata usaha kayu bagi masyarakat “

Page 46: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 66

Tabel 4

Misi – Tujuan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015

NO MISI TUJUAN

1 Meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah dan air;

Mengurangi cakupan lahan kritis yang masih cukup luas dan mengurangi kerusakan pada lingkungan jalan

2 Mempertahankan dan mening-katkan keberadaan Sumber Daya Hutan

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fungsi hutan dengan menegakkan hukum di bidang kehutanan

3 Mewujudkan pemanfaatan lahan yang optimal dan lestari

Mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan bahan baku kayu dengan memanfaatkan hutan rakyat.

4 Meningkatkan partisipasi masya-rakat dalam pembangunan di bidang kehutanan

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan.

5 Memberdayakan Sumber Daya Manusia Kehutanan;

Meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang peraturan tata usaha kayu bagi masyarakat.

6 Meningkatkan kesejahteraan ma-syarakat desa sekitar hutan;

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan

7 Meningkatkan Penerimaan Provisi Sumber Daya Hutan ( PSDH ) untuk mendukung Pendapatan Daerah.

Menguatkan data dan informasi dalam Sistem Informasi Kehutanan

(2) Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah

dalam rumusan yang spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Sasaran diupayakan agar tujuan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/ tahunan secara

berkesinambungan sejalan dengan misi yang ditetapkan.

Secara umum sasaran kegiatan pembangunan kehutanan di Kabupaten Blora diarahkan

pada :

Berkurangnya lahan kritis menuju Blora Hijau.

Terkendalinya pengelolaan sumber daya hutan dan lingkungan hidup.

Terselenggaranya pelayanan publik urusan kehutanan.

Meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan untuk kesejahtraan rakyat.

Meningkatnya kualitas sumber daya manusia kehutanan.

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan

kehutanan.

Tersedianya Sistem Informasi Geografi Kehutanan.

Tujuan dan Sasaran Renstra Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dapat dirumuskan

sebagaimana dalam tabel di bawah ini :

Page 47: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 67

Tabel 5

Tabel Tujuan – Sasaran Rencana Strategis Dinas Kehutanan Tahun 2011-2015

SASARAN INDIKATOR KINERJA

Tujuan 1. Mengurangi cakupan lahan kritis yang masih cukup luas dan kerusakan pada lingkungan jalan

Sasaran 1 : Berkurangnya lahan kritis menuju Blora Hijau ;

- Berkurangnya Jumlah luasan lahan kritis (ha)

- Jumlah kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

- Bertambahnya Jumlah luasan pengkayaan tanaman (ha)

- Meningkatnya jumlah bangunan konservasi tanah dan air (dam penahan, sumur resapan)

- Terwujudnya penghijauan lingkungan di sekitar turus jalan dan sempadan sungai yang rawan longsor

- Tersedianya bibit tanaman kehutanan

Terlaksananya kebun bibit rakyat

Terlaksananya pengkayaan tanaman

- Jumlah luasan reboisasi pada kawasan hutan

- Jumlah luasan lahan kritis

- Jumlah luasan penghijauan pada lahan kritis di luar kawasan hutan

- Luas hutan dan lahan kritis terehabilitasi (ha)

- Persentase hutan dan lahan kritis terehabilitasi (%)

- Terlaksananya HMPI (Hari Menanam Pohon Indonesia)

Tujuan 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fungsi hutan dengan menegakkan hukum di bidang kehutanan

Sasaran 2 : Terkendalinya pengelolaan sumber daya hutan dan lingkungan hidup ;

- Meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak kerusakan hutan

- Terlaksananya pendidikan dan pelatihan untuk tenaga penyukuh kehutanan

- Jumlah kasus kebakaran di kawasan hutan

- Terlaksananya Lomba PKA (Penghijauan dan Konservasi Alam)

- Lancarnya penyuluhan terhadap masyarakat mengenai dampak kerusakan hutan

- Jumlah kasus kejahatan bidang kehutanan (pencurian kayu, pembalakan liar, dsb)

- Teridentifikasinya potensi pengembangan satwa liar

Tujuan 3. Mewujudkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan bahan baku kayu dengan memanfaatkan hutan rakyat.

Sasaran 6 : Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan kehutanan

- Luas hutan rakyat (ha)

- Jumlah produksi kayu dari hutan rakyat

- Terlaksananya fasilitasi SVLK

- Produksi kayu olahan primer (m3)

- Bertambahnya jumlah luasan pemerliharan tanaman hutan rakyat

- Terinventarisasinya potensi tegakan hutan rakyat

- Jumlah pelaku usaha kehutanan (kayu dan bukan kayu)(unit)

Tujuan 4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan

SASARAN INDIKATOR KINERJA

Page 48: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 68

Sasaran 4 : Meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan untuk kesejahtraan rakyat ;

- Produksi kayu bulat (m3)

- Terlaksananya penderasan pembayaran SDH dari wajib bayar

- Terlaksanya perhitungan bersama/rekonsiliasi data DBH PSDH

- Meningkatnya kontribusi PAD dari sektor kehutanan beruba PNBP PSDH

- Termonitoringnya kegiatan pengelolaan hutan negara mulai dari persemaian sampai dengan pemanenan hasil hutan

- Tersedianya laporan stock opname pada Hasil Hutan Kayu pada akhir tahun per 31 Desember

Tujuan 5. Meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang peraturan tata usaha kayu bagi masyarakat.

Terselenggaranya pelayanan publik urusan kehutanan ;

- Terlaksananya sosialisasi peraturan penatausahaan dan perdagangan hasil hutan

- Terlaksananya inventarisasi industri primer hasil hutan kayu dan non kayu

- Tertibnya pelaksanaan Perda industri hasil Hutan

- Terlaksananya sosialisasi peraturan daerah mengenai pengelolaan industri hasil hutan

- Jumlah desa yang tertib melakukan penatausahaan hasil hutan kayu (desa)

- Terlaksanya Pelaksanaan pemeriksaan/ pengukuran/ pengesahan hasil hutan (kayu rakyat / hutan hak)

- Terlaksananya tertib administrasi peredaran hasil hutan

- Terlaksananya pembinaan kelembagaan industri primer hasil hutan kayu

- Terlaksananya sosialisasi peraturan dan pembinaan mengenai peredaran hasil hutan rakyat terhadap penerbit SKAU

- Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan tenaga teknis pengujian hasil hutan (penyelenggaraan Bimtek SKAU)

- Terlaksanya efektifitas pelaksanaan SKAU oleh Kepala Desa/Lurah/Perangkat Desa

- Terlaksananya inventarisasi industri primer hasil hutan kayu dan non kayu

Tujuan 6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan

- Jumlah produksi hasil hutan non kayu

- Terlaksananya kegiatan penyuluhan kepada kelompok tani hutan

- Terbinanya LMDH menuju LMDH mandiri

- Terlaksanya pelatihan untuk peningkatan ketrampilan Masyarakat Desa Hutan

- Terbentunya jumlah kelompok aneka usaha kehutanan

Tujuan 7. Tersedianya data dan informasi kehutanan yang akurat dalam Sistem Informasi Kehutanan

Sasaran 7 : Tersedianya Sistem Informasi Geografi Kehutanan.

- Tersedianya peta-peta tematik kehutanan

- Tersedianya buku data statistik kehutanan

- Pembuatan content website Dinas Kehutanan dan aplikasi input data kehutanan

- Inventarisasi data pembangunan kehutanan Kab Blora

- Penyediaan informasi lahan kritis terkait Bio massa

d) Kebijakan Strategis dan Program

Page 49: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 69

Strategi adalah keseluruhan cara atau langkah dengan penghitungan yang pasti

untuk mencapai tujuan atau mengatasi persoalan. Sebagai penjabaran langkah-langkah

menuju tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan, dalam Renstra Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora Tahun 2011-2015 ditetapkan beberapa kebijakan strategis dan program-

program antara lain :

(1) Kebijakan Strategis

Pemerintah Pusat telah menetapkan 8 (delapan) Kebijakan Prioritas Bidang

Kehutanan dalam Konsep Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu dan

dalam rangka pengelolaan Sumber Daya Hutan melalui Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor SK.456 / Menhut-II/ 2004 tanggal 29 Nopember 2004. Kebijakan strategis dijadikan

panduan, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan atau pelaksanaan program/

kegiatan.

Terdapat 8 (delapan) kebijakan sebagai prioritas pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi Departemen Kehutanan meliputi :

(a) Pemantapan Kawasan Hutan;

(b) Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS)

(c) Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan;

(d) Konservasi Keanekaragaman Hayati;

(e) Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan;

(f) Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan;

(g) Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan;

(h) Penguatan Kelembagaan Kehutanan.

Dinas Kehutanan telah menetapkanKebijakan Umum Prioritas maupun Kebijakan

Umum Pilihan sebagai langkah-langkah strategi pembangunan untuk menentukan

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Kebijakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

(a) Kebijakan Umum Prioritas

Kegiatan- kegiatan yang termasuk dalam kebijakan umum prioritas antara lain :

Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan;

Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan;

Pemberantasan pencurian kayu di hutan Negara dan perdagangan kayu illegal;

Mewujudkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Page 50: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 70

(b) Kebijakan Umum Penunjang.

Kegiatan- kegiatan yang termasuk dalam kebijakan umum prioritas antara lain :

Pembinaan / pengendalian dan pengawasan GERHAN;

Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan;

Penyusunan data statistik kehutanan;

Penyusunan Ranperda Industri Hasil Hutan;

Penyusunan dan penertiban pelaksanaan Perda mengenai pengelolaan industri

hasil hutan;

Pengembangan, pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan;

Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak;

Pengembangan hasil hutan non kayu;

Konsolidasi sumber daya aparatur;

Pemantapan kinerja Sumber Daya Aparatur.

Arah kebijakan yang diambil oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dalam

membentuk konfigurasi program dan kegiatan dalam mencapai tujuan adalah dengan

melaksanakan langkah-langkah kebijakan sebagai berikut :

(a) Kebijakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

Kebijakan ini diarahkan untuk menuntaskan lahan kritis menuju Blora Hijau

(b) Kebijakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan;

Kebijakan ini diarahkan untuk mengembangkan hasil hutan non kayu, optimalisasi

Penerimaan Negara Bukan Pajak, pengendalian dan pengawasan peredaran hasil

hutan serta pembinaan aneka usaha kehutanan

(c) Kebijakan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan;

Kebijakan ini diarahkan untuk memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

hutan lahan sebagai pengatur tata air dan pemelihara kesuburan tanah.

(d) Kebijakan Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan.

Kebijakan ini diarahkan untuk pengawasan dan penertiban pengelolaan Industri Hasil

Hutan, tersedianya peraturan perundangan mengenai Industri Hasil Hutan dan

sosialisasinya.

(e) Kebijakan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

Kebijakan ini merupakan urusan wajib untuk pengendalian dan pengawasan

pemanfaatan Sumber Daya Alam yang dilakukan oleh pihak ketiga seperti Checking

Cruising, stock opname kayu, laporan hasil produksi dan PSDH.

(f) Kebijakan Rehabilitasi dan Pemilihan Cadangan Sumber Daya Alam.

Kebijakan ini merupakan urusan wajib dimaksudkan untuk merehabilitasi dan

pemulihan lahan yang rusak akibat bencana alam, di samping itu untuk

mengembangkan kelembagaan rehabilitasi hutan dan lahan.

(g) Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Kehutanan.

Page 51: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 71

Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas aparatur kehutanan,

pemberdayaan penyuluh kehutanan dan kelompok tani hutan.

(h) Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Geografi Kehutanan.

Kebijakan ini diarahkan untuk menyiapkan data dan informasi urusan kehutanan yang

akurat, tepat dan aktual terkait dengan penggunaan lahan ataupun data dan informasi

yang bereferensi geografis.

(i) Kebijakan Pelayanan Publik Kehutanan.

Kebijakan ini diarahkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat atau publik

dan memfasilitasi masyararakat yang menjalankan kegiatan ekonomi sektor kehutanan

serta melayani perijinan seperti Ijin Tebang dan Ijin Angkut Kayu Rakyat.

(2) Program dan Kegiatan

Kebijakan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora merupakan penjabaran dari

program kerja operasional yang telah disepakati dan dilegalisasi. Program kerja

operasional merupakan implementasi kebijakan 9 (sembilan) pokok kebijakan Kehutanan

Kabupaten Blora. Penjabaran kebijakan ke dalam program-program dan kegiatan-kegiatan

operasional dijabarkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 6 Arahan Kebijakan, Program, dan Kegiatan

dalam Rencana Strategis Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

NO KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN

1 Kebijakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan

Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Program Bidang Kehutanan Bersumber Dari Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Provinsi, Serta Dana Pendampingnya

kegiatan Pengadaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehutanan (DAK)

2 Kebijakan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan

Pengembangan Pengujian Dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

NO KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN

3 Kebijakan Perlindungan dan Konservasi

Program Perlindungan dan Konservasi

Penyuluhan Kesadaran Masyarakat Mengenai Dampak Perusakan Hutan

Page 52: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 72

Sumber Daya Hutan

Sumber Daya Hutan

Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Bidang Konservasi

4 Kebijakan Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Pengembangan Industri dan Pemasaran Hasil Hutan

5 Kebijakan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pengelolaan Dan Pemanfaatan Hutan

Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

6 Kebijakan Rehabilitasi dan Pemilihan Cadangan Sumber Daya Alam

Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan

Perencanaan RHL

Fasilitasi Pinjam Pakai Dan Tukar Menukar Kawasan Hutan

7 Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Kehutanan

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal

Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan ( LMDH )

8

Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Geografi Kehutanan

Program Pengembangan Sistem Informasi Geografi Kehutanan

kegiatan Penyusunan Data dan Statistik Kehutanan

Penyusunan Peta-peta Tematik Kehutanan

9

Kebijakan Pelayanan Publik Kehutanan

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Surat Menyurat

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik

Penyediaan Jasa Peralatan Dan Perlengkapan Kantor

Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan Dinas/perasional

Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Penyediaan Alat Tulis Kantor

Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

Penyediaan Peralatan Dan Perlengkapan Kantor

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

Penyediaan Makanan Dan Minuman

Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah

Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Dalam Daerah

Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Gedung Kantor

Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional

NO KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kinerja, dan Penetapan Kinerja SKPD.

Page 53: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 73

Capaian Kinerja dan Keuangan

Program Peningkatan Kelancaran Pelayanan dan Administrasi Umum

kegiatan Penyediaan Honorarium Tenaga Pengamanan, Kebersihan, Sopir, dan Tenaga Lepas Lainnya

Program Pelayanan Publik Urusan Kehutanan

kegiatan Pelayanan Pemeriksaan dan Pengesahan Hasil Hutan

B. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

1. INDIKATOR KINERJA

Capaian kinerja RPJMD setiap tahun diukur dari dimensi akuntabilitas dengan

menggunakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pengukuran

kinerja merupakan proses membandingan kinerja dengan ukuran berupa indikator kinerja.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target yang

direncanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengukuran kinerja

dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan penetapan kinerja dalam dokumen

perencanaan. Hasil pengukuran kinerja yang dilengkapi dengan analisis dan evaluasi atas

capaian kinerja disajikan dalam pelaporan kinerja.

Indikator kinerja merupakan ukuran yang menjelaskan mengenai kinerja, hal-hal

yang direncanakan akan menjadi performa kinerja suatu organisasi akan diukur

keberhasilan pencapaiannya dengan menggunakan indikator kinerja. Indikator kinerja

dapat terdiri dari angka dan satuannya. Angka menjelaskan mengenai nilai (berapa) dan

satuannya memberikan arti dari nilai tersebut (apa).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, mewajibkan setiap

penyelenggara negara baik di pusat maupun di daerah untuk melakukan pengukuran

mengenai realisasi fisik maupun keuangan setiap triwulan. Dalam Sistem AKIP dilakukan

pengukuran capaian keuangan dan fisik seluruh program, sub program, kegiatan, dan

kegiatan. Khusus bagi pemerintah daerah, kewajiban melakukan pengukuran kinerja juga

diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah

menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

a. Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

1) Indikator Kinerja Kunci (IKK)

Page 54: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 74

Otonomi Daerah memiliki tujuan yang terdiri dari 3 (tiga) aspek antara lain :

Kesejahteraan Masyarakat (KM),

Daya Saing Daerah (DSD) dan

Pelayanan Umum (PU).

Ketiga aspek tersebut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010 dipakai dasar untuk menentukan Indikator Kinerja Kunci (IKK). Untuk Indikator Kinerja

Kunci ditetapkan oleh pemerintah pusat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Capaian indikator kinerja urusan kehutanan dapat diketahui dari pengukuran terhadap 2

(dua)Indikator Kinerja Kunci (IKK), yaitu :

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis

Nilai capaian kinerja ini diperoleh dari perbandingan jumlah luas hutan dan lahan kritis

yang direhabilitasi dengan luas total hutan dan lahan kritis yaitu dengan rumus =

Luas hutan yang direhabilitasi dalam penanaman dan pemeliharaan hutan

Luas Hutan

Kerusakan Kawasan Hutan

Nilai capaian kinerja ini diperoleh dari perbandingan luas kerusakan kawasan hutan

dengan jumlah luas kawasan hutan, atau dengan rumus =

Kerusakan akibat kebakaran hutan Ha dan akibat pencurian kayu (Ha)

Luas Hutan (Ha).

2) Indikator Kinerja Utama (IKU)

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) mewajibkan setiap organisasi pemerintahan, baik di

pusat maupun di daerah menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam menyusun

laporan keuangan tersebut, diperlukan satuan dan ukuran yang disebut dengan Indikator

Kinerja. Perkembangan Indikator kinerja diawali sejak terbitnya Inpres Nomor 7 Tahun

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah hingga terbitnya Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah.

Sedangkan Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan amanat Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei

2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU).

Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan, perlu

memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sering pula disebut Key Performance

Indicator. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Page 55: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 75

Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan

Indikator Kinerja Utama (IKU), setiap unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator Kinerja

Utama IKU). IKU ditetapkan sebagai acuan ukuran kinerja yang dipergunakan oleh

Pemerintah Kabupaten dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

lingkungan Pemerintah Daerah. Dalam ketentuan umum peraturan tersebut mendefinisikan

Kinerja Instansi Pemerintah sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau

tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

IKU digunakan dasar untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT),

menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), menyusun dokumen Penetapan Kinerja

(PK) , menyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta

melakukan evaluasi penyampaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana

Pembangunan. Pemilihan Indikator kinerja pada pemerintah kabupaten/ kota sebaiknya

menggunakan indikator kinerja pada tinggkat outcome yang memiliki fokus pada perspektif

stakeholder pemerintah yang memiliki fungsi penyelenggaraan maupun pelaksana

pembangunan dan menggambarkan keberhasilan instansi pemerintah secara keseluruhan,

sehingga yang kegiatan yang fokusnya pada peningkatan kapasitas internal organisasi

(internal bussines process) tidak dijadikan sebagai Indikator Kinerja Utama. Indikator

Kinerja Utama tingkat Kabupaten ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dengan Peraturan

Bupati, sedangkan bagi Indikator Kinerja di lingkungan Satuan Kerja Pemerintah Daerah

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Indikator Kinerja

Kabupaten berisi sasaran dan indikator kinerja pengukurnya.

Penetapan IKU telah mengacu pada Renstra Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

serta RPJMD Kabupaten Blora tahun 2011-2015. Indikator Kinerja Utama Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora digunakan untuk periode waktu tahun tahun 2011-2015 sesuai dokumen

Rencana Strategis (Renstra). Dinas Kehutanan Kabupaten Blora telah menyusun Rencana

Strategis (Renstra) yang di dalamnya mencakup antara lain :

a) Penjabaran Visi, Misi dan program pembangunan yang direncanakan dalam kurun

waktu lima tahun 2011-2015.

b) Penetapan tujuan yang ingin dicapai, strategi, indikator sasaran yang akan

dilaksanakan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dalam periode waktu 2011-2015.

c) Tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran tahunan secara bertahap dalam rangka

mencapai dalam mencapai sasaran strategis organisasi.

Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Indikator Kinerja Daerah Dinas Kehutanan

dalam Dokumen RPJM Daerah Kabupaten Blora Tahun 2011-2015 diuraikan dalam tabel

berikut :

Page 56: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 76

Tabel 7 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

(RPJMD KABUPATEN BLORA TAHUN 2011-2015)

No Uraian Kondisi Tahun 2009

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

8 URUSAN WAJIB

Lingkungan hidup

d. Luas lahan kritis (ha) 833,95 668,91 805,42 536,53 9.043,08 430,35 345,19 276,87 222,08

e.

Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa (%)(Target Konservatif, dipertahankan)

100 100 100 100 100 100 100 100 100

URUSAN PILIHAN

2 Kehutanan

a Jumlah produksi hasil hutan kayu 84,76 84,93 330.662 m3 85,1 423.308 m

3 85,27 85,44 85,611 85,782

b Jumlah produksi hasil hutan non kayu 2,906 2,913 - 2,919 - 2,924 2,93 2,936 2,942

c Luas hutan rakyat (ha) 16,625 16,708 16.625,28 16,792 640 16,876 16,96 17,045 17,13

d Persentase hutan dan lahan kritis terehabilitasi (%)

13,54 15,45 28,2 17,36 28,89 19,27 21,18 23,09 25

e Persentase Kerusakan Kawasan Hutan (%)

6,32 5,27 0 4,22 0 3,17 2,12 1,07 0

f Jumlah kasus kejahatan bidang kehutanan (pencurian kayu, pembalakan liar, dsb)

134 114 4.244

(Kasus Kebakaran)

97 746 (Kasus Kebakaran)

82 70 60 51

Page 57: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 77

3. RENCANA KINERJA TAHUNAN

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan proses penyusunan rencana kinerja

sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana

Strategis (Renstra) yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ditetapkan

rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat

sasaran dan kegiatan. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dilakukan seiring

dengan agenda penyusunanan kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi Dinas

Kehutanan Kabupaten Blora untuk dicapai dalam waktu 1 (satu) tahun.

Menurut Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

disebut juga Rencana Kerja SKPD atau Renja SKPD. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

memuat informasi tentang :

1. Sasaran yang ingin dicapai dalam waktu 1(satu) tahun;

2. Indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya;

3. Program, kegiatan, serta indikator kinerja dan rencana capaiannya.

Pada tahun 2013 Dinas Kehutanan Kehutanan Kabupaten Blora menyusun

program/ kegiatan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) atau Rencana Kerja (Renja)

dengan rincian seperti tabel di bawah :

Page 58: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 78

RENCANA KINERJA TAHUNAN

SKPD : DINAS KEHUTANAN

TAHUN : 2013

NO. PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI INDIKATOR KINERJA BESARAN/ VOLUME

TARGET

1 2 3 4 5 6

I PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1 Penyediaan jasa surat menyurat

Dinhut Meningkatnya kelancaran surat menyurat

480 lb perangko, 400 materai, 2 paket pengiriman

2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Dinhut Meningkatnya kelancaran komunikasi, air dan penerangan kantor

36 rekening air, listrik dan telpon

3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

Dinhut Terjaganya kondisi peralatan dan perlengkapan kantor

8 jenis

4 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/ops.

Dinhut Terselenggaranya pemeliharaan dan perijinan kendaraan

3 mobil, 65 sepeda motor

5 Penyediaan jasa administrasi keuangan

Dinhut Terselenggaranya jasa administrasi keuangan

27 orang

6 Penyediaan jasa kebersihan kantor

Dinhut Terselenggaranya kebesihan kantor

28 peralatan dan bahan pembersih

7 Penyediaan alat tulis kantor Dinhut Tersedianya alat tulis kantor

90 jenis ATK

8 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Dinhut Terselenggaranya pelayanan alat tulis kantor

8 macam belanja cetak, 2 macam belanja penggandaan

9 Penyediaan komponen instalasi listrik/elektronik

Dinhut Tersedianya komponen instalasi listrik

17 jenis

10 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

Dinhut Terwujudnya peralatan dan perlengkapan kantor

6Jenis (printer, korden, sofa, TV, rak buku, laptop)

11 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan

Dinhut Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundangan

6 bahan bacaan dan 1 paket buku

12 Penyediaan makanan dan minuman

Dinhut Tersedianya makan dan minum harian, rapat dan tamu

238 galon, 2300 gelas, 6600 gelas, 1130 dus, 720 dus

13 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah

Dinhut Terlaksananya rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah

Gol IV 60 hoj, Gol III 130 hoj, Gol II 32 hoj, Gol I 22 hoj

14 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah

Dinhut Terlaksananya rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah

Gol IV 72 hoj, Gol III 132 hoj, Gol II 36 hoj, Gol I 48 hoj

II PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA

1 2 3 4 5 6

Page 59: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 79

1 Pembangunan gedung kantor

Dinhut Terbangunnya ruang pertemuan

1 unit (gedung pertemuan)

2 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

Dinhut Terpeliharanya kondisi bangunan gedung kantor

1 paket

3 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

Dinhut Terpenuhinya pemeliharaan kendaraan dinas/ops.

3 mobil

III

PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

1 Pendidikan dan pelatihan formal

Dinhut Meningkatnya kualitas SDM

10 Orang

IV PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA

1 Penyusunan rencana strategis, rencana kinerja dan penetapan kinerja SKPD

Dinhut Tersusunnya rencana kerja dan penetapan kinerja SKPD

3 paket buku

V PROGRAM PENINGKATAN KELANCARAN PELAYANAN DAN ADMINISTRASI UMUM

1 Penyediaan honorarium tenaga pengamanan, kebersihan, sopir,dan tenaga lepas lainnya

Dinhut Tersedianya pelaksanaan pekerjaan kantor

7 orang

VI PROGRAM PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA HUTAN

1 Pengembangan hasil hutan non kayu

16 Kec di Kab Blora

Terlaksananya pengembangan tanaman bwh tegakan (empon-empon)

3000 kg benih lempuyang, 20000 kg pupuk kandang

2 Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (OPNBP)

Kab Blora Realisasi pembayaran PSDH dari KPH se Wilayah Kab. Blora

6 KPH

3 Pengelolaan dan pemanfaatan hutan

Kab Blora Termonitoringnya keg. pengelolaan kawasan hutan dari persemaian s/d pemanenan hasil hutan;

6 KPH

tercapainya sertivikasi PHBML

16 kec

4 Pengembangan Industri dan Pemasaran Hasil Hutan

Kab Blora Meningkatnya kel usaha bid kehutanan dan terlaksananya promosi investasi dan iptek kehutanan

55 IPHHK, 1 kali temu mitra

5 Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan

Badan usaha dan kelompok masy

Pembinaan tertib penataan hasil hutan pd industri pengelolaan hutan; pengawasan peredaran hasil hutan; pembinaan teknis perundang-undangan hasil hutan

80 orang dan 60 orang

1 2 3 4 5 6

6 Monitoring, evaluasi dan 16 Kec di Kab Lamcarnya 12 bulan dan

Page 60: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 80

pelaporan Blora pelaksanaan monev kegiatan kehutanan

1kali

VII PROGRAM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

1 Pembuatan bibit/benih tanaman kehutanan

Kab Blora Tersedianya pembibitan tanaman jati (stek pucuk)

85000 btg

2 Pembinaan, pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Pendukung DAK)

dinhut Tersedianya perencanaan kegiatan DAK (sumur resapan, embung, dam penahan) dan termonitornya pelaksanaan DAK 2013 (pendukung DAK)

7 unit, 6 unit, 5 unit dan 30 unit

3 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

Dinhut Tersedianya demplot tanaman jati stek pucuk

2 ha dan 1 kali HMPI

VIII PROGRAM PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN

1 Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan

Wil Kab Blora Lancarnya penyuluhan kpd masy mengenai dampak kerusakan hutan dan meningkatnya kesadaran masy akan dampak kerusakan hutan

16 Kec di Kab Blora

2 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

Kec. Randublatung Kab. Blora

Tertanamnya tanaman kehutanan disekitar embung keruk

3000 btg mahoni, 500 btg sukun, 1500 btgkepoh, 100 btg trembesi, 1000 btg kesambi, 160 btg asam, 50 btg beringin

IX PROGRAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN

1 Pendampingan kelompok usaha perhutanan rakyat

Kab. Blora Terlasananya peningkatan usaha perhutanan rakyat sesuai standarisasi; dan peningkatan kesejahteraan petani hutan rakyat

-

2 Perencanaan RHL Dinhut Tersusunnya rencana-rencana program pengembangan kehutanan tingkat kabupaten (RKTK)

1 dokumen

3 Fasilitasi pinjam pakaidan tukar menukar kwsn hutan

Wil Kab Blora Terlaksananya pinjam pakai dan tukar menukar kawasan hutan

1 unit, 3 SD di Kec Jepon yang masuk wil hutan

4 Perencanaan inventarisasi tegakan hutan rakyat

Wil Kab Blora Terselenggaranya inventarisasi tegakan hutan

-

1 2 3 4 5 6

X PROGRAM PENGEMBANGAN

Page 61: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 81

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI KEHUTANAN

1 Pembuatan peta-peta tematik kehutanan scr digital

- - -

2 Penyusunan data dan statistik kehutanan

Wil Kab Blora Tersedianya buku statistik kehutanan

1 buku

XI PROGRAM PELAYANAN PUBLIK URUSAN KEHUTANAN

1 Pelayanan pemberian ijin tebang dan ijin angkut kayu rakyat/milik pribadi

- - -

2 Pelayanan pemeriksaan dan pengesahan hasil hutan

Kab Blora Terlaksananya monitoring penerbitan SKAU dan pemeriksaan pengesahan hasil hutan

16 Kec di Kab Blora

XII PROGRAM BIDANG KEHUTANAN BERSUMBER DARI DANA PEMERINTAH

1 Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana kehutanan (DAK)

Dinhut Terlaksananya kegiatan HR, Pengkayaan tanaman, Sipil Teknis (Dam Penahan, embung, Sumur resapan);

175 ha, 150 ha, 225 ha dan 200 ha, 30 unit, 17500 btg, 5 jenis, 1 jenis

Dana Pendampingan DAK Bid. Kehutanan

Dinhut Tersedianya bibit tanaman kehutanan

1 paket

XIII PROGRAM PEMBERDA-YAANMASYA-RAKAT SEKITAR HUTAN

1 Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan (LMDH)

Kab Blora Terbinanya LMDH menuju LMDH mandiri

138 LMDH di 16 Kec

Page 62: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 82

C. PERJANJIAN KINERJA DAN DOKUMEN PENETAPAN KINERJA

1. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja dijabarkan beberapa indikator kinerja sasaran dan rencana

capaian program. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Perjanjian

indikator kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan

memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus ada

di organisasi.

Dalam tahun 2013 telah ditetapkan kinerja yang akan dicapai, sebagai berikut :

1. Misi 1 : Meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah

dan air;

2. Misi 2 : Mempertahankan dan meningkatkan keberadaan Sumber Daya Hutan;

3. Misi 3 : Mewujudkan pemanfaatan lahan yang optimal dan lestari;

4. Misi 4 : Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibidang

kehutanan

5. Misi 5 : Memberdayakan Sumber Daya Manusia Kehutanan;

6. Misi 6 : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan;

7. Misi 7 : Meningkatkan Penerimaan Provisi Sumber Daya Hutan ( PSDH ) untuk

mendukung Pendapatan Daerah.

Rencana Kerja Dinas Kehutanan Kabupaten Blora merupakan perjanjian kerja

(kontrak kerja) antara pimpinan dengan bawahan dalam hal ini Bupati dengan Kepala

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora untuk mewujudkan target kinerja berdasarkan pada

sumber daya yang dimiliki Dinas Kehutanan Kabupaten Blora. Perjanjian Kinerja ditetapkan

untuk untuk mendukung kegiatan dan program pembangunan dalam Rencana Kerja

(Renja) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora yang dialokasikan pembiayaannya melalui

Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2013. Perjanjian kinerja ini disusun setiap awal tahun

anggaran, dan merupakan komitmen yang akan dicapai instansi dalam suatu periode tahun

anggaran.

a. Tujuan Perjanjian Kinerja

Adapun tujuan dari Perjanjian Kerja adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan kualitas pelayanan public.

2) Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya.

3) Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

akuntabel.

4) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur.

5) Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan amanah yang

diterimanya dan terus meningkatkan kinerja.

Page 63: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 83

6) Meningkatkan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah.

7) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

8) Untuk dapat menilai keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan (rewards)/ sanksi.

9) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, karena untuk

dapat menilai keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan

sebagai dasar pemberian penghargaan (rewards)/ sanksi.

b. Hubungan Rencana Kinerja dengan Perjanjian Kinerja

1) Rencana Kinerja Tahunan merupakan dokumen yang berisi informasi tentang target

kinerja(berupa output dan atau outcome) yang ingin diwujudkan oleh Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora dalam waktu 1 (satu) tahun.

2) Rencana Kinerja merupakan penjabaran lebih lanjut dari rencana strategis untuk 1

(satu)tahun.

3) Sedangkan penetapan kinerja merupakan ikhtisar kinerja dari Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) yang akan dicapai dan disepakati antara pimpinan dengan bawahan

dalam hal ini Bupatidengan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Blora

denganmempertimbangkan sumber daya yang tersedia.

c. Isi Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja memuat dua unsur pokok yaitu pernyataan penetapan kinerja

yang harus ditandatangani oleh penanggungjawab program dengan atasan langsung

dalam hal ini Bupati dengan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dan lampiran yang

berisi tentang target capaian yang ditetapkan bersama yang akan dicapai pada akhir

tahunanggaran.

d. Pernyataan Penetapan Kinerja (PK) ada pada lampiran dan Penetapan Kinerja Dinas

Kehutanan Kabupaten BloraTahun 2013 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 64: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 84

Tabel 8 PENETAPAN KINERJA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORATAHUN 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program

Kegiatan Anggaran

(Rp)

-1 -2 -3 -4 -5

Terwujudnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Jumlah luasan tanaman bawah tegakan yang tertanami, tanaman bawah tegakan (porang/lempuyang)non kayu

Tertanaminya tanaman bawah tegakan seluas 10 Ha

Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

69.000.000

Tersedianya bibit lempuyang sebanyak 3000 Kg dan pupuk kandang sebanyak 20.000 Kg

Jumlah RTT pemanfaatan dan pengelolaan hutan

Lancarnya pembayaran PSDH per Triwulan untuk 6 KPH

Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

200.000.000

Jumlah Berita Acara Rekonsiliasi PSDH

Terbitnya Berita Acara Rekonsiliasi pembayaran PSDH dari Kementrian Kehutanan

Jumlah penerimaan PSDH Tahun 2013

Rencana Transfer DBH Rp. 6.069.106.000,-

Jumlah hutan hak/rakyat yang sesuai standar sertifikat

Terlaksananya sertifikasi hutan hak/rakyat

Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan

154.000.000

Jumlah kunjungan monev RTT pengelolaan kawasan Perum Perhutani

Termonitornya RTT pengelolaan kawasan hutan negara se-wilayah Perum Perhutani Kab. Blora di 6 KPH

Jumlah temu mitra bidang kehutanan

Terlaksannya temu mitra bidang usaha kehutanan sebanyak 1 kali

Pengembangan Industri dan Pemasaran Hasil Hutan

49.375.000

Jumlah kelompok usaha bidang kehutanan yang terbina

Tebinanya kelompok usaha bidang kehutanan sebanyak 55 IPHHK se kab. Blora

Jumlah peserta bintek peraturan perundangan penatausahaan hasil hutan

Tercapainya peningkatan pengetahuan pemegang IUIPHHK tentang perundangan PUHH sebanyak 80 orang

Pengembangan Pengujian dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

90.000.000

Jumlah peserta pembekalan calon penerbit SKAU

Terbentuknya kemampuan pengukuran dan pengujianbagi calon penerbit SKAU sebanyak 60 orang

-1 -2 -3 -4 -5

Jumlah dokumen monev dan pelaporan

Terlaksananya monev dan pelaporan

Monitoring, Evaluasi dan

30.000.000

Page 65: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 85

kegiatan dalam bidang kehutanan sebanyak 75 kali

Pelaporan

Terwujudnya rehabilitasi hutan dan lahan

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Banyaknya lomba penyuluh kehutanan

Terlaksananya lomba PKA sebanyak 1 kali

Jumlah calon pohon pangkas

Tersedianya calon pohon pangkas sebanyak 250 btg

Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan

80.000.000

Banyaknya benih jati APB dan mahoni

Tersedianya benih jati APB dan mahoni sebanyak 75 kg dan 20 kg

Jumlah dokumen perencanaan HR, pengkayaan, DAM penaham dan sumur resapan

Tersedianya dokumenperencanaan sebanyak4 dokumen

Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

80.000.000

Banyaknya demplot tanaman jati stek pucuk

Terlaksananya demplot tanaman kehutanan seluas 2 ha

Peningkatan Peran serta masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan

55.000.000

Jumlah kegiatan HMPI yang terlaksana

Terlaksananya kegiatan HMPI sebanyak 1 kali

Terwujudnya perlindungan dan konservasi sumber daya hutan

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Volume penyuluhan terhadap masyarakat desa sekitar hutan

Terlaksananya penyuluhan terhadap masyarakat

Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan

90.000.000

Jumlah bibit tanaman kehutanan

Tertanamnya bibit tanaman kehutanan disekitar embung keruk sebanyak 7000 btg

Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Bidang Konservasi

48.000.000

Terwujudnya perencanaan dan pengembangan hutan

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

Jumlah dokumen Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK)

Tersusunnya dokumen RKTK sebanyak 1 dokumen

Perencanaan RHL 30.000.000

Jumlah embung keruk yang dikelola bersama antara Perum Perhutani dengan Pemerintah Kab. Blora

Terlaksananya tata batas embung keruk sebanyak 1 unit

Fasilitasi Pinjam Pakai dan Tukar Menukar Kawasan Hutan

150.000.000

Jumlah lokasi tukar menukar kawasan yang lolos adminstrasi dan teknis

Terpenuhinya persyaratan admin. dan teknis tukar menukar kawasan hutan di 3 lokasi (SD Kalisari SD Semanggi I dan SD Sambong III)

-1 -2 -3 -4 -5

Lancarnya monitoring Termonitoringnya

Page 66: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 86

PPKH PPKH di Wilayah Kab. Blora

Tersedianya pengembangan sistem informasi geografi kehutanan

Jumlah buku statistik kehutanan

Terpenuhinya 1 paket buku statistik kehutanan

Penyusunan Data dan Statistik kehutanan

30.000.000

Terlayaninya pelayan publik urusan kehutanan

Lancarnya penerbitan SKAU dan pemeriksaan pengesahan hasil hutan/kayu datang

Terpenuhinya penerbitan SKAU dan pemeriksaan pengesahan hasil hutan/kayu datang

Pelayanan Pemeriksaan dan Pengesahan Hasil Hutan

44.600.000

Terwujudnya optimalisasi kelembagaan masyarakat dan peningkatan pendapatan petani hutan rakyat

Program Bidang Kehutanan Bersumber Dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, Serta Dana Pendampingnya

Jumlah luasan hutan rakyat

Terlaksananya hutan rakyat seluas 175 ha

Pengadaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehutanan (DAK)

1.267.475.000

Jumlah luasan pengkayaan tanaman

Terlaksananya pengkayaan tanaman seluas 150 Ha

Jumlah luasan pemeliharaan tanaman hutan rakyat tahun I

Terwujudnya pemeliharaantanaman hutan rakyat tahun I seluas 425 Ha

Jumlah Dam Penahan Terbangunnya Dam penahan 5 unit

Jumlah sumur resapan Terbangunnya sumur resapan 30 unit

Jumlah bibit yang tertanam

Terwujudnya penghijauan lingkungan sebanyak 17.500 batang

Jumlah ketersediaan sarana prasarana pengamanan hutan

Terwujudnya sarana prasarana pengamanan hutan sebanyak 5 jenis

Jumlah ketersediaan sarana prasarana penyuluhan kehutanan

Terwujudnya sarana prasarana penyuluhankehutanan sebanyak 1 jenis

Terwujudnya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan

Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan

Jumlah Forkom PHBM Terbinanya LMDH dan Forkom PHBM di Kab. Blora sejumlah 138 LMDH

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan (LMDH)

30.000.000

JUMLAH 2.497.450.000

Page 67: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 87

AKUNTABILITAS KINERJA BAB III

A. PENGUKURAN KINERJA

Manajemen kinerja yang dibangun secara mantap memerlukan tolok ukur atau indikator yang jelas dan pasti yaitu

spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan tepat waktu. Indikator kinerja merupakan alat atau media kegiatan dan

sasaran yang dapat diukur kinerjanya. Oleh karena itu Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2012 menetapkan indikator

kinerja sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun 2012.

Indikator kinerja kegiatan yang dikembangkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pelaksana dari

program/kegiatan dalam mewujudkan sasaran sesuai tugas pokok dan fungsinya, terdiri atas :

1. Indikator input, adalah segala hal yang digunakan untuk menghasilkan keluaran (output) atau segala sesuatu yang

dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran berupa dana, sumber daya

manusia, informasi, kebijakan/peraturan, perundang-undangan dan sebagainya.

2. Indikator output, adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu program atau sub program dan disediakan untuk

target populasi.

3. Indikator outcome, adalah hasil suatu kegiatan atau konsekuensi dari tindakan-tindakan atau kejadian-kejadian. Hasil

yang diharapkan adalah perilaku atau kondisi yang ingin dicapai/diwujudkan oleh pemerintah serta konsekuensi yang

diinginkan dari suatu program atau sub program. Hasil yang dicapai adalah apa yang sesungguhnya muncul/ terjadi.

Penetapan indikator outcome ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan kegiatan dengan sasarannya.

Indikator kinerja sasaran yang dikembangkan merupakan indikator kinerja intermediate outcomes yang

disesuaikan dengan kemampuan riil pengerahan sumber daya Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 sehingga

dapat menggambarkan kualitas kinerja dari pelaksanaan perjanjian kinerja Tahun 2013 sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

Dalam menentukan hasil evaluasi kinerja untuk setiap sasaran, digunakan metode rata-rata dari capaian setiap

indikator sasaran yang selanjutnya dikategorikan dalam pengukuran dengan skala ordinal sebagai berikut:

Page 68: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 88

85 ≤ X Sangat Berhasil

70 ≤ X < 85 Berhasil

55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil

X < 55 Tidak Berhasil

Secara ringkas capaian sasaran dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

dimana :

x = Rata-rata capaian indikator sasaran

∑i = Jumlah capaian masing-masing indikator kinerja sasaran

n = jumlah indikator kinerja sasaran

Keberhasilan pelaksanaan tugas Dinas Kehutanan Kabupaten Blora untuk mencapai sasaran atau target yang

telah ditetapkan sangat dipengaruhi oleh penetapan tingkat pencapaian kinerja yang dinyatakan dengan ukuran kinerja

(performance measure) atau indikator kinerja (performance indicator).

Pengukuran kinerja merupakan alat yang bermanfaat dalam meningkatkan pelayanan publik secara efisien dan

efektif. Oleh karena itu melalui pengukuran kinerja dapat dilakukan proses penilaian terhadap pencapaian sasaran yang

telah ditetapkan dan penilaian kinerja sehingga dapat memberikan penilaian (justifikasi) yang objektif dalam pengambilan

keputusan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora.

B. EVALUASI DAN ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

1. Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Evaluasi kinerja atas sasaran-sasaran strategis Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dapat dijelaskan melalui

pencapaian kinerja sasarannya. Sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun 2013 berjumlah 7 (tujuh) indkator dengan ringkasan

pencapaian sebagai berikut:

Tabel 9

Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Skala Ordinal Indikator Jumlah Kinerja Sasaran

85 ≤ X Sangat Berhasil 7

70 ≤ X < 85 Berhasil 0

55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil 0

X < 55 Tidak Berhasil 0

Jumlah Seluruh Sasaran 7

Ringkasan capaian kinerja indikator kinerja sasaran di atas menunjukkan bahwa sebagian besar indikator kinerja

sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Blora adalah sangat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki Dinas Kehutanan Kabupaten Blora serta kewenangan yang ada, pada Tahun

x = ∑i / n

Page 69: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 89

2013 dari 7 sasaran yang ingin dicapai, semua dapat tercapai dengan sangat berhasil, sehinga dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam Tahun 2013 sudah baik.

2. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

Terkait dengan hal tersebut Rencana Kerja (Renja) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora ini menyajikan dasar pengukuran

kinerja kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran dari hasil apa yang telah diraih atau dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora selama tahun 2013.

a. Gambaran Umum Target dan Realisasi Renja dan Renstra Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013

1) Realisasi Pendapatan Sektor Kehutanan

Pencapaian Realisasi Pendapatan Asli Daerah Sektor Kehutanan pada tahun 2013 merupakan tolak ukur untuk

mengevaluasi dalam pelaksanaan rencana kegiatan dan realisasinya. Dari hasil produksi kayu jati yang berasal dalam

kawasan hutan telah memberikan kotribusi PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan) yang cukup tinggi sehingga menjadi salah

satu sumber pendanaan pembangunan bagi Kabupaten Blora yang diandalkan. PAD (Pendapatan Asli Daerah) akan

Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) berupa Bagi Hasil PSDH yang menjadi sumber. Walaupun dalam setahun tahun

terakhir mengalami penurunan, namun ini lebih disebabkan PSDH dipengaruhi oleh rencana pengelolaan hutan oleh

Perhutani yang memang sudah diperhitungkan pelaksanaan waktu produksinya disesuaikan dengan usia pohon yang sudah

memasuki jadwal tebang atau belum. Secara rinci, perkembangan penerimaan PNBP yang masuk kas daerah Kabupaten

Blora yang berasal dari PSDH dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 10 Penerimaan PAD berupa PNBP yang bersumber dari Bagi Hasil PSDH

(Provisi Sumber Daya Hutan) oleh Perum Perhutani di Kabupaten Blora Tahun 2009-2013

NO TAHUN JUMLAH BAGI HASIL PSDH

1 2009 5.427.390.555

2 2010 5.555.807.166

3 2011 6.280.608.001

4 2012 6.881.006.315

5 2013 5.262.659.666

Pada Tahun 2013, Dinas Kehutanan Kabupaten Blora ditargetkan untuk menghasilkan pendapatan sebesar Rp.

6.069.106.000,00 (Enam milyar enam puluh sembilan juta seratus enam ribu rupiah) berupa Pendapatan Negara Bukan

Pajak (PNBP) yang berasal dari Bagi Hasil PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan). Sampai dengan bulan Desember 2013,

realisasi pendapatan dari Bagi Hasil PSDH mencapai Rp. 5.262.659.666,00 (Lima milyar dua ratus enam puluh dua juta

enam ratus lima puluh sembilan ribu enam ratus enam puluh enam Rupiah) atau 86,71% dari target pendapatan yang

ditetapkan atau penurunan sebesar 23,52% dibandingkan dengan penerimaan pendapatan Tahun 2012. Adapun

perincian target anggaran pendapatan sektor kehutanan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora dan realisasinya tahun 2013

dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 11

Page 70: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 90

Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013

SUMBER PENDAPATAN

Target (Rp) Realisasi

Realisasi Capaian Kinerja

PNBP berupa Bagi Hasil PSDH

6.069.106.000 5.262.659.666 86.71%

Realisasi penerimaan PAD berupa Bagi Hasil PSDH Tahun 2013 sebesar 86,71% dari target atau kurang dari

yang ditetapkan disebabkan hal-hal sebagai berikut :

a) Penetapan rencana penerimaan PSDH pada APBD Tahun 2013 lebih tinggi dari rencana PSDH yang ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian Keuangan.

b) Produksi tebangan kayu yang menurun/ paling rendah selama 5 (lima) tahun terakhir sehingga mempengaruhi

perhitungan PSDH yang akan diterima daerah.

c) Penetapan kenaikan harga satuan PSDH oleh Menteri Perdagangan RI hanya efentif berlaku 2 (dua) bulan, karena pada

Bulan Maret 2013 harga ditetapkan turun lagi dengan nilai harga satuan PSDH sama dengan tahun sebelumnya.

d) Penerimaan PSDH produksi kayu terakhir pada Triwulan V Bulan Desember 2013 baru akan masuk kas daerah pada

awal tahun 2014, sehingga tidak bisa diperhitungkan pada penerimaan PAD Tahun 2013.

2) Realisasi Capaian Renstra SKPD

Secara umum Dinas Kehutanan Kabupaten Blora telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Blora Tahun 2011 – 2015, yang terjabarkan dalam Visi

Pembangunan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Blora Yang

Sejahtera, Berwawasan Lingkungan Dan Berorientasi Kepada Tercapainya Hutan Lestari” sebagaimana dituangkan dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 05 Kabupaten Blora Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Blora Tahun 2011–2015, yang kemudian ditetapkan sebagai IKU (Indikator Kinerja

Utama) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015.

Secara rinci capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 diuraikan

sebagai berikut :

a. Indikator pertama, Luas Lahan Kritis

Data Lahan Kritis menunjukkan penurunan yang cukup signifikan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 12

Luas Lahan Kritis di Kabupaten Blora Tahun 2009-2013

NO TAHUN LUAS LAHAN KRITIS (Ha)

1 2009 10.083,074

2 2010 9.683,075

3 2011 8.807,255

4 2012 8.401,045

Page 71: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 91

5 2013 8.076,045

Sumber : Statistik Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013

Penurunan luasan lahan kritis di Kabupaten Blora bisa dilihat dari Grafik di bawah ini

Gambar 5 Grafik Penurunan Luasan lahan Kritis di kabupaten Blora Tahun 2009-2013

Pada tahun 2009 lahan kritis di Kabupaten Blora seluas 10.083,074 ha, selama kurun waktu 4 (empat) tahun

berkurang menjadi 8.076, 045 ha, sehingga mengalami penurunan seluas 2007,029 hektar. Ini tidak terlepas dari upaya

Pemerintah Kabupaten melakukan dalam melakuan konservasi terutama pada pada lahan-lahan kritis di Kabupaten Blora

dengan melibatkan masyarakat serta partisipasi berbagai pihak dalam melakukan konservasi (Penghijauan). Gerakan

perempuan menanam, Gerakan Penanaman 1 milyar Pohon, dan Pengembangan Kebun Bibit Rakyat (KBR) mendorong

capaian rehabilitasi hutan dan lahan kritis dapat terlaksana dengan baik.

b. Indikator kedua, Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa (%)

Saat ini, data mengenai produksi biomassa tanaman di Kawasan Hutan Kabupaten Blora tidak tersedia karena

belum pernah ada penelitian yang menaksir perkiraan biomassa tersebut. Namun ke depan diharapkan Dinas Kehutanan

mampu memberikan akses informasi potensi Sumber Daya Alam khususnya kehutanan secara lebih terbuka melalui akses

website Dinas Kehutanan, karena pada tahun 2014 sudah membuka jaringan informasi online.

c. Indikator Target Ketiga, Jumlah produksi hasil hutan kayu

Data produksi hasil hutan kayu ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 13

Jumlah Produksi Hasil Hutan Kayu dalam Kawasan Perum Perhutani di Wilayah Kabupaten Blora Tahun 2010-2013

Jenis Kayu Satuan 2010 2011 2012 2013

Jati m³ 75.868.560,00 85.052,429 73.526,952 81.208,727

Mahoni m³ 380,22 1.024,449 2.774,366 1.999,471

Sono keling m³ 9,49 156,172 248,267 267,356

Rimba campur m³ 197,27 220,600 252,050 1.011,212

Jumlah m³ 83.807,272

0.00

2,000.00

4,000.00

6,000.00

8,000.00

10,000.00

12,000.00

2009 2010 2011 2012 2013

Luas Lahan Kritis

Page 72: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 92

KayuBakar/Afval SM 177,760

Sedangkan dari produksi kayu yang berasal dari hutan rakyat/ hutan hak tidak terdata dengan akurat disebabkan

diterbitkannya Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2012 yang menyederhanakan sistem verifikasi kayu

pada hutan hak/ hutan rakyat, sehingga penerbitan SKAU (Surat Keterangan Asal Usul) tidak lagi harus dilaksanakan oleh

Petugas dari Dinas Kehutanan namun sudah bisa ditangani oleh Kepala Desa/ Perangkat Desa setempat. Hal ini membawa

implikasi pada kesulitan pemantauan maupun pendataan tebangan pohon maupun peredaran kayu oleh Dinas Kehutanan.

Data produksi kayu bulat yang berasal dari hutan rakyat di Kabupaten Blora hanya bisa terdata sampai tahun 2012

sebagaimana pada tabel berikut ini :

Tabel 14 Produksi Kayu Bulat Asal Hutan Rakyat Kabupaten Blora Tahun 2010 –2012

Tahun Satuan Jumlah Produksi

2010 m³ 7.682,91

2011 m³ 3.177,30

2012 m³ 1.884,00

2013 m³ 2.321,00

Minat masyarakat untuk menanam pohon dan mengembangan hutan hak juga semakin meningkat.Ini bisa lihat

dari data mengenai luasan hutan rakyat sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut :

Tabel 15

Luasan Hutan Rakyat Tahun 2009-2013 per Kecamatan diKabupaten Blora

Kecamatan Satuan 2009 2010 2011

2012 2013

Jati

Randublatung

Kradenan

Kedungtuban

Cepu

Sambong

Jiken

Bogorejo

Jepon

Blora

Banjarejo

Tunjungan

Japah

Ngawen

Kunduran

Todanan

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

Ha

776,160

799,364

525,240

537,240

246,400

669,140

1.056,971

1.568,158

1.133,840

1.433,540

1.043,640

1.005,880

1.511,435

1.219,720

1.026,290

1.672,260

826,160

799,364

550,240

537,240

246,400

669,140

1.056,971

1.568,158

1.158,840

1.433,540

1.118,640

1.030,880

1.561,435

1.269,720

1.026,290

1.772,260

846,160

859,364

570,240

617,240

246,400

709,140

1.096,971

1.628,158

1.198,840

1.473,540

1.158,640

1.050,880

1.601,435

1.329,720

1.066,290

1.812,260

871,160

884,364

595,240

642,240

271,400

734,140

1.121,971

1.653,158

1.223,840

1.498,540

1.183,640

1.075,880

1.601,435

1.354,720

1.066,290

1.912,260

896,160

909,364

620,240

667,240

296,400

734,140

1.121,971

1.678,158

1.248,840

1.498,540

1.208,640

1.075,880

1.601,435

1.379,720

1.066,290

2.012,260

Jumlah 16.225,278 16.625,278 17.265,278 17.690,278 18.015,278

Page 73: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 93

d. Indikator keempat, jumlah produksi hasil hutan non kayu

Beberapa bagian dari hutan produksi di Kabupaten Blora telah dimanfaatkan untuk lahan tumpangsari dengan ditanami

palawija dan empon-empon.Adapun perkembangan luas kawasan hutan yang ditanami tanaman palawija dan empon-

empon dapat dilihat pada tabel 2.7.di bawah ini :

Tabel 16 Luas Lahan Produksi Hasil Hutan Non Kayu dalam Kawasan

Perum Perhutani di Wilayah Kabupaten Blora Tahun 2010-2012 (ha)

No Jenis Tanaman 2010 2011 2012

1 Palawija 387,43 114,58 869,42

2 Empon-empon 12.357 12.791 1.387.30

e. Indikator kelima, Persentase hutan dan lahan kritis terehabilitasi (%)

Kegiatan penghijauan maupun reboisasi yang dilaksanakan di dalam dan di luaf kawasan hutan membawa

manfaat pada berkurangnya laju deforestasi sumberdaya hutan dan lahan, dan meningkatnya fungsi optimal kawasan,

yang dapat memberikan manfaat sosial-ekonomi kepada seluruh masyarakat, menjamin keseimbangan lingkungan dan

kelestarian tata air daerah aliran sungai, serta mendukung kelangsungan pembangunan kehutanan.Maka diperlukan

tanggung jawab dan kebutuhan bersama seluruh komponen masyarakat terhadap rehabilitasi.Telah disadari bahwa

kapasitas lembaga rehabilitasi dengan inisiatif pemerintah tidak cukup untuk menangani tingkat kerusakan yang terjadi.

Oleh karena itu, pendekatan rehabilitasi hutan dan lahan harus bergeser dari pendekatan terdahulu, yaitu menjadi lebih

bersifat strategis, komprehensif, sesuai dengan keadaan setempat, melibatkan seluruh para pihak, mampu

memberdayakan ekonomi rakyat, serta menjamin keseimbangan lingkungan dan hidrologi daerah aliran sungai.Data

perkembangan luasan lahan kritis di luar kawasan hutan di Kabupaten Blora menunjukkan penurunan yang cukup

signifikan. Hal ini bisa dilihat dari data pada tabel di bawah ini :

Tabel 17

Luasan Lahan Kritis dan Luas Rehabilitasi Lahan (ha) Kabupaten Blora Tahun 2010-2013

Tahun Sangat

Kritis Kritis Agak Kritis Potensial

Kritis Total Lahan

Kritis Lahan

terehabilitasi tahun

Lahan Terehabilitasi sampai tahun

2010 - 708,95 4.685,25 4.288,88 9.683,08 400,00 16.625,28

2011 - 559,21 4.167,96 4.080,09 8.807,26 875,82 17.501,10

2012 - 510,83 3.791,34 4.098,88 8.401,05 406,21 17.907,31

2013 - 485,83 3.510,13 4.080,09 8.076,05 325,00 18.232,31

Sedangkan dari kawasan hutan Negara, didapat data mengenai kegiatan reboisasi sebagai berikut :

Page 74: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 94

Tabel 18 Luas Kawasan Hutan yang Terehabilitasi (ha)

olehPerum Perhutani di wilayah Administrasi Kabupaten Blora Tahun 2010-2013

Tahun Luas Kawasan hutan negara

Luas Reboisasi Prosentasi Luas kawasan hutan yang terehabilitasi

2010 89.665,62 1.234,11 1.376%

2011 89.665,62 2.138,93 2.385%

2012 89.665,62 2.870,81 3.202%

2013 89.665,62 99, 50 0.111%

f. Indikator keenam : Persentase Kerusakan Kawasan Hutan (%)

Kerusakan hutan secara kolosal pada tahun 1997 yang disebabkan oleh bencana alam maupum kebakaran hutan telah

menimbulkan beragam masalah dan kerugian, dalam bentuk hilangnya sumberdaya hutan, pemerosotan fungsi ekologis

yang tak ternilai. Data persentasi kerusakan kawasan hutan ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :

Tabel 19 Luas Kerusakan Kawasan Hutan karena bencana alam dan kebakaran (Ha)

di Kasawan Hutan Negara Kabupaten Blora Tahun 2010-2013

Tahun Luas Kawasan hutan negara

Luas Kerusakan kawasan hutan

Prosentasi Luas kerusakan kawasan hutan

2010 89.665,62 16,00 0.018%

2011 89.665,62 426,17 0.475%

2012 89.665,62 427,4 0.477%

2013 89.665,62 7,00 0.008%

g. Jumlah kasus kejahatan bidang kehutanan (pencurian kayu, pembalakan liar, dsb)

Tabel 20

Jumlah kasus kejahatan di bidang kehutanan Di kawasan hutan Negara Kabupaten Blora Tahun 2010-2013

Tahun Luas Kawasan hutan negara

Volume kayu yang dicuri (m3)

Jumlah Kasus Jumlah lokasi pencurian dan penyeludupan

2010 89.665,62 2.624 551 904

2011 89.665,62 2.324 305 844

2012 89.665,62 1.763 200 619

2013 89.665,62 1.002 116 335

Page 75: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 95

Apabila diasumsikan setiap hektar luasan kawasan hutan jenis pohon jati unggul dengan Kelas Umur 15 tahun,

memiliki tegakan pohon sekitar 650 pohon, maka diperkirakan volume kayu setiap hektar kurang lebih 949 m³, maka bisa

diperkirakan luasan kawasan hutan yang dicuri seperti pada tabel di bawah ini :

Page 76: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 96

Tabel 21 Jumlah kasus kejahatan di bidang kehutanan

Di kawasan hutan Negara Kabupaten Blora Tahun 2010-2013

Tahun Luas Kawasan hutan negara

Volume kayu yang dicuri (m3)

Konversi ke dalam luasan lahan (Ha)

Prosentasi Luas kerusakan

kawasan hutan

2010 89.665,62 2.624 2,765 0,031

2011 89.665,62 2.324 2,449 0,027

2012 89.665,62 1.763 1,858 0,021

2013 89.665,62 1.002 1,056 0,012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sudah ada penurunan prosentase jumlah luas kawasan yang dicuri, ini tidak

lepas dari keberhasilan upaya pengamanan hutan dan kesadaran masyarakat tentang hukum dan fungsi kawasan hutan

3) Capaian Realisasi Indikator Sasaran

Sedangkan tingkat pencapaian realisasi indikator sasaran diukur berdasarkan target sasaran yang telah ditetapkan

dokumen Renstra Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2011-2015. Di dalam sasaran yang ditetapkan dalam Renstra

Tahun 2011-2015 ini disusun pula Indikator Sasaran guna mengukur tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk

diwujudkan dalam kurun waktu satu sampai lima tahun.

Sasaran kegiatan pembangunan kehutanan di Kabupaten Blora diarahkan pada :

a) Berkurangnya lahan kritis menuju Blora Hijau ;

b) Terkendalinya pengelolaan sumber daya hutan dan lingkungan hidup ;

c) Terselenggaranya pelayanan publik uruusan kehutanan ;

d) Meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan untuk kesejahtraan rakyat ;

e) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia kehutanan ;

f) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan kehutanan

g) Tersedianya Sistem Informasi Geografi Kehutanan.

Secara rinci capaian Indikator Kinerja Sasaran Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 diuraikan sebagai

berikut :

a) Sasaran 1 : Berkurangnya lahan kritis menuju Blora Hijau

Capaian sasaran tersebut diukur dengan capaian kinerja sasaran yang terdapat pada Program Kegiatan sebagai berikut :

(1) Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan melalui kegiatan :

Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan;

kegiatan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan; serta

kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

(2) Program Bidang Kehutanan Bersumber dari Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Provinsi, Serta Dana Pendampingnya

Page 77: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 97

melalui kegiatan Pengadaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehutanan (DAK).

Uraian capaian indikator kinerja sasaran pertama yaitu berkurangnya lahan kritis menuju Blora Hijau ditunjukkan

pada tabel di bawah ini :

Tabel 22 Analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran 1 Dinas Kehutanan Tahun 2013

Program/kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan

(Output)

Target Kinerja SKPD Tahun 2013

Realisasi Capaian Kinerja

Prosentase Capain Kerja

Kategori

Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

Pembuatan bibit / benih tanaman kehutanan

tersedianya pembibitan tanaman jati, mahoni dan pohon pangkas

85.000 btg 85.000 btg 100 Sangat berhasil

Pembinaan, pengendalian, dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan

Tersediannya dokumen pernencanaan HR, Pengkayaan, DAM, Sumur resapan

7 unit, 6 unit, 5 unit dan 30 unit

7 unit, 6 unit, 5 unit dan 30 unit

100 Sangat berhasil

Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

Terlaksananya demplot tanaman jati stek pucuk dan terlaksananya kegiatan HMPI

2 ha dan 1 kali HMPI

2 ha dan 1 kali HMPI

100 Sangat berhasil

Program Bidang Kehutanan Bersumber Dari Dana Pemerintah

100 Sangat berhasil

Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana kehutanan (DAK)

Terlaksananya kegiatan HR, Pengkayaan tanaman, Sipil Teknis (Dam Penahan, embung, Sumur resapan);

175 ha, 150 ha, 225 ha dan 200 ha, 30 unit, 17500 btg, 5 jenis, 1 jenis

175 ha, 150 ha, 225 ha dan 200 ha, 30 unit, 17500 btg, 5 jenis, 1 jenis

100 Sangat berhasil

Dana Pendampingan DAK Bid. Kehutanan

Tersedianya bibit tanaman kehutanan

1 paket 1 paket 100 Sangat berhasil

x = Rata-rata capaian indikator sasaran 100 Sangat berhasil

b) Sasaran 2 : Terkendalinya pengelolaan sumber daya hutan dan lingkungan hidup

Sasaran kedua diarahkan pada terwujudnya daya dukung yang optimal dari ekosistem DAS, yang mampu

menyangga sistem kehidupan yang layak bagi para pemukimnya, baik di bagian hulu maupun di bagian hilirnya. Oleh

karena itu diperlukan kesadaran, komitmen dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan dan

lingkungan hidup.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan aparat penyuluh kehutanan untuk memberikan pemahaman

pertingnya pengendalian dan pengelolaan Sumber Daya Hutan. Capaian sasaran keduadiukur dengan capaian Indikator

Kinerja Sasaran pada Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan pada kegiatan Penyuluhan kesadaran

masyarakat mengenai dampak perusakan hutan dan Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Bidang Konservasi

sebagaimana diuraikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 23

Page 78: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 98

Analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran 2 Dinas Kehutanan Tahun 2013

Program/kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan

(Output)

Target Kinerja SKPD Tahun 2013

Realisasi Capaian Kinerja

Prosentase Capain Kerja

Kategori

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan

Volume penyuluhan terhadap masyarakat desa sekitar hutan

16 kecamatan 16 kecamatan 100 Sangat berhasil

Banyaknya lomba penyuluh kehutanan

1 kali 1 kali 100 Sangat berhasil

Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Bidang Konservasi

Jumlah bibit tanaman kehutanan

7000 batang 7000 batang 100 Sangat berhasil

x = Rata-rata capaian indikator sasaran 100 Sangat berhasil

c) Sasaran 3 : Terselenggaranya pelayanan publik urusan kehutanan

Capaian sasaran tersebut diukur dengan dua Indikator Kinerja Sasaran yaitu tersedianya fasilitas kebutuhan rutin

dinas dan terlaksananya pelayanan pemeriksaan dan pengesahan hasil hutan sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel 24

Analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran 3 Dinas Kehutanan Tahun 2013

Program/ Kegiatan

Indikator Kinerja Program

(Outcome)/Kegiatan (Output)

Target Kinerja SKPD Tahun 2013

Realisasi Capaian Kinerja

Prosentase Capain Kerja

Kategori

1 2 3 4 5 6

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan jasa surat menyurat

Tersedianya perangko, materai dan pengiriman paket

480 lb perangko, 400 lb meterai, 2 jns pkt pengiriman

480 lb perangko, 400 lb meterai, 2 jns pkt pengiriman

100 Sangat berhasil

Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Terbayarnya sumber daya listrik, telepon dan internet

36 rekening 36 rekening 100 Sangat berhasil

1 2 3 4 5 6

Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

Terealisasinya jasa pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor yang baik

10 unit Mesin ketik 7 unit komputer, 2 unit laptop, 1 unit printer, monitor, dan pompa air

10 unit Mesin ketik 7 unit komputer, 2 unit laptop, 1 unit printer, monitor, dan pompa air

100 Sangat berhasil

Penyediaan jasa pemeliharaan & perijinan kendaraan dinas/ops

Jumlah surat tanda nomor kendaraan

3 mobil, 65 spd motor 3 mobil, 65 spd motor 100 Sangat berhasil

Penyediaan jasa administrasi keuangan

Terbayarnya jasa administrasi keuangan

27 orang 27 orang 100 Sangat berhasil

Page 79: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 99

Penyediaan jasa kebersihan kantor

Tersedianya alat dan bahan kebersihan

28 jenis peralatan dan bahan pembersih

28 jenis peralatan dan bahan pembersih

100 Sangat berhasil

Penyediaan alat tulis kantor

Tersedianya kebutuhan ATK

90 jenis ATK 90 jenis ATK 100 Sangat berhasil

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Tersedianya barang cetakan dan penggandaan penunjang kegiatan

8 macam bel.cetak, 2 macam bel.penggandaan

8 macam bel.cetak, 2 macam bel.penggandaan

100 Sangat berhasil

Penyediaan komponen instalasi listrik/elektronik

Tersedianya komponen instalasi listrik

17 jenis komponen listrik

17 jenis komponen listrik

100 Sangat berhasil

Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor

4 unit printer, 1 paket gorden, I set sofa, 1 bh TV, 1 set rak buku, 1 bh laptop

4 unit printer, 1 paket gorden, I set sofa, 1 bh TV, 1 set rak buku, 1 bh laptop

100 Sangat berhasil

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangan

Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundangan

6 bacaan dan dan 1 paket buku

6 bacaan dan dan 1 paket buku

100 Sangat berhasil

Penyediaan makanan dan minuman

Tersedianya makanan dan minuman harian, rapat dan tamu

238 galon, 50 dos, 2300 gelas, 6600 gelas, 1130 dus, 720 dus

238 galon, 50 dos, 2300 gelas, 6600 gelas, 1130 dus, 720 dus

100 Sangat berhasil

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah

Terlaksananya rapat koordinasi dan konsultasi luar daerah

Gol IV 60 hoj, Gol III 130 hoj, Gol II 32 hoj, Gol I 22 hoj

Gol IV 60 hoj, Gol III 130 hoj, Gol II 32 hoj, Gol I 22 hoj

100 Sangat berhasil

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah

Terlaksananya rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah

Gol IV 72 hok, Gol III 132 hok, Gol II 36 hok, Gol I 48 hok

Gol IV 72 hok, Gol III 132 hok, Gol II 36 hok, Gol I 48 hok

100 Sangat berhasil

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

Sangat berhasil

Pelayanan Pemeriksaan & Pengesahan Hasil Hutan

Terpenuhinya penerbitan SKAU dan pemeriksaan pengesahan hasil hutan/kayu dating

100% 100% 100 Sangat berhasil

x = Rata-rata capaian indikator sasaran 100 Sangat berhasil

d) Sasaran 4 : Meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan untuk kesejahtraan rakyat

Capaian sasaran keempat diukur dengan capaian kinerja sasaran yang terdapat pada Program Program

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, meliputi kegiatan :

a. Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

b. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

c. Pengelolaan Dan Pemanfaatan Hutan

d. Pengembangan Pengujian Dan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan

e. Monitoring, Evaluasi, Dan Pelaporan

Uraian capaian indikator kinerja sasaran keempat yaitu meningkatnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan untuk

kesejahtraan rakyat ditunjukkan pada tabel di bawah ini

Page 80: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 100

Tabel 25

Analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran 4 Dinas Kehutanan Tahun 2013

Program/kegiatan Indikator Kinerja Program

(Outcome)/Kegiatan (Output)

Target Kinerja SKPD Tahun 2013

Realisasi Capaian Kinerja

Prosentase Capain Kerja

Kategori

PROGRAM PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA HUTAN

-

Pengembangan hasil hutan non kayu

Tersedianya bibit lempuyang dan pupuk kandang tanaman dibawah tegakan hutan rakyat

3000 kg benih lempuyang dan 20.000 kg pupuk kandang (10 Ha lahan)

3000 kg benih lempuyang dan 20.000 kg pupuk kandang (10 Ha lahan)

100 Sangat berhasil

Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (OPNBP)

Terlaksananya rapat koordinasi, konsultasi tentang DBH PSDH

Data pembayaran PSDH per tri wulan untuk 6 KPH,BA Rekonsiliasi pembayaran PSDH Kemenhut, Rencana transfer DBH PSDH dari Kemenkeu

Data pembayaran PSDH per tri wulan untuk 6 KPH,BA Rekonsiliasi pembayaran PSDH Kemenhut, Rencana transfer DBH PSDH dari Kemenkeu

100 Sangat berhasil

Pengelolaan dan pemanfaatan hutan

Tercapainya pengelolaan hutan negara yang sesuai dengan RTT yang disyahkan serta kelompok tani hutan rakyat yang memenuhi standar sertivikasi

6 KPH (Wilayah Kab. Blora)

6 KPH (Wilayah Kab. Blora)

100 Sangat berhasil

1 unit Kelompok tani hutan rakyat yang memenuhi standart sertivikasi

1 unit Kelompok tani hutan rakyat yang memenuhi standart sertivikasi

100 Sangat berhasil

1 2 3 4 5 6

Pengembangan industri dan pemasaran hasil hutan

Terciptanya dan terbinanya kelompok usaha bidang kehutanan

55 IPHHK, 1 kali temu mitra

55 IPHHK 68 Sangat berhasil

Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan

Tercapainya peningkatan pengetahuan pemegang IUPHHK ttg perundangan PUHH dan terbentuknya kemampuan pengukuran dan pengujian bagi calon penerbit SKAU

80 orang 80 orang 100 Sangat berhasil

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Terwujudnya monitoring, evaluasi dan pelaporan

75 kali 75 kali 100 Sangat berhasil

x = Rata-rata capaian indikator sasaran 95.43 Sangat berhasil

Page 81: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 101

e) Sasaran 5 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia kehutanan

Sumber daya manusia merupakan bagian penting bagi pencapaian tujuan pembangunan sumber daya hutan.Selanjutnya

penguatan kelembagaan merupakan faktor penunjang utamaserta memberikan kontribusi yang signifikan dalam

pembangunan sektor kehutanan.Maka perlu dikembangkan dan diterapkan sistem pengelolaan sumber daya manusia di

sektor kehutanan termasuk semua bentuk pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat umum dan sektor swasta serta

masyarakat lokal.Capaian sasaran kelima diukur dengan capaian kinerja sasaran yang terdapat pada Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur meliputi kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal serta Program Pemberdayaan

Masyarakat Sekitar HutanKegiatan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan (LMDH).

Uraian capaian indikator kinerja sasaran kelimaditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 26 Analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran 5 Dinas Kehutanan Tahun 2013

Program/kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome)/Kegiatan

(Output)

Target Kinerja SKPD Tahun 2013

Realisasi Capaian Kinerja

Prosentase Capain Kerja

Kategori

1 2 3 4 5 6

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Pendidikan dan Pelatihan Formal

Jumlah pendidikan dan pelatihan formal untuk PNS

10 bulan 10 10 Sangat berhasil

Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan

1 2 3 4 5 6

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan (LMDH)

Jumlah Forkom PHBM

Terbinanya LMDH dan Forkom PHBM di Kab. Blora sejumlah 138 LMDH

138 100 Sangat berhasil

x = Rata-rata capaian indikator sasaran 100 Sangat berhasil

f) Sasasan 6 : Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan kehutanan

Tujuan pembangunan penyelenggaraan kehutanan harus selalu berorientasi kepada kepentingan publik.Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah diharapkan selalu melakukan konsultasi publik dalam merancang dan melaksanakan kebijakannya,

serta dengan membangun kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi secara positif dan bertanggung

jawab.Hal ini penting karena tidak ada satu langkahpun dalam penyelenggaraan kehutanan yang tidak bersentuhan dengan

kepentingan publik.Selama ini sudah banyak program kehutanan yang mencoba melibatkan masyarakat dalam

penyelenggaraan kehutanan melalui berbagai kegiatan yang dianggap merupakan perwujudan dari sikap kehutanan untuk

menerima partisipasi masyarakat..

Capaian sasaran keenam diukur dengan capaian kinerja sasaran yang terdapat pada Program Perencanaan dan

Pengembangan Hutan kegiatan Perencanaan RHL dan Fasilitasi Pinjam Pakai dan Tukar Menukar Kawasan Hutan. Uraian

capaian indikator kinerja sasaran keenam ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 27 Analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran 6 Dinas Kehutanan Tahun 2013

Page 82: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 102

Program/kegiatan Indikator Kinerja Program

(Outcome)/Kegiatan (Output)

Target Kinerja SKPD Tahun 2013

Realisasi Capaian Kinerja

Prosentase Capain Kerja

Kategori

1 2 3 4 5 6

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

Perencanaan RHL Jumlah dokumen Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK)

Tersusunnya dokumen RKTK sebanyak 1 dokumen

Tersusunnya dokumen RKTK sebanyak 1 dokumen

100 sangat baik

Fasilitasi Pinjam Pakai dan Tukar Menukar Kawasan Hutan

Jumlah embung keruk yang dikelola bersama antara Perum Perhutani dengan Pemerintah Kab. Blora

Terlaksananya tata batas embung keruk sebanyak 1 unit

Terlaksananya tata batas embung keruk sebanyak 1 unit

100 sangat baik

Jumlah lokasi tukar menukar kawasan yang lolos adminstrasi dan teknis

Terpenuhinya persyaratan admin. dan teknis tukar menukar kawasan hutan di 3 lokasi SD

Terpenuhinya persyaratan admin. dan teknis tukar menukar kawasan hutan di 3 lokasi SD

100 sangat baik

1 2 3 4 5 6

Lancarnya monitoring PPKH

Termonitoringnya PPKH di Wilayah Kab. Blora selama 1 tahun

Termonitoringnya PPKH di Wilayah Kab. Blora selama 1 tahun

100 sangat baik

x = Rata-rata capaian indikator sasaran 100 Sangat berhasil

g) Sasaran 7 : Tersedianya Sistem Informasi Geografi Kehutanan.

Sasaran ketujuh ini diarahkan untuk Program Pengembangan Sistem Informasi Geografi Kehutanan pada kegiatan

Penyusunan Data dan Statistik Kehutanan.Uraian capaian indikator kinerja sasaran ketujuh ditunjukkan pada tabel di bawah

ini :

Tabel 28

Analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran 7 Dinas Kehutanan Tahun 2013

Program/kegiatan Indikator Kinerja Program

(Outcome)/Kegiatan (Output)

Target Kinerja SKPD Tahun 2013

Realisasi Capaian Kinerja

Prosentase Capain Kerja

Kategori

Program Pengembangan Sistem Informasi Geografi Kehutanan

Penyusunan Data dan Statistik kehutanan

Jumlah buku statistik kehutanan

Terpenuhinya 1 paket buku statistik kehutanan

Terpenuhinya 1 paket buku statistik kehutanan

100 Sangat berhasil

x = Rata-rata capaian indikator sasaran 100 Sangat berhasil

4) Capaian Realisasi Fisik dan Keuangan

Evaluasi terhadap pelaksanaan Renja Tahun 2013 secara umum dapat dilihat berdasarkan realisasi program dan

Page 83: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 103

kegiatan yang dilaksanakan. Pagu Anggaran Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 melalui APBD (murni) sebesar

Rp.3.551.000.000,- dan APBD (perubahan) sebesar Rp. 22.615.000,- yang terdiri dari 13 program dan 37 kegiatan. Dari

jumlah dana tersebut terealisasi sebesar Rp 3.486.812.047,- dengan capaian kinerja fisik sebesar 99.49% dan capaian

kinerja keuangan sebesar 98.80%. Adapun realisasi realisasi fisik dan keuangan semua kegiatan di Dinas Kehutanan

Kabupaten Blora tahun 2013 diuraikan dalam tabel sebagai berikut :

Page 84: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 104

Tabel 29 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan

Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun Anggaran 2013

No Kegiatan Jumlah Anggaran Perubahan (Rp)

Realisasi Keuangan SPJ (Rp)

Realisasi Keuangan (%) Realisasi Fisik (%)

1 2 3 4 5 6

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1 Penyediaan jasa surat menyurat

7,000,000 7,000,000 100 100

2 Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air & listrik

13,500,000 12,942,928 95.87 100

3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

15,000,000 15,000,000 100 100

4 Penyediaan jasa pemel & perizinan kendaraan dinas/operasional

10,500,000 9,288,000 88.46 95

5 Penyediaan jasa administrasi keuangan

67,340,000 67,140,000 99.7 100

6 Penyediaan jasa kebersihan kantor

6,000,000 6,000,000 100 100

7 Penyediaan alat tulis kantor

50,000,000 50,000,000 100 100

8 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

8,500,000 8,500,000 100 100

9

Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor

6,500,000 6,500,000 100 100

10 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

52,800,000 52,800,000 100 100

11 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

7,000,000 7,000,000 100 100

12 Penyediaan makan dan minum

52,350,000 52,329,500 99.96 100

13 Rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke luar daerah

110,000,000 109,972,700 99.98 100

14 Rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke dlm daerah

40,000,000 39,990,000 99.98 100

Program Peningk. Sarana Prasarana Aparatur

15 Pemel. rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional

41.400.000 41.390.916 99.98 100.00

16 Pembangunan Gedung 411,000,000 410,731,000 99.93 100

17 Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor

57,500,000 57,354,000 99.75 100

1 2 3 4 5 6

18 Pemel. rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional

41,400,000 41,390,916 99.98 100

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

19 Pendidikan dan Pelatihan Formal

10,000,000 10,000,000 100 100

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Cap Kinerja dan Keu

20 Penyusunan rencana strategis, rencana kinerja,

5,000,000 5,000,000 100 100

Page 85: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 105

dan penetapan kinerja SKPD

Program Peningkatan Kelancaran Pelayanan dan Administrasi Umum

21

Penyediaan honorarium tenaga pengamanan, kebersihan, sopir, dan tenaga lepas lainnya

43,200,000 43,200,000 100 100

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

22 Pengembangan hasil hutan non kayu

69,000,000 68,700,000 99.57 100

23 Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

200,000,000 199,775,600 99.89 100

24 Pengelolaan dan pemanfaatan hutan

154,000,000 144,556,000 93.87 100

25 Pengembangan Industri dan pemasaran hasil hutan

71,990,000 48,510,000 67.38 68

26 Pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan

90,000,000 89,600,000 99.56 100

27 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

30,000,000 30,000,000 100 100

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

28 Pembuatan bibit / benih tanaman kehutanan

80,000,000 80,000,000 100 100

29

Pembinaan, pengendalian, dan pengawasan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan

80,000,000 79,985,000 99.98 100

1 2 3 4 5 6

30

Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan

55,000,000 55,000,000 100 100

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

31 Penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan

90,000,000 89,919,000 99.91 100

32 Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang konservasi

48,000,000 48,000,000 100 100

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

33 Perencanaan RHL 30,000,000 29,990,000 99.97 100

34 Fasilitasi Pinjam pakai dan tukar menukar kawasan hutan

150,000,000 149,881,000 99.92 100

Program Pengembangan Sistem Informasi Geografi Kehutanan

35 Penyusunan data dan statistik kehutanan

30,000,000 29,995,000 99.98 100

Program Pelayanan Publik Urusan Kehutanan

36 Pelayanan pemeriksaan 44,600,000 44,600,000 100 100

Page 86: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 106

dan pengesahan hasil hutan

Program Pemberdayaan Masyarakan Sekitar Hutan

37 Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan (LMDH)

28,960,000 28,875,000 99.71 100

Program Bidang Kehutanan bersumber dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, serta Dana Pendamping

38

Pengadaan dan Peningkatan sarana dan prasarana kehutanan (DAK)

1,267,475,000 257,286,403 90.2 100

3,533,615,000 3,486,812,047 98.8 99.49

Page 87: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 107

PENUTUP BAB IV

A. KESIMPULAN

Dari uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat dikemukakan dan diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kehutanan Kabupaten Blora sebagai konsekuensi

pelaksanaan manajemen kinerja merupakan wujud dukungan pertanggungjawaban sistem administrasi yang

menunjukkan kemampuan menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal,

profesional, efisien, efektif, dan tanggap terhadap aspirasi rakyat serta dinamika perubahan lingkungan strategis.

2. Maksud laporan akuntabilitas kinerja ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja, dengan tujuan memberikan

umpan balik (feedback) yang dapat digunakan manajemen (pimpinan) untuk meningkatkan kualitas pengambilan

keputusan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

3. Secara umum semua program dan kegiatan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun Anggaran berjalan sesuai dengan

target kinerja yang ditetapkan. Ini bisa dilihat dari capain realisasi fisik maupuan keuangan yang mendekati 100%.

Beberapa kegiatan dengan penyerapan anggaran kurang dari 90% yaitu pada kegiatan :

a. Kegiatan Pengembangan Industri dan pemasaran hasil hutan menyerap anggaran sebesar Rp. 48.510.000,- atau

sebesar 67.38 % dari total Rp.71.990.000,-.

Dari anggaran yang tidak terserap sebesar Rp. 23.480.000,- sebagian besarnya merupakan anggaran dari APBD

Perubahan yang merupakan Bantuan Keuangan APBD Perubahan Propinsi Jateng Tahun Anggaran 2013 sebesar

Rp. 22.615.00,- yang tidak terserap karena kurang syarat administratif pada saat pencairannya, dan waktu yang

kurang mencukupi untuk pelaksanaannya.

b. Kegiatan Penyediaan jasa pemeliharaan dan Perijinan kendaraan dinas/ operasional dengan penyerapan anggaran

terealisasi sebesar Rp. 9.288.000- atau sebesar 88.46% dari pagu anggaran sebesar Rp. 10.500.000-.

Dana yang tidak terserap merupakan sisa anggaran dari seluruh jumlah biaya administrasi perijinan kendaraan

dinas/ operasional, sedangkan pelaksanaan kegiatan secara teknis telah 100% terlaksana.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan baik kinerja kegiatan maupun kinerja

pencapaian sasaran dalam pelaksanaan kegiatan pada Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun 2013 dapat dikatakan

telah memperlihatkan kinerja / hasil yang cukup baik dan optimal sesuai dengan rencana tingkat capaian (target) yang telah

ditetapkan, baik pada indikator input, output, outcome, benefit maupun impact. Demikian pula halnya dengan kinerja

pencapaian sasaran pembangunan sektor kehutanan yang secara umum telah mampu memenuhi target sasaran yang telah

ditetapkan sesuai dengan rencana strategis dan arah kebijakan umum. Keberhasilan tersebut diharapkan dapat memberikan

dampak positif terhadap perkembangan laju pertumbuhan usaha sektor kehutanan di Kabupaten Blora.

B. HAMBATAN DAN KENDALA

Page 88: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 108

Sedangkan beberapa hambatan/ kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program maupun kegiatan Dinas

Kehutanan Kabupaten Blora tahun 2013 meliputi :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Pada Dinas KehutananKabupaten Blora Sumber Daya Manusia (SDM) masih belum cukup memadai dan juga

pengetahuan dan ketrampilan terutama keahlian teknis bidang kehutanan, kurangnya pegawai pelaksana sehingga tidak

berimbang antara kegiatan yang dilaksanakan dengan jumlah aparatur yang ada, serta jumlah tenaga penyuluh

kehutanan kurang memadai dibandingkan wilayah kerja yang luas meliputi seluruh desa/ kelurahan yang ada di

Kabupaten Blora yang berjumlah 295 desa/kelurahan.

2. Sarana Kerja dan Perlengkapan

Untuk sarana peralatan kerja masih kurang memadai, secara kualitas maupun kuantitas. Misalnya untuk membuat dan

mencetak peta, Dinas Kehutanan tidak memiliki komputer yang memiliki kapasitas yang memadai, demikian juga printer

juga tidak ada yang dapat mencetak peta. Sedangkan untuk sarana lapangan berupa kendaran belum mampu

menjangkau daerah-daerah yang memiliki medan yang sulit. Hal ini tentu sangat membatasi dan mengurangi kinerja

aparat dalam melaksanakan tugas di lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Blora.

3. Gedung dan ruang kerja

Ruang pertemuan yang belum selesai pembangunannya sehingga kegiatan yang memerlukan ruang yang memadai

harus menggunakan alternatif lain yang berada di luar lingkungan kantor. Di samping itu kondisi ruang kerja masih

belum memadai terutama ruang kerja maupun prasarana kerja pada UPTD Dinas Kehutanan yang ada di 4 (empat)

wilayah yaitu Blora, Cepu, Ngawen dan Randublatung. Pada saat ini, untuk sementara masih bergabung dengan Kantor

UPTD lain ataupun Kantor Kecamatan, demikian juga sarana dan perlengkapan kantor UPTD masih jauh dari ideal.

Sedangkan gedung rapat Dinas Kehutanan Kabupaten Blora diperkirakan akan selesai pengerjaannya pada Tahun

2014, sehingga ke depan tidak ada kendala dalam melaksanakan mengadakan rapat koordinasi dengan stakeholders

yang berkaitan dengan sektor kehutanan.

4. Anggaran

Terbatasnya anggaran sehingga masih banyak kegiatan yang tidak terakomodir, atau kurang optimal dalam

pelaksanaannya. Sedangkan kalau melihat dari lingkup yang menjadi tanggung jawab Dinas Kehutanan sangat luas,

meliputi sektor kehutanan dari hulu sampai ke hilir kegiatan prioritas Dinas Kehutanan yang tidak dianggarkan,

utamanya menyangkut peningkatan kesejahteraan petani hutan rakyat.

5. Penyusunan LAKIP

Kurangnya kemampuan dan pengetahuan aparatur dalam penyusunan LAKIP, terutama terkait dengan menentukan

indikator kinerja sasaran/ outcome/ output dalam program/ kegiatan yang ada. Hal ini tentu akan berdampak pada

penentuan langkah kebijakan/ strategi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kurang menggambarkan tingkat keberhasilan

dalam pelaksanaannya.

C. SARAN

Dari permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan tugas tersebut, pada masa yang akan datang harus dilakukan

Page 89: Lakip dinhut blora th 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

Page 109

perbaikan melalui peningkatan dan pengembangan aparatur di lingkungan Dinas Kehutanan melalui pendidikan serta diklat

yang dikuti oleh semua staf setiap tahunnya, fungsional maupun tenaga teknis; membangun sistim pengumpulan data

kinerja dengan baik demi terciptanya perencanaan yang akurat demi terciptanya pembangunan kehutanan yang

berdasarkan aspirasi dari masyarakat dan pemangku kepentingan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelaksanaan kegiatan pembangunan sektor kehutanan di tahun- tahun

mendatang masih perlu diarahkan pada upaya-upaya untuk :

1. Lebih meningkatkan akses para petani ataupun Kelompok Tani Hutan Rakyat serta pelaku industri pengolahan hasil

hutan dalam kepemilikan sarana produksi.

2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan SDM Kehutanan, baik petugas maupun petani maupun pelaku

industri pengolahan hasil hutan melalui upaya-upaya pembinaan dan bimbingan teknis, penyuluhan kehutanan, serta

pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

3. Memperkuat kelembagaan tani dan usaha tani melalui upaya- upaya fasilitasi, baik pada bagian hulu melalui optimalisasi

fungsi kawasan hutan dengan penanaman TBK (Tanaman Bawah Tegakan), peningkatan hasil hutan kayu maupun non

kayu, pengolahan produksi hasil hutan, serta kelembagaan ekonomi/ keuangan yang menunjang produktifitas

pembangunan sektor kehutanan.

4. Adanya dukungan dari semua pihak terkait, terutama pemerintahan dalam memfasilitasi serta menjalankan kebijakan-

kebijakan yang berhubungan dan mendukung keberhasilan program-program yang dilakukan dan dilaksanakan agar

mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat diteruskan secara berkesinambungan pada tahun-tahun selanjutnya.

Prasyarat keberhasilan implementasi kebijakan, program, dan kegiatan masa depan

adalah meningkatkan aparatur yang profesional serta dapat dipercaya masyarakat melalui penataan SDM aparatur yang

berkesinambungan berdasarkan kualifikasi dan kompetensi jabatan sesuai dengan beban kerja masing- masing Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD), serta adanya perilaku kinerja aparatur yang dapat bekerja ”tuntas” berdasarkan norma

hukum, etika birokrasi pemerintah, serta berbasiskan manajemen kinerja sehingga bebas dari Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme (KKN). Hal ini akan memantapkan dan memperkuat modal sosial dengan ciri adanya kepercayaan (trust)

masyarakat kepada Pemerintah Daerah.

Blora, Juli 2014

KEPALA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BLORA

Ir. RENI MIHARTI, M.Agr.Bus Pembina Utama Muda

NIP. 19620316 198903 2 004